• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM

MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS

X TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

SKRIPSI

Oleh:

AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM

K 2508090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Agung Alfarisi Mulia Ibrahim

NIM

: K2508090

Jurusan/Program Studi

: PTK / Pendidikan Teknik Mesin

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

“ STUDI KOMPETENSI GURU

TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI

PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI

SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”

ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 2 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM

MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS

X TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2011-2012

Oleh:

AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM

K 2508090

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan

Teknik Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I

Suharno, S.T., M.T.

NIP.

19710603 200604 1 001

Pembimbing II

Budi Harjanto, S.T., M.Eng.

NIP. 19790116 200501 1 001

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari :

Tanggal

:

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Ranto, M.T.

Sekretaris

: Herman Saputro, S.Pd. MT. M.Pd.

Anggota I

: Suharno, ST., MT.

Anggota II

: Budi Harjanto, ST, M.Eng.

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan,

Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Agung Alfarisi Mulia Ibrahim.

STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK

MESIN

PRODUKTIF

DALAM

MELAKSANAKAN

EVALUASI

PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI

SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi guru teknik

mesin produktif kelas X dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI

1 Surakarta serta untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang

diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Subjek penelitian adalah guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1

Surakarta yang berjumlah 7 orang. Sumber data berasal dari informan serta

dokumen dan data. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan

metode interview, observasi, dokumentasi dan angket. Validitas data

menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik

analisis statistik, yaitu menggunakan rumus statistik (presentase) yang digunakan

untuk mendiskripsikan hasil penelitian. Prosedur penelitian menggunakan Tahap

Pra Penelitian, Tahap Persiapan Penelitian, Tahap Pengumpulan Data, Tahap

Analisis Data, Tahap Penarikan Kesimpulan dan terakhir Tahap Penulisan

Laporan

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi guru teknik mesin

produktif kelas X teknik pemesinan dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran di

SMK PGRI 1 Surakata dimulai dari perencanakan, menyusun soal, menganalisis

dan mengolah hasil evaluasi serta menginterpretasi dan menindaklanjuti hasilnya

adalah ada 1 orang guru yang memasuki kreteria sangat tinggi dengan presentasi

14,29 %. 4 Orang guru memasuki kriteria tinggi dengan presentasi 57,14 %,

sedangkan 2 orang guru memasuki kriteria sedang dengan presentasi 28,58 %.

Jadi sebagian besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1

Surakarta dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sudah dengan baik atau

dengan kriteria tinggi.

Simpulan penelitian ini adalah guru teknik mesin produktif kelas X di

SMK PGRI 1 Surakarta adalah guru yang memiliki kompetensi yang baik dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Kata kunci

: kompetensi guru, evaluasi pembelajaran, guru teknik mesin

produktif

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Agung Alfarisi Mulia Ibrahim,

A STUDY MECHANICAL ENGINEERING

TEACHER IN IMPLEMENTING LEARNING EVALUATION FOR THE

X MECHANICAL ENGINEERING GRADERS OF SMK PGRI 1

SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012

. Thesis, Surakarta:

Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University,

2012, June 2012.

The objectives of research are to find out the competency of X grade

Productive Mechanical Engineering teacher in implementing learning evaluation

in SMK PGRI 1 Surakarta as well as to find out the implementation of learning

evaluation conducted in SMK PGRI 1 Surakarta.

This research employed a qualitative method with a descriptive analysis

approach. The qualitative method is the one producing descriptive data in the

form of written or spoken words from people or behavior observed. The objective

of this descriptive research is to make a description or depiction systematically,

factually and accurately of the facts, characteristics as well as relationship

between the phenomena investigated. The subject of research is the teacher of X

grade of productive mechanical engineering in SMK PGRI 1 Surakarta consisting

of 7 students. The data source derived from informant, document and data.

Techniques of collecting data used were interview, observation, documentation,

and questionnaire. Data validation was done using method triangulation

technique. The data analysis was conducted using statistical analysis, namely

using minus statistical (percentage) used to describe the result of research. The

procedure of research included Preliminary, Preparation, Data Collection, Data

analysis, Conclusion Drawing and Reporting Writing Stages.

The result of research showed that the competency of X Grade

Productive Mechanical Engineering Teacher in implementing learning evaluation

in SMK PGRI 1 Surakarta from planning, organizing items, analyzing and

processing the result of evaluation to interpreting and following up the result

indicated 1 teacher belonging to a very high criteria with 14.29%; 4 belonging to

high criteria with 57.14%, and 2 belonging to moderate criteria with 28.58%. So

majority teacher of X Grade Productive Mechanical Engineering in SMK PGRI 1

Surakarta had implemented the learning evaluation well or with high criteria.

The conclusion of research was that the teachers of X Grade Productive

Mechanical Engineering in SMK PGRI 1 Surakarta were those with good

competency in implementing the learning evaluation.

Keywords

: teacher competency, learning evaluation, productive mechanical

engineering.

(8)

commit to user

viii

MOTTO

The imaginations is more importan than knowledge

~ Albert Einsteins ~

Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan akan tetapi manusia tidak

bisa dikalahkan selama manusia itu masih setia pada hatinya

~ Falsafah Setia Hati Terate ~

Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa

~ Bapak ~

Sukses merupakan konsep pemikiran yang terwujudkan dengan baik

~ Agung Alfarisi ~

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-MU, kupersembahkan karya ini untuk :

“ Bapak dan ibu serta adik-adikku ”

Doamu yang tiada terputus, serta tak pernah lelah bekerja keras untuk

perjuangan pendidikanku. Tiada kasih sayang seindah dan seabadi kasih

sayangmu.

“ Bulik Tri dan Pak Tris ”

Terimakasih atas nasehat yang tak pernah lelah diberikan kepadaku.

“ Neng Nuria Kusuma Putri ”

Dirimu telah menjadi separuh nafas hidupku, dirimu takkan tergantikan untuk

selamanya

“ Segenap keluarga di Sulawesi Tenggara dan rekan-rekan

pendampingan SMK 2011 ”

Terimakasih telah memberikan pengalaman yang luarbiasa dan takkan

terlupakan sepanjang hidupku

“ Segenap keluarga besar BEM FKIP UNS, FICOS FKIP UNS, ICT

FKIP UNS, HMP PTM, HMJ PTK, SKI PABELAN, PSHT UNS,

PPkwu UNS, KOMPAS UNS, serta IMPSI ”

Terimakasih telah memberikan nafas organisasi yang telah merubah jiwa aktifis,

serta proses menjadi seorang mahasisswa yang luarbiasa, berbeda dan istimewa

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah swt semata yang telah

melimpahkan kasih sayang-Nya buat seluruh umat dan alam semesta. Shalawat

dan salam teruntuk seluruh umat manusia, Rasulullah Muhammad S.A.W yang

telah menuntun umat kepada jalan yang diridhoi Allah S.W.T. Penyusunan skripsi

ini merupakan salah satu kewajiban untuk melengkapi syarat menyelesaikan

program pendidikan strata satu (S1) Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menyadari bahwa banyak berbagai pihak

yang telah ikut membantu menyusun skripsi ini, maka dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2.

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik

dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4.

Bapak Suharno, S.T., M.T., selaku pembimbing I yang telah membantu

dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Bapak Budi Harjanto, S.T., M.Eng., selaku pembimbing II yang telah

membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Ranto, M.T., selaku pembimbing akademis yang telah

membantu dan membimbing penulis selama studi di Pendidikan

Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

(11)

commit to user

xi

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi

kebaikan skripsi ini. Terakhir semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2012

(12)

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..

HALAMAN PERNYATAAN………

HALAMAN PENGAJUAN……….

HALAMAN PERSETUJUAN………

HALAMAN PENGESAHAN……….

HALAMAN ABSTRAK……….

HALAMAN MOTTO………..

HALAMAN PERSEMBAHAN……….

KATA PENGANTAR……….

DAFTAR ISI………

DAFTAR GAMBAR………...

DAFTAR TABEL………

DAFTAR LAMPIRAN………...

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xii

xiv

xv

xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

3

C.

Tujuan Penelitian ...

3

D.

Manfaat Penelitian ...

4

BAB II. LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka………...

5

1.

Pengertian Kompetensi ...

5

2.

Urgensi Kompetensi Guru ...

6

3.

Macam-macam Kompetensi Guru ...

7

4.

Konsep Evaluasi Pembelajaran ... 12

B.

Kerangka Pemikiran……… . 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

(13)

commit to user

xiii

C.

Data dan Sumber Data ... 27

1.

Informan ... 27

2.

Dokumen dan Arsip ... 27

D.

Teknik Sampling ... 27

E.

Pengumpulan Data ... 28

1.

Wawancara ... 28

2.

Observasi ... 28

3.

Dokumentasi ... 29

4.

Angket……… 29

F.

Uji Validitas Data ... 30

G.

Analisis Data……… ... 31

H.

Prosedur Penelitian……… ... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data ……… ... 36

B.

Pengolahan dan Analisis Data……… ... 37

1.

Perencanaan Evaluasi Pembelajaran……… .. 37

2.

Penyusunan Soal Tes……….. 47

3.

Pengolahan dan Analisis……… 57

4.

Interprestasi dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi……… ... 62

C.

Pembahasan Hasil Analisis……… ... 70

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.

Simpulan……… ... 79

B.

Impilikasi……… ... 80

C.

Saran……… . 80

DAFTAR PUSTAKA

...

82

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Indikator pengembangan langkah-langkah evaluasi pembelajaran ... 31

2

Perumusan tujuan evaluasi ... 39

3

Menentukan jumlah evaluasi dalam 1 semester ... 40

4

Melaksanaan evaluasi sesuai dengan kurikulum sekolah ... 41

5

Aspek-aspek kompetensi siswa dalam perencanaan evaluasi ... 42

6

Melaksanaan evaluasi secara rutin... 43

7

Memilih teknik evaluasi tes ... 43

8

Memilih teknik evaluasi nontes ... 44

9

Melaksanaan evaluasi sesuai dengan jadwal ... 45

10

Melaksanaan post test ... 46

11

Melaksanaan evaluasi setelah 1 KD ... 47

12

Memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi ... 48

13

Menggunakan KKM dalam evaluasi ... 49

14

Membuat soal mengacu pada Silabus dan RPP ... 50

15

Menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal ... 51

16

Validitas Soal ... 52

17

Reliabilitas Soal ... 53

18

Menentukan butir soal sesuai dengan sub materi ... 54

19

Membuat butir soal sesuai dengan kompetensi siswa ... 55

20

Memberikan kisi-kisi soal kepada siswa ... 56

21

Memperhatikan tingkat kesukaran soal ... 57

22

Memperhatikan aspek tujuan pembelajaran ... 58

23

Menilai sikap siswa... 59

24

Membuat soal remidial ... 59

25

Memberikan skor pada butir soal ... 60

26

Membuat paket soal yang berbeda ... 61

27

Memberikan tugas tambahan selain tes ... 62

(16)

commit to user

xvi

29

Membantu siswa dalam penyelesaian soal ... 63

30

Memberikan tambahan pelajaran ... 64

31

Melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan ... 65

32

Peningkatan nilai siswa... 66

33

Membatasi melaksanaan perbaikan ... 66

34

Mengulas kembali hasil evaluasi ... 67

35

Menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa... 68

36

Membuat peringkat nilai siswa ... 69

37

Melanjutkan ke materi berikutnya ... 70

38

Melakukan pendekatan kepada siswa yang nilainya dibawah standar ... 71

39

membuat laporan hasil belajar kepada orang tua siswa ... 72

40

Menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala sekolah ... 73

41

Meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran ... 74

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1

Kisi-kisi Angket ... 84

2

Skoring Angket ... 90

3

Transkip Wawancara ... 92

4

Program Tahunan…... 110

5

Program Semester ... 111

6

Silabus ... 112

7

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 120

8

Analisi Penetapan KKM ... 154

9

Lembar Penilaian Praktek ... 161

10

Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ... 162

11

Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ... 165

12

Surat Permohonan Izin Observasi ... 166

13

Surat Permohonan Izin Penelitian ... 167

(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan dalam artian,

pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau

orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan

merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun.

Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu

dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudharsono, 1994: 2). Oleh karena itu

pendidikan perlu mendapat perhatian penting dari berbagai pihak, baik dari

keluarga, masyarakat, pemerintah pada umumnya dan pengelola pendidikan pada

khususnya. Pendidikan di Indonesia dikenal dengan nama pendidikan nasional.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 disebutkan

bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri

dan

menjadi

warga

negara

yang

demokratis

serta

bertanggungjawab.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga

pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh

keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara

kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan

oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan

pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi

oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pun harus

mencakup

keseluruhan

komponen

dalam

sistem

pengajaran

tersebut.

Komponenkomponen yang terpenting adalah tujuan, materi, evaluasi.

(19)

commit to user

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan

kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan

melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.

Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini

sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai

pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat

luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika

dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling penting dalam hal ini

adalah faktor guru. Sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun

sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan

membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki

kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara

efektif dan efisien.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila

kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten

dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal Kompetensi yang

harus di miliki oleh seorang guru adalah kompetensi kepribadian, paedagogik,

sosial, professional. Kompetensi paedagogik guru juga dituntut dapat

melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan dalam

melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.

Selain kompetensi guru, peserta didik juga memiliki beberapa

kompetensi yaitu, kompetensi kognitif, dimana kompetensi ini berkaitan dengan

intelektual siswa, selanjutnya adalah kompetensi afektif, dimana kompetensi ini

berkaitan dengan kemampuan sikap siswa sehari-hari, dan yang terakhir adalah

kompetensi psikomotorik, dimana kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan

(20)

commit to user

siswa dalam ketrampilan pada proses pembelajaran. Untuk mengetahui

kompetensi dari siswa diperlukan pengukuran yang jelas melalui evaluasi.

Berdasarkan survei awal di SMKN PGRI 1 Surakarta didapatkan

beberapa data dari soal-soal yang diujikan pada semester ganjil khususnya mata

pelajaran produktif dimana didapatkan beberapa butir soal yang tidak mengacu

pada RPP dan silabus mata pelajaran yang diajarkan. Validitas dan reliabilitas soal

juga beberapa guru teknik mesin produktif sering mengabaikannya. Pemberian

remidi bagi siswa yang belum memenuhi kriterian ketuntasan minimal masih

banyak yang tidak sesuai dengan jadwal evaluasi yang sudah ditentukan sekolah,

khususnya mata pelajaran praktek.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk

mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru

teknik mesin kelas X dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan

kegiatan evaluasi pembelajaran dalam bentuk skripsi yang berjudul studi tentang

kompetensi guru teknik mesin produktif dalam melaksanaan evaluasi

pembelajaran bagi siswa kelas X teknik pemesinan di SMK PGRI 1 Surakarta

tahun pelajaran 2011-2012.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan pembatasan masalah di atas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1.

Bagaimanakah kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK

PGRI 1 Surakarta dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran ?

2.

Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran teknik mesin produktif yang

diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1.

Mengetahui kompetensi guru pendidikan teknik mesin produktif dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta.

(21)

commit to user

2.

Mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan teknik mesin

produktif yang diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan penelitian berharap agar hasil penelitiannya dapat

bermanfaat. Demikian pula dengan penelitian ini diharapakan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1.

Sebagai masukan bagi guru betapa pentingnya kompetensi guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran dan keterkaitan kompetensi guru dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga didapatkan hasil belajar yang

optimal.

2.

Mengajak guru teknik mesin untuk berkompetensi dalam masalah

pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

(22)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Kajian Pustaka

1. Konsep Kompetensi Guru

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks

pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional

bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang

menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam sistem

pendidikan nasional kita, eksistensi guru sangat penting, guru merupakan jabatan

atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Menurut UU No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). Profesional

adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi (Pasal 1 ayat 2)

”Satu kunci pokok tugas dan kedudukan guru sebagai tenaga professional

menurut ketentuan pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai agen pembelajaran

(

Learning Agent

) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran sentral dan cukup strategis antara

lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi

inspirasi belajar bagi peserta didik” (Sisdiknas, pasal 3).

Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki

kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi

berasal dari kata

competency

, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut

kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan

untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Istilah kompetensi sebenarnya

memiliki banyak makna yang diantaranya adalah sebagai berikut:

(23)

commit to user

Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau

kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif (Usman, 2005:3).

Kompetensi juga berati penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan

apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah-sekolah kejuruan harus

selalu ditingkatkan penyesuaian mengenai isi pendidikan (kurikulum), sistem,

metode, sarana belajar, kemampuan professional guru dan sebagainya, sehingga

sekolah mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten

dalam bidang keahliannya.

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari

kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar

kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan (Depdiknas, 2004:3)

Menurut undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pengertian kompetensi adalah "seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya."

2. Urgensi Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap

guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus

pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan

social adjustment

dalam

masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan

kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan

kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system

penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa

agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian

diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik

mungkin (Hamalik, 2006:36).

(24)

commit to user

Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi

guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan

saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi

sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,

sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Majid (2005:6)

menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai

guru. Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki meliputi:

a)

Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan

intelektual.

b)

Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,

menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang

berkenaan dengan tugas dan profesinya.

c)

Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai

keterampilan atau berperilaku.

3. Macam-macam Kompetensi Guru

Secara umum, Rosyada (2004:112) mengemukakan guru harus

memenuhi dua kategori yaitu memiliki

capability

dan

loyality

, yakni guru itu

harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki

kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan,

implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap

tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah kelas.

Kedua kategori,

capability

dan

loyality

tersebut, terkandung dalam

macam-macam kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi paedagogik dan kompetensi

sosial.

(25)

commit to user

a. Kompetensi Kepribadian

Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan

menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak

didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak

didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka

yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut

for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1)

pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan

tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4)

pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6)

memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap

harkat dan martabat manusia.

b. Kompetensi Profesional

Dalam standar nasional pendidikan, kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan

dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional,

diantaranya adalah sebagai berikut (Samana, 1994:61) :

1) Guru dituntut menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari para

guru sangatlah menentukan keberhasilan pengajarannya. Guru

hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar pengayaan

dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya,

mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara

sistematis, relevan dengan tujuan instruksional khusus (TIK), selaras

dengan perkembangan mental siswa, selaras dengan tuntutan

perkembangan

ilmu

serta

teknologi

(

modern

)

dan

dengan

memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada di sekolah dan atau

yang ada di lingkungan sekolah.

(26)

commit to user

2) Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru diharapkan

menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran,

asas pengajaran, prosedur, strategi dan teknik pengajaran, menguasai

secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang

penggunaan fasilitas pengajaran.

3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi sosial

kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.

4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.

Kemampuan guru dalam membuat, mengorganisasi, dan merawat serta

menyimpan alat pengajaran dan atau media pengajaran adalah penting

dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran.

5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yang

menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi

jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru

yang bersangkutan.

6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu

berperan sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator,

evaluator, membantu penyelenggaraan administrasi kelas serta

sekolah, ikut serta dalam layanan B.K di sekolah. Dalam pengajaran

guru dituntut cakap dalam aspek didaktismetodis agar siswa dapat

belajar giat.

7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa

mempunyai dampak yang luas, data penilaian yang akurat sangat

membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa, memandu

usaha, optimalisasi dan integrasi perkembangan diri siswa. Yang

pertama-tama perlu dipahami oleh guru secara fungsional adalah

bahwa penilaian pengajaran merupakan bagian integral dari sistem

pengajaran. Jadi kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat

ukur (tes), penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta

pemberian skor, pengelolaan skor, dan menggunakan norma tertentu,

(27)

commit to user

pengadministrasian proses serta hasil penilaian dan tindak lanjut

penilaian hasil belajar berupa pengajaran remedial serta layanan

bimbingan belajar dan seluruh tahapan penilaian tersebut perlu

diselaraskan dengan kemampuan sistem pengajaran.

8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK. Mampu menjadi

partisipan yang baik dalam pelayanan BK di sekolah, membantu siswa

untuk mengenali serta menerima diri serta potensinya membantu

menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup, membantu siswa

berani menghadapi masalah hidup, dan lain-lain.

9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi

sekolah, guru dituntut cakap atau mampu bekerjasama secara

terorganisasi dalam pengelolaan kelas.

10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu

menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran.

Evaluasi termasuk kompetensi guru di bidang profesional, karena guru

dituntut untuk mengembangkan RPP dan silabus, penulisan skor soal, pembuatan

hasil belajar siswa.

Tuntutan kompetensi dibidang penelitian kependidikan ini merupakan

tantangan kualitatif bagi guru untuk masa kini dan yang akan datang. Untuk

keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar

kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10,

menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

c. Kompetensi Paedagogik

Menurut Mulyasa (2007:75) Kompetensi paedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru

(28)

commit to user

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi

hal-hal sebagai berikut :

1.

Pemahaman wawasan / landasan kependidikan

2.

Pemahaman terhadap peserta didik

3.

pengembangan kurikulum / silabus

4.

Perancangan pembelajaran

5.

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6.

Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7.

Evaluasi Hasil Belajar (EHB)

8.

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan

masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai

bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk

(Mulyasa, 2007:173) :

1)

Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

2)

Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3)

Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua / wali peserta didik; dan

4)

Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

saat ini, ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan adalah

melaksanakan kegiatan penilaian yang merupakan salah satu ciri yang melekat

pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan

umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan

karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat

keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat

(29)

commit to user

dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi

pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.

4. Konsep Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Evaluasi

Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang

terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak

bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,

saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya

adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan

pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang

yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada

diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas

melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa

dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan

keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa,

guru diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,

karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar

mengajar.

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu

evaluation.

Menurut Mehrens

dan Lehmann yang dikutip oleh Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu

proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (2004. 3). Dalam

hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung beberapa

pengertian, diantaranya adalah:

a)

Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Purwanto dalam buku

Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (2004. 3), evaluasi

adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan

sampai sejauh mana tujuan dicapai oleh siswa.

(30)

commit to user

b)

Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah penaksiran

terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau

nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Purwanto, 2004:

3). Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya ”Masalah-masalah ilmu

keguruan”

yang kemudian dikutip oleh Slameto (2005)

mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai berikut:

1)

Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan

dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak

pengambil keputusan.

2)

Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,

sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna

mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong

dan mengembangkan kemampuan belajar.

3)

Dalam

rangka

pengembangan

sistem

instruksional,

evaluasi

merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah

berjalan seperti yang telah direncanakan.

4)

Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan

dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan

yang diharapkan. (hlm. 47)

Menurut Arikunto (2004) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut

digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan

seorang pendidik harus mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajarannya

tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan

proses belajar mengajar, dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka

diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut juga

dengan

evaluasi pembelajaran

(hlm. 1).

Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program pengajaran,

maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam penilaian formatif atau

evaluasi formatif. Menurut Sudijono (2006), evaluasi formatif ialah evaluasi yang

dilaksankan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran,

(31)

commit to user

yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok

bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan (hlm.

23).

2. Tujuan Evaluasi

Secara umum, dalam bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk

(Sudijono, 2006) :

a)

Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai

dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik

dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses

pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b)

Mengukur dan menilai sampai dimanakah efektifitas mengajar dan

metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh

pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta (hlm.

16).

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang

pendidikan adalah:

1)

Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

pendidikan.

2)

Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan

peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat

dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan

keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan,

metode, atau teknik. Tujuan utama dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a)

Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam

proses pembelajaran.

b)

Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan

tujuan.

(32)

commit to user

c)

Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.

Evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai

keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai

pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping itu,

fungsi evaluasi proses adalah memberikan informasi tentang hasil yang dicapai,

maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan tehadap perbaikan program lebih

lanjut yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik (

feedback

) bagi guru

dalam mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan

rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan dicapai, dengan demikian

betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar (Sofyan,

2006:32).

3. Fungsi Evaluasi

Dalam keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi

berfungsi untuk Slameto (2001) :

a)

Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi

formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki

cara belajar siswa.

b)

Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.

c)

Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa

atas suatu unit pelajaran.

d)

Menengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.

e)

Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah.

f)

Memberi laporan kepada siswa dan orang tua

g)

Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

h)

Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan

(streaming)

i)

Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan

pendidikan.

j)

Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan.

k)

Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.

(33)

commit to user

l)

Sebagai alat motivasi belajar mengajar

m)

Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah

yang bersangkutan (hlm. 15)

Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh

agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan

karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai

keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.

b. Jenis-jenis Evaluasi

Jenis evaluasi berdasarkan tujuan yaitu :

1)

Evaluasi diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah

kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2)

Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa

yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3)

Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan

siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik

siswa.

4)

Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki

dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5)

Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil

dan kemajuan belajar siswa.

Jenis penelitian evaluasi dilakukan pada guru teknik mesin produktif di

SMK PGRI 1 Surakarta adalah jenis penelitian sumatif. Evaluasi sumatif adalah

evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai

diberikan. Dengan kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit

pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah

(34)

commit to user

untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah

mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono,

2007: 23). Tujuan evaluasi sumatif adalah mendokumentasikan implementasi

program serta kesimpulan dalam periode tertentu.

c. Prinsip-Prinsip Evaluasi

Menurut Sudijono (2008) evaluasi terhadap hasil belajar setidaknya

mencakup dua hal yaitu: evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan khusus

dan evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan umum pengajaran. (hlm.

30). Evaluasi hasil belajar dapat terlaksana jika menggunakan tiga prinsip dasar

berikut: (1) prinsip kesinambungan, (2) prinsip keseluruhan, dan (3) prinsip

objektivitas.

1)

Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan)

Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian

semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus

menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur

dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa untuk belajar

mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.

2)

Prinsip Comprehensive (keseluruhan)

Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku,

keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu

maka item-item test harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan aspek

tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik)

3)

Prinsip Objektivitas

Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu

bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor

subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak

didik.

(35)

commit to user

d. Teknik Evaluasi

Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat

yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam

teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai

dengan kompetensi yang dinilai, teknik penilaian yang dimaksud antara lain

melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri dan penilaian

antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di

sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan

dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik

non test

, maka evaluasi

dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.

Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang

dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadap

objek psikologis.

Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang

berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik

yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang

dipaparkan secara deskriptif.

1. Teknik Tes

Sudijono (2006) mengemukakan tes adalah alat atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa

pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh

testee

sehingga dapat dihasilkan nilai yang

melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh

testee

lainnya

atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (hlm. 67).

Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur

perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan:

a)

Tes diagnostik menurut Arikunto (2002) adalah tes yang digunakan

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan

(36)

commit to user

kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian

perlakuan yang tepat (hlm. 34).

b)

Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh

manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran

yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran

dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah tes formatif ini dikenal

dengan istilah

ulangan harian.

c)

Tes sumatif yang dijelaskan oleh Sudijono (2006) tes hasil belajar

yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran

selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan

ulangan umum,

dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi

Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah (hlm. 71).

Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara

memberikan jawabannya, Sudijono (2006) membagi tes menjadi dua golongan,

yaitu tes tertulis dan tes lisan (hlm. 75).

2. Teknik Non Tes

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta

didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan

Arikunto (2002) :

a)

Skala bertingkat

(Rating sca

le) Skala menggambarkan suatu nilai yang

berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

b)

Quesioner

(Angket

) yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

oleh orang yang akan diukur

(responden

)

c)

Daftar cocok (

Check list

) yaitu deretan pernyataan dimana responden

yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang

sudah disediakan.

d)

Wawancara (

Interview)

suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab

sepihak.

(37)

commit to user

e)

Pengamatan

(observation

) suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.

f)

Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam

masa kehidupannya. (hlm. 27).

e. Langkah-langkah Evaluasi

Slameto menyatakan (2005) evaluasi merupakan bagian integral dari

pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan

dan pendayagunaannya pun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program

pendidikan atau pengajaran (hlm. 45).

Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan penilaian

KTSP adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat

indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan

teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.

Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik

sebagai berikut:

a)

Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada

satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan: pengembangan

indikator pencapaian KD, penyusunan rancangan penilaian (teknik dan

bentuk penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial

dan pengayaan setiap KD. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator

dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan

rata-rata

peserta

didik/intake),

karakteristik

setiap

indikator

(kesulitan/kerumitan

atau

kompleksitas),

dan

kondisi

satuan

pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana

dan prasarana).

(38)

commit to user

b)

Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus

mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria

penilaian kepada peserta didik.

c)

Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrument

penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan

pedoman penilaian.

2. Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik.

Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan

menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,

menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. Kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik pada tahap ini meliputi:

a)

Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah

dikembangkan.

b)

Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman

penilaian, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan

belajar peserta didik.

Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada

masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik misalnya,

mengenai kekuatan dan kelemahannya, ini merupakan informasi yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengetahui kemajuan hasil belajarnya,

mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, memotivasi diri

untuk belajar lebih baik, dan memperbaiki strategi belajarnya.

3. Analisis Hasil Penilaian

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah

menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan

hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta

didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui

(39)

commit to user

kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk

memperbaiki pembelajaran.

4. Tindak lanjut hasil analisis

Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. Kegiatan

yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:

a.

Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas

(belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan

kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas.

b.

Pengandministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.

5. Pelaporan hasil penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar

peserta didik. Tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan

sebagai berikut:

a)

Menghitung menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam

penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester,

dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);

b)

Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik

pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui

wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi

belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai

deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh;

c)

Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan

agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan

kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir

semester akhlak dan kepribadian peserta didik.

d)

Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya

kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang

akademik (kurikulum). Dalam KTSP, Penilaian menggunakan acuan

kriteria, maksudnya hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan

Gambar

Gambar            Halaman
Tabel 4. Apakah Bapak / Ibu dalam melaksanakan evaluasi sesuai dengan  pedoman kurikulum yang digunakan sekolah ?
Tabel  5  menunjukkan  bahwa  guru  teknik  mesin  produktif  kelas  X  di  SMK  PGRI  1  Surakarta  sebagian  besar  sudah  menerapkan  aspek-aspek  kompetensi siswa dalam perencanaan evaluasi
Tabel 7. Apakah Bapak / Ibu memilih teknik evaluasi tes yang digunakan  dalam pelaksanaan evaluasi ?
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan yang dilakukan agar pembelajaran sejarah Kota Semarang yang mengandung nilai – nilai nasionalisme sesuai dengan target sasaran yang dituju, maka perlu

Dalam konteks hubungan eksploitasi sumber daya perikanan, masyarakat nelayan kita memerankan empat perilaku sebagai berikut: (1) mengeksploitasi terus-menerus sumber daya

Tujuan penelitian dan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kewenangan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama dalam menangani

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang tingkat substitusi dengan variasi tepung kacang tunggak terhadap tepung terigu sebagai

Kemudian untuk poster akan di letakkan di beberapa tempat yang biasanya di gunakan untuk beraktifitas oleh para petani, seperti: balai pertemuan kelompok tani,

guru agama. Kemudian setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan kemerdekaan Re­ publik Indonesia diproklamasikan, maka kegiatan-kegiatan pe­ ngembangan agama dimulai

Adapun penelitian ini bertujuan untuk iiicndapatkan briket arang dengan kualitas yang sesuai dengan standar SNI dengan mcmvariasikan perbandingan campuran bahan baku dari 1 : 1

Students are starting to play the role play of “Little Red Riding Hood”. Students do role playing with the assistance from the teacher so they can understand easier their role in