• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2011/2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Upayapeningkatanketerampilangerakdasartolakpelurugayamenyampingdenganmodifikasialat padasiswakelas VII a SMP Negeri 1 SukoharjoTahunAjaran 2011/2012

Oleh NORMAN

Penelitianinidilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukoharjo yang membahastentangtolakpeluru. Tujuanpenelitianini :

1. Untukmengentahuidanmemperbaikipembelajarantolakpelurugayamenyampingdenganmen ggunakan media alat bantu

2. Untukmengetahuitolakpelurugayamenyampinglebihefektifdanmeningkat di SMP Negeri 1 Sukoharjo

Metodepenelitian yang dipakaimemakaiPenelitianTindakanKelas (PTK), meliputi 3 siklusadapunsubyekpenelitiannyasiswa VII a SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Kesimpulan yang didapatdalampenelitianiniadalah :

1. Denganmenggunakanmodifikasialatpembelajarandapatmeningkatkanpembelajarantoalakp elurugayamenyampingsehinggadapatmempermudahpemahamankonseppembelajaransisw asehinggadapatmemperbaikiketerampilangerakdasartoalakpelurugayamenyamping di SMP Negeri 1 Sukoharjo

2. Denganmenggunakanmodifikasialatpembelajaranbentukmempermudahpemahamankonse ppembelajaransiswasehinggadapatmemperbaikiketerampilangerakdasartolakpelurugayam enyamping did SekolahMenenganPertama

Saran.

(2)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani kelas VII Sekolah Menegah Pertama (SMP). Untuk aspek

keterampilan dasar olahraga termasuk diantaranya memperaktikan gerak dasar atletik

berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Ini berarti siswa harus memperhatikan gerak dasar salah satu nomor atletik secara

benar.

Atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lempar dan lompat. Nomor-nomor pada atletik

tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang dianggap benar dan tepat, sehingga

gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efesien dan efektif. Demikian

halnya pada nomor tolak peluruh, lempar lembing, lempar cakram, lontar martil,

semua ini diperlukan teknik yang benar dan keserasiaan antara tahap persiapan, tahap

gelincir, tahap pelepasan dan tahap pemulihan.

Pada cabang olahraga atletik khususnya tolak peluru adalah suatu gerakan menolak

alat dengan berat tertentu yang terbuat dari logam yang dilakukan dengan awalan atau

sikap badan pada waktu akan menolak peluru menyamping arah tolakan. Tolak peluru

didalamnya mengandung unsur-unsur gerak yang kompleks yang dimulai dari tahap

persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan dan tahap pemulihan. Tahap gerak tersebut

harus dilakukan dalam suatu gerakan yang harmonis dari seluruh aggota tubuh,

(3)

Dari hasil pengamatan pada siswa kelas VII a SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012 bahwa kemampuan gerak dasar tolak peluru masih dalam katagori rendah.

Karena hanya 5 siswa atau 15.62 % yang bisa melakukan dengan benar dengan nilai

65 atau diatas 30 siswa atau 84.38 % mendapatkan nilai dibawah 65 dan jumlahnya

siswa sebanyak 34 siswa.

Peneliti mengidentifikasi penyebab rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar

tolak peluru ini disebabkan oleh cara pembelajaran yang kurang efektif. Dikarenakan

terbatanya alat yang digunakan oleh guru disekolah dan cara pemberian materi

pembelajaran tolak peluru kepada siswa, sehingga siswa sulit menerapkan

pembelajara gerakan tolak peluru dengan benar. Siswa yang berjumlah 34 orang

melakukan gerak dasar tolak peluru dengan jumlah peluru yang terbatas dengan tiga

buah peluru, jadi siswa terkendala untuk melakukan pengulangan untuk mencoba

melakukan gerak dasar tolak peluru.

Tidak hanya terbatasnya jumlah peluru para siswa juga mengalami kesulitan dengan

berat peluru yang digunakan dengan berat peluru standar putri yang beratnya 4 Kg

sehingga siswa sangat sulit untuk melakukan gerak dasar tolak peluru dengan benar.

Hal ini dikarenakan berat peluru yang terlalu berat dan tidak sesuai dengan

kemampuan siswa. Berat keterampilan gerak dasar tolak peluru seperti yang

diinginkan oleh guru agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Semua ini dikarenkan juga karena ketergantungan guru pendidikan jasmani pada

(4)

modifikasi yang tepat untuk proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru sehingga

menyebabkan pola pembelajaran yang kurang efektif, variatif dan siswa kurang

berminat dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru.

Karena siswa terkendala dengan berat peluru yang digunakan sehingga siswa

kesulitan melakuakan gerak dasar yang benar. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa

melakukan gerakan tolak peluru dan gerakannya menjadi tidak sempurna, sehingga

pada awalan sampai saat pelepasan peluru siswa masih belum bisa menerapkan gerak

dasar yang benar, dan tolakan peluru yang dihasilkan tidak maksimal.

Selain itu alat yang digunakan untuk proses belajar terbatas untuk 34 orang siswa,

sehingga berbagi permasalahan timbul akibat kekurangan peluru tersebut, antara lain :

1. Siswa harus menunggu lama untuk mendapat giliran

2. Waktu pun banyak terbuang sia-sia serta pengulangan gerakan dan untuk proses

pembelajaran siswa sangat terbatas

3. Siswa tidak maksimal dalam pembelajaran gerak dasar tolak peluru yang benar

4. Pelaksanaan evaluasi terhadap keterampilan gerak dasar tolak peluru sangat sulit

dilakukan

5. Hasil evaluasinya tidak sesuai dengan apa yang guru harapkan

Untuk menanggulangi masalah diperlukan modifikasi alat bantu pembelajaran yang

dapat dikaitan dengan kondisi lingkungan pembelajaran, baik kondisi siswa itu sendiri

dimana seswa dapat menggunakan alat modifikasi dengan maksimal dan menarik

(5)

lebih efektif, siswa dapat menggunakan semua alat modifikasi untuk memudahkan

siswa dalam pembelajaran gerak dasar tolak peluru.

Memodifikasi peralatan bertujuan untuk menambah jumlah peluru yang digunakan

dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta peralatan yang

digunakan dan menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan pembendaharaan

gerak agar sukses dalam kegembiraan dan pengayaan pembendaharaan gerak agar

sukses dlam mengembangkan keterampilan gerak dasar tolak peluru.

Semua ini bertujuan untuk memaksimalkan proses belajar keterampilan gerak dasar

tolak peluru dan juga diharapkan dapat memperdayakan siswa agar lebih banyak

bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan arti pendidikan

jasmani itu sendiri. Selain itu diharapkan dengan penggunaan modifikasi yang

menarik dapat menambah motivasi siswa untuk mencoba teknik dasar tolak peluru

dan berlatih secara berulang-ulang, dengan demikian proses pembelajaran dapat

berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Bertitik tolak dari uraian diatas dan dari permasalahan yang muncul, maka penulis

bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan

judul “ Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Tolak Peluru Dengan Modifikasi Alat Pada

Siswa Kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo Pringsewu”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat

(6)

1. Kurangnya minat siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012 mengikuti pembelajaran atletik yang diberikan di sekolah.

2. Kurangnya kemampuan siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012 melakukan keterampilan gerak dasar tolak peluru

3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012 dalam keterampilan gerak dasar tolak peluru.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada cabang

atletik nomor lempar tolak peluru

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penelitian diaras dapat dirumuskan sebagai berikut

:

Apakah ketertampilan gerak dasar tolak peluru dapat ditingkatkan dengan modifikasi

alat pada siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

E. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk meningkatkan minat siswa mengikuti pelajaran atletik, khususnya tolak

peluru pada siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

b. Untuk menigkatkan ketertampilan gerak dasar tolak peluru pada siswa kelas VII A

(7)

c. Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya

keterampilan gerak dasar tolak peluru pada siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo

tahun pelajaran 2011/2012

F. Manfaat

Peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki keterampilan

gerak dasar tolak peluru dengan modifikasi alat dan untuk meningkatkan proses

pembelajaran gerak dasar tolak peluru dan menyenangakan kemudian menunjang

dalam pencapainya kemampuan gerak pada usia dewasa.

b. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak

peluru gaya teknik linier.

c. Guru Penjaskes

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran

yang bermakna dan berkualitas, menentukan model atau pendekatan dengan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat

mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapilah keberhasilan

pembelajaran dan prestasi belajar atletik khusunya nomor lempar tolak peluru.

(8)

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam

pengembangan ilmu pembelajaran atletik nomor lempar “Tolak Peuru” khususnya

untuk mata kuliah atletik.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Objek Penelitian : Memberikan upaya peningkatan keterampilan gerak

dasar tolak peluru

Subyek Peneltian : Siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo

(9)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

sekolah. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan

melalaui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.

Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta

didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman

sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”

(Depdikbud, 1993:1)

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan

pendidikan jasmni mencangkup aspek biologis, sosiologis dan budaya. Dari aspek

biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur

jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis

dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut untuk memahami lingkungan

belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang

berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum

pendidikan dasar (Depdikbud, 1993:1) Menjelaskan :

“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang

pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. (b) memberikan pemahaman tentang manfaat

pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak. (c)

(10)

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, karena itu pula tujuannya pun

bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih.

Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman

belajar dan melalui itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai

tujuan pendidikan. Menurut Rusli Lutan (2000:5) Pendidikan jasmani adalah

proses ajar melalui aktivitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia.

Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat

penting untuk merangsang kebutuhan dan perkembangan (fisik dan psikis)

Pendidikan jasmani merupakan bagia integral dari pendidikan secara keseluruhan

yang mencangkup dari kurikulum yang berbasis kompetensis (KBK). Materi

pokok pendidikan jasmani adalah materi yang dipelajari oleh siswa, sebagai

sarana untuk mencapai kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Materi pokok

pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : (1) Permainan

dan olahraga. (2) aktivitas pengembangan. (3) uji diri atau senam. (4) ativitas

ritmik. (5) akuatik (aktivitas air) dan (6) aktivitas luar sekolah. (Dekdikbud,

2005:15)

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah

pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang

professional dari domain belajar, yaitu : Psikomotorik, kognitif dan afektif. Oleh

(11)

memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut.

Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani mengemban misi kependidikan, sebab tujuan yang ingin

dicapai selaras dengan tujuan pendidikan pada umunya. Maka dalam

pelaksanaanya selalu memperhatikan prektek-praktek yang bersifat mendidik.

Setiap penyelenggaraan pendidikan jasmani akan menghasilkan seperangkat hasil

pendidikan yang harus dicapai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam korteks ini tujuan pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran

yang disusun secara sistematis.

Berdasarkan paparan diatas dapat saya simpul kan bahwa dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman

tentang karateristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari

domain belajar yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Oleh karena itu, program

pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian

yangcukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka

program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

B. Atletik

Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik

merupakan gerakan-gerakan yang bisa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan

sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa yunani, yaitu Athlon

(12)

cabang olah raga yang memperlombakan meliputi nomor perlombaan jalan cepat

3 Km, 5 Km, 10 Km, 20 Km, 30 Km, 50 Km, lari 100 m, 200 m, 400 m, 800 m,

1500 m, 3000 m, 5000 m, 10000 m, marathon, lari gawang (100 m untuk putri,

110 m untuk putra) 4x100 m estafet dan 4x400 m estafet, lompat jauh, lompau

jungkit, lompat tinggi, lompat tinggi galah, dan lempar lembing, lempar cakram,

tolak peluru, lontar martil (Depdikbud, 2000:9)

Menurut Carr Gerry A (2000:3) salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah

adalah pembelajaran atletik, atletik merupakan suatu keterampilan yang mampu

mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat

diberikan kepada para peserta didik baik secara formal, informal maupun non

formal. Keterampilan teknik melempar sangat penting untuk dikuasai atau dimiliki

setiap orang dan harus dikenalkan sedini mungkin agar kemampuan penguasaan

geraknya segera dikuasai dan juga dapat mengembangkan kemampuan mentalnya

yang baik seperti disiplin percaya diri, serta keberanian dalam menghadapi dan

memecahkan masalah.

C. Tolak Peluru

Tolak peluru termasuk event atau nomor lempar, istilah yang dipergunakan bukan

lempar peluru, tetapi tolak peluru. Penggunaan istilah tersebut disesuaikan dengan

peraturan atau cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara didorong atau ditolak

(13)

Tolak peluru adalah suatu gerakan menolak alat bundar dengan berat tertentu yang

terbuat dari logam yang dilakukan dengan awalah atau sikap badan pada waktu

akan menolakan peluru membelakangi arah tolakan. Ada beberapa tahap dalam

gerakan dasar tolak peluru seperti tahap persiapan, tahap tergelincir, tahap

pelepasan dan tahap pemulihan. Ada dua teknik dalam tolak peluru :

1. Teknik Menyamping

Dalam teknik menyamping tahap persiapan harus dalam posisi untuk memulai

menggelincirkan seterusnya dalam tahap menggelincir pelempat/penolak dan

peluru bergerak dipercepat pada saat untuk melepaskan peluru dan dalam

tahap melepaskan peluru dihasilkan kecepatan tambahan dan dipindahakan

kepeluru sebelum dilepaskan dan peluru ditolak/dilepaskan dan tahap

pemulihan pelempar menahan dan menghindari melakukan kesalahan.

2. Teknik Rotasi

Dalam teknik rotasi tahap persiapan pelempar bergerak ke posisi optimum

untuk memulai dengan putaran dan dalam tahap putaran peluru dipercepat

pada saat pelempar bergerak ke posisi optimum untuk melepaskan peluru dan

dalam tahap pelepasan peluru kecepatan tambahan diciptakan kepeluru

sebelum dilepaskan dan dalam tahap pemulihan menahan dan menghindari

(14)

Gambar 1 : Keterampilan gerak dasar tolak peluru diadopsi dari buku IAAF

(2000:155)

Dalam buku IAAF (2000:159-165) adapun proses gerak dasar tolak peluru

adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Penolak berdiri tegak dibagian belakang lingkaran, punggung

 Menghadap ke stop board

 Tubuh dibungkukan kedepan, paralel dengan tanah

 Badan seimbang dengan satu kaki topang

 Kaki topang ditekuk, sementara tungkai bebas ditarik ke arah

lingkaran belakang

b. Tahap Tergelincir (ke belakang)

 Badan bergerak ke depan menuju tumit, tidak mendudukan pinggul

 Kaki bebas/ayun didorongkan rendah kearah balok penahan

 Kaki topang diluruskan diatas tumitnya

Kaki topang memelihara kotak dengan tanah selama gerak

meluncur itu

 Bahu dijaga tetap bidang terhadap lingkaran

(15)

 Berat badan ditumpukan pada telapak kaki kanan bagian depan,

lutut kanan ditekuk

 Tumit kaki kanan dan jari-jari kaki kiri adalah ditempatkan segaris

 Pinggul dan bahu adalah terpilin

 Kepala dan lengan kiri dikunci dibelakang

 Tungkai kanan diluruskan dengan gerakan memutar yang eksplosif

sampai pinggul kanan menghadap bagian depan lingkaran lempar.

 Tungkai kiri hampir diluruskan dan ditahan, mengangkat badan

(mempengaruhi sudut)

 Gerakan memilih tubuh diblok oleh lengan kiri dan bahu

 Siku kanan diputar dan diangkat dalam arah lemparan

Berat badan ditransfer dari kaki kanan dan ke kaki kiri

 Serangan “dari lengan pelempar dimulai setelah tubuh dan

tungkai-tungkai diluruskan sepenuhnya

 Lengan kiri ditekuk dan dilempar dekat badan

 Percepatan diteruskan dengan pergelangan tangan direnggangkan

sebelumnya (ibu jari kebawah, jari-jari memutar keluar setelah

peluru dilepaskan)

 Kaki-kaki menyentuh tanah untuk melapaskan peluru

 Kepala ada dibelakang kaki jari yang menahan sampai saat

lepasnya

Kepala ada dibelakang kaki kiri yang menahan sampai saat

lepasnya peluru

(16)

 Kaki-kaki cepat berganti setelah peluru lepas

Tungkai kanan ditekuk

 Badan bagian atas ditekuk

 Kaki kiri diayun kebelakang

 Padangan mata kebawah

D. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai

pengalaman tentang ilmu pengentahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering

diartikan penambahan pengentahuan.

Adapun ciri kegiatan yang disebut”Belajar” adalah sebagai berikut (Noehi

Nasuiton, 1994:2) :

a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar,

baik actual maupun potensional

b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang

berlaku yang relative lama

c. Perubahan itu terjadi karena usaha

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya

interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencangkup

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

(17)

“belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang dinyatakan

dalam bentuk penguasaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai

pengentahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi

atau luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang

terorganisasi”.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalau pengalaman

(learning is defend as the modification or streng-thening of behavior through

experiencing) (Oemar Hamalik 2008:36). Menurut pengeritan ini, belajar adalah

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

kelakuan.

Belajar adalah usaha untuk menguasai segala suatu yang berguna untuk hidup.

Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar itu agak sempit, hanya

mencangkup menghapal, mengingat dan memperoduksi sesuatu yang dipelajari

(Soekidjo Notoatmodjo 2003:36)

Robert M. Gagne dalam Haris (2008:19) mengemukakan bahwa :

“Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar

secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja.

Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar diri dan

(18)

Belajar adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan

dalam jangaka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses

pertumbuhan.

Hasil belajar merupakan perubahan penguasaan kemampuan teori maupun praktek

yang relative permanen (melekat) antara sebelum menerima proses pembelajaran

dengan setelah proses berakhir.

Kegiatan itu sendiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang

sedang belajar, baik actual maupun potensial.

b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang

berlaku untuk waktu yang telative baru.

c. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha, bukan Karena proses

Pendapat ini didukung oleh Higard, yang disajikan oleh Pasaribu dan Simanjuntak

dalam buku Soekidjo Notoatmojo (2003:38), yang menyatakan bahwa :

“belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan.

Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh

pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena

obat-obatan”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses

(19)

sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan

pengalaman belajar.

E. Belajar Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke

waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP, otak dan ingatan. Dengan demikian

tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan

menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari

kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa

sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk

keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi

ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini dilakukan maka gerak itu tanpa

memikirkan gerak itu traskusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditentukan jarak

dan arah dari titik pangkalnya (Ali Nur, 2005:19). Jadi pengertian gerak

perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Gerak dasar dalam tolak peluru adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam

tolak peluru, baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencangkup gerakan

lokomotor dan keterampilan manipulative.

(20)

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan

pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan

dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar

yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima dan dipahami peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu

guru agar belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta

efesien. Dibawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut :

a. Tayar Yusuf (1985:52) alat peraga adalah alat yang dapat memperdengarkan

atau dapat mempergakan bahan-bahan tersebut, sehingga murid-murid dapat

menyaksikan langsung, mengamat-amati dengan cermat, memegang atau

merasakan bahan-bahan pergaan pelajar itu.

b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992:2)

bahwa media merupakan alat bantu yang diperlukan oleh guru dan siswa agar

dapat memperjelas materi dan dapat lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar

Menurut Ag. Suejono (1946:79) alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua

ukuran panjang dan lebar, umpamanya : gambar, bagan dan grafik. Sedangkan alat

peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi.

Umpamanya : “biasa menggunaka barang tiruan yang mempunyai bentuk seperti

barang sesungguhnya”. Alat peragaan yang diproyeksi adalah alat yang

menggunakan proyektor sehingga gambar Nampak pada layar :

a. Film dan televise b. slide dan flem strip

(21)

Dalam kamus besar bahasa Indoenesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai

untuk mengerjakan sesuatu” (Pamungkas 2000:52) alat merupakan bagian dari

fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang

materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran

merupakan upaya seoarang guru untuk merubah alat pembelajaran yang

sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk

meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan

dicapai dengan sebaik-baiknya.

H. Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan

tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang

menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli dalam Heman

Tarigan (2003:23) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu :

1) Lokomotor. 2) Gerakan non lokomoto. 3) Manipulatif

Lutan Rusli (2000:11) mendifinisikan gerak lokomotor adalah”gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari suatu tempat ketempat lain atau

memproyeksikan tubuh keatas misalnya : jalan, lompat dan berguling”. Gerak non

(22)

tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan

menarik”. Sedangkan gerak manipulative adalah keterampilan memainkan suatu

proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian

tubuh yang lain. Gerak manipulative ini bertujuan untuk koordinasi mata kaki,

mata tangan. Misalnya : menangkap dan menendang.

I. Belajar Motorik

Menurut Siedentop dalam Haris (2008:27) belajar motoric adalah proses yang

bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan

permanen dalam perilaku keterampilan

Pada masa akhir anak besar, pada umumnya merupakan gerakan-gerakan tersebut

sudah mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang

dewasa. Perbedaanya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang

bertenaga. Belajar motoric adalah menghasilkan perubahan yang relative

permanen.

Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu

mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses

belajar dan beralatih. Lutan (2000:19) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku

yang relative permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang

lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motoric suatu proses yang

berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relative permanen dalam

(23)

Menurut Lutan (2000:23) belajar motoric adalah “seperangkat proses yang

berkaitan dengan latihan dan pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan

dalam prilaku terampil”.

Adapun tahap dalam keterampilan motoric yaitu sebagai berikut :

a. Tahap kognitif”merupakan tahap awal dalam belajar motoric” dalam tahap ini

peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan,

kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun

visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta

didik melalui latihan praktik secara teratur agar perubahan prilaku gerak

menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan

umpan balik untuk apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, control terhadap gerak semakin tepat

dan penampilan semakin konsisten secara cermat. Menurut girimijoyo dalam

priyono mengatakan”secara psikologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri

peserta didik telah terjadi suatu kondisi reflek yang sangat efesien dan hanya

akan melibatkan usur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang

diinginkan”.

Seperti yang dikemukakan diatas, dapat dinyatakan bahwa belajar motoric

mengacu pada perubahan perilaku atau tingakah laku manusia dengan kata lain

objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang Nampak bergerak dan

(24)

J. Modifikasi Alat Pembelajaran

Didalam kamus besar bahasa Indonesia modifikasi adalah “pengubahan” dan

berasal dari kata “ubah” yang berarti “lain atau beda” mengubah dapat diartikan

dengan “menjadikan lain dari yang sebelumnya atau cara mengubah”. Kemudian

mengubah dapat juga diartikan pembaruan, tidak mengherankan bahwa pada

mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena

mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek

belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan

untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus

bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah”yang dipakai untuk mengerjakan

sesuatu” alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk

proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran

guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan

diberikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat

dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran

merupakan suatu upaya untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya

menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai

(25)

Modifikasi alat yang akan diguanakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastic yang seukuran dengan peluru dan bola plastic yang

seukuran dengan peluru yang didalamnya di isi dengan semen yang sudah dicapur

dengan pasir, dan dua tiang dan satu tali untuk memperbaiki sudut tolakan.

Keuntungan dari modifikasi alat adalah menambah alat, mudah didapatkannya,

mudah dalam pemakaianya (praktis), lebih ringan dari peluru standar (IAAF

Peraturan Pertandingan 2007:179) berat standar peluru untuk putri remaja, junior

dan senior adalah 4 Kg. untuk putra remaja standar peluru 5 Kg, untuk putra

junior berat standar peluru 6 Kg dan untuk putra senior berat standar peluru 7,25

Kg, serta memudahkan guru dalam mengevakuasi keterampilan gerakan dasar

(26)
(27)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

mengumpulkan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

persoalan yang dihadapi.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan Karena penelitian ini dilakukan

dengan metode kaji tindakan dengan mengacu pada CAR (Classroom Action

Research). Action research adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan

kolaboratif.

Maksudnya, penelitiannya dilakukan sendiri oleh yang berkempentingan, yaitu

si peneliti dan diamati bersama dengan rekan-rerkannya. Action research

berbeda dengan studi kasusu karena tujuan, sifat khususnya yang tidak unik

seperti studi kasus dan prinsipnya yang tidak digunakan untuk menguji teori

dan dilakukan sendiri oleh peneliti serta diamati oleh rekan-rekan peneliti.

Namun, kedua macam peneliti ini sama dalam hal, yaitu bahwa peneliti tidak

memikirkan tentang hasil penelitiannya.

Penelitian tindakan untuk mengembangkan keterampilan baru atau cara

pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan penerapan

(28)

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran spiral

Stephen Kemmis dalam Siswoyo Hardjodipuro (1997:5) berpendapat :

“Action Research adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan

oleh para partisipasi (guru, siswa atau kepala sekolah, Misalnya) dalam

situasi-situasi sosial (termasuk memperbaiki rasionalitasnya dan kebenaran (a)

praktek-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian

mengenai praktek-praktek ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga)

dimana praktek-praktek) dimana praktek-praktek tersebut dilaksanakan”.

Dasar sosial action research adalah keterlibatan : dasar pendidikan action

research adalah perbaikan atau peningkatan mutu. Orang yang melakukan

action research adalah orang yang menginginkan perubahan dari apa yang

selama itu dijalankan dan ingin lebih baik. action research berarti action, baik

mengenai sistemnya maupun mengenai orang-orang yang terlibat dalam

system tersebut.

Action research bukan sekedar mengajar. action research mempunyai makna

sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis terhadap

dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan

mengajar. action research mendorong para guru untuk berani bertindak dan

(29)

dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara professional.

Pertanggung jawaban professional kepada masyarakat secara sistematik inilah

yang membuat kegiatan ini sebagai penelitian.

Action research adalah penelitian sistematik yang hasilnya terbuka untuk

diketahui masyarakat. Action research melibatkan refleksi diri yang berulang,

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan ulang, ia

menuntut guru untuk sadar akan proses dan untuk menyempurnakan

persepsinya untuk mempertanggung jawabkan proses tersebut.

Action research adalah suatu pendekatan untuk memecahkan masalah-masalah

pendidikan yang telah berkembang dari teori-teori sebelumnya. Ia tidak

menolak berbagai teori-teori yang salah, melainkan menggeser tekanan dan

perspektifnya.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan

penelitian dilakuakan. Kemampuan keterampilan guru harus dikembangkan

untuk menghadapi permasalahan actual pembelajaran dikelasnya atau di

sekolahnya sendiri.

Perbaikan dilakukan secara beartahap dan terus-menerus. Oleh karena itu,

dalam penelitian tindakan kelas dengan adanya siklus pelaksanaan berupa

(30)

sehingga akan mendapat timbal balik yang sistematik mengenai apa yang

salama ini dilakukan dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalaui putaran atau spiral dengan

beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindaka,

pengamatan (observasi) dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian

yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui

siklus-siklus berikut ini :

Perencanaan

Gambar 5 : spiral penelitian tindakan kelas (Hopkins, 1993) dalam buku

(31)

Keterangan gamabar diatas :

Perencanaan dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pelaksanaan pengamatan yang dilakukan

oleh pengamat oleh suatu tindakan

 Refleksi

Refleksi adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan

 Perbaikan rencana

Perbaikan rencana suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila

tidak sesuai dengan tujuan yang dinginkan atau tindakan sesuai

rencana

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus

(Sembilan kali pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya peneliti

merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap

siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan

(32)

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 1 Sukoharjo

yang berjumlah 32 siswa

D. Tempat dan Waktu

a. Tempat Penelitian

Dilapangan SMP N 1 Sukoharjo

b. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dua bulan dan terdapat 3

siklus (9 kali pertemuan)

E. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Tolak Peluru

Siklus Pertama

a. Rencana

1. Menyiapkan sekenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti dan

penutup.

2. Menyiapkan alat-alat tolak peluru (bola plastic beragam warna yang

berjumlah 20 yang seukuran dengan peluru standar) untu proses

pembelajaran dan instrument yang dibutuhkan untuk mengobservasi

(33)

3. Menyiapkan siswa berbaris sesuai jumlah peluru untuk pembelajaran

b. Tindakan

1. Peluru dipegang masing-masing siswa setelah dibariskan dengan

merata

2. Siswa melakukan lemparan sesuai dengan gerakan teknik melempar

yang benar dan langakah dalam tindakan siklus pertama, siswa

dibariskan sesuai dengan banyaknya peluru yang disediakan.

3. Setiap siswa melakukan sebanyaknya 5 kali gerakan secara

berulang-ulang

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih

salah.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama tindakan. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan alat modifikasi dapat berjalan dengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan,diamati dan dikoreksi dan berikan waktu

pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

(34)

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua

Siklus Kedua

a. Rencana

1. Menyiapkan sekenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti dan

penutup.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes atletik

nomor lempar tolak peluru

3. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu

peluru yang sudah dimodifikasi (bola pelastik beragam warna yang

seukuran dengan peluru standard an di isi semen yang dicampur

dengan pasir sehingga beratnya menjadi lebih ringan dibandingkan

berat peluru standar yang digunakan di sekolah) ini untuk

meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak peluru terutama pada

tahap pelepasan dan tahap pemulihan.

4. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya peluru dan siswa

(35)

2) Siswa melakukan gerak dasar tolak peluru menggunakan peluru

modifikasi, seperti dilakukan pada siklus pertama

3) Siswa diberikan tugas melakukan teknik lemparan dengan beanar

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama tindakan. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan alat modifikasi dapat berjalan dengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan,diamati dan dikoreksi dan berikan

waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga

Siklus Ketiga

a. Rencana

1. Menyiapkan sekenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti dan

(36)

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes atletik

nomor lempar tolak peluru

3. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu

peluru yang sudah dimodifikasi (bola pelastik beragam warna yang

seukuran dengan peluru standard an di isi semen yang dicampur

dengan pasir sehingga beratnya menjadi lebih ringan dibandingkan

berat peluru standar yang digunakan di sekolah) ini untuk

meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak peluru terutama pada

tahap pelepasan dan tahap pemulihan.

4. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya peluru dan siswa

terbagi dengan merata setiap barisnya.

2) Siswa melakukan gerak dasar tolak peluru menggunakan peluru

modifikasi, seperti dilakukan pada siklus pertama

3) Siswa diberikan tugas melakukan teknik lemparan dengan beanar

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama tindakan. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

(37)

2. Setelah tindakan dilakukan,diamati dan dikoreksi dan berikan

waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

F. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang diguanakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning Ham

dalam Muhajir (1997:58) dijelaskan “alat untuk ukur instrument dalam PTK

dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi

untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat itu berupa indicator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar

tolak peluru teknik linier, bentuk indicatornya adalah : (1) Tahap Persiapan (2)

Tahap gerak gelincir (3) Tahap pemulihan (IAAF-RDC 2000) dan disetiap

indicator diberikan bobot 0-1

Cara pengambilan nilai adalah dengan melakuka tes kualitas gerak dasar tolak

peluru mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pemulihan. Dengan

pemberian nilai jika gerakan yang benar mendapat nilai satu, sedangkan jika

(38)

G. Teknik Analisi Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus, selanjutnya data

dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normative. Untuk melihat hasil

tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu : 1) Rerata Mutlak 2) Rerata kelas 3)

ketuntasan bealajar

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

P =F/N x 100

Keterangan :

P = prosentasi keberhasilan

F = Jumlah gerakan yang dilakukan benar

N = Jumlah siswa yang mengikuti ujian/tes

Bila hasil peritungan meningkat 50 % keatas maka tindakan yang dilakukan

dinyatakan efektif (Suharsimi Arikunto 2006:29)

Elliot dan Adelman (1973) dalam Siswoyo Hardjodipuro (1997:78)

Menyarankan triagulasi sebagai suatu cara yang sangat baik untuk

(39)

untuk merujuk kepada proses untuk memperoleh informasi mengenai suatu

(40)

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan anailisis dan pembahasan dari hasil penelitian, pada setiap siklus

maka dapat disimpulkan hasil penelitian kelas ini sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan alat modifikasi berupa bola plastic beragam warna yang

berjumlah 20 yang seukuran dengan peluru standar dapat meningkatkan minat

siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya keterampilan gerak

dasar tolak peluru pada siswa kelas VII-A di SMP N 1 Sukoharjo.

2. Dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastic beragam warna yang

seukuran dengan peluru standar dan diisi semen yang telah dicampuri dengan

pasir sehingga beratnya menjadi lebih ringan dibandikan dengan berat peluru

standar yang digunakan disekolah dan dua tiang serta satu tali dapat

meningkatkan kemampuan siswa menguasai keterampilan gerak dasa tolak

peluru pada siswa kelas VII-A di SMP N 1 Sukoharjo

3. Dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastic beragam warna yang

berjumlah 20 yang seukuran dengan peluru stadar, bola plastic beragam

warna yang seukuran dengan peluru dan diisi semen yang telah dicampuri

dengan pasir sehingga beratnya menjadi lebih ringan dibandikan dengan berat

peluru standar yang digunakan disekolah dan dua tiang serta satu tali dapat

meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran keterampilan gerak dasar tolak

(41)

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, penulis ingin menyampaikan saran khusu

kepada guru penjas yang ada disekolah SMP N 1 Sukoharjo agar dengan

keterbatasan alat untuk proses pembelajaran yang ada sebaiknya guru penjas

disekolah melakukan modifikasi alat agar proses pembelajaran dapat tercapai

dengan baik dan siswa menjadi lebih termotifasi dengan penggunaan alat

(42)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A

SMP NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN 2011/2012

Oleh NORMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(43)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A

SMP NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN 2011/2012

Oleh NORMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(44)
(45)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MetodologiPenelitian ... 25

RencananPenelitian ... 29

SubjekPenelitian ... 29

TemapatdanWaktu ... 29

Proses PembelajaranKeterampilanGerakDasarTolakPeluru ... 29

(46)
(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismidkk 2007. PenelitianTindakanKelas. PT. Aksara, Jakarta

Bahagia, Yoyo danSuherman, Adang. 2000.

Prinsip-prinsipPengembangandanmodifikasicabangOlahraga. DekpdiknasDirjenPendidikanDasardanMenengah, Jakarta.

DepartemenPendidikanNasional, 2006. PanduanPembelajaranSilabusPenjasSekolahDasar.

Ibrahim, Rusli. 2002. LandasanPsikologisPendidikanJasmani di SekolahDasar. DepdiknasDirjenPendidikanDasardanMenengah Jakarta.

Saputra M, Yudha.2002. PembelajaranAtletik di SekolahDasar. DepdiknasDirjenOlahraga, Jakarta,

Suherman, Adang. 2002. EvaluasiPendidikanJasmani, Asemen Alternative terhadapkemajuanbelajarsiswasekolahdasar.

DepdiknasDirjenPendidikanDasardanMenengah. Jakarta.

Universitas Lampung, 2007, Format PenulisanKaryaIlmiah, Bandar Lampung.

(48)

JudulSkripsi : UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2011/2012

NamaMahasiswa :

Norman

NomorPokokMahasiswa : 1013118031

Program Studi : PendidikanPenjaskes

Jurusan : IlmuPendidikan

Fakultas : KeguruandanIlmuPendidikan

MENYETUJUI

1. KomisiPembimbing

KetuaJurusanIlmuPendidikan DosenPembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd.

NIP. 19510507 198103 1 003 NIP. 19570111 198303 1 002

MENGESAHKAN

(49)

Penguji : Drs.Wiyono, M.Pd ...…………

Penguji

BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. ...…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(50)

MOTTO

“JadilahPemilikmasadepandenganterusbelajar”

“Teruslahmencoba,

karenadalammencobaitulahkitamenemukandanbelajarmembangunkesempatanuntukberhasil”

(51)

PERSEMBAHAN

DenganmengucappujisyukurkepadaTuhan Yang MahaEsa yang

menciptakanalamsemestabesertaisinya.

Dengansegalakerelaandankerndahahatidanseiring rasa syukur,

kupersembahakankaryainikepada

1. Istridananak-anakkutercintaselalumendukung,

mendo’akansertamemberikansemangatuntukkuselalumajuhinggaberhasil

2. Orang tuakudansaudara-saudara k u yang memberimotivasi

3. Sahabatdanrekan-rekanseperjuangan di UNILA Bandar Lampung

4. Kepala SMP Negeri 1 Sukoharjo yang selalumemberikankebijaksanaandando’anya

5. Seluruhpengajarstafdosendanrektor UNILA Bandar Lampung yang

telahmembentukdanmemudahkan proses studidariawalsampaiakhir

6. Sebagaibuktidanucapanterimaksihatasdo’a, bantuan, dorongandanpengorbanan yang

(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di sinarwayanpadatanggal 16 Mei 1963,

merupakananakketigadaritujuhsaudaraataspasanganayahanda M.

TaufikdanIbundaRohma.

Pendidikan yang penulistempuhadalahdari SD N 1

Sinarwayantamattahun 1975, SMP PGRI Bandung Baru 1981. Kemudiandilanjutkan SMA MuhammadiyahPringsewutahun 1948,

padatahun 1987 penulismasuk program D.1 PGMTP

olahragadankesehatan

Tahun 1988 menjadi Guru/PegawaiNegeriSipil (PNS) di SMP Negeri 1 SukoharjoKecamatanSukoharjoKabupatenPringsewu. Padatanggal 05 Oktober 1993 penulismenikahdengan Ida Marlinadanmemiliki 1 orang anakputradan 3 anakperempuan,

kemudianpadatahun 2009 tercatatsebagaimahasiswa program

studiPendidikanPenjaskesdanIlmuPendidikan di Universitas Lampung

melaluiJalurPenelusuranKemampuanAkademikdanBakat (PKAB) S.1

dalammasajabatansampaidengantersusunyaskripsiini.

(53)

SANWACANA

AssalammualaikuWarahmautullahiWabarokatuhu PujiSyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT, yang

telahmemberikankesehatansehinggapenulisdapatmenyelsaikankaryailmiahini. Denganterselsainyakaryatulisini, penulismengucapkanterimakasihkepada :

1. Bapak Usman Adam, Drs. M.Pd., selakuketuajurusan

2. Bapak Drs. FransNurseto, M.Pdselakupembimbing 1

3. Bapak Drs. Ade Jubaidi, M.Pdselakupembimbing 2

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pdselakupembahas

5. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S selakudekan FKIP

6. Bapak Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Siselakupembantudekan 1

7. Seluruhbapakdosen program studipenjaskes FKIP Unila yang

telahmemberikanilmupengentahuandanketeladananselamapenulismenyelsaikanskripsi ini.

8. Istridananak-anaktercinta, yang telahmemberikanmotivasiterhadappenulis

9. Teman-temanpenulisdanseperjuangan yang

telahmembantudanmemberikandorongankepadapenulisdalammenyusunkaryailmiahini 10. Rekanseangkatan, senior danyunior di program

studipenjaskesterimakasihataskebersamaanya.

ix

Penulissangatmenghargaibahwakaryailmiahinimasihjauhdarikesempurnaan. Olehkarenaitu, penulisberharapkepada para pembaca agar dapatmemberikan saran dankeritik yang

sifatnyamembangun demi kesempurnaankaryailmiahini.

(54)

Terimakasih

WassalammualaikuWarahmaatullahiWabarokatuhu

Pringsewu, 27 Novemeber 2011 Penulis

(55)

SURAT PERNYATAAN

Yang beratandatangandibawahini :

Nama : Norman

NPM : 1013118031

Program Studi : KeguruandanIlmuPendidikan

Jurusan : Penjaskes

Denganinimenyatakanbahwadalamskripsiinitidakterdapatkarya yang peranahdiajukanmemperolehgelarkesarjanaandisuatuperguruantinggi. Dan sepanjangpengetahuansaya, tidakterdapatkaryaataupendapat yang pernahditulisatauditerbitkanoleh orang lain. Kecuali yang

secaratertulisdiacudalamnaskahinidandisebutdalamDafatarPustaka.

Bandar Lampung, 27 November 2011

Norman

Gambar

Gambar 5 : spiral penelitian tindakan kelas (Hopkins, 1993) dalam buku

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama analisis fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Menyimak untuk

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL BEBAN DAN AKUISISI DATA BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE BOARD COMPUTER (SBC).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

into bystanders’ behavioural intentions to help the victim or reinforce the bully. How do victims react to cyberbullying on social networking sites? The influence

Berapa bcsar pcngaruh lama mcrokok dan banyaknya jumlah batang rokok yang dihisap dalam schari terhadap nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada pria bcrusia diatas 50

Telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada :.. Hari

Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V yang terdiri

Motivasi menurut kamus terbaru bahasa Indonesia (2008: 456) adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan

tindakan perawatan preventif yang optimum pada komponen mesin Carding. “FA221B” berdasarkan time