• Tidak ada hasil yang ditemukan

Irfani. Peran Yayasan Al Khaeraat Dalam Pengembangan Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Alkhaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Irfani. Peran Yayasan Al Khaeraat Dalam Pengembangan Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Alkhaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

Peran Yayasan Al Khaeraat Dalam Pengembangan Sarana Dan

Prasarana Madrasah Tsanawiyah Alkhaeraat Buntulia

Kabupaten Pohuwato

Irawaty AS. Ali1,Rachmawaty Caco2,Razak Umar3

123

Pascasarjana IAIN Sultan Amai Gorontalo Email: irawaty@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato juga untuk mengetahui peran Yayasan Alkhairaat dalam pengembangan sarana dan prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Metode yang digunakan masuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pendekatan manajerial, sosiologis, dan psikologis dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana pada MTs. al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato belum lengkap. Disamping sarana yang belum cukup, peneliti juga menemukan bahwa prasarana di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato masih perlu penambahan dan perbaikan seperti: sarana Projector Liquid Crystal Display (LCD proyektor), Perangkat Komputer, Bangku Santri, Buku Pelajaran Santri, Alat Olahraga, Tempat Wudhu. Yayasan Alkhaeraat dalam memenuhi sarana dan prasarana di MTs. Alkhairaat melakukan langkah pengembangan seperti proses perencanaan, pengadaan dan pendistribusian.

Kata Kunci: Sarana dan Prasarana, Madrasah. PENDAHULUAN

Pada hakekatnya tujuan berdirinya Yayasan Alkhairat adalah untuk mencerdaskan kehidupan umat Islam. Salah satu langkah yang ditempuh oleh Yayasan ini dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan terus mengembangkan pendidikan melalui pendirian lembaga pendidikan. Berdinya madrasah Alkhaerat di kecamatan Buntuli kabupaten Puhuwato adalah satu dari sekian banyak bukti kongkrit Yayasan Alkhairaat dalam mencerdaskan umat Islam. Namun dalam setiap upaya dan kerja keras bukan berarti tanpa halangan. Hal serupa juga dialami oleh Yayasan yang berdiri sejak tahun 1929 Masehi tersebut. Dalam perjalanannya, Yayasan Alkhairaat menghadapi hambatan sekaligus tantangan. Proses pengelolaan lembaga pendidikan semisal Madarasah Tsanawiyah Buntulia, Yayasan Alkhairaat harus berupaya keras mempersiapkan sarana dan sarana Pendidikan. Padahal pemenuhan sarana dan prasarana bukan perkara mudah. Ditengah keinginan besar masyarakat Buntulia untuk menyekolahkan anak-anak

(2)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

mereka di MTs. Alkhairaat Buntulia, Yayasan Alkhairaat harus melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Padahal kenyataannya justeru mewujudkan sarana dan parasarana di Lembaga Pendidikan mempunyai tantangan yang sangat besar. Selain perhatian pemerintah terhadap sekolah swasta masih sangat minim, lemahnya pengetahuan serta sumber daya manusia yang dimiliki Yayasan dalam mengembangkan sarana dan prasarana juga menjadi persoalan klasik yang terus berulang. Padahal pemenuhan sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari berbagai aktifitas pendidikan. Sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan Islam, sosial dan kemanusiaan, tentu saja dalam mewujudkan cita-citanya, Yayasan tersebut harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, sehingga Yayasan harus bekerja seoptimal mungkin dan mempunyai komitmen terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu.1

Karena memang salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan yang mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung, ruangan belajar atau kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya, adalah bagian terpenting terwujudnya sasaran pendidikan itu sendiri.

Demikian pula halnya dengan prasarana pendidikan. Lembaga pendidikan semisal sekolah, harus dilengkapi oleh kelengkapan yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan. Sekolah membutuhkan halaman, kebun, taman, jalan serta fasilitas lainnya yang mempermudah tercapainya keberhasilan bidang pendidikan

Peran madrasah dewasa ini tidak bisa dipungkiri dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Arah pengembangan pendidikan madrasah pada hakikatnya bertujuan untuk dapat mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Secara teknis, madrasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya saja secara kultural madrasah lebih memiliki konotasi spesifik karena peserta didik mengalami pembelajaran tentang hal-ihwal agama dan keagamaan. Sebagai kelanjutannya, kata madrasah lebih dikenal sebagai sekolah agama.

Pengembangan, peningkatan dan perbaikan pendidikan harus dilakukan secara holistis dan stimulan. Diantaranya pengadaan fasilitas di sekolah seperti sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran.2 Dalam pembaharuan pendidikan tentu saja fasilitas merupakan hal yang dapat mempengaruhi kelangsungan inovasi yang

1

Ferli Ummul, Manajemen Sarana Prasarana, (Jakarta: Balai Pustka, 2010) Hal. 6

2 Barnawi & M.Arifin., Manajemen sarana dan prasarana sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz 2

Barnawi & M.Arifin., Manajemen sarana dan prasarana sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Hal. 31

(3)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

akan diterapkan. Tanpa adanya inovasi pendidikan bisa dipastikan tidak berjalan dengan baik. Fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan maka fasilitas perlu diperhatikan.3

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong, pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.4 Pendekatan ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan sebagainya) berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya (paradigma natural).5 Dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sarana dan Prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato

Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Buntulia kabupaten Pohuwato, seperti sekolah yang lain pada umumnya, adalah lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia yang cakap, demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani maupun rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap serta mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang baik dan memadai.

Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih berpariasi, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki.

“Bagi saya, keberhasilan program pendidikan yang kami lakukan di MTs. Alkhairaat Buntulia melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi

3

Darmastuti, Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran (Jakarta: Titian ilmu, 2013) Hal. 76

4

Lexy J. Moloeng, MetodePenelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosdakarya,2000), h. 3.

5Neong Muhajir,Metodologi Penelitian Kualitatif,( Yogyakarta: Rakeserasen, 2000), h. 147.

(4)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersediannya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang dibarengi pemanfaatan dan pengelolaannya secara optimal. Oleh karena itu kami berupaya semaksimal mungkin menyediakan sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang semua proses Pendidikan di MTs ini”6

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, kualitasnya juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan santri dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar santri.

Saat melakukan observasi di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato, peneliti mendapati bahwa kondisi sarana dan prasarana pada sekolah tersebut belum lengkap. Disamping sarana yang belum cukup, peneliti juga menemukan bahwa prasarana di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato masih perlu penambahan dan perbaikan. Hal itu sebagaimana yang diakui oleh kepala MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Vintje Labatjo, S.Pd.I.

“Masih banyak yang harus dilengkapi terkait sarana dan parasarana di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Insha Allah dalam beberapa tahun kedepan kami akan melengkapi semua itu demi menunjang proses pembelajaran di sekolah ini.”7

Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan itu sendiri. Karena memang hal-hal yang berkenaan dengan alat-alat atau media Pendidikan semisal, meja, kursi, dan sebagainya itu mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Peneliti menemukan bahwa di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato sarana dan prasarana pendidikannya belum memadai. Hal tersebut sebagaimana peneliti identifikasi berikut ini:

1. Lahan Sekolah

Jika mengacu pada tetentuan luas minimum lahan sekolah/ madrasah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007 tentang stsndar sarana dan prasarana maka lahan Madrasah Tsanawiyah Buntulia kabupaten Pohuwato telah memenuhi syarat dalam menyelengarakan pendidikan. Total luas lahan MTs. Buntulia adalah 15.000 M2 sehingga dalam mendirikan bangunan sau lantai lahan seluas itu sudah sangat memadai.

6

Drs Ibrahim T Sore, Ketua Yayasan al Khaeraat Pohuwato. Wawancara: 2019.

7 Vintje Labatjo, S.Pd.I. Kepala MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Vintje Labatjo, S.Pd.I. Wawancara: 2019.

(5)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

“Standar saranadan prasarana pemerintah yang ditetapkan sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007 adalah jumlah kelas atau rombel 10 hingga 12 maka luas lahan yang mesti disiapkan adalah minimal 12.000 M2. Dengan demikian lahan MTs. Buntulia seluas 15.000 M2 memenuhi syarat tersebut”

Selain itu, lahan Madrasah Tsanawiyah Buntulia kabupaten Pohuwato terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di di wilayah aliran sungai deras. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato dan telah mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat. Lahan Madrasah Tsanawiyah Buntulia kabupaten Pohuwato memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

2. Ruang kelas

Bagi MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato Ruang kelas memegang peranan penting terutama sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus dan/atau peralatan khusus yang mudah dihadirkan. Ruang kelas di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato berjumlah 11 buah.

“Masing-masing kelas di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato berukuran 6 X 7 dan ukuran retsebut telah sesuai srandar yang ditetapkan oleh pemerintah. Denfan rata-rata minimum santri 15 orang maka rasio jumlah dan ukuran kelas di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato terpenuhi”

Sesuai dengan banyak rombongan belajar, kapasitas maksimum 32 peserta didik, rasio minimum 2 m /peserta didik dan untuk rombongan belajar kurang dari 15 orang luas ruang kelas minimum 30 m2 dan lebarnya 5 m, memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan, memiliki pintu yang memadai sehingga memudahkan peserta didik dan guru keluar ruangan jika terjadi bahaya dan dapat dikunci dengan baik ketika tidak digunakan.Ruang kelas MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato minimum dilengkapi dengan sarana antara lain: 1 buah kursi/peserta didik, 1 buah meja/peserta didik, 1 buah kursi guru/guru, 1 buah meja guru/guru, 1 buah lemari/ruang, 1 buah papan pajang/ruang, 1 buah papan tulis/ruang, 1 buah tempat sampah/ruang, 1 buah tempat cuci tangan/ruang, 1 jam dinding/ruang, dan 1 soket listrik/ruang.

(6)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

Sebagaimana hasil observasi penulis bahwaRuang perpustakaan MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato yang merupakan tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka sekaligus tempat petugas perpustakaan mengelola perpustakaan telah memenuhi standar yang ditetapkan. Luas minimum perpustakaan sama dengan ruang kelas dan Sebagaimana standar Kemendiknas no 24tahun 2007, maka ruang perpustakaan di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato berkuran persis sama dengan ruang kelas yaitu 42 M2. Selain itu perpustakaan MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato itu dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang cukup saat siswa membaca buku. Letaknya pun tepat berada di tengah gedung-gedung madrasah sehingga mudah dicapai oleh siswa. Di dalam perpustakaan dilengkapi sarana meja dan kursi pustakawan dan pengunujun, eksemplar buku teks pelajaran/peserta didik serta buku referensi yang dibutuhkan oleh guru dan siswa Sarana Projector Liquid Crystal Display (LCD proyektor) di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Peneliti menemukan bahwa di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato hanya memiliki satu LCD proyektor. Padahal ruang belajar di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato berjumlah 11. Belum lagi ditambah oleh ruang computer dan ruang praktek yang kesemuanya membutuhkan LCD proyektor untuk mempermudah santri dalam memahami materi pelajaran yang dijabarkan oleh guru.

“Hanya satu LCD Proyektor di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Seyogianya masing-masing kelas memiliki perangkat, semacam LCD proyektor, yang mampu meningkatkan kemamapuan santri dalam menerima materi. Padahal memang strategi implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah pada saat ini sudah berlangsung dalam berbagai bentuk. Berbagai macam peralatan TIK, seperti LCD proyektor, bisa digunakan sebagai sarana dan sumber belajar yang dapat diakses secara luas oleh guru, santri dan para pemangku kepentingan pendidikan. ”8

MTs. Buntulia seperti halnya sekolah lain pada umumnya sangat membutuhkan media pembelajaran yang berbasis teknologi. Perangkat ini adalah salah satu alat kebutuhan yang benar-benar mendukung proses pembelajaran. Media ini pula menjadi salah satu fasilitas bagi guru dalam mentransfer informasi dari guru kepada santri. Salah satu media yang dapat secara efektif digunakan dalam pembelajaran adalah media LCD proyektor. LCD proyektor adalah salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok.

“LCD proyektor sangatlah membantu dalam proses pembelajaran karena kami lebih cepat mengerti apa yang diajarkan guru. Selain itu tampilannya asyik dan bikin kami tidak ngantuk di kelas. Andai semua kelas, dan

8 Nurhayati Mardjuni S.Pd, Wakil Kepala MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara: 2019.

(7)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

seluruh guru di MTs Buntulia pakai LCD saat mengajar pasti kami semua disini pintar-pintar”9

Banyak manfaat dalam penggunaan LCD proyektor pada pembelajaran, yaitu memberikan pengalaman baru bagi santri sehingga minat belajar makin tumbuh, penyampaian pesan akan lebih jelas, lebih efektif dan efisien, lebih ramah lingkungan, membiasakan santri dengan teknologi, mengikuti standar pendidikan, dan dapat menumbuhkan sikap pro aktif santri dalam belajar.

“Kami menyadari pentingnya perangkat LCD bagi MTs Buntulia. Namun apa hendak dikata keterbatasan sarana yang satu ini harus kami sikapi dengan baik. Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Yayasan kiranya sekolah ini difasilitasi dengan perangkat yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Alhamdulillah Yayasan mulai tahun ini akan memasukkan LCD proyektor sebagai sarana yang harus diadakan”10

4. Perangkat Komputer

Di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato, tidak hanya LCD Proyektor yang kurang keberadaannya. Saat mengunjungi beberapa ruangan peneliti mendapati ruangan yang kurang bahkan tidak memiliki sama sekali komputer. Di ruang laborotorium computer yang mestinya dijejali oleh perangkat computer, peneliti menemukan 4 komputer. Padahal ruangan tersebut diisi oleh 20 pasang meja dan kursi.

“Seharusnya ada 20 komputer di ruangan ini. Ditambah lagi dengan satu computer operator. Yang ada baru 4 komputer itupun dua diantaranya masih harus diservis”11

Mestinya seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berdampak pada bertambahnya media dan sumber belajar yang praktis dalam proses belajar mengajar, MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato siap melengkapi organisasinya dengan perangkat computer. Kecanggihan teknologi semisal komputer sangat mempengaruhi tingkat kemajuan pendidikan di madrasah tersebut.

“Dengan adanya teknologi tentu sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Bagi santri komputer dapat digunakan dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan bagi guru komputer dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif”12

Kondisi serupa juga terdapat di beberapa ruangan. Peneliti menemukan perangkat computer di ruang administrai hanya 1 buah, di ruang laboratorium Bahasa 1 buah. Demikian pula halnya di perpustakaan computer yang beropreasi hanya satu buah.

9

Ariyanto Ibrahim, Santri Kelas 9 MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

10 Vintje Labatjo, S.Pd.I, Kepala MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

11

Farit, S.Pd.I Koordinator Laboratorium Komputer MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

12 Nurhayati Mardjuni, S.Pd, Guru di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

(8)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

“Tenaga Tata Usaha di MTs. Alkhairaat Buntulia secara bergantian menggunakan satu computer. Beruntung mereka pandai membagi waktu menggunakan computer tersebut. Pernah satu waktu, tepatnya ujian akhir nasional, bagian adminsitrasi harus menyewa laptop di tempat lain karena pekerjaan saat itu sedang menumpuk dan harus selesai pada waktu yang bersamaan”13

Di masa pesatnya kemajuan teknologi saat ini, MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato harus menjadi salah satu lembaga pendidikan yang giat memanfaatkan teknologi baik untuk proses belajar mengajar di kelas dan tempat praktik maupun pelayanan administrasi. Karena dengan adanya teknologi pembelajaran dan administrasi akan bergerak sesuai dengan kebutuhan zaman. Peran guru sebagai fasilitator dan tenaga adminstrasi maupun pimpinan madrasah dituntut untuk berani memanfaatkan teknologi itu. Kemajuan teknologi di sekolah pada saat ini, umumnya dicirikan oleh keberadaan computer.

5. Bangku dan Meja Santri

Sejumlah santri MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato mengeluhkan kondisi kursi belajar yang rusak berat. Hal ini sebagimana pantauan langsung peneliti saat pelajaran pertama akan dimulai. Beberapa dari santri saling berebut kursi yang masih bagus. Sementara yang terlambat datang harus rela menggunakan kursi yang kelihatan agak reyot. Hampir di setiap kelas keadaan kursi sama persis rusaknya. Kondisi demikian itu senada dengan apa yang dikeluhkan oleh Nurviga Tantu, S.Pd.I. Guru Non Pegawai Negeri Sipil tersebut mengiyakan fakta yang ditemui peneliti.

"Memang beginilah keadaannya, mau diapakan lagi, tetapi yang penting proses belajar mengajarnya tetap berjalan dengan baik" 14

Dari keseluruhan kelas yang berjumlah 11, peneliti menemukan hamper 10 kursi yang memang tidak layak pakai karena rusak berat. Sehingga total 30% santri di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato belum dapat memanfaatkan kursi yang baik.

“Banyak kursi yang rusak karena sudah lama dipakai. Tapi alhamdulillah kami tetap belajar seperti biasa”15

Sejak tahun 2011 MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato belum mendapatkan pergantian kursi. Sehingga selama hampir 8 tahun kursi yang sama dipakai secara terus menerus. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya kerusakan pada kursi tersebut.

“Selama 8 tahun MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato belum mendapatkan pemgadaan kursi baru. Kursi-kursi ini pernah diperbaiki 3 tahun yang lalu. Ya, hasilnya seperti yang anda lihat”16

13Elpis Bangga, S.Pd.I, Guru di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

14

Nurviga Tantu, S.Pd.I. Guru di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019.

15 Sujitro Musa, Santri Kelas VIII MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019.

(9)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

Demikian pula dengan meja Santri. MTs. Alkhaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, meski pada tahun 2019 ini menerima bantuan 40 meja santri namun hal tersebut belum mengimbangi keseluruhan santriyang berjumlah 109 orang. Pemulis mendapati masih ada saja santri yangmenggunakan mejabelaja yang kurang layak digunakan.

6. Buku Pelajaran Santri

Buku pelajaran mempunyai kedudukan dan fungsi yang strategis dan penting dalam upaya meningkatan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan serta meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran Tidak dapat dipungkiri bahwa buku pelajaran yang dipakai di sekolah tidak hanya berdampak pada kualitas proses dan hasil pembelajaran, akan tetapi juga memberikan pengaruh pada angka partisipasi santri di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato.

“Tersedianya buku pelajaran yang memenuhi persyaratan pendidikan dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu dapat menjadi sumber pembelajaran yang meningkatkan proses serta hasil pembelajaran dan sebaliknya. Penting dan strategisnya kedudukan dan fungsi buku pelajaran dengan segala kelebihannya sebagai sumber pembelajaran sangat dirasakan khususnya di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato”17 Sayangnya MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato mempunyai kendala dalam pengadaan buku pelajaran bagi santrinya.

“Hal ini bisa saja terjadi karena jumlah dan jenis buku pelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran cukup banyak dan harganya cukup mahal sehingga pengadaan buku tersebut menemui kendala”18

Padahal pemerintah melalui dana Bantuan Opresional Sekolah (BOS) memfasilitasi kebutuhan buku pelajaran bagi santri.

“Dana BOS diterima oleh semua sekolah kecuali sekolah yang merasa sudah mapan dan tidak ingin direpotkan dengan aturan dan syarat yang diajukan. Biasanya sekolah yang menolak adalah sekolah swasta yang dananya sudah mencukupi”19

Apa yang disampaikan oleh tokoh masyarakat Buntulia diatas menekankan bahwa semestinya pembelanjaan buku dilakukan masing-masing sekolah karena anggaran dipegang sekolah. Dan katalog atau referensi buku yang mereka ambil melihat dari Buku Sistem Elektronik (BSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

16

Vintje Labatjo, S.Pd.I, Kepala MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

17 Risna Saleh, S.Pd.I, Guru MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

18

Fitriah Kunai, Guru MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

19 Supriyadi Mantulangi, M.Pd, Tokoh Masyarakat Buntulia, Wawancara : 22 Agustus 2019

(10)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

"Pembelanjaan buku dilakukan dari masing-masing sekolah karena anggaran dipegang sekolah. Mereka mengambil buku sesuai BSE yang disahkan oleh pusat perbukuan, termasuk buki elektronik yang ada"20 7. Alat Olahraga

Beberapa Sarana di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato kenyataannya sampai saat ini masih belum terpenuhi. Sarana belajar madrasah seperti LCD Proyektor, perangkat computer, buku pelajaran santri belum memadai dimiliki MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Padahal, pemenuhan sarana tersebut merupakan salah satu standar nasional pendidikan. Ternyata tidak hanya sarana belajar saja yang belum lengkap dipenuhi oleh MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato. Hasil penelusuran peneliti sarana olahraga pun sepenuhnya belum menjadi bagian penting MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato.

“Kami ingin sekali main bulutangkis namun shuttlecock dan raket kurang sekali. Adanya hanya sepasang raket, sedangkan shuttlecock harus kami beli masing-masing”21

Beberapa santri bahkan mengeluhkan tidak tersedianya bola dan jaring volley saat jam olahraga.

“Kami kecewa karena saat akan bermain ternyata jaring bola voly ternyata tidak ada. Sebelumnya memang tersedia, namun hanya dalam jangka waktu satu atau dua bulan alat-alat olahraga tersebut rusak. Samapi sekarang, terhitung telah 2 pekan lamanya fasilitas pelengkap tersebut belum ada penggantinya”22

8. Tempat Wudhu

Dari aspek tata ruang, peneliti menemukan bahwa tempat wudhu di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato kurang baik. Diantaranya adalah aksesibilitas tempat wudhu yang harus dicapai dengan memutar tempat shalat. Selain itu tempat wudhu dan tempat shalat tidak berada dalam satu batas suci. Belum lagi letak toilet yang berada di dekat tempat wudhu sehingga dikhawatirkan air cipratan toilet tercampur ke dalam tempat wudhu dan menyebabkan najis.

“Permasalahan tata ruang dan morfologi tempat wudhu tersebut masih tersebut masih kurang disadari oleh MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato”23

Menurut peneliti, di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato bahkan belum terdapat standar penggunaan air yang efisien dalam kegiatan

20

Supriyadi Mantulangi, M.Pd, Tokoh Masyarakat Buntulia, Wawancara : 2019

21 Irma Anggraeni Pakaya, Santriwati kelas IX MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

22

Surya Monoarfa, Santri kelas IX MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, 2019

23 Muhamad Kalaha S.Pd.I, Tokoh Agama Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara: 2019

(11)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

wudhu, baik ditinjau dari komponen jenis kran maupun pemanfaatan kembali limbah air wudhu. Permasalahan lain yang menjadi ganjalan bagi pelaku wudhu adalah fasilitas tempat wudhu yang cukup penting bagi pengguna, diantaranya adalah tempat untuk meletakkan barang-barang yang masih melekat pada tubuh ketika memasuki area wudhu, seperti jam tangan, kacamata, pecis/kopiah, sarung, jilbab, asesoris, dansebagainya. Selain itu, permukaan lantai yang licin menjadi permasalahan penting, karena dapat membahayakan santri.

Secara keseluruhan sarana dan prasarana di MTs. Alkhaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato masih harus memerlukan pengembangan yang serius dari pihak yayasan Alkhaeraat. Pada tahun 2019 ruang kelas cukup menampung 9 rombel namun kondisinya masih membutuhkan perbaikan. Demikian pula dengan ruang laboratorium IPA yang kondisinya masih rusak berat. Kondisi yang sama pula terjadi dengan ruang Laboratorium Bahasa, kondisinya rusak berat hingga tidak bisa dipakai karena dapat membahayakan penggunanya karena beberapa bagian yang kelihatan retak.

Sarana dan prasarana yang demikian itu tentu saja sangat berpengaruh pada nilai akreditas yang mereka miliki. Standarisasi sarana dan prasarana yang tidak terpenuhi tersebut mengakibatkan bilai akreditas MTs. Alkhaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato masih skala C.

“Kami sudah 3 kali mengajukan borang akreditas namun sampai dengan tahun ini nilai akreditas tersebut belum beranjak dari nilai C. Kondisi ini kami sudah sampaikan kepada pihak Yayasan dan Alhamdulillah direspon baik. Rencananya pada 2021 targetnya sudah harus ada perubahan untuk nilai akreditas”24

Peran Yayasan Alkhairaat Dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato

Dalam mengembangkan sarana dan prasarana di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Yayasan Alkhairaat berupaya menerapkan langkah-langkah strategis. Hasil observasi penulis selama di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato menemukan bahwa Yayasan Alkhairaat melakukan proses-proses seperti yang digambarkan penulis berikut ini.

1. Merencanakan pengembangan sarana dan prasarana

Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Hal ini mengindikasikan bahwa perencanaan dalam kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh Yayasan Alkhaerat terhadap sarana dan prasarana merupakan rangkaian dari berbagai keputusan yang diambil tentang kegiatan atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengadaan perlengkapan di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato.

2. Pengadaan sarana dan prasarana

24

Vintje Labatjo, S.Pd.I, Kepala MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, Wawancara, s2019

(12)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaiatan dengan jenis spesifikasi, jumlah,waktu, tempat, harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan sekolah. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi

3. Pendistribusian

Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato yang telah diadakan sealnjutnya didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang itu.

4. Pengawasan

Setiap kegiatan tentu disertai dengan adanya pengawasan dalam kegiatan pengembangan. Hal itu juga berlaku terhadap kegiatan manajemen sarana prasarana. Pengawasan sarana dan prasarana perlu dilaksanakan sebagai bentuk upaya perbaikan dan pencegahan terhadap adanya kerusakan-kerusakan yang ada. Selain itu pengawasan sarana dan prasarana juga dilakukan untuk mengetahui apakah dalam kegiatan sarana dan prasarana sudah sesuai dengan perencanaan dan ketentuan yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Evaluasi

Tahapan manajemen pengembangan sarana dan prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi sarana prasarana MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato ditekankan pada pemenuhan pengembangan sarana prasarana.

Pelaksanaan evaluasi sarana prasarana di MTs. Alkhairaat Buntulia Kabupaten Pohuwato dilakukan oleh pihak Yayasan dengan memberi peran lebih kepada pihak sekolah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya terkait Peran Yayasan al Khaeraat dalam meningkatkan Pengembangan sarana dan prasarana di MTs. al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, dapat disimpulkan sesuai permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Saat melakukan observasi di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato, peneliti mendapati bahwa kondisi sarana dan prasarana pada sekolah tersebut belum lengkap. Masih terdapat kekurangan sarana terutama pada perabot dan peralatan Pendidikan. Disamping sarana yang belum cukup, peneliti juga menemukan bahwa prasarana di MTs. Al

(13)

Irfani

ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 15 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 132-144

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir

Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato masih perlu penambahan dan perbaikan. Peneliti menemukan bahwa di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato sarana dan prasarana pendidikannya belum memadai. Hal tersebut sebagaimana peneliti identifikasi, yaitu : Sarana Projector Liquid Crystal Display (LCD proyektor), Perangkat Komputer, Bangku Santri, Buku Pelajaran Santri, Alat Olahraga, Tempat Wudhu. 2. Dalam mengembangkan sarana dan prasarana di MTs. Al Khaeraat

Buntulia Kabupaten Pohuwato, Yayasan Al Khaeraat berupaya menerapkan langkah-langkah strategis. Hasil observasi penulis selama di MTs. Al Khaeraat Buntulia Kabupaten Pohuwato menemukan bahwa Yayasan Alkhaeraat melakukan proses-proses seperti yang digambarkan penulis berikut ini: Merencanakan pengembangan sarana dan prasarana, pengadaan sarana dan prasarana, pendistribusian, pengawasan, dan evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & M.Arifin., Manajemen sarana dan prasarana sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Darmastuti, Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan

Kualitas Pembelajaran (Jakarta: Titian ilmu, 2013.

Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung :Remaja Rosdakarya,2000.

Muhajir, Neong.Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakeserasen, 2000.

Referensi

Dokumen terkait

Kristanto (2008 :61) menyatakan, “ Data flow diagram/DFD adalah suatu model logika atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data.. dan kemana tujuan

Karena metode yang diusulkan mengukur kesamaan struktur antar file WSDL atau BPEL dengan menggunakan WDAG dan menggunakan BTM untuk mengukur kesamaan label antar

Demikian Pemberitahuan/Pengumuman hasil evaluasi kualifikasi, apabila ada peserta yang tidak menerima hasil penetapan ini dapat menyampaikan sanggahan kepada panitia mulai tanggal

 Sistem struktur yang menyebarkan beban kepada penyangga melalui kabel.  Direka bentuk untuk memindahkan daya-daya tegangan.  Oleh itu bahan yang digunakan dalam struktur ini mesti

kompos (jerami padi dan TKKS) yang ditambahkan dengan pupuk NPK 250 kg ha -1 mampu mempercepat umur panen tanaman cabai, berbeda nyata dengan perlakuan tanpa

Seluruh perealisasian Sasaran Strategis Pustekkom Kemendikbud dalam pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan juga didukung

¾ Disisi penggunaan secara riil, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III tahun 2009 dibandingkan dengan triwulan II 2009 tumbuh sebesar 11,00 persen, pengeluaran

Namun, berkaitan dengan kemungkinan dan kenyataan akan keadaan sakit dan kekeliruan ini, tidak akan membutakan kita terhadap kemungkinan dan kenyataan lain bahwa