• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT SLJ GLOBAL TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT SLJ GLOBAL TBK"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT SLJ GLOBAL TBK

ELISABET VIVI PALOBO

14 06 07983

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan kuasa-Nya sehingga kegiatan dan penyusunan laporan Kerja Praktek di PT SLJ Global Tbk telah selesai. Kerja Praktek dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 11 Agustus 2017.

Penyusunan laporan Kerja praktek ini sebagai syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta bukti pertanggungjawaban terhadap kegiatan kera praktek yang telah dilaksanakan. Kerja praktek dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan dunia kerja serta mempraktekkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.

Pada penyusunan laporan ini, penulis tidak luput dari bantuan oleh berbagai hormat maka dengan kerendahan hati diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri. 2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek. 3. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro selaku dosen pembimbing Kerja Praktek. 4. Bapak Arif Asnani selaku pembimbing lapangan.

5. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan motivasi. 6. Seluruh karyawan PT. SLJ Global Tbk yang telah membantu selama

pelaksanaan Kerja Praktek.

(5)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 3

2.2. Struktur organisasi ... 5

2.3. Manajemen Perusahaan ... 10

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis ... 13

3.2. Produk yang Dihasilkan ... 16

3.3. Proses Produksi ... 17

3.4. Fasilitas Produksi ... 24

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Mahasiswa ... 30

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ... 30

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ... 31

4.4. Hasil Pekerjaan ... 34

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 44

(6)

v

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN ... 46

(7)

vi DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Elemen Kerja ... 34 Tabel 4.2. Summary Waktu Baku ... 39 Tabel 4.3. Sebelum dan Sesudah Perhitungan Metode RPW ... 43

(8)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Divisi Plymill ... 5

Gambar 2.2. Sub Divisi Produksi ... 6

Gambar 2.3. Sub Divisi Technical Supprot I ... 7

Gambar 2.4. Sub Divisi Technical Support II ... 8

Gambar 2.5. Departemen Log Procurement & Control... 8

Gambar 2.6. Sub Divisi Admin. Support ... 9

Gambar 2.7. Log Yard ... 12

Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Departemen PPC ... 14

Gambar 3.2. Proses Penerimaan Inquiry (Penawaran) ... 15

Gambar 3.3. Proses Penerimaan Purchase Order (PO) ... 16

Gambar 3.4. Plywood ... 16

Gambar 3.5. Komposisi Plywood ... 17

Gambar 3.6. Raw Material Dimasukkan ke Sungai Mahakam... 18

Gambar 3.7. Raw Material Dibawa Menuju Log Cutting ... 18

Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Produksi ... 19

Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Produksi (Lanjutan) ... 20

Gambar 3.9. Proses Log Cutting ... 21

Gambar 3.10. Rotary I ... 21

Gambar 3.11. Proses Putty ... 22

Gambar 3.12. Hasil Potongan Mesin Double Saw ... 22

Gambar 3.13. Proses Seleksi Plywood 3 Ply ... 23

Gambar 3.14. Proses Seleksi Plywood 5 Ply ... 23

Gambar 3.15. Proses Packing ... 24

Gambar 3.16. Warehouse Finish Good ... 24

Gambar 3.17. Rotary 0 ... 25

Gambar 3.18. Mesin Glue Spreader ... 27

Gambar 3.19. Mesin Cold Press ... 27

Gambar 3.20. Mesin Hot Press ... 28

Gambar 3.21. Pallet ... 29

Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan ... 32

Gambar 4.2. Perhitungan Jumlah Subgrup ... 35

Gambar 4.3. Perhitungan Rata-Rata Subgrup ... 35

(9)

viii

Gambar 4.5. Perhitungan Standar Deviasi dari Distribusi Harga Rata-Rata

Subrup ... 36

Gambar 4.6. Perhitungan BKA dan BKB ... 37

Gambar 4.7. Perhitungan Uji Kecukupan Data ... 38

Gambar 4.8. Precedence Diagram ... 40

Gambar 4.9. Pengisian task name, task time, dan immediate successor... 40

Gambar 4.10. Pengisian Metode ... 41

Gambar 4.11. Solusi dengan Metode RPW ... 41

Gambar 4.11. Solusi dengan Metode RPW (Lanjutan) ... 42

(10)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis 6. Melaksanakan ujian kerja praktek 1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: 1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan.

(11)

2 1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktek ini dilaksanakan pada PT SLJ Global Tbk yang beralamat di Jl. Cipto Mangunkusumo No.13, Sengkotek, Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Kerja Praktek dilakukan pada tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 11 Agustus 2017. Penulis ditempatkan pada departemen PPC dengan jam kerja 07.00-16.00.

(12)

3 BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahan 2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT SLJ Global Tbk didirikan pada tanggal 14 April 1980 dengan nama PT Sumalindo Lestari Jaya yang bergerak di bidang kehutanan, perindustrian dan bidang pertambangan. Saat ini usaha Perseroan dan anak perusahaan mengelola hutan alam, industri kayu lapis, industri MDF (Medium Density

Fiberboard) dan power plant.

Berdasarkan keputusan RUPS-LB Perseroan tanggal 18 Desember 2012, Perseroan berganti nama menjadi PT SLJ Global Tbk dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Nomor. AHU-25591.AH.01.02.Tahun 2013 tertanggal 14 Mei 2013.

Sejak awal dibentuk, Perseroan mengkhususkan diri di bidang kehutanan dan industri perkayuan dengan mengelola 1 (satu) areal IUPHHK-HA (d/h : Hak Pengusahaan Hutan) seluas 132.000 ha dan pabrik kayu lapis dengan kapasitas produksi 66.000 m3/tahun. Sejalan dengan berkembangnya usaha, melalui berbagai corporate action antara lain penggabungan usaha, akuisisi, penambahan investasi dan juga divestasi. Saat ini Perseroan memiliki pabrik kayu lapis berkapasitas terpasang sebesar 190.000 m3/tahun dan pabrik MDF (Medium Density Fiberboard) berkapasitas terpasang 200.000 m3/tahun. Perseroan dan anak perusahaan saat ini mengelola 6 (enam) areal hutan alam seluas 840.500ha termasuk IUPHHK-HA atas nama PT Essam Timber yang masih menunggu perpanjangan izin dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu unit usaha lain adalah pembangkit listrik (Power Plant), yang dikelola oleh anak perusahaan yakni PT Kalimantan Powerindo (”PT.KP”) berkapasitas total 22,5 MW.

Pada bulan Maret 1994 untuk pertama kalinya Perseroan melakukan Penawaran Umum sebanyak 25.000.000 saham biasa atas nama, kepada masyarakat dan mencatatkan seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan di Bursa Efek Jakarta (s/i PT Bursa Efek Indonesia).

(13)

4

Pada tahun 2002 PT Astra International Tbk pada saat itu selaku pemegang saham mayoritas Perseroan (75%) menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Sumber Graha Sejahtera (”PT.SGS”). PT.SGS adalah suatu Perseroan yang telah cukup lama berkecimpung di bidang industri Perkayuan dan saat ini memiliki 24,63 % dari seluruh saham yang dikeluarkan dari portepel Perseroan.

Melalui beberapa kali melakukan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue), penawaran waran serta konversi utang menjadi modal saham, jumlah saham yang telah dikeluarkan dari portepel Perseroan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini berjumlah 3.111.401.022 saham.

PT SLJ Global Tbk mampu bertahan dalam persaingan industri plywood karena memiliki strength point yaitu:

1. Jumbo size: 4’/5’ x 8’/9’/10’

2. Memiliki berbagai size

a. Panjang (7’, 8’, 9’, 10’, 12’, 14’) b. Lebar (3’, 4’, 5’)

3. Memiliki berbagai tipe glue a. T1 (melamine)

b. T2 (urea) c. WBP (phenol)

Berikut adalah beberapa sertifikat yang diraih oleh PT SLJ Global Tbk:

1. Forest Management Certificate for controlled wood of forests in the East Kalimantan province of Indonesia for the production of hardwood PT. Sumalindo Lestari Jaya IV (03.04.2017 – 02.04.2022) – SGS

2. CE (Council of European Communities) Certificate of Conformity of The Factory Production Control (25.09.2014 – 24.09.2017) – BM Trada

3. California Air Resources Board (CARB).(09.09.2014 – 08.09.2015) – Mutu Certification International

4. Timber Legality Assurance System (SVLK). (06.05.2014 – 05.05.2017) – BRIK – QS

5. Timber Legality Verification Standard Certificate for Natural Forest IUPHHK PT. Sumalindo Lestari Jaya Unit II area of 267.600 Hectares. (31.03.2013 – 30.03.2016) – Trustindo Prima Karya

(14)

5

6. Timber Legality Verification Standard Certificate for Natural Forest IUPHHK PT. Sumalindo Lestari Jaya Unit IV area of 63.550 Hectares. (20.03.2013 – 19.06.2016) – Trustindo Prima Karya

7. Timber Legality Verification Standard Certificate for Natural Forest IUPHHK PT. Sumalindo Lestari Jaya Unit V area of 61.645 Hectares. (30.03.2013 – 29.03.2016) – Trustindo Prima Karya

2.2. Struktur Organisasi

PT SLJ Global Tbk memiliki berbagai organisasi dalam menjalankan proses produksinya, di mana organisasi tersebut saling bekerja sama untuk mencapai visi dan misi perusahaan serta dapat bertahan dalam persaingan global.

PLYMILL DIVISION SUB DIVISION TECHNICAL SUPPORT II SUB DIVISION PRODUKSI SUB DIVISION TECHNICAL SUPPORT I SUB DIVISION ADMIN SUPPORT DEPARTEMEN LOG PROCUREMENT & CONTROL

(15)

6 KA SUB DIV PRODUKSI KA DEPT PRODUKSI LINE II KA DEPT VENEERING LINE I & NL KA DEPT VENEER ARRANGING LINE I & NL KA DEPT PLYWOOD LINE I & NL KA DEPT PWD GRADING & SDP KA SIE LOG CUTTING I KA SIE PEELING LINE I KA SIE PEELING NL KA SIE DRAYING LINE I &NL KA SIE TEKNISI ROTARY KA SIE CORE ARRANGING LINE I KA SIE FACE/BACK ARRANGING LINE I KA SIE CORE ARRANGING NL KA SIE FACE/BACK ARRANGING NL KA SIE TEKNISI KOMPOSER KA SIE GLUEING UNIT I/ NL KA SI E REPAIR PLYWOOD & PRESSING LINE I

KA SI E REPAIR PLYWOOD & PRESSING NL KA SIE FINISHING LINE I & NL KA SIE PEELING LINE II KA SIE DRYING LINE II + PRESS DRY KA SIE VENEER ARRANGING KA SIE PLYWOOD II KA SIE FINISHING II KA SIE MK KA SIE PWD GRADING KA SIE PWD UPGRADING

(16)

7 KA SUB DIV TECHNICAL SUPPORT I KA DEPT QUALITY ONTROL

KA DEPT PPC KA DEPT TEKNIK

KA SIE VENEER PLANNING CONTROLLER KA SIE PROD. PLANNING & WIP CONTROLLER KA SIE C/R CONTROLLER KA SIE LABORAT KA SIE QUALITY CONTROLLER LINE I & NL KA SIE QUALITY CONTROLLER LINE II KA SIE FINAL QUALITY INSPECTION KA SIE MEKANIK GREEN VENEER KA SIE DRY VENEER KA SIE MEKANIK PLYWOOD KA SIE ELEKTRIK KA SIE GULUNG MOTOR KA SIE CONSTRUCTION WORKSHOP

(17)

8 KA SUB DIV TECHNICAL SUPPORT II KA DEPT PM & UTILITY KA DEPT R & D KA SIE PREVENTIVE MAINTENANCE KA SIE BOILER/WATER TREATMENT KA SIE HEAVY EQP KA SIE GENSET/ JARINGAN/ KOMPRESOR KA SIE PROCESS DEVELOPMENT KA SIE TEAM SERVICE KA SIE SAWMILL & MOULDING CONTROLLER

Gambar 2.4. Sub Divisi Technical Support II

KA DEPT LOG PROCUREMENT & CONTROL KA SIE GRADER COORD. KA SIE LOG PROCUREMENT KA SIE LOG CONTROL KA SIE LOG SUPPLY

(18)

9 KA SUB DIV ADMIN. SUPPORT KA DEPT PACKING & WAREHOUSE FINISH GOODS KA DEPT WAREHOUSE NON

FINISH GOODS KA DEPTGMTC

KA DEPT GENERAL SERVICE KA SIE WAREHOUSE NON FINISH GOODS KA SIE PACKING KA SIE WHFG OPERATION KA SIE WHFG ADMINISTRATION KA SIE SHIPPING KA SIE K3 & PMK KA SIE GMTC KA SIE COMMUNITY DEVELOPMENT KA SIE SYSTEM & SHE

KA SIE TRANSPORTATION

KA SIE SECURITY CONTROLLER

(19)

10 2.3 Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi Misi dan Nilai Perusahaan a. Visi

Menjadi industri perkayuan terpadu dan bertanggung jawab sosial, memberikan solusi dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola secara lestari, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

b. Misi

1. Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis

dan kayu lapis olahan, MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan industri perkayuan serta mempunyai tanggung jawab sosial.

2. Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan

alam dan hutan tanaman yang dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.

3. Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.

4. Memberikan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai di setiap proses

tahapannya, pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalur distribusi.

5. Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

c. Filosofi Perusahaan

Filosofi PT SLJ Global Tbk yaitu SPEED yang berarti: 1. Super team (membina hubungan dan kerja sama) 2. Proaktif

3. Excellence (berusaha mencapai yang terbaik) 4. Educate (tak kenal lelah untuk belajar)

5. Dynamic (responsif terhadap peribahan)

2.3.2. Ketenagakerjaan a. Status Karyawan

Status karyawan PT SLJ Global Tbk ada tiga yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak dan karyawan borongan. Dari 2500 karyawan yang ada, hanya terdapat 85 karyawan tetap. Karyawan kontrak bekerja sesuai dengan masa waktu yang telah ditentukan dan dapat diperpanjang. Karyawan borongan diberi gaji sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan per stasiun kerja.

(20)

11 b. Hak Karyawan

Beberapa hal yang menjadi hak karyawan diantaranya sebagai berikut: 1. Gaji

2. THR 3. Cuti

4. Training

c. Jam kerja dan kerja giliran

PT SLJ Global Tbk bekerja selama 24 jam mulai dari hari Senin sampai dengan Sabtu dan terbagi dalam 2 shift yaitu shift A dan shit B. Shift pagi dimulai pada pukul 07.00 - 19.00 dan shift malam dimulai pada pukul 19.00 - 07.00 . Jika permintaan sedang banyak maka pabrik akan beroperasi pada hari Minggu.

2.3.3. Pemasaran

Plywood atau yang lebih dikenal dengan triplek biasanya digunakan untuk

penunjang bangunan baik itu interior maupun eksterior. PT SLJ Global Tbk menerima pesanan dari berbagai negara tetapi jika pada saat grading terdapat

down grade (grade lokal) maka produk tersebut akan dijual kepada buyer Taiwan

dan atau buyer Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa negara yang sering menjadi buyer dari PT SLJ Global Tbk:

a. USA b. Korea c. Taiwan d. Eropa e. Jepang f. Australia 2.3.4. Fasilitas

Untuk mendukung proses operasional PT SLJ Global Tbk memiliki beberapa fasilitas diantaranya sebagai berikut:

1. Log yard

Log yard merupakan tempat datangnya raw material yang berasal dari hutan PT

SLJ Global Tbk dan supplier. Log yard PT SLJ Global Tbk berlokasi di pinggiran sungai Mahakam. Raw material berupa gelondongan kayu kemudian direndam di Sungai Mahakam untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya raw material tersebut dibawa ke log cutting.

(21)

12

Gambar 2.7. Log Yard 2. Log pond

Log pond merupakan tempat untuk membersihkan raw material setelah diproses

di log cutting

3. Bus antar jemput bagi karyawan dan kendaraan operasional

Bus antar jemput karyawan disebar ke beberapa titik. Kendaraan operasional digunakan jika terjadi kecelakaan kerja untuk mengantar korban dari pabrik menuju klinik perusahaan atau jika butuh penanganan serius akan dibawa langsung ke RS terdekat.

4. Kantin dan koperasi 5. Mushola

6. Toilet 7. Pantry 8. Sepeda 9. Klinik

Klinik berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja namun bila dibutuhkan penanganan serius maka akan langsung dibawa ke RS terdekat. Klinik juga berfungsi jika ada karyawan yang sakit maka dapat diberikan obat ataupun perawatan.

(22)

13 BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan

Menurut Davenport (1993), proses bisnis merupakan aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu organisasi, tidak seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.

Tipe produksi di PT. SLJ Global Tbk adalah job order. Dimana produk akan dibuat jika ada order dari konsumen. Setiap detail produk ditentukan oleh konsumen, baik itu ukuran maupun jenis lem serta kualitas dari plywood yang dipesan. Namun pada saat proses produksi, beberapa plywood mengalami penurunan kualitas dan tidak sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga

plywood yang dihasilkan menjadi barang non order. Marketing bertugas untuk

mencari buyer yang dapat membeli barang non order tersebut agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Berikut adalah flow proses departemen PPC di PT SLJ Global Tbk secara garis besar:

(23)

14 Mulai Penerima an inquiry Penerima an order/ kontrak Perencanaan produksi Perubaha n order/ kontrak Pengendalian produksi

Pena nganan gudang bara ng jadi non

order Pengendalian catatan mutu Pengendalian dokumen Selesai Apakah ada perubahan order/ kontrak? Ya Tidak

(24)

15

Proses bisnis perusahaan melibatkan seluruh departemen yang ada. Marketing akan menyampaikan inquiry dari konsumen kepada PPC bila ada permintaan produk baru (produk khusus) sebelum menjadi order/kontrak. PPC kemudian akan bekerja sama dengan bagian produksi untuk mengetahui kapabilitas perusahaan. Jika ternyata produk baru tersebut membutuhkan percobaan, maka PPC akan berkoordinasi dengan departemen QC untuk melakukan percobaan.

BUYER MARKETING PPC QC Bila Memerlukan percobaan - Spesifikasi Mesin - Sumber Bahan Baku - Biaya Produksi

Gambar 3.2. Proses Penerimaan Inquiry (Penawaran)

Selanjutnya jika inquiry tersebut disetujui maka akan berubah menjadi order. Departemen PPC kemudian menjadwalkan produksi orderan tersebut dengan memperhitungkan lead time sampai dengan adanya shipping instruction dari

(25)

16 BUYER

MARKETING PPC

Copy PO

QC

New Product Quality Plan

Monitor Cargo Ready

Lead Time Order

Gambar 3.3. Proses Penerimaan Purchase order (PO)

3.2. Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT SLJ Global Tbk adalah plywood. Plywood merupakan lapisan veneer yang disusun secara bersilangan yang diikat dengan perekat, minimal 3 lapis (SNI, 1992).

Gambar 3.4. Plywood

Terdapat 2 jenis plywood di PT SLJ Global Tbk yaitu 3 ply dan 5 ply (up). Berikut adalah komposisi dari plywood tersebut:

(26)

17

Gambar 3.5 . Komposisi Plywood

Keterangan: 1. F = face 2. C = core 3. B = back 4. CC = long core

Face, long core dan back termasuk dalam long grain sedangkan core termasuk

dalam short grain. Perbedaan antara long grain dan short grain terletak pada arah seratnya yang berlawanan.

Daftar produk mulai dari ketebalan hingga komposisi produk terlampir (lampiran 1).

Berikut adalah kategori grading yang berlaku di PT SLJ Global Tbk: 1. OVL/OVL

2. OVL/BTR 3. UTY 4. UTY A

3.3. Proses Produksi

Proses produksi di PT SLJ Global Tbk, dimulai dari datangnya raw material berupa kayu gelondongan. Raw material yang datang diletakkan di log yard. Raw

material tersebut kemudian dimasukkan ke sungai Mahakam untuk dibersihkan

sekaligus sebagai transportasi dari log yard menuju ke log cutting untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan sebelumnya.

(27)

18

Gambar 3.6. Raw Material Dimasukkan Ke Sungai Mahakam

Gambar 3.7. Raw Material Dibawa Menuju Log cutting

Berikut adalah flow proses produksi plywood di PT SLJ Global Tbk setelah raw

(28)

19 PEMOTONGAN LOG KAYU PENGUPASAN VENEER PERBAIKAN LONG GRAIN VENEER PENGERINGAN LONG GRAIN VENEER PENGERINGAN SHORT GRAIN VENEER PENYAMBUNG AN SHORT GRAIN VENEER PERBAIKAN SHORT GRAIN VENEER PENUMPUKAN LONG GRAIN VENEER A

(29)

20 A PENGELEMAN VENEER PENGEMPAAN DINGIN APAKAH PLYWOOD CACAT? PENGEMPAAN PANAS PERBAIKAN PLYWOOD PENDINGINAN PLYWOOD PENDEMPULAN PLYWOOD PEMOTONGAN PLYWOOD PENGAMPLASAN PLYWOOD PENENTUAN GRADE PENGEPAKAN TIDAK YA

(30)

21

Gambar 3.9. Proses Log cutting

Ketika raw material dari log cutting tiba, maka raw material tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin barker terlebih dahulu. Mesin barker digunakan untuk membersihkan raw material terutama kerikil yang bisa merusak pisau mesin rotary. Setelah dibarker, raw material dimasukkan ke dalam mesin rotary. Mesin rotary digunakan untuk mengupas veneer.

Gambar 3.10. Rotary 1

Setelah veneer keluar dari mesin rotary, veneer kemudian dimasukkan ke dalam mesin dryer untuk dikeringkan. Setelah itu, veneer dimasukkan ke dalam komposer kemudian direpair. Lalu veneer dimasukkan ke dalam mesin glue

spreader untuk digabungkan sehingga menjadi plywood. Plywood kemudian

ditempa di mesin cold press. Lama waktu tempa berbeda setiap produknya tergantung ketebalan, jenis kayu dan jenis lemnya. Setelah itu plywood direpair untuk melihat apakah masih ada cacat ataupun kotoran yang tertinggal.

(31)

22

Terkadang, ada plywood yang melalui 2 kali proses di glue spreader. Selanjutnya, plywood ditempa lagi tetapi menggunakan suhu panas di mesin hot

press. Setelah itu plywood diconditioning. Conditioning dilakukan untuk

mencegah terjadinya bending pada plywood serta untuk membuat lem dapat rekat sempurna. Pemberian warna pallet mempermudah saat proses

conditioning, dimana setiap hari memiliki warna yang berbeda. Setelah plywood

diconditioning selama kurang lebih 1 minggu, plywood didempul (putty).

Gambar 3.11. Proses Putty

Setelah didempul, plywood dimasukkan ke dalam mesin double saw untuk dipotong secara horizontal dan vertikal.

Gambar 3.12. Hasil Potongan Mesin Double saw

Hasil potongan dari mesin double saw dapat disambungkan lagi sehingga menjadi plywood. Setelah dipotong, plywood diamplas di mesin sander. Kemudian, untuk beberapa produk, harus diukur ketebalannya dengan

(32)

23

menggunakan mesin thickness. Selanjutnya, plywood diseleksi agar dapat dikelompokkan sesuai dengan gradenya. Plywood 3 ply diseleksi dengan cara dibentangkan untuk melihat kelenturan serta untuk melihat apakah plywood patah atau tidak dan juga untuk melihat apakah terdapat cacat atau tidak.

Gambar 3.13. Proses Seleksi Plywood 3 Ply

Sedangkan untuk plywood 5 ply (up) diseleksi dengan cara dipukul menggunakan palu untuk mendengar suara yang dihasilkan apakah terdapat gelembung atau cacat pada plywood.

(33)

24

Proses terakhir yaitu packing. Plywood dikemas dengan menggunakan veneer cacat yang tidak bisa digunakan lagi.

Gambar 3.15. Proses Packing

Hasil proses packing kemudian dimasukkan ke dalam gudang tetapi terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat dan volumenya.

Gambar 3.16. Warehouse Finish Good

3.4. Fasilitas Produksi 3.4.1. Boiler

Pengertian tentang Boiler di PT. SLJ Global Tbk yaitu alat untuk memanaskan air pada tekanan tertentu hingga air tersebut menjadi uap. Boiler yang digunakan

(34)

25

disini merupakan jenis pipa air yang mempunyai dua drum yaitu upper drum dan

lower drum dan perlengkapan-perlengkapan yang memungkinkan ketel tersebut

dapat beroperasi dengan aman. Berikut adalah klasifikasi boiler di PT SLJ Global Tbk:

Unit 1/NL Unit 2

Merk / Type : CHUAN LI TAKUMA

Model : TW - 250 N-600 Buatan : Taiwan Japan Kapasitas : 25 Ton Uap/ jam 20 Ton Uap/ jam Tekanan maximum : 33 Kg/cm2 18 Kg/cm2

Serial Number : NO.76134 N.2646

Date : Juli 1987 1982 Bahan Bakar : Kayu Kayu

3.4.2. Rotary

PT SLJ Global Tbk memiliki 9 mesin rotary yang dapat mengupas raw material sesuai dengan ukuran tertentu. Raw material kemudian dimasukkan ke rotary 0, dimana rotary ini berguna untuk membuat raw material menjadi bulat sehingga bisa dimasukkan ke dalam rotary 1 dan 2.

Gambar 3.17. Rotary 0

Rotary 3 dan 4 biasanya digunakan untuk menghasilkan veneer dalam ukuran

jumbo. Rotary 6 dan 10 digunakan untuk menghasilkan veneer dengan ukuran yang pendek. Rotary forich digunakan untuk menghasilkan veneer dari mukisin.

(35)

26 3.4.3. Dryer

Mesin ini digunakan untuk mengeringkan veneer yang dihasilkan dari mesin

rotary. PT SLJ Global Tbk memiliki 3 macam mesin dryer yaitu continous dryer, press dryer dan roll dryer. Continous dryer digunakan untuk mengeringkan veneer long grain (face, back dan long core) sedangkan untuk mengeringkan veneer short grain (core) digunakan mesin roll dryer. Hasil veneer dari rotary forich dan rotary 2 yang berupa core dikeringkan di mesin press dryer.

Berikut adalah mesin dryer di PT SLJ Global Tbk: a. Continous dryer 1 b. Continous dryer 4 c. Continous dryer 5 d. Continous dryer 9 e. Press dryer f. Roll dryer 2 g. Roll dryer 3 h. Roll dryer 8 3.4.4. Komposer

Mesin ini digunakan untuk menyambungkan veneer output dari mesin dryer dengan menggunakan lem dan benang. Potongan veneer dimasukkan ke dalam komposer sehingga outputnya menjadi lembaran veneer yang panjang yang sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

3.4.5. Glue spreader

Sesuai dengan namanya, mesin ini digunakan untuk menggabungkan veneer sehingga menjadi plywood. Core dimasukkan ke dalam mesin sehingga core terlumuri lem. Kemudian face dan back disusun sehingga menjadi plywood.

(36)

27

Gambar 3.18. Mesin Glue Spreader

3.4.6. Cold press

Mesin ini digunakan untuk mengempa plywood yang sebelumnya telah masuk dalam mesin glue spreader. Tujuannya agar lem dapat rekat karena diberi tekanan. Tetapi lem tidak ‘ dimatikan’ sehingga bila terdapat cacat atau kotoran dapat direpair lagi.

Gambar 3.19. Mesin Cold Press

3.4.7. Hot press

Setelah plywood direpair, plywood kemudian dimasukkan ke dalam mesin hot

press. Mesin ini digunakan untuk mengempa plywood tetapi dengan suhu panas

(37)

28

Gambar 3.20. Mesin Hot Press

3.4.8. Double saw

Mesin ini digunakan untuk memotong sisi plywood sehingga menjadi ukuran yang diinginkan. Dikatakan double saw karena mesin ini dapat memotong bagian panjang dan lebar plywood.

3.4.9. Sander (pengamplasan)

Mesin ini digunakan untuk menghaluskan sekaligus untuk membuat plywood sesuai dengan ketebalan yang diinginkan.

3.4.10. Thickness

Mesin ini digunakan untuk mengecek ketebalan plywood yang telah diproses apakah telah sesuai dengan yang diminta oleh buyer

3.4.11. Forklift

Forklift digunakan sebagai material handling untuk mempermudah transportasi

material. 3.4.12. Pallet

Pallet digunakan untuk meletakkan bahan dengan tujuan untuk memudahkan

saat mengangkut bahan dengan forklift maupun pada saat conditioning.

Gambar 3.21. Pallet

(38)

29

Kipas digunakan untuk menjaga suhu pabrik agar tidak terlalu panas, mengingat suhu panas dapat membuat veneer mengalami kecacatan berupa delaminasi.

(39)

30 BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup pekerjaan, tanggungjawab dan wewenang, metodologi pekerjaan serta hasil dari pekerjaan yang dilakukan selama melakukan kerja praktek di PT SLJ Global Tbk

4.1. Lingkup Pekerjaan Mahasiswa

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di departemen Planning Production Control (PPC) di bawah pengawasan Pak Arif selaku Ka. Sie Perencanaan dan Pak Agung selaku Kepala Departemen PPC. Tugas pokok departemen PPC yaitu memaksimalkan kapasitas produksi, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia agar delivery time ke buyer tepat waktu.

Berikut adalah rekan kerja yang ikut membantu dalam proses pelaksanaan kerja praktek di PT SLJ Global Tbk:

a. Bapak Arif Asnani selaku Kepala Seksi Perencanaan sekaligus pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan selama kerja praktek berlangsung b. Christien Lanny selaku admin PPC yang telah memberikan penjelasan

mengenai pembuatan jadwal mulai dari datangnya order hingga shipping

instruction

c. Hasmi, Anggi Nurdianti dan Indriani Lestari selaku admin PPC yang telah memberikan penjelasan mengenai cara menginput data rotary, reeling,

arissun clipper, dan komposer

d. Munawarah Mas’ud dan Normaidah selaku inspektur PPC yang telah memberikan penjelasan mengenai cara pembuatan work order sheet (WOS) e. Muhammad Alif Apriadna Buhar, Muhammad Rifki Aksan Bagaswara dan

Soe Christian Tajuddin yang telah memberikan penjelasan mengenai proses produksi, mesin-mesin, stasiun kerja, serta beberapa perhitungan dasar yang digunakan di PT SLJ Global Tbk.

4.2. Wewenang dan Tangggung Jawab dalam Pekerjaan

Selama melaksanakan kerja praktek, tanggungjawab yang dikerjakan yaitu mempelajari proses produksi secara keseluruhan dari PT SLJ Global Tbk. Setelah itu mempelajari mengenai proses bisnis mulai dari masuknya inquiry yang selanjutnya menjadi purchase order oleh buyer. Selama kerja praktek

(40)

31

berlangsung, penulis diberi tugas untuk membantu admin PPC dalam menginput data rotary, arissun, reeling dan komposer serta ikut membagikan WOS ke stasiun kerja.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Tugas yang dikerjakan dan yang akan dibahas pada bab ini adalah mengenai pengendalian lantai produksi pada PT SLJ Global Tbk dengan menggunakan

Line balancing dengan metode Rank Position Weight.

4.3.1. Batasan Masalah

Agar pekerjaan yang dilakukan lebih terarah dan sesuai dengan pelaksanaan serta hasil yang ingin dicapai, maka dibuat pembatasan masalah dalam pekerjaan ini, adapun batasan permasalahan dari pekerjaan ini adalah:

a. Pekerjaan ini hanya membahas dari segi proses produksi yang terjadi di PT SLJ Global Tbk

b. Data waktu siklus yang digunakan pada pekerjaan ini adalah data waktu siklus yang telah diamati langsung oleh peneliti selama melakukan kerja praktek

c. Data waktu siklus yang digunakan adalah data waktu siklus main product perusahaan yaitu plywood 7.0 mm 4 x 8 floor base.

d. Pekerjaan yang dilakukan tidak mempertimbangkan aspek biaya dalam menetapkan prosedur pengendalian lantai produksi

e. Pekerjaan ini hanya memberikan saran bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas proses produksi dan tidak membahas implementasi dari hasil penelitian yang dilakukan.

4.3.2. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Berikut adalah alur pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan yang dijelaskan melalui gambar

(41)

32

MULAI

OBSERVASI LAPANGAN

IDENTIFIKASI MASALAH

PERU MUSAN MASALAH, PENETAPAN TUJUAN, MAN FAAT PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

PENGUJIAN KESERAGAMAN DAN

KECUK UPAN DATA

APAK AH DATA SERAGAM DAN

CUK UP?

MENGHITUNG WAKTU SIKLUS, WAKTU NORMAL, W AKTU BAKU

MENGHITUNG JUMLAH STASIUN KERJA OPTIMUM, BALANCE

DELAY, EFISIENSI SISTEM

MENARIK KESIMP ULAN DAN SARAN

SELESAI

STUDI P USTAKA

YA

TIDAK

(42)

33 4.3.3. Teori Pendukung

Keseimbangan merupakan kesamaan keluaran atau hasil atau keseluruhan produksi pada setiap urutan lintasan produksi (Buffa Elwood, 1983).

Line balancing bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar

dalam rangka memperoleh utilitas yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melaui penyeimbangan waktu kerja antara stasiun kerja (Herjanto, 1999).

Menurut Gasperz (2004), berikut beberapa langkah dalam pemecahan masalah

Line balancing:

a. Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang akan dilakukan b. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas itu c. Menetapkan precedence constraints, jika ada yang berkaian dengan

setiap tugas itu

d. Menentukan output dari assembly line yang dibutuhkan

e. Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksi output

f. Menghitung cycle time yang dibutuhkan, misalnya: waktu diantara penyelesaian produk yang dibutuhkan untuk menyelesaikan output yang diinginkan dalam batas toleransi dari waktu (batas waktu yang yang diijinkan).

g. Memberikan tugas-tugas kepada pekerja atau mesin.

h. Menetapkan minimum banyaknya stasiun kerja (work station) yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diinginkan.

i. Menilai efektifitas dan efisiensi dari solusi.

j. Mencari terobosan-terobosan untuk perbaiki proses terus menerus (continous process improvement).

Dalam penelitian ini digunakan satu metode line balancing yaitu Rank Position

Weight. Rank Position Weight adalah metode yang diusulkan oleh Helgeson dan

Birnie sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalahan line balancing. Konsep metode ini adalah menentukan jumlah stasiun kerja minimal dan melakukan pembagian task ke dalam stasiun kerja dengan cara memberikan bobot posisi kepada setiap task sehinga semua task ditempatkan pada sebuah stasiun kerja.

(43)

34 4.4. Hasil Pekerjaan

Dalam penelitian ini, dimulai dengan menentukan waktu siklus produk mana yang akan diteliti mengingat di PT SLJ Global Tbk memiliki banyak produk. Produk

floor base 7.0mm 4x8 merupakan main product yang paling banyak dibuat

sehingga waktu siklus produk tersebut yang digunakan. Saat ini, terdapat 9 stasiun kerja. Dari hasil wawancara dengan divisi R&D diketahui bahwa balance

delay perusahaan saat ini adalah 40,5% dan esisiensi sistem 59,5%. Berikut

adalah daftar elemen kerja untuk membuat produk 7.0 4x8: Tabel 4.1. Elemen Kerja

operasi elemen kerja

1 bahan baku dimasukkan ke dalam mesin rotary 0 2 bahan baku dimasukkan ke dalam mesin rotary 1 3 long grain veneer dimasukkan ke dalam mesin continous dryer

4 repair face back

5 setting shikumi

6 short grain veneer dimasukkan ke dalam mesin roll dryer

7 core dimasukkan ke dalam mesin komposer

8 repair core

9 memasukkan veneer ke dalam mesin glue spreader 10 memasukkan plywood ke dalam mesin cold press

11 repair plywood

12 memasukkan plywood ke dalam mesin hot press

13 mendempul plywood (putty)

14 memasukkan plywood ke dalam mesin double saw 15 memasukkan plywood ke dalam mesin sander 16 memasukkan plywood ke dalam mesin thickness

17 menyeleksi plywood (grading)

18 Packing

4.4.1. Tes Keseragaman dan Kecukupan Data

Tes keseragaman dan kecukupan data digunakan untuk mengetahui apakah data yang telah diambil telah seragam dan cukup sehingga dapat diolah untuk perhitungan selanjutnya. Data yang diperoleh merupakan data yang diambil

(44)

35

langsung oleh peneliti selama melakukan kerja praktek sebanyak 30 kali dengan metode jam henti (menggunakan stopwatch). Perhitungan menggunakan

Microsoft Excel. Jika data yang didapatkan tidak seragam ataupun tidak cukup

maka data dengan nilai ekstrim akan dibuang dan peneliti melakukan pengambilan data lagi. Berikut adalah tahapan perhitungan tes keseragaman dan kecukupan data:

a. Menghitung jumlah subgrup

Gambar 4.2. Perhitungan Jumlah Subgrup Jumlah sub grup dibulatkan menjadi 6.

b. Menghitung harga rata-rata subgrup

(45)

36 c. Menghitung standar deviasi waktu

Gambar 4.4. Perhitungan Standar Deviasi Waktu

d. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup

...(1)

Gambar 4.5. Perhitungan Standar Deviasi dari Distribusi Harga Rata-Rata Subgrup

(46)

37

e. Menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) untuk menguji keseragaman data

Gambar 4.6. Perhitungan BKA dan BKB

f. Menghitung uji kecukupan data

(47)

38

Gambar 4.7. Perhitungan Uji Kecukupan Data

4.4.2. Menghitung Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku

a. Waktu Siklus

Setelah data yang didapatkan telah seragam dan cukup, maka data tersebut dapat diolah. Berikut adalah rumus dari waktu siklus

...(3) b. Waktu Normal

...(4) Dimana p adalah faktor penyesuaian.

c. Waktu Baku

...(5) Dimana a adalah kelonggaran atau allowance.

(48)

39

Berikut adalah summary dari waktu baku setiap elemen kerja yang telah dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel :

Tabel 4.2. Summary Waktu Baku KODE

OPERASI ELEMEN KERJA

WAKTU NORMAL

WAKTU BAKU 1 bahan baku dimasukkan ke

dalam mesin rotary 0 64 73,6

2 bahan baku dimasukkan ke

dalam mesin rotary 1 155 178,25

3

long grain veneer dimasukkan

ke dalam mesin continous dryer

954 1097,1

4 repair face back 82 94,3

5 setting shikumi 70 80,5

6

short grain veneer

dimasukkan ke dalam mesin

roll dryer

954 1097,1

7 core dimasukkan ke dalam

mesin komposer 29 33,35

8 repair core 70 80,5

9 memasukkan veneer ke

dalam mesin glue spreader 31 35,65

10 memasukkan plywood ke

dalam mesin cold press 403 463,45

11 repair plywood 72 82,8

12 memasukkan plywood ke

dalam mesin hot press 403 463,45

13 mendempul plywood (putty) 51 58,65

14 memasukkan plywood ke

dalam mesin double saw 27 31,05

15 memasukkan plywood ke

dalam mesin sander 6 6,9

16 memasukkan plywood ke

dalam mesin thickness 11 12,65

17 menyeleksi plywood (grading) 12 13,8

(49)

40 4.4.3. Metode RPW a. Precedence diagram 1 2 3 6 4 7 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Gambar 4.8. Precedence Diagram

b. Penggunaan software WinQSB

1. Mengisi task name, task time, dan immediate successor

Gambar 4.9. Pengisian task name, task time, dan immediate

successor

2. Menentukan metode yang akan digunakan yaitu Ranked Position

(50)

41

Gambar 4.10. Pengisian Metode

3. Langkah selanjutnya yaitu solve the problem sehingga muncul hasil sebagai berikut

(51)

42

Gambar 4.11. Solusi dengan Metode RPW

Berikut adalah summary yang didapatkan:

(52)

43

Analisa efisiensi dilakukan untuk membandingkan jumlah stasiun kerja, balanced

delay, dan efisiensi sistem sebelum dan sesudah metode RPW.

Tabel 4.3. Sebelum dan Sesudah Perhitungan Metode RPW

Kriteria Kondisi awal Metode RPW

Jumlah stasiun kerja 9 5

Balance delay 40,5% 21,51%

Efisiensi sistem 59,5% 78,49%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:

a. Jumlah stasiun kerja menurun dari 9 stasiun kerja menjadi 5 stasiun kerja

b. Balance delay menurun dari 40,5% menjadi 21,51%

Prosentase penurunan:

c. Efisiensi sistem meningkat dari 59,5% menjadi 78,49%

Prosentase peningkatan:

(53)

44 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pekerjaan yang dilakukan dan saran yang akan diberikan kepada pihak perusahaan.

5.1. Kesimpulan

Hasil perhitungan menggunakan metode Rank Position Weight yaitu: a. Jumlah stasiun kerja

Terjadi pengurangan stasiun kerja sebanyak 4 stasiun kerja dari jumlah stasiun kerja awal sebanyak 9 stasiun kerja menjadi 5 stasiun kerja

b. Balance delay

Prosentase penurunan nilai balance delay sebesar 46,89% dari nilai awal 40,5% dan nilai akhir 21,51%

c. Efisiensi sistem

Prosentase peningkatan nilai efisiensi sistem sebesar 24,19% dari nilai awal 59,5% menjadi 78,49%

5.2.Saran

Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah mengadakan perhitungan line

balancing dengan metode lainnya. Perhitungan line balancing berguna agar

perusahaan dapat melakukan perbaikan lintasan produksi yang dapat meningkatkan produktivitas.

(54)

ix

DAFTAR PUSTAKA

Gasperz, Vincent. 2004, Production Planning And Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Grover, 2001 line balancing dengan metode RPW dan kilbridge wester .

SLJ Global, “Riwayat Singkat Perusahaan,” Company Profile,

(55)
(56)

Gambar

Gambar 2.2. Sub Divisi Produksi
Gambar 2.3. Sub Divisi Technical Support I
Gambar 2.4. Sub Divisi Technical Support II
Gambar 2.6. Sub Divisi Admin. Support
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Obat tidak dijual atau dipasok sebewlum kepala bagian manajemen mutu (pemastian mutu) menyatakan bahwa tip bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan

Pengembangan proses yang dapat dilakukan diantaranya berupa penjadwalan setup yang bisa mengoptimalkan waktu setup yang diakibatkan oleh varian produk yang banyak,

Laporan PKL ini dibuat sebagai gambaran hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama PKL dengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan studi

Pengembangan proses yang dapat dilakukan diantaranya berupa penjadwalan setup yang bisa mengoptimalkan waktu setup yang diakibatkan oleh varian produk yang banyak,

Truck Mixer Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2021 3.1.2 Metode pelaksanaan pembersihan lahan, galian, dan timbunan Dalam memulai pekerjaan pembuatan jalan tol, hal yang harus

Memperoleh kesempatan dalam menganalisis masalah yang ada 1.3 Luaran Proyek Kerja Praktek Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan selama proses kerja praktek berlangsung selama 4

31 3.5.2 Target yang diharapkan Pekerjaan yang dilakukan dilapangan sesuai dengan gambar struktur yang telah direncanakan agar tidak terjadi penyimpangan kualitas dan kuantitas pada

3.5.2 Target yang diharapkan Pekerjaan yang dilakukan dilapangan sesuai dengan gambar struktur yang telah direncanakan agar tidak terjadi penyimpangan kualitas dan kuantitas pada