INSTITUSI PERPUSTAKAAN SEBAGAI PILAR UTAMA
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN
Oleh: A. Ridwan Siregar Departemen Ilmu Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
Makalah disampaikan pada
PERTEMUAN DEWAN PENDIDIKAN
INSTITUSI PERPUSTAKAAN SEBAGAI PILAR UTAMA
Perpustakaan dan pendidikan adalah dua institusi yang saling berkaitan, tergantung satu
sama lain yang tidak bisa dipisahkan, seperti buku dan pulpen atau meja dan kursi adalah saling
berkaitan. Perpustakaan adalah sumber daya yang menjadi salah satu pilar utama pendidikan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan harus dibarengi dengan penyediaan fasilitas
perpustakaan yang baik. Program penguatan institusi perpustakaan akan berdampak luas pada
pemberdayaan masyarakat atau pembelajar melalui perpustakaan.
Perpustakaan secara tradisional merupakan repositori dan pemeran utama diseminasi
informasi dan pengetahuan. Akses terhadap informasi dan pengetahuan sebagai sumber belajar
adalah suatu hal yang strategis dalam proses pembelajaran. Perbaikan kualitas pengajaran di kelas
misalnya selain harus didukung oleh pengajar profesional juga harus didukung oleh sumber belajar
yang handal. Reformasi pendidikan seharusnya disertai dengan perbaikan fasilitas perpustakaan. Hal
ini sudah menjadi kenyataan di sejumlah negara, tetapi tidak demikian halnya di Indonesia di mana
peran perpustakaan belum diupayakan maksimal untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan
pendidikan.
Peningkatan peran perpustakaan dalam dunia pendidikan baik pendidikan formal,
non-formal maupun innon-formal memerlukan komitmen dari semua pemangku kepentingan. Kita semua
mendambakan pelayanan pendidikan berkualitas yang menghasilkan angkatan kerja yang
kompetitif, tetapi mungkin kita belum melibatkan semua profesi penting dalam proses pembuatan
kebijakan pendidikan. Oleh karena itu, diharapkan agar Dewan Pendidikan pada semua strata
administratif seyogiayanya menjadikan pengembangan perpustakaan sebagai salah satu inisiatif
penting dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Jika mungkin, bahkan menjadikan
institusi perpustakaan menjadi ikon pengembangan pendidikan bagi masyarakat di wilayah
Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini akan dipaparkan pandangan penulis tentang
pentingnya dilakukan upaya untuk meningkatkan peran perpustakaan sebagai bagian dari upaya
peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Ide tersebut diharapkan dapat menjadi butir-butir inisiatif
program kerja Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dalam lima tahun ke depan.
Dasar Pemikiran
Peran sumber daya manusia dalam suatu wilayah menjadi sangat strategis karena selain
sebagai subyek, juga sekaligus sebagai obyek dari pembangunan. Sumber daya manusia dimaksud
adalah yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang cukup untuk menggerakkan seluruh sumber
daya yang ada. Sumber daya manusia berkualitas merupakan faktor penentu maju tidaknya suatu
wilayah. Pendidikan memegang peranan penting dan penduduk terdidik merupakan persyaratan
awal untuk pembangunan.
Sumber daya manusia berkualitas erat kaitannya dengan tingkat pendidikan penduduk dan
prasarana atau fasilitas pendidikan yang tersedia di suatu wilayah. Dalam era informasi, pendidikan
beserta informasi yang cepat dan dapat dipercaya telah menjadi suatu hal yang vital dalam dunia
bisnis, industri dan perdagangan, modernisasi ekonomi, dan dalam melakukan transformasi
sosial-ekonomi penduduk. Oleh karena itu, penduduk yang terdidik dan terinformasi dengan baik akan
mendorong percepatan pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang pesat telah menimbulkan berbagai dampak dalam
masyarakat. Salah satu di antaranya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan umum
penduduk seperti fasilitas pendidikan dan sosial. Bagi golongan masyarakat yang mampu akan
semakin sejahtera, tetapi sebagian besar penduduk yang potensinya masih terbatas yang terjadi
adalah munculnya berbagai kesenjangan sosial, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain yang berdampak
pada meningkatnya tindak kriminalitas.
Ada dua jenis perpustakaan yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan karena
menjangkau semua lapisan masyarakat yaitu perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Kedua
jenis perpustakaan ini seyogiayanya menjadi perhatian utama kita untuk dikembangkan sehingga
dapat berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan dan kualitas hidup masyarakat. Berikut
ini akan diuraikan dasar pemikiran tentang pentingnya kedua jenis perpustakaan tersebut dalam
masyarakat kita.
Peran Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa memperoleh akses terhadap
informasi dan pengetahuan. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung proses pengajaran dan
pembelajaran melalui penyediaan sumber belajar dan pelayanan yang sesuai dengan kurikulum
sekolah. Dengan dukungan fasilitas perpustakaan, para siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan
imajinasinya. Dalam manifesto IFLA (International Federation of Library Association), yang kemudian
diratifikasi oleh UNESCO pada tahun 1999, dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah menyediakan
masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan. Pentingnya peran perpustakaan sekolah juga dapat
disimak dari pernyataaan seorang mantan anggota Komisi Pendidikan di Amerika Serikat yang
menyebutkan bahwa apa yang dipikirkan oleh suatu sekolah tentang perpustakaannya adalah suatu
ukuran apa yang dirasakannya tentang pendidikan .
Pendidikan harus mempersiapkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Sekolah harus
memberikan keterampilan kepada siswa cara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Dalam manifesto IFLA disebutkan bahwa perpustakaan sekolah harus membekali siswa dengan
keterampilan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan imajinasi yang memungkinkan mereka
hidup sebagai warganegara yang bertanggung-jawab. Siswa yang sukses adalah siswa yang mampu
berpikir kreatif, memiliki keterampilan yang memungkinkannya bergerak secara kompeten menuju
suatu masyarakat kaya informasi, dan mampu mengambil keuntungan dari database elektronik yang
tersedia melalui Internet. Tanpa perpustakaan sekolah yang efektif dan pustakawan yang terlatih
dan berpengalaman, hal itu tidak akan menjadi kenyataan.
Kondisi Umum Perpustakaan Sekolah
Hingga saat ini, perpustakaan di berbagai sekolah di Indonesia kelihatannya belum
dipandang penting untuk peningkatan pelayanan mutu pendidikan. Hal ini terlihat dari tidak
berkembangnya perpustakaan di sejumlah sekolah, bahkan ada sekolah yang tidak memiliki
perpustakaan sama sekali atau jika ada pintunya lebih banyak terkunci atau tidak diminati oleh para
siswa dan guru. Beberapa perpustakaan yang masih bertahan hidup sebagian besar hanya memiliki
koleksi yang sudah usang dan miskin dukungan dari administrator sekolah. Perpustakaan sekolah
yang dikenal bersifat dinamis, seharusnya mengoleksi karya yang relevan dengan pengajaran di
kelas.
Lemahnya kondisi perpustakaan sekolah juga tercermin dari rendahnya produksi buku dan
sumber belajar lainnya baik dari segi jumlah judul maupun eksemplar. Pengembangan perpustakaan
sekolah disamping mampu memberdayakan para siswa dan guru juga akan mendorong
berkembangnya industri perbukuan termasuk dunia kepengarangan, percetakan dan toko buku.
Pertumbuhan penerbitan baik yang berbasis cetak maupun elektronik menjadi salah satu ciri tingkat
kemajuan pendidikan suatu negara. Apabila semua sekolah, tidak termasuk taman kanak-kanak,
menjadi konsumen yang diperkuat maka produksi buku akan meningkat secara drastis. Para ekonom
Penyebab Keterbelakangan Perpustakaan Sekolah
Ada beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab tidak berkembangnya
perpustakaan sekolah. Pertama, belum dipenuhinya persentase anggaran sebesar 5% dari anggaran
pendapatan dan belanja sekolah yang harus dialokasikan untuk perpustakaan seperti yang
diamanatkan oleh undang-undang. Kedua, lemahnya perencanaan program perpustakaan di tingkat
sistem termasuk daerah. Kita belum pernah mendengar adanya suatu program pengembangan
perpustakaan sekolah yang direncanakan, diimplementasikan, dan dievaluasi dengan baik. Ketiga,
kurangnya upaya pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk mencari berbagai terobosan
bagaimana mendanai pelayanan perpustakaan. Keempat, lemahnya upaya pengintegrasian
pelayanan perpustakaan dengan kurikulum sekolah di tingkat operasional. Banyak administrator
sekolah belum memikirkan bagaimana mengintegrasikan sumber belajar dengan aktifitas
pembelajaran, sehingga peran perpustakaan dan pustakawan tidak diperlukan.
Program Penguatan Perpustakaan Sekolah
Sejalan dengan era otonomi daerah dewasa ini, sudah saatnya kita mengembangkan kembali
perpustakaan sekolah. Suatu program yang tepat untuk penguatan perpustakaan sekolah harus
dirancang dan diimplementasikan secara bertahap. Keberhasilan pada satu atau dua tempat yang
dipilih sebagai proyek perintis, setelah dievaluasi berhasil dengan baik, kemudian dapat dijadikan
sebagai model untuk diimplementasikan ke seluruh sekolah di suatu daerah. Keberhasilan suatu
daerah selanjutnya bisa dijadikan sebagai model untuk daerah lainnya.
Di beberapa negara lebih maju program penguatan perpustakaan juga dapat ditemukan
seperti di Amerika Serikat. Di negara ini, karena keprihatinan berbagai pihak termasuk pengusaha
atas kualitas perpustakaan sekolah, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak
mengembangkan suatu program yang dikenal dengan Library Power Program, yang dimulai 1988
untuk kurun waktu sepuluh tahun. Program ini merupakan suatu upaya untuk memperbaiki
pelayanan yang amat diperlukan untuk membantu meletakkan landasan perubahan, dan dirancang
untuk menyempurnakan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
Perbaikan yang didanai dari program tersebut mencakup: renovasi ruang perpustakaan,
pembelian buku-buku dan bahan-bahan lainnya, dan penyelenggaraan pengembangan profesional
untuk pustakawan, guru dan administrator sekolah untuk mengintegrasikan perpustakaan sekolah
Panduan dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah
Walaupun setiap perpustakaan dapat memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, tetapi
suatu panduan secara garis besar perlu dibuat. Panduan tersebut memuat antara lain tentang: (1)
Dukungan perpustakaan untuk aktifitas belajar kelompok, penelitian sederhana, dan membaca
tenang; (2) Relevansi koleksi buku, bahan penelitian, komputer dan pangkalan data elektronik
dengan kegiatan pengajaran di kelas; (3) Jadwal operasional perpustakaan yang fleksibel sehingga
para guru dan siswa dapat menggunakan perpustakaan sepanjang hari sekolah; dan (4) Pustakawan
penuh waktu yang mengkonsentrasikan diri pada dukungan aktifitas pengajaran dan pembelajaran.
Untuk mengetahui hasil dari program tersebut, institusi lain seperti perguruan tinggi dapat
diminta untuk melakukan evaluasi terhadap program penguatan perpustakaan sekolah untuk
mempelajari sekurang-kurangnya tentang dua hal yaitu: (1) apakah perpustakaan sekolah
mengalami penyempurnaan sebagai hasil dari program tersebut; dan (2) apakah perpustakaan
sekolah memainkan suatu peran penting dalam hal pengajaran dan pembelajaran.
Peran Perpustakaan Umum
Fungsi utama perpustakaan umum adalah untuk membantu masyarakat, terutama pemuda
dan anak-anak menjadi literat atau melek informasi. Perpustakaan umum membantu orang dewasa
untuk belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan karir. Perpustakaan umum
berperan memelihara dan mempromosikan kebudayaan termasuk kebudayaan etnik daerah. Selain
itu, perpustakaan umum juga berperan sebagai pendemokratisasian penyebaran informasi. Era
informasi sekarang telah memperlebar jurang antara yang kaya dan miskin informasi ketika
informasi menjadi komoditas yang harus dibeli. Apabila hal ini terjadi di lingkungan tertentu, maka
perpustakaan umum diharapkan tetap dapat menawarkan akses gratis atau murah terhadap
berbagai sumber informasi.
Perpustakaan umum memainkan peran yang unik di dalam masyarakat. UNESCO dalam
a ifesto ya e ye utka ahwa The public library, the local gateway to knowledge, provides a
basic condition for lifelong learning, independent decision-making and cultural development of the
individual and of social groups” (UNESCO, 1994). Melalui perpustakaan, warga masyarakat dapat
memberdayakan dirinya sendiri dengan memperoleh berbagai informasi yang sesuai dengan
kebutuhan profesi dan tugas masing-masing, dan pada akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga
Kondisi Perpustakaan Umum
Secara umum, kita sependapat bahwa perpustakaan umum terutama yang mudah terlihat di
sejumlah kabupaten/kota pada dasarnya belum berkembang dengan memuaskan. Banyak warga
masyarakat yang tidak pernah ke perpustakaan, dan bahkan banyak di antaranya tidak mengetahui
dimana lokasi perpustakaan umum di daerahnya. Perpustakaan kelihatannya tidak berhasil menarik
minat masyarakat untuk mengunjunginya. Kelemahan ini diperkirakan terutama disebabkan oleh
lemahnya manajemen perpustakaan umum, dimana para pengelola perpustakaan tidak membuat
dokumen perencanaan strategis dan tidak berupaya maksimal untuk mengangkat berbagai isu yang
berkaitan dengan perpustakaan ke permukaaan sehingga menjadi perhatian publik dan pengambil
keputusan.
Berbagai isu berkaitan dengan peran perpustakaan umum perlu untuk dibicarakan dan
diungkapkan kembali. Hal ini diperkirakan semakin penting dan relevan dengan keadaan sekarang,
karena disamping perlunya dilakukan reformasi kebijakan di bidang perpustakaan umum, juga
karena masih banyaknya penduduk miskin di negara kita. Rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat memiliki implikasi terhadap berbagai aspek kehidupan, dan yang mengkhawatirkan
adalah bahwa informasi dan pengetahuan semakin terasa mahal bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Oleh karena itu, sudah saatnya perpustakaan umum dapat mengambil peran lebih besar
untuk memberdayakan masyarakat melalui penyediaan informasi dan pengetahuan yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Perpustakaan Umum Melayani Semua
Perpustakaan umum adalah untuk semua orang, kaya dan miskin, tua dan muda, profesional
dan pengangguran, pebisnis dan keluarga, terpelajar dan sekedar hobi, dan sebagainya. Warga
masyarakat yang sedang kebingungan mau melakukan apa pada hari-hari yang sulit, pergi ke
perpustakaan untuk membaca sambil bersantai, dan mungkin secara tidak sengaja mendapatkan
gagasan baru untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Warga masyarakat dari berbagai etnis
yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan yang memadai tentang lingkungannya dan para
wisatawan yang masih asing terhadap daerah yang dikunjunginya, dapat pergi ke perpustakaan
untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan. Seseorang disabel seharusnya juga dapat
memanfaatkan perpustakaan untuk memperoleh berbagai informasi yang berguna untuk
Penutup
Peningkatan mutu pelayanan pendidikan tidak mungkin dilakukan tanpa peningkatan peran
perpustakaan terutama perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Oleh karena itu, kebijakan
dan program penguatan perpustakaan sudah seharusnya menjadi bagian dari program peningkatan
mutu pelayanan pendidikan.
Gagasan pemikiran yang telah diuraikan di atas timbul dari kerisauan berkaitan dengan
kondisi dunia pendidikan yang belum meletakkan institusi perpustakaan sebagai salah satu pilar
utama pendidikan. Hal ini mendorong saya untuk mengajukan diri sebagai salah seorang anggota
Dewan Pendidikan Sumatera Utara dengan harapan dapat berkontribusi untuk memajukan
pendidikan di Sumatera Utara terutama dalam aspek pengembangan perpustakaan.
Rujukan
Hanbleton, Alixe E. and John P. Wilkinson (1994. The role of the s hool li rary i resource-based learni g . SSTA Research Centre Report #94-11.
<http://www.ssta.sk.ca/research/instruction/94-11.htm> School libraries: Making a differe e 2012).
<http:// www.schoollibrariesadvocacy.org.uk/.../maki...>
Neuman, Susan (2012. The role of s hool li raries i ele e tary a d se o dary edu atio . <http://www.laurabushfoundation.org/Neuman.pdf>
Siregar, A. Ridwan (2011). Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum Spasial di Wilayah Perkotaan. Medan: USU Press.