13
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Profesionalisme Auditor
2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme Auditor
Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi
tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar
baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya
dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme
dapat dibedakan secara konseptual (Lekatompessy, 2003).
Pengertian profesional menurut Arens et all (2006: 78) yaitu:
“Profesional means a responsibility for conduct that axtended beyond statisfying
responsibilities and beyond the reguarment of our society law and regulation ”.
Profesional menurut Alvin et.all dalam Amir Abadi Jusuf (2008: 68) yaitu:
“Profesional berarti bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar
memenuhi tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan
hukum di masyarakat.”
Profesionalisme menurut Messier, et.all (2005: 375) yaitu:
perilaku yang mendefinisikan perilaku etika (professional) bagi anggota profesi tersebut”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
merupakan pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria dan sangat dipengaruhi
oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan
profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman
pribadinya. Serta melaksanakan suatu tugas dengan menetapkan standar baku di
bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan
mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan.
Menurut Hunt & Vitell (1986), bahwa kemampuan seorang profesional
untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya,
sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu
berada, lingkungan profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta
pengalaman pribadinya. Sikap masyarakat yang pasif, sistem pengawasan yang
masih lemah dari organisasi profesi auditor terhadap anggotanya, kerjasama yang
tidak sehat antara BPKP dengan klien, turut mempengaruhi perilaku etika auditor.
Menurut Lekatompessy (2003) Profesi merupakan jenis pekerjaan yang
memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut
individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu
profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi
tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk
2.1.1.2 Indikator Profesionalisme Auditor
Menurut Sukrisno Agus (2012:43) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi
akuntan publik dalam kode etik profesi yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan
publik, integritas, objektivitas, kompentensi, kerahasiaan, prilaku professional dan
standar teknis.
Menurut Hall R (1968) menyatakan ada lima dimensi profesionalisme,
yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, hubungan dengan
sesama profesi, keyakinan terhadap profesi.
Dari penjelasan diatas penulis menggunakan indikator yang di kemukakan
oleh Sukrisno Agus (2012:43), tapi dalam penelitian ini penulis hanya akan
menggunakan 4 indikator yaitu:
1. Tanggung jawab profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Integritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas setinggi mungkin.
3. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
4. Kompetensi
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.
2.1.2 Masa Perikatan Audit
2.1.2.1 Pengertian Masa Perikatan Audit
Menurut Suhaib Aamir et.,al (2011:6) definisi jumlah masa perikata audit
(auditor’s) total duration to hold their certain or the number of consecutive years
that the audit firm (auditor) has audited it’s certain client”.
Johnson et.al (2002:640) mengemukakan jumlah masa perikatan audit
berturut-turut (audit tenure) adalah “Audit firm tenure is the number of consective
years that the audit firm has conducte audits for a particular client.”
Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa audit tenure
adalah hubungan antara KAP dan auditor dengan kliennya. Hubungan yang terlalu
panjang dengan klien berpotensi untuk menyebabkan kepuasan prosedur audit
yang kurang ketat membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan dan
juga dapat merusak objektivitas auditor sehingga auditor menjadi kurang skeptis
dan kurang teliti dalam mengumpulkan bukti untuk audit mereka masa perikatan
audit yang baik itu tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu pendek.
Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan dapat
mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan manajemen
perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan
oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008).
Carcello dan Nagy (2004) menggunakan kategori tenure pendek jika
hubungan auditor dank lien berjalan selama 3 tahun kurang, sedang jika hubungan
telah berjalan selama 4 sampai 8 tahun dan panjang jika hubungan auditor dengan
klien telah berlangsung lebih dari 9 tahun. Salah satu usulan untuk mengurangi
ancaman yang dapat merusak objektivitas auditor adalah dengan meminta mereka
Rotasi ini bertujuan untuk mencegah auditor dan KAP yang mungkin bisa
menjadi tergantung pada klien tersebut sepanjang waktu.
Menurut Arens et.al (2012:136) di Amerika Serikat seperti yang
disyaratkan oleh Sarbanes- Oxley Act, aturan independensi SEC mengharuskan
pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah 5 tahun
berturut-turut dengan masa “cooling-off” selama 5 tahun juga. Hal tersebut dimaksud
untuk menjaga tingkat independensi dari akuntan publik. ( Maradona et al, 2010)
Di Indonesia sendiri, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003
pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan
atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur
bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan
oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama
untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan
boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun
2.1.2.2 Indikator Masa Perikatan Audit
Menurut Johnson et.al (2002), Carcello dan Nagy (2004) terdapat dua
dimensi masa perikatan audit yaitu:
1. Audit Frim Tenure
a. Lamanya KAP melakukan Perikatan Audit dengan klien. b. Lamanya KAP melakukan Pergantian dengan klien. 2. Audit Partner Tenure
a. Lamanya partner tetap melakukan penugasan audit.
b. Lamanya partner melakukan pergantian daloam pekerjaan audit.
2.1.3 Kualitas Audit
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit
Menurut Boyton dkk (2006:7) Kualitas jasa sangat penting untuk
menghasilkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien, masyarakat umum
dan aturan-aturan. Kualitas audit mengacu pada standar yang berkenaan pada
kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak
dicapai dengan menggunakan prosedur yang berkaitan.
Arens et.,al (2012: 105) mendefinisikan kualitas audit mencangkup
pengertian:
“Audit quality means how tell an audit detects an report material misstements in financial statements. The detection aspect is a reflection of auditor competence, while reporting is a reflection of ethics or auditor integrity, particulary independence.”
Menurut penelitian Aamir et.,al (2011: 1-3), “Audit quality is defined as a
positive constructive process used to assess, verify and validate the quality of
audit process and activities performed by an auditor.”
Menurut Francis (2004) kualitas audit adalah “inversely related to audit
convicing evidence of an out right aaudit failure occurs when there is litigation
against auditors . . .” selanjutnya watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas
audit adalah “relative to the degree to which the audit conforms to applicable
auditing standards”.
Dari berbagai pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan kualitas audit
merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan
keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi yang terjadi dalam
sistem akuntansi dan melaporkannya dalam hasil audit, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan
kode etik akuntan publik yang relevan.
Arens et.al (2012:130) menyatakan bahwa bagi akuntan publik,
kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit
sangatlah penting. Jika pemakai jasa audit tidak memiliki kepercayaan kepada
kualitas audit yang diberikan oleh akuntan publik atau KAP, maka kemampuan
mereka untuk melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang. Namun,
sebagian besar pemakai jasa audit tidak memiliki kompentensi untuk melihat
kualitas audit, karena kompleksitas jasa audit tersebut.
Selanjutnya Grant et.al (1996:143-155) menyatakan bahwa proses auditing
yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian yang berkaitan
dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Perbaikan yang
terus-menerus atas kualitas audit (the quality of auditing) harus dilakukan. Oleh
memperoleh perhatian mendalam dari profesi akuntan publik, pemerintah dan
masyarakat investor atau the investment community.
2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit
Wooten (2003) telah mengembangkan model kualitas audit dari
membangun teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh
Wooten, yaitu:
1. Deteksi salah saji
2. Kesesuaian dengan SPAP 3. Kepatuhan terhadap SOP 4. Resiko Audit
Watkins et all (2004:155) dalam penelitiannya mengembangkan dimensi
kualitas audit dari beberapa peneliti terdahulu ke dalam 2 bagian yaitu:
1. Komponen-komponen kualitas audit (the components of audit quality) yaitu:
a. Auditor reputation, yang dipengaruhi oleh kompetensi dan objektivitas dari tinjauan auditor independence in appearance. b. Auditor monitoring strength yang di pengaruhi oleh kompetensi
dan objektivitas dan tinjauan auditor independence in fact. 2. Produk-produk kualitas audit (the products of audit quality) yaitu,
a. Information credibility, yakni kepercayaan dari para pengguna terhadap kemampuan auditor dalam menghasilkan informasi. b. Information quality, yakni bagaimana informasi laporan keuangan
menggambarkan keadaan ekonomi yang sebenarnya pada suatu perusahaan.
Dari penjelasan diatas penulis menggunakan indikator yang di kemukakan
oleh Wooten (2003) yaitu deteksi salah saji, kesesuain dengan SPAP, kepatuhan
2.2 Kerangka Penelitian
2.2.1 Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit
Jika kompetensi, independensi, dan profesionalisme dimiliki dalam diri
auditor maka laporan audit yang dihasilkan akan lebih berkualitas. (Faisal dkk,
2012)
Semakin auditor menyadari akan tanggung jawab profesionalnya maka
kualitas audit akan terjamin dan terhindar dari tindakan manipulasi. (Achmat
Badjuri, 2011)
They also searches whether both professional knowledge and personal
ethics affects to audit quality and sustainable reputation. Professional knowledge
is a specific knowledge in each occupation. If individual has a high professional
knowledge, it will lead to quality and reflect to their sustainable reputation as
well. (Yanin Tangpinyoputtikhu, Chonticha Thammavinyu, 2010)
2.2.2 Hubungan Antara Masa Perikatan Audit dengan Kualitas Audit
Aamir et.al (2011: 6-16), dia mengemukakan bahwa kualitas audit
meningkat ketika masa perikatan KAP lebih panjang, tetapi lamanya tidak terlalu
berlebihan, karena bila berlebihan akan menurunkan kualitas audit.
Halil Piano et.al (2010: 37-38) mengatakan bahwa kegagalan audit karena
kualitas audit yang rendah berkaitan dengan masa perikatan KAP yang terlalu
pendek. Sebaliknya , suatu masa perikatan KAP yang terlalu panjang (berlebihan)
Hayes et.al (2005: 51-52) mengemukakan bahwa kombinasi terbaik dalam
kaitannya dengan kualitas audit yang tinggi. Adalah masa perikatan KAP yang
tidak terlalu pendek tapi tidak juga terlalu panjang (berlebihan) dalam rangka
meningkatkan kualitas audit.
Menurut Wooten (2003) hubungan yang panjang antara KAP dan klien
dikaitkan dengan kualitas audit yang rendah. Auditor dapat terlalu nyaman dengan
klien dan tidak menyesuaikan prosedur audit dalam mencerminkan perubahan
bisnis dan risiko yang terkait. Auditor jadi kurang skeptic dan dalam
mengumpulkan bahan bukti audit tidak melaksanakan audit sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
2.2.3 Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini merupakan proses kesinambungan dari penelitian
sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai permasalahan
peneliti, yaitu mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan
Audit Terhadap Kualitas Audit. Beberapa peneliti sebelumnya antara lain: Profesionalisme Auditor
Kualitas Audit
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Sumber Judul Hasil penelitian 1 Ussahawanitchakit,
reputation as well. 5 Achmat Badjuri Dinamika
Keuangan dan 7 Efraim Ferdinan Giri Simposium
2.3 Hipotesis
Hipotesis diperlukan dalam sebuah penelitian untuk menetapkan
kesimpulan sementara.
Sugiyono (2009: 64), menjelaskan pengertian hipotesis sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah:
1. profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada KAP di
Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
2. Masa perikatan audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada KAP di
Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
3. profesionalisme auditor dan masa perikatan audit berpengaruh terhadap
1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) menilai kualitas
akuntan Indonesia masih mengecewakan untuk berkompetensi dalam dunia
global. Hanif Ismail (2005) pun mengemukakan kualitas akuntan Indonesia saat
ini belum menunjukkan standar mutu yang diharapkan. Hadirnya akuntan asing
yang mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan proyek-proyek raksasa di
Indonesia, menunjukkan eksistensi akuntan nasional masih perlu ditingkatkan.
(Akuntan Indonesia, 2012).
Manajemen memiliki tanggung jawab untuk melaporkan hasil dari
kegiatan operasional dan posisi keuangan perusahaan kepada pemegang saham
lewat laporan keuangan. Muncul kemungkinan terjadinya perbedaan kepentingan
antara manajemen dan pemakai laporan keuangan karena timbulnya kesenjangan
informasi yang disediakan. Pada akhirnya peran pihak ketiga yang kompeten dan
independen dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
(Al-Thuneibat et al., 2011).
Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan resiko
informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan. Proses audit
dirancang untuk menentukan apakah angka-angka yang dilaporkan dalam laporan
keuangan menyajikan hasil operasi perusahaan dan posisi keuangan yang benar
Beranjak dari berbagai persoalan, kualitas audit merupakan salah satu titik
sentral yang harus diperhatikan sekalipun tidak mudah untuk menyepakati apa
yang dimaksud kualitas audit itu, namun setidak-tidaknya struktur definisi atas
kualitas audit mencangkup auditing dan jasa akuntansi lainnya yang telah
diberikan oleh CPAs. (Konrath, 2002:29)
De Angelo (1981), mendefinisikan kualitas audit sebagai sebuah
kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material.
Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada dorongan auditor
untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung pada
independensi yang dimiliki auditor tersebut.
Alasan utama mengharapkan tingkat prilaku professional yang tinggi oleh
setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang
diberikan oleh profesi, tanpa memandang individu yang menyediakan jasa
tersebut. Bagi akuntan publik kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan
eksternal atas kualitas audit dan jasa lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai
jasa tidak memiliki kepercayaan kepada akuntan publik maka kemampuan para
professional itu untuk melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang.
(Iriyadi dan vannywati, 2011)
Sedangkan kebutuhan untuk suatu aturan yang mewajibkan KAP
melakukan rotasi telah diperdebatkan selama beberapa dekade baik oleh
akademisi dan praktisi. Perdebatan ini dilakukan secara lebih intensif ketika
terjadi skandal pelaporan keuangan yang terjadi (seperti pada Enron, Worldcom,
pemerintahan untuk memaksakan perubahan-perubahan dalam akuntabilitas pada
perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan auditor untuk mengurangi
fraud. Salah satu ukuran yang disarankan untuk mengurangi fraud adalah rotasi
auditor secara mendatory, yang berarti bahwa batas maksimum ditetapkan untuk
masa kerja auditor dalam mengaudit sebuah perusahaan untuk menjaga
independensi auditor dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap laporan
keuangan. (Carmeran et.al , 2006)
Di indonesia kantor akuntan publik hanya boleh mengaudit selama 6
tahun berturut-turut dan seorang akuntan publik paling lama hanya 3 tahun
berturut-turut. Namun, fenomena selama ini menunjukan bahwa ketentuan
tersebut banyak disiasati oleh KAP untuk mempertahankan kontinuitas kliennya.
Caranya, dengan merger atau mengganti “nama” KAP-nya denga nama baru,
sehingga rotasi KAP kembali lagi dimulai dari “nol” tahun (Fitriany, 2011). Hary
meminta pihak DepKeu (PPAJP) agar tetap mengatur soal rotasi auditor dalam
lamanya masa pemberian jasa audit kepada satu klien. Persoalan rotasi diatur
agar tidak terjadi hegemoni dari KAP besar dalam pangsa pasar audit, dan agar
terjadi distribusi klien secara adil diantara KAP besar dan KAP kecil. Rotasi juga
dimaksudkan untuk menjaga tingkat independensi, profesionalisme auditor dan
kualitas audit dalam memberi jasa audit kepada kliennya. (Hary Azhar Aziz,
2011)
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul.
Menteri Keuangan pun memberi sanksi pembekuan. Mantan Menteri Keuangan
Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan
Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro Hubungan
Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers yang diterima
Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan
karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran itu berkaitan dengan
pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir
31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah
melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan
melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha
Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan
2004. Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi
termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan
juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia
tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi
ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL). (Sumber;
HukumOnline.Com)
Kasus diatas menjelaskan tentang pelanggaran dalam profesi akuntan yaitu
pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik terhadap standar atau kode etik
yang telah ditetapkan, yaitu Standar Profesional Akuntan Publik yang terdiri dari
standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.(Sumber;
Akuntan tersebut telah melanggar kode etik akuntan khususnya SPAP.
Pelanggaran tersebut tidak menjungjung prinsip-prinsip akuntan publik, yaitu
tidak menjungjung tinggi kejujuran, tidak bertanggung jawab dalam
menyampaikan bukti dan mengabaikan objektifitas. (Sumber; tempo.com)
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 866/KM.1/2008 terhitung mulai
tanggal 15 Desember 2008 telah membekukan izin Akuntan Publik (KAP)
Drs.Rutlan Hidayat selama 9 (sembilan) bulan. Pembekuan izin AP Drs.Rutlan
Effendi disebabkan karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran
terhadap Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Serasi Tunggal Mandiri
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006. Selama masa pembekuan izin, AP
Drs. Rutlan Effendi, AP Drs. Muhamad Zen, dan KAP Atang Djaelani dilarang
memberikan jasa. AP Drs. Rutlan Effendi, AP Drs Muhamad Zen, dan KAP
Atang Djaelani diwajibkan untuk tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang
telah diberikan. Selain itu berdasarkan Pasal 68 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor.17/PMK.01/2008, apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak
berakhirnya masa pembekuan izin tidak melakukan pengajuan kembali
permohonan persetujuan untuk memberikan jasa, AP dan KAP dikenakan sanksi
pencabutan izin. (Sumber; Depkeu.go.id)
Menteri Keuangan membekukan izin akuntan publik (AP) dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Drs Abdul Hasan Salipu untuk jangka waktu 6 bulan sejak
27 Agustus 2009. Keterangan tertulis Departemen Keuangan di Jakarta, Kamis
dilakukan berdasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1069/KM.1/2009
tanggal 27 Agustus 2009. Pembekuan izin itu karena yang bersangkutan belum
sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Dimas
Utama tahun buku 2007, dan PT Navigat Energi tahun buku 2007 yang berpotensi
cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen. Pembekuan izin ini
dikarenakan KAP tersebut melanggar aturan, yakni tidak memelihara kertas kerja
dan dokumen pendukung lainnya selama 10 tahun. Selama masa pembekuan izin,
KAP Abdulrahman Hasan Salipu dilarang memberikan jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik, Wajib memelihara Laporan Auditor Independen,
Kertas Kerja Pemeriksaan, dan dokumen lainnya, tetap bertanggung jawab atas
jasa-jasa yang telah diberikan dan Wajib mengimplementasikan Sistem
Pengendalian Mutu (SPM) secara penuh dalam pemberian jasa selanjutnya.
(Sumber; Inilah.com)
AAA Financial Accounting committee (2000) menyatakan bahwa kualitas
audit ditentuka oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai orang ahli dalam
bidang akuntansi dan auditing, Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan
formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit. Selain itu
akuntan publik harus menjalani pelatihan yang cukup dalam aspek teknis maupun
Menurut Mills (1993:30) profesionalisme seorang akuntan publik dapat
dilihat dengan kompentensi yang dimilikinya, maka pekerjaan akuntan publik
dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan standar pemeriksaan yang berlaku.
Guna menunjang profesionalisme maka seorang akuntan publik dalam
melaksanakan tugasnya harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
meliputi : standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
standar umum mengatur pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang akuntan publik. Dimana seorang akuntan publik harus memenuhi hal-hal
sebagai berikut: a. harus kompenten yaitu memiliki keahlian yang tinggi
berdasarkan pelatihan-pelatihan khusus dan pengalaman yang memadai, b. harus
memiliki sikap mental yang independen yang tinggi, dan c. harus melaksanakan
tugasnya dengan kecermatan dan kemahiran professional yang tinggi (Due
Profesional care) agar dapet melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur akuntan publik dalam
hal pengumpulan data dan kegiatan yang dilaksanakan selama melakukan audit
atas laporan keuangan serta mewajibkan akuntan publik untuk menyusun laporan
audit. (IAI, 2011)
Audit tenure yang panjang dapat menyebabkan auditor untuk
mengembangkan “hubungan yang lebih nyaman” serta kesetiaan yang kuat atau
hubungan emosional dengan klien mereka. Audit Tenure yang panjang juga
menimbulkan rasa kekeluargaan yang lebih dan akibatnya, kualitas dan
asumsi-asumsi yang tidak tepat dan bukan evaluasi yang objektif dari bukti
terkini. (Flint, 1988). Masa perikatan audit yang baik itu tidak terlalu lama dan
juga tidak terlalu pendek.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan fenomena diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa perikatan Audit Terhadap kualitas Audit”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dapat penulis identifikasi adalah
sebagai berikut :
1. Masih ada auditor eksternal pada kantor akuntan publik yang belum
memiliki sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit karena dalam
proses pengauditannya tidak sesuai SPAP (Standar Profesi Akuntan
Publik).
2. Masih adanya auditor yang mengaudit perusahaan melebihi batas waktu
yang ditetapkan pemerintah seharusnya 3 tahun buku berturut-turut untuk
auditor tetapi pada kenyataannya auditor tersebut mengaudit suatu
perusahaan 4 tahun buku berturut-turut.
3. Kurangnya profesionalisme auditor eksternal dan masa perikatan audit
yang lama oleh kantor akuntan publik menyebabkan keraguan pada
1.3Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka
penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
pada KAP di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
2. Seberapa besar pengaruh masa perikatan audit terhadap kualitas audit pada
KAP di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
3. Seberapa besar pengaruh profesionalisme dan masa perikatan audit
terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung yang terdaftar di
BAPEPAM-LK.
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan pengaruh
profesionalisme auditor, masa perikatan audit dan kualitas audit pada KAP di
bandung
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui besar pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas
audit pada KAP di Bandung.
2. Mengetahui besar pengaruh masa perikatan audit terhadap kualitas audit
3. Mengetahui besar pengaruh professionalisme auditor dan masa perikatan
audit terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung.
1.5
Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis hasil penelitian ini ditujukan bagi KAP yaitu
dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas audit
melalui peningkatan profesionalisme auditor dan masa perikatan audit.
1.5.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi memberikan referensi tentang
keterkaitan antara Profesionalisme Auditor, Masa Perikatan Audit dan
Kualitas Audit.
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji dalam bidang yang sama.
1.6Lokasi dan Waktu penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung
Tabel 1.1
Daftar Kantor Akuntan Publik yang dijadikan penelitian No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat
1 AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS. Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 40254 Telp : (022) 5203252 2 KAP. KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI &
SETIASIH
Jl. P. H. Hasan Mustopa No.58 Bandung 40124 Telp : (022) 7273665 3 DRS. BAMBANG BUDI TRESNO Pascal Hyper Square Blok B-61 Lantai
3 Telp : (022) 92575677
4 DJOEMARMA, WAHYUDIN & REKAN Jl. Dr. Slamet No. 55 Bandung 40161 5 KAP DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO,
DADANG & ALI
Jl. Jakarta Ruko Kota Baru Permai Kav 10 Bandung
6 ROEBIANDINI & REKAN Jl. Sidoluhur no. 26 Rt 004/ 007 Sukaluyu Cibeuying Kaler Bandung 40132
7 HELIANTO & REKAN Jl. Sangkuriang No. B1 Bandung 4013 8 EKAMASNI BUSTAM & REKAN (Cab) Jl. Wastu Kencana No.5 Bandung 9 PROF.DR.H.TB. HASANUDIN & REKAN Metro Tren Center Blok F No. 9
Soekarno-Hatta Bandung.
10 DRS.JOSEPH MUNTHE, MS. Ak. Jl. Terusan Jakarta No. 20 Bandung 11 DRS.MOCH. ZAINUDIN & SUKMADI (Cab) Holis Pesona Taman Burung Blok C7
Bandung
12 DRS. GUNAWAN SUDRAJAT Komp. Taman Golf Arcamanik Endah Jl. Golf Timur III No.1 Bandung 13 DR.H.E.R. SUDARJADINATA & REKAN Metro Ten Center Blok C No.5 Jl.
Soekarno-Hatta Bandung
Sumber; bapepam.go.id
1.6.2 Waktu Penelitian
Penelitin ini dilakukan mulai pada bulan Februari 2013 sampai dengan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pra Survey
a. Persiapan Judul b. Pengajuan Proposal Usulan Penelitian a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Seminar UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Pengumpulan Draf 1
2
5
Agustus
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Februari Maret April Mei Juni Juli
103
DAFTAR PUSTAKA
AAA Financial Accounting Standar Committee. 2000. Commentary SEC Auditor Independce Requirements. Accounting Horizons Vol.15 No.4 December 2001, Hal 373-386.
Aamir Suhaib, and umar Farooq. 2011. ”Auditor- Client Relationship, and Audit Quality”; the Effects Of Long-Term Auditor- Client Relationship On Audit Quality, In Small and Medium- Sized Entities (SMEs).1st Edition, LAP Lambert Gmbh & Co.KG, Germany.
Al-Thuneibat, A.A., Al Issa, R.T.I. and Baker, R.A.A. (2011), “Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit Quality”. Managerial Auditing Journal, Vol. 26, pp. 317-334.
Andi Supangat. 2007. Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Kencana, Jakarta.
Arens,A.A.,Best,P.,Shailer,G.,Fiedler,B.,Elder,R.J., and Beasley, M.S., 2012. ”Auditing,Assurance Services and Ethics in Australia-An Integrated Approach.8thEdition.Pearson Australia,NSW 20p6.
Arens, A.A., Elder, R.J., and Beasley, m.s.,2012. “Auditing and Assurance Service – An Integrated Approach”.14th Edition.Pearson Education Limited, Edinburg UK.
Arens. Alvin A. Elder. Randal J. Beasly. Mark S. Beasly. 2010, Auditing and Assurance Service, An Integrated Approach, 19 th Edition. prentice Hall. englewood Cliffs. New Jersey.
Arens, et. al. 2008.Auditing and Assurance Services and ACL Software. New Jersey: Prentice Hall.
Arens dan Loebbecke. 2006. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Bambang, Supomo dan Nur, Indriantoro. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BPEE UGM.
Boyton William C., Walter G. Kell, and R.N. Johnson. 2006. Modern Auditing. Edition 7th, John Wiley and Sons inc.
Cameran, Mara; Annalisa prencipe and Marco Trombetta. 2006. Auditor Tenure and Auditor Change: Does mandatory Auditor Rotation Really Improve Audit Quality? The Workshop On Audit Quality, Milan.
Carcello,J.V., and A.L. Nagy.2004. Audit Firm tenure and fraudulent Financial Reporting. Working Paper, Universitas Of Tennessee.
Carey,P., and R. Simnett.2006. Audit Partner tenure and Quality. The Accounting Review 81,pp. 653-678.
Dao, Mai, S. Mishra, K. Raghunandan. 2008. Auditor Tenure and Shareholder Ratification of the Auditor. Accounting Horizons, 22.3 (September): 297-314
Deangelo, L.E. 1981. Auditor independence, ‘lowballing’, and disclosure regulation. Journal of Accounting and Economics: 113-127.
Faisal, Nardiyah, M. Rizal Yahya. 2012. Pengaruh Kopentensi, Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akutansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol 1, Tahun I, No 1.
Ferdinan Giri, Efraim. 2010. Pengaruh Tenure Kantor Akuntan Publik dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: KAsus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Fitriany. Butuh Badan Pengawas KAP di Indonesia. Akuntan Online, tanggal 1 Juli 2011.
Flint, D. 1988. Philosophy and Principles of Auditing: An Introduction, Macmillan Education.
Franciss,J.R. 2004. What Do We know About Audit Quality? The British. Accounting review,36: 345-368.s
Griffin, Paul; Adam L, and David Lont. 2009. Non-Audit Fee, Audit tenure and Auditor Independence: Evidence From Going Concern Opinions. Journal Of Accounting and Economich,14, pp.161-192.
Hall, Richard. 1968. Professionalism and Bureaucratization. American Sosiological Review, 33: 92-104.
Hary, Azhar Aziz. Komisi XI DPR Minta Rotasi KAP Tetap Dipertahankan. Akuntan Online, tanggal 1 Juli 2011.
Hayes R., Dassen R., Schilder A. and Wallage P. 2005. Audit Quality. Principles Of Auditing- An Introduction to International Standards On Auditing, 2nd edition, Prentice Hall, Pearson Education Limited Edinburg UK, (p.51-52).
Hunt, Shelby D., and Scott J. Vitell. 1986. A General Theory of Marketing Ethics. Journal of Macromarketing, 6(Spring):5-15.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Edisi Mei 2009. Penerbit ikatan Akuntan public Indonesia, Jakarta.
Iriyadi, dan Vannywati. 2011. Pengaruh Profesionalisme Auditordan Etika Profesi Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol 11 No 2.hal 75-81.
Jeff Casterella. 2007. Auditor Tenure and Rotation: The Auditors, Are They A-Changing?. Working Paper presented at Colorado State University Accounting Workshop.
Johnson, V.E., I.K. Khurana, dan J.K. Reynolds. 2002. Audit-Firm Tenure and the Quality of Financial Reports. Contemporary Accounting Research 19 (4): 637–660.
Kalbers, Lawrence P. dan Fogarty, Timothi J. 1995. Profesionalism and Its Consequences: A Study of Internal Auditors, Auditing: A Journal of Practice and Theory 14: 64-86.
Keputusan Menteri Keuangan nomor: 423/KMK.06/2002 jo 359/KMK.06/2003 tentang jasa Akuntan Publik.
Keputusan Ketua BAPEPAM nomor: VIII.A.2. Maret 2006 tentang Independensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar Modal.
Koranth, Laweey F. 2002. Auditing Concepts and Applications, A Risk- Analysis Approach, 5th Edition, West publishing Company.
Mashuri, Zainudin. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refrika Aditamam.
Messier & rekan, 2005. Auditing Services & Assurance a Systematic Approach. Buku Dua, Edisi 3, Diterjemahkan oleh Nori Hinduan, Penerbit Salemba Empat.
Mills, Davis. 1993. Quality Auditing. First Edition. Capman and hall. London UK.
Paino, Halil, Smith M., and Ismail Z. 2010. The Search For Audit Quality impairment Of Audit Quality Published By LAP Lambert Academic Publishing AG & Co. Germany.
Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sri Mulyani dan Anwar Nasution. 2006. Banyak Perusahaan Buat Laporan Keuangan Ganda. Tempointeraktif.com: http://www.tempointeraktif.com
Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian. CV .Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Tangpinyoputtikhun, Yanin., Chonticha Thammavinyu. 2010. The Impact Of Professional Knowledge and Personal Ethics On Audit Quality and Sustainable Reputation Of Thai-Public Accountans. Journal Of Academy Business and Economics, Vol. 10, No. 2.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
Watkins. Ann L, Hillison, William, Morecroft, Susan E. 2004. Audit Quality: A Synthesis Of Theory and Empirical Evidence. Journal Of Accounting Literature, Vol 23 pp.153-193.
Wooten, Thomas C. 2003. Research About Audit Quality. The CPA Journal.
http://www.depkeu.go.id/ind/Data/Siaran_Pers/SP_09_200109.pdf
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol16423/akuntan-publik-petrus-mitra-winata-dibekukan
iii
rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam
senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK”. Skripsi ini disajikan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang
ada pada diri peneliti agar dapat dimengerti oleh pembaca. Penulis menyadari
betul bahwa penulisan dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu penulis akan selalu menerima
dengan tangan terbuka dan hati yang lapang untuk segala masukan yang ditujukan
untuk penyempurnaan skripsi ini.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil yang tidak terhingga
nilainya, terutama dari ibu Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak selaku dosen
pembimbing. Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti
iv
tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, yaitu sebagai
berikut:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Dr. Surtikanti.,SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Wati Aris Astuti, SE.,M.Si.,Ak. selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi.
4. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Si.,Ak selaku dosen wali.
5. Bapak dan Mamah tercinta ini semua buat kalian serta keluarga tersayang
yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa maju.
6. Teman-teman seperjuangan AK-4 dan anak-anak bimbingan bu kanti.
7. Sahabat-ku tersayang nay makasih buat doa dan dukungannya, buat
ciripah, wence, emak, rince, lenong, askur, fian makasih buat semuanya
dan buat fajar makasih atas semangat, doa, dukungan dan semuanya.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas
semua bantuan dan motivasinya.
Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga
seluruh amal baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan Ridho dari
Allah SWT, Aamiin.
Bandung, Juli 2013
v
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 8
1.3 Rumusan Masalah... 9
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 10
vi
2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Profesionalisme Auditor ... 13
2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme Auditor ... 13
1.1.2 Indikator Profesionalisme Auditor ... 15
2.1.2 Masa Perikatan Audit ... 15
2.1.2.1 Pengertian Masa Perikatan Audit ... 15
2.1.2.2 Indikator Masa Perikatan Audit ... 18
2.1.3 Kualitas Audit ... 18
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit ... 18
2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit ... 20
2.2 Kerangka Penelitian ... 21
2.2.1 Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit ... 21
2.2.2 Hubungan Masa Perikatan Audit dengan Kualitas Audit ... 21
2.2.3 Penelitian Sebelumnya ... 22
2.3 Hipotesis ... 25
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 26
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.2.1 Desain Penelitian ... 28
vii
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.7.1 Rentang dan Pengklasifikasian Data ... 40
3.8 Metode Pengujian Data ... 41
3.8.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval) ... 41
3.8.2 Rancangan Analisis ... 42
3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 55
4.1.1.1 Sejarah Umum Kantor Akuntan Publik ... 55
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 57
4.1.1.3 Deskripsi Tugas ... 58
4.1.1.4 Kegiatan Kantor Akuntan Publik ... 60
4.1.1.5 Karakteristik Responden ... 63
4.1.2 Pengujian Alat Ukur ... 65
4.1.2.1 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65
4.1.2.2 Hasil Pengujian Validitas ... 66
4.1.3 Analisis Desskriptif ... 68
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Profesionalisme Auditor ... 68
viii
4.1.4 Analisis Verifikatif ... 82
4.1.4.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap
Kualitas Audit ... 87
4.1.4.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit Terhadap
Kualitas Audit ... 90
4.1.4.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan
Audit Terhadap Kualitas Audit ... 93
4.2 Pembahasan ... 95
4.2.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap
Kualitas Audit ... 95
4.2.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit Terhadap
Kualitas Audit ... 96
4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit
Terhadap Kualitas Audit ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 98
5.2 Saran ... 100
Daftar Pustaka ... 103
Lampiran-lampiran
ix
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ... 12
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 30
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 33
Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner ... 34
Tabel 3.4 Daftar Kantor Akuntan Publik yang dijadikan Populasi ... 38
Tabel 3.5 Kriteria Persentase Jawaban Responden ... 41
Tabel 4.1 Daftar Kuesioner tang Disebar dan Diterima ... 64
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 64
Tabel 4.3 Profil responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 66
Tabel 4.5 Uji Validitas Profesionalisme Auditor ... 67
Tabel 4.6 Uji Validitas Masa Perikatan Audit ... 67
Tabel 4.7 Uji Validitas Kualitas Audit ... 68
Tabel 4.8 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Tanggung Jawab Profesi ... 69
Table 4.9 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Integritas ... 70
x
Kompetensi ... 72
Tabel 4.12 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Profesionalisme .. 73
Tabel 4.13 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Lamanya KAP Melakukan Perikatan Dengan Klien ... 74
Tabel 4.14 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Lamanya Melakukan Pergantian Dengan Klien ... 75
Tabel 4.15 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Lamanya Partner Melakukan Penugasan audit ... 75
Tabel 4.16 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Lamanya Partner Melakukan Pergantian Dalam Pekerjaan Audit ... 76
Tabel 4.17 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Masa Perikatan Audit ... 77
Tabel 4.18 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Deteksi Salah Saji ... 78
Tabel 4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Kesesuaian Dengan SPAP ... 79
Tabel 4.20 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Kepatuhan Terhadap SOP ... 80
Tabel 4.21 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Resiko
Audit ... 80
Tabel 4.22 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit .... 81
xi
Tabel 4.27 Kolerasi Antara Profesionalisme Auditor (X1) Terhadap Kualitas Audit (Y) ... 87
Tabel 4.28 Uji t Profesionalisme Auditor (X1) terhadap Kualitas Audit ... 89 Tabel 4.29 Korelasi Antara Masa Perikatan Audit (X1) Terhadap Kualitas Audit
(Y) ... 90
Tabel 4.30 Uji t Masa Perikatan Audit (X2) Terhadap Kualitas Audit ... 92 Table 4.31 Pengaruh Profesionalisme Auditor (X1) dan Masa perikatan Audit
(X2) Terhadap Kualitas Audit ... 93
xii
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 22
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 53
Gambar 4.1 Pembagian Kantor Akuntan Publik menurut jenjang atau Jabatan ... 58
Gambar 4.2 Model Analisis Regresi Berganda ... 86
Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis variable Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 89
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis variable Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit ... 92
QUALITY
( The Research On Accountant Public Firm in Bandung that Listed in BABEPAM- LK )
Skripsi
” Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang
Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia”
Disusun Oleh :
Nama : Ida Mayasari
NIM : 21109173
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Nama : Ida Mayasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Mei 1991
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Kawin
Kesehatan : Sangat Baik
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl. Cijambe Kulon Rt 06/01 No 36 Kel. Pasir Endah Kec. Ujungberung Kota Bandung
Telepon/ HP : 085724407954 / 083821084002
E-mail : dhaemay16oppa@yahoo.com
Pendidikan Formal
No. Keterangan Nama Sekolah Tahun
Lulus
1. SD SDN Cijambe II 2003
2. SMP SMPN 50 Bandung 2006
3. SMA SMAN 24 Bandung 2009
4. Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Jurusan Akuntansi
2013
Data Pendidikan Non Formal
No. Keterangan Tempat Tahun
1 Ida Mayasari
Idamayasari18@gmail.com
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
The main reason for expecting a high level of professional conduct by any profession is the need for public confidence in the quality of services provided by the profession, regardless of the individual who provides such services,while the need for a rule requiring firm to rotate to reduce fraud. One of the suggested measures to reduce fraud is not too long but not too briefly.
The object of this research is the professionalism of auditors, and the audit engagement audit quality. The method used is descriptive and verification.
Professionalism of auditors and audit tenure has an effect on audit quality in the public accounting firm in Bandung listed in Bapepam-LK has a very strong correlation.
Auditors maintain and improve pofesionalism attitude in working order is not easily influenced by the client or external parties whereas for the audit tenure is best in terms of high quality audits, is the tenure period is not too short but not too long (redundant) in order to improve audit quality.
Keyword : Auditor Profesionalism, Audit Tenure and Audit Quality
I. PENDAHULUAN
Alasan utama mengharapkan tingkat prilaku professional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang individu yang menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan publik kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit dan jasa lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan kepada akuntan publik maka kemampuan para professional itu untuk melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang. (Iriyadi dan vannywati, 2011)
Sedangkan kebutuhan untuk suatu aturan yang mewajibkan KAP melakukan rotasi telah diperdebatkan selama beberapa dekade baik oleh akademisi dan praktisi. Perdebatan ini dilakukan secara lebih intensif ketika terjadi skandal pelaporan keuangan yang terjadi (seperti pada Enron, Worldcom, dan lain-lain), yang puncaknya terjadi keputusan pada agen-agen dan institusi pemerintahan untuk memaksakan perubahan-perubahan dalam akuntabilitas pada perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan auditor untuk mengurangi fraud. Salah satu ukuran yang disarankan untuk mengurangi fraud adalah rotasi auditor secara mendatory, yang berarti bahwa batas maksimum ditetapkan untuk masa kerja auditor dalam mengaudit sebuah perusahaan untuk menjaga independensi auditor dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap laporan keuangan. (Carmeran et.al , 2006)
2
masa pemberian jasa audit kepada satu klien. Persoalan rotasi diatur agar tidak terjadi hegemoni dari KAP besar dalam pangsa pasar audit, dan agar terjadi distribusi klien secara adil diantara KAP besar dan KAP kecil. Rotasi juga dimaksudkan untuk menjaga tingkat independensi, profesionalisme auditor dan kualitas audit dalam memberi jasa audit kepada kliennya. (Hary Azhar Aziz, 2011)
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul. Menteri Keuangan pun memberi sanksi pembekuan. Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004. Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL). (Sumber; HukumOnline.Com)
Identifikasi masalah penelitian ini adalah Masih ada auditor eksternal pada kantor akuntan publik yang belum memiliki sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit karena dalam proses pengauditannya tidak sesuai SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik). Masih adanya auditor yang mengaudit perusahaan melebihi batas waktu yang ditetapkan pemerintah seharusnya 3 tahun buku berturut-turut untuk auditor tetapi pada kenyataannya auditor tersebut mengaudit suatu perusahaan 4 tahun buku berturut-turut. Kurangnya profesionalisme auditor eksternal dan masa perikatan audit yang lama oleh kantor akuntan publik menyebabkan keraguan pada kualitas audit auditor eksternal pada kantor akuntan publik.
Maksud penelitian ini untuk memperoleh data dan berbagai informasi terkait dengan pengaruh profesionalisme auditor, masa perikatan audit dan kualitas audit pada KAP di bandung.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS
Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual (Lekatompessy, 2003).
Menurut Sukrisno Agus (2012:43) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik dalam kode etik profesi yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompentensi, kerahasiaan, prilaku professional dan standar teknis.
Johnson et.al (2002:640) mengemukakan jumlah masa perikatan audit berturut-turut (audit tenure) adalah “Audit firm tenure is the number of consective years that the audit firm has conducte audits for a particular client.”
3 menurunkan kualitas audit.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
2. Masa perikatan audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
3. Profesionalisme auditor dan masa perikatan audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
III. OBJEK dan METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah adalah mengenai Profesionalisme auditor, Masa Perikatan Audit dan Kualitas Audit.
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian. Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indriantoro dan Bambang (2002: 98) adalah sebagai berikut: “Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur.”
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit” adalah data primer. Data Primer Menurut Sugiyono (2010:137), mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut: “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research).
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh profesionalisme auditor dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung. Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ).
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t). Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (Ho) :
p ≤ 0 dan hipotesis alternatifnya (H1) : ρ > 0
Ho: ρ ≤ 0 : Profesionalisme auditor tidak berpengaruh positif terhadap variabel dan kualitas audit lebih kecil dari.
4
Ho: ρ ≤ 0 : masa perikatan audit tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas audit lebih
kecil dari.
Ha: ρ > 0 : masa perikatan audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit lebih besar. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho: ρ ≥ 0 : Profesionalisme auditor dan masa perikatan audit berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Ha: ρ ≤ 0 : Profesionalisme auditor dan masa perikatan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana Pengaruh profesionalisme auditor dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai constant sebesar 38,401. Nilai koefisien arah garis (b1) untuk X1 sebesar 0,344 dan nilai koefisien arah garis (b2) untuk X2 sebesar -1,357
maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = 38,401+ 0,344X1 -1,357X2
Berdasarkan persamaan regresi dapat dilihat koefisien regresi dari variabel profesionalisme auditor dan kualitas audit bertanda positif sedangkan masa perikatan audit bertanda negatif. Artinya semakin baik profesionalisme auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan baik. Sedangkan semakin lama masa perikatan audit maka kualitas audit yang dihasilkan akan kurang baik.
Uji hipotesis pengaruh antara profesionalisme auditor terhadap kualitas audit diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,048<0,05), maka Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan
yang positif antara profesionalisme auditor terhadap kualitas audit.
Uji hipotesis pengaruh antara masa perikatan audit terhadap kualitas audit diperoleh nilai signifikansi ≤ 5% (0,017 ≤ 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara masa perikatan audit terhadap kualitas audit.
Diperoleh nilai signifikansi penelitian untuk uji F-test dengan menggunakan α = 0,05 adalah sebesar 0,030 atau Fhitung>Ftabel (9,583 > 6,944). Karena nilai signifikansi penelitian
<α, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara profesionalisme
auditor (X1) dan masa perikatan audit (X2) berpengaruh terhadap kualitas audit.
Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif, ini berarti apabila profesionalisme auditor baik maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan baik.
Pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit, adalah sebesar 66,58%. Nilai tersebut memiliki arti bahwa perubahan kualitas audit dipengaruhi sebesar 66,58% oleh profesionalisme auditor, sementara sisanya sebesar 33,42% dipengaruhi oleh variabel lain seperti independensi, kompetensi, fee audit dan disfungsional.
Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, Faisal, Nardiyah, M. Rizal Yahya (2012) dalam penelitiannya menunjukan bahwa Kompetensi, independensi dan profesionalisme berpengaruh secara bersama terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan jika kompetensi, independensi, dan profesionalisme dimiliki dalam diri auditor maka laporan audit yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Selain itu juga dalam penelitian Achmat Badjuri (2011) menunjukan semakin auditor menyadari akan tanggung jawab profesionalnya maka kualitas audit akan terjamin dan terhindar dari tindakan manipulasi.
Masa perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah negatif, ini berarti apabila masa perikatan audit lama maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan kurang baik karena hal tersebut dapat mengembangkan hubungan yang lebih nyaman antara auditor dan kliennya menyebabkan auditor tidak melaksanakan audit sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5
audit tidak melaksanakan audit sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Selain didukung oleh teori penelitian ini juga didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, Efraim Ferdinan Giri (2010) dalam Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variable masa perikatan audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel kualitas audit. Al-Thuneibat, Ibrahim Al Issa dan Ata Baker (2011) hasil penelitiannya menunjukan masa perikatan audit mempengaruhi kualitas audit secara negatif. Selain itu juga dalam hasil penelitian Jeff Casterella (2007) menunjukan long term audit tenure (not excessive) reflect better audit quality, due to the auditor’s deeper understanding of their client’s industry and business risks.
Profesionalisme auditor dan masa perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. besarnya nilai kualitas audit ditentukan oleh profesionalisme auditor dan masa perikatan audit sebesar 82,7% sedangkan sisanya 17,3% ditentukan oleh faktor lain seperti independensi, kompetensi, objektivitas, fee audit dan disfungsional.
V. KESIMPULAN dan SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari pengaruh profesionalisme auditor dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Profesionalisme auditor berpengaruh sebesar 66,58% terhadap kualitas audit sementara sisanya sebesar 33,42% dipengaruhi oleh variabel lain seperti independensi, kompetensi, fee audit dan disfungsional. dan terdapat hubungan yang sangat kuat antara profesionalisme auditor dengan kualitas audit dengan arah positif ini berarti apabila profesionalisme auditor baik maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan baik. Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK dalam kondisi cukup baik, bisa dilihat dari hasil penelitian dari jawaban responden bahwa profesionalisme auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK dalam kondisi cukup baik, hal ini disebabkan pada butir pertanyaan ke 5 Auditor tidak dapat diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatnya, hasil skor menunjukkan nilai terkecil dari indikator variabel profesionalsme auditor, diduga indikator tersebut akan dapat memberikan pengaruh kurang memadai terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.
2. Masa perikatan audit berpengaruh sebesar 79,21% terhadap kualitas audit sementara sisanya sebesar 20,79% dipengaruhi oleh variabel lain seperti pengalaman, kompetensi, time budget pressure, due professional care dan akuntabilitas. dan terdapat hubungan yang sangat kuat antara masa perikatan audit dengan kualitas audit dan arahnya negatif ini berarti apabila masa perikatan audit lama maka kualitas audit yang dihasilkan akan kurang baik. Masa perikatan audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK dalam kondisi cukup baik, bisa dilihat dari hasil penelitian dari jawaban responden bahwa masa perikatan audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK dalam kondisi cukup baik hal ini disebabkan pada butir pertanyaan ke 15 Lamanya partner audit melakukan pergantian dalam peekerjaan untuk klien yang sama, hasil skor menunjukkan nilai terkecil dari indikator masa perikatan audit, diduga indikator tersebut akan dapat memberikan pengaruh kurang memadai terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.