KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA
DOSENDALAMPEMBELAJARAN PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS
KEPERAWATAN USU
SKRIPSI
Oleh Leli Elvanita101101021
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KEPUASAN MAHASISWA TENTANG KINERJA
DOSENDALAM PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI FAKULTAS
KEPERAWATAN USU
SKRIPSI
oleh Leli Elvanita101101021
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atass rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul
“Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa
program studi ilmu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU”. Shalawat
beriring salam dihanturkan kepada junjungan umat sepanjang masa Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak
mendapat bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai
Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai
Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp,
MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns., M.Nurs sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, masukan, dan
saran yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
penulis ucapkan kepada Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep
sebagai dosen penguji II dan dosen penguji validitas instrumen
penelitian ini, dan Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat selama masa
perkuliahan di fakultas keperawatan USU
3. Ibu Siti Zahara Nasution, SKp, MNS dan bapak Iwan Rusdi, S.Kp,
MNS selaku dosen yang melakukan uji validitas instrumen penelitian.
4. Seluruh staf di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
tempat penulis melakukan penelitian yang telah memberikan bantuan
administrasi.
5. Mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
6. Kedua orangtua ku tersayang, bapak Firman Sembiring dan ibu Kolam
Tarigan, S.Pd yang telah memberikan motivasi terbesar, semangat dan
doa yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi. Ini hadiah terindah hasil kerja keras mamak dan
bapak yang bersusah payah membiayai kuliah ku di kota medan.
7. Abang ku Andi Hardiansyah Sembiring, terimakasih atas doa dan
motivasinya bang, semoga kita menjadi anak yang senantiasa berbakti
kepada kedua rangtua kita. Terimakasih untuk kakak ipar ku chairani
br. Sinulingga yang telah memberi motivasi. Terimakasih juga untuk
8. Teman-teman satu dosen pembimbing (Yenikha gea arafah, Natalisda
Halawa, dan Febri Wibowo Adek Syaputra) yang telah memberi
bantuan selama penyusunan skripsi. Terimakasih untuk Emmi Suryani,
Listianawati, Fadillah Gultom, dan Anri Amaliyah dan semua
teman-teman S1 ‘10 yang berjuang bersama untuk menyelesaikan pendidikan,
terimakasih untuk semua dukungan, bantuan, perhatian, doa, dan
masukan-masukannya.
9. Kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat meberikan informasi yang berharga di dunia kesehatan terutama
keperawatan.
Medan, 4 Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Skema ... vii
Abstrak ... ix
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kinerja Dosen ... 9
2.1.1 Definisi Kinerja Dosen ... 9
2.1.2 Faktor-faktor Penentu Kinerja Dosen ... 9
2.1.3Meningkatkan Kinerja Dosen ... 16
2.1.4Indikator Kinerja Dosen ... 17
2.1.5Keterampilan Dasar Mengajar ... 21
2.2 Kepuasan Mahasiswa ... 27
2.2.1 Definisi Kepuasan Mahasiswa ... 27
2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen ... 28
2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa ... 30
BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 33
3.2 Defenisi Operasional ... 34
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 36
4.5.2 Kuesioner Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 41
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43
4.8 Analisa Data ... 45
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian ... 47
5.1.1 Karakteristik Data Demografi ... 47
5.1.2 Deskripsi Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran ... 49
5.2 Pembahasan ... 57
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 66
6.2 Saran ... 67
6.2.1 Pendidikan Keperawatan ... 67
6.2.2 Dosen Fakultas Keperawatan ... 68
6.2.3 Penelitian Selanjutnya ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN
1. Informed Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Reliabilitas Instrumen 4. Hasil Data Demografi
5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden tentang Pernyataan Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran
6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran berdasarkan lima tingkat kepuasan
7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dalam Pembelajaran
8. Jadwal Tentatif Penelitian 9. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi 10.Taksasi Dana
Daftar Tabel
Daftar Skema
Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU
Nama : Leli Elvanita
NIM : 101101021
Program studi : Sarjana keperawatan
Tahun : 2014
Abstrak
Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.
Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara
Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021
Program : Bachelor of Nursing
Year : 2014
Abstract
The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.
Judul :Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU
Nama : Leli Elvanita
NIM : 101101021
Program studi : Sarjana keperawatan
Tahun : 2014
Abstrak
Kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mampu meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara seorang dosen merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja dosen dalam pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa sehingga mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi imu keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 233 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas mahasiswa merasa puas tentang kinerja dosen dalam pembelajaran yaitu sebesar 50,6%. Dari kelima dimensi tingkat kepuasan ada tiga dimensi mayoritas mahasiswa merasa puas, dimensi tersebut meliputi: dimensi bukti langsung (tangible) sebesar 51,1%, dimensi jaminan (assurance) sebesar 54,1%, dan dimensi empati (empathy) sebesar 55,8%. Dua dimensi lainnya mayoritas berada pada rentang cukup puas, dimensi tersebut meliputi dimensi keandalan (reliability) dengan jumlah presentase sebesar 45,9% dan dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan jumlah presentase sebesar 40,8%. Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa.
Title :Student's Satisfaction on a Lecturer Learning PerformancetoStudents of Nursing Study Program in Faculty ofNursingUniversity of Sumatera Utara
Name of Student : Leli Elvanita Student Number : 101101021
Program : Bachelor of Nursing
Year : 2014
Abstract
The performance of a lecturer can be observed from the ability of a lecturer in conducting the duties and responsibilities that is able to improve the quality of education to a better condition. The performance of lecturers in the learning process can be seen from the way a lecturer plans, implements and evaluates the learning process. The lecturer learning performance should be able to meet the needs and expectations of students and give satisfaction to his/her students. This research aims at describing student's satisfaction on a lecture learning performance in Nursing Study Program in Faculty of Nursing University of Sumatera Utara. This research uses descriptive design. Sample research amounted to 233 college students with proportionate stratified random sampling techniques. The research suggests that the majority of students were satisfied about the performance of a lecturer in learning which amounted to 50.6%. Of the fifth dimension of satisfaction level there are three dimensions of the majority that students were satisfied, these dimensions include: dimensions of direct proof (tangible) of 51.1%, dimensions of guarantees (assurance) of 54.1% and dimensions of empathy (empathy) amounted to 55.8%. The other two are on the majority of the range is quite satisfied, these dimensions include dimension of reliability (reliability) with a total percentage of 45.9% and dimension of responsiveness (responsiveness) and number of percentage of 40.8%. From the results of this research are expected that a lecturer is able to improve his/her learning performance so that he/she can improve his/her student’s satisfaction.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa, dan
pada akhirnya mahasiswa hasil pendidikan itu akan menjadi sumber daya
pembangunan. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan
menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Tirtarahardja & Sulo, 2005).
Mahasiswa dalam menjalani aktivitas belajar di sebuah perguruan tinggi
mempunyai harapan tertentu terhadap proses pembelajaran yang diberikan dosen
kepadanya. Bila mahasiswa merasa proses pembelajaran yang diberikan dosen
sesuai dengan harapan, maka mahasiswa akan merasa puas terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan
dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau
pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012). Jadi, kepuasan mahasiswa dapat
diartikan sebagai hasil perbandingan antara harapan mahasiswa dengan kinerja
Dosen merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan dosen dan peserta didik atas hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
(Rachmawati & Daryanto, 2013).
Sebuah perguruan tinggi harus memperhatikan jumlah dan kualitas
dosen yang bekerja agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam
segi jumlah, dosen yang bekerja di Fakultas Keperawatan USU juga masih kurang
memadai jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswanya. Mahasiswa yang
belajar di Fakultas Keperawatan berjumlah 1.556 mahasiswa, sedangkan jumlah
dosen yang mengajar ada 38 orang. Berdasarkan standar DIKTI, rasio antara
dosen dan mahasiswa untuk bidang IPA (termasuk keperawatan) adalah 1:20
(dapat ditoleransi menjadi 1:30). Sedangkan perbandingan yang didapat antara
jumlah dosen dan mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU adalah 1:41.
Sebagai pihak utama dalam penyampaian pendidikan kepada mahasiswa,
kualitas dosen dapat dinilai berdasarkan kinerja dosen yang dirasakan mahasiswa
selama menjalankan proses pendidikan dan pembelajaran (Ulfa, 2013). Kinerja
(performace) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing,
dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
Kinerja dosen menurut Rachmawati & Daryanto (2013) adalah kemampuan yang
ditunjukkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Penampilan kinerja dosen dapat diamati dari kemampuan dosen dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang dapat mencerminkan suatu pola
kerja untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Berkaitan
dengan kinerja dosen, perilaku dosen dapat dilihat pada proses pembelajaran yaitu
bagaimana seorang dosen merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan menilai hasil belajar. Ketiga kegiatan tersebut merupakan
indikator kinerja dosen dalam pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).
Dalam merencanakan pembelajaran, seorang dosen diharapkan mampu
untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Oleh karena itu,
seorang dosen harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip
belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti
merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode dan menetapkan evaluasi.
Dalam mengelola pembelajaran, seorang dosen harus mampu mengelola seluruh
proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar
sedemikian rupa sehingga setiap mahasiswa dapat belajar secara efektif dan
efisien. Dalam menilai hasil belajar, seorang dosen sebaiknya memperhatikan
hasil belajar mahasiswa secara terus menerus. Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan
sebagai umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar dan menjadi titik
tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya
Akan tetapi, kinerja dosen belum terlaksana dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari hubungan yang tercipta antara dosen dengan mahasiswa dalam
kegiatan belajar mengajar sangat tidak tepat, aktivitas terletak hanya pada dosen.
Mahasiswa hanya mendengarkan dan menerima apapun yang diberikan oleh
dosen. Pandangan yang salah tentang mahasiswa yang baik masih terus
dilaksanakan oleh peserta didik, yaitu mahasiswa yang baik adalah mahasiswa
yang hanya duduk diam, mendengarkan ceramah dosen dengan penuh perhatian,
tidak bertanya, tidak mengemukakan masalah. Semua bahan pelajaran yang
diberikan oleh dosen ditelan mentah-mentah, tanpa diolah, dan tanpa diragukan
kebenarannya. Hal ini terjadi karena dosen tidak dapat membawa mahasiswa
berperan aktif dalam proses belajar mengajar (Slameto, 2003). Dari pernyataan ini
diketahui bahwa proses belajar mengajar belum efektif. Menurut Suryosubroto
(2009), efesiensi dan efektivitas mengajar dapat dilihat dari interaksi belajar
mengajar yang baik antara dosen dan mahasiswa.
Harapan mahasiswa terhadap kinerja dosen selama proses pembelajaran
berlangsung ialah proses pembelajaran berjalan secara maksimal. Harapan
mahasiswa terhadap dosen ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka
bekerjasama (kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka
menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat,
menguasai bahan pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap
mahasiswa (Hamalik, 2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013). Sedangkan
dosen yang memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa
mendengarkan pendapat mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008)
Kenyataan yang ada masih banyak harapan mahasiswa yang belum
terpenuhi. Hal ini tampak dari penelitian Ulfa (2013) yang menunjukkan
banyaknya mahasiswa belum puas terhadap kinerja dosen. Beberapa aspek dalam
proses pembelajaran yang belum dirasakan puas oleh mahasiswa yaitu dosen
mengembalikan lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (21% mahasiswa
merasa kurang puas, 11% mahasiswa merasa tidak puas), dosen mengumumkan
nilai ujian tepat waktu (6% mahasiswa merasa kurang puas), kesediaan dosen
untuk membantu mahasiswa dalam masalah perkuliahan (11% mahasiswa merasa
kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan perhatian
terhadap kemajuan mahasiswa (7% mahasiswa merasa kurang puas, 1%
mahasiswa merasa tidak puas), dosen memberikan masukan/pujian terhadap
mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik (6% mahasiswa
merasa kurang puas, 1% mahasiswa merasa tidak puas), dosen menggunakan
media/alat bantu pembelajaran yang menarik (9% mahasiswa merasa kurang puas,
3% mahasiswa merasa tidak puas).
Penelitian Rangkuti (2007) yang melakukan penelitian pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan USU juga membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang
belum puas terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran. Hal ini tampak dari hasil
penelitian yaitu mahasiswa tidak puas dengan kemampuan mengajar dosen
ditandai dengan tiga dimensi tingkat kepuasan yaitu dimensi keandalan/reliability
empati/empathy sebesar (55,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan masih sangat
besar mahasiswa merasa tidak puas (lebih dari 50%) terhadap kemampuan
mengajar dosen.
Dengan melihat pentingnya memenuhi harapan mahasiswa terhadap
kinerja dosen dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berhasil
dengan baik dan dengan melihat banyaknya mahasiswa yang belum merasa puas
terhadap kinerja dosen, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa
program studi ilmu keperawatandi Fakultas Keperawatan USU.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah bagaimana kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang
kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU pada dimensi bukti langsung (tangible).
a. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU pada dimensi keandalan (reliability).
b. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU pada dimensi daya tanggap (responsiveness).
c. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU pada dimensi jaminan (assurance).
d. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU pada dimensi empati (empathy).
e. Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi:
1. Pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Fakultas Keperawatan USU
sebagai pedoman mengetahui kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen
dalam pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU.
2. Dosen fakultas keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dosen Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara sebagai tolak ukur kinerja yang telah
dilakukannya selama bekerja di Fakultas Keperawatan USU. Agar dosen
Fakultas Keperawatan USU dapat meningkatkan kinerja mereka dalam
pembelajaran.
3. Penelitian selanjutnya
Sebagai bahan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang
sama yaitu kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Dosen
2.1.1 Definisi Kinerja Dosen
Kinerja adalah performace atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah
keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan. Kinerja dosen adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh dosen
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan
memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan (Rachmawati & Daryanto, 2013).
2.1.2 Faktor-Faktor Penentu Kinerja Dosen
Menurut Rachmawati & Daryanto (2013), keberadaan dosen dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal
maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja dosen.
a. Kepribadian dan dedikasi
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari
unsur psikis dan fisik, artinya keseluruhan sikap dan perbuatan
seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu,
dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh
kepribadiannya. Kepribadian adalah suatu masalah abstrak, yang hanya
dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan
cara dalam menghadapi setiap persoalan. Dosen yang memiliki
kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat
memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan
pekerjaan mendidik (Rachmawati & Daryanto, 2013).
b. Pengembangan profesi
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan
perubahan ilmu pengetahuan dan Teknologi yang menuntut kesiapan
agar tidak ketinggalan. Seorang profesional adalah orang yang
melayani kebutuhan anggota masyarakat baik secara perorangan
maupun kelompok. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus
menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan, disamping itu pembinaan harus sesuai
arah dan tugas/fungsi yang bersangkutan dalam sekolah/tempat bekerja
c. Kemampuan mengajar
Kemampuan mengajar dosen menjadi sangat penting dan
menjadi keharusan untuk dimiliki oleh dosen dalam menjalankan tugas
dan fungsinya (Rachmawati & Daryanto, 2013). Pada UU No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 45 juga dikatakan seorang dosen
harus memiliki kompetensi. Menurut Wibowo (2007) kompetensi
adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Menurut Uno (2012) kompetensi profesional seorang dosen
adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
dosen agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen meliputi kompetensi
pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi
pribadi yang seharusnya dimiliki oleh seorang dosen yaitu memiliki
pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi
tanggungjawabnya, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan
peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan peserta didik
secara adil. Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang dosen
adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik
dan lingkungaan peserta didik (orangtua, tetangga, sesama teman).
Kompetensi profesional seorang dosen meliputi kemampuan dalam
pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan
mengembangkan sistem pembelajaran.
Kemampuan mengajar dosen yang sesuai dengan tuntutan
standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang
ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik peserta didik,
keterampilan peserta didik, dan perubahan pola kerja dosen yang
makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki
dosen sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi
belajar peserta didik tetapi juga menurunkan tingkat kinerja dosen.
Tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin seorang
dosen mampu melakukan inovasi dan kreasi dari materi yang ada
dalam kurikulum yang pada waktunya akan memberikan rasa bosan
bagi dosen maupun peserta didik untuk menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing (Rachmawati & Daryanto, 2013).
d. Antar hubungan dan komunikasi
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen akan berhasil jika
ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan peserta didik sebagai
komponen yang diajar. Komunikasi digunakan untuk memahami dan
menukarkan pesan verbal maupun non verbal antara pengirim
informasi dengan penerima informasi untuk mengubah tingkah laku.
Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan dosen terutama dalam
proses pembelajaran dan pada situasi interaksi lain di sekolah/fakultas
memperlancar pelaksanaan tugas. Kinerja dosen akan meningkat
seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara
komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang
lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas
dengan baik (Rachmawati & Daryanto, 2013).
e. Hubungan dengan masyarakat
Hubungan sekolah/fakultas dengan masyarakat adalah suatu
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah. Manfaat hubungan dengan
masyarakat sangat besar bagi peningkatan kinerja dosen melalui
peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang
terus-menerus dan proses saling memberi dan saling menerima sarta
membuat introspeksi sekolah dan dosen menjadi giat dan
berkelanjutan. Setiap aktivitas dosen dapat diketahui oleh masyarakat
sehingga dosen akan berupaya menampilkan kinerja yang baik
(Rachmawati & Daryanto, 2013).
f. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang
dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain
semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kedisiplinan sangat perlu
diperhatikan dosen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing mahasiswa. Disiplin yang
tinggi akan mampu membangun kinerja yang profesional sebab
pemahaman disiplin yang baik dosen mampu mencermati
aturan-aturan dan langkah strategis dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar. Kedisiplinan yang baik ditunjukkan dosen dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya akan memperlancar pekerjaan
dosen dan memberikan perubahan dalam kinerja dosen kearah yang
lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan (Rachmawati &
Daryanto, 2013).
g. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh pada
kinerja dosen di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin
sejahtera seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan
kerjanya. Untuk memaksimalkan kinerja dosen langkah strategis yang
dilakukan pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak
sesuai dengan jumlah kerja dosen. Adanya jaminan kehidupan yang
layak bagi dosen dapat memotivasi dosen untuk selalu bekerja dan
meningkatkan kreativitas sehingga kinerja selalu meningkat tiap waktu
h. Iklim kerja
Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor
pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan
kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana
hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara pemimpin dan
bawahan, antara dosen dengan dosen yang lain, antara dosen dengan
staf dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan
dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran
tercapai. Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat
menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan
dalam bekerja membuat dosen berpikir dengan tenang dan
terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan
(Rachmawati & Daryanto, 2013).
2.1.3 Meningkatkan Kinerja Dosen
Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) hal yang harus diperhatikann
untuk meningkatkan kinerja dosen meliputi:
a. Kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlian
Kinerja dosen dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara
pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan
dosen pada bidang tugasnya. Bila dosen diberikan tugas tidak sesuai
dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil
mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja dosen.
Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu
yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Kinerja dapat ditingkatkan
dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang
kemampuannya
b. Kepuasan kerja
Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan
individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada
seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik.
Kinerja dosen akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan
ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan
berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai
upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik yang diikuti dengan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi, dengan
berhasilnya seorang dosen mengajar ditandai dengan keberhasilan
mahasiswa dalam menyerap ilmu yang mereka ajarkan maka dosen
tersebut akan merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Dengan adanya
perasaan puas pada dosen maka kinerja dosen akan semakin meningkat
juga.
c. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi
Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dosen adalah
berkembang dan mendorong dosen untuk menguasainya. Dengan
memanfaatkan teknologi informasi maka dosen dapat dengan cepat
mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dosen tidak
terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu
yang dikuasai tetapi dosen harus mampu menguasai lebih dari satu bidang
studi yang ditekuninya sehingga suatu saat dosen tersebut akan mendalami
hal lain yang masih memiliki hubungan erat dengan bidang tugasnya guna
meningkatkan kinerja kearah yang lebih baik (Rachmawati & Daryanto,
2013).
2.1.4 Indikator Kinerja Dosen
Menurut UU No 14 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 1 berbunyi beban kerja
dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran,
membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan,
serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Rachmawati &
Daryanto (2013) indikator penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
a. Perencanaan pembelajaran
Bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu maka tujuan dari
kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Oleh karena itu
seorang dosen harus memiliki kemampuan dalam merencanakan
merencanakan program pengajaran, membuat persiapan pengajaran
yang akan diberikan, menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan kepada mahasiswa dan bahan pelajaran yang mendukung
jalannya proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009). Kemampuan
dosen dalam tahap perencanaan dapat dilihat dari cara atau proses
penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
dosen, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (Rachmawati & Daryanto, 2013).
b. Pelaksanaan pembelajaran
Kegaiatan awal dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
mengaitkan hal-hal yang sudah dipelajari dengan hal baru yang akan
diajarkan, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memahami
topik secara keseluruhan sebelum mempelajari hal-hal yang
terkandung dalam topik secara terperinci, menambahkan hasrat ingin
tahu mahasiswa dan merangsang perhatian dan hasrat belajar
mahasiswa secara berkelanjutan, dan menyadarkan mahasiswa akan
apa yang diharapakan dosen dari mahasiswa dalam atau selama
pembahasan topik (Satori, 2008).
Menurut Rachmawati & Daryanto (2013) kegiatan
pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang
ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media
kelas, seorang dosen harus mampu menciptakan suasana yang
kondusif di dalam ruangan belajar yang berguna untuk mewujudkan
suatu proses pembelajaran yang menyenangkan, ketepatan waktu
masuk dan keluar kelas, dan melakukan absensi setiap akan memulai
proses pembelajaran. Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan
pembelajaran yang perlu dikuasai seorang dosen adalah penggunaan
media dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran),
merangsang pikiran, perasan, perhatian, dan kemampuan mahasiswa
sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sumber belajar
adalah buku pedoman. Selain harus mampu menguasai sumber belajar,
seorang dosen harus berusaha mencari dan membaca buku yang
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam perluasan dan
pendalaman materi serta pengayaan dalam proses pembelajaran.
Didalam pelaksanaan pembelajaran, seorang dosen juga harus
memiliki kemampuan dalam penggunaan metode pembelajaran.
Seorang dosen harus mampu memilih dan mengguankana metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
c. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi merupakan laporan akhir dari proses pembelajaran,
khususnya laporan mengenai kemajuan dan prestasi belajar
mahasiswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa evaluasi
pembelajaran (Hernawan, 2008). Menurut Rachmawati & Daryanto
(2013), penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang perlu
dikuasai dosen pada kegiatan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah
kemampuan menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi yang dapat
digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang
dosen dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang
disampaikan. Indikasi kemampuan dosen dalam penyusunan alat-alat
tes ini dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat
tes secara variatif, karena alat-alat tes yang telah disusun pada
dasarnya digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar
2.1.5 Keterampilan Dasar Mengajar
Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang dosen atau pendidik
sebaiknya memahami keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan dasar yang seharusnya dikuasai dan diterapkan oleh setiap
pengajar atau pendidik dalam proses belajar mengajar (Nurhidayah, 2009).
Keterampilan dasar mengajar terdiri dari:
a. Keterampilan bertanya
Dalam kegiatan belajar mengajar, bertanya tidak bertujuan
adanya pertanyaan dalam proses belajar mengajar, peserta didik dilibatkan
secara proaktif di dalam kegiatan belajar mengajar (Nurhidayah, 2009).
Menurut Usman (1992) dalam Rachmawati & Daryanto (2013),
pertanyaan yang baik ialah pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh
mahasiswa, berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan,
pertanyaan harus difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu, harus ada
waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan, berikan pertanyaan kepada seluruh mahasiswa secara merata,
berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian
mahasiswa untuk menjawab dan bertanya, dan tuntunlah jawaban mahasiswa
sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
b. Keterampilan memberi penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal
(diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat
sekali), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat,
pendekatan) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku dosen terhadap
tingkah laku peserta didik yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik (feedback) bagi peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu
tindak dorongan atau koreksi (Rachmawati & Daryanto, 2013). Penguatan
juga berfungsi untuk meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
Tujuan dari seorang dosen memberikan penguatan kepada mahasiswa
adalah meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran,
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan membina tingkah laku peserta
didik yang produktif (Rachmawati & daryanto, 2013).
c. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam
proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa,
serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya mengajar, variasi
dalam penggunaan media dan variasi dalam pola interaksi. Variasi yang
dilakukan dosen hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar dan logis,
sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas dan
bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi (Nurhidayah, 2009).
d. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan mejelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan dosen dalam
dalam pembelajaran meliputi: membimbing peserta didik untuk dapat
memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan
bernalar; melibatkan peserta didik untuk berfikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan; mendapatkan balikan dari peserta didik
mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman
peserta didik; dan membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah
(Rachmawati & Daryanto, 2013).
Beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang harus
diperhatikan seorang dosen adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan dan menganalisa
Penjelasan yang diberikan dosen perlu direncanakan
dengan sistematis. Isi pesan (materi) penjelasan dapat berupa
menganalisa masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan. Penjelasan
juga dapat berupa penggunaan hkum, dalil, rumus atau generalisasi
yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan (Nurhidayah,
2009).
2. Menyajikan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya
dengan memperhatikan beberapa komponen meliputi kejelasan
penggunaan contoh dan ilustrasi; dan pemberian tekanan
(Rachmawati & Daryanto, 2013).
3. Penggunaan balikan
Penggunaan balikan sangat mendukung dan dapat menilai
keterampilan menjelaskan. Melalui pemberian kesempatan kepada
mahasiswa untuk memberikan umpan balik dapat menunjukkan
pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian atas penjelaskan
yang diberikan (Nurhidayah, 2009).
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk
menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri mahasiswa.
Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen
untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran (Nurhidayah, 2009).
Komponen yang harus diperhatikan pada saat membuka pelajaran
adalah menarik perhatian mahasiswa, menimbulkan motivasi, memberikan
acuan melalui berbagai usaha, dan memberikan apersepsi (memberikan kaitan
antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Komponen
dalam menutup pelajaran yang harus dilakukan dosen adalah meninjau
kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan
hasil pembelajaran, dan melakukan evaluasi (Rachmawati & Daryanto,
2013).Keterampilan membuka pelajaran merupakan awal keberhasilan
atau tidaknya mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan keterampilan
menutup pelajaran menentukan tingkat kemantapan pembelajaran yang
dilaksanakan (Nurhidayah, 2009).
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan
masalah (Rachmawati & Daryanto, 2013).
Komponen yang harus dikuasai dosen dalam membimbing diskusi
kelompok yaitu memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau
mangajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, menganalisa pandangan
mahasiswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi
(Nurhidayah, 2009). Hal-hal yang perlu dihindari keterampilan membimbing
kelompok kecil yaitu mendominasi/monopoli pembicaranan dalam diskusi,
membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi (Rachmawati &
Daryanto, 2013).
g. Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif sehingga proses belajar
mengajar lebih efektif (Nurhidayah, 2009). Kemampuan menciptakan suasana
kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan
dosen dalam menciptakan kerjasama dan disiplin peserta didik melalui
pelaksanaan ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi
setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat
duduk peserta didik termasuk kedalam kegiatan pengelolaan kelas
(Rachmawati & Daryanto, 2013). Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap
anak didik di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan pengajaran
tercapai secara efektif dan efisien (Suryosubroto, 2009).Suasana yang
menyenangkan (joyfull learning) dan dinamis haruslah tercipta dalam setiap
proses pembelajaran sehingga para mahasiswa merasa nyaman. Dari
kenyamanan ini diharapkan mahasiswa dapat meraih kesuksesan dan
kemajuan dalam belajar (Hernawan, 2008).
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual
Pembelajaran ini terjadinya bila jumlah peserta didik yang dihadapi
oleh dosen terbatas yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Peran dosen dalam pembelajaran perseorangan adalah
sebagai organisator, narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus
sebagai peserta kegiatan (Rachmawati & Daryanto, 2013).
2.2 Kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen
2.2.1 Definisi kepuasan mahasiswa
Dosen sebagai perancang pembelajaran harus memikirkan dan berusaha
agar apa yang dilakukannya akan memberikan kepuasan bagi mahasiswanya.
memfasilitasi minat dan kebutuhan mahasiswa (Hernawan, 2008). Kepuasan
adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan atau
ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman
sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan (Simamora, 2012).
2.2.2 Pandangan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen
Harapan mahasiswa sebagai pemakai jasa atau konsumen fakultas,
berharap kinerja dosen sebagai penyampai jasa pendidikan menjalankan proses
pendidikan secara maksimal, seperti menggunakan metode yang menarik dalam
proses pembelajarannya, dosen yang hadir tepat waktu, melakukan UTS dan UAS
tepat waktu, serta pengembalian lembar jawaban ujian kepada mahasiswa (Ulfa,
2013). Harapan mahasiswa terhadap dosen selama proses belajar mengajar
berlangsung ialah seorang dosen harus bersifat demokratis, suka bekerjasama
(kooperatif), baik hati, sabar, adil konsisten, bersifat terbuka, suka menolong,
ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam-macam minat, menguasai bahan
pelajaran, fleksibel, menaruh minat yang baik terhadap mahasiswa (Hamalik,
2002 dalam Rachmawati & Daryanto, 2013).
Kinerja dosen dikatakan baik apabila dosen menjalankan perkuliahan
sesuai dengan standar mutu perkuliahan. Dimana dalam suatu perkuliahan dosen
harus memiliki GBPP, silabus SAP, kontrak perkuliahan, materi perkuliahan,
media perkuliahan, arsip soal kuis, soal UTS, UAS dan tugas telah tersedia dalam
kegiatan pokok perguruan tinggi. Proses ini akan menentukan kualitas lulusannya.
Dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa berinteraksi dengan dosen dan
memberikan penilaiannya mengenai dosen yang bersangkutan. Nursalam &
Efendi (2008) menambahkan pembelajaran yang diberikan oleh dosen dapat
efektif menurut pandangan mahasiswa apabila pengajar tidak terlalu mendominasi
kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar peserta
didik mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian
peserta didik tersebut. Pengajar yang baik harus mengupayakan untuk banyak
mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Orang dewasa (mahasiswa)
akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati dan akan lebih
senang jika mereka bisa memberikan pemikiran dan mengemukakan idenya.
Mahasiswa perlu mendapatkan kepercayaan dari pengajarnya sehingga mereka
akan mempunyai kepercayaan diri sendiri. Sedangkan kinerja dosen dalam
pembelajaran yang tidak disukai oleh mahasiswa adalah dosen yang memberikan
teori dan gagasannya sendiri kepada mahasiswa tanpa mendengarkan pendapat
mahasiswa.
2.2.3 Dimensi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa
Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi akan
mengharapkan adanya kepuasan terhadap pelayanan dari perguruan tinggi.
Kepuasan mahasiswa harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh perguruan tinggi
selama proses belajar mengajar karena dengan meningkatkan kepuasan
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kepuasan mahasiswa diukur dengan
memperhatikan lima dimensi kualitas pelayanan. Griffin (2002) menjelaskan
tentang lima dimensi kualitas pelayanan yaitu: keberwujudan (tangible),
keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan
empati (empathy). keberwujudan (tangible) merupakan fasilitas fisik,
perlengkapan dan penampilan personil. Keandalan (reliability) adalah suatu
kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan secara andal dan tepat.
Daya tanggap (responsiveness) keinginan untuk membantu pelanggan
(mahasiswa) dan memberikan pelayanan yang cepat. Jaminan (assurance) adalah
pengetahuan dan sopan santun para pegawai (dosen) dan kemampuan mereka
untuk mengesankan kepercayaan dan keyakinan. Empati (empathy) adalah tingkat
kepedulian dan perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan
(mahasiswa).
Ulfa (2013) menjelaskan kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen
dapat diukur melalui dimensi pelayanan meliputi:
a. Bukti langsung (tangible)
Bukti langsung (tangible) adalah bentuk fisik yang ada pada dosen saat
melaksanakan proses perkuliahan yang dapat dirasakan dan dapat
dilihat/dinilai secara langsung oleh mahasiswa selama proses
perkuliahan berlangsung. Dimensi tangible ini dapat diukur dengan
indikator sebagai berikut: penampilan dosen yang menarik dan
b. Keandalan (reliability)
Keandalan (reliability) merupakan kemampuan dosen untuk
memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera, tepat dan
akurat kepada mahasiswa. Adapun indikator penilaian dari keandalan
(reliability) meliputi: ketepatan waktu kuliah, kesesuaian pelaksanaan
jadwal kuliah, ketepatan materi dalam proses belajar mengajar.
c. Daya tanggap (responsiveness)
Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan/keinginan dosen
membantu mahasiswa berhubungan dengan proses perkuliahan sebagai
pemakai jasa. Indikator penilaian dari daya tanggap (responsiveness)
meliputi: kesediaan dosen membantu mahasiswa dalam mengatasi
kesulitannya, kesediaan dosen menyediakan waktu untuk berkonsultasi
di luar jam mengajar.
d. Jaminan (assurance)
Jaminan (assurance) merupakan bukti tanggung jawab dari seorang
dosen kepada mahasiswa dari segi pelayanannya. Adapun indikator
penilaiannya meliputi: pemahaman dan wawasan dosen dalam
melakukan proses belajar dan mengajar.
e. Empati (empathy)
Empati (empathy) merupakan sikap dan perilaku dosen selama
berinteraksi dengan mahasiswanya. Indikator penilaiannya meliputi:
keramahan dan perhatian dosen dalam berinteraksi dengan
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini untuk melihat kepuasan mahasiswa
tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu
keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kepuasan mahasiswa tentang kinerja
dosen dalam pembelajaran akan diteliti dalam beberapa dimensi yaitu keandalan/
reliabilitas, jaminan (assurance), keberwujudan (tangible), empati (empathy), dan
daya tanggap (responsiveness).
Skema 3.1 kerangka konsep
Kepuasan mahasiswa:
-keandalan/reliabilitas -jaminan (assurance) -keberwujudan (tangible) -Empati (empathy)
-daya tanggap (responsiveness).
Kinerja dosen:
-merencanakan pembelajaran
-melaksanakkan proses pembelajaran
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian
No Variabel Definisi operasional
meliputi dimensi bukti langsung (tangible),
keandalan
(reliability), daya tanggap
(responsiveness), Jaminan tidak puas, cukup puas, puas, dan tidak puas (8-13), cukup puas (14-19), puas (20-25), dan sangat puas (26-32). dan sangat puas (17-20).
-Dimensi sangat puas (13-16).
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kepuasan mahasiswa tentang
kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu
keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 keperawatan regular Fakultas
Keperawatan USU dengan jumlah 557 mahasiswa. Mahasiswa S1 keperawatan
reguler terdiri dari 4 angkatan (stambuk) yaitu stambuk 2010 sebanyak 126
mahasiswa, 2011 sebanyak 131 mahasiswa, 2012 sebanyak 134 mahasiswa, dan
2013 sebanyak 166 mahasiwa.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
Menurut Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka
n =
�
1 +
�
(
�
)
2dimana:
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
d= tingkat signifikasi (0.05)
Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 233 mahasiswa.
4.2.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel sangat penting, karena apabila salah dalam
menggunakan teknik sampling maka hasilnya akan jauh dari
kebenaran/penyimpangan (Notoadmodjo, 2010). Sampel penelitian ini diambil
dengan teknik sampling proportionate stratified random sampling yaitu suatu cara
pengambilan sampel yang digunakan apabila anggota populasi penelitian bersifat
heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau
berstrata secara proportional (Hidayat, 2009). Mahasiswa S1 keperawatan regular
Fakultas Keperawatan USU terdiri dari 4 kelas (stambuk). Menurut Riduwan
(2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok populasi ialah dengan
n
1=
N1 N.
�
Dimana:
�1= jumlah sampel menurut stratum (strata)
�= jumlah sampel seluruhnya
�1= jumlah populasi menurut stratum
�= jumlah populasi selurunya
Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Jumlah sampel penelitian dari setiap stambuk
No Stambuk Populasi Sampel
1 S1 keperawatan reguler 2010 126 mahasiswa 53 mahasiswa
2 S1 keperawatan regular 2011 131 mahasiswa 55 mahasiswa
3 S1 keperawatan regular 2012 134 mahasiswa 56 mahasiswa
4 S1 keperawatan regular 2013 166 mahasiswa 69 mahasiswa
Jumlah 557 mahasiswa 233 mahasiswa
Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih
dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan
nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi. Sampel
1. Berstatus menjadi mahasiswa S1 keperawatan reguler di Fakultas
Keperawatan USU.
2. Aktif mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU sehingga
mengetahui tentang kinerja dosen yang mengajar di Fakultas
Keperawatan USU.
3. Bersedia menjadi responden penelitian.
4.3Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang terletak
di Jl. Prof. Ma’as No. 03 kampus USU padangbulan, Medan. Peneliti memilih
tempat penelitian ini dengan mempertimbangkan efektif dan efisien penelitian
yang akan dilakukan. Efektif karena mahasiswa di fakultas keperawatan heterogen
sehingga data yang didapat dapat bervariasi, mahasiswa fakultas keperawatan juga
sangat mengetahui kinerja dosen yang mengajarar di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara sehingga data yang didapat lebih akurat. Efisien
karena Fakultas Keperawatan USU merupakan fakultas tempat peneliti menuntut
ilmu sehingga mudah mengambil data dan biaya yang diperlukan menjadi lebih
sedikit.
4.3.2 Waktu Penelitian
Seluruh kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai September 2013-Juni
2014. Sedangkan pengumpulan data dimulai pada bulan April 2014 sampai juni
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas
Keperawatan USU dan setelah melakukan pengurusan surat ethical clearance di
komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan USU dengan hasil bahwa
skripsi ini sudah layak untuk dilanjutkan ketahap penelitian karena tidak
bertentangan dengan nilai dan norma kemanusiaan. Penelitian ini dilakukan
dengan memperhatikan beberapa pertimbangan etik yaitu memberikan lembar
persetujuan (informed consent) kepada responden, tanpa nama (anonimity), dan
kerahasiaan (confidentiality). Informed consent merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Jika subjek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati haknya dengan tidak memaksa
menjadi responden penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden
tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang akan diisi oleh responden
dan hanya diberi kode nomor urut. Kerahasiaan data yang diberikan oleh
responden akan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset yang digunakan untuk kepentingan penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam
bentuk checklist atau daftar cek yaitu daftar yang berisi pernyataan dan responden
dipilihnya. Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian kuesioner data
demografi dan kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran.
4.5.1 Kuesioner data demografi
Kuesioner ini untuk melihat karakteristik responden yang terdiri atas data
nama (inisial), jenis kelamin, agama, suku, dan semester.
4.5.2 Kuesioner kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran
Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji dan menilai kepuasan mahasiswa
tentang kinerja dosen dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu
keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Kuesioner ini dimodifikasi dari
kuesioner penelitian Ulfa (2013) yang berjudul “analisis tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam pembelajaran pada program studi
pendidikan ekonomi Universitas Riau” dan disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang dilakukan di Fakultas Keperawatan USU.
Kuesioner ini terdiri dari 35 pernyataan terbagi menjadi lima dimensi, yaitu
dimensi tangible nomor 1-8, dimensi reliability nomor 9-13, dimensi
responsiveness nomor 14-17, dimensi assurance 18-32, dan dimensi empathy
nomor 33-35, akan dihitung skornya dengan menggunakan skala likert dengan
pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner yaitu: sangat puas (skor 4), puas (skor
Untuk memudahkan penilaian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen
dalam pembelajaran pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di Fakultas
Keperawatan USU, maka perlu dilakukan penghitungan panjang kelas interval.
Dalam penelitian ini, banyaknya kelas interval sebesar 4 (empat). Menurut
Sudjana (2002), rumus statistik untuk menentukan panjang kelas interval (p)
adalah:
�= �������
��������������=
�������������� − ������������ℎ
��������������
Banyaknya kelas dalam penelitian ini ada 4 kelas yaitu tidak puas, cukup
puas, puas, dan sangat puas. Setelah dilakukan penghitungan panjang kelas
interval kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam pembelajaran, maka
didapat hasil tidak puas (35-60), cukup puas (61-86), puas (87-113), dan sangat
puas (114-140). Panjang kelas interval untuk lima dimensi tingkat kepuasan
didapat hasil sebagai berikut:
a. Dimensi bukti langsung (tangible): tidak puas (8-13), cukup puas
(14-19), puas (20-25), sangat puas (26-32).
b. Dimensi keandalan (reliability): tidak puas (5-8), cukup puas (9-12),
puas (13-16), dan sangat puas (17-20).
c. Dimensi daya tanggap (responsiveness): tidak puas (4-6), cukup puas
(7-9), puas (10-12) dan sangat puas (13-16).
d. Dimensi jaminan (assurance): tidak puas (15-25), cukup puas (26-36),
e. Dimensi empati (empathy): tidak puas (3-4), cukup puas (5-6), puas
(7-9) dan sangat puas (10-12).
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2009).
Uji validitas merupakan suatu pengujian untuk mengukur ketepatan instrumen
dalam mengukur apa yang ingin diukur (Sugiyono, 2006). Uji validitas yang
dilakukan pada instrumen penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi
adalah tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep
(pengertian) variabel sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional.
Instrumen ini telah divalidasi oleh dosen keperawatan dari departemen dasar dan
departemen jiwa-komunitas.
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2009).
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa S1 keperawatan reguler
Fkultas Keperawatan USU yang bukan menjadi responden penelitian (absensi
yang bernomor ganjil). Uji reliabilitas ini dilakukan pada tanggal 25 Februari
2014. Pengukuran reliabilitas dari kuesioner penelitian ini menggunakan rumus
cronbach alpha. Peneliti menggunakan bantuan komputer untuk menguji
reliabilitas instrumen penelitian kepuasan mahasiswa tentang kinerja dosen dalam
pembelajaran dengan hasil sebesar 0,94. Berdasarkan Pollit & Hungler (1999)
lebih besar dari 0,70. Dari hasil reliabilitas ini, kuesioner kepuasan mahasiswa
tentang kinerja dosen dalam pembelajaran dapat digunakan pada saat melakukan
penelitian.
4.7 Pengumpulan Data
Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada dekan Fakultas
Keperawatan USU untuk melakukan penelitian di Fakultas Keperawatan USU.
Setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti
melakukan pengumpulan data.
Peneliti menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan
penelitian, prinsip kerahasiaan data yang diberikan responden dan proses
pengisian kuesioner penelitian sebelum menanyakan kesediaan untuk menjadi
responden penelitian. Peneliti membagikan lembar persetujuan (imformed
consent) kepada sampel yang bersedia menjadi responden penelitian untuk
ditandatangani. Peneliti kemudian membagikan kuesioner penelitian kepada
responden dan menjelaskan tentang pernyataan yang ada di dalam kuesioner
penelitian. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner
penelitian. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner yang telah diisi
responden untuk dianalisa.
4.8 Analisa Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa
tahap yaitu: (1) editing, yaitu suatu upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan