PENGOLAHAN SAMPAH PADA SKALA RUMAH TANGGA Oleh:
Eming Sudiana
Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto Alamat email: jungki_sudiana@yahoo. co. id
lntisari
Salah satu cara menanggulangi masalah sampah adalah dengan mengolah sampah pada tingkat produsen sampah yakni rumah tangga. Untuk mengolah sampah pada tingkat rumah tangga diperlukan metode yang praktis dan sederhana sehingga tidak membutuhkan lahan
yang
luasdan
tidak mengganggu kesehatan maupun estetika.Metode
pengolahansampah organic
di
tingkat rumah tangga yang praktis
dansederhana adalah melalui pengomposan. Teknik pengomposan
yang
sesuai untukskala rumah tangga
diantaranyaadalah dengan
menggunakan Komposter TongTanam dan Keranjang Takakura.
Kata kunci: rumah tangga, sampah, kompos, dan komposter. Pendahuluan
Sejak dulu kala, sampah merupakan permasalahan yang pelik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah.
Hal ini
disebabkanoleh
karena terjadinya peningkatan volume sampah. Peningkatan sampah tersebuttidak
hanyadari segi
volume akantetapi
dari
keragamanjenis
sampah pun
turut
meningkat. Peningkatan sampahtersebut menurut
Purwawisatadan
Mulyadi (1989) terutama disebab
oleh
1)peningkatan jumlah penduduk,
2)
peningkatan volume sampah per kapita penduduk sebagai dampak dari berubahnya gaya hidup dan kesejahteraan masyarakat, dan 3)meningkatnya industry pertanian maupun non pertanian. Oleh karena
itu
diperlukan suatu strategi pengelolaan sampah dengan baik.Jika
ditelusuri, sampah diproduksioleh
rumah tangga, pasar,dan
industry. Jumlah sampah yang berasal dari rumah tangga diperkirakan lebih besar dibanding dari pasar maupun industry. Hasil perhitungan Sahwan dkk. (2004) mendapatkan data bahwa volume sampah setiap orang sebenarnya masih rendah yakni hanya2-3
literper
hariatau
13,5 literper
rumah tanggaper
hari. Meskipun produksi sampah per tumah tangga masih relative rendah, namun jika jumlah penduduknya sangat besar, maka timbulan sampah pun menjadi besar pula,Pengelolaan sampah volume kecil akan lebih mudah dibanding volume besar. Oleh karena itu, pengelolaan sampah akan lebih baik dan berhasil
jika
dilakukan di tingkat produsen sampah paling awal yakni di tingkat rumah tangga. Jika pengelolaansampah
dilakukandi
tingkat rumah tangga, maka
masyarakat disamping dapatmembantu meringankan
beban
pemerintah daerah,
juga akan
mendapatkankeuntungan diataranya adalah masyarakat
tidak
perlu mengeluarkan dana retribusi pengelolaan sampah dan bahkan mendapatkan nilai ekonomi.PrinsiP Dasar PengomPosan
salah
satu
bentuk
pengelolaansampah
pada skala rumah tangga adalahdengan
mengolah sampah menjadipupuk
kompos. Pengomposanadalah
prosesdimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba
yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumberenergi'
Proses pengomposan berjalan secara aerobik pada kondisi lingkungan tertentu, yang disebut dengan proses dekomposisiffuwono,
2008). Proses dekompisis melibatkan organisme decomposer (pengurai)yang
ada
di
dalam
tanah.
Setiap
organisme membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan organic yang berbeda, untukitu
maka dekomposisi dilakukan oleh banyak mikroorganisme sebagai konsorsium'pengkomposan alami akan memakan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3
bulan bahkan 6-12 bulan.
Hal
tersebut disebabkan
oleh
karena
pengadaandekomposernya hanya mengandalkan mikroba
alami yang ada pada
sampah dan lingkungannya.Jika
mikroba decomposerdapat
disediakandengan baik
sebagaistarter (bibit
mikroba)activator
dekomposisimaka proses
pengkomposan dapat dipercepat.saat
ini
sudah banyak perusahaanyang
menyediakan activator proses dekomposisi (pengomposan) misalnya EM4, NASA, dll. (saptoadi, 2003).Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan
Pembuatan kompos ditujukan
untuk
digunakan sebagai pupuk
organic'Pemupukan dengan menggunakan kompos disamping dapat menambah kesuburan
tanah yakni
penambahan unsure hara,juga
memberikan manfaatlebih
dibandingpupuk
anorganik.Manfaat lebih tersebut
diantaranyaadalah dapat
memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air, menahan air danmenahan
zal-zathara
lain.
Untuk
mendapatkan komposyang
baik
maka
perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut (lsroi, 2008):
a.
Mikroba decomPoserMikroba decomposer merupakan mahluk hidup yang berperan dalam proses pengomposan. Mikroba tersebut secara alami membutuhkan bahan organic
mati
sebagai sumber energy untuk
metabolismenya.Jenis-jenis
mikrobadecomposer banyak sekali dan memiliki palatabilitas spesifik terhadap bahan
bio.unsoed.ac.id
organic. Cara kerja mikroba adalah berupa konsorsium dan sinergi, sehingga
jenis-jenis mikroba
yang
terdapat
dalam bahan
organic
yang
sedangdikomposkan
sangat
menentukan
kualitas kompos
dan
lama
waktupengeomposan.
sejak
tahun 2000an banyak
ahli
yang
mengembangkan mikroba sebagaistarter
kompos, diantaranyadengan
merek dagang EM4, NASA, MEP dII.b.
AerasiudaraMikroba
yang
berperan dalam proses
dekomposisi membutuhkan udara(aerob).
oleh
karenaitu
aerasi yang baik dalam yang sedang dikomposkan sangat diperlukan.c.
SuhuPada waktu pengomposan akan terjadi metabolism oleh mikroba decomposer.
Metabolisme
akan
mengeluarkan
energy.
oleh
karena
itu
selamaberlangsungnya proses pengomposan akan terjadi kenaikan suhu yang sangat tinggi. Namun demikian, pada suasana suhu tinggi mikroba akan mati. oleh karena itu diperlukan pengaturan aerasi dan pemberian air agar suasana bahan kompos berada pada temperature yang masih dapat ditoleransi oleh mikroba. Temperatur tersebut berkisar antara 45-7OoC.
Kelembaban
Kelembaban merupakan resultante
dari
suhudan
kadarair.
Semakin tinggi suhu dan semakin banyak kadar air media, maka kelembaban media semakintinggi.
Kelembabanyang
terlalu tinggi
juga
akan
berpengaruh terhadap kematian mikroba.oleh
karena
itu
selama
berlangsungnya pengomposan kelembabanharus dapat
dipertahankanpada
kisaran
50
-
60%.
Untuk mempertahankan kelembaban agar selalu berada pada kisaran yang optimal, maka perlu dilakukan pengaturan aerasi udara dan pemberian air.Nutrisi bagi mikroba
Mikroba decomposer membutuhkan makanan atau nutrisi. Kandungan karbon
dan
nitrogen yang ada dalam sampah organik merupakan sumber makanan bagi mikroba. Kandungan nutgrisi media pengomposan tergambarkan dalam rasio C/N. Rasioc/N
yang baik dalam bahan yang dikomposkan pada awal pengomposan adalah 25-5a (satuan berat kering), sedangkan rasio C/N pada akhir proses pengomposan adalah 12-1S.d.
e.
f.
Ukuran Partikel samPahUkuranpartikelsampahperludiperhatikandalampengomposan.Semakinkecil
ukuranpartikelmediayangdikomposkan,makaakansemakinmembantu
memudahkan mikroba untuk menyerang bahan organic' Ukuran bahan yang
dikomposyangoptimumadalahantara2S-TSmm.Untukituperlupencacahan
media(sampah)yangakandikomposkansebelumdimasukkankedalam
temPat Pengomposan (komPoster)'
g.
Waktu PengomposanRata-rata proses composting membutuhkan waktu sekitar 4
-
8 minggu' Variasiwaktupengomposansangattergantungpadajenisbahanorganikyang
dikomposakandanjenis-jenismikrobadecomposeryangdigunakan'Bahan
organicyangmengandungproteintinggiakanlebihmudahmengalami
dekomposisi,danpenggunaanjenis-jenismikrobayangterpilihsepertiyang
terdapatdalamprobiotikEM4,NASA,MEP*dlllebihcepatmelakukan
dekomposisi dibanding mikroba yang hadir secara alamiah'
h.
pH bahan organic yang dikomposkanpHoptimumuntukprosesbiologisdekomposisipadaumumnyaberadapada
kisaran6-8'Padaawalpengomposan,pHakanturunsampai6,kemudianpH
akan
naikdan
stabil padapH 7-g
sampai kompos matang. BilapH
terlalu rendah perlu penambahan kapurlabu. untuk meminimalkan kehilangan nitrogen dalam bentuk gas amonia, pH tidak boleh melebihi 8' Jika pH metebihi 8 maka perludilakukanpenambahanbubukbelerangataububuksulfur.Kompos matang yang baik berdasarkan kriteria dari
sNl
19-703 tahun 2004 adalah sebagai berikut:a'Temperatursesuaidengantemperaturtanahdantidaktebihdari30C
b.
Kelembaban maksimal 50%c.
pH Pada kisaran 6,8 samPai 7,5'd.
Penyusutan/tingkat Reduksi bahan kompos 2O-
4Ao/o
e.
Bentuk fisik :.
bau sePertitanah,r
tekstur bersifat remah,o
Wama coklat kehitam-hitamanMetode Pengomposan Sampah Skala Rumah Tangga
Volume sampah yang berada
di
tingkat rumah tangga adalah sangat
kecil,sehingga pengelolaannya
dapat
dilakukan secara sederhana.Jika seluruh
rumah tangga dapat mengelola sendiri sampahnya, maka tidak perlu lagi penyediaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Dengan demikian biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga maupun pemerintah dalam mengelola TPA akan sangat rendah.pengelolaan sampah
yang
sederhanadi
tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan proses pengomposan (composting). Hasil akhir pengomposan adalah pupuk kompos.Alat
untuk membuat kompos biasanya disebut dengan komposter- Telah dikenal beberapateknik
pengomposan sederhanayang
sesuai untukskala
rumahtangga denganh
menggunakan komposter, diantaranyaadalah
Komposter TongTanam, Komposter Takakura, dan Komposter Bokashi.
a.
Komposter Tong TanamKomposter Tong Tanam adalah komposter yang terbuat dari tong plastic bekas
yang ditanam dalam tanah.
Ukurantong plastik
50cmX80cmX110cm denganvolume 100 liter. Selurug badan tong plastic diberi lubang aerasi dengan diameter 0,Scm dengan jarak antar lubang 15 cm. Bagian leher tong diberi
4
buah paralon(pVC)
ukuran4
inchi yang diletakan bersilangan. Pada paralon tersebut dibuat lubang aerasi (diameter0.5
cm) agar udara dapat masukke
dalamtong.
Pada bagian dasar tong dibuat 4 lubang drainase air lindi. Sebelum sampah dimasukkanke
dalam tong, bagian bawah diberi kerikil setebal5
cm yang
berfungsi untuk meresapkanair
lindidari
sampah yang sedang mengalami proses dekomposisi agar mengalir ke lubang air lindi.f-!Lii4i-y,--q , t.,.,. l - !:!!1 :1"j I\ I / 'l r'r: V t{,Br i.:i t=l:'t. j.: tll iJL+r:,5 r'rr:ri i::ri!:ii I'r.:l ri-:-:
Ii*,*:g rrd;r..il l:::iii
l:tztz:t
iier!*'.
Gambar 1. KomPoster Tong Tanam
Keterangan: a. Tutup tong, b. PVC aerasi, c. kerikil, d. saluran lindi, dan e. lubang aerasi
(Sumber:https:i/jujubandung.wordpress.com/author/jujubandunglpagelTll)
b.
Komposter TakakuraKomposter Takakura merupakan satu metode pengomposan hasil penelitian Koji Takakura dari Jepang. Keranjang Takakura sangat praktis, bersih, tidak berbau, dan sangat cocok digunakan dalam skala rumah tangga. Komposter terbuat dari keranjang plastic berrubang dengan ukuran
4a
x
2s
x
70 cm.
satu
keranjang Takakura dapat memuat 1,5 kg sampah dan dapat diisi sampah selama 3 bulan. Sebelum keranjangdiisi
sampah organic,pada
bagiandalam
keranjang diberi kardus (Gambar2)
dan pada bagian dasar keranjang diberi bantalan sekam/sabut yang dibalut waring. Sampah organic kemudian dimasukkan ke dalamkeranjang setiap
hari. setelah
sampah masuk, pada bagianatas
sampah ditutup dengan bantalan sekam/sabut dan kain hitam serta tutup kranjang plastic (Gambar 3).Gambar 2. Skema Keranjang Kompos Takakura (Sumber: http://bapelkescikaran g. or. id/)
Gambar 3. Keranjang Kompos Takakura (Sumber: Ruslinda, 201 4)
PenutuP
Dalam upaya mengurangi beban sebagai akibat dari timbulan sampah yang sangat besar, sebenarnya dapat dikelola dengan baik pada tingkat rumah tangga. Jika seluruh rumah
tangga mau
mengelola sampah denganbaik, maka
permasalahan sampah dapat ditanggulangi dengan baik. Metode pengelolaan sampah yang cocok pada skala rumah tangga adalah dengan membuat kompos. Teknik pengomposan yang relative aman di tingkat rumah tangga adalah dengan menggunakan komposter tong tanam dan keranjang Takakura.Daftar Pustaka
Anonymou s.2012. Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam Pengolahan Sampah Berbasis 3R. https://jujubandung.wordpress. com/author/jujubandungipageft 1
I
Anonumous.
zAM.
Pembuatan Kompos
denganhttp :/lbapelkescika rang. or. id/.
Ruslinda,