• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak di RT 005/03 Pondok Bambu Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak di RT 005/03 Pondok Bambu Jakarta Timur"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

HILALIA

0011017698

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN lJNfVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIIDAVATULLAH

JAKARTA

(2)

PONDOK BAMBU JAKARTA TH\tlUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: HILA LIA

0011017698

Dibawah bimbingan :

Ora. Hj. Sitti Salmiah, MA.. 150 020 004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Skripsi yang berjudul "PERANAN Jl(ELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERIBADAH ANAK DI RT 005/03 PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Dekan

ap Anggota

Mセュᄋ」@

Prof

j・エセ@

NIP. 150 012 950

Sidang Munaqasah

Anggota

Jakarta, 9 Agustus 2004

Pembantu Dekan Sekretaris Merangkap Anggota

セ|セセセ@

Dr.

d・、セ@

s ada MA NIP:

IJ

231 356

---Ora. Hj. Sitt! Salmiah, MA

(4)

セI|@

セI|@

J!JI

ヲセ@

Alhamdul ill ah, segala puji serta rasa syukur penulis parijatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, schingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh geiar sarjana dalam bidang pendidikan pada Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini dapat terwujud dengan baik atas segala bantuan dan ォ・セェ。ウ。ュ。@ dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada :

I. Bapak Prof DR. H. Salman Harun, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Ors. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAJ serta Bapak Akhrnad Sodiq, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan PAL

2. !bu Dra. Hj. Sitti Salrniah, MA selaku Pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan birnbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

(5)

5. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakaiia beserta staf-stafnya yang telah rnemberikan pelayanan kepada penulis dalam memperoleh sumber-sumber buku yang diperlukan.

6. Ayah tercinta H. Ahmad Nawawi (aim) yang selama hidupnya selalu memberikan kasih dan sayang, Bunda tercinta Hj. Siti Robiatul adawiyah yang penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan se11a doanya yang tak henti-hentinya terhadap penulis, kakak-kakakku serta adik-adikku yang telah memberikan dorongan dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi

ll11.

7. Keluarga besar PAI VIII B yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Hanya harapan dan doa yang dapat penulis berikan, semoga bantuan, bimbingan dan motivasi dari semua pihak menjadi amal sho!eh yang dapat membawa kebahagian dan semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal A'lamin.

Jakarta, Juli 2004

(6)

Hal KATA PENGANTAR ... ll1

DAFTAR ISi ... v

DAFTAR T ABEL .. . ... ... .. ... ... ... ... .. . ... .. ... ... ... ... ... .. . ... .. . ... ... ... ... ... ... v111

BAB! PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... . B. Pembatasan Masalah ... ... ... ... 4

C. Perumusan Masalah ... ... ... ... ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga ... 7

l. Pengertian Keluarga ... 7

2. Fungsi dan Peranan keluarga ... 8

8 b. Peranan Keluarga ... 11

B. Motivasi Beribadah anak ... 13

(7)

4. Motivasi ibadah ... . 20

C. Karakteristik Anak usia 7-12 Tahun ... 22

D. Peranan Keluarga Dal am Meningkatkan Motivasi Beribadah Anak 26 E. Kerangka Berfikir ... . 30

F. Perumusan Hipotesis ... 32

BAB Ill METODOLOGI l'ENELITIAN A. Desain penelitian ... . B. Variabel Penelitian ... . 33

C. Populasi dan Sampel ... . 34

D. Tehnik Pengumpulan Data ... . 34

E. Tehnik Analisa Data ... . 36

F. Interpretasi Data ... . 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi obyektif masyarakat Rt 005/03 Pondok Bambu .... ... ... 39

B. Pelaksanaan Bimbingan Beribadah Terhadap anak Usia 7-12 Tahun di Rt 005/03 Pondok Bambu . ... ... ... ... .... ... ... ... .. .... .. 44

(8)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 73

B. Saran... 73

DAFT AR PUSTAKA ... 75

(9)

Hal am an

1. Daftar Variabel Penelitian ... . 36

2. Nama-nama kepala keluarga yang tinggal di Rt 005/03 ... ,... 41

0 J. 4. Variabel X (Peranan keluarga) ... . Variabel Y (lbadah anak) ... .

48

49 5. Pengajaran Ibadah Kepada Anak... 50

6. Cara Orangtua Mengajarkan Jbadah Kepada Anak ... 50

7. Tindakan Orangtua Ketika Maghrib Anak Masih Menonton TV ... 51

8. Waktu Orangtua Mengajarkan Anak tentang Sholat... 52

9. Cara Orangtua Mendorong Anak Agar Mau Berpuasa ... 53

JO. Waktu Orangtua Memerintahkan Anak untuk Mengaji ... 54

11. Waktu Orangtua Mengajari Anak tentang puasa ... . 55

12. Tindakan Orangtua Bila Anak Malas Mengaji ... 55

13. Orangtua Membiasakan Sholat Berjamaah di Rumah... 56

14. Cara Orant,>tua Memotivasi kegiatan lbadah Anak... 57

I 5. Cara Orangtua Mendidik Anak Tentang sholat.. ... . 58

16. Cara Orangtua Mengontrol Kegiatan Sholat Anak... 59

17. Sikap Anak Bila Diperintah Untuk Sholat... ... . 60

18. Faktor Pendorong Sholat Anak... 60

19. Kebohongan Anak Dalam Berpuasa Ramadhan... 61

20. Keterpaksaan Anak Dalam Melaksanakan Puasa... 62

2 I. Rutinitas Mernbaca Al-Qur'an ... 62

22. Cara Orangtua Mendidik Anak Mengaji ... 63

23. Praktek Mengaji Anak Sehari-hari ... ... 64

24. Orangtua Memerintahkan Anak Untuk Mengaji ... 65

(10)

A. Lat:1r Belakang Masalah

l(duarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti rnaupun adat kebiasaan sehari-hari. Keluarga jualah tempat dimana seorang anak mendapat tempaan pertama kali yang kenmdian mencntukan baik-buruk kchidupan sctclahnya di masyarakat. Hingga tak salah lagi kalau keluarga adalah elemen penting dalam menentukan baik-buruknya masyarakat.

Tokoh kunci dalam keluarga adalah ibu. !bu memiliki kaitan emosional yang sangat erat dengan anak yang dikandung dan dilahirkannya. Sementara si anak rnerniliki kecenderungan yang lrnat pula untuk lebih condong pada ibu. Hubungan psiko-emosional ini merupakan ha! yang sangat elementer dalam proses pendidikan dan pembentukan jati diri sang anak. !bu yang baik akan menciptakan suatu kondisi dan lingkungan yang sebat, baik fisik maupun mental bersama suami.

(11)

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hafez Ibrahim yang dikutip oleh Athiyah al-Abrasyi dalam buku "Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam"

Art111ya: "Jbu adalah suatu sekolah, bilamana dipersiapkan dapat membentuk bangsa yang baik dan kuat "1 · ···

Oleh karena seorang ibu adalah pendidik pcrtarna rnanusia, ia adalah orang yang paling dicintai oleh rnanusia itu. la adalah teladan utama dan contoh ideal yang ketika seseorang mernbuka rnatanya di dunia ini, ia dapati contoh tersebut di depan rnatanya. Darinya ia rnengambil bekal jasmani, kejiwaan, dan emosi.

'- Dalam situasi dan kondisi sekarang ini yang sarat dengan kejadian dan inforrnasi baik yang positif rnaupun yang negatif, dari dalam maupun dari luar negri yang bisa diperoleh dengan sangat mudah yang akan membawa pengaruh pada pola kehidupan anak. Dalam jajaran keluarga, yang paling berpengaruh adalah orangtua, karena orangtua merupakan orang yang utama dan pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, oleh karena itu banyak ha! yang hams ditanamkan pada anak agar bisa menjadi generasi yang baik. Diantaranya dengan pelaksanaan ibadah rutinitas d.i rumah.

Namun dalam kehidupan sekarang ini khususnya di kota-kota besar, orangtua dibebani oleh berbagai tuntutan hidup seperti tuntutan ekonorni, tuntutan pekerjaan dan sebagainya. Waktu bertemu dan bersenda gurau dengan anak-anaknya hampir

1

(12)

ticlak acla. Bimbingan clan kasih sayang yang sangat cliharapkan oleh anak kurang terpenuhi.

Anak aclalah amanat Allah SWT, amanat wajib dipertanggungjawabkan clan tanggung jawab orangtua terhaclap anak secara umum adalah menyelenggarakan pencliclikan bagi anak-anaknya. Allah memcrintahkan agar setiap oran!,rtua menjaga keluarganya clari siksaan api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT:

Arlinya: "Hai orang-orang yang beriman, perihara/ah dinmu dan keluargamu dari api neraka ... (Q.S. Al-lahriim:6)

Ayat tersebut menerangkan agar setiap muslim harus mencliclik clan mengajari keluarga, anak, istri, clan semua kerabatnya, agar clapat menjalankan apa yang telah cliwajibkan clan meninggalkan apa-apa yang clilaran"g Allah.2

Dan sebagaimana haclits nabi saw tentang tanggung jawab penclidikan yang dipikul oleh orangtua, yang cliriwayatkan oleh lbnu Majah:

Ari inya:" Didi kl ah anak-anakmu dan perbaguslah adab sopan santun mereka"

Kepribadian manusia memang tidak terlepas dari lingkungan, khususnya lingkungan keluarga. Dalam perkembangan anak pada masa bayi dan kanak-kanak peranan ibu clan ayah sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian

2

(13)

anak selanjutnya.3 Oleh karena itu sudah sepantasnya orangtua mempunyai perhatian khusus terhadap semangat beribadah anak, agar anak rnerasa ringan dalam melaksanakannya sekaligus menjiwainya dan menerapkannya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu bentuk perhatian orangtua terhadap ibadah anak adalah menjadi figur yang dapat dicontoh dan ditiru oleh anaknya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat:" Kepribadian orangtua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendiclikan yang tidak langsung yang sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang berkernbang';.4

Selain contoh perbuatan yang dilakukan orangtua ditiru oleh anak-anaknya, hendaknya orangtua dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya untuk menge1jakan ibadah yang dalam hal ini adalah shalat, puasa dan membaca Al-qur'an yang rnengandung aspek latihan spiritual dan latihan moral. Sehingga ketika anak memasuki usia remaja, anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan mendekatkan di ri kepada Allah.

Tidak sedikit orangtua yang selalu mengandalkan sekolah untuk memenuhi kebutuhan akan agama bagi anak-anaknya. Padahal lembaga pendidikan seperti sekolah hanya memiliki waktu yang sangat singkat bila dibandingkan dengan waktu anak bersama orangtuanya. Untuk melihat sejauhmana usaha keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah bagi anaknya, maka penulis ingin mengadakan

' Ngalim Pu1wanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), Cet. ke-5, h. 16

(14)

penelitian tentang "Peranan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah

Anak di '\Vilayah Rt 005/03 Pondok Bambu Jakarta Timur."

B. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan beberapa masalah sebagai berikut:

I. Mengapa masih banyak orangtua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan ibadah sejak dini?

2. Bagaimana perhatian orangtua terhadap pendidikan ibadah anak-anaknya di rumah?

3. Apakah keluarga memiliki peranan dalam meningkatkan motivasi beribadah anak?

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempennudah dalam pelaksanaan penelitian, penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu pada poin ke- 3 tentang penman keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak.

a. Keluarga yang dimaksud disini adalah lingkungan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b. lbadah yang dimaksud disini adalah shalat, puasa dan membaca Al-gur'an. c. Anak yang dimaksud disini dibatasi pada usia sekolah dasar yang berumur

(15)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : "Bagaimana peranan kefuarga dafam meningkatkan motivasi herihadah anak di lingkungan Rt 005i1J3 Pd.Bamhu .Jak-tim? "

E. Tujuan Penelitian

I. Secara urnum mgm mengetahui sejauhmana usaha orangtua dalam rneningkatkan motivasi beribadah anak.

2. Secara khusus studi ini diharapkan dapat rnengetahui fal..ior apa saja yang dapat rneningkatkan motivasi beribadah anak.

F. Sistematika Penulisan

BAB Pendahuluan, berisi: Latar belakang rnasalah, identifikasi masalah, pembatasan rnasalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

BAB Ill

Tinjauan Pustaka, berisi: Pengertian, fungsi dan peranan keluarga; Pengertian dan macam-macam motivasi; Pengertian, tujuan dan macam-macam ibadah; Motivasi ibadah; Karakteristik anak usia 7-12 tahun; dan Peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak; kerangka berfikir; perumusan hipotesis

(16)

BAB IV

BAB V

Hasil Penelitian, berisi: Kondisi obyektif masyarakat Rt 005/03 Pd. Bambu Jak-Tim, pelaksanaan bimbingan beribadah terhadap anak usia 7-12 tahun di Rt 005/03 Pd.Bambu, faktor-faktor pendorong dan penghambat ibaclah anak usia 7-12 tahun di Rt 005103 Pd. Bambu dan analisa hasil penelitian serta interpretasi data.

(17)

A. Keluarga

I. l'engertian Keluarga

Dalarn bentuk yang paling urnurn dan sederhana, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak (keluarga batih).1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; keluarga adalah : "!bu, Bapak dengan anak-anaknya, orang seisi rurnah yang rnenjadi tanggungan, kesatuan kerabat yang sangat mcndasar dalam rnasyarakat".2

Hadisubrata mengmiikan keluarga sebagai berikut :"istilah keluarga biasa digunakan untuk rnenunjukkan unit sosial terkecil dalarn masyarakat terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah"3

Prof Dr. S. C. Utami Munandar rnemberi pengertian keluarga sebagai berikut: "'Keluarga dapat dilihat dalarn arti kata yang sempit yaitu sebagai keluarga inti yang rnerupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami, istri dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas, misalnya keluarga RT, keluarga komplek PLN, atau masyarakat lndonesia".4

1

Fuaduddin TM, Pe11gas11han Anak da/am Ke/11arga Islam, (Jakarta-. Lembaga Kajian Agama dan lender, 1999), Cet. ke-1, h. 5

'.:': Departernen Pendidikan dan Kebudayaan, Ka1nus Besen· .Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Bina

Pustaka, !98il), Cet. ke-l, h. 413

' Hadisubrata, Kefuarga da/am D1111ia Modern, (Jakarta". Gunung Muha, 1992), Cet.ke-2, h. viii

(18)

Ali Akbar mengartikan keluarga sebagai berikut: "keluarga adalah masyarakat terkecil yang sekurang-kurangnya terdiri dari sepasang suami-istri sebagai anggota inti, berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga adalah sepasang suami dan istri meskipun belum ada anak''.5

l3erdasarkan pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang terkait oleh hubungan bioligis, sosial, ekonomi dan psikologis.

2. Fungsi dan Penman Keluarga

a. Fungsi Keluarga

Keluarga sebagai kesatuan sosial terbentuk oleh ikatan dua orang, yakni antara pria clan wanita serta anak-anak yang mereka lahirkan. Kesatuan semacam ini terdapat dimana-mana pada setiap pergaulan yang sah. Masalah krisis keluarga dapat diduga muncul sebagai tidak berfungsinya tugas dan peranan keluarga. Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfimgsi untuk menc:apai suatu masyarakat sejahtera. Dalam buku Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, dijelaskan bahwa keluarga sekurang-kurangnya mempunyai tujuh fungsi, yaitu reproduktif, religius, rekreatiC edukatif, sosial, protektif dan ekonomi.6

Uraian dari fungsi-fungsi tersebut adalah :

5

Ali Akbar, Merawat Cinla Kasih,(Jakarta: Pustaka Antara, l 995), Cet.ke-20, h. I 0

(19)

I) Fungsi Reproduktif

Melalui fimgsi reproduksi setiap keluarga mengharapkan akan memperoleh anak shaleh, keturunan yang berkualitas, sebagai perekat bangunan keluarga, tempat bergantung di hari tua, maupun sebagai generasi penerus orang tua. Sebagai generasi penerus, suami-istri umumnya mengaharapkan agar anaknya kelak rnenjadi generasi yang berkualitas, sehat jasmani rolnni, cerdas, bennoral, mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya serta taat kepada orang tua.

2) Fungsi Religius

Melalui fungsi religius keluarga diharapkan dapat berperan sebagai lembaga sosialisasi nilai-nilai moral agama, seperti tentang persamaan, keadilan, kemanusiaan, kepedulian terhadap sesarna, yang akan mendasari setiap perilaku anak. Melalui fungsi tersebut dikenalkan ajaran tauhid, etika halal-haram serta berbagai ketentuan hukum. Anak-anak juga dikenalkan dan dibiasakan melaksanakan ritual keagamaan (ibadah), khususnya shalat lima waktu.7

3) Fungsi Rekreatif

Fungsi ini tidak harus dengan keadaan serba ada, rnelainkan melalui penciptaan suasana kehidupan yang tenang dan harmonis di dalarn keluarga. Fungsi rekreatif ini juga dapat diciptakan pula di luar rumah tangga, seperti berekreasi sebagai selingan dari kesibukan sehari-hari.

7

(20)

4) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi berkaitan dengan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi ini keluarga berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan nonna-norma sosial sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak.

5) Fungsi Protektif

Fungsi protektif (perlindungan) dalam keluarga ialah untuk menJaga dan memelihara anak serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga.8

6) Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif mengharuskan setiap orang tua rnengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan sehingga terdapat proses belajar diantara keluarga. Dalam situasi ini orang tua menjadi pegangan utama dalam proses pernbelajaran anaknya. Kegiatannya antara lain melalui bimbingan, asuhan, dan contoh teladan.

7) Fungsi Ekonomis

Fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha, dan perencanaan anggaran biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.

' Jalaluddin Rakhmat dan Mukhtar Gandaatmaja, Ke/uarga Muslim dan Ma.1yaraka1 Modem,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. ke-2, h. 21 ·

i

(21)

Pelaksanaan fungsi ini oleh dan untuk keluarga dapat meningkatkan pc11gertia11 clan tanggung jawab bersama para anggota keluarga dalam kegiatan ekonorni.9

Sedangkan Singgih dan Ny. Singgih Gunarsa mengatakan secara rinci tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

a. Mcndapatkan keturunan dan membesarkan anak.

b. Memberikan afoksi atau kasih sayang, dukungan dan keakraban. c. Mengembangkan kepribadian.

d. Mengatur, membagi tugas, menanamkan kewajiban, hak dan tanggungjawab. e. Mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama dan sistem

moral kepada anak. 10

Dengan melihat fungsi keluarga diatas, hendaknya dalam pelaksanaan fi.mgsi-fungsi tersebut haruslah seiring dan sejalan antara fi.mgsi-fungsi yang satu dengan fi.mgsi-fungsi yang lain. Sebab antara fungsi-fungsi tersebut saling melengkapi antara satu sama lain sehingga pola dan kualitas pengasuhan dan pendidikan anak di lingkungan keluarga sangat ditentukan oleh kualitas dan kesiapan keluarga (suami-istri) sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas (fungsi-fungsi) diatas. Yang pada akhirnya akan terwujud keluarga sakinah yang didamba-dambakan oleh pasangan suami-istri.

b. Penman Kcluarga

Setiap keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga, yang masing-masing anggota keluarga memiliki peranannya masing-masing sesuai dengan kedudukannya

9

M. Alisuf Sabri. J/11111 Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet.ke-1, h. 16

w Singgih dan Ny. Singgih Gunarsa, F'sikologi Prak/is Anak. J?e111qja clan Keluarga, (Jakarta:

(22)

dalam keluarga yang bersangkutan, sehingga menambah keharmonisan kehidupan

keluarga.

Dalam sebuah keluarga, seorang ibu sangat diperlukan sebagai pendidik dasar bagi anak-anaknya, oleh karena itu seorang ibu hendaklah bijaksana clan pandai mendidik anak-anaknya, sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya. Sebagai anggota keluarga, peran ibu dalarn pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut :

I) Surnber clan pernberi kasih sayang. 2) Pengasuh clan pernelihara.

3) Tempat rnencurahkan isi hati.

4) Pengatur kehidupan dalarn rurnah tangga. 5) Pernbimbing hubungan pribadi.

6) l'enclidik dalam segi emosional. 11

Disamping ibu yang memiliki peranan, ayahpun memegang peranan yang juga sangat dibutuhkan dalam membentuk perkernbangan clan pertumbuhan serta

kelanggengan keluarga. Adapun peranan ayah sebagai berikut : I) Sumber kekuasaan dalam keluarga.

2) Penghubung intern keluarga dalam masyarakat/ dunia luar. 3) Pemberi perasaan am an bagi sel uruh anggota keluarga. 4) Pelindung terhadap ancaman dari luar.

5) Hakim/ yang mengadili jika terjadi perselisihan. 6) Pendidik dalam segi-segi rasional.12

7) Penanggung jawab pemenuhan kebutuhan ekonomi. 13

Begitu pentingnya peranan yang harus dimainkan orang tua dalam mendidik, sehingga membawa pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan jiwa anak.

11 Ngalim Purwanto,

lhnu Pendillikan J'eoritis clan }Jraklis, (Bandung: Remaja llosda Karya,

1995), Cet.ke-8, h. 82

12 Ibid., h. 83

(23)

Apabi\a orang tua salah mendidik maka anakpun akan mudah terbawa kepada hal-hal yang tidak baik, Maka dengan adanya peranan rnasing-masing diantara orang tua selayaknyalah mereka saling me\engkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang harmonis.

Tugas mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara dua orang tua. Namun, karena banyaknya kesibukan sang ayah di luar rumah untuk mencari naflrnh, menyebabkan sang ibulah yang paling banyak menernani sang anak, sehingga dialah yang paling besar pengarnhnya dalam pendidikan anaknya itu. Ia mencerminkan panutan pertama dan contoh ideal bagi sang anak.14

B. Motivasi Beribaclah Anak

1. Pcngertian Motivasi clan Macam-macamnya

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kata yang berasal dari kata dasar "motif" yang berarti keinginan atau dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Woodworth motivasi adalah kondisi psikologis yang berada dalam diri seseorang yang mendorong untuk rnelalukan kegiatan dengan baik, sehingga mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.15

" Adil Fathi Abdullah, Me11jadi Jim Dambaa11 Umat, (Jaka1ta: Gema Insani Press, 2002), Cet.

ke-1, h. 12

(24)

Kemudian Mc. Donald menyatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang komplek.1" Motivasi akan menyebabkan エ・セェ。、ゥョケ。@ suatu perubahan energi yang ada

pada diri rnanusia yang dipengaruhi gejala kejiwaan, perasaan dan juga ernosi. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Dari beberapa pengertian motivasi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disirnpulkan bahwa rnotivasi adalah suatu dorongan atau kehendak batin untuk melakukan sesuatu aktivitas atau kegiatan yang timbul karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Macam-macam JVlotivasi

Menurut pendapat Dra. Roestiyah N.K motivasi dapat dibedakan atas dua rnacam, yaitu:

• Motivasi Intrinsik, yaitu motivasi yang ditimbulkan oleh anak itu sendiri • Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar diri anak.17 Sedangkan menumt pendapat Sartain, yang dikutip oleh M. Ngalim Poerwanto membedakan motivasi atas dua macam, yaitu:

"!vfotivasi jasmaniyah, yai/u dorongan yang bersifat jasmani seperti !apar, hau.1· dan sebagainya. Motivasi sosial, yaitu dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dafam masyarakat, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik"18

16

Sardiman A.M, fnleraksi dan 1110/imsi Be/ajar Mengcyar, (Jakarta: CV.Rajawali, 1990), h. 73

17

Roesiiyah N. K, Didaktik Me1odik, (Jakarta: Bina Aksara, tt) h. 89

18

(25)

Mclihat bcberapa pendapai para ahli mengenai macarn-rnacam motivasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa pada dasamya motivasi itu dapat dibedakan menjadi dua macam bagian pokok yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Diantara dua motivasi tersebut, motivasi intrinsik jauh lebih baik, berkesan dim tahan lama serta dapat memberikan hasil yang memuaskan pada diri seseorang, karena rnotivasi ini timbul atas dasar kesadaran sendiri untuk rnemperoleh hasil yang diinginkan bila dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata, yang didorong oleh motif intrinsik tcrnyata sukses daripada yang didorong oleh motif ekstrinsik.1'J

2. Pengertian Ibaclah

Perkataan ibadah mengandung banyak pengertian berdasarkan kepada sudut panclang para ahli clan maksud yang clikehendaki oleh masing-masing ahli ilmu. Dalam hal ini penulis melihat pengertian ibadah dari segi etimologis dan terminologis.

Secara etimologis ibadah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata

yang berarti taat, tuncluk, patuh, merendahkan diri dan hinaw

'" Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1991), Cet. ke-6, h. 70

(26)

Di dalam Al-Qur' an ban yak sekali dite11111i kata ibadah ini dalam berbagai bentuk perubahannya dan pengertiannya bennacam-macam pula. Misalnya mengandung pengertian taat dalam firman Allah:

Arrinya: "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu ridak menyemba!,1 [_G。ゥエセョ_@ Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bag1 kamu .- (Q.S. Yaasun: 60)

Dalam pengertian "ibadah" secara terminologis ini terdapat bermacam-macam rumusan yang telah dikemukakan para ulama dan cendikiawan, antara lain:

a. Ulama Tauhicl mengaiiikan dengan mengesakan Allah, menta'zimkannya dengan sepenuh ta'zirn serta menghinakan diri kita clan rnenundukkan jiwa

kepada-Nya.

b. Ularna Akhlak rnengartikannya dengan rnengerjakan segala taat badaniyah dan rnenyelenggarakan syariat. 22

c. Ulama Fiqh mengartikannya. dengan segala taat yang dikerjakan untuk rnencapai keridhaan Allah dan mengharap pahalanya di akhirat.23

Sedangkan pengertian ibadah yang mencakup segala esensinya dirumuskan oleh para ularna sebagai beriku! :

21

Departen1en Agan1a Repub!ik Indonesia, Al-Qur'an llan 7'erjetnah, (Bandung: Gema Risalah

Press. J 989), h. 7\2

22

Syahn1inan Zaini, F1

roh/en1a1ika ll>a£1ah /)a/a111 Kehilh111a11 Manusia, (Jakarta: Kala111 Mulia,

1989), eel. Ke-I, h. 21

23

(27)

Artinya: Jbadah adalah suatu nama (konsep) yang mencakup semua (perbuatan) yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maupun berbentuk perbuatan, baik yang terlihat (dalam kenyataan) maupun yang tersembunyi

(dalam batin/-1.

Pengertian-pengertian itu pada hakekatnya saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan merupakan satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dan dapat ditarik kesimpulan suatu definisi tentang ibadah yakni suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan menta' dhimkan Allah SWT 、・ョァセョ@ cara tunduk dan taat atas segala perintah Allah untuk mendapatkan kebahagian, keselamatan guna memperoleh keridhaan dan mengharap pahala-Nya di akhirat.

Demikianlah sehingga makan dan minum, umpamanya, meskipun tampak merupakan kebutuhan primer bagi manusia, dapat menjadi ibadah jika diniatkan untuk memperoleh kekuatan fisik yang dengannya dapat beribadah, mematuhi perintah Allah dengan baik.

3. Tu,juan clan Macam-macam Ibadah

a. Tujuan lbadah

Setiap aktivitas orang Islam harus mempunyai tujuan tertentu, sebab dengan tujuan tcrsebut dapat mengarahkan suatu perbuatan. Aktivitas yang tidak ada tujuannya adalah pekerjaan yang sia-sia. Oleh karena itu ibadah yang dilakukan setiap bari mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan ibadab secara hakiki adalah mcnghadapkan diri kepada Allah SWT dan menunggalkan-Nya sebagai tumpuan dan harapan dalam segala ha!.

(28)

Adapun tujuan-tujuan tersebut antara Iain :

I) Tujuan ibadah secara um um, dalam segi jasmani adalah untuk membina jasmani menjadi sehat, kuat dan terampil. Sedangkan dari segi robani adalah untuk

membina rohani menjadi takwa.25 Sebagaimana firman Allah SWT

Artinya : Hai manusia, beribadahlah kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebefum kamu, supaya kamu menjadi

takwa (Q.S Al-Baqorah: 21 / 6 ·

2) Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, agar dengan demikian rob manus1a senantiasa diingatkan kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhimya rasa kcsucian orang menjadi kuat dan tajamn

3) Suzanne Haneef dalam bukunya "Islam dan Muslim" rnenyatakan bahwa tujuan ibadah dalam Islam adalah:

Untuk menguatkan keimanan dan rasa penyerahan diri seseorang terhadap Allah, untuk menguatkan karakternya, untuk mendisiplinkan diri sendiri atas perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi, untuk memungkinkan dirinya hidup secant mudah dalam perilaku yang telah ditentukan Allah dan untuk menguatkan ikatan persaudaraan dan kasih sayang diantara muslim.28

Meskipun tujuan setiap ibadah untuk mendekatkan diri pada allah, dengan mengingat dan memuji Allah Yang Maha Tinggi, namun harus ditekankan bahwa

25

Syahrninan Zaini, Op. cit., h. 76

26

Departernen Agarna Republik Indonesia, Op.cit., h. 11

27

Harun Nasution, Islam Diti11ja11 dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), Cet. ke-5, h. 40

28

(29)

kemuliaan dan keagungan Allah tidak tergantung sedikitpun terhadap pujian atau b<thkan pengakuan dari segala ciptaan-Nya, karena Allah sepenuhnya tidak tergantung ciptaan-Nya dan bebas dari segala kebutuhan.

b. l\lacam-macam Ibadah

Ibaclah dibagi kepada dua macam yaitu : I ) Ibadah mahdah

lbadah rnahdah adalah ibadah yang berhubungan dengan Allah SWT semata-mala, yakni hubungan vertikal. lbadah ini hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah adalah sernua ketentuan dan aturan pelaksanaanya telah ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan Al-Qur'an dan Hadits.

2) lbadah ghair rnahdah

lbadah ghair rnahdah adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah semata, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama

'9

makhluk.-Menurut Baihaqi A.K dalam bukunya yang berjudul Fiqh Ibadah, dari segi pelaksanaannya ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

l) Ibadah jasmaniyah ruhiyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya memerlukan kegiatan fisik atau anggota badan disertai dengan jiwa yang penuh ikhlas dan khusyu kepada Allah SWT. Misalnya shalat

2) lbadah ruhiyah maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan dengan harta. Misalnya zakat dan shadaqoh.

29

(30)

3) Ibadah jasmaniyah ruhiyah rnaliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaanya disarnping rnemerlukan kekuatan fisik dan juga memerlukan rnateri. Misalnya haji.

Dari segi kepentingannya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam :

I) Jbadah fardi, yaitu ibadah yang nilai limpah alau manfaatnya dapat dirasakan oleh orang yang melaksanakannya saja. Seperti sholat dan puasa.

2) Ibadah ijtimaiyah, yaitu ibadah yang nilai limpah atau manfaatnya disamping dirasakan oleh orang yang 111enge1jakannya juga dirasakan oleh orang lain. Seperti zakat dan shodaqoh. Jo

Menurut pendapat Hasbi Ash Shiddieqy bahwa jika dilihat dari segi bentuk dan sifat-sifatnya, ibadah itu terbagi kepada lima macam:

I) lbadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah.

2) lbadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat.

3) lbadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengeijakan sesuatu pekerjaan.

4) Jbadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan mena:han diri dari sesuatu pekerjaan.

5) lbadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hale.

6) lbadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan khudlu', khusyu', menahan diri dari berbicara dan berpaling lahir dan bathin dari yang diperintahkan kita menghadapinya. 31

4. Motivasi Ibadah

Motivasi (pendorong atau kebutuhan-kebutuhan tertentu) merupakan penggerak utama di dalam suatu pekerjaan (aktivitas). Karena itu besar kecilnya gairah untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung kepada besar kecilnya motivasi terhadap peke1jaan tersebut. Sudah jelas suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan gairah besar, besar pula kemungkinan akan berhasilnya.

Jo Baihaqi A.K, Op.cit., h. !4

(31)

Tetapi gairah yang kecil akan menimbulkan kelesuan atau kemalasan. Suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan lesu atau malas dapat dipastikan tidak akan berhasil. Bahkan dalam kenyataan sering kita saksikan hal-hal yang sekunder, karena motivasinya besar, dapat mengalahkan hal-hal yang primer.32

Dengan demikian apabila orang-orang 111uk1i1in menginginkan ibadah mereka berhasil dengan baik, maka mereka hams mencari motivasi yang besar bagi ibadahnya.

Adapun motivasi ibadah menumt Syahminan Zaini dalam bukunya "problematika ibadah dalam kehidupan manusia" ada lima macam yaitu :

a. Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka manusia hams menggunakan kemampuannya untuk beribadah karena dasar penciptaan tersebut.

b. Karena manusia sudah 「・セェ。ョェゥ@ untuk taat (beribadah) kepada Allah. Allah menyatakan, bahwa manusia sewaktu di alam arwah dahuiu sudah mengadakan pe1janjian dengan-Nya.

c. Karena rohani manusia memerlukan makanan, yaitu manusia terdiri dari jasmani dan rohani, oleh karena itu jasmani hams cliberi makan dengan apa yang ada di bumi itu karena ia berasal dari apa yang ada di bumi itu pula, yaitu tanah. Begitu pula dengan rohani yang juga hams diberi makan. Karena rohani itu dari Allah, maka makanannya hamslab yang dari Allah pula. Allah memberitabukan, bahwa makanan rohani itu adalah agama yang dari pada-Nya pula, yakni agama Islam.

d. Karena manusia ingin hidup bahagia, sebab hidup bahagia mempakan salah satu fitrah manusia yang pokok, karena apapun yang diusahakannya adalah dalam rangka mewujudkan hidup bahagia.

e. Karena manusia hams kembali ke negri asalnya (syurga) karena jika ingin kembali ke syurga manusia hams beriman dan beramal saleh atau melaksanakan semua tugas hidupnya untuk beribadah kepada Allah karena merekalah yang diberi hak oleh Allah untuk kembali kesana. 33

-'1 Syah1ninan Zaini, O/J. cit., h. 34

(32)

C. Karakteristik Anak Usia 7-12 Tahun

Pada periode ini anak lebih siap untuk belajar secara teratur. Ia mau menerima pengarahan lebih banyak, dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman seperrnainannya. Dapat kita katakan, pada periode ini anak lebih rnengerti dan lebih sernangat untuk belajar dan rnemperoleh keterarnpilan-keterampilan, karenanya ia bisa diarahkan secara langsung.34 Oleh sebab itu masa ini termasuk rnasa yang paling penting, dalam pendidikan dan pengarahan anak.

Sementara itu Fuaduddin dalam bukunya yang be1:judul Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, mengatakan " Anak yang tengah memasuki fase kanak-kanak akhir, yaitu antara usia 6-12 tahun mereka mulai berpikir logis, kritis, membandingkan apa yang di rumah dengan apa yang mereka lihat di luar, nilai-nilai moral yang selama ini ditanamkan secara absolut mulai dianggap relatif, dan seterusnya". 35 Oleh karena itu orang tua diharapkan mampu menjelaskan, rnemberikan pemahaman yang sesuai dengan tingkat berpikir mereka.

Masa ini disebut juga sebagai masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar, maupun masa matang untuk sekolah. Anak yang telah memasuki usia sekolah dasar berarti mereka sudah berusaha untuk mencapai perkembangan aktivitas bermain dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitasnya itu. Namun perkembangan tidaklah terbatas dalam arti tumbuh. menjadi besar, tetapi

,., Yusuf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak dalam ls!am, (Jakm1a: Darul Haq, 1998), Cet.

ke-2, h. 38

35

(33)

mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur dan berkesinambungan. Jadi antara tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya saling berkaitan.

Setiap anak akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai, walaupun tidak ada garis pemisah yang jelas antara fase yang satu dengan yang lainnya, pada hakikatnya tahapan perkembangan ini sifatnya universal.

Dalam setiap fase perkembangan biasanya memiliki ciri dan sifat yang khas. Untuk mernperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang perkembangan anak usia sekolah dasar, maka disini akan dikemukakan segi-segi atau pokok-pokok perkernbangan anak usia sekolah dasar yang dilihat dari perkernbangan sifat sosial, perasaan, motorik, bahasa, pikiran, kesusilaan/agama, fantasi, mengambil keputusan, dan estetikanya.

I. Perkembangan sifat sosial anak

Sebenarnya sifat ini adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir, mula-mula berkembang terbatas dalam keluarga tetapi lama kelamaan anak rnulai kurang puas hanya bergaul dengan keluarga dan ingin memperluasnya dengan anggota masyarakat terdekat. Ia mulai mencari teman-teman sebaya untuk berkelompok dalam permainan bersama, makin lama ruang lingkup pergaulannya makin luas.

(34)

senang pula ke masjid. Oleh karena itu perbanyaklah kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan bersama oleh anak-anak.

2. Pcrkcmbangan perasaan anak

Anak usia sekolah dasar sudah mulai menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan atau emosinya begitu saja tanpa memepertimbangkan lingkungannya. Ia mulai ungkapkan perasaannya dalam prilaku yang dapat diterima secara sosial.

Anak yang semula hanya merasakan perasaan senang dan sedih, akhirnya perasaan itu bertambah menjadi perasaan-perasaan: menyesal, kasihan/iba, marah, jengkel, simpati, bersalah serta lainnya. Yang kesemuanya itu disebabkan oleh pengalaman sosial yang semakin luas.

3. Perkembangan motorik

Pada masa ini anak semakin kaya dalam bertingkah laku, sehingga dengan 111udah anak dapat menyampaikan isi jiwanya, sebagai pelengkap dari pernyataan jiwanya yang seharusnya dinyatakan dalam bentuk bahasa.

4. Perke111 bangan bah as a

Dengan 111akin luasnya pergaulan anak diluar keluarga mernberi kesempatan kepadanya untuk memperkaya perbendaharaan bahasa, baik secara pasif maupun secara aktif

5. Perkembangan pikiran

(35)

Ditinjau dari segi teori perkembangan kognitif, anak usia sekolah dasar itu rnernasuki tahap operasi konkret dalam berpikir. Kini pemikirannya tidak lagi seperti di masa kanak-kanak, tetapi menjadi lebih spesifik dan lebih konkret.

6. Perkembangan kesusialan dan agama

Perkembangan kesusilaan dan agama, sangat bergantung kepada penghayatan keluarga itu. Anak akan mengalami perkembangan tersebut mengikuti sesuatu yang diperbuat keluarga akan norrna-norrna kesusilaan dan agama. Anak akan bersungguh-sungguh melakukan suatu peraturan, bila semua anggota keluarga terutama orang yang dianggap lebih tua dari anak tersebut (ayah, ibu, kakak-kakaknya) memberikan contoh teladan yang baik.

7. Perkernbangan fantasi

Sejak anak rnulai sekolah perhatiannya terhadap hal-hal yang nyata mulai berkembang dan tarnpak pula pada anak bahwa fantasi dalam pennainan mulai mundur. Tetapi kemundurannya bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan baru untuk berkembang.

Dalam dunia fantasinya yang barn ini tentunya berlainan dengan fantasinya di waktu kecil. Lapangan barunya itu biasanya ialah lapangan hiburan sepeiii membaca buku dan mendengarkan cerita-cerita.

8. Perkembangan dalam mengambil keputusan

(36)

semakin lama anak dapat membedakan sesuatu atas beberapa keputusan, misalnya; buruk sekali, agak buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang, baik, dan baik sekali. 9. Perkembangan esletika

Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan sesuatu dengan ukuran bagus/tidak bagus atau indah/tidak indah.36 Jadi pada masa ini anak sudah dapat membedakan mana yang bagus clan mana yang ticlak. Pcrkembangan estetikanya ini banyak dipengaruhi aleh faktar pembawaan dan

Ii ngk ungan.

D, Pcrnnan Keluarga clalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Anak

,-,,,,,'A\; )\,"!-',

Pembinaan anak clalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari pembinaan akidah. Karena nilai ibadah yang didapat oleh anak akan dapat menambah keyakinan akan kebenaran ajarannya. Atau dalam istilah lain, semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki semakin tinggi pula keimanannya. Maka bentuk ibadah yang di lakukan anak bisa dikatakan sebagai cerminan atau bukti nyata dari akidahnya37.

Anak adalah karunia Allah sebagai hasil perkawinan antara ayah dan ibu. Dal am kondisi normal, ia adalah buah hati belahan jantung, tempat bergantung di hari tua, generasi penerus eita-eita orang tua.

36

Agus Sujanto, Psikologi Perkemba11ga11, (Jakai1a: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-7, h. 68-81

· 17

Muhammad Nur Abdul Hafizh, !V!endidik Anak Bersama Ras11/11!/ah, (Bandung: Al-Bayan,

(37)

Pada sisi lain anak juga merupakan amanat untuk diasuh, dibesarkan dan dididik sesuai dengan tujuan kejadiannya yaitu mengabdi kepada Sang Pencipta.

Secara edukatif-metodologis, mengasuh dan mendidik anak, khususnya di lingkungan keluarga, memerlukan kiat-kiat atau metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Disinilah orang tua memiliki peranan dalam mendidik anak terutama dalam pendidikan agama.

Beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua dalam memotivasi ibadah anaknya, antara lain :

L Pendidikan melalui pernbiasaan

Pengasuhan dan pendidikan di lingkungan keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-nilai moral keagarnaan, pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan agar anak-anak mampu rnengembangkan dirinya secara optimal. Khusus tentang penanaman kebiasaan mengerjakan sholat, Rasulullah saw memerintahkan kepada para orang tua muslim sebagaimana disabdakan :

Artinya: "Perinrahkanlah anak-anakmu sholar sejak usia 7 tahun, dan pukullah jika mereka mengabaikan sholat seusia 10 tahun, pisahkanlah lempat tidur mereka yakni antara anak putra dan putri sejak mencapai usia tersebut. "38 (HR. Abu Daud)

2. Pendidikan dengan keteladanan

(38)

Anak-anak khususnya pada usia ini selalu meniru apa yang dilakukan orang disekitarnya. Apa yang dilakukan orang tuanya akan ditiru dan diikuti anak. Untuk rnenanarnkan nilai-nilai agama, termasuk pengamalan agama, terlebih dahulu orang tua hams sholat, bila perlu berjamaah. Untuk mengajarkan anak mernbaca Al-qur'an terlebih dahulu orang tua rnernbaca al-qur'an. Metode keteladan memerlukan sosok pribadi yang secara visual dapat dilihat, diarnati dan dirasakan sendiri oleh anak, sehingga mereka ingin menirunya.

Maka clalam hal ini orant,rtua clituntut untuk menerapkan segala perintah Allah dan sunnah Rasul-Nya, baik akhlak ataupun perbuatan, karena seorang anak selalu rnengawasi clan mernperhatikan apa yang dilakukan orant,rtuanya sepanjang pagi dan sore, bahkan sepanjang waktu.

3. Pendidikan 111elalui nasihat clan dialog

Penanaman nilai-nilai keimanan, moral agarna atau akhlak serta pernbentukan sikap dan perilaku anak rnerupakan proses yang sering menghadapi berbagai hambatan dun tantangan. Terkadang anak-anak rnerasa jenuh, malas, tidak tertarik terhadap apa yang diajarkan, bahkan mungkin rnenentang dan rnembangkang. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian, melakukan dialog, dan berusaha memahami

persoalan-persoalan yang clihadapi anak.

4. Pendidikan melalui pemberian penghargaan atau hukuman

(39)

tua. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak berpuasa harus ditegur, bila perlu diberikan sanksi sesuai dengan tingkat usianya. Rasulullah saw berpesan agar orang tua menyuruh anaknya sholat pada usia 7 tahun, dan bi la sampai usia I 0 tahun masih belum juga sholat, hendaknya diberi hukuman berupa peringatan keras "pukullah".39

Dari gambaran yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian teladan yang baik kepada anak tetap lebih afdhal dalam menetapkan pokok-pokok pendidikan kepada mereka. Maka sebaiknya para orang tua muslim bertindak sebagai figur yang baik diteladani oleh anak-anaknya dan yang perlu di i ngat oleh para orang tua bahwa masa kecil anak merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan. Sehingga ketika mereka sudah rnemarnki usia dewasa, yaitu rnasa pada saat mereka mendapatkan kewajiban dalam beribadah maka mereka melakukannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena sebelumnya mereka telah terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut.

E. Kernngka Berfikir

Motivasi dalam dunia pendidikan memegang peranan penting dan sebagai syarat mutlak dalam melakukan kegiatan yang berfungsi sebagai penggerak dan akan rnemberi kekuatan, sehingga anak akan melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan yang diharapkan dengan baik.

39

(40)

Anak sebagai individu ditengah keluarga, selalu berhubungan dengan orangtuanya. Ketidak berdayaan anak mengimplikasikan pula ketergantungan kepada oran!,>tuanya sebagai orang dewasa. Keadaan anak yang tidak berdaya mengundang tanggung jawab orangtua untuk melaksanakan kewajibannya yaitu mendidik. Anak berperan sebagai anak didik yang membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari orangtua, sikap dan tindakan orangtua memberikan stimulus yang mempengaruhi perkernbangan anak.

Orangtua sebagai pendidik informal dalam lingkungan keluarga berfungsi untuk 111e111pengaruhi anak agar mencapai suatu tujuan dengan earn rncrnberikan motivasi. Bentuk motivasi yang diberikan adalah dengan cara memberikan contoh teladan, perhatian, pujian, hadiah dan hukuman.

Pelaksanaan ibadah rutinitas dalam ha! 1111 sholat, membaca Al-Qur'an dan puasa di bulan Ramadhan menuntut adanya perhatian dari ornn!,>tua, meskipun pada dasarnya ibadah-ibadah tersebut diwajibkan bagi orang-orang Islam yang sudah baligh, namun akan lebih baik jika anak-anak dibiasakan melakukan ibadah-ibadah tersebut sejak dini. Pembiasaan melaksanakan ibadah sejak dini bagi anak

(41)

F. Pernmusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara dan dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sementara penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebagai berikut:

"' Hipotesa alternatif (Ha) adalah ada hubungan yang positif antara peranan keluarga dala111 111eningkatkan motivasi beribadah anak.

(42)

A. Desain Pcnclitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.1 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dcskriptif, desain ini digunakan unluk mendapatkan deskripsi tentang suatu kenyataan, yaitu tentang peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini berkenaan dengan peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah anak di wilayah Rt 005/03 Pondok Bambu. Mengenai penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat

l. Variabel peranan keluarga menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas), yaitu masukan yang memberi pengaruh terhadap hasiL Variabel ini disimbolkan dengan variabel X.

1

(43)

2. Variabel terikat

Variabel motivasi beribadah anak, variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat), yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen. Variabel ini disimbolkan dengan variabel

Y.

C. Populasi dan Sampel

I. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan populasi adalah keluarga yang bertempat tinggal di Rt 005103 kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur, terdiri atas 187 kepala keluarga.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.2 Dalarn pengambilan sampel pemd is menggunakan sampel random dengan earn diundi. Yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 45 kepala keluarga.

C. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dan informasi sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini, penulis memakai beberapa tekhnik, yaitu:

2

Suharsimi Arikunto, l'rosedur i'enelilwn. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-12, h.

(44)

1. Observasi

Sebagai rnetode ilrniah observasi biasa diaiiikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan statistik fenornena-tenornena yang diselidiki. Dalarn arti yang luas observasi sebenamya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secam langsung maupun tidak langsung, 1 tetapi observasi dapat digunakan juga untuk:

a. Mendapatkan data yang lebih obyektif jika dilakukan pengamatan secara langsung.

b. Mengamati data secara langsung akan memudahkan dalam menganalisa data-data tersebut.

Observasi dalam penelitian ini be1iernpat di lingkungan Rt 005/03 Pondok Barnbu Jakarta Timur.

2. 'Wawancara

Dalam pelaksanaan wawancara ini penulis mengadakan wawancara dengan ketua Rt 005/03 dan juga beberapa responden untuk mendapatkan data-data yang cliperlukan clalam penelitian ini.

3. Angket

Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Angket ini berupa 20 butir claftar pertanyaan tentang: peranan keluarga 10 butir dan tentang ibadah I 0 butir.

· 1

(45)

Untuk lebih jelasnya dari beberapa butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabet l

Daftar Variabel Penelitian

Variabel Jumlah Item Nomor Item

anan keluarga

[--

[_セMセ@

Per

QセセMセZセ@

10 1,2,3,4,5,6,7,8,9 10

---ah shalat 4 11,12,13,14

ah puasa 2 15, 16

l _______ j___ 4. Jbad ---ah mengaji - --- 4 17,18,19,20

D. Tekhnik Analisa Data

Analisa data yang hcndak penulis gunakan adalah analisa data kualitatif, yang akan dipcroleh 111elalui pendekatan statistik. Target ,renilaian ini adalah tenmgkapnya hubungan antara variabel X dan variabel Y sebelum melakukan pengkualifikasian pada kedua variabel tersebut, maka terlebih dahulu nilai pada tiap-tiap alternatif jawaban angket yang dipilih oleh responden, orientasi angket yang digunakan bersifat positif Sedangkan alternatif jawaban disusun secara berjenjang kedalam empat (4) point, dengan cara memberi bobot nilai untuk masing-masing item.

(46)

Setelah data terkumpul dari kedua variabel, maka akan dianalisa secara stalistika, dengan rumus:

I. Menggunakan rumus Prosentase

Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase dengan menggunakan rumus :

F

p x 100%

N

Keterangan :

P = Prosentase yang dicari F = Frekuensi dari hasil jawaban N = Jumlah seluruh sampel4

Sebagai standar penulis menggunakan patokan sebagai berikut : 0'% = talc ada seorangpun

1%-25 %

=

sebagian kecil 26%-49%

=

hampir separuhnya UPセ Qッ@

=

separulmya

51%- 75%

=

sebagian besar 76% - 99%

=

hampir semuanya 100%

=

semuanya
(47)

2. Menggunakan rumus teknik korelasi product moment

N'iXY

-(1:XX1:Y)

Adapun Jangkah-Jangkah penghitungannya adalah sebagai berikut : a. Mcnjumlahkan skor variabel X (2:X).

b. Mcnjumlahkan skor variabel Y (2:Y).

c. Mengkuadratkan skor variabel X clan setelah selesai lalu dijumlahkan (2:X2) d. Mcngkuadaratkan skor variabel Y dan sctelah selesai kemudian dijumlahkan

e. Mangalikan skor variabel X dengan skor variabel Y (2:XY)

f. Mencari Rxy dengan menggunakan rumus seperti yang telah disebutkan diatas.

K lnterpretasi Data

Data yang terkumpul kcmudian dianalisis secara statistik, dengan di konsultasikan pada taraf signifikan 5 %. On pada df 50

(48)

A. Kondisi Obyektif Masyarakat Rt 005/03 Pd. Bambu Jakarta Timur

1. Letak Geografis

Lctak geografis wilayah Rt 005/03 Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sa wit terletak di wilayah yang cukup strategis. Wilayah :ini memiliki luas

±

3,7 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Rt 004/03 Sebelah Selatan berbatasan dengan Rt 010/03

Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Pahlawan Revolusi

Sebelah Barat berbatasan dengan komplek perumahan Cipinang Indah II

2. Keadaan dan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Rt 005/03 adalah berjumlah 187 kepala keluarga dengan jumlah keluarga yang beragama Islam sebanyak 177 kepala keluarga clan non Islam sebanyak 10 kepala keluarga yang keseluruhannya terdiri dari 561 jiwa.

Adapun agama yang dianut penduduk di lingkungan Rt 005/03 adalah mayoritas Islam.

(49)

penduduk adalah sebagian besar sebagai buruh lepas, pedagang clan sebagian kecil bcrwiraswasta danjuga ada yang menjadi karyawan swasta.

3. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi pencluduk di Rt 005/03 terlihat beragam dari yang rendah sampai yang menengah. Dengan kebanyakan mata pencaharian penduduknya adalah buruh lepas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi di:sini adalah cukup.

4. Keadaan Sosial

Keadaan kehidupan penduduk di Rt 005/03 kelurahan Pondok bambu antara penducluk yang satu clengan penduduk yang lainnya hiclup rukun satu sama lainnya walaupun mereka terdiri dari berbagai macam suku.

5. Sarana Pendidikan dan lbaclah

Di Rt 005/03 ini tidak terdapat sarana pendidikan, tetapi sarana pendidikan yang berupa sekolah dan TP A berada di Rt 004/03 yang tidak jauh dari lingkungan

penduduk.

(50)

6. Kegiatan Organisasi di Wilayah Rt 005/03

Kegiatan organisasi di wilayah ini antara lain: a. Siskamling c. Remaja masjid b. Karang taruna d. Arisan RT

7. Kegiatan Untuk Mempererat Persaudaraan Antar Penduduk

Untuk mempererat persaudaraan antar penduduk, kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pengajian mingguan yang dilaksanakan di rumah warga serta diadakannya arisan antar warga. Yang kesemuanya ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar warga yang satu dengan yang lain. t

Disini penulis juga akan menyajikan nama-nama kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini sesuai dengan hasil angket yang penulis sebarkan.

[image:50.595.52.476.208.661.2]

Tabel 2

Nama-nama Kepala Keluarga yang Tinggal dli Rt 005/03

No

I

Nama

-Pek erjaan

I. Ahmad Yani Karyawan

2. Muhammad Soleh Buruh

" Budi Irawan Buruh

.) .

セ@

4. Abdur Rahman Buruh

(51)

セᄋᄋMM

-5. Heri Sutrisno Buruh

-6. Tito Raharjo Buruh

7. Muhammad Tholib Wiraswasta

セMMセM

8. Abdur Rahim Buruh

9. Ridan Rusyana Pegawai Swasta

JO. Zoharuddin Pedagang

11 Kann in Wiraswasta

12. Heri Supriyanto Wiraswasta

13. Muji Rahayu Pedagang

14. Muhidin Karyawan

15. Muhammad kamil Wiraswata

-16. Am sari Buruh

17. Fachrizal Kary a wan

18. Dalil Buruh

19. Sudarmaji Kary a wan

20. Mulyadi Yusuf Wiraswasta

QセM

I

21. Muhammad Taufiq Wiraswasta
(52)

,....---·---· ·-

-')"

MセN@ Muhammad Hasan Wiraswasta

24. Didin Syamsudin Buruh

-25. H. Abu Bakar Buruh

26. Yunus Kary a wan

.. -·--···--·· ᄋᄋᄋMMMMᄋᄋMMMᄋMMMMMMMセMMMᄋMMᄋMMMMᄋᄋᄋ@ ... MMセMMMMLᄋMᄋᄋMMMMMMM

27. Mat Zen Buruh

-28. Muhammad Thoyib Buruh

---··-29. Mansyur Buruh

30. H. Abdul Muiz Guru

3 J. Subandi Buruh

·

-32. Muhammad Tohir Buruh

-33. Bubun Buruh

34. Suradi Wiraswasta

35. Endang Kristiati Wiraswasta

- - - · - - - --- - - ;

36. Goni Soleh Kary a wan

37. Sukari Buruh

· - · ·

38. Riyanto Buruh

ャセ@

Nasrudin Buruh
(53)

41. M. Soleh Pedagang

42. Budianto Kary a wan

43. Taufiq Rasyid Karyawan

44. Abdullah Buruh

45. Sudarto Karyawan

MGBMMセMMᄋMᄋセᄋMMᄋMMセMᄋMMM

-B. Pelaksanaan Bimbingan Beribadah terhadap Anak Usia 7-12 Tahun di Rt 005/03 Pondok Barn bu

(54)

Bagi orangtua, masa anak ini merupakan masa yang menyulitkan sebab anak-anak tidak mau lagi menurut perintah, mereka lebih banyak dipengaruhi/ menuruti teman-lemannya daripada orangtua dan anggota keluarga lainnya. Sehingga orangtua sangat berperan dalam memberikan kesadaran beribadah kepada anaknya. Tidak heran bila penulis melihat bahwa ada sebagian orangtua yang akan marah bila anaknya malas pergi mengaji, mereka memberi alasan bahwa anak memang harus didik lentang ibadah sedini mungkin agar kelak setelah remaja mereka akan terbisa melakukan ibadah tanpa harus dipaksa oleh orangtua.

Namun yang masih belum dilakukan oleh para orani,'1ua dalam memotivasi kegiatan ibadah anak yaitu kurang memberikan praktek kepada anak dalam pelaksanaan sholat berjamaah, ini diakui karena mereka sibuk bekerja sehingga kadang pada waktu maghrib mereka masih dalam perjalanan pulang dari beke1:ja. Tetapi meskipun demikian para orangtua tetap mengontrol kegiatan sholat anaknya.

(55)

C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Ibadah Anak Usia 7-12 Tahun di Rt 005/03 Pondok Barn bu

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari beberapa responden yang berhasil di wawancarai, terungkap bahwa faktor pendorong dan penghambat yang dihadapi orangtua dalam usaha memotivasi ibadah anaknya adalah sebagai berikut : 1. Falitor Penghambat.

a. Faktor dalam diri anak yaitu sifat malas yang dapat menggangu aktivitasnya dalam beribadah.

b. Pada usia ini anak telah membentuk kelompok bermainnya sendiri, sehingga kadang anak menjadi lalai akan kewajibannya untuk beribadah dikarenakan asyiknya bermain.

c. Pengaruh negatif dari tayangan TV khususnya acara ana.k-anak yang memiliki jam tayang bersamaan dengan waktu sholat maghrib, sehingga kadang anak

menjadi sulit untuk diajak sholat kecuali acara TVnya telah selesai.

d. Pengaruh pennainan play station yang semakin meruamur di lingkungan tempat tinggal. Disini penulis dapat melihat adanya ke:beratan dari sebagian orangtua bila di lingkungan tempat tinggalnya ada rental play station, sebab menurut mereka itu menjadi salah satu penyebab clari kemalasan anak-anaknya untuk beribadah dikarenakan keasyikan bermain.

(56)

2. Faktor Pendorong

a. Faktor intern yang mendorong dalam ibadah anak adalah kecerdasan anak itu sendiri, sebab ketika mereka merasa bahwa mereka cukup memiliki kemampuan terutarna dalam bidang mengaji maka mereka akan sernakin giat dalam rnengaji.

h. Scdangkan foktor ckstcrnnya yang dapat mendorong anak dalam bcribadah adalah keteladanan yang haik dari orangtua atau anggota keluarga lainnya, sebab keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri swrang anak.

Demikianlah faktor-faktor pendorong dan penghambat ibadah anak di Rt

005103 Pondok Bambu

D. i\.nalisa clan Interpretasi Hasil

(57)
[image:57.595.52.491.137.624.2]

Tabel 3

Penman keluarga (variabel X)

Responden Nilai Responden Nilai

i. 31

I

23. 32

- · - - - · -·- ᄋMᄋMᄋᄋᄋMᄋᄋMSRMᄋᄋMᄋᄋMᄋMQMᄋMᄋMRTセMMMᄋMMMMᄋMSV@ - · - ·

2.

MMMMMMMMMセMM .. --. .. - - - · - · - - · f - - - · - · · · -· - · - - - · - - i - - - . . . ;

3. 35 25. 35

MMMMMMMセMMMMセMMᄋMMMMMMMMMMMᄋ@ .

4. 30 26. 32

[ ..

ᄋᄋMMMMMMMセᄋMᄋᄋMN⦅NMN⦅NM

..

セN@ セMᄋᄋMセMMセMセ@ NMN⦅NMN⦅MNMM⦅MN⦅MMN⦅MセZGMゥ⦅ゥMM⦅@

.. -..

セMMMMMMMセᄋM⦅NM

..

NNNN[セセMᄋセMMセMMMᄋMMM⦅NMN⦅N@

セセセZセNセセᄋᄋᄋᄋ⦅NM

.. _.·-... _.-_ ...

⦅LZ⦅ZセMMMMMMMMMMセMᄋ@

セMセセセMMMMMセMM]M

_----_....;·_-!

:

--· -·

_35···. ···-

⦅RセMMMMMᄋMᄋMᄋᄋᄋᄋᄋMS⦅S@

_ _ ... .

29 30. 33

· - - - ; - - - + - - - ; - - - <

9. 31 31. 30

l 0. 30 32. 30

· · ; ·

-1 I. 27 :':'. oo 30

12. 35 34. 31

13. 39 35. 32

14. 29 36. 36

セセMMMMMMᄋMᄋMMMMMMMMAMMMMMMMMMMKMMMMᄋMMMMM

0 0

37. 31

:' :'

15.

- - - · - · · - · - - + - - - + - - - ! - - - <

16. 34 38. 32

17. 35 39. 34

18. 35 40. 33

32 41. 32

23 42. 27

21. 36 43. 26

22. 24 44. 21

45. 32

Jumlah 1403

(58)

Tabel 4

Ibadah anak (variabel Y)

r--·----·--·--·---

I

fャHIA[jャセョ、・ョ@

----·- Nilai Res eon den Nilai

28

24.

"" .).)

-.---·

2.

34

25.

37

·--I

"

_,.

31

26.

30

セMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋMMᄋ@

---MMMセᄋMMᄋMMMMM --- ·- · · · ·

-4. _)_) ""

27.

28

_,, _____

I 5.

28

28.

32

F---

--6.

26

29.

30

- - -

·--·--7.

36

30.

36

·- ---"'·----·-···-·· --- - - -

--8.

31

31.

25

---·-·-9.

.

35

32.

30

JO.

24

33.

40

f--- ----

---l ---l.

'

33

34.

29

---·--

12.

35

35.

24

--

-13.

... .

31

36.

32

!---·-·-14.

25

37.

36

1 - - - ·

15.

30

38.

29

1--·-16.

34

39.

35

___ ,. ___________

----

-I 17.

29

40.

34

t==-·

ZセZ@

35

41.

26

36

42.

31

t---

20.

17

43.

24

21.

25

44.

23

c

22.

25

45.

32

----· 23.

31

Jurnlah 1368

Langkah selanjutnya adalah mentabulasikan ( dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat tabel yang didalPmnya Jangsung dibuat prosentase dengan menggunakan rumus :

F

p = - - x

100%

N

[image:58.595.55.485.88.522.2]
(59)

P = Prosentase yang dicari

[image:59.595.66.475.199.533.2]

F

=

Frekuensi dari hasil jawaban N = Jumlah seluruh sampel

Tabel 5

Frekuensi clan Prosentase Mengenai Pengajaran Ibaclah kepacla Anak

Alternatif Jawaban Frelrnensi Prosentase

a. Ya, Selalu 32 71,1 %

··-·

--b. Ya, Sering 6 13,3 %

c. Kadang-kadang 7 15,6 %

F"

ld

Tidak pemah 0

·-·

-0%

l

ZセャセャセセセMGQ⦅@

___

---

·--·-· 45 100 'Yo

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar orangtua selau mengajarkan ibadah kepada anak (71, 1 %), sebagian kecil menjawab sering (13,3 %), dan sebagian keciljuga menjawab kadang-kadang (15,6 %).

Jadi kesimpulannya bahwa sebagian besar orangtua selalu mengajarkan ibadah kepada anak, karena ibadah merupakan satu ha! yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maka orangtua harus memberikan pendidikan agama terutama tentang ibadah di rumah dan jangan hanya mengandalkan bimbingan yang diberikan di sekolah saja.

Tabel 6

(60)

Alternatif ,Jawaban

セMMᄋセMᄋMMM ..

i

I

a. M engajarkan sendiri di

l.

n nnah

!endatangkan guru agama

I

b.

rv

r···-i

c Iv

- · .

lenyekolahka

Gambar

Nama-nama Kepala Keluarga yang Tinggal Tabel 2 dli Rt 005/03
Tabel 3
Ibadah Tabel 4 anak (variabel Y)
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

Pada daerah permukaan kontak antara serat dengan matrik akan terjadi kuat geser lokal yang tinggi akibat adanya diskontinuitas modulus elastisitas, dari matrik ke

Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) dampak keberadaan hiburan malam (band) terhadap perilaku remaja baik berdampak positif maupun negatif, (2) faktor

Dengan penggunaan metode bermain peran diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan untuk menurunkan perilaku agresif anak usia 5-6 tahun di TK Ar-Ridho Kecamatan Tampan

Pandangan Cardoso ini agaka berbeda dengan pandangan Alfred Stepan yang menyebutkan Negara sebagai sistem administratif, legal, dan koersif yang berkesinambungan serta

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, variasi yang dimunculkan guru Bahasa