• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BIOLOGI KONSEP BIODIVERSITAS PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 14 PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BIOLOGI KONSEP BIODIVERSITAS PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 14 PANGKEP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/

Subm itted: Mei 2020, Accepted: Juni 2020, Publisher: Agustus 2020

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

BIOLOGI KONSEP BIODIVERSITAS PADA SISWA KELAS X

DI SMA NEGERI 14 PANGKEP

Hardianti Mursalim

Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Makassar1

hardiantimrslm@gmail.com

ABSTRAK

Ketuntasan belanjar materi biodiversitas di SMA Negeri 3 Pangkep masih perlu ditingkatkan. Hal ini diidentifikasi dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah pada materi biodiversitas siswa kelas X pada materi biodiversitas di SMA Negeri 3 Pangkep. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan tehnik tes berupa tes kemampuan pemecahan masalah dan non tes berupa dokumentasi. Instumen penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah berupa tes esai berbasis konteks wacana. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling, yaitu kelas X sebagai kelas obsevasi dengan proporsi siswa kelas X MIPA tiap rombongan belajar.Hasil penelitian membuktikan bahwa mengidentifikasi masalah sebesar 76,0%, merumuskan masalah 52,0%, menemukan altenatif solusi 78,0%, memilih alternatif solusi 70,0%, kelancaran memecahkan masalah 89,0% dan kaulitas hasil pemecahan masalah 85,0%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan presentase hasil tes kemampuan memecahan masalah yang berada pada rentang 61-80% dengan kriteria baik. Sedangkan untuk kategori sangat baik terdapat 11 siswa dengan presentase 47,8%, kategori baik terdapat 8 s iswa dengan presentase 34,7%, kategori cukup baik 2 siswa dengan presentase 8,7% begitupun dengan kategori kurang baik 2 siswa dengan presentase 8,7% dan 0% untuk kategori sangat kurang baik yaitu 0 siswa.

Kata Kunci: Pemecahan Masalah, Biodiversitas.

ABSTRACT

The completeness of studying biodiversity material at Public Senior High School 3 Pangkep is still in need of improvement. This was identified from the test results of students' problem solving abilities. The objective of this study was to determine the ability to solve problems in the biodiversity material of grade X students on biodiversity material at Public Senior High School 3 Pangkep. The research method used was descriptive research with a quantitative approach. The data collection was done by using test techniques in the form of problem solving ability tests and non-tests in the form of documentation. The research instrument was a problem solving ability test in the form of an essay test based on the discourse context. The research sample was selected by purposive sampling, namely grade X as an observation class with the proportion of grade X Natural Sciences students in each study group. The results of the study proved that identifying problems was 76.0%, formulating problems was 52.0%, finding alternative solutions was 78.0%, choosing alternative solutions was 70.0%, fluency in solving problems was 89.0% and the quality of problem solving results was 85.0%. This can be seen from the percentage of the test results for the ability to solve problems in the range of 61-80% with good criteria. Meanwhile, for the very good category, there were 11 students with a percentage of 47.8%; in the good category, there were 8 students with a percentage of 34.7%; in the quite good category, there were 2 students with a percentage of 8.7%; and in the poor category, there were 2 students with a percentage of 8.7 % and 0% for the very unfavorable category, namely 0 student.

(2)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/

Keywords: Problem Solving, Biodiversity. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran biologi (Fauzia, 2013: 166).

Biologi sebagai salah satu ilmu sains dalam pembelajarannya, menitikberatkan pada pendekatan keterampilan proses yang diharapkan guru dapat mendorong siswa untuk memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah melalui metode ilmiah, serta meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran biologi harus diaplikasikan suatu pendekatan ilmiah yang menekankan pada proses penemuan dan pemberian pengalaman langsung dengan menggunakan metode pembelajaran, untuk proses pendidikan melalui

kemampuan pemecahan

masalah.Hasil belajar setiap siswa diharapkan menjadi lebih bermakna, serta hasil dari proses pembelajaran tersebut dapat bermanfaat bagi siswa. Agustina dan Novita (2012: 12), menyatakan belajar memecahkan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.

Menurut Putri, dkk., (2017: 34), kemampuan untuk memecahkan masalah menjadi salah satu fokus yang ingin dicapai oleh guru, sebab melalui kemampuan pemecahan masalah para siswa dapat mengaktualisasikan apa yang mereka dapatkan dari pembelajaran untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan mereka.

Salah satu strategi yang biasa digunakan dalam memecahkan permasalahan adalah pemecahan masalah sistematis. Pemecahan masalah sistematis (systematic

approach to problem solving) adalah

suatu petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pemecahan masalah sistematis terdiri atas 4 langkah yang harus ditempuh

(3)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ dalam memecahkan masalah yang

disajikan, yaitu analisis soal untuk mengetahui kemampuan siswa memahami masalah, transformasi soal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat rencana penyelesaian, operasi perhitungan untuk mengetahui kemampuan siswa melaksanakan rencana penyelesaian, dan interpretasi soal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengecek hasil pemecahan masalah (Sulistyowati, dkk., 2012: 50).

Hasil penelitian Purnamasari dan Sugirman (2015: 3), menunjukkan bahwa siswa tidak mampu memecahkan permasalahan pada soal dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Disatu sisi, kemampuan pemecahan masalah penting bagi siswa, tetapi kebanyakan siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah. Sejalan dengan penelitian relevan oleh Yulianti (2017), hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang memilik i kemampuan berpikir kritis tinggi tidak secara otomatis memiliki aktivitas pemahaman konsep dan aktivitas pemecahan masalah yang tinggi pula.

Siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang baik maka memilik i kemampuan memahami konsep secara baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Pangkep, diperoleh keterangan bahwa ketuntasan belajar siswa belum sepenuhnya sesuai dengan teori. Hal ini menunjukkan penguasaan materi siswa masih kurang berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Pernyataan tersebut menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian, mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu penulis mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Konsep Biodiversitas Pada Siswa Kelas X Di Sma Negeri 3 Pangkep ”. Adapun

tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah biologi konsep biodiversitas pada siswa kelas X di SMA Negeri 3 Pangkep.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Pangkep. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan September tahun ajaran 2020-2021.

(4)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ Adapun jenis penelitian yang

digunakan dalam adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran biologi materi biodiversitas, langkah-langkah variabel bebas tersebut merupakan kegiatan inti rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru mata pelajaran biologi kelas X di SMA Negeri 3 Pangkep. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah. Sedangkan, variabel kontrol dalam penelitian adalah tiap individu siswa yang masing-masing dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan dalam keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah.

Penelitian ini adalah studi kasus (case study), sebab penelitian ini akan mengkaji atau menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Pangkep pada materi biodiversitas . Adapun prosedur penelitian yaitu :

1. Tahapan Observasi

Observasi dilakukan di SMA Negeri 3 Pangkep pada siswa kelas X.

2. Tahap Persiapan

a. Mengajukan syarat permohonan izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 3 Pangkep.

b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi Pendidikan Biologi kelas X.

c. Pembuatan instrumen yang berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk esai yang selanjutnya akan divalidasi ahli dan validasi empirik.

3. Tahap Pelaksanaan, yang termasuk dalam kegiatan ini adalah melaksanakan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya, melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah dan non tes berupa dokumentasi pada kelas-kelas sampel.

4. Tahap analisis data dan pembahasan dimana pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Pangkep.

5. Tahap penarikan kesimpulan, dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan.

(5)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 3 Pangkep. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer, karena data yang diperoleh bersumber dari siswa. Sumber data yang diperoleh melalui pemberian soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk esai berbasis konteks wacana.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes:

1. Teknik tes yang diberikan kepada siswa adalah tes untuk kerja siswa, yang ditujukan untuk menentukan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi biodiversitas dalam bentuk esai berbasis konteks wacana.

2. Teknik non tes berupa dokumentasi, dokumentasi bertujuan menelusuri dan menemukan informasi tentang kemampuan pemecahan masalah siswa.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017: 102).

Instrumen dalam penelitian yaitu instrumen tes dan instrumen non tes yaitu :

1. Instrumen tes berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah,pada materi biodiversitas dalam bentuk esai berbasis konteks wacana. Berdasarkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Adapun Indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu: Merumuskan masalah; Merancang kegiatan

pemecahan masalah;

Melaksanakan kegiatan pemecahan masalah; Mengevaluasi hasil kegiatan pemecahan masalah 2. Instrumen non tes berupa

dokumentasi, dokumentasi bertujuan menelusuri dan menemukan informasi tentang kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah dokumentasi.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui hasil pemberian soal tes kemampuan

(6)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ pemecahan masalah dan dokumentasi.

Dalam analisis data, akan diketahui berapa banyak siswa yang mencapai indikator mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menemukan alternatif solusi, memilih alternatif solusi, kelancarannya memecahkan masalah dan kualitas hasil pemecahan masalahnya. Sebelum analisis data dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan analisis instrumen yaitu validasi ahli dan validasi empirik. 1. Validasi Ahli

Uji validasi diperoleh dari pengujian terhadap kesesuaian materi, konstruksi, dan Bahasa. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk uraian yang telah dibuat dikonsultasikan pada ahli kemudian dievaluasi dan direvisi. 2. Validasi Empirik

Uji validitas empirik adalah uji validitas di lapangan soal yang telah dinyatakan valid oleh ahli, selanjutnya akan di uji ke lapangan dengan memberikan tes kemampuan pemecahan masalah kepada siswa yang sebelumnya telah mendapatkan materi tersebut. 3. Analisis Deskriptif

Adapun tahapan analisis deskriptif yaitu sebagai berikut: a. Mengoreksi hasil pekerjaan

siswa.

b. Mengelompokkan siswa berdasarkan kategori yang ada pada setiap indikator.

c. Penarikan kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, diperoleh hasil tes kemampuan dalam memecahkan masalah berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

No. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Jumlah Skor

Presentase

(%) Kriteria

1 Mengidentifikasi Masalah 70 76% Baik 2

Merumuskan Masalah 48 52% Cukup

Baik 3 Menemukan Alternatif Solusi 72 78% Baik

(7)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ 4 Memilih Alternatif Solusi 70 70% Baik 5 Kelancarannya memecahkan

Masalah 82 89%

Sangat Baik 6 Kualitas Hasil Pemecahan

Masalah 78 85%

Sangat Baik (Sumber: olahan Peneliti)

Interpretasi hasil kemampuan pemecahan masalah siswa, berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah, dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan siswa memiliki rata-rata kemampuan yang baik dalam memecahkankan soal tes

kemampuan pemecahan masalah berbasis konteks wacana.

Adapun hasil tes kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Tes Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah

Jumlah Siswa Kategori Presentase (%)

11 Sangat Baik 47,8%.

8 Baik 34, 7%

2 Cukup Baik 8,7%.

2 Kurang Baik 8,7%.

0 Sangat Kurang Baik 0%

(Sumber: olahan Peneliti)

Dari tabel diatas dapat dilihat kategori kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah. Adapun siswa berkemampuan sangat baik berjumlah 11 siswa, berkemampuan baik berjumlah 8 siswa, berkemampuan cukup baik berjumlah 2 siswa, berkemampuan kurang baik berjumlah 2 siswa dan berkemampuan sangat baik berjumlah 0 siswa.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk membuat suatu keputusan dalam memilih alternatif jawaban atau solusi terhadap masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan ini ditempuh melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih metode

(8)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ pemecahan masalah yang efektif (Uno,

2011: 134).

1. Mengidentifikasi Masalah

Kemampuan mengidentifikas i masalah yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes berada pada kisaran 61%-80%.

1. Merumuskan Masalah

Kemampuan merumuskan masalah yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes berada pada kisaran 41%-60%.

2. Menemukan Alternatif Solusi Kemampuan menemukan alternatif solusi yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat

kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes berada pada kisaran 61%-80%.

3. Memilih Alternatif Solusi

Kemampuan memilih alternatif solusi yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes berada pada kisaran 61%-80%.

4. Kelancarannya Memecahkan Masalah

Kemampuan kelancaran memecahkan masalah yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes berada pada kisaran 81%-100%.

(9)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ Kemampuan kualitas hasil

pemecahan masalah yang disajikan pada tabel 4.1 hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa, menunjukan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X Mipa SMA Negeri 3 Pangkep berada pada kriteria baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase

hasil tes berada pada kisaran 81%-100%.

Dalam pemecahan masalah ini dapat dilihat kemampuan siswa, apakah sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat dilihat kemampuan siswa memecahkan masalah:

(Sumber: olahan Peneliti)

Gambar Hasil Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

1. Siswa Kemampuan Sangat baik Pada kemampuan siswa sangat baik ini, tidak semua siswa mampu mengidentifikasi masalah dengan menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, pada kategori merumuskan masalah tidak semua siswa yang dapat menuliskan rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, dalam menemukan alternatif-alternatif solusi tidak semua siswa dapat

menuliskan dua atau lebih alternatif solusi, sedangkan dalam memilih alternatif-alternatif solusi siswa mampu memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik dengan alasan yang rasional, untuk kelancaran pemecahan masalah siswa itu sendiri terdapat satu siswa yang tidak dapat menyelesaikan pemecahan masalah dengan alasan yang rasional.

2. Siswa Kemampuan Baik 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat

(10)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ Pada siswa kemampuan

baik ini, tidak semua siswa mampu mengidentifikas i masalah dengan menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, pada kategori merumuskan masalah tidak semua siswa yang dapat menuliskan rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, dalam menemukan alternatif-alternatif solusi tidak semua siswa dapat menuliskan dua atau lebih alternatif solusi, dan dalam memilih alternatif-alternatif solusi tidak semua siswa mampu memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik dengan alasan yang rasional, untuk kelancaran pemecahan masalah siswa itu sendiri terdapat satu siswa yang tidak dapat menyelesaikan pemecahan masalah dengan alasan yang rasional..

3. Siswa Kemampuan Cukup Baik Pada kemampuan cukup baik ini, semua siswa tidak mampu mengidentifikas i masalah dengan menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, pada kategori

merumuskan masalah semua siswa tidak dapat menuliskan rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, dalam menemukan alternatif-alternatif solusi semua siswa tidak dapat menuliskan dua atau lebih alternatif solusi, begitupun dalam memilih alternatif-alternatif solusi siswa tidak mampu memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik dengan alasan yang rasional, serta kelancaran pemecahan masalah siswa itu sendiri siswa tidak dapat menyelesaikan pemecahan masalah dengan alasan yang rasional.

4. Siswa Kemampuan Kurang Baik

Pada kemampuan siswa kurang baik ini, semua siswa tidak mampu mengidentifikas i masalah dengan menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, pada kategori merumuskan masalah semua siswa dapat menuliskan rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, dalam menemukan alternatif-alternatif solusi semua siswa tidak dapat

(11)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ menuliskan dua atau lebih

alternatif solusi, begitupun dalam memilih alternatif-alternatif solusi siswa tidak mampu memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik dengan alasan yang rasional, untuk kelancaran pemecahan masalah siswa itu sendiri terdapat satu siswa yang dapat menyelesaikan pemecahan masalah dengan alasan yang rasional.

5. Siswa Kemampuan Sangat Kurang baik

Berdasarkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X dapat dilihat pada tabel 4.2 hasil tes kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dari hasil tes tersebut siswa berkemampuan sangat kurang baik 0 siswa atau sebesar 0%. Hasil analisis pemecahan masalah berdasarkan indikator pemecahan masalah, menunjukan bahwa tiap individu siswa memilik i kemampuan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Sehingga dalam pembelajaran guru perlu memberikan bimbingan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran yang berupa petunjuk, motivasi,

peringatan, menjabarkan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan masalah, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk membuat membuat siswa belajar secara mandiri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat disimpulkan hasil pemecahan masalah kelas X di SMAN 3 Pangkep, dalam memecahkan masalah berada pada kriteria baik berdasarkan indikator mengidentifikasi masalah sebesar 76,0%, merumuskan masalah 52,0% , menemukan alternatif solusi 78,0% , memilih alternatif solusi 70,0% , kelancaran memecahkan masalah 89,0% dan kualitas hasil pemecahan masalah 85,0%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang berada pada rentang 61-80% dengan kriteria baik.

Pada Kategori sangat baik terdapat 11 siswa dengan persentase 47,8%, kategori baik terdapat 8 siswa dengan persentase 34,7%, kategori cukup baik 2 siswa dengan persentase 8,7% begitupun dengan kategori kurang baik 2 siswa dengan persentase 8,7% dan 0% untuk

(12)

Copyright© 2020 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/ kategori sangat kurang baik yaitu 0

siswa.

SARAN

Adapun hasil penelitian ini disarankan pada:

1. Pihak sekolah, perlu memberikan informasi tentang pemecahan masalah agar siswa dapat mengidentifikasi soal yang diberikan dalam bentuk studi kasus dengan benar.

2. Guru, perlu menindaklanjuti untuk mengkoordinasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah agar lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA.

Agustina, A & Novita. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Video untuk melatih Kemampuan Memecahkan Masalah pada Materi Larutan Asam Basa.

Unesa Journal of Chemical Education. 1(1): 10-16.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta.

Fauzia, R., Abdullah, A., G., & Hakim, D., L. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Journal INVOTEC. IX(2): 165-178.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati, N., Widodo, A., T., & Sumarni, W. 2012. Efektifitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia. Journal Chemistry in Education. 2(1):

5-55.

Uno, H.B., 2011. Model

Pembelajaran: Menciptakan

Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Yulianti, Eka. 2017. Analisis

Pemahaman Konsep

Pemecahan Masalah Biologi

Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMA Al-Azhar 3 Bandar lampung. Lampung:

Gambar

Tabel  Hasil  Tes  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  berdasarkan  Indikator Kemampuan  Pemecahan Masalah
Tabel Hasil Tes Kemampuan Siswa dalam  Memecahkan Masalah  Jumlah Siswa  Kategori  Presentase (%)
Gambar  Hasil Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa  1.  Siswa  Kemampuan Sangat baik

Referensi

Dokumen terkait

Sifat listrik yang telah diuji dalam penelitian ini yaitu mengkarakteristisasi kapasitansi, loss coefficient, impedansi, konduktansi dengan frekuensi 50 Hz sampai

penulis dari segala usia untuk mengubah gambar menjadi sebuah cerita yang segar dan mengasyikkan. SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat merupakan SD yang terkemuka

The first one is for teaching and learning about discussion text, the second one was for conducting the test, and the last day was used for students to revise their writing

Pengaruh tingkat substitusi konsentrat dengan daun murbei pada pakan berbasis jerami padi terhadap nilai pH, konsentrasi amonia, VFA total dan produksi gas media in vitro

Teknik evaluasi yang digunakan untuk melihat keberhasilan algoritma yang diusulkan dalam penelitian ini adalah mencapai RMSE yang diinginkan, yaitu nilai RMSE minimal

Perusahaan asuransi kerugian milik Belanda yang berada diwilayah Republik Indonesia, sebagaimana terperinci dalam pasal 2 dibawah ini, dikenakan nasionalisasi..

serum yang dihubungkan dengan derajat keparahan psoriasis vulgaris. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat kecenderungan peningkatan kadar continine

Untuk peralatan yang disewa perlu diperha- tikan ongkos buruh untuk menjalankan alat, bahan baku dan biaya reparasi kecil. Untuk alat yang tidak