• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Tenaga Kerja Wanita Sebagai Buruh Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Tenaga Kerja Wanita Sebagai Buruh Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN TENAGA KERJA WANITA SEBAGAI BURUH DI

INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

DI KECAMATAN RAMBUTAN

KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

OLEH :

TRI KUNTARI DEVIRA 080309011

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANAN TENAGA KERJA WANITA SEBAGAI BURUH DI

INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

DI KECAMATAN RAMBUTAN

KOTA TEBING TINGGI

Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarana Di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. A.T Hutajulu, MS ) (Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) NIP : 194606181980032001 NIP : 195411111981031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Tri Kuntari Devira (080309011), dengan judul “PERANAN TENAGA KERJA WANITASEBAGAI BURUH PADA INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI”.Penelitian ini dibimbing oleh ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS dan bapak Ir. Hasman Hasyim, Msi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip, mengetahui pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh, untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagi buruh pada industri kacang intip terhadap total pendapatan keluarga dan untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip.

Metode penelitian yang digunakan untuk daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu mentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup besar yaitu 120,38 jam dalam satu bulan,pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip adalah sebesar Rp. 481.280/bulan dan kontribusi tenaga kerja wanita sebagi buruh didaerah penelitian sebesar 25,64 % serta alasan tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga, mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.

(4)

RIWAYAT HIDUP

TRI KUNTARI DEVIRAdilahirkan di sei silau kisaran pada tanggal 13 desember 1989, putri ketiga dari tiga bersaudara dari keluarga bapak Djumali

dan ibu sukapti wati fah tari.

Jenjang pendidikan.

Tahun 2002, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 112174 N-6

Bilah Hulu Aek Nabara Labuhan Batu.

Tahun 2005, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menegah Lanjutan Tingkat

Pertama di SLTP N 1 Torgamba Labuhan Batu

Tahun 2008, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menegah Atas di SMA N 1

Torgamba Labuhan Batu Selatan.

Tahun 2008, melalui jalur PMP (Panduan Minat dan Prestasi) Di Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Jurusan Agribisnis Program

Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian.

Tahun 2012, mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Perhutaan Silau,

Kecamatan Pulau Bandring Kabupaten Asahan.

Tahun 2012, melakukan penelitian Skripsi di industri kacang intip di Kecamatan

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kehadirat allah swt, berkat rahmat dan hidayah serta

limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan

berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan yang

membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini

dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS selaku ketua pembimbing skripsi yang mana telah

banyak membimbing, mengarahkan dan memotivasi agar skripsi dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim,M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang

mana telah banyak membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Ibu Dr. Salmiah MS, selaku ketua departemen agribisnis FP USU dan bapak

Dr.Ir. Satia Negara Lubis,M.Ec selaku sekretaris Departemen Agribisnis FP

USU.

4. Para dosen,staff pegawai departemen Agribisnin FP USU

5. Ibunda tercinta Sukafti Wati Fah Tari dan ayahanda Djumali serta kakanda

Eka Desiana Malianti ST dan Dwi Ajeng Fitria Juningsih saya ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala keikhlasan dalam doa dan

dukungan serta semangat yang diberikan selama mengikuti pendidikan

(6)

6. Pinta Marito Daulay, Amalia Ritonga, Ulfy Widya Sari, Mila Zulfa, Rofiqoh

Ahmad SP,Asni, Maulidya Sari, silvira SP,kiki, Tumpak, Abdi, Azmi, yang

telah banyak membantu dan bersedia berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi

ini dan teman-teman seperjuangan departemen agribisnis’08 khususnya

Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT membalas segala

kebaikan mereka semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan dapat

bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun redaksinya. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukkan yang membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semogha skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua .Amin Ya Robal Alamin

Medan, Mei 2013

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Industri Rumah Tangga ... 6

Tenaga Kerja Wanita ... 8

Produktivitas Tenaga Kerja Wanita ... 10

Pendapatan Rumah Tangga ... 11

Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Wanita ... 14

Kerangka Pemikiran ... 16

(8)

METODE PENELITIAN

Metode penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data...20

Metode Analisis Data...21

Definisi dan Batasan Operasional...22

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Gambaran umum daerah penelitian...24

Keadaan Umum...25

Sarana dan Prasana...28

Karakteristik Responden...29

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran tata pengolahan Industri Kacang Intip ... 32

Curahan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Kacang Intip ...45

Pendapatan Kerja Wanita Sebagai Buruh... 46

Pendapatan Keluarga...47

Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga ... 49

Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Dalam Industri Rumah Tangga.50 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 52

Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No.Judul Halaman

1. Jumlah Industri Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan

Kota Tebing Tinggi...19

2. Spesifikasi Pengumpulan Data...20

3. Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan di Kota Tebing Tinggi 2010...25

4. Luas Wilayah Kecamatan Rambutan...26

5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan

Jenis Kelamin Menurut Kelurahan...26

6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012

Berdasarkan Usia...27

7. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012

Menurut Agama...27

8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan

Menurut Jenis Mata Pencaharian...28

9. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Rambutan,

Kota Tebing Tinggi, Tahun 2012...29

10.Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita

Pada Industri Kacang Intip...30

11.Rataan curahan tenaga kerja dan volume kacang yang dilipat dalam

industri kacang intip didaerah penelitian perminggu dan perbulan...46

12.Rata-rata upah tenaga kerja wanita pada

industri kacang intip didaerah penelitian (Rp/ Bulan)...47

13.Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan...48

14.Total Pendapatan Keluarga tenaga kerja wanita yang bekerja

(10)

15.Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri

Kacang Intip Didaerah Penelitian...50

16.Frekuensi Wanita Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai Buruh

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Kerangka Pemikiran Peranan Tenaga Kerja Wanita

Sebagai Buruh Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya

Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kota Tebing Tinggi...17

2. Persedian Tepung Terigu...33

3. Persediaan Bawang Putih...34

4. Persediaan Bawangtepung Tapioka...34

5. Proses memasukkan tepung terigu ke mesin pengaduk...35

6. Proses memasukkan gula halus ke mesin pengaduk...35

7. Proses Memasukkan Garam Kemesin Pengaduk...36

8. Proses Memasukkan Bawang Putih Ke Mesin Pengaduk...36

9. Proses Memasukkan Tepung Tapioka Ke Mesin Pengaduk...37

10.Proses Memasukkan Minyak Sayur Kedalam Mesin Pengaduk...37

11. Proses Memasukan Air Kedalam Mesin Pengaduk...38

12. Proses Pencampuran Seluruh Bahan...39

13. Proses Pemipihan Adonan Pada Mesin Penggiling...39

14. Proses Pemotongan Memanjang Adonan...40

15. Proses Pemotongan Adonan Kulit Menjadi Bentuk Persegi...41

16. Proses Melipat Kacang Tanah Ke Adonan Kulit...41

17. Tenaga Kerja Wanita Yang Sedang Melipat Kacang Intip...42

18. Proses Penggorengan...43

19. Kacang Intip Yang Telah Digoreng Dan Di Tiriskan...43

(12)

DAFTAR LAMPIRAN No. Judul

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Dan Keluarganya

2. Curahan Tenaga Kerja Wanita Dan Volume Kacang Intip Yang Dilipat Per Hari, Minggu Dan Bulan

3. Jumlah Pendapatan Tenaga Kerja Wanita sebagai buruh/Bulan

4. Analisis Kontribusi Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Perbulan.

(13)

ABSTRAK

Tri Kuntari Devira (080309011), dengan judul “PERANAN TENAGA KERJA WANITASEBAGAI BURUH PADA INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI”.Penelitian ini dibimbing oleh ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS dan bapak Ir. Hasman Hasyim, Msi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip, mengetahui pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh, untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagi buruh pada industri kacang intip terhadap total pendapatan keluarga dan untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip.

Metode penelitian yang digunakan untuk daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu mentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup besar yaitu 120,38 jam dalam satu bulan,pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip adalah sebesar Rp. 481.280/bulan dan kontribusi tenaga kerja wanita sebagi buruh didaerah penelitian sebesar 25,64 % serta alasan tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh di industri kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga, mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Strategi revitalisasi pertanian adalah salah satu dari strategi tiga jalur

(tripletrack strategy) yang digunakan pemerintahan kabinet Indonesia bersatu.

Ketiga jalur strategi itu adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi diatas 6,5

persen pertahun melalui percepatan investasi dan ekspor, pembenahan sektor rill

untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan

kerja barudan revitalisasi sektor pertanian dan pedesaan untuk berkontribusi pada

pengentasan kemiskinan (Arifin, 2005).

Masalah angkatan kerja dan pengangguran merupakan masalah yang

sering dibicarakan.Salah satunya lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat

menampung angkatan kerja yang menganggur adalah sektor industri.Pusat-pusat

industri dan berbagai sektor formal, khususnya bagi golongan masyarakat

bergolongan rendah sulit ditembus karena mereka pada umumnya tidak memenuhi

syarat pendidikan minimum yang diterapkan. Karena itu langkah yang diambil

pemerintah antara laindengan menetapkan pengembangan usaha mandiri di sektor

informal sebagai terobosan guna memperluas kesempatan kerja (Hartoyo, 1993).

Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan,

karena semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara semakin kecil peranan

sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja. Akan tetapi sebaliknya

sektor industri semakin penting perannya dalam menampung tenaga kerja

(15)

Demikian pula, terlalu salah apabila beranggapan bahwa sektor pertanian

akan digunakan sebagai penyerap angkatan kerja yang mengalami pertumbuhan

sangat cepat. Produktivitas sektor pertanian yang cukup rendah saat ini, misalnya

dalam produk pangan sampai saat ini belum ada lagi kisah spektakuler seperti

pada revolusi hijau sekitar satu generasi yang lalu yang mampu meningkatkan

produktivitas empat kali lipat. Akibatnya produktivitas tenaga kerja yang terlibat

dalam sektor pertanian pasti cukup rendah karena tambahan tenaga kerja masih

lebih cepat dibanding pertumbuhan kapasitas produksi pertanian, terutama bahan

pangan, dengan kata lain, mengandalkan penyerapan dan tambahan produktifitas

tenaga kerja hanya dari sektor pertanian tidak akan mampu menolong mereka

yang bahkan terlibat langsung dalam sektor pertanian (Arifin, 2005).

Dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian

menjadi meningkat karena barang tersebut mampu menerobos pasar, baik pasar

domestik, maupun pasar luar negeri. Sekarang dalam kondisi perekonomian

dimana sektor industri harus dikembangkan secara berimbang dengan

pengembangan sektor lain dan juga sektor industri yang didukung oleh sektor

pertanian, maka pertumbuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku

pertanian menjadi berkembang dengan pesat (Soekartawi, 1991).

Semakin tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan pendapatan,

maka masyarakat semakin berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi

baru dalam dunia usaha industri rumahan.Selain untuk meningkatkan pendapatan

rumah tangga, juga membuka peluang untuk menyerap angkatan kerja, terutama

(16)

Secara normatif pria aktif dalam kegiatan mencari nafkah, wanita adalah

pekerja rumah tangga. Namun fakta dilapangan, ternyata wanita disamping

melakukan pekerjaan rumah tangga juga aktif dalam mencari nafkah. Tentu hal ini

disebabkan rendahnya pendapatan suami/pria maka wanita/isteri mau tidak mau

harus ikut aktif dalam kegiatan nafkah sehingga kebutuhan keluarga dapat

terpenuhi.

Meningkatnya tenaga kerja wanita dalam kegiatan nafkah karena

tersedianya lapangan kerja yang mudah dimasuki oleh wanita seperti usaha

dagang, buka warung, pembantu rumah tangga maupun pekerjaan dalam industri

rumah tangga khususnya industri rumah tangga tergolong masih usaha sederhana

dan tradisional, ditinjau dari modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar untuk

memulai suatu usaha.Tetapi usaha industri kecil sebenarnya mempunyai potensi

yang cukup besar dalam ikut membangun perekonomian dan membantu

mengatasi pengangguran. Industri rumah tangga paling banyak merekrut tenaga

kerja wanita dikarenakan wanita mempunyai spesifikasi tersendiri dalam

pekerjaan di bidang industri, contohnya industri konveksi, kerajinan tangan,

makanan olahan seperti industri kacang intip, dodol dan lain-lain. Hal ini

disebabkan lapangan pekerjaan tersebut tidak membutuhkan persyaratan yang

tinggi, modal yang besar dan lain-lain.

Kacang tanah adalah salah satu produk pertanian yang disukai oleh

masyarakat karena selain rasanya yang enak tetapi juga kandungan protein dan

karbohidrat yang baik untuk tubuh. Sebagai bahan makanan kacang tanah dapat

(17)

seperti selai, kacang atom, kacang telur bahkan tambahan pembuatan kue seperti

kue kacang, kacang intip dan lain sebagainya.

Pengolahan hasil pertanian di Tebing Tinggi didominasi oleh industri

rumah tangga yang sebahagian besar tenaga kerjanya adalah wanita yang

berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian seperti produk olahan dari

kacang tanah yaitu kacang intip. Industri rumah tangga kacang intip secara umum

di dominasi oleh wanita dan lokasinya dekat dengan permukiman penduduk. Di

kota Tebing Tinggi terdapat satu industri kacang intip yang semua tenaga kerjanya

adalah wanita. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti peran tenaga

kerja wanita dalam industri kacang intip dan sumbangannya terhadap pendapatan

keluarga.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa

masalah penelitian yaitu

1. Bagaimana curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang

intip?

2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh wanita sebagai buruh?

3. Berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh

terhadap pendapatan rumah tangga?

4. Apa alasan tenaga kerja wanita mau bekerja sebagai buruh diindustri kacang

(18)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita pada industri kacang intip.

2. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja wanita.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tenaga kerja wanita terhadap

pendapatan rumah tangga.

4. Untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita mau bekerja sebagai

buruh pada industri kacang intip.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini

1. Sebagai gambaran atau informasi bagi pembuat keputusan untuk

meningkatkan tenaga kerja wanita dalam usaha kacang intip.

2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan, khususnya untuk meningkatkan industri rumah tangga kacang

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Industri Rumah Tangga

Tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan lapangan pekerjaan

yang tersedia tidak mampu menampung secara penuh jumlah tenaga kerja yang

ada. Upayapemerintah dalam menangani masalah tersebut diantaranya melalui

program transmigrasi, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, juga dengan

menggalakkan berbagai jenis pengembangan usaha-usaha industri kecil, koperasi

dan industri rumah tangga. Pengembangan usaha berskala kecil pada

kelompok-kelompok masyarakat kemudian menjadi salah satu alternatif

penyelesaianmasalah surplus tenaga kerja, utamanya ditujukan untuk menjadi

wadah bagi upaya pembinaan wirausaha di kalangan masyarakat (Tjiptoherijanto,

1999).

Pada masa sekarang ini semakin banyak barang dan jasa yang diperjual

belikan dan dikonsumsi masyarakat. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli dalam

jumlah, kualitas, model, dan ukuran yang beraneka macam. Hal ini didukung oleh

adanya kegiatan untuk menambah atau menciptakan kegunaan barang dan jasa

tersebut. Usaha atau kegiatan ini dilaksanakan melalui sistem produksi, dengan

mengubah faktor-faktor produksi yang tersedia sehingga menjadi barang dan jasa.

Faktor-faktor produksi tersebut seperti telah diketahui yaitu tenaga kerja, modal,

mesin, metode, dan bahan baku (Sumarni, dkk. 2005).

Secara umum ada dua jenis industri rumahan yang muncul akibat proses

industrialisasi yang berlangsung, yang pertama, unit-unit usaha rumah tangga

(20)

sebagai sistem subkontrak. Kedua, jenis-jenis usaha rumah tangga yang secara

langsung terlepas dari proses industrialisasi. Unit-unit usaha ini cenderung

memanfaatkan sumber daya alam yang masih dapat dijangkaunya dan

memanfaatkan sumber daya manusia seperti perempuan-perempuan yang

terlempar dari arus proses industrialisasi yang berlangsung. Jenis kedua

tersebutlah yang berkembang menjadi sektor-sektor ekonomi di pedesaan

(Chotim dan Ratih, 2004).

Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena

pertimbangan sebagai berikut :

1. Meningkatkan nilai tambah

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengelolahan yang baik

oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang

diproses. Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas

pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan

mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi pengusaha ini

menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai

tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik

pasar domestik, maupun pasar luar negeri.

2. Kualitas hasil

Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas.

Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan

(21)

menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi

harga barang itu sendiri

3. Penyerapan tenaga kerja

Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap.

Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja

yang relatif besar pada kegiatan pengolahan.

4. Meningkatkan keterampilan

Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan

keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh

hasil penerimaan usahatani yang lebih besar.

5. Meningkatkan pendapatan

Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan

total penerimaan lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya

petani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil

yang lebih baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya mendatangkan total

penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1991).

Tenaga Kerja Wanita

Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja merupakan suatu

fenomena yang umum di Indonesia. Hal ini sesuai dengan GBHN Bab IV

mengenai “peranan wanita dalam pembangunan dan pembinaan bangsa”, yang

(22)

pria maupun wanita secara maksimal disegala bidang”. Oleh karena itu, wanita

mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut

serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan (Notopuro, 1979).

Diferensiasi peranan dalam keluarga ada, karena adanya perbedaan umur,

seks, generasi, posisi ekonomi dan pembagian kekuasaan. Perbedaan peranan

dalam keluarga masyarakat yang patrilinear selain disebabkan oleh faktor biologis

juga disebabkan oleh faktor sosial budaya karena sistem kekerabatan tersebut,

dimana pria lebih meraja dalam sistem ini. Sejak kecil anak laki-laki dididik dan

diarahkan untuk menempati status yang berorientasi ke masyarakat luas dalam

bertanggung jawab atas kelangsungan rumah tangga dan kerabatnya: merajai

pewarisan tanah adat sebagai sumber nafkah dan dalam kegiatan- kegiatan

seremonial atau sosial lainnya. Wanita dididik mengarah kepada menangani

urusan rumah tangga. Namun diduga sedang terjadi perubahan dalam peranan

yang ada yaitu wanita bukan saja mengurus rumah tangga, tetapi juga berperan

dalam pencarian nafkah demikian juga pria sebaliknya (Hutajulu, 1987).

Secara konseptual ada beberapa macam pengelompokan kerja perempuan,

seperti sistem produksi subsistem yaitu pekerjaan tanpa upah dalam sistem

produksi keluarga, sistem putting-up, seperti pekerjaan rumah (home worker),

pembantu rumah tangga, buruh upahan, dan usaha mandiri (self employed). Semua

itu menunjukkan bahwa hanya itulah ruang yang tersisa bagi perempuan marjinal

(Chotim dan Ratih, 2004).

Konteks pembangunan segala sumber daya seharusnya dikembangkan dan

(23)

dalamnya wanita yaitu dengan usaha meningkatkan peran wanita, baik dalam

lingkup rumah tangga maupun dalam lingkup masyarakat. Jadi wanita dalam

statusnya sebagai ibu rumah tangga memiliki peranan untuk mengatur rumah

tangga dengan kegiatannya yang terpusat sekitar rumah dan kegiatan pria di luar

rumah. (Sajogyo, 1983).

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam

peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi

kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi

yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami

(Moenandar, 1985).

Produktivitas Tenaga Kerja Wanita

Produktivitas adalah rasio antara outputdan input dari suatu proses

produksi dalamperiode tertentu, dimana input terdiri atasmanajemen, tenaga kerja,

biaya produksi,peralatan serta waktu, sedangkan output meliputi produksi, produk

penjualan sertapendapatan (Mangkuprawira,2007).

Produktivitas merupakan perbandinganantara hasil yang dapat dicapai

dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan per satuan waktu. Peningkatan

produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan

produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga

manusia yang memanfaatkannya (Sumarsono, 2003).

Perkembangan kewirausahaan wanita sangat berpotensi sebagai motor

utama pendorong proses pemberdayaan wanita, transformasi sosial dan

(24)

wanita juga mempengaruhinya dalam memanfaatkan waktu dan pendapatan

mereka. Dapat diduga bahwa wanita dengan pendidikan yang lebih baik dapat

menyeleksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih baik dibandingkan wanita yang

berpendidikan lebih rendah (Tambunan, 2009).

Besarnya jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor yang akan

dipertimbangkan dan merupakan pendorong bagi isteri dalam mengambil

keputusan bekerja, yang menyangkut waktu, jenis dan harapan dalam

pekerjaannya. Jumlah tanggungan keluarga dapat mencerminkan jumlah

pengeluaran rumah tangga. Dengan demikian akan mendorong tenaga kerja untuk

bekerja lebih giat, hal ini akan meningkatkan produktivitas sehingga penerimaan

atau pendapatan akan bertambah. Namun apabila tanggungan keluarga bukan

merupakan usia angkatan kerja maka keadaan ini akan mengurangi produktivitas

(Sayogyo, 1983).

Partisipasi tenaga kerja wanita dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu di

bidang pertanian sejak semula dalam memenuhi kebutuhan pokoknya tenaga

kerja wanita dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada, yaitu tenaga laki-laki

dalam mengerjakan ladangnya atau sawah, tegalan dan kebunnya. Kini dengan

berkembangnya industri yang tersedianya pekerjaan yang cocok bagi wanita

(Sajogyo, 1986).

Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Tinker dalam Hutajulu (1987) untuk melihat kedudukan wanita

dalam perekonomian rumah tangga para ahli lebih menitikberatkan perhatiannya

(25)

keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya. Suatu ciri dari

rumah tangga pada masyarakat agraris adalah sebagai kesatuan dasar dalam

kegiatan produksi, konsumsi dan reproduksi. Tujuan utama daripada rumah

tangga di pedesaan adalah untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan daripada

anggota. Maka setiap pria, wanita, tua maupun muda semua mempunyai peranan

yang penting dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

1. Pendapatan Isteri

Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatanterhadap total pendapatan

rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari

jenis kegiatan yangbersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tanggacenderung

dipengaruhi dominasi sumber-sumberpendapatan. Jenis-jenis pendapatan yang

berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat

dilakukan setiap saat sepanjang tahun (Nurmanaf, 2006).

Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan

perbaikan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari

upaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja dibidang pertanian

atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada

umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam

keluarga, wanita akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam

keluarga dan juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang

berisiko tinggi apabila keadaan keluarga mengharuskan untuk berbuat demikian

(26)

Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti

sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, dan sebagai pencari nafkah. Ini

pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seseorang wanita yang terkait

dalam gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri

sepenuhnya demi kesejahteraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak

puas dalam ketiga peran diatas dan sering keadaan ekonomi keluarganya

menuntut untuk bekerja di luar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah

penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985).

Pola curahan tenaga kerja wanita dan pria pada tingkat rumah tangga

dengan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Hal

tersebut akan dihubungkan dengan pola pendapatan atau upah rumah tangga,

serta lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Hubungan tersebut akan

mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta

kesejahteraannya (Sayogyo, 1983).

2. Pendapatan suami

Pendapatan seseorang (wanita atau pria) telah menetapkan mereka pada

posisi sentral perekonomian rumah tangga. Sayangnya posisi sentral ini sering

tidak tampak karena nilai-nilai patriarki yang membudaya di masyarakat. Seperti

konsep bahwa kepala rumah tangga dan pencari nafkah adalah pria. Konsep ini

telah membawa implikasi pada kerja produktif wanita yang selalu dipandang

oleh masyarakat dan kadang-kadang oleh wanita sendiri sebagai kerja sampingan

(27)

Partisipasi laki-laki dalam golongan kajian wanita justru perlu, mengingat

bahwa pembahasan perempun hanya bermakna bila dilakukan dalam konteks

lingkungannya, termasuk bahwa dalam setiap lingkungan dimana ia berada selalu

ada pula laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu program kajian wanita

diperkaya dengan adanya partisipasi kaum laki-laki, karena yang dituju bukan

suatu masyarakat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini

juga dapat dilihat pada dominasi pendapatan rumah tangga tidak melulu

didominasi oleh pendapatan kaum lelaki saja tetapi juga ada kaum perempuan

yang turut andil di dalamnya (Ihromi, 1995).

Suatu kenyataan menunjukkan bahwa kultur dominasi laki-laki merupakan

aspek yang tidak begitu saja disingkirkan meskipun perempuan desa telah

terbiasa melakukan prilaku mandiri sejak dini. Biasanya anak-anak tergantung

pada orang tuanya sampai mereka menikah. Kondisi ini menyebabkan

perempuan lebih banyak tergantung kepada orang lain dan kurang mempunyai

kesempatan untuk mengembangkan kemandirian (Notopuro, 1979).

Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Wanita

1. Umur

Umur tenaga kerja adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan

kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan, umur dapat dijadikan sebagai

tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dengan

kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat

bekerja dengan baik dan maksimal (Anonimous, 2012).

(28)

Banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang diterima seseorang

akan berpengaruh terhadap kecakapannya dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu

kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam

menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga.Tingkat pendidikan formal yang

dimiliki akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk

menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahanya. Pendidikan

rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya

alam yang tersedia (Anonimous, 2012).

3. Lamanya bekerja

Pengalaman seseorang dalam bekerja berpengaruh dalam menerima

inovasi dari luar. Lamanya bekerja untuk setiap orang berbeda beda, oleh karena

itu lamanya bekerja dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan

kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal yang baik untuk waktu

waktu berikutnya (Anonimous, 2012).

Lama waktu kerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut.

Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai

kemampuan untuk bekerja. Waktu maksimal seseorang bekerja selama 7 jam per

hari (Suratiyah, 2009).

4. Jumlah tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya

(29)

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang

akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan

mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 1991).

Kerangka Pemikiran

Usaha pengolahan kacang intip merupakan salah satu jenis industri

dengan memanfaatkan kacang tanah sebagai bahan baku utamanya, dimana

kacang tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara

komersil. Industri kacang intip di daerah penelitian masih sederhana dan masih

tergolong usaha rumah tangga. Usaha ini membantu masyarakat sekitar,

khususnya kaum wanita untuk menambah penghasilan dengan menjadi buruh

pada usaha tersebut.

Peran tenaga kerja wanita dapat dilihat dari besarnya sumbangan

pendapatan yang diberikan oleh si isteri terhadap pemenuhan kebutuhan rumah

tangga. Selain sebagai ibu rumah tangga juga berperan dalam peningkatan

pendapatan keluarga. Industri kacang intip dapat menciptakan kesempatan kerja

bagi tenaga kerja wanita untuk mengolah usaha kacang intip. Hal ini membuka

peluang bagi wanita untuk menambah pendapatan keluarga. Adapun kegiatan

yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita pada industri kacang intip adalah

mengadon, mencetak, membentuk, melipat dan mengemas. Pendapatan rumah

tangga secara keseluruhan adalah pendapatan suami yang ditambah dengan

pendapatan isteri atau anggota keluarga lainnya jika ada. Jadi secara

keseluruhannya mempengaruhi pendapatan rumah tangga, bukan hanya dari

(30)

Keterangan

Dari uraian diatas secara sistematis dapat disusun kerangka pemikiran

seperti tertera dibawah ini :

Menyatakan mempengaruhi

Industri kacang intip

Tenaga kerja wanita

curahan tenaga kerja wanita

Pendapatan suami Upah/pendapatan isteri

Pendapatan rumah tangga

Alasan Tenaga kerja wanita bekerja sebagai buruh pada

(31)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Peranan Tenaga Kerja Wanita Sebagai Buruh

Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan

Rumah Tangga Di Kota Tebing Tinggi.

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka disusun hipotesis penelitian

adalah

1. Curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip cukup

besar.

2. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai buruh cukup besar.

3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh pada industri kacang

(32)

METODE PENELITIAN

Metode penentuan daerah penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Tebing Tinggi. Penelitian ditentukan

secara purposive (sengaja) hal ini dikarenakan kota Tebing Tinggi merupakan

salah satu daerah sentra industri rumah tangga yang cukup banyak merekrut

jumlah tenaga kerja. Terutama industri kacang intip yang hampir keseluruhan

tenaga kerjanya memanfaatkan tenaga kerja wanita, yang terletak di kelurahan

karya jaya Kecamatan Rambutan yang merupakan daerah paling banyak terdapat

industri rumah tangga dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Industri Rumah Tangga di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

No Kelurahan Industri

Besar/sedang Kecil Rumah tangga jumlah

1. Rantau laban - - 5 5

2. Sri padang 1 1 2 3

3. Karya jaya 2 3 31 35

4. Lalang - 1 9 10

5. Tanjung merulak - - 13 13

6. Tanjung merulak hilir

- 3 12 15

7. Mekar sentosa - - 7 7

Jumlah 2 8 79 89

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2011

(33)

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus

atau mengikutkan semua populasi menjadi sampel yang ada di daerah penelitian.

Jumlah populasi tenaga kerja wanita yang ada di daerah penelitian atau pada satu

unit industri kacang intip adalah 25 orang tenaga kerja wanita.

Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap artinya

semua individu yang ada dalam populasi diambil (dicacah) sebagai responden.

(Daniel, 2002).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman pada kuesioner, dimana sampel

akan memberikan jawaban berdasarkan pilihan yang tersedia atau mengisi

langsung dalam kuesioner. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan

langsung terhadap objek studi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS,

kantor dinas perindustrian dan perdagangan Tebing Tinggi dan instansi lain yang

terkait baik tingkat provinsi maupun daerah penelitian, serta bahan-bahan yang

(34)

Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber data Metode

1. Identitas sampel Responden Wawancara

(dengan kuesioner)

2. Jumlah kacang intip yang dapat

dikerjakan Responden

Wawancara (dengan kuesioner)

3. Pendapatan sampel Responden Wawancara

(dengan kuesioner)

4. Pendapatan keluarga Reponden Wawancara

(dengan kuesioner)

5. Masalah dan upaya Responden Wawancara

(dengan kuesioner)

Metode Analisis Data

Hipotesis 1 yaitu mengenai curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh pada industri kacang intip dianalis secara deskriptif yaitu dengan cara

menjelaskan berapa besar curahan tenaga kerja wanita terhadap usaha kacang

intip.

Hipotesis 2 pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh dihitung berdasarkan seberapa banyak buah kacang intip yang telah dilipat (belum

digoreng), menurut pra penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa upah

dihitung dari jumlah kacang yang dilipat adalah Rp. 2000/Kg.

(35)

dengan tabulasi sederhana yaitu berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja

wanita terhadap total pendapatan keluarga.

Apabila :

Kontribusi > 30 % berarti sumbangannya tinggi.

Kontribusi < 30 % berarti sumbangannya rendah.

Untuk menghitung kontribusi tenaga kerja wanita dilihat dengan :

Kontribusi wanita

=

���������������������������������������

����������������������� x 100%

Total Pendapatan Keluarga = Pendapatan Suami + Pendapatan Isteri

Hipotesis 4 dianalisis dengan metode deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan alasan-alasan mengapa wanita mau menjadi buruh pada industri

kacang intip.

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami

penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

1. Definisi

1. Peranan merupakan status maupun kedudukan seseorang dalam suatu

keadaan.

2. Peranan tenaga kerja wanita sebagai buruh adalah partisispasi tenaga kerja

wanita dalam berbagai kegiatan, baik dalam rumah tangga atau luar rumah

(36)

3. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja wanita yang bekerja pada industri

kacang intip.

4. Kontribusi adalah besarnya sumbangan penghasilan pendapatan wanita

tenaga kerja pada usaha kacang intip terhadap keluarga secara individual

dibanding dengan total pendapatan keluarga.

5. Kacang intip adalah makanan olahan kacang tanah yang dipadukan dengan

tepung terigu, gula pasir dan beberapa bahan pelengkap lainnya.

6. Pendapatan keluarga adalah pendapatan wanita tenaga kerja pada industri

kacang intip ditambah pendapatan suami.

7. Pendapatan tenaga kerja wanita sampel adalah upah yang diterima dari

industri kacang intip yaitu volume.

8. Curahan tenaga kerja wanita dalam industri kacang intip adalah lamanya

melipat adonan kulit ke kacang tanah per hari dengan nilai upah Rp. 2000/Kg.

9. Umur sampel adalah umur tenaga kerja wanita sampel sampai saat penelitiaan

dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun.

10.Tingkat pendidikan sampel adalah pendidikan formal terakhir yang pernah

ditempuh oleh sampel dinyatakan dalam tahun.

11.Lama bekerja adalah lamanya sampel bekerja di tempat penelitian yang

dinyatakan dalam tahun.

12.Jumlah tanggungan keluarga adalah semua anggota keluarga yang masih

menjadi beban tanggungan tenaga kerja wanita pada saat penelitian (dalam

satuan orang).

2. Batasan Operasional

(37)

2. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita ibu rumah tangga yang bekerja

sebagai buruh di industri kacang intip.

(38)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan kota dari 33

Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan

(Ibukota Provinsi Sumatera Utara) serta terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu

menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera melalui lintas

diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi

Tebing Tinggi beriklim tropis dataran rendah. Ketinggian 24 – 26 meter di

atas permukaan laut dengan topografi mendatar dan bergelombang. Temperatur

udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 25° - 27 °C. Sebagaimana kota di

Sumatera Utara, curah hujan per tahun rata-rata 1.77

kelembaban udara 80%-90%.

Penelitian dilakukan di industri rumah tangga di Kelurahan Karya Jaya di

Kecamatan Rambutan. Secara fisik Kecamatan ini terletak pada bagian utara Kota

Tebing Tinggi sekaligus juga sebagai pintu gerbang masuk dari arah Kota Medan.

Kecamatan Rambutan memiliki jarak orbitasi ± 4 Km dari pusat kota Tebing

Tinggi dan ± 82 Km dari pusat pemerintahan Sumatera Utara. Secara geografis

Kecamatan Rambutan terletak diantara 3190 - 320 LU + 910 - 980 11’ BT. Wilayah

Kecamatan Rambutan merupakan dataran rendah dengan luas wilayah 593,5 Ha.

(39)

Sebelah Timur : Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

Sebelah Selatan : Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Bajenis

Sebelah Barat : Kecamatan Bajenis

Keadaan Penduduk

Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk yang cukup banyak. Data BPS

2010 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tercatat

145.859 jiwa seperti tertera pada Tabel 3. Kota Tebing Tinggi memiliki 5

kecamatan.

Tabel 3. LuasWilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Dikota Tebing Tinggi2010

Kecamatan Luas wilayah Penduduk ( jiwa) Kepadatan

penduduk

(40)

Pembagian luas Kecamatan dapat di lihat sebagai berikut:

Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Rambutan

No. Kelurahan Luas (ha)

1. Mekar Sentosa 88,17

2. Rantau Laban 11,63

3. Lalang 89,70

4. Tanjung Marulak Hilir 48,19

5. Tanjung Marulak hilir 65,31

6. Sri Padang 61,30

7. Karya Jaya 229,20

JUMLAH 593,50

Sumber Kantor Camat Rambutan Tebing Tinggi

Selanjutnya gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan

No Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah

(jiwa)

(41)

Populasi penduduk tersebut dapat dirinci sesuai komposisi menurut struktur usia antara lain :

Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Berdasarkan Usia

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

0-6 2.457 2.302 4.759 15,52

Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi

Dari Tabel 6 dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang terbesar

adalah kelompok umur 26-55 sebesar 33,70%, menyusul kelompok umur 7-16

yaitu 20,14%, kelompok umur 17-25 yaitu 19,88% dan selanjutnya kelompok

umur 0-6 yaitu 15,52% dan selanjutnya kelompok umur 56 keatas yaitu 10,76%.

Selanjutnya gambaran komposisi penduduk berdasarkan agama yang

dianut tertera pada Tabel 7

Tabel 7. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Menurut Agama

(42)

Dari Tabel 7dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang beragama

islam lebih banyak yaitu sebesar 85,84% diikuti oleh agama kristen katolik

sebesar 6,64% dan kristen protestan sebesar 4,47%.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian terdapat pada tabel 8

Tabel 8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Menurut Jenis Mata Pencaharian

Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi

Dari tabel 8 di kemukakan bahwa jumlah mata pencaharian yang terbesar

adalah Pedagang dan pengusaha diikuti Buruh/swasta dan selanjutnya Pegawai

Negeri.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pada suatu daerah sangat mendukung tingkat

kemajuan daerah tersebut. Sarana dan prasarana didaerah penelitian cukup

lengkap. Keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Rambutan dapat dillihat

(43)

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Rambutan,Kota Tebing Tinggi, Tahun 2012

No Sarana (Unit) Jumlah

1. Pendidikan

- Sekolah Dasar

- Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama - Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir

20

- Puskesmas Pembantu dan Balai Unit Pengobatan

- Posyandu

- Dokter, bidan dan perawat

1

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Karakteristik Responden

Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik tenaga kerja

wanita yang dijadikan responden pada penelitian ini. Tenaga kerja pada industri

kacang intip sebanyak 25 orang wanita dan hanya 2 orang pria. Responden disini

dikhususkan pada 25 orang tenaga kerja wanita. Gambaran karakteristik

(44)

tanggungan, Jarak rumah ketempat bekerja serta Pendapatan istri dan perndapatan

suami.

Adapun karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja wanita dalam

penelitian ini dapat dilihat Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pada Industri Kacang Intip

6. Pendapatan wanita (Rp/Bln) 462.000-524.000 481.280

7. Pendapatan suami (Rp/Bln) 1.200.000-3.000.000 1.396.000

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 10dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar antara

18-47 tahun dengan rataan 36,28 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui

bahwa sampel masih berada pada usia produktif sehingga memiliki potensi tenaga

kerja yang cukup besar.

Lama bekerja sampel berkisar antara 0,25 (3 bulan)-3 tahun dengan

rata-rata 1,52 tahun. Dari rata-rataan tersebut dapat dikatakan bahwa sampel belum terlalu

lama bekerja pada industri kacang intip.

(45)

adalah tamatan SMP. Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi wawasan

pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan mengambil keputusan dalam bekerja

pada industri kacang intip.

Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 1-5 jiwa dengan

rataan sebesar 3,08 jiwa. Dari tanggungan tersebut ada juga yang membantu

sampel pada usaha kacang intip.

Jarak dari rumah ketempat kerja sampel berkisar antara 100-1000 meter

dengan rataan sebesar 300 meter. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa

sebahagian besar sampel bertempat tinggal di lokasi usaha kacang intip sehingga

tidak memerlukan biaya tambahan untuk onkos pergi kerja.

Pendapatan istri berkisar antara Rp.462.000- Rp.524.000 dengan rataan

sebesar Rp.481.280 dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan

pendapatan sampel masih dibawah upah minimun, tetapi pendapatan ini dirasa

cukup membantu kebutuhan rumah tangga sampel

Pendapatan suami berkisar antara Rp.1.200.000- Rp.3.000.000 dengan

rataan sebesar Rp.1.396.000dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan

bahwa pendapatan tersebut dikatakan cukup besar, karena upah tersebut diatas

(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap tenaga kerja wanita di kecamatan rambutan

kota Tebing Tinggi. Usaha kacang intip ini terdapat di kelurahan karya jaya. Pada

penelitian ini ditetapkan 25 sampel, sampel diambil secara keseluruhan tenaga

kerja wanita yang terdapat pada industri kacang intip tersebut.

Gambaran Tata Pengolahan Industri Kacang Intip

Industri kacang intip berdiri pada bulan Juli 2009, milik seorang wanita

bernama Rini Kusendang yang lahir di Belawan pada tanggal 13 Desember 1974.

Dengan modal awal hanya sebesar Rp. 50.000,00 ibu dari 3 orang anak ini

berusaha untuk mencoba peruntungan baru. Dari pengalaman mengikuti pelatihan

motivasi, ibu rini mencoba mengembangkan ilmu yang telah ia dapatkan dari

pelatihan. Dari bekal resep dari media internet ibu rini mulai mencoba sebuah

panganan yang unik namun cukup bersahabat dari segi penyajian bahan. Dengan

sedikit modifikasi resep terciptalah panganan bernama kacang intip. Walaupun

banyak mengenal dengan banyak nama seperti kacang molen, kacang lipat,

kacang sembunyi, kacang senyum dan lain sebagainya.

Sampai saat ini usaha kacang intip terus berkembang dengan badan usaha

yang sudah tercatat atas nama pengusaha sendiri. Sekarang modal dan pendapatan

telah bertambah, dengan pendapatan pendapatan bersih dari usaha ini telah

mencapai Rp.10.000.000,00 / bulan. Pengusaha dibantu oleh suami bersama 25

orang tenaga kerja wanita dan 2 orang tenaga kerja pria, mampu memproduksi

(47)

sendiri seperti, Medan, Padang, Pekan Baru bahkan mulai mencoba merambah ke

negara Malaysia.

Untuk cara penggajian pengusaha memberikan pilihan kepada seluruh

tenaga kerjanya sesuai kesepakatan bersama. Ada yang digaji setiap 3 hari sekali

dan ada pula yang seminggu sekali. Hal ini dirasa cukup membantu para ibu-ibu

rumah tangga yang bekerja pada industri rumah tangga kacang intip karena dapat

menambah uang belanja dan uang saku sekolah.

Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku untuk pengolahan kacang intip adalah kacang tanah, tepung

terigu, dan bawang putih. Bahan baku ini selalu tersedia untuk satu bulan seperti

tertera dalam gambar.

Gambar 2. Persedian Tepung Terigu

(48)

Bagaimana tahapan kegiatan pengolahan kacang intip ini akan diuraikan

secara rinci dibawah ini,

Proses Pembuatan Kacang Intip

A. Pengadukan

Proses pengadukan dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk,

yang dioperasikan oleh seorang tenaga kerja pria, hal ini tidak dilakukan oleh

tenaga kerja wanita.

1. Pengadukan tepung terigu

Tepung terigu diaduk melalui mesin pengaduk, bahan ini sebagai bahan utama

(49)

Gambar 5. Proses Memasukkan Tepung Terigu Ke Mesin Pengaduk

2. Pencampuran gula halus dan garam

Setelah pengadukan tepung terigu, ditambahkan gula dan garam agar didapatkan

rasa yang manis dan asin yang sesuai.

(50)

Gambar 7. Proses Memasukkan Garam Kemesin Pengaduk

3. Pencampurkan bawang putih

Adonan dicampurkan dengan bawang putih yang telah dihaluskan kedalam mesin

pengaduk, hal ini bertujuan untuk penambahan aroma dan sebagai pengawet alami

pada kulit kacang intip.

Gambar 8. Proses Memasukkan Bawang Putih Ke Mesin Pengaduk

4. Pencampuran tepung tapioka

(51)

Gambar 9. Proses Memasukkan Tepung Tapioka Ke Mesin Pengaduk

5. Penambahan minyak sayur

Biarkan seluruh adonan tercampur merata terlebih dahulu, kemudian tambahkan

minyak sayur secukupnya. Hal ini bertujuan agar adonan dapat dilepaskan satu

persatu dan tidak melekat saat dicetak nanti.

(52)

6. Penambahan air

tambahkan air kedalam adonan, hal ini bertujuan agar adonan menjadi rata

seluruhnya

Gambar 11. Proses Memasukan Air Kedalam Mesin Pengaduk

7. Adonan dibiarkan

Biarkan adonan selama sekitar 10 menit, hal ini bertujuan untuk mendapatkan

(53)

Gambar 12. Proses Pencampuran Seluruh Bahan

B. Penggilingan

Proses penggilingan juga dilakukan menggunakan mesin penggiling yang

juga dioperasikan oleh tenaga kerja pria. Setelah adonan bercampur menjadi satu

pindahkan adonan kemesin penggiling, kemudian digiling untuk menghasilkan

adonan berupa lembaran-lembaran.

(54)

C. Pencetakan

Setelah adonan berubah menjadi lembaran-lembaran maka adonan

dipotong memanjang dan dipotong kembali dengan ukuran 2 cm x 2 cm hal ini

untuk memudahkan kacang tanah dilipat ke adonan, kemudian kacang dilipatkan

ke adonan kulit disinilah peran wanita dibutuhkan. Tenaga kerja wanita bertugas

memotong adonan yang telah berbentuk lembaran pipih, serta melipat kacang

tanah keadonan.

(55)

Gambar 15. Proses Pemotongan Adonan Kulit Menjadi Bentuk Persegi

(56)

Gambar 17. Tenaga Kerja Wanita Yang Sedang Melipat Kacang Intip

D. Penggorengan dan pengemasan

Penggorengan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja pria karena hal

ini dianggap pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap wanita. Dan prosesnya

adalah sebagai berikut

1. Setelah dilipatkan keadonan kulit, kemudian kacang intip digoreng dalam

minyak yang telah ditambahkan gula dan wijen.gula dan wijen menambah rasa

(57)

Gambar 18. Proses Penggorengan

2. Pengemasan

Setelah digoreng kacang intip ditiriskan dan dibiarkan dingin hal ini bertujuan

agar kacang intip tetap renyah pada saat dalam kemasan. Kemudian kacang intip

siap di kemas dan dipasarkan. pengemasan dilakukan oleh tenaga kerja wanita

yang dipercaya untuk mengemas.

(58)

Gambar 20. Kacang Intip Yang Telah Siap Dipasarkan

Aktivitas Tenaga Kerja Wanita

Tenaga kerja yang bekerja pada industri rumah tangga kacang intip adalah

ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah tangganya. Sebelum pergi

ketempat bekerja para ibu rumah tangga ini melakukan kewajibannya sebagai ibu

rumah tangga terlebih dahulu. Seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus

anak sekolah dan suami pergi kerja. Setelah semua selesai sekitar pukul 09.00 wib

para tenaga kerja pergi ke lokasi industri kacang intip yang memang tempatnya

tidak terlalu jauh. Di lokasi industri kacang intip ini para tenaga wanita bekerja

bekerja memotong adonan dan melipatkannya ke kacang tanah. Setelah bekerja 3

jam sampai pukul 12.00 wib para pekerja pulang kerumah untuk istirahat makan

siang dan melihat keadaan rumah dan anak-anak yang pulang sekolah, setelah

istirahat kurang lebih 1 jam sekitar pukul 13.00 wib wanita kembali ke lokasi

(59)

sore pukul 15.00 – 16.00.wib dan kembali kerumah selanjutnya untuk melakukan

pekerjaan rumah tangga. Inilah aktivitas tenaga kerja wanita yang bekerja pada

industri Kacang Intip setiap hari.

Menurut hasil wawancara kepada responden, Para suaminya menyatakan

bahwa isteri yang bekerja sebagai buruh di industri Kacang Intip dapat membantu

keuangan keluarga, walaupun yang diterima tenaga kerja wanita dari pekerjaan ini

tidak terlalu besar tetapi cukup berarti. Suami tidak pernah keberatan karena isteri

selain dapat bekerja mengisi waktu luang dan menambah pendapatan keluarga

isteri juga dapat menyelesaikan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.

Para suami beranggapan kerja ini hanya kerja sambilan para isteri tetapi

cukup membantu pendapatan keluarga,dan pekerjaan ini tidak begitu menguras

tenaga si wanita. Disamping itu, pekerjaan ini tidak mengeluarkan ongkos

sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan, sedangkan untuk makan siang mereka

bisa pulang kerumah untuk makan siang.

Curahan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Kacang Intip

Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita adalah memotong

adonan menjadi lebih kecil dengan ukuran 2 cm x 2 cm, serta melipat kulit adonan

ke kacang tanah, semakin cepat mengerjakannya maka semakin besar volume

(60)

Tabel 11. Rataan curahan tenaga kerja dan volume kacang yang dilipat dalam industri kacang intip didaerah penelitian perminggu dan perbulan

Uraian Jam kerja Volume kacang yang

dilipat (kg)

Sumber : Diolah Dari Lampiran 2

Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa responden bekerja mulai hari

senin sampai sabtu setiap minggunya dengan curahan tenaga kerja per minggu dan

volume kacang yang dilipat hampir sama antara 57,96 - 60,48 kg. Dengan kata

lain curahan tenaga kerja wanita dalam satu bulan 120,38 jam dengan 24 hari

kerja dan rata-rata volume kacang yang dilipat adalah 240,64 kg

Pendapatan Kerja Wanita Sebagai Buruh

Pendapatan tenaga kerja wanita sesuai dengan seberapa banyak (Kg)

kacang intip yang dapat dilipat setiap harinya selama seminggu. Upah melipat

kacang intip adalah Rp. 2.000 / Kg. Oleh karena upah yang diterima tergantung

pada banyaknya kacang yang dilipat. Besarnya upah yang diterima oleh tenaga

(61)

Tabel 12. Rata-rata upah tenaga kerja wanita pada industri kacang intip didaerah penelitian (Rp/ Bulan).

Uraian Rataan Range

1. volume kacang yang dilipatkan (Kg) 240,64 231-262

2. upah (Rp/Bln) 481.280 462.000-524.000

Sumber : Diolah Dari Lampiran 3

Dari Tabel 12 dapat dikemukakan bahwa pendapatan yang diperoleh wanit

sabagai upah dari industri kacang intip adalah Rp. 481.280 dalam 24 hari kerja

atau jam kerja 120,38 jam dalam satu bulan. Dengan kata lain pendapatan 1 jam

adalah Rp 4.000,- upah minimum kota Tebing Tinggi Rp. 1.380.000 dalam 25

hari kerja atau 200 jam (bila 1 HK = 8 jam) maka pendapatan perjam adalah

Rp. 6.900,- . Maka pendapatan wanita dari industri kacang intip Rp.4.000,- dalam

satu jam dibandingkan dengan upah minimum kota Tebing Tinggi sebesar

Rp. 6.900,-per jam, maka pendapatan wanita sebagi buruh di industri kacang intip

rendah. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan pendapatan tenaga kerja

wanita sebagi buruh di industri kacang intip besar, ditolak.

Pendapatan Keluarga

Pendaptan keluarga adalah pendapatan wanita ditambah dengan

pendapatan suami. Pekerjaan suami para tenaga kerja wanita pada industri kacang

intip bervariasi antara lain buruh pabrik, kuli bangunan, tarik becak, sopir dan

wiraswasta. Sumber pendapatan suami berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat

(62)

Tabel 13. Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan

No Uraian Jumlah (orang) Pendapatan Rata-rata (Rp/Bln)

1. Buruh pabrik 14 (56%) 1.200.000

2. Sopir 4 (16%) 1.725.000

3. Kuli bangunan 3 (12%) 1.733.333

4. Tarik becak 2 (8%) 1.800.000

5. Wiraswasta 2 (8%) 1.200.000

Sumber : Diolah Dari Lampiran 1

Dari Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa terdapat 14 orang (56%) suami

responden pekerjaannya adalah buruh pabrik dengan rata-rata penghasilan

perbulan Rp.1.200.000,- selanjutnya 4 orang (16%) bekerja sebagai sopir dengan

pendapatana perbulan Rp.1.723.000,- 3 orang (12%) bekerja sebagai kuli

bangunan dengan pendapatan setiap bulan Rp.1.733.333,- sebagai penarik becak

2 orang (8%) dengan pendapatan perbulan Rp.1.800.000,- dan 2 orang

(8%)wiraswasta dengan pendapatan Rp.1.200.000 perbulan. Maka untuk melihat

besarnya pendapatan keluarga dari tenaga kerja wanita sebagai buruh pada

(63)

Tabel 14. Total Pendapatan Keluarga tenaga kerja wanita yang bekerja di industri kacang intip di daerah penelitian

No Uraian Rp/Bulan Range (Rp)

1 Pendapatan wanita/isteri 481.280 462.000-524.000

2 Pendapatan suami 1.396.000 1.200.000-3.000.000

Total Pendapatan Keluarga 1.877.280 1.662.000-3.482.000

Sumber : Diolah Dari Lampiran 4

Dari Tabel 14 dikemukakan bahwa total pendapatan keluarga adalah

Rp. 1.877.280 per bulan dengan range Rp.1.662.000-3.482.000.

Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga.

Dengan memperhatikan kondisi pendapatan suami sebelum adanya

pendapatan isteri/wanita dapat dikemukakan dari 25 responden terhadap

8 (8

25 × 100 = 32%) pendapatan suami diatas Upah Minimum Kota Tebing

Tinggi, sementara 17 (68%) pendapatan suami dibawah Upah Minimum Kota

Tebing Tinggi setelah wanita (isteri) memiliki pendapatan sendiri, maka

pendapatan keluarga diatas Upah Minimum Kota Tebing Tinggi. Keadaan ini

menunjukkan bahwa pendapatan isteri sebagai tenaga kerja wanita pada industri

kacang intip memberikan arti yang cukup penting bagi pendapatan keluarga.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap

pendapatan keluarga maka digunakan rumus :

Kontribusi pendapatan wanita =���������������������������������������

(64)

Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan

mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap total pendapatan keluarga

dapat dilihat pada Tabel 15

Tabel 15. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Kacang Intip Didaerah Penelitian

No Uraian Rp/Bulan Persentase

1 Pendapatan responden 481.280 25,64

2 Pendapatan suami 1.396.000 74,36

Total 1.877.280 100

Sumber : Diolah Dari Lampiran 4.

Dari Tabel 15 dapat dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan tenaga

kerja wanita terhadap total pendapatan rumah tangga adalah 25,64 %. Dari data

ini dapat dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan

keluarga rendah karena kontribusi < 30 %. Maka hipotesis 3 yang menyatakan

bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan

keluarga tinggi ditolak.

Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Sebagai Buruh Diindustri Kacang Intip

Alasan dari 25 responden terhadap pekerjaan sebagai buruh pada

industri kacang intip bervariasi menurut hasil wawancara bahwa alasan responden

bekerja sebagai buruh di industri Kacang Intip ini. Ada yang menyatakan

(65)

luang dan daripada menganggur dirumah. Jumlah dan persentasi wanita

berdasarkan alasannya dapat dilihat pada Tabel 15

Tabel 16. Frekuensi Wanita Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai Buruh di Industri Kacang Intip Di Daerah Penelitian

No Alasan Jumlah

(jiwa)

Persentase (%)

1. Menambah pendapatan keluarga 8 32

2. Menambah pendapatan keluarga dan lokasinya dekat rumah

8 32

3. Menambah pendapatan keluarga dan mengisi waktu luang

7 28

4. Menambah pendapatan keluarga dan daripada menganggur

2 8

Jumlah 25 100 Sumber Diolah Dari Lampiran 5

Dari Tabel 16 dapat dikemukakan bahwa jumlah responden yang terbesar

adalah yang mengatakan alasan menambah pendapatan keluarga dan lokasi

industri kacang intip dekat dari rumah yaitu sama sekitar 32%, diikuti alasan

mengisi waktu luang 28% dan terakhir alasan daripada menganggur di rumah

terdapat 8 %.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa alasan wanita bekrja

sebagai buruh pada industri kacang intip dominan untuk menambah pendapatan

keluarga sehingga dengan adanya pendapatan wanita /isteri maka total pendapatan

seluruhnya dari semua rumah tangga berada diatas Upah Minimum Kota Tebing

Tinggi.

Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan apa alasan wanita bekerja

(66)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Curahan tenaga kerja wanita pada industri kacang intip cukup besar yaitu

120,38 jam dalam satu bulan berarti tenaga kerja wanita bekerja ±5,02 jam

setiap harinya.

2. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita yaitu rata-rata sebulan sebesar

Rp. 481.280,00. Pendapatan ini dibawah upah minimum kota Tebing Tinggi

yaitu Rp. 1.380.000. Namun pendapatan ini dianggap sangat membantu

perekonomian keluarga.

3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan

keluarga sebesar 25,64 % artinya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita

rendah. Tetapi tenaga kerja wanita tetap merasa beruntung bekerja pada

industri ini karena tugasnya sebagai ibu rumah tangga tidak terabaikan/tetap

dapat dilaksanakan dengan baik.Alasan tenaga kerja wanita bekerja pada

industri rumah tangga kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga,

mengisi waktu luang dan lokasi industri tersebut dekat dengan rumah.

Saran

Adapun saran yang bisa diajukan adalah sebagai berikut :

1. Kepada tenaga kerja wanita

Diharapkan tenaga kerja wanita belajar lebih cekatan melipat kacang intip

agar volume kacang yang dilipat lebih besar sehingga upah yang diterima

(67)

2. Kepada pemerintah

Kiranya pemerintah dapat memfasilitasi atau menyediakan modal bagi para

ibu rumah tangga yang ingin berwira usaha, terutama di industri kacang

intip.

3. Kepada peneliti selanjutnya

Agar melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor sosial ekonomi

yang mempengaruhi kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap

Gambar

Tabel 3. LuasWilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk  Kecamatan Dikota Tebing Tinggi2010
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan Jenis
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012                 Berdasarkan Usia
Tabel 8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Menurut Jenis Mata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Klik grafik prosentase kehadiran mahasiswa pada bagian yang diinginkan, contoh: “Kehadiran Kurang” Informasi kehadiran mahasiswa dapat ditampilkan beserta dengan jumlah

Standar kompetensi sosial pada intinya sama dengan kompe- tensi sosial yang dikemukakan oleh Ditjen Dikti (2011), namun dengan pengkhususan pada matakuliah Ilmu Sosial Budaya

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kajian keandalan Kulong Retensi Kacang Pedang sebagai pengendali banjir di Kota Pangkalpinang

Bagi rekanan yang merasa keberatan atas hasil pelelangan tersebut di atas diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa APBD

Pemaparan latar belakang dan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada pengaruh antara strategi pembelajaran kooperatif Think pair

Setelah tahun 2008, kembali diadakan pameran- pameran tunggal. Pameran tunggalnya yang ke 15 juga merupakan salah satu pameran tunggal yang sangat berkesan bagi

Setiap kelompok melaporkan secara tertulis pertanyaan yang telah menjadi milik kelompok (mewakili kelompok). Guru melakukan pemeriksaan terhadap pertanyaan dari tiap-tiap

Seperti pada Gambar 3.19, diagram berjenjang aplikasi penilaian kinerja pegawai ini terdari dari empat proses utama yaitu mengelola data master pegawai, mengelola data master