• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL Agus Pramono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL Agus Pramono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL

Agus Pramono

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Abstract

Fuelandlubricatingmaterialsarearesult ofthe finaldistillationof crudeoilthatis veryeasily influencedbytemperatureandoxygen

,

so it willquicklyformacombustionprocessthat could be usedtoconvertthechemical energyintomechanical energyin thecylinderDieselengine

.

To knowthe use oftwomaterialswill be neededexperienceonthe measurementof densityand vikositas

.

This paper discusses theproperties of fuelsandlubricants to thedensity

,

viscosity

,

additives

,

andthe sedimentsthatcandamage thedieselenginecomponents

.

For thatwe need to knowhowto determinefuelandlubricantmaterialsappropriateforthe dieselenginehasan optimum performance and does not cause cessation of the working mechanisms of these machinesasa resultofsedimentin theoil

.

Keyword: Fuel, Lubricants and Vikositas Materials

PENDAHULUAN

Bahan bakar dan Bahan Pelumas yang selalu dieksplorasi kemudian sampai pada taraf eksploiltasi adalah mineral alam yang terbentuk dalam jutaan tahun yang telah lalu berasal dari fosil-fosil yang mengalami proses perubahan tekanan dan panas sedemikian rupa sehingga terbentuklah senyawa Hidrocarbon yang menyebabkan terbentuknya minyak mentah (crudeoil) yang mengisi kantong-kantong bawah tanah maupun sungai-sungai bawah tanah atau yang sering dinamakan reservoar. Minyak mentah tersebut kemudian ada yang dipompa kepermukaan (upstream) dan ada yang karena tekanan perut bumi yang dapat keluar sendiri setelah pengeboran (drilling) menggunakan peralatan bor bawah tanah (downstream ).

Setelah dilakukan penyulingan (destilation) maka produksi kilang dapat berupa bahan bakar dan bahan pelumas seperti, avtur, kerosin, bensin dan berbagai minyak pelumas. Sehingga dapat digunakan pada Industri-industri diseluruh dunia. Khususnya pemakaian pada peralatan berat tambang terbuka seperti, tractor, bolduzer, loader dan shovel maupun kendaraan ringan dengan mobilitas yang tinggi yang sangat memerlukan kedua bahan alam tersebut yaitu bahan bakar dan bahan pelumas. Sebagai pengguna yang profesional dibidangnya harus mampu mengidentifikasi dan menentukan sekaligus mengkonversi terhadap bahan bakar dan bahan pelumas pada pemakaian bahan bakar dan bahan pelumas yang optimum. Walaupun minyak pelumas atau bahan bakar murah harganya tetapi sering terjadi penggantian komponen setelah dipakai justru

menunjukkan sebaliknya merupakan pemborosan, Namun apabila bahan bakar dan bahan pelumas dengan harga mahal tetapi aman setelah dipakai terhadap lifetime komponen permesinan maka dapat dikatagorikan hemat.

Menurut klasifikasi Pelumas pada umumnya berasal dari minyak mentah (baseoil) yang telah didestilasi dan dibagi menjadi empat jenis yang berdasarkan dari material pelumas tersebut. Pelumas cair (liquid

lubricant) pelumas yang mencair pada suatu suhu

ruangan dengan kandungan-kandungan yang dimiliki didalamnya berupa zat cair, pelumas tersebut bisa dituangkan dari satu wadah ke wadah lain. Pelumas memiliki sifat utama akan mengisi bentuk wadahnya, contoh, semua jenis oli adalah pelumas cair. Pelumas yang semi padat (semi solid lubricant) pelumas semi padat ciri khasnya adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik dan sebaliknya akan menjadi kental jika temperatur turun. Contohnya, gemuk (grease). Pelumas padat (solid lubricant) pelumas padat seringkali berbentuk bubuk atau butiran-butiran. Pelumas ini umumnya digunakan pada daerah yang sangat dingin dimana oli akan membeku dan pada tempat yang panas dimana oli akan terbakar. Pelumas gas (gases) kedengarannya jenis pelumas ini asing bagi kita bahwa sebuah gas bisa digunakan berfungsi sebagai pelumas ingat bahwa tujuan utama pelumas adalah untuk memisahkan dua buah benda yang berhadapan dan bergerak contoh yang sering kita lihat adalah pada kunci impact disamping gas sebagai pengatur tenaga sebenarnya gas sebagai pemisah gigi didalam kunci impact tersebut.

(2)

PEMBAHASAN

Fungsi utama Pelumas diantaranya sesuai dengan kondisi penggunaan dilapangan adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi gesekan (Reduce friction)

Tujuan utama dari pelumas adalah untuk menurunkan gesekan, pelumasan itu sendiri berarti memisahkan dua permukaan yang bergerak dengan memberikan selaput pelumas diantara dua permukaan tersebut. Sebagai anti friction pelumas tidak dapat diabaikan begitu saja dalam pemilihanya sebelum dipakai dalam permesinan.

Gambar 1. Permukaan kering yang bersentuhan

b. Menurunkan Keausan (Reduce Wear)

Keausan bagian mesin biasanya disebabkan karena gesekan, jika gesekan bisa dikurangi dengan pemberian pelumas berarti proses keausan juga akan kurang.

Gambar 2. Gesekan Gelinding rendah karena luasan kontak gesek kecil

c. Membantu Menahan Hentakan

Alasan lain pelumasan adalah membantu meredam hentakan. Suatu pelumasan bisa membantu menyerap hentakan antara dua metal yang bersentuhan (kontak) langsung yang sering terjadi pada gerakan mekanis. Gambar 1.3. Gesekan perputaran rendah kerena area kontak kecil.

Gambar 3. Kaitan antar roda gigi dengan hentakan teredam

d. Kemampuan untuk Mendinginkan Elemen-elemen yang Bergerak

Panas yang ditimbulkan oleh gesekan dapat menyebabkan banyak masalah pada mesin, beberapa komponen akan engembang lebih cepat dari yang lainnya, akan tetapi walaupun tingkat mengembangan komponen tersebut rendah, tetap akan menjadi masalah jika temperatur naik cukup besar

Gambar 4. Sistem Pelumasan pompa dengan pendingin air

e. Mencegah terjadinya Karat

Fungsi lain yang sangat penting dari pelumasan adalah untuk mencegah karat atau menahan karat dan korosi. Pelumas akan bekerja menahan karat pada waktu membentuk suatu lapisan pelindung pada bagian-bagian metal mesin. Lapisan pelumas akan membendung kontak langsung antara metal dengan oxygen, sehingga metal tersebut tidak teroksidasi.

Gambar 5. Oil film membasahi komponen Bantalan

BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK MESIN DIESEL

Proses pembakaran bahan bakar menghasilkan tenaga di dalam diesel engine saat teratomisasi dan bercampur dengan udara di dalam ruang pembakaran. Tekanan yang disebabkan oleh kompresi piston, di dalam silinder liner menyebabkan kenaikan temperatur yang cepat. Pada saat bahan bakar diinjeksi campuran bahan bakar/udara menyala dan energi bahan bakar yang terbakar dilepas untuk mendesak piston ke arah bawah dan memutar poros engkol. Bahan bakar akan terbakar secara sempurna akan habis tanpa meninggalkan produk residu atau asap tetapi secara ideal tidak pernah ada bahan bakar yang sempurna.

(3)

Gambar 6. Pembakaran Bahan Bakar diesel pada saat injeksi setelah udara terkompresi menyala karena kenaikan panas yang cepat.

Bahan bakar Diesel memberikan nilai panas (energi) tertinggi per satuan berat bahan bakar yang umum yaitu sekitar 15% lebih tinggi dari petrol 37% lebih tinggi dari Butane dan 50% lebih tinggi dari Propane. Ini memberikan keunggulan signifikan bila menggunakan bahan bakar solar.

Kualitas bahan bakar mempengaruhi kinerja dan perawatan diesel engine. Combustion Ignition (CI) engine pada kisaran (range) penuh akan bekerja pada berbagai ragam bahan bakar. Bahan-bahan bakar ini dapat diperoleh dari distilat minyak bumi (petroleum) atau minyak nabati tertentu. CI engine dengan kecepatan yang paling tinggi yang digunakan dalam industri otomatif membutuhkan bahan bakar dari distilat minyak bumi ringan dari ragam yang terbatas.

a. Sifat–sifat Bahan Bakar

Gambar 7. Kualitas bahan bakar tidak terlihat secara visual.

Contoh bahan bakar tersebut mungkin terlihat “baik” Gambar 7. Kualitas bahan bakar dapat mempengaruhi kinerja dan perawatan diesel engine secara signifikan. Memahami sifat-sifat dasar bahan bakar adalah penting bagi Ahli teknik agar dapat menilai kualitas bahan bakar. Sifat-sifat berikut ini memiliki dampak terhadap kerja diesel engine dan sistem penanganan bahan bakar dan pengolahan bahan bakarnya.

b. Berat Jenis

Berat jenis bahan bakar solar adalah berat volume tetap bahan bakar tersebut dibandingkan dengan

berat air dengan volume yang sama (pada temperatur yang sama). Semakin tinggi berat jenis, semakin berat bahan bakar. Bahan bakar yang lebih berat memiliki energi atau tenaga yang lebih besar (per volume) bagi engine untuk digunakan.

Gambar 8. Thermo-Hydrometer

(29 sampai 41 API), 5P2712 Thermo-Hydrometer (39 sampai 51 API).

(Sumber :1P7438 Beaker, 1P7408)

Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan fuel

hydrometer khusus (Gambar 8). Angka penunjuk

pada hydrometer tersebut adalah skala American Petroleum Institute (API) dan merupakan kebalikan dari berat jenis. Yaitu, semakin tinggi angka API, maka semakin ringan bahan bakar yang bersangkutan. Sebagian besar diesel engine Caterpillar hasil pembacaan API sebesar 35 adalah optimum. Bahan bakar yang lebih ringan seperti minyak tanah memiliki ukuran API 40-44.

Hydrometer mengambang di dalam bahan bakar. Anda dapat memperhatikan titik dimana ketinggian permukaan zat cair memotong/bersilangan dengan skala hydrometer dan membaca berat jenis bahan bakar API

Tabel 1. Menunjukan densitas bahan bakar dan kepekatan yang berbeda.

BERAT JENIS DAN KEPEKATAN/DENSITAS BAHAN BAKAR

Berat Jenis Kepekatan/Densitas

Derajat API pada 15°C (60°F) Berat Jenis pada 15°C (60°F) Pound per Gallon Kg/l 25 0,9042 7,529 0,903 26 0,8984 7,481 0,898 27 0,8927 7,434 0,892 28 0,8871 7,387 0,886 29 0,8816 7,341 0,881 30 0,8762 7,296 0,876 31 0,8708 7,251 0,870 32 0,8654 7,206 0,865 33 0,8602 7,163 0,860 34 0,8550 7,119 0,854

(4)

Hasil pengukuran hydrometer dipengaruhi oleh temperatur bahan bakar. Selalu gunakan tabel koreksi yang dilengkapi dengan alat dan diperlihatkan di dalam Tabel 1 (gallon yang diperlihatkan di dalam Tabel 1 adalah Gallon Amerika Serikat) untuk mengkompensasi temperatur bahan bakar aKtual. Petunjuk lengkap diberikan di dalam Petunjuk Khusus, “Menggunakan Thermo-Hydrometer Bahan Bakar Solar”, (Sumber: Formulir No. SMHS9224.)

o Pengaruh terhadap Mesin.

1). Cold Weather Lubricant

Dalam cuaca dingin sebelum menghidupkan engine pastikan bahwa oli di dalam engine oli di dalam transmisi dan oli di dalam sistem hidrolik cukup cair untuk mengalir. Periksa oli dengan mencabut dipstick. Jika oli menetes atau mengalir turun dari

dipstick maka itu berarti bahwa oli cukup cair untuk

menghidupkan mesin. Jangan menggunakan oli yang telah diencerkan dengan minyak tanah. Minyak tanah akan menguap di dalam mesin. Ini akan menyebabkan oli mengental dan juga akan menyebabkan seal silikon membengkak atau melunak.

Jika viskositas oli diganti untuk cuaca dingin, ganti juga filter element. Jika filter tidak diganti filter element dan filter housing dapat berubah menjadi massa padat. Buang oli dari semua hydraulic

cylinder dan saluran hidrolik. Setelah mengganti oli,

operasikan alat untuk mensirkulasikan oli yang lebih encer.

Bila mesin dihidupkan dan dioperasikan pada temperatur ambien yang lebih rendah dari -20°C (-4°F), gunakan oli dasar (base oil) yang dapat mengalir dalam temperatur rendah. Oli ini memiliki

viscosity grade pelumas SAE0W atau SAE 5W. Bila

mesin dihidupkan dan dioperasikan pada temperatur ambien yang lebih rendah dari -30°C (-22F), gunakan synthetic base stock multigrade oil. Oli ini harus memiliki viskositas grade pelumas 0W atau 5W. Gunakan oli dengan titik lumer/leleh yang lebih rendah dari -50°C (-58F).

Karena jumlah bahan pelumas yang dapat diterima adalah terbatas dalam kondisi dingin, Pabrik minyak pelumas memiliki rekomendasi khusus untuk kondisi dingin. API merekomendasikan bahan-bahan pelumas berikut ini untuk digunakan dalam kondisi dingin (bahan pelumas dicantumkan menurut pilihan).

2). Bahan Bakar Ringan

Bahan bakar ringan seperti minyak tanah tidak akan menghasilkan tenaga nominal (rated power). Saat membandingkan konsumsi bahan bakar atau kinerja engine, selalu ketahui temperatur bahan bakar yang diukur apakah berat jenis dan densitasnya sudah benar.

Setelan (setting) bahan bakar engine tidak boleh disesuaikan untuk mengkompensasi kehilangan tenaga dengan bahan bakar yang lebih ringan (dengan angka densitas lebih tinggi dari 35 API). Umur pakai komponen sistem bahan bakar dapat berkurang dengan bahan bakar yang sangat ringan karena pelumasan akan kurang efektif (karena viskositas rendah).

Bahan bakar yang lebih ringan juga merupakan campuran ethanol dan methanol (alkohol) dengan bahan bakar solar. Pencampuran alkohol atau bensin ke dalam bahan bakar solar akan menciptakan keadaan yang dapat menimbulkan ledakan di dalam tangki bahan bakar. Selain itu, pengembunan air di dalam tangki dapat menyebabkan alkohol memisahkan diri dan membentuk lapisan di dalam

tangki. Produsen menganjurkan menolak

pencampuran seperti itu.

3). Bahan Bakar Berat (Blended Heavy fuels)

Bahan bakar berat (blended heavy fuels) cenderung menimbulkan lebih banyak pembentukan endapan di dalam ruang pembakaran (combustion chamber) yang dapat menyebabkan aus abnormal pada

cylinder liner dan ring. Masalah ini merupakan yang

paling banyak terlihat di dalam engine-engine berukuran kecil dan berkecepatan tinggi.

Langkah-langkah untuk memperbaiki berat jenis dengan mencampur adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah densitas bahan bakar.

c. Kekentalan

Viskositas adalah ukuran resistensi suatu zat cair untuk mengalir. Viskositas yang tinggi berarti bahan bakar adalah kental dan tidak mudah mengalir. Bahan bakar dengan viskositas yang salah (baik terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat menyebabkan kerusakan engine.

Pengaruh terhadap Mesin

Bahan bakar dengan viskositas tinggi akan meningkatkan aus pada gear train cam dan follower pada perangkat pompa bahan bakar (fuel pump

assembly) karena tekanan injeksi lebih tinggi yang

(5)

kurang efisien dan engine akan menjadi lebih sulit untuk dihidupkan.

Bahan bakar dengan viskositas yang lebih rendah tidak memberikan pelumasan yang memadai pada plunger, barrel dan injector dan penggunaannya harus dievaluasi secara cermat.

Langkah-langkah untuk Memperbaiki Kekentalan:

- Viskositas bahan bakar akan berubah-ubah jika temperatur bahan bakar berubah. Pemanasan atau pendinginan dapat digunakan untuk menyetel viskositas.

- Mencampur bahan bakar merupakan satu cara lain untuk menyetel viskositas.

Viskositas dan Blended Heavy fuels / bahan bakar berat

Kelompok engine Caterpillar 3500 dan

Caterpillar3600 dapat bekerja dengan menggunakan campuran blended heavy fuels / bahan bakar berat dan distilat. Blended heavy fuels / bahan bakar berat harus diencerkan atau dipanaskan hingga mencapai tingkat viskositas yang dikehendaki sebelum mencapai system bahan bakar. Kecuali bila engine memiliki RPM yang rendah sekali, ada sedikit manfaat ekonomis untuk mencoba mengolah bahan bakar dengan viskositas yang lebi Untuk menangani bahan bakar yang memiliki viskositas tinggi, beberapa persyaratan instalasi tambahan mungkin diperlukan, tergantung dari viskositas pastinya. Instalasi tersebut mungkin membutuhkan:

- Pemanasan tangki bahan bakar (fuel tank) dan pipa bahan bakar (fuel line).

- Centrifuging dan back flush filtering - Pompa transfer bahan bakar eksternal - Penyaringan bahan bakar tambahan

- Pencucian turbocharger exhaust turbine. (Kelompok engine 3600).

d. Titik Keruh (Cloud Point)

Cloud Point suatu bahan bakar adalah temperatur

dimana kekeruhan atau kabut muncul di dalam bahan bakar. Kekeruhan ini disebabkan oleh temperatur yang turun sampai dibawah titik lumer lilin atau parafin yang terjadi secara alami di dalam produk-produk minyak bumi.

Pengaruh terhadap mesin.

Cloud point atau pour point bahan bakar ditentukan

oleh pihak pengilang (refiner). Cloud point merupakan faktor yang paling penting karena pada

temperatur inilah penyumbatan filter bahan bakar mulai terjadi dan menghambat aliran bahan bakar ke engine.

Langkah-langkah untuk Mengatasi Temperatur Cloud Point Tinggi

Tiga langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahan bakar yang memiliki cloud point tinggi.

o Gunakan pemanas bahan bakar (fuel heater) bila temperatur di luar dibawah cloud point bahan bakar. Karena cloud point juga merupakan titik lumer/leleh lilin, bila temperatur bahan bakar dijaga diatas cloud point lilin akan tetap lumer di dalam bahan bakar. Heater harus memanaskan bahan bakar sebelum mengalir melalui filter.

Fuel filter sering menggunakan bahan pendingin

engine untuk memanaskan bahan bakar dan mencegah terbentuknya partikel lilin. Bila temperatur ambien cukup rendah untuk menuntut digunakannya fuel heater, hidupkan dan operasikan engine pada idle rendah hingga temperatur cukup tinggi untuk mencegah terbentuknya partikel lilin di dalam rangkaian saringan bahan bakar engine. Jika tidak, laju aliran bahan bakar yang tinggi dengan bahan bakar dalam keadaan dingin akan meningkatkan risiko penyumbatan.

o Bahan bakar dengan cloud point tinggi dapat diencerkan dengan bahan bakar yang memiliki cloud point lebih rendah seperti minyak tanah.

o Pabrik pembuat bahan bakar dapat juga menambah flow improver (wax crystal modifier) ke dalam bahan bakar. Ini tidak mengubah cloud point bahan bakar tetapi menjaga ukuran kristal lilin tetap cukup kecil untuk dapat melewati saringan bahan bakar (fuel filter).

Perusahaan besar seperti Carterpillar misalnya tidak menganjurkan penggunaan aftermarket fuel flow improver karena kadang-kadang terjadi masalah kompatibilitas.

Untuk blended heavy fuels / bahan bakar berat dan bahan bakar campuran, lihat “blended heavy fuels / bahan bakar campuran (berat)” di dalam bab ini.

Titik Lumer/Leleh (Pour Point)

Titik lumer bahan bakar adalah temperatur yaitu 3°C (5°F) diatas temperatur dimana bahan bakar tepat tidak mengalir atau menjadi padat. Biasanya titik lumer juga ditentukan oleh kandungan lilin atau paraffin di dalam bahan bakar.

(6)

Langkah-langkah untuk Mengatasi Temperatur Titik Lumer Tinggi

Titik lumer dapat diperbaiki dengan flow improver atau penambahan minyak tanah. Fuel heater biasanya tidak dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan temperatur titik lumer tinggi.

Air

Air dapat menjadi kontaminan jika masuk ke dalam bahan bakar selama pengangkutan atau sebagai akibat dari pengembunan selama pengiriman.

Pengaruh Terhadap mesin.

Air yang berlebihan di dalam bahan bakar dapat menyebabkan kerusakan pada pompa bahan bakar (fuel pump) di dalam sistem-sistem bahan bakar yang menggunakan oli bahan bakar untuk melumasi pompa (sleeve metering fuel system).

Air garam merupakan satu-satunya penyebab paling besar terjadinya endapan kotoran dan karat terutama di dalam bagian-bagian bertemperatur tinggi pada engine laut. Air garam dapat menyebabkan adanya endapan pada fuel injector dan piston ring groove dan aus di dalam fuel system plunger dan barrel

assembly.

Langkah-langkah untuk Mengatasi Efek Air

- Air dapat dihilangkan dengan mengeringkan tangki bahan bakar secara rutin dan dengan memperoleh bahan bakar secara teliti dari sumber yang dapat dipercaya.

- Membuang air garam dalam beberapa aplikasi akan menuntut penggunaan centrifuge.

- Water separator harus digunakan bila memungkinkan.

- Pemisahan Air

Water separator merupakan alat yang penting untuk menangani bahan bakar. Setiap air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan kerusakan karena karat. Separator harus digunakan pada mesin-mesin dengan sleeve metering fuel system (jika bahan bakar melumasi pompa bahan bakar).

Gambar 9. Sebuah Separator

Ada dua jenis water separator. Jenis sedimen (Gambar 9) alat digunakan bila water separator dipasang di depan pompa bahan bakar (fuel pump). Agar endapan/sedimen mengendap dengan benar, tangki bahan bakar (fuel tank) harus ditempatkan di tempat yang tidak terkena gerakan keras.

Sediment water separator tidak dilengkapi dengan media penyaringan di dalam elemennya. Alat ini biasanya tidak membutuhkan penggantian elemen secara rutin. Elemen dapat diganti bila bagian dalamnya sudah dilapisi kotoran.

Gambar 10. Water Separator umum

Water separator jenis coalescing harus digunakan

jika air di dalam bahan bakar bercampur atau terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang tidak mengendap. Separator ini digunakan jika partikel-partikel begitu halus sehingga membuat bahan bakar keruh.

Separator jenis coalescing akan memisahkan semua air dari bahan bakar. Separator ini dapat diletakkan di mana saja di dalam saluran bahan bakar, seperti di

sebelah komponen-komponen yang paling

membutuhkan perlindungan dari air. Elemen-elemen tersebut tersusun atas media kertas dua tingkat yang dapat diganti. Anda dapat mengatakan bahwa elemen tersumbat bila terjadi kekurangan tekanan bahan bakar.

Sedimen

Sedimen terdiri dari item-item seperti karat, kerak, terak las (weld slag), kotoran dan sampah-sampah lain yang sering timbul dan memasuki tangki bahan bakar dan menyebabkan masalah. Sebagian besar sedimen dapat dibuang dengan proses pengendapan, penyaringan, atau centrifuging. Bahan bakar dengan viskositas tinggi (lebih kental) dan berat jenis yang lebih tinggi (lebih berat) sering memiliki sedimen yang lebih banyak karena proses pengendapan berlangsung lebih lambat. Jika sedimen meningkat, jumlah energi yang dapat digunakan di dalam bahan bakar akan berkurang.

(7)

Semua bahan bakar harus bersih sebelum mencapai sistem bahan bakar (fuel system) di dalam engine. Untuk sebagian besar distilate fuels (bahan bakar distilat), proses pembersihan terdiri dari filter utama (primary filter) dan filter sekunder (secondary filter). Untuk blended heavy fuels / bahan bakar berat, prosesnya jauh lebih kompleks.

Gambar 11. Aus pada Nozzle Orifice. Penampang nozzle dengan perawatan 3500 jam dan perawatan bahan bakar yang buruk. Pembesaran foto 50X.

Jika sedimen atau air untuk distilate fuels (bahan bakar distilat) lebih dari 0,05%, sebaiknya Anda mempertimbangkan sumber bahan bakar lain atau gunakan prosedur penyaringan centrifuging atau pengendapan khusus. Bahan bakar sebaiknya sering diuji untuk mengetahui kadar sedimen dan airnya.

Mengurangi Efek Tingkat Sedimen Tinggi

Sedimen akan secara perlahan tertahan di dalam fuel filter tetapi ini akan menyebabkan biaya tambahan untuk penggantian filter yang lebih sering. Sedimen yang sangat kecil akan lolos melewati filter dan dapat menyebabkan aus pada sistem bahan bakar. Yang penting untuk dilakukan adalah membuang sebanyak mungkin sedimen sebelum bahan bakar masuk ke dalam mesin. Ini akan mengurangi kontaminasi debu dan partikulat yang menyebabkan sedimen, karat dan aus abrasif.

Biarkan sedimen untuk mengendap di dasar tangki. Mesin akan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih di bagian atas dan sedimen dapat dibuang dari bagian dasar tangki bahan bakar. Namun demikian, jika berat jenis menjadi semakin tinggi, maka metode pengendapan untuk membuang sedimen akan menjadi kurang efektif.

Sludge dan Serat

Sludge dan serat dapat mengotori bahan bakar selama penanganan dan penyimpanan. Tangki penyimpanan saluran pipa bahan bakar dan pengangkutan dengan tongkang semuanya dapat menyebabkan kontaminasi ini.

Pengaruh Terhadap Mesin.

Serat tidak dapat dihilangkan kecuali dengan penyaringan. Sludge akan dengan cepat mengotori

centrifugal purifier. Kedua kontaminan ini akan

menyumbat strainer dan fuel filter. Jika bahan bakar yang mengandung sludge digunakan di dalam engine, ini akan menyebabkan filter kotor.

Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sludge dan serat adalah dengan mengganti (atau membersihkan) filter secara sering hingga suplai oli kontaminasi habis digunakan, kemudian bersihkan tangki bahan bakar dan gunakan bahan bakar yang bersih.

Sludge dan Bahan Bakar Campuran

Bahan bakar harus kompatibel agar dapat dicampur dengan benar. Untuk mencegah sludge yang akan terjadi bila bahan bakar tidak dicampur dengan benar, uji blended heavy fuels / bahan bakar berat

sebelum mencampur. Ketidakcocokan

(incompatibility) sering disebabkan oleh blending fuels (pencampuran bahan bakar) dari tangki-tangki yang berbeda. Simpan bahan bakar di dalam tangki penyimpanan, pengendapan dan pengisian terpisah. Sludge dapat menyebabkan:

• Strainer dan separator sering tersumbat • Injection pump lengket

• Endapan di dalam injector • Endapan di dalam exhaust valve • Endapan di dalam turbocharger turbine.

Jika Anda mengalami masalah sludge hanya ada dua pilihan untuk dilakukan dan keduanya mahal yaitu terus membakar bahan bakar (dengan perawatan dan biaya filter yang tinggi) atau mengalihkan tangki suplai bahan bakar membuang bahan bakar yang buruk dan membersihkan tangki yang kotor.

o Tekanan Uap

Semua zat cair dapat menguap atau berubah menjadi gas bila dipanaskan. Jika tekanan uap menjadi terlalu besar, maka dapat menghambat suplai bahan bakar ke fuel pump (pompa bahan bakar). Dalam hal ini, uap mengantikan bahan bakar cair.

Bahan bakar yang lebih ringan dan crude oil (minyak mentah) akan memiliki tekanan uap yang lebih besar bila dibandingkan dengan bahan bakar yang lebih berat. Sebuah air eliminator atau vapour trap dapat digunakan untuk meminimalkan efek gangguan suplai bahan bakar karena vapour lock.

Uap sangat mudah menguap. Ventilasi tangki

memadai yang aman dibutuhkan untuk

menghilangkan kemungkinan kerusakan pada tangki bahan bakar dan memperkecil kemungkinan ledakan. Tekanan uap lebih dari 20 psi (140kPa) akan

(8)

membutuhkan ventilasi yang memadai. Semua tangki harus diventilasi secara memadai dan gas dibuang dengan baik.

o Asphaltene

Asphaltene adalah komponen-komponen aspal yang tidak larut di dalam oil dan heptan panas (alkali ada di dalam spiritus petroleum) tetapi larut di dalam karbon disulfida dan benzene (hidrokarbon cair yang mudah menguap ada di dalam tar batubara dan minyak bumi). Zat-zat ini keras dan rapuh dan tersusun atas molekul-molekul panjang yang ringan. Dalam konsentrasi tinggi, asphaltene dapat menyebabkan penyumbatan filter. Asphaltene sering mengandung logam berat seperti nikel, besi dan vanadium. Exhaust side turbine wash dibutuhkan untuk membuang endapan. Asphaltene tidak terdapat di dalam distilate fuels (bahan bakar distilat).

o Mikroorganisme di dalam Bahan Bakar

Semua air dan bahan bakar merupakan media untuk pertumbuhan bakteri. Jasad hidup sederhana ini membentuk kehidupan di dalam air dan hidup dari bahan bakar. Yang terakumulasi dapat menimbulhan berbagai Scalle.

o Pengaruh Terhadap Mesin.

Mikroorganisme atau fungi di dalam bahan bakar menyebabkan korosi dan penyumbatan filter. Bakteri dapat bermacam-macam warna tetapi biasanya berwarna hitam, hijau atau coklat. Bakteri tumbuh dalam bentuk untaian berlumpur. Biosida yang ditambahkan ke dalam bahan bakar akan membunuh pertumbuhan dan/atau memperlambat pembentukannya. Menyaring bahan bakar, atau pembuangan dengan cara yang baik setelah menggunakan biosida harus dilakukan untuk mencegah penyumbatan filter

BAHAN ADITIF KOMERSIAL

Pemilihan bahan bakar dan bahan pelumas tidak menganjurkan penggunaan bahan aditif aftermarket di dalam oli. Anda tidak perlu menggunakan bahan aditif aftermarket untuk mencapai masa pakai maksimum atau batasan kinerja maksimum mesin. Oli aditif yang diformulasikan secara lengkap terdiri dari oli dasar (base oil) dan paket bahan aditif komersial. Paket bahan aditif komersial ini dicampur ke dalam oli dasar pada persentase yang tepat untuk membantu menghasilkan oli jadi dengan karakteristik kinerja yang memenuhi standar industri. Tidak ada pengujian standar industri yang mengevaluasi kinerja atau kompatibilitas bahan aditif aftermarket di dalam oli jadi. Bahan aditif aftermarket ada yang tidak kompatibel dengan paket

bahan aditif oli jadi, yang dapat menurunkan kinerja oli jadi. Bahan aditif aftermarket dapat tidak bercampur dengan oli jadi. Ini dapat menimbulkan sludge. Pemilihan bahan pelumas melarang penggunaan bahan aditif aftermarket di dalam oli jadi. Untuk mencapai kinerja terbaik dari engine pemilihan minyak mengikuti pedoman berikut ini: • Pilih oli Pelumas yang tepat atau pilih oli

komersial yang memenuhi spesifikasi untuk kompartemen.

• Baca tabel “Viskositas Bahan Pelumas” untuk menemukan grade viskositas yang benar untuk engine Anda.

• Pada interval tertentu servis engine atau servis kompartemen. Gunakan oli yang baru dan pasang filter oli baru.

• Lakukan perawatan pada interval yang ditentukan di dalam Buku Pedoman Pengoperasian dan Perawatan “Jadwal Interval Perawatan”.

KESIMPULAN

Secara empiris untuk bahan bakar tidak boleh terlalu hangat karena terperatur bahan bakar diatas 520C (1650F) akan mempengaruhi out put tenaga mesin diesel tidak dibenarkan sekali-kali melampaui 750C (1650F) dengan bahan bakar destilasi langsung karena tempratur bahan bakar tinggi juga mempengaruhi vikositas bahan bakar. Bila viskositas bahan bakar turun terlalu rendah maka kerusakan dapat terjadi pada komponen pompa injeksi. Untuk mencapai masa pakai maksimum, gunakan oli dengan grade viskositas pelumas paling tinggi yang diizinkan untuk temperatur ambien. Lihat tabel untuk viskositas bahan pelumas untuk temperatur sekitar untuk mengetahui viskositas bahan pelumas untuk temperatur ambien untuk memperoleh viskositas oli yang dianjurkan. Beberapa grease tidak boleh digunakan bersama grease lain. Bila grease komersial digunakan, tentukan bahwa grease tersebut sesuai/kompatibel dengan grease yang sedang digunakan di dalam sistem. Jika grease komersial tidak kompatibel, sistem harus dibersihkan. Jika ada permasalahan mengenai kompatibilitas grease.

DAFTAR PUSTAKA

Febuari,2003. Operation and Maintenance manual.

Caterpillar.

March,2008. Western Start truck William, Oklahoma:Penwell Publishing Co,1978) The Petrolium Refining. Al.

(9)

Gambar

Gambar 1. Permukaan kering yang bersentuhan
Gambar  6.  Pembakaran  Bahan  Bakar  diesel  pada  saat  injeksi  setelah  udara     terkompresi  menyala  karena  kenaikan panas yang cepat
Gambar 9. Sebuah Separator

Referensi

Dokumen terkait

Terimakasih kepada kakak Lintang Octaviani selaku Mahasiswa Vokasi D3 Perbankan Universitas Brawijaya angkatan 2012 yang sudah memberikan masukan dalam penulisan

merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai meliputi sikap, pengetahuan,

Universitas Sriwijaya Diantara banyaknnya faktor risiko lingkungan pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, debu merupakan salah satu

• Dukungan Iptek mutlak diperlukan untuk pengembangan

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan

Dengan meningkatnya nilai CBR maka berpengaruh pada pengujian sifat-sifat fisis tanah asli yaitu semakin banyak penambahan additive maka berat jenis tanah

c) barang-barang yang diketahui sebagai subjek pelanggaran pabean, seperti alat transportasi dan metode penyimpanan yang digunakan terhadap barang tersebut;.. Setiap