• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT

MEDAN BARAT KOTA MEDAN

DISUSUN OLEH :

REZA RINALDY

130921018

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi S1 Ekstensi Administrasi Negara

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Reza Rinaldy

NIM : 130921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas

Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan.

Medan, Juni 2015

Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

M.Arifin Nasution,S.Sos, M.SP

NIP. 197910052005011002 NIP. 195908141986011002

Drs.Rasudyn Ginting, M.Si

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002

(3)

ABSTRAK

Nama : Reza Rinaldy NIM : 130921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : M.Arifin Nasution, S.Sos,MSP

Dalam suatu organisasi produktivitas merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan hasil kinerja yang efektif dan efesien. Untuk mewujudkan hal tersebut maka fasilitas organisasi dan sumber daya manusia sangat perlu untuk di perbaharuhi.

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja dalam sebuah organisasi publik. Untuk itu perlu adanya motivasi yang tepat dari pemimpin kepada pegawai agar bekerja dengan efektif dan efesien. Motivasi tersebut dapat berbentuk motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan produktivitas kerja dan juga seberapa besar motivasi mempengaruhi produktivitas kerja di Kantor Camat Medan Barat.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan teknik analisa yang digunakan adalah Analisis Korelasi Product Moment dan Analisis Regresi Sederhana. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Populasi ini secara keseluruhan diambil menjadi sampel penelitian.

Dari hasil penelitian diperoleh rxy = 0,432 hal ini berarti ada Pengaruh Antara Motivasi terhadap Produktivitas kerja pegawai. Sedangkan hasil dari analisis regresinya adalah sebesar 31,02. Hal ini membuktikan terdapat hubungan antara Motivasi terhadap Produktivitas Kerja dan hubungan tersebut tergolong dalam kategori sedang.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis

mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan kurangnya pengalaman penulis, sehingga

penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penulisan skripsi yang lebih baik lagi.

Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan penelitian pada Kantor Camat

Medan Barat Kota Medan dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara FISIP USU serta Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku

(5)

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak membantu, memberikan pengarahan dan motivasi dalam proses

penulisan skripsi ini.

4. Bapak Hatta Ridho, S.Sos,MSP selaku Dosen Penguji yang turut memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, Staf pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Negara yang

menambahkan ilmu kepada penulis berupa pengajaran dan pengalaman hidup

serta para pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang turut membantu dan meringankan

langkah penulis selama masa pendidikan.

6. Teristimewa rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada keluarga penulis, pertama kepada kedua orang tua,

Ayahanda tercinta Ali Dahmin Harahap dan Ibunda tersayang Najila Nasution

yang telah bersusah payah untuk membesarkan, mendidik, dan selalu

mendoakan penulis agar selalu menjadi yang terbaik.

7. Kepada Bapak Rasyid Ridho Nasution, SSTP selaku Camat Medan Barat

Kota Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan atas riset di Kantor

Camat Medan Barat Kota Medan.

8. Kepada seluruh staf dan pegawai Kantor Camat Medan Barat yang telah

banyak membantu penulis dalam proses riset dan pengambilan data serta

meluangkan waktunya dalam pengisian kuesioner.

9. Buat abang dan kakakku, bang Marwan dan Kak Hafni Arwani yang selalu

senantiasa memberikan dukungan moral maupun material kepada penulis

(6)

10. Buat Keluarga Besar Hasibuan dan kawan-kawan satu kos yang sudah penulis

anggap sebagai keluarga sendiri terima kasih atas semangat dan motivasinya.

11. Buat kawan-kawan mahasiswa/i Ekstensi Administrasi Negara FISIP USU

stambuk 2013 yang sudah banyak membantu penulis dalam masa

perkuliahan.

12. Buat kawan-kawan Aliansi 09 yang merupakan pengganti keluarga saya di

perantauan ini yg selalu memberikan motivasi selama penulis menjalani masa

perkuliahan.

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya

skripsi ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

maupun pihak lain yang memerlukannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Mei 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….... i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. vii

ABSTRAK ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang …………... 1

1.2Perumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ...…….... 8

1.4 Manfaat Penelitian ...……... 9

1.5 Kerangka Teori ... 9

1.5.1 Pengertian Motivasi ………... 9

1.5.2 Faktor-Faktor Motivasi ………..……… 10

1.5.3 Motivasi Interinsik & Eksterinsik ………... 11

1.5.4 Teori-Teori Motivasi ………... 12

1.5.5 Metode Motivasi ………... 17

1.5.6 Proses Motivasi ………... 18

1.5.7 Model-Model Motivasi ………... 19

1.5.8 Manfaat Motivasi ………..……….. 19

1.5.9 Pemanfaatan Motivasi ………..……….. 20

(8)

1.5.11 Indikator Produktivitas ………... 23

1.5.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas …... 24

1.5.13 Pengaruh Motivasi dalam Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai ……… 25

1.6 Hipotesa ………... 27

1.7 Defenisi Konsep ……….. 27

1.8 Defenisi Operasional ………... 27

BAB II METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian ………. 30

2.2Lokasi Penelitian ………... 30

2.3Populasi dan Sampel ……… 30

2.4Teknik Pengumpulan Data ………... 31

2.5Teknik Pengukuran Skor ………...……... 31

2.6Teknik Analisa Data …………..………... 33

BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1Gambaran Umum Kota Medan ………..……… 36

3.2Kecamatan Medan Barat ………..……….... 37

(9)

3.4Kependudukan Kecamatan Medan Barat ………..…….…... 40

3.5Struktur Organisasi ..……..………...…….... 43

3.6Tugas Pokok dan Fungsi .….……….... 44

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1Kriteria Responden …….………..…… 53

4.2Uraian Kuesioner ………... 55

4.2.1 Motivasi (x) ……….…. 55

4.2.2 Produktivitas (y) …….……….. 62

4.3Pengukuran Skor ……….. 66

BAB V ANALISA DATA 5.1Koefisien Korelasi Product Moment .………..……… 70

5.1Koefisien Determinan …..……….... 72

2.1Koefisien Regresi Sederhana …….……….. 72

BAB VI PENUTUP 6.1Kesimpulan ……….……….……… 75

6.2Saran ……….….... 76

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Tabel 3.1 : Nama Camat dan Lamanya Menjabat di Kecamatan Medan Barat

Tabel 3.2 : Nama Kelurahan, Luas Lahan, dan Jumlah Kepala Lingkungan di Kecamatan Medan Barat Tahun 2013

Tabel 3.3 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Barat

Tabel 3.4 : Komposisi Mata Pencaharian Penduduk menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Barat Tahun 2013

Tabel 4.1 : Ditribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.2 : Ditribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan Di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Rasa Saling Menghormati di Lingkungan Kantor Camat Medan Barat Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Rasa Memiliki

Instansi Tempat Bekerja

Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Rasa Ikut Serta Dalam Setiap Pekerjaan di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Iklim/Suasana Kerja di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.9 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Camat Medan Barat

(11)

Tabel 4.11 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Insentif di Kantor Camat Medan Barat.

Tabel 4.12 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap Menghargai Hasil Kerja

Tabel 4.13 : Dsitribusi Jawaban Responden Pemberian Tanggung Jawab Kerja Pegawai.

Tabel 4.14 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penerapan Peraturan di Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.15 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Jabatan Pegawai.

Tabel 4.16 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Bekerja Lebih Giat dan Lebih Baik

Tabel 4.17 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengembangan Diri Pegawai Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.18 : Distribusi Jawaban Responden Dalam Meningkatkan Mutu dari Hasil Kinerja Pegawai Kantor Camat Medan Barat.

Tabel 4.19 : Distribusi Jawaban Responden Disiplin Bekerja Pegawai Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.20 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Intensitas Kehadiran Pegawai Kantor Camat Medan Barat.

Tabel 4.21 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Partisipasi Dalam Mengikuti Program Kerja Kantor Camat Medan Barat

Tabel 4.21 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Efesiensi Kerja Pegawai Kantor Camat Medan Barat

(12)

ABSTRAK

Nama : Reza Rinaldy NIM : 130921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : M.Arifin Nasution, S.Sos,MSP

Dalam suatu organisasi produktivitas merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan hasil kinerja yang efektif dan efesien. Untuk mewujudkan hal tersebut maka fasilitas organisasi dan sumber daya manusia sangat perlu untuk di perbaharuhi.

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja dalam sebuah organisasi publik. Untuk itu perlu adanya motivasi yang tepat dari pemimpin kepada pegawai agar bekerja dengan efektif dan efesien. Motivasi tersebut dapat berbentuk motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan produktivitas kerja dan juga seberapa besar motivasi mempengaruhi produktivitas kerja di Kantor Camat Medan Barat.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan teknik analisa yang digunakan adalah Analisis Korelasi Product Moment dan Analisis Regresi Sederhana. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Populasi ini secara keseluruhan diambil menjadi sampel penelitian.

Dari hasil penelitian diperoleh rxy = 0,432 hal ini berarti ada Pengaruh Antara Motivasi terhadap Produktivitas kerja pegawai. Sedangkan hasil dari analisis regresinya adalah sebesar 31,02. Hal ini membuktikan terdapat hubungan antara Motivasi terhadap Produktivitas Kerja dan hubungan tersebut tergolong dalam kategori sedang.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu di dalam

kehidupannya tidak akan terlepas dari suatu organisasi tertentu, baik yang

cakupannya luas maupun yang cakupannya sempit, organisasi swasta atau

organisasi pemerintah. Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peranan manusia yang

terlibat di dalamnya sangatlah penting untuk diperhatikan. Untuk menggerakkan

manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh organisasi, maka haruslah

dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena

motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan

kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi.

Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan

pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan

oleh seseorang pasti memiliki suatu hal yang mendorong. Dengan kata lain, faktor

pendorong dari perilaku seseorang tersebut adalah suatu kebutuhan yang terkait

dengan orang tersebut. Kebutuhan yang dimiliki oleh setiap orang pastilah

berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh proses mental yang dilalui oleh setiap

orang juga berbeda. Proses mental itu merupakan pembentukan persepsi pada diri

(14)

hakikatnya merupakan proses belajar seseorang terhadap segala sesuatu yang

dilihat dan dialami dari lingkungan yang ada di sekitarnya.

Dalam meningkatkan produktivitas pegawainya, lembaga pemerintahan

maupun lembaga swasta pastilah mempunyai cara dan strategi yang berbeda-beda.

Organisasi harus memahami karakter dan juga kebutuhan dari para pegawai.

Ketepatan dalam memberikan produk motivasi merupakan hal yang sangat

menentukan semangat kerja para pegawai dalam hal meningkatkan produktivitas.

Apabila organisasi telah mampu memberikan ketepatan motivasi terhadap para

pegawainya, maka secara tidak langsung memungkinkan untuk membentuk iklim

dan suasana kerja yang nyaman bagi para pegawai. Di saat yang bersamaan,

keterikatan emosional dan rasa memliki terhadap organisasi akan muncul dan

biasanya para pegawai akan selalu memberikan yang terbaik kepada

organisasinya. Secara tidak langsung sikap mental untuk selalu berkarya dengan

lebih baik akan muncul dari para pegawai dan akan membawa kemajuan bagi

organisasi. Sikap mental yang demikian akan memacu para pegawai untuk tidak

cepat puas dalam setiap perolehan hasil sebuah pekerjaan dan akan selalu

berusaha mendapatkan hasil yang sebaik mungkin. Ada tiga aspek utama yang

perlu ditinjau dalam menjamin produktivitas yang tinggi, yaitu :

(1) aspek kemampuan manajemen tenaga kerja,

(2) aspek efisensi tenaga kerja,

(3) aspek lingkungan kondisi lingkungan pekerjaan.

Ketiga saling terkait dan terpadu dalam suatu system dan dapat diukur

dengan berbagai ukuran yang relative sederhana (Sutrisno, 2009 : 172). Terkait

(15)

lapangan bahwa tingkat produktivitas dari instansi pemerintahan belum berada

pada keadaan yang maksimal. Masih banyak terlihat para pegawai pemerintahan

yang kurang termotivasi untuk melakukan kewajibannya. Ini juga bisa disebabkan

oleh situasi kerja yang stagnan dan hanya bersifat rutinitas sehari-hari. Para

pegawai merasa jenuh dengan situasi kerja yang terkesan datar dan cenderung

berpikir tidak akan memberikan sesuatu yang memuaskan apabila dikerjakan

dengan sebaik mungkin dan dalam waktu singkat.

Dalam menunjang peningkatan produktivitas kerja pegawai, ada hal-hal

yang sangat memperngaruhi yaitu perilaku/tindakan atasan dan aturan/kebijakan

yang diterapkan oleh instansi pemerintahan itu sendiri. Atasan menjadi sebuah

peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai. Melalui atasan

produktivitas kerja para pegawai dapat meningkat atau malah menurun. Atasan

harus bijak dalam melihat kondisi dan situasi kerja para pegawai. Apabila

intensitas semangat kerja para pegawai mulai menurun, maka atasan berperan

sebagai motivator untuk memompa kembali semangat kerja tersebut demi

meningkatnnya produktivitas kerja.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai

adalah penerapan aturan/kebijakan dalam insitansi itu sendiri. Maksudnya adalah

semua aturan/kebijakan yang menjadi pedoman dalam melakukan pekerjaan harus

dilaksanakan dengan baik. Tidak ada pembedaan perlakuan dalam menjalankan

aturan.

Secara tidak langsung sebuah aturan dapat menjadi sebuah motivasi

eksternal pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja. Kecamatan Medan

(16)

memiliki para pegawai yang produktif dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya. Dalam menjalankan tugasnya, para pegawai dituntut untuk

mempunyai semangat kerja yang tinggi dan juga motivasi yang kuat agar tujuan

dapat tercapai. Motivasi yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh para pegawai

adalah motivasi internal atau dari dalam diri masing-masing pegawai agar

semangat kerja dapat tetap konsisten.

Dapat dikatakan bahwa motivasi sangat berperan dalam menentukan

pegawai termasuk dalam kategori yang produktif atau tidak. Apabila para pegawai

telah memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya untuk selalu bekerja dengan

sebaik-baiknya, maka sikap untuk selalu tidak pernah puas akan sebuah hasil

senantiasa selalu muncul dalam diri pegawai. Jika produktivitas dalam sebuah

organisasi sudah dikatakan baik atau tinggi maka organisasi itu akan cenderung

berkembang pesat. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan penelitian-penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh :

1. Evi Melda Saragih (2009) dengan judul “Peranan Motivasi Dalam

Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Pematang

Raya, Kabupaten Simalungun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh antara Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode analisa data secara

kuantitatif dengan teknik statistik dengan rumus korelasi Product Moment

yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel X

(Motivasi) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai). Hasil dari

(17)

pengaruh antara Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor

Camat Raya Kabupaten Simalungun. Sedangkan seberapa besar pengaruh

variabel X terhadap Variabel Y adalah 40,44%, dengan demikian dapat

diketahui bahwa mempunyai pengaruh yang sedang antara variabel X

(Motivasi) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai) Selebihnya

59,56% ditentukan oleh Faktor-Faktor Lainnya.

2. Sumiarti Padang (2010) dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Di Kantor Camat Sinembah

Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh motivasi terhadap peningkatan produktivitas kerja

pegawai pada kantor Camat Sinembah Tanjung Muda Hilir kabupaten deli

Serdang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik Analisa

korelasi Product Moment sedangkan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja digunakan rumusAnalisa

koefisien Determinant. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai kantor Camat Sinembah Tanjung muda Hilir yaitu

berjumlah 37 orang. Dari hasil penelitian diperoleh rxy = 0,402 hal ini berarti

ada pengaruh antara motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai.

Sedangkan berapa besar pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y adalah

16,16% dengan demikian dapat diketahui bahwa mempunyai pengaruh

sedang antara Variabel X terhadap Variabel Y. selebihnya dipengaruhi factor

(18)

3. kartika Mulia Siregar (2010) dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap

Produktivitas Kinerja Guru Pada SMA Josua Medan”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas

Kinerja Guru Pada SMA Josua Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa

kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknis

korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari motivasi

terhadap kinerja guru SMA Josua Medan. Adapun teknik pengumpulan data

primer melalui wawancara dan kuesioner pengumpulan data sekunder melalui

penelitian kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan

dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya dalah

terdapat hubungan yang rendah antara motivasi terhadap produktivitas kerja

guru sebesar 2,933%. Berdasarkan uji setelah dihitung dengan menggunakan

rumus Rank Spearman diketahui bahwa motivasi mempengaruhi

produktivitas kerja guru dengan tingkat pengaruh sebesar 5,807%. Sehingga

hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara motivasi terhadap

produktivitas kerja guru dapat diterima.

4. Rabiatul Adawiyah Siswati Saragi (2010) dengan judul “Pengaruh Motivasi

Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Tebing Tinggi

Kota Di Kota Tebing Tinggi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Kecamatan Tebing Tinggi Kota .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa

(19)

moment yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara

variabel X (Motivasi) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai).

Dari hasil penelitian yang diperoleh rxy 0,429 hal ini berarti menunjukan ada

pengaruh antara Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Tebing Tinggi Kota Di Kota Tebing Tinggi. Sedangkan seberapa

besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah 18,4%, dengan

demikian dapat diketahui bahwa mempunyai pengaruh yang sedang antara

variabel X (Motivasi) terhadap Variabel Y (Produktivitas kerja Pegawai)

selebihnya 81,6% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya.

5. Eko Parayuda Silalahi (2012) dengan judul “Pengaruh Motivasi terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Helvetia”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan

produktivitas kerja dan juga seberapa besar motivasi mempengaruhi

produktivitas kerja di Kantor Camat Medan Helvetia.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

deskriptif kuantitatif dan teknik analisa yang digunakan adalah Analisis

Korelasi Product Moment dan Analisis Regresi Sederhana. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 25 orang. Populasi ini secara keseluruhan diambil

menjadi sampel penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh rxy = 0,505 hal ini

berarti ada Pengaruh Antara Motivasi terhadap Produktivitas kerja pegawai.

Sedangkan hasil dari analisis regresinya adalah sebesar 56,23. Hal ini

membuktikan terdapat hubungan antara Motivasi terhadap Prdouktivitas

(20)

Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan produktivitas kerja adalah dengan

pemberian motivasi dikalangan pegawai, dimana motivasi adalah daya pendorong

yang menciptakan kegairahan seseorang baik yang berasal dari dalam maupun

dari luar yang mendorong agar mereka mau bekerja, dengan segala daya upayanya

untuk mencapai tujuan tertentu.

Untuk itu penulis tertarik untuk melihat realita dari iklim kerja di

Kecamatan Medan Barat. Realita yang ingin diketahui adalah lebih mengarah

kepada sebuah keadaan dimana para pegawai sudah memiliki sebuah motivasi

tersendiri ataukah memang belum. Dalam kesempatan ini, peneliti tertarik untuk

mengangkat judul “Pengaruh Motivasi terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa yang

menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Medan Barat ?

2. Bagaimana produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Medan Barat ?

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pada Kantor

Camat Medan Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti memiliki

tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini penulis merumuskan tujuan penelitian

(21)

1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat

Medan Barat.

2. Untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja pegawai paada Kantor

Camat Medan Barat.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap produktivitas

kerja pegawai pada Kantor Camat Medan Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan menuangkannnya dalam bentuk

tulisan ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari

Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau

sumbangan pemikiran bagi Kecamatan Medan Barat demi berkembangnya

instansi tersebut.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat meberikan kontribusi, baik

secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu

Adminisrasi Negara.

1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere”, yang artinya dorongan

atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya

kepada para bawahan atau pengikut. Salah satu aspek memanfaatkan pegawai

ialah pemberian motivasi kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai

(22)

pemberian motif (penggerak bekerja) kepada bawahan sedemikian rupa sehingga

mereka mau bekerja sama demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien.

Menurut Hasibuan (1996 : 95), mengatakan bahwa motivasi adalah salah

satu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.

Setiap motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dengan demikian

motivasi mangandung unsur tujuan, kekuatan dalam diri individu, dan

keuntungan. Selanjutnya Veithzal (2004 : 235) mengemukakan motivasi adalah

sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai

suatu tujuan tertentu dengan cara berusaha menimbulkan kebutuhan tertentu pada

dirinya, agar tingkah laku mereka tertuju kepada tujuan yang dikehendaki.

Stephen P. Robins dalam (dalam Hasibuan, 1996 : 96) mengemukakan

motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam

pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk

memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Dari pendapat beberapa para ahli yang mengemukakan pengertian

motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari diri

seseorang untuk bekerja atau melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu

dari organisasi atau dengan kata lain bahwa organisasi hanya akan berhasil

mencapai tujuan dan berbagai sasarannya apabila semua komponen organisasi

berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan produktivitas

kerja.

1.5.2 Faktor-faktor motivasi

Herujito (2001 : 215) mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi

(23)

1. Kebutuhan dan keinginan manusia

2. Tujuan dan persepsi orang atau sekelompok orang

3. Sikap untuk merealisasikan kebutuhan dan tujuan seseorang atai sekelompok

orang.

Selain itu, secara garis besar ada 6 faktor yang mempengaruhi motivasi

(Ishak, 2003:51) :

1. Faktor kebutuhan manusia, mencakup kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan

rasa aman (psikologis) dan kebutuhan social.

2. Faktor kompensasi, mencakup upah, gaji, dan balsa jasa.

3. Faktor komunikasi, mencakup hubungan antar manusia, baik hubungan atasan

bawahan, hubungan sesame atasan, dan hubungan sesame awahan.

4. Faktor pelatihan mencakup pelatihan dan pengembangan serta kebijakan

manajemen dalam mengembangkan pegawai.

5. Faktor kepemimpinan mencakup gaya kepemimpinan.

6. Faktor potensi kerja mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang

mendorong prestasi kerja tersebut.

1.5.3 Motivasi Intristik & Ekstrinsik

Secara garis besar, faktor-faktor dari motivasi ini merupaka perwujudan

dari perilaku yang dominan yang dari seorang pegawai untuk melakuakan

pekerjaan. Perilaku tersebut dibagi atas dua, yaitu perilaku motivasi intrinsic

(intrinsically motivated behavior). Pola perilaku motivasi intrinsik ini merupakan

perilaku yang sumbernya kepuasan melakukan suatu pekerjaan.Sedangkan

(24)

perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dengan tujuan memperoleh imbalan

material atau untuk menghindari hukuman. (Solihin,2009:153).

Ada beberapa bentuk umum dari motivasi intrinsik yang bisa kita lihat

dalam kehidupan berorganisasi yang diberikan dari lingkungan organisasi atau

lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan teori Hierarki yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow dan teori motivasi yang dikemukakan oleh McClelland.

Bentuknya seperti : adanya kepuasan dalam menyelesaikan pekerjaan(prestasi),

adanya rasa ingin dihormati dalam lingkungan kerja (sense of importance), adanya

rasa memiliki terhadap organisasi/instansi tempat bekerja (sense of belonging),

adanya rasa ingin mendapat pujian dari atasan, rasa aman dan nyaman di tempat

bekerja (safety and security needs). Sedangkan kebutuhan ektrinsik (eksternal)

adalah kekuatan yang ada di luar diri individu seperti halnya factor pengendalian

oleh manajer juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti

gaji/upah, insentif (bonus), jabatan, kebijaksanaan dan pekerjaan yang

mengandung penghargaan, pengembangan dan tanggung jawab, aturan-aturan

yang diterapkan di lingkungan kerja.

1.5.4 Teori Motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow

Teori ini dipelopori oleh Abraham Maslow yang dituangkan dalam

bukunya Motivation and Personality. Dalam teori ini dikemukakan bahwa ada

kebutuhan internal yang sangat mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja.

Maslow (dalam Siagian, 1989:146) berpendapat bahwa kebutuhan itu tersusun

sebagai hierarki yang terdiri atas lima tingkatan kebutuhan dimana kebutuhan

(25)

terpenuhi, orang akan berusaha mencapai pemenuhan kebutuhan kedua, dan dan

demikian dengan seterusnya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Maslow dengan

mengemukakan teori hierarki kebutuhan sebagai salah satu sebab timbulnya

motivasi untuk bekerja lebih giat dalam diri pegawai.

Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi

pelakunya; hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud oleh Maslow adalah sebagai berikut :

1. Physiological Needs

Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan yang

diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,

minum, perumahan, dll. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini

merangsang seseorang untuk berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan fisik ini

termsuk kebutuhan utama, tetapi merupakan tingkat kebutuhan yang bobotnya

paling rendah.

2. Safety and security Needs

Safety and security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan

akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan

keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

3. Affiliation or Acceptance Needs

Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dan

diterima dalam pergaulan kelompok kerja. Manusia pada dasarnya selalu ingin

hidup berkelompok dan tidak seorang pun manusia ingin hidup menyendiri di

(26)

menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok,

yaitu :

1) Kebutuhan akan perasaan oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja

(sense of belonging).

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya

penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan

seseorang ia tetap merasa dirinya penting. Karena itu dalam memotivasi

bawahan, pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan

bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.

3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi

kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan

yang menjadi idaman setiap orang.

4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation). Setiap karyawan

akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan peusahaan

dalam arti diberi kesempatan dalam untuk mengemukakan saran-saran dan

pendapat-pendapatnya kepada pimpinan mereka.

b. Teori McClelland

Dalam teori ini dikemukakan bahwa kebutuhan manusia digolongkan ke

dalam tiga jenis yaitu keberhasilan, kekuasaan, dan afiliasi. Menurut Hasibuan

(1996 : 231) ada tiga macam kebutuhan yang perlu diperhatikan apabila pemimpin

akan memotivasi para pegawainya. Adapun tiga macam kebutuhan itu adalah :

1. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement)

Kebutuhan prestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja

(27)

2. Kebutuhan Afiliasi (Need for Afiliation)

Kebutuhan yang menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat

bekerja seseorang. Kebutuhan berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat

sosial, senang bergaul dengan sesama dan bersifat penolong terhadap sesama.

3. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power)

Kebutuhan akan kekuasaan ini merangsang dan memotivasi gairah kerja

seseorang serta menggerakkan semua kemauan demi mencapai kekuasaan atau

kedudukan yang terbaik dalam organisasi.

c. Teori Keadilan

Pengertian adil dalam teori ini adalah sesuatu yang diberikan pada

seseorang sesuai dengan haknya atau reward yang diterima oleh seseorang sesuai

dengan kontribusi yang ditinjau dari segi masa kerja, pendidikan, golongan, dll.

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan termotivasi untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya apabila ia diperlakukan secara adil dalam

pekerjaannya. Ketidakadilan akan ditanggapi dengan bermacam-macam perilaku

menyimpang dari aktivitas pencapaian tujuan, misalnya : mengubah masukan

dalam pelaksanaan tugas pekerjaan yaitu dengan tidak berusaha semaksimal

mungkin untuk menampilkan kinerja terbaiknya atau dengan kata lain

menurunkan prestasi kerja, mogok, dan malas. Di sini pegawai membandingkan

imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan, jika mereka telah

mendapatkan keadilan dalam bekerja maka mereka akan termotivasi untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya.

(28)

Teori Harapan ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi

seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari

hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil

pekerjaan itu. Pegawai akan termotivasi bekerja, jika mereka akan mendapatkan

imbalan, seperti misalnya kenaikan gaji atau kenaikan pangkat dari prestasi atau

pekerjaan yang mereka kerjakan. Melalui kenaikan gaji atau kenaikan pangkat

inilah yang merangsang pegawai untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan

produktivitas kerjanya.

Dalam teori ini terdapat tiga faktor yang menentukan motivasi seseorang

yaitu eksppektansi, instrumentalitas, dan valensi. Ekspektansi merupakan persepsi

yang dimiliki seseorang bahwa upaya yang dilakukannya tersebut akan

menghasilkan kinerja yang tinggi. Tetapi apabila menurut persepsi mereka,

apapun yang dilakukan mereka tidak menghasilkan kinerja yang tinggi,

kemungkinan orang tersebut tidak akan mengeluarkan upaya terbaiknya.

Instrumentalitas, menjelaskan persepsi yang dimiliki seseorang mengenai sejauh

mana tingkat kinerja tertentu akan menghasilkan pencapaian hasil tertentu.

Dengan demikian sejalan dengan teori ekspektansi, seseorang hanya akan

menunjukkan kinerja yang tinggi hanya apabila mereka memiliki persepsi bahwa

kinerja tinggi tersebut akan menghasilkan hasil yang baik. Valensi, menunjukkan

nilai dari hasil yang tersedia menurut preferensi seseorang. Sebagai contoh, untuk

sebagian pegawai, peningkatan gaji merupakan hasil yang berharga (memiliki

valensi yang tinggi). Sedangkan bagi paa pimpinan, kepuasan yang diperoleh

karena menyelesaikan pekerjaan yang menantang dinilai sebagai hasil yang

(29)

e.Teori Pembelajaran (Learning Theory)

Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa pimpinan dapat meningkatkan

motivasi pegawai dan kinerjanya dengan cara menghubungkan hasil yang akan

diterima karyawan dengan kinerja yang dihasilkan melalui perilaku yang

diinginkan oleh organisasi dan menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Di sini

pimpinan mencoba mengarahkan perilaku para pegawai kepada kinerja yang

tinggi dalam mencapai tujuan organisasi melalui stigma pemikiran yang telah

ditanamkan kepada pegawai bahwa kinerja yang tinggi akan memperoleh hasil

yang baik dan berharga.

Salah satu teori yang termasuk dalam teori pembelajaran adalah operant

conditioning theory yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Menurut teor ini

seseorang akan belajar untuk melakukan perilaku tertentu yang akan membawa

dirinya memperoleh konsekuensi yang diinginkan dan seseorang akan

menghindari melakukan perilaku yang akan mendatangkan konsekuensi yang

tidak diinginkan. (Solihin, 2009 : 159).

1.5.5 Metode Motivasi

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk memotivasi pegawai :

1. Metode langsung, yaitu motivasi materil dan motivasi nonmaterial yang

diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian,

penghargaan, bonus, piagam dan sebagainya.

2. Metode tidak langsung, yaitu motivasi yang diberikan hanya merupakan

fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja, sehingga para

(30)

fasilitas yang mendukung teknis dalam bekerja, ruangan kerja yang nyaman,

dan lain-lain.

1.5.6 Proses Motivasi

Dalam memotivasi ada beberapa proses yang perlu diperhatikan oleh

pemimpin sebagai subjek yang memberikan motivasi kepada para pegawai yaitu :

(Hasibuan, 1996 : 101-102)

1. Tujuan, dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan

organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi ke arah tujuan tersebut.

2. Mengetahui kepentingan, dalam proses motivasi penting mengetahui

kebutuhan/keinginan pegawai dan tidak hanya melihatnya dari sudut

kepentingan pimpinan dan organisasi saja.

3. Komunikasi Efektif, dalam proses memotivasi harus dilakukan komunikasi

yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang

akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya

insentif itu diperolehnya.

4. Integrasi tujuan, dalam perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan

kepentingan pegawai. Tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus disatukan

dan untuk ini penting adanya persesuaian motivasi.

5. Fasilitas, pemimpin dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada

individu yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, misalnya

memberikan bantuan kendaraan kepada pegawai.

6. Team Work, manager harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik

yang bisa mencapai tujuan organisasi. Team Work (kerja sama) ini penting

(31)

1.5.7 Model-model Motivasi

1. Model tradisional, mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar

gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan system insentif yaitu

memberikan intensif materiil kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin

berprestasi maka semakin banyak balas jasa yang diterimanya. Jadi motivasi

bawahan untuk mendapatkan insentif saja.

2. Model Hubungan Manusia, mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan

supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan mengakui kebutuhan

sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta penting. Sebagai

akibatnya pegawai mendapatkan beberapa kebebasan membuat keputusan dan

kreativitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan

materiil dan nonmaterial pegawai, maka motivasi bekerjanya akan meningkat

pula.

3. Model Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi

oleh banyak faktor, bukan hanya uang/barang atau keinginan atau kepuasan

saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

Menurut model ini pegawai cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi

kerja yang baik.

1.5.8 Manfaat Motivasi

Motivasi dalam diri seorang pegawai akan sangat bermanfaat karena hal

tersebut menyebabkan pegawai dapat menyalurkan dan mendukung perilaku

pegawai tersebut supaya giat bekerja dan antusias mencapai hasil yang optimal.

(32)

kepada pegawai untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang

diinginkan. (Hasibuan, 1987 : 160).

Manfaat motivasi bagi seorang pegawai selain memberikan keuntungan

kepada pegawai itu sendiri juga menguntungkan organisasi itu sendiri, seperti :

1. Dapat mendorong gairah dan semangat kerja pegawai

2. Dapat meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai

3. Dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai

4. Dapat mempertahankan loyalitas dan kestabilan kerja pegawai

5. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai

6. Dapat mengefektifkan pengadaan pegawai

7. Dapat menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

8. Dapat menciptakan kreatifitas dan partisipasi pegawai

9. Dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai

10. Dapat mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugastugasnya

11. Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat dan bahan baku

Hal-hal yang telah diuraikan di atas merupakan manfaat dari motivasi bagi

pegawai yang tentu saja, selain untuk memuaskan kebutuhannya, tentu saja untuk

pencapaian tujuan organisasi.

1.5.9 Pemanfaatan Motivasi

Pada dasarnya pemanfaatan motivasi adalah cara untuk membuat kinerja

para pegawai meningkat atau berkembang. Agar pemanfaatan motivasi dapat

berjalan dengan baik maka erlu diperlukan hal-hal dasar yang berhubungan

(33)

memanfaatkan motivasi karena input terdiri dari hal-hal yang dimiliki pegawai

seperti keahlian, pengetahuan, waktu, tenaga, dan pengalaman.

Hal ini dimanfaatkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kedua, hasil (outcome) mencakup segala sesuatu yang diperoleh para

pegawai dari pekerjaan yang telah dilakukan. Perwujudannya seperti rasa puas

atas hasil pekerjaan, rasa puas terhadap wewenang yang diperoleh, atau berupa

imbalan yang diperoleh.

Dalam mengkonversikan input menjadi outcome terdapat sebuah proses

yang menjadi jembatan. Jembatan ini berupa kinerja yang dilakukan oleh para

pegawai. Kinerja yang dilakukan oleh para pegawai biasanya bersifat efisien,

efektif, dan mengedepankan totatiltas demi mencapai tujuan organisasi. Untuk

memudahkan penjelasan mengenai pemanfaatan motivasi dapat dilihat dari

gambar berikut:

Sumber : dari Gareth R.Jones dan Jennifer M.George,2007. Essentials Of Contemporary Management, Secon Edition, McGraw-Hill. Halaman 324 (dalam Abdoelkadir,2009:155).

Berbagai Input Dari Anggota Organisasi

(34)

1.5.10 Pengertian Produktivitas

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran

(barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang).

Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil

keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan

keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk, dan nilai.

Tohardi (dalam Sutrisno, 2009:100), menjelaskan bahwa produktivitas

kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan

terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan

pekerjaan lebih baik dari hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik

dari hari ini.

Ravianto (dalam Sutrisno, 2009:100), menjelaskan bahwa produktivitas

pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa

kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih

baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak

cepat merasa puas, akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan

kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan

peningkatan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa selalu mencari yang

terbaik atas sebuah pekerjaan. Proses penyempurnaan akan selalu dilakukan setiap

kali mendapatkan hasil dari sebuah pekerjaan. Sikap tidak pernah puas dari

sebuah hasil yang telah dicapai sangat berperan besar dalam peningkatan

(35)

1.5.11 Indikator Produktivitas

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para pegawai yang

ada di sebuah organisasi. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan

akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat

diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Hadari

Nawawi dan Martini Hadari (1990:98) cara pengukuran produktifitas kerja

pegawai meliputi:

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang

pegawai sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta

profesionalisme dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan

tugas-tugas yang diembankan pada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu

yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati

hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja

bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat

dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian

dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.

(36)

dengan apa yang dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan

diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik, pada

gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan pegawai untuk

meningkatkan kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu

merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang

pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang

terbaik dan selanjutnya akan sangat berguna bagi organisasi dan dirinya

sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang

memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi pegawai.

1.5.12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor-faktor yang secara umum mempengaruhi produktivitas adalah

(Sedarmayanti, 1995:75) :

1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.

2. Pendidikan, pada umumnya orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi

akan mempunyai wawasan yang lebih luas yang berpengaruh terhadap

produktivitas kerja.

3. Keterampilan, apabila pegawai semakin terampil maka akan lebih mampu

(37)

4. Manajemen, berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk

memimpin serta mengendalikan staf karena manajemen yang tepat dapat

menimbulkan semangat kerja yang tinggi pada pegawai.

5. Tingkat penghasilan, dapat menimbulkan konsentrasi kerja, menimbulkan

semangat bekerja, dan pegawai juga dapat memanfaatkan kemampuan yang ia

miliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

6. Gizi dan Kesehatan, apabila hal ini dapat dipenuhi maka pegawai akan dapat

bekerja lebih kuat dan lebih bersemangat.

7. Jaminan Sosial, untuk meningkatkan pengabdian pegawai pada organisasi.

8. Lingkungan dan iklim kerja, akan menolong pegawai senang bekerja dan

meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik

menuju ke arah peningkatan produktivitas.

9. Sarana produktivitas, sarana yang digunakan harus yang baik agar dapat

menunjang produktivitas kerja.

10. Teknologi, apabila teknologi yang digunakan tepat dan lebih maju, maka hasil

yang dicapai akan tepat waktu dan lebih bermutu.

11. Kesempatan berprestasi, akan menimbulkan dorongan psikologis untuk

meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki.

1.5.14 Pengaruh Motivasi dalam Peningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai Dalam konteks pemberdayaan sumber daya manusia, agar menghasilkan

pegawai yang profesional dengan intergritas yang tinggi, diperlukan adanya acuan

yang merupakan kontribusi sebagai motivasi bagi organisasi atau perusahaan.

(38)

yaitu perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan dan

pemberdayaan sumber daya manusia agar dapat menunjang tercapainya

produktivitas di dalam organisasi tersebut.

Ishak (2003 : 28) menyatakan manfaat motivasi yang paling utama adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Salah

satu cara untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai ialah denganpemberian

motivasi atau daya perangsang kepada para pegawai. Tercapainya tujuan

organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para anggota organisasi

tersebut. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, apabila

semua komponen organsiasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal

termasuk peningkatan produktivitas kerja. Seorang pegawai juga akan termotivasi

dan meningkatkan produktivitas kerjanya apabila dalam dirinya terdapat

keyakinan bahwa keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai

juga.

Tujuan utama dari produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai

mampu menjadi pegawai yang efektif, efisien, produktif, bersih dan berwibawa

serta inovatif dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan dilandasi

semangat dan pengabdian masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan ini akan

tercapai dengan baik, jika pegawai memiliki motivasi yang tinggi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan produk

tivitas kerja dari pegawai diperlukan motivasi, karena dengan adanya motivasi

diharapkan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat diselesaikan dengan

cepat dan tepat dan para pegawai akan merasa senang melakukan kegiatan tau

(39)

1.6 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2004:7). Berdasarkan teori yang telah diuraikan,

maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut “Ada Hubungan Motivasi

dengan Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai.”

1.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:55), konsep merupakan istilah dan defenisi

yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan

kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuan adalah

untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti.

Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah

motivasi dan produktivitas kerja.

1. Motivasi

Daya pendorong yang menciptakan kemauan seseorang, baik berasal dari

dalam maupun dari luar diri agar mereka mau bekerja dengan segala daya

upayanya untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Produktivitas Kerja Pegawai

Kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang dan jasa yang dilandasi

kualitas dan sikap mental pegawai serta upaya peningkatan dan perbaikan kinerja

agar tercapai tujuan organisasi.

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

(40)

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel (Singarimbun, 1995:46).

Defenisi operasional dapat dikatakan sebagai petunjuk pelaksanaan

bagaimana mengetahui dan mengidentifikasi suatu variabel, sehingga dalam

pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam

variabel. Adapun defenisi operasional penelitian ini adalah :

1. Motivasi sebagai variabel bebas (X), diukur dengan menggunakan

indicator-indikator sebagai berikut :

1) Kebutuhan-kebutuhan intrinsik :

- Adanya rasa ingin dihormati dalam lingkungan kerja (sense of importance)

- Adanya rasa memiliki terhadap organisasi/instansi tempat bekerja (sense of

belonging)

- Adanya rasa diikutsertakan dalam setiap pekerjaan (sense of participation)

- Adanya rasa aman dan nyaman di tempat bekerja (safety and security

needs)

- Adanya kepuasan dalam menyelesaikan pekerjaan (needs for achievement)

2) Kebutuhan-kebutuhan ekstrinsik :

- Gaji/upah (physiological needs)

- Insentif (bonus)

- Kebijakan atas suatu pengahargaan hasil kerja (reward)

- Tanggung jawab

- Aturan-atruran yang diterapkan di lingkungan organisasi/instansi

(41)

2. Produktivitas Kerja Pegawai sebagai Variabel Terikat (Y), dengan indikator

sebagai berikut :

1) Kemampuan untuk bekerja lebih giat dan lebih baik.

- Kemauan untuk melakukan perbaikan terus-menerus

2) Adanya pengembangan diri pegawai

- Adanya kemauan untuk meningkatkan keterampilan (skill) yang dimiliki

pegawai.

3) Peningkatan mutu dari hasil kinerja

Usaha dan kemauan untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah

lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas

kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk

memberikan hasil yang terbaik dan selanjutnya akan sangat berguna bagi

organisasi dan dirinya sendiri.

4) Semangat Kerja

- Disiplin atas waktu kerja yang konsisten

- Intensitas kehadiran dalam bekerja yang baik dan stabil

- Mengikuti segala program kerja

5) Efisiensi Kerja

Tingkat keberhasilan pegawai dalam mencapai tujuan dengan menggunakan

sumber daya dan dana sehemat mungkin/tidak melakukan pemborosan, hal

ini dapat dilihat dari sedikitnya kesalahan yang dilakukan dan penggunaan

(42)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa

kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen

(X) dengan variabel dependen (Y) yang menggunakan rumus statistik (Arikunto,

1996: 5). Dengan motode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada

berdasarkan data dan fakta yang diperoleh .

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Medan Barat jalan Budi

Pembangunan No.1 Medan.

2.3 Populasi dan Sampel

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan terlebih dahulu

populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2006: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pegawai Negeri Sipil

yang ada di kantor Kecamatan Medan Barat Kota Medan yaitu sebanyak 23 orang.

Menurut Hidayat (2000: 2), sampel adalah kelompok kecil yang kita amati

dan merupakan bagian dari populasi sehingga karakteristik populasi juga dimiliki

oleh sampel. Mengutip dari pendapat Arikunto (1996: 104) yang menyatakan

bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang maka sampel diambil dari

(43)

15% atau 20% - 25% dari populasi. Karena populasi dalam penelitian ini kurang

dari 100 maka sampel yang diambil adalah seluruh populasi yaitu sebanyak 23

orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan, atau

fakta-fakta yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut;

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan

penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang

diteliti. Hal ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang

dilengkapi dengan alternatif jawaban yang telah disediakan.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang tentunya

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui studi

kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan buku-buku, karya ilmiah,

makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti. Studi

dokumentasi adalah dilakukan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen, dan

arsip yang menyangkut masalah yang diteliti berhubungan dengan instansi

terkait.

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan

diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik

(44)

menilai jawaban Kuesioner (Sugiyono, 2006:107). Penentuan ini dihitung

berdasarkan alternatif jawaban (a,b,c,d dan e), akan diberi skor sebagai berikut:

1. Untuk pilihan jawaban ”a” diberi nilai/skor 5

2. Untuk pilihan jawaban ”b” diberi nilai/skor 4

3. Untuk pilihan jawaban ”c” diberi nilai/skor 3

4. Untuk pilihan jawaban ”d” diberi nilai/skor 2

5. Untuk pilihan jawaban ”e” diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka ditentukan

skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Banyaknya Bilangan Skor tertinggi – Skor terendah

Maka diperoleh : 5 – 1

5

= 0,8

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

masing-masing variabel yaitu:

1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,2 - 5,0

2. Skor untuk kategori tinggi = 3,3 - 4,1

3. Skor untuk kategori sedang = 2,4 - 3,2

4. Skor untuk kategori rendah = 1,5 - 2,3

(45)

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan

ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian

tersebut akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana.

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel terikat. Adapun metode statistik

yang digunakan adalah:

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya

hubungan antara variabel bebas (motivasi) dengan variabel terikat (kinerja).

Adapun rumus Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut;

�xy = N ∑ xy - ∑ x ∑ y

�N ∑ x² (∑x)² − N ∑ y² (∑y)²

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y, yaitu bilangan yang menunjukkan

besar kecilnya hubungan antara X dan Y.

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

N = jumlah bilangan (populasi/sampel)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga

kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu;

- Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya

(46)

- Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel

yang lain

- Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai

hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengitung adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat

hubungan kedua variabel berdasarkan nilai rxy (Koefisien Korelasi) digunakan

penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka-angka, dan Sugiyono (2006: 149)

menyatakan sebagai berikut;

Tabel 2.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Dengan nilai rxy yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung

melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai rxy yang kita peroleh tersebut

berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas rxy yang

signifikan. Ketentuannya apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel (thitung >

rtabel) maka Ha (Hipotesa Alternatif) diterima, dan apabila rhitung lebih kecil

dari rtabel (thitung > rtabel) maka Ha (Hipotesa alternatif) ditolak. Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

(47)

2. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai

koefisien korelasi dan dikaitkan dengan 100%. Dengan rumus sebagai berikut:

D = r² x 100%

Dimana:

D = Koefisien Determinan

(48)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta

dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah

timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di

bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan

Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

Secara geografis, Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44°

BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota

Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara

berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan

berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu

domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah

hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada

maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kotamadya Medan memiliki 21

Kecamatan dan 158 Kelurahan.

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis.

Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari

wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh

suku-suku asli, seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir

dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi

(49)

Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah

bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini

dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti : Melayu, Simalungun, Batak Toba,

Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagai.

Suku-suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu

lain.

3.2 Kecamatan Medan Barat dan Luas Wilayah

Kecamatan Medan Barat merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan

yang terbagi menjadi 6 kelurahan dan 98 lingkungan. Adapun kelurahan yang

berada di Kecamatan Medan Barat adalah Kelurahan Silalas,Kelurahan Kesawan,

Kelurahan Sei Agul, Kelurahan Glugur Kota,Kelurahan Pulo Brayan Kota, dan

Kelurahan Karang Berombak.

Wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Adapun nama Camat

yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Barat sejak mulai terbentuk hingga

sekarang adalah sebagai berikut:

Tabel

Nama Camat dan Lamanya Menjabat di Kecamatan Medan Barat sejak Tahun 1974 s/d sekarang

No Nama Pejabat Tahun Masa Jabatan

1 Tahzan Ginting 3 tahun

2 Fahrurazi 1974 – 1978

3 Abu Hanifah 1978 – 1982

4 Gazali Pane 1982 -

(50)

6 Anwar Ritonga

7 Ali Chan 1996 – 1999

8 Drs. H. Maulana 1999 – 2001

9 Hutagalung 2001 – 2005

10 H. Pardamean Siregar SH 2005 – 2010

11 Syahrul Efendi Rambe, S.Sos 2010 – 2012

12 Sutan Tolang Lubis, SSTP, MSP 2012 – 2014

13 Rasyid Ridho Nasution, SSTP 2014 – sekarang

3.3 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Barat

Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Barat adalah sekitar 5,4 km².

Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Silalas dengan luas 1,68 km² disusul

Kelurahan Kesawan seluas 1,06 km², kemudian Kelurahan Sei Agul dengan luas

0,98 km², Kelurahan Glugur Kota 0,78 km², Kelurahan Pulo Brayan Kota 0,62

km², dan yang terkecil adalah Kelurahan Karang Berombak 0,28 km².

Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan

Kecamatan Medan Barat adalah :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Deli

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Petisah

Sebelah Timur : Kecamatan Medan Timur

(51)

PETA WILAYAH KECAMATAN MEDAN BARAT

Berikut ini kami tampilkan Tabel Kelurahan, Luas Lahan dan Jumlah

Lingkungan di Kecamatan Medan Barat hingga saat ini, yaitu :

Tabel

Nama Kelurahan, Luas Lahan, dan Jumlah Kepala Lingkungan di Kecamatan Medan Barat Tahun 2013

No. Kelurahan

Luas (km²)

Jumlah Lingkungan

Persentasi Luas Kecamatan (%)

1 Kesawan 1,06 11 19,63

2 Silalas 1,68 12 31,11

Gambar

gambar berikut:
Tabel 2.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel
Tabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Taat kepada peraturan hal yang sulit untuk dilaksanakan oleh berbagai orang, pegawai kantor Camat Medan Selayang masih adanya kurang taatnya terhadap peraturan yang berlaku

dengan judul : “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan)”.. 1.2

Dari hasil penelitian yang diperoleh r xy = 0,636 hal ini berarti menunjukkan ada pengaruh antara Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengaruh Sistem Komputerisasi terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Medan Selayang berada pada kategori sangat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam menganalisa pengaruh motivasi terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pemerintah Umum maka dapat

Judul Penelitian ini adalah “Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Menyuke Kabupaten Landak”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Agar kantor Camat Medan Deli dapat melayani masyarakat dengan baik tentunya pegawai yang ada harus sesuai dengan kemampuannyaagar dapat melaksankan tugasnya dengan

iii PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA AJENDAM II/SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan