• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PEMBAGIAN ATAU PENGKAPLINGAN TANAH DALAM SISTEM PERTANAHAN MENGGUNAKAN HUKUM ADAT DI KASEPUHAN CIPTAGELAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA CARA PEMBAGIAN ATAU PENGKAPLINGAN TANAH DALAM SISTEM PERTANAHAN MENGGUNAKAN HUKUM ADAT DI KASEPUHAN CIPTAGELAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TATA CARA PEMBAGIAN ATAU

PENGKAPLINGAN TANAH DALAM SISTEM

PERTANAHAN MENGGUNAKAN HUKUM

ADAT DI KASEPUHAN CIPTAGELAR

TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh

Ruly Irwansyah

NIM: 15103049

Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika

Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

Lembar Pengesahan

Tugas Akhir Sarjana

TATA CARA PEMBAGIAN ATAU PENGKAPLINGAN TANAH

DALAM SISTEM PERTANAHAN MENGGUNAKAN HUDUM

ADAT DI KASEPUHAN CIPTAGELAR

Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,

baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.

Bandung, 14 Februari 2008 Penulis Ruly Irwansyah NIM. 15103049 Bandung, 14 Februari 2008 Pembimbing

Kurdinanto Sarah, Ir., MSP. Andri Hernandi, Ir., MT.

NIP. 130 704 107 NIP. 888 035 102

Mengetahui:

Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Ketua,

Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M. Sc. NIP. 131 690 328

(3)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Tata Cara Pembagian Atau Pengkaplingan Tanah Dalam Sistem Pertanahan Menggunakan Hukum Adat di Kasepuhan Ciptagelar”. Penulisan tugas akhir ini ditujukkan sebagai syarat kelulusan Sarjana Teknik Geodesi & Geomatika Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penulis sadari sepenuhnya akan kekurangan dari Tugas Akhir ini dan penelitian yang penulis lakukan. Masih terbatasnya bahan-bahan yang ditelaah dan kurangnya analisis adalah kekurangan yang paling jelas dari penelitian ini. Karena penelitian ini merupakan tahap awal dari proses konversi dari sistem pertanahan adat ke sistem pertanahan nasional. Banyak aspek yang perlu dipelajari lebih dalam lagi, sehingga tujuan akhir dari penelitian ini dapat terlaksana dan terwujud.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulisnya sendiri.

(4)

LEMBAR PENGHARGAAN

Dengan selesainya Tugas Akhir yang saya buat ini, saya ucapkan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Allah SWT, atas segala rahmat dan kesehatan yang telah diberikan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik

2. Bapak Ir. Kurdinanto Sarah, MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Ir. Andri Hernandi, MT selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir. Rizqi Abdulharis, M.Sc selaku dosen yang selalu memberikan bimbingan dan jawaban dalam setiap diskusi mengenai Tugas Akhir ini.

5. Bapak Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M.Sc selaku Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika.

6. Bapak Ir. Bambang Subekti, MT selaku dosen wali akademik yang selalu memberikan saran-saran yang membangun.

7. Seluruh staf dosen Teknik Geodesi dan Geomatika yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat berarti bagi saya.

8. Encup Sucipta (Abah Anom) (alm), selaku mantan Ketua Adat Kasepuhan Ciptagelar yang telah membantu dalam memperoleh data penelitian Tugas Akhir ini.

9. Emak, Aki Karma, Aki Upat, Aki Radi, Bapak Muhtar, dan Bapak Karma selaku warga adat Kasepuhan Ciptagelar yang telah membantu dalam memperoleh data penelitian Tugas Akhir ini.

10. Teman-teman Cadastre Research Division, dan seluruh kamerad 2003 yang selalu menemani dan membantu dari awal hingga akhir masa kuliah.

11. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan dan mendukung dalam setiap langkah dan jalan hidup yang aku pilih.

(5)

12. Kakak-kakakku tercinta, yang selalu memberikan semangat dan dorongan hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliah ini.

13. Fajar Permata Sari, yang selalu memberikan semangat dan mengirimkan doa-doa serta selalu sabar menanti hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

ABSTRAK

Urusan tanah merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan kita. Karena tanah merupakan alas tempat kita tinggal dan bagi beberapa orang, tanah merupakan sumber penghidupannya. Begitu juga seperti yang dirasakan oleh warga adat Kasepuhan Ciptagelar. Bagi mereka tanah merupakan urusan

"hidup-mati", karena mereka hidup bergantung pada alam. Masyarakat Kasepuhan

Ciptagelar memiliki kebiasaan yaitu melakukan perpindahan lokasi tempat tinggal (semi nomaden). Tempat tinggal atau lokasi tanah untuk mendirikan rumah dan lokasi untuk menggarap sawah pasti menjadi hal yang utama, mengingat mereka akan tinggal di tempat/daerah baru yang belum ada kepemilikan atas tanah pada tempat baru tersebut. Bagaimana tata cara pembagian tanah disana dan apa yang dijadikan batas antar suatu bidang tanah dengan tanah yang lainnya? Hal itu merupakan suatu hal yang penting dalam perolehan sebidang tanah garapan di Kasepuhan Ciptagelar.

Diperlukan penelusuran mengenai aturan/hukum tentang pertanahan adat khususnya yang berkaitan dengan pembagian tanah, juga dilakukan penelusuran batas untuk setiap bidang tanah, dan mengetahui status tanah pada bidang garapan. Setelah itu dilakukan analisis dengan membandingkannya dengan konsep batas dan pengukurannya, juga terhadap hak-hak mengenai kepemilikan atas sebidang tanah garapan.

Dari analisis yang dilakukan maka didapatkan suatu kesimpulan mengenai pembagian tanah di Kasepuhan Ciptagelar. Dan akan semakin jelas mengenai karakteristik pertanahan adat di Kasepuhan Ciptagelar yang meliputi identifikasi batas, status tanah, dan juga aturan/hukum adat yang mengatur tentang pembagian tanah adat di Kasepuhan Ciptagelar.

(7)

ABSTRACT

Land affair is a thing which necessary for our life. Because land is the place we live, and for some people land is source of their subsistence. So do like the one felt by member of Kasepuhan Ciptagelar customary. For them land is life or death affair, because their life depend on the nature. In arrangement of their land tenure, they use the customary law as its guidance. The citizen of Kasepuhan Ciptagelar has habit that is doing movement of location of residence (semi of nomad). Residence or location of land to build house and location to till rice field surely becomes main thing, remembers them will live in new area which has not there is ownership to land at the new place. What procedures division of land and what to taken as boundary between an land area with land the other? That is a important thing in acquirement of a land parcels in Kasepuhan Ciptagelar.

Required investigate about customary land of law especially related to division of land, also investigate the boundary for every land area, and knows land status at till area. Then do the analysis by comparing it with the boundary concept and measurement, also to the rights about ownership of land parcels.

From the analysis hence got a conclusion about division of land in Kasepuhan Ciptagelar. And would increasingly explains about land characteristic of Kasepuhan Ciptagelar customary covering identification of boundary, land status,and customary law about division of Kasepuhan Ciptagelar customary land.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i LEMBAR PENGHARGAAN ... ii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR ISTILAH ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Maksud dan Tujuan ... 3

I.3 Ruang Lingkup ... 3

I.4 Perumusan masalah... 4

I.5 Metodologi Penelitian ... 4

I.6 Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II DASAR TEORI ... 7

II.1 Hukum Adat ... 7

II.2 Hukum Tanah Adat ... 9

II.2.1 Hak Ulayat ... 10

II.2.2 Hak Perorangan Atas Tanah ... 11

II.2.3 Transaksi – transaksi Dalam Tanah Adat ... 15

II.3 Konsep batas ... 17

II.3.1 Pengukuran Suatu Bidang Batas ... 21

BAB III STUDI KASUS ... 22

III.1 Sekilas Tentang Ciptagelar ... 22

III.1.1 Bentang Alam di daerah Kasepuhan Ciptagelar ... 22

(9)

III.2 Karakteristik Pertanahan Adat di Kasepuhan Ciptagelar ... 24

III.2.1 Aturan-aturan Yang Ada ... 25

III.2.2 Peran Ketua Adat Dalam Pembagian Tanah ... 28

III.2.3 Identifikasi Batas ... 28

III.2.4 Pengukuran Batas Tanah Yang Digunakan ... 33

III.2.5 Status Tanah Dari Pembagian/Pengkaplingan Tanah Kepemilikan Tanah Adat ... 33

BAB IV ANALISIS ... 35

IV.1 Analisis Batas Tanah Garapan Dikaitkan Dengan Konsep Batas... 35

IV.2 Analisis Status Tanah Garapan Dikaitkan dengan Konsep Hak Kepemilikan Tanah Adat ... 36

IV.3 Analisis Aspek Teknis Pengukuran Batas ... 36

IV.4 Pembagian Tanah Ulayat Kasepuhan Ciptagelar Dikaitkan dengan Penggunaan Lahan ... 37

IV.5 Analisis Tata Cara Perolehan Atas Sebidang Tanah Garapan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

V.1 Kesimpulan ... 41

V.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian ... 5

Gambar 2.1 Garis Batas dan Titik Perpotongan Garis Batas ... 18

Gambar 3.1 Peta Lokasi TNGHS ... 23

Gambar 3.2 Pohon Hanjuang ... 29

Gambar 3.3 Batas sebidang tanah ... 29

Gambar 3.4 Batas sebidang tanah ... 30

Gambar 3.5 Batas tanah garapan (rumah) ... 30

Gambar 3.6 Batas Tanah garapan (sawah) ... 31

Gambar 3.7 Aliran sungai ... 32

Gambar 3.8 Dataran dengan perbedaan tinggi yang curam (jurang) ... 32

Gambar 4.1 Batas tanah garapan (rumah) ... 35

Gambar 4.2 Pembagian Lahan ... 38

(11)

DAFTAR ISTILAH

• Antromorfi : Pengukuran panjang / luas tanah menggunakan salah satu anggota tubuh manusia

• Baris kolot : Orang yang menjadi bawahan / kepercayaan Ketua adat • Beschikkingsrecht : Hak ulayat

• Fixed boundary : Batas yang tetap, jelas atau kuat

• Garapan : Suatu pemanfaatan lahan di atas sebidang tanah, bisa berupa bangunan atau olahan lainnya (sawah, ladang,

kolam)

• General boundary : Batas yang umum, tidak tetap, dan tidak spesifik • Genots recht : Hak mempergunakan tanah

• Kasepuhan : Perkumpulan masyarakat yang memegang teguh adat yang sama

• Kidul : Selatan

• Leluhur : Orang yang sudah lama meninggal yang masih satu garis keturunan

• Leuweung Tutupan: Hutan yang tidak boleh dimanfaatkan oleh warga adat maupun untuk keperluan adat

• Leuweung Titipan: Hutan yang tidak boleh dimanfaatkan oleh warga, kecuali untuk keperluan adat

• Leuweung Garapan: Hutan yang bisa digarap oleh warga

• Limpo : Wilayah kekuasaan, tanah yang merupakan wilayah yang dikuasai persekutuan

(12)

• Mesi : Pajak yang harus dibayar warga luar adat yang menggarap tanah adat

• Religio-magis : Kepercayaan akan hal – hal yang berbau gaib dan percaya pada leluhur – leluhur mereka

• Salelemaheun : Ukuran luas tanah sebesar 6 x 10 meter

• Semi nomaden : Warga yang berpindah – pindah tempat tinggal tetapi dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan • Sesepuh : Orang yang lebih tua dan memiliki peran dalam adat • Walatan : Hukuman yang tidak kasat mata dan diyakini berasal dari

leluhur yang diberikan kepada orang yang melanggar

hukum adat

• Wangsit : Bisikan atau pemberitahuan secara gaib yang diterima oleh Ketua adat

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Wawancara ... 46 I. Hasil wawancara di kampung Nangerang (Desa Sirnarasa) ... 46 II. Hasil wawancara di Kasepuhan Ciptagelar (Desa Sirnaresmi) ... 48

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Simon straafbaar feit adalah “kelakuan yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh

Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi besar dalam memben- tuk karakter anak bangsa adalah madrasah, karena madrasah memiliki ciri khusus

Standar kompetensi sebagai bentuk penyempurnaan kurikulum menuntut adanya perubahan orientasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan ( stakeholder)

Nilasa di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya Yogyakarta” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan

K-Fold Cross Validation adalah teknik validasi yang membagi data ke dalam k bagian dan kemudian masing- masing bagian akan dilakukan proses klasifikasi. Dengan

Reformasi birokrasi di tingkat pemerintah daerah diarahkan untuk melakukan penyempurnaan terhadap semua kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan

Setelah Anda menginstal driver dan jika perlu, nonaktifkan adapter lainnya, Pengguna Windows dapat menghubungkan ke jaringan Wi-Fi atau perangkat Bluetooth seperti biasa..