ABSTRAK
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan
Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Maria Sekar Palupi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Soal yang berkualitas baik adalah soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah yaitu guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik karena guru kesulitan dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Berdasarkan potensi dan masalah tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 siswa kelas V A, V B, dan V C SDN Perumnas.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk tes hasil belajar matematika setelah dianalisis menggunakan TAP (Test Analysis
Program) didapatkan hasil 33 butir soal kategori valid. Hasil analisis
reliabilitas soal tipe A sebesar 0,732 termasuk ke dalam kriteria tinggi, soal tipe B sebesar 0,749 termasuk ke dalam kriteria tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 33 butir soal diterima dan 1 butir soal direvisi. Analisis tingkat kesukaran pada 33 butir soal tersebut meliputi 14 soal (42,42%) sukar dan 19 soal (57,58%) sedang. Analisis pengecoh diperoleh 97 option berfungsi sedangkan 2 option pengecoh tidak berfungsi dan dilakukan revisi.
Kata kunci: pengembangan, matematika, valid, reliabel, daya pembeda,
ABSTRACK
Development Of The Test Results Of The Competency Learning Math Basic 2.5 To Resolve Problems Related To Time, Speed And Distance For Grade V
Primary School outcomes good quality math learning because teachers trouble and did not have enough time to make the test results of the study are of good quality. Based on the potential and the problems, researchers encouraged to undertake research and development of test results of learning math. The purpose of this research and development is to (1) develop the test outcomes of the study are of good quality and (2) describe the quality of the test outcomes of the learning of mathematics.
The type of research used in this research is the research and development (R&D). Product research and development procedures tests outcomes of learning math is based on the modification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research and development advanced by the Borg and Gall. Research and development is only done up to step 7 of the 10 steps of procedure development namely (1) the potential problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) revision of design, (6) testing products, (7) product revision. Research and development are only done up to step 7. The subject of this research consists of 60 students of classes V A, V B, and V C SDN Perumnas. The finding presented that the product quality of mathematic learning outcomes after analyzed by TAP (Test Analysis Program) obtained 33 valid question items. The reliability result of question type A was about 0,732 indicated as high criteria; question type B was about 0,749 indicated as high criteria. Analysis of different power obtained 33 accepted question items and 1 revised question item. Analysis the level of difficulties in 33 question items encompassed 14 questions (42,42%) were difficult and 19 questions (57,58%) were medium. Analysis of destructor obtained 97 functioned options while 2 destructor options did not work and conducted revision.
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH
YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK DAN
KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Sekar Palupi NIM: 131134166
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH
YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK DAN
KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Sekar Palupi NIM: 131134166
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat
kesehatan, pertolongan, dan selalu mendampingi dalam penyusunan skripsi
ini.
2. Kedua orang tua yang saya cinta dan sayang, FX. Sudiman dan Valentina
Puji Hastuti yang selalu mendoakan, mendampingi, memberikan semangat
dan dukungan.
3. Robertus Dewangga Adi Wardana yang selalu memberikan segala
perhatian, kasih sayang, semangat, dan doa.
4. Sahabat-sahabatku, Irene Dewi P.A, Mariyah, Ramadhani Eni, Julison,
Carissa, Priscilia, Hary W, Iswan dll yang selalu mendukung untuk
menyelesaikan skripsi.
5. Teman-teman sepayung yang selalu memberikan dukungan.
6. Almamater Universitas Sanata Dharma.
7. Semua pihak yang membantu setiap proses penelitian dan penyusunan
v
MOTTO
“Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku.”
(Mazmur 138: 7a)
“Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburanMu
menyenangkan jiwaku.”
(Mazmur 94:19)
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu
akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
(Matius 7:7)
“Gunakan waktu sebijak mungkin, karena waktu tidak akan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar refrensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Desember 2016
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Sekar Palupi
Nomor Mahasiswa : 131134166
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 2.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN
WAKTU, JARAK DAN KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, meengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap tercantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 Desember 2016
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan
Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Maria Sekar Palupi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Soal yang berkualitas baik adalah soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah yaitu guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik karena guru kesulitan dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Berdasarkan potensi dan masalah tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 siswa kelas V A, V B, dan V C SDN Perumnas.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk tes hasil belajar matematika setelah dianalisis menggunakan TAP (Test Analysis
Program) didapatkan hasil 33 butir soal kategori valid. Hasil analisis
reliabilitas soal tipe A sebesar 0,732 termasuk ke dalam kriteria tinggi, soal tipe B sebesar 0,749 termasuk ke dalam kriteria tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 33 butir soal diterima dan 1 butir soal direvisi. Analisis tingkat kesukaran pada 33 butir soal tersebut meliputi 14 soal (42,42%) sukar dan 19 soal (57,58%) sedang. Analisis pengecoh diperoleh 97 option berfungsi sedangkan 2 option pengecoh tidak berfungsi dan dilakukan revisi.
Kata kunci: pengembangan, matematika, valid, reliabel, daya pembeda,
ix ABSTRACK
Development Of The Test Results Of The Competency Learning Math Basic 2.5 To Resolve Problems Related To Time, Speed And Distance For Grade V
Primary School outcomes good quality math learning because teachers trouble and did not have enough time to make the test results of the study are of good quality. Based on the potential and the problems, researchers encouraged to undertake research and development of test results of learning math. The purpose of this research and development is to (1) develop the test outcomes of the study are of good quality and (2) describe the quality of the test outcomes of the learning of mathematics.
The type of research used in this research is the research and development (R&D). Product research and development procedures tests outcomes of learning math is based on the modification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research and development advanced by the Borg and Gall. Research and development is only done up to step 7 of the 10 steps of procedure development namely (1) the potential problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) revision of design, (6) testing products, (7) product revision. Research and development are only done up to step 7. The subject of this research consists of 60 students of classes V A, V B, and V C SDN Perumnas. The finding presented that the product quality of mathematic learning outcomes after analyzed by TAP (Test Analysis Program) obtained 33 valid question items. The reliability result of question type A was about 0,732 indicated as high criteria; question type B was about 0,749 indicated as high criteria. Analysis of different power obtained 33 accepted question items and 1 revised question item. Analysis the level of difficulties in 33 question items encompassed 14 questions (42,42%) were difficult and 19 questions (57,58%) were medium. Analysis of destructor obtained 97 functioned options while 2 destructor options did not work and conducted revision.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 2.5
Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan Kecepatan
Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran
selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
2. Rohadi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kaprodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat
xi
6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen ahli matematika Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia
menjadi validasi ahli sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.
8. Bapak D.H.S, Bapak E, dan Ibu N.D, selaku validator guru yang telah
bersedia menjadi validasi sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih
baik.
9. Kepala Sekolah SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan
ijin untuk melaksanakan penelitian.
10.Wali kelas V A, V B, dan V C beserta keluarga besar SD Negeri Perumnas
Condongcatur yang telah memberikan dukungan dan telah membantu
selama proses penelitian.
11.Siswa kelas V A, V B, dan V C SD Negeri Perumnas Condongcatur yang
telah bersedia membantu dan melancarkan proses penelitian.
12.Kedua orangtua FX. Sudiman dan V. Puji Hastuti yang telah memberikan
doa, semangat, dan dukungan.
13.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih
untuk semangat, dukungan dan bantuannya.
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kendala.
Namun kendala tersebut tidak menjadi hambatan bagi peneliti melainkan menjadi
xii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
menjadi inspirasi bagi pembaca.
Yogyakarta, 14 Desember 2016
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
xiv
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Istilah ... 7
G. Spesifikasi Produk ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Tes Hasil Belajar ... 11
a. Definisi Tes ... 11
b. Jenis Tes ... 13
c. Definisi Belajar ... 15
d. Ciri-ciri Belajar ... 17
e. Definisi Hasil Belajar ... 19
f. Jenis-jenis Hasil Belajar ... 20
g. Definisi Tes Hasil Belajar ... 20
h. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 21
2. Tes Pilihan Ganda... 25
a. Definisi Tes Pilihan Ganda ... 25
b. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda ... 26
c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda ... 30
3. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 36
a. Validitas ... 36
xv
c. Karakteristik Butir Soal ... 40
4. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 44
5. Karakteristik Tes yang Baik ... 52
6. Taksonomi Bloom ... 56
7. Matematika ... 59
a. Devinisi Matematika ... 59
b. Tujuan Umum Pendidikan Matematika ... 61
8. Kompetensi Dasar ... 62
B. Penelitian yang Relevan ... 63
C. Kerangka Berpikir ... 69
D. Pertanyaan Penelitian ... 70
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 72
A. Jenis Penelitian ... 72
B. Setting Penelitian ... 76
1. Tempat Peenelitian ... 77
2. Waktu Penelitian ... 77
3. Subjek Penelitian ... 77
4. Objek Penelitian ... 77
C. Prosedur Penelitian ... 77
D. Teknik Pengumpulan Data ... 82
1. Wawancara ... 82
xvi
3. Tes ... 84
E. Instrumen Penelitian... 84
1. Pedoman Wawancara ... 85
2. Kuesioner ... 87
3. Tes ... 88
F. Teknik Analisis Data ... 91
1. Analisis Data Kualitatif ... 91
2. Analisis Data Kuantitatif ... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 100
A. Hasil Penelitian ... 100
1. Prosedur Pengembangan Tes ... 100
a. Potensi dan Masalah ... 100
b. Pengumpulan Data ... 101
c. Desain Produk ... 102
d. Validasi Desain ... 102
e. Revisi Desain ... 103
f. Uji Coba Produk ... 104
g. Revisi Produk ... 105
2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 105
a. Hasil Uji Validitas ... 105
b. Hasil Uji Reliabilitas ... 108
xvii
d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 111
e. Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 114
B. Pembahasan ... 123
1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 123
a. Potensi dan Masalah ... 123
b. Pengumpulan Data ... 124
c. Desain Produk ... 125
d. Validasi Desain ... 126
e. Revisi Desain ... 127
f. Uji Coba Produk ... 127
g. Revisi Produk ... 128
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar... 129
a. Hasil Uji Analisis Validitas ... 129
b. Hasil Uji Analisis Reliabilitas ... 132
c. Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 133
d. Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran ... 134
e. Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 136
f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 139
BAB V PENUTUP ... 141
A. Kesimpulan ... 141
B. Keterbatasan Penelitian ... 143
xviii
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 85
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 88
Tabel 3.3 Kategori Skor Kuesioner ... 92
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 95
Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda ... 97
Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran ... 98
Tabel 4.1 Daftar Penilaian Validator ... 103
Tabel 4.2 Saran Validator ... 103
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 105
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 107
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 108
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 108
Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 110
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 111
Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 112
Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 115
Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 118
Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 128
Tabel 4.13 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 129
Tabel 4.14 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 130
xx
Tabel 4.16 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe B ... 133
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 133
Tabel 4.18 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 135
Tabel 4.19 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 136
Tabel 4.20 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 137
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Literature Map penelitian yang akan dilakukan ... 68
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Pengembangan Menurut Borg and Gall ... 73
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 150
Lampiran 2. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 151
Lampiran 3. Surat Permohonan Validasi ... 152
Lampiran 4. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 155
Lampiran 5. Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe A ... 159
Lampiran 6. Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe B ... 184
Lampiran 7. Hasil Validasi Butir Soal Tipe A ... 209
Lampiran 8. Hasil Validasi Butir Soal Tipe B ... 212
Lampiran 9. Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 215
Lampiran 10. Hasil Validasi Ahli ... 218
Lampiran 11. Soal Uji Coba Tipe A ... 234
Lampiran 12. Soal Uji Coba Tipe B ... 244
Lampiran 13. Jawaban Siswa Soal Tipe A ... 254
Lampiran 14. Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 256
Lampiran 15. Hasil Uji Analisis TAP Soal Tipe A ... 258
Lampiran 16. Hasil Uji Analisis TAP Soal Tipe B ... 267
Lampiran 17. rtabel Validitas ... 276
Lampiran 18. Dokumentasi Uji Coba Produk ... 277
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah serta spesifikasi produk.
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal
dan pendidikan non formal. Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003
Bab I Pasal 1 ayat 11 (dalam Hasbullah, 2006: 305), mengatakan bahwa
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Sekolah Dasar merupakan tingkat pendidikan dasar. Dalam UU No.
2 tahun 1989 pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan
sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan
peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan
maju mundurnya pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor
utama pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas
sumber daya manusia tergantung dari kualitas pendidikan.
Kualitas pendidikan dapat dilihat dari kemampuan lulusan pada
jenjang pendidikan tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah
kemampuan peserta didik dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan diperlukan perbaikan pembelajaran dan sistem
penilaian yang diterapkan. Penilaian pembelajaran adalah pengumpulan
data tentang proses pembelajaran dan hasil pembelajaran melalui berbagai
cara (observasi, wawancara, dokumen, peer assessment, tes, laporan diri,
dan lain sebagainya) untuk keperluan evaluasi (Akbar, 2013: 88). Sistem
penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih
baik.
Sistem penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur/instrumen tes maupun non-tes. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang
harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan
seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang di kenai tes
seseorang atau sekelompok orang. Untuk mendapatkan hasil pengukuran
suatu tes yang sah dan dapat diandalkan kebenarannya haruslah digunakan
alat ukur yang tepat. Penggunaan alat serta prosedur pengolahan secara
benar akan memberikan hasil evaluasi yang baik. Baik buruknya evaluasi
terhadap salah satu tes menentukan hasil testing. Hal ini dapat ditinjau dari
validitas, reliabilitas, daya pembeda, pengecoh, dan tingkat kesukaran.
Penyusunan alat ukur tes yang memiliki karakteristik penyusunan
tes yang baik akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan
siswa terhadap materi yang diajarkan. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas V SD N Sarikarya pada tanggal 19 Juli 2016. Dari
wawancara menunjukkan bahwa guru terkadang tidak menyusun tes sendiri
karena kesulitan dalam menyusun tes, tidak mempunyai cukup waktu, dan
guru terbiasa mengambil tes dari berbagai sumber. Guru membutuhkan
contoh tes hasil belajar matematika yang valid dan reliabel serta diketahui
karakteristik butir soal seperti daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran
yang berkualitas baik.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, peneliti
terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes
hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan dimensi
kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan,
dikembangkan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika
Kompetensi Dasar 2.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan
Waktu, Jarak, dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi:
1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur dimensi kognitif dari
Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, dan mencipta.
2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototipe tes hasil belajar
matematika berbentuk pilihan ganda.
3. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika siswa kelas V pada
kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
waktu, jarak, dan kecepatan.
4. Tes hasil belajar yang disusun berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan
jawaban disetiap butir soal.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar
matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 2.5
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi
dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak,
dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar?
D. Tujuan Penelitian
1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar
matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 2.5
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan
kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika
kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan konsep
pembuatan soal sesuai dengan karakteristik penyusunan soal tes pilihan
ganda dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan kompetensi
dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak,
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun
tes hasil belajar tipe pilihan ganda sesuai dengan karakteristik
pembuatan tes yang benar dan dapat menganalisis setiap butir soal
sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir
soal.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk
mengembangkan tes hasil belajar sesuai dengan karakteristik
pembuatan soal dan memberikan contoh soal tes hasil belajar
matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui
kualitas setiap butir soal.
c. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman mengerjakan soal
matematika berbentuk pilihan ganda sesuai ranah kognitif dari
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, hingga
mencipta pada kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat menjadi contoh pembuatan soal dan
dapat menjadi arsip soal tes hasil belajar matematika kompetensi
dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu,
jarak, dan kecepatan yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal.
F. Batasan Istilah
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah salah satu jenis tes yang digunakan untuk
mengukur perkembangan dan kemajuan belajar dalam bentuk
pertanyaan maupun pernyataan yang harus di jawab dalam waktu
tertentu.
2. Tes Tipe Pilihan Ganda
Tes tipe pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri
dari pertanyaan sebagai pokok soal dan beberapa alternatif jawaban
yang harus dipilih.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan
pada kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan
suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki
4. Matematika
Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide
abstrak yang diajarkan secara bertahap menggunakan bahasa simbolis
yang terdapat aktivitas berhitung dan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah di kehidupan
sehari-hari.
5. Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
6. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf kemampuan sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten dan dapat dipercaya.
7. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir untuk dapat
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai.
8. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal yang
terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi yang dapat diketahui dari
9. Pengecoh
Pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban yang
berfungsi untuk mengecoh peserta tes yang kurang memahami materi.
G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk tes hasil belajar matematika dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah:
1. Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 2.5
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan
kecepatan untuk siswa kelas V yang terdiri dari (a) identitas soal berupa
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan, (b)
indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e)
ranah kognitif yang diukur , (f) tingkat kesukaran.
2. Produk tes hasil belajar matematika memenuhi kriteria valid
berdasarkan taraf signifikan 5%.
3. Produk tes hasil belajar matematika reliabel.
4. Produk tes hasil belajar matematika memiliki daya pembeda dapat
diterima yaitu pada rentang 0,30-1,00.
5. Produk tes hasil belajar matematika memiliki tingkat kesukaran sedang
dan sukar. Soal dengan kriteria sedang pada rentang 0,31-0,70 dan soal
pada kriteria sukar pada rentang 0-0,30.
6. Produk tes hasil belajar matematika memiliki pengecoh yang berfungsi
7. Tes Hasil belajar matematika tipe pilihan ganda disusun menggunakan
Bahasa Indonesia yang baku sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital, tanda baca, kata
11 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini berisi teori-teori yang mendukung
penelitian yaitu, tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan
tes hasil belajar, taksonomi bloom, matematika, dan kompetensi dasar.
1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes
Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari
sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Sudijono (2011: 66) memaparkan
bahwa tes adalah alat bantu atau prosedur yang digunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Muhtar Bukhori (dalam
Sulistyorini 2009: 86) mengungkapkan tes adalah suatu percobaan
yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.
Sedangkan Widoyoko (2015: 57) memaparkan bahwa tes
merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut Djemari
(dalam Widoyoko, 2016: 57) tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung,
Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes adalah beberapa
pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau beberapa pernyataan
yang membutuhkan tanggapan untuk mengukur tingkat
kemampuan suatu individu yang diberikan tes tersebut melalui
jawaban terhadap beberapa pertanyaan atau tanggapan dari
beberapa pernyataan. Hal ini senada dengan yang disampaikan
Nurkancana dan Sumartana (dalam Suwandi 2010: 39)
memaparkan bahwa tes adalah suatu cara penilaian dalam bentuk
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data
tetang nilai dan prestasi siswa yang dapat dibandingkan dengan
standar yang ditetapkan.
Menurut Widoyoko (2016: 50) tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan
informasi karakteristik suatu objek. Karakteristik objek dapat
berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, maupun minat yang
dimiliki oleh individu maupun kelompok. Berdasarkan pendapat
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukur dan
penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan
jawaban untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa
b. Jenis tes
Menurut Nurgiyantoro (dalam Suwandi, 2010: 40-50) jenis tes
dapat dibedakan menjadi beberapa macam bergantung pada dasar
yang digunakan. Macam-macam tes tersebut yaitu berdasarkan
individu yang dites, jawaban yang dikehendaki, penyusun tes, dan
bentuk tes.
1. Jenis tes berdasarkan individu yang dites
Berdasarkan individu yang dites dapat dibedakan menjadi
dua yaitu tes individual dan tes kelompok. Tes individual terjadi
saat pelaksanaan kegiatan tes guru hanya menghadapi seorang
siswa. Sebaliknya, dalam tes kelompok yang dihadapi guru
adalah sejumlah siswa misalnya siswa dalam satu kelas.
2. Jenis tes berdasarkan jawaban yang dikehendaki
Jenis tes berdasarkan jawaban yang dikehendaki dapat
dibedakan menjadi dua yaitu tes perbuatan dan tes verbal. Tes
perbuatan adalah tes yang menuntut respon siswa yang berupa
tingkah laku yang melibatkan gerakan otot. Tes perbuatan
berfungsi untuk mengukur tujuan-tujuan yang berkaitan dengan
aspek psikomotor. Tes verbal adalah tes yang mengkehendaki
jawaban siswa berupa tingkah laku verbal yang berbentuk
bahasa yang berisi kata-kata dan kalimat. Tes verbal jika dilihat
yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan mengkehendaki jawaban
siswa diberikan secara lisan sedangkan tes tertulis menuntut
jawaban siswa diberikan secara tertulis.
3. Jenis tes menurut penyusun tes
Jenis tes menurut penyusun tes dibedakan menjadi dua yaitu
tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru adalah tes yang
dibuat oleh guru kelas itu sendiri. Tes buatan guru dimaksudkan
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas yang bersangkutan.
Tes standar adalah tes yang telah distandarkan. Tes standar
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes bakat (aptitude
test) dan tes prestasi (achievement test). Tes buatan guru dengan
tes standar memiliki perbedaan selain dari penjelasan di atas.
Perbedaan tersebut terletak pada kelayakan tes (appropriateness
test), kesahihan tes (validity test), keajegan tes (reliability test),
dan ketertafsiran tes (interpretability test).
4. Jenis tes menurut bentuk tes
Jenis tes menurut bentuk tes dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu tes subjektif dan tes objektif. Bentuk tes subjektif
sering juga disebut sebagai sebagai tes bentuk esai (Inggris:
essay). Tes subjektif adalah suatu bentuk pertanyaan yang
mempergunakan bahasa sendiri. Tes subjektif memungkinkan
siswa menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan
pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi
dan tes subjektif ada dalam tes esai. Tes objektif adalah tes yang
menuntut siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat,
bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang
mewakili alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan.
Tes objektif juga disebut dengan tes jawab singkat (short
answer test). Jenis tes objektif yang banyak digunakan antara
lain jawaban benar salah (true-false), pilihan ganda (multiple
choice), isian (completion), dan penjodohan (matching).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat macam-macam jenis tes yaitu individu yang dites,
jawaban yang dikehendaki, penyusun tes, dan bentuk tes.
c. Definisi Belajar
Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pengertian belajar
yang lebih komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam
Winataputra 2008: 1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap
yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru yang memungkinkan
perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan
bertindak. Menurut Arnie Fajar (2004: 40) belajar merupakan suatu
proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau
pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk
melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup
untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa
mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.
Menurut Slameto (2013: 2) belajar adalah suatu proses kegiatan
untuk memperoleh suatu perubahan sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut Winkel
(dalam Sulistyorini 2009: 5), belajar merupakan kegiatan
mental/fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar itu
kegiatan mental yang tidak bisa disaksikan dari luar. Jadi apa yang
sedang terjadi didalam diri seseorang yang sedang belajar itu tidak
dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati/melihat
orang tersebut. Bahkan, hasil belajar orang itu juga tidak akan
menghasilkan/menampakkan kemampuan yang diperolehnya
melalui belajar. Senada dengan hal tersebut, Sulistyorini (2009: 6)
berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berproses
menuju pada suatu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan
tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk menambah
ilmu, perubahan perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan
untuk memenuhi kebutuhan, kepandaian yang belum dimilikinya
melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
d. Ciri-ciri Belajar
Belajar memusatkan pengertiannya pada tiga hal yaitu
terjadinya perubahan perilaku, perubahan buah pengalaman, dan
perubahan yang relatif menetap (Udin 2008: 19).
1. Terjadinya perubahan perilaku
Belajar harus memungkinkan perubahan perilaku pada
individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek
pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap
2. Perubahan buah dari pengalaman
Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.
Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena
adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungannya.
3. Perubahan relatif menetap
Perubahan perilaku akibat adanya belajar akan bersifat
cukup permanen atau menetap.
Sedangkan menurut Aqid (2010: 48), belajar mempunyai
karakteristik tertentu antara lain yaitu :
1. Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri
individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan
(kognitif), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan
(psikomotorik).
2. Belajar merupakan hasil dari pengalaman yang terjadi karena
adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.
3. Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui
pengalaman atau latihan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar mempunyai ciri-ciri yaitu terjadinya perubahan
perilaku, perubahan hasil dari pengalaman, dan perubahan relatif
e. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan terbentuknya konsep pengetahuan.
Menurut Winkel (2004: 61) hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku.
Senada dengan Winkel, Hamalik (2006: 155) menyatakan bahwa
hasil belajar sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
sisa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Sudjana (1989: 22)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley (dalam Sudjana 1989: 22)
membagi hasil belajar menjadi 3 macam, yakni (1) keterampilan
dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, dan (3) sikap dan
cita-cita.
Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) menambahkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak
belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru. Sedangkan Abdurrahman (2009: 38) mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Dari uraian tersebut
dicapai dari suatu interaksi tindak belajar berupa makna dari bahan
yang dipelajari yang mengakibatkan perubahan dalam diri dan
mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.
f. Jenis-jenis Hasil Belajar Siswa
Bloom (Sudjana 2006: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
1. Ranah Kognitif
Dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif nampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman, serta hubungan sosial.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik nampak pada keterampilan dan
kemampuan bertindak.
g. Definisi Tes Hasil Belajar
Sudijono (2011: 99) mengungkapkan bahwa tes hasil belajar
adalah salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
Masidjo (1995: 40) memaparkan bahwa tes hasil belajar adalah
suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang
sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara
sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap dan nilai. Purwanto (2009: 33) menyatakan bahwa tes hasil
belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil
pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu. Dari pendapat
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah salah
satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan dan
kemajuan belajar dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan
yang harus di jawab dalam waktu tertentu.
h. Bentuk Tes Hasil Belajar
Widoyoko (2016: 57) mengemukakan bahwa bentuk tes
dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif.
1. Tes objektif
Tes objektif dalam hal ini memiliki pengertian yaitu bentuk
tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang
harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau
respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan oleh penyusun
butir soal. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran
objektif oleh korektor. Karena sifatnya yang objektif ini maka
tidak perlu harus dilakukan oleh manusia. Pekerjaan tersebut
dapat dilakukan oleh mesin, misalnya mesin scanner. Tes
objektif dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:
a. Tipe Benar-Salah (true-false test)
Tes tipe benar salah (true false test) adalah tes yang butir
soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan
alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang
salah.
b. Tipe Menjodohkan (matching test)
Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom
atau kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah
pertanyaan/pernyataan atau stem atau biasa juga disebut
dengan premis. Kelompok kedua di sebelah kanan adalah
kelompok jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan
menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau
cocok dengan pertanyaan/pernyataan.
c. Tes Pilihan Ganda (multiple choice test)
Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Setiap
pernyataan atau disebut juga stem, dan (2) alternatif
jawaban atau juga disebut option.
d. Pilihan Ganda Analisis Hubungan Antar Hal
Pilihan ganda hubungan antar hal terdiri dari dua
pernyataan. Kedua pernyataan tersebut dihubungkan oleh
kata “SEBAB”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat
atau tidak ada hubungan sebab akibat.
e. Pilihan Ganda Analisis Kasus
Pada tes bentuk pilihan ganda analisis kasus peserta tes
dihadapkan pada suatu kasus. Kasus ini disajikan dalam
bentuk cerita, peristiwa dan sejenisnya. Kepada peserta tes
diajukan beberapa pertanyaan. Setiap pertanyaan dibuat
dalam bentuk melengkapi pilihan.
f. Pilihan Ganda Asosiasi
Bentuk pilihan ganda asosiasi ini terstruktur soalnya
sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah, jika
pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang
benar atau paling benar, tetapi pada melengkapi berganda
justru jawaban yang benar dapat lebih dari satu, mungkin 2,
g. Pilihan Ganda Dengan Diagram, Grafik, Tabel dan
sebagainya
Bentuk soal tes ini mirip analisis kasus, baik struktur
maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini
tidak disajikan kasus dalam bentuk cerita atau peristiwa
tetapi kasus tersebut berupa diagram, gambar, grafik
maupun tabel.
2. Tes Subjektif
Tes subjektif pada umumnya berbentuk uraian (esai).
Menurut Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution 2005: 37 tes
bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung
pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal
tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan
pikiran peserta tes. Berdasarkan tingkat kebebasan peserta
tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian
dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas atau
uraian tebuka (extended response) dan tes uraian terbatas
(restricted response). Tes uraian bebas merupakan bentuk
tes uraian yang memberi kebebasan kepada pesera tes untuk
mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan
gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes
uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi
batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta
tes dalam menjawab soal tes.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
bentuk tes dikategorikan menjadi dua yaitu, objektif dan
subjektif. Tes objektif dibagi menjadi 7 bagian yaitu tipe
benar-salah (true-false test), tipe menjodohkan (matching
test), tes pilihan ganda (multiple choice test), pilihan ganda
analisis hubungan antar hal, pilihan ganda analisis kasus,
pilihan ganda asosiasi, pilihan ganda dengan diagram, grafik,
tabel dan sebagainya. Sedangkan tes subjektif dibagi
menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas atau uraian
terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas
(restricted response).
2. Tes Pilihan Ganda
a. Definisi Tes Pilihan Ganda
Menurut BALITBANG DEPDIKNAS (2007: 13) tes pilihan
ganda merupakan bentuk tes yang jawabannya dapat dipilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Menurut
Mardapi (2008: 71) Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang
jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban
terdiri atas: pertanyaan (pokok soal), alternatif jawaban yang
mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Sedangkan Suprananto
(2012: 107) mengungkapkan bahwa tes bentuk pilihan ganda
merupakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang disediakan. Dari pendapat ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan
salah satu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan
sebagai pokok soal dan beberapa alternatif jawaban yang harus
dipilih.
b. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda
Menurut Widoyoko (2016, 77-82) kualitas butir soal pilihan
ganda sangat tergantung kepada kemampuan seseorang yang
menyusun butir soal ini. Untuk menghasilkan butir soal pilihan
ganda yang baik dalam penyusunan butir soal perlu
memperhatikan kaidah penulisan berikut :
1. Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok
soal, sehingga dengan membaca pokok soal responden sudah
dapat menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca
pilihan jawaban.
2. Menghindari kata-kata yang sama dalam pilihan. Peniadaan
pengulangan kata berarti menyangkut waktu menulis dan
3. Menghindari perumusan kata yang berlebihan. Tidak selalu
penjelasan terinci mempermudah pengertian.
Kadang-kadang justru dapat membingungkan dan mengaburkan
pengertian. Rumusan yang baik adalah rumusan yang berisi,
padat, dan jelas.
4. Jika pokok soal merupakan pertanyaan yang belum lengkap,
maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan
pada ujung pertanyaan, bukan di tengah-tengah kalimat.
5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.
Cara menyusun alternatif jawaban disusun berderet dari atas
ke bawah. Jika yang dideretkan itu terdiri dari satu kata,
urutan ke bawah dibuat berdasarkan alfabet. Kalau yang
dideretkan bilangan, urutan ke bawah berdasarkan bilangan
yang makin bertambah besar atau makin menurun atau
diurutkan berdasarkan kalimat panjang.
6. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan
sebagai jawaban yang benar. Hindari pengecoh yang tidak
ada sangkut pautnya dengan pokok soal atau pengecoh yang
tidak masuk akal.
7. Hindari jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari
jawaban yang salah. Ada kecenderungan peserta tes memilih
jawaban yang benar. Oleh karena itu penyusunan butir soal
tes berusaha agar pengecoh dan jawaban yang benar ditulis
sama panjang dengan rincian yang sama.
8. Menghindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang
benar.
9. Menggunakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban. Jika
hanya dua pilihan bentuk ini sama dengan bentuk
benar-salah. Dua pilihan berarti tebakannya tinggi.
10.Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau
kata-kata yang bermakna tidak pasti, misalnya: kebanyakan,
seringkali, kadang-kadang dan sejenisnya.
11.Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau
pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan
negatif maka kata negatif digaris bawahi, cetak miring atau
ditulis tebal.
Sedangkan menurut Kusaeri (2014: 71-83) ada beberapa
kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun baik.
Kaidah-kaidah tersebut mencakup aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Berikut ini merupakan kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda:
1. Rumusan soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling benar.
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berupa
pernyataan yang diperlukan saja.
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7. Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda, seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali, dan
sejenisnya dapat membingungkan siswa memahami pokok
permasalahan yang ditanyakan.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
9. Memilih jawaban jangan mengandung “Semua pilihan
jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
10.Memilih jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut, atau kronologis waktu.
11.Jika terdapat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12.Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
13.Rumusan soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
Berdasarkan dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa
kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda yaitu (1) pokok soal
harus sesuai dengan indikator, (2) pilihan jawaban homogen dan
logis, (3) setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar, (4)
rumusan pokok soal tidak berlebihan, (5) pokok soal tidak
mengandung pernyataan ke arah jawaban benar, (6) pokok soal
tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, (7)
panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama, (8) menggunakan
tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban, (9) jawaban tidak
mengandung “semua pilihan jawaban di atas salah” atau “ semua pilihan di atas benar”, (10) jawaban berbentuk angka dan waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, (11) butir soal
tidak tergantung pada jawaban sebelumnya, (12) pokok soal
tidak menggunakan ungkapan, (13) rumusan soal menggunakan
bahasa yang sesuai kaidah Bahasa Indonesia.
c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda
Kelebihan dan kelemahan tes tipe pilihan ganda menurut
Widoyoko (2016: 74-77) yaitu :
1. Kelebihan Tes Tipe Pilihan Ganda
a. Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur segala level tujuan pembelajaran, mulai dari
kompleks, kecuali tujuan yang berupa kemampuan
mendemonstrasikan sesuatu secara ekspresif.
b. Karakteristik butir soal pilihan ganda hanya menuntut
waktu mengerjakan sangat minimal, maka setiap
perangkat tes yang menggunakan butir soal pilihan
ganda sebagai alat ukur dapat menggunakan jumlah butir
soal yang relatif banyak dan karena itu penarikan sampel
pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas. Jadi
setiap perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh
cakupan mata pelajaran.
c. Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
Dengan demikian maka tidak ada unsur subjektivitas
pemeriksa masuk ke dalam skor hasil ujian. Bahkan
karena sifatnya maka penskoran dapat dilakukan oleh
mesin. Karena itu maka dapat dikerjakan dalam waktu
yang sangat singkat.
d. Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga
menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan
berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.
e. Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua. Karena itu
akan dapat mengurangi keinginan peserta tes untuk
probabilitas untuk benar makin besar. Jadi bila pilihan
lebih dari dua, maka probabilitas untuk benar
tebakannya akan kurang dari 50%. Tentu hal ini tidak
berlaku bagi peserta tes yang memang ingin menebak.
f. Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan
analisis butir soal secara baik. Butir-butir dapat disusun
dengan dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bila dalam
uji coba butir soal tersebut ternyata ada kelemahan
(setelah dianalisis) maka dapat dilakukan perbaikan.
g. Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan hanya
mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.
Makin homogen alternatif jawaban, maka makin tinggi
tingkat kesukarannya, dan sebaliknya makin kurang
homogenitas alternatif jawaban, maka akan semakin
rendah tingkat kesukaran butir soal.
h. Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir soal ini dapat
memberikan informasi tentang peserta tes lebih banyak
kepada guru, terutama bila butir soal itu memiliki
homogenitas yang tinggi. Setiap pilihan peserta terhadap
alternatif jawaban merupakan suatu informasi tersendiri
tentang penguasaan kognitif peserta tes dalam bidang
2. Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda
a. Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. Kesulitan
menyusun butir soal tipe pilihan ganda ini terutama
untuk menemukan akternatif jawaban yang homogen.
b. Ada kecenderungan bahwa penyusun tes menyusun butir
soal tipe ini dengan hanya menguji dan mengukur aspek
ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah
kognitif. Bukan berarti bahwa aspek kognitif tidak
penting dalam hasil belajar. Tetapi bila sebagian besar
butir soal itu hanya menguji satu aspek kognitif, maka
perangkat tes tidak terlalu berarti sebagai alat pengukur
keberhasilan belajar secara menyeluruh.
c. Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes
bentuk pilihan ganda (testwise) terhadap hasil tes peserta.
Jadi makin terbiasa seseorang dengan bentuk tes tipe
pilihan ganda makin besar kemungkinan ia akan
memperoleh skor yang lebih tinggi. Kenaikan skor
karena testwise ini sungguhpun cukup berarti tetapi tidak
akan sampai mengganggu interpretasi hasil individual,
Menurut Sukardi (2008: 125) dalam evaluasi pembelajaran,
item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan.
1. Kelebihan Tes Pilihan Ganda
a. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik
untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa.
Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel
dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk
mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.
b. Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan
intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan
pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
c. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur
penguasaan informasi para siswa yang hendak
dievaluasi.
d. Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan
intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa.
e. Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah
disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat
f. Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan
ganda dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru
maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif.
g. Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah
antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai
secara berulang-ulang.
2. Kelemahan Tes Pilihan Ganda
a. Konstruksi item tes pilihan lebih sulit serta
membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
dengan penyusun item tes bentuk objektif lainnya.
b. Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan
ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah
diberikan dalam waktu tertentu, misalnya satu
semester atau satu kuartal.
c. Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur
kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil
pembelajaran.
d. Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa
untuk menerka jawaban.
Berdasarkan penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa bentuk tes soal pilihan ganda mempunyai kelebihan
ganda antara lain adalah butir soal tes pilihan ganda dapat
digunakan untuk mengukur segala level tujuan
pembelajaran, karakteristik butir soal pilihan ganda hanya
menuntut waktu mengerjakan sangat minimal, penskoran
dapat dilakukan secara objektif, butir soal disusun untuk
membedakan berbagai tingkat kebenaran, dan tingkat
kesukaran butir soal dapat diatur. Sedangkan kekurangan
dari tes pilihan ganda adalah penyusunan soal relatif lebih
sulit dan memberi peluang untuk menerka jawaban.
3. Kontruksi Tes Hasil Belajar a. Validitas
Standart (dalam Mardapi, 2008: 16) mengungkapkan bahwa
validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap
penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Oleh
karena itu validitas merupakan fundamen paling dasar dalam
mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes. Menurut
Cronbach (dalam Waridjan 1991: 343) validitas atau penyahihan
merupakan proses pengujian skor tes hasil belajar dibandingkan
dengan beberapa hasil observasi lain sebagai kriteria. Azwar
(2009: 5) memaparkan bahwa validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sugiyono
(2011: 168) mengungkapkan bahwa instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
validitas merupakan ketepatan atau kecermatan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Kusaeri (2014: 54-57) menjelaskan bahwa terdapat beberapa
macam validitas, yaitu:
1. Validitas terkait Isi (Content-Related Validity)
Validitas ini berkaitan dengan derajat kemampuan
tes mengukur cakupan substansi yang diukur. Dua aspek
penting, yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan apakah butir-butir
penilaian menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang
ingin diukur. Valid teknik sampling umumnya berkaitan
dengan bagaimanakah baiknya suatu instrumen penilaian
mempresentasikan cakupan aspek yang dinilai. Azwar