ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS,
MARKET
TIMING
, TINGKAT RISIKO, UMUR REKSA DANA DAN
UKURAN REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA
DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI
KOLEKTIF
SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
SAURAHMAN
NIM : 1111081000019
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET TIMING, TINGKAT RESIKO, UMUR REKSA DANA DAN UKURAN REKSA
DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
SAURAHMAN NIM : 1111081000019
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB Amalia, SE., MSM NIP : 19741127 200112 1 002 NIP : 19740821 200901 2 005
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 9 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Saurahman
2. NIM : 1111081000019
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2015
1. Ali Rama, SE., M. Ec ( )
NIP : Ketua
2. Deni Pandu Nugraha, M. Sc ( )
NIP : Sekretaris
3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM ( )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 26 Mei 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Saurahman
2. NIM : 1111081000019
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2015
1. Dr. Amilin, SE,Ak, M.Si ( ) NIP : 19730615 200501 1 009 Ketua
2. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM ( ) NIP : 19780307 201101 2 003 Sekretaris
3. Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si ( ) NIP : 19731221 200501 2 002 Penguji Ahli
4. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB ( )
NIP : 1974127 200112 1 002 Pembimbing I
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Saurahman
2. NIM : 1111081000019
3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
4. Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Saurahman
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 23 Maret 1993
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Islam
5. Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Tanah Seratus No. 18 Rt 02/12, Ciledug, Tangerang
6. No Handphone/ : 087885025717
7. Email : saurahman77@gmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. 1999-2005 : SD Negeri 4 Sudimara Jaya Ciledug
2. 2005-2008 : SMP PGRI 1 Karang Tengah
3. 2008-2011 : SMA Negeri 3 Tangerang
4. 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Menjadi anggota Karate FORKI Karang Tengah 2. Menjadi anggota KOPMA UIN
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze how stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size influence mutual fund performance. Performance of mutual fund itself measured by using the Treynor index. The data used in this research are monthly data on Net Asset Value (NAV), SBI, IHSG, yearly data of prospectus of 10 discretionary mutual fund that were sampled during this research report from 2010-2013.
The data were analyzed using multiple linear regression. As a research methodology, i used assumption classic test, there are normality test, multicolinearity test , heteroscedasticity test, and autocorrelation test also i used F test and t test to examine research’s hypothesis. The result of the F test shows that the stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size have influence simultaneously. The t-test result is that stock selection, risk level, fund age and fund size have an influence toward discretionary mutual fund’s performance, while market timing ability does not have an influence toward discretionary mutual fund’s performance.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksadana campuran. Kinerja reksa dana itu sendiri diukur dengan menggunakan indeks Treynor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Nilai Aktiva Bersih (NAB), data bulanan SBI, data bulanan IHSG, dan data tahunan dari prospektus 10 reksa dana campuran yang dijadikan sampel dengan periode penelitian selama tahun 2010 – 2013.
Data dari penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Metode penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi selain itu, saya juga menggunakan uji F dan uji t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana berpengaruh secara simultan terhadap kinerja reksa dana campuran. Hasil dari uji t menyatakan bahwa pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran sedangkan market timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran.
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilliahirabbi alamiin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur
Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksadana
Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”. Shalawat serta salam tidak
lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah membawa Agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin.
Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Muchlis dan Ibu Ambarwati atas segala dukungan dan doa-doa yang tak henti-hentinya kepada Illahi Rabbi Allah SWT. Serta kedua saudara saya Hendra Adiansyah dan Rama Primadyaz Silva yang selalu memberikan dukungan tiada habisnya.
2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
3. Ibu Ir. Muniaty Aisyah, MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
5. Ibu Amalia, SE. MSM selaku Pembimbing II, terima kasih atas waktu dan masukannya dan selalu memberikan motivasi dan solusi dalam penelitian. 6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.
7. Seluruh staf Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan yang maksimal. 8. Para sahabat seperjuangan Manajemen, terima kasih untuk semua
dukungan dan waktu yang telah kita lalui selama ini.
9. Pihak-pihak lain yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 27 Maret 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Landasan Teori ... 13
C. Pengaruh Variabel Indepeden Terhadap Variabel Dependen ... 53
c. Uji Heteroskedastisitas... 66
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 81
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 83
a. Uji Normalitas ... 83
b. Uji Multikolinieritas ... 86
c. Uji Heteroskedastisitas ... 86
d. Uji Autokorelasi ... 89
3. Uji Koefisien Determinasi ... 91
4. Hasil Uji Hipotesis ... 92
a. Uji Simultan (Uji F) ... 92
b. Uji Parsial (Uji t) ... 93
5. Interpretasi Hasil ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Implikasi ... 101
C. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan NAB dan UP Reksa
Dana di Indonesia Tahun 2008-2013 ... 4
Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya ... 22
Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio ... 25
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 49
Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ... 61
Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Campuran ... 62
Tabel 3.3 Definisi Operasinal Variabel Penelitian ... 78
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 81
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ... 84
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 86
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park ... 88
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson ... 89
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Melalui Run Test ... 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 91
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 92
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan
Normal P-P Plot ... 85
Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran
Periode Penelitian 2010 – 2013 ... 107
Lampiran 2 Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 ... 109
Lampiran 3 Return IHSG Periode Penelitian ( Januari
2010 – Desember 2013) ... 111
Lampiran 4 Treynor Measure Periode Penelitian 2010
– 2013 ... 113
Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS ... 117
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan investasi di dalam beberapa tahun ini banyak investor
yang tidak memiliki banyak waktu dalam mengelola dananya untuk investasi.
Hal ini tidak terlepas dari terdapatnya berbagai kendala seperti minimnya
pengetahuan investasi pada suatu instrumen tertentu, maupun tidak memiliki
waktu untuk melakukan pengelolaan investasi secara personal. Hal ini
bukanlah masalah yang besar bagi para investor untuk menghalangi
melakukan investasi karena para calon investor dapat memberikan
kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dana yang mereka
miliki.
Investasi merupakan usaha bagi pemilik modal dalam meningkatkan
kekayaannya sehingga kebutuhan akan investasi sangat umum sekarang ini.
Setiap investor selalu mengharapkan keuntungan yang besar dari investasi
yang dilakukannya. Namun,setiap keuntungan selalu disertai dengan risiko.
Jadi, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka akan semakin tinggi
pula risiko yang harus dihadapi. Oleh karena itu, setiap investor perlu
memperhatikan aspek risiko dan return dari setiap investasi yang akan
dilakukannya. Untuk mengurangi risiko suatu investasi, investor dapat
Keinginan masyarakat untuk meningkatkan penghasilan agar
kesejahteraan hidupnya semakin meningkat merupakan alasan utama bagi
masyarakat untuk berinvestasi. Investasi adalah salah satu bentuk dari
pengendalian keuangan untuk berjaga akan kebutuhan yang akan datang atau
untuk memperoleh laba maksimal dari uang yang kita miliki. Investasi sektor
riil atau mendirikan sebuah usaha adalah salah satu bentuk investasi yang
memiliki keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang cukup besar.
Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang
perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan
usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga
ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa
lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan
non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga
keuangan non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi
para pemilik modal.
Reksa dana merupakan solusi untuk mengatasi tingginya biaya
investasi langsung di pasar modal bagi investor yang memiliki modal yang
relatif kecil. Selain itu, adanya reksa dana juga akan mendorong pertisipasi
masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dilihat dari sisi
keamanannya, reksa dana tentu merupakan investasi yang terbilang aman
mengingat dasar hukum pendiriannya melalui peraturan perundangan yang
bicara soal return, setiap pelaku bisnis tentu mempertimbangkan tingkat
pengembalian ini sebagai faktor dalam pemilihan reksa dana.
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Darmadji,
2001: 147). Jadi reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas
(Darmadji, 2001: 147). Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal
Indonesia (Darmadji, 2001: 147).
Terdapat tiga unsur penting dalam reksa dana, yaitu pertama, adanya
dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam
portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi
(Darmadji, 2001: 148). Portofolio efek itu sendiri adalah kumpulan surat
berharga seperti saham, obligasi, SBI, deposito berjangka, surat berharga
pemerintah, dan surat berharga pasar uang. Oleh karena itu reksa dana
merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai
instrumen investasi yang tersedia di pasar (Prasetya, 2010: 1).
Reksa dana mulai diperdagangkan di Indonesia sejak tahun 1995
dengan diterbitkan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal.
Adanya kemudahan investasi membuat perkembangan reksa dana semakin
modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, Reksa Dana adalah wadah yang
digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi.
Tabel 1.1
Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia Tahun 2008-2013
No. Tahun IDR
Total NAB Jumlah Unit
1 2008 73.259.964.417.955,25 60.837.794.453,64
2 2009 109.050.523.922.678,70 69.708.202.522,26
3 2010 93.113.000.389.068,65 58.335.573.927,48
4 2011 163.124.028.249.957,91 98.519.792.701,06
5 2012 182.567.875.953.169,78 112.799.247.919,70
6 2013 185.206.340.958.430,28 119.751.985.769,16
Total 807.230.733.891.285,00 519.952.597.293,30
Sumber : www.ojk.go.id
Seperti yang tertera pada tabel 1.1 di atas, jumlah Nilai Aktiva Bersih
(NAB) beserta jumlah unit yang dihasilkan oleh keseluruhan jenis reksa dana
di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak
terlepas dari perhatian masyarakat kepada reksa dana sebagai peluang
investasi yang menarik. Karena reksa dana mampu memberikan return yang
lebih tinggi dibandingkan pasar apabila investor memilih reksa dana secara
tepat sesuai dengan tujuan investasinya.
Pertumbuhan reksa dana di Indonesia semakin berkembang pesat
hingga saat ini. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya perekonomian di
Indonesia selepas masa krisis di tahun 2008. Dengan semakin berkembangnya
instrumen reksa dana, maka masalah yang dihadapi oleh investor adalah
kinerja portofolionya. Hal yang menjadi fokus utama disini adalah apakah
portofolio yang telah diberikan oleh manajer investasi dapat memberikan
perkiraan tingkat imbal hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pengukuran
kinerja reksa dana beserta faktor yang mempengaruhi kinerja dari reksa dana
itu sendiri merupakan hal utama yang dibahas di dalam penelitian ini.
Pertumbuhan reksa dana campuran di tahun 2009 ini juga cukup besar,
meskipun masih berada dibawah reksa dana saham dan reksa dana pendapatan
tetap, namun lebih tinggi dari reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran
tetap berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan dengan mengandalkan
gabungan portofolio antara saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Reksa
dana campuran di awal 2009 ini berhasil mencetak pertumbuhan NAB sebesar
20% selama periode Januari sampai Mei 2009, dari Rp. 10,195 trilliun pada
bulan Januari menjadi Rp. 12,44 trilliun pada bulan Mei.
Terkait proyeksi kinerja indeks acuan yang masih optimis bertumbuh,
kinerja Reksa Dana pun secara rata-rata juga masih berpeluang tumbuh yang
tercermin pada proyeksi kinerja indeksnya masing-masing. Sepanjang 2013,
kinerja indeks Reksa Dana saham diperkirakan tumbuh sekitar 11%-15%.
Kinerja indeks Reksa Dana pendapatan tetap diperkirakan juga masih tetap
tumbuh meskipun sedikit konservatif sekitar 5.5%-7%. Untuk kinerja kinerja
indeks Reksa Dana campuran diperkirakan tumbuh sebesar 8.5%-11.5% atau
berada di antara kinerja jenis saham dan pendapatan tetap karena sifat basis
alokasi portofolio reksa dananya yang cenderung tersebar pada berbagai jenis
Mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi dan
instrumen pasar uang, reksa dana campuran memiliki tingkat risiko yang
relatif lebih kecil bila jika dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Return yang
ditawarkan cenderung lebih stabil sebanding dengan risiko yang kecil
sehingga sangat cocok untuk investor pemula dan konservatif.
Reksa dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor
menginginkan bentuk investasi yang terdiri dari efek ekuitas dan efek hutang.
Tingkat pengembalian dan risiko menerima risiko yang tinggi, reksa dana
campuran merupakan alternatif untuk reksa dana campuran berada ditengah – tengah antara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk para
investor yang kurang berani untuk investasi pengganti reksa dana saham.
Reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek
hutang maupun equitas dengan proporsi alokasi aset yang lebih fleksibel
(Pratomo, 2001: 74). Perbandingan alokasi aset pada reksa dana campuran ini
tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana saham dan reksa dana
pendapatan tetap yang telah memiliki alokasi aset yang telah ditetapkan. Dari
sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas reksa dana campuran ini dapat
dimanfaatkan untuk berpindah - pindah pengalokasian aset dari saham ke
deposito ataupun obligasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan pasar
dengan melakukan aktivitas trading atau disebut juga market timing ability.
Market timing memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil
makro ekonomi Indonesia saat ini sangat stabil dan ini bisa dijadikan acuan
bagi para investor yang ingin berinvestasi di reksa dana campuran.
Manajer Investasi dalam mengelola dana antara reksa dana yang satu
dengan yang lainnnya berbeda-beda. Literatur investasi umumnya menyatakan
bahwa market timing sangat sulit dilakukan, sehingga manajer investasi lebih
sering mengandalkan kemampuan pemilihan saham untuk mendapatkan return
yang abnormal (superior). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika
nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity
dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya
kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer
investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro,
2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk
Nitzsche (2012) dimana dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang
berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan
negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market
timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan
adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki
kemampuan market timing.
Pengukuran risiko dari reksa dana akan membantu investor dalam
menentukan jenis reksa dana yang akan diinvestasikan, sehingga investor
diharapkan dapat terhindar dari kerugian berinvestasi yang disebabkan oleh
return yang diharapkan oleh investor. Hal ini dikarenakan adanya faktor
eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Prasetya dan Bandi (2010) menyatakan bahwa tingkat risiko
memiliki pangaruh terhadap kinerja reksa dana, dimana semakin tinggi tingkat
risiko, semakin tinggi pula tingkat return yang diperoleh sehingga
meningkatkan kinerja reksa dana. Sedangkan menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa tingkat risiko
signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana.
Umur reksa dana, semakin tua umur reksa dana semakin baik
kinerjanya karena pengalaman yang dimiliki cukup untuk dapat dipercaya
sebagai instrumen dan pengelola dana investor sehingga memberikan return
yang diharapkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan
memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat
memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao,
2000, dalam Akbarini, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams
(2002) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh usia reksa dana dengan
kinerja reksa dana yang dimana tingkat pengembalian reksa dana usia lebih
muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia
yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh See
dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak memiliki
Ukuran reksa dana mencerminkan bahwa semakin besar aset yang
dikelola manajer investasi, maka makin efisien pengelolaan dananya dan
potensi imbal hasilnya juga makin baik. Semakin besar ukuran aset yang
dikelola akan memberikan fleksibilitas, meningkatkan bargaining power serta
memudahkan terciptanya economies of scale yang dapat berdampak pada
penurunan biaya sehingga akan berdampak positif terhadap kinerja (Chan et,
al., 2009). Besar kecilnya ukuran suatu reksa dana akan mempresentasikan
jumlah kapitalisasi pasar reksa dana. Dalam banyak penelitian yang dilakukan
untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return
mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko
yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko
yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014:
118). Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa
ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan
menurut Dalquist M. et, al., (2000) fund size tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja reksa dana.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan fokus utama
kegiatan yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengelola kinerja reksa
dana, terutama pada kebijakan pemilihan sekurirtas, market timing, tingkat
resiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana. Sehingga mendorong saya
sebagai penulis ingin membuat karya tulis berupa skripsi dengan judul
Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur
reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja
reksa dana campuran secara simultan.
2. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur
reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja
reksa dana campuran secara parsial.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability,
tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki
pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan.
b. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability,
tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat antara lain adalah :
a. Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap reksadana secara teoritis maupun dalam dunia nyata, serta
pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama masa
perkuliahan.
b. Bagi investor dan calon investor
Hasil penilaian kinerja yang disajikan dalam penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan
bagi investor dalam menentukan pilihannya berinvestasi melalui
Reksadana.
c. Bagi Manajer Investasi
Hasil penelitian ini juga memberikan informasi kepada Manajer
Investasi bagaimana pengaruh variable – variable dalam penelitian ini
terhadap kinerja reksa dana campuran yang mereka kelola sehingga
Manajer Investasi dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk
meningkatkan kinerja reksa dana campuran dengan meningkatkan
d. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat
dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Investasi
Investment is an area of finance focuses on the behavior of
financial markets and the pricing of securities. An investment manager’s
task, for example, may include valuing common stocks, selecting securities
for a pension fund, or measuring a portfolio’s performance (Fabozzi dan
Peterson, 2003: 3).
Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan (Bodie,
2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil maupun aset finansial.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4).
Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi
a. Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk dipenuhi
sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan
return.
b. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan
untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki.
c. Karena adanya inflasi.
Setiap investasi selain diharapkan memberikan return, juga
memberikan risiko. Dalam konteks manajemen investasi, risiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai
secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti
semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2009: 73).
Berdasarkan teori portofolio oleh Markowitz (1927), portfolio
berkaitan dengan estimasi yang dilakukan investor terhadap ekspektasi
risiko dan return yang diberikan. Portofolio mengidentifikasi diversifikasi
sebagai cara untuk menyebar risiko (Bodie, 2014: 388). Diversifikasi
adalah portofolio yang mengkombinasikan aset dengan beragam instrumen
investasi untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang
dihasilkan. Dengan adanya diversifikasi, portfolio akan lebih aman karena
risiko tersebar pada beragam instrumen investasi, dengan mengumpulkan
dana investor, perusahaan investasi memungkinkan investor memegang
sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie, 2014: 97)..
paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan imbal hasil dengan
risiko portofolio adalah membandingkan tingkat hasil dengan dana
investasi lain yang memiliki karakteristik risiko serupa (Bodie, 2014: 361).
2. Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13).
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber
pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen
keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan Surya,
2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus
memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan risiko
yang mungkin terjadi. Para pelaku pasar (individu atau badan usaha) yang
memiliki kelebihan dana melakukan investasi dengan membeli surat
berharga yang ditawarkan oleh emiten di pasar modal. Sebaliknya, di
tempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana, menawarkan surat
berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar
modal sebagai emiten.
Investasi di pasar modal menurut Frank Fabozzi et.al., to seek
maximize the expected return, given some level of risk they are willing to
accept. Portfolio that satisfy this requirement are called efficient (or
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006: 54) instrumen pasar modal
sebagai “Semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di
bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.
Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di
Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran.
Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana
(supplier of fund) dengan menggunakan dana (user of fund) untuk tujuan
investasi jangka menengah (middle-term investment) dan panjang
(long-term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud
efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana
(perusahaan terbuka) menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana
menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek (Nasarudin dan Surya,
2004: 10).
3. Reksa Dana
Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles (2003)
menyatakan “Fund is a pool of money contributed by range of investors
who may be individuals or companies or other organisations, which is
managed and invested as a whole, on behalf of those investors.”
(Manurung, 2007: 1)
Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
efek oleh Manajer Investasi. Pozen (1998) menyatakan bahwa “A mutual
fund is an investment company that pool money from shareholders and
invests in a diversified of securities.” (Manurung, 2007: 2)
Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari
beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa
karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa
dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang
menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan
berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi.
Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan
untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam
(Badan Pengawasan Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan
berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang
mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada
efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan
dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi
seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang
jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi
seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi
pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering
disebut alokasi asset yang berbeda–beda sesuai dengan perhitungan
manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat
jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang
merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana
melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti
obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat
dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa
dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana
karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko
reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada
dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang
rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat
pengembalian reksa dana turun. (Manurung, 2007: 2)
a. Jenis – Jenis Reksa Dana
1) Reksa Dana Menurut Bentuknya
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya
reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana
Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini
sama-sama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada
berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar
(a) Reksa Dana Perseroan (corporate type)
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit
reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan
selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada
berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar
modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan
dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan
yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka (Darmadji, 2001:
149). Reksa Dana perseroan memiliki ciri–ciri sebagai berikut: (1) Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak
antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang
telah ditunjuk.
(2) Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak
antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
(b) Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (contractual type)
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit
penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah
yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah
(Darmadji, 2001: 149), sebagaimana diatur dalam Penjelasan
pasal 18 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang
pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat
ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini
mempunyai ciri–ciri sebagai berikut :
(a) Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
(b) Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan
kontrak.
(c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan
Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah
disepakati.
2) Reksa Dana Menurut Sifatnya
Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat,
yaitu :
(a) Reksa Dana Bersifat Tertutup (Closed–End Fund)
Reksa Dana Tertutup (Closed-End Fund) merupakan
reksa dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan dan
menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban
untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
menjual/mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya
kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham
hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan
melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut
dicatatkan (Darmadji, 2001: 150).
(b) Reksa Dana Bersifat Terbuka (Open–End Fund)
Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan
Reksa Dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan atau
menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai
sejumlah kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih
mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana
tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali
saham/unit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui
Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per
Tabel 2.1
Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup PT. Reksa Dana Terbuka Menjual sahamnya pada penawaran umum
perdana sampai batas modal dasar
Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek Saham reksa dana tidak perlu dicatat di
bursa efek Investor tidak dapat menjual kembali saham
yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi kepada investor lain melalui bursa
Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana
Harga jual/beli saham tergantung penawaran dan permintaan antar investor di bursa
Harga jual/beli saham antara PT Reksa Dana dengan investor didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian Sumber : Pratomo, 2001: 46
3) Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi
Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan
Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian
nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari
empat kategori yaitu (Manurung, 2007: 298) :
(a) Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang
melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (Pratomo,
2001: 68). Reksadana yang investasinya ditanam pada efek
bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari
Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam
kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang
lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun (Pratomo,
2001: 68).
(b) Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam
bentuk efek bersifat utang. (Darmadji, 2001: 151). Efek bersifat
hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen
lain (Pratomo, 2001: 71). Reksa Dana Pendapatan Tetap
merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling
baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3
tahun) dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil (Darmadji,
2001: 151).
(c) Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat
Ekuitas (Darmaji, 2001: 151). Karena investasinya dilakukan
lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang
paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan
efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana
investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa
capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain
hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain
berupa dividen. (Pratomo, 2001: 72).
(d) Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek
bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang (Darmadji, 2001: 151).
Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan
alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran
dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun
ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001:
72). Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk
investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi
yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat
pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada
ditengah–tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan
menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan
alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham.
Tabel 2.2
Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio
No. Klasifikasi Alokasi Investasi Tujuan Investasi Tingkat Risiko
Jangka Waktu 1 Reksa Dana
Pasar Uang
Melakukan alokasi investasi 100% dari keseluruhan dana yang dikelola di dalam instrument pasar uang
Liquiditas dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang
Alokasi investasi pada efek ekuitas (saham) maupun efek utang (obligasi dan deposito) tanpa minimal alokasi dana.
4) Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi
Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan
atas (Darmadji, 2001: 151):
(a) Growth Fund
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar
pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya
(b) Income Fund
Reksadana yang mengutamakan pendapatan
konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada
surat hutang dan obligasi.
(c) Safety Fund
Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada
pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan
danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat
deposito dan surat hutang jangka pendek.
b. Pengelolaan Reksadana
Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan
reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi
merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi
reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor.
Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi
syarat – syarat yang diajukan (Pratomo, 2001: 42). Salah satunya adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah
mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru
yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. (Pratomo,
2001: 42).
Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus
diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai
berikut (Darmadji, 2001: 155):
1) Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam
pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan
Bapepam, antara lain (Darmadji, 2001: 155):
(a) Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam
mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam
portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam
kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai
dengan perundang undangan pasar modal.
(b) Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan
Reksadana (peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1)
(c) Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat
menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola.
(d) Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio
reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai
dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada
(e) Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap
pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak,
kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi
sendiri.
(f) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan
pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab
penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan
kewajibannya.
(g) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
Manajer Investasi.
(h) Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern
dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan.
(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit
penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana.
(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Larangan Bagi Manajer Investasi
Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan
Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa
(a) Memilki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas
nama pihak lain.
(b) Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi
dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal
manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara
perdagangan efek.
(c) Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung
maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer
investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli
atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar
diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp 1 Miliar.
(d) Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum (IPO),
kecuali untuk efek pasar uang.
(e) Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum
dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya.
3) Bank Kustodian
Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu
bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta
administrasinya (Pratomo, 2001: 43). Bank kustodian meliputi
penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan
dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer
investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank
kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam
pasal 25 ayat (2) undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995.
Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut (Darmadji, 2001:
156):
(a) Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi
reksadana (peraturan bapepam nomor VIII.g.8).
(b) Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya
sendiri.
(c) Menghitung nilai aktiva bersih (NAB)/unit penyertaan setip
hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang
termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya.
(d) Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi
sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan
Bapepam nomor X.D.1.
(e) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit
penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas
kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan
(f) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
Bank Kustodian.
(g) Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam
daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk
kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana.
(h) Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern
dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.
(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang
unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan
reksadana.
(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Mekanisme Kerja Reksa Dana
Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain
melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga
melibatkan pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter)
serta di pasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh
Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana
Gambar 2.1
Mekanisme Kerja Reksa Dana
Sumber : Pratomo, 2001: 43
Keterangan:
1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali
(pencairan) Unit Penyertaan.
2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran
hasil penjualan kembali.
3. Perintah transaksi investasi.
4. Eksekusi transaksi investasi.
5. Konfirmasi transaksi.
6. Perintah penyelesaian transaksi
7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta
BAPEPAM
INVESTOR PERANTARA PASAR MODAL
8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/Unit secara harian melalui media
massa.
9. Laporan valuasi harian dan bulanan.
10.Laporan bulanan kepada Bapepam.
d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana
Dalam berinvestasi di Reksa Dana setiap investor
mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana
terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari
instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan
tidak terjaminya tingkat pengembalian.
1) Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana
Reksadana memberikan keuntungan bagi investor.
Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara
lain sebagai berikut (Sunariyah, 2006: 246):
(a) Mendapat dividen dan bunga
Investasi pada saham kemungkinan memberikan
pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil
(b) Distribusi laba capital
Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada
pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana
yang dimiliki.
(c) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan
mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan
pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar,
tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau
efek secara individual.
(d) Biaya Rendah
Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal
dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan untuk melakukan investasi maka akan
menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi
akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang
melakukan transaksi sendiri pada bursa.
(e) Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham
di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan
secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke
instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga
(f) Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat
masing – masing reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali saham/unit
penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
(g) Pengelolaan Portofolio yang Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh
Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya
dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat
penting mengingat pemodal individual pada umunya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta
mengakses informasi di pasar modal.
2) Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana
Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping
mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko
yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap
tipe reksadana besarnya berbeda-beda (Sunariyah, 2006: 251).
Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula
risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu
mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara
(a) Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio
reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan.
(b) Risiko likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian
besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi
secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang
tunai bagi pembayaraan tersebut.
(c) Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang
politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal
tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.
(d) Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana
sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim
hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang
bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun
pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang
disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset
reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan
adalah sangat penting.
(e) Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat
sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa
(f) Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak
jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana,
terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada
masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan
informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko
investasi reksadana.
(g) Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari
pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama
didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan
para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham
tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya
risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk
memberikan sepenuhnya pada investor.
e. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV)
merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari
nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana
dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya.
Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi
yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian
NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima
investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam
reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai
investasi pemegang unit penyertaan atau saham (Bodie, 2014).
Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi
yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang
transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat
pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam
Bodie Keane (2014: 98) rumus untuk menghitung NAB reksadana
adalah sebagai berikut:
f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana
Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor
untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi.
Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat
bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko
yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang
digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode
pengukuran kinerja reksa dana antara lain :
1) Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio/RVAR)
Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun
1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah
salah satu metode pengukuran kinerja portofolio dengan
memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga.
Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko (risk
premium) portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh
standar deviasi ( ). Metode ini menghitung hasil dari pertukaran
(trade off) volatilitas (total) (Bodie, 2014: 362).
Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata
kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi
bebas risiko ( – Rf). Sedangkan standar deviasi merupakan
risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang
dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio
mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi (kompensasi)
yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin
besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula
kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko
yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium
dengan standar deviasi (Pratomo, 2001: 195) :
Dimana :
= Nilai dari Sharpe Ratio
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerjainvestasi bebas risiko sub periode
tertentu
= Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu
Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi
pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena risiko yang muncul
saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang
lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko.
Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa
dana.
2) Treynor Index (Reward to Volatility/RVOL)
Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor
pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to
volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini
menggunakan konsep garis pasar sekuritas (security market line)
sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total
dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan
bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik
dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis
atau beta ( ). Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil
(excess return) per unit risiko, namun menggunakan risiko
sistematis dan bukan risiko total (Bodie, 2014: 362). Semakin
besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula
kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit
fluktuasi pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan
menggunakan metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001:
196):
Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor
bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang
berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan
mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun