• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Dosis Energi Laser Nd:YAG Q-Switch

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Dosis Energi Laser Nd:YAG Q-Switch"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakterisasi Dosis Energi Laser Nd:YAG Q-Switch

Hasil karakterisasi dari dosis energi laser Nd:YAG Q-Switch disajikan pada Tabel 4.1. Karakterisasi dosis energi yang berupa kerapatan energi (energy density) didapatkan dari pengukuran energi pulsa tunggal dengan photodetector dalam satuan milijoule. Hasil rata-rata pengukuran energi pulsa tunggal dibagi dengan besarnya diameter berkas pada burn paper. Hasil karakterisasi dosis energi laser Nd:YAG Q-Switch adalah kerapatan energi (energy density) dan kerapatan daya (power density) disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil karakterisasi dosis energi laser Nd:YAG

TEGANGAN

RATA-RATA DIAMETER DOSIS

PUMPING ENERGI BERKAS ENERGI

(VOLT) (mJ) (mm) (mJ/cm^2) 560 5.46 0.09 858.69 570 7.56 0.04 6019.11 580 9.98 0.05 5085.35 590 12.16 0.05 6196.18 600 14.8 0.06 5237.08 610 18.5 0.04 14729.30 620 21.7 0.07 5641.49 630 25.6 0.05 13044.59 640 30.9 0.05 15745.22 650 35.1 0.04 27945.86 660 39.3 0.06 13906.58 670 44.9 0.07 11672.95 680 48.9 0.05 24917.20 690 54.9 0.06 19426.75 700 59.9 0.06 21196.04 710 64.7 0.05 32968.15 720 69 0.05 35159.24 730 74.8 0.05 38114.65 740 81.8 0.05 41681.53

(2)

Hasil karakterisasi output energi laser Nd:YAG Q-Switch ditampilkan pada Tabel 4.2, sedangkan hasil output diameter yang dihasilkan pada burn paper disajikan pada pada Tabel 4.3. Mode yang dihasilkan pada penelitian ini adalah TEM00. Gambar 4.1. menunjukkan hasil karakterisasi output panjang gelombang laser Nd:YAG Q-Switch pada burn paper yang memiliki panjang gelombang 1064 nm dengan repetition rate 10 Hz dan waktu selama 10 sekon. Tegangan pumping yang digunakan pada penelitian ini adalah 560–740 volt dengan rentang 10 volt. Tabel 4.2 Hasil karakterisasi output energi laser Nd:YAG Q-Switch

TEGANGAN PUMPING

ENERGI KELUARAN (mJ)

RATA-RATA

ULANGAN KE- ENERGI

KELUARAN 1 2 3 4 5 (mJ) 560 5,4 5,5 5,8 5,3 5,3 5,46 570 7,5 7,6 7,7 7,5 7,5 7,56 580 10,1 10,2 10,1 9,8 9,7 9,98 590 12 12,1 12,2 12,5 12 12,16 600 14,7 15,2 14,6 14,9 14,8 14,8 610 18,6 18,4 18,8 18,3 18,6 18,5 620 21,6 21,7 21,9 21,5 21,6 21,7 630 25,1 25,7 25,7 25,9 25,8 25,6 640 31,2 31,5 30,5 30,6 30,9 30,9 650 34,8 34,5 35,5 35,8 34,9 35,1 660 39,5 38,7 39,5 39,2 39,5 39,3 670 44,6 44,9 44,9 44,8 45,2 44,9 680 49 49,8 48,7 48,5 48,7 48,9 690 54,7 54,4 54,6 55,5 55,4 54,9 700 60,2 59,4 59,4 60,8 59,8 59,9 710 65,2 64,8 64,1 64,9 64,5 64,7 720 69,3 68 69,1 69,4 69,2 69,0 730 74,1 74,6 75,8 75,2 74,4 74,8 740 81,7 81,9 81,4 81,9 82,3 81,8

(3)

Pada Tabel 4.3 menunjukkan hasil diameter karakterisasi output energi laser Nd:YAG Q-Switch dengan menggunakan burn paper, pengukuran energi pada laser Nd:YAG Q-Switch untuk setiap tegangan pumping dan penembakan laser pada burn paper masing-masing sebanyak 5 kali.

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) (r) (s)

Gambar 4.1. Berkas laser Nd:YAG Q-Switch pada burn paper

Keterangan : dengan tegangan pumping sebesar (a) 560 V, (b) 570 V, (c) 580 V, (d) 590 V, (e) 600 V, (f) 610 V, (g) 620 V, (h) 630 V, (i) 640 V, (j) 650 V, (k) 660 V, (l) 670 V, (m) 680 V, (n) 690 V, (o) 700 V, (p) 710 V, (q) 720 V, (r) 730 V, (s) 740 V.

Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini mengambil 3 dosis yaitu 13,91 J/cm², 21,19 J/cm² dan 41,68 J/cm², hal ini didasarkan pada penelitian sebelumya yaitu Arianto (2003) melaporkan bahwa pada output energi laser 80, 120, dan 160 mJ, morfologi struktur permukaan dentin berubah membentuk permukaan yang ireguler, terjadi porositas, retakan, goresan, kawah, serta bagian dentin yang meleleh/ablasi dan Apsari (2009) memaparkan bahwa pada energi keluaran 102,3 mJ dan repetition rate 10 Hz efek yang terjadi pada enamel berupa

(4)

lubang. Pada energi keluaran 133,3 mJ dengan pemfokusan pada repetition rate 20 Hz akibat yang ditimbulkan paparan laser Nd:YAG tanpa Q-switch (WQS) enamel mengalami keretakan. Penelitian ini diharapkan mampu melengkapi informasi ilmiah yang sudah dilaporkan oleh kedua peneliti tersebut.

Tabel 4.3 Hasil diameter karakterisasi output energi laser Nd:YAG Q-Switch dengan menggunakan burn paper

TEGANGAN PUMPING (volt) DIAMETER (mm) RATA-RATA DELTA LUAS

ULANGAN KE- BERKAS

1 2 3 4 5 (mJ) (mm²) 560 0,09 0,09 0,09 0,1 0,1 0,094 0,01 0,01 570 0,04 0,04 0,05 0,05 0,04 0,044 0,01 0,00 580 0,05 0,06 0,05 0,04 0,04 0,048 0,01 0,00 590 0,06 0,05 0,05 0,06 0,05 0,054 0,01 0,00 600 0,05 0,06 0,06 0,04 0,07 0,056 0 0,00 610 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,01 0,00 620 0,05 0,09 0,1 0,06 0,06 0,072 0,01 0,00 630 0,05 0,04 0,04 0,06 0,04 0,046 0,01 0,00 640 0,05 0,05 0,04 0,05 0,06 0,05 0,01 0,00 650 0,04 0,05 0,04 0,04 0,05 0,044 0,01 0,00 660 0,06 0,06 0,05 0,05 0,06 0,06 0,01 0,00 670 0,06 0,06 0,06 0,09 0,07 0,068 0,01 0,00 680 0,04 0,06 0,06 0,04 0,05 0,05 0,01 0,00 690 0,08 0,06 0,06 0,05 0,07 0,064 0,01 0,00 700 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,01 0,00 710 0,06 0,04 0,04 0,05 0,05 0,048 0,01 0,00 720 0,06 0,05 0,05 0,04 0,06 0,052 0,01 0,00 730 0,05 0,05 0,06 0,05 0,05 0,052 0,01 0,00 740 0,04 0,04 0,05 0,06 0,06 0,05 0,01 0,00 4.2 Analisis Kerusakan dengan Menggunakan Uji FESEM EDAX

Setelah dentin diberi paparan laser Nd:YAG dengan berbagai dosis energi yaitu 13,91 J/cm², 21,19 J/cm², dan 41,68 J/cm² kemudian dilakukan uji FESEM EDAX yang dilapisi emas selama 1-3 menit, uji ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perubahan dari morfologi permukaan dentin setelah paparan laser. Hasil dari uji ini disajikan dalam Gambar 4.2.

(5)

Gambar 4.2 Morfologi dentin gigi dari hasil FESEM-EDAX a. Dentin sebelum terpapar laser Nd:YAG Q-Switch tidak ada efek

b. Dentin setelah terpapar laser Nd:YAG Q-Switch pada dosis energi 13,91 J/cm² efek yang terjadi : retak)

c. Dentin setelah terpapar laser Nd:YAG Q-Switch pada dosis energi 21,19 J/cm² efek yang terjadi berupa lubang dan terdapat lelehan)

d. Dentin setelah terpapar laser Nd:YAG Q-Switch pada dosis energi 41,68 J/cm² efek yang terjadi berupa lubang dan terdapat lelehan

a b

lelehan

d lelehan

c b

(6)

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah paparan laser Nd:YAG Q-Switch dengan berbagai variasi dosis menunjukkan bahwa morfologi permukaan dentin strukurnya berubah dengan adanya retakan, terjadi lubang dengan diameter yang kecil sampai yang besar. Dari Gambar 4.3 (a) dapat dijelaskan bahwa tidak ada efek yang terjadi pada dentin ketika dentin tersebut tidak disinari dengan laser Nd: YAG sedangkan dari Gambar 4.3 (b) dentin setelah terpapar laser Nd:YAG Q-Switch pada dosis energi 13,91 J/cm² efek yang terjadi berupa retakan dan tidak terjadi efek lubang maupun lelehan pada permukaan dentin.

Gambar 4.3 (c) dan Gambar 4.3 (d) dentin setelah terpapar laser Nd:YAG Q-Switch pada dosis energi 21,19 J/cm² dan dosis energi 41,68 J/cm² efek yang terjadi pada keduanya ialah efek berupa lubang dan terdapat lelehan. Peristiwa terjadinya lubang pada dentin dikarenakan peristiwa optical breakdown yang terjadi ketika laser dengan daya yang berkekuatan tinggi difokuskan, pembentukan lubang merupakan indikator terjadinya kerusakan pada dentin. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang dilaporkan oleh Arianto (2003) yang menyatakan adanya efek lubang dan retak pada dentin namun pada pelitian tersebut tidak menjelaskan apakah paparan laser Nd:YAG menggunakan Q-Switch sedangkan Apsari dan Ike (2009) melaporkan adanya efek lubang, lelehan dan retakan pada enamel akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch sehingga penelitian ini melengkapi informasi ilmiah yang sudah dilaporkan oleh ketiga peneliti tersebut.

(7)

Berdasarkan morfologi dentin gigi dengan menggunakan FESEM-EDAX munculnya lelehan pada dentin akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch menunjukkan adanya efek fototermal pada dentin dengan suhu yang melebihi >300°C (Neims, 2007). Kemampuan untuk melehkan dentin dan mengurangi diameter atau menutup dentin tubuli dapat menjadikan laser sebagai piranti yang potensial dalam rangka aplikasi klinis seperti: mengurangi hipersentivitas dentin akibat denaturalisasi protein pada cairan dentin tubuli, sterilisasi permukaan dentin karena mencegah invasi bakteri dan memberi rangsang bagi pembentukan dentin baru seperti pada terapi pulp capping (Arianto, 2003)

Dari uji FESEM-EDAX dapat diketahui unsur-unsur apa saja yang terkandung di dalam dentin karena penelitian ini difokuskan pada hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) maka dari Tabel 4.4 berikut dapat dilihat unsur-unsur penyusun hidroksiapatit dan hasil uji FESEM-EDAX disajikan pada Lampiran 3 sampai Lampiran 6.

(8)

Tabel 4.4 Persentase unsur penyusun hidroksiapatit

Laser Nd:YAG Unsur % Berat % Atom

sebelum disinari laser

C 14,99 33,75

O 16,54 27,96

P 11,21 9,79

Ca 38,42 25,92

disinari laser Nd:YAG 13,91 J/cm²

C 3,83 7,67

O 35,63 53,58

P 13,66 10,61

Ca 46,88 28,14

disinari laser Nd:YAG 21,19 J/cm²

C 6,28 15,95

O 19,04 36,28

P 12,11 11,92

Ca 43,18 32,85

disinari laser Nd:YAG 41,68 J/cm²

C 6,49 15,33

O 24,06 42,68

P 10,90 9,99

Ca 40,37 28,58

Dari Tabel 4.8 diketahui berapa % dari unsur-unsur penyusun dari hidroksiapatit yaitu unsur Ca, O, P, dan C, dari hasil uji FESEM-EDAX juga dapat dihitung berapa rasio molaritas Ca dan P dengan menggunakan persamaan 2.19. Adapun perhitungan secara rinci disajikan pada Lampiran 7.

 Dentin tanpa disinari laser Nd:YAG ⁄

(9)

Berdasarkan analisis rasio Ca/P dapat digambarkan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Persentase unsur HA dengan berbagai variasi dosis energi

Dosis energi J/cm² Rasio Ca/P 0 2,64 13,91 2,66 21,19 2,76 41,68 2,87

Untuk mengetahui pengaruh dari paparan laser Nd:YAG Q-Switch terhadap rasio Ca/P maka dibuat diagram hubungan antara dosis energi terhadap rasio Ca/P disajikan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram dosis energi terhadap rasio Ca/P

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rasio Ca/P akan semakin meningkat dengan seiringnya bertambahnya dosis energi. Hal ini menunjukkan sinar laser Nd:YAG cukup banyak diserap oleh HA dentin, sebagian besar sinar laser Nd:YAG Q-Switch ditransmisikan ke dentin dan hanya kurang dari 1% yang langsung ditransmisikan ke pulpa dan tidak tergantung dari ketebalan dentin tetapi

2.64 2.66 2.76 2.87 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85 2.9 0 13.91 21.19 41.68 rasi o HA dosis energi (J/cm²)

(10)

oleh absorbsi jaringan. Oleh karena itu keamanan pulpa dalam hal ini dapat dipertahankan sehingga radiasi sinar laser Nd:YAG tidak membahayakan pulpa selama energi yang digunakan tidak melebihi batas modifikasi fisik dari Nd:YAG yaitu di bawah 200 mJ sehingga laser Nd:YAG cocok sebagai piranti terapi (White et all, 1995).

4.3 Analisis Kerusakan dengan Menggunakan Uji Vickers Hardnes

Setelah sampel yaitu dentin gigi diberi paparan laser Nd-YAG Q-Switch kemudian dilakukan pengukuran tingkat kekerasan dengan menggunakan alat Vickers Microhardness Test dengan pembebanan 300 gf. Data yang diperoleh dari hasil eksperiment berupa nilai D₁ (diagonal 1), D₂ (diagonal 2), dan VNH (nilai kekerasan) yang telah tertera pada alat. Nilai VHN dilakukan pada titik yang berbeda yang ditunjukkan pada lampiran. Nilai dari kekerasan dari masing-masing sampel ditunjukkan pada Tabel 4.6. Hasil uji Vickers Hardness disajikan pada Lampiran 8.

Tabel 4.6 Hasil uji Vickers Hardnest

Laser Nd:YAG (mm) D₁ D₂ (mm) (kgf/mm²) HVN (kgf/mm²) Rata-rata

sebelum disinari Laser 122,2 140,5 120,3 141 32,2 32,6 32,3

125,8 137 32,2 disinari laser 13,91 J/cm² 122,4 123,8 108,8 121,1 36,7 42,1 38,7 122,4 121,7 37,3 disinari laser 21,19 J/cm² 99,9 95,7 112,1 127,4 49,5 49,7 46,9 94,1 124,7 46,5 disinari laser 41,48 J/cm² 71,6 72,5 90,8 85,7 84,4 88,9 86,6 78,2 82,3 86,4

(11)

Untuk mengetahui pengaruh dari paparan laser Nd:YAG Q-Switch terhadap sifat kekerasan maka dibuat diagram hubungan antara dosis energi terhadap nilai kekerasan berdasarkan Tabel 4.6 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram dosis energi terhadap kekerasan

Berdasarkan Gambar 4.4 yaitu perhitungan nilai kekerasan dentin akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch mennunjukkan adanya perubahan. Dengan dosis energi yang semakin meningkat akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch menghasilkan nilai kekerasan yang akan semakin meningkat pula hal ini dikarenakan pada saat radiasi laser Nd:YAG Q-Switch terjadi efek panas yang instan akibat pemanasan laser yang mencapai sedikitnya 650 °C atau lebih tinggi 1000 °C yang menyebabkan evaporasi air dan matriks organik yang kemudian terjadi solidifikasi yang cepat. Kristal kalsium fosfat akan mengalami rekristalisasi dan tumbuh menjadi lebih besar. Meningkatnya kristalisasi dentin akibat panas paparan laser Nd:YAG akan meningkatkan pula kekerasan dari dentin hal ini dimungkinkan karena tumbuhnya kristal-kristal HA menjadi lebih

32.3 38.7 46.9 86.56 0 20 40 60 80 100 0 13.91 21.19 41.68 ke ke rasan ( kgf /m m ²) dosis energi (J/cm²)

(12)

besar dan adanya panas dari paparan laser Nd:YAG yang begitu tinggi sehingga dentin akan lebih tahan terhadap asam dan kerusakan gigi (Arianto, 2003). Hal ini menunjukkan adanya efek fototermal pada dentin.

Hasil uji kekerasan mikro menunjukkan adanya peningkatan kekerasan mikro permukaan dentin dengan berbagai dosis energi. Nilai kekerasan pada dentin setelah radiasi terlihat cukup besar disebabkan karena laser menyebabkan perubahan tekstur permukaan dentin menjadi lebih kasar, tidak homogen sehingga mengakibatkan identasi yang lebih bervariasi (Apsari, 2009).

Selain yang disebutkan diatas sampel dentin gigi yang digunakan juga dipengaruhi oleh umur dan kondisi gigi itu sendiri, karena mineral hidroksiapatit paling banyak terdapat pada dentin. Pada penelitian ini usia gigi yang digunakan sebagai sampel antara 13 sampai 19 tahun, dari penelitian yang dilakukan Purwanto (2002) analisa mineral berdasarkan usia menunjukkan bahwa dengan bertambahnya usia menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan mineral hidroksiapatit dan fluor apatit serta menurunnya kalsium fosfat hidrat, sedangkan hasil analisis berdasarkan kondisi menunjukkan bahwa terjadi penurunan kandungan mineral hiroksiapatit dan fluor apatit serta meningkatnya kalsium fosfat hidrat pada material gigi tidak normal (rusak) dibandingkan dengan material gigi normal.

4.4 Analisis Kerusakan dengan Menggunakan Uji XRD

Hasil uji XRD tersaji dalam bentuk spektrum dan tabel, pola difraksi berupa spektrum hasil uji XRD memberikan informasi mengenai sudut-sudut yang terjadinya difraksi pada atom-atom bahan (2θ) pada sumbu horizontal dan

(13)

besar intensitas yang dihasilkan pada sumbu verikal. Tabel memberikan informasi data mengenai 2θ dan intensitas yang berupa angka.

Hasil uji XRD pada dentin akan ditunjukkan pada Gambar 4.5 sampai sampai Gambar 4.8.

Gambar 4.5 Spektrum hasil uji XRD dentin sebelum penyinaran setelah searching

Gambar 4.6 Spektrum hasil uji XRD dentin setelah penyinaran setelah searching pada dosis energi 13,91 J/cm²

Yuni_sample1_270711

0 9 -0 1 6 9 ( I) - W h it lo ck ite , sy n - C a 3 (PO 4 )2 - Y: 5 0 .0 0 % - d x b y: 1 . - W L : 1 .5 4 0 6 - 0 -

7 2 -1 2 4 3 ( C) - H yd r o xyla p a ti te, syn - Ca 1 0 ( PO4 )6 ( OH )2 - Y: 5 0 .0 0 % - d x b y: 1 . - W L: 1.5 4 0 6 - 0 - I/Ic PD F 1 .1 - Op e r ati o n s: Im p o r t

Yu n i_ sa m p l e 1_ 2 7 0 7 1 1 - Fil e : Yu n i_ sa m p le 1 _ 2 7 0 7 1 1 .RAW - Typ e : 2 Th /T h lo ck e d - Sta r t: 5 .0 0 0 ° - En d : 6 0 .00 0 ° - Ste p : 0 .0 5 0 ° - Ste p tim e : 1 . s - T e m p. : 2 5 ° C ( R oo m ) - T im e Sta r te d : 0 s - 2 -T h et a: 5.0 0 0 ° -

L in ( C p s ) 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 00 1 10 1 20 1 30 1 40 1 50 1 60 1 70 1 80 1 90 2 00 2 10 2 20 2 30 2 40 2 50 2 60 2 70 2 80 2 90 3 00 3 10 3 20 3 30 3 40 3 50 3 60 2-Theta - Scale 5 1 0 2 0 30 4 0 50 6 0 Yuni_Sample2_27072011

70-0796 (C) - F luorapati te - C a4.895(PO4)2.995Cl. 23F .77(OH ).35 - Y: 50.00 % - d x by : 1. - W L: 1.5406 - H ex agonal - I/Ic PD F 1. - S-Q 51.8 % - 72-1243 (C) - H ydroxylapati te, syn - Ca10(PO4)6(OH )2 - Y: 50.00 % - d x by: 1. - W L: 1.5406 - Hex agonal - I/Ic PDF 1.1 - S-Q 48.2 % - Operati ons: Im port

Yuni_Sam ple2_27072011 - Fi le: Yuni_Sam pl e2_27072011.RAW - Type: 2Th/T h loc ked - St art: 5.000 ° - End: 60.000 ° - Step: 0.050 ° - Step tim e: 1. s - T em p.: 25 °C (R oom ) - Tim e Started: 0 s - 2-T heta: 5. 00

L in ( C p s ) 0 1 00 2 00 3 00 2-Theta - Scale 5 1 0 2 0 30 4 0 50 6 0

(14)

Gambar 4.7 Spektrum hasil uji XRD dentin setelah penyinaran setelah searching pada dosis energi 21,19 J/cm²

Gambar 4.8 Spektrum hasil uji XRD dentin setelah penyinaran setelah searching pada dosis energi 41,68 J/cm²

Yuni_Sample3_27072011

70-0796 (C) - F luorapati te - C a4.895(PO4)2.995Cl. 23F .77(OH ).35 - Y: 50.00 % - d x by : 1. - W L: 1.5406 - 0 - I/Ic PD F 1. - S-Q 51.8 % - 72-1243 (C) - H ydroxylapati te, syn - Ca10(PO4)6(OH )2 - Y: 50.00 % - d x by: 1. - W L: 1.5406 - 0 - I/Ic PD F 1.1 - S-Q 48.2 % - Operati ons: Im port

Yuni_Sam ple3_27072011 - Fi le: Yuni_Sam pl e3_27072011.RAW - Type: 2Th/T h loc ked - St art: 5.000 ° - End: 60.000 ° - Step: 0.050 ° - Step tim e: 1. s - T em p.: 25 °C (R oom ) - Tim e Started: 0 s - 2-T heta: 5. 00

L in ( C p s ) 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 00 1 10 1 20 1 30 1 40 1 50 1 60 1 70 1 80 1 90 2 00 2 10 2 20 2 30 2 40 2 50 2 60 2 70 2 80 2 90 3 00 3 10 3 20 3 30 3 40 3 50 3 60 2-Theta - Scale 5 1 0 2 0 30 4 0 50 6 0 Yuni_Sample4_27072011

70-0796 ( C) - F luorapati te - C a4.895( PO4) 2.995Cl. 23F .77(OH ) .35 - Y: 50.00 % - d x by : 1. - W L: 1.5406 - H ex agonal - I/Ic PD F 1. - S-Q 51.8 % - 72-1243 ( C) - H ydr oxylapati te, syn - Ca10( PO4)6( OH )2 - Y: 50.00 % - d x by: 1. - W L: 1.5406 - Hex agonal - I/Ic PDF 1.1 - S- Q 48.2 % - Oper ati ons: Im por t

Yuni_Sam ple4_27072011 - Fi le: Yuni_Sam pl e4_27072011.RAW - Type: 2Th/T h loc ked - St ar t: 5.000 ° - End: 60.000 ° - Step: 0.050 ° - Step tim e: 1. s - T em p.: 25 °C ( R oom ) - Tim e Star ted: 0 s - 2-T heta: 5. 00

L in ( C p s ) 0 1 00 2 00 3 00 4 00 2-Theta - Scale 5 1 0 2 0 30 4 0 50 6 0

(15)

Hasil pencocokan (search match) dengan JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standart) dapat dilihat pada Gambar 4.5 sampai 4.8. Dari data output XRD setelah seach match pada Lampiran 9 sampai dengan 12 dan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan 2.15 didapatkan besarnya persentase senyawa (Ca10(PO4)6(OH)2) dengan hasil seperti disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Persentase senyawa Hidroksiapatit dengan dosis energi

Dosis energi J/cm² % kristalinitas HA

0 73.42

13,91 75.02

21,19 76.03

41,68 78.21

Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis energi terhadap persentase senyawa hidroksiapatit maka dibuat diagram hubungan antara dosis energi terhadap persentase senyawa hidroksiapatit berdasarkan Tabel 4.7 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Diagram dosis energi terhadap persentase senyawa HA

73.42 75.02 76.03 78.21 70 72 74 76 78 80 0 13.91 21.19 41.68 p e rsen tase sen yawa H A dosis energi (J/cm²)

Diagram Dosis Energi terhadap Persentase

Senyawa HA

(16)

Berdasarkan data kristalografi (ICSD) struktur kristal [Ca10 (PO4)6](OH)2 pada lampiran berbentuk heksagonal dengan parameter kisi a = b ≠ c. Nilai parameter kisi kristal hidroksiapatit dihitung menurut Persamaan 2.18. dan hasil perhitungannya pada lampiran 9.

Tabel 4.8. Parameter kisi dengan dosis energi Dosis Energi Parameter J/cm² Ǻ 0 a=b=9,47; c=6,83 13,91 a=b=9,32; c=6,84 21,19 a=b=9,50; c=6,86 41,68 a=b=9,42; c=6,88

Dengan hasil perhitungan pada Tabel 4.3. penyinaran laser Nd:YAG dengan Q-Switch tidak menimbulkan perubahan pada struktur kristal hidroksiapatit tetapi menimbulkan perubahan pada prosentase senyawa hidroksiapatit tersebut. Tidak berubahnya struktur kristal hidroksiapatit ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan pada parameter kisinya. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini durasi pulsa yang dihasilkan sebesar 8 ns. Dengan durasi pulsa yang singkat menyebabkan waktu interaksi antara laser dan jaringan berkurang, membatasi penyebaran panas, dan meminimalkan kerugian pada jaringan sekitar (Rohanizadeh et all, 1999). Waktu interaksi antara laser dan dentin yang singkat yaitu sekitar 9-11 sekon tidak mampu mengubah struktur kristal hidroksiapatit. Sedangkan persentase senyawa hidroksiapatit setelah penyinaran laser Nd-YAG dengan Q-Switch mengalami peningkatan dengan dosis energi yang semakin menghasilkan persentase senyawa hidroksiapatit yang cenderung meningkat akan

(17)

tetapi peningkatannya tidak signifikan. Hal ini diduga dengan dosis energi 13,91 J/cm² sampai 41,68 J/cm² menghasilkan panas dengan suhu yang tidak berbeda jauh sehingga proses dekomposisi mineral kalsium fosfat tidak mengalami perubahan yang signifikan.

4.5 Aplikasi Medis Dalam Kedokteran Gigi

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, terkadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

Karies yang akan dibahas pada penelitian ini adalah karies media, karies media adalah karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis. Lubang yang diakibatkan oleh paparan laser Nd:YAG Q-Switch pada uji FESEM-EDAX diduga bahwa terjadinya karies pada dentin, lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat

(18)

termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan laser Nd:YAG Q-Switch maka laser Nd:YAG Q-Switch dapat digunakan sebagai terapi dengan modifikasi pemakaian material tambal resin komposit karena resin akan lebih mudah berinfiltrasi menyelimuti HA yang terekspos dan mengadakan retensi pada permukaan yang kasar untuk meningkatkan kuat rekat. Demikian pula modifikasi dengan pemakaian material tambal glass-ionomer adhesives akan dapat memberikan potensi adhesi secara kimiawi karena lebih banyaknya HA pada permukaan dentin (Roulet et all, 2000).

Efek lelehan yang terjadi akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch menandakan bahwa laser Nd:YAG Q-Switch dapat mengadakan fusi pada jaringan dentin sehingga dapat memperbaiki bagian dentin yang rusak. Kekerasan mikro dari subsrat dentin mempunyai korelasi dengan komposisi dentin dan kuat rekat geser, kondisi ini menunjukkan bahwa terjadinya adhesi yang baik karena adanya interaksi fisika-kimia dengan kristal HA yang berpenetrasi ke dalam dan di sekeliling serat kolagen. Dan perbandingan Ca/P serta persentase dari HA yang semakin meningkat menandakan bahwa terjadinya remineralisasi pada dentin

(19)

sehingga dentin dapat mampu tahan dari asam. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa paparan laser Nd:YAG Q-Switch dapat dijadikan terapi pada karies media dengan modifikasi pemakaian material tambal resin komposit atau pemakaian material tambal glass-ionomer adhesives. Efek leleh dan lubang akibat paparan laser Nd:YAG Q-Switch diduga terjadinya karies pada dentin.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil karakterisasi dosis energi laser Nd:YAG
Tabel 4.2 Hasil karakterisasi output energi laser Nd:YAG Q-Switch
Gambar 4.1. Berkas laser Nd:YAG Q-Switch pada burn paper
Tabel  4.3  Hasil  diameter  karakterisasi  output  energi  laser  Nd:YAG  Q-Switch  dengan menggunakan burn paper
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan kotor merupakan penerimaan usaha pengolahan buah nenas dan nangka menjadi keripik dihitung dari jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga. Jumlah

Perolehan ketuntasan belajar pada akhir siklus II telah mencapai indikator keberhasilan, yaitu >80%.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan

Dalam perkembangan hadis Nabi SAW, telah muncul berbagai hadis palsu yang tidak saja dilakukan oleh musuh-musuh Islam, tetapi juga oleh umat Islam sendiri, dengan motif

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah

Uji daya penetrasi Krim Kloramfenikol dilakukan dengan sel difusi Franz tipe vertikal yang dilengkapi pengaduk magnetik dalam wadah berisi cairan penerima NaCl

Harapan kami setelah program PKMK selesai adalah terciptanya produk inovatif dari wortel, dan terbukanya peluang kerja dalam berwiraswasta dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based

Sitokin proinflamasi (IL-1, IL-6, TNF-α ) Peningkatan glukoneogenesis Glikogenolisis (awal) Resistensi insulin Proteolisis Alanin Lipolisis Stres pada sepsis berat.