• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

Analisis Deskriptif

Pendidikan RA dan Madrasah

Tahun Pelajaran 2010-2011

A. Pengantar

Pendidikan RA dan Madrasah merupakan satuan pendidikan dibawah naungan Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Pendidikan RA merupakan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Madrasah merupakan pendidikan dasar dan menengah yang dapat menentukan standard kualitas sumber daya manusia Indoneisa yang mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, menguasai iptek serta berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT.

B. Analisis Deskriptif Data 1. Lembaga

Pendataan Raudhatul Athfal(RA) dan Madrasah (MI, MTs,MA) mencakup 33 provinsi. Jumlah lembaga yang berhasil didata oleh bagian Perencanaan dan Sistem Informasi pada Tahun Pelajaran 2010-2011 secara nasional terdapat sebanyak 24.318 Raudhatul Athfal, 22.468 Madrasah Ibtidaiyah, 14.757 Madrasah Tsanawiyah, 6.415 Madrasah Aliyah. Persentase

(2)

2

sebaran lembaga yang berhasil didata adalah 36% - RA, 33% - MI, 22% - MTs, 9% - MA.

Gambar 1.1. Jumlah Lembaga RA, MI, MTs, dan MA TP. 2010-2011

Jumlah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) pada Tahun Pelajaran 2010-2011 sebanyak 1.686 atau 7,5%, sedangkan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) sebanyak 20.782 atau 92,5%. Jumlah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) sebanyak 1.437 atau 9,7%, sedangkan Madrasah Tsanawiyah Tsanawiyah Swasta (MTsS) sebanyak 13.320 atau 90,3%. Jumlah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 758 atau 11,8%, sedangkan jumlah Madrasah Aliyah Swasta (MAS) sebanyak 5.657 atau 88,2%. Jumlah MIN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.675, sehingga di tahun 2011 terdapat pertambahan sebesar 11 lembaga, sementara untuk jenjang MTs, jumlah MTsN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.418, terdapat pertambahan sebanyak 19 lembaga, pada jenjang MA, jumlah MAN pada tahun sebelumnya sebanyak 748, terdapat pertambahan sebanyak 10 lembaga.

(3)

3

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

Penambahan jumlah madrasah negeri di tahun 2011 ini dikarenakan adanya penegerian, yaitu beberapa madrasah yang tadinya swasta dinegerikan oleh kementerian Agama.

Bila dilihat dari komposisi jumlah madrasah antara negeri dan swasta, lebih dari 90 % madrasah diselenggarakan oleh swasta, yang pembinaannya dilakukan oleh sebuah yayasan atapun oleh perorangan. Hal ini diantaranya disebabkan oleh besarnya perhatian dan tanggungjawab masyarakat sejak dulu akan pentingnya pendidikan terutama pendidikan berbasis agama, selain itu kondisi tersebut juga menunjukkan pendidikan tidak terus harus menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan sudah seharusnya juga menjadi tanggungjawab masyarakat.

Gambar 1.2. Jumlah MI, MTs, dan MA Berdasarkan Status TP. 2010-2011

Jumlah RA berdasarkan status akreditasi adalah sebagai berikut, berakreditasi A sebanyak 842 atau 3,5%, RA yang berakreditasi B sebanyak 4.039 atau 16,6%, berakreditasi C sebanyak 2.728 atau 11,2%, belum terakreditasi sebanyak

(4)

4

16.709 atau 68,7%. Bila dibandingkan dengan MI, MTs dan MA prosentase RA yang belum terakreditasi menempati posisi yang paling atas dengan 68,7%, hal ini dapat diartikan bahwa saat ini tata kelola RA masih perlu mendapat perhatian yang lebih besar dari Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, sehingga pada saatnya nanti manajemen dan mutu pendidikan RA menjadi lebih dan bermutu.

Gambar 1.3. Jumlah RA Berdasarkan Status Akreditasi TP. 2010-2011

Berdasarkan data yang masuk ke Bagian perencanaan dan Sistem Informasi, akreditasi untuk jenjang MI sebanyak 1.751 atau 7,8% berakreditasi A, 8.349 atau 37,1% berakreditasi B, dan berakreditasi C sebanyak 6.264 atau 27,9%, serta sebanyak 6.104 atau 27,2% belum terakreditasi.

(5)

5

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

Gambar 1.4. Jumlah MI Berdasarkan Status Akreditasi TP. 2010-2011

Sementara angka untuk akreditasi pada jenjang MTs, sebanyak 1.173 atau 7,9% berakreditasi A, berakreditasi B sebanyak 5.446 atau 36,9%, yang berakreditasi C sebanyak 3.391 atau 23,0% dan sebanyak 4.747 atau 32,2% berlum terakeditasi.

Gambar 1.5. Jumlah MTs Berdasarkan Status Akreditasi TP. 2010-2011

(6)

6

Untuk akreditasi pada jenjang MA, sebanyak 742 atau 11,6% berakreditasi A, berakreditasi B sebanyak 2.112 atau 32,9%, yang berakreditasi C sebanyak 1.287 atau 20,1% dan sebanyak 2.274 atau 35,4% belum terakreditasi.

Gambar 1.6. Jumlah MA Berdasarkan Status Akreditasi TP. 2010-2011

Ternyata pada semua jenjang (RA, MI, MTs, MA), yang memiliki akreditasi A hanya dibawah 12%. Ini artinya bahwa manajemen dan pengelolaan madrasah selama ini masih sangat kurang memadai, sehingga kedepan membutuhkan pembinaan terhadap manajemen dan tata kelola yang baik sehingga nantinya akan lebih banyak madrasah yang berstatus A, yang pada akhirnya akan meningkatkan citra madrasah dikalangan masyarakat.

(7)

7

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

2. Peserta Didik atau Siswa

Jumlah Keseluruhan peserta didik atau siswa madrasah Tahun Pelajaran 2010-2011 sebanyak 7.669.988 orang yang tersebar mulai dari tingkat RA sampai dengan tingkat MA. Dari jumlah tersebut sebanyak 998.658 orang atau 13,0% merupakan siswa RA, kemudian sebanyak 3.082.226 orang atau 40,2% adalah siswa MI, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 413.168 orang siswa MIN, dan sebanyak 2.669.058 orang merupakan siswa MIS. Siswa MTs sebanyak 2.587.106 orang atau 33,7%, yang terdiri dari 622.285 orang adalah siswa MTsN, dan sebanyak 1.964.821 orang adalah siswa MTsS. Sedangkan pada jenjang MA, jumlah siswanya adalah 1.001.998 orang atau 13,1%, yang terdiri dari 334.587 orang siswa MAN, dan sebanyak 667.411 orang adalah siswa MAS.

Gambar 1.7. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA TP. 2010-2011

Dari gambar diatas jelas terlihat jumlah siswa madrasah swasta berbanding lurus dengan jumlah lembaga yang berstatus

(8)

8

swasta. Hal ini menyatakan banwa kontribusi lembaga swasta sangat berarti didalam dunia pendidikan Islam. Oleh karena itu, lembaga swasta perlu mendapat perhatian yang sama dengan negeri agar kwalitas atau mutu lembaga tersebut dapat diandalkan.

Komposisi siswa berdasarkan jenis kelamin dari RA sampai MA adalah sebagai berikut : pada jenjang RA sebanyak 491.086 orang atau 49,2% berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 507.572 orang atau 50,8% berjenis kelamin perempuan. Dapat disimpulkan bahwa pada jenjang RA perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Pada jenjang MI sebanyak 1.562.739 orang atau 50,7% berjenis kelamin laki-laki sedangkan sebanyak 1.519.487 orang atau 49,3% berjenis kelamin perempuan. Perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuan untuk jenjang MI, siswa laki-laki sedikit lebih banyak dibanding dengan siswa perempuan. Pada jenjang MTs sebanyak 1.262.451 orang atau 48,8% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sebanyak 1.324.655 orang atau 51,2% berjenis kelamin perempuan. Dapat disimpulkan bahwa untuk jenjang MTs, siswa perempuan lebih banyak dibanding dengan siswa laki-laki. Untuk jenjang MA sebanyak 450.441 atau 45,0% berjenis kelamin laki-laki sedangkan sebanyak 551.557 orang atau 55,0% berjenis kelamin perempuan, jadi pada jenjang MA lebih banyak siswa perempuan. Secara keseluruhan komposisi siswa madrash berdasarkan jenis kelamin pada jenjang RA sampai dengan jenjang MTs hampir berimbang, kondisi agak berbeda terdapat

(9)

9

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

pada jenjang MA, dimana jumlah siswa perempuan lebih banyak dibanding dengan jumlah siswa laki-laki. Perlu diteliti dan dilakukan pembahasan lebih mendalam, dengan makin meningkat jenjang madrasah siswanya lebih banyak perempuan.

Gambar 1.8. Jumlah Siswa RA, MI, MTs dan MA Berdasarkan Jenis Kelamin TP. 2010-2011

Indikator pendidikan yang perlu ditinjau adalah jumlah siswa Drop Out (DO). Dari data yang terekam pada pendataan Tahun Pelajaran 2010-2011, jumlah siswa drop out untuk tingkat MI sebanyak 5.453 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 913 orang merupakan siswa drop out di jenjang MIN, dan dari jumlah tersebut sebanyak 450 orang berjenis kelamin laki-laki, dan perempuan sebesar 463 orang. Untuk jenjang MIS, siswa yang drop out sebesar 4.540 orang terdiri dari 2.550 orang laki-laki dan 1.990 orang perempuan. Untuk jenjang MTs total siswa yang drop out sebanyak 7.263 orang terdiri dari 3.975 orang adalah laki-laki, dan 3.288 orang perempuan. Jumlah siswa MTsN yang drop out sebanyak 954 orang, terdiri dari 583

(10)

10

orang laki-laki, dan 371 orang perempuan. Jumlah siswa di MTsS yang drop out sebanyak 6.309 orang, terdiri dari 3.392 orang laki-laki, dan 2.917 orang perempuan. Untuk jenjang MA total siswa yang drop out sebanyak 4.054 orang terdiri dari 2.038 orang adalah laki-laki, dan 2.016 orang perempuan. Jumlah siswa MAN yang drop out sebanyak 1.097 orang terdiri dari 502 orang laki-laki, dan 595 orang perempuan. Jumlah siswa MAS yang drop out sebanyak 2.957 orang, yang terdiri dari 1.536 orang laki-laki, dan 1.421 orang perempuan.

3. Rombongan Belajar (Rombel) dan APK

Indikator lain yang tak kalah pentingnya untuk memantau perkembangan lembaga pendidikan adalah rombongan belajar (rombel) dan Angka partisipasi Kasar(APK). Jumlah rombel untuk jenjang RA sebanyak 55.210, sementara jumlah siswa sebanyak 998.658 orang, sehingga diketahui rasio rombel:siswa RA sebesar 1:18, bahwa 1 rombel dapat menampung siswa sebanyak 18 siswa. Jumlah rombel untuk jenjang MI sebanyak 146.309

dengan jumlah siswa sebanyak 3.082.226 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MI sebesar 1:21, dengan

demikian untuk jenjang MI, bahwa 1 rombel dapat menampung siswa sebanyak 21 siswa. Jumlah rombel untuk jenjang MTs sebanyak 85.432 dengan jumlah siswa sebanyak 2.587.106 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa sebesar MTs 1:30, dengan demikian untuk jenjang MTs, bahwa 1 rombel dapat menampung siswa sebanyak 30 siswa. Jumlah rombel

(11)

11

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

sebanyak 1.001.998 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MA sebesar 1:28, dengan demikian untuk jenjang MA, bahwa 1 rombel dapat menampung siswa sebanyak 28 siswa. Disimpulkan secara nasional daya tampung setiap rombel pada madrasah masih normal, yaitu masih berkisar 20 – 30 orang.

Komposisi rasio rombel:siswa berdasarkan status madrasah negeri maupun swasta adalah sebagai berikut : Jumlah rombel untuk MIN sebanyak 16.116 dengan jumlah siswa sebanyak 413.168 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MIN sebesar 1:26, dengan demikian untuk MIN, bahwa 1 rombel dapat menampung sebanyak 26 siswa. Jumlah rombel untuk MIS sebanyak 130.193 dengan jumlah siswa sebanyak 2.669.058 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MIS sebesar 1:21, dengan demikian untuk MIS, bahwa 1 rombel dapat menampung sebanyak 21 siswa. Jumlah rombel untuk MTsN sebanyak 19.649 dengan jumlah siswa sebanyak 622.285 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MTsN sebesar 1:32, dengan demikian untuk MTsN, 1 rombel dapat menampung sebanyak 32 siswa. Jumlah rombel untuk MTsS sebanyak 65.783 dengan jumlah siswa sebanyak 1.964.821 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MTsS sebesar 1:30, dengan demikian untuk MTsS, bahwa 1 rombel dapat menampung sebanyak 30 siswa. Jumlah rombel untuk MAN sebanyak 10.695 dengan jumlah siswa sebanyak 334.587 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MAN sebesar 1:31, dengan demikian untuk MAN, bahwa 1 rombel dapat menampung sebanyak 31 siswa. Jumlah rombel untuk MAS

(12)

12

sebanyak 24.531 dengan jumlah siswa sebanyak 667.411 siswa, sehingga diketahui rasio rombel:siswa MAS sebesar 1:27, dengan demikian untuk MAS, bahwa 1 rombel dapat menampung sebanyak 27 siswa.

Dari paparan mengenai rasio rombel:siswa diatas dapat dilihat bahwa rasio rombel:siswa untuk jenjang madrasah yang berstatus swasta memiliki perbandingan lebih kecil dibanding dengan madrasah yang berstatus negeri. Jadi daya tampung pada madrasah negeri lebih padat dari madrasah swasta. Hal ini dapat diindikasikan bahwa masyarakat masih tetap memilih lembaga yang berstatus negeri. Hal ini dimungkinkan juga karena secara kualitas lembaga negeri lebih baik dibandingkan dengan lembaga swasta. Faktor lainnya mungkin bersekolah di lembaga negeri membutuhkan biaya relatif sedikit dibandingkan dengan bersekolah dilembaga swasta.

Nilai APK untuk RA sebesar 8,20, sedangkan nilai APK untuk MI sebesar 11,62, nilai APK untuk MTs adalah sebesar 19,79 dan nilai APK untuk MA adalah sebesar 7,61. Dari nilai APK diatas terlihat minat masyarakat terhadap madrasah semakin besar dari jenjang RA sampai dengan MTs, tetapi minat masyarakat terhadap MA terlihat turun. Hal ini perlu dipikirkan bagaimana strategi dalam pengembangan maupun pelaksanaan belajar mengajar dan lainnya pada madrasah supaya masyarakat menjadi lebih tertarik dan berminat untuk menyekolahkan anaknya dimadrasah khususnya ditingkat MA.

(13)

13

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

Gambar 1.9. Nilai APK RA, MI, MTs dan MA TP. 2010-2011

4. Pendidik(Guru)

Jumlah Pendidik di jenjang RA sebanyak 105.068 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 20.388 orang atau 19,4% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 84.680 orang atau 80,6%. Jika dilihat dari status kepegawaian, mayoritas berstatus Non PNS yakni sebanyak 97.631 orang atau 92,9%. Sementara hanya sebagian kecil saja yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 7.437 orang atau 7,1%.

Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan guru RA terdapat sebanyak 57.213 orang atau 54,5% berpendidikan kurang dari S1, sedangkan yang berpendidikan S1 sebanyak 47.380 orang atau 45,1%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 475 orang atau 0,5%.

(14)

14

Gambar 1.10. Pendidik RA TP. 2010-2011

Jumlah Pendidik di jenjang MI sebanyak 258.737 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 122.776 orang atau 47,5% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 135.961 orang atau 52,5%. Jika dilihat dari status kepegawaian, mayoritas berstatus Non PNS yakni sebesar 202.881 orang atau 78,4%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 55.856 orang atau 21,6%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 97.374 orang atau 37,6% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 159.042 orang atau 61,5%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 2.321 orang atau 0,9%.

Pada MIN jumlah pendidik sebanyak 63.213 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 28.502 orang atau 45,1% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 34.711 orang atau 54,9%. Jika dilihat dari status kepegawaian, guru yang berstatus Non

(15)

15

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

PNS yakni sebesar 36.124 orang atau 57,1%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 27.089 orang atau 42,9%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 19.470 orang atau 30,8% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 43.058 orang atau 68,1%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 685 orang atau 1,1%.

Pada MIS jumlah pendidik sebanyak 195.524 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 94.274 orang atau 48,2% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 101.250 orang atau 51,8%. Jika dilihat dari status kepegawaian, mayoritas guru berstatus Non PNS yakni sebesar 166.757 orang atau 85,3%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 28.767 orang atau 14,7%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 77.904 orang atau 39,8% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 115.984 orang atau 59,3%, dan guru yang berpendidikan lebih dari S1 sebanyak 1.636 orang atau 0,8%

(16)

16

Jumlah Pendidik di jenjang MTs sebanyak 265.575 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 135.933 orang atau 51,2% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 129.642 orang atau 48,8%. Jika dilihat dari status kepegawaian, mayoritas berstatus Non PNS yakni sebesar 205.382 orang atau 77,3%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 60.193 orang atau 22,7%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 65.095 orang atau 24,5% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 193.684 orang atau 72,9%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 6.796 orang atau 2,6%.

Pada MTsN jumlah pendidik sebanyak 86.746 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 42.788 orang atau 49,3% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 43.958 orang atau 50,7%. Jika dilihat dari status kepegawaian, guru yang berstatus Non PNS yakni sebesar 51.837 orang atau 59,8%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 34.909 orang atau 40,2%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 13.628 atau 15,7% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 70.607 orang atau 81,4%, dan guru yang berpendidikan lebih dari S1 sebanyak 2.511 orang atau 2,9%.

Pada MTsS jumlah pendidik sebanyak 178.829 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 93.145

(17)

17

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

orang atau 52,1% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 85.684 orang atau 47,9%. Jika dilihat dari status kepegawaian, guru yang berstatus Non PNS yakni sebesar 153.545 orang atau 85,9%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 25.284 orang atau 14,1%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 51.467 orang atau 28,8% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 123.077 orang atau 68,8%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 4.285 orang atau 2,4%.

Gambar 1.12. Pendidik MTs TP. 2010-2011

Jumlah Pendidik di jenjang MA sebanyak 126.497 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 68.028 orang atau 53,8% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 58.469 orang atau 46,2%. Jika dilihat dari status kepegawaian, mayoritas berstatus Non PNS yakni sebesar 93.248 orang atau 73,7%. Sedangkan yang

(18)

18

berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 33.249 orang atau 26,3%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 24.223 atau 19,1% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 98.020 orang atau 77,5%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 4.254 orang atau 3,4%.

Pada MAN jumlah pendidik sebanyak 41.897 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 20.906 orang atau 49,9% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 20.991 orang atau 50,1%. Jika dilihat dari status kepegawaian, guru yang berstatus Non PNS yakni sebesar 20.526 orang atau 49,0%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 21.371 orang atau 51,0%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 4.726 orang atau 11,3% berpendidikan kurang dari S1, yang berpendidikan S1 sebanyak 35.249 orang atau 84,1%, dan guru yang berpendidikan lebih dari S1 sebanyak 1.922 orang atau 4,6%.

Pada MAS jumlah pendidik sebanyak 84.600 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 47.122 orang atau 55,7% berjenis kelamin laki-laki sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37.478 orang atau 44,3%. Jika dilihat dari status kepegawaian, guru yang berstatus Non PNS yakni sebesar 72.722 orang atau 86,0%. Sedangkan yang berstatus sebagai PNS, yakni sebanyak 11.878 orang atau 14,0%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan sebanyak 19.497 orang atau 23,0% berpendidikan kurang dari S1, yang

(19)

19

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

berpendidikan S1 sebanyak 62.771 orang atau 74,2%, dan guru yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 2.332 orang atau 2,8%.

Gambar 1.13. Pendidik MA TP. 2010-2011

Jumlah guru RA yang sudah bersertifikat sebanyak 9.933 orang atau 9,5% dari jumlah guru RA. Berdasarkan status kepegawaian, dari guru RA yang sudah bersertifikat, sebanyak 953 orang atau 9,6% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 8.980 orang atau 90,4%. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan, dari jumlah guru RA yang sudah bersertifikat yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 851 orang atau 8,6%, yang berpendidikan S1 sebanyak 9.053 orang atau 91,1%, dan yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 29 orang atau 0,3%.

Jumlah guru MI yang sudah bersertifikat sebanyak 40.397 orang atau 15,6% dari jumlah guru MI. Berdasarkan status kepegawaian, dari guru MI yang sudah bersertifikat,

(20)

20

sebanyak 17.018 orang atau 42,1% berstatus PNS, dan yang berstatus Non PNS sebanyak 23.379 orang atau 57,9%. Jika dilihat dari jenjang pendidikan, dari jumlah guru MI yang sudah bersertifikat yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 3.073 orang atau 7,6%, yang sudah bersertifikat yang berpendidikan S1 sebanyak 36.895 orang atau 91,3%, untuk guru MI yang sudah bersertifikat yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 429 orang atau 1,1%.

Jumlah guru MTs yang sudah bersertifikat sebanyak 65.555 orang atau 24,7% dari jumlah guru MTs. Berdasarkan status kepegawaian, dari guru MTs yang sudah bersertifikat, sebanyak 30.757 orang atau 46,9% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 34.798 atau 53,1%. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan, dari jumlah guru MTs yang sudah bersertifikat yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 3.461 atau 5,3%, sementara yang berpendidikan S1 sebanyak 60.429 orang atau 92,2%, serta yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 1.665 orang atau 2,5%.

Jumlah guru MA yang sudah bersertifikat sebanyak 33.112 orang atau 26,2% dari jumlah guru MA. Berdasarkan status kepegawaian, guru MA yang sudah bersertifikat, ada sebanyak 17.915 orang atau 54,1% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 15.197 orang atau 45,9%. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan, dari jumlah guru MTs yang sudah bersertifikat yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 1.651 atau 5,0%, Sementara guru MA yang sudah bersertifikat

(21)

21

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

yang berpendidikan S1 sebanyak 29.659 orang atau 89,6%, untuk guru MA yang sudah bersertifikat yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 1.802 orang atau 5,4%.

Gambar 1.14. Guru RA, MI, MTs, MA yang Bersertifikat TP. 2010-2011

Jumlah guru RA yang sudah menerima tunjangan profesi sebanyak 6.977 orang atau 70,2% dari jumlah guru RA yang sudah bersertifikat. Berdasarkan status kepegawaian, guru RA yang sudah menerima tunjangan profesi, sebanyak 442 orang atau 6,3% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 6.535 orang atau 93,7%. Jika dilihat dari jenjang pendidikan, dari jumlah guru RA yang sudah menerima tunjangan profesi yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 619 orang atau 8,9%, yang sudah menerima tunjangan profesi yang berpendidikan S1 sebanyak 6.340 orang atau 90,9%, serta yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 18 orang atau 0,3%.

Jumlah guru MI yang sudah menerima tunjangan profesi sebanyak 27.880 orang atau 10,8% dari jumlah guru MI. Berdasarkan status kepegawaian, guru MI yang sudah menerima

(22)

22

tunjangan profesi, sebanyak 9.783 orang atau 35,1% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 18.097 orang atau 64,9%. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan, dari jumlah guru MI yang sudah menerima tunjangan profesi, yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 2.737 orang atau 9,8%, yang berpendidikan S1 sebanyak 24.766 orang atau 88,8%, dan yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 377 orang atau 1,4%.

Jumlah guru MTs yang sudah menerima tunjangan profesi sebanyak 45.771 orang atau 69,8% dari jumlah seluruh guru MTs yang sudah bersertifikat. Berdasarkan status kepegawaian, guru MTs yang sudah menerima tunjangan profesi, sebanyak 19.588 orang atau 42,8% berstatus PNS, dan yang berstatus Non PNS sebanyak 26.183 orang atau 57,2%. Jika dilihat dari jenjang pendidikan, dari jumlah guru MTs yang sudah menerima tunjangan profesi yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 3.012 orang atau 6,6%, yang berpendidikan S1 sebanyak 41.494 orang atau 90,7%, dan yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 1.265 orang atau 2,8%.

Gambar 1.15. Guru RA, MI, MTs, MA yang Sudah Menerima Tunjangan Profesi TP. 2010-2011

(23)

23

SSStttaaatttiiissstttiiikkkPPPeeennndddiiidddiiikkkaaannnIIIssslllaaammm 222000111000///222000111111

Jumlah guru MA yang sudah menerima tunjangan profesi sebanyak 24.872 orang atau 75,1% dari jumlah seluruh guru MA yang sudah bersertifikat. Berdasarkan status kepegawaian, guru MA yang sudah menerima tunjangan profesi, terdapat sebanyak 12.482 orang atau 50,2% berstatus PNS, sedangkan yang berstatus Non PNS sebanyak 12.390 orang atau 49,8%. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan, dari jumlah guru MA yang sudah menerima tunjangan profesi yang berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 1.350 orang atau 5,4%, yang berpendidikan S1 sebanyak 22.091 orang atau 88,8%, yang berpendidikan S2 atau lebih sebanyak 1.431 orang atau 5,8%.

(24)

Gambar

Gambar 1.1. Jumlah Lembaga RA, MI, MTs, dan MA TP. 2010-2011
Gambar 1.2. Jumlah MI, MTs, dan MA Berdasarkan Status   TP. 2010-2011
Gambar 1.3. Jumlah RA Berdasarkan Status Akreditasi   TP. 2010-2011
Gambar 1.4. Jumlah MI Berdasarkan Status Akreditasi   TP. 2010-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di bawah ini ada beberapa tari yang terkait dengan prosesi tertentu adalah sebagai berikut.Tañan upacara adat atau agama ini pada saat tertentu juga dapat

Ketiga cara tersebut telah diemplementasikan ke dalam peraturan melalui Peraturan Menteri Ke- lautan dan Perikanan Republik Indonesia No- mor Per.12/Men/2012 tentang

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama pendidikan orang tua dengan asupan energi dan karbohidrat pada subjek penelitian,

Kesesuaian Pertimbangan Mahkamah Agung dalam Mengabulkan Alasan Kasasi Penuntut Umum terhadap Putusan Bebas Pengadilan Negeri Bandung dalam Perkara Korupsi dengan

Abdull Rahman Mahmood Pengerusi JKK KRA#3 : Encik Mohammad Hafiz Othoman Pengerusi JKK KRA#4 : Puan Nusry Fariha Ahmad Pengerusi JKK KRA#5 : Encik Fairuz Mohd Rafdzi

1 Siti Marfiatun B.211.12.1055 Cucian Motor Dari tiga pesaing ternyata jasa cuci motor tidak menyediakan bisnis pendamping seperti scotlate dan stiker motor.Harga yang

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dan terselesaikan

Pada hari ini Sabtu tanggal Dua Puluh Lima bulan Maret Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang