• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Fisik Sampah Tingkat Rumah Tangga Di Perumahan Arta Graha Kota Kupang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakteristik Fisik Sampah Tingkat Rumah Tangga Di Perumahan Arta Graha Kota Kupang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Fisik Sampah Tingkat Rumah Tangga

Di Perumahan Arta Graha Kota Kupang

Physical Characteristics of Household Level Waste

In Arta Graha Housing, Kupang City

Karolus Ngambuta*, Ni Kadek Ernawati Tangkab a

Prodi Sanitasi Poltekkes Kemenkes Kupang b

Mahasiswa FKM Undana *Email: nkarolus©gmail.com

Abstrak

Sampah menjadi masalah yang terjadi di seluruh dunia. Hal yang paling umum terjadi terkait dengan sampah adalah timbulan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber sampah, timbulan sampah, komposisi, di Perumahan Arta Graha di Kota Kupang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan desain cross-sectional. Terdapat 115 rumah tangga yang menjadi sampel yang diambil dengan teknikaccidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber sampah di dalam rumah sebagian besar berasal dari dapur sedangkan sampah luar berasal dari halaman. Volume sampah yang dihasilkan adalah 1,9 Liter sampah per orang per hari atau berat 0,30 kg per orang dalam sehari. Sampah yang dihasilkan terdiri dari 50% sampah organik, 20% plastik, 15% kertas, 7% adalah kain, popok dan styrofoam, 4% pecahan kaca, 3% kaleng, dan 2% Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Disarankan untuk meminimalisir volume sampah yang di buang ke TPA, dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pembuatan kompos skala rumah tangga.

Kata kunci: Sumber, penghasil, komposisi, konteiner sampah Abstract

Garbage scourge happened around the world.The most common cases related to waste are

the generation, container, collection, transport, and disposal. The purpose of this research is

to know the source of waste, waste generation, the composition, at the Arta Graha Residential in Kupang city. The type of this study is descriptive and cross-sectionaldesign.The sample amounted to 115 households obtained by accidental sampling technique. The results of this study show that the source of waste inside the house mostly comes from the kitchen while the outside garbages is from the yard.There is 1.9 Liter of garbage per person per day or 0.30 kg of weight gained per person in a day.it composed of 50% organic garbage, 20% plastics, 15% papers, 7% are fabrics, diapers and styrofoams, 4% glass shards, 3% cans or metal, and 2% hazardous wastes (B3). It is recommended to minimize the volume of waste disposed to landfill, community empowerment is carried out through the 3R (Reduce, Reuse, Recycle) method and household scale composting.

Keywords: Source of waste, waste generation, composition, containers. Pendahuluan

Sampah masih menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Perilaku pembuangan sampah rumah tangga di Indonesia

(2)

diangkut oleh petugas, sebagian besar (50,1%) rumah tangga mengelola sampah dengan cara dibakar, 3,9%, ditimbun dalam tanah, 0,9% dibuat kompos, 10,4% dibuang ke kali/parit/laut, dan 9,7% dibuang sembarangan (Riskesdas, 2013). Berdasarkan kondisi ini jika tidak dilakukan upaya pengelolaan sampah dengan baik maka tingkat pelayanan berdasarkan target nasional 80% sulit tercapai. Keberadaan sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap lingkungan komponen fisik kimia (kualitas air dan udara), biologi, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan lingkungan (Chandra, 2007).

Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Pertambahan volume, jenis dan karakteristik sampah yang dihasilkan dapat menjadi permasalahan yang serius dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, rata-rata tiap orang per hari dapat menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan pencemaran (Hadisuwito, 2008).

Meningkatnya laju pertumbuhan industri dan konsumsi masyarakat secara umum berdampak pula pada perubahan komposisi dan karakteristik sampah yang dihasilkan terutama semakin banyaknya penggunaan plastik, kertas, produk-produk kemasan dan komponen bahan yang mengandung B3 (bahan beracun dan berbahaya) serta non biodegradable. Perkiraan timbulan sampah baik untuk sekarang maupun dimasa mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan rerata timbulan sampah akan merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi kesehatan, kebersihan dan estetika serta memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpul sampah, baik petugas kota maupun dari lingkungan setempat.

Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, statistik menunjukkan jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2017 sebanyak 500.000 jiwa dan masih terus meningkat. Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang tahun 2014, rata sampah yang dihasilkan sekitar 350.000 Liter per hari atau 350 m3 per hari dan rata-rata sampah yang diangkut adalah sebanyak 252.000 Liter per hari atau 252 m3 (72 %) per hari sedangkan sampah yang tidak diangkut sebanyak 98.000 Liter per hari atau 98 m3 per hari (28 %) (Dinas Kebersihan Kota Kuang, 2017). Perumahan Arta Graha yang berlokasi di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo Kota Kupang memiliki dua titik

(3)

Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) komunal. Masalah yang berhubungan dengan timbulan sampah adalah tidak ada pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah anorganik. Sedangkan masalah yang berhubungan dengan pewadahan sampah adalah keberadaan 2 TPS ini belum sesuai kebutuhan. Hasil pengamatan awal, volume/kapasitas masing-masing TPS permanen yang tersedia yaitu 7,3 m3 dan 7,9 m3 sama dengan 15,2 m3. Waktu pengangkutan sampah oleh petugas sampah dengan menggunakan truk di kedua TPS tersebut dilakukan setiap 3 hari sekali maka terjadi penumpukan sampah. Hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan menggangu kenyamanan masyarakat sekitar TPS. Analisa karakteristik sampah yang dihasilkan dari rumah tangga di perumahan Arta Graha penting dilakukan sebagai dasar dalam melakukan upaya pengelolaan dan edukasi bagi masyarakat untuk mengolah tentang pengelolaan sampah.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail, dan rancangan penelitian cross sectional yaitu menggunakan pendekatan dengan cara observasi dan pengukuran yang dilakukan pada satu waktu tertentu (Nasir dkk, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Arta Graha Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo Kota Kupang pada bulan Juli 2017. Jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sebagai berikut (SNI 19-3964-1994).

S = Cd dimana : S = jumlah contoh (jiwa) , Cd = Koefisien peumahan = untuk kota kecil = 0,5, Ps = Populasi (Jiwa) = 561 jiwa . Maka S = 0,5 , S= 707 jiwa. dimana : K = .

Maka K = , K = 141

Dimana K = Jumlah rumah yang menjadi sampel, N = Jumlah jiwa per keluarga = 5

Pengukuran volume sampah dilakukan dengan berpedomann pada SNI 19-3964-1994 dengan alat yang dibutuhkan yaitu: alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 Liter; alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 10 cm yang dilengkapi dengan skala tinggi; timbangan 0-5 kg; dan perlengkapan berupa alat pemindah (seperti skop) dan sarung tangan.

Langkah-langkah pengerjaan yaitu sebagai berikut: 1. Lokasi pengambilan contoh dilakuan di TPS;

2. Pelaksana pengukur adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh dua orang rekan peneliti; 3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan;

(4)

a. Kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada setiap rumah tangga satu hari sebelum dikumpulkan.

b. Kantong plastik yang sudah terisi sampah dikumpulkan tim peneliti; c. Seluruh kantong plastik diangkut ke tempat pengukuran oleh tim peneliti; d. Kantong pengukur ditimbang;

e. Secara bergiliran contoh tersebut dituang ke kantong pengukur yang telah disiapkan f. Hentakkan 3 kali kontak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm lalu

jatuhkan ke tanah

g. Ukur dan catat volume (V) dengan rumus V= + + .+ ... ; V= volume sampah, U = jumlah uit penghasil sampah (jiwa)

h. Timbang dan catat berat sampah (Bs) dengan rumus B =( ) + ( ) + ( ) .+ ... ( ) i. Timbang bak pengukur

j. Campur seluruh contoh dari setiap lokasi pada bak pengukur k. Ukur dan catat berat sampah pada formulir yang telah di sediakan l. Pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah

m. Timbang dan catat berat sampah setiap komponen: n. Hitung komponen komposisi sampah dengan rumus :

Sampah Organik (O) =

x100

Dengan cara yang sama dilakukan untuk menghitung komponen komposisi sampah kertas, plastik, kaleng, botol dan B3. Selain pengukuran sampah, dilakukan juga wawancara pada perwakilan setiap rumah tangga yang dijumpai pada saat penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi tetang perilaku pembuangan sampah. Pengukuran dilakukan selama 8 hari.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Perumahan Arta Graha terletak di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo. Perumahan Arta Graha terbagi atas 4 RT (Rukun Tetangga) dalam 1 RW (Rukun Warga) yaitu RT 31-34 dan RW 09. Jenis bangunan yang ada yaitu rumah permanen. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu 59 orang (51,3%) dan yang paling sedikit adalah laki-laki yaitu 56 orang (48,7%), selain itu distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah tamat SMA yaitu 63 orang (54,8%) dan yang paling sedikit adalah SD yaitu 4 orang (3,5%), dan distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga yang terbanyak adalah anggota keluarga

(5)

>4 orang yaitu 61 KK (53,0%) dan yang paling sedikit adalah anggota keluarga berjumlah 1-2 orang yaitu 5 KK (4,3%).

Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan lama waktu simpan sampah di rumah sebelum dibuang ke TPS yang terbanyak adalah 1-2 hari yaitu 96 KK (83,5%) dan yang paling sedikit adalah 1 minggu yaitu 4 KK (3,5%).

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu Simpan Sampah

Lama waktu simpan sampah di rumah Jumlah Persentase

1-2 Hari 3-5 Hari 1 Minggu 96 15 4 83,5 13,0 3,5 Total 115 100

Hasil perhitungan persentase komposisi sampah tiap rumah tangga terdapat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah

RT Komposisi Sampah (%)

Organik Anorganik

B3 total

plastik kertas Logam botol/ kaca Lainya

31 53 16 14 3 4 8 3 100 32 50 18 15 2 5 8 2 100 33 54 21 13 3 3 5 1 100 34 42 26 19 4 2 6 1 100 Total 200 81 60 12 14 28 6 400 Rerata 50 20 15 3 4 7 2 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa persen berat komposisi tertinggi adalah sampah organik atau sampah basah sebesar 50% dan persen komposisi terkecil adalah sampah bahan beracun dan berbahaya (B3) yaitu sebesar 2%.

Pembahasan

Sampah rumah tangga yang dihasilkan dari perumahan Arta Graha bersumber dari dapur dan halaman rumah. Setiap rumah memiliki wadah tempat penampungan sampah berjumlah 2 sampai 3 buah wadah. Wadah tempat sampah tersebut diletakkan di dalam dan luar rumah. Sampah dari dapur umumnya dalam bentuk sisa makanan, potongan sayur dan buah, sedangkan sampah dari halaman umumnya adalah sampah dalam bentuk dedaunan, dan ranting-ranting. Hal ini sesuai dengan sumber sampah jenis sampah yang di hasilkan pada berbagai tempat yaitu sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur),

(6)

daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, dan debu sisa penyapuan (Alex, 2012).

Menurut SNI 3242: 2008 tentang pengelolaan sampah di pemukiman, pengelolaan sampah bersumber di rumah tangga minimal menyediakan 2 buah wadah tiap rumah untuk sampah organik dan anorganik, serta menempatkan wadah sampah anorganik di halaman bangunan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan hasil kunjungan rumah, sebagian besar (80%) rumah tangga di Perumahan Arta Graha memiliki dua sampai tiga buah wadah tempat penampungan sampah, 1 buah di dalam rumah dan 1 buah di halaman rumah. Namun demikian, sebagian besar (74,78%) tidak dilakukan pemisahan sampah menurut jenisnya (organik dan anorganik) baik di dalam maupun di luar rumah.

Rata-rata timbulan sampah yang dihasilkan di perumahan Arta Graha yakni volume sampah 1,9 liter/org/hari. Rerata timbulan sampah tersebut tidak berbeda dengan rerata timbulan sampah di Kota Kupang yaitu 2,1 L/jiwa/hr. Pola konsumsi menjadi faktor lain dalam timbulan sampah. Masyarakat yang tinggal di perumahan Arta Graha memiliki tingkat aktifitas yang tinggi serta masyarakat yang tinggal di kota cenderung konsumtif artinya lebih sering membeli dan mengkonsumsi beragam jenis olahan makanan dan minuman dari luar rumah sehingga semakin banyak dan beragam jenis produk yang dibeli maupun di konsumsi, maka semakin banyak pula timbulan sampah yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Artiningsih (2008) yang melakukan studi kasus di Kelurahan Sampangan dan Kelurahan Jombang Kota Semarang menunjukan rata-rata timbulan sampah di Kelurahan Sampangan adalah 0,50 Kg/jiwa/hari sedangkan di Kelurahan Jombang adalah 0,54 Kg/jiwa/hari. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yuslinda (2012) menunjukkan timbulan rata-rata sampah domestik Kota Bukit Tinggi adalah 1,49 L/jiwa/hari untuk satuan volume atau 0,2 Kg/org/hari untuk satuan berat. Adanya perbedaan berat sampah dari dari beberapa hasil penelitian ini di pengaruhi oleh, waktu pengukuran yang berbeda, yaitu penelitian yang di lakukan di Perumahan Artha Graha Kupang di lakukan pada musim hujan, sedangkan yang di lakukan di kelurahan Sampangan dan Jombang dan bukit tinggi dilakukan pada musim kemarau. Hal ini menunjukkan bahwa volume sampah yang di hasilkan tergantung pada musim, tingkat kepadatan penduduk dan tingkat ekonomi masyarakat (SNI).

Pengelompokan komposisi sampah merupakan gambaran masing-masing komponen yang terdapat pada sampah. Pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, dinyatakan sebagai persen (%) berat dari kertas, kayu, kulit, karet, plastic, logam, kaca, kain, makanan, dan sampah lain-lain (Damanhuri dan Padmi, 2010). Hasil penelitian terhadap komposisi sampah domestic di Perumahan Arta Graha menunjukkan bahwa sampah organik adalah sampah terbanyak yaitu 50% dibandingkan

(7)

sampah anorganik sebesar 48% dengan persentase komponen sampah terbanyak adalah plastik (20%), kertas (15%), lain-lain seperti kain, popok, styrofoam, karet (7%), botol/pecahan kaca (4%), dan kaleng/logam (3%) serta sampah B3 sebesar 2%. Dari komposisi tersebut menunjukkan bahwa sampah rumah tangga berupa sampah organik merupakan jumlah yang paling besar. Sampah organik terbanyak bersumber dari aktifitas dapur dan halaman. Sedangkan untuk sampah anorganik terbanyak adalah plastic karena plastic kebanyakan digunakan sebagai kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan sampah organik di Indonesia sebanyak 58%, jumlah ini lebih besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu 50%. Aktivitas rumah tangga menghasilkan sampah yang berkategori sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti baterai, penyemprot serangga dan botol sisa produk pembersih sebesar 2%. Hasil temuan ini sama dengan perkiraan SNI 3242-2008, yaitu rata-rata sampah B3 di pemukiman berkisar antara 2% sampai dengan 5% dari total komposisi sampah. Selain itu, hasil penelitian komposisi limbah B3 di lokasi penelitian ini yang di hasilkan 2% lebih besar dari temuan di Kabupaten Sleman Yogyakarta sebesar 0,488% dari sampah domestik yang di hasilkan (Iswanto, 2017). Perbedaan ini lebih disebabkan karena karakteristik sasaran penelitian ini di lakukan pada kelompok masyarakat ekonomi tinggi, jenis sampah yang di hasilkan adalah sisa barang elektronik yang tidak terpakai, seperti accu, dan lain-lain. Selain itu waktu pengumpulan data pada penelitian ini di lakukan hanya satu kali saja, sedangkan yang di lakukan di Sleman dilakukan pada jangka waktu yang lama.

Komposisi sampah B3 yang dihasilkan di Perumahan Artha Graha Kota Kupang terdiri atas kaleng bertekanan, baterai, bekas elektronik, kaleng cat, plastik pemutih pakaian, kemasan pestisida, dan lain-lain. Pengelolaan sampah B3 yang dihasilkan dari rumah tangga belum mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. UU No. 32 tentang pengelolaan lingkungan hidup menyebutkan bahwa penghasil limbah B3 bertanggungjawab terhadap limbah yang dihasilkannya.

Kesimpulan dan Saran

Volume timbulan sampah cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kondisi sosial ekonomi masyarakat, selain itu komposisi sampah yang dihasilkan di perumahan Artha Graha paling banyak adalah sampah organik. Terdapat juga jenis sampah B3 yang perlu mendapat perhatian sebesar 2%. Konsep pemisahan sampah mulai dari sumber penghasil sampah (rumah tangga) belum terlaksana.

(8)

Konsep pengelolaan sampah yaitu pemilahan jenis sampah dimulai pada tempat penimbulan perlu disosialisasikan kepada warga masyarakat, selain itu, model pengelolaan sampah B3 yang dihasikan dari rumah tangga perlu dikaji lebih mendalam.

Daftar Pustaka

Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Artiningsih, Ni Komang. 2008. Thesis: Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Riskesdas 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,. Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013. Kemenkes RI.

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Damanhuri, E & Padmi, T. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 (Versi 2010). Program Studi Teknik Lingkungan: FTSL ITB.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan. 2014. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang Tahun 2014.

Faizah. 2008. Thesis: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi

Kasus di Kota Yogyakarta). Semarang: Universitas Diponegoro.

Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Iswanto, dkk. 2017. Timbuan Sampah B3 Rumah Tangga dan Potensi Dampak Kesehatan Lingkungan di Kabuoaten Sleman Yogyakarta. Jurnal UGM.ac.id,

https://doi.org/102146/jml.18789

Nasir, A, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya

Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Bukittinggi. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1): 1-12 (Januari 2012) ISSN 1829-6084.

SNI T–13-1990-F Tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan

Komposisi Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi Nasional.1994

SNI 3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pemukiman. Badan Standarisasi Nasional. 2008

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu Simpan Sampah  Lama waktu simpan sampah di rumah  Jumlah  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang dapat dilakukan auditor dalam mendeteksi ada tidaknya fraud adalah dengan menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Penggunaan TABK

Sesi terakhir kegiatan training, setelah penyampaian materi dari narasumber dan praktek langsung oleh peserta, dilanjutkan dengan diskusi untuk menyusun kegiatan aksi apa

Dilihat dari segi teknis perlakuan dengan padat penebaran 2 ekor/liter merupakan perlakuan yang paling efisien, karena memiliki laju pertumbuhan pertumbuhan bobot harian,

Dari 47 tanaman Nipponbare mutan penanda aktivasi yang diuji, sembilan tanaman menunjukkan respons yang sama dengan tanaman Nipponbare non transforman, yaitu tidak

Oleh itu, penggunaan kata kerja tarjū dalam bait Imam Shafi’i ini menunjukkan orang yang mengumpul harta mesti berikhtiar, bersungguh-sungguh dan percaya dengan sepenuh hati

Dari table diatas terlihat bahwa hanya satu faktor yang terbentuk, karena dengan satu faktor, angka eigenvalues memiliki nilai di atas 1. Sedangkan untuk 2 faktor, angka

Sekilas disampaikan bahwa ekonomi politik berpusat pada struktur, yaitu mereka yang memiliki media (bukan hanya dari segi kepemilikan ekonomi, melainkan juga dari