• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1. EKONOMI MAKRO

Perhitungan APBD merupakan dokumen Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah mengenai Pelaksanaan APBD untuk Tahun Anggaran yang telah ditutup, oleh karenanya Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD mencerminkan realisasi dari pelaksanaan

program/kegiatan yang disusun dan dilaksanakan dengan

mempertimbangkan potensi dan kondisi sosial ekonomi wilayah yang mendapat perhatian, disamping merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan dan perkembangan suatu Daerah.

Sebagaimana dimaklumi bahwa APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007 telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja, dimana anggaran daerah baik penerimaan maupun belanja daerah yang diarahkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektivitas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai program/kegiatan yang telah ditetapkan.

Dalam penyusunan APBD Tahun 2007 mengacu pada norma dan prinsip anggaran sebagai berikut :

1. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibat partisipasi masyarakat, sehingga mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.

2. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Harus dapat menyajikan informasi yang jelas secara terbuka dan mudah di akses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan setiap jenis/objek belanja serta koreksi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu program/kegiatan yang dianggarkan, oleh karena itu setiap pengguna

(2)

anggaran harus bertanggung jawab terhadap pengguna sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

3. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan pada tiap program/kegiatan merupakan batas tertinggi.

b. Pengeluaran harus didukung dengan kepastian penerimaan yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia anggarannya dalam APBD.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD.

4. Keadilan Anggaran

Pajak, retribusi dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus dipertimbangkan kemampuan daya bayar. Masyarakat yang memiliki pendapatan rendah secara proporsional diberikan beban yang sama, sedangkan masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberikan beban yang tinggi pula.

Untuk menyeimbangkan dimaksud pemerintah daerah dapat

melakukan diskriminasi tariff secara rasional guna menghilangkan rasa ketidak adilan

5. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun

Anggaran 2007 merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan yang dicapai Pelaksanaan Program/Kegiatan APBD.

(3)

Kondisi Provinsi Kalimantan Tengah sampai akhir tahun 2007 dalam keadaan aman dan kondusif meskipun ada isu baru ini dapat meresahkan masyarakat.

Kalimantan Tengah sampai akhir Tahun 2006 berdasarkan data tersebut :

A. Pemerintahan

Wilayah Pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah pada akhir 2006 mewakili 13 daerah Kabupaten dan satu daerah Kota, terdiri atas 107 Kecamatan dan 1.406 Desa/Kelurahan termasuk Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT).

Berdasarkan status hokum Desa/Kelurahan di Kalimantan Tengah tahun 2004 Desa/Kelurahan Definitif sebanyak 1.347 buah, mengacu pada kriteria PMD-Depdagri dimana Desa/Kelurahan diklasifikasikan menjadi Desa/Kelurahan Swadaya (Tradisional).

Pada tahun 2006 pertambahan sebanyak 59 Desa/Kelurahan baru, ini tidak terlepas Partisipasi dan kesadaran masyarakat pentingnya Perangkat Desa/Kelurahan untuk mendukung roda pemerintahan.

Untuk menggambarkan jumlah Kecamatan Desa/Kelurahan dan lainnya menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 1-1.

Tabel 1-1

Jumlah Kecamatan Desa/Kelurahan dan Lainnya Menurut Kabupaten/Kota :

Kabupaten/Kota

Keca-matan Desa

Kelu-rahan Lainnya Jumlah

1 2 3 4 5 1. Kobar 2. Kotim 3. Kapuas 4. Barsel 6 13 12 6 71 142 172 89 13 8 14 7 0 0 0 0 84 150 186 96

(4)

1 2 3 4 5 5. Barut 6. Sukamara 7. Lamandau 8. Seruyan 9. Katingan 10. Pulang Pisau 11. Gunung Mas 12. Bartim 13. Murung Raya 14. Palangka Raya 6 5 8 5 11 8 11 6 5 5 93 29 80 88 145 88 123 62 116 0 10 3 3 3 8 1 3 3 2 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 103 32 83 91 153 89 126 65 118 30 JUMLAH 107 1298 108 0

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006/2007.

Dari Tabel 1-1 di atas terlihat bahwa jumlah Desa/Kelurahan terbanyak adalah Kapuas, kemudian disusul Katingan dan Kotawaringin Timur.

B. Sosial Ekonomi 1) Penduduk

Kalimantan Tengah pada akhir tahun 2006 jumlah penduduk sebesar 2.004.110 jiwa sebagian besar penduduk bermukim dan menetap di daerah pesisir sungai di bagian hilir dan bermata pencaharian 60,75% lebih di sektor Pertanian dan 39,25% bekerja di sektor lainnya.

Pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 sebesar 2,33% mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 2,27% disebabkan perpindahan penduduk dari daerah lain, kelahiran dan program transmigrasi.

Jumlah penduduk dan pertumbuhannya pada 5 tahun terakhir disajikan pada Tabel 2 – 1.

(5)

Tabel 2 - 1

Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah Tahun 2002 – 2006

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan

(%) 2002 2003 2004 2005 2006 1.834.365 1.870.707 1.913.788 1.958.428 2.004.110 1,81 1,98 2,84 2,27 2,33

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

Penyebaran penduduk sampai dengan saat ini belum merata, kendatipun sarana jalan darat yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Karena penduduk lebih banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana perhubungan untuk semua kegiatan karena biaya relative murah dibandingkan melewati jalan darat, khusus untuk angkutan barang bahan pokok, ruas jalan belum mampu untuk angkutan beban berat.

Sebagaimana dijelaskan di atas penduduk Kalimantan Tengah pada tahun 2006 berjumlah 2.004.110 jiwa dengan luas wilayah 153.564 Km2 maka kepadatan penduduk Kalimantan Tengah tahun 2006 sebesar 13,05 jiwa per Km2.

Berdasarkan penyebaran dan kepadatan penduduk pada tahun 2006 jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2 – 2.

Tabel 2 - 2

Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah Tahun 2002 – 2006

No. Kabupaten/Kota Jumlah

1 Kabupaten Kobar 206.112 jiwa

2 Kabupaten Kotim 315.474 jiwa

3 Kabupaten Kapuas 351.579 jiwa

(6)

No. Kabupaten/Kota Jumlah

5 Kabupaten Barut 114.006 jiwa

6 Kabupaten Sukamara 36.180 jiwa

7 Kabupaten Lamandau 55.911 jiwa

8 Kabupaten Seruyan 107.661 jiwa

9 Kabupaten Katingan 133.049 jiwa

10 Kabupaten Pulang Pisau 118.208 jiwa

11 Kabupaten Gunung Mas 86.028 jiwa

12 Kabupaten Bartim 85.155 jiwa

13 Kabupaten Murung Raya 88.017 jiwa

14 Kota Palangka Raya 183.801 jiwa

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

Untuk memperjelas jumlah penduduk, disajikan pada tabel 2 – 3 berikut :

Tabel 2 – 3

Kepadatan Penduduk Kalimantan Tengah Tahun 2006

Jenis Kelamin No. Kabupaten/Kota

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 1 Kabupaten Kobar 106.830 99.282 206.112 2 Kabupaten Kotim 165.597 149.877 315.474 3 Kabupaten Kapuas 176.124 175.455 351.579 4 Kabupaten Barsel 62.578 60.351 122.929 5 Kabupaten Barut 58.394 55.612 114.006 6 Kabupaten Sukamara 19.219 16.961 36.180 7 Kabupaten Lamandau 28.523 27.388 55.911 8 Kabupaten Seruyan 57.172 50.489 107.661 9 Kabupaten Katingan 69.480 63.569 133.049

10 Kabupaten Pulang Pisau 59.977 58.231 118.208

11 Kabupaten Gunung Mas 45.003 41.025 86.028

12 Kabupaten Bartim 43.089 42.066 85.155

13 Kabupaten Murung Raya 45.832 42.185 88.017

14 Kota Palangka Raya 91.072 92.729 183.801

JUMLAH 1.028.890 975.220 2.004.110

(7)

2) Angkatan Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah selama 5 (lima) tahun terakhir sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2002 sampai 2006 kondisi penduduk yang bekerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun jumlah pengangguran cukup tinggi pula, walaupun pada tahun 2004 angka pengangguran 70.359 jiwa mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun pada tahun 2006 justru menduduki angka tertinggi dari tahun 2002 sampai 2006 berjumlah 82.360 jiwa. Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan dalam tabel 2 - 4 berikut :

Tabel 2 – 4

Penduduk Angkatan Kerja Tahun 2002 – 2006 No Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 1 2 3 4 5 6 7 I. 1. 2. Angkatan Kerja Bekerja Mencari Kerja 890.595 840.851 47.744 876.052 803.989 72.062 871.738 801.379 70.359 905.916 825.353 80.563 954.838 872.478 82.360 II. 3. 4. 5. Bukan Angkatan Kerja. Sekolah Mengurus Rumah tangga Lainnya 643.601 300.352 279.102 64.147 558.761 291.839 230.149 36.773 598.259 298.010 263.939 36.310 600.695 302.367 247.141 50.914 598.289 306.212 241.298 50.779 JUMLAH 1.534.196 1.434.813 1.469.997 1.506.611 1.553.127

Keterangan : Pengangguran terdiri dari : 1. Mencari pekerjaan; 2. Mempersiapkan usaha;

3. Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan; 4. Sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

Kesempatan kerja dapat memberikan peluang untuk penyerapan pasar kerja, bila angkatan kerja yang tidak terserap merupakan masalah terjadinya pengangguran. Pada tahun 2006 terjadi pengangguran sebesar 5,30%.

Kalau dilihat pada persentase pengangguran, ada penurunan 0,04% dari tahun 2005 sebesar 5,34%, penurunan dimaksud karena jumlah angka bukan angkatan kerja menurun,

(8)

sedangkan angka pengangguran tidak tertampung meningkat 2,23%.

Sehingga jumlah penduduk yang seharusnya mendapat kesempatan kerja tidak tertampung oleh dunia kerja semakin besar. Selama kurun waktu tahun 2002 – 2006 sektor pertanian dan kehutanan merupakan sektor yang dominan bagi mata pencaharian penduduk Kalimantan Tengah, pada tabel 2 – 5 berikut dijelaskan urutan sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar tahun 2006 yaitu sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan sebesar 60,75%. Sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 12,64%. Sektor jasa kemasyarakatan sebesar 9,67%.

Tabel 2 – 5

Prosentase Penduduk yang Bekerja (10 tahun ke atas) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002 – 2006

Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan & Perikanan 2. Pertambangan dan

Penggalian

3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan

6. Perdagangan, Besar dan Eceran

7. Angkutan, Pergudangan, Komunikasi

8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah & Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan 10. Lainnya 510.223 29.337 52.411 422 19.013 97.149 35.299 3.724 92.911 362 491.291 23.653 47.185 713 19.401 106.316 36.108 4.112 74.446 764 473.845 26.891 48.042 1.165 21.572 102.996 42.601 3.463 80.668 136 492.026 23.438 40.565 670 23.127 10.282 308.403 3.133 96.900 809 530.031 29.271 40.587 1.348 32.603 110.333 38.821 4.888 84.409 187 JUMLAH 840.851 803.989 801.379 825.353 872.478

(9)

3) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Gambaran umum keadaan pendidikan di Kalimantan Tengah antara lain tercermin dari jumlah prasarana pendidikan (sekolah), murid dan guru tahun 2006/2007 jumlah sekolah menurut strata yaitu pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi menunjukkan peningkatan, sedangkan rasio murid terhadap guru cukup ideal dimana rata-rata seorang guru menangani tidak lebih dari 13 orang murid untuk tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan lanjutan.

Untuk memperjelas bagaimana gambaran pendidikan di Kalimantan Tengah banyaknya sekolah, murid dan guru menurut jenis dan status sekolah, data tersebut disajikan dalam Tabel 2 – 6

Tabel 2 – 6

Banyak Sekolah, Murid dan Guru

Menurut Jenis dan Status Sekolah Tahun 2006/2007

Jenis Sekolah Sekolah Murid Guru

1. Taman Kanak-kanak 2. Sekolah Dasar

3. Sekolah Dasar Luar Biasa 4. Sekolah Luar Biasa 5. Sekolah Menengah Pertama 6. Sekolah Menengah Umum 7. Sekolah Menengah Kejuruan 737 2.605 2 6 515 193 47 30.399 237.556 202 42 50.399 33.104 10.187 1.997 21.473 15 30 6.576 3.627 1.253 JUMLAH 4.105 361.889 34.971

Sumber data : Dinas Pendidikan Nasional Kalimantan Tengah Tahun 2006/2007, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui beberapa Program dan Kegiatan telah mengalokasikan dana sebesar Rp.46.730.694.200,00 untuk Tahun Anggaran 2007, tersebar di 13 Kabupaten dan satu Kota.

(10)

Selanjutnya keadaan pendidikan terdapat di Kalimantan Tengah disajikan dalam Tabel 2 – 7

Tabel 2 – 7

Banyak Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenis dan Status Sekolah Kalimantan TengahTahun 2006/2007

No. Kabupaten/Kota Sarana Pendidikan

(Sekolah) Murid Guru Rasio

1 Kobar 321 41.701 2.734 15,25 2 Kotim 503 103.918 3.815 27,23 3 Kapuas 690 59.005 6.014 9,81 4 Barsel 282 19.002 2.330 8,15 5 Barut 292 26.146 2.590 10,09 6 Sukamara 76 7.891 652 12,10 7 Lamandau 165 11.117 1.152 9,65 8 Seruyan 190 23.401 1.203 19,45 9 Katingan 340 32.005 2.303 13,89 10 Pulang Pisau 275 17.603 2.068 8,51 11 Gunung Mas 240 13.954 2.530 5,51 12 Bartim 213 17.283 1.663 10,39 13 Murung Raya 197 10.451 1.668 6,26 14 Palangka Raya 312 41.437 4.204 9,85 JUMLAH 4.097 975.220 34.926 11,21

Selain pendidikan nasional formal lainnya terdapat tabel di atas juga terdapat pendidikan luar biasa. Selanjutnya keadaan pendidikan luar biasa yang terdapat di Kalimantan Tengah disajikan dalam Tabel 2 – 8.

Tabel 2 – 8

Pendidikan Luar Biasa dan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006/2007

Sekolah Jumlah Murid Guru

1. Sekolah Dasar Luar Biasa 2. Sekolah Luar Biasa

2 6 202 42 15 30 JUMLAH 8 244 45

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

4) Kesehatan

Bidang kesehatan pemerintah telah melaksanakan

pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit dilengkapi dengan dokter dan para medis lainnya.

(11)

Tujuan Dimaksud untuk semaksimal mungkin pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemerintah menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan dana, sehingga tidak dapat memenuhi harapan masyarakat.

Kendatipun demikian sudah dapat meringankan kesulitan masyarakat di pedesaan khususnya masyarakat Kalimantan Tengah pada umumnya.

Untuk kedepan pemerintah mengupayakan berbagai terobosan bidang kesehatan antara lain penempatan dokter tiap puskesmas, puskesmas pembantu dan dokter spesialis di tiap rumah sakit. Gambaran kemajuan pembangunan bidang kesehatan dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 2 – 9

Banyak Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Bersalin dan Kapasitas Tempat Tidur

No. Kabupaten/Kota Rumah Sakit Umum Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin Kapasitas Tempat Tidur 1 Kobar 1 75 7 100 2 Kotim 1 115 1 75 3 Kapuas 1 143 1 72 4 Barsel 1 59 6 64 5 Barut 1 81 - 53 6 Sukamara 1 30 1 20 7 Lamandau 1 50 - 17 8 Seruyan 1 48 - 20 9 Katingan 1 65 - 20 10 Pulang Pisau 1 76 - 20 11 Gunung Mas 1 66 - 14 12 Bartim 1 53 - 24 13 Murung Raya 1 53 3 16 14 Palangka Raya 1 51 3 210 JUMLAH 14 965 21 725

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Untuk mengimbangi penyediaan sarana kesehatan telah menempatkan dokter, paramedis, bidan dan petugas kesehatan lainnya untuk melayani masyarakat dapat disajikan data sebagai berikut :

(12)

Tabel 2 – 10

Banyaknya Tenaga Kerja Kesehatan Menurut Kab/Kota Di Kalimantan Tengah

No. Kabupaten/Kota Dokter Bidan Perawat Apoteker Teknis Jumlah

1 Kobar 40 97 160 13 27 337 2 Kotim 47 147 256 17 20 487 3 Kapuas 31 259 251 12 10 563 4 Barsel 14 118 149 9 11 301 5 Barut 20 91 158 8 16 293 6 Sukamara 9 23 50 4 7 93 7 Lamandau 12 34 64 1 1 112 8 Seruyan 14 46 26 0 2 88 9 Katingan 23 61 97 5 6 192 10 Pulang Pisau 17 64 109 2 3 195 11 Gunung Mas 21 71 122 3 5 222 12 Bartim 16 81 117 7 12 233 13 Murung Raya 14 59 73 6 4 156 14 Palangka Raya 53 137 418 12 50 670 JUMLAH 331 1288 2050 99 174 3942

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

5) Peradilan

Kepolisian adalah satu penegak hukum dalam rangka memelihara dan mengamankan pembangunan.

Kewenangan polisi untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat sangat penting, oleh karena itu data kepolisian di Kalimantan Tengah dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 2 – 11 Banyaknya Kepolisian

Menurut Kab/Kota Di Kalimantan Tengah

No. Kabupaten/Kota Jumlah

1 Kobar 411 2 Kotim 516 3 Kapuas 485 4 Barsel 304 5 Barut 309 6 Sukamara 152 7 Lamandau 145 8 Seruyan 158 9 Katingan 234 10 Pulang Pisau 204 11 Gunung Mas 157 12 Bartim 234

(13)

No. Kabupaten/Kota Jumlah

13 Murung Raya 218

14 Palangka Raya 345

15 Mapolda Kalteng 1.717

JUMLAH 5.589

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

6) Keagamaan

Disisi lain bidang religius keagamaan sebagai salah satu unsur penting dalam pembangunan masyarakat untuk menjadi bangsa yang beriman dan penuh taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Komposisi penduduk menurut agama dengan keberadaan

sarana peribadatan di Kalimantan Tengah mengalami

pertumbuhan relative proporsional dengan pertambahan

penduduknya, banyak tempat ibadah menurut Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 2 – 12

Banyaknya Tempat Ibadah

Menurut Kab/Kota Di Kalimantan Tengah

No. Kabupaten/Kota Islam Protestan Katholik Hindu Budha Jumlah

1 Kobar 402 108 20 1 537 1.068 2 Kotim 529 101 29 11 4 674 3 Kapuas 836 148 25 640 - 1.649 4 Barsel 282 174 58 19 1 534 5 Barut 237 70 20 33 - 360 6 Sukamara 78 24 5 5 1 113 7 Lamandau 122 85 28 - - 235 8 Seruyan 162 208 3 2 - 375 9 Katingan 157 182 15 78 97 529 10 Pulang Pisau 323 114 - 33 - 470 11 Gunung Mas 26 199 8 35 - 268 12 Bartim 140 493 54 39 - 726 13 Murung Raya 135 84 54 13 - 286 14 Palangka Raya 230 96 3 - - 329 JUMLAH 3.659 2.086 322 909 640 7.616

(14)

7) Sosial Lainnya

Sehubungan berkembangnya tingkat teknologi informasi sehingga dapat menimbulkan dampak sosial lainnya.

Hal tersebut dapat disajikan data kesenjangan sosial di Kalimantan Tengah sebagai berikut :

Tabel 2 – 13

Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kab/Kota di Kalimantan Tengah

No. Kabupaten/Kota Anak

Terlantar Lanjut Usia Wanita Rawan Sosial Ekonomi Anak Nakal Jumlah 1 Kobar 1.162 572 246 33 2.013 2 Kotim 1.641 1.363 260 27 3.291 3 Kapuas 1.250 1.600 - 70 2.920 4 Barsel 2.423 166 - 37 2.626 5 Barut 755 475 900 119 2.249 6 Sukamara 1.145 502 - 770 2.417 7 Lamandau 1.552 854 36 127 2.569 8 Seruyan 1.693 476 - 29 2.198 9 Katingan 1.685 426 - - 2.111 10 Pulang Pisau 1.090 971 50 162 2.273 11 Gunung Mas 1.461 1.535 270 48 3.314 12 Bartim 735 451 485 - 1.671 13 Murung Raya 386 819 95 - 1.300 14 Palangka Raya 3.883 848 407 120 5.258 JUMLAH 20.861 11.058 2.749 1.542 36.210

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

8) Pertanian

Kontribusi sektor pertanian masih besar, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai lapangan pekerjaan. Sub sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan memegang peran penting dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di Kalimantan Tengah.

a) Sektor Tanaman Pangan

Pada tahun 2006 sub sektor tanaman pangan Kalimantan Tengah beberapa komoditi mengalami penurunan produksi disebabkan pengaruh musim kemarau panjang.

(15)

Komposisi tanaman pangan Kalimantan Tengah perlu

mendapat perhatian serius agar dapat ditingkatkan

produksinya.

Karena pola dan sistem pertanian di Kalimantan Tengah bersifat ladang berpindah dan pembakaran lahan. Disamping hal tersebut di atas pola tanam varietas unggulan dipergunakan berbeda, dilahan tadah hujan khusus tanaman padi.

Selanjutnya dapat disajikan tentang data pertumbuhan produksi pertanian.

Tabel 2 – 14

Produksi Hasil Pertanian Kalimantan Tengah (Ton) Tahun 2006 Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 1. Padi 2. Jagung 3. Ubi Kayu 4. Ubi Jalar 5. Kacang Tanah 6. Kacang Kedele 7. Kacang hijau 490.080 - 115.017 10.808 1.989 1.544 408 590.434 969 112.319 16.594 2.409 1.162 601 492.250 2.400 73.866 9.711 1.506 792 290 491.712 7.367 65.661 9.645 2.050 682 296 JUMLAH 619.846 724.488 580.815 577.413

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

b) Sektor Perkebunan

Pada tahun 2006 kondisi tanaman perkebunan sangat menjanjikan bagi investor berskala besar untuk menanamkan modal dibidang perkebunan karena alternatif lain penanaman modal bertahan lama dan resiko mudah bagi pengusaha.

(16)

Selanjutnya dapat disajikan tentang data produksi perkebunan Kalimantan Tengah sebagai berikut :

Tabel 2 – 15

Luas Perkebunan di Kalimantan Tengah (Hektare) Tahun 2006 Jenis 2002 2003 2004 2005 2006 1. Karet 2. Kelapa 3. Cengkeh 4. Kopi 5. Lada 6. Kakao 7. Jambu Mede 8. Kelapa Sawit 9. Pinang 10. Kemiri 11. Aren 12. Kapuk 13. Pisang Abaka 14. Jahe 15. Nilam 336.286,00 68.338,00 209,00 7.046,00 6.097,00 894,00 324,00 295.946,00 - - 339,00 - - 42,00 - 333.461,33 71.522,80 156,00 7.281 2.502,80 656,00 464,00 343.323,00 - - 108,20 - - 25,02 - 346.984,33 77.195,30 226,00 8.792,50 7.934,80 1.374,00 828,00 401.648,40 333,52 1.046,20 873,20 217,00 45,00 20,05 801,00 375.462,02 86.967,30 222,61 9.587,76 8.624,97 1.441,00 880,15 405.554,50 381,72 1.232,82 858,20 277,00 45,00 111,05 899,00 393.207,06 87.334,43 136,61 8.132,81 8.215,83 1.418,25 1.497,01 571.873,37 1.556,98 1.355,32 865,20 277,00 45,00 75,45 1.279,50 JUMLAH 715.521,00 1.475.021,15 2.323.340,45 3.215.885,55 4.293.155,37

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

c) Sektor Kehutanan

Kondisi produksi hasil hutan, khususnya kayu tidak dapat diandalkan lagi untuk menghasilkan devisa terbesar, kawasan hutan semakin berkurang dan adanya kebijakan pemerintah yaitu penertiban ilegal logging di Kalimantan Tengah tercermin dengan menurunnya hasil produksi kayu bulat. Penebangan kayu harus ada keseimbangan dengan lingkungan hidup.

Selanjutnya dapat disajikan tentang data produksi kehutanan Kalimantan Tengah sebagai berikut :

(17)

Tabel 2 – 16

Produksi Kayu Bulat di Kalimantan Tengah (m3) Tahun 2006

Tahun Target Realisasi %

2002 2003 2004 2005 2006 2.570.894,97 2.213.681,00 2.198.685,00 4.391.587,02 1.213.105,00 1.338.236,71 2.008.338,02 1.001.278,81 985.510,61 1.561.253,43 52,95 90,50 45,54 22,44 128,69 JUMLAH 12.587.952,99 19.482.570,57 340,12 Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

d) Sektor Peternakan

Sektor peternakan populasi ternak babi sampai dengan tahun 2006 merupakan jenis ternak dengan tingkat populasi tertinggi yaitu mencapai 320.100 ekor, sedangkan untuk jenis unggas, ayam buras merupakan jenis unggas terbanyak populasi dan dikonsumsi, sedangkan jenis ternak lainnya populasinya masih rendah.

Dilihat dari jumlah penduduk Kalimantan Tengah tahun 206 sebesar 2.004.110 jiwa, maka konsumsi rata-rata per jwa 5,31 ekor/tahun.

Selanjutnya dapat disajikan tentang data populasi ternak Kalimantan Tengah sebagai berikut :

Tabel 2 – 17

Populasi Ternak di Kalimantan Tengah Menurut Jenis Tahun 2006 Jenis Jumlah % Rata-Rata Konsumsi Per Jiwa/Tahun 1. Sapi Perah 2. Sapi Potong 3. Kerbau - 63.300 16.560 - 0,59 0,15 - 0,31 0,82

(18)

Jenis Jumlah % Rata-Rata Konsumsi Per Jiwa/Tahun 4. Kambing 5. Domba 6. Babi 7. Kuda 8. Ayam Buras 9. Ayam Telur 10. Ayam Ras 11. Itik 12. Kelinci 41.641 4.314 320.000 - 6.740.900 30.400 3.200.400 231.000 -0 0,38 0,04 3,00 - 63,39 0,28 30,05 2,16 - 2,04 0,21 15,97 - 336,35 1,56 159,69 11,52 - JUMLAH 10.648.105 100 100

Sumber data : BPS Kalteng Dalam Angka 2006.

e) Perikanan

Produksi perikanan untuk memnuhi kebutuhan

Kalimantan Tengah, masih terbesar produksi perikanan laut dibandingkan dengan produksi perikanan darat.

Karena perikanan darat sangat terpengaruh oleh faktor iklim sehingga ada kesulitan dikembangkan, seperti perikanan sistem keramba sangat di pengaruhi oleh pencemaran lingkungan akibat pertambangan emas liar disepanjang sungai Kalimantan Tengah.

Sedangkan sistem tambak belum ada yang mau menanamkan modalnya untuk itu secara besar.

Kebutuhan ikan sangat banyak untuk konsumsi karena harga ikan relatif terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah.

Selanjutnya dapat disajikan tentang data produksi perikanan Kalimantan Tengah sebagai berikut :

(19)

Tabel 2 – 18

Produksi Perikanan Menurut kabupaten/Kota Tahun 2006

No. Kabupaten/Kota Perikanan

Laut

Perikanan

Darat Keramba Jumlah

1 Kobar 8.244,70 655,50 546,00 9.446,20 2 Kotim 7.046,30 2.681,10 532,00 10.259,40 3 Kapuas 4.879,60 3.293,20 2.102,00 10.274,80 4 Barsel - 5.730,00 4.352,00 10.082,00 5 Barut - 1.020,00 482,00 1.502,00 6 Sukamara 2.891,40 99,50 - 2.990,90 7 Lamandau - 91,80 37,00 128,80 8 Seruyan 5.300,50 9.09,50 794,00 15.184,00 9 Katingan 10.588,60 1.401,40 - 11.990,00 10 Pulang Pisau 4.491,00 5.685,00 614,00 10.790,00 11 Gunung Mas - 238,10 175,00 413,10 12 Bartim - 238,40 - 238,40 13 Murung Raya - 160,40 446,00 606,40 14 Palangka Raya - 269,10 1.240,00 1.509,10 JUMLAH 43.442,10 30.653,00 11.320,00 85.415,10

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

9) Perkembangan Investasi

Penanaman modal asing yang disetujui Pemerintah mengalami kenaikan dari 2,58 milyar rupiah tahun 2001 menjadi 10,46 milyar rupih tahun 2005.

Untuk selanjutnya disajikan data penanaman modal asing dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2 – 19

Penanaman Modal Asing Menurut Sektor Ekonomi (Juta US$) Tahun 2006 2006 Jenis 2003 2004 2005 US$ Rp. % 1. Pertanian/ Perkebunan 700.697,37 765.680,43 1.000.380,43 1.864.141,93 774.475 23,27 2. Kehutanan 158.219,90 257.919,90 257.919,90 363.196,10 - 4,53 3. Perikanan - - 275 - 275 - 4. Pertambangan 2.465.570,7 5 2.470.270,7 5 2.470.270,75 2.745.701,75 - 34,27 5. Industri 1.276.774,3 6 1.996.774,3 6 2.186.774,36 1.996.670,56 217.913 24,92 6. Konstruksi - - - - 7. Perhotelan - - - -

(20)

2006 Jenis 2003 2004 2005 US$ Rp. % 8. Perumahan - 400 400 400 - - 9. Jasa-jasa Lainnya 1.032.341,9 3 1.036.292,9 3 4.546.891,93 1.039.772,72 37.334,55 12,98 JUMLAH 5.640.004,3 1 6.527.338,3 7 10.462.912,37 8.009.883,07 1.304.722

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Tabel di atas terlihat meningkat pertumbuhan penanaman modal asing di Kalimantan Tengah tahun 2006 sektor pertambangan menduduki tingkat tertinggi yang diminati investor asing yakni mencapai 34,27% disusul sektor industri 24,92%, sektor pertanian dan perkebunan 23,27%, sektor jasa-jasa lainnya 12,98% dan sektor kehutanan 4,5%.

Penanaman modal dalam negeri yang disetujui pemerintah menurut sektor ekonomi membaik. Tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 penanaman modal yang disetujui pemerintah 19,46 milyar rupiah, naik menjadi 22,99 milyar rupiah.

Pada tahun 2005 dan tahun 2006 naik menjadi 25,57 milyar rupiah dan dapat disajikan pada data sebagai berikut :

Tabel 2 – 20

Penanaman Modal Dalam Negeri Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2006 Jenis 2002 2003 2004 2005 2006 1. Pertanian/Perkebunan 7.749.792,86 7.749.792,86 7.756.948,78 10.306.352,04 12.625.016,54 2. Kehutanan 3.372.615,24 3.440.759,61 3.372.615,24 3.392.817,45 4.254.865,90 3. Perikanan 11.377,00 11.377 11.377,00 11.377 11.377 4. Pertambangan 11.310,66 11.310,66 18.110,66 174.862,16 267.162,16 5. Industri 4.725.371,65 7.725.371,35 7.725.371,65 7.725.371,65 7.565.089,42 6. Pengangkutan 17.593,00 17.593,30 17.593,30 17.593,30 17.593,00 7. Perumahan 16.000,00 16.000,00 16.000,00 16.000,00 - 8. Jasa-jasa Lainnya 175.430,68 175.430,68 542.633,75 644.385,25 901.751,55 JUMLAH 16.079.491,09 19.147.635,73 19.460.650,38 22.288.758,85 25.573.355,12

(21)

10) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2006 perekonomian Kalimantan Tengah nampak stabil, laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan 2000 dalam waktu lima tahun terakhir.

Tahun 2006 laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah telah mencapai sebesar 5,84% bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun sebelumnya. Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 sebesar 24.450,90 milyar rupiah atau meningkat 16,50% dari tahun sebelumnya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 terjadi kenaikan 5,84% dari tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 14.853,73 milyar rupiah. Tahun 2006 sektor

pertanian memberi sumbangan yang terbesar dalam

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto yaitu sebesar 35,32%, kemudian disusul secara berturut-turut oleh sektor perdagngan, sektor restoran dan hotel sebesar 18,07%, sektor jasa-jasa lainnya sebesar 11,30%, sektor industri pengolahan sebesar 8,44% dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,81%.

Tabel 2 – 21

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2001 - 2006 Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Harga Berlaku Harga Konstan

Tahun

(PDRB)/(Juta RP) Pertumbuhan (%) (PDRB)/(Juta RP) Laju Pertumbuhan (%) Laju

2001 12.316.807,86 12,17 11.304.871,77 2,95 2002 14.162.647,85 13,88 11.967.773,05 5,30 2003 15.705.030,28 10,89 12.555.484,20 4,91 2004 18.099.981,57 16,52 13.253.081,16 5,56 2005 20.983.169,93 14,66 14.034.632,14 5,90 2006 24.450.902,77 16,50 14.853.726,14 5,84

(22)

Untuk melihat gambaran tentang laju perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 sebesar Rp.24.450.902,77 tau meningkat sebesar 16,50% dari tahun sebelumnya. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 terjadi kenaikan sebesar 5,84% dari tahun sebelumnya yaitu harga sebesar Rp.14.853.726,14.

Tahun 2006 sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto yaitu sebesar 35,32%, kemudian perdagangan, restoran dan hotel 18,07%, sektor jasa-jasa lainnya 11,30%, sektor industri pengolahan 8,44%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,81%.

Tabel 2 – 22

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Persentase

(%)

Atas Dasar Harga

Konstan Persentase (%) 2001 5.143.663 9,65 4.721.579 0,66 2002 5.721.808 11,08 4.827.454 2,73 2003 6.721.777 17,59 5.371.714 11,27 2004 7.700.686 14,87 5.600.181 4,25 2005 8.653.608 12,08 5.712.387 2 2006 9.991.337 15,14 5.886.453 3,05

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Dari tabel di atas perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku pada tahun 2001 sampai tahun 2006 selalu mengalami kenaikan selama kurun waktu tersebut mengalami kenaikan paling rendah adalah tahun 2001 sebesar 9,65%, sedangkan pada tahun 2006 kenaikan Pendapatan Regional Per Kapita 15,14% yaitu dari 8,6 juta rupiah pada tahun 2005 menjadi 9,9 juta rupiah pada tahun 2006.

Demikian pula dengan Pendapatan Regional Per Kapita atas dasar harga konstan 2000 pertumbuhan selalu mengalami peningkatan dari tahun 2001 hingga tahun 2006.

(23)

Tahun 2001 Pendapatan Regional Per Kapita meningkat 0,66%, sedangkan pada tahun 2006 sebesar 3,05%. Untuk melihat laju perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut laporan usaha pada tahun 2005 dari dan 2006 dari masing-masing sektor menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel 2 – 23 berikut :

Tabel 2 – 23

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2005 - 2006 Tahun 2005 Tahun 2006 Lapangan Usaha (PDRB)/ (Juta RP) Laju Pertumbuhan (%) (PDRB)/ (Juta RP) Laju Pertumbuhan (%) 1. Pertanian 7.251.866,30 34,56 8.637.176,99 35,32 2. Pertambagan dan Pengalian 1.155.288,70 5,50 1.657.762,02 6,77 3. Indutri Pengolahan 1.955.765,05 9,32 2.062.743,64 8,44

4. Listrik dan Air Bersih 137.581,30 0,65 116.849,62 0,47

5. Bangunan/Konstruksi 1.047.961,33 4,99 1.223.372,53 5,00 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 4.168.611,32 19,86 4.417.485 18,07 7. Pengangkutan dan Telekomunikasi 1.751.546,70 8,34 2.398.388,64 9,80 8. Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 971.099,64 4,62 1.124.746,58 4,60

9. Jasa-jasa 2.543.509,58 12,12 2.762.028,74 11,30

JUMLAH 20.983.169,93 99,96 24.450.902,77 99,74

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Dari tabel di atas, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku pada tahun 2006 sebesar 24.450,90 milyar rupiah atau meningkat sebesar 16,50% dari tahun sebelumnya. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 terjadi kenaikan sebesar 5,84% dari tahun sebelumnya, yaitu harga sebesar 14.853,72 milyar rupiah.

Tahun 2006 sektor pertanian memberikan sumbangan tersbesar 35,32%, kemudian perdagangan, restoran dan hotel

(24)

18,07%, sektor jasa-jasa 11,30%, sektor industri pengolahan 8,44%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,81%.

Untuk melihat tentang laju perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut laporan usaha pada tahun 2005 dan tahun 2006 dari masing-masing sektor menurut lapran lapangan usaha dapat disajikan pada tabel 2 – 24 berikut :

Tabel 2 – 24

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2005 - 2006

Lapangan Usaha Tahun 2005 % Tahun 2006 %

1. Pertanian 5.296.802,32 5.575.031,85

2. Pertambagan dan

Pengalian 926.922,66 1.233.811,61

3. Indutri Pengolahan 1.244.961,46 1.214.446,19

4. Listrik dan Air Bersih 67.884,72 68.874,92

5. Bangunan/Konstruksi 546.570,41 697.333,86

6. Perdagangan,

Restoran dan Hotel 2.468.406,12 2.490.486,49

7. Pengangkutan dan

Telekomunikasi 1.041.063,60 1.128.188,46

8. Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan

614.068,29 660.349,38

9. Jasa-jasa 1.727.946,54 1.785.202,38

JUMLAH 14.034.632,14 14.853.726,14

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Dari tabel di atas, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku pada tahun 2006 sebesar 9.991.337 milyar rupiah atau meningkat sebesar 15,14% dari tahun sebelumnya.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 terjadi kenaikan 5.886.453 milyar rupiah atau meningkat 3,05% dari tahun sebelumnya. Tahun 2006 sektor pertanian

(25)

memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto yaitu 35,32%, kemudian perdagangan, restoran dan hotel 18,07%, jasa-jasa 11,30%, pengangkutan dan telekomunikasi 9,8% dan industri 8,44%.

11) Distribusi Pendapatan

Pembangunan suatu negara tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi saja, melainkan perlu pula memperhatikan azas pemerataan yang berkeadilan. Salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat pemerataan pendapatan penduduk dipakai Indeks Gini atau Gini Ratio dan ukuran pemerataan kriteria Bank Dunia.

Tabel 2 – 25

Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia dan Gini Ratio Tahun 1996 - 2006

Distribusi Pendapatan Kriteria Bank Dunia Tahun 40% Pendudukan Berpenghasilan Rendah 40% Pendudukan Berpenghasilan Sedang 20% Pendudukan Berpenghasilan Tinggi Gini Ratio 1996 23,96 37,94 38,10 0,240 1999 24,11 36,15 39,75 0,262 2000 23,48 41,11 35,41 0,252 2001 24,75 39,48 35,77 0,254 2002 23,82 40,59 35,59 0,255 2003 25,02 40,94 34,04 0,239 2004 23,83 41,02 35,15 0,255 2005 23,45 39,25 37,30 0,262 2006 25,31 42,06 32,63 0,230

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Berdasarkan tabel 2 – 25 persentase tingkat pemerataan

kriteria bank dunia 40 penduduk Kalimantan Tengah

berpenghasilan terendah pada tahun 1996 – 2000 dan 2006 memperoleh masing-masing 23,96, 23,48 dan 25,31 dan Indeks Gini 0,24 (1996), 0,25 (2000) dan 0,23 (2006) secara umum tingkat ketimpangan pendapatan penduduk Kalimantan Tengah termasuk dalam kategori rendah (baik).

(26)

Disisi lain salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah dari komposisi pengeluaran rumah tangga terhadap pengeluaran untuk makanan dan non makanan, semakin kecil persentase pengeluaran untuk makanan dibanding dengan non makanan dari total seluruh pengeluaran mengindikasikan semakin baik pula tingkat kesejahteraannya.

Tabel 2 – 26

Persentase Pengeluaran Rata-rata Per Kapita

Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan dan Non Makanan Tahun 1996 - 2006

Tahun Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan

1996 68,99 31,01 1999 73,14 26,86 2000 73,14 26,86 2001 73,37 25,63 2002 69,93 30,07 2003 70,08 29,92 2004 68,41 31,59 2005 65,65 34,35 2006 64,80 35,20

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Persentase rata-rata per kapita sebulan untuk makanan tahun 1996 sampai dengan 2006 (tabel 2 – 26) menunjukkan adanya perubahan membaik walaupun relatif kecil. Pada tahun 1996 dan konsumsi untuk makanan masih sebesar 68,99%, sekitar 31,01% nya untuk non makanan, kemudian tahun 2000 naik menjadi 73,14% dan terakhir tahun 2006 semakin membaik menjadi 64,80%, jika dirinci menurut jenis pengeluaran menurut kelompok (tabel 2 – 27) sebagai berikut :

(27)

Tabel 2 – 27

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita

Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan dan Non Makanan Menurut Kelompok Pengeluaran (Rp) Tahun 2006

Kelompok Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rp) Jenis Pengeluaran 60 60 – 79,99 80 – 99,99 100 – 149,99 150 – 199,99 1 2 3 4 5 6 A. Makanan 43.187 54.721 69.911 96.516 130.592 1. Padi-padian 23.077 21.683 30.543 31.889 38.717 2. Ubi-ubian - 1.258 1.598 1.409 1.449 3. Ikan 2.308 6.887 9.231 15.444 21.216 4. Daging - 443 135 2.100 4.164

5. Telur dan Susu 659 1.029 1.408 4.304 6.132

6. Sayur-sayuran 3.297 2.746 3.620 5.734 8.358

7. Kacang-Kacangan - 624 888 1.970 2.744

8. Buah-buahan 989 547 992 1.736 2.552

9. Minyak dan Lemak 1.648 3.135 3.057 4.602 5.650

10. Bahan Minuman 4.615 4.474 5.572 7.279 9.259

11. Bumbu-bumbuan 3.297 3.528 3.549 3.594 4.805

12. Konsumsi Lainnya - 673 1.573 2.733 4.177

13. Makanan Yg Sudah Jadi - 2.673 2.227 3.372 5.657

14. Minuman Ber Alkohol - - - 20 47

15. Tembakau dan Sirih 3.297 5.022 5.517 10.330 15.664

A. Non Makanan 9.663 16.917 21.634 33.037 46.556

1. Perumahan dan B. Bakar 4.000 12.245 13.662 19.532 130.592

2. Aneka Barang dan Jasa 1.923 1.312 2.675 4.391 26.275

3. Biaya Pendidikan 641 1.094 1.540 2.231 6.774

4. Biaya Kesehatan 1.571 193 816 1.116 2.858

5. Pakaian dan Alas Kaki 1.282 1.508 1.950 3.242 1.854

6. Barang Tahan Lama 192 393 734 1.416 4.341

7. Pajak dan Asuransi 54 52 56 205 2.773

8. Keperluan Pesta - 119 201 904 408

JUMLAH 52.850 71.638 91.544 129.554 177.148

Sumber data : BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2006.

Pada tahun 2001 dan 2006 jenis padi-padian komoditas terbesar yang dikonsumsi dari total konsumsi makanan. Sedangkan untuk konsumsi golongan non makanan, komoditas untuk perumahan dan bahan bakar, penerangan dan air merupakan konsumsi terbesar dari total konsumsi non makanan.

(28)

12) Keuangan Daerah

Realisasi penerimaan daerah sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 terus meningkat dari 343,24 milyar rupiah menjadi 565,96 milyar rupiah.

Sedangkan realisasi pengeluaran rutin dan pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2002 sampai 2004 mengalami kenaikan dari 220,5 milyar rupiah menjadi 521,3 milyar rupiah yang terdiri dari pengeluaran rutin 246,8 milyar rupiah dan pengeluaran untuk pembangunan 274,5 milyar rupiah.

a. Dasar Penyusunan APBD

Penyusunan APBD tahun 2007 tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional, ekonomi global yang tentunya sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu pemerintah daerah harus membuat kebijakan anggaran daerah yang bertumpu pada kondisi nyata di daerah.

APBD Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 disusun berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 tahun 2006 sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu pengeluaran diarahkan dan dilaksanakan dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip efektivitas, efisien, dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel) serta sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan, terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program dan target kegiatan serta fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan APBD tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1) Sistem Perbankan

Bank di Kalimantan Tengah dapat dikelompokkan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berdasarkan

(29)

kegiatan usahanya masing-masing dibedakan menjadi Bank Konvensional dan Bank Syariah.

Dari statusnya, Bank Umum terdiri dari devisa dan bukan devisa, sementara itu pengelompokkan kantor Bank tidak mengikuti status kantor pusatnya, melainkan sesuai dengan status kantor Bank yang bersangkutan.

Menurut kepemilikannya, Bank Umum dikelompokkan ke dalam kelompok Bank Pemerintah, Bank Pembanguna Daerah, Bank Swasta Asing/Campuran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terdiri dari :

1. Bank Perkreditan Rakyat 2. Badan Kredit Desa 3. Bukan Bank Kredit Desa

4. Lembaga Dana Kredit Pedesaan.

Jumlah Bank, Kantor Bank dan Perusahaan Pembiayaan dapat disajikan pada tabel I - 1

Tabel I – 1

Jumlah Bank, Kantor Bank dan Kantor Cabang, Serta Jumlah Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Status Kepemilikan dan

Kegiatan Usaha di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Jumlah Bank Umum :

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

A. Bank Umum Pusat 1 1 1 1 1 1

1. Bank Devisa - - - -

a. Bank Pemerintah - - - -

b. Bank Pemerintah Daerah - - - -

c. Bank Swasta Nasional - - - -

d. Bank Asing/Campuran - - - -

2. Bank Non Devisa 1 1 1 1 1 1

a. Bank Pemerintah - - - -

b. Bank Pemerintah Daerah 1 1 1 1 1 1

c. Bank Swasta Nasional - - - -

(30)

1 2 3 4 5 6 7

B. Bank Umum Kantor/Cabang 78 80 82 83 95 94

1. Bank Devisa 59 59 61 61 70 69

a. Bank Pemerintah 53 53 55 56 64 64

b. Bank Pemerintah Daerah - - - -

c. Bank Swasta Nasional

d. Bank Asing/Campuran - - - -

2. Bank Non Devisa 19 21 21 22 25 25

a. Bank Pemerintah - - - -

b. Bank Pemerintah Daerah 19 21 21 22 25 25

c. Bank Swasta Nasional - - - -

d. Bank Asing/Campuran - - - -

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 1 1 1 1 1

a. Jumlah Kantor 1 1 1 1 1 1

4. Bank Syariah/Bank Umum

a. Jumlah Bank - - - 1 1 1 b. Jumlah Kantor - - - - 5. Bank Perkreditan - - - - a. Jumlah Bank - - - - b. Jumlah Kantor - - - - 6. Non Bank - - - - a. Perusahaan Pembiayaan - - - -

Sumber data : BI Palangka Raya tahun 2007.

b. Jumlah Kantor Bank Umum :

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah Kantor Bank Umum

Menurut Status Kepemilikan

46 47 49 51 61 61

a. Bank Pemerintah 21 20 22 23 30 30

- Kantor Pusat - - - -

- Kantor Cabang 14 14 14 14 14 14

- Kantor Cabang Pembantu 5 5 7 7 7 7

- Kantor Kas 2 1 1 2 9 9

b. Bank Pemerintah Daerah 19 21 21 22 25 25

- Kantor Pusat 1 1 1 1 1 1

- Kantor Cabang 6 6 6 6 8 8

- Kantor Cabang Pembantu 10 11 11 12 13 13

- Kantor Kas 2 3 3 3 3 3

c. Bank Swasta Nasional 6 6 6 6 6 6

(31)

1 2 3 4 5 6 7

- Kantor Cabang 4 4 4 4 5 5

- Kantor Cabang Pembantu 2 2 2 2 1 1

- Kantor Kas - - - -

d. Bank Asing/Campuran

- Kantor Pusat - - - -

- Kantor Cabang - - - -

- Kantor Cabang Pembantu - - - -

- Kantor Kas - - - -

Sumber data : BI Palangka Raya tahun 2007.

2) Kegiatan Perbankan

Pinjaman yang diberikan Bank Umum dalam publikasi ini diklarifikasi berdasarkan lokasi proyek dan tidak termasuk pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk (konsep nett).

Simpanan dalam publikasi ini tidak termasuk simpanan milik pemerintah pusat dan bukan penduduk (konsep nett). Simpanan milik pemerintah pusat dan bukan penduduk (konsep nett) dicatat pada memorandum items.

Jumlah aktiva yang dicantumkan dalam tabel adalah aktiva neto dengan menghitung sebagai berikut :

- Apabila antar kantor aktiva lebih kecil dari antar kantor pasiva maka aktiva neto diperoleh dari jumlah aktiva dikurangi dengan antar kantor aktiva.

- Namun apabila antar kantor pasiva lebih kecil dari antar kantor aktiva maka aktiva neto diperoleh dari jumlah aktiva dikurangi dengan antar kantor pasiva.

Untuk melihat aktiva yang dicantumkan dalam tabel, maka disajikan tabel II – 1 sebagai berikut :

(32)

Tabel II – 1

Jumlah Aktiva Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut Kelompok Bank dan Daerah Tingkat II Kalimantan Tengah

Akhir Periode 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

1. Rupiah 3.156.571 3.599.196 4.180.875 5.241.648 6.758.025 6.758.025

a. Bank Pemerintah 2.774.078 3.153.656 3.691.628 4.751.037 6.177.531 6.117.531

b. Bank Swasta Nasional 382.493 445.540 489.247 490.611 580.494 580.494

c. Bank Asing/Campuran - - - -

d. Bank Perkreditan Rakyat - - - -

2. Valas 173.778 179.193 115.222 141.137 92.473 92.473

a. Bank Pemerintah 164.285 170.144 110.782 135.090 85.380 85.380

b. Bank Swasta Nasional 9.493 9.049 4.440 6.047 7.093 7.093

2. Valas 173.778 179.193 115.222 141.137 92.473 92.473

c. Bank Asing/Campuran - - - -

d. Bank Perkreditan Rakyat - - - -

3. Jumlah 3.330.349 3.778.389 4.296.097 5.382.785 6.850.498 6.850.498

a. Bank Pemerintah 2.938.363 3.323.800 3.802.410 4.886.127 6.262.911 6.262.911

b. Bank Swasta Nasional 391.986 454.589 493.687 496.658 587.587 587.587

c. Bank Asing/Campuran - - - -

d. Bank Perkreditan Rakyat - - - -

4. Menurut Dati II ( Rupiah dan 3.330.349 3.778.389 4.296.097 5.382.785 6.850.498 6.850.498

Valas)

a. Kota Palangka Raya 1.162.690 1.333.351 1.522.900 2.140.077 2.633.531 2.633.531

b. Kab. Kapuas 241.893 300.337 353.891 454.622 530.034 530.034

c. Kab. Kotim 1.059.608 1.187.739 1.330.402 1.533.501 1.822.639 1.822.639

d. Kab. Kobar 608.663 640.472 707.719 760.529 1.081.906 1.081.906

e. Kab. Barito Utara 148.303 174.388 196.487 221.230 385.807 385.807

f. Kab. Barito Selatan 109.192 142.102 184.698 272.826 396.581 396.581

g. Kab. Lainnya - - - -

Sumber data : BI Palangka Raya tahun 2007.

3) Perdagangan Internasional

Bagian perdagangan internasional menurut statistik perdagangan internasional yang meliputi kegiatan ekspor dan impor barang-barang di daerah yang bersangkutan dengan mitra dagang utamanya. Data tersebut dapat disajikan berdasarkan pengelompokkan ekspor non migas yang didasarkan the harmonicci commodity description and coding system sebagai berikut :

(33)

Tabel III – 1

Ekspor Non Migas Menurut Kelompok Barang Di Provinsi Kalimantan Tengah

Kelompok Barang 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

1. Binatang Hidup, Produk Hewan :

- Nilai 2.630,26 2.302,07 1.783,41 1.939,28 2.418,53 346,01

- Volume 852,44 688,64 607,31 263,11 314,12 -

2. Produk Nabati :

- Nilai 3.786,40 2.325,23 2.153 4.610,63 6.441,14 242,17

- Volume 6.659,07 3.060,85 2.472,41 10.998,24 17.990,50 2.301,83

3. Lemak, Minyak dan Makan :

- Nilai - 7.584,50 23.916,05 44.287,53 61.359,66 -

- Volume - 18.100 57.263,96 125.849,83 164.801,50 -

4. Makanan, Minuman Keras dan Tembakau : - Nilai - - - - - Volume - - - - 5. Produk Mineral : - Nilai 30,02 42,14 1.832,41 11.818,49 32.607,36 2.279,85 - Volume 294,32 555,64 67.559,13 213.434,84 276.840,97 42.479,44

6. Produk Industri Kimia dan Indus - tri Sejenis :

- Nilai 3.959,07 253,18 63,24 - 1.745,70 -

- Volume 668,86 345,88 118,01 - 5.634,47 -

7. Plastik, Karet dan Barang dari Plastik dan Karet :

- Nilai 12.423,30 33.138,18 59.627,36 97.307,53 149.355,77 9.394,16

- Volume 17.647,50 35.886,22 51.058,33 74.661,86 78.707,67 5.880,56

8. Kulit dan Barang dari Kulit :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

9. Kayu, Barang dari Kayu dan Anyaman :

- Nilai 34.425,24 37.097,45 32.364,13 105.672,67 99.980,73 10.511,41

- Volume 94.275,63 98.015,32 66.480,03 161.492,68 135.487,97 10.897,62

10.Pulp, Kertas dan Barang dari Kertas :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

11.Tekstil dan Barang dari Tekstil :

- Nilai 20,92 - - - - -

(34)

Kelompok Barang 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

12.Alas Kaki, Tutup Kepala, Pa- Yung dan Bunga Tiruan :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

13.Barang dari Batu, Semen, Gibs, Asbes, Kaca, Mika dan Produk Keramik :

- Nilai 0,09 - - - - -

- Volume 0,19 - - - - -

14.Mutiara, Batu Permata, Logam Mulia dan Perhiasan Imitasi :

- Nilai - - 2.441,85 - - -

- Volume - - 0,20 - - -

15.Logam Tidak Mulia dan Barang Terbuat dari Logam Tidak Mulia :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

16.Mesin, Pesawat Mekanik, Per- lengkapan elektronik dari Bagiannya :

- Nilai 82,68 - - - - -

- Volume 33,02 - - - - -

17.Kendaraan, Pesawat Terbang, Kendaraan dan

Perlengkapannya :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

18.Alat Optik, Fotograp, Musik, Ke- dokteran dan Bedah :

- Nilai 64,81 23,50 - - - -

- Volume 13,68 19,78 - - - -

19.Senjata dan Amunisi, Bagian dan Perlengkapannya :

- Nilai - - - -

- Volume - - - -

20.Berbagai Barang Hasil Pabrik :

- Nilai 6,70 0,65 10,32 - - -

- Volume 7,41 0,13 16 - - -

21.Karya Seni, Barang Koleksi dan Barang Antik :

- Nilai - - - -

(35)

Kelompok Barang 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 JUMLAH - Nilai 57.429,47 82.766,89 124.191,77 265.636,12 353.908,89 22.773,60 - Volume 120.456,8 4 156.672,4 5 245.757,39 586.700,56 679.777,19 61.597,27

Sumber data : BI Palangka Raya tahun 2007.

4) Harga - harga

Menurut perkembangan harga eceran di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia (KBI) yang merupakan indeks harga sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Sejak jauari tahun 2004 perhitungan Indeks Harga Kelompok (IHK) dilakukan berdasarkan tahun 2002 = 100. Dalam perhitungan Indeks Harga Kelompok (IHK) jenis barang dan jasa yang dicatat bervariasi antara 283 – 397 komoditas per kata dan secara keseluruhan terdiri dari 744. komoditas yang kemudian diklasifikasikan menjadi 7 kelompok, yaitu :

1. Bahan Makanan;

2. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; 3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; 4. Sandang;

5. Kesehatan;

6. Pendidikan, rekreasi dan olah raga;

7. Transort, komunikasi dan jasa keuangan.

Untuk gambaran tersebut di atas disajikan tabel IV – 1 sebagai berikut :

Tabel IV – 1

Indeks Harga Konsumen di Kota Sampit

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

1. Binatang Hidup, Produk Hewan :

- Indeks 10,92 102,95 110,73 122,36 137,67 142,70

- Perubahan Bulanan (%) - 0,31 0,80 (0,58) 0,28 3,66

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok : dan Tembakau :

(36)

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 - Indeks 105,84 105,79 116,45 122,92 130,44 130,66 - Perubahan Bulanan (%) - 0,20 2,10 (0,26) 0,03 0,17 3. Perumahan : - Indeks 103,30 116,39 119,15 138,48 146,37 148,58 - Perubahan Bulanan (%) - 0,37 0,35 0,51 (0,95) 1,51 4. Sandang : - Indeks 104,28 114,37 123,37 127,82 133,93 134,79 - Perubahan Bulanan (%) - 1,28 0,08 0,66 - 0,65 5. Kesehatan : - Indeks 105,49 111,01 111,10 120,45 124,59 124,59 - Perubahan Bulanan (%) - - (0,19) 5,77 - -

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga :

- Indeks 100,98 105,27 108,90 116,07 116,20 116,58

- Perubahan Bulanan (%) - 0,11 0,42 0,06 0,10 0,33

7. Transport dan Komunikasi :

- Indeks 103,23 104,15 113,42 152,14 152,56 152,63

- Perubahan Bulanan (%) - - - - 0,12 0,04

8. Total :

- Indeks 104,50 107,09 114,23 127,82 137,73 140,40

- Perubahan Bulanan (%) - 0,32 0,79 0,05 (0,05) 1,94

Sumber data : BI Palangka Raya tahun 2007.

5) Penanaman Modal

Menurut perkembangan statistik penanaman modal yang meliputi rencana Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang disetujui pemerintah di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berkedudukan di ibukota provinsi.

PMDN dan PMA tersebut dikategorikan lebih lanjut menurut sektor ekonomi yang dibuat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) khususnya PMA disajikan pula menurut negara asalnya.

PMDN diatur dalam undang-undang Nomor : 6 tahun 1968 tentang PMDN, sedangkan PMA diatur dalam undang-undang

(37)

Nomor : 1 tahun 1967 tentang PMA, data tersebut disajikan dalam tabel V – 1 berikut :

Tabel V – 1

Persetujuan Rencana Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Ekonomi Di Provinsi Kalimantan Tengah

(Juta Rupiah)

Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

I. Pertanian, Kehutanan dan Peri-

Kanan : 176.844 - - - - -

1. Tanaman Pangan dan Perkebunan - - - -

2. Peternakan - - - - 3. Kehutanan 176.844 - - - - - 4. Perikanan - - - - II. Pertambangan - - - - III. Industri 491.903 138.596 62.296 - 231.000 - 1. Makanan. 491.903 138.596 - - - - 2. Tekstil. - - - -

3. Barang Kulit Dan Alas Kaki. - - - -

4. Kayu. 176.844 - - - - -

5. Kertas dan Percetakan. - - - -

6. Kimia dan Farmasi. - - - - 231.000 -

7. Karet dan Plastik. - - 62.296 - - -

8. Material Non Logam. - - - -

9. Logam, Mesin dan Elektronik. - - - -

10. Instrumen, Kedokteran,

Presisi dari Optik dan Jam. - - - -

11. Kendaraan Bermotor dan

Alat Transportasi Lainnya. - - - -

12. Lainnya. - - - -

IV. Listrik, Gas dan Air. - - - -

V. Konstruksi. - - 149.755 - - -

VI. Perdagangan Reparasi. - - - -

VII. Hotel dan Restoran. - - - -

VIII.Transportasi, Gudang dan

Komunikasi. - - 42.445 - - -

IX. Perumahan, Kawasan Industri

dan Perkantoran. - - - -

X. Jasa Lainnya. - - - -

JUMLAH 491.903 315.440 254.496 - 231.000 -

(38)

Tabel V – 2

Persetujuan Rencana Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Ekonomi Di Provinsi Kalimantan Tengah

(Ribu US$)

Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7

I. Pertanian, Kehutanan dan Peri-

Kanan : 8.556 - - - - -

1. Tanaman Pangan dan Perkebunan - - - - 2. Peternakan - - - - 3. Kehutanan 8.556 - - - - - 4. Perikanan - - - - II. Pertambangan - 468 - - - - III. Industri 337 17.511 - - - - 1. Makanan - 10.011 - - - - 2. Tekstil - - - -

3. Barang Kulit Dan Alas Kaki - - - -

4. Kayu 337 7.500 - - - -

5. Kertas dan Percetakan - - - -

6. Kimia dan Farmasi - - - -

7. Karet dan Plastik - - - -

8. Material Non Logam - - - -

9. Logam, Mesin dan Elektronik

- - - -

10. Instrumen, Kedokteran,

Presisi dari Optik dan Jam. - - - -

11. Kendaraan Bermotor dan

Alat Transportasi Lainnya. - - - -

12. Lainnya - - - -

IV. Listrik, Gas dan Air - - - -

V. Konstruksi - - - -

VI. Perdagangan Reparasi - - - - 250 -

VII. Hotel dan Restoran - - - -

VIII.Transportasi, Gudang dan

Komunikasi - - - -

IX. Perumahan, Kawasan Industri

dan Perkantoran - - - -

X. Jasa Lainnya 10 200 - - - -

JUMLAH 8.903 18.179 - - 250 -

(39)

Produksi perikanan untuk memnuhi kebutuhan Kalimantan Tengah, masih terbesar produksi perikanan laut dibandingkan dengan produksi perikanan darat.

Karena perikanan darat sangat terpengaruh oleh faktor iklim sehingga ada kesulitan dikembangkan, seperti perikanan sistem keramba sangat di pengaruhi oleh pencemaran lingkungan akibat pertambangan emas liar disepanjang sungai Kalimantan Tengah.

b. Dasar Penyusunan APBD

Penyusunan APBD Tahun 2007 tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional, ekonomi global yang tentunya sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Daerah. Untuk itu Pemerintah Daerah harus membuat kebijakan Anggaran Daerah yang bertumpu pada kondisi nyata di Daerah.

APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007 disusun berdasarkan kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja), yaitu pengeluaran diarahkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi, dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel) serta sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program dan target kegiatan serta fungsi masing-masing instansi.

Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan APBD Tahun 2007, adalah sebagai berikut :

- Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV Tahun 2007 menunjukan pertumbuhan yang positif (y-o-y). Produk Domestik Regional Bruto (atas dasar harga konstan tahun 2000) Provinsi Kalimantan Tengah pada Triwulan IV Tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 1,21% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Disisi produksi,

(40)

perekonomian yaitu sebesar 45,80%, disusul sektor perdagangan, hotal dan restoran 17,54% dan sektor jasa-jasa 12,08%.

Pada triwulan laporan sektor keuangan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 17,57% (y-o-y), disusul sketor pertambangan 8,42% dan jasa-jasa 6,55%.

Namun jika ditinjau dari sumbangannya, maka sektor jasa-jasa memberi sumbangan terbesar kepada pertumbuhan yaitu sebesar 0,79%. Sedangkan sektor pertanian yang merupakan sektor dominasi justru mengalami penurunan sebesar 0,29%. Sementara jika ditinjau dari jenis penggunaan, PDRB Provinsi Kalimantan Tengah Masih didominasi oleh konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga yang mencapai 49,69%. Sedangkan konsumsi oleh pemerintah konstribusinya mencapai 16,43%.

Kedua jenis kontribusi tersebut banyak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tercatat pertumbuhannya masing-masing sebesar 3,62% dan 5,51%. (sumber data : laporan bank indonesia palangkaraya Tahun 2007)

- Tingkat Inflasi

Laju inflasi Kalimantan Tengah (gabungan Palangkaraya dan Sampit) mulai meningkat pada triwulan IV Tahun 2007. tecatat inflasi Kalimantan Tengah sebesar 3,18% (q-t-q) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan III Tahun 2007 sebesar – 0,24% (q-t-q). Secara kumulatif inflasi sampai dengan triwulan IV Tahun 2007 tercatat sebesar 7,73% (year to date/y-t-d).

Diterminan inflasi terutama berasal dari sisi penawaran yatiu kenaikan harga bahan makanan terutama sayur-sayuran dan ikan segar akibat kemarau yang berkepanjangan. Komoditi ikan segar yang harganya meningkat cukup besar antara lain adalah ikan baung, gabus dan saluang yang merupakan ikan paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Kalimantan Tengah.

(41)

Ditinjau dari Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah yang dihitung inflasinya yaitu Kota Palangkaraya dan Kabupaten Sampit, secara triwulan inflasinya tercatat masing-masing sebesar 3,93% (q-t-q) dan 1,75% (q-t-q), sementara inflasi nasional tercatat sebesar 2,44% (q-t-q).

- Perbankan

secara umum perkembangan perbankan di Kalimantan Tengah sampai triwulan IV Tahun 2007 terus menunjukan perbaikan. Jumlah bank umum yang beroperasi di Kalimantan Tengah bertambah satu bank dengan beroperasinya PT. Bank Central Asia menjadi 9 bank umum.

Total aset perbankan Kalimantan Tengah tercatat Rp.6.850,50 milyar, mengalami pertumbuhan 27,27% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan Kalimantan Tengah meningkat cukup besar menjadi Rp.5.509,76 milyar atau 34,08%.

Sementara itu, kredit yang berhasil disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Tengah hanya meningkat 20,93% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp.2.576,25 milyar. Laju pertumbuhan kredit yang lebih rendah dari pertumbuhan penghimpunan dana ini membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sehingga menjadi 46,76% dari 51,84% tahun yang lalu.

Kredit yang disalurkan kepada sektor yang dominan yaitu sektor pertanian secra umum dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu masing-masing sebesar 60,10% dan 22,01% dibandingkan tahun 2005.

Kedua sektor tersebut merupakan sektor dengan resiko yang relatif rendah karena harga produk di kedua sektor tersebut

(42)

frekuensinya relatif rendah dan meskipun dipengaruhi oleh cuaca, tetapi kredit yang dikucurkan untuk sektor pertanian sebagian besar kepada usaha perkebunan yang produkstivitasnya relatif stabil.

- Kajian Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomi Provinsi Kalimantan Tengah diukur dari produk domestik regional bruto berdasarkan harga konstan tahun 2000. pada triwulan IV Tahun 2007 tercatat mengalami petumbuhan sebesar 1,21% (y-o-y) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2005.

Dari sisi produksi, ditinjau dari sumbangan tiap-tiap sektor maka sektor pretanian dalam arti luas masih menjadi konstributor utama dalam perekonomian dengan nilai sumbangan sebesar 45,80% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,54% dan sektor jasa-jasa 12,08%.

Oleh karena itu apabila terjadi penurunan pada

sektor-sektor tersebut maka akan sangat berpengaruh pada

perekonomian umum. Sebagaimana terjadi pada triwulan laporan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sektor yang menjadi kontributor utama yaitu sektor pertanian mengalami penurunan 0,29%. Meskipun relatif kecil tetapi penurunan di sektor ini cukup menghambat laju pertubuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Sementara itu jika dilihat dari sisi jenis penggunaan, konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah masih menjadi motor penggerak utama dalam perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah.

Konsumsi barang kebutuhan masyarakat Kalimantan Tengah sebagian besar dipenuhi oleh barang-barang dari luar Provinsi Kalimantan Tengah yaitu antara lain dari Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan), Semarang dan Surabaya sehingga

(43)

menyebabkan Provinsi Kalimantan Tengah mengalami Net Impor yang cukup besar.

Daerah penyumbang PDRB Provinsi Kalimantan Tengah terbesar adalah Kabupaten Kotawaringin Timur diikuti oleh

Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Barat.

Sementara Kota Palangkaraya berada diurutan ke-5 dari 6 Kabupaten/Kota induk di Provinsi Kalimantan Tengah. (data diambil dari laporan Bank Indonesia Palangkaraya Tahun 2007)

Oleh karenanya APBD Tahun 2007 secara riil tetap diupayakan mencerminkan niat Pemerintah Daerah untuk pemulihan ekonomi Daerah dan memenuhi kehendak masyarakat untuk melakukan

perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan Daerah yang diselaraskan dengan prinsip keadilan dan kehati-hatian dalam pengalokasian dan pengelolaan Anggaran Daerah.

2.2. KEBIJAKAN KEUANGAN

Sampai saat ini aktivitas dan kegiatan telah kita lakukan, namun berapapun yang telah kita capai tersebut belum sepenuhnya dapat memuaskan kita.

Selanjutnya dihubungkan dengan tekad kita bersama untuk menetapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) mulai tahun anggaran 2007 dicanangkan untuk dilaksanakan secara konsekwen dan telah diadakan penandatanganan kerjasama dengan para Bupati/Walikota. Maksud tersebut untuk menciptakan pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)

Oleh karena itu setiap anggaran belanja yang diusulkan didasarkan pada :

1. Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis, Arah dan Kebijakan Umum APBD. Tujuan-tujuan dirumuskan secara terukur berdasarkan indikator kinerja yang akan digunakan.

Gambar

Tabel  2 – 11  Banyaknya Kepolisian
Tabel  di  atas  terlihat  meningkat  pertumbuhan  penanaman  modal  asing  di  Kalimantan  Tengah  tahun  2006  sektor  pertambangan  menduduki  tingkat  tertinggi  yang  diminati  investor  asing  yakni  mencapai  34,27%  disusul  sektor  industri  24,92
Tabel  II – 1
Tabel  III – 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Berdasarkan Pasal 295 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Perubahannya Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

Renja disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan

1) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. 2) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun

Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Surat Menteri Negara

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Tegal disusun dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota