• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG TERDAMPAK COVID-19. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG TERDAMPAK COVID-19. Skripsi"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG TERDAMPAK COVID-19

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Seno Lukito Herbuwono 149114104

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

ii

DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG

TERDAMPAK COVID-19

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh: Seno Lukito Herbuwono

NIM: 149114104

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Tanggal: 21 Mei 2021 Dr. Tjipto Susana, M. Si.

(3)

iii

DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG

TERDAMPAK COVID-19

SKRIPSI

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Seno Lukito Herbuwono

NIM: 149114104

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 15 Juni 2021 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Penguji

Penguji 1: Dr.Tjipto Susana, M.Si.

Penguji 2: Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. Penguji 3: Timotius Maria Raditya Hernawa, M.Psi.

Yogyakarta, 19 Juli 2021 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,

Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. Tanda Tangan ... ... ... .

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Papa dan Mama yang setia tanpa merasa terbebani mengawal studiku sampai hari ini

(5)

v

HALAMAN MOTTO Urip iku Urup – Sunan Kalijaga

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar acuan sebagaimana ketentuan penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Mei 2021

Peneliti

(7)

vii

DINAMIKA RESILIENSI PADA WIRAUSAHAWAN YANG TERDAMPAK COVID-19

Seno Lukito Herbuwono ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika resiliensi pada wirausaha yang terdampak covid-19. Selain itu peneliti juga ingin mengidentifikasikan apa saja faktor yang dapat mempegaruhi resiliensi wirausaha yang terdampak covid-19. Partisipan penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria tujuan penelitian (purposive sampling) yaitu wirausahawan yang badan usahanya terdampak Covid-19 dan masih menjalankan usahanya atau memiliki badan usaha baru setelah terdampak Covid-19. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam semi terstruktur perorangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data dianalisis menggunakan teknik analisis tematik dengan pendekatan deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika resiliensi pada wirausaha yang terdampak covid-19 terlihat melalui keterkaitan antara aspek-aspek resiliensi pada partisipan meliputi regulasi emosi, impuls control, optimism, causal analysis, empathy, self efficacy, dan Reaching out. Dalam penelitian ini aspek causal analysis berperan dominan dalam membentuk adaptasi positif partisipan. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi wirausahawan yang terdampak covid adalah Individual Attribute, Relationship, dan External Factor. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi partisipan dalam memunculkan adaptasi positif untuk bertahan dimasa pandemi covid-19.

(8)

viii

DYNAMICS OF RESILIENCE TO ENTREPRENEURS AFFECTED BY COVI-19

Seno Lukito Herbuwono

ABSTRACT

This study aims to look at the dynamics of resilience in entrepreneurs who are affected by Covid-19. In addition, researchers also want to identify what factors can affect the resilience of entrepreneurs affected by Covid-19. Participants in this study were determined based on the criteria of research objectives (purposive sampling), namely entrepreneurs whose businesses were affected by Covid-19 and were still running their business or had new businesses after being affected by Covid-19. Data were collected through individual semi-structured in-depth interviews. This study used a qualitative approach and the data were analyzed using thematic analysis techniques with a deductive approach. The results show that the dynamics of resilience in entrepreneurs who are affected by Covid-19 can be seen through the relationship between aspects of resilience in participants including emotional regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self-efficacy, and reaching out. In this study, the causal analysis aspect played a dominant role in shaping the positive adaptation of the participants. Then the factors that affect the resilience of entrepreneurs who are affected by covid are Individual Attributes, Relationships, and External Factors. These three factors influence participants in bringing up positive adaptations to survive the Covid-19 pandemic.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Seno Lukito Herbuwono

Nomor Mahasiswa : 149114104

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Dinamika Resiliensi Pada Wirausahawan yang Terdampak Covid-19” Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet, atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 19 Mei 2021

Yang menyatakan

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan restuNya sampai akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan bahkan ditengah kendala Pandemi Covid-19. Urip iku mung mampir ngombe adalah sebuah petuah dari seorang Wali yang mungkin saat ini saya jalani. Menempuh studi sebagai mahasiswa di Universitas Sanatadharma memberikan saya kesempanan untuk ngombe dan merasakan berbagai macam pengalaman, baik yang manis maupun pait. Lengkap sudah perjuangan saya sebagai mahasiswa dengan rampungnya tugas akhir ini, tugas yang nantinya akan menjadi sangu untuk saya berkelana kembali ke dunia nyata yang penuh persaingan.

Sebagai seorang manusia se-yogyanya dengan penuh kesadaran saya memahami adanya kekurangan dalam diri dan tentunya dalam karya ilmiah ini. Untuk itu saya dengan rendah hati terbuka atas kritik ataupun saran dari pihak manapun agar saya dapat tetap berproses lebih baik lagi. Selain itu saya juga ingin berterimakasih kepada:

1. Mama dan Papa yang dengan tekun memberikan saya motivasi untuk terus berjuang hingga tugas akhir ini sampai di garis finish.

2. Ibu Dr.Tjipto Susan, M.Si. yang senantiasa memberikan saya masukan dan bimbingan hingga akhirnya tugas akhir ini dapat terwujud

3. Staff Sekretariat yang membantu saya dalam menyelesaikan urusan administrasi kampus

4. Semua teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan kekuatan dan alasan bagi saya untuk terus berjuang hingga garis akhir.

5. Partisipan dalam penelitian ini yang meluangkan waktu mereka sehingga saya bisa mengambil data dan merampungkan tugas akhir saya.

Yogyakarta, 18 Mei 2021

Peneliti

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 8 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Pendahuluan ... 11

B. Resiliensi ... 12

C. Wirausahawan ... 21

D. Covid-19 ... 22

E. Dinamika Resiliensi Pada Wirausahawan yang Terdampak Covid-19 ... 25

F. Review Literatur Resiliensi Pada Wirausahawan ... 27

G. Pertanyaan Penelitian...29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Partisipan Penelitian ... 31

(12)

xii

D. Refleksi Peneliti ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 33

F. Metode Pengumpulan Data ... 34

G. Daftar Pertanyaan ... 35

H. Prosedur Pengumpulan Data...41

I. Metode Analisis Data...43

J. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian...43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 44

A.1. Persiapan Penelitian...44

A.2. Pelaksanaan Penelitian...45

B. Proses Analisis Data ... 45

C. Partisipan Penelitian ... 47

C.1. Demografi Partisipan ... 48

C.2. Konteks Kehidupan Partisipan Sebagai Wirausahawan ... 48

D. Hasil Penelitian ... 53

D.1. Kesulitan atau Stressor...54

D.2. Dampak Covid-19 Terhadap Wirausahawan...56

D.3. Aspek Resiliensi: Regulasi Emosi...59

D.4. Aspek Resiliensi: Impuls Control...63

D.5. Aspek Resiliensi: Causal Analysisi...69

D.6. Aspek Resiliensi: Optimism...72

D.7. Aspek Resiliensi: Emphaty...75

D.8. Aspek Resiliensi: Self Efficacy...78

D.9. Aspek Resiliensi: Reaching Out...79

D.10. Faktor Resiliensi: Individual Attribute...81

D.11. Faktor Resiliensi: Relationship...85

D.12. Faktor Resiliensi: External Support...88

D.13. Dampak Resiliensi...92

D.14. Dinamika Resiliensi Pada Wirausahawan Yang Terdampak Covid-19...94

(13)

xiii E. Pembahasan ... 103 BAB V PENUTUP ... 109 A. Kesimpulan ... 109 B. Keterbatasan Penelitian ... 112 C. Saran ... 113

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertanyaan pendahuluan ... 33

Tabel 2. Pertanyaan isi ... 34

Tabel 3. Pelaksanaan penelitian ... 46

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent) ... 122 Lampiran 2. Transkrip wawancara ... 131 Lampiran 3. Tabel Coding ... 151

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi kebanyakan orang terutama dalam hal beradaptasi dan beraktivitas di tengah mewabahnya virus Covid-19. Pandemi yang kurang lebih sudah berlangsung di Indonesia selama 7 bulan ini telah menewaskan 9.488 jiwa dan menjangkit 240.687 jiwa per 19 September 2020 (Saputri, 2020). Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah bersamaan dengan mutasi yang terjadi pada virus Covid-19 yang membuat virus ini akan lebih mudah menginveksi (Putri, 2020 ). Virus Covid-19 menyerang paru inangnya, kemudian menyebabkan komplikasi hingga gagal paru-paru. Sistematis kerja virus inilah yang menyebabkan virus ini dapat berakhir fatal (Tim administrato Kawalcovid19.id, 2020). Hingga akhir Agustus 2020 kematian akibat virus ini di Indonesia telah mencapai 4.2 persen, angka tersebut berada diatas rata-rata kematian di dunia yaitu 3,36 persen (Yahya, 2020).

Jumlah korban jiwa yang terus bertambah memaksa pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Di beberapa daerah diberlakukan jam malam yang mewajibkan masyarakat untuk berada dirumah setelah jam 10 malam. Warga juga dihimbau untuk menghindari kerumunan. Pasar dan toko swalayan bahkan dibatasi jumlah

(17)

pengunjungnya. Banyak tempat hiburan umum yang akhirnya harus ditutup untuk menghindari terjadinya penumpukan masa (Defianti, 2020).

Pembatasan aktivitas di tengah pandemi ternyata berdampak pula terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat yang bergerak di bidang kewirausahaan. Banyak pelaku usaha yang mengeluhkan turunnya permintaan atas barang atau jasa yang mereka jual semenjak adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Beberapa dari pelaku usaha akhirnya memilih untuk menutup unit usahanya karena kondisi tersebut. Seperti yang terjadi pada S, pemilik Tropikal Café yang harus menutup usaha kafenya di Jalan Kaliurang, Yogyakarta akibat menurunnya jumlah penjualan. S mengatakan akibat dari menurunnya pemasukan, S tidak mampu untuk membayar gaji karyawan dan sewa tempat. Begitu juga dengan B, pemilik usaha katering ini juga menutup usahanya akibat Covid-19 karena alasan yang serupa. Pembatasan aktivitas menyebabkan pelanggan B yang kebanyakan adalah mahasiswa perantau memilih untuk pulang ke daerah mereka masing-masing (Wawancara pribadi, tanggal 18 Maret 2021).

Pandemi Covid-19 merupakan sebuah bencana global. Dampak dari Covid-19 tidak hanya berhenti pada masalah kesehatan, namun juga perekonomian. Menurut dana IMF pertumbuhan perekonomian dunia menyusut hingga 5% dalam dua tahun kedepan, artinya output perekonomian dunia akan terpangkas senila USD 12 trilliun. Penyusutan ekonomi ini terutama dirasakan oleh negara eropa seperti Perancis dan

(18)

Inggris dimana keduanya mengalami penyusutan ekonomi di angka 10% (Redaksi BBC, 2020). Sinyal resesi ekononi juga mulai dirasa sebagian besar pelaku bisnis di Indonesia banyak perusahaan yang kini tidak dapat memenuhi kondisi breaking even point, yaitu kondisi pendapatan dan pengeluaran berada pada neraca yang menguntungkan (Basri, 2020). Kondisi ini didukung dengan perkiraan yang dilakukan oleh Mentri Keuangan Sri Mulyani dimana pada kuarta III 2020 perkembangan ekonomi di indonesia berada pada titik 0 atau bahkan -2. Ekonom UI Fithra Faisal juga menambahkan bahwa tingkat pengangguran di Indoneisa di 2020 juga meningkat, mengingat banyaknya PHK yang terjadi tingkat pengangguran di Indonesia diperkirakan mencapai angka 20 juta pekerja (Basri, 2020). Pandemi ini memberi pengalaman tersendiri bagi para pelaku usaha. Pengalaman yang dapat membawa mereka pada kondisi yang kritis. Kondisi kritis ini dapat dilihat sebagai sebuah tantangan yang dapat memberikan pembelajaran bagi pelaku usaha.

Dampak yang signifikan tersebut memicu para wirausahawan untuk menciptakan cara baru agar tetap bertahan di kala pandemi. Meskipun ada beberapa dari mereka yang akhirnya harus gulung tikar, tidak sedikit pula mereka yang bertahan. Beberapa diantaranya ialah warung sambal Bu nDut. Warung makan khusus sambal ini mampu mencari cara lain untuk tetap memasarkan produknya. Bu nDut mengaplikasikan marketing online sehingga produknya tetap dapat menarik pasaran, selain itu Bu nDut juga menyediakan jasa antar sampai

(19)

ke rumah pelanggan untuk menjangkau masyarakat yang tidak bisa keluar rumah akibat PSBB (Reza, 2020). Selain itu ada pula Daniel Mananta, pemilik line fashion DAMN ! I Love Indonesia ini akhirnya mengalihkan lapaknya menjadi lapak online untuk tetap berjualan , mengingat banyak pusat perbelanjaan yang tutup akibat pandemi (Reza, 2020). Sosok wirausahawan-wirausahawan tersebut merupakan contoh pelaku usaha yang mampu melakukan adaptasi atas kondisi yang sedang mereka alami.

Perbedaan yang mencolok antara narasumber penulis yang merupakan wirausahawan yang harus menghentikan kegiatan bisnisnya karena pandemi dan wirausahawan yang tetap bertahan seperti contoh di atas adalah, mereka yang tetap bertahan mencari cara baru dan mempelajari situasi pasar terkini. Mereka mampu menawarkan produknya dengan cara yang lebih memudahkan pelanggan untuk menjangkau produk mereka. Tantangan PSBB nyatanya dapat diatasi dengan melakukan penjualan secara digital melalui media sosial ataupun situs jual beli online. Mereka yang bertahan merupakan contoh nyata pentingnya kemampuan untuk beradaptasi terutama dalam kondisi krisis seperti ini. Kemampuan untuk beradaptasi atas tantangan tersebutlah yang dapat diidentifikasikan sebagai resiliensi ( Garmenzy, 1991).

Pada tahun 1950-an istilah resiliensi telah digunakan oleh Blok (1950) dengan istilah ego-resiliency (ER). Istilah tersebut diartikan sebagai suatu kemampuan umum yang melibatkan adaptasi tingkat tinggi dalam menghadapi tekanan internal maupun eksternal (Farkas & Orosz,

(20)

2015). Setelah itu penelitian terhadap resiliensi terus dilakukan dan mengalami beberapa perluasan makna, namun demikian pada intinya resiliensi digambarkan sebagai sebuah kemampuan beradaptasi terhadap stress (Ledesma, 2014).

Wirausahawan (wiraswastawan) adalah mereka yang

menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil (Musselman & Jackson, 1992). Dalam definisi itu terdapat kata mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam konsep wirausaha terdapat kemauan menanggung risiko dan keberanian memulai usaha. Salah satu risiko dari wirausaha adalah merugi atau bahkan bankrut, terutama ketika dihadapkan pada kondisi kritis seperti pandemi Covid-19. Menurut Badan Pusat Statistika Nasional terdapat 10,1 persen pengusaha kecil dan menengah tutup akibat Covid-19 (Madrim, 2020). Resiliensi menjadi penting bagi para pelaku usaha (wirausahawan) agar dapat bertahan dan bangkit dari keterpurukan (Cintakawati & Masykur, 2014) terutama bagi mereka yang terdampak Covid-19.

Beberapa penelitian berlatar fenomena Covid-19 telah dilakukan sebelumnya. Beberapa diantaranya mengenai dampak Covid-19 pada mahasiswa di Kalimantan Tengah (Teguh, dkk 2020). Dalam penelitian tersebut diukur tingkat kecemasan dan depresi pada mahasiswa Kalimantan Tengah selama pandemi Covid-19 berlangsung. Kemudian penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan terhadap sikap remaja

(21)

akibat pandemi Covid-19 (Suryaatmaja & Wulandari, 2020). Dalam kedua penelitian tersebut ditemukan bahwa pandemi Covid-19 memberikan kecemasan pada koresponden dalam penelitian tersebut. Penelitian tentang resiliensi pada wirausahawan juga pernah dilakukan sebelumnya . Beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan terhadap wirausaha penyintas gempa bumi 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten (Cintakawati & Masykur, 2014). Dalam penelitian tersebut wirausahawan yang menjadi penyintas gempa menjadi wirausahawan yang resilien karena faktor kemampuan dalam diri mereka dan juga faktor durasi bencana yang mereka alami. Kemudian ada pula penelitian yang berjudul Gambaran Resiliensi Pada Perantau Minangkabau yang Berwirausaha di Medan (Maulidya & Eliyana, 2013), diikuti dengan penelitian bertajuk Resiliensi pada Pengusaha Peyandang Disabilitas (Azzahro, 2018) . Kedua penelitian tersebut mencoba untuk menganalisis dinamika resliensi pada wirausahawan dalam setting kesulitan mereka masing-masing menggunakan teori aspek-aspek resiliensi milik Reivich & Shatte (2002). Kendati demikian, penelitian tersebut tidak mengangkat faktor resiliensi sebagai salah satu kunci yang mempengaruhi dinamika resiliensi pada diri wirausahawan.

Penelitian resiliensi dalam setting pandemi covid-19 dirasa perlu dilakukan melihat dari kondisi pandemi yang tergolong fluktuatif, artinya kita dituntut untuk hidup berdampingan dengan covid-19 dan dapat dikatakan pademi covid-19 ini merupakan sebuah bencana yang

(22)

berkepanjangan dan durasinya tidak menentu (Hastuti, 2021). Salah satu faktor yang menyebabkan durasi pandemi covid-19 sulit ditebak adalah kemampuan virus covid-19 untuk bermutasi (Putri, 2020). Mutasi yang terjadi pada virus covid-19 membuatnya menjadi lebih mudah menular, virus ini mampu beradaptasi dengan keadaan inangnya yang membuatnya lebih efisien dan berbahaya ketika menginveksi manusia (Alam, 2020). Setting pandemi covid-19 tentu berbeda dengan setting bencana alam seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Cintakawati & Masykur terhadap wirausaha penyintas gempa bumi 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten terutama pada durasi berlangsungnya fenomena dan proses pemulihan terhadap wirausahawan yang terdampak oleh fenomena tersebut. Stressing yang muncul dari pandemi covid-19 dan durasi berlangsungnya yang tidak menentu menuntut para wirausahawan untuk menemukan model adaptasi yang sekiranya mampu membuat mereka bertahan dalam jangka yang panjang, seirama dengan berlangsungnya pandemi covid-19. Belum lagi pemulihan ekonomi akibat covid-19 yang diperikirakan akan kembali stabil dalam 2 tahun kedepan (Kencana, 2021) apabila kondisi penyebaran dan inveksi virus covid-19 tidak kembali melonjak. Hal ini membuat wirausahawan harus lebih resilien untuk mempertahankan usaha dan mentalnya.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan tentang bagaimana cara meningkatkan resiliensi di kalangan wirausaha terutama dalam

(23)

menghadapi pandemi covid-19 sekaligus dapat melihat dinamika resiliensi secara lebih menyeluruh dari aspek-aspek resiliensi dan faktor resiliensi.

B. Rumusan Masalah

Resiliensi merupakan sebuah kemampuan beradaptasi untuk menghadapi tekanan (Ledesma, 2014). Tekanan yang dihadapi oleh tiap orang pun pasti berbeda-beda. Begitu juga dengan pelaku wirausaha. Pelaku wirausaha harus mampu memanfaatkan sumber dayanya untuk menjadi produktif dan berhasil (Musselman & Jackson, 1992). Dalam pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaku wirausaha harus memiliki usaha untuk menjadi sukses. Wirausaha harus mampu menerjang rintangan untuk mencapai tujuan “sukses” itu dan mampu bertahan serta beradaptasi dalam tekanan yang berhububgan dengan lingkup usahanya.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama lebih dari 6 bulan ini sangat berdampak besar bagi pertumbuhan perekonomian. Sinyal resesi ekonomi yang kini tengah dirasakan tentu memberikan pengalaman tersendiri, dan dapat di manifestasikan sebagai sebuah tekanan bagi para pelaku usaha. Bertahan ditengah pertumbuhan perekonomian yang tercatat di angka 0 bahkan -2 (Basri, 2020) tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak pengusaha yang akhirnya harus gulung tikar akibat gagal memenuhi breakevent point dan merugi. Wirausahawan dituntut untuk beradaptasi dalam kondisi ini agar dapat tetap survive den memenuhi goal

(24)

mereka. Dalam kondisi ini resiliensi dapat dikatakan sebagai kunci dalam mencapai “survival” para pengusaha.

Selain itu fenomena covid-19 ini juga menuntut wirausahawan untuk mencari model adaptasi yang membuat mereka mampu bertahan dalam jangka yang panjang, melihat durasi fenomena pandemi covid-19 yang tidak menentu akhirnya dan cenderung fluktuatif, berbeda dengan bencana alam lain yang durasi pemulihannya dapat di prediksi dan ditentukan sehingga menjadi acuan bagi para wirausahawan untuk menyiapkan dirinya dalam menhadapi kondisi tersebut.

Penelitian tetang resiliensi pada wirausahawan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Maulidya & Eliyana (2013) dan Azzahro (2018) juga belum menjadikan faktor resiliensi sebagai perspektif lain yang turut membangun resiliensi pada wirausahawan.

Dari uraian diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang dapat diangkat yaitu bagaimana dinamika Resiliensi Pada Wirausaha yang Terdampak covid-19 serta faktor apa saja yang mempengaruhi resiliensi pada wirausaha yang terdampak covid-19.

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat bagaimana dinamika resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19

(25)

2. Mengidentifikasikan apa saja faktor yang dapat mempegaruhi resiliensi wirausahawan yang terdampak covid-19.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan khususnya di bidang ilmu psikologi terutama dalam penjabaran dinamika resiliensi yang dimiliki oleh wirausahawan dalam konteks wirausaha yang terdampak covid-19. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian berikutnya yang serupa ataupum dalam konteks lingkungan atau fenomena yang berbeda

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat ataupun para wirausahawan dalam mengembangkan sikap resilien terutama bagi mereka yang terdampak oleh covid-19. Penelitian ini juga diharapkan dapat memjadi acuan bagi masyarakat untuk memberikan dukungan sosial yang tepat bagi wirausahawan

(26)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan

Pada bab sebelumnya, peneliti telah menjelaskan mengenai topik penelitian yang akan dilakukan yaitu Dinamika Resiliensi Pada Wirausahawan yang Terdampak Covid-19. Selain itu, peneliti juga telah menjabarkan mengenai masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya, bab ini akan menjabarkan tinjauan teoretis mengenai dinamka resilienai pada wirausaha yang terdampak covid-19. Penjelasan akan diawali dengan pengertian, aspek-aspek, faktor yang mempengaruhi munculnya resiliensi serta dampak dari resiliensi. Pada subbab berikutnya akan dijabarkan mengenai wirausaha. Penjelasan akan berisi tentang definisi dari wirausahawan. Pada subbab selanjutnya akan dijabarkan tentang Covid-19. Pada subbab ini berisi tentang definisi serta dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 kepada wirausahawan. Pada subbab berikutnya akan dijelaskan beberapa literasi dan penelitian sebelumnya mengenai resiliensi pada wirausahawan. Pada subbab selanjutnya akan dijelaskan bagaimana gambaran dinamika resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19. Kemudian subbab diakhiri dengan pertanyaan penelitian.

(27)

B. Resiliensi

1. Pengertian Resiliensi

Dalam perkembangannya resiliensi memiliki banyak definisi yang populer. Secara umum resiliensi kerap diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan (Neenan, 2014). Kesulitan tersebut biasanya berhubungan dengan keadaan yang menimbulkan stress seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang terdekat, ataupun trauma (Schiraldi, 2007). Resiliensi memungkinkan individu untuk bertahan dalam kondisi tersebut, bahkan mengoptimalkan potensi dalam diri mereka untuk menjadi lebih baik meskipun dalam keadaan yang sulit (Schiraldi, 2007). Sejalan dengan pengertian itu, Resiliensi juga didefiniskan sebagai sebuah kapasitas untuk pulih dari kemalangan atau kesulitan dengan menciptakan sebuah perilaku yang adaptif (Germanzy, 1991). Germanzy berfokus pada pengembangan kemampuan adaptasi seseoramg ditengah tekanan hidup. Resiliensi merupakan sebuah konsep interaktif antara pengalaman yang beresiko menimbulkan stress dan manifestasi psikologis yang positif (Rutter, 2006). Individu dengan resiliensi yang baik mampu menghadapi situasi penuh tekanan secara positif dengan memunculkan sebuah perilaku adaptasi sehingga tekanan tersebut tidak menimbulkan efek yang negatif dan signifikan seperti depresi dan kecemasan. Dari berbagai konsep dan definisi, terdapat dua kunci utama yang membentuk definisi dari resiliensi yaitu 1).adaptasi

(28)

positif dan 2).Pengalaman yang beresiko menimbulkan kemalangan atau kesulitan (Reich, Zautra & Hall, 2010).

Menurut Rutter, -secara prinsip- resiliensi bukanlah trait psikologis ataupun fungsi superior melainkan sebuah adaptasi biasa dengan sumber daya yang tepat (dukungan sosial, keluarga, teman sebaya, ataupun internal). Sejalan dengan itu, Luthar menyatakan bahwa resiliensi merupakan produk dari lingkungan dan interaksi antara individu dengan lingkungannya (Perkembangan teori resiliensi). (Rutter & Luthar dalam

Current Theoris Relating to Resilience and Young People, 2015).

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkam bahwa resiliensi merupakan sebuah kemampuan untuk beradaptasi dari lingkungan atapun keadaan yang beresiko memberikan tekanan. Kemampuan tersebut bukan suatu hal yang diturunkan secara genetis namun merupapan sebuah hasil dari pembelajaran.

2. Aspek Resiliensi

Menurut Reivich dan Shatte (Nasution, 2011 : 18) terdapat 7 aspek yang membentuk resiliensi pada individu yaitu :

1) Emotion Regulation

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang meneka. Aspek regulasi emosi memungkinkan seseorang untuk bersikap terukur dan tidak reaktif. Dengan emosi yang

(29)

teregulasi maka individu yang lebih mudah fokus dan mengurangi stress yang muncul dari keadaan yang penuh tekanan.

2) Impulse control

Kemampuan individu dalam mengendalikan keinginan, kesukaan, ataupun tekanan yang timbul dari dalam diri individu. Individu dengan pengendalian impuls yang rendah akan cenderung mudah marah dan berikap agresif. Aspek kontrol impuls memungkinkan seseorang untuk mengambil keputusan secara jernih.

3) Optimism

Kemampuan individu untuk melihat masa depan yang cemerlang. Kondisi penuh tekanan dapat menarik seseorang untuk memandang masa depannya secara negatif. Aspek optimisme memungkinkan seseorang untuk memiliki harapan atas masa depannya. Optimisme ialah sebuah kepercayaan akan terwujudnya masa depan yang lebih baik dengan usaha untuk mewujudkannya. Kepercayaan tersebut juga mendorong individu untuk terus mencari solusi atas permasalahan yang sedang ia alami.

4) Causal analysis

Kemampuan individu dalam mengidentifikasi apa saja penyebab atau faktor dari permasalahan yang sedang kita hadapi secara akurat. Individu dengan kemampuan identifikasi masalah yang rendah cenderung akan melakukan kesalahan yang sama. Individu yang resilien adalah individu yang memiliki fleksibilitas kognitif sehingga

(30)

mampu mengidentifikasikan masalah ataupun kondisi yang sedang ia alami.

5) Empathy

Kemampuan individu untuk membaca tanda – tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk bersikap secara tepat dalam situasi dimana individu tersebut harus berhadapan dengan orang lain.

6) Self – efficacy

Mengarah kepada keyakinan dan perasaan bahwa indvidu tersebut memiliki peran dan fungsi yang optimal ditengah masyarakat. Individu dengan self efficacy yang tinggi percaya atas kemampuan yang ia miliki sehingga individu tersebut akan melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalahnya.

7) Reaching Out

Kemampuan individu dalam memetik hal positif dari keterpurukan yang telah ia alami dan memanfaatkan hal positif tersebut menjadi sebuah pembelajaran untuk keluar dari keterpurukannya.

Aspek-aspek resiliensi yang telah disebutkan merupakan satu kesinambungan yang saling melengkapi. Setiap individu memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam aspek tersebut (Mauldya & Eliana, 2013 ). Kendati demikian individu tetap mencapai resiliensi dalam menghadapi kesulitan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang turut mempengaruhi perkembangan resiliensi.

(31)

3. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Penelitian tentang resiliensi berkembang dari pengamatan terhadap anak beresiko (anak korban perceraian, anak dari drug abuse) yang diasumsikan akan tumbuh dengan psikopatologis. Tujuan dari penelitian tersebut adalah melihat seberapa besar pengaruh faktor resiko terhadap kehidupan anak-anak tersebut (Reich, Zautra & Hall, 2010). Kemudian Penelitian longitudinal juga dilakukan selama 30 tahun, dengan partisipan sebanyak 200 anak yang hidup dalam lingkungan beresiko seperti kemiskinan, stress selama dalam kandungan, dan masalah kesehatan mental dari orangtua. hasil penelitian setelah 30 tahun itu menunjukkan bahwa ada 72 dari 200 anak yang memiliki outcome yang positif meskipun tumbuh dalam lingkungan beresiko tinggi (Werner & Smith dalam

Handbook Of Adult Resilience, 2010 ). Dari hasil penelitian tersebut,

peneliti mulai berfokus pada faktor yang menyebabkan outcome positif pada partisipan dan mulai mempelajari tentang resiliensi sebagai lawan dari faktor resiko.

Kajian mengenai faktor protektif atau faktor yang mendukung resiliensi melahirkan sebuah gagasan bahwa resiliensi dipengaruhi oleh 3 faktor (Germanzy dalam Handbook of Resilience, 2010) yaitu:

1) Individual Attribute

Faktor ini berfokus pada proses dan kompetensi yang ada di dalam diri individu. Faktor Individual attribute atau disebut dengan internal self

(32)

resiliency factors ini terdiri atas beberapa variabel yaitu (Grantz &

Johnson 2002) a) Spiritualitas

Faktor ini merupakan sistem kepercayaan yang dapat memberikan tujuan hidup. Dalam psikologi eksistensial (Frankl, 1997) tujuan hidup memberikan kekuatan bagi individu untuk bertahan di tengah kesulitan karena adanya kepercayaan bahwa mereka harus survive untuk menuntaskan tugas hidup mereka didunia. Seperti yang dikatakan oleh Gordon and Song (1994), bahwa sistem kepercayaan memberikan stabilitas ketika menghadapi kesulitan hidup. Faktor spiritualitas mengandung nilai atau kepercayaan bahwa setiap individu adalah berbeda, yang membuat individu tersebut menerima tantagan hidup sebagai pembelajaran untuk berkembang untuk mencapai tujuan hidup.

b) Kompetensi kognitif

Faktor ini berkenaan dengan inteligensi individu. Inteligensi merupakan salah satu faktor penting dalam memprediksi resiliensi seseorang (Germanzy dalam Handbook of Resilience, 2010). Dengan kemampuan inteligensi seseorang mampu untuk merefleksikan kejadian yang ada disekitarnya, atau disebut juga

personal insight. Dengan kemampuan itu Individu dapat

(33)

berkompeten secara kognitif juga mampu melakukan perencanaan dan mempertimbangkan masa depan yang lebih baik.

c) Perilaku/Kompetensi sosial

Faktor ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam membaca lingkungan sosial disekitar mereka. Individu dengan kompetensi sosial yang baik mampu menjalin hubungan baik dengan orang-orang disekitarnya sehingga individu tersebut memiliki pilihan yang luas dalam membangun relasi dan pertemanan yang positif dan pro-sosial (Berndt & Lad, dalam Resilience and Development : Positive Life Adaptation, 2002). d) Stabilitas dan manajemen emosi

Faktor ini berkenaan dengan kemampuan individu dalam mengkondisikan emosi yang ia rasakan. Pribadi yang resilien biasanya dapat mengendalikan amarah dan perasaan-perasaan yang tidak diinginkan seperti rasa takut dan depresi.

e) Kesejahteraan fisik atau kompetensi fisik

Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik individu seperti pola makan, jam tidur, dan kesehatan fisik individu. Kesejaheraan fisik secara longitudinal juga mempengaruhi tumbuhnya resiliensi pada individu (Werner & Smith ,dalam Handbook of Adult Resilience, 2010)

(34)

2) Relationship

Relasi dengan keluarga atau orang yang lebih tua berpengaruh dengan resiliensi seseorang (Germanzy dalam Handbook of Adult

Reslilience, 2010). Relasi yang baik dengan keluarga atau caregiver

dapat meningkatkan adaptasi yang positif melalui beberapa hal seperti memberikan panutan yang baik, pengajaran, memberikan saran yang positif, rasa empati dan respon emosi yang posiif, supervisi yang efektif, dan dukungan psikososial lainnya (Glanzt & Johnson, 2002). 3) External support system.

Lingkungan tetangga yang mendukung, koneksi dengan organisasi prososial, atau kondisi lingkungan sekolah merupakan contoh dari

exsternal suport system (Germanzy dalam Handbook of Adult Resilience, 2010). Bantuan yang berasal dari lingkungan sosial yang

berpengaruh dalam pertumbuhan resiliensi individu dikategorikan ke dalam 3 variabel yaitu 1) emotional support, 2) Instrumental support, dan 3) informational. Emotional support dapat terlihat dari pengertian yang diberikan oleh komunitas kepada individu, ekspresi kasih, kepedulian, dan empati. Instumental support dilihat sebagai bantuan konkret yang diberikan oleh masyarakat kepada individu seperti meminjamkan uang, membantu mengangkat furnitur. Informational mengara kepada memberikan saran atau kritik yang membangun serta bimbingan (House & Kahn dalam Handbook of Adult Resilience, 2010).

(35)

Ketiga hal diatas (Individual attribute, Relationship, External

social support) amat reliabel dalam memprediksi munculnya perilaku

dan adaptasi yang positif ditengah kondisi kemalangan atau kesulitan. Dari gagasan tersebut Masten kemudian menyimpulkan bahwa resiliensi tumbuh bukan dari sebuah kejadian yang luar biasa melainkan dari interaksi antara pikiran, tubuh, dan otak manusia dengan keluarganya dan lingkungannya (Reich, Zautra & Hall, 2010).

4. Manfaat Resiliensi

Ketahanan psikologis atau resiliensi memiliki manfaat atau dampak bagi individu. Resiliensi memiliki manfaat yang dijelaskan dalam 4 dimensi (Taormina, 2015) yaitu :

1) Determination

Resiliensi mendorong individu untuk teguh akan tujuannya dan memiliki keputusan untuk bertahan dan berhasil.

2) Endurance

Resilieni memungkinkan seseorang untuk bertahan dan tabah dalam menghadapi situasi sulit tanpa menyerah.

3) Adaptibility

Individu dengan resiliensi yang baik mampu menjadi fleksibel dalam menghadapi tantangan. Individu yang resilien mampu mencari solusi atas permasalhannya dalam berbagai perspektif

(36)

Resiliensi memungkinkan individu untuk pulih secara fisik ataupun mental setelah melalui kesulitan yang individu tersebut alami.

Penelitian yang dilakukan kepada wirausahawan yang terdampak oleh gempa di Klaten pada tahun 2006 (Cintakawati & Masykur) menunjukkan bahwa resiliensi menjadi kunci dalam pemulihan kembali usaha yang subjek miliki (Recuperability). Subjek juga memiliki daya tahan (Endurance) melalui resiliensi hingga dapat bertahan menghadapi trauma yang disebabkan oleh gempa.

C. Wirausahawan

1. Pengertian Wirausahawan

Menurut Zimmerer dan Scarbrough (2008) “Wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya”.

Menurut Frinces (2011) wirausahawan adalah mereka yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru.

Seorang wirausahawan mampu menggabungkan sumber daya, tenaga kerja, bahan baku, serta aset untuk menghasilkan nilai yang lebih

(37)

dari sebelumnya. Cara untuk menghasilkan nilai yang lebih adalah dengan berinovasi dan megambil peluang bisnis (Rosmiati, 2012 : 23).

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa wirausahawan adalah mereka yang bekera keras serta kreatif dalam memanfaatkan sumber daya dan peluang bisnis yang ada untuk menciptakan bisnis atau penghasilan yang lebih dari sebelumnya.

D. Covid-19

1. Pengertian Covid-19

Covid-19 atau Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Covid-19 tergolong ordo Nidovirales, kelurga Coronaviridae. Struktur covid-19 membenuk strukur seperti kubus dengan protein S yang berlokasi di permukaan virus (Yuliana 2020).

Virus ini merupkan virus yang hanya berkembang biak di dalam inangnya (host). Menurut penelitian, virus Covid-19 ditularkan dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia. Host utama dari virus ini adalah kelelawar yang juga merupakan host dari virus SARS yang menyebabkan pandemi besar tahun 2002 silam. (Yuliana, 2020)

2. Manifestasi Klinis Covid-19

Apabila terinfeksi virus Covid-19 maka individu tersebut akan menunjukkan beberapa gejala sebagai berikut (Yuliana,2020) :

(38)

Kondisi ini merupakan kondisi ringan dimana pasien akan menunjukkan gejala seperti batuk,flu, demam dan sakit tenggorokan. Demam tersebut juga disertai dengan nyeri otot dan sakit kepala atau juga kongesti hidung.

b) Pneumonia ringan

Gejala utama berupa demam dan batuk disertai sesak napas namun tidak terdapat ciri-ciri pneumonia berat.

c) Pneumonia berat

Gejala yang utama adalah demam dan infeksi saluran pernapasan, sesak napas yang disertai oleh distress pernapasan akut. Penapasan pasien berada pada frekuensi dibawh 30 kali dalam satu menit dan saturasi oksigen dibawah 90% dari udara luar.

3. Dampak Covid-19 Kepada Wirausahawan

Sejak mewabahnya Covid-19 pada akhir 2019, Virus ini telah menyebar luas secara global dan membawa dampak dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam perokonomian. Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut terdampak terutama dalam bidang ekonomi (Pakpahan, 2020). Dampak tersebut berupa ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin menurun dan penghasilan masyarakat yang juga menurun. Dampak covid-19 terhadap perekonomian secara umum dirasakan oleh semua sektor perekonomian seperti parawisata, usaha retail, maupun usaha-usaha mikro (Hanoatubun, 2020).

(39)

Dampak yang diberikan oleh Covid-19 merupakan dampak yang ber-efek domino. Sejak Covid-19 mewabah, banyak perusahan-perusahaan yang melakukan PHK. Hal ini secara langsung memberi dampak kepada masyarakat pekerja yaitu menurunnya daya beli masyrakat terhadap keburuhan dan produk konsumsi. Tentunya kondisi tersebut akan memberikan tekanan pada pelaku usaha dan produsen karena menurunya pula penjualan (Pakpahan,2020).

Menurut laporan para pelaku usaha khususnya usaha menengah dan mikro kesulitan yang dialami oleh mereka terbagi dalam 4 permasalahan yaitu 1) Penurunan penjualan karena berkurangnya aktivitas masyarakat diluar sebagai konsumen, 2) Kesulitan permodalan karena perputaran modal yang sulit akibat sehubungan dengan tingkat penjulan yang turun, 3) Adanya hambatan distribusi produk karena pembatasan aktivitas di beberapa wilayah, 4) Kesulitan mendapatkan bahan baku dari sektor industri lain. Kesulitan-kesulitan diatas terutama dipengaruhi oleh kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dilakukan pemerintah selama pandemi Covid-19 (Pakpahan,2020).

Dalam kesulitan-kesulitan akibat pandemi Covid-19 banyak wirausahan yang akhirnya harus menutup usahanya. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani

(40)

mengungkapan bahwa 30 juta pelaku usaha menutup usahanya akibat pandemi Covid-19 (Tirto.id). Angka tersebut mencangkup hampir 50% jumlah pelaku usaha khususnya kecildan menengah yang ada di Indonesia. 30% nya mengalami ganguan dalam permintaan domestic, dan 20% nya Mengalami gangguan produksi, serta 14,1% mengalami pembatalan kontrak (Rosan dalam tirto.id).

E. Dinamika Resiliensi pada Wirausahawan yang Terdampak Covid-19

Pandemi yang sudah berlangsung di Indonesia sejak bulan maret 2019 membawa pengaruh besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Dampak ini juga dirasakan oleh para wirausahawan. Kesulitan yang mereka alami selama pandemi berupa 1) Penurunan penjualan karena berkurangnya aktivitas masyarakat diluar sebagai konsumen, 2) Kesulitan permodalan karena perputaran modal yang sulit akibat sehubungan dengan tingkat penjulan yang turun, 3) Adanya hambatan distribusi produk karena pembatasan aktivitas di beberapa wilayah, 4) Kesulitan mendapatkan bahan baku dari sektor industri lain. Kesulitan tersebut muncul sebagai imbas dari berlakunya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diberlakukan pemerintah untuk memangkas resiko penularan virus covid-19.

Kesulitan diatas tentu menimbulkan tekanan bagi para wirausahawan. Banyak diantara wirausahawan yang mengatur strategi agar tetap bisa bertahan ditengah kesulitan tersebut. Namun tidak sedikit

(41)

pula yang akhirnya harus gulung tikar karena kesulitan-kesulitan itu. Kesulitan yang memberikan terkanan tersebut yang dalam teori resiliensi disebut sebagai kesulitan. Meskipun kesulitan merupakan stimulus dari stress, namun fungsi kesulitan ialah penting sebagai kunci dari resilinsi, artinya tidak ada resiliensi tanpa kesulitan, dengan kesulitan individu dituntut untuk menghadapi stressor yang dapat membangun resiliensi itu sendiri (Glantz & Johson, 2002).

Ditengah kesulitan yang menekan,wirausahawan tentu memiliki serangkaian respon dan berbeda setiap wirausahawan. Wirausahawan memiliki pola berpikir dan sikap tertentu dalam menghadapi kesulitan (Cintakawati & Masykur). Secara psikologis, wirausahawan juga memiliki pola tertentu dalam menghadapi kesulitan atau dalam teori resiliensi disebut sebagai faktor internal individu yaitu 1) spiritualitas, 2) kompetensi kognitif, 3) Perilaku/Kompetensi sosial, 4) stabilitas dan manajemen emosi, dan 5) kesejahteraan fisik atau kompetensi fisik. Dalam menghadapi kesulitan, relasi dengan keluarga juga dapat mempengaruhi bertahan atau tidaknya seorang wirausaha. Relasi yang baik berupa komunikasi serta dukungan dari anggota keluarga dapat membantu wirausahawan dalam menghadapi kesulitan. Selain itu lingkungan juga berpengaruh dengan ketahanan wirausahawan dalam menghadapi

kesulitan. Dukungan lingkungan berupa lingkungan yang dapat

mendukung secara emosional maupun material dapat membantu menumbuhkan resiliensi dalam diri wirausahawan. Hal-hal tersebut yang

(42)

disebut juga dengan faktor relationship dan external support (Germanzy dalam Handbook of Adult Resilience, 2010).

Dari faktor berupa support yang telah dijabarkan akan mempengaruhi tumbuhnya resiliensi dalam wirausahwan yang terlihat dari aspek-aspek resiliensi pada wirausahawan. Aspek tersebut adalahEmotion Regulation ,2) Impulse control, 3) Causal analysis, 4) Optimism, 5) Empathy, 6) Self – efficacy ,dan 7) Reaching Out. Aspek tersebut adalah aspek yang membentuk resilensi (Reivich dan Shatte , 2002).

Dinamika resiliensi pada wirausahawan amat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Individual Attribute, Relationship ,External Support. Faktor tersebut membantu wirausahawan dalam menghadapi kesulitan yang sedang ia alami. Resiliensi pada seorang wirausahawan yang terdampak covid-19 akan tumbuh dengan adanya faktor tersebut dan terlihat melalui aspek –aspek resiliensi.

F. Review Literatur Resiliensi pada Wirausahawan

Beberapa penelitian mengenai resiliensi pada pengusaha telah dilakukan. Setiap penelitian tersebut berada pada setting kesulitan (Keadaan sulit) yang berbeda-beda dan masing-masing kesulitan dalam penelitian tersebut memberikan tekanan atau stress kepada subjek penelitian. Dalam penelitian dengan topik Resiliensi pada Pengusaha Peyandang Disabilitas (Azzahro, 2018), penelti mencoba untuk melakukan analisis tentang dinamika resiliensi yang ada pada pengusaha dengan

(43)

disabilitas menggunakan aspek-aspek resiliensi milik Reivich & Shatte (2002). Subjek dalam penelitian tersebut adalah seorang pengusaha pembuat kaki palsu yang memiliki disabilitas fisik berupa kaki kanan yang teramputasi karena kecelakaan. Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif tersebut ditemukan bahwa subjek mampu beradaptasi dengan disabilitas yang subjek miliki dengan memenuhi aspek-aspek resiliensi (Reivich & Shatte, 2002) yaitu Emotion Regulation, Impulse

Control, Optimism, Causal Analysis, Empathy, Self-Efficacy dan Reaching Out.

Analisis resiliensi dengan menggunakan aspek-aspek resiliensi juga dilakukan dalam penelitian Resiliensi Generasi Milenial dalam Berwirausaha di Kota Surabaya (Anwar, 2018). Subjek dalam penelitian tersebut adalah Mahasiswa yang berwirausaha dan tetap menjalankan kewajiban kuliahnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa subjek dapat menumbuhkan resiliensi mereka yang terlihat dari aspek-aspek resiliensi.

Penelitian tentang resiliensi pada wirausaha minangkabau yang merantau ke medan (Mauldya & Eliana, 2013) juga menggunakan aspek-aspek resiliensi untuk melihat ada tidaknya resiliensi pada diri subjek. Penelitian ini menggunakan para pelaku usaha minangkabau yang merantau ke medan sebagai subjek. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aspek-aspek resiliensi pada subjek berbeda. Masing-masing subjek memiliki satu atau dua aspek yang lebih dominan dari aspek resiliensi yang lain.

(44)

Penelitian yang telah dijabarkan diatas merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap keberadaan resiliensi pada diri wirausahawan. Para peneliti menggunakan aspek resiliensi milik Reivich & Shatte (2002) sebagai acuan analisis data. Kendati demikian, dalam ketiga penelitian tersebut kurang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh atau terhambatnya resiliensi dalam diri pengusaha.

G. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian secara umum dan khusus, yaitu:

a. Pertanyaan umum : Bagimana dinamika resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid 19?

b. Pertanyaan khusus :

1.Bagaimana proses kemunculan atau tumbuhnya resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19?

2.Faktor apa saja yang mempengruhi munculnya resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19?

3.Apa saja aspek resiliensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang terdampak covid-19?

4.Apa pengaruh resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19?

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai pendekatan untuk mengkaji dinamika resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19. Metode kualitatif adalah pendekatan eksploratif dan dapat menggali pemahaman akan sikap seseorang atau group atas permasalahan sosial ataupun manusia (Creswell, 2018). Metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk melihat perspektif partisipan atas masalah sosial yang terjadi disekitarnya dengan strategi yang interaktif dan fleksibel.

Dalam pengumpulan data, metode kualitatif menggunakan pertanyaan dalam bentuk survey ataupun wawancara yang lazimnya dilakukan dalam seting partisipan. Data yang telah dikumpulkan dari partisipan kemudian akan di analisa dengan analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif (AIK) merupakan metode untuk menafsirkan data teks melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding dan pengidentifikasian aneka tema atau pola (Supratiknya, 2015). Coding atau pola yang telah teridentifikasi dari data yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini kemudian menjadi gambaran dinamika resiliesi wirausahawan yang terdampak covid-19.

(46)

Penelitian ini berfokus pada dinamika resiliensi pada wirausahawan yang terdampak covid-19. Dinamika resiliensi wirausahawan meliputi bentuk dampak covid-19 terhadap usaha yang digeluti oleh wirausahawan, kemudian proses resiliensi wirausahwan dalam menghadapi dampak tersebut, faktor apa sajakah yang mempengaruhi resiliensi wirausahwan, sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh pada resiliensi wirausahawan, serta bagaimana keadaan terkini wirausahwan tersebut. Pengalaman dari setiap wirausahawan tersebut kemudian akan disusun dengan kode atau tema yang didasari pada teori (Hsieh & Shannon, dalam Supratiknya, 2015). Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek resiliensi (Reivich dan Shatte. ,2002) dan faktor-faktor resiliensi (Germanzy, dalam Handbook of Resilience, 2010).

B. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini didapatkan melalui snowball sampling, yaitu teknik menentukan partisipan dengan memanfaatkan keterkaitan antara satu partisipan dengan partisipan lainnya yang memiliki kriteria serupa (Nurdiani, 2014). Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Partisipan memiliki badan usaha yang terdampak Covid-19, dampak yang dimaksud merupakan dampak yang secara langsung berpengaruh secara material seperti penurunan jumlah konsumen, atau penurunan modal, serta

(47)

kesulitan dalam menemukan bahan baku atau sumber daya untuk menjalankan usaha tersebut.

2. Partisipan masih menjalankan usahanya atau memiliki badan usaha baru setelah terdampak Covid-19.

C. Peran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti adalah seorang wirausahawan yang badan usahanya ikut terdampak oleh Covid-19. Peneliti juga memiliki hubungan pertemanan dengan beberapa partisipan dalam penelitian ini. Secara khusus dalam penelitian ini peneliti akan berperan sebagai instrumen kunci, yaitu peneliti akan turun secara langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan wawancara kepada partisipan. Peneliti juga akan melakukan analisis serta interpretasi pada data yang diperoleh di lapangan serta menyusun data menjadi satu kesatuan yang disesuaikan dengan tema-tema berdasarkan teori yang digunakan peneliti sebagai acuan (Supratiknya, 2015).

D. Refleksi Peneliti

Peneliti menyadari bahwa dalam setiap penelitian memiliki resiko. Penelitian tentang dinamika resiliensi wirausahawan yang terdampak Covid-19 juga memiliki resiko terutama berkenaan dengan kenyamanan dari partisipan. Dampak covid-19 yang dialami oleh setiap partisipan pasti berbeda-beda, dan sejauh mana dampak tersebut mempengaruhi aspek lain

(48)

dalam kehidupan partisipan tentu berbeda-beda. Proses pengambilan data yang akan dilakukan memungkinkan partisipan untuk mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan selama bergulat menghadapi dampak dari Covid-19 terhadap usahanya yang mungkin hingga kini partisipan rasakan. Hal tersebut menjadi perhatian bagi peneliti agar setelah proses pengambilan data tidak meninggalkan kesan ataupun hal-hal buruk yang dapat berpengaruh kepada hidup partisipan kedepannya. Untuk itu peneliti akan berkonsultasi dengan psikolog atau pembimbing yang dirasa lebih kompeten agar pertanyaan ataupun pendekatan yang dilakukan oleh peneliti tidak menimbulkan efek yang negatif.

Peneliti juga menyadari bahwa sebagai seorang wirausahawan yang ikut terdampak Covid-19, peneliti harus tetap menjaga sikap yang netral terutama ketika pengambilan data berlangsung agar hasil penelitian tidak menjadi bias. Peneliti juga harus menahan diri agar cerita yang disampaikan oleh partisipan tidak terinternalisasi pada diri peneliti ataupun sebaliknya.

E. Prosedur Penelitian

Dalam sebuah penelitian terdapat peraturan norma dan etika yang perlu diperhatikan. Untuk penelitian psikologis tentu harus sesuai dengan ketentuan etika yang sesuai dengan kode etik psikologi HIMPSI. Maka

(49)

dalam penelitian ini akan dilakukan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan dan menjamin kenyamanan partisipan.

Pertama, peneliti akan memberikan informed consent sehingga partisipan penelitian memahami tujuan dari penelitian yang dilakukan, tema penelitian yang diangkat, kegiatan apa yang akan dilakukan selama pengambilan data. Selain itu, informed consent juga menjadi dasar atau bukti bahwa partisipan secara sukarela setuju untuk mengikuti proses pengambilan data.

Kedua, peneliti akan melakukan wawancara kualitatif sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati serta setelah melakukan rapport awal dengan partisipan. Peneliti mungkin akan melakukan beberapa kali pertemuan sesuai dengan kebutuhan pengumpulan data.

Ketiga, peneliti akan memberikan debrief di akhir sesi sebagai bentuk respon peneliti terhadap pengalaman partisipan serta mencoba untuk merangkum dan mengevaluasi kebenaran data yang diberikan oleh partisipan. Apabila setelah atau selama proses pengambilan data muncul emosi atau pikiran negatif dari partisipan, Debrief ini juga bertujuan untuk membantu partisipan kembali nyaman dan tenang serta sebagai pertanggungjawaban peneliti terhadap partisipan.

F. Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode wawancara kualitatif untuk mengumpulkan data dari partisipan. Wawancara kualitatif merupakan

(50)

metode pengambilan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon antara peneliti dan partisipan, baik partisipan secara pribadi ataupun majemuk dalam bentuk kelompok (focus group) (Supratiknya, 2015).

Peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan semi terstruktur agar peneliti dapat mengeksplorasi secara mendalam dan fleksibel dalam menyelami pengalaman partisipan. Struktur pertanyaan dibuat oleh peneliti agar wawancara yang dilakukan tetap terarah pada tema penelitian. Peneliti akan membuat beberapa daftar pertanyaan yang didasari pada teori yang sudah ada mengenai aspek dan faktor resiliensi.

Selama pengambilan data berlangsung, peneliti akan menggunakan handphone sebagai perekam suara. Rekaman suara dari wawancara antara peneliti dan partisipan tersebut yang akan memudahkan peneliti ketika melakukan verbatim dan menjadi bahan yang akan dianalisa menjadi hasil penelitian.

G. Daftar pertanyaan Tabel 1.

Pertanyaan pendahuluan

No. Pertanyaan Tujuan Topik

1. Bagaimana kabar Anda? Memberikan rapor Rapor 2. Sudah berapa lama Anda

bekerja di bidang usaha?

Informasi awal mengenai identitas

Latar belakang identitas

(51)

3. Berapa usia Anda saat ini? wirausahawan wirausahawan 4. Sejak kapan Anda terjun dalam

dunia usaha?

Tabel 2. Pertanyaan isi

No. Pertanyaan Tujuan Topik

1. Mengapa Anda memilih untuk terjun di dunia usaha?

Latar belakang informasi sebagai seorang

wirausahawan

Latar belakang

- Apa bentuk usaha yang saat ini Anda tekuni? - Berapa usia Anda saat

memutuskan untuk terjun dalam dunia usaha?

- Apakah ada yang

mendorong Anda untuk terjun di dunia usaha? - Apakah Anda bekerja di

bidang lain atau menekuni bidang usaha lain sebelum menekuni usaha Anda saat ini?

- Apa arti “menjadi seorang wirausahawan” bagi diri Anda?

2. Bagaimana asal mula usaha Anda berdiri?

Konteks kehidupan informan sebagai

(52)

- Apa saja kesulitan yang Anda hadapi sebagai wirusahawan?

- Apa saja kesenangan yang Anda rasakan ketika

menjadi seorang

wirausahawan?

- Apakah menjadi seorang wirausahawan

mempengaruhi hidup Anda sehari-hari?

wirausahawan

3. Apakah selama pandemi Covid-19 berlangsung, Anda mengalami kesulitan? Informasi yang dialami oleh wirausahawan selama pandemi Covid-19 Kejadian

- Apa saja kesulitan yang Anda alami selama kondisi pandemi?

- Bagaimana kesulitan tersebut mempengaruhi usaha Anda?

- Apakah kesulitan tersebut memberikan tekanan pada Anda?

- Bagaimana tekanan tersebut mempengaruhi Anda?

4. Apa yang Anda rasakan ketika menghadapi kesulitan yang muncul akibat pandemi Covid-19? Regulasi emosi dari seorang wirausahawan yang membentuk Regulasi Emosi

(53)

- Apakah Anda menyalahkan orang lain ketika kesulitan ini menimpa diri Anda? - Apakah Anda menyesal

menjadi seorang

wirausahawan setelah mendapatkan kesulitan ini?

- Bagaimana cara Anda menanggulangi perasaan-perasaan tersebut?

resiliensi

5. Apa yang Anda lakukan ketika Anda merasa tertekan dengan kesulitan-kesulitan yang Anda alami? Impulse Control wirausahawan yang membentuk resiliensi Impulse Control

6. Bagaimana Anda melihat masa depan dari usaha Anda?

Optimism wirausahawan yang membentuk resiliensi

Optimism

- Apa ekspektasi Anda terhadap usaha Anda saat ini?

7. Apa strategi yang Anda terapkan untuk mempertahankan usaha Anda ditengah pandemi Covid-19? Causal Analysis wirausahawan yang membentuk resiliensi Causal Analysis

- Apakah ada faktor selain covid-19 yang membuat usaha Anda berada pada kondisi saat ini?

(54)

8. - Bagaimana perasaan Anda melihat wirausahawan lain yang juga terkena dampak dari pandemi Covid-19?

- Bagaimana perasaan Anda melihat karyawan dari usaha Anda atau usaha orang lain yang secara tidak langsung juga ikut terkena dampak?

-Bagaimana pendapat Anda dengan kebijakan PHK yang selama pandemi ini banyak dilakukan oleh pengusaha?

Emphaty wirausahawan yang membentuk resiliensi

Emphaty

9. Apa yang memotivasi Anda untuk tetap mempertahankan usaha Anda dikala pandemi Covid-19?

Self-Efficacy wirausahawan yang membentuk resiliensi

Self-Efficacy

- Apakah Anda merasa

minder dengan

wirausahawan lain yang berhasil bertahan dan sukses menghadapi pandemi Covid-19?

- Apa yang membuat Anda yakin bahwa usaha Anda mampu bertahan ditengah pandemi Covid-19?

10. - Apa hikmah yang dapat Anda petik dari kondisi pandemi ini untuk usaha Anda?

Reaching Out Wirausahawan yang membentuk

(55)

- Apa hikmah yang dapat Anda petik dari kondisi pandemi ini untuk diri Anda?

resiliensi

11. - Menurut Anda, hal apa yang ada di diri Anda yang membuat Anda mampu bertahan di tengah pandemi ini?

- Apakah ada kiat-kiat yang Anda lakukan untuk mempertahankan usaha Anda di tengah pandemi?

Faktor Individu wirausahawan yang mempengaruhi resiliensi Faktor Individu

12. - Adakah seseorang yang Anda anggap sebagai panutan dalam menghadapi kesulitan Anda? - Bagaimana relasi Anda dengan panutan Anda?

- Apa saja yang panutan Anda lakukan untuk membantu Anda melalui pandemi ini?

- Bagaimana panutan itu membantu Anda melalui kesulitan yang Anda alami

Faktor relasi wirausahawan yang mempengaruhi resiliensi Faktor relasi

13. - Selain seseorang yang Anda anggap sebagaipanutan, adakah orang terdekat yang membantu Anda untuk menghadapi kesulitan ini? Faktor eksternal wirausahawan yang mempengaruhi resiliensi Faktor Eksternal

(56)

- Apa bentuk bantuan yang diberikan oleh orang tersebut?

H. Prosedur Pengumpulan Data

Berikut adalah prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini,

1. Peneliti akan mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti dan memastikan bahwa partisipan bersedia untuk diwawancarai.

2. Peneliti akan melakukan rapport awal untuk membangun kedekatan dengan partisipan serta menyampaikan tujuan dari wawancara yang dilakukan dan tujuan penelitian. Pada tahap ini peneliti akan memberikan informed consent yakan ditandatangangni oleh peneliti dan partisipan sebagai simbol bahwa kedua pihak telah paham dan setuju dengan proses pengumpulan data yang akan dilakukan.

3. Peneliti akan membahas pertemuan selanjutnya dengan partisipan. Pada tahap ini peneliti akan memastikan waktu dan tempat yang akan disepakati dengan partisipan untuk pertemuan selanjutnya.

4. Peneliti akan bertemu dengan partisipan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati sebelumnya. Peneliti kemudian akan melakukan wawancara.

I. Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Isi Kualitatif (AIK). Metode AIK ini mengunakan

(57)

pendekatan deduktif atau analisis isi terarah. Hal ini dikarenakan pendekatan deduktif cocok digunakan karena memungkinkan peneliti untuk melakukan eksplorasi yang mendalam namun terarah sesuai dengan tema yang ditentukan. Analisis isi terarah ini akan dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut (Supratiknya, 2015):

1. Peneliti mentranskrip seluruh hasil wawancara menjadi bentuk teks atau data tertulis.

2. Peneliti akan membaca secara berulang keseluruhan data agar memperoleh kesan mengenai data secara menyeluruh. Pada tahap ini peneliti akan menemukan kata-kata atau frasa yang mengungkapkan konsep tertentu

3. Peneliti kemudian membentuk pengelompokan dari kode tersebut ke dalam tema-tema terentu.

4. Peneliti kemudian menganalisis beberapa bagian teks yang belum dapat dianalisis sehingga muncul kemungkinan bahwa bagian yang tidak teranalisis tersebut merupakan representasi dari kategori baru yang belum ada dari teori maupun konsep yang digunakan.

5. Peneliti kemudian melakukan organisasi hasil interpretasi data dengan menuliskan beberapa tema yang ada serta memberikan kutipan-kutipan hasil wawancara sebagai bukti pendukung.

(58)

J. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian

Dalam menguji kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu member checking dan external auditor. Menurut Creswell (2018) member checking adalah metode untuk mengecek kembali kredibilitas penelitian dengan cara membawa kembali hasil interpretasi data ke partisipan unuk menanyakan apakah hasil interpretasi tersebut kurang lebih sesuai dengan apa yang dirasakan oleh partisipan penelitian. Sedangkan external auditor adalah metode untuk melihat kredibilitas penelitian dengan meminta bantuan orang yang dianggap ahli atau berpengalaman untuk melihat keseluruhan penelitian dan menilai apakah penelitian tersebut akurat (Creswell, 2018). Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta bantuan kepada pembimbing untuk mengecek setiap pertanyaan yang diajukan sudah sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Selain itu peneliti juga meminta bantuan pembimbing untuk melihat ulang hasil transkrip wawancara, serta hubungan rumusan masalah dengan data, ketepatan analisa data maupun keakuratan interpretasi data.

Sedangkan untuk melihat dependabilitas penelitian, peneliti akan melakukan rekap ulang dari keselutuhan proses penelitian dari perumusan masalah hingga pembuatan kesimpulan. Dependabilitas dapat terlihat dari pertanyaan penelitian serta hasil jawaban partisipan penelitian yang sesuai atau tidak dengan tema atau topik yang diusung dalam penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai dengan ciri- ciri yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian

Dengan kata lain bell’s palsy merupakan suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi

AProcessoflanguagemanagementintbebrainof60reignspeakersof Japanese=AstudyofEvent-RelatedPotentials(ERP)bymeansofthe

Realisasi tahun 2013 mencapai 88,12 % dan realisasi tahun 2014 mencapai 80,12%, maka dengan demikian rumusan masalah penelitian adalah ditengarai masih ada kendala dalam

Dari berbagai uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa buku teks merupakan buku sekolah yang ditujukan untuk peserta didik pada jenjang tertentu, memuat materi

Sementara itu rata-rata kematian larva uji yang berasal dari wilayah buffer Pelabuhan Tanjung Emas menunjukkan angka sebesar 68%. Menurut WHO, angka kematian larva

Pada penelitian ini sampel bakso diambil tanpa kuah, adapun penyebab kontaminasi bakteri Salmonella pada bakso dilihat dari kriteria tempat pengambilan samapel