• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI. Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI. Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi

BUDAYA

ORGANISASI

PENGELOLAAN ORGANISASI

Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M.

EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

(2)

PENDAHULUAN

BUDAYA ORGANISASI

(3)

PENDAHULUAN

Di awal abad dua puluh satu pengembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi ternyata telah berlangsung sangat cepat, tidak

terkecuali di bidang pengelolaan organisasi.

Di bidang tersebut, telah dihasilkan berbagai teori dan konsep baru, khususnya yang bertujuan meningkatkan kualitas

pengelolaan organisasi agar menjadi organisasi yang efektif dalam mencapai tujuannya.

Perkembangan konsep secara menyeluruh telah diintroduksi dalam manajemen sebagai ilmu induk atau ilmu dasarnya,

dengan lahirnya Management By Objective (MBO), Total Quality Management (TQM), dan Management Strategy (MS).

(4)

PENDAHULUAN

Di samping itu lahir pula konsep-konsep yang bersifat parsial atau berfokus pada bidang-bidang khusus dalam lingkup manajemen, seperti :

Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), termasuk di dalamnya

Perencanaan Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, Penilaian Kinerja, Perilaku Organisasi, dan lain-lain.

Perkembangan yang bersifat parsial itu termasuk juga mengenai : ƒ Organisasi Belajar (Learning Organization) dan

(5)

PENDAHULUAN

Semua perkembangan yang bersifat parsial itu tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan manajemen dan/atau kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi. Pengembangan Organisasi (PO) yang telah mengetengahkan konsep-konsep dan aplikasi dalam menunjang realisasi kegiatan kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi.

(6)

PENGEMBANGAN ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

(7)

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pengembangan Organisasi pada dasarnya

diperuntukkan bagi organisasi yang sehat atau baik

(good organization) dan bukan untuk yang tidak sehat atau buruk (bad organization).

(8)

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Organisasi yang baik atau sehat adalah organisasi yang bebas dari perilaku yang menyimpang dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya, misalnya dengan

mengembangkan tertib hukum di lingkungannya, agar setiap penyimpangan dapat ditertibkan.

Organisasi yang tidak sehat atau tidak baik adalah organisasi yang diliputi perilaku penyimpangan, karena peraturan-peraturan atau hukum bukan saja tidak dapat ditegakkan, tetapi juga diperalat untuk mendukung perilaku menyimpang, terutama dalam bentuk Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).

(9)

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pemerintah sebagai organisasi penyelenggara negara yang tidak sehat atau tidak baik, karena berada di tangan aparatur yang selalu terlibat dalam kolusi, korupsi, dan nepotisme, sangat sulit untuk melakukan program Pengembangan Organisasi (PO).

Program PO di lingkungan organisasi pemerintahan harus dimulai dari kondisi tertib hukum dengan terlebih dahulu memberantas dan mengakhiri perilaku KKN, dan meniadakan atau mengakhiri penyebab lain yang berhubungan dengan kondisinya yang tidak sehat.

(10)

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Organisasi yang tidak sehat atau tidak baik dapat terjadi pula di lingkungan organisasi profit.

Penyebab utamanya adalah perilaku KKN :

ƒ Kolusi dan Korupsi dapat terjadi di dalam organisasi profit atau dengan pihak luar khususnya dengan pihak aparatur

pemerintah yang menangani bidang kerja suatu organisasi profit.

ƒ Perilaku Nepotisme di lingkungan organisasi profit, seringkali masih dapat dipahami atau ditoleransi, terutama jika dilakukan oleh pemilik organisasi yang mungkin telah lama

merencanakan untuk mengangkat anak atau anggota

keluarganya sebagai pewaris pada jabatan-jabatan tertentu, dengan kesiapan menerima segala resikonya.

(11)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN

ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

(12)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Wender L. French dan Cecil H. Bell, Jr dalam Sudaryono

(2014:121) mengatakan bahwa pengembangan organisasi adalah: Usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah

organisasi dalam memecahkan masalah, dan proses

pembaharuan, terutama melalui manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang dikembangkan dalam

(13)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

W Warner Burke mengatakan bahwa pengembangan organisasi adalah :

proses merancang (perencanaan) perubahan budaya organisasi dengan mempergunakan ilmu tentang perilaku teknologi, penelitian dan teori-teori yang

(14)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) dalam Sudaryono (2014 : 123), pengembangan organisasi adalah :

sekelompok teknik atau intervensi yang digunakan untuk menerapkan perubahan dalam organisasi.

(15)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Sasaran utama pengembangan organisasi adalah (Siagian, 2007 dalam Sudaryono, 2014 : 123) :

1. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat terbuka.

2. Mengembangkan potensi para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata.

3. Intervensi dilakukan melalui kerja sama antara pihak manajemen dengan para anggota organisasi, untuk menemukan cara-cara terbaik dalam mencapai

tujuan individu dan tujuan oganisasi secara keseluruhan.

(16)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Lunenburg (2010 :1) mendefensisikan pengembangan organisasi sbb :

Organizational development is a set of behavioral science techniques designed to plan and implement

change in work settings.

Pengembangan organisasi adalah sekumpulan teknik pengetahuan perilaku yang dirancang untuk

merencanakan dan melaksanakan perubahan dalam penetapan kerja (baik pada individual, kelompok, dan

(17)

PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Teknik-teknik perubahan ini dapat dibagi menjadi dua kategori : proses dan struktural.

Empat teknik proses perubahan meliputi :

survei survey feedback (survei umpan balik), team building

(pembangunan tim), process consultation (konsultasi proses), and quality of work life (kualitas kehidupan kerja).

Empat teknik perubahan struktural meliputi :

goal setting (penetapan tujuan), job redesign (perancangan kembali pekerjaan), quality circles (lingkaran kualitas), dan strategic planning (perencanaan strategis).

(18)

PENGERTIAN

PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

(19)

PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi (organizational behavior) merupakan:

bidang studi yang mengkaji dan mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan bidang ini agar organisasi menjadi lebih

(20)

PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Greenberg dan Baron (2003) dalam Sudaryono (2014 : 124) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai :

bidang multidisipliner yang mempelajari perilaku

individu, kelompok, dan proses dalam organisasi secara sistematis.

(21)

PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Berdasarkan definisi tersebut, karakteristik bidang perilaku organisasi adalah :

1. Perilaku organisasional merupakan bidang yang

bersifat multidisipliner. Perilaku organisasi dibangun dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu psikologi,

psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi.

2. Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu, kelompok, struktur dan proses dalam organisasi secara sistematis.

(22)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

(LEARNING ORGANIZATION)

BUDAYA ORGANISASI

(23)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

Perubahan-perubahan lingkungan yang cepat

menyebabkan transformasi-transformasi dasar yang menuntut adanya perubahan dari paradigm organisasi tradisional ke paradigm baru.

(24)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

Secara tradisional, struktur organisasi yang paling

umum dan didukung selama ini adalah struktur dimana aktivitas dikelompokkan berdasarkan fungsi umum dari bawah organisasi, dan dicirikan dengan tugas-tugas

rutin, dispesialisasi, dan prosedur pengendalian standar. Organisasi seperti ini berlangsung efektif dalam waktu yang stabil, tetapi sering tidak bekerja dengan baik

(25)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

Dewasa ini suatu organisasi dituntut untuk beralih ke paradigm baru menjadi organisasi pembelajar yang bersikap antisipatif dan responsif terhadap perubahan lingkungan tersebut, dan secara terus-menerus mau melaksanakan perubahan.

(26)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

Fiol dan Marjorie (1985) dalam Sudaryono (2014 : 125), memandang organisasi belajar sebagai :

proses perbaikan dan tindakan melalui peningkatan pemahaman dan pengetahuan.

(27)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

David A. Garrin (1993) dalam Sudaryono (2014 : 127) mengatakan bahwa organisasi belajar merupakan : pengorganisasian kreativitas, kecakapan, dan transfer ilmu pengetahuan, yang selanjutnya diharapkan mampu

memperbaiki perilaku sebagai pengejawantahan wawasan dan ilmu pengetahuan baru.

(28)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

Michael Back dalam Sudaryono (2014 : 129) mengatakan organisasi belajar adalah :

organisasi yang memberikan fasilitas pembelajaran dan pengembangan pribadi pada semua anggotanya dan pada saat yang sama organisasi tersebut secara terus

(29)

ORGANISASI PEMBELAJARAN

The learning organization is an organization, where member of the organization constantly put efforts to

enhance their capacity and capability to generate desired outcomes and new patterns of thinking are fostered, members go together and constantly learn to

see the whole together (Senge, 2004 dalam Farrukh, 2015 : 74).

(30)

TANTANGAN DAN PELUANG

PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

(31)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

ƒ Semakin banyak karyawan usia tua, wanita, dan orang kulit berwarna berada di lingkungan kerja.

ƒ Pengecilan ukuran perusahaan dan penggunaan pekerja temporer yang begitu banyak, sehingga melemahkan ikatan kesetiaan yang dulunya

mempererat karyawan dengan para pemberi kerja mereka, serta kompetisi global yang mengharuskan karyawan lebih fleksibel dan belajar menanggulangi perubahan yang cepat.

(32)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

ƒ Sulitnya bagi perusahaan besar untuk berinovasi karena sifat-sifat dalam struktur mereka. Skala perusahaan yang kian membesar dapat membuat

perusahaan menjadi lambat dan lebih berfokus pada mempertahankan keutuhan bangunan korporasi,

sehingga ide-ide kreatif sering dianggap sebagai gangguan kemapanan.

ƒ Perusahaan atau organisasi awal tidak cukup inovatif mempertahankan keunggulannya dalam waktu

(33)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

Fakta-fakta tersebut membuat banyak perusahaan mengembangkan tim-tim pencari ide di dalam

perusahaan untuk merangsang inovasi.

Pada konteks budaya organisasi, mereka mencoba merekayasa nilai-nilai yang dipikirkan dapat melandasi

(34)

TINGKATAN ANALISIS

PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

(35)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

Ilmu perilaku organisasi, konsentrasi kajiannya berada pada tiga tingkatan analisis, yaitu :

ƒ tingkat individu ƒ tingkat kelompok ƒ tingkat organisasi

(36)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

1. Tingkat individu

Setiap individu yang memasuki suatu organisasi akan membawa perbedaan-perbedaan. Perbedaan individu ini dipengaruhi oleh berbagai variabel antara lain

kemampuan, pembelajaran, kepribadian, persepsi,

sikap, motivasi, dan stress. Perbedaan-perbedaan pada tingkat individu ini akan mempengaruhi perilaku mereka di dalam organisasi khususnya kinerja mereka.

(37)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

2. Tingkat kelompok

Individu-individu yang bergabung dalam suatu

kelompok, dipengaruhi oleh pola-pola perilaku yang ingin mereka tunjukkan, apa yang dianggap sebagai standar perilaku yang dapat diterima oleh kelompok tersebut, dan tingkat dimana anggota kelompok saling tertarik.

(38)

TANTANGAN DAN PELUANG PERILAKU ORGANISASI

3. Tingkat organisasi

Pada level organisasi, banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi tersebut antara lain adalah desain dan struktur organisasi, budaya organisasi, serta

kebijaksanaan dan praktik-praktik sumber daya manusia.

(39)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Severin dan Tankard 1973, dari penelitian di Chapel Hill tersebut ditarik kesimpulan bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara isu yang diliput dengan apa

PREDIKAT KINERJA DARI SELURUH PROGRAM (PROGRAM

Berdasarkan wawancara di atas bahwa di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar konselor tidak memiliki buku pedoman khususnya tentang pelaksanaan layanan mediasi,

Dalam pengelolaan PNBP untuk menandaklanjuti saran perbaikan dari Badan Pemeriksa Keuangan RI (2015) dalam temuan PNBP adalah dengan diterbitkannya Peraturan

Orang yang percaya bahwa keluarga dan teman sebayanya mendukung tindakan vaksinasi akan lebih meningkatkan keinginannya dalam melakukan vaksinasi (Boehner et al.,

Artikel ini bermaksud untuk menyajikan hasil pengamatan secara visual pada pilar batas sebagai penanda (acuan) batas antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dengan tujuan

Pernyataan tersebut menguatkan peranan pemerintahan sebagai instansi yang berkewajiban pemberi pelayanan yang prima kepada masyarakat karena pada dasarnya

bahwa dengan semakin kompleksnya permasalahan yang berhubungan dengan penyelenggaraan reklame, maka demi efisiensi dan efektifitas pemungutan Pajak Reklame dipandang perlu