• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan pelayanan yang bermanfaat. Hal ini menggambarkan tentang atmosfer dan karakteristik pada sebuah institusi. Bagi mahasiswa, hal ini memiliki akibat yang signifikan pada bagaimana, mengapa dan apa yang mereka pelajari (Genn & Harden, 1986 cit Rahayu, 2006). Kualitas dari situasi pembelajaran merefleksikan kualitas dari kurikulum, pengajaran, dan pertimbangan belajar serta pengembangan tujuan mahasiswa sebagai perawat pelaksana (O’Brien et al., 2008).

The World Federation for Medical Education (WFME) mengungkapkan bahwa lingkungan belajar adalah salah satu target untuk evaluasi program pendidikan kedokteran (WFME, 1998 cit Abraham, 2007). Lingkungan belajar di beberapa sekolah kedokteran dianggap penting untuk manajemen pembelajaran yang efektif (Genn, 2001). Sebuah penelitian tentang lingkungan belajar adalah salah satu langkah awal yang diambil selama perubahan kurikulum (Skilbeck, 1976 cit Abraham, 2007).

Mahasiswa diperkenalkan dengan metode pembelajaran dalam bentuk tutorial dalam diskusi kelompok kecil, kuliah, praktikum dan keterampilan medik melalui inovasi pendidikan dengan menggunakan pendekatan berbasis masalah (PBL)

(2)

secara penuh.Strategi pembelajaran berbasis masalah (PBL) melatih kemahiran mahasiswa atas pengetahuan, keahlian memecahkan masalah, strategi pembelajaran mandiri dan kemampuan berpartisipasi dalam kelompok kecil (Sari, 2008). Persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar juga dianggap memengaruhi perilaku mereka (Till, 2004).

Perilaku mahasiswa dalam hal ini salah satunya adalah motivasi. Motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran menjadi hal yang sangat penting karena merupakan akibat dari situasi pembelajaran yang dialami mahasiswa tersebut. Selain itu, motivasi dapat mendorong tingkah laku belajar dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Tanpa adanya motivasi, tidak akan timbul suatu perbuatan belajar. Motivasi merupakan bagian yang integral dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran selain itu motivasi juga menjadi salah satu faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang bermotivasi adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada diri mahasiswa (Hamalik, 2005 cit Rahayu, 2009).

Program studi Ilmu Keperawatan yang berdiri pada tahun 1998, hingga kini telah mengalami satu kali perubahan kurikulum. Dimulai dengan semi PBL yang telah dipakai sejak berdirinya PSIK UGM kemudian beralih ke full PBL yang diterapkan pada tahun 2008. Perubahan kurikulum tersebut tentunya berpengaruh pada situasi pembelajaran yang dialami baik oleh pendidik maupun mahasiswa. Salah satu perubahannya adalah mahasiswa kini memakai metode Student Centered Learning yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dalam belajar atau sebagai adult learner berbeda dengan sebelumnya yang cenderung masih

(3)

mendapat arahan atau bimbingan dari dosen kecuali saat diskusi tutorial dimana di dalamnya mahasiswa telah belajar mandiri dalam memecahkan kasus.

Penulis melakukan wawancara tak terstruktur terhadap 6 mahasiswa PSIK FK UGM masing-masing angkatan 2009, 2010,dan 2011 pada bulan-bulan yang berbeda, yaitu bulan Februari, Mei, Juni 2011 dan Agustus 2012 kemudian kembali dilakukan peng-update-an data pada bulan Agustus 2012, yang mana telah menggunakan sistem PBL sejak awal, rata-rata menyebutkan bahwa situasi pembelajaran di PSIK FK UGM terbilang sudah baik apalagi dengan adanya tutorial karena di dalamnya memungkinkan adanya diskusi serta mahasiswa mendapat pendampingan dari para tutor sehingga ketika mahasiswa melakukan kesalahan atau terjadi mispersepsi, hal tersebut dapat segera diklarifikasi. Selain itu, diskusi tutorial menggunakan metode seven jumps yang mana langkah keenamnya merupakan penelusuran literatur. Langkah tersebut memungkinkan mahasiswa untuk menyamakan persepsi satu sama lain berdasarkan literatur.Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, yang pertama adalah mengenai diskusi tutorial yang masih banyak mendiskusikan tentang teori dan mahasiswa masih belum mampu untuk mendiskusikan tentang aplikasi teknisnya di sesi klinik atau komunitas.

Mahasiswa menuturkan bahwa jumlah mahasiswa dalam satu kelas atau satu angkatan terlalu banyak, tidak seperti masa SMA dimana dalam satu kelas terdapat sekitar empat puluh siswa.Banyaknya jumlah mahasiswa ini yang mengakibatkan suasana kelas terlalu ramai sehingga diharapkan adanya pembagian ke dalam beberapa kelas. Berikutnya adalah penjadwalan yang

(4)

awalnya telah tersusun rapi tetapi pada pelaksanaannya jadwal sering bertabrakan antar angkatan dan seringkali terjadi perubahan jadwal. Hal ini mengakibatkan perkuliahan pada mahasiswa angkatan atas cukup padat dikarenakan penumpukkan beban SKS pada semester empat, lima dan enam terlebih mahasiswa blok.

Mahasiswa merasa fasilitas fisik seperti kamar mandi kurang terjaga kebersihannya dan peraturan mengenai larangan menggunakan telepon selular di dalam kelas sebaiknya tidak hanya berlaku untuk mahasiswa tetapi berlaku pula terhadap dosen.Kemudian tidak adanya tempat ibadah di gedung perkuliahan juga cukup menyulitkan terlebih jeda waktu antar perkuliahan sangat sempit. Ruang kuliah yang tidak kedap suara juga dikeluhkan cukup mengganggu aktivitas KBM karena seringkali suara speaker dari ruang samping terdengar saat perkuliahan berlangsung. Sistem ujian CBT (Computer Based Test) yang diinformasikan memberikan hasil ujian blok dengan cepat, disebutkan pula belum memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan mahasiswa, yaitu mahasiswa masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui nilai final.

Mahasiswa menganggap bahwa beberapa dosen kurang meng-update ilmunya sehingga mahasiswa merasa kurang berkembang dalam beberapa mata kuliah.Masih berkaitan dengan dosen sebagai pengajar, mahasiswa merasa bahwasannya beberapa dosen dirasa kurang komunikatif dan kadang-kadang terlambat memasuki ruang kuliah.Terakhir, suasana kelas yang gaduh membuat mahasiswa kesulitan memperhatikan dosen yang berakibat mahasiswa tidak paham dengan materi. Ketidakpahaman terhadap materi dan beberapa masalah di

(5)

atas membuat mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar. Beberapa mahasiswa juga mengungkapkan bahwa situasi pembelajaran mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar.

Penelitian mengenai situasi pembelajaran sebelumnya pernah dilakukan terhadap mahasiswa PSIK program reguler atau semi PBL yang hasilnya menunjukkan bahwa situasi pembelajaran di lingkungan PSIK FK UGM menuju ke arah yang lebih baik. Melalui penelitian yang akan dilakukan penulis, peneliti ingin mengetahui hubungan situasi pembelajaran dengan motivasi belajar mahasiswa blok atau sistem full PBL.

Berdasarkan latar belakang tersebut serta masih belum adanya penelitian yang secara spesifik meneliti tentang situasi pembelajaran kaitannya dengan motivasi belajar, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan situasi pembelajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan situasi pembelajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM.

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan situasi pembelajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM.

(6)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana situasi pembelajaran di PSIK FK UGM. b. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memberi masukan kepada institusi pendidikan PSIK FK UGM mengenai teori tentang hubungan situasi pembelajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dan mendapatkan pengalaman mengenai proses penelitian yang terkait dengan pendidikan dalam keperawatan

b. Manfaat bagi mahasiswa

Memberikan data dan masukan agar dapat memanfaatkan situasi pembelajaran yang ada di lingkungan PSIK FK UGM.

c. Manfaat bagi institusi

Memberikan data dan masukan tentang situasi pembelajaran di PSIK FK UGM serta sebagai referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya di institusi tersebut.

(7)

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rahayu, G (2006) dengan jurnal berjudul “Educational Climate at Nursing Study Program Gadjah Mada University as Measured Using DREEM”. Penelitian bertempat di PSIK FK UGM dengan mengambil sampel mahasiswa angkatan 2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim pendidikan di PSIK FK UGM cukup memuaskan dan menuju ke arah yang lebih baik. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuantitatif, yaitu dengan cara membagikan kuesioner pada mahasiswa PSIK. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah pada jenis penelitian. Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penelitian korelasional dengan variabel bebas yaitu situasi pembelajaran dan variabel terikat yaitu motivasi belajar. Sedangkan penelitian sebelumnya adalah penelitian deskriptif yang meneliti tentang iklim pendidikan atau situasi pembelajaran. Perbedaan yang lain adalah pada responden penelitian , penelitian sebelumnya memakai responden mahasiswa yang masih menggunakan sistem semi PBL. Sedangkan pada penelitian ini mahasiswa yang menjadi responden telah menggunakan sistem PBL.

2. Sari (2005) dengan skripsi berjudul “Tingkat Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UGM terhadap Situasi Pembelajaran Studi berdasarkan DREEM”. Hasil penelitian tersebut adalah (1) Terdapat perbedaan persepsi harapan dengan kenyataan terhadap situasi pembelajaran (2) Karakteristik partisipan yang mempengaruhi persepsi situasi pembelajaran adalah

(8)

jenis kelamin, asal daerah dan motivasi. Metode penelitian adalah observasional dengan cohort prospektif menggunakan DREEM. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah terletak pada lokasi, metode dan jenis penelitian. Penelitian yang akan dilakukan penulis berada di PSIK FK UGM, metode korelasional dengan variabel bebas situasi pembelajaran dan variabel terikat motivasi belajar sedangkan penelitian sebelumnya hanya meneliti situasi belajar saja.

3. Utiara (2009) dengan skripsi berjudul“ Hubungan Motivasi Dan Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program A PSIK FK UGM”. Hasil penelitian tersebut adalah (1) Terdapat hubungan yang positif dan lemah antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa PSIK A FK UGM (2) Tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan prestasi belajar mahasiswa PSIK A FK UGM. Penelitian tersebut mengunakan metode korelasional dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah terletak pada variabel bebas situasi pembelajaran dan variabel terikat yaitu motivasi belajar dimana dalam penelitian sebelumnya, motivasi belajar adalah salah satu variabel bebas.

4. Rahayu, M (2009) dengan skripsi berjudul“ Hubungan antara Penerapan Model Pembelajaran Student Centered Learning dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PSIK FK UGM”. Hasil penelitian tersebut adalah (1) Motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM termasuk dalam kategori sedang (2) Penerapan model Student Centered Learning di PSIK FK UGM termasuk kategori cukup baik (3) Ada hubungan positif yang agak rendah antara penerapan model pembelajaran

(9)

SCL dan motivasi belajar mahasiswa PSIK FK UGM. Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah terletak pada variabel bebas yaitu situasi pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Projects, proje ile aynõ solution içinde yer alan bile ş en kütüphanelerini eklemek için kullanõlõr.. Eklenecek assembly nesnesini seçin ve Select dü ğ

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2)1. Kegiatan Pembelajaran

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Pelangi Nusantara 02 Kecamatan Gayamsari Kota Semarang, tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti terlibat langsung dalam

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan nilai Apgar asfiksia dan tidak asfiksia menit ke-1 di RSUP Dr.. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR

Menjelaskan hakekat dan pentingnya mata kuliah Pembelajaran pemantapan kemampuan mengajar dalam pelaksanaan tugas pokok sebagai guru.. Menjelaskan tujuan dan strategi tutorial

Sehubungan dengan ditemukannya permasalah aktual dalam pelaksanaan pembelajran IPA khususnya tentang materi Penggolongan Hewan disebabkan oleh kurang mampunya guru menerapkan

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,