• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Mei 2007 Kepala Badan Pusat Statistik, DR. Rusman Heriawan, SE, Msi, APU NIP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Mei 2007 Kepala Badan Pusat Statistik, DR. Rusman Heriawan, SE, Msi, APU NIP."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

P

P

E

E

D

D

O

O

M

M

A

A

N

N

K

K

O

O

O

O

R

R

D

D

I

I

N

N

A

A

T

T

O

O

R

R

L

L

A

A

P

P

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

S

S

S

U

U

U

R

R

R

V

V

V

E

E

E

I

I

I

D

D

D

E

E

E

M

M

M

O

O

O

G

G

G

R

R

R

A

A

A

F

F

F

I

I

I

D

D

D

A

A

A

N

N

N

K

K

K

E

E

E

S

S

S

E

E

E

H

H

H

A

A

A

T

T

T

A

A

A

N

N

N

I

I

I

N

N

N

D

D

D

O

O

O

N

N

N

E

E

E

S

S

S

I

I

I

A

A

A

2

2

0

0

0

0

7

7

(2)

SDKI07-Koordinator Lapangan iii

KATA PENGANTAR

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) merupakan SDKI yang keenam mengenai kondisi demografi dan kesehatan di Indonesia. Survei pertama adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia yang dilakukan pada tahun 1987 kedua, sampai kelima adalah SDKI 1991, SDKI1994, SDKI 1997, dan SDKI 2002-2003. SDKI07 adalah suatu survei yang dirancang untuk menyajikan informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan. SDKI07 kali ini sama seperti SDKI 2002-2003, hanya ada tambahan modul remaja. Modul remaja juga sama dengan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2002-2003.

Pelaksanaan SDKI07 rencananya dilaksanakan pada Bulan Juli 2007 sampai dengan September 2007 di 33 provinsi. Kerangka sampel survei ini adalah sub sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2007. Sampel SDKI 2007 dirancang untuk menghasilkan estimasi karakteristik penting dari wanita pernah kawin usia 15-49 tahun, pria kawin usia 15-54 tahun serta pria dan wanita belum kawin usia 15-24 tahun tingkat nasional.

Dalam kegiatan SDKI07, disusun buku pedoman: (1) Pewawancara, (2) Pengawas/Pemeriksa, (3) Pengelola Lapangan: BPS Propinsi. Dalam buku pedoman dijelaskan tujuan, metodologi, cakupan wilayah, cara wawancara, cara pengawasan/pemeriksaan, jadwal kegiatan, jenis dan penggunaan dokumen, organisasi, dengan maksud agar segala sesuatunya dapat berjalan secara terarah, terkoordinasi, efektif dan efisien.

Buku pedoman ini merupakan pegangan dalam melakukan tugas dan fungsi masing-masing unsur yang terlibat dalam SDKI07. Oleh karena itu, kepada semua petugas SDKI07 diharapkan agar dengan sungguh-sungguh mengikuti semua petunjuk dan aturan yang dimuat dalam buku ini.

Selamat bekerja.

Jakarta, Mei 2007 Kepala Badan Pusat Statistik,

DR. Rusman Heriawan, SE, Msi, APU NIP. 340 003 999

(3)

DAFTAR ISI

Halaman BAB 1. PENDAHULUAN

A. Umum... 1

B. Pelaksanaan SDKI07 di Aceh dan Nias ... 1

C. Ruang Lingkup ... 2

D. Koordinator Lapangan (Korlap) ... 3

BAB 2. FUNGSI DAN PERANAN KORDINATOR LAPANGAN A. Fungsi Kordinator Lapangan ... 5

B. Peranan Kordinator Lapangan ... 8

BAB 3. METODE SAMPLING A. Cakupan Wilayah ... 9

B. Kerangka Sampel ... 9

C. Jumlah Sampel ... 9

D. Rancangan Sampling ... 10

BAB 4. TAHAPAN DAN URAIAN TUGAS KORDINATOR LAPANGAN A. Tahapan Pelatihan Petugas ... 17

B. Tahapan Persiapan Menuju Lokasi Pencacahan ... 17

C. Tahapan Persiapan di Lokasi Pencacahan ... 19

D. Tahapan Persiapan Kegiatan Lapangan... 20

E. Tahapan Pelaksanaan Pencacahan ... 21

F. Tahapan Akhir Kegiatan Pelaksanaan Lapangan ... 25

BAB 5. PEMERIKSAAN LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN A. Jenis Laporan Administrasi Keuangan ... 27

B. Pemeriksaan Laporan Administrasi Keuangan ... 29

C. Pemeriksaan Laporan Keuangan Tim Petugas Lapangan ... 30

. BAB 6. PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN LAPANGAN A. Umum ... 31

B. Penulisan Laporan Kegiatan Harian ... 31

C. Penulisan Laporan Permasalahan/Kendala Lapangan ... 32

(4)

SDKI07- Koordinator Lapangan

vi

BAB 7. PENGIRIMAN DOKUMEN HASIL LAPANGAN

A. Umum ... 33 B. Pemeriksaan Kelengkapan ... 33 C. Susunan Kuesioner ... 34 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 35-66

(5)

PENDAHULUAN

A. UMUM

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hingga saat ini, BPS telah melaksanakan kegiatan SDKI sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1991, 1994, 1997 dan 2002. SDKI khusus dirancang untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, prevalensi keluarga berencana dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Sebagai bagian dari program internasional, survei serupa yang disebut dengan DHS (Demographic and Health

Surveys ) juga dilaksanakan di negara-negara Amerika Latin, Asia, Afrika dan Timur Tengah. Searah

dengan itu, pertanyaan-pertanyaan yang dicakup dalam SDKI secara umum merujuk pada DHS yang telah berskala internasional.

Seperti pelaksanaan SDKI sebelumnya, kegiatan SDKI Tahun 2007 (SDKI07) juga diselenggarakan BPS bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Departemen Kesehatan (DEPKES). Secara teknis, BPS juga dibantu oleh United States Agency for International Development (USAID) melalui proyek Demographic and Health Surveys yang dilaksanakan oleh ORC Macro International, Inc, yang berkantor pusat di Calverton, Maryland, Amerika Serikat. Sebagian besar materi pertanyaan pada SDKI07 mengadopsi materi pertanyaan SDKI 2002, sebagian lagi merupakan pertanyaan baru yang dipilih dari hasil uji coba.

B. PELAKSANAAN SDKI07 DI ACEH DAN NIAS

SDKI07 dilaksanakan di seluruh wilayah geografis Republik Indonesia termasuk wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias (mencakup Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan). Berbeda dengan pelaksanaan SDKI07 secara umum, pelaksanaan SDKI07 di Provinsi NAD dan Nias mencakup jumlah sampel blok sensus yang cukup besar dan tersebar di setiap wilayah administrasi kabupaten/kota. Sampel tersebut selain mencakup blok sensus terpilih untuk estimasi nasional juga mencakup sejumlah blok sensus untuk estimasi hingga level kabupaten/kota.

(6)

SDKI07-Kodinator Lapangan 2

Sejalan dengan ukuran sampel (sample size) yang besar, untuk memperoleh hasil pencacahan yang optimal, pelaksanaan lapangan SDKI07 di Provinsi NAD dan Nias memerlukan strategi tersendiri yang berbeda dari provinsi lainnya. Strategi yang diperlukan antara lain termasuk penempatan Kordinator Lapangan (Korlap) pada setiap kabupaten/kota, sistem pengawasan dan perencanaan jadual pencacahan yang ketat.

Merujuk pada hasil pelaksanaan Sensus Penduduk Aceh dan Nias Tahun 2005 (SPAN05), penempatan Korlap pada setiap kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Nias merupakan langkah strategis dalam rangka menjamin hasil pelaksanaan lapangan SDKI07 mencapai cakupan dan tingkat akurasi yang optimal.

C. RUANG LINGKUP

Cakupan estimasi untuk sampel SDKI07 Provinsi NAD dan Nias setingkat dengan cakupan estimasi SAKERNAS/SUSENAS Juni 2007, sehingga jumlah sampel blok sensus terpilih untuk Provinsi NAD dan Nias equivalent dengan jumlah blok sensus terpilih SAKERNAS/SUSENAS. Jumlah blok sensus terpilih sebagai sampel SDKI07 di provinsi NAD dan Nias seluruhnya adalah sebanyak 571 blok sensus, dengan alokasi sebanyak 512 blok sensus untuk Provinsi NAD dan 59 blok sensus lainnya untuk Nias (lihat Lampiran).

Dari masing-masing blok sensus terpilih akan dipilih sebanyak 25 rumah tangga sampel, sehingga untuk Provinsi NAD secara keseluruhan akan terpilih sampel sebanyak 12 800 rumah tangga dan untuk Nias sebanyak 1 475 rumah tangga. Dari jumlah sampel tersebut, untuk Provinsi NAD diperkirakan akan diperoleh responden yang memenuhi syarat (eligible respondent) masing-masing sebanyak 10 880 responden wanita pernah kawin (WPK) yang berusia 15–49 tahun, sebanyak 4 096 responden pria berstatus kawin yang berusia 15–54 tahun (PK) dan sebanyak 10 880 remaja usia 15– 24 tahun (R), sedangkan untuk Nias diperoleh responden sebanyak 1 254 WPK, 472 PK dan 1 254 R (lihat Lampiran).

Alokasi jumlah sampel blok sensus terpilih untuk setiap kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Nias berkisar antara 20–34 blok sensus dengan jumlah tim petugas lapangan masing-masing sebanyak 2 (dua) tim. Sesuai dengan alokasi tersebut secara rata-rata setiap tim petugas lapangan di setiap kabupaten/kota akan bertugas mencacah sebanyak 10 – 17 blok sensus (lihat Lampiran).

(7)

D. KORDINATOR LAPANGAN (KORLAP)

Sesuai dengan struktur organisasi lapangan SDKI07 seperti yang dijelaskan pada Buku Pedoman Pencacahan atau Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa, Kordinator Lapangan (Korlap) merupakan salah satu bagian atau unit di dalam organisasi lapangan SDKI07. Berbeda dengan SDKI07 secara umum, jumlah sampel blok sensus SDKI07 untuk Provinsi NAD dan Nias cukup besar dan tersebar di seluruh kabupaten/kota. Berkaitan dengan itu, Korlap untuk Provinsi NAD dan Nias yang berjumlah sebanyak 25 orang, masing-masing akan ditempatkan di setiap kabupaten/kota.

Keberadaan Korlap di lapangan bersama-sama dengan tim petugas lapangan adalah untuk menjamin pelaksanaan kegiatan lapangan telah dilakukan sesuai dengan prosedur/aturan yang ditetapkan dalam buku pedoman. Sejalan dengan tujuan tersebut, Korlap minimal harus mampu menjalankan fungsi dan peran sebagai berikut:

a. Manajer lapangan (field manager), yang berfungsi memimpin, mengarahkan, menggerakkan dan mengawasi seluruh pelaksanaan kegiatan lapangan.

b. Narasumber/konsultan, yang berfungsi untuk membimbing setiap anggota tim agar melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c. Pengambil keputusan, yang berfungsi memutuskan solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.

d. Motivator tim, yang berfungsi untuk meningkatkan dan menjaga motivasi setiap anggota tim agar tetap bersemangat dalam menjalankan tugas.

Sesuai dengan beban tugasnya, Korlap selain harus menguasai aspek teknis mengenai SDKI07 yang antara lain mencakup metodologi, konsep-konsep dasar dan teknis pencacahan, juga harus menguasai aspek manajerial. Sejalan dengan itu, petugas yang akan ditunjuk sebagai Korlap SDKI07 untuk Provinsi NAD dan Nias harus memenuhi persyatan sebagai berikut:

a. Diutamakan Kepala Seksi di lingkungan Deputi Sosial BPS b. Latar belakang pendidikan minimal tamat Diploma III c. Mengikuti pelatihan Instruktur Nasional (Innas) SDKI07 d. Mengikuti pelatihan Korlap SDKI07

(8)

SDKI07-Kodinator Lapangan 4

(9)

FUNGSI DAN PERANAN

KORDINATOR LAPANGAN

A. FUNGSI KORDINATOR LAPANGAN (KORLAP)

Seperti yang dijelaskan dalam Buku Pedoman Pencacahan, Kordinator Lapangan (Korlap) merupakan salah satu unit/bagian dari organisasi tim petugas lapangan SDKI07. Sebagai bagian dari organisasi tim petugas lapangan SDKI07, Korlap harus menjalankan semua tugas pokok dan kewajibannya di lapangan bersama-sama dengan tim petugas lapangan. Keberadaan Korlap di luar lapangan hanya berkaitan dengan tugasnya melakukan kordinasi dengan BPS, BPS Provinsi atau BPS Kabupaten/Kota atau dalam rangka perjalanan menuju ke lokasi tim lainnya.

Tujuan utama keberadaan Korlap di lapangan adalah untuk memastikan bahwa semua kegiatan pelaksanaan lapangan telah sesuai dengan metodologi /prosedur yang telah ditetapkan. Metodologi pelaksanaan lapangan dalam hal ini antara lain mencakup ketepatan jadual pelaksanaan kegiatan lapangan, persiapan lapangan, prosedur kegiatan lapangan, cara dan sistimatika bertanya, penguasaan konsep, cara pengisian kuesioner, prosedur pengawasan, prosedur pemeriksaan daftar, sistem pelaporan, pengelolaan biaya lapangan dan pengiriman dokumen. Sejalan dengan tujuan tersebut, Korlap harus menjalankan fungsi sebagai berikut:

a. Manajer Lapangan b. Narasumber/Konsultan c. Pengambil keputusan d. Pengawasan/Supervisor e. Monitoring & Evaluasi f. Motivator

g. Koordinasi h. Administrator

Fungsi-fungsi tersebut secara keseluruhan harus dijalankan Korlap, namun urutan pelaksanaannya harus berdasarkan prioritas yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Fungsi sebagai administrator misalnya harus dilaksanakan Korlap pada saat pelatihan petugas lapangan dan pada saat pelaksanaan lapangan.

(10)

SDKI07-Kodinator Lapangan 6

Manager Lapangan

Fungsi Korlap yang utama adalah sebagai manajer lapangan yang bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan pencacahan SDKI07 di kabupaten /kota wilayah kerjanya. Fungsi tersebut pada dasarnya sama dengan Pengawas, hanya cakupan tanggung-jawabnya yang berbeda. Tanggung-jawab Pengawas hanya terbatas pada tim yang diawasinya, sedangkan Korlap untuk semua tim yang bertugas di wilayah kerjanya. Sebagai manajer, Korlap harus memiliki kemampuan kepemimpinan (leadership) untuk memimpin tim, melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penggerak (actuating) kegiatan petugas lapangan.

Narasumber/Konsultan

Dalam melaksanakan fungsi sebagai narasumber/konsultan, Korlap harus siap menjawab setiap pertanyaan yang diajukan anggota tim terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan lapangan. Sebagai narasumber/konsultan, Korlap harus aktif menanyakan kepada semua anggota tim berbagai kesulitan atau masalah yang ditemukan di lapangan dan menemukan solusinya.

Sebagai narasumber/konsultan lapangan, Korlap juga harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat non teknis khususnya yang berkaitan dengan upaya/strategi untuk memperlancar pelaksanaan lapangan. Dengan bekal pengetahuan teknis survei yang lebih dari cukup, Korlap harus membimbing dan mengarahkan setiap anggota tim untuk merujuk pada prosedur atau konsep-konsep yang telah ditetapkan dalam buku pedoman.

Pengambilan Keputusan

Fungsi pengambilan keputusan merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh Korlap sebagai konsekwensi dari peranan Korlap, baik sebagai manajer, narasumber/konsultan maupun sebagai administrator. Sebelum melaksanakan pengambilan keputusan, sebaiknya Korlap mendengarkan saran atau argumen dari setiap anggota tim petugas lapangan.

Dalam menangani kasus yang cukup berat, sebelum melakukan pengambilan keputusan, Korlap sebaiknya melakukan koordinasi atau konsultasi dengan Korwil, Korlap lainnya atau dengan Kepala Kantor BPS Kabupate/Kota di wilayah kerjanya.

Pengawasan/Supervisor

Seperti halnya Pengawas, Korlap juga menjalankan fungsi pengawasan /supervisor untuk memastikan bahwa kegiatan lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditentukan. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan Korlap mencakup aspek teknis dan non teknis yang terkait

(11)

dalam pelaksanaan lapangan.

Pengawasan aspek teknis mencakup pemeriksaan daftar/kuesioner, jadual dan alokasi tugas anggota tim, evaluasi terhadap target dan realisasi hasil pencacahan dan evaluasi kasus non respons. Pengawasan non teknis mencakup pemeriksaan atas pengelolaan administrasi biaya operasional lapangan yang meliputi biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi selama pelaksanaan lapangan. Monitoring dan Evaluasi

Fungsi monitoring dan evaluasi merupakan fungsi Korlap yang dilaksanakan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan secara keseluruhan. Fungsi ini sekaligus merupakan mekanisme untuk mengamati dan mengevaluasi kapasitas petugas, kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan kendala/masalah yang terjadi. Fungsi monitoring dan evaluasi dijalankan Korlap mencakup mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan hingga diperoleh pemeriksan hasil pencacahan.

Monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pencacahan dilakukan langsung melalui pengamatan jalannya wawancara petugas Pencacah dengan responden respilih dengan mengamati cara pencacah mengajukan pertanyaan, sistematika pertanyaan serta penguasaan konsep.

Motivator

Fungsi Korlap sebagai motivator diperlukan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan lapangan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan. Motivasi seseorang umumnya akan meningkat hingga mencapai titik optimal, kemudian secara bertahap akan mengalami penurunan. Fungsi Korlap adalah berupaya mempertahankan motivasi/semangat anggota tim dalam melaksanakan tugasnya.

Koordinasi

Sesuai dengan jabatannya sebagai kordinator, Korlap harus menjalankan fungsi koordinasi baik vertikal maupun horizontal. Korlap yang melakukan koordinasi vertikal dengan Kordinator Wilayah (Korwil), BPS Provinsi dan BPS. Koordinasi horizontal dilakukan dengan BPS Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya dan Pejabat lokal di lokasi pencacahan.

Kordinasi dilakukan tidak hanya dalam upaya mengatasi masalah lapangan yang cukup berat, namun juga untuk membandingkan perkembangan hasil pencacahan di wilayah kerjanya dengan wilayah lainnya.

(12)

SDKI07-Kodinator Lapangan 8

Fungsi Korlap sebagai administrator lapangan lebih terarah pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan aspek non teknis, seperti pemeriksaan dokumen administrasi untuk pelatihan, pelaksanaan lapangan dan perjalanan dinas petugas SDKAN07. Pada akhir masa tugas Korlap di lapangan, seluruh dokumen pertanggung-jawaban administrasi kegiatan lapangan SDKAN07 harus diserahkan ke BPS, termasuk SPPD pejabat BPS Kabupaten/Kota dalam rangka supervisi lapangan.

B. PERANAN KORDINATOR LAPANGAN

Peranan yang dijalankan oleh Korlap harus seiring dengan fungsi yang sedang dilaksanakan. Dalam melaksanakan fungsi narasumber/konsultan, Korlap harus mampu menjalankan peranan sebagai seorang “pakar statistik” yang dapat memberikan alternatif solusi/jawaban yang memuaskan setiap anggota tim dan tetap merujuk pada buku pedoman.

Peranan Korlap yang cukup berat untuk dijalankan adalah peranan sebagai manajer lapangan. Sebagai manajer tim, Korlap harus mampu membaca situasi dan kondisi setiap anggota timnya. Jika motivasi anggota timnya mulai menurun, Korlap harus mampu memberikan “pencerahan” untuk meningkatkan kembali motivasi dan semangat untuk melakukan tugas. Korlap juga harus jeli melihat apakah beban tugas yang diberikan pada setiap anggota tim telah merata. Jika hal ini luput dari perhatian Korlap, maka dapat timbul bibit-bibit konflik di dalam tim yang jika terus membesar akan dapat mempengaruhi akurasi hasil pencacahan.

(13)

METODE SAMPLING

A. CAKUPAN WILAYAH

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Nias (SDKI2007-NAD-NIAS) dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi NAD, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, yang meliputi daerah perkotaan dan pedesaan.

B. KERANGKA SAMPEL

Kerangka sampel yang digunakan dalam SDKI 2007-NAD-NIAS dibedakan menururt tahapan pemilihan unit sampling, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Dalam pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan adalah daftar blok sensus terpilih SAKERNAS 2007. Untuk pemilihan rumah tangga, kerangka sampel yang digunakan adalah daftar rumah tangga hasil listing SAKERNAS 2007 [Daftar SAK2007-L(II)] pada blok sensus terpilih SDKI 2007-NAD-NIAS.

C. JUMLAH SAMPEL

Besarnya sampel blok sensus dan rumah tangga untuk seluruh kabupaten/kota terpilih telah ditentukan sebanyak 512 blok sensus (NAD) dan 59 blok sensus (NIAS), 12.800 rumah tangga (NAD) dan 1.475 rumah tangga (NIAS). Dari seluruh sampel rumah tangga tersebut diharapkan dapat diperoleh sekitar 10.880 responden wanita pernah kawin usia 15-49 tahun (NAD) dan 1.254 responden (NIAS). Besarnya sampel di setiap kabupaten/kota dihitung untuk menghasilkan penyajian estimasi tingkat kabupaten/kota. Untuk responden pria kawin usia 15-54 tahun, besarnya sampel ditentukan sebanyak 4.096 responden (NAD) dan 472 responden (NIAS) untuk menghasilkan penyajian estimasi tingkat provinsi.

Rincian banyaknya sampel blok sensus dan rumah tangga menurut daerah perkotaan dan perdesaan untuk setiap propinsi terdapat dalam Lampiran 1. Banyaknya responden wanita pernah kawin, remaja, dan pria pernah kawin terdapat dalam Lampiran 1 dan 2.

(14)

SDKI07-Kodinator Lapangan 10

D. RANCANGAN SAMPLING

Rancangan sampling yang digunakan adalah sampling dua tahap.

Tahap I: memilih sejumlah blok sensus secara sistematik dari daftar blok sensus terpilih SAKERNAS 2007.

Tahap II: memilih 25 rumah tangga untuk setiap blok sensus terpilih SDKI07 secara sistematik dari Daftar SAK2007-L(II) .

Pemilihan sampel blok sensus untuk daerah perkotaan dan perdesaan dilakukan secara terpisah dalam setiap kabupaten/kota. Pemilihan pada tahap pertama dilakukan di BPS Pusat dan pemilihan tahap kedua dilakukan di BPS kabupaten/kota.

Wanita Pernah Kawin Usia 15 - 49 Tahun

Dalam setiap rumah tangga terpilih, apabila terdapat wanita pernah kawin berusia 15 - 49 tahun, maka wanita tersebut menjadi responden yang diwawancarai dengan menggunakan Daftar SDKI07-WPK.

Pria Kawin Usia 15 - 54 Tahun

Untuk memperoleh responden pria kawin, terlebih dahulu dilakukan pemilihan sampel rumah tangga sebanyak 8 rumah tangga secara sistematik dari 25 rumah tangga yang telah terpilih SDKI07. Dari 8 rumah tangga terpilih, apabila terdapat pria kawin usia 15-54 tahun maka pria tersebut menjadi responden yang diwawancarai dengan menggunakan Daftar SDKI07.PK.

Remaja Belum Kawin Usia 15 - 24 Tahun

Dalam setiap rumah tangga terpilih, apabila terdapat remaja wanita/pria belum kawin berusia 15 - 24 tahun, maka remaja tersebut menjadi responden yang diwawancarai dengan menggunakan Daftar SDKI07-R.

1. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Pemilihan sampel rumah tangga untuk keperluan pencacahan dilakukan oleh koordinator lapangan. Tata cara pemilihan sampel rumah tangga adalah sebagai berikut:

a. Hitung interval sampel (I) untuk pemilihan rumah tangga dengan menggunakan rumus: 25

M I =

(15)

Interval sampel dihitung sampai satu angka di belakang koma.

M = Banyaknya rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga dengan Daftar SAK2007-L(II) [nomor urut terakhir di kolom (5) Blok IV Daftar SAK2007-L(II)].

b. Dengan menggunakan Tabel Angka Random (lihat Lampiran 31), tentukan angka random pertama (R1) yang nilainya lebih kecil atau sama dengan interval sampel (I). Penentuan

banyaknya kolom yang digunakan untuk mencari angka random pertama adalah sama dengan jumlah digit I di depan koma. Misalnya diperoleh I = 10,40, maka banyaknya kolom pada TAR untuk penentuan R1 adalah 2 digit.

c. Tata cara penggunaan Tabel Angka Random adalah sebagai berikut: 1. Siapkan Tabel Angka Random (TAR) yang terdiri atas 2 halaman.

2. Setiap halaman terdiri atas 25 kolom dan 35 baris. Masing-masing halaman diberi nomor kolom 1, 2, 3,..., 25 dan nomor baris 1, 2, 3,…, 35.

3. Ambillah sebuah pensil atau benda berujung runcing. Buka salah satu halaman dari 2 halaman TAR. Picingkan mata atau alihkan pandangan ke tempat lain, dan letakkan ujung pensil di atas lembaran TAR. Bilangan yang paling dekat dengan posisi ujung pensil adalah merupakan titik awal pembacaan angka random untuk menentukan halaman, baris, dan kolom yang akan digunakan untuk memilih R1. Mulai dari titik ini bacalah 5 bilangan ke kanan

sesuai dengan keperluan.

Misalkan halaman yang digunakan untuk pembacaan ini adalah halaman pertama TAR dan ujung pensil yang jatuh pada bagian tertentu dari tabel seperti ilustrasi berikut:

1 . . . 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 0 . . . 3 6 6 1 4 6 9 8 6 3 7 1 . . . . . 9 9 7 6 8 7 0 7 1 9 1 3 . . . . . 5 9 2 6 9 3 2 9 6 5 7 6 . . . . . 7 3 9 2 0 8 0 7 7 8 4 5 25 0 . . . 9 6 4 1 0 1 2 5 3 7 5 9 26 2 . . . 2 6 9 1 1 6 2 6 7 1 9 0 27 1 . . . 9 1 1 7 4 3 6 0 2 9 4 3 28 1 . . . 2 5 7 ●2 6 5 8 7 9 7 8 4 29 3 . . . 8 9 3 0 1 1 0 8 7 7 5 6 30 3 . . . 4 3 1 4 9 8 3 3 4 8 6 8 . . . . . 5 7 8 9 5 9 6 1 1 0 5 6 . . . . . 3 8 2 0 5 1 0 5 2 2 7 4 . . . . . 6 0 0 7 5 0 9 0 7 6 0 6 35 2 . . . 6 1 4 9 3 6 0 0 1 9 0 1

(16)

SDKI07-Kodinator Lapangan 12

Lima angka di sebelah kanan tanda titik ( y ) adalah 26587 Penentuan halaman pembacaan TAR:

Karena ada 2 halaman TAR, angka random yang digunakan untuk menentukan halaman ini cukup satu angka saja. Untuk mudahnya, gunakan angka 0, 1, 2, … , 9 dengan perjanjian bahwa angka ganjil untuk menyatakan halaman pertama Tabel Angka Random, angka 0 (nol) dan genap untuk halaman kedua.

Pada pembacaan di atas, yaitu 26587, dijit pertama adalah 2. Oleh karena itu halaman yang terpilih adalah halaman kedua dari Tabel Angka Random.

Penentuan baris:

Karena pada setiap halaman ada 35 baris, maka untuk penentuan baris ini digunakan bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan 01, 36, dan 71 digunakan untuk menyatakan baris 1, bilangan 02, 37, dan 72 digunakan untuk menyatakan baris 2, dan seterusnya.

Pada pembacaan di atas (26587), dijit ke-2 dan ke-3 adalah 65, maka baris pembacaan jatuh pada baris ke-30, karena 65 – 35 = 30

Penentuan kolom:

Karena pada setiap halaman ada 25 kolom, maka untuk penentuan kolom ini digunakan bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan 01, 26, 51, dan 76 digunakan untuk menyatakan kolom 1, bilangan 02, 27, 52, dan 77 digunakan untuk menyatakan kolom 2, dan seterusnya.

Pada pembacaan di atas, dijit ke-4 dan ke-5 adalah 87, maka kolom pembacaan jatuh pada kolom ke-12, karena 87 – (25 + 25 + 25) = 12.

Sehingga TAR yang digunakan adalah halaman 2, baris ke-30 dan kolom ke-12. Jika interval nilainya puluhan (2 dijit) maka dalam hal ini kolom yang digunakan adalah kolom (12) dan (13).

d. Lingkari nomor urut rumahtangga yang sama dengan angka random pertama (R1), kemudian

gunakan interval sampel untuk menghitung angka random berikutnya, yaitu R2, R3, ..., R25 seperti

berikut:

Ri = R1 + (i-1) I, atau Ri = Ri-1 + I sehingga,

R2 = R1 + I;

R3 = R1 + 2I;

. . .

(17)

R25 = R1 + 24I.

e. Bulatkan angka-angka yang diperoleh dalam butir d ke dalam angka tanpa desimal.

f. Lingkari nomor urut di Kolom (5) daftar SAK2007-L(II) yang sama dengan angka random terpilih. Rumah tangga terpilih SDKI 2007 adalah rumah tangga yang nomor urutnya dilingkari. Kedua puluh lima rumah tangga ini beserta keterangan pemilihan sampelnya, dicatat dalam Daftar SDKI2007-DSRT. Daftar SDKI2007-DSRT ini dibuat 2 rangkap, satu rangkap untuk petugas pencacah dan disimpan di BPS Provinsi dan satu rangkap dikirim ke BPS (up. Subdit. Statistik Demografi).

Apabila jumlah rumah tangga dalam blok sensus terpilih kurang dari 25, maka seluruh rumah tangga pada blok sensus tersebut dipilih sebagai sampel. Alokasikan kekurangan sampel rumah tangga pada blok sensus yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak di Kabupaten/Kota yang sama.

Contoh: Dalam satu blok sensus terpilih hanya ada 19 rumah tangga. Dalam kabupaten yang sama terdapat blok sensus terpilih lainnya dengan jumlah rumah tangga terbanyak, yakni 102 rumah tangga. Pada blok sensus pertama, pilih semua rumah tangga (19). Kekurangannya, 6 rumah tangga dipilih dari blok sensus kedua setelah dikurangi banyaknya rumah tangga sampel (102 - 25 = 77). Jadi 6 rumah tangga kekurangannya dipilih secara sistematik dari 77 rumah tangga di blok sensus kedua. Contoh Pemilihan Sampel Rumah Tangga:

Misalkan dalam satu blok sensus terpilih terdapat 93 rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga. Langkah-langkah pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

a. Hitung interval sampel I = 93/25 = 3,7.

b. Cari angka random pertama R1 yang lebih kecil atau sama dengan 3,7 misalkan R1 = 3(Tabel

Angka Random Baris 24, Kolom 13 Halaman 1) c. Cari angka random berikutnya, yaitu:

R2 = 3 + 3,7 = 6,7 dibulatkan menjadi 7 R3 = 3 + 7,4 = 10,4 dibulatkan menjadi 10 . . . R25 = 3 + 89,3 = 92,3 dibulatkan menjadi 92

(18)

SDKI07-Kodinator Lapangan 14

keterangan kedua puluh lima rumah tangga terpilih ini kedalam daftar SDKI2007-DSRT. 2. Pemilihan Sampel Rumah Tangga untuk Responden Pria Kawin

Untuk memperoleh target responden pria yang kawin usia 15-54 tahun, dipilih 8 sampel rumah tangga dari 25 rumah tangga terpilih SDKI 2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggungakan Daftar SDKI2007-DSRT sebagai kerangka sampel dengan tata cara pemilihan rumah tangga yang sama seperti sebelumnya. Lingkari nomor urut di Kolom (1) daftar SDKI2007-DSRT yang sama dengan angka random terpilih. Keterangan pemilihan 8 sampel rumah tangga ini dicatat dalam Daftar SDKI2007-DSRT.

Contoh pemilihan sampel rumah tangga untuk responden Pria Kawin:

Dari 25 rumah tangga terpilih SDKI 2007, dipilih 8 rumah tangga secara sistematik dengan langkah-langkah pemilihan sampel sebagai berikut:

a. Hitung interval sampel I = 25/8 = 3,1

b. Cari angka random pertama R1 yang lebih kecil atau sama dengan 3,1 misalkan R2 = 2 (Tabel

Angka Random Baris 16, Kolom 15, Halaman 1) c. Cari angka random berikutnya, yaitu:

R2 = 2 + 3,1 = 5,1 dibulatkan menjadi 5 R3 = 2 + 6,2 = 8,2 dibulatkan menjadi 8 . . . R8 = 2 + 21,7= 23,7 dibulatkan menjadi 24

(19)

Bagan Pemilihan Sampel SDKI 2007

Perkotaan Pedesaan

Daftar Blok Sensus Terpilih SAKERNAS 2007

Pemilihan sampel BS secara Sistematik

Sampel BS SDKI 2007 (Daftar SDKI2007-DSBS)

Rumah tangga terpilih SDKI 2007 (Daftar SDKI2007-DSRT)

Pemilihan sampel 25 RT per BS secara Sistematik

Rumah tangga terpilih (Daftar SDKI2007-PK)

Pemilihan sampel 8 RT untuk Pria pernah kawin secara Sistematik

(20)

SDKI07-Kodinator Lapangan 16

(21)

TAHAPAN DAN URAIAN TUGAS

KORDINATOR LAPANGAN

A. TAHAPAN PELATIHAN PETUGAS

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagian dari Korlap juga merangkap sebagai Instruktur Nasional (Innas) SDKI07. Pada tahapan ini, Korlap harus mulai melaksanakan tugas-tugas pokoknya yang mencakup:

a. Mengajar petugas lapangan SDKAN07 (untuk Korlap yang menjadi Innas). b. Memimpin kegiatan role playing dan try out pencacahan SDKAN07

c. Menyerahkan CD yang berisi file contoh-contoh laporan keuangan kepada staf BPS daerah yang bertugas menyusun laporan administrasi keuangan.

d. Membimbing staf BPS daerah menyusun laporan keuangan.

e. Memeriksa seluruh laporan dan SPJ penyelenggaraan pelatihan petugas apakah telah sesuai dengan format yang ditentukan. Cara melakukan bimbingan dan pemeriksaan laporan administrasi keuangan pada butir secara rinci dibahas tersendiri pada Bab 4.

e. Mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan

f. Menyusun laporan hasil pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan

g. Mengevaluasi kapasitas tim-tim yang akan diawasi untuk menentukan tim terlemah yang harus didampingi terlebih dahulu.

B. TAHAPAN PERSIAPAN MENUJU LOKASI PENCACAHAN

Kegiatan dan tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap pada tahapan ini adalah melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan kelengkapan seluruh dokumen dan peralatan survei yang akan digunakan di lokasi pencacahan.

Pemeriksaan Umum

a. Pastikan bahwa blok sensus yang akan dikunjungi telah tercantum dan sesuai dengan Daftar Sampel Blok Sensus (DSBS) SDKI07.

b. Pastikan bahwa salinan/memfoto-copy Daftar SAK2007.L dan salinan sketsa

(22)

SDKI07-Kodinator Lapangan 18

peta blok sensus untuk blok sensus tersebut telah tersedia.

c. Periksa apakah Pengawas telah melakukan pemilihan sampel rumah tangga sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

d. Periksa apakah Pengawas telah menyalin seluruh rumah tangga terpilih pada Daftar SDKI07-DSRT.

Pemeriksaan Perlengkapan Survei

Periksa dengan teliti kelengkapan dokumen dan peralatan survei yang akan digunakan di lapangan. Perlengkapan survei mencakup dokumen/kuesioner, peralatan ATK/lainnya dan biaya operasional. Secara rinci perlengkapan survei yang akan digunakan di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Dokumen Survei:

a. Surat Tugas atau Surat Pengantar b. Buku Pedoman Pewawancara c. Buku Pedoman Pengawas d. Salinan sketsa peta blok sensus e. Daftar SDKI07-DSRT. f. Kuesioner SDKI07-RT g. Kuesioner SDKI07-WPK h. Kuesioner SDKI07-PK i. Kuesioner SDKI07-R j. Daftar SDKI07-DPTP k. Daftar SDKI07-DTP l. Daftar SDKI07-DPTW 2. Peralatan:

a. Balpoint bertinta warna biru untuk Pencacah b. Balpoint bertinta warna merah untuk Pengawas c. Tas untuk tempat kuesioner dan peralatan d. Payung/jas hujan, jaket dan senter

3. Uang muka untuk keperluan selama di lapangan, termasuk titipan honor penunjuk jalan dan pengiriman dokumen hasil pencacahan.

(23)

Setelah seluruh kegiatan dan tugas pemeriksaan pada tahap ini selesai dilakukan, Korlap beserta semua anggota tim dapat segera berangkat menuju lokasi pencacahan. Perhatikan bahwa tim

petugas lapangan yang didampingi pertama kali didampingi adalah tim yang paling lemah.

C. TAHAPAN PERSIAPAN DI LOKASI PENCACAHAN

Tahapan persiapan yang dimaksudkan di sini adalah tahapan persiapan setelah Pengawas beserta semua anggota tim tiba di wilayah administratif desa/kelurahan yang menjadi lokasi blok sensus yang akan diteliti. Segera setelah tim tiba di lokasi, Korlap dibantu Pengawas dan anggota tim lainnya harus melaksanakan beberapa tugas sebagai berikut:

Menghubungi Pejabat Setempat

Pengawas dibantu oleh anggota tim lainnya segera menghubungi pejabat atau penguasa wilayah setempat, seperti Lurah/Kepala Desa, Ketua RT/RW, atau Satuan Pengamanan lokasi yang kemungkinan dipersyaratkan di suatu wilayah. Kepada pejabat/penguasa setempat, Korlap dibantu oleh Pengawas harus menjelaskan/melakukan beberapa hal/point penting berikut ini:

a. Memperkenalkan setiap anggota tim

b. Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan tim ke lokasi c. Menjelaskan wilayah/blok sensus yang akan dikunjungi

d. Menyebutkan nama-nama kepala rumah tangga terpilih sampel e. Meminta bantuan tenaga penunjuk jalan

f. Jika lokasi pencacahan cukup jauh dari losmen/penginapan umum, Pengawas dapat meminta saran mengenai tempat untuk menginap yang berdekatan dengan lokasi pencacahan.

Korlap dibantu oleh Pengawas harus memeriksa dengan teliti apakah

seluruh perlengkapan survei yang diperlukan telah tersedia dengan

lengkap. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membuat daftar semua

item perlengkapan yang diperlukan dan memberikan tanda check (3)

pada item yang tersedia. Jika kuesioner belum lengkap tersedia,

Pengawas harus segera melapor ke Korwil atau BPS Kabupaten/Kota

(24)

SDKI07-Kodinator Lapangan 20

Setelah selesai melakukan konsultasi dengan pejabat setempat, Korlap bersama dengan tim petugas lapangan dan penunjuk jalan segera menuju ke lokasi blok sensus yang akan diteliti. Mengenali Blok Sensus

Setelah berada di blok sensus yang akan diteliti, Korlap bersama-sama dengan tim dan penunjuk jalan segera melaksanakan tugas mengenali wilayah blok sensus dengan prosedur sebagai berikut:

a. Mengelilingi dan mengenali batas-batas blok sensus

b. Mencocokan salinan sketsa peta blok sensus dengan kondisi lapangan

c. Dengan dibantu penunjuk jalan, menelusuri alamat tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih sampel

d. Mengevaluasi model sebaran tempat tinggal rumah tangga/respoden terpilih

D. TAHAPAN PERSIAPAN KEGIATAN LAPANGAN

Sebelum Tim Petugas Lapangan mulai melaksanakan kegiatan lapangan, Korlap dibantu oleh Pengawas terlebih dahulu harus menyusun strategi pencacahan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan model sebaran tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih.

Menyusun Strategi Pencacahan

Korlap dibantu oleh Pengawas menyusun strategi pencacahan dengan merujuk pada model sebaran tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih. Strategi pencacahan dapat disusun sebagai berikut:

a. Jika tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih tersebar secara acak di seluruh wilayah blok sensus dan saling berjauhan, maka sebaiknya semua Pencacah ditugaskan untuk mencacah dengan Daftar Rumah Tangga (RT) terlebih dahulu.

b. Jika tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih tersebar secara acak di seluruh wilayah blok sensus, namunnya jaraknya saling berdekatan, maka pencacahan Daftar RT dan pencacahan modul dapat dilakukan bersamaan.

c. Jika tempat tinggal beberapa rumah tangga/responden terpilih terbagi-bagi dalam beberapa kelompok, lakukan pencacahan RT dan modul bersama-

(25)

E. TAHAPAN PELAKSANAAN PENCACAHAN

Pada tahapan ini, setiap harinya Korlap harus melaksanakan berbagai tugas pokok, mulai dari tugas pemeriksaan persiapan pencacahan, mendampingi tim, melakukan pengawasan, melakukan pemeriksaan daftar hasil pencacahan dan tugas-tugas pokok lainnya. Secara rinci, urutan dan uraian tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap pada tahap ini adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan Persiapan Pencacahan

Sebelum tim petugas lapangan melakukan pencacahan, Pengawas harus melaksanakan tugas-tugas mempersiapkan pencacahan, antara lain penyusunan jadual dan alokasi tugas pencacah. Pada tahapan ini Korlap harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan sebagai berikut: a. Periksa apakah Pengawas telah mengisi Daftar SDKI07-DTP untuk mengalo-

kasikan tugas pencacahan Daftar SDKI07-RT.

b. Periksa apakah alokasi tersebut telah searah dengan strategi pencacahan yang ditetapkan/sesuai dengan kondisi lapangan.

c. Periksa apakah beban petugas telah cukup merata.

d. Periksa apakah setiap Pencacah telah memperoleh kuesioner yang diperlukan. Pemeriksaan Alokasi Tugas Pencacah Modul

Pengalokasian tugas Pencacah modul merupakan tugas pokok yang harus dilakukan Pengawas dengan menggunakan daftar SDKI07-DTP. Tugas Korlap dalam hal ini adalah melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengawas dengan prosedur sebagai berikut:

a. Periksa isian Daftar SDKI07-RT hasil pencacahan.

b. Identifikasikan dan inventarisir rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga yang memenuhi kategori sebagai responden remaja (R), wanita pernah kawin (WPK) dan pria kawin (PK).

c. Periksa kembali umur, jenis kelamin dan status perkawinan anggota rumah tangga yang terpilih sebagai eligible responden.

d. Periksa apakah isian nomor urut rumah tangga dan nama kepala rumah tangga pada kolom (1) dan kolom (2) Daftar SDKI07-DTP telah sesuai dengan nomor urut dan nama kepala rumah tangga pada Rincian 8 dan Rincian 9, Blok I, Daftar SDKI07-RT. Jika terjadi perbedaan tanyakan kepada Pengawas dan minta Pengawas untuk memperbaiki Daftar SDKI07-DTP.

(26)

SDKI07-Kodinator Lapangan 22

kolom (9) Daftar SDKI07-DTP telah konsisten dengan nomor urut anggota rumah tangga yang dilingkari pada kolom (10), kolom (11) dan kolom (12) Blok III, Daftar SDKI07-RT. Jika tidak konsisten, Korlap harus menugaskan Pengawas untuk memperbaikinya.

f. Periksa alokasi tugas pencacah modul pada apakah bebannya cukup merata.

Pendampingan Pencacah

Tugas Korlap dalam melaksanakan kegiatan pendampingan Pencacah harus dilaksanakan pada tahap awal pelaksanaan pencacahan. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan Pencacah secara dini. Melalui upaya ini, pada pencacahan berikutnya kesalahan tersebut tidak terjadi lagi. Pada tahap pelaksanaan pencacahan berikutnya, Pengawas dapat melakukan tugas-tugas pokoknya lainnya di lokasi pencacahan. Mengamati dan Mengevaluasi Proses Wawancara

Kegiatan pengamatan wawancara sebaiknya dilakukan Korlap pada awal pelaksanaan pencacahan. Hal ini dimaksudkan agar Pencacah dapat mengetahui lebih dini kelemahan, kekurangan dan kesalahannya dalam mengajukan pertanyaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Korlap adalah bahwa:

a. Pengamatan hanya dilakukan jika kondisi dan situasinya memungkinkan. Jika kehadiran Korlap mengakibatkan responden menjadi canggung atau malu, Korlap sebaiknya menghindar untuk sementara waktu.

b. Dalam melakukan pengamatan, jika Pencacah melakukan kesalahan yang cukup fatal dalam mengajukan pertanyaan, Korlap dapat langsung memperbaikinya. Koreksi tersebut harus dilakukan secara luwes dan ‘halus’ sehingga Pencacah tidak merasa tersinggung dan sebaiknya didahului dengan ucapan permohonan maaf.

c. Jika Pencacah melakukan kesalahan yang tidak terlampau fatal dalam mengajukan pertanyaan, sebaiknya masalah tersebut dicatat terlebih dahulu. Setelah wawancara selesai dilakukan, Korlap baru menjelaskan kesalahan yang dilakukan dan cara bertanya yang benar.

Pemeriksaan Dokumen Hasil Pencacahan

Tugas Korlap melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan mencakup tiga kegiatan pemeriksaan, yaitu:

a. Pemeriksaan daftar/kuesioner langsung dari hasil pekerjaan Pencacah. b. Pemeriksaan daftar/kuesioner hasil pemeriksaan Editor/Pemeriksa. c. Pemeriksaan daftar/kuesioner hasil pemeriksaan Pengawas.

(27)

Korlap harus mencatat dan menginventarisir semua kesalahan yang terjadi, baik kesalahan dalam cara pengisian, ketidak-wajaran isian dan ketidak-konsistenan pada beberapa jawaban pertanyaan. Seluruh jenis kesalahan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan dokumen serta cara/upaya untuk memperbaikinya merupakan bahan agenda Korlap dalam menyelenggarakan diskusi dengan setiap anggota tim.

Mengevaluasi dan Mendiskusikan Hasil Pencacahan.

Kegiatan ini dilakukan Korlap bersama dengan semua anggota tim pada saat semua anggota tim telah kembali ke “Base Camp” atau tempat menginap. Dalam kegiatan ini, Korlap menjelaskan temuan-temuan yang mencakup:

a. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan daftar, baik

berupa kesalahan cara pengisian, validitas isian, isian yang ekstrim atau tidak wajar, maupun isian/jawaban yang tidak konsisten.

b. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dari hasil pendampingan atau pengamatan wawancara. Kesalahan tersebut berupa kesalahan dalam cara mengajukan pertanyaan, sistimatika dan kesalahan memahami konsep. c. Masalah-masalah/kendala yang dihadapi petugas dalam pelaksanaan pencacahan.

Temuan-temuan kesalahan serta masalah/kendala yang dihadapi satu persatu harus dibahas dan didiskusikan Korlap dengan semua anggota tim untuk memperoleh masukan dari setiap anggota tim dengan tujuan antara lain:

a. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi

b. Memperoleh solusi terbaik untuk memecahkan masalah/kendala. c. Membimbing anggota tim untuk lebih memahami konsep-konsep dasar. d. Menghindarkan setiap anggota tim untuk mengulangi kesalahan yang sama e. Memperbaiki cara bertanya yang tidak sesuai dengan pedoman pencacahan Menugaskan Pencacahan Untuk Melakukan Kunjungan Ulang

Pengawas dapat menugaskan pencacah untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah tangga responden. Hal ini harus dilakukan pengawas karena alasan-alasan sebagai berikut:

a. Memperbaiki isian yang masih salah b. Memperbaiki isian yang tidak wajar c. Memperbaiki isian yang tidak konsisten d. Melengkapi isian, atau

(28)

SDKI07-Kodinator Lapangan 24

e. Melanjutkan pencacahan yang tertunda. Mengurangi Kasus Non Respon

Kegiatan pencacahan pada dasarnya merupakan proses kegiatan mengumpulkan berbagai informasi melalui wawancara langsung dengan responden. Dalam kenyataannya, bisa terjadi bahwa beberapa pertanyaan atau pertnayaan tertentu yang diajukan Pencacah tidak dijawab oleh responden, sehingga informasi yang diinginkan tidak dapat diperoleh. Informasi yang tidak berhasil dikumpulkan dalam hal ini disebut sebagai "non -respon". Kasus non respon bisa terjadi untuk sebagian pertanyaan atau keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner. Kasus non respon bisa terjadi karena tiga faktor, yaitu:

a. Responden tidak memahami pertanyaan, sehingga ia tidak menjawab. b. Responden menolak diwawancarai

c. Responden tidak dapat ditemui

Korlap harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi kasus non respon atau bahkan menghilangkannya. Dalam beberapa kasus, non-respon dapat dikurangi dengan cara melakukan kunjungan ulang, jika perlu di malam hari atau pada hari libur. Namun demikian, sebelum melakukan kunjungan ulang pencacah sebaiknya mengadakan perjanjian dengan responden terlebih dahulu.

Kasus non respon yang diakibatkan responden menolak diwawancarai dapat dikurangi dengan melakukan pendekatan kepada responden. Pendekatan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian kepada responden akan pentingnya arti dan manfaat informasi yang diberikan responden bagi peningkatan kesejahteraan mereka.

Kasus non-respons karena responden tidak dapat ditemui umumnya terjadi pada saat pencacahan responden sedang bepergian meninggalkan rumah. Kasus ini dapat diatasi dengan melakukan kunjungan ulang. Jika sampai dengan batas akhir waktu pencacahan responden belum kembali, maka hasil pencacahan dianggap sebagai non-respons.

Meningkatkan Kinerja Tim

Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap sebagai manajer lapangan adalah meningkatkan kinerja semua anggota tim. Tugas ini membutuhkan kombinasi antara kemampuan memimpin (leadership) dan pengalaman memimpin. Kinerja tim sangat dipengaruhi oleh pola perilaku setiap anggota tim, kondisi dan situasi yang dihadapi, serta keseimbangan antara beban tugas dan kapasitas setiap anggota tim. Sejalan dengan itu, agar tugas ini dapat berhasil, Korlap terlebih dahulu harus melakukan pendekatan personal pada setiap anggota tim, untuk mengetahui karakter,

(29)

perilaku dan masalah-masalah pribadi yang dihadapi masing-masing anggota.

Secara normatif, kinerja tim akan dapat ditingkatkan jika keinginan untuk meningkatkan kinerja tersebut berasal dari masing-masing anggota tim, Korlap hanya bertindak sebagai fasilitator. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan Korlap dalam rangka meningkatkan kinerja tim:

a. Menjaga dan meningkatkan motivasi dan semangat kerja setiap anggota tim b. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan penuh kehangatan

c. Menjaga kekompakan dan kebersamaan antara sesama anggota tim

F. TAHAPAN AKHIR KEGIATAN PELAKSANAAN LAPANGAN

Pada tahapan akhir kegiatan pelaksanaan, Korlap dibantu oleh Pengawas harus melaksanakan beberapa kegiatan pengawasan sebagai berikut:

Mengevaluasi dan Menginventarisir Responden yang belum Tercacah Responden yang belum tercacah bisa disebabkan karena tiga hal:

a. Responden sedang bepergian b. Responden belum sempat dicacah c. Pencacahan tertunda

Dalam kasus responden yang sedang bepergian, namun diperkirakan akan kembali masih dalam periode referensi waktu pencacahan, pengawas dapat menunda pencacahannya untuk sementara waktu. Tim petugas lapangan dapat segera melaksanakan kegiatan lapangan di blok sensus berikutnya.

Untuk melakukan pencacahan bagi responden yang belum dicacah atau menyelesaikan pencacahan yang tertunda, pengawas dapat menugaskan salah seorang pencacah untuk melaksanakan, sementara anggota tim lainnya dapat segera melaksanakan pencacahan di blok sensus berikutnya.

(30)

SDKI07-Kodinator Lapangan 26

Menyelesaikan Pemeriksaan Daftar

Sebelum memulai pelaksanaan pencacahan di blok sensus berikutnya, Korlap dibantu oleh Pengawas dan Pemeriksa harus menyelesaikan pemeriksaan untuk keseluruhan daftar hasil pencacahan di blok sensus yang diteliti.

Melakukan Persiapan Pencacahan di Blok Sensus berikutnya

Sebelum Korlap dan semua anggota tim menuju ke lokasi blok sensus berikutnya, Korlap bersama anggota tim harus segera melakukan persiapan. Prosedur yang harus dilakukan Korlap pada tahapan ini identik dengan prosedur yang telah dilakukan Korlap pada tahapan persiapan kegiatan lapangan (lihat Tahapan Persiapan).

(31)

PEMERIKSAAN LAPORAN

ADMINISTRASI KEUANGAN

A. JENIS LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu fungsi yang harus dijalankan Korlap adalah sebagai administrator. Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap sebagai administrator adalah membantu staf BPS daerah menyusun laporan administrasi keuangan SDKI07.

Sejalan dengan tugas tersebut, Korlap harus mempelajari dengan cermat jenis, format dan isian laporan keuangan. Isian laporan mencakup daftar nama, unit/satuan dan jumlah unit/satuan, nilai per unit/satuan dan jumlah nilai total. Unit/satuan bisa berupa blok sensus, dokumen, responden atau lembar tergantung dari fungsi laporan (lihat Lampiran).

Sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan, jenis dokumen laporan administrasi keuangan SDKI07 dikelompokkan menurut jenis kegiatan yang dilaksanakan (lihat Lampiran), sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Pelatihan Petugas Lapangan SDKI07

Jenis dokumen laporan administrasi keuangan untuk pembayaran biaya penyelenggaraan pelatihan petugas mencakup enam komponen yang terdiri dari:

1. Daftar hadir peserta pelatihan

2. Daftar upah per diem peserta pelatihan 3. Daftar biaya transport lokal peserta pelatihan 4. Kuitansi pembayaran sewa ruang kelas dan viewer 5. Kuitansi-kuitansi pembayaran untuk biaya try-out 6. Kuitansi biaya foto-copy dan operasional pelatihan

b. Penarikan Sampel Rumah Tangga SDKI07

Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah penarikan sampel rumah tangga hanya mencakup satu jenis daftar/komponen, yaitu:

(32)

SDKI07-Kodinator Lapangan 28

- Daftar upah penarikan sampel rumah tangga

c. Pencacahan SDKI07

Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pencacahan SDKI07 disusun menurut jenis daftar/kuesioner. Secara lengkap, laporan administrasi keuangan untuk upah pencacahan SDKI07 terdiri dari:

1. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-RT 2. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-R 3. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-WPK 4. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-PK

d. Pemeriksaan/Editing Dokumen SDKI07

Seperti halnya laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pencacahan SDKI07, laporan administrasi keuangan untuk pembayaran biaya pemeriksaan/editing juga disusun menurut jenis daftar/kuesioner. Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pemeriksaan/editing SDKI07 secara rinci terdiri dari:

1. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-RT 2. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-R 3. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-WPK 4. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-PK

e. Pengawasan/Supervisi SDKI07

Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pengawasan /supervisi disusun menurut jenis kegiatan pencacahan SDKI07 yang diawasi. Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pengawasan terdiri dari:

1. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-RT 2. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-R 3. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-WPK 4. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-PK f. Penunjuk Jalan

Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah penunjuk jalan hanya mencakup satu jenis daftar, yaitu:

- Daftar upah penunjuk jalan

(33)

Laporan administrasi keuangan untuk biaya kegiatan monitoring pejabat BPS Provinsi mencakup tiga komponen, yaitu:

1. Daftar biaya transport lokal 2. Kuintansi biaya penginapan/hotel 3. Daftar upah per diem

h. Monitoring Pelaksanaan SDKI07 Pejabat BPS Kabupaten/Kota

Laporan administrasi keuangan untuk biaya kegiatan monitoring pejabat BPS Kabupaten/Kota mencakup tiga komponen, yaitu:

1. Daftar biaya transport lokal 2. Kuintansi biaya penginapan/hotel 3. Daftar upah per diem

B. PEMERIKSAAN LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN

Tugas pokok lainnya yang harus dilaksanakan Korlap sebagai administrator adalah melakukan pemeriksaan kebenaran isian seluruh laporan administrasi keuangan. Pemeriksaan laporan administrasi keuangan dilakukan dengan prosedur umum sebagai berikut:

a. Periksa format laporan apakah sesuai dengan format baku yang ditentukan. b. Periksa isian daftar nama apakah ada nama yang berulang/duplikat

c. Periksa unit/satuan yang digunakan

d. Periksa nilai rate per unit/satuan apakah sesuai dengan anggaran.

e. Periksa kebenaran jumlah nilai yang dibayarkan untuk setiap baris laporan f. Periksa kebenaran jumlah total nilai apakah telah sesuai dengan anggaran. g. Menugaskan staf BPS daerah untuk mengirimkan semua laporan final ke BPS. h. Meminta foto-copy resi pengiriman berkas-berkas laporan keuangan.

i. Membawa langsung ke BPS beberapa jenis dokumen/daftar laporan administrasi keuangan yang belum sempat dikirim.

(34)

SDKI07-Kodinator Lapangan 30

Salah satu tugas pokok Korlap sebagai administrator adalah membantu dan membimbing Pengawas dalam pengelolaan biaya operasional lapangan. Korlap juga harus menugaskan Pengawas untuk menyusun laporan administrasi keuangan. Tugas pokok Korlap lainnya adalah melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang disusun oleh Pengawas dengan prosedur sebagai sebagai berikut:

a. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya penginapan/losmen yang tertulis dalam kuitansi pembayaran penginapan/losmen.

b. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya transportasi lokal semua anggota tim petugas lapangan. Jika untuk keperluan transportasi, petugas menggunakan kendaraan bermotor dinas atau milik sendiri, maka bentuk laporan pertanggung-jawaban biaya transportasi lokal adalah berupa kuitansi pembelian bensin.

c. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya konsumsi tim.

(35)

PENYUSUNAN LAPORAN

PELAKSANAAN LAPANGAN

A. UMUM

Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap adalah menyusun laporan pelaksanaan lapangan yang tediri dari tiga jenis yaitu:

1. Laporan kegiatan harian

2. Laporan permasalahan/kendala lapangan serta solusi pemecahannya 3. Laporan pelaksanaan lapangan

Laporan kegiatan harian mencakup informasi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan Korlap setiap hari. Laporan permasalahan/kendala lapangan berisi seluruh permasalahan/kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan lapangan serta solusi pemecahannya. Laporan pelaksanaan lapangan merupakan laporan mengenai pelaksanaan tugas Korlap selama di lapangan, target dan realisasi pencacahan serta permasalahan-permasalahan/kendala di lapangan. Pada saat Korlap kembali ke BPS, keseluruhan laporan tersebut harus diserahkan ke Subdit Statistik Demografi, Direktorat Statistik Kependudukan, BPS.

B. PENULISAN LAPORAN KEGIATAN HARIAN

Penulisan laporan kegiatan harian harus dilakukan Korlap setiap hari, sejak penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan hingga akhir masa tugas Korlap. Penulisan laporan kegiatan harian Korlap dilakukan dengan menggunakan instrument Daftar SDKI07-LKH (lihat Lampiran). Seluruh kegiatan yang dilakukan Korlap setiap hari harus dicatat secara rinci satu-persatu pada Daftar SDKI07-LKH termasuk catatan waktunya.

Kegiatan yang dicatat pada Daftar SDKI07-LKH hanya mencakup kegiatan *yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan dan pelaksanaan lapangan SDKI07, tidak termasuk kegiatan pribadi seperti tidur, mandi dan sebagainya. Kegiatan yang dicatat antara lain adalah kegiatan pengamatan proses wawancara, pemeriksaan daftar, diskusi tim dan pemeriksaan Daftar

(36)

SDKI07-Kodinator Lapangan 32

DTP.

C. PENULISAN LAPORAN PERMASALAHAN/KENDALA LAPANGAN

Setiap masalah/kendala yang ditemukan di lapangan harus dicatat Korlap pada Daftar SDKI07-PKL. Masalah yang ditemukan harus dituliskan secara rinci termasuk solusi pemecahannya. Solusi pemecahan suatu masalah/kendala yang dicatat pada Daftar SDKI07-PKL harus merupakan hasil diskusi Korlap dengan semua anggota tim petugas lapangan.

Sebelum mencatat permasalahan/kendala yang ditemukan atau dihadapi oleh salah seorang Pencacah di lapangan, Korlap harus memperhatikan catatan sebelumnya. Dalam prakteknya, bisa saja terjadi permasalahan yang sama atau analog pernah ditemukan oleh Pencacah lainnya pada pencacahan sebelumnya. Dalam kasus ini, untuk permasalahan/kendala yang pernah terjadi sebelumnya dan telah tercatat pada Daftar SDKI07-PKL, tidak perlu dicatat lagi.

D. PENULISAN LAPORAN PELAKSANAAN LAPANGAN

Laporan ini merupakan laporan lengkap tertulis mengenai pelaksanaan tugas Korlap selama di lapangan. Materi yang dilaporkan mencakup informasi lengkap mengenai hal-hal berikut:

a. Hasil pengawasan penyelenggaraan pelatihan

b. Masalah dan kendala yang dihadapi petugas lapangan serta solusi pemecahannya. c. Masalah dan kendala yang dihadapi Korlap dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya

serta cara mengatasinya.

d. Target dan realisasi hasil pencacahan

e. Evaluasi tentang kinerja tim petugas lapangan f. Evaluasi keseluruhan tentang pelaksanaan lapangan g. Kesimpulan dan rekomendasi.

(37)

PENGIRIMAN DOKUMEN

HASIL LAPANGAN

A. UMUM

Pengolahan data seluruh kuesioner hasil pencacahan SDKI07 dilakukan

secara terkonsentrasi di BPS. Sejalan dengan itu, semua kuesioner hasil pencacahan harus dikirim segera secara bertahap ke BPS. Secara umum seluruh dokumen /kuesioner SDKI07 hasil pencacahan dikirim ke BPS melalui BPS Propinsi, kecuali untuk Provinsi NAD dan Nias. Dokumen/kuesioner SDKI07 hasil pencacahan di Provinsi NAD dan Nias untuk setiap kabupaten/kota dibawa langsung dibawa ke BPS oleh masing-masing Korlap yang bertanggung-jawab.

Dokumen SDKI07 Provinsi NAD dan Nias yang dibawa Korlap ke BPS selain berupa dokumen/kuesioner hasil pencacahan, juga termasuk dokumen/laporan administrasi pertanggung-jawaban keuangan pelaksanaan SDKI07, yang mencakup SPJ supervisi pejabat BPS Kabupaten/Kota. Sebelum seluruh dokumen/ kuesioner hasil pencacahan dimasukkan ke dalam tempat packing, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk memeriksa kelengkapan dokumen/kuesioner, kemudian urutkan/susun dokumen/kuesioner menurut urutan yang ditentukan.

B. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN

Seluruh kuesioner hasil pencacahan dari masing-masing blok sensus disusun dan digabung menjadi satu oleh Korlap dengan dibantu oleh Pengawas. Dokumen dari suatu blok sensus yang siap dikirim, hanya dokumen yang telah lengkap secara keseluruhan untuk semua jenis daftar. Dokumen/kuesioner yang telah lengkap untuk satu blok sensus dan telah diurutkan langsung dipacking dan dikirim ke BPS Kabupaten/Kota. Pengiriman dokumen/kuesioner tersebut akan dilakukan oleh Korlap secara bertahap hingga akhir masa tugasnya.

(38)

SDKI07-Kodinator Lapangan 34

C. SUSUNAN KUESIONER

Kuesioner setiap blok sensus harus disusun dalam satu ikatan yang berisi Daftar SDKI07-DSRT, Daftar SDKI07-RT, Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-WPK dan SDKI07-PK. Susun seluruh jenis dokumen/kuesioner SDKI07 dengan prosedur sebagai sebagai berikut:

a. Kelompokkan Daftar RT, Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-WPK dan Daftar SDKI07-PK untuk nomor urut rumah tangga yang sama dalam satu kelompok.

Jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu eligible responden, misalnya terdapat lebih dari satu orang remaja, maka susun Daftar SDKI07-R tersebut mulai dari nomor anggota rumah tangga terkecil hingga yang terbesar. Jika di rumah tangga tidak ada remaja yang memenuhi syarat, aftar SDKI07-RT tetap dikirim tanpa Daftar SDKI07-R dengan menulis catatan pada halaman sampulnya:”Tidak ada ART yang memenuhi syarat”.

b. Untuk setiap kelompok dokumen, masukkan Daftar SDKI07-R ke dalam lipatan

Daftar SDKI07-RT. Kemudian lakukan hal yang sama untuk Daftar SDKI07-WPK dan Daftar SDKI07-PK. Setelah langkah ini dilakukan, setiap kelompok dokumen/kuesioner SDKI07 akan tersusun menurut urutan sebagai berikut: Daftar RT, Daftar R, Daftar SDKI07-WPK dan Daftar SDKI07-PK. Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-SDKI07-WPK dan Daftar SDKI07-PK seluruhnya harus terletak dalam lipatan Daftar SDKI07-RT.

c. Susun setiap kelompok dokumen tersebut menurut nomor blok sensus/NKS.

Urutkan setiap kelompok dokumen pada masing-masing blok sensus, menurut urutan nomor urut rumah tangga mulai dari nomor urut rumah tangga terkecil hingga yang terbesar.

d. Dokumen/kuesioner yang telah lengkap dan diurutkan untuk setiap blok

sensus langsung dikirim ke BPS Kabupaten/Kota. Seluruh dokumen/kuesioner ini akan dikirim langsung ke BPS oleh Korlap secara bertahap hingga akhir masa tugasnya.

(39)

Lampiran 1

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Kab. Simelue 20 500 425 160 425 1 2 2 2 6 2 4 16 2 Kab. Aceh Singkil 24 600 510 192 510 1 2 2 2 6 2 4 16 3 Kab. Aceh Selatan 23 575 489 184 489 1 2 2 2 6 2 4 16 4 Kab. Aceh Barat Daya 20 500 425 160 425 1 2 2 2 6 2 4 16 5 Kab. Aceh Tenggara 21 525 446 168 446 1 2 2 2 6 2 4 16 6 Kab. Gayo Lues 23 575 489 184 489 1 2 2 2 6 2 4 16 7 Kab. Aceh Timur 22 550 468 176 468 1 2 2 2 6 2 4 16 8 Kab. Aceh Tamiang 24 600 510 192 510 1 2 2 2 6 2 4 16 9 Kab. Aceh Tengah 21 525 446 168 446 1 2 2 2 6 2 4 16 10 Kab. Bener Meriah 21 525 446 168 446 1 2 2 2 6 2 4 16 11 Kab. Aceh Barat 20 500 425 160 425 1 2 2 2 6 2 4 16 12 Kab. Nagan Raya 23 575 489 184 489 1 2 2 2 6 2 4 16 13 Kab. Aceh Jaya 21 525 446 168 446 1 2 2 2 6 2 4 16 14 Kab. Aceh Besar 25 625 531 200 531 1 2 2 2 6 2 4 16 15 Kab. Pidie 22 550 468 176 468 1 2 2 2 6 2 4 16 16 Kab. Bireun 23 575 489 184 489 1 2 2 2 6 2 4 16 17 Kab. Aceh Utara 25 625 531 200 531 1 2 2 2 6 2 4 16 18 Kota Banda Aceh 25 625 531 200 531 1 2 2 2 6 2 4 16 19 Kota Sabang 20 500 425 160 425 1 2 2 2 6 2 4 16 20 Kota Langsa 23 575 489 184 489 1 2 2 2 6 2 4 16 21 Kota Lhokseumawe 22 550 468 176 468 1 2 2 2 6 2 4 16 22 Kab. Pidie Jaya 20 500 425 160 425 1 2 2 2 6 2 4 16 23 Kota Subulussalam 24 600 510 192 510 1 2 2 2 6 2 4 16

512 12,800 10,880 4,096 10,880 23 46 46 46 138 46 92 368

Note: 1 Supervisi

1. Kolom (3) = Kolom (2) x 25 1 Editor

2. Kolom (4) = Kolom (3) x 0.85 3 Pewawancara WPK

3. Kolom (5) = Kolom (2) x 8 1 Pewawancara PK dan Editor Remaja 4. Kolom (6) = Kolom (3) x 0.85 1 Pewawancara Remaja Pria 5. Kolom (14) = Kolom (9) + (10) + (11) + (12) + (13) 1 Pewawancara Remaja Wanita

Jumlah Blok Sensus, Koordinator Lapangan, Team, dan Pewawancara SDKI07 NAD

Kab/Kota Blok Sensus Rumah Tangga Estimasi Untuk KORLAP Editor Kuesioner WPK Supervisi Pewawancara Kuesioner Remaja Kuesioner PK Total 1 Team = 8 orang = Team (1) Total Wanita Terpilih (15-49) Pria Terpilih (15-54) Remaja (15-24)

(40)

SDKI07-Kodinator Lapangan 36

Lampiran 2

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Kab. Nias 25 625 531 200 531 1 2 2 2 6 2 4 16

2 Kab. South Nias 34 850 723 272 723 1 2 2 2 6 2 4 16

59 1,475 1,254 472 1,254 2 4 4 4 12 4 8 32

Note: 1 Supervisi

1. Kolom (3) = Kolom (2) x 25 1 Editor

2. Kolom (4) = Kolom (3) x 0.85 3 Pewawancara WPK

3. Kolom (5) = Kolom (2) x 8 1 Pewawancara PK dan Editor Remaja 4. Kolom (6) = Kolom (3) x 0.85 1 Pewawancara Remaja Pria 5. Kolom (14) = Kolom (9) + (10) + (11) + (12) + (13) 1 Pewawancara Remaja Wanita

1 Team = 8 persons = Team (1) Total wanita Terpilih (15-49) Pria Terpilih (15-54) Remaja (15-24) Enumerators Kuesioner remaja Kuesioner PK Total

Jumlah Blok Sensus, Koordinator Lapangan, Team, dan Pewawancara SDKI07 Nias-Nias Selatan

Kabupaten Blok Sensus Rumah Tangga Estimasi untuk Korlap Editor Kuesioner WPK Supervisi

(41)

Lampiran 3

Daftar Hadir Peserta Pelatihan Petugas ….

Kegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-Nias Tanggal : 11 Juni - 22 Juni 2007

TC : Kelas : ……… 11-06-07 12-06-07 13-06-07 14-06-07 15-06-07 16-06-07 (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 ... ... ... ... ... ... 2 ... ... ... ... ... ... 3 ... ... ... ... ... ... 4 ... ... ... ... ... ... 5 ... ... ... ... ... ... 6 ... ... ... ... ... ... 7 ... ... ... ... ... ... 8 ... ... ... ... ... ... 9 ... ... ... ... ... ... 10 ... ... ... ... ... ... 11 ... ... ... ... ... ... 12 ... ... ... ... ... ... 13 ... ... ... ... ... ... 14 ... ... ... ... ... ... 15 ... ... ... ... ... ... 16 ... ... ... ... ... ... 17 ... ... ... ... ... ... 18 ... ... ... ... ... ... 19 ... ... ... ... ... ... 20 ... ... ... ... ... ... 21 ... ... ... ... ... ... 22 ... ... ... ... ... ... 23 ... ... ... ... ... ... 24 ... ... ... ... ... ... 25 ... ... ... ... ... ... ………..., 22 Juni 2007 Pembuat Daftar ………. NIP 3400 No. (2) Nama Tanggal

(42)

SDKI07-Kodinator Lapangan 38

Lampiran 4

Biaya Perdiem Peserta Pelatihan Petugas …

Kegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-Nias Tanggal : 11 Juni - 22 Juni 2007

TC : Kelas : ……… (1) (3) (4) (5) 1 300,000 12 3,600,000 1... 2 300,000 12 3,600,000 2... 3 300,000 12 3,600,000 3... 4 300,000 12 3,600,000 4... 5 300,000 12 3,600,000 5... 6 300,000 12 3,600,000 6... 7 300,000 12 3,600,000 7... 8 300,000 12 3,600,000 8... 9 300,000 12 3,600,000 9... 10 300,000 12 3,600,000 10... 11 300,000 12 3,600,000 11... 12 300,000 12 3,600,000 12... 13 300,000 12 3,600,000 13... 14 300,000 12 3,600,000 14... 15 300,000 12 3,600,000 15... 16 300,000 12 3,600,000 16... 17 300,000 12 3,600,000 17... 18 300,000 12 3,600,000 18... 19 300,000 12 3,600,000 19... 20 300,000 12 3,600,000 20... 21 300,000 12 3,600,000 21... 22 300,000 12 3,600,000 22... 23 300,000 12 3,600,000 23... 24 300,000 12 3,600,000 24... 25 300,000 12 3,600,000 25... 90,000,000 ………..., 22 Juni 2007 Pembuat Daftar ………. NIP 3400 (6) Tanda Tangan

Jumlah (Sembilan puluh juta rupiah)

NIP 340010880 Bendahara Rini Savitridina, MA No. (2) Biaya Perdiem (Rp) Jumlah Hari

Nama Diterima (Rp)Jumlah yang

Pemimpin Proyek Drs. Suharno, MSc NIP 340005394 Mengetahui, Kepala BPS Kab/Kota……… ……… NIP 3400

(43)

Lampiran 5

Transport Peserta Pelatihan Petugas …

Kegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-Nias Tanggal : 11 Juni - 22 Juni 2007

TC : Kelas : ……… (1) 1 1... 2 2... 3 3... 4 4... 5 5... 6 6... 7 7... 8 8... 9 9... 10 10... 11 11... 12 12... 13 13... 14 14... 15 15... 16 16... 17 17... 18 18... 19 19... 20 20... 21 21... 22 22... 23 23... 24 24... 25 25... ………..., 22 Juni 2007

Pemimpin Proyek Pembuat Daftar

Drs. Suharno, MSc ……….

NIP 340005394 NIP 3400

No.

(2)

Nama Jumlah yang Diterima (Rp)

(4) (5) Tanda Tangan NIP 340010880 Bendahara Rini Savitridina, MA NIP 3400 Mengetahui, ……… Kepala BPS Kab/Kota……… Jumlah (……….) 0

(44)

SDKI07-Kodinator Lapangan 40

Lampiran 6

SDKI07-LPK

No Nomor No Urut

Urut Blok Sensus TIM

(1) (2) (3) (4) (5)

Uraian Permasalahan/Kendala Solusi Pemecahan Masalah

(45)

Lampiran 7

SDKI07-LKH

Nomor No Urut

Blok Sensus TIM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jam Mulai Jam Selesai

LAPORAN KEGIATAN HARIAN

(46)

SDKI07-Kodinator Lapangan 42

Lampiran 8

SDKI07-DTP

Provinsi NKS

Kab/Kota * TIM Hal ... dari …. Halaman

P W

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

* Coret yang tidak perlu

Hasil Akhir

Tanggal Kembali Nama

Pewawancara Nama Responden

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007

Tanggal Wawan-cara Hasil Akhir Nama Pewawancara PK Remaja

Wawancara Rumah Tangga (RT) Nama Kepala Rmt No.Art Memenuhi

Syarat WPK

DAFTAR TUGAS PEWAWANCARA

Jumlah

a. Halaman ini

b. Sampai dengan Halaman Sebelumnya c. Sampai dengan Halaman Ini No. Urut Rmt Sampel Wawancara Perorangan Tanggal Penugas-an Tanggal Editing Lapangan

(47)

Lampiran 9

Biaya Pengambilan Sampel Rumah Tangga

Kegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-Nias Kab/Kota : Banda Aceh

(1) (3) (4) (5)

1 50,000 12 600,000 1...

2 50,000 13 650,000 2...

25 1,250,000

Banda Aceh, .…. Juli 2007 Pembuat Daftar ………. NIP 3400 NIP 340010880 Bendahara Rini Savitridina, MA Pemimpin Proyek Drs. Suharno, MSc NIP 340005394 Mengetahui, Kepala BPS Kota Banda Aceh

……… NIP 3400 Tanda Tangan (6) Jumlah yang Diterima (Rp) No. (2) Biaya Per Blok (Rp) Jumlah Blok

Jumlah (Satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu sistem perpustakaan PT yang kompleks, peran manajemen koleksi sangat penting, termasuk untuk mengontrol perpindahan koleksi dari statu lokasi ke lokasi lain,

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu dengan membuat alat pengering sistem ruang dengan menggunakan biomassa dari limbah pelepah

Pada proses pembentukan suatu material akan lebih tahan terkena kompresi dibandingkan bila terkena tarikan sehingga pada bagian luar benda yang ditekuk akan

Kegiatan : 2.14.02.2.01 Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka Pengendalian Kuantitas Penduduk Organisasi

Model pembelajaran inkuiri bebas baik digunakan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukan bahwa

Hasil penelitian Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus: Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo antara lain (1).

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru yang diamati dan dinilai oleh observer selama 2 siklus pada penelitian tindakan kelas diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, variabel pertumbuhan ekonomi, belanja dalam bidang kesehatan memiliki pengaruh positif dan signifikan, kemudian variabel