PERANAN TENAGA KERJA WANITA SEBAGAI BURUH DI
INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA
DI KECAMATAN RAMBUTAN
KOTA TEBING TINGGI
SKRIPSI
OLEH :
TRI KUNTARI DEVIRA 080309011
PKP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERANAN TENAGA KERJA WANITA SEBAGAI BURUH DI
INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA
DI KECAMATAN RAMBUTAN
KOTA TEBING TINGGI
Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarana Di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. A.T Hutajulu, MS ) (Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) NIP : 194606181980032001 NIP : 195411111981031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Tri Kuntari Devira (080309011), dengan judul “PERANAN TENAGA KERJA WANITASEBAGAI BURUH PADA INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI”.Penelitian ini dibimbing oleh ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS dan bapak Ir. Hasman Hasyim, Msi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip, mengetahui pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh, untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagi buruh pada industri kacang intip terhadap total pendapatan keluarga dan untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip.
Metode penelitian yang digunakan untuk daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu mentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup besar yaitu 120,38 jam dalam satu bulan,pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip adalah sebesar Rp. 481.280/bulan dan kontribusi tenaga kerja wanita sebagi buruh didaerah penelitian sebesar 25,64 % serta alasan tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga, mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.
RIWAYAT HIDUP
TRI KUNTARI DEVIRAdilahirkan di sei silau kisaran pada tanggal 13 desember 1989, putri ketiga dari tiga bersaudara dari keluarga bapak Djumali
dan ibu sukapti wati fah tari.
Jenjang pendidikan.
Tahun 2002, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 112174 N-6
Bilah Hulu Aek Nabara Labuhan Batu.
Tahun 2005, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menegah Lanjutan Tingkat
Pertama di SLTP N 1 Torgamba Labuhan Batu
Tahun 2008, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menegah Atas di SMA N 1
Torgamba Labuhan Batu Selatan.
Tahun 2008, melalui jalur PMP (Panduan Minat dan Prestasi) Di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Jurusan Agribisnis Program
Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian.
Tahun 2012, mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Perhutaan Silau,
Kecamatan Pulau Bandring Kabupaten Asahan.
Tahun 2012, melakukan penelitian Skripsi di industri kacang intip di Kecamatan
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat allah swt, berkat rahmat dan hidayah serta
limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan
berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan yang
membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini
dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS selaku ketua pembimbing skripsi yang mana telah
banyak membimbing, mengarahkan dan memotivasi agar skripsi dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim,M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang
mana telah banyak membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Ibu Dr. Salmiah MS, selaku ketua departemen agribisnis FP USU dan bapak
Dr.Ir. Satia Negara Lubis,M.Ec selaku sekretaris Departemen Agribisnis FP
USU.
4. Para dosen,staff pegawai departemen Agribisnin FP USU
5. Ibunda tercinta Sukafti Wati Fah Tari dan ayahanda Djumali serta kakanda
Eka Desiana Malianti ST dan Dwi Ajeng Fitria Juningsih saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala keikhlasan dalam doa dan
dukungan serta semangat yang diberikan selama mengikuti pendidikan
6. Pinta Marito Daulay, Amalia Ritonga, Ulfy Widya Sari, Mila Zulfa, Rofiqoh
Ahmad SP,Asni, Maulidya Sari, silvira SP,kiki, Tumpak, Abdi, Azmi, yang
telah banyak membantu dan bersedia berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi
ini dan teman-teman seperjuangan departemen agribisnis’08 khususnya
Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT membalas segala
kebaikan mereka semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan dapat
bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun redaksinya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukkan yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semogha skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua .Amin Ya Robal Alamin
Medan, Mei 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA Industri Rumah Tangga ... 6
Tenaga Kerja Wanita ... 8
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita ... 10
Pendapatan Rumah Tangga ... 11
Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Wanita ... 14
Kerangka Pemikiran ... 16
METODE PENELITIAN
Metode penentuan Daerah Penelitian ... 19
Metode Penentuan Sampel ... 19
Metode Pengumpulan Data...20
Metode Analisis Data...21
Definisi dan Batasan Operasional...22
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Gambaran umum daerah penelitian...24
Keadaan Umum...25
Sarana dan Prasana...28
Karakteristik Responden...29
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran tata pengolahan Industri Kacang Intip ... 32
Curahan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Kacang Intip ...45
Pendapatan Kerja Wanita Sebagai Buruh... 46
Pendapatan Keluarga...47
Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga ... 49
Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Dalam Industri Rumah Tangga.50 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 52
Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No.Judul Halaman
1. Jumlah Industri Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan
Kota Tebing Tinggi...19
2. Spesifikasi Pengumpulan Data...20
3. Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kecamatan di Kota Tebing Tinggi 2010...25
4. Luas Wilayah Kecamatan Rambutan...26
5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan
Jenis Kelamin Menurut Kelurahan...26
6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012
Berdasarkan Usia...27
7. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012
Menurut Agama...27
8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan
Menurut Jenis Mata Pencaharian...28
9. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Rambutan,
Kota Tebing Tinggi, Tahun 2012...29
10.Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita
Pada Industri Kacang Intip...30
11.Rataan curahan tenaga kerja dan volume kacang yang dilipat dalam
industri kacang intip didaerah penelitian perminggu dan perbulan...46
12.Rata-rata upah tenaga kerja wanita pada
industri kacang intip didaerah penelitian (Rp/ Bulan)...47
13.Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan...48
14.Total Pendapatan Keluarga tenaga kerja wanita yang bekerja
15.Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri
Kacang Intip Didaerah Penelitian...50
16.Frekuensi Wanita Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai Buruh
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Kerangka Pemikiran Peranan Tenaga Kerja Wanita
Sebagai Buruh Pada Industri Kacang Intip Dan KontribusinyaTerhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kota Tebing Tinggi...17
2. Persedian Tepung Terigu...33
3. Persediaan Bawang Putih...34
4. Persediaan Bawangtepung Tapioka...34
5. Proses memasukkan tepung terigu ke mesin pengaduk...35
6. Proses memasukkan gula halus ke mesin pengaduk...35
7. Proses Memasukkan Garam Kemesin Pengaduk...36
8. Proses Memasukkan Bawang Putih Ke Mesin Pengaduk...36
9. Proses Memasukkan Tepung Tapioka Ke Mesin Pengaduk...37
10.Proses Memasukkan Minyak Sayur Kedalam Mesin Pengaduk...37
11. Proses Memasukan Air Kedalam Mesin Pengaduk...38
12. Proses Pencampuran Seluruh Bahan...39
13. Proses Pemipihan Adonan Pada Mesin Penggiling...39
14. Proses Pemotongan Memanjang Adonan...40
15. Proses Pemotongan Adonan Kulit Menjadi Bentuk Persegi...41
16. Proses Melipat Kacang Tanah Ke Adonan Kulit...41
17. Tenaga Kerja Wanita Yang Sedang Melipat Kacang Intip...42
18. Proses Penggorengan...43
19. Kacang Intip Yang Telah Digoreng Dan Di Tiriskan...43
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Dan Keluarganya
2. Curahan Tenaga Kerja Wanita Dan Volume Kacang Intip Yang Dilipat Per Hari, Minggu Dan Bulan
3. Jumlah Pendapatan Tenaga Kerja Wanita sebagai buruh/Bulan
4. Analisis Kontribusi Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Perbulan.
ABSTRAK
Tri Kuntari Devira (080309011), dengan judul “PERANAN TENAGA KERJA WANITASEBAGAI BURUH PADA INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI”.Penelitian ini dibimbing oleh ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS dan bapak Ir. Hasman Hasyim, Msi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip, mengetahui pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh, untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagi buruh pada industri kacang intip terhadap total pendapatan keluarga dan untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip.
Metode penelitian yang digunakan untuk daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu mentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup besar yaitu 120,38 jam dalam satu bulan,pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip adalah sebesar Rp. 481.280/bulan dan kontribusi tenaga kerja wanita sebagi buruh didaerah penelitian sebesar 25,64 % serta alasan tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga, mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Strategi revitalisasi pertanian adalah salah satu dari strategi tiga jalur
(tripletrack strategy) yang digunakan pemerintahan kabinet Indonesia bersatu.
Ketiga jalur strategi itu adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi diatas 6,5
persen pertahun melalui percepatan investasi dan ekspor, pembenahan sektor rill
untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan
kerja barudan revitalisasi sektor pertanian dan pedesaan untuk berkontribusi pada
pengentasan kemiskinan (Arifin, 2005).
Masalah angkatan kerja dan pengangguran merupakan masalah yang
sering dibicarakan.Salah satunya lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat
menampung angkatan kerja yang menganggur adalah sektor industri.Pusat-pusat
industri dan berbagai sektor formal, khususnya bagi golongan masyarakat
bergolongan rendah sulit ditembus karena mereka pada umumnya tidak memenuhi
syarat pendidikan minimum yang diterapkan. Karena itu langkah yang diambil
pemerintah antara laindengan menetapkan pengembangan usaha mandiri di sektor
informal sebagai terobosan guna memperluas kesempatan kerja (Hartoyo, 1993).
Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan,
karena semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara semakin kecil peranan
sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja. Akan tetapi sebaliknya
sektor industri semakin penting perannya dalam menampung tenaga kerja
Demikian pula, terlalu salah apabila beranggapan bahwa sektor pertanian
akan digunakan sebagai penyerap angkatan kerja yang mengalami pertumbuhan
sangat cepat. Produktivitas sektor pertanian yang cukup rendah saat ini, misalnya
dalam produk pangan sampai saat ini belum ada lagi kisah spektakuler seperti
pada revolusi hijau sekitar satu generasi yang lalu yang mampu meningkatkan
produktivitas empat kali lipat. Akibatnya produktivitas tenaga kerja yang terlibat
dalam sektor pertanian pasti cukup rendah karena tambahan tenaga kerja masih
lebih cepat dibanding pertumbuhan kapasitas produksi pertanian, terutama bahan
pangan, dengan kata lain, mengandalkan penyerapan dan tambahan produktifitas
tenaga kerja hanya dari sektor pertanian tidak akan mampu menolong mereka
yang bahkan terlibat langsung dalam sektor pertanian (Arifin, 2005).
Dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian
menjadi meningkat karena barang tersebut mampu menerobos pasar, baik pasar
domestik, maupun pasar luar negeri. Sekarang dalam kondisi perekonomian
dimana sektor industri harus dikembangkan secara berimbang dengan
pengembangan sektor lain dan juga sektor industri yang didukung oleh sektor
pertanian, maka pertumbuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku
pertanian menjadi berkembang dengan pesat (Soekartawi, 1991).
Semakin tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan pendapatan,
maka masyarakat semakin berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi
baru dalam dunia usaha industri rumahan.Selain untuk meningkatkan pendapatan
rumah tangga, juga membuka peluang untuk menyerap angkatan kerja, terutama
Secara normatif pria aktif dalam kegiatan mencari nafkah, wanita adalah
pekerja rumah tangga. Namun fakta dilapangan, ternyata wanita disamping
melakukan pekerjaan rumah tangga juga aktif dalam mencari nafkah. Tentu hal ini
disebabkan rendahnya pendapatan suami/pria maka wanita/isteri mau tidak mau
harus ikut aktif dalam kegiatan nafkah sehingga kebutuhan keluarga dapat
terpenuhi.
Meningkatnya tenaga kerja wanita dalam kegiatan nafkah karena
tersedianya lapangan kerja yang mudah dimasuki oleh wanita seperti usaha
dagang, buka warung, pembantu rumah tangga maupun pekerjaan dalam industri
rumah tangga khususnya industri rumah tangga tergolong masih usaha sederhana
dan tradisional, ditinjau dari modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar untuk
memulai suatu usaha.Tetapi usaha industri kecil sebenarnya mempunyai potensi
yang cukup besar dalam ikut membangun perekonomian dan membantu
mengatasi pengangguran. Industri rumah tangga paling banyak merekrut tenaga
kerja wanita dikarenakan wanita mempunyai spesifikasi tersendiri dalam
pekerjaan di bidang industri, contohnya industri konveksi, kerajinan tangan,
makanan olahan seperti industri kacang intip, dodol dan lain-lain. Hal ini
disebabkan lapangan pekerjaan tersebut tidak membutuhkan persyaratan yang
tinggi, modal yang besar dan lain-lain.
Kacang tanah adalah salah satu produk pertanian yang disukai oleh
masyarakat karena selain rasanya yang enak tetapi juga kandungan protein dan
karbohidrat yang baik untuk tubuh. Sebagai bahan makanan kacang tanah dapat
seperti selai, kacang atom, kacang telur bahkan tambahan pembuatan kue seperti
kue kacang, kacang intip dan lain sebagainya.
Pengolahan hasil pertanian di Tebing Tinggi didominasi oleh industri
rumah tangga yang sebahagian besar tenaga kerjanya adalah wanita yang
berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian seperti produk olahan dari
kacang tanah yaitu kacang intip. Industri rumah tangga kacang intip secara umum
di dominasi oleh wanita dan lokasinya dekat dengan permukiman penduduk. Di
kota Tebing Tinggi terdapat satu industri kacang intip yang semua tenaga kerjanya
adalah wanita. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti peran tenaga
kerja wanita dalam industri kacang intip dan sumbangannya terhadap pendapatan
keluarga.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa
masalah penelitian yaitu
1. Bagaimana curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang
intip?
2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh wanita sebagai buruh?
3. Berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh
terhadap pendapatan rumah tangga?
4. Apa alasan tenaga kerja wanita mau bekerja sebagai buruh diindustri kacang
Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita pada industri kacang intip.
2. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja wanita.
3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tenaga kerja wanita terhadap
pendapatan rumah tangga.
4. Untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita mau bekerja sebagai
buruh pada industri kacang intip.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini
1. Sebagai gambaran atau informasi bagi pembuat keputusan untuk
meningkatkan tenaga kerja wanita dalam usaha kacang intip.
2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya untuk meningkatkan industri rumah tangga kacang
TINJAUAN PUSTAKA
Industri Rumah Tangga
Tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak mampu menampung secara penuh jumlah tenaga kerja yang
ada. Upayapemerintah dalam menangani masalah tersebut diantaranya melalui
program transmigrasi, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, juga dengan
menggalakkan berbagai jenis pengembangan usaha-usaha industri kecil, koperasi
dan industri rumah tangga. Pengembangan usaha berskala kecil pada
kelompok-kelompok masyarakat kemudian menjadi salah satu alternatif
penyelesaianmasalah surplus tenaga kerja, utamanya ditujukan untuk menjadi
wadah bagi upaya pembinaan wirausaha di kalangan masyarakat (Tjiptoherijanto,
1999).
Pada masa sekarang ini semakin banyak barang dan jasa yang diperjual
belikan dan dikonsumsi masyarakat. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli dalam
jumlah, kualitas, model, dan ukuran yang beraneka macam. Hal ini didukung oleh
adanya kegiatan untuk menambah atau menciptakan kegunaan barang dan jasa
tersebut. Usaha atau kegiatan ini dilaksanakan melalui sistem produksi, dengan
mengubah faktor-faktor produksi yang tersedia sehingga menjadi barang dan jasa.
Faktor-faktor produksi tersebut seperti telah diketahui yaitu tenaga kerja, modal,
mesin, metode, dan bahan baku (Sumarni, dkk. 2005).
Secara umum ada dua jenis industri rumahan yang muncul akibat proses
industrialisasi yang berlangsung, yang pertama, unit-unit usaha rumah tangga
sebagai sistem subkontrak. Kedua, jenis-jenis usaha rumah tangga yang secara
langsung terlepas dari proses industrialisasi. Unit-unit usaha ini cenderung
memanfaatkan sumber daya alam yang masih dapat dijangkaunya dan
memanfaatkan sumber daya manusia seperti perempuan-perempuan yang
terlempar dari arus proses industrialisasi yang berlangsung. Jenis kedua
tersebutlah yang berkembang menjadi sektor-sektor ekonomi di pedesaan
(Chotim dan Ratih, 2004).
Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena
pertimbangan sebagai berikut :
1. Meningkatkan nilai tambah
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengelolahan yang baik
oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang
diproses. Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas
pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan
mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi pengusaha ini
menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai
tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik
pasar domestik, maupun pasar luar negeri.
2. Kualitas hasil
Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas.
Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan
menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi
harga barang itu sendiri
3. Penyerapan tenaga kerja
Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap.
Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja
yang relatif besar pada kegiatan pengolahan.
4. Meningkatkan keterampilan
Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan
keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh
hasil penerimaan usahatani yang lebih besar.
5. Meningkatkan pendapatan
Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan
total penerimaan lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya
petani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil
yang lebih baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya mendatangkan total
penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1991).
Tenaga Kerja Wanita
Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja merupakan suatu
fenomena yang umum di Indonesia. Hal ini sesuai dengan GBHN Bab IV
mengenai “peranan wanita dalam pembangunan dan pembinaan bangsa”, yang
pria maupun wanita secara maksimal disegala bidang”. Oleh karena itu, wanita
mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut
serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan (Notopuro, 1979).
Diferensiasi peranan dalam keluarga ada, karena adanya perbedaan umur,
seks, generasi, posisi ekonomi dan pembagian kekuasaan. Perbedaan peranan
dalam keluarga masyarakat yang patrilinear selain disebabkan oleh faktor biologis
juga disebabkan oleh faktor sosial budaya karena sistem kekerabatan tersebut,
dimana pria lebih meraja dalam sistem ini. Sejak kecil anak laki-laki dididik dan
diarahkan untuk menempati status yang berorientasi ke masyarakat luas dalam
bertanggung jawab atas kelangsungan rumah tangga dan kerabatnya: merajai
pewarisan tanah adat sebagai sumber nafkah dan dalam kegiatan- kegiatan
seremonial atau sosial lainnya. Wanita dididik mengarah kepada menangani
urusan rumah tangga. Namun diduga sedang terjadi perubahan dalam peranan
yang ada yaitu wanita bukan saja mengurus rumah tangga, tetapi juga berperan
dalam pencarian nafkah demikian juga pria sebaliknya (Hutajulu, 1987).
Secara konseptual ada beberapa macam pengelompokan kerja perempuan,
seperti sistem produksi subsistem yaitu pekerjaan tanpa upah dalam sistem
produksi keluarga, sistem putting-up, seperti pekerjaan rumah (home worker),
pembantu rumah tangga, buruh upahan, dan usaha mandiri (self employed). Semua
itu menunjukkan bahwa hanya itulah ruang yang tersisa bagi perempuan marjinal
(Chotim dan Ratih, 2004).
Konteks pembangunan segala sumber daya seharusnya dikembangkan dan
dalamnya wanita yaitu dengan usaha meningkatkan peran wanita, baik dalam
lingkup rumah tangga maupun dalam lingkup masyarakat. Jadi wanita dalam
statusnya sebagai ibu rumah tangga memiliki peranan untuk mengatur rumah
tangga dengan kegiatannya yang terpusat sekitar rumah dan kegiatan pria di luar
rumah. (Sajogyo, 1983).
Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam
peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi
kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi
yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami
(Moenandar, 1985).
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Produktivitas adalah rasio antara outputdan input dari suatu proses
produksi dalamperiode tertentu, dimana input terdiri atasmanajemen, tenaga kerja,
biaya produksi,peralatan serta waktu, sedangkan output meliputi produksi, produk
penjualan sertapendapatan (Mangkuprawira,2007).
Produktivitas merupakan perbandinganantara hasil yang dapat dicapai
dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan per satuan waktu. Peningkatan
produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan
produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga
manusia yang memanfaatkannya (Sumarsono, 2003).
Perkembangan kewirausahaan wanita sangat berpotensi sebagai motor
utama pendorong proses pemberdayaan wanita, transformasi sosial dan
wanita juga mempengaruhinya dalam memanfaatkan waktu dan pendapatan
mereka. Dapat diduga bahwa wanita dengan pendidikan yang lebih baik dapat
menyeleksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih baik dibandingkan wanita yang
berpendidikan lebih rendah (Tambunan, 2009).
Besarnya jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor yang akan
dipertimbangkan dan merupakan pendorong bagi isteri dalam mengambil
keputusan bekerja, yang menyangkut waktu, jenis dan harapan dalam
pekerjaannya. Jumlah tanggungan keluarga dapat mencerminkan jumlah
pengeluaran rumah tangga. Dengan demikian akan mendorong tenaga kerja untuk
bekerja lebih giat, hal ini akan meningkatkan produktivitas sehingga penerimaan
atau pendapatan akan bertambah. Namun apabila tanggungan keluarga bukan
merupakan usia angkatan kerja maka keadaan ini akan mengurangi produktivitas
(Sayogyo, 1983).
Partisipasi tenaga kerja wanita dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu di
bidang pertanian sejak semula dalam memenuhi kebutuhan pokoknya tenaga
kerja wanita dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada, yaitu tenaga laki-laki
dalam mengerjakan ladangnya atau sawah, tegalan dan kebunnya. Kini dengan
berkembangnya industri yang tersedianya pekerjaan yang cocok bagi wanita
(Sajogyo, 1986).
Pendapatan Rumah Tangga
Menurut Tinker dalam Hutajulu (1987) untuk melihat kedudukan wanita
dalam perekonomian rumah tangga para ahli lebih menitikberatkan perhatiannya
keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya. Suatu ciri dari
rumah tangga pada masyarakat agraris adalah sebagai kesatuan dasar dalam
kegiatan produksi, konsumsi dan reproduksi. Tujuan utama daripada rumah
tangga di pedesaan adalah untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan daripada
anggota. Maka setiap pria, wanita, tua maupun muda semua mempunyai peranan
yang penting dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
1. Pendapatan Isteri
Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatanterhadap total pendapatan
rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari
jenis kegiatan yangbersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tanggacenderung
dipengaruhi dominasi sumber-sumberpendapatan. Jenis-jenis pendapatan yang
berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat
dilakukan setiap saat sepanjang tahun (Nurmanaf, 2006).
Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan
perbaikan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari
upaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja dibidang pertanian
atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada
umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam
keluarga, wanita akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam
keluarga dan juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang
berisiko tinggi apabila keadaan keluarga mengharuskan untuk berbuat demikian
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti
sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, dan sebagai pencari nafkah. Ini
pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seseorang wanita yang terkait
dalam gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri
sepenuhnya demi kesejahteraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak
puas dalam ketiga peran diatas dan sering keadaan ekonomi keluarganya
menuntut untuk bekerja di luar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah
penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985).
Pola curahan tenaga kerja wanita dan pria pada tingkat rumah tangga
dengan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Hal
tersebut akan dihubungkan dengan pola pendapatan atau upah rumah tangga,
serta lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Hubungan tersebut akan
mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta
kesejahteraannya (Sayogyo, 1983).
2. Pendapatan suami
Pendapatan seseorang (wanita atau pria) telah menetapkan mereka pada
posisi sentral perekonomian rumah tangga. Sayangnya posisi sentral ini sering
tidak tampak karena nilai-nilai patriarki yang membudaya di masyarakat. Seperti
konsep bahwa kepala rumah tangga dan pencari nafkah adalah pria. Konsep ini
telah membawa implikasi pada kerja produktif wanita yang selalu dipandang
oleh masyarakat dan kadang-kadang oleh wanita sendiri sebagai kerja sampingan
Partisipasi laki-laki dalam golongan kajian wanita justru perlu, mengingat
bahwa pembahasan perempun hanya bermakna bila dilakukan dalam konteks
lingkungannya, termasuk bahwa dalam setiap lingkungan dimana ia berada selalu
ada pula laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu program kajian wanita
diperkaya dengan adanya partisipasi kaum laki-laki, karena yang dituju bukan
suatu masyarakat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini
juga dapat dilihat pada dominasi pendapatan rumah tangga tidak melulu
didominasi oleh pendapatan kaum lelaki saja tetapi juga ada kaum perempuan
yang turut andil di dalamnya (Ihromi, 1995).
Suatu kenyataan menunjukkan bahwa kultur dominasi laki-laki merupakan
aspek yang tidak begitu saja disingkirkan meskipun perempuan desa telah
terbiasa melakukan prilaku mandiri sejak dini. Biasanya anak-anak tergantung
pada orang tuanya sampai mereka menikah. Kondisi ini menyebabkan
perempuan lebih banyak tergantung kepada orang lain dan kurang mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan kemandirian (Notopuro, 1979).
Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Wanita
1. Umur
Umur tenaga kerja adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan
kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan, umur dapat dijadikan sebagai
tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dengan
kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat
bekerja dengan baik dan maksimal (Anonimous, 2012).
Banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang diterima seseorang
akan berpengaruh terhadap kecakapannya dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu
kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam
menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga.Tingkat pendidikan formal yang
dimiliki akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk
menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahanya. Pendidikan
rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya
alam yang tersedia (Anonimous, 2012).
3. Lamanya bekerja
Pengalaman seseorang dalam bekerja berpengaruh dalam menerima
inovasi dari luar. Lamanya bekerja untuk setiap orang berbeda beda, oleh karena
itu lamanya bekerja dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan
kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal yang baik untuk waktu
waktu berikutnya (Anonimous, 2012).
Lama waktu kerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut.
Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai
kemampuan untuk bekerja. Waktu maksimal seseorang bekerja selama 7 jam per
hari (Suratiyah, 2009).
4. Jumlah tanggungan keluarga
Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang
akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan
mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 1991).
Kerangka Pemikiran
Usaha pengolahan kacang intip merupakan salah satu jenis industri
dengan memanfaatkan kacang tanah sebagai bahan baku utamanya, dimana
kacang tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara
komersil. Industri kacang intip di daerah penelitian masih sederhana dan masih
tergolong usaha rumah tangga. Usaha ini membantu masyarakat sekitar,
khususnya kaum wanita untuk menambah penghasilan dengan menjadi buruh
pada usaha tersebut.
Peran tenaga kerja wanita dapat dilihat dari besarnya sumbangan
pendapatan yang diberikan oleh si isteri terhadap pemenuhan kebutuhan rumah
tangga. Selain sebagai ibu rumah tangga juga berperan dalam peningkatan
pendapatan keluarga. Industri kacang intip dapat menciptakan kesempatan kerja
bagi tenaga kerja wanita untuk mengolah usaha kacang intip. Hal ini membuka
peluang bagi wanita untuk menambah pendapatan keluarga. Adapun kegiatan
yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita pada industri kacang intip adalah
mengadon, mencetak, membentuk, melipat dan mengemas. Pendapatan rumah
tangga secara keseluruhan adalah pendapatan suami yang ditambah dengan
pendapatan isteri atau anggota keluarga lainnya jika ada. Jadi secara
keseluruhannya mempengaruhi pendapatan rumah tangga, bukan hanya dari
Keterangan
Dari uraian diatas secara sistematis dapat disusun kerangka pemikiran
seperti tertera dibawah ini :
Menyatakan mempengaruhi
Industri kacang intip
Tenaga kerja wanita
curahan tenaga kerja wanita
Pendapatan suami Upah/pendapatan isteri
Pendapatan rumah tangga
Alasan Tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh pada
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Peranan Tenaga Kerja Wanita Sebagai Buruh
Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga Di Kota Tebing Tinggi.
Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka disusun hipotesis penelitian
adalah
1. Curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup
besar.
2. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh cukup besar.
3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh pada industri kacang
METODE PENELITIAN
Metode penentuan daerah penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Tebing Tinggi. Penelitian ditentukan
secara purposive (sengaja) hal ini dikarenakan kota Tebing Tinggi merupakan
salah satu daerah sentra industri rumah tangga yang cukup banyak merekrut
jumlah tenaga kerja. Terutama industri kacang intip yang hampir keseluruhan
tenaga kerjanya memanfaatkan tenaga kerja wanita, yang terletak di kelurahan
karya jaya Kecamatan Rambutan yang merupakan daerah paling banyak terdapat
industri rumah tangga dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Industri Rumah Tangga di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi
No Kelurahan Industri
Besar/sedang Kecil Rumah tangga jumlah
1. Rantau laban - - 5 5
2. Sri padang 1 1 2 3
3. Karya jaya 2 3 31 35
4. Lalang - 1 9 10
5. Tanjung merulak - - 13 13
6. Tanjung merulak hilir
- 3 12 15
7. Mekar sentosa - - 7 7
Jumlah 2 8 79 89
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2011
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus
atau mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian.
Jumlah populasi tenaga kerja wanita yang ada di daerah penelitian atau pada satu
unit industri kacang intip adalah 25 orang tenaga kerja wanita.
Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap artinya
semua individu yang ada dalam populasi diambil (dicacah) sebagai responden.
(Daniel, 2002).
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman pada kuesioner, dimana sampel
akan memberikan jawaban berdasarkan pilihan yang tersedia atau mengisi
langsung dalam kuesioner. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan
langsung terhadap objek studi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS,
kantor dinas perindustrian dan perdagangan Tebing Tinggi dan instansi lain yang
terkait baik tingkat provinsi maupun daerah penelitian, serta bahan-bahan yang
Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber data Metode
1. Identitas sampel Responden Wawancara
(dengan kuesioner)
2. Jumlah kacang intip yang dapat
dikerjakan Responden
Wawancara (dengan kuesioner)
3. Pendapatan sampel Responden Wawancara
(dengan kuesioner)
4. Pendapatan keluarga Reponden Wawancara
(dengan kuesioner)
5. Masalah dan upaya Responden Wawancara
(dengan kuesioner)
Metode Analisis Data
Hipotesis 1 yaitu mengenai curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh pada industri kacang intip dianalis secara deskriptif yaitu dengan cara
menjelaskan berapa besar curahan tenaga kerja wanita terhadap usaha kacang
intip.
Hipotesis 2 pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh dihitung berdasarkan seberapa banyak buah kacang intip yang telah dilipat (belum
digoreng), menurut pra penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa upah
dihitung dari jumlah kacang yang dilipat adalah Rp. 2000/Kg.
dengan tabulasi sederhana yaitu berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja
wanita terhadap total pendapatan keluarga.
Apabila :
Kontribusi > 30 % berarti sumbangannya tinggi.
Kontribusi < 30 % berarti sumbangannya rendah.
Untuk menghitung kontribusi tenaga kerja wanita dilihat dengan :
Kontribusi wanita
=
�������������������������������������������������������������� x 100%
Total Pendapatan Keluarga = Pendapatan Suami + Pendapatan Isteri
Hipotesis 4 dianalisis dengan metode deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan alasan-alasan mengapa wanita mau menjadi buruh pada industri
kacang intip.
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami
penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
1. Definisi
1. Peranan merupakan status maupun kedudukan seseorang dalam suatu
keadaan.
2. Peranan tenaga kerja wanita sebagai buruh adalah partisispasi tenaga kerja
wanita dalam berbagai kegiatan, baik dalam rumah tangga atau luar rumah
3. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja wanita yang bekerja pada industri
kacang intip.
4. Kontribusi adalah besarnya sumbangan penghasilan pendapatan wanita
tenaga kerja pada usaha kacang intip terhadap keluarga secara individual
dibanding dengan total pendapatan keluarga.
5. Kacang intip adalah makanan olahan kacang tanah yang dipadukan dengan
tepung terigu, gula pasir dan beberapa bahan pelengkap lainnya.
6. Pendapatan keluarga adalah pendapatan wanita tenaga kerja pada industri
kacang intip ditambah pendapatan suami.
7. Pendapatan tenaga kerja wanita sampel adalah upah yang diterima dari
industri kacang intip yaitu volume.
8. Curahan tenaga kerja wanita dalam industri kacang intip adalah lamanya
melipat adonan kulit ke kacang tanah per hari dengan nilai upah Rp. 2000/Kg.
9. Umur sampel adalah umur tenaga kerja wanita sampel sampai saat penelitiaan
dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun.
10.Tingkat pendidikan sampel adalah pendidikan formal terakhir yang pernah
ditempuh oleh sampel dinyatakan dalam tahun.
11.Lama bekerja adalah lamanya sampel bekerja di tempat penelitian yang
dinyatakan dalam tahun.
12.Jumlah tanggungan keluarga adalah semua anggota keluarga yang masih
menjadi beban tanggungan tenaga kerja wanita pada saat penelitian (dalam
satuan orang).
2. Batasan Operasional
2. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita ibu rumah tangga yang bekerja
sebagai buruh di industri kacang intip.
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan kota dari 33
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan
(Ibukota Provinsi Sumatera Utara) serta terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu
menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera melalui lintas
diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi beriklim tropis dataran rendah. Ketinggian 24 – 26 meter di
atas permukaan laut dengan topografi mendatar dan bergelombang. Temperatur
udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 25° - 27 °C. Sebagaimana kota di
Sumatera Utara, curah hujan per tahun rata-rata 1.77
kelembaban udara 80%-90%.
Penelitian dilakukan di industri rumah tangga di Kelurahan Karya Jaya di
Kecamatan Rambutan. Secara fisik Kecamatan ini terletak pada bagian utara Kota
Tebing Tinggi sekaligus juga sebagai pintu gerbang masuk dari arah Kota Medan.
Kecamatan Rambutan memiliki jarak orbitasi ± 4 Km dari pusat kota Tebing
Tinggi dan ± 82 Km dari pusat pemerintahan Sumatera Utara. Secara geografis
Kecamatan Rambutan terletak diantara 3190 - 320 LU + 910 - 980 11’ BT. Wilayah
Kecamatan Rambutan merupakan dataran rendah dengan luas wilayah 593,5 Ha.
Sebelah Timur : Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi
Sebelah Selatan : Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Bajenis
Sebelah Barat : Kecamatan Bajenis
Keadaan Penduduk
Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk yang cukup banyak. Data BPS
2010 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tercatat
145.859 jiwa seperti tertera pada Tabel 3. Kota Tebing Tinggi memiliki 5
kecamatan.
Tabel 3. LuasWilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Dikota Tebing Tinggi2010
Kecamatan Luas wilayah Penduduk ( jiwa) Kepadatan
penduduk
Pembagian luas Kecamatan dapat di lihat sebagai berikut:
Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Rambutan
No. Kelurahan Luas (ha)
1. Mekar Sentosa 88,17
2. Rantau Laban 11,63
3. Lalang 89,70
4. Tanjung Marulak Hilir 48,19
5. Tanjung Marulak hilir 65,31
6. Sri Padang 61,30
7. Karya Jaya 229,20
JUMLAH 593,50
Sumber Kantor Camat Rambutan Tebing Tinggi
Selanjutnya gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan
No Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah
(jiwa)
Populasi penduduk tersebut dapat dirinci sesuai komposisi menurut struktur usia antara lain :
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Berdasarkan Usia
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)
0-6 2.457 2.302 4.759 15,52
Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi
Dari Tabel 6 dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang terbesar
adalah kelompok umur 26-55 sebesar 33,70%, menyusul kelompok umur 7-16
yaitu 20,14%, kelompok umur 17-25 yaitu 19,88% dan selanjutnya kelompok
umur 0-6 yaitu 15,52% dan selanjutnya kelompok umur 56 keatas yaitu 10,76%.
Selanjutnya gambaran komposisi penduduk berdasarkan agama yang
dianut tertera pada Tabel 7
Tabel 7. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Menurut Agama
Dari Tabel 7dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang beragama
islam lebih banyak yaitu sebesar 85,84% diikuti oleh agama kristen katolik
sebesar 6,64% dan kristen protestan sebesar 4,47%.
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian terdapat pada tabel 8
Tabel 8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Menurut Jenis Mata Pencaharian
Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi
Dari tabel 8 di kemukakan bahwa jumlah mata pencaharian yang terbesar
adalah Pedagang dan pengusaha diikuti Buruh/swasta dan selanjutnya Pegawai
Negeri.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada suatu daerah sangat mendukung tingkat
kemajuan daerah tersebut. Sarana dan prasarana didaerah penelitian cukup
lengkap. Keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Rambutan dapat dillihat
Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Rambutan,Kota Tebing Tinggi, Tahun 2012
No Sarana (Unit) Jumlah
1. Pendidikan
- Sekolah Dasar
- Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama - Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir
20
- Puskesmas Pembantu dan Balai Unit Pengobatan
- Posyandu
- Dokter, bidan dan perawat
1
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012
Karakteristik Responden
Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik tenaga kerja
wanita yang dijadikan responden pada penelitian ini. Tenaga kerja pada industri
kacang intip sebanyak 25 orang wanita dan hanya 2 orang pria. Responden disini
dikhususkan pada 25 orang tenaga kerja wanita. Gambaran karakteristik
tanggungan, Jarak rumah ketempat bekerja serta Pendapatan istri dan perndapatan
suami.
Adapun karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja wanita dalam
penelitian ini dapat dilihat Tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pada Industri Kacang Intip
6. Pendapatan wanita (Rp/Bln) 462.000-524.000 481.280
7. Pendapatan suami (Rp/Bln) 1.200.000-3.000.000 1.396.000
Sumber : Data Diolah dari Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 10dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar antara
18-47 tahun dengan rataan 36,28 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui
bahwa sampel masih berada pada usia produktif sehingga memiliki potensi tenaga
kerja yang cukup besar.
Lama bekerja sampel berkisar antara 0,25 (3 bulan)-3 tahun dengan
rata-rata 1,52 tahun. Dari rata-rataan tersebut dapat dikatakan bahwa sampel belum terlalu
lama bekerja pada industri kacang intip.
adalah tamatan SMP. Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi wawasan
pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan mengambil keputusan dalam bekerja
pada industri kacang intip.
Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 1-5 jiwa dengan
rataan sebesar 3,08 jiwa. Dari tanggungan tersebut ada juga yang membantu
sampel pada usaha kacang intip.
Jarak dari rumah ketempat kerja sampel berkisar antara 100-1000 meter
dengan rataan sebesar 300 meter. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa
sebahagian besar sampel bertempat tinggal di lokasi usaha kacang intip sehingga
tidak memerlukan biaya tambahan untuk onkos pergi kerja.
Pendapatan istri berkisar antara Rp.462.000- Rp.524.000 dengan rataan
sebesar Rp.481.280 dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan
pendapatan sampel masih dibawah upah minimun, tetapi pendapatan ini dirasa
cukup membantu kebutuhan rumah tangga sampel
Pendapatan suami berkisar antara Rp.1.200.000- Rp.3.000.000 dengan
rataan sebesar Rp.1.396.000dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan
bahwa pendapatan tersebut dikatakan cukup besar, karena upah tersebut diatas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap tenaga kerja wanita di kecamatan rambutan
kota Tebing Tinggi. Usaha kacang intip ini terdapat di kelurahan karya jaya. Pada
penelitian ini ditetapkan 25 sampel, sampel diambil secara keseluruhan tenaga
kerja wanita yang terdapat pada industri kacang intip tersebut.
Gambaran Tata Pengolahan Industri Kacang Intip
Industri kacang intip berdiri pada bulan Juli 2009, milik seorang wanita
bernama Rini Kusendang yang lahir di Belawan pada tanggal 13 Desember 1974.
Dengan modal awal hanya sebesar Rp. 50.000,00 ibu dari 3 orang anak ini
berusaha untuk mencoba peruntungan baru. Dari pengalaman mengikuti pelatihan
motivasi, ibu rini mencoba mengembangkan ilmu yang telah ia dapatkan dari
pelatihan. Dari bekal resep dari media internet ibu rini mulai mencoba sebuah
panganan yang unik namun cukup bersahabat dari segi penyajian bahan. Dengan
sedikit modifikasi resep terciptalah panganan bernama kacang intip. Walaupun
banyak mengenal dengan banyak nama seperti kacang molen, kacang lipat,
kacang sembunyi, kacang senyum dan lain sebagainya.
Sampai saat ini usaha kacang intip terus berkembang dengan badan usaha
yang sudah tercatat atas nama pengusaha sendiri. Sekarang modal dan pendapatan
telah bertambah, dengan pendapatan pendapatan bersih dari usaha ini telah
mencapai Rp.10.000.000,00 / bulan. Pengusaha dibantu oleh suami bersama 25
orang tenaga kerja wanita dan 2 orang tenaga kerja pria, mampu memproduksi
sendiri seperti, Medan, Padang, Pekan Baru bahkan mulai mencoba merambah ke
negara Malaysia.
Untuk cara penggajian pengusaha memberikan pilihan kepada seluruh
tenaga kerjanya sesuai kesepakatan bersama. Ada yang digaji setiap 3 hari sekali
dan ada pula yang seminggu sekali. Hal ini dirasa cukup membantu para ibu-ibu
rumah tangga yang bekerja pada industri rumah tangga kacang intip karena dapat
menambah uang belanja dan uang saku sekolah.
Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku untuk pengolahan kacang intip adalah kacang tanah, tepung
terigu, dan bawang putih. Bahan baku ini selalu tersedia untuk satu bulan seperti
tertera dalam gambar.
Gambar 2. Persedian Tepung Terigu
Bagaimana tahapan kegiatan pengolahan kacang intip ini akan diuraikan
secara rinci dibawah ini,
Proses Pembuatan Kacang Intip
A. Pengadukan
Proses pengadukan dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk,
yang dioperasikan oleh seorang tenaga kerja pria, hal ini tidak dilakukan oleh
tenaga kerja wanita.
1. Pengadukan tepung terigu
Tepung terigu diaduk melalui mesin pengaduk, bahan ini sebagai bahan utama
Gambar 5. Proses Memasukkan Tepung Terigu Ke Mesin Pengaduk
2. Pencampuran gula halus dan garam
Setelah pengadukan tepung terigu, ditambahkan gula dan garam agar didapatkan
rasa yang manis dan asin yang sesuai.
Gambar 7. Proses Memasukkan Garam Kemesin Pengaduk
3. Pencampurkan bawang putih
Adonan dicampurkan dengan bawang putih yang telah dihaluskan kedalam mesin
pengaduk, hal ini bertujuan untuk penambahan aroma dan sebagai pengawet alami
pada kulit kacang intip.
Gambar 8. Proses Memasukkan Bawang Putih Ke Mesin Pengaduk
4. Pencampuran tepung tapioka
Gambar 9. Proses Memasukkan Tepung Tapioka Ke Mesin Pengaduk
5. Penambahan minyak sayur
Biarkan seluruh adonan tercampur merata terlebih dahulu, kemudian tambahkan
minyak sayur secukupnya. Hal ini bertujuan agar adonan dapat dilepaskan satu
persatu dan tidak melekat saat dicetak nanti.
6. Penambahan air
tambahkan air kedalam adonan, hal ini bertujuan agar adonan menjadi rata
seluruhnya
Gambar 11. Proses Memasukan Air Kedalam Mesin Pengaduk
7. Adonan dibiarkan
Biarkan adonan selama sekitar 10 menit, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
Gambar 12. Proses Pencampuran Seluruh Bahan
B. Penggilingan
Proses penggilingan juga dilakukan menggunakan mesin penggiling yang
juga dioperasikan oleh tenaga kerja pria. Setelah adonan bercampur menjadi satu
pindahkan adonan kemesin penggiling, kemudian digiling untuk menghasilkan
adonan berupa lembaran-lembaran.
C. Pencetakan
Setelah adonan berubah menjadi lembaran-lembaran maka adonan
dipotong memanjang dan dipotong kembali dengan ukuran 2 cm x 2 cm hal ini
untuk memudahkan kacang tanah dilipat ke adonan, kemudian kacang dilipatkan
ke adonan kulit disinilah peran wanita dibutuhkan. Tenaga kerja wanita bertugas
memotong adonan yang telah berbentuk lembaran pipih, serta melipat kacang
tanah keadonan.
Gambar 15. Proses Pemotongan Adonan Kulit Menjadi Bentuk Persegi
Gambar 17. Tenaga Kerja Wanita Yang Sedang Melipat Kacang Intip
D. Penggorengan dan pengemasan
Penggorengan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja pria karena hal
ini dianggap pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap wanita. Dan prosesnya
adalah sebagai berikut
1. Setelah dilipatkan keadonan kulit, kemudian kacang intip digoreng dalam
minyak yang telah ditambahkan gula dan wijen.gula dan wijen menambah rasa
Gambar 18. Proses Penggorengan
2. Pengemasan
Setelah digoreng kacang intip ditiriskan dan dibiarkan dingin hal ini bertujuan
agar kacang intip tetap renyah pada saat dalam kemasan. Kemudian kacang intip
siap di kemas dan dipasarkan. pengemasan dilakukan oleh tenaga kerja wanita
yang dipercaya untuk mengemas.
Gambar 20. Kacang Intip Yang Telah Siap Dipasarkan
Aktivitas Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja yang bekerja pada industri rumah tangga kacang intip adalah
ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah tangganya. Sebelum pergi
ketempat bekerja para ibu rumah tangga ini melakukan kewajibannya sebagai ibu
rumah tangga terlebih dahulu. Seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus
anak sekolah dan suami pergi kerja. Setelah semua selesai sekitar pukul 09.00 wib
para tenaga kerja pergi ke lokasi industri kacang intip yang memang tempatnya
tidak terlalu jauh. Di lokasi industri kacang intip ini para tenaga wanita bekerja
bekerja memotong adonan dan melipatkannya ke kacang tanah. Setelah bekerja 3
jam sampai pukul 12.00 wib para pekerja pulang kerumah untuk istirahat makan
siang dan melihat keadaan rumah dan anak-anak yang pulang sekolah, setelah
istirahat kurang lebih 1 jam sekitar pukul 13.00 wib wanita kembali ke lokasi
sore pukul 15.00 – 16.00.wib dan kembali kerumah selanjutnya untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga. Inilah aktivitas tenaga kerja wanita yang bekerja pada
industri Kacang Intip setiap hari.
Menurut hasil wawancara kepada responden, Para suaminya menyatakan
bahwa isteri yang bekerja sebagai buruh di industri Kacang Intip dapat membantu
keuangan keluarga, walaupun yang diterima tenaga kerja wanita dari pekerjaan ini
tidak terlalu besar tetapi cukup berarti. Suami tidak pernah keberatan karena isteri
selain dapat bekerja mengisi waktu luang dan menambah pendapatan keluarga
isteri juga dapat menyelesaikan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
Para suami beranggapan kerja ini hanya kerja sambilan para isteri tetapi
cukup membantu pendapatan keluarga,dan pekerjaan ini tidak begitu menguras
tenaga si wanita. Disamping itu, pekerjaan ini tidak mengeluarkan ongkos
sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan, sedangkan untuk makan siang mereka
bisa pulang kerumah untuk makan siang.
Curahan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Kacang Intip
Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita adalah memotong
adonan menjadi lebih kecil dengan ukuran 2 cm x 2 cm, serta melipat kulit adonan
ke kacang tanah, semakin cepat mengerjakannya maka semakin besar volume
Tabel 11. Rataan curahan tenaga kerja dan volume kacang yang dilipat dalam industri kacang intip didaerah penelitian perminggu dan perbulan
Uraian Jam kerja Volume kacang yang
dilipat (kg)
Sumber : Diolah Dari Lampiran 2
Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa responden bekerja mulai hari
senin sampai sabtu setiap minggunya dengan curahan tenaga kerja per minggu dan
volume kacang yang dilipat hampir sama antara 57,96 - 60,48 kg. Dengan kata
lain curahan tenaga kerja wanita dalam satu bulan 120,38 jam dengan 24 hari
kerja dan rata-rata volume kacang yang dilipat adalah 240,64 kg
Pendapatan Kerja Wanita Sebagai Buruh
Pendapatan tenaga kerja wanita sesuai dengan seberapa banyak (Kg)
kacang intip yang dapat dilipat setiap harinya selama seminggu. Upah melipat
kacang intip adalah Rp. 2.000 / Kg. Oleh karena upah yang diterima tergantung
pada banyaknya kacang yang dilipat. Besarnya upah yang diterima oleh tenaga
Tabel 12. Rata-rata upah tenaga kerja wanita pada industri kacang intip didaerah penelitian (Rp/ Bulan).
Uraian Rataan Range
1. volume kacang yang dilipatkan (Kg) 240,64 231-262
2. upah (Rp/Bln) 481.280 462.000-524.000
Sumber : Diolah Dari Lampiran 3
Dari Tabel 12 dapat dikemukakan bahwa pendapatan yang diperoleh wanit
sabagai upah dari industri kacang intip adalah Rp. 481.280 dalam 24 hari kerja
atau jam kerja 120,38 jam dalam satu bulan. Dengan kata lain pendapatan 1 jam
adalah Rp 4.000,- upah minimum kota Tebing Tinggi Rp. 1.380.000 dalam 25
hari kerja atau 200 jam (bila 1 HK = 8 jam) maka pendapatan perjam adalah
Rp. 6.900,- . Maka pendapatan wanita dari industri kacang intip Rp.4.000,- dalam
satu jam dibandingkan dengan upah minimum kota Tebing Tinggi sebesar
Rp. 6.900,-per jam, maka pendapatan wanita sebagi buruh di industri kacang intip
rendah. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan pendapatan tenaga kerja
wanita sebagi buruh di industri kacang intip besar, ditolak.
Pendapatan Keluarga
Pendaptan keluarga adalah pendapatan wanita ditambah dengan
pendapatan suami. Pekerjaan suami para tenaga kerja wanita pada industri kacang
intip bervariasi antara lain buruh pabrik, kuli bangunan, tarik becak, sopir dan
wiraswasta. Sumber pendapatan suami berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat
Tabel 13. Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan
No Uraian Jumlah (orang) Pendapatan Rata-rata (Rp/Bln)
1. Buruh pabrik 14 (56%) 1.200.000
2. Sopir 4 (16%) 1.725.000
3. Kuli bangunan 3 (12%) 1.733.333
4. Tarik becak 2 (8%) 1.800.000
5. Wiraswasta 2 (8%) 1.200.000
Sumber : Diolah Dari Lampiran 1
Dari Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa terdapat 14 orang (56%) suami
responden pekerjaannya adalah buruh pabrik dengan rata-rata penghasilan
perbulan Rp.1.200.000,- selanjutnya 4 orang (16%) bekerja sebagai sopir dengan
pendapatana perbulan Rp.1.723.000,- 3 orang (12%) bekerja sebagai kuli
bangunan dengan pendapatan setiap bulan Rp.1.733.333,- sebagai penarik becak
2 orang (8%) dengan pendapatan perbulan Rp.1.800.000,- dan 2 orang
(8%)wiraswasta dengan pendapatan Rp.1.200.000 perbulan. Maka untuk melihat
besarnya pendapatan keluarga dari tenaga kerja wanita sebagai buruh pada
Tabel 14. Total Pendapatan Keluarga tenaga kerja wanita yang bekerja di industri kacang intip di daerah penelitian
No Uraian Rp/Bulan Range (Rp)
1 Pendapatan wanita/isteri 481.280 462.000-524.000
2 Pendapatan suami 1.396.000 1.200.000-3.000.000
Total Pendapatan Keluarga 1.877.280 1.662.000-3.482.000
Sumber : Diolah Dari Lampiran 4
Dari Tabel 14 dikemukakan bahwa total pendapatan keluarga adalah
Rp. 1.877.280 per bulan dengan range Rp.1.662.000-3.482.000.
Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga.
Dengan memperhatikan kondisi pendapatan suami sebelum adanya
pendapatan isteri/wanita dapat dikemukakan dari 25 responden terhadap
8 (8
25 × 100 = 32%) pendapatan suami diatas Upah Minimum Kota Tebing
Tinggi, sementara 17 (68%) pendapatan suami dibawah Upah Minimum Kota
Tebing Tinggi setelah wanita (isteri) memiliki pendapatan sendiri, maka
pendapatan keluarga diatas Upah Minimum Kota Tebing Tinggi. Keadaan ini
menunjukkan bahwa pendapatan isteri sebagai tenaga kerja wanita pada industri
kacang intip memberikan arti yang cukup penting bagi pendapatan keluarga.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap
pendapatan keluarga maka digunakan rumus :
Kontribusi pendapatan wanita =���������������������������������������
Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan
mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap total pendapatan keluarga
dapat dilihat pada Tabel 15
Tabel 15. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Kacang Intip Didaerah Penelitian
No Uraian Rp/Bulan Persentase
1 Pendapatan responden 481.280 25,64
2 Pendapatan suami 1.396.000 74,36
Total 1.877.280 100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 4.
Dari Tabel 15 dapat dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan tenaga
kerja wanita terhadap total pendapatan rumah tangga adalah 25,64 %. Dari data
ini dapat dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan
keluarga rendah karena kontribusi < 30 %. Maka hipotesis 3 yang menyatakan
bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan
keluarga tinggi ditolak.
Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Sebagai Buruh Diindustri Kacang Intip
Alasan dari 25 responden terhadap pekerjaan sebagai buruh pada
industri kacang intip bervariasi menurut hasil wawancara bahwa alasan responden
bekerja sebagai buruh di industri Kacang Intip ini. Ada yang menyatakan
luang dan daripada menganggur dirumah. Jumlah dan persentasi wanita
berdasarkan alasannya dapat dilihat pada Tabel 15
Tabel 16. Frekuensi Wanita Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai Buruh di Industri Kacang Intip Di Daerah Penelitian
No Alasan Jumlah
(jiwa)
Persentase (%)
1. Menambah pendapatan keluarga 8 32
2. Menambah pendapatan keluarga dan lokasinya dekat rumah
8 32
3. Menambah pendapatan keluarga dan mengisi waktu luang
7 28
4. Menambah pendapatan keluarga dan daripada menganggur
2 8
Jumlah 25 100 Sumber Diolah Dari Lampiran 5
Dari Tabel 16 dapat dikemukakan bahwa jumlah responden yang terbesar
adalah yang mengatakan alasan menambah pendapatan keluarga dan lokasi
industri kacang intip dekat dari rumah yaitu sama sekitar 32%, diikuti alasan
mengisi waktu luang 28% dan terakhir alasan daripada menganggur di rumah
terdapat 8 %.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa alasan wanita bekrja
sebagai buruh pada industri kacang intip dominan untuk menambah pendapatan
keluarga sehingga dengan adanya pendapatan wanita /isteri maka total pendapatan
seluruhnya dari semua rumah tangga berada diatas Upah Minimum Kota Tebing
Tinggi.
Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan apa alasan wanita bekerja
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Curahan tenaga kerja wanita pada industri kacang intip cukup besar yaitu
120,38 jam dalam satu bulan berarti tenaga kerja wanita bekerja ±5,02 jam
setiap harinya.
2. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita yaitu rata-rata sebulan sebesar
Rp. 481.280,00. Pendapatan ini dibawah upah minimum kota Tebing Tinggi
yaitu Rp. 1.380.000. Namun pendapatan ini dianggap sangat membantu
perekonomian keluarga.
3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan
keluarga sebesar 25,64 % artinya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita
rendah. Tetapi tenaga kerja wanita tetap merasa beruntung bekerja pada
industri ini karena tugasnya sebagai ibu rumah tangga tidak terabaikan/tetap
dapat dilaksanakan dengan baik.Alasan tenaga kerja wanita bekerja pada
industri rumah tangga kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga,
mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.
Saran
Adapun saran yang bisa diajukan adalah sebagai berikut :
1. Kepada tenaga kerja wanita
Diharapkan tenaga kerja wanita belajar lebih cekatan melipat kacang intip
agar volume kacang yang dilipat lebih besar sehingga upah yang diterima
2. Kepada pemerintah
Kiranya pemerintah dapat memfasilitasi atau menyediakan modal bagi para
ibu rumah tangga yang ingin berwira usaha, terutama di industri kacang
intip.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Agar melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap