• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL tahun"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

INDUSTRI NASIONAL

Jakarta, 10 Maret 2016

Disampaikan pada Rapat Teknis

(2)

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL

2015 - 2019

PENYUSUNAN RKP 2017

DUKUNGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DI

KALIMANTAN

OUTLINE

I

II

(3)

3

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2015 - 2019

(4)

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2015 - 2019

A

Arah kebijakan pemerintah dan tindakan untuk melaksanakan Rencana

Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) untuk periode 2015

2019

Pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyusunan

rencana pembangunan industri

Acuan bagi pelaku usaha / industri dalam membangun dan

mengembangkan industri

Pedoman bagi pemangku kepentingan lain dan masyarakat luas

dalam rangka menunjang pelaksanaan pengembangan industri sesuai

dengan tugas dan peran masing

masing

Tolok ukur kemajuan dan keberhasilan pembangunan industri dalam 5

(lima) tahun

1

2

3

4

5

(5)

5

SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

A.1

Meningkat

hingga 8.4%

pada tahun 2019

1. Laju Pertumbuhan

Industri Non Migas

Mencapai 19.4%

pada tahun 2019

2. Peran Industri

Pengolahan Non

Migas

3. Mengurangi

Ketergantungan terhadap

Impor

4. Meningkatkan Ekspor

Produk Industri

5. Meningkatkan Persebaran

dan Pemerataan Kegiatan

Industri

6. Meningkatkan peran

Industri Kecil dan

Menengah

7. Meningkatkan Inovasi

dan Pemanfaatan

Teknologi

8. Meningkatkan

Penyerapan Tenaga Kerja

9. Memperkuat Struktur

Industri

10. Meningkatkan Nilai

Tambah Sumber Daya

Alam

11. Memperkokoh

(6)

SASARAN KUANTITATIF PEMBANGUNAN INDUSTRI

TAHUN 2015-2019

A.2

No.

Indikator Pembangunan Industri

Satuan

2016

2017

2018

2019

1. Pertumbuhan industri pengolahan non

migas

%

5,7

6,5

7,4

8,4

2. Kontribusi industri pengolahan non migas

terhadap PDB

%

18,5

18,7

19,1

19,4

3. Kontribusi ekspor produk industri

terhadap total ekspor

%

67,8

68,3

68,8

69,3

4. Jumlah tenaga kerja di sektor industri

Juta

orang

16,0

16,6

17,2

17,8

5. Persentase tenaga kerja di sektor industri

terhadap total pekerja

%

14,4

14,7

15,0

15,4

6. Rasio impor bahan baku sektor industri

terhadap PDB sektor industri

%

39,4

36,1

32,8

29,8

7. Nilai Investasi sektor industri

Rp

Trilyun

305

346

393

448

8. Persentase nilai tambah sektor industri

yang diciptakan di luar Pulau Jawa

%

28,1

28,4

28,8

29,4

(7)

7

Peningkatan nilai

tambah sumber daya

alam pada industri

hulu berbasis agro,

mineral, serta migas

dan batubara dalam

rangka penguatan

struktur industri melalui

pembangunan industri

hulu yang

diintegrasikan dengan

industri antara dan

industri hilirnya

Peningkatan

kapabilitas

industri melalui

peningkatan

kompetensi SDM

dan penguasaan

teknologi

Pembangunan industri

di seluruh wilayah

indonesia melalui

pembangunan

wilayah pusat

pertumbuhan industri

(WPPI), kawasan

peruntukan industri

(KPI), kawasan

industri,dan sentra

industri kecil dan

industri menengah

(Sentra IKM)

FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015-2019

B

Kebijakan pengembangan industri nasional merupakan bagian kebijakan

perindustrian yang diamanatkan dalam RIPIN 2015

2035 dan RPJMN 2015

-2019.

Prinsip

kebijakan

pengembangan

industri

harus

mendorong

pertumbuhan

industri

serta

peningkatan

daya

saing

industri

nasional.

Kebijakan pengembangan industri nasional difokuskan pada:

(8)

K

L

1.

Pengembangan

Sumber Daya Industri

2.

Pengembangan

Sarana & Prasarana

Industri

3.

Pemberdayaan

Industri

4.

Perwilayahan Industri

5.

Kebijakan Affirmatif

IKM

6.

Penyediaan fasilitas

Fiskal & Non-Fiskal bagi

pelaku industri

P

S

10 Sektor Industri Prioritas:

• Industri Pangan

• Industri Farmasi, Kosmetik & Alat Kesehatan

• Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka

• Industri Alat Transportasi

• Industri Elektronika dan Telematika (ICT)

• Industri Pembangkit Energi

• Industri Barang Modal,

Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri

• Industri Hulu Agro

• Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam

• Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

C

Program pembangunan industri dilakukan melalui 2 (dua) langkah:

a.

Kebijakan yang bersifat lintas sektoral

(9)

PENUMBUHAN POPULASI

Menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50% tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha.

a. Mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam, baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi), b. Mendorong investasi untuk industri

penghasil barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya industri padat tenaga kerja,

c. Mendorong investasi untuk industri

penghasil bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan sub-assembly(pendalaman struktur),

d. Memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi global, dan

e. Pembinaan industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat terintegrasi dengan rantai nilai industri pemegang merek (Original Equipment Manufacturer, OEM) di dalam negeri dan dapat menjadi basis

penumbuhan populasi industri besar dan sedang.

PENINGKATAN DAYA SAING

DAN PRODUKTIVITAS

a. Peningkatan efisiensi teknis, melalui pembaharuan/revitalisasi; permesinan industri; peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja; optimalisasi ke-ekonomian lingkup industri (economic of scope)

b. Peningkatan penguasaan IPTEK/ inovasi,

c. Peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru (new product development) oleh industri domestik, Pembangunan faktor input (peningkatan kualitas SDM industri dan akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau), dan

d. Fasilitasi dan insentif dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas diutamakan industri: (1) strategis; (2) maritim; dan (3) padat tenaga kerja.

PENGEMBANGAN

PERWILAYAHAN INDUSTRI

DI LUAR PULAU JAWA

a. Fasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri (KI),

b. Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia dan 11 di Kawasan Barat Indonesia, dan

c. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja.

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL SESUAI

RPJMN 2015 - 2019

(10)
(11)

11

Populasi 2.

Daya Saing dan

dan Kualitas Bahan Baku

Kemenperin

Kemenko Perekonomian KemenPUPR Infrastruktur

dan Energi

3. Pengembangan

Kawasan Industri/KEK

Percepatan Pertumbuhan

Industri dan Kawasan Global (Ekspor)

Investasi di Bidang akses dan biaya yang kompetitif 8.

Pemberian Insentif Fiskal yang

Harmonis

KemenKeu Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan

6. SDM Industri

yang Kompeten dan Disiplin 7.

Hubungan Industrial

yang Bersahabat

PROGRAM

PRIORITAS

PRIORITAS

NASIONAL

PERENCANAAN TERINTEGRASI PRIORITAS NASIONAL

A

LEVEL 1 : PRIORITAS NASIONAL

PERCEPATAN PERTUMBUHAN INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI / KEK

Kemenperin

Kemdikbud,KemenRistekDikti Kemenperin, Kemenaker, Pemda

Kemenaker, POLRI, Pemda

(12)

Kem Perindustrian

Fasilitasi

Tumbuhnya

Industri Baru

BKPM/D

Kem Perindustrian

Kem Perindustrian Kem K-UKM

Penumbuhan

IKM

Promosi

Investasi

1. PENINGKATAN

POPULASI INDUSTRI

Kem Ristek Dikti Kem Perindustrian Kemkominfo BPPT, LIPI, BATAN

Tax Holiday

/ Tax

Allowance

Kem Keuangan Kem Perindustrian

Pembangunan

Science

Dan

Technopark

Kemudahan

Memulai

Usaha

PROGRAM

PRIORITAS

KEGIATAN

PRIORITAS

LEVEL 2 : PENINGKATAN POPULASI INDUSTRI

Penumbuhan

Industri

Kreatif

Bekraf

BKPM/D

Kem Perindustrian Pemda

(13)

13

Fasilitasi dan

Insentif

Kem Dikbud Kemristek Dikti

Kem Naker Kem Perind

Kem Perind Kem LHK

SDM yang

kompetitif

Pengembangan

Industri Hijau

2.

Peningkatan

Daya Saing dan

Produktivitas

BSN

Kem Perind Kem Perdag LIPI

Kem Perind Badan Ekraf Universitas

Peningkatan

Kemampuan

Disain Produk

Pengembangan

Infrastruktur

Mutu

Pembaruan

Permesinan

Industri

Kem Perind

Kem Perind Kemenkeu

BKPM

LEVEL 2 : PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN DAYA SAING INDUSTRI

(14)

LEVEL 2 : KAWASAN INDUSTRI / KEK

Kemenperin, Kemen ATR,

Pemda Penyediaan

lahan kawasan

industri

Luar : Kemen PUPR, Kemen ESDM, Kemendag Dalam : Kemenperind

Kemen PUPR, Kemenhub, Kemen ESDM Kemen BUMN Kemkoinfo

Penyediaan Tenaga Terampil

(BLK, SMK, AK, Politeknik)

Mensosialisasikan mental Kewirausahaan

Kemenkeu, Kemenperin, <Dewan KEK> Kemen ATR Kemenaker Kemenkumham

Insentif Fiskal dan Non

Fiskal

Kemendikbud, Kemenaker, Kemenristekdikti, Kemen KUKM Kemenperin

KEGIATAN

PRIORITAS

(15)

15

DUKUNGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DI

(16)

No Lokasi Provinsi

1

Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie -Bireun- Lhokseumawe (termasuk KAPET BANDAR ACEH DARUSSALAM)

Aceh

2

Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang Bedagai - Karo-Simalungun-Batubara

Sumatera Utara

3 Dumai-Bengkalis-Siak Riau

4 Batam-Bintan Kep. Riau

5 Banyuasin -Muara Enim Sumatera Selatan

6

Lampung Barat-Lampung Timur-Lampung Tengah-Tanggamus-Lampung Selatan

Lampung

7 Cilegon-Serang-Tangerang Banten

8 Bogor-Bekasi-Purwakarta-Subang-Karawang Jawa Barat

9 Cirebon-Indramayu-Majalengka Jawa Barat

10 Kendal-Semarang-Demak Jawa Tengah

Tuban-Lamongan-Gresik-No Lokasi Provinsi

12

Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang–Sambas-Bengkayang (sebagian KAPET Khatulistiwa)

Kalimantan Barat

13 Tanah Bumbu-Kotabaru (termasuk KAPET BATULICIN)

Kalimantan Selatan

14

Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kertanegara -Bontang-Kutai Timur (termasuk KAPET SASAMBA)

Kalimantan Timur

15 Tarakan -Nunukan Kalimantan Utara

16

Bitung-Manado-Tomohon-Minahasa-Minahasa Utara (termasuk KAPET MANADO BITUNG)

Sulawesi Utara

17

Kendari-Konawe-Konawe Utara-Konawe Selatan-Kolaka-Morowali (termasuk KAPET BANK

SEJAHTERA SULTRA)

Sulawesi Tenggara

18 Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi

(termasuk KAPET PALAPAS) Sulawesi Tengah

19 Makassar-Maros-Gowa -

Takalar-Jeneponto-Bantaeng Sulawesi Selatan

20 Halmahera Timur-Halmahera

Tengah - Pulau Morotai Maluku Utara

PENGEMBANGAN WPPI 2015-2019

(17)

17

Sumber: RPJMN 2015-2019

Pembangunan 4 Kawasan Industri di Kalimantan (Landak, Ketapang, Jorong dan Batulicin) telah

diakomodir dalam Perpres No 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

PEMBANGUNAN 14 KAWASAN INDUSTRI 2015-2019

(18)

No

. Nama KI

Luas (Ha)

Investasi (Rp. Triliun)

Tenaga Kerja (Jiwa)

Anchor Industry Fokus Industri

1 Teluk Bintuni, Papua Barat 2,112 31.4 51,500 PT. Pupuk Indonesia Industri Pupuk dan Petrokimia

2 Buli, Halmahera Timur, Maluku

Utara 300 4.4 10,000 PT. Feni Haltim Industri Ferronikel

3 Bitung, Sulawesi Utara 534 2.5 90,000 PT. Pelindo Industri Agro dan Logistik

4 Konawe, Sulawesi Tenggara 5,500 28.7 18,200 Jiangsu Delong Nickel Industry

Co. Ltd Industri Ferronikel

5 Morowali, Sulawesi Tengah 1,200 49.7 80,000 PT. Sulawesi Mining Investment Industri Ferronikel

6 Palu, Sulawesi Tengah 1,500 12.5 165,000 PT. Bangun Palu Sulteng Industri Rotan, Agro, dan

Industri Lainnya

7 Bantaeng, Sulawesi Selatan 3,000 24.4 163,200 PT. Hwadi dan Bantaeng Sigma

Energi Industri Ferronikel

8 Ketapang, Kalimantan Barat 1,000 4 10,000 PT. Well Harvest Winning

Alumina Refinery Industri Alumina

9 Mandor, Landak, Kalimantan

Barat 306 1.22 33,600 PT. Industri Pengolahan Karet

10 Batulicin, Tanah Bumbu,

Kalimantan Selatan 530 2.12 10,000 PT. Meratus Jaya Iron and Steel Industri Besi Baja

11 Jorong, Tanah Laut, Kalimantan

Selatan 6,370 22.3 30,000

PT. Semeru Surya, PT. Delta Prima

Industri Besi Baja dan Industri Agro

12 Tanggamus, Lampung 3,500 17.5 104,800 PT. Repindo Jagat Raya Industri Maritim

13 Kuala Tanjung, Batu Bara,

Sumatera Utara 1,000 4.5 113,200 PT. Inalum Industri Alumina

14 Sei Mangkei, Simalungun, 2,002 9.5 83,300 PT.Unilever Oleochemical Industri Pengolahan CPO

PEMBANGUNAN 14 KAWASAN INDUSTRI 2015-2019

(19)

19

Sasaran Pengembangan Sentra IKM berdasarkan Rencana Strategis Kemenperin 2015-2019

adalah terbangunnya

11 Sentra IKM di Kawasan Barat Indonesia

(Jawa, Sumatera dan

Kalimantan) dan

11 Sentra IKM di Kawasan Timur Indonesia

(Papua, Papua Barat, Maluku,

Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).

Mekanisme : kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan syarat Pemerintah

Kabupaten/Kota mempunyai komitmen yang tinggi antara lain:

1.

Menyediakan lahan untuk pembangunan sentra IKM (minimal 5 Ha) dengan status

clear

and clean

2.

Menyiapkan rencana bisnis untuk pengelolaan sentra IKM

3.

Menyiapkan SDM dan anggaran yang memadai untuk pengelolaan sentra IKM setelah

diserahterimakan dari Ditjen PPI

4.

Melakukan pembinaan terhadap IKM yang berlokasi di sentra, yang difasilitasi oleh Ditjen

IKM

Kegiatan Fisik Pembangunan Sentra IKM:

1.

Pembangunan landscape dan jalan lingkungan di dalam sentra

2.

Pembangunan gedung standar tempat produksi

3.

Pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sederhana

4.

Pembangunan ruang pamer produk-produk IKM

5.

Kantor pengelola sentra

PEMBANGUNAN SENTRA IKM (SIKIM)

(20)

PROGRES KEGIATAN PERWILAYAHAN

D

No Provinsi

Progress

Penyusunan PERMENPERI

N

Forum Koordinas

i Identifikasi

Potensi Masterplan

Kajian Rencana Kebutuhan Infrastruktur

Transportasi dan Logistik

Energi dan Air

Bahan Baku, SDM, dan Teknologi

1 Kalimantan Barat 2016 2016 2016 2016

2 Kalimantan Selatan 2016 2016 2016 2016

3 Kalimantan Timur 2016

4 Kalimantan Utara 2016

D.1 Progres Pengembangan WPPI

D.2 Progres Pembangunan SIKIM

No SIKIM Provinsi

Progress Pola Pengembangan

(Masterplan, FS, Kelembagaan) DED Pembangunan Pembinaan

14 Kab. Seruyan Kalimantan Tengah 2016

15 Kab. Murung Raya Kalimantan Tengah

16 Kota Tarakan Kalimantan Utara

:

Telah dilaksanakan

(21)

21

KAWASAN INDUSTRI KETAPANG

(KALIMANTAN BARAT)

Profil

1. Kecamatan Matan Hilir Selatan,

Kabupaten Ketapang

2. Luas kawasan 1.000 Ha

3. Fokus industri Alumina

4. Nilai Investasi 4 T

5. Anchor Industry PT. Well Harest Winning

Alumina Refinery

Progres

2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,

infrastruktur logistik dan penunjang

kawasan industri

2. Penyusunan DED kawasan industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan

industri

Program

2016

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Ketapang

Rencana

2017

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Ketapang

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja

10.000 TK

04

Selat Karimata

K ANEKA INDUSTRI INDUSTRI SEDANG INDUSTRI BESAR PEMADAM KEBAKARAN POWER STATION FUEL STATION IPAL

PENGELOLAAN LIMBAH KERING

INDUSTRI

PERGUDANGAN LIQUID STORAGE CENTER PENGELOLAAN AIR BERSIH PUSAT PENGEPAKAN

INFRASTRUKTUR KAWASAN

FASILITAS PENUNJANG

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) 01 SARANA OLAH RAGA SARANA PERIBADATAN AREA KOMERSIAL KANTOR MANAJEMEN PERKANTORAN TRADE CENTER MEDICAL CENTER IPAL

TAMAN, MEDIAN, JALUR HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN MEDIA CENTER CONVENTION CENTER

FASILITAS PENUNJANG

RUANG TERBUKA HIJAU

LUAS KAWASAN INDUSTRI

JALAN DAN SALURAN

(22)

KAWASAN INDUSTRI MANDOR

(KALIMANTAN BARAT)

KIM II

Profil

1. Kecamatan Mandor

2. Luas kawasan 306 Ha

3. Fokus Industri Pengolahan Karet

4. Nilai Investasi 1,22 T

5. Anchor Industri PT. Cakrawala Energi

Nusantara

Progres

2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,

infrastruktur logistik dan penunjang

kawasan industri

2. Penyusunan DED kawasan industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan

industri

Program

2016

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Mandor

Rencana

2017

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Mandor

2. Pembangunan Jalan Poros 500 m

dan Gerbang Utama Kawasan

Industri Mandor

Estimasi Penyerapan Tenaga

07

INDUSTRI KECIL MENENGAH

IPAL PENGELOLAANLIMBAH

KERING PEMADAM KEBAKARAN KANTOR MANAJEMEN

PUSAT PENGEPAKAN CONVENTIONCENTER MEDICAL CENTER POWER STATION INOVATIONCENTER

PEMAKAMAN FUEL STATION

MEDIA CENTER EXHIBITIONCENTER

PENGELOLAAN BERSIHAIR PERKANTORAN

SARANA PERIBADATAN COMMUNITY CENTER PERKANTORAN PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN

PERDAGANGAN AREA KOMERSIAL

PERUMAHAN

INDUSTRI KARET

INDUSTRI SEDANG

INDUSTRI BESAR INDUSTRI BESAR

INDUSTRI SEDANG INDUSTRI SEDANG ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI INDUSTRI KARET

INDUSTRI KARET INDUSTRI KECIL MENENGAH

(23)

23

KAWASAN INDUSTRI BATULICIN

(KALIMANTAN SELATAN)

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja 10.000

TK

Profil

1. Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan

Karang Bintang

2. Luas lahan 530 Ha

3. Fokus Industri Besi Baja

4. Nilai Investasi 2,12 T

5. Anchor Industry PT Meratus Jaya Iron and

Steel

Progres

2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,

infrastruktur logistik dan penunjang

kawasan industri

2. Penyusunan DED kawasan industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan

industri

Program

2016

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Batulicin

Rencana

2017

(24)

KAWASAN INDUSTRI JORONG

(KALIMANTAN SELATAN)

Profil

1. Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah

Laut

2. Luas Lahan

±

6370 Ha

3. Basis Industri Agro dan Besi Baja

Progres 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,

infrastruktur logistik dan penunjang

kawasan industri

2. Penyusunan Masterplan kawasan

industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan

industri

Program

2016

1. Koordinasi Percepatan Pembangunan

Kawasan Industri Jorong

Rencana

2017

(25)

Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian Gedung Kementerian Perindustrian Lt. 7

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509 ext 4020, 5253278

Website : http://rocana.kemenperin.go.id

Email : rocana.kemenperin@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Magister dan Doktoral adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan

Rumusan masalah dari penulisan tersebut adalah bagaimana penerapan dari Pasal 21 ayat (2) Jo Pasal 40 ayat (2) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990

Dalam keadaan inilah PKI datang kepada petani dengan taktik: “Menyesuaikan diri kepada keadaan, PKI tahui bahwa ekonomi tidak meningkat, pemerintah tidak dapat

Sedangkan dari hasil uji simultan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, desentralisasi dan akuntabilitas publik secara

Saifullah, S.H., M.Hum, selaku dosen wali selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Pembimbing yang telah memberikan

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b diberikan hak sesuai ketentuan

Kesimpulan : karena semua siswa yang mengikuti ujian masuk IPDN ingin diterima di kampus IPDN dan ternyata Tino tidak ingin diterima di kampus IPDN, maka tino bukan termasuk

Penyajian Laporan Status Ling kunga n Hidup Daerah (SLHD) Kab upaten Halmahera Tengah Tahun Anggaran 2007, antara lain bertujuan untu k m em berikan gam baran secara umum