• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar."

Copied!
303
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan

Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Maria Sekar Palupi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Soal yang berkualitas baik adalah soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah yaitu guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik karena guru kesulitan dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Berdasarkan potensi dan masalah tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 siswa kelas V A, V B, dan V C SDN Perumnas.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk tes hasil belajar matematika setelah dianalisis menggunakan TAP (Test Analysis

Program) didapatkan hasil 33 butir soal kategori valid. Hasil analisis

reliabilitas soal tipe A sebesar 0,732 termasuk ke dalam kriteria tinggi, soal tipe B sebesar 0,749 termasuk ke dalam kriteria tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 33 butir soal diterima dan 1 butir soal direvisi. Analisis tingkat kesukaran pada 33 butir soal tersebut meliputi 14 soal (42,42%) sukar dan 19 soal (57,58%) sedang. Analisis pengecoh diperoleh 97 option berfungsi sedangkan 2 option pengecoh tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Kata kunci: pengembangan, matematika, valid, reliabel, daya pembeda,

(2)

ABSTRACK

Development Of The Test Results Of The Competency Learning Math Basic 2.5 To Resolve Problems Related To Time, Speed And Distance For Grade V

Primary School outcomes good quality math learning because teachers trouble and did not have enough time to make the test results of the study are of good quality. Based on the potential and the problems, researchers encouraged to undertake research and development of test results of learning math. The purpose of this research and development is to (1) develop the test outcomes of the study are of good quality and (2) describe the quality of the test outcomes of the learning of mathematics.

The type of research used in this research is the research and development (R&D). Product research and development procedures tests outcomes of learning math is based on the modification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research and development advanced by the Borg and Gall. Research and development is only done up to step 7 of the 10 steps of procedure development namely (1) the potential problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) revision of design, (6) testing products, (7) product revision. Research and development are only done up to step 7. The subject of this research consists of 60 students of classes V A, V B, and V C SDN Perumnas. The finding presented that the product quality of mathematic learning outcomes after analyzed by TAP (Test Analysis Program) obtained 33 valid question items. The reliability result of question type A was about 0,732 indicated as high criteria; question type B was about 0,749 indicated as high criteria. Analysis of different power obtained 33 accepted question items and 1 revised question item. Analysis the level of difficulties in 33 question items encompassed 14 questions (42,42%) were difficult and 19 questions (57,58%) were medium. Analysis of destructor obtained 97 functioned options while 2 destructor options did not work and conducted revision.

(3)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK DAN

KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Sekar Palupi NIM: 131134166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK DAN

KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Sekar Palupi NIM: 131134166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat

kesehatan, pertolongan, dan selalu mendampingi dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Kedua orang tua yang saya cinta dan sayang, FX. Sudiman dan Valentina

Puji Hastuti yang selalu mendoakan, mendampingi, memberikan semangat

dan dukungan.

3. Robertus Dewangga Adi Wardana yang selalu memberikan segala

perhatian, kasih sayang, semangat, dan doa.

4. Sahabat-sahabatku, Irene Dewi P.A, Mariyah, Ramadhani Eni, Julison,

Carissa, Priscilia, Hary W, Iswan dll yang selalu mendukung untuk

menyelesaikan skripsi.

5. Teman-teman sepayung yang selalu memberikan dukungan.

6. Almamater Universitas Sanata Dharma.

7. Semua pihak yang membantu setiap proses penelitian dan penyusunan

(8)

v

MOTTO

“Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku.”

(Mazmur 138: 7a)

“Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburanMu

menyenangkan jiwaku.”

(Mazmur 94:19)

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu

akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

(Matius 7:7)

“Gunakan waktu sebijak mungkin, karena waktu tidak akan

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar refrensi sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Desember 2016

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Sekar Palupi

Nomor Mahasiswa : 131134166

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN

WAKTU, JARAK DAN KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH

DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, meengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap tercantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 14 Desember 2016

Yang menyatakan

(11)

viii

ABSTRAK

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan

Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Maria Sekar Palupi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Soal yang berkualitas baik adalah soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah yaitu guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik karena guru kesulitan dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Berdasarkan potensi dan masalah tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 siswa kelas V A, V B, dan V C SDN Perumnas.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk tes hasil belajar matematika setelah dianalisis menggunakan TAP (Test Analysis

Program) didapatkan hasil 33 butir soal kategori valid. Hasil analisis

reliabilitas soal tipe A sebesar 0,732 termasuk ke dalam kriteria tinggi, soal tipe B sebesar 0,749 termasuk ke dalam kriteria tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 33 butir soal diterima dan 1 butir soal direvisi. Analisis tingkat kesukaran pada 33 butir soal tersebut meliputi 14 soal (42,42%) sukar dan 19 soal (57,58%) sedang. Analisis pengecoh diperoleh 97 option berfungsi sedangkan 2 option pengecoh tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Kata kunci: pengembangan, matematika, valid, reliabel, daya pembeda,

(12)

ix ABSTRACK

Development Of The Test Results Of The Competency Learning Math Basic 2.5 To Resolve Problems Related To Time, Speed And Distance For Grade V

Primary School outcomes good quality math learning because teachers trouble and did not have enough time to make the test results of the study are of good quality. Based on the potential and the problems, researchers encouraged to undertake research and development of test results of learning math. The purpose of this research and development is to (1) develop the test outcomes of the study are of good quality and (2) describe the quality of the test outcomes of the learning of mathematics.

The type of research used in this research is the research and development (R&D). Product research and development procedures tests outcomes of learning math is based on the modification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research and development advanced by the Borg and Gall. Research and development is only done up to step 7 of the 10 steps of procedure development namely (1) the potential problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) revision of design, (6) testing products, (7) product revision. Research and development are only done up to step 7. The subject of this research consists of 60 students of classes V A, V B, and V C SDN Perumnas. The finding presented that the product quality of mathematic learning outcomes after analyzed by TAP (Test Analysis Program) obtained 33 valid question items. The reliability result of question type A was about 0,732 indicated as high criteria; question type B was about 0,749 indicated as high criteria. Analysis of different power obtained 33 accepted question items and 1 revised question item. Analysis the level of difficulties in 33 question items encompassed 14 questions (42,42%) were difficult and 19 questions (57,58%) were medium. Analysis of destructor obtained 97 functioned options while 2 destructor options did not work and conducted revision.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5

Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan Kecepatan

Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar dengan baik. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran

selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Rohadi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat

(14)

xi

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen ahli matematika Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia

menjadi validasi ahli sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak D.H.S, Bapak E, dan Ibu N.D, selaku validator guru yang telah

bersedia menjadi validasi sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih

baik.

9. Kepala Sekolah SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan

ijin untuk melaksanakan penelitian.

10.Wali kelas V A, V B, dan V C beserta keluarga besar SD Negeri Perumnas

Condongcatur yang telah memberikan dukungan dan telah membantu

selama proses penelitian.

11.Siswa kelas V A, V B, dan V C SD Negeri Perumnas Condongcatur yang

telah bersedia membantu dan melancarkan proses penelitian.

12.Kedua orangtua FX. Sudiman dan V. Puji Hastuti yang telah memberikan

doa, semangat, dan dukungan.

13.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih

untuk semangat, dukungan dan bantuannya.

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kendala.

Namun kendala tersebut tidak menjadi hambatan bagi peneliti melainkan menjadi

(15)

xii

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan, kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat dan

menjadi inspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 Desember 2016

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

(17)

xiv

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 7

G. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Tes Hasil Belajar ... 11

a. Definisi Tes ... 11

b. Jenis Tes ... 13

c. Definisi Belajar ... 15

d. Ciri-ciri Belajar ... 17

e. Definisi Hasil Belajar ... 19

f. Jenis-jenis Hasil Belajar ... 20

g. Definisi Tes Hasil Belajar ... 20

h. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 21

2. Tes Pilihan Ganda... 25

a. Definisi Tes Pilihan Ganda ... 25

b. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda ... 26

c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda ... 30

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 36

a. Validitas ... 36

(18)

xv

c. Karakteristik Butir Soal ... 40

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 44

5. Karakteristik Tes yang Baik ... 52

6. Taksonomi Bloom ... 56

7. Matematika ... 59

a. Devinisi Matematika ... 59

b. Tujuan Umum Pendidikan Matematika ... 61

8. Kompetensi Dasar ... 62

B. Penelitian yang Relevan ... 63

C. Kerangka Berpikir ... 69

D. Pertanyaan Penelitian ... 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 72

A. Jenis Penelitian ... 72

B. Setting Penelitian ... 76

1. Tempat Peenelitian ... 77

2. Waktu Penelitian ... 77

3. Subjek Penelitian ... 77

4. Objek Penelitian ... 77

C. Prosedur Penelitian ... 77

D. Teknik Pengumpulan Data ... 82

1. Wawancara ... 82

(19)

xvi

3. Tes ... 84

E. Instrumen Penelitian... 84

1. Pedoman Wawancara ... 85

2. Kuesioner ... 87

3. Tes ... 88

F. Teknik Analisis Data ... 91

1. Analisis Data Kualitatif ... 91

2. Analisis Data Kuantitatif ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 100

A. Hasil Penelitian ... 100

1. Prosedur Pengembangan Tes ... 100

a. Potensi dan Masalah ... 100

b. Pengumpulan Data ... 101

c. Desain Produk ... 102

d. Validasi Desain ... 102

e. Revisi Desain ... 103

f. Uji Coba Produk ... 104

g. Revisi Produk ... 105

2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 105

a. Hasil Uji Validitas ... 105

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 108

(20)

xvii

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 111

e. Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 114

B. Pembahasan ... 123

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 123

a. Potensi dan Masalah ... 123

b. Pengumpulan Data ... 124

c. Desain Produk ... 125

d. Validasi Desain ... 126

e. Revisi Desain ... 127

f. Uji Coba Produk ... 127

g. Revisi Produk ... 128

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar... 129

a. Hasil Uji Analisis Validitas ... 129

b. Hasil Uji Analisis Reliabilitas ... 132

c. Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 133

d. Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran ... 134

e. Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 136

f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 139

BAB V PENUTUP ... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Keterbatasan Penelitian ... 143

(21)

xviii

(22)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 85

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 88

Tabel 3.3 Kategori Skor Kuesioner ... 92

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 95

Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda ... 97

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran ... 98

Tabel 4.1 Daftar Penilaian Validator ... 103

Tabel 4.2 Saran Validator ... 103

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 105

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 107

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 108

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 108

Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 110

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 111

Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 112

Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 115

Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 118

Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 128

Tabel 4.13 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 129

Tabel 4.14 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 130

(23)

xx

Tabel 4.16 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe B ... 133

Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 133

Tabel 4.18 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 135

Tabel 4.19 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 136

Tabel 4.20 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 137

(24)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Literature Map penelitian yang akan dilakukan ... 68

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Pengembangan Menurut Borg and Gall ... 73

(25)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 150

Lampiran 2. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 151

Lampiran 3. Surat Permohonan Validasi ... 152

Lampiran 4. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 155

Lampiran 5. Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe A ... 159

Lampiran 6. Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe B ... 184

Lampiran 7. Hasil Validasi Butir Soal Tipe A ... 209

Lampiran 8. Hasil Validasi Butir Soal Tipe B ... 212

Lampiran 9. Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 215

Lampiran 10. Hasil Validasi Ahli ... 218

Lampiran 11. Soal Uji Coba Tipe A ... 234

Lampiran 12. Soal Uji Coba Tipe B ... 244

Lampiran 13. Jawaban Siswa Soal Tipe A ... 254

Lampiran 14. Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 256

Lampiran 15. Hasil Uji Analisis TAP Soal Tipe A ... 258

Lampiran 16. Hasil Uji Analisis TAP Soal Tipe B ... 267

Lampiran 17. rtabel Validitas ... 276

Lampiran 18. Dokumentasi Uji Coba Produk ... 277

(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal

dan pendidikan non formal. Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

Bab I Pasal 1 ayat 11 (dalam Hasbullah, 2006: 305), mengatakan bahwa

pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi. Sekolah Dasar merupakan tingkat pendidikan dasar. Dalam UU No.

2 tahun 1989 pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan

sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan

dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan

peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan

(27)

maju mundurnya pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor

utama pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas

sumber daya manusia tergantung dari kualitas pendidikan.

Kualitas pendidikan dapat dilihat dari kemampuan lulusan pada

jenjang pendidikan tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah

kemampuan peserta didik dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang

meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk meningkatkan

kualitas pendidikan diperlukan perbaikan pembelajaran dan sistem

penilaian yang diterapkan. Penilaian pembelajaran adalah pengumpulan

data tentang proses pembelajaran dan hasil pembelajaran melalui berbagai

cara (observasi, wawancara, dokumen, peer assessment, tes, laporan diri,

dan lain sebagainya) untuk keperluan evaluasi (Akbar, 2013: 88). Sistem

penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi

mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih

baik.

Sistem penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan alat

ukur/instrumen tes maupun non-tes. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah

pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang

harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan

seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang di kenai tes

(28)

seseorang atau sekelompok orang. Untuk mendapatkan hasil pengukuran

suatu tes yang sah dan dapat diandalkan kebenarannya haruslah digunakan

alat ukur yang tepat. Penggunaan alat serta prosedur pengolahan secara

benar akan memberikan hasil evaluasi yang baik. Baik buruknya evaluasi

terhadap salah satu tes menentukan hasil testing. Hal ini dapat ditinjau dari

validitas, reliabilitas, daya pembeda, pengecoh, dan tingkat kesukaran.

Penyusunan alat ukur tes yang memiliki karakteristik penyusunan

tes yang baik akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan

siswa terhadap materi yang diajarkan. Peneliti melakukan wawancara

dengan guru kelas V SD N Sarikarya pada tanggal 19 Juli 2016. Dari

wawancara menunjukkan bahwa guru terkadang tidak menyusun tes sendiri

karena kesulitan dalam menyusun tes, tidak mempunyai cukup waktu, dan

guru terbiasa mengambil tes dari berbagai sumber. Guru membutuhkan

contoh tes hasil belajar matematika yang valid dan reliabel serta diketahui

karakteristik butir soal seperti daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran

yang berkualitas baik.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, peneliti

terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan

melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes

hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan dimensi

kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan,

(29)

dikembangkan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika

Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan

Waktu, Jarak, dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi:

1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur dimensi kognitif dari

Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, menilai, dan mencipta.

2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototipe tes hasil belajar

matematika berbentuk pilihan ganda.

3. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika siswa kelas V pada

kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

waktu, jarak, dan kecepatan.

4. Tes hasil belajar yang disusun berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan

jawaban disetiap butir soal.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar

matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 2.5

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan

(30)

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi

dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak,

dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar?

D. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar

matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 2.5

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan

kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika

kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan konsep

pembuatan soal sesuai dengan karakteristik penyusunan soal tes pilihan

ganda dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan kompetensi

dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak,

(31)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun

tes hasil belajar tipe pilihan ganda sesuai dengan karakteristik

pembuatan tes yang benar dan dapat menganalisis setiap butir soal

sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir

soal.

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk

mengembangkan tes hasil belajar sesuai dengan karakteristik

pembuatan soal dan memberikan contoh soal tes hasil belajar

matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui

kualitas setiap butir soal.

c. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman mengerjakan soal

matematika berbentuk pilihan ganda sesuai ranah kognitif dari

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, hingga

mencipta pada kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui

(32)

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat menjadi contoh pembuatan soal dan

dapat menjadi arsip soal tes hasil belajar matematika kompetensi

dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu,

jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal.

F. Batasan Istilah

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah salah satu jenis tes yang digunakan untuk

mengukur perkembangan dan kemajuan belajar dalam bentuk

pertanyaan maupun pernyataan yang harus di jawab dalam waktu

tertentu.

2. Tes Tipe Pilihan Ganda

Tes tipe pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri

dari pertanyaan sebagai pokok soal dan beberapa alternatif jawaban

yang harus dipilih.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan

pada kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan

suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki

(33)

4. Matematika

Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide

abstrak yang diajarkan secara bertahap menggunakan bahasa simbolis

yang terdapat aktivitas berhitung dan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah di kehidupan

sehari-hari.

5. Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan alat ukur yang digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

6. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf kemampuan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten dan dapat dipercaya.

7. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir untuk dapat

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

pandai.

8. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal yang

terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi yang dapat diketahui dari

(34)

9. Pengecoh

Pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban yang

berfungsi untuk mengecoh peserta tes yang kurang memahami materi.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk tes hasil belajar matematika dalam penelitian dan

pengembangan ini adalah:

1. Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 2.5

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan

kecepatan untuk siswa kelas V yang terdiri dari (a) identitas soal berupa

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan, (b)

indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e)

ranah kognitif yang diukur , (f) tingkat kesukaran.

2. Produk tes hasil belajar matematika memenuhi kriteria valid

berdasarkan taraf signifikan 5%.

3. Produk tes hasil belajar matematika reliabel.

4. Produk tes hasil belajar matematika memiliki daya pembeda dapat

diterima yaitu pada rentang 0,30-1,00.

5. Produk tes hasil belajar matematika memiliki tingkat kesukaran sedang

dan sukar. Soal dengan kriteria sedang pada rentang 0,31-0,70 dan soal

pada kriteria sukar pada rentang 0-0,30.

6. Produk tes hasil belajar matematika memiliki pengecoh yang berfungsi

(35)

7. Tes Hasil belajar matematika tipe pilihan ganda disusun menggunakan

Bahasa Indonesia yang baku sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital, tanda baca, kata

(36)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka pada penelitian ini berisi teori-teori yang mendukung

penelitian yaitu, tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan

tes hasil belajar, taksonomi bloom, matematika, dan kompetensi dasar.

1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes

Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari

sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Sudijono (2011: 66) memaparkan

bahwa tes adalah alat bantu atau prosedur yang digunakan dalam

rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Muhtar Bukhori (dalam

Sulistyorini 2009: 86) mengungkapkan tes adalah suatu percobaan

yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil

pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.

Sedangkan Widoyoko (2015: 57) memaparkan bahwa tes

merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut Djemari

(dalam Widoyoko, 2016: 57) tes merupakan salah satu cara untuk

menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung,

(37)

Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes adalah beberapa

pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau beberapa pernyataan

yang membutuhkan tanggapan untuk mengukur tingkat

kemampuan suatu individu yang diberikan tes tersebut melalui

jawaban terhadap beberapa pertanyaan atau tanggapan dari

beberapa pernyataan. Hal ini senada dengan yang disampaikan

Nurkancana dan Sumartana (dalam Suwandi 2010: 39)

memaparkan bahwa tes adalah suatu cara penilaian dalam bentuk

tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data

tetang nilai dan prestasi siswa yang dapat dibandingkan dengan

standar yang ditetapkan.

Menurut Widoyoko (2016: 50) tes merupakan salah satu alat

untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan

informasi karakteristik suatu objek. Karakteristik objek dapat

berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, maupun minat yang

dimiliki oleh individu maupun kelompok. Berdasarkan pendapat

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukur dan

penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan

jawaban untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa

(38)

b. Jenis tes

Menurut Nurgiyantoro (dalam Suwandi, 2010: 40-50) jenis tes

dapat dibedakan menjadi beberapa macam bergantung pada dasar

yang digunakan. Macam-macam tes tersebut yaitu berdasarkan

individu yang dites, jawaban yang dikehendaki, penyusun tes, dan

bentuk tes.

1. Jenis tes berdasarkan individu yang dites

Berdasarkan individu yang dites dapat dibedakan menjadi

dua yaitu tes individual dan tes kelompok. Tes individual terjadi

saat pelaksanaan kegiatan tes guru hanya menghadapi seorang

siswa. Sebaliknya, dalam tes kelompok yang dihadapi guru

adalah sejumlah siswa misalnya siswa dalam satu kelas.

2. Jenis tes berdasarkan jawaban yang dikehendaki

Jenis tes berdasarkan jawaban yang dikehendaki dapat

dibedakan menjadi dua yaitu tes perbuatan dan tes verbal. Tes

perbuatan adalah tes yang menuntut respon siswa yang berupa

tingkah laku yang melibatkan gerakan otot. Tes perbuatan

berfungsi untuk mengukur tujuan-tujuan yang berkaitan dengan

aspek psikomotor. Tes verbal adalah tes yang mengkehendaki

jawaban siswa berupa tingkah laku verbal yang berbentuk

bahasa yang berisi kata-kata dan kalimat. Tes verbal jika dilihat

(39)

yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan mengkehendaki jawaban

siswa diberikan secara lisan sedangkan tes tertulis menuntut

jawaban siswa diberikan secara tertulis.

3. Jenis tes menurut penyusun tes

Jenis tes menurut penyusun tes dibedakan menjadi dua yaitu

tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru adalah tes yang

dibuat oleh guru kelas itu sendiri. Tes buatan guru dimaksudkan

untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan

pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas yang bersangkutan.

Tes standar adalah tes yang telah distandarkan. Tes standar

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes bakat (aptitude

test) dan tes prestasi (achievement test). Tes buatan guru dengan

tes standar memiliki perbedaan selain dari penjelasan di atas.

Perbedaan tersebut terletak pada kelayakan tes (appropriateness

test), kesahihan tes (validity test), keajegan tes (reliability test),

dan ketertafsiran tes (interpretability test).

4. Jenis tes menurut bentuk tes

Jenis tes menurut bentuk tes dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu tes subjektif dan tes objektif. Bentuk tes subjektif

sering juga disebut sebagai sebagai tes bentuk esai (Inggris:

essay). Tes subjektif adalah suatu bentuk pertanyaan yang

(40)

mempergunakan bahasa sendiri. Tes subjektif memungkinkan

siswa menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan

pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi

dan tes subjektif ada dalam tes esai. Tes objektif adalah tes yang

menuntut siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat,

bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang

mewakili alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan.

Tes objektif juga disebut dengan tes jawab singkat (short

answer test). Jenis tes objektif yang banyak digunakan antara

lain jawaban benar salah (true-false), pilihan ganda (multiple

choice), isian (completion), dan penjodohan (matching).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

terdapat macam-macam jenis tes yaitu individu yang dites,

jawaban yang dikehendaki, penyusun tes, dan bentuk tes.

c. Definisi Belajar

Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah

mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pengertian belajar

yang lebih komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

Winataputra 2008: 1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap

(41)

yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru yang memungkinkan

perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan

bertindak. Menurut Arnie Fajar (2004: 40) belajar merupakan suatu

proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau

pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk

melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup

untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa

mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.

Menurut Slameto (2013: 2) belajar adalah suatu proses kegiatan

untuk memperoleh suatu perubahan sebagai hasil pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut Winkel

(dalam Sulistyorini 2009: 5), belajar merupakan kegiatan

mental/fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar itu

kegiatan mental yang tidak bisa disaksikan dari luar. Jadi apa yang

sedang terjadi didalam diri seseorang yang sedang belajar itu tidak

dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati/melihat

orang tersebut. Bahkan, hasil belajar orang itu juga tidak akan

(42)

menghasilkan/menampakkan kemampuan yang diperolehnya

melalui belajar. Senada dengan hal tersebut, Sulistyorini (2009: 6)

berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berproses

menuju pada suatu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan

tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk menambah

ilmu, perubahan perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan

untuk memenuhi kebutuhan, kepandaian yang belum dimilikinya

melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

d. Ciri-ciri Belajar

Belajar memusatkan pengertiannya pada tiga hal yaitu

terjadinya perubahan perilaku, perubahan buah pengalaman, dan

perubahan yang relatif menetap (Udin 2008: 19).

1. Terjadinya perubahan perilaku

Belajar harus memungkinkan perubahan perilaku pada

individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek

pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap

(43)

2. Perubahan buah dari pengalaman

Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.

Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena

adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungannya.

3. Perubahan relatif menetap

Perubahan perilaku akibat adanya belajar akan bersifat

cukup permanen atau menetap.

Sedangkan menurut Aqid (2010: 48), belajar mempunyai

karakteristik tertentu antara lain yaitu :

1. Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri

individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan

(kognitif), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan

(psikomotorik).

2. Belajar merupakan hasil dari pengalaman yang terjadi karena

adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

3. Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui

pengalaman atau latihan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar mempunyai ciri-ciri yaitu terjadinya perubahan

perilaku, perubahan hasil dari pengalaman, dan perubahan relatif

(44)

e. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terbentuknya konsep pengetahuan.

Menurut Winkel (2004: 61) hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku.

Senada dengan Winkel, Hamalik (2006: 155) menyatakan bahwa

hasil belajar sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

sisa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Sudjana (1989: 22)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Sedangkan menurut Horwart Kingsley (dalam Sudjana 1989: 22)

membagi hasil belajar menjadi 3 macam, yakni (1) keterampilan

dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, dan (3) sikap dan

cita-cita.

Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) menambahkan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak

belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

oleh guru. Sedangkan Abdurrahman (2009: 38) mengemukakan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar merupakan hasil

yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Dari uraian tersebut

(45)

dicapai dari suatu interaksi tindak belajar berupa makna dari bahan

yang dipelajari yang mengakibatkan perubahan dalam diri dan

mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.

f. Jenis-jenis Hasil Belajar Siswa

Bloom (Sudjana 2006: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1. Ranah Kognitif

Dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni

pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif nampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman, serta hubungan sosial.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik nampak pada keterampilan dan

kemampuan bertindak.

g. Definisi Tes Hasil Belajar

Sudijono (2011: 99) mengungkapkan bahwa tes hasil belajar

adalah salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur

(46)

Masidjo (1995: 40) memaparkan bahwa tes hasil belajar adalah

suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang

sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara

sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

sikap dan nilai. Purwanto (2009: 33) menyatakan bahwa tes hasil

belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu. Dari pendapat

ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah salah

satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan dan

kemajuan belajar dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan

yang harus di jawab dalam waktu tertentu.

h. Bentuk Tes Hasil Belajar

Widoyoko (2016: 57) mengemukakan bahwa bentuk tes

dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif.

1. Tes objektif

Tes objektif dalam hal ini memiliki pengertian yaitu bentuk

tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang

harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau

respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan oleh penyusun

butir soal. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran

(47)

objektif oleh korektor. Karena sifatnya yang objektif ini maka

tidak perlu harus dilakukan oleh manusia. Pekerjaan tersebut

dapat dilakukan oleh mesin, misalnya mesin scanner. Tes

objektif dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:

a. Tipe Benar-Salah (true-false test)

Tes tipe benar salah (true false test) adalah tes yang butir

soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan

alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang

salah.

b. Tipe Menjodohkan (matching test)

Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom

atau kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah

pertanyaan/pernyataan atau stem atau biasa juga disebut

dengan premis. Kelompok kedua di sebelah kanan adalah

kelompok jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan

menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau

cocok dengan pertanyaan/pernyataan.

c. Tes Pilihan Ganda (multiple choice test)

Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya

memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Setiap

(48)

pernyataan atau disebut juga stem, dan (2) alternatif

jawaban atau juga disebut option.

d. Pilihan Ganda Analisis Hubungan Antar Hal

Pilihan ganda hubungan antar hal terdiri dari dua

pernyataan. Kedua pernyataan tersebut dihubungkan oleh

kata “SEBAB”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat

atau tidak ada hubungan sebab akibat.

e. Pilihan Ganda Analisis Kasus

Pada tes bentuk pilihan ganda analisis kasus peserta tes

dihadapkan pada suatu kasus. Kasus ini disajikan dalam

bentuk cerita, peristiwa dan sejenisnya. Kepada peserta tes

diajukan beberapa pertanyaan. Setiap pertanyaan dibuat

dalam bentuk melengkapi pilihan.

f. Pilihan Ganda Asosiasi

Bentuk pilihan ganda asosiasi ini terstruktur soalnya

sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah, jika

pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang

benar atau paling benar, tetapi pada melengkapi berganda

justru jawaban yang benar dapat lebih dari satu, mungkin 2,

(49)

g. Pilihan Ganda Dengan Diagram, Grafik, Tabel dan

sebagainya

Bentuk soal tes ini mirip analisis kasus, baik struktur

maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini

tidak disajikan kasus dalam bentuk cerita atau peristiwa

tetapi kasus tersebut berupa diagram, gambar, grafik

maupun tabel.

2. Tes Subjektif

Tes subjektif pada umumnya berbentuk uraian (esai).

Menurut Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution 2005: 37 tes

bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung

pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal

tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan

pikiran peserta tes. Berdasarkan tingkat kebebasan peserta

tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian

dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas atau

uraian tebuka (extended response) dan tes uraian terbatas

(restricted response). Tes uraian bebas merupakan bentuk

tes uraian yang memberi kebebasan kepada pesera tes untuk

mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan

gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes

(50)

uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi

batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta

tes dalam menjawab soal tes.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

bentuk tes dikategorikan menjadi dua yaitu, objektif dan

subjektif. Tes objektif dibagi menjadi 7 bagian yaitu tipe

benar-salah (true-false test), tipe menjodohkan (matching

test), tes pilihan ganda (multiple choice test), pilihan ganda

analisis hubungan antar hal, pilihan ganda analisis kasus,

pilihan ganda asosiasi, pilihan ganda dengan diagram, grafik,

tabel dan sebagainya. Sedangkan tes subjektif dibagi

menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas atau uraian

terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas

(restricted response).

2. Tes Pilihan Ganda

a. Definisi Tes Pilihan Ganda

Menurut BALITBANG DEPDIKNAS (2007: 13) tes pilihan

ganda merupakan bentuk tes yang jawabannya dapat dipilih dari

beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Menurut

Mardapi (2008: 71) Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang

jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban

(51)

terdiri atas: pertanyaan (pokok soal), alternatif jawaban yang

mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Sedangkan Suprananto

(2012: 107) mengungkapkan bahwa tes bentuk pilihan ganda

merupakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa

kemungkinan jawaban yang disediakan. Dari pendapat ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan

salah satu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan

sebagai pokok soal dan beberapa alternatif jawaban yang harus

dipilih.

b. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda

Menurut Widoyoko (2016, 77-82) kualitas butir soal pilihan

ganda sangat tergantung kepada kemampuan seseorang yang

menyusun butir soal ini. Untuk menghasilkan butir soal pilihan

ganda yang baik dalam penyusunan butir soal perlu

memperhatikan kaidah penulisan berikut :

1. Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok

soal, sehingga dengan membaca pokok soal responden sudah

dapat menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca

pilihan jawaban.

2. Menghindari kata-kata yang sama dalam pilihan. Peniadaan

pengulangan kata berarti menyangkut waktu menulis dan

(52)

3. Menghindari perumusan kata yang berlebihan. Tidak selalu

penjelasan terinci mempermudah pengertian.

Kadang-kadang justru dapat membingungkan dan mengaburkan

pengertian. Rumusan yang baik adalah rumusan yang berisi,

padat, dan jelas.

4. Jika pokok soal merupakan pertanyaan yang belum lengkap,

maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan

pada ujung pertanyaan, bukan di tengah-tengah kalimat.

5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.

Cara menyusun alternatif jawaban disusun berderet dari atas

ke bawah. Jika yang dideretkan itu terdiri dari satu kata,

urutan ke bawah dibuat berdasarkan alfabet. Kalau yang

dideretkan bilangan, urutan ke bawah berdasarkan bilangan

yang makin bertambah besar atau makin menurun atau

diurutkan berdasarkan kalimat panjang.

6. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan

sebagai jawaban yang benar. Hindari pengecoh yang tidak

ada sangkut pautnya dengan pokok soal atau pengecoh yang

tidak masuk akal.

7. Hindari jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari

jawaban yang salah. Ada kecenderungan peserta tes memilih

(53)

jawaban yang benar. Oleh karena itu penyusunan butir soal

tes berusaha agar pengecoh dan jawaban yang benar ditulis

sama panjang dengan rincian yang sama.

8. Menghindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang

benar.

9. Menggunakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban. Jika

hanya dua pilihan bentuk ini sama dengan bentuk

benar-salah. Dua pilihan berarti tebakannya tinggi.

10.Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau

kata-kata yang bermakna tidak pasti, misalnya: kebanyakan,

seringkali, kadang-kadang dan sejenisnya.

11.Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau

pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan

negatif maka kata negatif digaris bawahi, cetak miring atau

ditulis tebal.

Sedangkan menurut Kusaeri (2014: 71-83) ada beberapa

kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun baik.

Kaidah-kaidah tersebut mencakup aspek materi, konstruksi, dan bahasa.

Berikut ini merupakan kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda:

1. Rumusan soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi

(54)

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau

paling benar.

4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berupa

pernyataan yang diperlukan saja.

6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

7. Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat

negatif ganda, seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali, dan

sejenisnya dapat membingungkan siswa memahami pokok

permasalahan yang ditanyakan.

8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

9. Memilih jawaban jangan mengandung “Semua pilihan

jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.

10.Memilih jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus

disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka

tersebut, atau kronologis waktu.

11.Jika terdapat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya

yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

12.Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

13.Rumusan soal harus menggunakan bahasa yang sesuai

(55)

Berdasarkan dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa

kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda yaitu (1) pokok soal

harus sesuai dengan indikator, (2) pilihan jawaban homogen dan

logis, (3) setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar, (4)

rumusan pokok soal tidak berlebihan, (5) pokok soal tidak

mengandung pernyataan ke arah jawaban benar, (6) pokok soal

tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, (7)

panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama, (8) menggunakan

tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban, (9) jawaban tidak

mengandung “semua pilihan jawaban di atas salah” atau “ semua pilihan di atas benar”, (10) jawaban berbentuk angka dan waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, (11) butir soal

tidak tergantung pada jawaban sebelumnya, (12) pokok soal

tidak menggunakan ungkapan, (13) rumusan soal menggunakan

bahasa yang sesuai kaidah Bahasa Indonesia.

c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda

Kelebihan dan kelemahan tes tipe pilihan ganda menurut

Widoyoko (2016: 74-77) yaitu :

1. Kelebihan Tes Tipe Pilihan Ganda

a. Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk

mengukur segala level tujuan pembelajaran, mulai dari

(56)

kompleks, kecuali tujuan yang berupa kemampuan

mendemonstrasikan sesuatu secara ekspresif.

b. Karakteristik butir soal pilihan ganda hanya menuntut

waktu mengerjakan sangat minimal, maka setiap

perangkat tes yang menggunakan butir soal pilihan

ganda sebagai alat ukur dapat menggunakan jumlah butir

soal yang relatif banyak dan karena itu penarikan sampel

pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas. Jadi

setiap perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh

cakupan mata pelajaran.

c. Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif.

Dengan demikian maka tidak ada unsur subjektivitas

pemeriksa masuk ke dalam skor hasil ujian. Bahkan

karena sifatnya maka penskoran dapat dilakukan oleh

mesin. Karena itu maka dapat dikerjakan dalam waktu

yang sangat singkat.

d. Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga

menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan

berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.

e. Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua. Karena itu

akan dapat mengurangi keinginan peserta tes untuk

(57)

probabilitas untuk benar makin besar. Jadi bila pilihan

lebih dari dua, maka probabilitas untuk benar

tebakannya akan kurang dari 50%. Tentu hal ini tidak

berlaku bagi peserta tes yang memang ingin menebak.

f. Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan

analisis butir soal secara baik. Butir-butir dapat disusun

dengan dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bila dalam

uji coba butir soal tersebut ternyata ada kelemahan

(setelah dianalisis) maka dapat dilakukan perbaikan.

g. Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan hanya

mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.

Makin homogen alternatif jawaban, maka makin tinggi

tingkat kesukarannya, dan sebaliknya makin kurang

homogenitas alternatif jawaban, maka akan semakin

rendah tingkat kesukaran butir soal.

h. Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir soal ini dapat

memberikan informasi tentang peserta tes lebih banyak

kepada guru, terutama bila butir soal itu memiliki

homogenitas yang tinggi. Setiap pilihan peserta terhadap

alternatif jawaban merupakan suatu informasi tersendiri

tentang penguasaan kognitif peserta tes dalam bidang

(58)

2. Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda

a. Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. Kesulitan

menyusun butir soal tipe pilihan ganda ini terutama

untuk menemukan akternatif jawaban yang homogen.

b. Ada kecenderungan bahwa penyusun tes menyusun butir

soal tipe ini dengan hanya menguji dan mengukur aspek

ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah

kognitif. Bukan berarti bahwa aspek kognitif tidak

penting dalam hasil belajar. Tetapi bila sebagian besar

butir soal itu hanya menguji satu aspek kognitif, maka

perangkat tes tidak terlalu berarti sebagai alat pengukur

keberhasilan belajar secara menyeluruh.

c. Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes

bentuk pilihan ganda (testwise) terhadap hasil tes peserta.

Jadi makin terbiasa seseorang dengan bentuk tes tipe

pilihan ganda makin besar kemungkinan ia akan

memperoleh skor yang lebih tinggi. Kenaikan skor

karena testwise ini sungguhpun cukup berarti tetapi tidak

akan sampai mengganggu interpretasi hasil individual,

(59)

Menurut Sukardi (2008: 125) dalam evaluasi pembelajaran,

item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan.

1. Kelebihan Tes Pilihan Ganda

a. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik

untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa.

Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel

dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk

mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.

b. Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan

intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan

pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.

c. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur

penguasaan informasi para siswa yang hendak

dievaluasi.

d. Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan

intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor

siswa.

e. Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah

disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat

(60)

f. Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan

ganda dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru

maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif.

g. Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah

antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai

secara berulang-ulang.

2. Kelemahan Tes Pilihan Ganda

a. Konstruksi item tes pilihan lebih sulit serta

membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding

dengan penyusun item tes bentuk objektif lainnya.

b. Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan

ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah

diberikan dalam waktu tertentu, misalnya satu

semester atau satu kuartal.

c. Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur

kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil

pembelajaran.

d. Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa

untuk menerka jawaban.

Berdasarkan penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa bentuk tes soal pilihan ganda mempunyai kelebihan

(61)

ganda antara lain adalah butir soal tes pilihan ganda dapat

digunakan untuk mengukur segala level tujuan

pembelajaran, karakteristik butir soal pilihan ganda hanya

menuntut waktu mengerjakan sangat minimal, penskoran

dapat dilakukan secara objektif, butir soal disusun untuk

membedakan berbagai tingkat kebenaran, dan tingkat

kesukaran butir soal dapat diatur. Sedangkan kekurangan

dari tes pilihan ganda adalah penyusunan soal relatif lebih

sulit dan memberi peluang untuk menerka jawaban.

3. Kontruksi Tes Hasil Belajar a. Validitas

Standart (dalam Mardapi, 2008: 16) mengungkapkan bahwa

validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap

penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Oleh

karena itu validitas merupakan fundamen paling dasar dalam

mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes. Menurut

Cronbach (dalam Waridjan 1991: 343) validitas atau penyahihan

merupakan proses pengujian skor tes hasil belajar dibandingkan

dengan beberapa hasil observasi lain sebagai kriteria. Azwar

(2009: 5) memaparkan bahwa validitas berasal dari kata validity

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

(62)

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai

dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sugiyono

(2011: 168) mengungkapkan bahwa instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

validitas merupakan ketepatan atau kecermatan alat ukur yang

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Kusaeri (2014: 54-57) menjelaskan bahwa terdapat beberapa

macam validitas, yaitu:

1. Validitas terkait Isi (Content-Related Validity)

Validitas ini berkaitan dengan derajat kemampuan

tes mengukur cakupan substansi yang diukur. Dua aspek

penting, yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi

mencakup hal-hal yang berkaitan dengan apakah butir-butir

penilaian menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang

ingin diukur. Valid teknik sampling umumnya berkaitan

dengan bagaimanakah baiknya suatu instrumen penilaian

mempresentasikan cakupan aspek yang dinilai. Azwar

Gambar

Tabel 4.19 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ...........................
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti ...............................
tabel dan sebagainya. Sedangkan tes subjektif dibagi
Gambar 2.1 bagan literatur map
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar menggunakan

“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu Dengan Menggunakan Notasi 24 Jam Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” jenis

Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk

satuan kecepatan dan memahami rumus yang menghubungkan antara waktu, jarak dan kecepatan. Apabila siswa telah memahami konsep-konsep tersebut, maka soal cerita yang berkaitan

sangat baik, hasil validasi dari guru kelas V SDN. Sarikarya diperoleh skor 3,87 termasuk

masalah yang berkaitan materi waktu, jarak, dan kecepatan, siswa harus menguasai serta memahami materi yang telah dipelajari sebe- lumnya mengenai pengukuran waktu dan

perbandingan jarak dengan waktu, debit sebagai perbandingan volume dan waktu) 4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan dua besaran yang.. berbeda

Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan, yang mengembangkan suatu media game Warrior berbasis Android materi jarak, waktu, dan kecepatan mata pelajaran