• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIONATURE. Keanekaragaman dan Karakteristik Morfometrik Ikan Air Tawar di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIONATURE. Keanekaragaman dan Karakteristik Morfometrik Ikan Air Tawar di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Keanekaragaman dan Karakteristik

Morfometrik Ikan Air Tawar di Sungai

Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu

Utara Provinsi Bengkulu

Pariyanto

Apriza Fitriani

Panji Prasatyo

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan karakteristik ikan air tawar di sungai lais kecamatan lais kabupaten Bengkulu utara provinsi Bengkulu. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survey dan untuk mendapatkan data primer diambil ke lapangan dengan cara penangkapan langsung. Pengambilan sampel ikan di Sungai Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara dilakukan dengan cara membagi 3 stasiun. Pengukuran karakteristik morfometrik ikan di lakukan dengan cara mengukur bagian tubuh ikan meliputi, panjang total (PT), panjang baku (PB), panjang kepala (PK), tinggi badan (TB), lebar badan (LB) dan tinggi ekor (TE). Hasil penelitian menunjukkan indeks keanekaragaman yang terdapat di sungai Lais tergolong rendah, dengan nilai indeks keragaman jenis yang diperoleh di stasiun A sebesar 0,666, stasiun B 0,724 dan stasiun C 0,522. Jenis-jenis ikan yang ditemukan pada penelitian ini terdiri dari 8 spesies yaitu Cyprinus carpio (ikan mas), Osteohilus vittatus (ikan palau), Anabas testudienus (ikan betok), Channa striata (ikan gabus), Oreochromis niloticus (ikan nila), Oreochromis mossambicus (ikan mujair), Trighogaster trichopterus (ikan sepat), dan Clarias batrachus (ikan lele).

Kata kunci: ikan, keanekaragaman, karakteristik morfometrik, sungai lais Pendahuluan

Ikan merupakan salah satu keanekaragaman hayati penyusun ekosistem sungai. Keanekaragaman hayati berperan sebagai kestabilan suatu ekosistem, sumber plasma nutfah dan sumber ekonomi (Wahyuni dan Zakaria, 2018). Keanekaragaman ikan sangat tinggi dan beragam diperkirakan terdapat sekitar 4000-6000 jenis ikan yang ada di seluruh perairan Indonesia, berdasarkan koleksi yang ada di museum Zoologi Bogor terdapat sekitar 1300 jenis ikan, dan hampir 44% ikan di Asia tenggara berada di perairan Indonesia. Jumlah setiap jenis ikan pada setiap pulau besar juga berbeda. Ikan yang hidup di perairan Indonesia ±4.000 jenis, 800 jenis diantaranya hidup di air tawar dan payau. Habitat yang kaya akan ikan air tawar ini meliputi danau sungai, pegunungan dan rawa-rawa (Nurudin, 2013). Hasil observasi yang dilakukan di Sungai Lais Kecamatan lais Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu ditemukan beberapa jenis ikan, namun kuantitas ikan tersebut sudah mengalami penurunan. Informasi yang diperoleh ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah ikan tersebut, antara lain sungai Lais sudah berubah fungsi menjadi objek pemandian sehari-hari terutama pada saat musim kemarau, sehingga membuat keadaan sungai terkontaminasi dengan bahan kimia yang di Abstract. This study aims to determine

the diversity and characteristics of freshwater fish in Sungai lais, lais sub-district, Bengkulu Utara sub-district, Bengkulu province. This research was conducted using survey methods and to obtain primary data taken into the field by direct capture. Samples were taken in sungai lais, lais sub-district, Bengkulu Utara regency is done by dividing 3 stations. Measurement of fish

morphometric characteristics is done by measuring fish body parts including, total length (PT), standard length (PB), head length (PK), height (TB), body width (LB) and tail height (TE). The results showed that the diversity index which is found in the Lais river which is classified as low, with a diversity index at station A 0.666, station B 0.724 and station C 0.522. The types of fish found in this study consisted of 8 species namely Cyprinus carpio (goldfish), Osteohilus vittatus (palau fish), Anabas testudienus (fish betok), Channa striata (cork fish), Oreochromis niloticus (tilapia), Oreochromis mossambicus (tilapia fish), Trighogaster trichopterus (sepat fish), and Clarias batrachus (catfish).

Keywords: diversity, fish, Lais river, morphometric characteristic Pariyanto Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Indonesia Apriza Fitriani Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Indonesia Panji Prasatyo

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 12 Bengkulu Utara, Indonesia

p-ISSN 1411 - 4720 e-ISSN 2654 - 5160

(2)

dapat dari sisa sabun yang digunakan masyarakat. Selain itu, pengaruh dari lahan perkebunan yang membuang sisa pestisida dari pupuk perkebunan. Dengan demikian penelitian dirasa perlu dilakukan untuk memperoleh data tentang keanekaragaman dan karakteristik morfometrik. Karakteristik morfometrik merupakan pengukuran yang paling penting mendeskripsikan jenis ikan (Susanto, 2017). Selain itu faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan juga akan di ambil data primernya di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Adapun satuan ukuran yang digunakan dalam morfometrik ikan sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm) tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran ini disebutkan ukuran mutlak (Sharifuddin, 2012).

Walaupun penelitian tentang keanekaragaman jenis ikan sudah banyak dilakukan, namun informasi mengenai keanekaragaman dan karakteristik morfometrik ikan air tawar di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu belum diketahui secara pasti, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data dari hasil penelitian yang lebih konkrit.

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2020 bertempat di sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara.

Metode dan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan survey langsung ke lokasi penelitian serta mengambil sampel di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara. Sampel yang diperoleh diidentifikasi di laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: toples, pancing dengan berbagai bentuk mata kail dan pemberat, jaring, jala, ember (menyimpan sample sementara), bubu (alat perangkap ikan), botol aqua (mengukur arus air), kamera, alat tulis, mistar, timbangan, thermometer dan secchi disk. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas label, ikan yang diamati, pH meter, umpan pancing (cacing) dan alkohol 70%.

Prosedur

Sampel yang digunakan sebagai acuan data primer untuk melihat keanekaragaman dan karakteristik morfometrik ikan. Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun yaitu stasiun A memiliki karakteristik sungai yang berpasir. Pada stasiun ini sampel akan di ambil menggunakan pancing, dan jala. Pada stasiun B ini memiliki karakteristik sungai berlumpur. Pada stasiun ini sampel akan di ambil menggunakan pancing, jala, bubu ikan, dan jaring. Pada stasiun C memiliki karakteristik sungai yang berpasir dan berlumpur. Stasiun ini sampel akan di ambil menggunakan jaring, pancingan, dan jala.

(3)

Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui Keanekaragaman jenis menurut Habwan (2017) Keanekaragaman jenis yang terdapat dalam suatu komunitas dapat diketahui dari indeks keanekaragaman jenis Shannon-Winner, adalah sebagai berikut:

𝐻′= −∑𝑛𝑖 𝑁𝑙𝑜𝑔 𝑛𝑖 𝑁 Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Winner

Ni = Jumlah individu dari satu jenis N = Jumlah total individu seluruh Jenis

Hasil dan Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu jenis ikan yang berhasil di temukan dan ditangkap sebanyak 6 famili dan termasuk ke dalam 8 spesies. Daftar jenis ikan dan jumlah ikan pada setiap stasiun yang ditemukan di sungai Lais dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan yang Ditemukan di Sungai Lais

No Ordo Familli Nama Spesies Nama

Indonesia Daerah Nama Jml

1. Cypriniformes Cyprinidae Cyprinus carpio Mas Mas 15

Osteochilus vittatus Nilem Palau 25

2. Perciformes Anabantidae Anabas testudineus Betok Betok 24

Channidae Channa striata Gabus Gabus 22

Cichlidae Oreochromis niloticus Nila Nila 39

Oreochromis

Mossambicus Mujair Mujair 32

Osphronemidae Trichogaster

trichopterus Sepat Sepat 25

3. Siluriformes Clariidae Clarias batrachus Lele Lele 24

Jumlah Total 206 Tabel 2. Jumlah Ikan yang Ditemukan

No Spesies Tempat Penelitian (Stasiun) Jumlah

A B C 1. Cyprinus carpio 7 5 3 15 2. Osteochilus vittatus 12 13 0 25 3. Anabas testudineus 15 9 0 24 4. Channa striata 0 0 22 22 5. Oreochromis niloticus 7 19 13 39 6. Oreochromis Mossambicus 18 14 0 32 7. Trichogaster trichopterus 0 25 0 25 8. Clarias batrachus 0 0 24 24 Jumlah 59 85 62 206

Tabel 1 menunjukkan bahwa ikan yang ditemukan di Sungai Lais sebanyak 3 ordo (Cypriniformes, Perciformes dan Siluriformes), 6 famili (Cyprinidae, Anabantidae, Channidae,

(4)

Cichlidae, Osphronemidae, dan Clariidae), 8 spesies dan jumlah yang didapat 206. Sedangkan pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah ikan yang ditemukan pada setiap stasiun secara berturut turut yaitu stasiun A sebanyak 59, stasiun B 85 ikan, Stasiun C 62 ikan.

Tabel 3. Daftar Indeks Nilai Keragaman Jenis (H’)

No Nama Spesies Jmlh

(ni) Ni/N Log ni/N NI/log ni/N H’

1. Cyprinus carpio (Mas) 15 0,072 -1,142 -0,082 0,082

2. Osteochilus vittatus (Palau) 25 0,121 -0,917 -0,110 0,110

3. Anabas testudineus (Betok) 24 0,116 -0,935 -0,108 0,108

4. Channa striata (Gabus) 22 0,106 -0,974 -0,103 0,103

5. Oreochromis niloticus (Nila) 39 0,191 -0,718 -0,137 0,137

6. Oreochromis Mossambicus (Mujair) 32 0,155 -0.809 -0,125 0,125 7. Trichogaster trichopterus (Sepat) 25 0,121 -0,917 -0,110 0,110

8. Clarias batrachus (Lele) 24 0,116 -0,935 -0,108 0,108

Jumlah 206 0,998 -7,347 -0,883 0,883

Tabel 3 menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di Sungai Lais yaitu sebesar 0,883, maka indeks keanekaragaman jenis ikan di sungai lais tergolong rendah.

Tabel 4. Perbandingan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)

No Stasiun Spesies Total Individu H’ Keterangan (H’)

1. A 5 59 0,666 Rendah

2. B 6 85 0,724 Rendah

3. C 4 62 0,522 Rendah

1. Nilai H’ > 3 = keanekaragaman jenis tinggi.

2. Nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 = keanekaragaman jenis sedang. 3. Nilai H’ < 1 = keanekaragaman jenis rendah

Keanekaragman tertinggi terlihat pada stasiun B dengan indeks keragaman jenisnya sebesar 0,724, pada stasiun A diperoleh nilai dengan indeks keanekaragaman jenis 0,666 dan indeks keanekaramana jenis terendah terdapat pada stasiun C dengan nilai indeks keanekaragaman jenisnya sebesar 0,522. Data pengukuran rata-rata morfometrik ikan air tawar dan nilai pengukuran faktor abiotik disajikan pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Data Pengukuran Rata-Rata Morfometrik Ikan Air Tawar

No Nama spesies PT

(cm) (cm) PB (cm) PK (cm) TB (cm) LB (cm) TE

1. Cyprinus carpio (Mas) 21,34 18,19 4,62 7,91 3,04 2,17

2. Osteochilus vittatus (Palau) 12,17 9,97 2,93 3,82 2,77 1,14

3. Anabas testudineus (Betok) 10,26 8,50 4,70 3,80 2,48 2,68

4. Channa striata (Gabus) 22,98 17,64 6,12 3,58 1,91 1,45

5. Oreochromis niloticus (Nila) 14,59 11,46 4,82 5,99 4,76 4,07 6. Oreochromis Mossambicus (Mujair) 16,61 13,13 3,24 3,21 1,71 1,88 7. Trichogaster trichopterus (Sepat) 14,62 6,2 3,93 2,23 1,98 2,13

(5)

Tabel 6. Nilai Pengukuran Faktor Abiotik

No Parameter Air Stasiun Keterangan

A B C

1. Rata-Rata Suhu 22-25 23-26 23-28 0C

2. Rata-Rata Kuat Arus 0,25 0,62 1,2 m/det

3. Rata-Rata Kedalaman Sungai 0,5-3 1-2,5 1-3 M

4. Kejernihan 60-80 80-95 80-110 Cm

Tabel 1 dapat terlihat bahwa keanekaragaman ikan yang ditemukan sebanyak 8 speies yaitu Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Palau (Osteochilus Vittatus), Ikan Betok (Anabas testudienus), Ikan Gabus (Channa striata), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus), Ikan Sepat (Trichogaster trichopterus), dan Ikan Lele (Clarias batrachus). Sedangkan pada Tabel 2 jumlah ikan yang paling banyak ditemukan pada sungai Lais adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu 39 individu. Ikan ini dapat di temukan di stasiun B dan C, Ikan ini dapat hidup di perairan yang mengalir dan beberapa karakteristik sungai yang belumpur, dan berpasir dikarenakan ikan ini mudah mencari makanan yang terdapat di sungai-sungai.

Ikan yang paling sedikit ditemukan adalah ikan mas (Cyprinus carpio) sebanyak 15 individu. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ikan mas tergolong agak lambat dibanding pertumbuhan ikan yang lain. Ikan yang paling banyak ditemukan dalam penelitian di Sungai Lais Kecamatan Lais terdapat pada satsiun B yaitu ikan sepat sebanyak 85 individu. Hal ini dikarenakan habitatnya masih alami, seperti banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekelilingnya hal ini sangat mendukung bagi kehidupan ikan air tawar dengan keadaan yang memadai atau mendukung memungkinan banyak tersedia makanan yang cukup bagi ikan sehingga jumlah ikan yang di temukan relatif banyak.

Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan penelitian di Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara, lokasi yang di pilih oleh warga sekitar untuk mencari ikan yaitu di stasiun B. Pada stasiun B faktor abiotik (Tabel 6) memenuhi syarat bagi ikan yaitu pH sebesar 6, tingkat kecerahan 80-95 cm, suhu 23-26 kondisi airnya mengalir dengan kecepatan arusnya 0,62 m/det dan memiliki kedalaman 1-2,3 meter termasuk dangkal. Menurut Hermansyah (2018) sungai bagian hulu dicirikan dengan sungai yang berair jernih dan mengalir serta mempunyai jenis maupun jumlah ikan di dalamnya termasuk banyak.

Pada stasiun A merupakan tempat yang paling sedikit ditemukan ikan mas (Cyprinus carpio) dengan jumlah 59 individu, sungai ini terletak di sungai bagian hulu dengan kecepatan arus 0,25 m/det dibanding dengan sungai yang berada di stasiun B dan C, sedikitnya ditemukan ikan dikarenakan stasiun ini kurang cocok bagi pertumbuhan ikan di dalamnya. Hal ini sesuai pendapat Hermansyah (2018) yang menyatakan bahwa di sungai yang alirannya cepat jumlah maupun jenis keberadaan ikanya tergolong sedikit.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat indeks keanekaragaman yang terdapat di Sungai Lais yaitu 0,883, keanekaragaan tertinggi terdapat pada stasiun B dengan indeks keanekaragaman 0,724, stasiun A dengan indeks keanekaragaman 0,666 dan indeks keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun C dengan indeks keanekaragaman 0,522. Nilai indeks keanekaragaman sangat dipengaruhi oleh jumlah individu seluruh spesies yang ditemukan pada masing-masing stasiun, dari penelitian di Sungai Lais tidak ditemukan ikan jenis palau, betok, sepat, dan mujair di stasiun C dan ditemukan di stasiun B, ada salah satu juga ikan yang tidak ditemukan yaitu ikan sepat sama seperti di stasiun C. Hal ini sesuai dengan pendapat Karyadi (2016) jenis ikan tersebut hidup di perairan aliran sedang sampai deras, jernih dan berpasir. Sedangkan tidak ditemukan jenis ikan gabus dan lele di stasiun A dan B, tetapi hanya ditemukan di stasiun C. Hal ini disebabkan dari keadaan stasiun C yang memiliki karakteristik berpasir dan berlumpur. Senada dengan pendapat Kordi (2013) menyatakan bahwa ikan lele, dan gabus hidup di sungai, rawa-rawa dan genangan air yang memiliki karakteristik berlumpur. Hasil pengukuran suhu di

(6)

Sungai Lais Kecamatan Lais berkisar 220C-280C. Kondisi tersebut mendukung untuk

pertumbuhan ikan. Menurut Kordi (2013) temperatur yang cocok untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antar 150C-300C. Hasil dari pengukuran kuat arus di Sungai Lais bekisar

0,25-1,2 m/det setiap 1 menit hal ini dapat berpengaruh terhadap aktifitas ikan. Sesuai dengan pendapat Nurudin (2013) yang menyatakan kecepatan air sangat mempengaruhi pergerakan ikan dan kehidupan organisme di dalamnya. Dari hasil pengukuran kedalaman air Sungai Lais Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara 0,5-3 m, Kedalaman sungai merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan ikan. Apabila semakin dalam keadaan sungai maka semakin banyak pula jumlah ikan yang akan menempati (Nurudin, 2013). Pengukuran kejernihan yang diperoleh berkisar antara 60-110 cm, artinya perairan sungai lais mempunyai kejernihan yang cukup baik. Pendapat ini sesuai dengan Sari (2017) mengatakan bahwa kejernihan yang baik untuk kelangsungan hidup ikan lebih besar dari 45 cm, dari hasil penelitian keasaman air berkisar antara 6-7 berdasarkan pH keasaman Sungai Lais masih dalam kelayakan untuk pertumbuhan ikan. Menurut Wahyuni dan Zakaria (2018) menyatakan nilai pH yang baik digunakan untuk kehidupan organisme berkisar 6-9.

Tabel 5 menunjukkan bahwa data hasil pengukuran morfometrik ikan air tawar yang dilakukan memiliki ukuran morfometrik dengan hasil yang beragam. Ukuran morfometrik ikan yang paling besar dapat dilihat pada panjang total terpanjang yaitu pada spesies ikan gabus (Channa striata) dimana ikan gabus ini umumnya didapati pada perairan dangkal seperti sungai dan rawa dengan memiliki pola pertumbuhan dan pertambahan bobot lebih cepat, dalam mencari makan ikan ini memangsa ikan kecil, serangga dan berbagai hewan air termasuk berudu dan kodok, hal ini berkaitan dengan sifat agresifnya dalam mencari makan. Sedangkan panjang total terpendek pada spesies ikan betok (Anabas testudineus) karena ikan betok hidup di sungai dan rawa, ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadhil dkk, (2016) kondisi lingkungan hidup ikan seperti kelimpahan makanan, predator, serta kualitas air sangat mempengaruhi kondisi pertumbuhan dan perkembangan ikan. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap terjadinya variasi morfologi dalam satu spesies adalah faktor fisik, terutama arus (Wulandari, 2013).

Spesies pertama ikan mas (Cyprinus carpio) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 21,34, PB 18,19, PK 4,62, TB 7,91, LB 3,04, TE 2,17. Spesies kedua ikan palau (Osteochilus vittatus) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 12,17, PB 9,97, PK 2,93, TB 3,82, LB 2,77, TE 1,14. Spesies ketiga ikan betok (Anabas testudineus) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 10,26, PB 8,50, PK 4,70, TB 3,80, LB 2,48, TE 2,68. Spesies ke empat ikan gabus (Channa striata) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 22,98, PB 17,64, PK 6,12, TB 3,58, LB 1,91, TE 1,45. Spesies ke lima ikan nila (Oreochromis niloticus) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 14,59, PB 11,46, PK 4,82, TB 5,99, LB 4,76, TE 4,07. Spesies ke enam ikan mujair (Oreochromis Mossambicus) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 16,61, PB 13,13, PK 3,24, TB 3,21, LB 1,71, TE 1,88. Spesies ke tujuh ikan sepat (Trichogaster trichopterus) hasil pengukuran morfometriknya yaitu PT 14,62, PB 6,2, PK 3,93, TB 2,23, LB 1,98, TE 2,13. Spesies ke delapan ikan lele (Clarias batrachus) hasil pengukuran rata-rata morfometriknya yaitu PT 20,79, PB 15,23, PK 3,43, TB 2,39, LB 1,58, TE 1,72.

Menurut Akmal (2018) dari hasil penelitiannya mengenai karakteristik morfometrik pada ikan keureling mendapatkan hasil rata-rata pengukuran morfometriknya dalam satuan cm yaitu, panjang dasar sirip anal (5,07), tinggi badan (16,61), lebar badan (9,86), tinggi pangkal ekor (6,37), panjang pangkal ekor (11,93), panjang dasar sirip dorsal (7,89), tinggi sirip dorsal (10,89), diameter mata (1,82), tinggi kepala (10,46), panjang kepala (13,55), lebar kepala (7,17), jarak antar mata (4,77), panjang sirip ekor bagian bawah (19,44), panjang sirip ekor bagian tengah (4,81), panjang sirip ekor bagian atas (14,08), panjang sungut rahang atas (5,72), panjang sebelum sirip anal (35,08), panjang sirip dada (8,16), panjang sebelum sirip dorsal (26,61), panjang sebelum sirip perut (26,46), panjang sirip perut (10,55), panjang standar (46,60), panjang sungut moncong (5,04), panjang moncong (4,42) dan panjang total (61,41).

(7)

Kesimpulan

Jenis-jenis ikan yang di temukan sebanyak 8 spesies, dengan indeks keragaman jenis total yaitu 0,883, indeks keragaman pada stasiun A sebesar 0,666 pada stasiun B yaitu 0,724 dan pada stasiun C sebesar 0,522, sedangkan faktor abiotik sungai meliputi suhu diperoleh kisaran nilai 220C-280C, kuat arus berkisar antara 0,25 sampai 1,2 m/det, kedalaman sungai berkisar

0,5-3 m, kejernihan berkisar antara 60-110 cm dan derajat keasaman berkisar antara 6-7, pengukuran rata-rata morfometrik ikan yang paling besar dapat dilihat pada panjang total terpanjang rata-rata yaitu pada spesies ikan gabus (Channa striata) dan panjang total terpendek rata-rata pada spesies ikan betok (Anabas testudineus).

Ucapan Terima Kasih

Penulis ucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Bengkulu, khususnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Bengkulu, serta pihak-pihak yang telah membantu memberikan stimulasi, respon, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan artikel ini.

Referensi

Akmal, Y., Zulfahmi, I., Saifuddin, F. (2018). Karakteristik Morfometrik dan Skeleton Ikan Keureling (Tor tambroides Bleeker 1854). Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika. 2 (1), 35-44. Habwan, M., Ihsan, (2017). Komposisi komunitas makrofauna Tanah pada hutan sekunder dan

Agroforestri kopi di desa Pengambaten kecamatan menek kabupaten Karo. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Fadhil, R. Zainal, A. Muchlisin, Sari, W. (2016). Hubungan Panjang – Berat dan Morfometrik Ikan Julung-Julung (Zenarchopterus dispar) Dari Perairan Pantai Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (1).

Hermansyah, S. (2018). Keanekaragaman Jenis Ikan Yang terdapat Di Sungai Air Jenih Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Kordi, K. M., Gufran, K. (2013). Budidaya Ikan Konsumsi di Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta. Nurudin., Febrian, A. (2013). Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Sekonyer Taman Nasional

Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Sari Engga, R. J. (2017). Jenis –Jenis Ikan Yang Terdapat Di Sungai Padang Guci Kecamatan Kaur Utara Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Sharifuddin. (2012). Dunia Ikan, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Susanto, N. (2017). Ichtyologi Biologi Ikan. Innosain.Yogyakarta.

Wahyuni, T. T., Zakaria, A. (2018). Keanekaragaman Ikan di Sungai Luk Ulo Kabupaten Kebumen. Jurnal Biosfera. 35 (1).

(8)

Wulandari, R. (2013). Karakteristik Fenotif Bedasarkan Truss Morfometrik dan Pola Pertumbuhan Ikan Garing (Tor tambroides Blkr) Pada Habitat Perairan Yang Berbeda Dalam Upaya Manajemen Populasi. Skripsi. Padang. Universitas Bung Hatta.

Paryanto M.Pd., Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah

Bengkulu, Indonesia. Jalan Bali Kota Bengkulu. E-mail: pariyanto@umb.ac.id

Apriza Fitriani Dr, Pascasarjana Magister Pendidikan Biologi, Universitas

Muhammadiyah Bengkulu, Indonesia. Jalan Adam Malik Kota Bengkulu. E-mail: aprizafitriani@umb.ac.id

Panji Prasatyo S.Pd., Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 12 Bengkulu Utara, Desa Lubuk Lesung, Kabupaten Bengkulu Utara.

Gambar

Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan yang Ditemukan di Sungai Lais
Tabel 4. Perbandingan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
Tabel 6. Nilai Pengukuran Faktor Abiotik

Referensi

Dokumen terkait

Ekosistem mangrove memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di pesisir. Permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pengelolaan hutan

Sistem Inspeksi Internal hendaklah dirancang dengan tepat untuk menjamin bahwa setiap pakan mengandung bahan baku pakan dengan mutu yang benar sesuai dengan jumlah

Hulman Gultom 3 tahun Sudjarwo 5 tahun Yayat Sudrajat Bebas Nur Muis 5 tahun Tono Suratman Bebas Adam Damiri 3 tahun.. „

Hasil dari penelitian tentang persepsi mahasiswa bahasa inggris pada mata kuliah Non-TBI dalam implementasi kurikulum 2011 di program studi pendidikan bahasa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas laba terhadap kinerja pasar dan kinerja keuangan pada perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia

Jatuhan debu radioaktif yang dilepaskan sebagian akan jatuh ke laut dan kemudian melalui rantai makanan akan terakumulasi dalam biota laut. Jika biota laut itu dimakan oleh manusia

Wadiah yad Adh-dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan. 20

Bab IV yaitu mengenai dinamika kehidupan Paguyuban Sumarah di Surakarta pada tahun 1970-1998, pada era ini nampak adanya kecenderungan dukungan politik Orde Baru