• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis Kawasan Cibaduyut

Secara geografis Kawasan Sentra Sepatu Cibaduyut terletak di Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung pada 107°35’44” BT sampai dengan 107º37’10” BT dan 6°55’52” LS sampai dengan 6º57”47” LS.

Gambar 4.1

Peta Wilayah Bojongloa Kidul (Lokasi Penelitian)

(2)

Adapun secara administratif Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung berbatasan dengan :

a) Sebelah Utara : Kec. Astana Anyar b) Sebelah Timur : Kec. Astana Anyar c) Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung

d) Sebelah Barat : Kec. Bojongloa Kaler dan Kec. Babakan Ciparay Mempunyai luas wilayah 6,26 Km², yang terdiri dari 6 Kelurahan, 44 RW dan 262 RT.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Kelurahan Luas Wilayah Km² % 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebonlega Situ Saeur Mekarwangi Cibaduyut Cibaduyut Kidul Cibaduyut Wetan 1.25 1.08 0.97 0.86 1.04 1.06 22.02 15.83 18.31 13.23 11.72 18.89 Jumlah 6.26 100.00

Untuk Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut berada di 4 (empat) Kelurahan yaitu :

(3)

a) Kelurahan Kebonlega; b) Kelurahan Cibaduyut; c) Kelurahan Cibaduyut Kidul; d) Kelurahan Cibaduyut Wetan 4.1.2 Kepadatan Penduduk

Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk sebagaimana berikut :

Tabel 4.2

Kepadatan Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km²) Kepadatan (Jiwa/Km²) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebon Lega Situ Saeur Mekarwangi Cibaduyut Cibaduyut Kidul Cibaduyut Wetan 18.321 20.654 7.464 9.614 6.739 3.518 1.25 1.08 0.97 0.86 1.04 1.06 6.82 260.85 81.54 145.34 115.00 37.24

(4)

4.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul menurut jenis kelamin :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Monografi Kecamatan, 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 2 Laki-Laki Perempuan 34.036 32.270 55.33 44.67 Jumlah 66.306 100.00

4.1.4 Potensi Kawasan Cibaduyut

Dengan jenis barang yang diproduksi di kawasan Cibaduyut meliputi : a) Sepatu; b) Sandal; c) Tas; d) Jaket; e) Boneka; f) Topi; dan g) Ikat Pinggang

Potensi dari Kawasan Industri Sepatu Cibaduyut ini, yaitu terdiri dari : a) Jumlah unit usaha : 646 Industri Kecil dan Menengah b) Jumlah Tenaga Kerja : 2.799 Orang

(5)

c) Jumlah Toko Pemasaran : 165 Toko d) Jumlah Kawasan Parkir Khusus : 4 Lokasi

4.1.5 Revitalisasi Kawasan Industri-Perdagangan di Kota Bandung

Menindaklanjuti dari Misi Pembangunan Kota Bandung yang saling berkaitan terutama dalam hal “Penyediaan dan Pengelolaan Infrastruktur serta Penataaan Kota untuk Menumbuhkan Perekonomian Kreatif di Kota Bandung” agar dapat meningkatkan investasi usaha di sektor industri dan perdagangan di Kota Bandung serta dalam rangka harmonisasi, penguatan dan perolehan hasil yang saling menguntungkan bagi seluruh pelaku usaha di kawasan sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 517/Kep.793-Huk tanggal 03 Oktober 2006 telah membentuk Tim Penataan Revitalisasi Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah.

Pencanangan program Revitalisasi Lima Sentra Industri dan Perdagangan Kota Bandung, yang terdiri dari : sentra kain Cigondewah, sepatu Cibaduyut, jeans Cihampelas, rajut Binongjati, dan kaus Suci, dilakukan oleh Walikota Bandung pada tanggal 12 Pebruari 2007 bertempat di Sentra perdagangan Kain Cigondewah. Dimana program pemerintah ini direncanakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 11.800.000.000,- (sebelas milyar delapan ratus juta rupiah).

(6)

Meski baru dicanangkan secara resmi pada 2007, semua kajian mengenai revitalisasi kelima kawasan itu, sebenarnya, telah dimulai sejak 2006. Rencananya, tahun 2009 revitalisasi ini rampung.Tetapi ternyata sampai dengan tahun 2009, rupanya, program tersebut masih jalan di tempat.Masih berbentuk konsep.Miliaran rupiah yang dijanjikan pemerintah untuk program ini nyaris belum berwujud.

Walikota Bandung Dada Rosada pada tahun 2009 menyampaikan bahwa program revitalisasi akan dilakukan secara bertahap. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan waktu serta proses yang tidak singkat. Ada berbagai tahapan dan kebutuhan yang harus diselesaikan,"Mulai dari yang sifatnya fisik hingga non

fisik, seperti infrastruktur, permodalan, pembinaan, hingga pemasaran.Tentunya, setiap permasalahan membutuhkan pendekatan yang berbeda". Dalam

realisasinya, dibutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. Sementara, kebutuhan Kota Bandung (untuk kegiatan lain) juga tidak sedikit. Banyak hal-hal lain juga yang membutuhkan pengalokasian dana. "Kita bisa saja memfokuskan pada

revitalisasi ini, tapi kan itu berarti ada program dan kegiatan lain yang terbengkalai. Sedangkan program lain itu juga berhubungan dengan kepentingan serta pelayanan kepada publik. Oleh karena itu, kita secara bertahap merampungkan program revitalisasi ini".

Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan revitalisasi pada 5 (lima) sentra industri dan perdagangan Kota Bandung ditetapkan kembali tambahan kawasan yaitu Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu sebagai kawasan industri dan perdagangan di Kota bandung yang perlu dilakukan revitalisasi, dengan

(7)

menetapkan kembali Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-DISKUKM.PERINDAG/2009 Tentang Tim Revitalisasi Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu. Adapun kawasan industri dan perdagangan yang paling terlihat aktifitas pelaksanaan revitalisasinya adalah Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut. Hal ini dikarenakan fasilitas infrastrukturnya seperti jalan, trotoar, drainase, penerangan jalan yang sampai tahun 2009 sudah terlihat rusak parah serta tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang permanen.

4.1.6 Permasalahan di Kawasan Cibaduyut

Proses revitalisasi pada kawasan Cibaduyut di mulai dari tahun 2005, yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan walikota tahun 2006 mengenai revitalisasi lima sentra industri Bandung, yang kemudian dilakukan perubahan pada tahun 2009 menjadi tujuh sentra industri. Cibaduyut salah satu tempat wisata dinilai tidak memenuhi kriteria daerah tujuan pariwisata seperti yang tercantum dalam UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Berdasarakan UU tersebut daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Juga berdasarkan dari teori-teori revitalisasi kawasan Cibaduyut ini termasuk kedalam suatu kawasan yang mengalami penurunan kondisi pelayanan

(8)

prasarananya (jalan, drainase sanitasi, trotoar dan persampahan) dan termasuk kedalam kawasan hidup tapi kurang terkendali sehingga termasuk kedalam target kawasan yang harus direvitalisasi.

Hasil pengamatan kawasan Cibaduyut sebelum revitalisasi terdapat beberapa kendala dalam hal keadaan fasilitas dan infrastrukturnya yang tidak aman dan nyaman untuk dikatakan sebagai suatu daerah wisata dan industri,seperti :

a. PATUNG SEPATU, sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan Wisata dan Industri Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut tidak terawat dengan baik, bahkan dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan pengemis jalanan

Gambar 4.2

Kondisi Gerbang Masuk Kawasan Cibaduyut (Patung Sepatu)

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

b. TROTOAR, sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri pertokoan-pertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak, sehingga tidak nyaman dan aman untuk dilalui

(9)

Gambar 4.3

Kondisi Kerusakan Trotoar

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

c. DRAINASE, saluran air yang tidak baik, sehingga tidak mampu menampung air ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir

Gambar 4.4

Kondisi Kerusakan dan Tersumbatnya Drainase

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

d. KEMACETAN,yang sering terjadi terutama pada waktu weekend (sabtu-minggu) dikarenakan di lokasi JL. Cibaduyut mempunyai 2 (dua) pertigaan pemotong jalan yaitu antara Jl.Cibaduyut dengan Jl. Cibaduyut Lama dan Jl. Cibaduyut dengan Jl. Masuk Komplek Singgasana Pradana.

(10)

Gambar 4.5

Kondisi Kemacetan Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

e. SARANA PARKIR, tidak memadai, sepanjang jalan Kawasan Cibaduyut hanya terdapat 4 (empat) kawasan parkir, yaitu Kawasan Parkir Pertokoan Grutty, Oval, Diana dan Formil yang pada waktu weekend penuh terisi oleh Bus-Bus Pariwisata yang datang, mengakibatkan kendaraan-kendaraan kecil milik pribadi mengambil parkir di pinggir jalan, bahkan untuk motor parkirnya sering naik menggunakan trotoar

(11)

Gambar 4.6

Kondisi Perparkiran Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

f. PEDAGANG KAKI LIMA, yang belum tertata dan terkoordinasi dengan baik sehinga mereka berjualan menggunakan badan jalan yang mengakibatkan timbulnya kemacetan

Gambar 4.7

Kondisi Pedagang Kaki Lima Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

g. PENUMPUKAN SAMPAH, yang akan dijumpai oleh setiap orang yang melewati Jl. Cibaduyut terutama pagi hari ,merupakan pemandangan yang tidak enak untuk dilihat. Hal ini terjadi dikarenakan para pemilik toko perpandangan telah memberikan dana kebersihan, sehingga urusan kebersihan tidak menjadi tanggungjawab mereka lagi.

(12)

Gambar 4.8

Kondisi Pembuangan Sampah Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

h. PENERANGAN JALAN, yang kurang mengakibatkan wisatawan yang datang pada saat malam hari merasa tidak nyaman dan aman melakukan kegiatan wisatanya

Gambar 4.9

Kondisi Penerangan Jalan Kawasan Cibaduyut

Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas menunjukkan bahwa kawasan Cibaduyut memerlukan suatu tindakan revitalisasi yang menyangkut infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya sebagai ciri suatu kawasan wisata dan industri yang menarik untuk dikunjungi dan ramah bagi pemodal.

(13)

4.1.7 Pelaksanaan Revitalisasi Kawasan Cibaduyut

Pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut yang efektif dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, dengan menitikberatkan kepada revitalisasi infrastruktur kawasan, yang terdiri dari : a. Perbaikan Patung Sepatu

Sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan Wisata dan Industri Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut yang tidak terawat dengan baik, bahkan dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan pengemis jalanan, dilakukan revitalisasi dengan pengecatan ulang patung sepatu serta penanaman pohon di sekitarnya sehingga terlihat asri

Gambar 4.10

Kondisi Patung Sepatu Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

b. Pengecoran Jalan

Jalan yang awalnya menggunakan hotmix dikarenakan setelah dilakukan perbaikan dan penambalan berulang-ulang tetapi apabila datangnya musim hujan jalan hotmix tersebut cepat sekali rusak dikarenakan kontur tanah Jalan

(14)

Cibaduyut yang tidak stabil, maka setelah dilakukan pengkajian perbaikan jalan cibaduyut ini dilakukan dengan cara pengerasan (cor).

Gambar 4.11

Kondisi Jalan Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

c. Perbaikan Drainase

Drainase yang tidak rusak dan mampet , sehingga tidak mampu menampung air ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir, diperbaiki pada saat revitalisasi dengan memperdalam selokan-selokan di kawasan Cibaduyut dan dibuatkan pintu airnya agar selokan mudah dibersihkan

Gambar 4.12

Kondisi Drainase Setelah Revitalisasi

(15)

d. Perbaikan Trotoar

Sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri pertokoan-pertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak, sehingga tidak nyaman dan aman untuk dilalui, pada saat revitalisasi dilakukan perbaikan.

Gambar 4.13

Kondisi Trotoar Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

e. Penanaman Pohon

Pohon-pohon yang sudah tinggi dan besar pada saat dilakukannya revitalisasi dilakukan penebangan, hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan terutama pada saat perbaikan selokan dan trotoar, tetapi dilakukan penggantian dengan dilakukannya penanaman pohon kembali, baik yang secara langsung ditanam ditanah ataupun menggunakan media pot-pot besar.

(16)

Gambar 4.14

Penanaman Pohon dan Pot Bunga Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

f. Pemasangan Lampu Penerangan Jalan

Untuk menambah kenyamanan para wisatawan melakukan kunjungan atau belanja di malam hari, pada saat revitalisasi dipasang tambahan lampu penerangan jalan di beberapa titik.

Gambar 4.15

Penerangan Jalan Setelah Revitalisasi

(17)

g. Pembuatan Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tempat penampungan sampah yang tadinya tidak permanen, dimana tempat sampah besar milik PD.Kebersihan hanya disimpan di badan jalan sehingga menjadi penyebab terjadinya kemacetan, pada saat revitalisasi telah dibuatkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang refresentatif.

Gambar 4.16

Tempat Pembuangan Sampah Sementara Setelah Revitalisasi

Foto lokasi : tanggal 08-10 April-2012

4.1.7 Keadaan Kawasan Cibaduyut Setelah 10 (Sepuluh) Bulan Revitalisasi

Revitalisasi infrastruktur di kawasan Cibaduyut yang dilakukan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, memang memberikan dampak yang siginifikan terhadap keadaan kawasan yang menjadi lebih rapih seperti :

1. Jalan yang tidak berlubang;

2. Trotoar yang nyaman untuk dipakai berjalan; 3. Lampu penerangan jalan yang menyala; 4. Adanya penanaman pohon;

(18)

Dengan kondisi yang telah baik ini, seharusnya oleh Pemerintah Kota Bandung menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi kembali mengenai “konsep pemeliharaan” kawasan yang sudah selesai direvitalisasi kepada masyarakat dan pengusaha di kawasan Cibaduyut sehingga pemeliharaan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi harus melibatkan masyarakat dan pengusaha setempat , sehingga apa yang sudah dibangun diperbaiki tidak cepat rusak dan pembangunan yang dilakukan hanya sebatas memenuhi tuntutan saja.

Tidak dilaksanakannya sosialisasi pemeliharaan kawasan cibaduyut ini akhirnya menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan, yaitu mengakibatkan kerusakan terhadap infrastruktur yang telah dilakukan revitalisasi serta kebiasaan masyarakat setempat yang tidak berubah terutama dalam pembuangan sampah. Berikut ditampilkan kerusakan infrastruktur serta kebiasaan dari masyarakat sekitar kawasan cibaduyut yang tidak berubah selama 10 (sepuluh) bulan setelah dilakukannya revitalisasi :

a. Jalan yang Retak-Retak

Perbaikan jalan yang dilakukan dengan pembetonan memang membuat stabilnya permukaan jalan di kawasan Cibaduyut sehingga tidak cepat berlubang, tetapi dikarenakan antara sambungan beton tidak disatukan dengan hotmix, menyebabkan retaknya antara sambungan beton tersebut dikarenakan setiap harinya jalan raya Cibaduyut dilalui oleh banyak kendaraan terutam bis-bis pariwisata.

(19)

Gambar 4.17 Jalan retak-retak

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

b. Trotoar Rusak

Trotoar yang sudak direvitalisasi, agar para wisatawan yang datang ke kawasan Cibaduyut nyaman berjalan menyusurusi kawasan untuk berbelanja, dan dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik toko dan pemilik rumah yang trotoar depan toko/rumahnya diperbaiki mempergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak semestinya, seperti : dipakai untuk parkir kendaraan, bongkar muat dan kegiatan lainnya yang dapat merusak trotoar.

(20)

Gambar 4.18 Trotoar Rusak

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

c. Tidak Terawatnya Drainase

Drainase yang sudah diperbaiki dengan memperbesar selokan dan dibuatkanya pintu drainase untuk dilakukan pembersihan selokan, ternyata oleh pengusaha pemilik toko dan pemilik rumah yang ada dipinggir jalan kawasan Cibaduyut tidak dilakukan perawatan dengan baik, sehingga di musim hujan bulan Oktober 2012 ini, banjir cileuncang kerap terjadi kembali karena lubang drainase yang tertutup sampah serta tidak dilakukan pembersihan selokan secara berkala/rutin.

Gambar 4.19 Drainase Rusak

(21)

d. Tidak Terawatnya Pohon

Pohon-pohon yang sudah ditanam agar tumbuh menjadi besar pun agar kelak kawasan Cibaduyut kembali rindang, ternyata dikarenakan tidak terawat dengan baik mengakibatkan banyak pohon-pohon tersebut mati

Gambar 4.20

Pohon-pohon Tidak Terawat

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

e. Tidak Terawatnya Lampu Penerangan Jalan

Lampu-lapum penerangan jalan yang sudah dipasang di beberapa titik terlihat mati dan di beberapa titik lainnya sinar lampunya sudah redup.

f. Pembuangan Sampah Masyarakat

Kebiasaan ini yang sangat sulit diubah dari masyarakat sekitar kawasan Cibaduyut yaitu menyimpan atau membuang sampah toko atau rumah tangga di pinggir jalan, dengan dalih bahwa nanti akan dibersihkan oleh petugas kebersihan, hal ini sangat kentara terlihat terutama di pagi hari.

Tumpukan-tumpukan sampah terjadi dibeberapa titik, sehingga meninggalkan kesan kumuh kawasan Cibaduyut di pagi hari.

(22)

Gambar 4.21

Tumpukan Sampah Setiap Pagi

Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012

g. Pedagang Kaki Lima yang belum ditertibkan, Lahan Parkir yang kurang dan Kemacetan

Dengan dilakukannya revitalisasi di kawasan Cibaduyut seharusnya dapat memecahkan permasalahan permasalahan lain yang terjadi, sehingga wisatawan yang datang ke kawasan Cibaduyut akan semakin betah dan nyaman dalam berbelanja sehingga mereka akan tinggal lebih lama. Tiga permasalahan yang paling krusial yang seharusnya ditindaklanjuti untuk diselesaikan oleh Pemerintah Kota Bandung selain masalah infrastruktur yaitu :

(23)

1. Lokalisasi Pedagang Kaki Lima, karena mereka masih berdagang/berjualan di trotoar dan bahu jalan sehingga menimbulkan kemacetan;

2. Lahan Parkir kendaraan roda empat yang perlu ditambah, dimana dengan banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di bahu jalan menyebabkan penyempitan jalan, otomatis menyebabkan kemacetan;

3. Kemacetan pun terjadi dikarenakan adanya dua pertigaan jalan yang saling memotong arus jalan dan sampai dengan saat ini belum dicarikan solusinya.

4.2 Prinsip Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Salah satu kegiatan penting dari kegiatan revitalisasi, adalah kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh instansi Pemerintah Daerah dan dapat menumbuhkan kesadaran di masyarakat untuk berperan serta

Revitalisasi infrastruktur kawasan Cibaduyut mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat secara berkesinambungan. Infrastruktur yang direvitalisasi harus dapat dimanfaatkan sampai masa yang panjang, untuk itu diperlukan upaya pemanfaatan dan pemeliharaan. Bila infrastruktur yang telah direvitalisasi tidak memberikan manfaat jangka panjang akibat lemahnya pemeliharaan, akan berakibat pada tidak tercapainya harapan masyarakat dan tujuan program, oleh karena itu perlu adanya ketegasan, penanggungjawab dan rencana pemeliharaan infrastruktur yang baik sesuai kebutuhan terhadap sarana & prasarana yang telah direvitalisasi.

Dengan melihat tujuan dari dilakukannya pemeliharaan kawasan yang sudah direvitalisasi yaitu mengoptimalkan pemanfaatan berkelanjutan oleh

(24)

masyarakat, terjaminnya kualitas prasarana yang direvitalisasi agar tidak cepat rusak, serta terwujudnya kawasan visibilitas (menarik dikunjungi), dan

investibilitas (ramah bagi pemodal/investor), maka untuk pelaksanaan

pemeliharaan memerlukan kerjasama antar instansi pemerintah dan menumbuhkan kesadaran pada warga masyarakat sekitar yang didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Dan untuk melihat efektif atau tidaknya kerjasama pemeliharan dilakukan maka dilakukan penelitian dan wawancara di lapangan mengenai penggunaan prinsip-prinsip umum good governance , yang terdiri dari :

4.2.1 Transparansi

Untuk transparansi berupa penyebaran informasi atau pertemuan dengan masyarakat tentang pemeliharan kawasan revitalisasi Cibaduyut ini berdasarkan hasil dari penelitian di lapangan tidak secara intensif dilakukan oleh dinas-dinas terkait, walaupun pada saat dilakukan wawancara kepada Dudy Prayudi, ST, MT (Bidang Penataan Bangunan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya) menyampaikan, “Adanya proses sosialisasi/penyebaran informasi melalui seminar mengenai

konsep yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat atau belum”.

Sedangkan Ibu Dewi salahsatu pemiliki Toko Pakaian di Cibaduyut menyatakan, “tidak ada sosialisasi/penyebaran informasi konsep pemeliharaan,

bahkan trotoar sudah banyak yang rusak lagi dilakukan perbaikan secara swadaya oleh pemilik toko yang berdekatan, itupun pemilik toko yang mempunyai kesadaran untuk melakukan perbaikan, sedangkan banyak juga pemilik toko yang

(25)

tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan perbaikan membiarkan rusak begitu saja fasilitas yang sudah direvitalisasi.”

4.2.2 Akuntabilitas

Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-DISKUKM. PERINDAG/2009 tentang Tim Revitalisasi Sentra Industri dan Perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jeans Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binong Jati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu, adalah sebagi berikut :

Pengarah : 1. Walikota Bandung; 2. Wakil Walikota Bandung;

3. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah departemen Perindustrian;

4. Direktur Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri Departemen Perdagangan;

5. Kepala Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat;

6. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat;

7. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat;

8. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Bandung

9. Ketua Dewan Pertimbangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung

Ketua : Sekretaris Daerah Kota Bandung

Wakil Ketua I : Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pada Sekretariat Daerah Kota Bandung

Wakil Ketua II : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung;

Sekretaris : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Wakil Sekretaris I : Kepala Bagian Perekonomian pada Sekretariat

Daerah Kota Bandung

Wakil Sekretaris II : Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung Pembidangan :

(26)

Bidang Penataan Prasarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada;

2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan I pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

3. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan II pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan III pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan IV pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang Penataan Sarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada;

2. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang Penataan Sarana Perdagangan

Koordinator : Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Anggota 1. Kepala Seksi Sarana Perdagangan dan Bimbingan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2 Kepala Seksi Perdagangan Jasa pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

3. Kepala Seksi Sarana Perdagangan Kecil Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

(27)

perdagangan Bidang Penataan

Sarana Sentra Produksi

:

Koordinator : Kepala Bidang Industri Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Seksi Tekstil Produk Tekstil dan Mesin Elektronik pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2. Kepala Seksi Agro, Kimia,Logam, Alat Angkut, Transportasi dan Elektronik pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

3. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

4. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang Penataan Ruang Kota

:

Koordinator : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung

2. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung

3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung 4. Kepala Bagian Pembangunan dan Sumber Daya

Alam pada Sekretariat Daerah Kota Bandung 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelola

Perparkiran pada Dinas Perhubungan Kota Bandung

6. Kepala Bidang Perencanaan Fisik pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 7. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan Bidang Penataan

Permodalan Usaha :

Koordinator : Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung

(28)

Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

3. Para Kepala Badan Umum Milik Negara (BUMN) dan Badan Umum Milik Daerah (BUMD) di Kota Bandung

4. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang

Pengembangan Jasa Kepariwisataan

Koordinator : Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Komunikasi dan Informatika Kota Bandung

2. Kepala Bagian Pemerintahan Umum pada Sekretariat Daerah Kota Bandung

3. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

4. Kepala Bidang Sosial Budaya pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 5. Kepala Seksi Ekspor Impor dan Hubungan

Kerjasama Luar Negeri pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Tim Revitalisasi mempunyai tugas pokok sebagaimana berikut :

1. Membuat jadwal dan rencana kerja pelaksanaan revitalisasi yang efektif dan efesien;

2. Mengidentifikasi, menginventarisir, mengkaji dan menelaah serta menyusun berbagai data dan permasalahan dalam revitalisasi serta industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

(29)

3. Membuat rumusan kebijakan teknis revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

4. Memberikan pertimbangan/rekomendasi mengenai rencana revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

5. Mengkooordinasikan segala kegiatan dalam rangka mendukung upaya revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

6. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan atau pemerintah daerah dalam rangka revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

7. Menampung aspirasi masyarakat dalam upaya pelaksanaan revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

8. Merekomendasikan pelaksanaan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah/instansi terkait kepada para pelaku usaha di sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean’s Cihampelas, Kaos

(30)

dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

9. Melaporkan pelaksanaan Keputusan ini secara berkala sewaktu-waktu apabila diminta kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah Kota Bandung.

Anggaran revitalisasi kawasan Cibaduyut sudah masuk dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja) Kota Bandung yang juga telah disetujui oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Kota Bandung Anggaran Tahun 2011.

Anggaran untuk melakukan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini pada Tahun 2011 terdapat di Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan, dengan besarnya anggaran sebagai berikut :

Tabel 4.4

Anggaran Revitalisasi Kawasan Cibaduyut

No Pekerjaan Nilai Tahun

1 Peningkatan Jl.Cibaduyut Lama 100jt 2005 2 Rehabilitasi Saluran Jl.Cibaduyut

Lama 45jt 2005

3 Peningkatan Jl.Cibaduyut 350jt 2006

4 Pembangunan Trotoar

Jl.Cibaduyut 100jt 2007

5 Pembangunan Saluran dan

Trotoar Jl.Cibaduyut Raya 588jt 2009

6 Perencanaan Revitalisasi

Jl.Cibaduyut 200jt 2009

7 Peningkatan Jl.Cibaduyut Raya

(Tahap I) 1,25M 2010

(31)

(Tahap II)

9 Peningkatan Jalan, Saluran , dan

Trotoar Cibaduyut Raya 3,30 M 2011

10

Penanaman pohon, peletakan tanaman dan pemasanngan reklame 50 M (sifat anggaran untuk keseluruhan kawasan di Kota Bandung, termasuk di dalamnya untuk Kawasan Cibaduyut) 2011

Untuk pemeliharaan kawasan revitalisasi kawasan tidak ada anggaran khusus yang dapat digunakan tetapi anggaran pemeliharaan ini bersifat menyeluruh terhadap semua fasitas sarana dan prasarana yang ada di Kota Bandung.

Dinas yang mempunyai anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana di Pemerintah Kota Bandung terdapat pada Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan.

Seperti yang diutarakan oleh Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) Dinas Bina Marga dan Pengairan, menyampaikan, “untuk anggaran masih

bersatu dengan anggaran pemeliharaan lainnya sesuai dengan program kerja dinas marga. Ada anggaran tanggap darurat untuk pemeliharaan yang sangat penting dan mendadak.”

Dan untuk besaran anggaran pemeliharaan pun telah disebarkan informasinya secara terbuka kepada publik dengan menggunakan internet yang

(32)

dapat diunduh melalui http://LPSE.Bandung.go.id pada Rencana Umum Pemilihan (RUP) Tahun Anggaran 2012, dengan besar anggaran sebagai berikut :

Tabel 4.5

Anggaran Pemeliharaan

No Instansi Nilai Tahun

1 Dinas Bina Marga dan Pengairan 10.849.012.700 2012 2 Dinas Pemakaman dan

Pertamanan 2.235.000.000 2012

4.2.3 Partisipatif

Tahapan sosialisasi dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka akan dimulainya revitalisasi kawasan Cibaduyut, hal ini dilakukan sesuai dengan Tugas Pokok Tim Revitalisasi yaitu melakukan sosialisasi kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah dan menampung aspirasi masyarakat.

Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Pebruari 2011 jam 09.00 s/d 11.00 bertempat di Kantor Kecamatan Bojongloa Kidul dilakukan pertemuan antara Walikota Bandung yang didampingi unsur OPD terkait seperti Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan, Dinas Bina Marga, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, dan Dinas Pemakaman dan Pertamanan ; unsur KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Kota Bandung dan DPE (Dewan Pertimbangan Ekonomi) Kota Bandung; dan beberapa anggota DPRD Kota Bandung dengan masyarakat dan pengusaha yang ada di kawasan Cibaduyut.

(33)

Dalam pertemuan ini Walikota Bandung menyampaikan : “Secara

bertahap, Pemkot Bandung akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan, trotoar, drainase dan sarana perparkiran kawasan sentra wisata dan industri perdagangan yang ada di kota Bandung, khususnya kawasan Cibaduyut yang memerlukan penanganan yang cepat dikarenakan kondisi infrastrukturnya sudah tidak nyaman lagi bagi wisatawan yang datang akan berwisata belanja.”

Selanjutnya Walikota Bandung juga menegaskan bahwa : “perlunya ada

percepatan terkait penataan tujuh kawasan sebagai sentra industry perdagangan Kota Bandung, yakni sentra sepatu Cibaduyut, sentra jeans Cihampelas, sentra kaus Surapati, sentra rajut Binongjati, sentra kain Cigondewah, sentra tahu tempe Cibuntu-Andir dan sentra boneka Sukajadi.Untuk kemajuan sentra dan menjadikan potensi yang mendorong perekonomian ekonomi kota yang bisa diandalkan, pemkot Bandung merencanakan akan membentuk tim gabungan yang melibatkan DPE, Kadinda dan organisasi profesi lainnya disektor wisata, diantaranya Arsita, PHRI dan biro perjalanan termasuk wartawan media massa.”

Sementara Koordinator Sentra Sepatu Cibaduyut, Tendi menyatakan :“memang dibutuhkan percepatan pelaksanaan revitalisasi di Kawasan

Cibaduyut, dikarenakan kondisinya yang sudah sangat mengkhawatirkan diantaranya kondisi jalan yang rusak, trotoar yang sudah tidak nyaman, kemacetan serta terjadinya banjir pada saat musim penghujan dikarenakan kondisi drainase yang sudah tidak baik. Disamping itu diperlukan adanya lahan yang refresentatif untuk digunakan sebagai lahan parkir, dikarenakan pada saat

(34)

waktu libur kendaraan yang masuk ke Kawasan Cibaduyut tidak hanya kendaraan pribadi tetapi juga bus-bus pariwisata.Pihaknya juga mewacanakan akan menata kios-kios PKL oleh-oleh Bandung diantaranya pedagang pakaian jadi, kaus dan aneka gorengan, ditarik masuk ke sarana parkir. Dibuat semacam pasar tradisional, sehingga kawasan Jalan Cibaduyut bersih, tidak kumuh dan lalu lintas tidak macet. “Kitapun sudah ngobrol dengan pengrajin sepatu, proses home industry alas kaki Cibaduyut juga akan ditampilkan menjadi obyek wisata”.

Camat Bojongloa Kidul pun pada kesempatan pertemuan ini menyampaikan :“segala permasalahan-permasalahan yang ada di Kawasan

Cibaduyut dan mengharapkan agar pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut menjadi prioritas.utama untuk direalisasikan.”

Sesuai dengan maksud dari pertemuan yaitu menyamakan persepsi dan konsep revitalisasi yang akan dilaksanakan di Kawasan Cibaduyut, dimana Pemerintah Kota Bandung mempunyai kewenangan dalam hal penganggaran juga harus menampung aspirasi keinginan masyarakat setempat dan pihak swasta mengenai revitalisasi yang diinginkan, sehingga pelaksaaan revitalisasi yang direncanakan merupakan hasil dari sebuah kesepakatan antara unsur pemerintah, masyarakat dan swasta.

Adapun usulan yang muncul dari masyarakat dan para pengusaha Cibaduyut pada kesempatan ini disampaikan oleh salah seorang perwakilannya yaitu Anto, yang telah membuatkan beberapa gambar desain-desain disertai keterangan-keterangan tentang konsep revitalisasi yang selain menggunakan angaran dari pemerintah tetapi juga membuka kesempatan kepada pihak-pihak

(35)

swasta lain untuk terlibat. Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan adalah sebagaimana berikut :

(36)

Gambar 4.22

Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan

Sumber :Dokumen Kecamatan Bojongloa Kidul

Memperhatikan susunan Tim Revitalisasi terlihat pada susunan anggota Bidang Sarana ,Prasarana dan Penataan Ruang Kota melibatkan Camat serta koordinator masing-masing sentra industri dengan maksud sebagi akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme perencanaan, pembangunan dan pengendalian pembangunan.

Pelaksanaaan revitalisasi infrastruktur Kawasan Cibaduyut memang telah ditunggu sejak lama oleh masyarakat sekitar Cibaduyut, dikarenakan kerusakan infrastruktur yang terjadi selain mengganggu aktifitas keseharian juga sedikitnya bagi para pemilik toko dan pengusaha mempengaruhi terhadap omzet penjualan dan produksi.

Tetapi memang pada saat penyampaian informasi awal akan dilaksanakannya revitalisasi infrastruktur kawasan tidak seluruh masyarakat terutama pemilik toko serta bangunan yang ada di pinggir jalan mengetahui konsep revitalisasi sehingga pada saat dilakukannya tahapan pelaksanaan revitalisasi pemilik toko dan bangunan yang berada di pinggir jalan mengeluhkan terganggunya aktifitas usaha mereka, seperti yang dituturkan oleh Bapak Asep

(37)

salahsatu pemilik Toko Sepatu yang menyatakan, “ tidak menerima sosialisasi

mengenai revitalisasi Kawasan Cibaduyut, hanya melihat dan menerima realisasinya saja.”

Begitu pula setelah selesai dilakukannya revitalisasi infrastruktur Kawasan Cibaduyut hamper seluruh pemilik toko dan bangunan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang telah direvitalisasi, dikarenakan tidak adanya penyampaian informasi lanjutan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada para pengurus RT, RW dan masyarakat sekitar Cibaduyut , bagaimana seharusnya memelihara kawasan yang telah selesai dilakukan revitalisasi agar tidak cepat rusak, berumur panjang serta dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Salahsatu pemandangan yang sangat kentara tidak ada perubahan dari pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini adalah adanya titik-titik lokasi penumpukan sampah setiap hari terutama di pagi hari dari mulai jam 06 sampai dengan jam 10 (dilakukan pengangkutan tumpukan sampah oleh truk dari PD. Kebersihan), walaupun dilakukan pengangkutan tumpukan-tumpukan sampah ini terus saja berulang sehingga menimbulkan kesan kumuh kawasan pariwisata.

Tema permasalahan penumpukan sampah ini sebenarnya sudah sering menjadi pokok bahasan di aparat kewilayahan (Kecamatan dan Kelurahan) yang mencoba berkomunikasi dengan para pengurus RT/RW untuk mencari solusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah ini, tetapi sampai dengan saat ini belum diperoleh suatu titik temu pemecahan masalahnya, karena penumpukan sampah selain berasal dari sisa-sisa wisatawan yang membuang sampah secara

(38)

sembarangan, juga dilakukan oleh masyarakat rumah tangga sekitar Cibaduyut yang tidak memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Harian Umum Pikiran Rakyat pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012 memberikan berita penumpukan sampah ini dengan judul “Tumpukan sampah Dikeluhkan (Kedisiplinan Warga di Cibaduyut Masih Minim)”, dengan inti berita : “Warga dan pengguna jalan Cibaduyut Kota Bandung, mengeluhkan sampah

yang selalu menumpuk di pinggir jalan, di depan beberapa toko. Tumpukan sampah itu kerap mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan yang memang bervolume padat. Juga dilakukan wawancara terhadap warga Cibaduyut, Bapak Ahmad Syarif yang menyatakan, “Tiap pagi, ketika lewat sini, selalu ada tumpukan sampah. Bukan hanya di satu tempat, melainkan banyak dengan jarak 10-50 meter”. Sedangkan Bapak Jafar menyatakan, “Sampah semakin menggunung pada keesokan paginya, apalagi kalau petugas dari PD. Kebersihan terlambat datang dan jika turun hujan, sampah itu menyebabkan tersumbatnya drainase dan akhirnya terjadi cileuncang.”

Untuk permasalahan sampah ini pun setelah ditelusuri terhadap pemilik toko dan bangunan di pinggir jalan, ternyata ada dua versi cerita yang berbeda yaitu, pertama, seperti yang dituturkan Ibu Dewi pemilik toko pakaian menyatakan, “Secara pribadi saya dan karyawan saya sangat menyadari dan

berusaha aktif dalam menjaga revitalisasi yg ada disekitar kami. Contohnya : mengenai sampah, kami inisiatif membuang sampah sendiri ke TPS dekat jalan tol dengan bayar iuran sendiri. Namun tetangga disekeliling kami banyak yg tidak kooperatif dalam menjaga kebersihan. Mereka secara rutin membuang sampah ke

(39)

jalan, bahkan ada yg dimasukkan ke lubang air gorong2. Saya jg pernah mengingatkan mereka.. tapi hal tsb tetap dilakukan secara berulan.”. Yang kedua

yang dituturkan oleh Bapak Ridwan pemilik toko sepatu menyatakan, “Memang

di depan toko kami setiap pagi ada penumpukan sampah, tapi sampah-sampah itu berasal dari sampah toko kami yang kami simpan di depan toko karena telah terbiasa koordinasi dengan truk pengangkut sampah, sedangkan apabila tiap pagi tumpukan menjadi menggunung, karena banyak warga yang di belakang toko kami yang ikut membuang sampah serta masyarakat yang lewat pun apabila malam menggunkan motor membuang berplastik-plastik sampah dan mereka tidak berkoordinasi sedikitpun seperti kami.”

4.2.4 Efesiensi dan Efektivitas

Untuk pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini telah dilakukan wawancara dengan beberapa instansi terkait yang masuk ke dalam Tim Revitallisasi untuk Bidang Penataan Ruang Kota serta Bidang Penataan Sarana dan Prasarana yaitu terdiri Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Dinas Pemakaman dan Pertamanan dan Kecamatan Bojongloa Kidul selaku penangungjawab wilayah, sebagaimana berikut :

Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya berperan sebagai pengonsep dalam revitalisasi industri di kawasan Cibaduyut, seperti yang diutarakan oleh Dudy Prayudi, ST. MT (Bidang Penataan Bangunan) : “Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya berperan dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan

(40)

lingkungan).Selain itu Distarcip berperan dalam pelegalan tempat atau kawasan tertentu seperti pelegalan tempat industri sepatu.Untuk pengalokasian tempat dagang, dikarenakan kepemilikan bangunan adalah milik warga, sehingga apabila dibeli oleh pemerintah harus melalui pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama, sehingga sekarang ini fokus kajian dilakukan pada pembangunan sentra parkir.Tetapi sampai saat ini hal tersebut belum dapat direalisasikan dikarenakan sulitnya mencari lahan, sehinga untuk tempat parkir digunakan lahan industri yang mempunyai lahan besar untuk parkir sebagai tempat parkir bagi wisatawan yang berkunjung, seperti oulet ouval memiliki lahan parkir yang luas, selain itu dinas tata ruang sekarang ini melakukan tata ruang untuk koridor jalan”. Selanjutnya beliau menyampaikan tentang kaitan

anggaran yang disiapkan oleh Distarcip, “Untuk Distarcip tidak ada anggaran

khusus dalam revitalisasi industri Cibaduyut karena Distarcip hanya membuat konsep tata ruang dalam RTBL di Cibaduyut pada tahun 2008, distarcip hanya mengirimkan tim ahli sebagai ahli pembuat tata lokasi sentra industri cibaduyut. Pelaksanaan fisiknya yang membutuhkan dana dilaksanakan oleh dinas bina marga , pertamananan dan lainnya.

Dari hasil wawancara terlihat peran dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) adalah dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan lingkungan).

(41)

Revitalisasi industri Cibaduyut Konsep Tata Ruang (RTBL) Distarcip Masyarakat Cibaduyut FGD Swasta Gambar 4.23 Program RTBL

Sumber :Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

Dari gambar kerjasama pada dinas tata ruang dan cipta karya, menunjukkan bahwa melalui FGD diharapkan dapat menampung aspirasi masyarakat Cibaduyut dan menyatukan konsep dengan Distarcip untuk mencapai suatu kesepakatan. Setelah terbentuk suatu kesepakatan konsep yang dituangkan dalam RTBL selanjutnya pihak swasta dapat berperan serta dalam mengganggas ide untuk mewujudkan konsep tersebut.

Peran Dinas Bina Marga dan Pengairan sebagai eksekutor atau pelaksana dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut, diutarakan oleh Mochmad Hasan (Bidang Perencanaan), “ Dinas Bina Marga dan Pengairan bertindak selaku pelaksana

dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut dengan besarnya anggaaran tahun 2011 sebesar Rp 3,30 M yang diperuntukkan bagi peningkatan jalan, saluran dan trotoar Cibaduyut Raya dan Cibaduyut Dalam serta pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum) di jalan Cibaduyut Lama mulai dari jalan raya Cibaduyut sampai jalan Kopo. Untuk tahapan pelaksanaan revitalisasi kawasan

(42)

selanjutnya, “Prosesnya di mulai dari tahun 2005, yang dilakukan adalah

mengerjakan program yang telah diprogramkan oleh Bina Marga berdasarkan SK walikota, tetapi untuk pekerjaan yang benar-benar besar dilakukan pada tahun 2010 hingga 2011.

Dari hasil wawancara peran dari Dinas Bina Marga dan Pengairan dalam Revitalisasi Industri Cibaduyut adalah sebagai dinas yang mempunyai tugas untuk melakukan perbaikan jalan utama seperti peningkatan jalan, perbaikan saluran dan trotoar, selain itu dinas ini berperan juga dalam pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum) dijalan cibaduyut termasuk daerah revitalisasi. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sudah terjalin kerjasama antara pihak swasta dengan dinas bina marga dan pengairan dalam pemeliharaan revitalisasi. Selain itu bila terjadi kerusakan dari fasilitas yang telah dibangun,masyarakat yang memberitahukan kepada pihak dinas melalui pihak kecamatan.

Dinas Pemakaman dan Pertamanan berperan sebagai pendukung dalam untuk menunjang keindahan dan kebersihan di kawasan Cibaduyut, seperti yang diutarakan Heri Guratman (Sekretaris Dinas Pemakaman dan Pertamanan), “Peran Dinas Pemakaman dan Pertamanan dalam revitalisasi cibaduyut adalah :

menentukan dekorasi daerah revitalisasi, penempatan reklame, melakukan penanaman pohon agar penampilan daerah revitalisasi terlihat lebih nyaman dan sehat dan melakukan kegiatan penempatan atau tempat penanaman pohon dan tanaman-tanaman sebagai hiasan daerah revitalisasi”. Sedangkan untuk besaran

anggaran yang dipersiapkan, beliau menambahkan, “ Untuk Dinas Pemakaman

(43)

ke daerah prioritas sebagai agenda kerja dinas pertamanan yang dibawahi oleh Walikota. Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya mengonsep daerah atau tempat yang potesial untuk ditanami pohon dan pemasangan reklame yang anggarannya sudah tercover oleh anggaran tahunan Dinas Pemakaman dan Peertamanan sebesar 50 Milliar. Anggaran tersebut sudah termasuk penanaman pohon, peletakan tanaman, pemasangan reklame, dan penghijauan untuk seluruh daerah yang ada di Kota Bandung.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa peran Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya menjadi penunjang ataupun pelengkap dalam revitalisasi. Lingkungan dan dekorasi Cibaduyut dilakukan oleh dinas ini. Kurangnya personil pada dinas ini menyebabkan sukarelawan dari warga untuk ikut melaksanakan revitalisasi. Selain itu setelah revitalisasi,pemeliharaan pun dilakukan bersama dengan warga.

Sedangkan peran dari aparat kewilayahan seperti Kecamatan dan Kelurahan dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut, Sudjito (Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Bojongloa Kidul) dan Tisna (Lurah Cibaduyut) menyampaikan hal yang sama, “Adanya koordinasi dari OPD terkait

mengenai revitalisasi industri sepatu Cibaduyut dengan pihak Kecamatan. Dari dinas Tata Ruang dan Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan Pengairan mengundang pihak kecamatan untuk rapat mengenai revitalisasi industri sepatu yang akan dilakukan Cibaduyut”. Dan untuk penyampaian program revitalisasi

kepada masyarakat mereka menyampaikan, “Pihak kecamatan mensosialisasikan

(44)

Cibaduyut dan pihak kelurahan berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk membantu penyampaian informasi tersebut”. Tentang keterlibatan pengusaha dan

masyarakat setempat pun mereka menyampaiakan, “ Pengusaha sepatu secara

umum mendukung adanya revitalisasi tersebut karena memang membantu mereka dalam mengembangkan usahanya, disini pengusaha sepatu menjadi salah satu objek yang terkait langsung terhadap revitalisasi seperti pembangunan jalan raya disekitar toko mereka. Namun pada saat pelaksanaan teknis nya memang belum ada koordinasi yang baik dari pihak pemborong terhadap Kecamatan, kelurahan dan RT/RW setempat sehingga pihak toko merasa terganggu aksesnya saat pemborong membangun jalan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Sedangkan hasil wawancara dengan pihak kecamatan dan kelurahan Cibaduyut menunjukkan bahwa masyarakat berinteraksi dengan OPD terkait dalam revitalisasi melalui pihak Kecamatan dan Kelurahan. Pihak Kelurahan menampung segala aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi yang dilakukan,bahkan setelah revitalisasi selesai pun masih dilakukan peninjauan. Setelah itu baru lah pihak Kelurahan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak Kecamatan. Selanjutnya pihak Kecamatan akan melalakukan diskusi dengan OPD yang terkait untuk menyampaikan hal tersebut. Berikut adalah jalur informasi ataupun penyampaian aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi di Cibaduyut :

Masyarakat pihak kelurahan pihak kecamatan SKPD Gambar 4.24

Jalur Informasi Aspirasi Masyarakat

(45)

Tanda panah dua arah menunjukkan jalur untuk penyampaian informasi dapat berlaku dari OPD kepada pihak kecamatan lalu pihak kelurahan, kemudian sampai ke masyarakat.

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan yaitu, “ Jika proyek besar sering dilakukan oleh pihak ke tiga

dengan melakukan proses pelelangan biasanya untuk anggaran pemeliharaan yang lebih dari 100jt. Jika proyek kecil dilakukan oleh Bina Marga langsung sesuai program yang telah ada, yang sering disebut swakelola. Keterlibatan masyarakat hanya sebagai pihak yang menyampaikan kepada Dinas Bina Marga bila ada kerusakan pada jalan, trotoar ataupun lampu penerangan. Dengan bidang khusus yang menangani pemeliharaan di Dinas Bina Marga adalah Bidang Pemeliharaan.”

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas), “ Untuk

konsep dekorasi kawasan Cibaduyut melibatkan masukan dari masyarakat, dimana masyarakat yang ingin melakukan penanaman pohon di daerah revitalisasi yang belum ditanami pohon atau tanaman, masyarakat dapat meminta pohon dan tanaman ke Dinas Pemakaman dan Pertamanan, kemudia dinas melalui bagian RTH (penghijauan) melakukan peninjauan lokasi guna memastikan tempat yang akan ditanami itu baik atau tidak.. Sedangkan untuk operasional dilapangan dengan bidang yang menangani pemeliharaan terdiri dari Bidang RTH (penghijauan) dan Bidang Pertaman melibatkan juga aparat

(46)

kewilayahan dan Satpol PP, yaitu melakukan penyiraman pepohonan yang ada di daerah revitalisasi dengan armada tanki berjumlah 6 mobil. Pemotongan pohon-pohon tua yang dapat mengganggu keselamatan di jalan raya maupun bangunan bangunan yang berada disamping pohon. Penanaman ulang pohon-pohon yang mati, penyimpanan kembali tanaman-tanaman yang potnya telah rusak dan pemberian pupuk secara berkelanjutan untuk tanaman dan pohon agar tidak mati. Satpol PP juga diberikan mandat untuk mengamankan PKL yang seringkali merusak tanaman dan pohon-pohon yang sedang tumbuh. Adapun kendala yang

dihadapi oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan, dituturkan, “Kurangnya

personil, peralatan, dan perlengkapan kerja. Hanya ada 6 mobil tanki untuk menyiram 604 taman termasuk daerah revitalisasi. Sekarang ini pekerja-pekerja yang sering bertugas untuk melakukan pemeliharaan adalah sukwan yang tidak mendapat gaji dari negara.”

4.2.5 Konsensus, Saling Menguntungkan dan Memajukan

Untuk konsensus dilakukannya pemeliharaan kawasan revitalisasi Pemerintah Kota Bandung berdasarkan kepada Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295-DISKUKM.PERINDAG/2009, bahwa untuk pemeliharaan kawasan yang sudah direvitalisasi menjadi tanggungjawab :

Pembidangan : Bidang Penataan Prasarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada;

2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan I pada Dinas Bina Marga dan

(47)

Pengairan Kota Bandung;

3. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan II pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan III pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan IV pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung;

6. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang Penataan Sarana

:

Koordinator : Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung

Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada;

2. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan

Bidang Penataan Ruang Kota

:

Koordinator : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

Anggota : 1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung

2. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung

3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung 4. Kepala Bagian Pembangunan dan Sumber Daya

Alam pada Sekretariat Daerah Kota Bandung 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelola

Perparkiran pada Dinas Perhubungan Kota Bandung

6. Kepala Bidang Perencanaan Fisik pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 7. Koordinator masing-masing sentra industri dan

perdagangan

Dan untuk komitmen saling menguntungkan dan memajukan, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan (kecamatan dan kelurahan), yaitu : “Bila terdapat prasarana yang rusak warga melapor ke RT/RW

(48)

setempat kemudian ke kelurahan yang nantinya akan disampaikan kepada pihak Kecamatan. Setelah itu barulah pihak Kecamatan melapor terhadap SKPD terkait. Namun bila prasarana tersebut rusaknya ringan terkadang langsung ditangani oleh kelurahan setempat. Secara rutin pun pihak kecamatan, kelurahan dan warga melakukan pemeliharaan yang ringan-ringan dengan melakukan kegiatan JumSih (Jumat Bersih).”

Untuk pemeliharan yang dilakukan oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan aparat kewilayahan menyampaikan, “Masyarakat kadang meminta

pohon melalui kelurahan untuk disampaikan ke kecamatan sebelum ke dinas terkait namun memang dari dinas tersebut tidak dapat langsung menanggapi permintaan masyarakat. Dinas tersebut perlu melakukan survey kelayakan tanam di daerah yang dituju dan prosesnya cukup lama karena memang adanya prioritas daerah yang jauh lebih membutuhkan penanaman pohon. Sedangkan

untuk masalah “penumpukan sampah” disepanjang Jalan Cibaduyut,”Sebenarnya

sudah ada peringatan dan sosialisasi dari pihak kelurahan dan kecamatan, namun memang masyarakat masih kurang tertib. Selain itu bukan hanya warga setempat saja yang membuang sampah disana namun ada warga dari daerah lain yang dekat lokasi ikut menimbun sampah pada lokasi tersebut. Hal tersebut terbukti pada saat dilakukannya sidak di malam hari oleh pihak kelurahan.

4.3 Bentuk Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya terhadap pemeliharaan , seperti yang diutarakan oleh Dudy Prayudi (Bidang Penataan Bangunan) , “Tidak ada

(49)

pemeliharaan karena Distarcip hanya membuat konsep perencanaan dalam RTBL (rencana tata bangunan dan lingkungan)”. Sedangkan mengenai kendala yang

dihadapi pada saat perencanaan yang belum direalisasikan, Dudy Prayudi, menyampaikan, “Distarcip menghadapi kendala dalam penyediaan lahan parkir

karena harus melakukan pembebasan lahan masyarakat untuk memperluas jalan sehingga kapasitas parkir bertambah. Pembebasan lahan masyarakat memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga akhirnya pembangunan fisik untuk parkir pun tidak terlaksana, dan saat ini tempat parkir yang tersedia diantaranya adalah tempat parkir di Oval” .

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk kerjasama pemeliharaan yaitu, “ untuk pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan

Cibaduyut memang tidak dilaksanakan secara formal, tetapi fungsi tim yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari dinas yang harus dilaksanakan, dikarenakan di dinas kami ada anggaran pemeliharaan maka bila ada sarana yang rusak akan diperbaiki.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan (kecamatan dan kelurahan), yaitu : “kerjasama tim revitalisasi dilakukan pada

saat dilaksanakannya sosialisasi akan dilaksanakannya revitalisasi, tetapi memang tidak menjelaskan secara detail apa tugas dari kecamatan dan kelurahan, hal ini dimungkinkan karena pelaksanaan tugas tim disesuaikan dengan tupoksinya masing-masing ”

(50)

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini

seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas),

“ kerjasama tim revitalisasi secara otomatis telah terbentuk sendiri, karena masing-masing dinas telah mengetahui apa yang harus dikerjakan sesuai dengan anggaran yang ada”.

4.4 Koordinasi Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Koordinasi dari pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan revitalisasi Cibaduyut , seperti yang diutarakan oleh Dudy Prayudi (Bidang Penataan Bangunan) , “untuk koordinasi antar tim revitalisasi berjalan secara sistematis,

Distarcip selaku koordinator bidang penataan ruang kota membuat RTBL, selanjutnya menyerahkan tanggungjawab untuk melakukan pembangunan sarana prasarana serta pemeliharaannya kepada dinas-dinas terkait yang termasuk dalam tim revitalisasi”.

Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk kerjasama pemeliharaan yaitu, “ koordinasi pembangunan hanya dilakukan secara internal

ketika anggaran pembangunan sarana dan prasarana telah masuk dan disetujui, dimana dinas langsung membuat langkah-langkah pelaksanaan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan, untuk pemeliharaan sudah diutarakan tadi sifatnya umum.”

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh aparat kewilayahan (kecamatan dan kelurahan), yaitu : “koordinasi agak kurang dilakukan oleh

(51)

dinas-dinas yang akan melakukan revitalisasi dan pemeliharaan, sehingga kerena kami yang merupakan aparat yang bersentuhan langsung dengan warga, sering mendapatkan keluhan-keluhan langsung dari warga dan dikarenakan keterbatasan kewenangan yang dimiliki , maka kami menyampaikan keluhan-keluhan itu kembali kepada dinas-dinas terkait.”

Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini

seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas),

“ pelaksanaan revitalisasi dan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan anggaran yang ada dan apa yang telah dikerjakan, koordinasi dilakukan apabila pada saat survey lapangan tim pemeliharaan menemukan kerusakan-kerusakan yang terjadi tetapi kerusakan tersebut bukan berada pada kewenangan dinas kami untuk melakukan perbaikan atau pemeliharaan.”

Sedangkan dari Satpol PP, Rizky R (Komandan Kompi Satpol PP), menyampaikan, “ bahwa tugas satpol pp pada pemeliharaan kawasan Cibaduyut

adalah sesuai dengan amanat Perda K-3, tetapi dikarenakan keterbatasan jumlah personil memang belum dapat dilaksanakan secara maksimal, walaupun kami juga mendapatkan laporan dari aparat kewilayahan tentang pkl, sampah dan lainnya tetapi belum dapat kami tindaklanjuti secara penuh.”

4.5 Analisis Kerjasama Pemeliharaan

Analisis yang dilakukan pada kerjasama pemelihaan kawasan revitalisasi yang dilakukan oleh instansi di pemerintah Kota Bandung berpedoman pada Miles dan Huberman (1992, seperti dikutip dalam Sutopo 2003:171) yang

(52)

meliputi 3 (tiga) kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.

Analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari yang telah dilakukan oleh peneliti, meliputi : wawancara, catatan hasil pengamatan pribadi dan foto-foto. Kemudian melakukan upaya dengan bekerja berdasarkan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang pentingdan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Bogdan & Biklen (1982, seperti dikutip dalam Metodologi Penelitian Kualitatif, Lexy J.Moleong, ,cetakan ketigapuluh, 2012:248)

4.5.1 Analisis Prinsip Kerjasama Pemeliharaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan OPD terkait serta masyarakat setempat dapat dianalisis terhadap penggunaan prinsip-prinsip good governance pada pelaksanaan kerjasama pemeliharaan kawasan revitalisasi Cibaduyut adalah sebagai berikut :

1. Transparansi, Dalam transparansi penyampaian informasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan revitalisasi memang dilaksanakan oleh Tim Revitalisasi Pemerintah Kota Bandung dengan diikuti oleh instansi-instansi terkait dan dihadiri langsung oleh Walikota Bandung juga tokoh-tokoh masyarakat Cibaduyut, tetapi penyampaian informasi ini hanya terbatas pada penyampaian tentang akan dilaksanakan revitalisasi saja terhadap kawasan Cibaduyut dan tokoh-tokoh masyarakat dimintakan tanggapan dan saran-sarannya, sedangkan

(53)

tindaklanjut dari apa yang harus dilakukan apabila revitalisasi sarana dan prasarana telah selesai dilakukan yaitu pemeliharaan kawasan tidak dilakukan, padahal hal ini sebenarnya yang menjadi penting dari keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan yaitu melibatkan masyarakat bukan hanya pada saat perencanaan dan pelaksanaan juga melibatkannya dalam pengawasan dan pemeliharaan. Sehingga sarana dan prasarana yang telah selesai di revitalisasi apabila dapat dipelihara dengan baik akan berumur panjang, tidak cepat rusak serta manfaatnya pun akan optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat.

Oleh sebab iti transparansi penyampaian informasi kepada masyarakat tidak hanya pada tokoh-tokoh masyarakat saja, tetapi harus dapat menjangkau masyarakat sekitar yang dilakukan revitalisasi secara menyeluruh.

2. Akuntabilitas , Akuntabilitas anggaran untuk pelaksanaan pemeliharaan kawasan revitalisasi di Pemerintah Kota Bandung memang tidak secara khusus ditujukan untuk satu kawasan tetapi mempunyai sifat yang menyeluruh meliputi pemeliharaan jalan, drainase, trotoar dan penanaman pohon-pohon, dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan. Anggaran ini sudah dipublikasikan oleh dinas terkait melalui internet dengan bentuk RUP (Rencana Umum Pengadaan), dimana cara penggunaan anggaran yaitu berpedoman kepada Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa.

Dengan sifat anggaran yang tidak khusus ini mengakibatkan program pemeliharaan kawasan revitalisasi tidak dapat dilaksanakan secara berkelanjutan setelah revitalisasi dilaksanakan, padahal

Gambar

Gambar 4.17  Jalan retak-retak
Foto lokasi : tanggal 01 – 10 Nopember 2012  c. Tidak Terawatnya Drainase

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat

Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan di atas ternyata hipotesis alternatif yang diajukan diterima kebenarannya, selanjutnya akan dikemukakan pembahasan yang lebih

Sebuah layanan terpusat yang membuat bisnis, sekolah, dan institusi dapat memakai berbagai produk Google termasuk Email, Google Documents, Google Kalender, dan Google

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan akhir yang sama atau berbeda. Berdasarkan analisis uji

1) Penyelenggaraan Kerajinan tangan.. a) Membuat gelang dengan bahan dasar benang, kain perca dan manik-manik. Membuat gelang dari bahan dasar benang untuk anak-anak ini

Ada pun penelian ini dari kompetensi dan motivasi kerja dengan kinerja, secara simultan memiliki hubungan, akan tetapi secara parsial yang lebih dominan

Dalam hal ini, peneliti membatasi dalam penelitian jika terdapat satu kalimat yang menggunakan anak kalimat maka berita tersebut dinyatakan kalimat yang kompleks atau

Menurut survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012-2013 di 5 (lima) desa wilayah kerja puskesmas Karang Anyer