• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKING DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL

TERHADAP KINERJA USAHA UMKM

OLEH: M.REZA AZMI

110502181

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKIG DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL

TERHADAP KINERJA USAHA UMKM

Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner di sekitar kawasan Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Jenis peneliti an ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang telah berdiri 2 tahun atau lebih dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner yang ada di kawasan sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Secara parsial entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM.

Kata Kunci : kinerjausaha UMKM, entrepreneurial networking,

(3)

ABSTRACT

THE AFFECT OF ENTREPRENEURIAL NETWORKING AND EXTERNAL ENVIRONMENT TO BUSINESS PERFORMANCE OF

SME’S

The aims of this study is to know the affect of entrepreneurial networking and external environtment to business performance of SME’s in culinary sector in around USU collage and JalanHalat Medan.This research is associative research. This research sample is the entire SME’s population was found two years or more by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 10%. The results showedthat simultaneous, entrepreneurial networking and external environtmentsignificantly influenceSME’s in culinary sector performance. Partially, entrepreneurial and external environment had positive and significant effect to SME’s business performance,

Keywords : SME’s business performance, external environmetn,

entrepreneurial networking

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Lingkungan bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha UMKM ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk

AyahandaNazzaruddin, SEdan Mama Salfina Ismayanti yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta

doanya kepada peneliti serta adik- adik sayaM. Raka Dwi Ramadhan, M Fahri,

(4)

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang selalu memudahkan segala urusan saya dalam mengerjakan

ini dan Rasulullah SAW yang berkat sunnahnya kita dapat menjalankan

ke-Islaman kita saat ini.

2. Bapak Dr. AzharMaksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen dan

Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.

Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan,

saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

6. Ibu Frida Ramadini, SE, MSi, selaku Dosen Pembanding 1 yang turut

meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan untuk

penyempurnaan skripsi ini.

7. Kepada Radja, Wahyu, Ari,Gian, Umai, Rizal, Iqbal, gaum dan seluruh

teman di S1 Manajemen 11 dan khususnya Manajemen Grup C yang tidak

bias disebutkan semuanya yang selalu membantu dan mendukung penulis.

8. Kepada MF.Habib, Faldi Fajar, Putri Sausan, Mahira Ferin, Nur Jama’iyah,

(5)

9. Kepada Handy Rio, TM Alamsyah, Ade Ramadhana, SwingliTarigan, dan M.

Luthfi S yang selalumenyemangati.

Penuli smengucapkan terimakasih dan semoga segala kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

i DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

1.1.LatarBelakang ... ..1

1.2.PerumusanMasalah ... ..6

1.3.TujuanPenelitian ... ..7

1.4.ManfaatPenelitian ... ..7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... ..9

2.1.UraianTeoritis ... ..9

2.1.1. Entreprenuerial Networking ... ..9

2.1.1.1 DimensiEntreprenuerial Networking……….11

2.1.2.LingkunganBisnisEksternal ... 12

2.1.2.1 DimensiLingkunganEksternal………..14

2.1.3. Kinerja Usaha ... 15

2.1.3.1 DimensiKinerja Usaha ... 17

2.1.4. Pengertian Usaha Mikro Kecil danMenengah UMKM ... 18

2.2.PenelitianTerdahulu ... 20

2.3.KerangkaKonseptual ... 24

2.4.Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1JenisPenelitian ... 27

3.2TempatdanWaktuPenelitian ... 27

3.2.1 LokasiPenelitian………...27

3.2.2 WaktuPenelitian………...27

3.3BatasanOperasional ... 27

3.4DefinisiOperasionalVariabel ... 28

3.5SkalaPengukuranVariabel ... 30

3.6PopulasidanSampelPenelitian ... 31

3.6.1. Populasi ... 31

(7)

3.8MetodePengumpulan Data ... 33

3.9UjiValiditasdanReliabilitas ... 33

3.9.1. UjiValiditas ... 34

3.9.2. UjiReliabilitas ... 35

3.10TeknikAnalisis Data ... 35

3.10.1. MetodeAnalisisDeskriptif ... 35

3.10.1.1. UjiNormalitas ... 36

3.10.1.2. UjiMultikolinearitas ... 36

3.10.1.3. UjiHeteroskedostisitas ... 37

3.10.2. MetodeAnalisisRegresiLinear Berganda ... 37

3.10.2.1 UjiAsumsiKlasik ... 38

3.10.2.2. KoefisienDeterminasi (R²) ... 38

3.11. UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 39

3.12 UjiSignifikanParsial (Uji-t) ... 39

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1GambaranUmumKecamatan Medan Area dan Medan Baru ... 41

4.2HasilUjiValiditasdanReliabilitas ... 43

4.2.1. HasilUjiValiditas ... 43

4.2.2. HasilUjiReliabilitas ... 45

4.3AnalisisDeskriptif ... 45

4.3.1. KarakteristikResponden ... 46

4.3.1.1. KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 46

4.3.1.2. KarakteristikRespondenBerdasarkan Lama Usaha ... 47

4.3.1.3. KarakteristikRespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47

4.3.1.4. KarakteristikRespondenBerdasarkanJenis Usaha Kuliner…….48

4.3.2. DeskriptifVariabel ... 48

4.3.2.1. Entrepreneurial Networking(X1) ... 49

4.3.2.2. LingkunganBisnisEksternal (X2) ... 54

4.3.2.3. Kinerja Usaha UMKM (Y) ... 57

4.4HasilUjiAsumsiKlasik ... 60

4.4.1. UjiNormalitas ... 60

4.4.1.1. HasilUjiNormalitasdengan Histogram ... 61

4.4.1.2. HasilUjiNormalitasdengan Normal P-P Plot Of Regression Standarizied Residual ... 62

4.4.1.3. HasilUjiNormalitasdengan Kolmogorov-Smirnov Test ... 63

4.4.2.UjiHeteroskedostisitas... 63

4.4.3UjiMultikolinearitas. ... 64

4.5AnalisisRegresi Linier Berganda ... 65

4.5.1. KoefisienDeterminasi(R²) ... 67

4.5.2. UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 68

4.5.3. UjiSignifikanParsial (Uji-t) ... 70

4.6 Pembahasan ... 71

(8)

5.1Kesimpulan ... 74 5.2 Saran ... 75

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel JudulHalaman

2.1 PenelitianTerdahulu ... 20

3.1 OperasionalisasiVariabel... 28

4.1HasilPengujianValiditasTiapButirPernyataan... 44

4.2HasilPengujianReliabilitas ... 45

4.3KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 46

4.4KarakteristikRespondenBerdasarkan Lama Usaha ... 47

4.5KarakteristikRespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47

4.6 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenis Usaha Kuliner ... 48

4.7FrekuensiJawabanRespondenTerhadapVariabelEntrepreneurial Networking …. ... 49

4.8FrekuensiJawabanRespondenTerhadap VariabelLingkunganEksternal... 54

4.9 FrekuensiJawabanRespondenTerhadap Kinerja Usaha UMKM ... 57

4.10HasilUji Kolmogorov-Smirnov Test ... 63

4.11HasilUjiMultikoliniearitas ... 65

4.12AnalisisRegresi Linier Berganda ... 66

4.13UjiKoefisienDeterminasi... 67

4.14UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 69

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. GambarJudulHalaman

2.1 KerangkaKonseptual……….. .. 24 3.1InstrumenSkalaSemantic-differensial ... …. 39 4.1 UjiNormalitasdengan Histogram ... 61

4.2 UjiNormalitasdengan Normal P-P Plot of

Regression Standarizied Residual ... 62 4.3 UjiHeteroskedostisitasdenganScatterplot ... 64

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.LampiranJudul

1 KuesionerPenelitian

2 UjiValiditas Dan Reliabilitas 3 DistribusiJawabanResponden 4 UjiAsumsiKlasik

(12)

ABSTRAK

PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKIG DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL

TERHADAP KINERJA USAHA UMKM

Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner di sekitar kawasan Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Jenis peneliti an ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang telah berdiri 2 tahun atau lebih dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner yang ada di kawasan sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Secara parsial entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM.

Kata Kunci : kinerjausaha UMKM, entrepreneurial networking,

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulai 1 januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas

kepada negara-negaara ASEAN dan Cina. Pembukaan pasar ini merupakan

perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota

ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei

Darussalam) dengan Cina yang disebut dengan ASEAN China Free Trade

Agreement (ACFTA).Produk-produk impor dari ASEAN dan Cina akan lebih

mudah masuk ke Indonesia dan lebih murah karena adanya pengurangan tarif dan

penghapusan tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun. FTA

ini bisa menjadi ancaman ataupun menjadi peluang bagi UMKM di Indonesia

(Dewitari,dkk 2009).

Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan penghapusan tarif

menyebabkan produk luar negeri terutama dari Cina membanjiri Indonesia

sehingga UMKM Indonesia dapat kalah bersaing dan tingkat penjualan menurun

drastis sehingga berpengaruh terhadap kinerja UMKM.Kemenperin telah

mengestimasi beberapa industri yang paling rentan antara lain industri tekstil dan

produk tekstil, besi-baja, makanan-minuman, alas kaki dan elektronika.

Bangkrutnya UMKM dalam negeri merupakan dampak dari membanjirnya

produk Cina yang ditakutkan dan memang sudah terbukti memiliki harga lebih

(14)

akanmengakibatkan kebangkrutan dan pekerja lokal pun akan terancam

pemutusan hubungan kerja (PHK). (http//;kontan.co.id)

UMKM merupakan salah satu bentuk kegiatan wirausaha yang saat ini banyak

dilakukan masyarakat Indonesia. Banyak pengusaha baru memulai bisnis dimulai

dari jenis usaha UMKM. Selain tidak memerlukan izin pendirian yang rumit

keterbatasan sumber daya yang dimiliki, seperti modal, tenaga kerja, teknologi,

dan lainya menjadikan UMKM adalah salah satu jalan bagi para individu yang

ingin menjadi pengusaha. Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) terus meningkat dari tahun ke tahun yang turut mengurangi angka

pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Kementrian Koperasi dan UMKM

juga mengatakan jumlah UMKM saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen

adalah mikro.

Data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2010

Sementara kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni

sebesar 56% dari total PDB di tahun 2010 dan nilai ekspor sebesar 19,94%.

SedangkanUsaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97

persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia

(http;//depkop.go.id/UKM-serap-97-persen-tenaga-kerja-indonesia).Jika ditinjau dari proporsi unit usaha pada sektor UMKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1)

pertanian, perternakan, perikanan, dan kehutanan sebesar 48,5% (2) perdaganan,

hotel dan restoran sebesar 28,83% (3) pengangkutan dan komunikasi sebesar

(15)

UMKM di Indonesia telah terbukti telah menyerap 79,6 juta tenaga kerja. Medan

sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia tentu memiliki jumlah UMKM yang

cukup besar. Dinas Perindustrian dan Perdangan Kota Medan menunjukkan

jumlah UMKM di Kota Medan sampai 2011 berjumlah 222.133 pelaku usaha

artinya, jumlah UMKM mencapai hampir 500 kali lipat dari jumlah usaha besar.

Sedangkan kontribusi UMKM terhadap PDRB (Produk Domestri Regional Bruto)

Kota Medan masih terbatas, hanya mencapai 39,8 persen sedangkan usaha besar

mencapai 60,2 % hal ini menunjukkan kuatnya sektor usaha besar dan masih

terbatasnya sektor UMKM.(BPS Sumatera Utara,2014; http:waspada.co.id).

Menurut UKM Center lebih kurang 40% UKM di Kota Medan bergerak di sektor

kuliner atau makanan dan minuman (http;//medanbisnisdaily.com). Maka tidak

mengherankan hampir di seluruh jalan di Kota Medan terdapat penjual makanan.

Walaupun belum terdapat angka pasti berapa kontribusi dan penyerapan tenaga

kerja oleh UKM di sektor tersebut namun, bisa diprediksi kontribusinya akan

cukup besar. Pertumbuhan dari segi jumlah pelaku usaha maupun kontribusi dari

UMKM terhadap perekenomian tentu dilihat dari kinerja UMKM.

Wilayah sekitar kampus di Kota Medan seperti di sekitaran USU dan Jalan Halat

menjadi tempat yang ramai sebagai pusat kuliner. Pangan sebagai salah satu

kebutuhan dasar manusia menjadikan semua orang pasti membutuhkan makan

untuk bertahan hidup.Mahasiswa yang menjadi sasaran konsumen dari

usaha-usaha yang berbasis kulinerdimana mayoritas usaha-usaha adalah berjenis UMKM.

Pasar yang besar menjadikan banyak wirausaha membuka usaha kuliner

(16)

Dengan kata lain walaupun cukup prospektif, berbagai macam pengaruh

lingkungan dan modal sosial wirausaha seperti entrepreneurial networking dapat

mempengaruhi usaha ini, terlebih lagi usaha ini merupakan jenis usaha yang

terbuka dan mudah dimasuki oleh kompetitor, serta dinamis akan perubahan

lingkungan.

Kinerja perusahaan mengacu pada kesuksesan yang dirasakan oleh pengusaha

(Kader,dkk 2009) kinerja adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah

dilakukan oleh pemilik dan atau manajer dalam menjalankan bisnis. Pelham dan

Wilson (1996) dalam Prakoso (2005) mendefinisikan kinerja perusahaan sebagai

sukses produk baru dan pengembangan pasar, dimana kinerja perusahaan dapat

diukur melalui pertumbuhan penjualan dan porsi pasar. Kinerja akan

menghasilkan nilai tambah baik bagi usaha maupun pengusaha sebagai

pemilik.,Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu entrepreneurial networking

dan lingkungan bisnis adalah hal penting yang mempengaruhi kinerja UMKM.

Kinerja sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni faktor-faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal

meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan); aspek kuangan, aspek

teknis produksi; dan aspek pemasaran. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari

kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga

terkait seperti pemerinta, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM. (Mc Commick

et.al,1997; zang,2001;Leceiva,2004; dan DinasKop dan UKM Sulses, 2006).

Toften (2005) mengemukakan bahwa lingkungan perusahaan (missal politik)

(17)

Sedangkanentrepreneurial networking berkontribusi untuk tujuan entrepreneurial

pengusaha maka entrepreneurial networking menjadi modal sosial mereka.

Hubungan ini mungkin berhasil memperluan jaringan professional melingkupi

teman, kolega, dan lain-lain. (Burt, 1992). Menurut Grave dan Salaff (2003),

jaringan memilki beberapa kegunaan untuk para pengusaha. Kegunaan pertama

ialah seberapa besar jaringan. Pengusaha dapat memperluas jaringan utnuk

mendapatkan informasi penting sebaik-baiknya. Hal tersebut membantu untuk

pengembangan bisnis di masa yang akan datang. (Burt,1992 ; Hansen,2001)

mencatat bahwa jaringan sosial dapat menghubungkan dan mengatur diri mereka

sendiri, berkembangnya peluang yang tersedia yang dapat dimanfaatkan bagi

pengusaha.

Jaringan sosial menunjukkan sebuah faktor yang berpengaruh dalam proses

entrepreneurial. Jaringan sosial dapat dilekatkan sebagai cara yang

menghubungkan antara individu, kelompok atau organisasi (Dubini dan Aldrich,

1991), dan memiliki kemampuan untuk memfasilitasi atau aktivitas penghalang

bagi individu atau kelompok (Aldrich dan Zimmer, 1986). Kewirausahaan sendiri

memandang jaringan atau networking harus digunakan pengusaha sebagai

penghubung dari berbagai sumber daya yang berbeda untuk kesuksesan bisnis

(Dubini dan Aldrich, 1991).

Selain faktor entrepreneurial networking yang mempengaruhi kinerja UMKM.

Lingkungan bisnis turut mempengaruhi kinerja dari UMKM. Pearce dan Robinson

(1991) mengidentifikasi tiga jenis lingkungan bisnis yaitu lingkungan jauh seperti

(18)

hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang subtitusi, dan

kompetisi; dan lingkungan operasi seperti kopetitor, kreditor, konsumen, tenaga

kerja, dan pemasok. Faktor-faktor lingkungan tersebut juga dapat mempengaruhi

kinerja dari suatu UMKM. Penelitian Wisardja (2000) menunjukkan bahwa faktor

lingkungan usaha yang unsur-unsurnya ada pelanggan, pemasok, pesaing dan

teknologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha UKM.

Keberhasilan usaha industriFaktor-faktor ini bisa menjadi penghambat ataupun

sebagai pendukung keberhasilan UMKM, tergantung dalam mengelola dan

pembentukan strategi bisnis menghadapinya.

Berkaitan dengan aspek lingkungan, Wilkinson (2002) menyatakan bahwa usaha

kecil dan mikro akan tumbuh bilamana lingkungan aturan/kebijakan mendukung

lingkungan makro ekonomi dikelola dengan baik, stabil, dan dapat diprediksi;

informasi yang dapat dipercaya dan mudah diakses, dan lingkungan sosial yang

mendukung keberhasilan kinerja usaha tersebut.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih mendalam pengaruh yang terjadi darientrepreneurial

networking dan lingkungan bisnisterhadap kinerja usaha UMKM yang bergerak

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitan ini, maka permasalahan yang ingin

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah entrepreneurial networkingdan lingkungan bisnis berpengaruh

terhadap kinerja UMKM yang bergerak di bidang kuliner di sekitar kampus

USU dan Jalan Halat Kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan

bisnis terhadap kinerja UMKM di bidang kuliner di Kota Medan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti,

Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya

dalam bidang kewirausahaan dan pengaruh entrepreneurial networking

dan lingkungan bisnisterhadap kinerja UMKM

2. Bagi Mahasiswa

Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi

pembanding maupun penunjang dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelaku Bisnis khususnya UMKM

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam

berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha

UMKM yang ingin memperbaiki kinerja usaha dan mengembangkan

(20)

4. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh entrepreneurial networking

dan lingkungan bisnisterhadap kinerja UMKM bidang kuliner di Kota

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Entreprenuerial Networking

Pandangan Brehm dan Rahm yang dimuat Rajbianto (2010) menekankan pada

social network berpdendapat bahwa modal sosial adalah jaringan kerjasama

diantara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan

yang dihadapi mereka. Cohen dan Prusak dalam Rajbianto(2010) berpendapat

bahwa modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara manusia,

rasa percaya, saling mengerti dan kesamaan nilai dan prilaku yang mengikat

anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya

kerjasama.

Networking menjadi perhatian dalam komunitas peneliti dan merek meneliti

tentang pengaruh networkingdalam ekonomi dan kewirausahaan. Untuk bertahan

dalam dunia yang penuh persaingan, penting sekali untuk mengembangkan

sebuah entrepreneurial dan jaringan sosial dari informasi dan lainya. Networking

berperan sebagai bagian yang penting dalam menyatukan dan membawa

perusahaan bersama kepada sistem yang inovatif dari hubungan perjanjian,

pengembangan produk, dan aliansi antar organisasi (Staber,2001).Networking

muncul sebagai simbol organisasi di zaman informasi saat ini (Lipnack dan

Stamps,1994). Informasi adalah sumber daya utama untuk pengusaha dan dapat

menghubungkan pengusaha dengan pasar, pemasok; harga, teknologi dan

(22)

membantu pengusaha (Frazier dan Niehm, 2004).Networking meningkatkan

pengusaha melalui berbagai jenis dari sumber-sumber yang tidak berasal dari

kepemilikan sebelumnya dan membantu untuk mencapai tujuan perusahaan

(Ripolles dan Blesa,2005).

Networking terdiri atas keluarga dan teman yang menuju pada perpindahan dalam

lingkaran yang sama sebagai pengusaha, sumber daya ini tdak mungkin

ditawarkan di luar jangkauan pengusaha (Anderson et al., 2005).Penelitian

sebelumnya mengenalkan bahwa networking adalah sebuah sumber daya yang

sangat diperlukan dari informasi untuk pengusaha dan UMKM (Barnir dan Smith,

2002; Brush et al., 2001; Grave dan Salaff, 2003). Penelitian tentang

kewirausahaan menjelaskan bahwa networking(social network) berpengaruh

terhadap peluang, pengenalan, entrepreneurial direction, pembuatan keputusan

kepada seorang pengusaha dan pertumbuhan bisnis sebagai kriteria kesuksesan

bisnis (Arenius, 2006).

Definisi entrepreneurial networking adalah segala hubungan yang membantu

dalam pembentukan sebuah usaha baru sebagai bagian dari jaringan (Dodd dan

Patra, 2002:117). Dougherty dan Bowman (1995) menekankan pentingnya

networkingyang berasal dari hubungan individu. Mereka menyelidiki bagaimana

rekstrukturisasi di tahun 1990-an mempengaruhi inovasi produk. Mereka juga

menyimpulkan bahwa hal itu menghalangi inovasi produk melalui berkurangnya

efektifitas dan strategi yang melingkupi seluruh kegiatan usaha. Peluang dari

(23)

yang rumit dari hubungan antar individu dan antar kelompok disebut

entrepreneurial networking. Sedangkan Hoang dan Antoncic (2003) dan Slotted

(2010) menginditifikasikan bahwa sebuah unit usaha baru berhubungan antara

individu dan organisasi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial

networking adalah hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar

perseorangan dan antar organisasi.

2.1.1.1 Dimensi Entrepreneurial Networking

a. Building Personal Relationship

Digunakan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan personal

maupun perusahaan (Taormina dan Kin lao, 2007). Di dalam bisnis,

membangun hubungan yang baik antar individu maupun dengan

organisasi sering dilihat sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan

perusahaan (Neergard et al, 2005). Hoang and Antoncic (2003)

mengatakan bahwa kunci utama dari building personal relationship untuk

proses kewirausahaan adalah meningkatkan informasi dan saran yang

diterima. Pengusaha sering mengandalkan building personal relationship

untuk informasi bisnis, saran yang berhubungan dengan bisnis dan

pemecahan masalah. Selanjutnya, pengusaha mencoba untuk memperluas

atau mengembangkan bisnis dan mengurangi resiko yang tidak terduga.

a. Having a Favorable Attitude

Having a favorable attitude terhadap entrepreneurial networking

diperlukan sebelum menggunakanya untuk tujuan dan kepentingan bisnis.

(24)

Ajzen (1975)” Theory of reasoned action” dan Ajzen (1991) “ Theory of

planned behavior” keduanya teori adalah teori motivasi. Ringkasan dari

teori tersebut adalah satu keyakinan mempengaruhi satu perilaku, satu

perilaku mempengaruhi satu tujuan perilaku dan satu tujuan perilaku

mempengaruhi perilaku.

2.1.2 Lingkungan Bisnis Eksternal

Lingkungan eksternal merujuk pada faktor-faktor dan kekuatan yang berada di

luar organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam konsep ini bisnis

sebagai suatu sistem organisasi yang menjadi satu kesatuan dengan sistem lain

yaitu lingkungan yang melingkupinya. Lingkungan eksternal adalah segala

sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri yang mempunyai pengaruh

terhadap organisasi (Supriyono,2000).

Lingkungan eksternal didefenisikan oleh Duncan dalam Ronie Ferdianto dan

Zulaikha (2000) sebagai keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi yang

menjadi pertimbangan sebuah organisasi dalam mengambil

keputusan.Lingkungan eksternal meliputi variable-variabel di luar organisasi yang

dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun

faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi.

Lingkungan eksternal mempunyai dua komponen: lingkungan spesifik dan

lingkungan generik.

A Lingkungan Spesifik.

(25)

pencapaian sasaran organisasi. Lingkungan spesifik sebuah organisasi bersifat

khas bagi organisasi itu sendiri. Kekuatan utama yang membentuk lingkungan

spesifik adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan dalam

masyarakat.\

a. Pelanggan (costumer)

Pelanggan adalah masyarakat yang secara langsung memanfaatkan,

menggunakan, dan mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang

ditawarkan oleh organisasi. Sebuah organisasi ada untuk melayani

kebutuhan para pelanggan yang menggunakan output organisasi tersebut.

Para pelanggan merupakan salah satu sumber ketidakpastiaan bagi

organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa tidak

puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

a. Pemasok (supplier)

Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari

sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan

produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku. Pemasok dalam hal

ini akan menyiapkan bahan mentah maupun bahan baku yang akan diolah

oleh perusahaan menjadi barang-barang ekonomi. Karenanya perlu

diperhatikan kualitas dan ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku

agar produk yang dihasilkan juga berkualitas dan berdaya saing tinggi.

b. Pesaing (competitor)

Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama

(26)

maka pesaing merupakan tantangan sekaligus ancaman yang dihadapi

organisasi dalam meraih pelanggan.

B Lingkungan Umum atau Lingkungan Generik

Lingkungan generik adalah kondisi eksternal yang lebih luas yang dapat

mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Lingkungan generik meliputi

kondisi-kondisi ekonomi, politik/hukum, sosial-budaya, demografis, teknologi, dan global

secara luas. Lingkungan umum tidak hanya mempengaruhi kinerja perusahaan

saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai unsur yang termasuk dalam

lingkungan khusus.

2.1.2.1 Dimensi Lingkungan Eksternal

Dalam lingkungan eksternal banyak dipengaruhi oleh beberapa dimensi-dimensi

yang mempengaruhinya. Menurut Ferdianto dan Zulaikha (2000) memberikan

dimensi lingkungan eksternal ke dalam tiga bagian :

a. Kompleksitas lingkungan eksternal

Dimensi ini mengacu pada banyaknya jumlah dan heterogenitas dari

elemen-elemen lingkungan yang harus dihadapi dan dipertimbangkan

dalam proses pembuatan keputusan.

b. Dinamika lingkungan eksternal

Dimensi ini mengacu pada instabilitas dan volatilitas lingkungan dan

menunjukkan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi atau tidak

terduga. Menurut Clark, et al (2002) dinamika lingkungan eksternal dapat

(27)

yang dapat mempengaruhi kinerja usaha sehingga harus dikenali oleh para

pembuat keputusan.

c. Daya dukung lingkungan eksternal

Dimensi ini mengacu pada jumlah sumber daya yang disediakan oleh

lingkungan eksternal dalam mendukung pertumbuhan eksternal dalam

mendukung pertumbuhan organisai dan memberikan “organizational

slack”. Setiap organisasi, baik itu besar maupun kecil, senantiasa mencari

lingkungan yang mencari dukungan dan pertumbuhan dan stabilitas,

karena pertumbuhan dan stabilitas memungkinkan organisasi menciptakan

sumber daya yang berlebih menurut Dess dan Origer dalam Dicky (2002).

2.1.3Kinerja Usaha

Suatu organisasi atau usaha dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi atau usaha

tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut maka usaha harus melalui proses yang

meliputi aktivitas-aktivitas positif demi tercapainya tujuan usaha yang diinginkan

dimana kinerja dalam

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian kinerja (Moeheriono, 2012:32) adalah sebagai ukuran kuantitatif dan

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Gibson et al dalam Julita(2013:95)

mengatakan bahwa kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang

memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik baik berupa

(28)

kegiatan yang dimaksud meliputi standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan sejak awal dimulainya usaha.

Rue & Byars dalam Riyanti (2003:25) juga mengatakan bahwa kinerja dapat

didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan

organisasi . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha adalah

serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha,

baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal

pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.Kinerja merupakan

serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil

yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam

akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi.

Ivancevich (Ranto, 2007:19).

Gaskill dan Van Auken (1993) mengatakan bahwa kinerja usaha kecil dan

menengah adalah berpengaruh dari kemudahan dalam berbisnis, pembuat

kebijakan dan keterkaitan lain stakeholders untuk melayani sektor usaha kecil dan

menengah. Kinerja adalah indikatoryang paling utama untuk melihat kesuksesan

dan ini terbukti secara nyata dan teoritis (Man et al.2002). Westhead dan Wright

(1998) menjelaskan bahwa kinerja usaha kecil dan menengah dapat diukur

melalui pertumbuhan pasar, pertumbuhan pekerja, pertumbuhan keuntungan dan

perubahan dalam hubungan dengan kompetitor. Peningkatan pendapatan,

penerimaan penjualan dan pekerja juga adalah indikator dari kinerja (Le Brasseur

(29)

Menurut Lumpkin dan Dess (1996) kinerja usaha merupakan sebuah bentuk yang

umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi strategi

perusahaan. Penurunan kinerja usaha tentu menjadi masalah dan merupakan

tantangan bagi orientasi strategi usaha untuk dapat terus mempertahankan kinerja

usaha dengan baik melalui satu orientasi strategi agar dapat bertahan dalam

industri.

2.1.3.1 Dimensi Kinerja Usaha

a. Kuantitatif

Adalah ukuran yang didasarkan pada data empiris dan hasil angka yang

mengkarakteristikkan kinerja dalam bentuk fisik atau bentuk lain. Dimensi

kuantitatif menjelaskan berupa capaian-capaian keuangan, produksi

(jumlah barang terjual), pemasaran (jumlah pelanggan), jumlah tenaga

kerja. Pertumbuhan dari jumlah pelanggan ataupun dari sektor lain di

dalam bisnis termasuk kedalam dimensi kuantitatif. Menurut Wiklund

(1999) melihat pertumbuhan terutama dipicu oleh naiknya permintaan

akan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, yang berarti

naiknya penjualan. Indikator untuk melihat kinerja perusahaan dapat

dilihat dari meningkatnya capaian-capaian pangsa pasar, keuangan,

produksi, jumlah tenaga kerja (Ratno dan Sri, 2010).

b. Kualitatif

Adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian pandangan persepsi

seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaianya terhadap sesuatu.

(30)

perilaku individual dalam organisasi, dan efektifitas. Dimensi Kualitatif

menjadi penting karena focus pada manusia itu sendiri sebagai pelaku

kegiatan akan menjadi sangat kuat (Ratno dan Sri, 2010).

2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga

kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan sebagai usaha

mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja

sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja atau lebihh

digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).

Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa usaha

kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan

hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp. 200.000.000 dan

mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000

dan usaha tersebut berdiri sendiri.

1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan

UMKM itu sendiri. beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri.

Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:

A. Daya Tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan

(31)

penghasilan keluarga. Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif

dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.

B. Padat Karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang

bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih

memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada

penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

C. Keahlian Khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang

membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan

pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara

turun-menurun. Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia

mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.

D. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa

kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat

di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu

atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.

E. Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian

UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based

karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil

tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.

(32)

Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang

(tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk

kebutuhan modal kerja (Tambungan, 2002:166). Kelemahan-kelemahan

UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha

tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya

keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan

baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan

penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah,

manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas

yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja

tidak dibayar (Tambunan,2002:169).

2. Krieteria UMKM

Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM berdasarkan

aset dan omset adalah sebagai berikut:

- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal

Rp. 300 juta per tahun.

- Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan

omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.

- Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10

Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.

[image:32.595.105.543.685.753.2]

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Teknik Analisis

(33)

Penelitian Bojic Milovanovic dan Zoran Wittnie (2014) Analysis of External Environment’s Moderating Role on Entrepreneurial Orientation and Business Performance Relationship among Italian’s SME 1. Stretegic Networking 2. External

Environmental 3. Business Performance Multiple linear regression analysis Hierarchic al linear regression analysis Lingkungan bisnis eksternal berpengaruh secara terbatas pada hubungan antara strategic networking dan kinerja usaha Tri Handayani (2013) Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap Kinerja Usaha 1. Lingkungan Makro

2. Kinerja usaha

Analisis deskriptif Bahwa linkgungan makro mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha H, Mussthaq ahma dan Shaziaa Naimat (2011) Networking and Women Entrepreneur Beyond Pattriachal Tradition 1. Networking 2. Capability 3. Opportunity 4.Participation Analisis Statistik Entrepreneurial networking dengan positif dihubungkan dengan wirausaha wanita dalam kesertaan di UMKM Kim Klyver dan Sharon Grant (2010) Gender Differences in Entrepreneurial Networking and Participation 1. Entrepreneur ial Networking 2. Entrepreneur ial Participation Analisis regresi Entrepreneurial networking adalah ramalan dari Entrepreneurial Participationdala m tiga tahap Musran Munizu (2010) Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja UMKM di Sulawesi Selatan 1. Faktor Internal 2. Faktor Eksternal 3. Kinerja Usaha UMKM Analisis regresi berganda Faktor-faktor eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinera bisnis dengan dan faktor internal

(34)

Ratno Purnomo (2010) Pengaruh Kepribadian, Self Efficacy, dan Locus of Control Terhadap Persepsi Kinerja Usaha Skala Kecil dan Menengah 1. Kepribadian 2. Self Efficacy 3. Locus of

Control 4. Kinerja

Multiple regression

Bahwa

agreeableness dan self-efficacy memiliki pengaruh positif dan signifikann pada kinerja UMKM Dwi Rajibianto (2010) Pengaruh Modal Sosial Untuk Penguatan Industri Kecil Genteng Soka di Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan Kabupatan Kebumen

Modal sosial Kualitatif Modal sosial yang

diterapkan oleh para pengrajin genteng soka di Desa Kebulusan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha Ana Wulandari (2009) Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal Terhadap Orientasi Wirausaha Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha 1. Lingkungan Eksternal 2. Lingkungan Internal 3. Orientasi Kewirausahaa n

4. Kinerja Usaha

Analisis regresi dan analisis korelasi Penelitian membuktikan bahwa lingkungan eksternal dan lingkungan internal memiliki pengaruh positif terhadap orientasi wirausaha Rj Taormina dan Kin Mei Lao s (2007)

(35)

environment 5. Demographic 6. Motivation to start business Kevin Hindle dan Kim Klyver (2006) Exploring The RelationShip Between Media Coverage and Participation in Entrepreneurshi p: Initial Global Evidence and Research Implication 1. Networking 2. Alertness 3. Competence 4. Risk-willingness 5. Uniform living standards 6. Status perception 7. Opportunity search activity 8. Young business activity Multiple linear regresi Sejumlah orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan untuk memulai segala bisnis berhubungan secara signifikan dengan seluruh variable dependen Nanik Wahyuni (2005) Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Orientasi Strategik Sebagai Variabel Intervening 1. Lingkungan 2. Eksternal 3. Orientasi 4. Strategik 5. Kinerja Perusahaan Statistik Deskriptif Pengaruh yang sebenarnya dimiliki antara lingkungan eksternal dan kinerja perusahaan adalah pengaruh yang langsung tanpa melalui orientasi strategic MM Crossan, Lande Hw, dan White RE

(1999) An Organizational Learning Framework: From Intuition to Institution 1. Intuiting 2. Interpreting 3. Integrating 4. instutionalizin g

(36)

Yan Shu Liu (1996)

Japan Management

keahlian tekhnikal, entrepreneurial networking adalah akar dari kekuatan bersaing di

perusahaan multinational Jepang

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu teori

berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting

terhadap masalah penelitian (Noor, 2011 : 76). Faktor yang diteliti dalam

penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu entrepreneurial networking,

lingkungan bisnis eksternal dan kinerja usaha UMKM.

Entrepreneurial networkingyang merupakan modal sosial yang di perlukan bagi

para pelaku usaha ataupun pemilik usaha. Modalsosial yang diterapkan oleh para

pelaku usaha UMKM sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

usaha(Rajibianto ,2010). Entrepreneurial networking berkontribusi untuk tujuan

entrepreneurial pengusaha. Menurut Grave dan Salaff (2003), jaringan memilki

beberapa kegunaan untuk para pengusaha.Kegunaan pertama ialah seberapa besar

jaringan. Pengusaha dapat memperluas jaringan utnuk mendapatkan informasi

penting sebaik-baiknya.Hal tersebut mempengaruhi kinerja usaha untuk

pengembangan bisnis di masa yang akan dating dengan memanfaatkan informasi

yang didapat dari networking yang dimiliki pemilik..

Penelitian Wisardja (2000) menunjukkan bahwa faktor lingkungan usaha yang

(37)

pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha UKM.Pengaruh

yangsebenarnya dimiliki antara lingkungan eksternal dan kinerja perusahaan

adalah pengaruh yang langsung tanpa melalui orientasi strategik (Wahyuni, 2005).

Kinerja usaha adalah ukuran keberhasilan dalam pembuatan strategi

pendayagunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan ataupun UMKM secara

efektif dan efisien demi keberlanjutan usaha (Wulandari, 2009). Lingkungan

bisnis eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri

yang mempunyai pengaruh terhadap organisasi misalnya para pelanggan,

pemasok, pesaing, masyarakat, pemerintah dan pihak luar lainya (Supriyono,

2000).

Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial networking yang

dijalankan pengusaha dan pemahaman dalam menghadapi lingkungan bisnis

eksternal mempengaruhi kinerja usaha UMKM. Dengan demikian masing-masing

variabel tersebut (entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal)

memiliki pengaruh pada kinerja usaha. Kerangka konseptual yang digunakan

[image:37.595.121.474.570.714.2]

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Wulandari (2009:7), Kimio & James (1996:3), Wahyuni (2005:21), Supriyono (2000), Wisardja (2000) diolah oleh penulis

Entrepreneurial Networking

Lingkungan Bisnis Eksternal

(38)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan

jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah :

Entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

(Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini

adalah entrepreneurial networking (X1), lingkungan bisnis eksternal (X2), dan

kinerja usaha UMKM (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah sekitar Kampus USU yaitu Jalan Dr.

Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan dan di daerah sekitar Jalan Halat Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 sampai

dengan bulan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh entrepreneurial

networking lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM dan dalam

hal ini UMKM yang bergerak di bidang kuliner di sekitar kampus USU dan

(40)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independent (X). yaituEntrepreneurial Networking dan

(X1)Lingkungan Bisnis Eksternal (X2).

b. Variabel Dependent (Y), yaitu Kinerja Usaha UMKM (Y)

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua

variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka

[image:40.595.108.532.385.685.2]

perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

(41)

2. Membangun hubungan pribadi kepada mitra bisnis usaha UMKM (Building Personal Relationship to business partner) 1. Membangun hubugan pemasok 2. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis 3. Memiliki sikap yang baik kepada pelanggan (Having a Favorable Attitude to Costumer) 1. Menunjukkan

sikap yang baik pada para pelanggan 4. Memiliki sikap yang baik kepada rekan bisnis (Having a Favorable Attitude to Business Partner)

1. Memiliki sikap yang baik dengan mitra bisnis Lingkungan Bisnis Eksternal (X2) keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi yang menjadi pertimbanga n sebuah organisasi dalam mengambil keputusan. 1. Kompleksitas lingkungan eksternal 1. Persaingan usaha

2. Gangguan dari

lingkungan di sekitar usaha berdiri Semantic Defferens ial 2. Dinamika lingkungan eksternal 1. Kemampuan para pembeli 2. Perubahan preferensi konsumen 3. Teknologi inovasi produk

(42)

3. Daya dukung lingkungan eksternal 1. Peran pemerintah dalam mendukung UMKM 2. Kemudahan akses kredit perbankan yang diperoleh UMKM Kinerja Usaha (Y) kinerja didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi

1. Kuantitatif 1. Pertumbuhan

penjualan 2. Pertumbuhan pendapatan 3. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja 4. Pertumbuhan laba Semantic Deferensi al

2. Kualitatif 1. Kedisiplinan

yang ada pada tenaga kerja 2. Kualitas dari

pencapaian tujuan 3. Perilaku individual dalam kegiatan usaha

Sumber:Taormina dan Lao s (2007), Wahyuni (2005), Purnomo dan Lestari (2010).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah enterpreneurial networking (X1), lingkungan

bisnis eksternal(X2), dan kinerja usaha UMKM (Y) yang diukur dengan Semantic

Defferensial.

Semantic-differensialadalah skala yang menggunakan dua buah nilai ekstrim dan

(43)

pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood.

Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang

dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi

terseusun secara satu garis kontinum (Sugiyono, 2009:140). Dalam penelitian ini,

responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawab yang positif sampai

dengan negative.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Setuju __ __ __ ____ __Tidak setuju 1 2 3 4 5 6

Pintar __ __ __ __ __ __ Naif 1 2 3 4 5 6

Besar __ __ __ __ __ __ Kecil 1 2 3 4 5 6

Sumber : Jogiyanto, 2004 :67

[image:43.595.163.505.312.519.2]

Gambar 3.1

Instrument Skala Semantic-differensial 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap

yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik

untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

UMKM yang bergerak di bidang kuliner di kawasan sekitar Kampus USU, Jalan

Setia Budi dan Jalan Dr. Mansyur dan disekitar kawasan Jalan Halat yang

(44)

kuliner dalam skala ukuran PKL (Pedagang Kaki Lima) yang telah berdiri dua

tahun atau lebih.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan

penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 58 UMKM yang

bergerak di bidang kuliner di kawasan sekitar Kampus USU, Jalan Setia Budi dan

Jalan Dr. Mansyur dan disekitar kawasan Jalan Halat.

3.7 Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data

adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun

informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan /

kuesioner kepada UMKM yang bergerak di bidang kuliner di kawasan Kampus

(45)

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet

untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan

teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian

misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun

buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan

penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan

dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

A. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

B. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh

dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan

dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita

wirausaha.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner

layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa

(46)

pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan

konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Realibitas

menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi,

2011:76). Uji validitas dan Realibilitas akan dilakukan pada 30 responden yang

terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang ada di kawasan

Kecamatan Medan Johor dan Medan Tuntungan Kota Medan yang

karakteristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen

tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji

validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total

correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai

rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap

variabel penelitian dinyatakan valid, dan

jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap

variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

(47)

2. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10%

adalah 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila

suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan

konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil

yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan

disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat

konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali

saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut

Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha >0,60.

3.10 Teknik Analisis Data.

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan

(48)

memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat perkiraan yang

tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan

asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

3.10.2.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model

berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak

berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas

nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang

dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig

(signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig

(signifikansi) < 0,01.

3.10.2.2Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear

yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui

(49)

dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai

adalah :

Melihat nilai Tolerance

- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1.

- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan

0,1.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.

3.10.2.3 Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari

resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya

mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan

sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana

dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan

(Situmoran dan Lufti, 2011:119) :

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05.

(50)

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk

mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (entrepreneurial networking

dan lingkungan bisnis eksternal) terhadap variabel terikat (kinerja usaha UMKM).

Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS

17.0for windows. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda

yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2+ e Keterangan:

Y = Kinerja Usaha UMKM

a = Konstanta

X1 = Entrepreneurial Networking

X2 = Lingkungan Bisnis Eksternal

b1 = Koefisien Entrepreneurial Networking

b2 = Koefisien Lingkungan Bisnis Eksternal

e = Standard error

3.10.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi (R2)

adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan.

Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0<R2 <

1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan

penfaruh variabel bebas entrepreneurial networking (X1)dan lingkungan bisnis

eksternal (X2) adalah besar terhadap kinerja usaha UMKM (Y). Hal ini berarti

(51)

diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati

nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X1, X2) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan

tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat.

3.10.3.2Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk menguji pengaruh variabel independen Entrepreneurial Networking (X1),

Lingkungan Bisnis Eksternal (X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap

variabel dependen Kinerja Usaha UMKM (Y) digunakan uji statistik F (Uji-F)

dimana sebagai indikator adalah nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel.

Hipotesis awal didefinisikan sbb:

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan

Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak

dalam Kinerja Usaha UMKM ;

Ha = Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan

Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja

Usaha UMKM.

Setelah dilakukan Uji F jika :

Nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika

(52)

dimana Ftabel yang digunakan pada uji F ini adalah Ftabel pada tingkat

interval kepercayaan (confidence interval) 90% atau alpha = 0,01, yakni sebesar

= 2,96. (Sujarweni, 2014: 245)

3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji pengaruh variabel Entrepreneurial Networking dan Lingkungan

Bisnis Eksternal secara parsial dalam Kinerja Usaha UMKM, digunakan uji

statistik t (t test) dimana nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung >

ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai ttabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat

kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai ttabel =

1,697.

1. Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan

Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak dalam

Kinerja Usaha UMKM ;

2. Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan

Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja

Usaha UMKM.

Ha = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan

lingkungan bisnis eksternal secara serentak terdapat pengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinera

(53)

Ho = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan

lingkungan bisnis eksternal secara serentak tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikat kedua yaitu minat

beli.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Kecamatan Medan Area dan Medan Baru

Kota Medanadalah

merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pula

di Indonesia setelah

gerbang wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak

terlpesa dari dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri,

sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota

Medan kini berfungsi :

1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi

Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan

perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan

berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara.

2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat

Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI,

RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan

(54)

3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa

secara regional dan internasional.

4. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional serta kepariwisataan

untuk kawasan Indonesia bagian barat.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5

meter di atas permukaan laut.

Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu dari 21

berbatasan deng

9,05 km² dan kepadatan penduduknya adalah 20.005,80 jiwa/km².

Kecamatan Medan Baru berbatasan deng

di sebelah barat

(55)

Di Kecamatan Medan Area dan Medan Baru banyak terdapat berbagai jenis

usaha, salah satunya merupakan usaha yang berskala UMKM di bidang kuliner

yang terdapat di pinggi jalan maupung di dalam gang- gang yang terdapat di

sepanjang jalan Kecamatan Medan Area dan Medan Baru. Apalagi di dua

kecamatan tersebut terdapat beberapa universitas ternama di Kota Medan.

Di Kecamatan Medan Baru terdapat dua universitas yang ternama yaitu

Universitas Dharma Agung dan Universitas Sumatera Utara, ini belum termasuk

kampus-kampus kecil yang ada di Kecamatan Medan Baru. Sedangkan di

Kecamatan Medan Area terdapat beberapa universitas di sekitarnya, yaitu STMIK

Harapan, ITM, kampus dua UMSU, dan ini belum termasuk sekolah-sekolah yang

banyak terdapat di kecamatan tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan

banyaknya usaha yang berskala UMKM di bidan kuliner terdapat di dua

kecamatan tersebut. Hampir di sepanjang jalan di dua kecamatan tersebut terdapat

usaha-usaha UMKM di bidang kuliner baik yang PKL maupun yang sudah

memiliki bangunan sendiri.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan kepada 30

pemilik UMKM di bidang kuliner yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan

dan Medan Johor. Jumlah 30 orang diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva

(56)

4.2.1 Hasil Uji Validitas

Pada pra survey , kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang menyangkut

entrepreneurial networking, lingkungan bisnis eksternal dan kinerja usaha pada

usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak di bidang kuliner di Kecamatan

[image:56.595.138.488.337.745.2]

Medan Tuntungan dan Medan Johor. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Instrument Skala Semantic-differensialGambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri

Hasil dalam penelitian ini meliputi pengertian lakon Dewa Ruci, pertunjukan lakon Dewa Ruci, makna ajaran Dewa Ruci, serta nilai-nilai pendidikan moral dan nilai

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian Mudiarta yang melihat bagaimana kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini merupakan akibat ketidakmerataan sumber

Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu misalnya dalam proses belajar. Jika emosi seseorang sedang labil maka efikasi

Sejak diketahui bioavailabilitas oral Propanolol HCl rendah dikarenakan terjadi metabolisme lintas pertama yang tinggi, penggunaan matriks dan enhancer yang berbeda

Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk memudahkan mahasiswa yang ingin mempelajari double link list sehingga materi tersebut menarik untuk dipelajari dengan cara membuat

DANA ALOKASI KHUSUS PULAU JAWA, BALI, DAN NUSA TENGGARA BIDANG PU &amp; PERA TAHUN ANGGARAN 2015. (Dalam

IULHQGO\ ZHEVLWH LQL PHPEHULNDQ LQIRUPDVL \DQJ DNXUDW PHQJHQDL SURILO EDQG /LTXLG )UHHGRP PXODL GDUL ELRGDWD SHUVRQLO VHMDUDK EDQG IRWR IRWR WHNV ODJX SHQFDULDQ ODJX