• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN(P): 2622-6332; ISSN(E): 2622-6340 http://www.ojs.unanda.ac.id/index.php/tomaega

Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah

Apriyanto1*, Rahmah Abubakar1, Andi Sri Rahayu Kasma2,Alnisari1, Nurjayanti1, Muh. Riswan Kadir1, Siti Nurhaliza1

1Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sulawesi Barat

2Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Sulawesi Barat

*Correspondent Email:[email protected] Article History:

Received: 16-11-2023; Received in Revised: 17-12-2023; Accepted: 15-12-2024 DOI: http://dx.doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2460

Abstrak

Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mitra terkait pengelolaan sampah rumah tangga. Konsep bank sampah mirip dengan bank konvensional tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah kering yang sudah dipilah. Pengabdian kepada masyarakat kemitraan desa ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: a) tahap awal, yaitu identifikasi permasalahan mitra yang dilanjutkan dengan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan; b) tahap persiapan, yaitu pembuatan materi pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, materi pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, dan materi edukasi digital marketing, serta branding product; dan c) tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan pelatihan/pembinaan kepada perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK; d) tahap akhir, pembuatan laporan akhir program pelatihan edukasi dan publikasi artikel ilmiah. Hasil yang dicapai pada pengabdian ini yaitu:

(1) pemahaman Masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK terhadap pengelolaan sampah semakin meningkat; (2) Terjadi peningkatan pemahaman Masyarakat terkait jenis-jenis sampah yang dapat dikelola menjadi barang yang bernilai ekonomis; dan (3) Semakin dalamnya pemahaman masyarakat terhadap digital marketing dan product branding.

Kata Kunci: Bank Sampah, digital marketing, product branding.

Abstract

This service activity was motivated by partner problems related to household waste management. The concept of a waste bank is similar to a conventional bank, but what is saved is not money but dry waste that has been sorted. This village partnership community service is carried out in four stages, namely: a) initial stage, namely identification of partner problems followed by socialization of activity implementation plans; b) preparation stage, namely creating educational training materials for household waste management, materials for processing waste into goods of economic value, and educational materials for digital marketing, as well as product branding; and c) the implementation stage, namely the implementation of training/coaching for village officials and PKK mot

(2)

hers; d) final stage, making the final report of the educational training program and publishing scientific articles. The results achieved in this service are: (1) Community understanding, especially PKK women, regarding waste management has increased; (2) There has been an increase in public understanding regarding the types of waste that can be managed into goods of economic value; and (3) Increasing public understanding of digital marketing and product branding.

Key Word: Waste Bank, Digital Marketing, Product Branding.

1. Pendahuluan

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Hal ini berarti, penghasil utama sampah adalah manusia, sehingga peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk di suatu wilayah akan berkorelasi positif terhadap peningkatan volume sampah di wilayah tersebut (Samsuri & Maulana, 2019; Hikmah & Ruing, 2020; Suhada &

Almahdy, 2017). Dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, peningkatan nilai konsumsi menjadi penyumbang terbesar banyaknya sampah yang harus dibuang (food waste) (Hayat & Zayadi, 2018). Hal ini perlu menjadi perhatian serius karena sampahorganicdananorganicyang dibuang tanpa perencanaan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan (pemukiman maupun non-pemukiman), kesehatan masyarakat, maupun kehidupan sosial bermasyarakat (Marliani, 2015; Agustina et al., 2017; dan Fadhilah et al., 2011).

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2023, timbulan sampah harian (sampah rumah tangga) masyarakat Indonesia Tahun 2022 mencapai 98.439,94 ton yang dalam setahun mencapai 35.930.577,2 ton. Jika dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 29.446.146,21 ton maka timbulan sampah mengalami peningkatan yang lumayan besar yaitu naik 18% dalam setahun. Jika kita melihat lebih spesifik ke Provinsi Sulawesi Barat khususnya Kab. Majene, kenaikan timbulan sampah selama setahun terakhir naik 1,6% dari 25.463,42 ton di Tahun 2021 menjadi 25.898,94 ton pada Tahun 2022 (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2023).

Meskipun angkanya terlihat cukup kecil, peningkatan timbulan sampah di Kab. Majene perlu ditangani dengan baik melalui pengelolaan sampah sistematis.

Saat ini, masyarakat masih banyak yang mengadopsi pendekatan konvensional dalam pengelolaan sampah, yaitu dengan mengumpulkan, mengangkut, dan membuang sampah ke tempat pemrosesan akhir (Hidayat & Faizal, 2020). Padahal, menumpuknya sampah dalam jumlah besar di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) berpotensi melepaskan gas metan yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan

(3)

berkontribusi pada pemanasan global (Purwanta, 2009). Proses alam untuk mengurai sampah memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar (Suminto, 2017 dan Fauzi et al., 2020). Oleh karena itu, paradigma pengelolaan sampah yang berfokus pada pendekatan akhir seharusnya diganti dengan paradigma baru yang melihat sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan, seperti untuk energi, kompos, pupuk, atau bahan baku industri (Septiani et al., 2021).

Sejak Tahun 2022, Pemerintah Kab. Majene mendorong dan mensosialisasikan terbentuknya bank sampah di berbagai wilayah, namun sampai saat ini belum terlihat banyak pos-pos bank sampah, termasuk di Desa Ulidang Kec, Temmarodo. Sederhananya, konsep bank sampah mirip dengan bank konvensional tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah kering yang sudah dipilah. Prinsip utama bank sampah desa adalah memanfaatkan sampah dengan cara yang bijak dan memberikan manfaat ekonomi dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle yang dikenal dengan istilah 3R (Agus et al., 2019 dan Puspitawati & Rahdriawan, 2012).

Agar program dari pemerintah daerah ini dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan andil dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi.

2. Metode

Dalam upaya menyelesaikan masalah di Desa Ulidang, maka dikembangkanlah suatu program kegiatan Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah di Aula Desa Ulidang pada hari Rabu, Tanggal 1 November 2023, dengan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai berikut: Dalam pelaksanaannya, program pengabdian kepada masyarakat kemitraan desa ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: a) tahap awal, pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan mitra yang dilanjutkan dengan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan; b) tahap persiapan, pembuatan materi pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, materi pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, dan materi edukasi digital marketing, serta branding product; dan c) tahap pelaksanaan, pelaksanaan pelatihan/pembinaan kepada perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK; d) tahap akhir, pembuatan laporan akhir program pelatihan edukasi dan publikasi artikel ilmiah.

Secara ringkas, metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat pada diagram berikut.

(4)

Gambar 1.Diagram Alir Kegiatan Pelatiahan Edukasi

3. Hasil dan Pembahasan

Tahap awal pelaksanaan kegiatan “Pelatihan Edukasi: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah” adalah melakukan identifikasi permasalah sampah di Desa Ulidang. Pemerintah Desa sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Pelatihan Edukasi untuk Ibu-Ibu PKK yang dilaksanakan pada Hari Rabu Tanggal 1 November 2023 di Aula Desa Ulidang. Kegiatan Pelatihan Edukasi berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dihadiri oleh sebanyak 23 orang yang terdiri dari Ibu-Ibu PKK, Staf Desa, Kader, Dasawisma, dan Mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Makassar. Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti kegiatan meskipun ruangan dalam keadaan kekurangan cahaya dan panas akibat pemadaman listrik bergilir yang bertepatan dengan waktu pelatihan.

Kegiatan pelatihan memberikan tiga materi utama yaitu (1) pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga; (2) pelatihan pengolahan sampah menjadi barang bernilai ekonomis; dan (3) pengenalan digital marketing dan branding produk.

1. Pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tujuan dari pengolahan sampah yaitu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dengan memahami cara memilah, memisahkan, dan mengolah sampah maka angka timbalan sampah harian maupun tahunan dapat diturunkan. Dalam pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga melalui unit usaha bank sampah ini diterapkan Model Problem Based Learning. Ada empat tahapan dalam model pembelajaran yang dilakukan yaitu, pertama-tama

Komunikasi

dengan Mitra Persiapan

Kegiatan

Pelaksanaan Pelatihan Edukasi

Monitoring dan Evaluasi

(5)

tim pengabdi menjelaskan tujuan yang harus dicapai dari proses pelatihan yang dilakukan agar mitra memiliki arah yang jelas terhadap aktivitas yang dilaksanakan. Langkah kedua, tim pengabdi memberikan permasalahan, dalam hal ini adalah persolaan pengolahan sampah di Kab. Majene.

Langkah ketiga, tim pengabdi memberikan penjelasan pemecahan masalah dengan memberikan penegasan terhadap hal-hal penting yang wajib dikuasai.

2. Pelatihan pengolahan sampah menjadi barang bernilai ekonomi

Barang yang bernilai ekonomi berbeda dengan barang ekonomi.

Jika barang ekonomi adalah suatu barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia namun jumlahnya terbatas, sedangkan barang yang bernilai ekonomi adalah barang yang mempunyai nilai tukar terhadap mata uang. Sampah rumah tangga yang berbentuk organik maupun non-organik dapat diolah menjadi barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi dan memiliki manfaat yang besar. Contohnya, kertas dan plastik bekas didaur ulang agar dapat digunakan kembali, membuat sampah menjadi pupuk kompos, mengubah sterofoam menjadi pot atau batako, membuat kerajinan tangan, dan sejenisnya. Pada pelatihan ini, tim pengabdi menunjukan sampah apa saja yang dapat diolah dan bagaimana langkah-langkah dalam pengolahannya.

3. Pengenalandigital marketingdanbrandingproduk

Salah satu metode terbaik dalam meningkatkan penjualan dan memperkenalkan produk adalah konten-konten media sosial. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada periode 2021-2022, pengguna internet di Indonesia mencapai 210,03 juta pengguna yang sekitar 191 juta diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial. Beberapa media sosial yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia sesuai urutan banyak pengguna aktif yaitu WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, dsb. Hal ini mengindikasikan bahwa pengenalan dan pemasaran produk hasil olahan sampah dapat dilakukan melalui pengoptimalan media sosial. Dalam pembuatan konten digital, tidak hanya dibutuhkan keahlian dalam merekam dan mengedit video, tapi juga bagaimana narasi dalam sebuah konten dapat menggugah viewers-nya untuk menerima dengan baik pesan dari konten digital tersebut.

Sebagai bagian dari evaluasi pelaksanaan pelatihan edukasi maka pada bagian awal dan akhir setiap kegiatan akan diberikan kuesioner kepada peserta untuk mengukur sejauh mana pemaham peserta setelah mengikuti setiap kegiatan. Hasil analisis secara deskriptif dari kuesioner tersebut disajikan sebagai berikut:

Item Pertanyaan 1: Apakah bank sampah diperlukan?

(6)

Gambar 2.Jawaban Pertanyaan Ke-1

Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat bahwa sebelum diberikan pelatihan edukasi hampir 50% peserta menganggap bank sampah tidak diperlukan.

Namun, setelah pemberian materi oleh narasumber maka 100% peserta setuju bahwa bank sampah di Desa Ulidang sangat diperlukan.

Item Pertanyaan 2: Apakah bank sampah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat?

Gambar 3.Jawaban Pertanyaan Ke-2

Meskipun sebelum pelatihan banyak peserta yang menganggap bank sampah tidak diperlukan, tetapi para peserta tetap berkeyakinan bahwa unit usaha bank sampah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hal ini terlihat dari jawaban peserta seperti yang terlihat pada Gambar 2 di atas.

Item Pertanyaan 3: Apakah sampah dapat diolah menjadi barang bernilai Ekonomi?

(7)

Gambar 4.Jawaban Pertanyaan Ke-3

Sejalan dengan jawaban pertanyaan ke-2 di atas, para peserta percaya bahwa sampah rumah tangga dapat diolah menjadi barang bernilai Ekonomi yang nantinya akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Item Pertanyaan 4: Apakah anda tahu syarat yang harus dipenuhi oleh bank sampah?

Gambar 5.Jawaban Pertanyaan Ke-4

Sebelum pelatihan, hanya sekitar 6% peserta yang mengetahui apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh setiap bank sampah. Setelah dianalisis lebih jauh, ternyata sosialisasi bank sampah sudah pernah dilakukan sebelumnya. Nah, setelah diberikan materi, pemahaman peserta meningkat. Hal ini terlihat dari hasil kuesioner yang menunjukan bahwa sekitar 70% peserta sudah tahu syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bank sampah.

Item Pertanyaan 5: Apakah diperlukan sistem informasi manajemen bank sampah di Desa Ulidang?

(8)

Gambar 6.Jawaban Pertanyaan Ke-5

Berdasarkan Gambar 5 di atas terlihat perubahan persepsi peserta yang signifikan dari sebelum dan setelah pelatihan. Sekitar 76% peserta berubah pandangan dan menganggap bahwa pengadaan sistem informasi manajemen sampah sangat diperlukan. Perubahan ini terjadi setelah peserta diperlihatkan bagaimana cara kerja dan desain rancangan sistem informasi yang akan dikembangkan.

Item Pertanyaan 6: Apakah anda tertarik untuk terlibat dalam pengelolaan sampah melalui unit usaha bank sampah?

Gambar 7.Jawaban Pertanyaan Ke-6

Mirip dengan pertanyaan kedua dan ketiga, tidak terjadi perubahan minat dari peserta kegiatan pelatihan karena pada dasarnya setiap masyarakat Desa Ulidang sangat mendukung dan bersedia untuk terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan bank sampah.

Item Pertanyaan 7: Apakah anda tahu jenis sampah yang bisa ditabung di bank sampah?

(9)

Gambar 7.Jawaban Pertanyaan Ke-7

Terlihat dari Gambar 7, tidak banyak perubahan persepsi dari peserta karena pada saat materi terkait jenis-jenis sampah yang dapat ditabung pada bank sampah, terjadi pemadaman listrik.

Dokumentasi dari kegiatan “Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah” disajikan sebagai berikut:

Gambar 8.Pelaksanaan Kegiatan

4. Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan edukasi pengelolaan sampah berbasis bank sampah di Desa Ulidang diketahui bahwa: (1) pemahaman Masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK terhadap pengelolaan sampah semakin meningkat; (2) Terjadi peningkatan pemahaman Masyarakat terkait jenis-jenis sampah yang dapat dikelola menjadi barang

(10)

yang bernilai ekonomis; dan (3) Semakin dalamnya pemahaman masyarakat terhadapdigital marketingdanproduct branding.

5. Ucapan Terimakasih

Kepada Universitas Sulawesi Barat yang membantu pengabdi dalam pembiayaan pelaksanaan pengabdian melalui dana DIPA Perguruan Tinggi.

6. Daftar Pustaka

Agus, R. N., Oktaviyanthi, R., & Sholahudin, U. (2019). 3R: Suatu Alternatif Pengolahan Sampah Rumah Tangga. Kaibon Abhinaya : Jurnal Pengabdian Masyarakat,1(2), 72.

Agustina, N., Irianty, H., & Wahyudi, N. T. (2017). Hubungan Karakteristik Petugas Kebersihan Dengan Pengelolaan Sampah Di Puskesmas Kota Banjarbaru. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 4(2), 66–74.

Fadhilah, A., Sugianto, H., Hadi, K., Firmandhani, S. W., Woro, T., &

Pandelaki, E. E. (2011). Kajian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Modul, 11(2), 62–71.

Fauzi, M., Sumiarsih, E., Adriman, A., Rusliadi, R., & Hasibuan, I. F. (2020).

Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan ecobrick sebagai upaya mengurangi sampah plastik di Kecamatan Bunga Raya.

Riau Journal of Empowerment,3(2), 87–96.

Hayat, H., & Zayadi, H. (2018). Model Inovasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.Jurnal Ketahanan Pangan,2(2), 131–141.

Hidayat, E., & Faizal, L. (2020). Strategi Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Peningkatan Pengelolaan Sampah Di Era Otonomi Daerah.

Asas,12,No. 02(1), 69–80.

Hikmah, N., & Ruing, H. L. (2020). Sosialisasi pembuatan bank sampah serta pengelolaan sampah organik serta anorganik. Masyarakat Berdaya Dan Inovasi,1(2), 90–95.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023). Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. Diakses 12 November 2023.

Marliani, N. (2015). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup.Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,4(2), 124–132.

Purwanta, W. (2009). Penghitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Dari Sektor Sampah Perkotaan Di Indonesia.Jurnal Teknologi Lingkungan, 10(1), 1–8.

Puspitawati, Y., & Rahdriawan, M. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 8(4), 349–359.

Samsuri, & Maulana, L. H. (2019). MODEL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN (Survey Pada Pengelolaan Persampahan Kota Bogor).

(11)

Jurnal Visionida,5(2), 54.

Septiani, U., Najmi, & Oktavia, R. (2021). Eco Enzyme : Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Produk Serbaguna di Yayasan Khazanah Kebajikan.Jurnal Universitas Muhamadiyah Jakarta,02(1), 1–7.

Suhada, R. T., & Almahdy, I. (2017). Analisis Potensi Sampah Sebagai Sumber Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Dan Produk Kreatif Untuk Mendukung Pariwisata (Studi Kasus Di Kepulauan Seribu).Jurnal PASTI,11(3), 245–255.

Suminto, S. (2017). Ecobrick: Solusi Cerdas dan Kreatif Untuk Mengatasi Sampah Plastik. PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan Dan Perancangan Produk),3(1), 26.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di RT 03 RW 01 Lingkungan Panji Kelurahan Tegal Gede Kabupaten Jember) telah diuji dan disahkan oleh

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, peran Bank Sampah menjadi

Dari hasil penelitian dilapangan tentang upaya yang dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran terhadap Perda No 15 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda disimpulkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga sudah cukup

Kuesioner evaluasi yang digunakan dalam metode ini yaitu terkait materi penguatan pengelolaan sampah rumah tangga, yaitu 1 materi yang disampaikan jelas dan mudah untuk diikuti;

Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan, Sikap, Sarana prasarana, Peraturan Daerah, dan Perilaku Pengelolaan Sampah Ibu Rumah tangga di Kampung Biru Kelurahan Melayu Variabel n %

Analisis pengelolaan sampah di Kota Banjarbaru dilakukan dengan analisis kualitatif diskriptif, yaitu menghimpun data primer dan data sekunder tentang pengelolaan sampah rumah tangga,

Hasil penelitian menemukan faktor-faktor penghambat peran aktor pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Pekanbaru adalah peran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan