• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORUM KOMUNIKASI PERENCANA INDUSTRI BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORUM KOMUNIKASI PERENCANA INDUSTRI BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BDI REGIONAL V SURABAYA DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN INDUSTRI

DI JAWA TIMUR

disampaikan oleh I s n a d i

SURABAYA 2011

FORUM KOMUNIKASI PERENCANA INDUSTRI BIRO PERENCANAAN

(2)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BDI

Peraturan Menteri Perindustrian Rl

Nomor: 50/M-IND/PER/6/2006

Pasal 2

Balai Diklat Industri mempunyai

tugas

melaksanakan pendidikan dan pelatihan aparatur

dan dunia usaha pada sektor industri.

(3)

a) Penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, fungsional, teknis

umum dan ketrampilan khusus serta dunia usaha;

Pasal 3

Fungsi BDI adalah:

b) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan,fungsional, teknis umum dan ketrampilan khusus serta dunia usaha;

d) Evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan; dan

c) Pelaksanaan pengembangan dan kerjasama pendidikan dan pelatihan;

(4)

V i s i

Visi B D I Regional V Surabaya adalah :

Menjadi Lembaga Diklat dan Konsultasi

Industri Yang Handal Dalam

Mengembangkan Sumber Daya Manusia

Industri

(5)

M i s i

1. Melaksanakan diklat teknis, kemahiran manajemen

dan kompetensi teknologi produksi bagi aparat dan

dunia usaha sektor industri, serta memperbaharui

alat pembelajaran agar sesuai perkembangan

industri.

2. Mengembangkan SDM untuk menunjang dan

menselaraskan kompetensinya dengan kebutuhan

industri dan tuntutan zaman.

3. Memberikan jasa konsultasi manajemen bagi IKM

dan bekerja sama dengan pihak lain dalam

kediklatan, pendanaan, penggunaan peralatan

teknik produksi.

4. Membentuk struktur organisasi yang dinamis

sesuai kebutuhan

(6)

Kegiatan BDI Surabya

1. Melaksanakan diklat

2. Mengembangkan SDM internal dan penelitian kediklatan

3. Melakukan evaluasi diklat/ peserta diklat

4. Menjaring masukan untuk penyusunan program diklat/ kurikulum/bahan ajar

5. Memberikan konsultansi dan tenaga instruktur keluar BDI

6. Menjalankan operasi manajemen dengan

mengimplementasi SMM ISO 9001:2008 ( belum akreditasi)

7. Membenahi fasilitas fisik, media pembelajaran dan keperluan lain yang terkait dengan kediklatan

(7)

Kerja sama BDI Surabaya dengan Instansi

Pemerintah dan Swasta periode 2006 s/d 2011

No Instansi Jenis Kerja sama Volume Kegiatan Pencapaian Kinerja Periode tahun 1 Dinas Perindag Prov. Jatim Bantuan instruktur Diklat Teknis 2 100 % 06-07 2 Dinas Perindag Prov. Jatim Bantuan instruktur Diklat Teknis 3 100 % 07-08 3 Dinas Perindag Prov. Jatim Bantuan instruktur Diklat Teknis 3 100 % 08-09 4 Dinas Perindag Prov. Jatim Bantuan instruktur Diklat Teknis 3 100 % 09-10 5 Dinas Perindag Prov. Jatim Bantuan instruktur Diklat Teknis 3 100 % 10-11

(8)

Kerja sama BDI Surabaya dengan Instansi

Pemerintah dan Swasta periode 2006 s/d 2011

No 13Instansi Jenis Kerja sama Volume Kegiatan

Pencapaian Kinerja

Periode tahun 6 PPI Sidoarjo Bantuan instruktur

Diklat Teknis

2 100 % 08-09 7 PPI Sidoarjo Bantuan instruktur

Diklat Teknis

1 100 % 09-10 8 Badan Diklat Prov.

Jatim

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 06-07 9 Badan Diklat Prov.

Jatim

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 07-08 10 Badan Diklat Prov.

Jatim

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 08-09 11 Badan Diklat Prov.

Jatim

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 09-10 12 Badan Diklat Prov.

Jatim

Bantuan instruktur Diklat Teknis

(9)

Kerja sama BDI Surabaya dengan Instansi

Pemerintah dan Swasta periode 2006 s/d 2011

No Instansi Jenis Kerja sama Volume Kegiatan Pencapaian Kinerja Periode tahun 13 Dinas Perindag Kab. Tulungagung Bantuan instruktur Diklat Teknis 4 100 % 06-07 14 Dinas Perindag Kab. Tulungagung Bantuan instruktur Diklat Teknis 4 100 % 07-08 15 Dinas Perindag Kab. Tulungagung Bantuan instruktur Diklat Teknis 4 100 % 08-09 16 Dinas Perindag Kab. Tulungagung Bantuan instruktur Diklat Teknis 4 100 % 09-10 17 Dinas Perindag Kab. Tulungagung Bantuan instruktur Diklat Teknis 4 100 % 10-11 18 Dinas Perindag Kab.

Malang

Bantuan instruktur Diklat Teknis

(10)

Kerja sama BDI Surabaya dengan Instansi Pemerintah dan Swasta periode 2006 s/d 2011

No Instansi Jenis Kerja sama Volume Kegiatan

Pencapaian Kinerja

Periode tahun 19 Dinas Perindag Kab.

Malang

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 07-08 20 Dinas Perindag Kota

Malang

Bantuan instruktur Diklat Teknis

2 100 % 06-07 21 Dinas Perindag Kota

Mojokerto

Bantuan instruktur Diklat Teknis

1 100 % 06-07 22 Dinas Perindag Kota

malang

Bantuan instruktur Diklat Teknis

3 100 % 07-08 23 Dinas Perindag Kab.

Situbondo

Bantuan instruktur Diklat Teknis

1 100 % 06-07 24 Dinas Perindag Kab.

Pacitan

Bantuan instruktur Diklat Teknis

2 100 % 08-09 25 Dinas Perindag Kab.

Pacitan

Bantuan instruktur Diklat Teknis

2 100 % 10-11 68

(11)

Kontribusi jumlah peserta diklat industri BDI Surabaya

terhadap jumlah peserta diklat industri di Jatim

Tahun Peserta diklat

industri di

BDI Surabaya

Peserta diklat

industri

di Jatim

% Kontribusi

jumlah peserta

diklat BDI Sby

2006

178

958

19%

2007

231

1011

23%

2008

311

1091

29%

2009

338

1118

30%

2010

267

1047

26%

2011

300

1080

28%

(12)

INDUSTRI JATIM 2010

NO URAIAN INDUSTRI JATIM TAHUN 2010

Pertumbuhan

IATT ILMTA IAK

TOTAL

Jumlah Jumlah Jumlah

1 INDUSTRI KECIL

A - Jumlah Unit Usaha (UU) 12.495 95.473 618.389 726.357 3,7% B - Tenaga Kerja (TK) 25.349 248.524 1.400.639 1.674.512 6,2% C - Nilai Produksi (NP) 102 6.008 58.810 64.920 6,4% D - Nilai Investasi (NI) 213 2.807 22.575 25.595 6,4%

2 INDUSTRI SEDANG

A - Jumlah Unit Usaha (UU) 192 1.972 13.392 15.556 3,0% B - Tenaga Kerja (TK) 18.710 88.508 776.407 883.625 4,3% C - Nilai Produksi (NP) 569 3.720 46.071 50.360 5,5% D - Nilai Investasi (NI) 157 1.962 14.491 16.610 4,9%

3 INDUSTRI BESAR

A - Jumlah Unit Usaha (UU) 154 131 473 758 1,9% B - Tenaga Kerja (TK) 2.947 55.250 168.748 226.945 3,5% C - Nilai Produksi (NP) 1.067 5.187 68.573 74.827 5,1% D - Nilai Investasi (NI) 429 1.796 15.371 17.596 3,3%

4 TOTAL INDUSTRI

A - Jumlah Unit Usaha (UU) 12.841 97.576 632.254 742.671 3,7% B - Tenaga Kerja (TK) 47.006 392.282 2.345.794 2.785.082 5,3% C - Nilai Produksi (NP) 1.738 14.915 173.454 190.107 5,7% D - Nilai Investasi (NI) 799 6.565 52.437 59.801 5,1%

(13)

Jumlah tenaga kerja pada IKM

2.558.137

782

Yang didiklat BDI

selama 5 tahun

(14)

Pembinaan SDM

Kegiatan BDI

Meningkatkan

nilai tambah

Keterkaitan kegiatan BDI dengan kegiatan usaha IKM

KEGIATAN USAHA

Meningkatkan

PDRB

(15)

MEKANISME KERJA BDI SURABAYA A P A R A T / D U N I A U S A H A PENERIMAAN

PESERTA SELEKSI PROSES DIKLAT EVALUASI WIDYAISWARA KURIKULUM

SARANA/ PRASARANA

PEMERINTAH

PENGEMBANGAN DIKLAT

TATA USAHA PROGRAM EVALAP

STAKE HOLDER SUMBER BACAAN

MONITORING A P A R A T / D U N I A U S A H A IMPLENENTASI SSM ISO

(16)

IDE-DESAIN REKAYASA PRODUK/ TEKNOLOGI

PELAKSANAAN PRO-DUKSI

INOVASI PRODUK & TEKNOLOGI

PENGEMBANGAN PRO-DUK & TEKNOLOGI

PENDAPATAN SUMBER DANA PEMBIAYAAN / PENGGUNAAN DANA AKUNTANSI PEMELIHARAAN & PENGEMBANGAN SUMBER & PENGGUNAAN DANA SURVEY PASAR PELAKSA NAAN PPENJUALAN PEMELIHA RAAN PASAR PENGEMBANGAN PASAR

KEGIATAN POKOK PERUSAHAAN

KEUANGAN PRODUKSI PEMASARAN

TUJUAN BISNIS

REKRUTMEN

PEMBINAAN SKILL DAN MANAJEMEN UPAH & GAJI

JAMSOSTEK KARIER PLANING

PHK S D M

(17)

KONDISI MAKRO EKONOMI PROVINSI

Kondisi Mikro/usaha

Nilai Tambah

PDRB

PERUNDANGAN

Kompetensi

pelaku

PEREKONOMIAN

DIKLAT

PEMBINAAN

DINAS

PDRB = jumlah seluruh nilai tambah hasil

usaha pada daerah tertentu

(18)

Meneropong hubungan kegiatan diklat dengan PDRB

Kab./Kota JPD Kab./Kota JPD Kab./Kota JPD Kab./Kota JPD

Kab. Jombang 82 Kab. Trenggalek 20 Kab. Ngawi 16 Kota Surabaya 49 Kab.

Banyuwangi 33 Kab. Pasuruan 39 Kab. Pamekasan 16 Kota Mojokerto 20 Kab.

Probolinggo 13 Kab. Jember 7 Kab. Ponorogo 6 Kota Kediri 13 Kab.

Tulungagung 63 Kab. Malang 19 Kab. Lumajang 16 Kota Blitar 24 Kab. Kediri 7 Kab. Blitar 26 Kab. Magetan 14 Kota Batu 13 Kab. Sidoarjo 96 Kab. Pacitan 22 Kab. Madiun 12 Kota Pasuruan 2 Kab. Mojokerto 55 Kab. Situbondo 11 Kab. Tuban 11 Kota Probolingg

o 5 Kab. Gresik 13 Kab. Sampang 8 Kab. Sumenep 10 Kota Malang 18 Kab. Lamongan 77 Kab. Bangkalan 19 Kab. Bojonegoro 8 Total 919 Kab.

Bondowoso 24 Kab. Nganjuk 19 Kota Madiun 13 Jumlah Peserta Diklat di BDI sampai 2010 untuk kab. Kota

(19)

Peringkat Kabupaten/kota % Kont. Ind thd PDRB 1 Kota Kediri 72,176 2 Kab. Sidoarjo 53,808 3 Kab. Gresik 47,486 4 Kota Malang 35,412 5 Kab. Mojokerto 34,988 6 Kab. Pasuruan 32,498 7 Kota Surabaya 31,430 8 Kota Madiun 25,992 9 Kab. Tuban 21,196 10 Kab. Malang 20,318 11 Kab. Kediri 19,798 12 Kab. Tulungagung 17,954 13 Kota Pasuruan 17,742 14 Kota Mojokerto 15,904 15 Kota Probolinggo 15,444

Peringkat Kontribusi industri rata-rata Kab./kota terhadap PDRB Jatim 2005-2009

(20)

Peringkat Kabupaten/kota % Kontribusi 1 Kab. Sidoarjo 53,808 2 Kota Malang 35,412 3 Kab. Mojokerto 34,988 4 Kab. Pasuruan 32,498 5 Kota Madiun 25,992 6 Kab. Malang 20,318 7 Kab. Kediri 19,798 8 Kab. Tulungagung 17,954 9 Kota Pasuruan 17,742 10 Kota Mojokerto 15,904

Peringkat Kontribusi industri rata-rata Kab./kota terhadap

PDRB Jatim 2005-2009 tanpa perusahaan besar

(21)

10 besar Kabupaten/Kota kontribusi terhadap PDRB

Jatim tahun 2009

Peringkat Kabupaten/kota 1 Kota Surabaya 26,55 2 Kab. Sidoarjo 8,30 3 Kota Kediri 8,28 4 Kab. Gresik 5,07 5 Kab. Malang 4,37 6 Kota Malang 4,12 7 Kab. Jember 3,34 8 Kab. Banyuwangi 3,31 9 Kab. Tulungagung 2,31 10 Kab. Bojonegoro 2,29

(22)

K

on

tri

bus

i in

dus

tri

P

d

PD

RB

(KIPPDRB)

Jumlah Peserta Diklat(JPD)

Adjusted R square = 19,6 % JPD = 0,214 ( sig. 0,006) Kontanta = 7,222 ( sig. 0,005) 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Hubungan JPD dg KIPPDRB

(23)

Permasalahan dan langkah ke depan

1. Pertumbuhan industri dibawah PDB nasional dalam 4 tahun terakhir

2. Keterkaiatn industri besar dan industri kecil belum erat

3. Klaster yang menjadi program nasional belum terealisir sesuai harapan

4. Pemakaian produk dalam negeri belum maksimal 5. Hasil litbang industri belum dimanfaatkan secara

maksimal

6. Pendataan industri masih perlu diperbaiki terutama yang terkait dengan “supply-demand”

(24)

PDB dan PERTUMBUHAN INDUSTRI

0 1 2 3 4 5 6 7 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

PDB Nasional

PDB Nasional

(25)

INDUSTRI KECIL MENENGAH

TERKAIT

INDUSTRI BESAR KONSUMSI LANGSUNG CAMPURAN

LANGKAH PERATURAN

KETERKAIATAN

EFEKTIFKAN KLASTER INDUSTRI PENDATAAN

(26)

Revitalisasi BDI (Usulan)

Berbagai kegiatan telah ditempuh dalam

rangka mengembangkan industri nasional,

namun relevansi kebijakan pusat dengan

pelaku usaha /IKM selalu memerlukan

pembaharuan, untuk itu akses pemerintah

pusat kedaerah tidak cukup dengan satu

sumber saja, disinilah BDI merupakan salah

satu alat penghubung pusat daerah yang

(27)

Perlu Revitalisasi BDI

1. Pertumbuhan industri dibawah pertumbuhan ekonomi pertanda bahwa ekonomi berada pada tebing jurang kemerosatan

2. Untuk memperbaiki ekonomi diperlukan pemerataan pendapatan masyarakat umum, sehingga uang dapat berputar secara cepat dan merata

3. Industri kecil-menengah perlu disadarkan, didukung, didorong, diberi jalan untuk maju

4. Perlu dilakukan pendataan industri yang memadahi, perlu disadarkan kepada semua pihak demi kemajuan industri melalui program klaster, perlu peningkatan pemakain produk dalam negeri, perlu kepastian

keterkaitan hulu- hilir, dan perlu adanya teknologi yang murah.

(28)

5. Kementerian Perindustrian tidak memiliki sumber informasi yang akurat sehingga data sektor ekonomi nasional sering berbeda, dan BDI adalah instansi yang tepat diberikan tupoksi pendataan industri, sehingga perundangan /kebijakan industri menjadi jaminan

hidup para IKM

6. BDI instansi yang paling tepat ditugaskan menjadi

agent pemasaran hasil litbang industri serta

kampanye pemakain produk dalam negeri

7. Klaster industri memerlukan keuletan dan netralitas dari fisilitator , untuk itu perlu kelembagaan

permanen tanpa tambahan personil, hal inipun paling tepat dibebankan kepada BDI, sekaligus membina kompetensi para penyuluh perindustrian

(29)

Tugas BDI setelah revitalisasi

1. Melakukan pendataan industri, sehingga kementerian

perindurian dapat menyusun perturan/kebijakan yang tepat untuk mendorong kemajuan industri secara seimbang, dan memberirikan kesempatan untuk maju bersama bagi industri kecil-menengah mauoun besar

2. Menyusun kebutuhan diklat yang revelan dengan kebutuhan industri , dan melaksanakan diklat, serta melakukan penelitian kediklatan

3. Mempromosikan teknologi hasil litbang industri dan mengkampanyekan pemakaian produk dalam negeri

4. Memasyarakatkan program klaster serta menjadi fasilitator klaster industri dan menjadi pembina bidang teknis dari parapenyuluh industri

(30)

Tujuan Revitalisasi BDI

1. Memanfaatkan aset dan tenaga kerja yang ada secara maksimal sehingga lebih efisien dan efektif termasuk menajdi pembina kompetensi para penyuluh industri

2. Meningkatkan pembinaan IKM melalui pengembangan dan pelatihan SDM industri

3. Menajamkan pembinaan untuk kegiatan maupun

perundangan yang benar-benar dibutuhkan sektor industri 4. Memanfaatkan dan menciptakan BDI sebagai jembatan

penghubung secara langsung antar kementerian perindustrian dengan para pelaku usaha (IKM)

5. Mensinerjikan kegiatan pelatihan, sosialisasi, pemasaran dan kampanye pemakaian produk dalam negeri menjadi suatu kegiatan sehingga lebih efisien dan efektif

(31)

Hasil yang ingin dicapai dengan Revitalisasi BDI

1. Pembinaan kompetensi SDM industri lebih efektif dan relevan

2. Produk perundangan pada sektor industri yang berasal dari data yang tepat akan dapat menggairahkan dan menjadi jaminan perkembangan IKM maupun industri besar

3. Program klaster industri, kampanye pemakaian produk dalam negeri, dan promosi pemasaran teknologi hasil litbang industri dapat

berkesinambungan dan proaktif dalam melakukan kegiatan. Program ini sangat menantang sehingga diharapka dapat memberikan kepuasan kepada pelaksananya

(32)

POTENSI BDI SURABAYA DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN DIKLAT

1. Memiliki kantor, ruang kelas, asrama

memenuhi syarat untuk pelaksanaan diklat

bertaraf nasional

2. Memiliki satu ruang Laboratorium

Komputer dan satu Laboratorium Bahasa

3. Memiliki satu bus angkutan

4. Memiliki satu tempat ibadah dan beberapa

fasilitas olah raga

(33)

Potensi Widyaiswara BDI Surabaya No Gelar

Akademis

Pengalaman Kerja Bidang Studi Jum lah 1 Strata / S 3 • Pejabat struktursl

Perindustrian • Dosen • Tek. Tekstil • Manajemen Pemasaran • Ekonomi Pembangunan 1

2 Strata /S2 • Manajer Teknik

• Dir. Teknik Persh. industri

• Dosen

• Teknik Mesin

• Manajemen Pemasaran

1

3 Strata /S2 • Manajer Produksi

• Dir. Teknik Persh. industri

• Dir. Teknik Persh. industri

• Dosen

• Teknik Kimia

• Saian Skuntansi

1

4 Strata / S1 • Pelaksana BDI • Akuntansi 1 5 Strata / S 2 • Pelaksana BDI • Tek. Pertanian

• Manajemen Pemasaran

(34)

Potensi Widyaiswara BDI Surabaya No Gelar

Akademis

Pengalaman Kerja Bidang Studi Jum lah 6 Strata /S2 • Pelaksana BDI

• Guru

• Dosen

• Teknik Informatika

• Magister Informatika

1

7 Strata /S2 • Pelaksana BDI • Kimia

• Teknik Industri

1 8 Strata / S2 • Pelaksana BDI • Ekonomi

• Akuntansi

1 9 Strata / S2 • Pelaksana BDI • Tekn Informatika

• Informatika

1 10 Strata / S2 • Pelaksana BDI • Teknik Industri

• Teknik Industri

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian dengan judul “Strategi Media Relations dalam program CSR Geopark Ciletuh Studi PT Bio Farma” yang dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada para

‘Berkumpul kita menjelang siang di rumah yang bertuah ini sodorkan daun sirih kami daun sirih yang kembang dua serumpun agar terkabul permintaan dan rumpun musyawarah kepada orang

Hasil penelitian ini akan didapat berbagai jenis tanaman obat yang dimanfaatkan, cara pengolahan tanaman obat menjadi obat, bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat

Dalam proses pengadaan Barang/Jasa yang bersifat operasional, Unit Kerja Terkait Pengadaan dapat melimpahkan wewenang pengadaan Barang/Jasa kepada unit kerja lainnya di

 Faktor-faktor yang memegaruhi kejadian keluhan subjektif photokeratitis pada tukang las yaitu lama pajanan dan penggunaan APD, sedangkan faktor usia dan faktor

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu agregat kasar dan agregat halus yang bersumber dari sungai Batang Lubuh, Kabupaten Rokan Hulu, sedangkan semen yang

Namun, ketika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang pada hierarki perundang- undangan merupakan yang tertinggi dan juga

Berjalan dari sisi medial lengan bawah menerima darah dari bagian medial tangan dan lengan bawah menuju regio fossa cubiti untuk ber anastomosis dengan vena mediana