PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN YANG GO PUBLIK
TAHUN 2012 – 2014
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Akuntansi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Reza Parningotan Malau NIM : 232011069
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2016
1
PENDAHULUAN
Profitabilitas menjadi indikator untuk menilai baik buruknya kinerja dari sebuah perusahaan, dalam menjalankan kegiatan bisnisnya setiap perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan profitabilitas yang optimal (Kasmir, 2003). Semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh, maka perusahaan mendapatkan laba yang tinggi juga begitu pun sebaliknya bila perusahaan memperoleh profitabilitas yang rendah, maka pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan pun juga rendah (Kasmir, 2003). Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan dan tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan (Kasmir, 2003).
Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga keberlangsungan usahanya dan tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan, karena rasio-rasio tersebut mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan (Indra, 2006). Dengan begitu, profitabilitas bank tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Indra, 2006).
Kemampuan bank untuk menghasilkan laba dapat dihitung dengan membandingkan antara laba dengan total aktiva yang dikenal dengan ROA (Dendawijaya, 2005). Ukuran ROA menunjukkan kemampuan bank untuk mendapatkan laba yang diperoleh dari pemanfaatan aktiva yang dimiliki (Dendawijaya, 2005). Rasio-rasio untuk mengukur profitabilitas dicantumkan dalam
2
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 pasal 4 ayat (4), penilaian profitabilitas yang digunakan untuk menilai kesehatan bank dapat menggunakan rasio Return On Asset, dan rasio ini sangat penting mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank (Abdulah, 2004).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ptofitabiliras bank. Seperti penelitian Rusydi (2012) dan Kurniawati (2013), mengungkapkan ada pengaruh penyaluran kredit terutama rasio LDR terhadap profitabilitas bank. Nilai penyaluran kredit (LDR) bank umum pada periode 2009-2012 mengalami penurunan yang tajam dari tahun 2009 sebesar 88,49 % menjadi 79,86 % pada tahun 2012. Peningkatan pendapatan bunga yang terjadi pada periode 2008-2009 dikarenakan pada tahun tersebut suku bunga kredit mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan data yang dirilis Bank Indonesia yaitu rata-rata suku bunga kredit telah membaik pada tahun 2009 sampai 2012, dimana suku bunga pada 2009 mencapai 15,39%, kemudian pada 2010 menjadi 13,24%, pada 2011 menjadi 12,74%. Meskipun suku bunga kredit mengalami penurunan, namun minat para nasabah untuk meminjam dana tidak begitu antusias dalam meminjam dana.
Sartono (2000), menyatakan efisiensi operasional merupakan kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dan biaya yang dilakukan untuk mengoperasikan dana tersebut. Rasio efisiensi bank dapat diukur dengan rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) (Sartono, 2000). Penelitian Ayuningrum (2011), mengungkapkan ada pengaruh NIM terhadap profitabilitas bank. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat
3
tingkat pendapatan bunga bank akan meningkatkan profitabilitas bank. Penelitian Nusantara (2009), menyatakan bahwa terdapat pengaruh BOPO rehadap profitabilitas namun disisi lain Restiyana (2011) , menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank.
Berdasarkan konsep pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang diatas, yang mana terdapat kontroversi hasil penelitian serta berdasarkan efisiensi operasional, maka peneliti akan menambah variabel NIM dan penyaluran kredit. Penambahan variabel NIM karena NIM merupakan salah satu variebel yang ada dalam efisiensi operasional Bank. Sedangkan penambahan penyaluran kredit karena ada fenomena penurunan penyaluran kredit yang telah diutarakan di atas.
Berdasarkan hal tersebut. maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul pengaruh penyaluran kredit dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas bank yang go publik tahun 2012 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penyaluran kredit dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas bank yang go publik tahun 2012 - 2014
KAJIAN PUSTAKA Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasisn dana Bank (Siamat, 2005). Penggunaan dana untuk penyaluran kredit yang dilakukan bank mencapai 70 % - 80 % dari volume usaha bank. Oleh karena itu, sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit. Besarnya
4
pengalokasian dana bank dalam penyaluran kredit menjadikan account officer harus memberi perhatian lebih dalam analisis kredit agar tidak terjadi resio gagal bayar, baik karena kegagalan usaha atau ketidakmampuan bayar atau ketidaksediaan membayar yang menyebabkan timbulnya kredit bermasalah (Hasibuan, 2009).
Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba. (Siamat, 2005). Kemampuan menghasilkan laba ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajer bank dan memberikan gambaran tentang efektivitas pengelolaan suatu bank tersebut. Tingginya profitabilitas suatu bank menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja keuangan bank tersebut juga dikatakan baik. Profitabilitas suatu perbankan dapat diukur dengan kesuksesan bank atas kemampuanya menggunakan aktivanya secara produktif, dengan kata lain profitabilitas suatu bank dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal dari bank tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sedangkan menurut pendapat yang dikemukan oleh Lukman (2005), ROA merefleksikan
5
seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan tersebut. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Secara sistematis perhitungan Return On Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :
% 100 X Aktiva rata Rata Total Pajak Sebelum Usaha Laba ROA
Semakin besar nilai Return On Aset maka akan semakin baik, karena dengan demikian berarti perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi dengan menggunakan total asset yang dimilikinya.
Efisiensi Operasional (BOPO dan Net Interest Margin / NIM)
Menurut Mulyono (1995) efisiensi operasi merupakan kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dan biaya yang dilakukan untuk mengoperasikan dana tersebut. Rasio efisiensi bank dapat diukur dengan rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) (Prastowo, 2005). Menurut Kuncoro (2002) rasio efisiensi operasional yang biasa digunakan oleh Bank Indonesia adalah rasio BOPO. Efisiensi operasi bank dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio Biaya Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM).
Penilaian rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dengan biaya yang dikeluarkan untuk
6
mengoperasikan dana tersebut (Kasmir, 2010). Rasio ini diukur dengan membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional bank berdasarkan laporan laba rugi bank tersebut. Biaya operasional menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menunjang kegiatan operasionalnya. Sedangkan pendapatan operasional lebih menunjukkan pada hasil yang diperoleh atas kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh bank tersebut. Sesuai dengan hal tersebut dan dengan mengacu pada Dendawijaya (2003) maka rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100 %
Sedangkan rasio NIM digunakan mengukur sejauh mana efisiensi diperoleh dengan membandingkan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif yang dimiliki (Kasmir, 2010). Pendapatan bunga bersih merupakan selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh bank dengan biaya bunga yang dibebankan pada bank berdasarkan laporan laba rugi bank tersebut. Sedangkan rata-rata aktiva produktif adalah rata-rata aktiva produktif yang menghasilkan bunga. Rasio NIM dapat dirumuskan sebagai berikut:
NIM = 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 x 100 %
Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap ROA
Secara umum, saat bank menerima tabungan dari para nasabah dan terus mengalami
7
bentuk kredit atau menginvestasikannya dengan baik, secara otomatis profit yang akan
diterima bank tersebut juga akan ikut tumbuh karena dengan investasi atau menyalurkan dana
tersebut kembali dalam bentuk kredit, bank dapat menutupi biaya operasional yang
dikeluarkan untuk membayar bunga tabungan nasabah. Begitu juga pada kredit yang
disalurkan oleh bank kepada masyarakat. Saat permintaan nasabah akan kredit mengalami
pertumbuhan dengan catatan tidak ada kredit yang macet, maka profit yang diperoleh bank
tersebut juga akan tumbuh karena mendapat bunga pinjaman dari kredit tersebut. Dari
argumen tersebut diketahui bahwa jika kredit mengalami pertumbuhan, maka profit yang
diperoleh bank yang berkaitan akan mengalami pertumbuhan pula. Penelitian Rusydi (2012)
dan Kurniawati (2013), menyatakan bahwa terdapat pengaruh penyaluran kredit terhadap
profitabilitas Bank. Hal ini berarti bahwa bahwa semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh bank persero maka profitabilitas yang dihasilkan akan semakin meningkat. Namun sebaliknya jika penyaluran kredit menurun akan berdampak terhadap naik turunya profitabilitas bank atau dengan kata lain profitabilitas bank mengalami fluktuasi.
Berdasarkan penjabaran dan penelitian terdahulu dapat diambil hipotesa sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh positif antara penyaluran kredit terhadap profitabilitas
Pengaruh NIM Terhadap ROA
Rasio NIM mengukur sejauh mana efisiensi diperoleh dengan membandingkan antara pendapatan bersih dengan aktiva produktif yang dimiliki
8
(Kasmir, 2010). Dalam setiap peningkatan pendapatan bunga bersih yang merupakan selisih antara total biaya bunga dengan total pendapatan bunga mengakibatkan bertambahnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan ROA. Rasio NIM mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan (Kasmir, 2010). Sedangkan Syamsudin (2004) menyatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah kecil dan dapat meningkatkan profitabilitas bank. Pada krisis ekonomi tahun 1997-1998 nilai tukar Rupiah mengalami penurunan, peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga yang mengakibatkan peningkatan biaya produksi dan beban hutang perusahaan yang secara bersamaan mengakibatkan negative spread dan negative NIM. Hal ini memicunya kerugian yang sangat signifikan terhadap bank. Penelitian Ayuningrum (2011), mengungkapkan ada pengaruh positif antara NIM terhadap profitabilitas bank. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio NIM maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga dapat meningkatkan profitabilitas bank.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik hipotesis yaitu: H2 : Terdapat pengaruh positif antara NIM terhadap profitabilitas
9
Pengaruh BOPO Terhadap ROA
Menurut Kuncoro (2002) masalah efisiensi operasional berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan adalah lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Kasmir, 2010).
Dendawijaya (2003) menyatakan bahwa BOPO merupakan rasio yang menjadi proksi efisiensi operasional seperti yang biasa digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Tingkat BOPO yang menurun menunjukkan semakin tinggi efisien operasional yang dicapai bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga menyebabkan laba semakin menurun, pada akhirnya juga menyebabkan Return on Asset (ROA) menurun. Dalam hal ini rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio ROA (Restiyana (2011). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meninngkatnya efisiensi yang diindikasikan dengan menurunnya BOPO akan mempengaruhi profitabilitas bank Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik hipotesis yaitu:
10
Model Penelitian
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah go public pada tahun 2012 – tahun 2014. Data ini diperoleh dari sumbernya yakni Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Sebagai dasar perhitungan ROA, BOPO, NIM dan penyaluran kredit, diperoleh dari laporan keuangan 15 bank yang terdaftar di BEI yang diperoleh dari ICMD tahun 2012 – 2014. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Penyaluran Kredit
ROA NIM
11
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Sebelum melangkah ke uji regresi berganda data diuji menggunakan uji asumsi klasik (Normalitas, Multikolinearitas dan Heteroskedatisitas) dan = 5%.
HASIL PENELITIAN Statistk Deskriptif
Jumlah bank yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 bank, yang terdiri dari tahun 2102 sebanyak 15 bank, tahun 2013 sebanyak 15 bank dan tahun 2014 sebanyak 15 bank. Berikut tabel yang menyajikan statistik deskriptif variabel penyaluran kredit, NIM, BOPO dan ROA.
Tabel Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean
LDR (%) 45 52,39 113,30 83,8687
NIM (%) 45 0,52 12,71 4,8033
BOPO (%) 45 59,93 173,80 85,4236
ROA (%) 45 -7,88 7,59 1,5544
Penyaluran kredit berdasarkan nilai LDR diperoleh nilai minimum sebesar 52,39 %, hal ini menunjukan bahwa tingkat penyaluran kredit yang paling rendah sebesar 52,39 % masih dalam keadaan sehat. Nilai maksimum penyaluran kredit sebesar 113,30 % berarti bahwa kredit tertinggi yang disalurkan oleh Bank sebesar 113,30 %.
12
Nilai NIM minimum sebesar 0,52 % terutama pada Bank Mutiara (d/h Bank Century) Tbk tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa tingkat penyaluran kredit yang paling rendah dan dalam keadaan tidak sehat. Nilai maksimum NIM sebesar 12,71 % dengan rata-rata 4,8033 % berarti bahwa berdasarkan NIM kondisi perbankan dalam keadaan sehat.
Nilai BOPO minimum sebesar 59,93 % terutama pada, hal ini menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan dalam keadaan baik. Nilai maksimum BOPO sebesar 173,80 % yang berarti bahwa Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan dalam keadaan sehat sehat terutama pada Bank Bank Mutiara (d/h Bank Century) Tbk pada tahun 2013, Namun secara rata-rata nilai BOPO sebesar 85,423 % yang tergolong dangat baik.
Nilai ROA minimum sebesar -7,88 % yang terjadi pada tahun 2012 terutama pada bank Bank QNB Kesawan (d/h Bank Kesawan) Tbk, hal ini menunjukan pada tahun tersebut perusahaan tidak dapat meghasilkan profit. Nilai maksimum ROA sebesar 7,59 % yang berarti bahwa perusahaan dapat menghasilkan profitabiltas yang besar terutama pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Secara rata-rata nilai ROA perbankan selama taun 2012 - 2014 sebesar 1,5544 % yang tergolong sehat berdasarkan kebijakan Bank Indonesia.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedasitas. Uji normalitas menggunakan uji
13
kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai signifikansi 0,114 yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan normal (lampiran 2). Uji multikolienaritas diperoleh nilai VIF < 10 dan nilai tolerance < 0,1 (Lampiran 3). Uji heterokedasitas menggunakan uji glejser yang diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak ada masalah heterokedasitas (lampiran 4).
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pengaruh penyaluran kredit, NIM, BOPO terhadap ROA perbankan yang terdaftar di DEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 diketahui hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4
Uji Regresi Berganda
Model Konstanta Beta Hipotesis Sig Ket 10,643
Penyaluran Kredit 0,01094 H1 0,000 Diterima
NIM 0,07300 H2 0,000 Diterima
BOPO -0,121 H3 0,000 Diterima
Adjusted R Square 0,751
Sig F 0,000
Pengaruh penyaluran kredit, NIM, BOPO terhadap ROA perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dinyatakan dengan persamaan:
ROA = 10,643 + 0,01094 X1 + 0,07300 X2 - 0,121 X3
Angka-angka koefisien pada persamaan tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara penyaluran kredit terhadap ROA, namun BOPO berpengaruh
14
Negatif terhadap ROA. Jadi apabila terjadi kenaikan penyaluran kredit, NIM, BOPO maka akan menyebabkan meningkatnya ROA.
Berdasar Tabel 4 di atas, terlihat bahwa secara parsial penyaluran kredit dan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA namun BOPO berpengaruh negative terhadap ROA. Begitu pula secara simultan penyaluran kredit, NIM, BOPO berpengaruh terhadap ROA perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Hal ini berarti H1, H2, dan H3 diterima. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,751 %, jadi variasi ROA yang penyaluran kredit, NIM, BOPO sebesar 75,10 % dan sisanya sebesar 24,90 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.
Pembahasan
Penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap ROA perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rusydi (2012), Sigid (2013), dan Fimansyah (3013), menyatakan bahwa terdapat pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas Bank. Hal ini berarti bahwa bahwa semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh bank persero maka profitabilitas yang dihasilkan akan semakin meningkat. Namun jika trend kredit menurun akan berdampak terhadap naik turunya profitabilitas bank atau dengan kata lain profitabilitas bank mengalami fluktuasi. Kegiatan utama bank sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution) dimana jumlah kredit yang disalurkan merupakan sumber pendapatan utama bank. Sehingga bank diharapkan
15
meningkatkan kredit yang disalurkan dengan mempertimbangankan aspek analisis kredit guna meminimalisir resiko gagal bayar (default) yang dapat mengurangi profitabilitas bank. Sebagai lembaga keuangan, penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bagi bank. Sehingga dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun melalui tabungan, giro, dan deposito dapat tersalurkan kembali ke debitur yang memberikan balas jasa berupa bunga (Spread) yang merupakan keuntungan bagi bank. Oleh karena itu sebaiknya menyalurkan kredit secara variatif agar dapat menjangkau semua segmen dalam memenuhi permintaan kredit yang tinggi.
Variabel NIM berpengaruh positif terhadap ROA perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini mendukung penelitian Mawardi (2005) dan Herdiningtyas (2005), yang menyatakan terdapat pengaruh NIM terhadap ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa . Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah kecil dan dapat meningkatkan profitabilitas bank. Dalam setiap peningkatan pendapatan bunga bersih yang merupakan selisih antara total biaya bunga dengan total pendapatan bunga mengakibatkan bertambahnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan ROA
Variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Hasil ini mendukung penelitian Mawardi (2005), Usaman (2008) dan Praba (2011), yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio ROA.
16
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meninngkatnya efisiensi yang diindikasikan dengan menurunnya BOPO akan mempengaruhi profitabilitas bank. Bank sebagai suatu badan usaha tentunya membutuhkan sumberdaya seperti karyawan, gedung, ataupun kendaraan untuk menunjang kegiatan operasionalnya dalam mendulang profit. Semakin tinggi efisiensi yang yang dilakukan oleh bank dalam kegiatan operasionalnya maka akan mengurangi cost yang tentu saja dapat menambah selisih keuantungan yang dihasilkan dalam kegiatan operasional. Sehigga untuk meningkatkan profitabilitasnya, bank harus berusaha meminimalisir cost yang dikeluarkan seperti memperbaiki sistem manajemen, penggunaan teknologi, ataupun reformasi birokrasi yang dapat menghemat waktu dan biaya operasional bank.
PENUTUP Kesimpulan
Terdapat pengaruh positif antara penyaluran kredit dan NIM terhadap ROA, namun BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
Implikasi
Diharapkan bagi manajer Bank untuk memperhatikan rasio BOPO yaitu dengan meningkatkan efisiensi operasi dengan cara mengurangi beban operasional untuk meningkatkan profitabilitas bank.
17
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian yang ingin dicapai. Keterbatasan- ini seperti adjusted R Square hanya sebesar 0,751 artinya bahwa sumbangan efektif variabel penyaluran kredit, NIM dan BOPO terhadap ROA sebesar 75,10 %,. Sisanya 24,90 % adalah faktor-faktor lain yang kemungkinan dapat berpengaruh terhadap ROA.
Saran Untuk Penelitian Yang Akan Datang
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah periode tahun agar hasil bisa digenarasi. Selain itu diharapkan untuk menambah variabel yang diduga memiliki pengaruh kuat terhadap profitabilitas bank.
18
Daftar Pustaka
Abdullah, F, 2004. Manajemen Perbankan. Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Malang : UMM
Ayuningrum, AP, 2003. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Yang Go Publik di BEI Tahun 2005 – 2011). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang. Diundih tanggal 5 September 2015.
Dendawijaya, L. 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara Indra, B, 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir, 2003. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Gramedia Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
Kuncoro, M dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Kurniawati, 2013. Pengaruh Penyaluran Kredit Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012). Universitas Komputer Indonesia. Diundih tanggal 5 September 2015.
Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nusantara, AB, 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Yang Go Publik di BEI Tahun 2006 – 2007). Universitas Diponegoro Semarang. Diundih tanggal 5 September 2015.
Prastowo, D. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Restiyana, 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Yang Go Publik di BEI Tahun 2006 – 2010). Universitas Diponegoro Semarang. Diundih tanggal 5 September 2015.
19
Rusydi, N, 2012. Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Bank Yang Go Publik Tahun 2008 – 2010. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Diundih tanggal 5 September 2015.
Sartono, A, 2000. Manajemen Keuangan, Edisi Tiga, Cetakan Enam, Yogyakarta : BPSF
Siamat, D, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan Keputusan. Ed. Baru Cet 8. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.
20
LAMPIRAN 1
INPUTAN DATA
Penyaluran Kredit (%)
No NAMA Bank Tahun
2012 2013 2014 1 Bank Artha Graha International Tbk 87.42 88.87 87.62
2 Bank Bukopin Tbk 83.81 85.8 83.89
3 Bank Central Asia Tbk 68.6 75.4 76.8
4 Bank Danamon Tbk 100.7 95.1 92.6
5 Bank Mandiri (Persero) Tbk 77.66 82.97 82.02
6 Bank Mega Tbk 52.39 57.41 68.58
7 Bank Mutiara (D/H Bank Century) Tbk 82.81 96.31 71.13 8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 77.52 85.3 87.81 9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 84.94 84.44 85.19
10 Bank Pundi Indonesia Tbk 83.68 88.46 86.11
11 Bank QNB kesawan ( d/h Bank Kesawan) Tbk 87.37 113.3 93.47 12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) 79.85 88.54 81.68
13 Bank Sinarmas Tbk 80.78 78.72 83.88
14 Bank Tabungan Negara (Persero) 100.9 104.42 108.61 15 Bank Victoria International Tbk 67.59 73.39 70.25
21
NIM
No NAMA Bank Tahun
2012 2013 2014 1 Bank Artha Graha International Tbk 4.02 4.71 4.07
2 Bank Bukopin Tbk 3.75 3.52 3.13
3 Bank Central Asia Tbk 4.79 5.32 5.8
4 Bank Danamon Tbk 8.59 7.61 7.21
5 Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.47 4.61 4.58
6 Bank Mega Tbk 5.05 4.05 4.11
7 Bank Mutiara (D/H Bank Century) Tbk 2.9 2.01 0.52 8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4.64 4.93 5.37
9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 4.73 4.32 4.62
10 Bank Pundi Indonesia Tbk 12.71 10.45 8.77
11 Bank QNB kesawan ( d/h Bank Kesawan) Tbk 3.71 2.09 1.95 12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) 6.62 7.04 6.41
13 Bank Sinarmas Tbk 5.15 4.74 4.65
14 Bank Tabungan Negara (Persero) 4.23 4.31 3.78
22
BOPPO
No NAMA Bank Tahun
2012 2013 2014 1 Bank Artha Graha International Tbk 93.03 74.08 76.29
2 Bank Bukopin Tbk 81.42 82.73 88.27
3 Bank Central Asia Tbk 62.4 61.5 62.4
4 Bank Danamon Tbk 75 82.86 76.61
5 Bank Mandiri (Persero) Tbk 77.66 82.97 82.02
6 Bank Mega Tbk 76.73 89.66 91.25
7 Bank Mutiara (D/H Bank Century) Tbk 92.96 173.8 135.91 8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 70.99 67.12 69.78 9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 85.18 86.35 88.37
10 Bank Pundi Indonesia Tbk 97.77 99.65 108.21
11 Bank QNB kesawan ( d/h Bank Kesawan) Tbk 111.53 100.82 88.97 12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) 59.93 60.58 65.37
13 Bank Sinarmas Tbk 83.75 83.25 91.35
14 Bank Tabungan Negara (Persero) 80.74 82.19 89.19 15 Bank Victoria International Tbk 78.82 81.35 93.25
23
ROA
No NAMA Bank Tahun
2012 2013 2014 1 Bank Artha Graha International Tbk 0.68 1.39 0.76
2 Bank Bukopin Tbk 1.61 1.72 1.23
3 Bank Central Asia Tbk 3.32 3.59 3.75
4 Bank Danamon Tbk 3.52 3 1.82
5 Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.23 3.28 3.04
6 Bank Mega Tbk 2.4 0.95 1.05
7 Bank Mutiara (D/H Bank Century) Tbk 0.95 -7.64 -5.28 8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.9 7.59 4.67
9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.4 1.42 1.38
10 Bank Pundi Indonesia Tbk 0.89 1.14 -1.55
11 Bank QNB kesawan ( d/h Bank Kesawan) Tbk -7.88 0.11 3.08
12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) 4.33 4.46 3.85
13 Bank Sinarmas Tbk 1.88 1.64 0.94
14 Bank Tabungan Negara (Persero) 1.67 1.63 1.07
24
LAMPIRAN 2
UJI NORMALITAS
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
45 .0000000 1.33709514 .179 .143 -.179 1.198 .114 N Mean St d. Dev iation Normal Parametersa,b
Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated f rom dat a. b.
25
LAMPIRAN 3
UJI MULTIKOLINEARITAS
Regression
Variabl es Entered/Removedb BOPO, Peny alura n Kredit , NIMa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed MethodAll requested v ariables entered. a.
Dependent Variable: ROA b. Model Summaryb 1.815a Model 1 Durbin-W atson
Predictors: (Const ant ), BOPO, Peny aluran Kredit, NIM a.
Dependent Variable: ROA b.
Coeffi cientsa
.947 1.056 .903 1.108 .890 1.124 Peny aluran Kredit
NIM BOPO Model 1 Tolerance VI F Collinearity Statistics
Dependent Variable: ROA a.
26
Colli neari ty Diagnosticsa
3.801 1.000 .00 .00 .01 .00 .163 4.832 .00 .00 .73 .06 2.668E-02 11.936 .07 .21 .24 .88 9.265E-03 20.256 .93 .78 .02 .06 Dimension 1 2 3 4 Model 1 Eigenv alue Condit ion Index (Constant) Peny aluran
Kredit NIM BOPO Variance Proportions
Dependent Variable: ROA a.
Residual s Stati sticsa
-9.2281 4.7809 1.5544 2.43319 45 -6.2278 3.7915 .0000 1.33710 45 -4.431 1.326 .000 1.000 45 -4.496 2.737 .000 .965 45 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual
Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N
Dependent Variable: ROA a.
27
LAMPIRAN 4
UJI HETEROSKEDATISITAS
Regression
Variabl es Entered/Removedb BOPO, Peny alura n Kredit , NIMa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed MethodAll requested v ariables entered. a.
Dependent Variable: SBRESID b. Model Summaryb .188a .035 -.035 1.10562 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), BOPO, Peny aluran Kredit, NIM a.
Dependent Variable: SBRESID b. ANOVAb 1.840 3 .613 .502 .683a 50.119 41 1.222 51.959 44 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), BOPO, Peny aluran Kredit , NIM a.
Dependent Variable: SBRESID b.
28 Coeffi cientsa -.573 1.362 -.421 .676 1.216E-02 .014 .133 .843 .404 -2.66E-02 .077 -.056 -.346 .731 5.279E-03 .009 .096 .591 .558 (Constant)
Peny aluran Kredit NIM BOPO Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: SBRESID a.
Residual s Stati sticsa
.3351 1.4623 .7704 .20449 45 -.9833 5.2480 .0000 1.06727 45 -2.128 3.384 .000 1.000 45 -.889 4.747 .000 .965 45 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual
Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N
Dependent Variable: SBRESID a.
29
LAMPIRAN 5
UJI REGRESI BERGANDA
Regression
Variabl es Entered/Removedb BOPO, Peny alura n Kredit , NIMa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed MethodAll requested v ariables entered. a.
Dependent Variable: ROA b. Model Summaryb .876a .768 .751 1.38515 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), BOPO, Peny aluran Kredit, NIM a.
Dependent Variable: ROA b. ANOVAb 260.498 3 86.833 45.257 .000a 78.664 41 1.919 339.162 44 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), BOPO, Peny aluran Kredit , NIM a.
Dependent Variable: ROA b.
30 Coeffi cientsa 10.643 1.706 6.238 .000 1.094E-02 .018 .047 2.606 .000 7.300E-02 .096 .060 2.760 .000 -.121 .011 -.864 -10.838 .000 (Constant)
Peny aluran Kredit NIM BOPO Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: ROA a.
Residual s Stati sticsa
-9.2281 4.7809 1.5544 2.43319 45 -6.2278 3.7915 .0000 1.33710 45 -4.431 1.326 .000 1.000 45 -4.496 2.737 .000 .965 45 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual
Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N
Dependent Variable: ROA a.
31
LAMPIRAN 5
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptives
Descriptive Statistics 45 52.39 113.30 83.8687 11.87350 45 .52 12.71 4.8033 2.28871 45 59.93 173.80 85.4236 19.78924 45 -7.88 7.59 1.5544 2.77637 45Peny aluran Kredit NIM
BOPO ROA
Valid N (listwise)