Jurnal Kesehatan Kartika
1
ANALISIS FAKTOR DOMINAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM BAYU ASIH PURWAKARTA TAHUN 2009
Oleh :
Budiman, Juju Juhaeriah, dan E. Eryana Dinata
Stikes A. Yani Cimahi
ABSTRAK
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya (Hasibuan, 2007). Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya
dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan”. Motivasi yang dilakukan di RSU Bayu Asih Purwakarta belum dilaksanakan
dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan pasien dalam pelayanan, lambatnya pencarian status
pasien yang dirawat ulang, tidak teraturnya penyimpanan status pasien serta dokter sering datang
terlambat sehingga pasien harus menunggu lebih lama, belum dilaksanakan sepenuhnya sistem yang
baku tentang pemberian penghargaan dan hukuman terhadap para pegawai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan motivasi kerja perawat di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta
Metode penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat yang terkait di dalam pelaksanaan pelayanan pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Bayu Asih. Sampel yang terlibat sebanyak 97 orang. Analisa yang dilakukan secara kuantitatif, analisa
statistic yang digunakan adalah secara univariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan motivasi kerja perawat di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta tahun 2009, pada faktor 1 (faktor penghasilan dan jenjang
karier) yaitu variabel kesempatan untuk maju/promosi, karena mempunyai nilai korelasi paling besar yaitu
0,825. sedangkan pada faktor 2 (kondisi intern pekerjaan) yaitu variabel perlakuan yang wajar, karena
mempunyai nilai korelasi paling besar yaitu 0,878.
Disarankan kepada pihak rumah sakit sebaiknya memperhatika penghasilan dan jenjang karier karyawan
misalnya dengan memberikan upah yang layak serta memberikan kesempatan untuk maju/promosi
kepada semua karyawan, karyawan diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
jangan hanya kepada orang-orang tertentu saja. Pimpinan harus memberikan perhatian kepada karyawan
karena dengan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan sehingga karyawan akan merasa
dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasinya.
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Analisis Multivariat
A. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan demikian aspek kesehatan memerlukan
dukungan dari berbagai sektor. Tujuan pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar dapat terwujud
Jurnal Kesehatan Kartika
2
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mendukung terwujudnya tujuan tersebut dilakukan berbagai
upaya. Termasuk upaya pengembangan tenaga kesehatan, manajemen, sarana pendukung dan lain
sebagainya (Depkes, 2004).
Menurut Susenas 2001, ditemukan 23,2 % masyarakat yang bertempat tinggal di Pulau Jawa
dan Bali menyatakan tidak/kurang puas terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
rumah sakit pemerintah di kedua pulau tersebut. Mutu sumber daya manusia Kesehatan masih
memerlukan pembenahan. Hal ini tercermin dari kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang belum optimal. Dukungan utama pelayanan rawat inap adalah sumber daya manusia atau
produktivitas sebagai pelaksanaan pelayanan kesehatan (Depkes, 2004).
Sistem penghargaan dan sanksi, peningkatan karier, pendidikan dan pelatihan berjenjang dan
berkelanjutan, akreditasi pendidikan dan pelatihan, serta sertifikasi, regristrasi dan lisensi sumber daya
manusia kesehatan belum mantap. Sampai saat ini sistem sertifikasi regristrasi dan lisensi sumber
daya manusia di Indonesia belum mencakup aspek profesionalisme. Sistem yang digunakan pada
saat ini, karena hanya dilakukan oleh Departemen Kesehatan masih bersifat administratif. Kerja sama
lintas program, lintas sektor dan dengan organisasi profesi serta lembaga swadaya masyarakat dalam
pengembangan masih terbatas (Depkes, 2004).
Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan. Tujuan dari rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan komprehensif, mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Strategi dalam pencapaian rencana pengembangan Rumah Sakit Umum Bayu Asih adalah :
Pelayanan prima, Pengembangan dan pembangunan berbagai revenue centre, melalui pembangunan
dan pengembangan sarana fisik, alat kesehatan dan non kesehatan, pngembangan SIMRS,
pengadaan, peningkatan dan pengembangan SDM, serta Penataan dan pemantapan organisasi dan
manajemen.
Bagi suatu perusahaan termasuk rumah sakit masalah motivasi kerja adalah masalah yang
penting dan tidak habis-habisnya untuk dibahas dan juga merupakan issue strategis bagi rumah sakit
dalam manajemen sumber daya manusia. Banyak aspek internal maupun eksternal yang mendukung
terciptanya motivasi kerja pegawai yang baik dalam suatu rumah sakit.
Salah satu indikator yang sangat mempengaruhi dalam upaya peningkatan motivasi kerja adalah
terdapat pada aspek-aspek yang meliputi 8 variabel diantaranya: Upah yang adil dan layak/pemberian
insentif, Kesempatan untuk maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja,
Memperhatikan lingkungan tempat bekerja/tempat kerja yang baik, Menciptakan persaingan yang
sehat/penerimaan oleh kelompok, Perlakuan yang wajar/harga diri, Pengakuan atas prestasi (Clude S
dalam Hasibuan, 2007).
Aspek motivasi merupakan faktor penentu motivasi. Setiap pegawai di Rumah Sakit mempunyai
motivasi yang berbeda-beda. Maka pihak Rumah Sakit harus mengatasi aspek-aspek motivasi
tersebut dengan cara memberikan Upah yang adil dan layak/pemberian insentif, Kesempatan untuk
maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja, Memperhatikan lingkungan tempat
bekerja/tempat kerja yang baik, Menciptakan persaingan yang sehat/penerimaan oleh kelompok,
Jurnal Kesehatan Kartika
3
Perlakuan yang wajar/harga diri, Pengakuan atas prestasi. Sehingga setiap pegawai akan termotivasi
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.
Menurut Hasibuan (2007) mengemukakan bahwa “Motivasi (motivation) dalam manajemen
hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja
sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan”.
Motivasi yang dilakukan di RSU Bayu Asih Purwakarta belum dilaksanakan dengan baik. Dari
pengamatan menunjukan bahwa masih kurangnya motivasi kerja perawat, hal ini terlihat dari : perawat
datang sering terlambat sebanyak 40%, Banyak yang tidak mengikuti apel pagi, kurang cepat dalam
menangani keluhan pasien, Pelaksanaan pekerjaan baik teknis administrasi maupun teknis pelayanan
medik belum berfungsi sesuai dengan tuntutan organisasi. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan
pasien dalam pelayanan, lambatnya pencarian status pasien yang dirawat ulang, tidak teraturnya
penyimpanan status pasien serta dokter sering datang terlambat sehingga pasien harus menunggu
lebih lama, belum dilaksanakan sepenuhnya sistem yang baku tentang pemberian penghargaan dan
hukuman terhadap para pegawai. Hal ini yang kemungkinan menjadi penyebab menurunnya motivasi
kerja perawat dalam melakukan tugasnya. Sedangkan sisanya yaitu 60% perawat motivasinya sudah
bagus, hal ini terlihat dari indeks apel pagi 6, absen harian hadir terus, nilai DP3 nya bagus, dan dalam
pelayanan kepada pasien pun sudah baik.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Faktor
Dominan Motivasi kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bayu Asih
Purwakarta”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan motivasi kerja perawat di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah:
1.
Mengidentifikasi indikator motivasi kerja perawat yang mencakup : Upah yang adil dan
layak/pemberian insentif, Kesempatan untuk maju/promosi, Pengakuan sebagai individu,
Keamanan kerja, Tempat kerja yang baik, Penerimaan oleh kelompok, Perlakuan yang wajar,
Pengakuan atas prestasi.
2.
Mengidentifikasi faktor dominan (Upah yang adil dan layak/pemberian insentif, Kesempatan
untuk maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja, Tempat kerja yang baik,
Penerimaan oleh kelompok, Perlakuan yang wajar, Pengakuan atas prestasi) motivasi kerja
perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh Pemberian gaji/insentif, Kesempatan untuk
maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja, Tempat kerja yang baik/kondisi kerja,
Penerimaan oleh kelompok/ atas prestasi. kelompok kerja, Perlakuan yang wajar, Pengakuan atas
prestasi.
Jurnal Kesehatan Kartika
4
Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirancang dengan menggunakan survey
analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional (Potong Lintang). Sifat dari penelitian ini
adalah bersifat penjelasan (Explanatory) yaitu menjelaskan faktor dominan yang berhubungan
dengan motivasi kerja perawat yang tinggi. Analisa yang dilakukan secara kuantitatif, analisa statistic
yang digunakan adalah secara univariat dan multivariate (Notoatmodjo S, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang terkait di dalam pelaksanaan
pelayanan pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bayu Asih sebanyak 162 orang. Dengan
demikian responden yang diberi angket untuk menjawab pertanyaan kuesioner sebanyak 97
responden.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Tidak ada faktor dominan (Upah yang adil dan layak/pemberian insentif, Kesempatan untuk
maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja, Tempat kerja yang baik,
MOTIVASI KERJA
TINGGI
2. Kesempatan untuk maju /promosi
8. Pengakuan atas prestasi 3. Pengakuan sebagai individu
4. Keamanan kerja
5. Tempat kerja yang baik / kondisi kerja
6. Penerimaan oleh kelompok/kelompok kerja
7. Perlakuan yang wajar 1. Pemberian gaji / insentif