• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Berat Dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dan Diberi Mp-Asi Di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Berat Dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dan Diberi Mp-Asi Di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN BERAT DAN PANJANG BADAN BAYI

USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN

DIBERI MP-ASI DI PUSKESMAS MEDAN DELI

KECAMATAN MEDAN DELI

SKRIPSI

Oleh

Mei Rianita E. Sinaga 071101049

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan penyertaan-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI

Eksklusif dan Diberi MP-ASI di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli“.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan

pendidikan dan mencapai gelar sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan ide-ide pemikiran yang

sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep sebagai dosen pembimbing skripsi penulis yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji I, Ibu Nur Asiah,

S.Kep,Ns, selaku dosen penguji II yang telah dengan teliti memberi masukan

(4)

dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan semangat dan bimbingan

kepada penulis.

5. Kepala Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli/staf yang bersedia

memberikan izin dan membantu peneliti dalam pengumpulan data.

6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Alm. Bapak B.Sinaga dan Alm.Mama

M.Tampubolon. Walaupun engkau telah bersamaNya, tapi anak mu ini akan

selalu membuat engkau berbangga hati, hatami oloanku do I, untuk doa dan

semangat adik-adikku (Bambang, Evelin, Joshua Sinaga) yang kalian berikan

buatku, serta keluarga besar yang banyak mendukung dalam hal moral maupun

material (opung, tulang, tante, bapauda, namboru), khususnya tulang Yanti dan

nantulang serta bapauda Yoland, yang mambantu kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Teristimewa buat Benget Nainggolan yang selalu ada mengajariku untuk

tersenyum dan memberi dukungan doa, perhatian, kasih sayangnya yang tulus.

8. Terima kasih juga untuk kelompok kecil ku “Ekklesia” (K’Grace, Waslifour,

Wahyu, Rivo, Etha) atas kasih, doa, dukungan, semangat, yang kalian beri

untukku terkhusus dalam pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan FKep USU khususnya stambuk 2007 yang telah

memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini, khususnya

sahabatku Tirolyn Panjaitan dan Wanda atas semua dukungan doa dan

semangatnya dan Anya yang menjadi teman seperjuangan dalam bimbingan

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan baik dalam penulisan, pengetikan maupun percetakan.

Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu

pengetahuan.

Medan, Juni 2011

(6)

DAFTAR ISI

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan ... 8

1.4.1 Faktor Eksternal... 8

1.4.2 Faktor Internal ... 8

1.5 Parameter Pertumbuhan Bayi ... 8

1.5.1 Berat Badan...9

1.5.2 Panjang Badan...11

2. Konsep ASI dan ASI Eksklusif ... 13

3.4 Jadwal Pemberian MP-ASI ... 23

3.5 Perbedaan ASI dengan MP-ASI ... 24

3.6 Risiko Pemberian MP-ASI terlalu Dini ... 25

3.6.1 Risiko Jangka Pendek ... 26

(7)

Bab 3 KERANGKA PENELITIAN ... 28

1. Kerangka Konseptual ... 28

2. Hipotesis Penelitian ... 29

3. Defenisi Operasional ... 29

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 30

1. Desain Penelitian ... 30

2. Populasi Penelitian ... 30

3. Sampel Penelitian ... 30

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

5. Pertimbangan Etik ... 32

6. Instrumen Penelitian ... 33

7. Metode Pengumpulan Data ... 34

8. Analisa Data ... 35

Bab 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

1. Hasil Penelitian ... 37

1.1 Data Umum ... 37

1.2 Data Khusus... 40

2. Pembahasan ... 49

2.1 Karakteristik Orangtua ... 49

2.2 Karakteristik Bayi ... 53

2.3 Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI ... 54

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

1. Kesimpulan ... 59

2. Saran ... .60

2.1 Bagi Penelitian Keperawatan ... 60

2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Responden ... 65

2. Jadwal Penelitian ... 66

3. Taksasi Dana Penelitian ... 67

4. Instrumen Penelitian ... 68

5. Daftar Riwayat Hidup... 70

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Pembagian Status Gizi berdasarkan Berat Badan ... 10 Tabel 2.2 Rujukan BB/U untuk Anak Perempuan Usia 0-6 Bulan menurut WHO-NCHS ... 10 Tabel 2.3 Rujukan BB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-NCHS ... 11 Tabel 2.4 Pembagian Status Gizi berdasarkan Panjang Badan ... 12 Tabel 2.5 Rujukan TB/U untuk Anak Perempuan Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-NCHS ... 12 Tabel 2.6 Rujukan TB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-NCHS ... 13 Tabel 2.7 Perbedaan Kadar Gizi yang Dihasilkan Kolostrum, ASI Transisi, ASI Mature ... 19 Tabel 2.8 Pola Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak ... 21 Tabel 2.9 Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi ... 24 Tabel 3.1 Defenisi Operasional “Perbedaan Berat dan Panjang Badan

Bayi 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Diberi MP-ASI ... 29 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Orangtua di

Puskesmas Medan Kecamatan Medan Deli ... 37 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di

Puskesmas Medan Kecamatan Medan Deli ... 39 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Bayi yang Mendapatkan MP-ASI di

Puskesmas Medan Kecamatan Medan Deli ... 39 Tabel 5.4 Pertumbuhan Berat Badan Bayi yang Diberi ASI Eksklusif

dan MP-ASI ... 41 Tabel 5.5 Hasil Penelitian Berat Badan Bayi 0-6 Bulan yang Diberi

ASI Eksklusif dan MP-ASI dengan Independent Sample t-test ... 43 Tabel 5.6 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

1 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI ... 44 Tabel 5.7 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

2 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI ... 45 Tabel 5.8 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

3 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI ... 46 Tabel 5.9 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

4 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI ... 46 Tabel 5.10 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

5 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI ... 47 Tabel 5.11 Hasil Penelitian Independent Sample t-test Berat Badan Bayi

(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Perbedaan Berat dan Panjang Badan

(10)

Judul : Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Diberi MP-ASI di

Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Nama Mahasiswa : Mei Rianita E. Sinaga

NIM : 071101049

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2010/2011

ABSTRAK

Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis. Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh secara optimal dengan mengandalkan ASI selama 6 bulan pertama kehidupannya atau disebut ASI Eksklusif. Namun kenyataanya, sebelum usia 6 bulan, banyak bayi yang sudah diberi MP-ASI. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan berat dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli. Penelitian termasuk penelitian komparatif dengan metode pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling. Sampel penelitian adalah bayi berusia 6-12 bulan yang yang memiliki

riwayat mendapat ASI Eksklusif maupun tidak pada usia 0-6 bulan, memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS), bayi dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat prematur/BBLR, dengan jumlah 44 bayi, 22 bayi yang diberi ASI Eksklusif dan 22 bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif. Uji statistik yang digunakan uji

independent t-test dengan taraf signifikasi (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan

berdasarkan total pertambahan berat badan terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan berat badan bayi yang diberi MP-ASI p=0,001 (p < 0,05), sedangkan berdasarkan berat badan per bulan setelah bayi berusia 5 bulan terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan berat badan bayi yang diberi MP-ASI p=0,011(p < 0,05). Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan dapat mengukur secara langsung berat dan panjang badan secara per bulan dengan pendekatan studi longitudinal, sehingga data lebih akurat serta menspesifikkan lebih lanjut hal-hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dalam pemberian makanan bayi.

(11)

Title : Differences in body weight and length of infants aged 0-6 months who were given breast milk and complementary feeding at Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Name : Mei Rianita E. Sinaga

NIM : 071101049

Department : Scholar of Nursing

Year : 2010/2011

ABSTRACT

Infants 0-6 months of age can grow and develop optimally only by relying on nutrient intake of breast milk during the first sixth months of life, or called exclusive breastfeeding. However the reality, before age six months, many babies who are given the complementary feeding. The study was conducted to determine differences in body weight and length of infants aged 0-6 months who were given breast milk and complementary feeding at Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli. The study included a comparative study with cross sectional method. The sampling technique using a purposive sampling. The samples were infants aged 6-12 months, with totally of 44 infants, 22 exclusive breast fed babies and 22 infants who were not given exclusive breast. The statistical test used independent t-test with level of significance (p<0.05). The results based on total weight gain there are significant differences between weight gain exclusive breast fed babies with weight babies fed on complementary feeding p=0.001 (p<0.05), whereas on the basis of body weight every month after five month old baby there are significant differences between weight gain exclusive breast fed babies with weight babies fed on complementary feeding p=0.011 (p<0.05). For further research, recommended to directly measure weight and body length in a month with a longitudinal study approach, so that more accurate data, further specify the things that can affect growth in infant feeding and considering the quality of milk supplied.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan

bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang

sangat cepat (Perry & Potter, 2005).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah

atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat

kuantitatif yang diukur dalam satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang

(centimeter, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium

dan nitrogen dalam tubuh) (Perry & Potter, 2005; Supariasa, 2001; Tanuwijaya,

2003).

Parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kemajuan

pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan/panjang badan (Hidayat, 2008).

Normalnya pada usia beberapa hari, berat badan bayi akan mengalami penurunan

lebih kurang 10% dari berat badan saat lahir dan akan kembali mencapai berat

badan saat lahir pada hari kesepuluh. Panjang badan adalah pengukuran yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal (Nursalam dkk, 2005).

Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya

dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi

(13)

pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan

untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi,

faktor kekebalan, dan antioksidan (Prasetyono, 2009). Keunggulan kandungan

ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit,

enzim dan hormon (Evawany, 2005).

Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim disebut

sebagai ASI Eksklusif (Maryunani, 2009). Depkes RI (2007) mendefenisikan ASI

Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur

6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan

vitamin. Pemberian ASI Eksklusif berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang

mendukung pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi.

Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan

tambahan (MP-ASI, Makanan Pendamping ASI), namun pemberiannya harus

diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus

diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga

kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Pemberian makanan tambahan harus disesuaikan

dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya (Narendra dkk,

2008).

Namun kebanyakan ibu sudah memberikan MP-ASI kepada bayinya

(14)

Eksklusif di Indonesia yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai usia 5

bulan hanya 14% dan 8% sampai usia 6 bulan (Depkes, 2004).

Menurut Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dalam SubdisKesga Dinkes

ProvSU (2008), cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun

2004-2007 cenderung menurun secara signifikan (42,6%- 26,39%), namun pada

tahun 2008 (36,72%) ada peningkatan yang cukup berarti yaitu sebesar 10,33%

dibandingkan tahun 2007. Sementara pemberian MP-ASI pada bayi cenderung

mengalami peningkatan yaitu 34,44% tahun 2006 meningkat menjadi 68,8%

tahun 2007, tahun 2008 mencapai 73,5%, tahun 2009 sangat rendah dengan

pencapaian hanya sebesar 1,32% (212 bayi dari 15.969 populasi bayi) dan tahun

2010 pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 1,18% (190 bayi dari 16.000

populasi bayi) (Januari-Agustus 2010) (Dinkes Medan, 2010).

Berdasarkan hasil survey awal, daerah yang menunjukkan angka

pemberian ASI Eksklusif tertinggi untuk tahun 2010 di Kota Medan yaitu

puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli sebanyak 21 bayi, Medan Polonia

9 bayi, Medan Labuhan 6 bayi, dan daerah yang menunjukkan pemberian ASI

eksklusif rendah yaitu kecamatan Medan Barat 2 bayi, Medan Baru 1 bayi bahkan

banyak daerah dengan angka pemberian ASI Eksklusifnya 0 (tidak ada) seperti

kecamatan Medan Petisah (Dinkes Medan, 2010).

Rendahnya pencapaian ASI-Eksklusif ini disebabkan karena adanya

anggapan ibu-ibu bahwa bayi yang diberi MP-ASI akan lebih sehat karena berat

badan yang lebih gemuk (Renata, 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut,

(15)

diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI sehingga peneliti tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi

0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan yang Diberi MP-ASI di Puskesmas Medan

Deli Kecamatan Medan Deli”.

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan

yang diteliti adalah apakah ada perbedaan berat dan panjang badan bayi 0- 6 bulan

diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI di puskesmas Medan Deli Kecamatan

Medan Deli?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

berat dan panjang badan bayi 0- 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi

MP-ASI.

3.2Tujuan Khusus

3.2.1 Mengidentifikasi berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI

eksklusif.

3.2.2 Mengidentifikasi berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi

(16)

3.2.3 Menganalisa perbedaaan berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang

diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

petugas kesehatan khususnya perawat sehingga dapat menjalankan perannya

secara maksimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan promosi

kesehatan bayi melalui penggalakkan pemberian ASI Eksklusif.

4.2Bagi Pendidikan Kesehatan

Mengembangkan ilmu keperawatan dan menambah informasi tentang

perbedaan pertumbuhan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan

MP-ASI.

4.3Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi

peneliti selanjutnya dan sebagai dasar penelitian lebih lanjut tentang pemberian

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Bayi dan Pertumbuhan Bayi

1.1Bayi

Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan

pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam

kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya

tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.

Nursalam, dkk (2005) mengatakan bahwa tahapan pertumbuhan pada

masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca

neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama

kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan,

perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada

pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry &

Potter, 2005).

1.2Pertumbuhan Bayi

Supariasa (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun

individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium

(18)

dapat diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat

badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual (Perry & Potter, 2005).

Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang

bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan

fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan

tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara

berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah

akan bertambah secara teratur (Nursalam dkk, 2005).

1.3Ciri- Ciri Pertumbuhan

Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami

pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,

seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,

lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ

manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru

yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada

daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa

pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya

(19)

1.4Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan faktor eksternal

seperti status gizi.

1.4.1 Faktor Internal (Genetik)

Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan

yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa.

Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan,

maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001).

1.4.2 Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain

keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan lingkungan,

kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta

lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).

Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling

penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan kalori

relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan.

1.5Parameter Pertumbuhan Bayi

Parameter untuk mengukur kemajuan pertumbuhan biasanya yang

(20)

1.5.1 Berat Badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau

penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,

organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau

tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008). Selain itu, berat badan juga dapat

digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam

tindakan pengobatan (Supariasa, 2001).

Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang

sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini

disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi

dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan

berat badan akan kembali pada hari kesepuluh (Nursalam dkk, 2005).

Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan

150-210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh

National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat

dua kali lipat dari berat lahir pada akhir usia 4-7 bulan (Wong dkk, 2008). Berat

badan lahir normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram

dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih

dari 3.500 gram dikatakan makrosomia. Pada masa bayi-balita, berat badan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan fisik dan status gizi. Status gizi erat

kaitannya dengan pertumbuhan, sehingga untuk mengetahui pertumbuhan bayi,

(21)

Di Indonesia, baku rujukan yang digunakan sebagai pembanding

penilaian satus gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat adalah baku

rujukan WHO-NCHS (Supariasa, 2001). Baku rujukan WHO-NCHS ini

membedakan antara laki-laki dan perempuan, agar diperoleh perbedaan yang lebih

mendasar. Pembagiannya dikategorikan menjadi gizi baik, kurang, buruk, dan

lebih (Soekirman, 2000).

Tabel 2.1 Pembagian status Gizi berdasarkan Berat Badan

Kategori Ambang Batas Gizi Baik

BBr = Berat badan berdasarkan tabel (Median)

SDr = Standar deviasi yang diperoleh dari selisih Median dengan -1 SD atau +1 SD dari tabel WHO-NCHS

Berikut ini tabel rujukan WHO-NCHS untuk anak perempuan dan laki-laki berdasarkan BB/U :

Tabel 2.2 Rujukan BB/U untuk Anak Perempuan Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-NCHS

(22)

Tabel 2.3 Rujukan BB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-Sumber: Soekirman (2000)

1.5.2 Panjang Badan

Istilah panjang dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika

anak telentang (Wong dkk, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk

menilai status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang

baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan

terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas

(Nursalam dkk, 2005).

Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk

menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang badan bayi baru

lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang

diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan

mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya (Wong

dkk, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9

tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia

(23)

Kategori untuk panjang badan, dapat dibedakan menjadi kategori sangat

pendek, pendek, normal dan tinggi (Depkes RI, 2004).

Tabel 2.4 Pembagian Status Gizi berdasarkan Panjang Badan

Kategori Ambang Batas Sangat Pendek

TBr = Tinggi badan berdasarkan tabel (Median)

SDr = Standar deviasi yang diperoleh dari selisih Median dengan -1 SD atau +1 SD dari tabel WHO-NCHS

Berikut ini tabel rujukan WHO-NCHS pada anak perempuan dan laki-laki berdasarkan TB/U :

Tabel 2.5 Rujukan TB/U untuk Anak Perempuan Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-NCHS

(24)

Tabel 2.6 Rujukan TB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut

WHO-2. Konsep ASI dan ASI Eksklusif

2.1 Pengertian ASI dan ASI Eksklusif

Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI

mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan bayi. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang sangat sempurna,

bersih, serta mengandung zat kekebalan yang sangat dibutuhkan bayi (Prasetyono,

2009). Sedangkan ASI eksklusif menurut Roesli (2000) adalah pemberian ASI

saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,

biskuit, bubur, dan nasi tim. Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan sampai

enam bulan.

2.2 Manfaat ASI Eksklusif

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa ASI adalah

(25)

Menyusui mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan

negara, serta lingkungan.

Roesli (2000) menyatakan bahwa ASI memiliki banyak manfaat,

diantaranya :

2.2.1 Bagi Bayi

ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun

kuantitasnya. Manfaat ASI bagi bayi adalah sabagai nutrisi yang memiiliki

komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi;

meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung zat kekebalan untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur;

meningkatkan jalinan kasih sayang; meningkatkan daya penglihatan dan

kepandaian bicara; mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker

pada anak, dan penyakit jantung; menunjang perkembangan motorik.

2.2.2 Bagi Ibu

Memberikan ASI bagi ibu memiliki manfaat besar diantaranya ibu akan

lebih cepat langsing, perdarahan akan lebih cepat berhenti, mengurangi angka

risiko terkena kanker, sebagai cara kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan,

membantu rahim kembali ke ukuran semula, lebih ekonomis sehingga ibu tidak

repot, praktis dan ibu dapat merasakan kepuasan yang mendalam.

2.2.3 Bagi Keluarga

Memberikan ASI lebih ekonomis dan praktis dan menjadikan bayi lebih

(26)

kesehatan, waktu dan tenaga keluarga akan lebih hemat karena ASI selalu

tersedia.

2.2.4 Bagi Masyarakat dan Negara

ASI juga memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat dan negara,

yaitu bayi yang sehat akan menghemat devisa negara untuk pembelian susu

formula, menghemat pada sektor kesehatan karena jumlah bayi yang sakit hanya

sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka

kematian, menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas,

serta membuat negara lebih sehat dengan memiliki bayi yang sehat.

2.2.5 Bagi Lingkungan

ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia.

Dengan memberikan ASI berarti tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas

pembungkus, botol plastik, dan dot karet. ASI tidak menambah polusi udara

karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap,

tidak memerlukan alat transportasi yang juga mengeluarkan asap, juga tidak perlu

menebang hutan untuk membangun pabrik susu yang besar.

2.3 Klasifikasi ASI

Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu

kolostrum, foremilk (air susu peralihan), hindmilk (air susu matang). Penjelasan

(27)

2.3.1 Kolostrum

Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamae pada hari pertama hingga

ketiga atau keempat sejak masa laktasi. Pada masa awal menyusui, kolostrum

yang keluar mungkin hanya sesendok teh. Meskipun sedikit, kolostrum mampu

melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi

kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya.

Kolostrum mengandung protein tinggi sekitar 10%, vitamin yang larut

dalam lemak (vitamin A), mineral natrium dan immunoglobulin (IgA) (Kodrat,

2010). Kolostrum memiliki ciri-ciri yaitu berupa cairan kental berwarna kuning

keemasan atau krem, wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit,

bertindak sebagai laksatif, volume kolostrum sekitar 150- 300 ml/ 24 jam

(Prasetyono, 2009).

Adapun manfaat kolostrum bagi bayi adalah sebagai pembersih selaput

usus bayi, yang dapat membersihkan mekonium sehingga saluran pencernaan siap

untuk menerima makanan, memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi,

mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu

sampai enam bulan (Weni, 2009).

2.3.2 Foremilk (Air Susu Peralihan)

Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal (foremilk).

Foremilk disekresi sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14 (Roesli, 2000).

Air susu ini hanya mengandung sekitar 1- 2% lemak dan terlihat encer, serta

(28)

menghilangkan rasa haus pada bayi. Dalam foremilk ini, kadar protein makin

rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meningkat (Roesli, 2000).

2.3.3 Hindmilk (Air Susu Matang/ Mature)

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hampir

selesai. Hindmilk merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya dengan komposisi relatif konstan (Roesli, 2000). Hindmilk sangat

kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian

besar energi yang dibutuhkan oleh bayi.

2.4 Komposisi ASI

ASI mengandung zat gizi dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh bayi

antara lain LPUFAs (long chain polyunsaturated fatty), protein, lemak,

karbohidrat, laktosa, zat besi, mineral, sodium, kalsium, fosfor dan magnesium,

vitamin, taurin, laktobacillus, laktoferin dan lisosim serta air (Kodrat, 2010). Oleh

karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama

enam bulan pertama setelah kelahiran.

2.4.1 Karbohidrat

Karbohhidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya tidak terlalu

bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih banyak ketimbang dalam MP-ASI,

sehingga ASI terasa lebih manis. Karbohidrat dalam ASI merupakan nutrisi

penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi

untuk kerja sel- sel saraf (Kodrat, 2010). Di dalam usus, sebagian laktosa akan

(29)

berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral lain (Prasetyono,

2009).

2.4.2 Protein

Sistem pencernaan bayi maupun tubuh bayi tidak alergi terhadap protein

yang dihasilkan ASI. Hal ini disebabkan karena protein dalam ASI mengandung

whey yang lunak dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi, mengandung

laktoferin untuk kesehatan usus halus bayi, mengandung lisosim sebagai zat anti

mikroba (Kodrat, 2010).

2.4.3 Lemak

ASI lebih banyak mengandung enzim pemecah lemak (lipase).

Kandungan total lemak dalam ASI para ibu bervariasi satu sama lain, dan berbeda

dari satu fase menyusui ke fase berikutnya. Jenis lemak dalam ASI mengandung

banyak omega- 3, omega- 6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-

sel jaringan otak (Prasetyono, 2009). Lemak merupakan zat gizi paling penting

yang ada di dalam ASI, yang dibutuhkan oleh otak dan tubuh bayi (Kodrat, 2010).

2.4.4 Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Zat besi dan kalsium dalam ASI

merupakan mineral yang sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah

sangat sedikit. Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap

oleh usus. ASI juga mengandung natrium, kalium, fosfor, dan klor meskipun

dalam jumlah sedikit tetapi tetap dapat mencukupi kebutuhan bayi (Prasetyono,

(30)

2.4.5 Vitamin

Apabila makanan yang dikomsumsi oleh ibu memadai, berarti semua

vitamin yang diperlukan bayi selama enam bulan pertama kehidupannya dapat

diperoleh dari ASI. Vitamin yang ada dalam ASI banyak diserap tubuh bayi

(Kodrat, 2010; Prasetyono, 2009).

Kadar gizi yang dihasilkan ASI berbeda dari hari ke hari antara

kolostrum, ASI transisi, ASI mature dan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Perbedaan Kadar Gizi yang Dihasilkan Kolostrum, ASI Transisi, ASI

Mature

Kandungan Kolostrum ASI Transisi ASI Mature Energi (Kg kal)

Laktosa (gr/100 ml) Lemak (gr/100 ml) Protein (gr/100 ml) Mineral (gr/100 ml) Ig A (mg/100 ml) Ig G (mg/100 ml) Ig M (mg/100 ml) Lisosim (mg/100 ml) Laktoferin Sumber : Kristiyanasari, 2009

3. Konsep MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)

3.1 Pengertian

Istilah PASI bermacam- macam yakni makanan pelengkap, makanan

tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food, makanan peralihan,

beiskot (istilah dalam bahasa Jerman yang berarti makanan selai dari susu yang

(31)

MP-ASI diberikan ketika bayi setelah berumur 6 bulan. Bayi setelah

berumur 6 bulan akan membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng. Pada masa

inilah bayi memerlukan tambahan gizi yang tidak bisa dipenuhi oleh ASI

sehingga pemberian MP-ASI tepat diberikan untuk memenuhi kebutuhan

pertumbuhan bayi yang baik. MP-ASI juga dapat diberikan saat bayi harus

dipisahkan dari ibu, misalnya ketika ibu sakit keras atau menderita penyakit

menular (Prasetyono, 2009). Menurut Maria dan Dina (2001), MP-ASI adalah

makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena

ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan zat gizi bayi.

Depkes RI (2007) mengatakan bahwa makanan tambahan atau makanan

pendamping ASI (MP- ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi

disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai

umur 6- 24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan

keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap

baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan

kemampuan alat cerna bayi dalam menerima makanan.

Pemberian MP-ASI kepada bayi setelah umur 6 bulan (Narendra dkk,

2008) adalah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

adekuat untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas

sehari-hari, menunjang tercapainya pertumbuhan yang optimal, mendidik anak supaya

memiliki kebiasaan makan yang sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai

(32)

Bayi yang siap menerima makanan padat selain ASI akan menunjukkan

tanda-tanda bahwa bayi akan lebih rewel dari biasanya, jangka waktu menyusui

menjadi lebih sering, bayi terlihat antusias ketika melihat orang lain sedang

makan, sudah mulai memasukkan tangan ke mulut, bayi bisa didudukkan dan

mampu menegakkan kepala serta kemampuan refleks menelan sudak baik

(Sutomo & Anggraini, 2010).

3.2 Pola Pemberian MP-ASI

MP-ASI yang diberikan harus memiliki mutu artinya bahwa dapat

memberikan semua unsur gizi esensial yang diperlukan bayi dalam

pertumbuhannya. Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi 0-6 bulan dimulai

dengan pemberian ASI sesegera mungkin setelah melahirkan terutama kolostrum

yang sangat bermanfaat untuk bayi. ASI diberikan setiap kali bayi

meminta/menangis tanpa jadwal. Pemberian ASI 8-10 kali setiap hari termasuk

pemberian pada malam hari sudah memenuhi gizi bayi (Depkes RI, 2002).

Pola pemberian makanan pada bayi dan anak menurut Maria dan Dina

(2001) yaitu :

Tabel 2.8 Pola Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak

Usia bayi dan balita

Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASI dalam Sehari Sari Biskuit/telur Makanan

Dewasa

(33)

3.3 Jenis-jenis MP-ASI

MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti:

tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan

buah-buahan. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah (Depkes RI, 2007) :

3.3.1 Buah- buahan

Buah- buahan dapat diberikan setelah bayi berumur 6 bulan dengan

frekuensi 1-2 kali/ hari.

3.3.2 Makanan Lunak

Makanan lunak adalah makanan yang berbentuk halus/ setengah cair

seperti bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri yang diberikan pada bayi

usia 6 bulan dengan frekuensi 2 kali/hari dan untuk 9-12 bulan 1 kali/hari.

3.3.3 Makanan Lembek

Makanan lembek adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak

kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lunak seperti bubur susu,

bubur sumsum, pisang saring/dikerok, pepaya saring, tomat saring, nasi tim

saring, bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 6-9 bulan dengan

frekuensi 1 kali/hari dan untuk 6-9 bulan 2 kali/hari.

3.3.4 Makanan Padat

Makanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat yang tidak

dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi mengingat usus bayi belum dapat

menerima dengan baik sehingga dapat mengganggu fungsi usus, misalnya biskuit,

(34)

Hasil penelitian Widodo (2003) mengatakan bahwa jenis MP-ASI yang

terbanyak diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan pada umumnya adalah

pisang (57,3%), sedangkan Manalu (2008) mengatakan bahwa MP-ASI terbanyak

yang diberikan pada bayi adalah nasi bubur (92,68%).

3.4Jadwal Pemberian MP-ASI

Ada baiknya bila ibu membuat jadwal pemberian MP-ASI sesuai

waktunya, yaitu ketika bayi benar- benar membutuhkannya atau setelah menyusu.

Jika ibu tidak membuat jadwal, maka hal ini akan dinilai tidak efisien , tidak

praktis, dan memerlukan tambahan biaya yang cukup besar. Sementara itu, bayi

juga akan mengalami beberapa kerugian. Pertama, daya tahan tubuh bayi menjadi

rentan terhadap penyakit, karena kekurangan zat antibodi yang dapat

meningkatkan risiko infeksi bagi bayi. Kedua, bayi terancam kekurangan gizi bila

MP-ASI diberikan tidak sesuai ketentuan penggunaan MP-ASI. Ketiga, bayi lebih

mudah terserang diare dan alergi. Keempat, pertumbuhan mulut, rahang dan gigi

bayi tidak baik. Kelima, mengurangi kedekatan hubungan antara ibu dan bayi,

yang dapat menghambat perkembangan mental bayi di masa mendatang

(Prasetyono, 2009).

Sesungguhnya, tidak ada peraturan khusus yang terkait dalam pemberian

MP-ASI. Tetapi kebiasaan mendisiplinkan anak sejak dini merupakan awal yang

baik bagi kehidupannya di masa mendatang. Selain itu, bayi juga dibiasakan

(35)

bila ibu lupa menyediakan kebutuhannya. Perinasia (2008) menyatakan bahwa

jadwal pemberian makanan pada bayi antara lain :

Tabel 2.9 Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi

Umur (bulan) Makanan Jumlah/hari

0-6 6-9

9-12

ASI saja ASI Buah Bubur susu Nasi tim saring ASI

Buah Nasi tim

Sesuka bayi Sesuka bayi 2 kali 1 kali 2 kali Sesuka bayi 2 kali 3 kali Sumber : Perinasia, 2008

3.5Perbedaan ASI dengan MP-ASI

Menurut Kodrat (2010), perbedaan ASI dan MP-ASI adalah sebagai berikut:

3.5.1 ASI: Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi, seperti faktor pembentuk

sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi, whey lebih banyak daripada kasein

dengan perbandingan 65:35 sehingga protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh

bayi.

Susu formula: Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat

diserap oleh tubuh bayi, misalnya protein susu sapi karena mengandung lebih

banyak casein dibanding whey yaitu 80:20.

3.5.2 ASI: ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim

(36)

Sisa metabolisme yang akan diekskresikan melalui ginjal

hanya sedikit, sehingga kerja ginjal bayi menjadi lebih ringan.

Susu formula: Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim perncernaan,

karena serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-enzim

pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang

dihasilkan dari proses metabolisme, yang membuat ginjal bayi harus bekerja

keras.

3.5.3 ASI: Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui berubah

dari hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka

menyesuaikan diri dengan kebutuhan gizi bayi.

Susu formula: Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum.

3.5.4 ASI: Mengandung banyak zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan

sel-sel darah putih hidup, faktor bifidus.

Susu formula: Hanya sedikit mengandung imunoglobulin, tidak

mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam

keadaan hidup

3.5.4 ASI: Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang

terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Susu formula: Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.

3.6Risiko Pemberian MP-ASI terlalu dini

Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini berbahaya karena bayi

belum memerlukan makanan tambahan saat ini dan makanan tersebut dapat

(37)

meningkat, selain itu tidak ditemukan bukti bahwa pemberian makanan tambahan

pada usia empat atau lima bulan lebih menguntungkan, bahkan mempunyai

dampak negatif untuk kesehatan bayi (Rosidah, 2004).

Menurut Pudjiadi (2000), bayi belum siap untuk menerima makanan

semi padat kira-kira berumur 6 bulan, dan makanan itu belum dirasakan perlu

sepanjang bayi tersebut mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini dapat

mengakibatkan munculnya berbagai penyakit, seperti gangguan menyusui, beban

ginjal yang terlalu berat dan gangguan terhadap selera makan.

3.6.1 Risiko Jangka Pendek

A. Gangguan Menyusui

Pengenalan makanan selain ASI secara dini akan menurunkan frekuensi

dan intensitas pengisapan bayi, sehingga risiko untuk terjadinya penurunan ASI

semakin besar.

B.Penurunan absorbsi besi dari ASI

Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi

penyerapan zat besi dari ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah,

tetapi lebih mudah.

C.Penyakit Diare

3.6.2 Risiko Jangka Panjang

A.Obesitas

Pemberian makanan pada bayi sejak usia dini dapat mengakibatkan

kegemukan pada bayi. Bayi yang mendapat ASI dapat mengatur masukan

(38)

B.Beban ginjal yang berlebihan dan hiperosmolaris

Makanan padat banyak mengandung kadar Natrium Clorida (NaCl)

tinggi yang akan menambah beban ginjal. Beban tersebut masih ditambah oleh

makanan pendamping lainnya yang mengandung daging.

C.Arteriosklerosis

Peranan faktor diit dalam patogenesis dan penyakit jantung iskemik

tidak dipungkiri lagi. Faktor nutrisi yang terlibat antara lain diit yang mengandung

tinggi energi atau kalori dan kaya akan kolesterol serta lemak-lemak jenuh,

sebaliknya kandungan lemak tak jenuh rendah.

D.Alergi terhadap makanan

Belum sempurnanya sistem kekebalan usus pada umur yang dini, dapat

menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan pada masa

kanak-kanak. ASI kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang

cukup banyak untuk menyebabkan gejala klinis, tetapi pemberian susu sapi atau

(39)

Bayi 0-6 bulan diberi MP-ASI

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep ini berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan suatu topik

secara panjang lebar (Setiadi, 2007). Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan

mengidentifikasi perbedaan berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi

ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI.

Pertumbuhan bayi akan optimal bila semua nutrisi yang diperlukannya

terpenuhi dengan baik. Nutrisi yang penting bagi bayi dalam pertumbuhannya

diperoleh dari pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupannya atau dikenal

dengan sebutan ASI Eksklusif dan setelah 6 bulan bayi diberi makanan

pendamping selain ASI atau (MP-ASI). Kerangka penelitian tersebut di atas dapat

digambarkan sebagai berikut :

Bayi 0-6 bulan diberi ASI Eksklusif

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Perbedaan Berat dan Panjang Badan

Bayi 0-6 Bulan Diberi ASI Eksklusif dan Diberi MP-ASI.

(40)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan berat dan panjang badan

bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI.

3. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional “Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi

0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Diberi MP-ASI”.

N berat badan bayi usia 0-6 bulan dalam satuan kilogram (kg).

Hasil pengukuran panjang badan bayi usia 0-6 bulan dalam satuan sentimeter (cm).

Pemberian ASI saja dalam waktu 0-6 bulan termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin.

Pemberian

(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan metode

pendekatan cross sectional (pendekatan silang) yaitu dengan menggabungkan

variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur dalam waktu

yang bersamaan (Notoatmojo, 2002).

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah bayi usia 6-12 bulan di puskesmas Medan

Deli kecamatan Medan Deli sebanyak 131 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-12 bulan

sebanyak 44 orang, yang memiliki riwayat mendapat ASI Eksklusif pada umur

0-6 bulan (22 orang) dan yang mendapat MP-ASI pada 0-0-6 bulan (22 orang) di

puskesmas Medan Deli kecamatan Medan Deli.

Untuk menghitung sampel bayi yang diberi MP-ASI peneliti

menggunakan rumus sampel menurut Arikunto (2006) yaitu:

Menurut survei awal peneliti jumlah bayi yang diberi MP-ASI adalah

(42)

Peneliti menggunakan rumus sampel ini karena keterbatasan waktu, dana

dan lokasi penelitian yang cukup luas dan jauh. Dan teknik ini sudah cukup

mewakili populasi dan proporsional dengan jumlah sampel bayi yang diberi ASI

Eksklusif.

Teknik yang digunakan untuk menentukan responden sampel bayi yang

diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI adalah purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau kriteria tertentu (Hidayat,

2009). Adapun kriteria menjadi sampel dapat dilihat dari kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi.

Yang termasuk kriteria inklusi adalah :

1. Bayi dengan umur 6-12 bulan yang memiliki riwayat mendapat ASI

Eksklusif maupun tidak pada usia 0-6 bulan.

2. Bertempat tinggal di Kecamatan Medan Deli.

3. Bayi dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat prematur/ BBLR.

4. Memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).

Sedangkan yang termasuk kriteria eksklusi adalah :

1. Bayi yang sedang menderita penyakit tertentu dan membutuhkan perawatan

khusus di rumah sakit atau puskesmas.

2. Bayi atau orang tua yang baru pertama kali ke posyandu dan tidak memiliki

(43)

3. Bayi tidak dapat diukur berat badan dan panjang badannya karena sebab

apapun.

4. Orang tua bayi tidak bersedia menjadi responden.

4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Medan Deli kecamatan Medan

Deli. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan hasil survey awal dari Dinas

Kesehatan Kota Medan 2010 bahwa kecamatan Medan Deli ini memiliki angka

pemberian ASI yang lebih tinggi dibanding kecamatan lain di kota Medan. Data

ini dapat memudahkan peneliti dalam pengumpulan data agar selisih jumlah ASI

Eksklusif dengan pemberian MP-ASI tidak berbeda jauh sehingga pertumbuhan

bayi dapat dibedakan dengan jelas. Penelitian dilakukan 11Januari- 25 Januari

2011.

5. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Fakultas

Keperawatan dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan puskesmas

Medan Deli kecamatan Medan Deli. Sebelum menyerahkan informed consent

(lembar persetujuan sebagai responden), peneliti terlebih dahulu menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Jika responden bersedia

untuk diteliti, maka peneliti menyerahkan informed consent untuk ditandatangani

sebagai bukti kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

(44)

mengundurkan diri. Jika calon responden menolak untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak-haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti akan memberikan nomor

kode tertentu pada lembar observasi. Kerahasiaan informasi yang diberikan

dijamin oleh peneliti (Hidayat, 2009).

6. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner data demografi, lembar observasi yang

disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan Dosen Pembimbing

dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan teoritis, timbangan bayi untuk

mengetahui pertumbuhan berat badan badan bayi dan meteran untuk mengetahui

pertumbuhan panjang badan bayi, serta Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk melihat

riwayat berat dan panjang badan bayi.

6.1Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi meliputi karakteristik orangtua (nama, usia,

agama, suku, alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah

anak). Data demografi ini membantu peneliti mengetahui latar balakang dari

responden yang mempengaruhi penelitian ini.

6.2Lembar Observasi

Lembar observasi ini meliputi karakteristik bayi (nama, usia, jenis

kelamin, anak ke, makanan yang saat ini dikomsumsi, sejak kapan mendapatkan

(45)

berguna untuk mengetahui pertumbuhan BB dan PB bayi dari jenis makanan yang

dikomsumsi sehari-hari.

7. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan

Fakultas Keperawatan kemudian peneliti mengajukan permohonan izin pada

Dinas Kesehatan Kota Medan. Selanjutnya peneliti menghubungi kepala

puskesmas Kecamatan Medan Deli dan setelah mendapat izin, peneliti melakukan

pengumpulan data saat jadwal posyandu selama 2 minggu (11 januari- 25 januari

2011) pada pukul 09.00-12.00 WIB, didampingi oleh bidan puskesmas dan kader

setempat.

Peneliti berada di meja pendaftaran saat posyandu dan menanyakan serta

memastikan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Setelah selesai

imunisasi, peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian, dan memberi informed

consent kepada responden, kemudian kuesioner diisi oleh responden tersebut.

Adapun data yang diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari

kartu menuju sehat (KMS) untuk mengetahui berat dan panjang badan bayi pada

saat lahir sampai usia 6 bulan, namun apabila bayi masih berusia 6 bulan saat

posyandu, peneliti secara langsung menimbang BB dan mengukur PB bayi, dan

hasilnya diisi di lembar observasi oleh peneliti.

Setelah melakukan penelitian, peneliti memiliki keterbatasan dalam hal

(46)

maupun diberi MP-ASI, disebabkan karena pengukuran panjang badan bayi di

Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli hanya dilakukan 2 kali dalam

setahun, sehingga peneliti kesulitan mendapatkan data yang lengkap untuk setiap

bulan. Banyaknya ibu-ibu yang tidak memiliki KMS karena hilang atau belum

pernah membawa bayinya ke posyandu membuat peneliti harus benar-benar bisa

memilih responden yang tepat untuk dijadikan sampel.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui

beberapa tahap yaitu editing dengan memeriksa kembali data yang sudah didapat

dan semua diisi sesuai dengan maksud yang ada dalam kuesioner, coding dengan

memberikan kode pada jawaban dan hasil pengukuran yang memenuhi syarat,

transfering dengan memindahkan data yang diperoleh dan terakhir memasukkan

data dengan teknik komputerisasi (tabulating) (Hidayat, 2009).

Penyajian data dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data

khusus. Data umum akan menampilkan karakteristik orangtua dan karakteristik

bayi yang diberi ASI Eksklusif maupun diberi MP-ASI. Data umum dimasukkan

sesuai variabel dalam distribusi frekuensi kemudian dideskripsikan. Data khusus

menggambarkan pertumbuhan berat dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan yang

diberi ASI Eksklusif maupun diberi MP-ASI, perbedaan berat dan panjang badan

bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dengan diberi MP-ASI dalam tabel

(47)

Uji statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan berat dan panjang

badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI adalah uji t-

independent. Uji t- independent dikatakan bermakna apabila p < 0,05. Adapun

bentuk pengujiannya adalah:

a. H0: µ1 = µ2; artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan varians antara

kedua populasi.

b. H1: µ1≠ µ2 ; artinya terdapat perbedaan yang signifikan varians antara kedua

populasi.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada

tingkat signifikan (α ) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah

(Hartono, 2008):

a. Terima H0 bila - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau sig (2-tailed)

α

b. Tolak H0 (terima H1) bila t hitung < - ttabel atau thitung > ttabelatau sig (2-tailed)

(48)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai

perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi

MP-ASI di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 11 Januari-25 Januari 2011 dengan jumlah sampel

sebanyak 22 bayi yang diberi ASI Eksklusif dan 22 bayi yang diberi MP-ASI.

Responden dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang memiliki bayi berusia 6- 12

bulan.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi data umum dan data khusus. Data- data

akan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan kemudian dideskripsikan.

1.1Data Umum

Penyajian data umum meliputi karakteristik orangtua (usia, agama, suku,

pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan, paritas) dan karakteristik bayi (jenis

kelamin, frekuensi pemberian ASI, alasan pemberian ASI Eksklusif, usia

pemberian MP-ASI, jenis MP-ASI yang dikomsumsi, alasan pemberian MP-ASI).

1.1.1 Karakteristik Orangtua

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik orangtua di Puskesmas

Medan Kecamatan Medan Deli

No

Karakteristik Orangtua

ASI Eksklusif MP-ASI

(49)

2 Tidak Sekolah SD

Tinggi (lebih 4 orang)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya berusia 21-35 tahun (77,3%), agama Islam (68,2%),

suku Jawa (36,4%), tamatan SMA/sederajat (59,1%), bekerja sebagai ibu rumah

tangga (100%), memiliki penghasilan < Rp. 965.000,- (72,7%) dan memiliki

(50)

Orangtua yang memberikan MP-ASI kepada bayinya sebagian besar

berusia 21-35 tahun (86,4%), beragama Islam (72,7%), suku Jawa (54,6%),

tamatan SMA/sederajat (59,1%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (86,4%),

memiliki penghasilan < Rp. 965.000,- 9 (63,6%) dan paritas rendah (95,5%).

1.1.2 Karakteristik Bayi

Karakteristik bayi dibedakan antara bayi yang mendapat ASI Eksklusif

dengan yang mendapat MP-ASI.

a. Bayi dengan ASI Eksklusif

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif di

Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli

No Karakteristik Bayi

ASI Eksklusif

Frekuensi Pemberian ASI/hari 1-2x

Alasan Pemberian ASI Anjuran Posyandu Ingin bayinya sehat

Ibu sudah tahu asi lebih baik Bayi tidak mau makanan lain

11

b. Bayi dengan MP-ASI

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Bayi yang mendapatkan MP-ASI di Puskesmas

Medan Deli Kecamatan Medan Deli

No Karakteristik Bayi

MP-ASI

(51)

2 Usia Pemberian MP-ASI 4 Alasan Pemberian MP-ASI

Bayi nangis terus ASI tidak keluar

Ibu takut ASI tidak cukup Kebiasaan dalam keluarga

8

1.2Data Khusus

Data khusus meliputi pertumbuhan berat dan panjang badan bayi usia

0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI, perbedaan berat dan panjang

badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI.

1.2.1 Pertumbuhan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang

Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

a. Pertumbuhan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif

maupun diberi MP-ASI

Pertumbuhan berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan

MP-ASI diperoleh dari selisih berat badan bayi usia 6 bulan dengan berat badan bayi

(52)

Tabel 5.4 Pertumbuhan Berat Badan Bayi yang diberi ASI Eksklusif dan

MP- ASI

No ASI Eksklusif MP-ASI 0 bulan 6 bulan Pertumbuhan

(kg)

0 bulan 6 bulan

Pertumbuhan (kg)

1 3 6,6 3.60 2,9 6,5 3.6

(53)

b. Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif maupun diberi

MP-ASI.

Berdasarkan Lampiran 2, panjang badan bayi tidak diketahui dengan

lengkap, hal ini disebabkan karena pengukuran panjang badan bayi di Puskesmas

Medan Deli Kecamatan Medan Deli hanya dilakukan 2 kali dalam setahun,

sehingga peneliti tidak mendapatkan data pertumbuhan panjang badan bayi yang

diberi ASI Eksklusif maupun MP-ASI untuk tiap bulannya. Namun secara teoritis,

peneliti mendapatkan data bahwa panjang badan bayi akan bertambah 2,5 cm/

bulan (Wong.dkk, 2008).

Berdasarkan lampiran 2, panjang badan bayi yang diberi ASI Eksklusif

dengan diberi MP-ASI tidak berbeda, dapat dilihat bahwa bayi yang mendapat

ASI Eksklusif maupun MP-ASI memiliki pola pertumbuhan yang tidak jauh

berbeda. Hal ini sesuai dengan Widodo (2003) tentang Pertumbuhan Bayi Usia

0-4 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI yang

mengatakan bahwa panjang badan bayi yang mendapat ASI Eksklusif dengan

MP-ASI tidak berbeda.

1.2.2 Perbedaan pertumbuhan berat badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI

Eksklusif dan MP-ASI.

a. Berdasarkan Total Pertambahan Berat Badan

Total pertambahan berat badan diperoleh dari selisih berat badan bayi

saat usia 6 bulan dengan berat badan bayi saat lahir dan dapat dilihat pada tabel

(54)

Dari hasil independent sample t-test diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.5 Hasil Penelitian Berat badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif

dan MP-ASI dengan Independent Sample t-test

Independent Samples Test

Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Interval of the Difference

Analisa data dari tabel 5.5 diperoleh bahwa besar Thitung menggunakan

t-test adalah 3,632 dengan probabilitas (signifikansi) 0,001 dan nilai Ttabel yang

diperoleh dari tabel distribusi t-student dengan df = 42 dengan tingkat

signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hal ini menunjukkan bahwa Thitung > Ttabel

(3,632 > 2,018) dan probabilitas < 0,05 (0,001<0,05) maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara

pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan berat badan bayi

(55)

b. Berdasarkan Berat Badan per Bulan.

1). Usia 1 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 1

bulan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.6 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 1 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

Independent Samples Test

Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Interval of the Difference

Dari tabel 5.6 diperoleh bahwa Thitung adalah -0,139 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,890 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

dengan df = 42 dan tingkat signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa Thitung > -Ttabel (-0,139 > -2,018) dan probabilitas

>0,05 (0,890>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi

(56)

2). Usia 2 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 2

bulan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.7 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 2 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Interval of the Difference

Dari tabel 5.7 diperoleh bahwa Thitung adalah -0,280 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,781 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

dengan df = 42 dan tingkat signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hasil ini

menunjukkan bahwa Thitung > -Ttabel (-0,280 > -2,018) dan probabilitas >0,05

(0,781>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang

diberi ASI Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI saat berusia 2 bulan.

3). Usia 3 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 3

(57)

Tabel 5.8 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 3 bulan

yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Interval of the Difference

Dari tabel 5.8 diperoleh bahwa Thitung adalah 1,007 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,320 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

dengan df = 42 dan tingkat signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hasil ini

menunjukkan bahwa Thitung <Ttabel (1,007< 2,018) dan probabilitas >0,05

(0,320>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang

diberi ASI Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI saat berusia 3 bulan.

4). Usia 4 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 4

bulan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.9 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 4 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Interval of the Difference

(58)

pertum

Dari tabel 5.9 diperoleh bahwa Thitung adalah 1,632 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,110 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

dengan df = 42 dan tingkat signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hasil ini

menunjukkan bahwa Thitung <Ttabel (1,632< 2,018) dan probabilitas >0,05

(0,110>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang

diberi ASI Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI saat berusia 4 bulan.P

5). Usia 5 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 5

bulan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.10 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 5 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Interval of the Difference

Dari tabel 5.10 diperoleh bahwa Thitung adalah 1,956 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,057 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

(59)

menunjukkan bahwa Thitung <Ttabel (1,956< 2,018) dan probabilitas >0,05

(0,057>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang

diberi ASI Eksklusif dengan berat badan bayi yang diberi MP-ASI saat berusia 5

bulan.

6). Usia 6 bulan

Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 6

bulan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.11 Hasil Penelitian Independent Samples test Berat badan bayi 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Interval of the Difference

Dari tabel 5.11 diperoleh bahwa Thitung adalah 2,676 dengan probabilitas

(signifikansi) 0,011 dan nilai Ttabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student

dengan df = 42 dan tingkat signifikansi (α)=5% adalah 2,018. Hasil ini

menunjukkan bahwa Thitung >Ttabel (2,676> 2,018) dan probabilitas <0,05

(0,011<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 tolak yang berarti terdapat

perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI

Gambar

Tabel 2.1 Pembagian status Gizi berdasarkan Berat Badan
Tabel 2.3 Rujukan BB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut WHO-NCHS
Tabel 2.4 Pembagian Status Gizi berdasarkan Panjang Badan
Tabel 2.6 Rujukan TB/U untuk Anak Laki-laki Usia 0-6 Bulan menurut WHO-NCHS Umur Nilai TB (cm)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap calon fitofarmaka dapat dilakukan pengujian klinik pada manusia apabila sudah melalui penelitian toksisitas dan kegunaan pada hewan coba yang sesuai dan dinyatakan

1) Ketika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka bank mengalami kenaikan pendapatan bunga dengan prosentase yang lebih besar dibanding dengan prosentase

Dengan demikian, gaya desain bangunan Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya mendapat pengaruh dari perkembangan gaya kolonial Belanda yang ada pada tahun 1920 dan gaya lain

langsung oleh Bidan Puskesmas Soropia dalam wawancara mendalam yang dilakukan mengatakan bahwa pemasangan alat kontrasepsi tidak dapat dilakukan secara gratis karena

Rapat Kerja (Raker) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), pada Kamis (15/6), menyetujui Asumsi

- Pintu pada Art Nouveau ini memiliki ciri-ciri menggunakan material kayu jati dengan panel- panel persegi, bentuk yang mendominasi adalah bentuk-bentuk geometris

Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

Obyek penelitiannya adalah pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati yang dalam keadaan tidak sanggup membayar dan hambatan –