• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Sustainability Policy

(Kebijakan Berkelanjutan)

Excellence Through Discipline Bumitama Agri Ltd.

(2)
(3)

Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia (“Bumitama” atau “Grup Bumitama”) yang terdaftar di Bursa Saham Singapura sejak 2012. Kegiatan usaha utama Grup adalah budidaya tanaman kelapa sawit, melakukan panen dan pengolahan tandan buah segar (“TBS”) menjadi minyak sawit mentah (“CPO”) dan inti sawit. Sebagian besar lahan perkebunan kami terletak di Kalimantan Tengah dan Barat, Indonesia.

Visi kami adalah untuk menjadi produsen minyak kelapa sawit yang berkesinambungan melalui perbaikan yang berkelanjutan dengan berfokus pada produktivitas, efisiensi biaya dan pertumbuhan usaha. Misi kami adalah untuk meningkatkan nilai tambah terhadap para pemegang saham; meningkatkan manfaat dan kualitas hidup karyawan; meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan. Visi dan misi kami dapat dicapai melalui pendekatan yang seimbang dengan mengintegrasikan praktek usaha berkesinambungan dalam semua aspek manajemen perkebunan dan strategi bisnis jangka panjang yang tercakup dalam: Manusia, Planet, Produk dan Keuntungan, atau “4P“ (People, Planet, Product & Profit). Pada tahun 2013, kami menyadari bahwa kebijakan dan praktik kami menjalankan dalam prinsip usaha berkesinambungan kurang sesuai dengan tuntutan global. Oleh karena itu, kami menegaskan komitmen kami pada Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”) dengan mentransfer keanggotaan dari PT Bumitama Gunajaya Agro ke Bumitama Agri Limited. Pada tahun

Pengantar

2014, kami berhasil memperoleh sertifikat yang pertama dengan standar dan skema yang ditetapkan oleh RSPO kepada dua unit operasional manajemen. Grup Bumitama juga telah melakukan divestasi dan/atau melakukan pemutusan kontrak manajemen kepada beberapa unit usaha yang aspek hukum masih belum terpenuhi. Kami juga telah membenahi berbagai keluhan yang disampaikan secara resmi baik dari kelompok masyarakat maupun lembaga swadaya masyarakat.

Sebagai pengembang perkebunan yang bertanggung jawab di Indonesia, kami menyadari bahwa industri kelapa sawit harus mengatasi masalah deforestasi, perubahan iklim dan ketidakadilan sosial. Oleh sebab itu pada tahun 2014, Grup Bumitama mulai melaksanakan uji coba untuk memenuhi tuntutan dan pelaksanaan kebijakan “Tidak Melakukan Deforestasi, Tidak Melakukan Penanaman di Lahan Gambut”, dan “Tidak Melakukan Eksploitasi”.

(4)

Bumitama berkomitmen untuk mengadopsi dengan segera kebijakan “Tidak Melakukan Deforestasi, Tidak Melakukan Penanaman di Lahan Gambut”, dan “Tidak Melakukan Eksploitasi”.

Konservasi Hutan

dan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan

• Kami berkomitmen atas perlindungan, pemulihan dan/ atau pengelolaan bersama (co-management)1 hutan

dan lahan lainnya yang diidentifikasi memiliki Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/ "HCV") oleh

lembaga penilai yang kompeten dan terakreditasi2.

• Kami mendukung pendekatan pelestarian wilayah yang memiliki kandungan Karbon Tinggi/ High Carbon Stock/ ”HCS") dan akan melindungi

semua hutan yang diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan kelestarian wilayah HCS3. Kami akan menerapkan

pendekatan HCS dengan melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat lokal dengan menggunakan pendekatan yang bebas, tanpa paksaan, dan diinformasikan sebelumnya (Free, Prior and Informed Consent/ "FPIC"), menerapkan praktek agronomi dengan mempertimbangan manfaat kelestarian lingkungan dalam jangka panjang. Kami akan mendukung upaya-upaya untuk mengintegrasikan pendekatan HCS ke dalam kebijakan pemerintah.

Komitmen Kami

• Kami memastikan bahwa tidak akan melakukan penanaman baru di lahan

gambut4, berapa pun kedalamannya.

Praktek Manajemen Terbaik (Best Management Practices/ BMP) dilaksanakan pada perkebunan yang sudah ada didaerah gambut. Kami akan merehabilitasi lahan gambut jika dan dimana diperlukan serta dapat dilakukan5. Lahan gambut akan

dilestarikan pada saat penanaman kembali berdasarkan penilaian oleh para ahli.

• Kami menegakkan kebijakan tidak boleh ada pembakaran dalam pengembangan lahan dan penanaman kembali, serta memastikan adanya pencegahan

kebakaran yang efektif dan memastikan

kesiapan pengelolaan pemadaman

kebakaran.

• Kami akan berusaha untuk mencatat dan memantau secara progresif terhadap keberadaan Emisi Gas Rumah Kaca dari perkebunan dan pabrik kami serta menerapkan strategi untuk pengurangan emisi, dengan menerapkan kebijakan

(5)

pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit. Laporan atas pelaksanaan kebijakan akan mencakup tindakan-tindakan yang terkait dengan pengurangan emisi. • Kami akan memastikan bahwa kegiatan

kami tidak mengarah pada situasi yang memiliki dampak jangka panjang atas kualitas dan ketersediaan air di permukaan dan air dalam tanah. Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh kegiatan pengembangan lokasi dan akan bekerjasama dengan para pengguna air diwilayah perkebunan dan pabrik dengan memantau kualitas air dan membantu mereka untuk mengatasi masalah bersama-sama.

• Bumitama berkomitmen untuk praktek

Pengendalian Hama Terpadu

(Integrated Pest Management) guna

mengurangi pemakaian pestisida kimia. Pestisida yang digolongkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation) sebagai Kelas 1A atau 1B terdaftar oleh Konvensi Stockholm atau

Rotterdam tidak akan digunakan, kecuali dalam situasi tertentu dan mendesak. Penggunaan Paraquat akan dihilangkan. • Grup Bumitama berupaya untuk

meminimalkan penggunaan pupuk kimia, dan akan mengacu pada pendekatan ilmiah terbaik, sesuai kondisi lokasi secara spesifik dalam aplikasi pupuk di perkebunan. Daur ulang

bahan nutrisi akan dimaksimalkan

untuk meningkatkan kelembaban, kandungan nutrisi dan karbon di dalam tanah.

(6)

Menghormati Hak-Hak Masyarakat Setempat (Lokal)

• Kami menghormati hak-hak masyarakat setempat dan komunitas lokal lainnya dalam pengembangan lahan dimana mereka memiliki hak secara hukum, hak komunal atau adat dengan memakai

pendekatan yang bebas, tanpa paksaan, dan diinformasikan sebelumnya (Free, Prior and Informed Consent/ “FPIC”).

Kami mengidentifikasi kepemilikan masyarakat lokal dan hak penggunaannya melalui Penilaian Dampak Sosial secara partisipatif serta terlibat dalam negosiasi yang adil dan diinformasikan sebelum pelaksanaan atas hak akses terhadap tanah dan sumber daya alam lainnya.

• Kami berkomitmen untuk mendorong dan mendukung masyarakat di sekitar wilayah pengembangan dan pemanfaatan lahan dengan opsi pengembangan ekonomi

yang berkelanjutan, atau bila masyarakat

tersebut tidak memilih wilayahnya dijadikan pengembangan kebun kelapa sawit. • Kami mendukung pendekatan kemitraan

untuk pengelolaan kewilayahan (landscape)

di dalam dan sekitar batas-batas areal

perkebunan guna mempertahankan wilayah yang beragam dan memiliki kontribusi terhadap ketahanan pangan jangka panjang, jaminan pendapatan serta kelestarian lingkungan. Kami akan bekerjasama dengan masyarakat lokal dan pemerintah, akademisi serta ahli lainnya untuk menentukan penggunaan wilayah yang paling praktis dan layak, ekonomis dan berkelanjutan atas wilayah yang diperuntukkan bagi HCV, HCS serta lahan gambut, termasuk pemanfaatan berkelanjutan oleh masyarakat setempat di dalam dan sekitar perkebunan kami.

• Bumitama bekerjasama dengan petani

plasma atas dasar kemitraan yang adil,

transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Kami mendukung petani plasma melalui pendidikan dan membantu mereka dalam menerapkan praktek-praktek pengelolaan perkebunan terbaik guna meningkatkan produktivitas hingga mencapai standar yang setara dengan produktivitas perkebunan kami. Selain itu, kami akan mendukung petani plasma sebagai mitra pemasok kami agar sesuai dengan standar RSPO.

(7)

Menghormati Hak-Hak di Tempat Kerja

• Kami menghormati hak-hak pekerja sesuai dengan hukum, peraturan, ketentuan yang diberlakukan di daerah dan nasional; termasuk ketentuan Organisasi Perburuhan Internasional atas pekerjaan yang layak serta konvensi tentang pekerja anak, kerja paksa atau kerja wajib, kebebasan berserikat, dan penghapusan diskriminasi. Kami menghormati dan mendukung Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia untuk semua pekerja, termasuk pekerja kontrak, temporer dan migran. Grup Bumitama dan seluruh pemasoknya/ sub-kontraktor harus memastikan semua pekerja dibayar upahnya sebesar minimal sama dengan ketentuan upah minimum yang berlaku. Kami berkomitmen untuk melakukan perekrutan secara etis dan menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh karyawan, kontraktor dan pengunjung.

• Grup Bumitama akan meluncurkan

kode etik perilaku dan integritas;

berusaha untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada semua level karyawan dan operasional usaha.

(8)

Kami akan menjalankan Penelusuran terhadap pemasok dengan cara:

a) Melacak dan memantau pelaksanaan pengembangan lahan di area-area yang sensitif;

b) Mengembangkan pendekatan “supply shed” atau wilayah pasokan untuk meninjau basis pasokan dari setiap pabrik CPO kami. Pendekatan “supply shed” meliputi pelaksanaan survei pedagang dan petani plasma independen yang memasok TBS ke pabrik-pabrik kami dan membantu mereka untuk mematuhi kebijakan Perusahaan. Kami akan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dalam “supply shed” kami untuk menginformasikan kebijakan dalam memasok ke perusahaan kami secara rutin;

c) Memastikan bahwa TBS yang diolah pabrik kami dapat ditelusuri asalnya baik dari perkebunan inti petani plasma serta petani disekitarnya;

d) Memastikan bahwa TBS dibeli dari sumber yang sah dan bertanggung jawab; dan e) Bekerjasama dengan seluruh rantai

pasokan pemangku kepentingan termasuk pedagang lokal dan petani plasma untuk penelusuran TBS kami.

Sertifikasi merupakan penegasan independen dari praktek manajemen terbaik kami di lapangan. Grup Bumitama akan memastikan sertifikasi sesuai yang dipersyaratkan oleh peraturan dan/atau oleh pasar CPO dunia.

Pengajuan Sertifikasi terhadap unit atau wilayah yang telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (“HGU”) akan direalisasikan sesuai dengan rencana mengikat (time-bound plan) yang dilaporkan dan dipublikasikan di situs RSPO. Untuk unit manajemen lainnya, Grup Bumitama secara patuh akan menerapkan Prinsip & Kriteria RSPO dan Indonesia Sustainable Palm Oil (“ISPO”), dan Prosedur Penanaman Baru RSPO (“NPP”), Prosedur Remediasi dan Kompensasi (“RCP”) dan Pedoman bagi Petani Plasma.

Sertifikasi

Penelusuran dan

Pemasok TBS yang

bertanggung jawab

(9)

Semua ketentuan dalam kebijakan ini, tanpa terkecuali, berlaku untuk seluruh perkebunan dan/atau pabrik di anak perusahaan Bumitama, asosiasi dan semua yang kami kelola. Untuk akuisisi baru, ketentuan dalam kebijakan ini akan memandu Grup Bumitama terhadap kepatuhan dalam waktu yang telah ditentukan (time-bound plan).

Para Direktur Eksekutif Bumitama Agri

Limited disarankan untuk menganut

kebijakan “Tidak Melakukan Deforestasi, Tidak Melakukan Penanaman di Lahan Gambut dan Tidak Melakukan Eksploitasi” dalam investasi mereka ke perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Kami mengakui pentingnya dan tantangan dalam melaksanakan dan menegakkan kebijakan ini.

Bumitama akan memberlakukan serangkaian kebijakan terperinci dan/atau Standar Prosedur Operasional. Kami akan menetapkan prosedur penilaian untuk menentukan kesesuaian, termasuk pihak-pihak terkait seperti yang disebutkan dalam kebijakan ini. Kami akan melakukan komunikasi yang teratur, dan memberikan bimbingan dan bantuan untuk membantu mereka mencapai kepatuhan atas kebijakan ini.

Kami berusaha untuk menyelesaikan

konflik dan keluhan dengan semua pihak

secara damai, terbuka, dan konstruktif melalui prosedur penanganan keluhan dan pengaduan (whistle-blowing), selain dengan mekanisme pengaduan RSPO. Ketidakpatuhan yang signifikan atas kebijakan ini akan dipantau dan dilaporkan kepada Manajemen (Board) perusahaan. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, bilamana dirasakan pantas, akan dilaporkan kepada publik.

(10)

Seiring dengan munculnya informasi dan pengetahuan baru, baik melalui pengalaman kami atau melalui penelitian atau pengalaman orang lain, Bumitama akan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan, tempat dan waktu serta meningkatkan secara konsisten dan ekonomis praktek-praktek pengelolaan terbaik yang layak. Bumitama akan berkolaborasi dengan masyarakat lokal, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat sipil, perusahaan sekitar dan pemangku kepentingan lainnya untuk lebih berkontribusi terhadap upaya pengelolaan berkesinambungan kami.

Ada beberapa platform yang berupaya untuk mendefinisikan, meningkatkan dan menerapkan standar keberlanjutan bagi industri kelapa sawit, seperti: RSPO, Palm Oil Innovation Group (“POIG”), Sustainable Palm Oil Manifesto (“SPOM”), the HCS Approach Steering Group, Indonesian Palm Oil Pledge (“IPOP”) dan ISPO. Bumitama menyambut semua inisiatif dan berusaha untuk mempromosikan transformasi industri kelapa sawit yang berkesinambungan. Kami tidak berkomitmen secara eksklusif untuk setiap platform ini namun kami terbuka untuk berbagi pengalaman dan belajar dari inisiatif-inisiatif ini. Kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan

berkesinambungan atas kebijakan dan

penerapannya.

Keterlibatan

Pelaporan dan

Transparansi

Bumitama akan melaporkan kemajuan pelaksanaan atas kebijakan ini sebanyak dua kali setahun. Laporan lengkap Aspek Keberlanjutan (Sustainability Report) ini akan diterbitkan dua tahun sekali. Laporan ini akan mengikuti pedoman Global Reporting Initiative (GRI) dalam waktu tiga tahun ke depan. Laporan penilaian utama dan ringkasan pengawasan tahunan publik RSPO kami, dapat dilihat pada situs RSPO. Grup Bumitama menerbitkan tahapan penting aspek keberlanjutan pada agenda Laporan Tahunan dan/atau situs Perusahaan.

(11)

Catatan akhir

1. Kerjasama kami melibatkan masyarakat lokal dan organisasi ahli.

2. Sebagaimana didefinisikan dalam Toolkit HCV Indonesia (HCV Resource Network, 2009).

3. Penilaian High Carbon Stock (HCS) digunakan untuk mengidentifikasi hutan dengan nilai karbon yang signifikan untuk konservasi, dengan tujuan utama mengurangi emisi gas yang disebabkan oleh konversi hutan. HCS diidentifikasi melalui kombinasi dari stratifikasi vegetasi yang didasarkan pada interpretasi citra penginderaan jarak jauh dan pemeriksaan lapangan, serta pertimbangan kapasitas ekologi dan regeneratif hutan yang terdegradasi. Metodologi untuk menilai dan melestarikan HCS didefinisikan dalam Toolkit HCS. (http:// highcarbonstock.org/wpcontent/uploads/2015/04/HCS-Approach-Toolkit_Full-version.pdf).

4. Lahan Gambut didefinisikan sebagai tanah yang mengandung lebih dari 65% bahan organik dengan kedalaman lebih dari 50cm.

5. Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Yang Sudah Ada Pada Lahan Gambut, pedoman RSPO untuk Praktek Manajemen Terbaik (Best Management Practices/BMP) didefinisikan dan termasuk didalamnya merujuk pada Kriteria 4.3 dari manual RSPO Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Yang Sudah Ada Pada Lahan Gambut (2012). (http://www.rspo.org/file/RSPO_BMP_1_Update_24_ April_2013_small.pdf ):

Restorasi Lahan Gambut didefinisikan sebagai pemulihan vegetasi alam dan wilayah aliran (drainage regimes) pada lahan gambut dimana masih dianggap layak, dan bekerjasama dengan para ahli, pemangku kepentingan serta masyarakat untuk menerapkan praktek-praktek terbaik yang ditetapkan dalam Manual RSPO pada BMP untuk Pengelolaan dan Rehabilitasi atas Vegetasi Alami Terkait dengan Budidaya Kelapa Sawit di Lahan Gambut, 2012. (http://www.rspo.org/file/BMP_manual_2_update_24_april_2013_small.pdf )

(12)

Principal Office

Jl. Melawai Raya | No. 10, Kebayoran Baru Jakarta 12160 | Indonesia

Registered Office

10 Anson Road | #11-19, International Plaza Singapore 079903 (65) 6222 1332 (65) 6222 1336 www.bumitama-agri.com  

Bumitama Agri Ltd.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Delta ω yang dihasilkan dari pengontrolan sistem dengan menggunakan Robust Fuzzy menghasilkan nilai IAE yang lebih baik

Hasil penelitian menunjukkan: sampai minggu ke-8 dan ke-12, sapi Bali nyata lebih cepat (P<0,05) mengalami kebuntingan dibandingkan dengan sapi PO, dimana level protein

populasi kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yang terlihat dari lebih rendahnya jumlah jenis dan individu, lebih rendahnya nilai indeks

Pada Bulan September Tahun 2013, PKH mulai aktif di Kabupaten Sukoharjo dan dapat diakses di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo sejumlah 12 kecamatan dan 128

Pada penelitian ini kejang pascaoperasi tidak ditemukan pada kelompok yang mendapatkan levetiracetam dan fenitoin, namun kadar fenitoin dalam darah berada di

Stock Picks INDF 6300‐6650. 

Prinsip mekanisme kerja probiotik pada akuakultur adalah kompetisi dengan bakteri patogen misalnya Pseudomonas terhadap beberapa Vibrio yang patogen pada udang, pengaktifan

disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskan suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulang