• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA

DOSENDALAMPEMBELAJARAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS

KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

Oleh Leli Elvanita

101101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA

DOSENDALAM PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS

KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

oleh Leli Elvanita

101101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atass rahmat,

hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul

“Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa

program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU”. Shalawat

beriring salam dihanturkan kepada junjungan umat sepanjang masa Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak

mendapat bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai

Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai

Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp,

MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns., M.Nurs sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, masukan, dan

saran yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih

penulis ucapkan kepada Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep

(5)

sebagai dosen penguji II dan dosen penguji validitas instrumen

penelitian ini, dan Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat selama masa

perkuliahan di fakultas keperawatan USU

3. Ibu Siti Zahara Nasution, SKp, MNS dan bapak Iwan Rusdi, S.Kp,

MNS selaku dosen yang melakukan uji validitas instrumen penelitian.

4. Seluruh staf di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

tempat penulis melakukan penelitian yang telah memberikan bantuan

administrasi.

5. Mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

6. Kedua orangtua ku tersayang, bapak Firman Sembiring dan ibu Kolam

Tarigan, S.Pd yang telah memberikan motivasi terbesar, semangat dan

doa yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi. Ini hadiah terindah hasil kerja keras mamak dan

bapak yang bersusah payah membiayai kuliah ku di kota medan.

7. Abang ku Andi Hardiansyah Sembiring, terimakasih atas doa dan

motivasinya bang, semoga kita menjadi anak yang senantiasa berbakti

kepada kedua rangtua kita. Terimakasih untuk kakak ipar ku chairani

br. Sinulingga yang telah memberi motivasi. Terimakasih juga untuk

(6)

8. Teman-teman satu dosen pembimbing (Yenikha gea arafah, Natalisda

Halawa, dan Febri Wibowo Adek Syaputra) yang telah memberi

bantuan selama penyusunan skripsi. Terimakasih untuk Emmi Suryani,

Listianawati, Fadillah Gultom, dan Anri Amaliyah dan semua

teman-teman S1 ‘10 yang berjuang bersama untuk menyelesaikan pendidikan,

terimakasih untuk semua dukungan, bantuan, perhatian, doa, dan

masukan-masukannya.

9. Kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua dan dapat meberikan informasi yang berharga di dunia kesehatan terutama

keperawatan.

Medan, 4 Juli 2014

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... vii

Abstrak ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kinerja Dosen ... 9

2.1.1 Definisi Kinerja Dosen ... 9

2.1.2 Faktor-faktor Penentu Kinerja Dosen ... 9

2.1.3Meningkatkan Kinerja Dosen ... 16

2.1.4Indikator Kinerja Dosen ... 17

2.1.5Keterampilan Dasar Mengajar ... 21

2.2 Kepuasan Mahasiswa ... 27

2.2.1 Definisi Kepuasan Mahasiswa ... 27

2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen ... 28

2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa ... 30

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 33

3.2 Defenisi Operasional ... 34

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 36

4.5.2 Kuesioner Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 41

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

(8)

4.8 Analisa Data ... 45

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian ... 47

5.1.1 Karakteristik Data Demografi ... 47

5.1.2 Deskripsi Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 49

5.2 Pembahasan ... 57

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 66

6.2 Saran ... 67

6.2.1 Pendidikan Keperawatan ... 67

6.2.2 Dosen Fakultas Keperawatan ... 68

6.2.3 Penelitian Selanjutnya ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN

1. Informed Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Reliabilitas Instrumen 4. Hasil Data Demografi

5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden tentang Pernyataan Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran

6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran berdasarkan lima tingkat kepuasan

7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran

8. Jadwal Tentatif Penelitian 9. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi 10.Taksasi Dana

(9)

Daftar Tabel

(10)

Daftar Skema

(11)

Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Leli Elvanita

NIM : 101101021

Program studi : Sarjana keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.

(12)

Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara

Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.

(13)

Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Leli Elvanita

NIM : 101101021

Program studi : Sarjana keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.

(14)

Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara

Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa, dan

pada akhirnya mahasiswa hasil pendidikan itu akan menjadi sumber daya

pembangunan. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan

menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Tirtarahardja & Sulo, 2005).

Mahasiswa dalam menjalani aktivitas belajar di sebuah perguruan tinggi

mempunyai harapan tertentu terhadap proses pembelajaran yang diberikan dosen

kepadanya. Bila mahasiswa merasa proses pembelajaran yang diberikan dosen

sesuai dengan harapan, maka mahasiswa akan merasa puas terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung. Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan

dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau

pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012). Jadi, kepuasan mahasiswa dapat

diartikan sebagai hasil perbandingan antara harapan mahasiswa dengan kinerja

(16)

Dosen merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam proses

pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan dosen dan peserta didik atas hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

(Rachmawati & Daryanto, 2013).

Sebuah perguruan tinggi harus memperhatikan jumlah dan kualitas

dosen yang bekerja agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam

segi jumlah, dosen yang bekerja di Fakultas Keperawatan USU juga masih kurang

memadai jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswanya. Mahasiswa yang

belajar di Fakultas Keperawatan berjumlah 1.556 mahasiswa, sedangkan jumlah

dosen yang mengajar ada 38 orang. Berdasarkan standar DIKTI, rasio antara

dosen dan mahasiswa untuk bidang IPA (termasuk keperawatan) adalah 1:20

(dapat ditoleransi menjadi 1:30). Sedangkan perbandingan yang didapat antara

jumlah dosen dan mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU adalah 1:41.

Sebagai pihak utama dalam penyampaian pendidikan kepada mahasiswa,

kualitas dosen dapat dinilai berdasarkan kinerja dosen yang dirasakan mahasiswa

selama menjalankan proses pendidikan dan pembelajaran (Ulfa, 2013). Kinerja

(performace) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun

kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing,

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

(17)

Kinerja dosen menurut Rachmawati & Daryanto (2013) adalah kemampuan yang

ditunjukkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

Penampilan kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang dapat mencerminkan suatu pola

kerja untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Berkaitan

dengan kinerja dosen, perilaku dosen dapat dilihat pada proses pembelajaran yaitu

bagaimana seorang dosen merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan menilai hasil belajar. Ketiga kegiatan tersebut merupakan

indikator kinerja dosen dalam pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Dalam merencanakan pembelajaran, seorang dosen diharapkan mampu

untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Oleh karena itu,

seorang dosen harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip

belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti

merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode dan menetapkan evaluasi.

Dalam mengelola pembelajaran, seorang dosen harus mampu mengelola seluruh

proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar

sedemikian rupa sehingga setiap mahasiswa dapat belajar secara efektif dan

efisien. Dalam menilai hasil belajar, seorang dosen sebaiknya memperhatikan

hasil belajar mahasiswa secara terus menerus. Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan

sebagai umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar dan menjadi titik

tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya

(18)

Akan tetapi, kinerja dosen belum terlaksana dengan baik, hal ini dapat

dilihat dari hubungan yang tercipta antara dosen dengan mahasiswa dalam

kegiatan belajar mengajar sangat tidak tepat, aktivitas terletak hanya pada dosen.

Mahasiswa hanya mendengarkan dan menerima apapun yang diberikan oleh

dosen. Pandangan yang salah tentang mahasiswa yang baik masih terus

dilaksanakan oleh peserta didik, yaitu mahasiswa yang baik adalah mahasiswa

yang hanya duduk diam, mendengarkan ceramah dosen dengan penuh perhatian,

tidak bertanya, tidak mengemukakan masalah. Semua bahan pelajaran yang

diberikan oleh dosen ditelan mentah-mentah, tanpa diolah, dan tanpa diragukan

kebenarannya. Hal ini terjadi karena dosen tidak dapat membawa mahasiswa

berperan aktif dalam proses belajar mengajar (Slameto, 2003). Dari pernyataan ini

diketahui bahwa proses belajar mengajar belum efektif. Menurut Suryosubroto

(2009), efesiensi dan efektivitas mengajar dapat dilihat dari interaksi belajar

mengajar yang baik antara dosen dan mahasiswa.

Harapan mahasiswa terhadap kinerja dosen selama proses pembelajaran

berlangsung ialah proses pembelajaran berjalan secara maksimal. Harapan

mahasiswa terhadap dosen ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka

bekerjasama (kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka

menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat,

menguasai bahan pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap

mahasiswa (Hamalik, 2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013). Sedangkan

(19)

dosen yang memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa

mendengarkan pendapat mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008)

Kenyataan yang ada masih banyak harapan mahasiswa yang belum

terpenuhi. Hal ini tampak dari penelitian Ulfa (2013) yang menunjukkan

banyaknya mahasiswa belum puas terhadap kinerja dosen. Beberapa aspek dalam

proses pembelajaran yang belum dirasakan puas oleh mahasiswa yaitu dosen

mengembalikan lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (21% mahasiswa

merasa kurang puas, 11% mahasiswa merasa tidak puas), dosen mengumumkan

nilai ujian tepat waktu (6% mahasiswa merasa kurang puas), kesediaan dosen

untuk membantu mahasiswa dalam masalah perkuliahan (11% mahasiswa merasa

kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan perhatian

terhadap kemajuan mahasiswa (7% mahasiswa merasa kurang puas, 1%

mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan masukan/pujian terhadap

mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik (6% mahasiswa

merasa kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen menggunakan

media/alat bantu pembelajaran yang menarik (9% mahasiswa merasa kurang puas,

3% mahasiswa merasa tidak puas).

Penelitian Rangkuti (2007) yang melakukan penelitian pada mahasiswa

Fakultas Keperawatan USU juga membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang

belum puas terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran. Hal ini tampak dari hasil

penelitian yaitu mahasiswa tidak puas dengan kemampuan mengajar dosen

ditandai dengan tiga dimensi tingkat kepuasan yaitu dimensi keandalan/reliability

(20)

empati/empathy sebesar (55,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan masih sangat

besar mahasiswa merasa tidak puas (lebih dari 50%) terhadap kemampuan

mengajar dosen.

Dengan melihat pentingnya memenuhi harapan mahasiswa terhadap

kinerja dosen dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berhasil

dengan baik dan dengan melihat banyaknya mahasiswa yang belum merasa puas

terhadap kinerja dosen, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa

program studi ilmu keperawatandi Fakultas Keperawatan USU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang

akan diteliti adalah bagaimana kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang

kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu

(21)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU pada dimensi bukti langsung (tangible).

a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU pada dimensi keandalan (reliability).

b. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU pada dimensi daya tanggap (responsiveness).

c. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU pada dimensi jaminan (assurance).

d. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU pada dimensi empati (empathy).

e. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi:

1. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Fakultas Keperawatan USU

sebagai pedoman mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen

dalam pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU.

2. Dosen fakultas keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dosen Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara sebagai tolak ukur kinerja yang telah

dilakukannya selama bekerja di Fakultas Keperawatan USU. Agar dosen

Fakultas Keperawatan USU dapat meningkatkan kinerja mereka dalam

pembelajaran.

3. Penelitian selanjutnya

Sebagai bahan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang

sama yaitu kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Dosen

2.1.1 Definisi Kinerja Dosen

Kinerja adalah performace atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan

prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah

keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang

telah ditetapkan. Kinerja dosen adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh dosen

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan

memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.1.2 Faktor-Faktor Penentu Kinerja Dosen

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013), keberadaan dosen dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal

maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja dosen.

(24)

a. Kepribadian dan dedikasi

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari

unsur psikis dan fisik, artinya keseluruhan sikap dan perbuatan

seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu,

dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh

kepribadiannya. Kepribadian adalah suatu masalah abstrak, yang hanya

dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan

cara dalam menghadapi setiap persoalan. Dosen yang memiliki

kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat

memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan

pekerjaan mendidik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

b. Pengembangan profesi

Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan

perubahan ilmu pengetahuan dan Teknologi yang menuntut kesiapan

agar tidak ketinggalan. Seorang profesional adalah orang yang

melayani kebutuhan anggota masyarakat baik secara perorangan

maupun kelompok. Pembinaan dan pengembangan profesi guru

bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus

menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan

persyaratan yang diinginkan, disamping itu pembinaan harus sesuai

arah dan tugas/fungsi yang bersangkutan dalam sekolah/tempat bekerja

(25)

c. Kemampuan mengajar

Kemampuan mengajar dosen menjadi sangat penting dan

menjadi keharusan untuk dimiliki oleh dosen dalam menjalankan tugas

dan fungsinya (Rachmawati & Daryanto, 2013). Pada UU No 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen pasal 45 juga dikatakan seorang dosen

harus memiliki kompetensi. Menurut Wibowo (2007) kompetensi

adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan

serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Menurut Uno (2012) kompetensi profesional seorang dosen

adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

dosen agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.

Kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen meliputi kompetensi

pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi

pribadi yang seharusnya dimiliki oleh seorang dosen yaitu memiliki

pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi

tanggungjawabnya, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan

peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan peserta didik

secara adil. Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang dosen

adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik

dan lingkungaan peserta didik (orangtua, tetangga, sesama teman).

Kompetensi profesional seorang dosen meliputi kemampuan dalam

(26)

pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan

mengembangkan sistem pembelajaran.

Kemampuan mengajar dosen yang sesuai dengan tuntutan

standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang

ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik peserta didik,

keterampilan peserta didik, dan perubahan pola kerja dosen yang

makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki

dosen sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi

belajar peserta didik tetapi juga menurunkan tingkat kinerja dosen.

Tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin seorang

dosen mampu melakukan inovasi dan kreasi dari materi yang ada

dalam kurikulum yang pada waktunya akan memberikan rasa bosan

bagi dosen maupun peserta didik untuk menjalankan tugas dan fungsi

masing-masing (Rachmawati & Daryanto, 2013).

d. Antar hubungan dan komunikasi

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen akan berhasil jika

ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan peserta didik sebagai

komponen yang diajar. Komunikasi digunakan untuk memahami dan

menukarkan pesan verbal maupun non verbal antara pengirim

informasi dengan penerima informasi untuk mengubah tingkah laku.

Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan dosen terutama dalam

proses pembelajaran dan pada situasi interaksi lain di sekolah/fakultas

(27)

memperlancar pelaksanaan tugas. Kinerja dosen akan meningkat

seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara

komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang

lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas

dengan baik (Rachmawati & Daryanto, 2013).

e. Hubungan dengan masyarakat

Hubungan sekolah/fakultas dengan masyarakat adalah suatu

proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk

meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan

pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam

peningkatan dan pengembangan sekolah. Manfaat hubungan dengan

masyarakat sangat besar bagi peningkatan kinerja dosen melalui

peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang

terus-menerus dan proses saling memberi dan saling menerima sarta

membuat introspeksi sekolah dan dosen menjadi giat dan

berkelanjutan. Setiap aktivitas dosen dapat diketahui oleh masyarakat

sehingga dosen akan berupaya menampilkan kinerja yang baik

(Rachmawati & Daryanto, 2013).

f. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang

dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain

(28)

semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara

langsung maupun tidak langsung. Kedisiplinan sangat perlu

diperhatikan dosen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing mahasiswa. Disiplin yang

tinggi akan mampu membangun kinerja yang profesional sebab

pemahaman disiplin yang baik dosen mampu mencermati

aturan-aturan dan langkah strategis dalam melaksanakan proses kegiatan

belajar mengajar. Kedisiplinan yang baik ditunjukkan dosen dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya akan memperlancar pekerjaan

dosen dan memberikan perubahan dalam kinerja dosen kearah yang

lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan (Rachmawati &

Daryanto, 2013).

g. Kesejahteraan

Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh pada

kinerja dosen di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin

sejahtera seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan

kerjanya. Untuk memaksimalkan kinerja dosen langkah strategis yang

dilakukan pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak

sesuai dengan jumlah kerja dosen. Adanya jaminan kehidupan yang

layak bagi dosen dapat memotivasi dosen untuk selalu bekerja dan

meningkatkan kreativitas sehingga kinerja selalu meningkat tiap waktu

(29)

h. Iklim kerja

Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor

pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan

kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana

hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara pemimpin dan

bawahan, antara dosen dengan dosen yang lain, antara dosen dengan

staf dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan

dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran

tercapai. Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat

menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan

dalam bekerja membuat dosen berpikir dengan tenang dan

terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan

(Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.1.3 Meningkatkan Kinerja Dosen

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) hal yang harus diperhatikann

untuk meningkatkan kinerja dosen meliputi:

a. Kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlian

Kinerja dosen dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara

pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan

dosen pada bidang tugasnya. Bila dosen diberikan tugas tidak sesuai

dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil

(30)

mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja dosen.

Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu

yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Kinerja dapat ditingkatkan

dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang

kemampuannya

b. Kepuasan kerja

Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan

individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada

seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik.

Kinerja dosen akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan

ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan

berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai

upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik yang diikuti dengan

memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi, dengan

berhasilnya seorang dosen mengajar ditandai dengan keberhasilan

mahasiswa dalam menyerap ilmu yang mereka ajarkan maka dosen

tersebut akan merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Dengan adanya

perasaan puas pada dosen maka kinerja dosen akan semakin meningkat

juga.

c. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi

Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dosen adalah

(31)

berkembang dan mendorong dosen untuk menguasainya. Dengan

memanfaatkan teknologi informasi maka dosen dapat dengan cepat

mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dosen tidak

terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu

yang dikuasai tetapi dosen harus mampu menguasai lebih dari satu bidang

studi yang ditekuninya sehingga suatu saat dosen tersebut akan mendalami

hal lain yang masih memiliki hubungan erat dengan bidang tugasnya guna

meningkatkan kinerja kearah yang lebih baik (Rachmawati & Daryanto,

2013).

2.1.4 Indikator Kinerja Dosen

Menurut UU No 14 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 1 berbunyi beban kerja

dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran,

membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan,

serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Rachmawati &

Daryanto (2013) indikator penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan pembelajaran

Bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu maka tujuan dari

kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Oleh karena itu

seorang dosen harus memiliki kemampuan dalam merencanakan

(32)

merencanakan program pengajaran, membuat persiapan pengajaran

yang akan diberikan, menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkan kepada mahasiswa dan bahan pelajaran yang mendukung

jalannya proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009). Kemampuan

dosen dalam tahap perencanaan dapat dilihat dari cara atau proses

penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

dosen, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).

b. Pelaksanaan pembelajaran

Kegaiatan awal dalam pelaksanaan pembelajaran adalah

mengaitkan hal-hal yang sudah dipelajari dengan hal baru yang akan

diajarkan, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memahami

topik secara keseluruhan sebelum mempelajari hal-hal yang

terkandung dalam topik secara terperinci, menambahkan hasrat ingin

tahu mahasiswa dan merangsang perhatian dan hasrat belajar

mahasiswa secara berkelanjutan, dan menyadarkan mahasiswa akan

apa yang diharapakan dosen dari mahasiswa dalam atau selama

pembahasan topik (Satori, 2008).

Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) kegiatan

pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang

ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media

(33)

kelas, seorang dosen harus mampu menciptakan suasana yang

kondusif di dalam ruangan belajar yang berguna untuk mewujudkan

suatu proses pembelajaran yang menyenangkan, ketepatan waktu

masuk dan keluar kelas, dan melakukan absensi setiap akan memulai

proses pembelajaran. Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan

pembelajaran yang perlu dikuasai seorang dosen adalah penggunaan

media dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran),

merangsang pikiran, perasan, perhatian, dan kemampuan mahasiswa

sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sumber belajar

adalah buku pedoman. Selain harus mampu menguasai sumber belajar,

seorang dosen harus berusaha mencari dan membaca buku yang

berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam perluasan dan

pendalaman materi serta pengayaan dalam proses pembelajaran.

Didalam pelaksanaan pembelajaran, seorang dosen juga harus

memiliki kemampuan dalam penggunaan metode pembelajaran.

Seorang dosen harus mampu memilih dan mengguankana metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

c. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi merupakan laporan akhir dari proses pembelajaran,

khususnya laporan mengenai kemajuan dan prestasi belajar

mahasiswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa evaluasi

(34)

pembelajaran (Hernawan, 2008). Menurut Rachmawati & Daryanto

(2013), penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan

untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang perlu

dikuasai dosen pada kegiatan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah

kemampuan menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi yang dapat

digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang

dosen dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang

disampaikan. Indikasi kemampuan dosen dalam penyusunan alat-alat

tes ini dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat

tes secara variatif, karena alat-alat tes yang telah disusun pada

dasarnya digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar

2.1.5 Keterampilan Dasar Mengajar

Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang dosen atau pendidik

sebaiknya memahami keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar

adalah keterampilan dasar yang seharusnya dikuasai dan diterapkan oleh setiap

pengajar atau pendidik dalam proses belajar mengajar (Nurhidayah, 2009).

Keterampilan dasar mengajar terdiri dari:

a. Keterampilan bertanya

Dalam kegiatan belajar mengajar, bertanya tidak bertujuan

(35)

adanya pertanyaan dalam proses belajar mengajar, peserta didik dilibatkan

secara proaktif di dalam kegiatan belajar mengajar (Nurhidayah, 2009).

Menurut Usman (1992) dalam Rachmawati & Daryanto (2013),

pertanyaan yang baik ialah pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh

mahasiswa, berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan,

pertanyaan harus difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu, harus ada

waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk berpikir sebelum menjawab

pertanyaan, berikan pertanyaan kepada seluruh mahasiswa secara merata,

berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian

mahasiswa untuk menjawab dan bertanya, dan tuntunlah jawaban mahasiswa

sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

b. Keterampilan memberi penguatan

Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal

(diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat

sekali), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat,

pendekatan) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku dosen terhadap

tingkah laku peserta didik yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

umpan balik (feedback) bagi peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu

tindak dorongan atau koreksi (Rachmawati & Daryanto, 2013). Penguatan

juga berfungsi untuk meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali

(36)

Tujuan dari seorang dosen memberikan penguatan kepada mahasiswa

adalah meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran,

meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan membina tingkah laku peserta

didik yang produktif (Rachmawati & daryanto, 2013).

c. Keterampilan mengadakan variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam

proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa,

serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan belajar

mengajar dapat dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya mengajar, variasi

dalam penggunaan media dan variasi dalam pola interaksi. Variasi yang

dilakukan dosen hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar dan logis,

sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas dan

bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi (Nurhidayah, 2009).

d. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan mejelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan

adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan

urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian

penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan dosen dalam

(37)

dalam pembelajaran meliputi: membimbing peserta didik untuk dapat

memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan

bernalar; melibatkan peserta didik untuk berfikir dengan memecahkan

masalah-masalah atau pertanyaan; mendapatkan balikan dari peserta didik

mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman

peserta didik; dan membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat

proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah

(Rachmawati & Daryanto, 2013).

Beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang harus

diperhatikan seorang dosen adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan menganalisa

Penjelasan yang diberikan dosen perlu direncanakan

dengan sistematis. Isi pesan (materi) penjelasan dapat berupa

menganalisa masalah secara keseluruhan, penentuan jenis

hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan. Penjelasan

juga dapat berupa penggunaan hkum, dalil, rumus atau generalisasi

yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan (Nurhidayah,

2009).

2. Menyajikan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya

dengan memperhatikan beberapa komponen meliputi kejelasan

(38)

penggunaan contoh dan ilustrasi; dan pemberian tekanan

(Rachmawati & Daryanto, 2013).

3. Penggunaan balikan

Penggunaan balikan sangat mendukung dan dapat menilai

keterampilan menjelaskan. Melalui pemberian kesempatan kepada

mahasiswa untuk memberikan umpan balik dapat menunjukkan

pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian atas penjelaskan

yang diberikan (Nurhidayah, 2009).

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk

menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri mahasiswa.

Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen

untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran (Nurhidayah, 2009).

Komponen yang harus diperhatikan pada saat membuka pelajaran

adalah menarik perhatian mahasiswa, menimbulkan motivasi, memberikan

acuan melalui berbagai usaha, dan memberikan apersepsi (memberikan kaitan

antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Komponen

dalam menutup pelajaran yang harus dilakukan dosen adalah meninjau

kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan

hasil pembelajaran, dan melakukan evaluasi (Rachmawati & Daryanto,

2013).Keterampilan membuka pelajaran merupakan awal keberhasilan

(39)

atau tidaknya mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan keterampilan

menutup pelajaran menentukan tingkat kemantapan pembelajaran yang

dilaksanakan (Nurhidayah, 2009).

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka yang informal dengan

berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan

masalah (Rachmawati & Daryanto, 2013).

Komponen yang harus dikuasai dosen dalam membimbing diskusi

kelompok yaitu memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau

mangajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, menganalisa pandangan

mahasiswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi

(Nurhidayah, 2009). Hal-hal yang perlu dihindari keterampilan membimbing

kelompok kecil yaitu mendominasi/monopoli pembicaranan dalam diskusi,

membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi (Rachmawati &

Daryanto, 2013).

g. Keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan

dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif sehingga proses belajar

mengajar lebih efektif (Nurhidayah, 2009). Kemampuan menciptakan suasana

kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan

(40)

dosen dalam menciptakan kerjasama dan disiplin peserta didik melalui

pelaksanaan ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi

setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat

duduk peserta didik termasuk kedalam kegiatan pengelolaan kelas

(Rachmawati & Daryanto, 2013). Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap

anak didik di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan pengajaran

tercapai secara efektif dan efisien (Suryosubroto, 2009).Suasana yang

menyenangkan (joyfull learning) dan dinamis haruslah tercipta dalam setiap

proses pembelajaran sehingga para mahasiswa merasa nyaman. Dari

kenyamanan ini diharapkan mahasiswa dapat meraih kesuksesan dan

kemajuan dalam belajar (Hernawan, 2008).

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual

Pembelajaran ini terjadinya bila jumlah peserta didik yang dihadapi

oleh dosen terbatas yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang

untuk perseorangan. Peran dosen dalam pembelajaran perseorangan adalah

sebagai organisator, narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus

sebagai peserta kegiatan (Rachmawati & Daryanto, 2013).

2.2 Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen

2.2.1 Definisi kepuasan mahasiswa

Dosen sebagai perancang pembelajaran harus memikirkan dan berusaha

agar apa yang dilakukannya akan memberikan kepuasan bagi mahasiswanya.

(41)

memfasilitasi minat dan kebutuhan mahasiswa (Hernawan, 2008). Kepuasan

adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau

ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman

sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012).

2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen

Harapan mahasiswa sebagai pemakai jasa atau konsumen fakultas,

berharap kinerja dosen sebagai penyampai jasa pendidikan menjalankan proses

pendidikan secara maksimal, seperti menggunakan metode yang menarik dalam

proses pembelajarannya, dosen yang hadir tepat waktu, melakukan UTS dan UAS

tepat waktu, serta pengembalian lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (Ulfa,

2013). Harapan mahasiswa terhadap dosen selama proses belajar mengajar

berlangsung ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka bekerjasama

(kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka menolong,

ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat, menguasai bahan

pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap mahasiswa (Hamalik,

2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013).

Kinerja dosen dikatakan baik apabila dosen menjalankan perkuliahan

sesuai dengan standar mutu perkuliahan. Dimana dalam suatu perkuliahan dosen

harus memiliki GBPP, silabus SAP, kontrak perkuliahan, materi perkuliahan,

media perkuliahan, arsip soal kuis, soal UTS, UAS dan tugas telah tersedia dalam

(42)

kegiatan pokok perguruan tinggi. Proses ini akan menentukan kualitas lulusannya.

Dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa berinteraksi dengan dosen dan

memberikan penilaiannya mengenai dosen yang bersangkutan. Nursalam &

Efendi (2008) menambahkan pembelajaran yang diberikan oleh dosen dapat

efektif menurut pandangan mahasiswa apabila pengajar tidak terlalu mendominasi

kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar peserta

didik mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian

peserta didik tersebut. Pengajar yang baik harus mengupayakan untuk banyak

mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Orang dewasa (mahasiswa)

akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati dan akan lebih

senang jika mereka bisa memberikan pemikiran dan mengemukakan idenya.

Mahasiswa perlu mendapatkan kepercayaan dari pengajarnya sehingga mereka

akan mempunyai kepercayaan diri sendiri. Sedangkan kinerja dosen dalam

pembelajaran yang tidak disukai oleh mahasiswa adalah dosen yang memberikan

teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa mendengarkan pendapat

mahasiswa.

2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa

Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi akan

mengharapkan adanya kepuasan terhadap pelayanan dari perguruan tinggi.

Kepuasan mahasiswa harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh perguruan tinggi

selama proses belajar mengajar karena dengan meningkatkan kepuasan

(43)

meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kepuasan mahasiswa diukur dengan

memperhatikan lima dimensi kualitas pelayanan. Griffin (2002) menjelaskan

tentang lima dimensi kualitas pelayanan yaitu: keberwujudan (tangible),

keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan

empati (empathy). keberwujudan (tangible) merupakan fasilitas fisik,

perlengkapan dan penampilan personil. Keandalan (reliability) adalah suatu

kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan secara andal dan tepat.

Daya tanggap (responsiveness) keinginan untuk membantu pelanggan

(mahasiswa) dan memberikan pelayanan yang cepat. Jaminan (assurance) adalah

pengetahuan dan sopan santun para pegawai (dosen) dan kemampuan mereka

untuk mengesankan kepercayaan dan keyakinan. Empati (empathy) adalah tingkat

kepedulian dan perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan

(mahasiswa).

Ulfa (2013) menjelaskan kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen

dapat diukur melalui dimensi pelayanan meliputi:

a. Bukti langsung (tangible)

Bukti langsung (tangible) adalah bentuk fisik yang ada pada dosen saat

melaksanakan proses perkuliahan yang dapat dirasakan dan dapat

dilihat/dinilai secara langsung oleh mahasiswa selama proses

perkuliahan berlangsung. Dimensi tangible ini dapat diukur dengan

indikator sebagai berikut: penampilan dosen yang menarik dan

(44)

b. Keandalan (reliability)

Keandalan (reliability) merupakan kemampuan dosen untuk

memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera, tepat dan

akurat kepada mahasiswa. Adapun indikator penilaian dari keandalan

(reliability) meliputi: ketepatan waktu kuliah, kesesuaian pelaksanaan

jadwal kuliah, ketepatan materi dalam proses belajar mengajar.

c. Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan/keinginan dosen

membantu mahasiswa berhubungan dengan proses perkuliahan sebagai

pemakai jasa. Indikator penilaian dari daya tanggap (responsiveness)

meliputi: kesediaan dosen membantu mahasiswa dalam mengatasi

kesulitannya, kesediaan dosen menyediakan waktu untuk berkonsultasi

di luar jam mengajar.

d. Jaminan (assurance)

Jaminan (assurance) merupakan bukti tanggung jawab dari seorang

dosen kepada mahasiswa dari segi pelayanannya. Adapun indikator

penilaiannya meliputi: pemahaman dan wawasan dosen dalam

melakukan proses belajar dan mengajar.

e. Empati (empathy)

Empati (empathy) merupakan sikap dan perilaku dosen selama

berinteraksi dengan mahasiswanya. Indikator penilaiannya meliputi:

keramahan dan perhatian dosen dalam berinteraksi dengan

(45)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini untuk melihat kepuasan mahasiswa

tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu

keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kepuasan mahasiswa tentang kinerja

dosen dalam pembelajaran akan diteliti dalam beberapa dimensi yaitu keandalan/

reliabilitas, jaminan (assurance), keberwujudan (tangible), empati (empathy), dan

daya tanggap (responsiveness).

Skema 3.1 kerangka konsep

Kepuasan mahasiswa:

-keandalan/reliabilitas -jaminan (assurance) -keberwujudan (tangible) -Empati (empathy)

-daya tanggap (responsiveness).

Kinerja dosen:

-merencanakan pembelajaran

-melaksanakkan proses pembelajaran

(46)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian

No Variabel Definisi operasional

meliputi dimensi bukti langsung (tangible),

keandalan

(reliability), daya tanggap

(responsiveness), Jaminan tidak puas, cukup puas, puas, dan tidak puas (8-13), cukup puas (14-19), puas (20-25), dan sangat puas (26-32). dan sangat puas (17-20).

(47)

-Dimensi sangat puas (13-16).

(48)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang

kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu

keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 keperawatan regular Fakultas

Keperawatan USU dengan jumlah 557 mahasiswa. Mahasiswa S1 keperawatan

reguler terdiri dari 4 angkatan (stambuk) yaitu stambuk 2010 sebanyak 126

mahasiswa, 2011 sebanyak 131 mahasiswa, 2012 sebanyak 134 mahasiswa, dan

2013 sebanyak 166 mahasiwa.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).

Menurut Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka

(49)

n =

1 +

(

)

2

dimana:

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

d= tingkat signifikasi (0.05)

Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 233 mahasiswa.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel sangat penting, karena apabila salah dalam

menggunakan teknik sampling maka hasilnya akan jauh dari

kebenaran/penyimpangan (Notoadmodjo, 2010). Sampel penelitian ini diambil

dengan teknik sampling proportionate stratified random sampling yaitu suatu cara

pengambilan sampel yang digunakan apabila anggota populasi penelitian bersifat

heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau

berstrata secara proportional (Hidayat, 2009). Mahasiswa S1 keperawatan regular

Fakultas Keperawatan USU terdiri dari 4 kelas (stambuk). Menurut Riduwan

(2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok populasi ialah dengan

(50)

n

1

=

N1 N

.

Dimana:

�1= jumlah sampel menurut stratum (strata)

�= jumlah sampel seluruhnya

�1= jumlah populasi menurut stratum

�= jumlah populasi selurunya

Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah sampel penelitian dari setiap stambuk

No Stambuk Populasi Sampel

1 S1 keperawatan reguler 2010 126 mahasiswa 53 mahasiswa

2 S1 keperawatan regular 2011 131 mahasiswa 55 mahasiswa

3 S1 keperawatan regular 2012 134 mahasiswa 56 mahasiswa

4 S1 keperawatan regular 2013 166 mahasiswa 69 mahasiswa

Jumlah 557 mahasiswa 233 mahasiswa

Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih

dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan

nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi. Sampel

(51)

1. Berstatus menjadi mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas

Keperawatan USU.

2. Aktif mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU sehingga

mengetahui tentang kinerja dosen yang mengajar di Fakultas

Keperawatan USU.

3. Bersedia menjadi responden penelitian.

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang terletak

di Jl. Prof. Ma’as No. 03 kampus USU padangbulan, Medan. Peneliti memilih

tempat penelitian ini dengan mempertimbangkan efektif dan efisien penelitian

yang akan dilakukan. Efektif karena mahasiswa di fakultas keperawatan heterogen

sehingga data yang didapat dapat bervariasi, mahasiswa fakultas keperawatan juga

sangat mengetahui kinerja dosen yang mengajarar di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara sehingga data yang didapat lebih akurat. Efisien

karena Fakultas Keperawatan USU merupakan fakultas tempat peneliti menuntut

ilmu sehingga mudah mengambil data dan biaya yang diperlukan menjadi lebih

sedikit.

4.3.2 Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai September 2013-Juni

2014. Sedangkan pengumpulan data dimulai pada bulan April 2014 sampai juni

(52)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas

Keperawatan USU dan setelah melakukan pengurusan surat ethical clearance di

komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan USU dengan hasil bahwa

skripsi ini sudah layak untuk dilanjutkan ketahap penelitian karena tidak

bertentangan dengan nilai dan norma kemanusiaan. Penelitian ini dilakukan

dengan memperhatikan beberapa pertimbangan etik yaitu memberikan lembar

persetujuan (informed consent) kepada responden, tanpa nama (anonimity), dan

kerahasiaan (confidentiality). Informed consent merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati haknya dengan tidak memaksa

menjadi responden penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden

tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang akan diisi oleh responden

dan hanya diberi kode nomor urut. Kerahasiaan data yang diberikan oleh

responden akan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset yang digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam

bentuk checklist atau daftar cek yaitu daftar yang berisi pernyataan dan responden

(53)

dipilihnya. Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian kuesioner data

demografi dan kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran.

4.5.1 Kuesioner data demografi

Kuesioner ini untuk melihat karakteristik responden yang terdiri atas data

nama (inisial), jenis kelamin, agama, suku, dan semester.

4.5.2 Kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran

Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji dan menilai kepuasan mahasiswa

tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu

keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kuesioner ini dimodifikasi dari

kuesioner penelitian Ulfa (2013) yang berjudul “analisis tingkat kepuasan

mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran pada program studi

pendidikan ekonomi Universitas Riau” dan disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian yang dilakukan di Fakultas Keperawatan USU.

Kuesioner ini terdiri dari 35 pernyataan terbagi menjadi lima dimensi, yaitu

dimensi tangible nomor 1-8, dimensi reliability nomor 9-13, dimensi

responsiveness nomor 14-17, dimensi assurance 18-32, dan dimensi empathy

nomor 33-35, akan dihitung skornya dengan menggunakan skala likert dengan

pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner yaitu: sangat puas (skor 4), puas (skor

(54)

Untuk memudahkan penilaian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen

dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU, maka perlu dilakukan penghitungan panjang kelas interval.

Dalam penelitian ini, banyaknya kelas interval sebesar 4 (empat). Menurut

Sudjana (2002), rumus statistik untuk menentukan panjang kelas interval (p)

adalah:

�= �������

��������������=

�������������� − ������������ℎ

��������������

Banyaknya kelas dalam penelitian ini ada 4 kelas yaitu tidak puas, cukup

puas, puas, dan sangat puas. Setelah dilakukan penghitungan panjang kelas

interval kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran, maka

didapat hasil tidak puas (35-60), cukup puas (61-86), puas (87-113), dan sangat

puas (114-140). Panjang kelas interval untuk lima dimensi tingkat kepuasan

didapat hasil sebagai berikut:

a. Dimensi bukti langsung (tangible): tidak puas (8-13), cukup puas

(14-19), puas (20-25), sangat puas (26-32).

b. Dimensi keandalan (reliability): tidak puas (5-8), cukup puas (9-12),

puas (13-16), dan sangat puas (17-20).

c. Dimensi daya tanggap (responsiveness): tidak puas (4-6), cukup puas

(7-9), puas (10-12) dan sangat puas (13-16).

d. Dimensi jaminan (assurance): tidak puas (15-25), cukup puas (26-36),

(55)

e. Dimensi empati (empathy): tidak puas (3-4), cukup puas (5-6), puas

(7-9) dan sangat puas (10-12).

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2009).

Uji validitas merupakan suatu pengujian untuk mengukur ketepatan instrumen

dalam mengukur apa yang ingin diukur (Sugiyono, 2006). Uji validitas yang

dilakukan pada instrumen penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi

adalah tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep

(pengertian) variabel sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional.

Instrumen ini telah divalidasi oleh dosen keperawatan dari departemen dasar dan

departemen jiwa-komunitas.

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta

diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2009).

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa S1 keperawatan reguler

Fkultas Keperawatan USU yang bukan menjadi responden penelitian (absensi

yang bernomor ganjil). Uji reliabilitas ini dilakukan pada tanggal 25 Februari

2014. Pengukuran reliabilitas dari kuesioner penelitian ini menggunakan rumus

cronbach alpha. Peneliti menggunakan bantuan komputer untuk menguji

reliabilitas instrumen penelitian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam

pembelajaran dengan hasil sebesar 0,94. Berdasarkan Pollit & Hungler (1999)

(56)

lebih besar dari 0,70. Dari hasil reliabilitas ini, kuesioner kepuasan mahasiswa

tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dapat digunakan pada saat melakukan

penelitian.

4.7 Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada dekan Fakultas

Keperawatan USU untuk melakukan penelitian di Fakultas Keperawatan USU.

Setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti

melakukan pengumpulan data.

Peneliti menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan

penelitian, prinsip kerahasiaan data yang diberikan responden dan proses

pengisian kuesioner penelitian sebelum menanyakan kesediaan untuk menjadi

responden penelitian. Peneliti membagikan lembar persetujuan (imformed

consent) kepada sampel yang bersedia menjadi responden penelitian untuk

ditandatangani. Peneliti kemudian membagikan kuesioner penelitian kepada

responden dan menjelaskan tentang pernyataan yang ada di dalam kuesioner

penelitian. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner

penelitian. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner yang telah diisi

responden untuk dianalisa.

4.8 Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa

tahap yaitu: (1) editing, yaitu suatu upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan

Gambar

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian
Tabel 4.1 Jumlah sampel penelitian dari setiap stambuk
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU (n=233)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan mahasiswa dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Dengan berkembang pesatnya dunia fotografi maka para fotografer muda semakin meningkat.Aftermoment fotografi sebagai salah satu studio foto yang cukup lama di

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat

Second, the design of institutional coordination ideal laws for prevention policy disharmony residential development around airports should be made in the legal

a) Gejala Lokal..  Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris. Intensitas atau derajat rasa nyeri berbeda-beda tergantung pada berat / luas kerusakan ujung-ujung

Untuk membaca informasi yang ada di dalam file, Anda dapat menggunakan operator << dengan objek ifstream atau fstream. Contoh Membaca dan Menulis ke

Penentuan lokasi terpilih dengan nilai tertinggi ini merupakan tahapan akhir dalam menentukan lokasi TPA regional pada wilayah studi, yang dimana akan dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif TGT dengan permainan word square dan crossword terhadap prestasi belajar siswa