Analysis of Premium Income In Joint Life Insurance (AJB) Bumi Putera Cimahi 1912 Branch Office
Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh : Lisda Nurmawiah
Nim : 21308031
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
▸ Baca selengkapnya: premi asuransi yang telah kadaluarsa
(2)i
Setiap pengikut asuransi akan mendapatkan kartu polis, sebagai tanda orang tersebut masuk dalam asuransi dan wajib membayar premi asuransi yang besarnya telah ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian. Pembayaran Premi merupakan sumber pendapatan terbesar Asuransi, kondisi ekonomi yang tidak baik sering menyebabkan nasabah tidak membayarkan preminya sampai batas waktu yg ditentukan sehinga menyebabkan penguluran waktu dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Mengetahui metode pencatatan pendapatan premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera. 2)Mengetahui prosedur pencatatan pendapatan premi Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera.
Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti fakta yang ada secara sistematis berdasarkan objek penelitian, fakta yang ada untuk dikumpulkan dan diolah menjadi data, kemudian dijelaskan berdasarkan teori sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.
Kesimpulan penelitian ini adalah tak tertagihnya premi menyebabkan penguluran penyelesaian pencatatan pendapatan premi. Saran penelitian adalah pihak asuransi harus lebih teliti terutama pihak agen dalam memilih calon nasabah, dan melakukan pendekatan terhadap nasabah agar teratur membayar preminya dan tidak sampai jatuh tempo.
ii
Every follower of insurance policyholders will receive the card, as a sign the person is entered in the insurance and must pay insurance premiums in the amount set by the company in accordance with the agreement. Premium Payment Insurance is the largest source of income, which is not good economic conditions often cause customers do not pay premiums until the time limit so that determined who caused the stretching of time in the completion of recording premium income. This study aims to: 1) Determine the method of recording premium income which is used by the Life Insurance Joint Son of Earth. 2) Knowing the recording procedures Joint Life Insurance premium income of the Son of Earth.
Methods of research on the author in the preparation of this Final Project is a descriptive method of analysis. Descriptive analysis is a method of research used to examine the fact that there are systematically based on the object of research, the fact that there is to be collected and processed into data, and then explained on the theory that ultimately result in a conclusion.
The conclusion of this study is not uncollectible premiums cause stretching completion of recording premium income. Proposed study is the insurance should be more careful especially in choosing the agents of prospective customers, and approaching customers to regularly pay the premiums and not to maturity.
iii
Dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan Judul “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi”.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam
pengetahuan dan pengalaman bidang ini. Tugas Akhir ini dibuat sebagai
syarat menempuh program D-3 jurusan Akuntansi di Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM).
Berbagai cara dan usaha telah penulis lakukan untuk pengolahan dan
penyelesaian Laporan tugas Akhir ini sesuai dengan apa yang telah
didapatkan selama melakukan Penelitian pada “Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi”, tetapi keterbatasan kemampuan
yang penulis miliki serta sifat khilaf yang senantiasa menyertai setiap
manusia. Oleh Karena itu penulis merasa masih harus diperbaiki, dengan
begitu penulis sangat meharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak guna dijadikan pedoman dan pegangan di masa yang akan
iv terhormat :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Lilis Puspitawati,SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia, dan Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE.,Ak.,M.Ak. selaku dosen wali 3AK5.
6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah
membekali penulis dengan pengetahuan dan membantu penulis dalam
menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Yayan, selaku Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)
dan pembimbing penulis di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera
v
1912 Kantor Cabang Cimahi, A Andri, A Akbar, Teh Merri dan A Heri
selaku staf administrasi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912
Kantor Cabang Cimahi, Paka Agus, Bapak Abah, dan seluruh staf
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi,
yang selalu ramah dan membuat penulis berada di rumah selama
Penelitian disana dan selalu memberikan support, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
9. Orang tua tercinta, serta adik dan kakak yang telah memberikan dukungan
baik secara moril maupun materil, serta masukan atas motivasi dan doanya
10.Gizka Defli Flamico, yang selalu memberikan dukungan selama
pelaksanaan penelitian dan pembuatan Laporan Tugas Akhir sampai
dengan selesai.
11.Sahabatku Elisya Sofiah, Ingwie Valentine Sanjani, Irnes Septiani, Riska
Andriani, Desti Andiani yang selalu menemaniku dalam suka maupun
duka serta membantuku dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
12.Teman-teman seperjuangan di 3AK5
vi
–
dan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Wasaalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian
dengan cara seseorang mengikatkan diri kepada perusahaan untuk mendapatkan
perlindungan terhadap jiwa mereka di masa yang akan datang. Perkembangan
perusahaan-perusahaan asuransi di luar negeri dapat dikatakan sudah sangat baik
karena asuransi telah dianggap sebagai gaya hidup masyarakat baik dari kalangan
bawah maupun kalangan atas, sedangkan di Indonesia asuransi masih dianggap
sesuatu yang mewah karena sebagian besar pemakai jasa asuransi adalah kalangan
menengah ke atas. Namun seiring berjalannya waktu dan kesadaran diri masyarakat
akan pentingnya perlindungan terhadap jiwa mereka menyebabkan banyak
berkembangnya perusahaan asuransi di Indonesia.
Macam-macam asuransi yang terdapat di Indonesia yaitu asuransi kerugian
terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan
(pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau
kesehatan). Asuransi jiwa, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama
antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang
diakibatkan oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan
terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya,
tidak mustahil terjadi). Kerjasama dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja
atas dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan
risiko kepada orang-orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program
asuransi jiwa seperti : asuransi untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan, dan
kesehatan. Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan
pemerintah berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan
jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
komersial.
Dalam perkembangan perusahaan asuransi, diperlukan sikap profesional dari
setiap elemen yang ada dalam perusahaan serta suatu kontrol yang baik agar semua
kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini sangat
penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Sikap profesional tersebut
dapat tercermin dari kemampuan perusahaan untuk bersaing di lapangan, yaitu
strategi perusahaan dapat memanfaatkan semua peluang dan kekuatan yang ada dan
menutup kelemahan serta menetralisir segala hambatan dalam dinamika bisnis yang
dihadapi. Semua itu bisa dilakukan apabila manajemen mampu melakukan
pengambilan keputusan yang didasarkan pada masukan yang objektif.
Pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab dalam hukum
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam kegiatan perusahaan asuransi memperoleh pendapatan melalui premi
asuransi dari para tertanggung, yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari
tetanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada
penanggung. Dalam skop asuransi, premi merupakan imbalan jasa atas jaminan yang
diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang
mungkin diderita oleh tertanggung. Imbalan jasa atas jaminan dengan menyediakan
sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua, risiko kematian dan lain-lain.
Dari premi asuransi yang dikumpulkan dari para tertanggung dalam waktu
yang relatif lama akan terkumpul dana yang cukup besar, sehingga dari dana tersebut
perusahaan asuransi akan mampu mengembalikan tertanggung kepada keadaan
ekonomi seperti sebelum terjadi kerugian dan menghindarkan tertanggung dari
kebangkrutan. Perusahaan asuransi bisa melangsungkan hidupnya melalui premi yang
diterima dari tertanggung. Sedangkan tertanggung premi asuransi merupakan unsur
biaya bagi perusahaan asuransi yang akan berpengaruh terhadap kegiatan atau tingkat
konsumsinya.
Penerimaan kas yang diperoleh perusahaan asuransi merupakan hasil dari
penjualan polis-polis asuransi. Dari penjualan polis-polis asuransi inilah akan
Menurut Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) Bumi Putera
Kantor Cabang Cimahi menyatakan bahwa, kendala dalam pencatatan pendapatan
premi adalah keterlambatan pembayaran premi oleh nasabah, sehingga
mengakibatkan pencatatan premi menjadi terhambat dan penguluran waktu
penyelesain pencatatan premi tersebut.
Perusahaan harus dapat merancang sistem pencatatan premi yang efektif dan
efisien. Dokumen-dokumen harus dibuat sebaik mungkin sehingga data yang
didokumentasikan dipastikan lengkap, valid, dan akurat. Kemudian, pemrosesan data
yang terkomputerisasi dan dengan sistem yang baik akan sangat membantu
menghasilkan informasi yang cepat dan akurat, dan yang terpenting adalah tentang
bagaimana pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya
penggelapan atau kecurangan yang dilakukan oleh unit yang terkait dengan premi.
Pencatatan premi pada perusahaan asuransi harus dilakukan dengan sistem
yang baik untuk menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berdasarkan
uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera 1912), dan menuangkannya dalam tugas akhir
dengan judul : “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis memilih topik Pencatatan Pendapatan Premi
Dengan Metode Uang Muka, karena menurut penulis ini merupakan salah satu hal
yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa inti dari fenomena permasalahan diatas yaitu :
1. Kegiatan pembayaran premi tidak tepat pada waktu yang sudah disepakati.
2. Keterlambatan pencatatan pendapatan premi, mengakibatkan penguluran waktu
dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah
tersebut, maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumi Putera 1912.
2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam prosedur pencatatan pendapatan premi
pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam
prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan
informasi sebagai materi dalam menyusun laporan tugas akhir serta menambah
wawasan pengetahuan informasi mengenai pencatatan dan pendapatan premi asuransi
pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang Cimahi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan melakukan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa
Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam prosedur pencatatan pendapatan
premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala
dalam prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
Kegunaan akademis yang diperoleh dari penulisan ini adalah :
Sebagai referensi untuk meningkatkan dan menambah wawasan mengenai
pencatatan pendapatan premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumi Putera 1912, terkait Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 36, tentang definisi pengakuan pendapatan premi sebagai bahan evaluasi dan
perbandingan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan kerja serta
dapat memberikan masukan pemikiran dan informasi yang berguna, khususnya studi
akuntansi dan bagi rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Diploma III Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi penulis
1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang diperoleh selama di
bangku kuliah ke dalam praktek dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai prosedur pencatatan pendapatan
premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912,
terkait Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36,
3. Mendapatkan gambaran pengetahuan yang sangat berguna sampai salah satu
perbandingan antara materi yang didapat diperkuliahan dengan penetapan di
instansi atau perusahaan.
b. Bagi Instansi / Perusahaan
1. Memperoleh masukan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selama ini.
2. Membantu dalam berbagai aktivitas perusahaan.
c. Bagi pihak lain
1. Sebagai bahan referensi dan acuan untuk pembaca dan penulis selanjutnya.
2. Sebagai bahan kajian dalam membandingkan antara bangku kuliah dan
praktek di lapangan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi” ini
dilaksanakan pada Bagian Administrasi di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi
Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi yang beralamat di Jalan Cilember No. 325
Cimahi No. Telepon (022) 6654512, Fax (022) 665051 dan penelitian berlangsung
Tabel 1.1 Tabel Penelitian
No Kegiatan Keterangan
Bulan Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011
1. Persiapan
Penyusunan Proposal Pengumpulan Proposal 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Proposal Bimbingan Pendaftaran Sidang
3. Pelaporan
Pelaksanaan sidang
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Umum Asuransi
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut ”Assurantie” yang terdiri dari kata ”Assurandeur” yang berarti penanggung dan ”Geassurreerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut ”Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Latin disebut
”Assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kata
asuransi berarti ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin terjadi dan ”Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sesuai dengan
arti - arti kata tersebut, usaha asuransi merupakan usaha pertanggungan / pengalihan
resiko. Dengan adanya usaha ini orang dapat mengalihkan pertanggungan yang
sedapat mungkin memperkecil resiko atas peristiwa yang mungkin akan dialami
kepada perusahaan asuransi, dengan cara memberikan jaminan dan ganti rugi atas
peristiwa tersebut. Selain itu perusahaan asuransi merupakan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat yang dapat mendukung investasi dalam
menunjang pembangunan dan ekonomi Negara.
2.1.1 Pengertian Asuransi
Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah sebagai
“Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil
(sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang
belum terjadi.”
Pengertian tentang asuransi menurut Ir. Ade Arthesa dan Ir. Edia Handiman
(2006:236):
”Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia
yang mempunyai aktifitas memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian
keuangan yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak terduga” .
Sedangkan pengertian asuransi menurut Drs. O.P Simorangkir (2000 : 175)
yaitu :
”Suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil ( sedikit ) yang
pasti sebagai pengganti ( substitusi ) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.”
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ada empat unsur yang
terlibat dalam asuransi yaitu :
1. Penanggung atau insurer adalah yang memberikan proteksi.
2. Tertanggung atau insured adalah si penerima proteksi.
3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya atau
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian oleh peristiwa itu.
4. Kepentingan atau interest yang diasuransikan yang mungkin akan mengalami
Dari pengertian – pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang
bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa yang sekarang agar bisa
menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.
2.1.1.1 Pengertian Asuransi Jiwa
Perusahaan asuransi jiwa merupakan jenis usaha yang memiliki ciri yang khas
karena melakukan proteksi terhadap resiko keuangan atas hidup atau meninggalnya
seseorang.
Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan adalah segala sesuatu yang
disebabkan oleh kematian. Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan
seseorang atau sesuatu keluarga tertentu.
Resiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur
waktu. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.
Untuk memperkecil resiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa.
Sedangkan menurut Herman Darmawi (2004:2) pengertian asuransi dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. “Dalam pandangan ekonomi 2. Dalam pandangan hukum 3. Dalam pandangan bisnis 4. Dari sudut pandangan sosial 5. Dari sudut pandang matematika.”
Pengertian asuransi dalam berbagai sudut pandang diatas dapat dijelaskan
1. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi
risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan
adanya kerugian keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi
berkaitan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko.
2. Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian)
pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung
berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan
kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik
kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang
mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil.
3. Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha
utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan
memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara
sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga
keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari
masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan
ekonomi (perusahaan).
4. Dari sudut pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang
guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota
tersebut.
5. Dari sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam
memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas
dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.
Dari pengertian asuransi diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah
suatu alat untuk mengumpulkan risiko yang melekat pada perekonomian dengan cara
menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama
dalam jumlah yang cukup besar agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan
bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua
pihak dalam gabungan ini.
2.1.2 Fungsi Asuransi
Asuransi sangat memberikan manfaat / fungsi bagi kehidupan sosial ekonomi
masyarakat dan negara. Menurut Ir. Ade Arthesa dan Ir. Edia Handiman (2006:237)
manfaat asuransi bagi kehidupan sosial dan dalam memproduktifkan kegiatan
ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Memberikan Rasa Aman dan Perlindungan 2. Fungsi Tabungan dan Sumber Pendapatan Lain 3. Alat Penyebaran Risiko
Fungsi asuransi bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negara dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Memberikan rasa aman dan perlindungan
Pihak tertanggung akan mendapatkan rasa aman dari perlindungan yang diberikan
oleh pihak asuransi. Yakni, resiko keuangan akibat kehilangan, kebakaran,
kerusakan, kematian, dan resiko lainnya dapat diatasi dengan penggantian
sejumlah dana tertentu sesuai dengan nilai pertanggungan.
2. Fungsi tabungan dan sumber pendapatan lain
Beberapa jenis asuransi juga berfungsi sebagai tabungan atau sumber pendapatan.
Yakni, selain memberikan perlindungan, penanggungan juga memberikan
manfaat berupa bunga dari hasil akumulatif total premi yang dibayarkan.
3. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya diterima sepenuhnya oleh tertanggung dapat disebarkan
kepada penanggung, sehingga tertanggung mendapatkan rasa aman dalam
menjalankan aktivitasnya. Konsekuensi dari penyebaran risiko ini adalah
kewajiban premi yang harus dibayar oleh pihak tertanggung.
4. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Nilai pertanggungan dan besarnya premi ditentukan berdasarkan aspek keadilan
bagi kedua pihak. Dalam hal ini, tidak ada pihak yang merasa diuntungkan atau
pertanggungan hanya dapat dilakukan oleh ahli aktuaria yang mempunyai
kredibilitas baik dan dilakukan dengan perhitungan yang tepat.
2.1.2.1 Jenis – jenis Usaha Asuransi
Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2 (dua) bagian, yaitu asuransi atas
orang dan asuransi atas harta. Menurut Herman Darmawi (2004:26-27) pengertian
kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut:
1. “Asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang
atau penutupan asuransi atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi
yang berkaitan dengan individu. Adapun risiko yang ditanggung (peril) dalam
asuransi atas orang adalah:
Kematian
Kecelakaan dan sakit
Pengangguran, dan
Karena umur tua
2. Asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang ditujukan terhadap
peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi
ini di Indonesia digolongkan sebagai asuransi kerugian.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis asuransi terdiri dari
objeknya orang sedangkan asuransi atas harta adalah asuransi yang ditujukan
terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan harta kekayaan.
Selain dua usaha di atas juga terdapat usaha penunjang asuransi yang terdiri
dari lima jenis usaha yaitu :
1. Pialang Asuransi
Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa kepada perantara dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2. Pialang Reasuransi
Pialang Reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa kepada perantara dalam
penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan
bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3. Penilai Kerugian Asuransi
Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4. Konsultan Aktuaria
Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.
5. Agen Asuransi
Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa kepada perantara dalam
2.1.3 Tinjauan Umum Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas
barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk
memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh
dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan.
Dan didalam pengelolaan pendapatan tersebut diperlukan manajemen khusus
agar proses perolehan pendapatan dan pengalokasian pendapatan dapat dilaksanakan
secara tepat dan cepat.
2.1.3.1Pengertian Pendapatan
Pengertian Pendapatan pada PSAK No. 23 ( 2004 : 23 ) adalah :
”Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas perusahaan seperti
penjualan, penghasilan jasa ( fees ), bunga, dividen, royaltydan sewa”.
Menurut Abdul Halim ( 2002 : 64 ) mendefinisikan pendapatan sebagai
berikut :
”Semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan hutang
Pendapatan menurut Kusnadi ( 2000 : 9 ) yaitu :
”Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva ( harta ) yang mengakibatkan
bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.”
Sedangkan Menurut Soemarso. SR ( 2002 : 24 ) pengertian pendapatan yaitu :
”Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari
konsumen sebagai penjualan barang atau pemberian jasa.”
2.1.3.2 Jenis-jenis Pendapatan pada Perusahaan Asuransi
Jenis-jenis pendapatan pada perusahaan asuransi pada umumnya dibagi
menjadi dua, yaitu : pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan dan pendapatan
yang bukan berasal dari operasional perusahaan.
Pendapatan dari operasional pada dasarnya adalah pendapatan premi dari
operasional perusahaan. Perusahaan asuransi kerugian menyelenggarakan jasa dalam
pengambil alihan risiko berarti perusahaan ini memperoleh premi, maka premi ini
merupakan pendapatan operasional perusahaan.
Pendapatan yang bukan berasal dari operasional perusahaan pada dasarnya
adalah pendapatan yang berasal dari sumber lain, yaitu pendapatan dari :
1. Hasil Investasi. 2. Laba Kurs Transaksi.
3. Laba Penyesuaian Kurs Akhir Tahun. 4. Laba Penyesuaian Aktiva.
5. Bunga Jasa Giro.
2.1.4 Pengertian Pendapatan Premi
Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan berusaha untuk
dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang masuk dan meminimalisasi biaya
operasional yang harus dikeluarkan. Dalam perusahaan asuransi salah satu sumber
penerimaan kas adalah dari penerimaan pendapatan premi asuransi.
Didalam transaksi asuransi berlaku istilah ” No Premium No Insurance” jadi apabila premi belum dibayar lunas maka penanggung belum terikat dalam transaksi
untuk membayar ganti rugi kalau timbul resiko. Premi ini biasanya ditetapkan sekian
persen dari jumlah yang dipertanggungkan.
Dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari
tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko pada
penanggung, dengan demikian premi asuransi merupakan :
1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung
untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita tertanggung.
2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada
tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap resiko.
Premi menurut Drs.O.P Simorangkir ( 2000 : 177 ) yaitu :
”Sesuatu yang diberikan sebagai hadiah, sumbangan atau sesuatu yang
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2002;285) pendapatan premi ialah :
“Pendapatan premi adalah premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak
asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak)
berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan”.
Dengan demikian premi merupakan kontra prestasi dari tertanggung kepada
penanggung sebagai akibat dari dialihkannya resiko kerugian kepada pihak
penanggung.
2.1.5 Pengakuan Pendapatan Premi
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36, pengakuan pendapatan premi didefinisikan sebagai berikut :
1. Premi Kontrak Jangka Pendek 2. Premi Kontrak Jangka Panjang
Pengakuan pendapatan premi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 36 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Premi Kontrak Jangka Pendek
Paragraf 30 : Premi Kontrak Jangka Pendek (beberapa, Trem Life Insurance seperti Credit Life Insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak
sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode
resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai
yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara
merata sepanjang periode kontrak (atau periode resiko, jiwa berbeda), kecuali jika
proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Premi Kontrak Jangka Panjang
Paragraf 31 : Premi Kontrak Jangka Panjang (Whole Life Contracts dan Guaranted Renewable Term Life Contracts) diakui sebagai pendapatan pada saat
jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul
sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode
diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa datang yang
dibayar kepada pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa datang) diakui
pada saat pendapatan premi.
Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode polis risiko,
maka seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan selama periode risiko,
kecuali apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misal premi ditentukan pada
akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai
pertanggungan. Maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:
1. Apabila jumlah premi yang diestimasi secara layak, maka pendapatan premi
diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan
2. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi dilakukan
dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi
dapat diestimasi dengan layak.
2.1.6 Pencatatan Pendapatan Premi
Pengertian Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang
peredaran bruto dan/atau penerimaan penghasilan sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang.
Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang
akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian
pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara
tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi
tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui
sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah
proteksi yang diberikan.
Teori prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2007:113) yaitu :
“Terdapat sembilan tahap diantaranya pengajuan berkasberkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara kesatu, pemeriksaan lapangan, wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan kredit atau perjanjian lainnya, realisasi kredit, dan penyaluran atau penarikan”.
Pencatatan pendapatan premi yang diterima AJB Bumiputera adalah para
tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke
pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional
untuk di catat kedalam komputer.
Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke kepala seksi administrasi
untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan, setelah itu seksi
pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses pembayaran premi.
Contoh jurnal pencatatan pendapatan premi :
1. Untuk mencatat pada saat premi diterima.
Keterangan Debet Kredit
Kas
Pendapatan
xxx
xxx
2. Untuk mencatat pendapatan premi belum dibayar/piutang.
Keterangan Debet Kredit
Piutang Premi
Pendapatan Premi
xxx
xxx
3. Untuk mencatat pada saat pembayaran premi reasuransi.
Keterangan Debet Kredit
Premi Reasuransi Kas/Bank
xxx
xxx
4. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim.
Keterangan Debet Kredit
Biaya Klaim Kas/Bank
xxx
5. Untuk mencatat pada saat terjadinya klaim reasuransi.
Keterangan Debet Kredit
Piutang Reasuransi
Pendapatan Reasuransi
xxx
xxx
6. Untuk mencatat pada saat klaim reasuransi diterima.
Keterangan Debet Kredit
Kas/Bank
Piutang Reasuransi
xxx
xxx
7. Untuk mencatat pada saat pembentukan pencadangan kerugian.
Keterangan Debet Kredit
Kenaikan Estimasi Kewajiban Klaim Estimasi Kewajiban Klaim xxx xxx
8. Untuk mencatat pada saat pengakuan biaya klaim yang terjadi.
Keterangan Debet Kredit
Biaya Klaim Hutang Klaim
xxx
xxx
9. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim.
Keterangan Debet Kredit
Hutang Klaim Kas/Bank
xxx
2.2 Kerangka Pemikiran
Saat ini asuransi telah berkembang menjadi suatu bidang usaha/bisnis yang
menarik dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam kehidupan ekonomi maupun
dalam perkembangan ekonomi, terutama dibidang pendanaan.
Asuransi artinya transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak,
tertanggung dan penanggung. Sedangkan pengertian asuransi menurut Prof. Mehr dan
Cammack (2003:74) yang didefinisikan oleh Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya
Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi :
“Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi risiko, dengan
menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit yang terkena risiko, sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung”.
Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi. Sebagai sumber
pendapatan, premi merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan asuransi. Perusahaan harus dapat memperhitungkan
seberapa jauh ia dapat menawarkan jasanya dengan premi, premi yang wajar atau
yang lebih rendah dari perusahaan lain.
Pendapatan menurut Kusnadi ( 2000 : 9 ) yaitu :
”Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva ( harta ) yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.”
Adapun pengertian premi menurut Soeisno Djojosoedarso (2003:127) dalam
”Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai
imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung”.
Sama halnya dengan kegiatan perbankan, perusahaan asuransi pun melakukan
penghimpunan dana dalam bentuk premi. Premi ini merupakan sumber pendapatan
bagi perusahaan asuransi, tetapi tidak semua premi yang terhimpun tepat pada
waktunya, sehingga menjadi kendala dalam pencatatan karena adanya keterlambatan
pembayaran oleh nasabah.
Penerimaaan premi bagi perusahahaan asuransi merupakan hal yang penting
dalam kegiatan usahanya, semakin banyak polis asuransi yang terjual kepada nasabah
maka pendapatan premi asuransi yang akan diperoleh perusahaan asuransi akan
semakin meningkat.
Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan berusaha untuk
dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang masuk dan meminimalisasi biaya
operasional yang harus dikeluarkan. Dalam perusahaan asuransi salah satu sumber
penerimaan kas adalah dari penerimaan premi asuransi.
Untuk pengakuan pendapatan premi, apabila periode polis berbeda secara
signifikan dengan periode polis risiko, maka seluruh premi yang diperoleh diakui
sebagai pendapatan selama periode risiko, kecuali apabila jumlah premi masih dapat
disesuaikan, misal premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada
Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang
akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian
pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara
tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi
tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui
sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah
proteksi yang diberikan.
Pencatatan pendapatan premi yang diterima AJB Bumiputera adalah para
tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke
perusahaan melalui seksi pertanggungan, seksi pertanggungan menerbitkan bukti
pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional
untuk di catat kedalam komputer. Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke
kepala seksi administrasi untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan,
setelah itu seksi pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses
Berikut adalah skema dari kerangka pemikiran :
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi
Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera
1912 Kantor Cabang Cimahi Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumi Putera 1912
Sub. Bag. Administrasi
Kasir
30 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di AJB. Bumiputera 1912 Cabang Cimahi, yang akan
diteliti adalah mengenai pencatatan pendaptan premi dengan metode uang muka.
Husein Umar (2005:303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai
berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Sedangkan pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2009:13)
menyatakan bahwa ;
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif dan reliable tentang suatu
hal (variabel tertentu)“.
Jadi dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah sasaran untuk
mendapatkan data baik tentang apa ataupun siapa dengan tujuan dan manfaat tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek Penelitian
Penulis melakukan pengamatan langsung dan pengumpulan data pada AJB.
Bumiputera 1912 Cabang Cimahi yang beralamat di Jalan Cilember No. 325 Cimahi
langsung dengan karyawan Asuransi khususnya pada bagian administrasi .
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa dat primer maupun data sekunder
yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian
menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan
sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.
Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sujoko, Stevanus dan
Yuliawati (2009:7) adalah sebagai berikut:
”Metode penelitian adalah strategi dalam melakukan penelitian termasuk
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian”.
Adapun pengertian mengenai metode deskriptif menurut Sugiyono (2009:29)
menyatakan bahwa:
”Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis tentang objek
yang akan diteliti melalui pengumpulan data atau sempel.
Dari penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Atas Pencatatan
Pendapatan Premi”. Metode yang digunakan penulis dalam menyusun tugas ahir ini
adalah deskriptif analisis. Dengan metode ini penulis berusaha untuk mencatat dan
menggambarkan apa yang di peroleh dengan mengobservasi dan hasilnya dapat
dimengerti dan bisa membandingkan mengenai keadaan perusahaan, khususnya yang
menyangkut aspek – aspek yang diteliti dimana data dan informasi yang diperoleh
akan dikumpulkan dan diuraikan dan kemudian dianalisis.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan
penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Pengertian desain penelitian yang telah dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:84)
menyatakan bahwa :
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
Menurut Sugiyono (2009:18), menjelaskan proses penelitian dapat
disimpulakan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah. 2. Rumusan Masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan. 4. Metode Penelitian.
5. Menyusun Instrument Penelitian. 6. Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah.
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya
melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian
yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian
sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya
tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan
mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka,
peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan
berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat
penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun
kerangka toritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau petanyaan
penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria
pengetahuan yang rasional.
4. Metode Penelitian.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang
sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian
data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian
ini metode penelitian yang digunakan deskriptif.
5. Menyusun Instrument Penelitian.
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul
data. Instrument pada penelitian ini berupa wawancara dan observasi.
6. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan
operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam
melakukan penelitian.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel yang terkait dalam
penelitian ini adalah variabel Independen (Variabel X). Variabel bebas (independen
variabel) merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah “Analisis Atas Pencatatan
Pendapatan Premi Dengan Metode Uang Muka”. Dalam penelitian ini terdapat satu
variabel, yaitu variabel (X) oleh karena itu tidak terdapat variabel dependen (Y).
Variabel tergantung (dependen variabel) adalah variabel yang variabelnya diamati
dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Variabel indikator, yang digunakan untuk variabel X dalam penelitian ini dapat
Tabel 1.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Pencatatan Pendapatan Premi
Pendapatan premi adalah premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
(IAI, 2002;285)
1. Prosedur pencatatan pendapatan premi. 2. Kendala pencatatan
pendapatan premi. 3. Upaya mengatasi
kendala pencatatan pendapatan premi.
3.2.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber yang diperoleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai objek yang
akan diteliti didapat langsung dari AJB. Bumiputera 1912 Cabang Cimahi. Untuk
menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengelompokan
data yang diperlukan kedalam dua jenis data, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dapat dan dijadikan sebagai sumber dari
penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti atau
perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara
penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang
berkepentingan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang
merupakan data yang telah diolah perusahaan, yaitu berbagai referensi buku,
makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan
diteliti oleh penulis.
Kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam pengumpulan data. Metode yang digunakan dibawah ini
dimaksudkan agar mempermudah dalam penelitian lebih dekatnya pada pengumpulan
1. Studi Lapangan (field research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh
data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang
meliputi :
1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan
pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan
penelitian mengenai kegiatan-kegiatan yang terjadi pada suatu perusahaan
bagian keuangan staff anggaran.
2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tatap muka
langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk diwawancarai sehingga
data-data yang diperlukan dapat dimiliki penulis secara langsung pada staff yang
mengelola bidang anggaran perusahaan
2. Library Research (Studi Pustaka),
Study pustaka, yaitu teknik pengumpulan data yang ada dari berbagai bahan
pustaka (referensi) yang relevan dalam pencatatan pendapatan premi asuransi.
Adapun buku yang menjadi referensi adalah Buku Bank dan Financial Institution
3.2.4 Metode Analisis
Untuk mencapai sebuah kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan dan
di analisis , maka proses yang di lakukan adalah penyusunan kriteria yang di dasarkan
pada data yang dikumpulkan baik data hasil penelitian keperpustakaan maupun
gambaran umum perusahaan yang di jadikan objek penelitian
Adapun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis prosedur pencatatan pendapatan premi.
2. Menganalisis hambatan pencatatan pendapatan premi.
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan
AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang
pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah, dengan nama Onderlinge Levensverzekering Maatschapij PGHB (bahasa Belanda) disingkat dengan O.L Mij. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya Mutual Life Insurance (Asuransi Jiwa Bersama). Dengan bentuk badan usaha yang seperti ini, maka pemilik
perusahaan adalah Para Pemegang Polis.
O.L Mij PGHB didirikan berdasarkan keputusan dalam sidang pada Kongres
Perserikatan Guru-guru Hindia Belanda yang pertama di Magelang, saat itu
pesertanya hanya terbatas pada kalangan guru-guru saja. Para peserta kongres pun
menyambut positif. Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota O.L Mij. PGHB,
baru 5 orang.
Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnya pun untuk
pertama kali, hanya terdiri dari tiga orang Pengurus PGHB, yang terdiri dari:
1. Mas Ngabehi (M.Ng) Dwidjosewojo, sebagai Presiden Komisaris. 2. Mas Karto Hadi (M.K.H) Soebroto, sebagai Direktur.
Pada mulanya perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia Belanda,
kemudian perusahaan memperluas jaringan pelayanannya ke masyarakat umum.
Dengan bertambahnya anggota, maka para pengurus sepakat untuk mengubah nama
perusahaannya. Berdasarkan Rapat Anggota/Pemegang Polis di Semarang, November
1914, nama O.L Mij. PGHB diubah menjadi O.L Mij. Boemi Poetra.
Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di Indonesia, nama O.L Mij. Boemi
Poetra yang menggunakan bahasa asing segera diganti. Maka pada tahun 1943 O.L
Mij. Boemi Poetra kembali diubah namanya menjadi Perseroan Pertanggungan Djiwa
(PTD) Boemi Poetra, yang merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa
nasional yg tetap bertahan. Namun karena dirasa kurang memiliki rasa kebersamaan,
maka pd tahun 1953 PTD Boemi Poetra dihapuskan. Dan, hingga sekarang terkenal
dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) di depan nama Bumiputera 1912 yang
merupakan bentuk badan hukum.
Pada tahun 1921, perusahaan pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1934
perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang di Bandung,
Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin, dan Ujung Padang.
Dengan demikian semakin berkembang, maka tahun 1958 secara bertahap kantor
pusat dipindahkan ke Jakarta, dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB
Bumiputera berdomisili di Jakarta.
Selama lebih Sembilan dasawarsa, Bumiputera telah berhasil melewati
dan masa-masa krisis ekonomi seperti sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang
dimulai pada pertengahan tahun 1997.
Salah satu kekuatan Bumiputera adalah kepemilikan dan bentuk
perusahaannya yang unik, dimana Bumiputera adalah satu-satunya perusahaan di
Indonesia yang berbentuk mutual atau usaha bersama, artinya pemilik perusahaan
adalah pemegang polis bukan pemegang saham. Jadi perusahaan tidak berbentuk PT
atau Koperasi. Hal ini dikarenakan premi yang diberikan kepada perusahaan
sekaligus dianggap modal. Badan perwakilan pera pemegang polis ikut serta
menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi,
dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.
AJB Bumiputera 1912 memulai usahanya dengan modal awal nol sen.
Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk onderling atau mutual (Usaha
Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus menyediakan modal lebih
dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima
peserta kongres PGHB yang menjadi O.L Mij. PGHB. Syarat utamanya dalah bahwa
ganti rugi tidak akan diberikan kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal
sebelum polisnya berjalan selama tiga tahun penuh.
Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi sebagai modal
kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para pengurusnya, sehingga mereka
Visi dan Misi AJB Bumiputera1912 Visi
1. Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional
yang kuat, modern dan menguntungkan.
2. Didukung oleh sumber daya manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi
nilai -nilai idealisme serta mutualisme.
Misi
1. AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa
berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan
2. Nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3. AJB Bumiputera 1912 senantiasa mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk
menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan
4. Kesejahteraan, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada
pemegang polis.
5. AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kerja yang motivasif dan
inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah gambar yang berisikan bagan – bagan ataupun
dalam bentuk lain yang dapat memberikan penjelasan dan gambaran secara
sistematis, yaitu menerangkan fungsi masing-masing atau tugas – tugas yang
dilakukan karyawan itu. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang antara dua
orang atau lebih orang yang melakukan kerjasama dalam bidang tertentu melakukan
sesuatu dalam mencapai tujuan untuk kepentingan bersama.
Jadi struktur organisasi adalah keseluruhan tenyang penjelasan bagan-bagan
pekerjaan serta fungsi tugas masing-masing di dalam perusahaan yang dibentuk oleh
sekelompok orang yang melakukan kerja sama dimaksudkan untuk melakukan suatu
tujuan demi kepentingan bersama.
Struktur organisasi dibentuk sabagai alat bantu bagi pemimpin suatu
perusahaan untuk mengkoordinir aktifitas semua karyawann, agar karyawan
perusahaan tersebur bisa mengerjakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Struktur Perusahaan berbentuk mutual, kekuasaan tertinggi di AJB
Bumiputera 1912 terletak di tangan anggotanya yang dalam hal ini adalah para
pemegang polis AJB Bumiputera 1912 itu sendiri . kedudukan pemegang polis AJB
Bumiputera 1912 selain sebagai pembeli jasa asuransi (klien) juga berarti pemilik
perusahaan, perwujudan kekuasaan anggota disalurkan melalui wakil-wakilnya pada
Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 cab. Cimahi
dapat dilihat pada gambar 2.1:
[image:52.612.179.499.208.399.2]Sumber : AJB Bumiputera cab. Cimahi
Gambar 1.2
Struktur Organisasi AJB Bumiputera cab. Cimahi Kepala Cabang
KUO
Kepala Unit Operasional
KUAK
Kep. Unit Adm Keuangan
4.1.2.1 Deskripsi Jabatan 1. Kepala cabang
Kepala cabang Asper adalah seorang pejabat yang karena tugas dan tanggung
jawabnya di berikan amanah oleh perusahaan untuk memimpin sebuah organisasi
Kantor Cabang Asper. Kepala Cabang berperan dalam melaksanakan pengembangan
organisasi keagenan, kegiatan operasional produksi, operasional konservasi,
operasional pengelolaan dana, kegiatan administrasi keuangan, kehumasan dan
pelayanan kepada pemegang polis, serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi
atas pelaksanaannya.
Kepala Cabang bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah, mengkoordinir
dan membawahi :
a. Kepala Unit Operasional
b. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan
c. Agen Koordinator
2. Kepala Unit Administrasi & Keuangan (KUAK)
Kepala Unit Administrasi dan Keuangan adalah seorang pejabat yang karena
tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk berperan
dalam melaksanakan, membina, mengawasi, dan mengendalikan kegiatan
administrasi keuangan, serta pelayanan kepada Pemegang Polis, Agen Koordinator
Kepala unit Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab kepada Kepala
Cabang dan membawahi :
a. Kasir/pemegang kas
b. Pegawai Administrasi
c. Petugas Costumer service (Kantor Cabang Eksekutif)
d. Tenaga Kontrak (SPIK)
3. Kepala Unit Operasional (KUO)
Kepala Unit Operasional adalah seorang pejabat yang karena tugas dan
tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaannya untuk berperan dalam
melaksanakan, membina, mengendalikan kegiatan operasional penjualan, operasional
konservasi dan pelayanan kepada Pemegamg Polis.
Kepala Unit Operasional bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dan
mengkoordinir Agen dalam unit kerjanya.
4. Kasir
Kasir adalah seorang pejabat fungsional yang karena tugas dan tanggung
jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk berperan dalam melaksanakan
Bagian Kasir berfungsi sebagai penerima pembayaran premi pertama dan
mencocokannya dengan faktur penerimaan kas yang diterima dari bagian Penata
Usaha. Kasir bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan.
5. Pegawai Administrasi
Pegawai Administrasi adalah seorang karyawan yang karena tugas dan
tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk melaksanakan
tugas-tugas administrasi.
Pegawai Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi
Keuangan.
6. Tenaga SPIK
Tenaga kontrak (SPIK) adalah seorang pekerja berstatus kontrak kerja dengan
perusahaan dalam batas waktu tertentu (pegawai administrasi, Tenaga Keamanan dan
Tenaga Kebersihan Kantor/office boy) yang karena tugas dan tanggung jawabnya
diberikan amanah oleh perusahaan untuk membantu melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan administrasi.Tenaga SPIK bertanggung jawab kepada Kepala Unit
7. Agen koordinator
Agen koordinator adalah agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan
pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap Agen Produksi dan Agen Debit
yang berada dibawah koordinasinya.
8. Agen Produksi
Agen produksi adalah agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan
kegiatan penutupan produksi baru asuransi jiwa sesuai dengan segmen pasarnya.
Agen bertanggung jawab kepada Agen koordinator.
9. Agen Debit / Petugas Customer Service.
Agen Debit/Petugas Customer Service adalah agen/petugas yang mengelola
portofolio polis pada suatu wilayah debit dengan kewajiban pokok melakukan
kegiatan pengutipan premi dan pelayanan terhadap pemegang polis dalam wilayah
debit, dibawah pengawasan dan koordinasi Agen Koordinasi / Kepala Unit
Operasional(KUO).
Agen Debit bertanggung jawab kepada Agen Koordinator, sedangkan Petugas
Customer Service bertanggung jawab kepada KUA & Keuangan (Kepala Kantor
4.1.2.2Aspek Kegiatan Perusahaan 1. Internal
Kegiatan Internal dimaksudkan untuk membina keakraban dan kebersamaan
dalam rangka membangun motivasi dan iklim kerja yang komdusif melalui:
a. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi ke tempat
tinggal mitra kerja / pegawai dengan skala prioritas.
b. Kepala Cabang / KUAK / KUO menciptakan suasana kekeluargaan dan
kebersamaan dalam organisasi dengan melakukan kegiatan olahraga dan arisan.
c. Kepala Cabang menyelenggarakan program pembinaan rohani sesuai dengan
agama masing-masing.
d. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi kepada
keluarga mitra kerja / pegawai secara berkala.
e. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan kepada mitra kerja /
pegawai yang kena musibah atau sakit.
2. Eksternal
Kegiatan eksternal dimaksudkan untuk membuka pasar agar memudahkan
Agen dalam melakukan presentasi pasar diwilayah operasional, maupun untuk
a. Kepala Cabang wajib melakukan kegiatan silaturahmi kepada anggota Muspida
setempat (Bupati/Walikota-Dandim-Kapolres-Ketua Pengadilan dan Kepala
Kejaksaan) secara berskala, mengenai serta menjalin keakraban dan kerjasama.
b. Kepala Cabang wajib melakukan kunjungan silaturahmi khususnya silaturahmi
khususnya kepada Kepala-kepala dinas, perwira-perwira TNI dan POLRI,
Kalangan Perbankan, secara berkala, mengenai serta menjalin keakraban dan
kerjasama.
c. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban kepada ketua Organisasi dan
Asosiasi serta mendapatkan daftar nama anggota organisasi tersebut untuk
didistribusikan kepada Agen sesuai segmennya.
d. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban dan mengenal pemuka Agama,
pemuka Adat dan Pusat Pengaruh diwilayah operasionalnya.
e. Kepala Cabang / KUAK / KUO Mitra Kerja mengikuti kegiatan Adat maupun
kegiatan keagamaan diwlayah operasionalnya.
f. Kepala Cabang melakukan kunjungan silaturahmi ke perusahaan-perusahaan dan
media massa terdapat diwalayanya (jika ada)
g. Kepala Cabang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah.
h. Kepala Cabang bergabung dan aktif dalam kegiatan Asosiasi Asuransi Jiwa
4.1.3 Prosedur Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912
Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang
akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian
pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara
tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi
tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui
sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah
proteksi yang diberikan.
Prosedur pencatatan pendapatan premi pada AJB Bumiputera adalah para
tertanggung membayar premi melalui agen