PEMBANGUNAN PARIWISATA
2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DEPUTI BIDANG EKONOMI
PENINGKATAN DAYA SAING
PARIWISATA
Sasaran
pembangunan pariwisata adalah sebagai
berikut:
1. Sasaran Pertumbuhan
2. Sasaran Pembangunan Inklusif
Meningkatnya usaha lokal dalam industri pariwisata dan
meningkatnya jumlah tenaga kerja lokal yang tersertifikasi.
Slide - 2
URAIAN SASARAN Baseline 2014 *) 2019
1 Kontribusi terhadap PDB Nasional 4,2% 8 %
2 Wisatawan Mancanegara (Orang) 9 juta 20 juta
3 Wisatawan Nusantara (Kunjungan) 250 juta 275 juta
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Pemasaran Pariwisata Nasional
Jenis pariwisata yang akan diandalkan dalam promosi ke Wisman mencakup:
I. Wisata alam yang terdiri dari wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan.
II. Wisata budaya yang terdiri dari wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa.
III. Wisata ciptaan yang terdiri dari wisata MICE & event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu.
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata
I. Fasilitasi pembangunan destinasi pariwisata nasional yang menjadi fokus pemasaran pariwisata dengan bentuk advokasi penetapan kawasan peruntukan pariwisata dalam RTRW dan RDRW, bantuan penyusunan site plan, rancangan detail (detail design) kawasan destinasi wisata.
II. Bersama para pemangku kepentingan pariwisata membangun fasilitas umum di kawasan wisata.
III. Meningkatkan citra kepariwisataan.
IV. Menata kelembagaan organisasi pengelola destinasi, destination
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3. Pembangunan Industri Pariwisata
I. Pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal,
II. Fasilitasi investasi usaha sektor pariwisata, serta
III.Fasilitasi
pengembangan
dan
peningkatan
jenjang
keterampilan tenaga kerja lokal di bidang wisata;
IV.Mendorong terbangunnya sikap/mental penduduk lokal yang
ramah terhadap wisatawan.
4. Pembangunan
Kelembagaan
Pariwisata
I. Berkoordinasi dengan perguruan tinggi penyelenggara
pendidikan sarjana di bidang kepariwisataan;
II. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pendidikan
kepariwisataan,
memperluas
jurusan
dan
peminatan,
membangun sekolah pariwisata; serta
III.Turut serta menjaga kualitas pendidikan kepariwisataan yang
MARINA SUNGAI
PERJALANAN WISATA
DERMAGA APUNG
PEMBANGUNAN FASILITAS EKOWISATA
SUNGAI:
PELABUHAN (MARINA SUNGAI) DAN
DERMAGA APUNG / SINGGAH
DI 5 TITIK SINGGAH
SASARAN : 5 SUNGAI
SUNGAI KAPUAS, SUNGAI BARITO,
PEMBANGUNAN EKOWISATA MARITIM
PEMBANGUNAN EKOWISATA MARITIM
SASARAN:
Pembangunan 38 Titik Labuh dengan 3 Entry Port: (1) Kupang;
(2) Saumlaki; dan (3) Tarakan
Kupang
Saumlaki Karimun Jawa
Makassar
Tarakan
Biak Raja Ampat
Anambas
TgPinang Lingga
Alor Lovina
Bitung
TITIK LABUH DAN TATA RUANGNYA
TITIK LABUH DAN TATA RUANGNYA
1. Titik Labuh adalah tempat para pelaku
layar dapat melabuhkan jangkarnya;
2. Penentuan titk labuh
mempertimbangkan atraksi pariwisata,
budaya dan kehidupan yang menarik;
3. Titik labuh harus nyaman dan aman;
berada di kawasan perairan yang bersih
baik dari limbah kapal maupun dari
daratan;
4. Harus mempunyai penerangan yang
cukup pada malam hari dengan akses
yang mudah;
5. Memiliki koneksi internet /komunikasi
lain.
1. Titik Labuh adalah tempat para pelaku
layar dapat melabuhkan jangkarnya;
2. Penentuan titk labuh
mempertimbangkan atraksi pariwisata,
budaya dan kehidupan yang menarik;
3. Titik labuh harus nyaman dan aman;
berada di kawasan perairan yang bersih
baik dari limbah kapal maupun dari
daratan;
4. Harus mempunyai penerangan yang
cukup pada malam hari dengan akses
yang mudah;
5. Memiliki koneksi internet /komunikasi
lain.
Mengacu pada standar
internasional – ISPS Code
PEMBANGUNAN INDUSTRI
2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DEPUTI BIDANG EKONOMI
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR
(1)
SASARAN
Slide - 9
INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
2019
Industri (%)
6,0 6,9 7,5 8,1 8,6Share dalam PDB (%)
20,8 21,0 21,1 21,3 21,6Pertumbuhan PDB
rata-rata
7,0 persen
Pertumbuhan PDB
rata-rata
ARAH KEBIJAKAN
Slide - 10
1.Pengembangan Perwilayahan Industri
di
luar Pulau Jawa: (1) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
terutama yang berada dalam Koridor ekonomi ; (2)
Kawasan Peruntukan Industri ; (3) Kawasan Industri; (4)
Sentra IKM; (5) Kawasan Ekonomi Khusus; (6) Kawasan
Berikat /
Export Processing Zone (EPZ);
(7) Kawasan
Perdagangan Bebas (FTZ)
2.Penumbuhan Populasi Industri
dengan
menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri
berskala besar dan sedang dimana 50% tumbuh di luar
Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit
usaha
3.Peningkatan Daya Saing dan
STRATEGI PEMBANGUNAN
Slide - 11
1. PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
a. Memfasilitasi pembangunan 13 Kawasan Industri (KI)
yang terdiri dari 7 KI di Kawasan Timur Indonesia dan 6 KI
di Kawasan Barat Indonesia
b. Membangun PALING TIDAK 1 Kawasan Industri di Luar
Pulau Jawa
c. Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah
(SIKIM) yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia
khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di Kawasan
Barat Indonesia
d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam
membangun infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih,
telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik),
Kuala Tanjung
Rencana Pembangunan
Kawasan Industri: 13 di luar Jawa, 2 di P Jawa
Rencana Pembangunan: 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM)
yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia khususnya Papua, Papua
Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11
di Kawasan Barat Indonesia
KAWASAN INDUSTRI (KI) DAN
SENTRA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(SIKIM)
KAWASAN INDUSTRI (KI) DAN
Slide - 13
2. PENUMBUHAN POPULASI INDUSTRI
A. Mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam, baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi), yaitu industri pengolah:
• Hasil-hasil pertanian/perkebunan.
• Produk turunan Migas (petrokimia).
• Mineral hasil pertambangan.
B. Mendorong investasi industri penghasil:
• Barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya industri padat tenaga kerja: industri mesin – permesinan, tekstil dan produk tekstil, alat uji dan kedokteran, alat transportasi, kulit dan alas kaki, alat kelistrikan, elektronika dan telematika.
• Penghasil bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan sub-assembly (pendalaman struktur).
C. Memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi global baik sebagai perusahaan subsidiary, contract manufacturer, maupun sebagai independent supplier (Integrasi ke Global Production Network).
D. Pembinaan industri kecil dan menengah (Pembinaan IKM) agar dapat terintegrasi dengan rantai nilai industri pemegang merek (Original Equipment Manufacturer, OEM) di dalam negeri dan dapat menjadi basis penumbuhan populasi industri besar dan sedang.
Slide - 14
3. PENINGKATAN DAYA SAING DAN
PRODUKTIVITAS
1.
Peningkatan Efisiensi Teknis
• Pembaharuan / revitalisasi permesinan industri
• Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja
• Optimalisasi ke-ekonomian lingkup industri (economic of scope) melalui pembinaan klaster industri
2.
Peningkatan Penguasaan Iptek / Inovasi
• Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing, and quality)
• Layanan perekayasaan dan teknologi
• Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi
• Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi (teknopreneur) 3.
Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan
Pengembangan Produk Baru
(New Product Development) oleh industri domestik.4.
Pembangunan Faktor Input
• Peningkatan kualitas SDM Industri
• Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau
Pembangunan
Techno Park
dan
Science
Park
SASARAN
: Terbangunnya 100
Techno Park
di daerah-daerah
kabupaten/kota, dan
Science Park
di setiap provinsi.
ARAH KEBIJAKAN
:
Pembangunan
Tecno Park
diarahkan berfungsi sebagai:
pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan
pengolahan hasil (pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat
advokasi bisnis ke masyarakat luas;
Pembangunan
Science Park
diarahkan berfungsi sebagai:
penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari
lembaga litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;
penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park;
sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian
lokal.
PEMBANGUNAN
SCIENCE AND TECHNO PARK
Menuju Bangsa Berdaya Saing
PRESIDEN
BPPT
National Science and Techno Park
Puspitek Serpong (BPPT, LIPI, BATAN)
Menteri PPN/Bappenas; Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian; Menteri Kelautan dan
Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
Science Park Science Park