BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara
PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan Daerah Perkebunan Sumatera Utara (PDPSU). Pada tanggal 8 Agustus 2006 nama tersebut diubah menjadi PT. Perkebunan Sumatera Utara (PT. PSU). Pada saat ini PT. PSU mengelola 5 kebun yaitu sebagai berikut:
1. Kebun Sei Kari di Kabupaten Serdang Berdagai
2. Kebun Tanjung Kasau Sei Suka di Kabupaten Serdang Bedagai 3. Kebun Simpang Gambir di Kabupaten Madina
4. Kebun Patiluban di Kabupaten Madina 5. Kebun Simpang Koje di Kabupaten Madina.
Objek penelitian adalah PT. Perkebunan Sumatera Utara Kebun Tanjung Kasau di Kabupaten Batubara/Serdang Bedagai. Perkebunan Tanjung Kasau adalah salah satu perkebunan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatera Utara. Tujuan berdirinya unit Kebun Tanjung Kasau adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan komoditas ekspor produk karet dan kelapa sawit.
2. Pengurangan jumlah pengangguran untuk usia kerja di daerah Tanjung Kasau.
3. Upaya membantu pekerja atau karyawan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Membantu pemerintah daerah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
2.2. Ruang Lingkup Perusahaan
PT. Perkebunan Sumatera Utara di dalam menjalankan perusahaannya memproduksi produk sebagai berikut:
1. Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), yaitu produk setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi minyak goreng.
2. Inti kelapa sawit (kernel), yaitu produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat minyak kernel (Palm Kernel Oil).
2.3. Lokasi Perusahaan
PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau terletak di luar kota Tebing Tinggi yang jaraknya ±17 km dari pusat kota, yang mengarah ke kota Administrasi Kisaran dan merupakan daerah yang mempunyai jarak terdekat dengan pesisir pantai ±17 km. Tinggi lokasi Unit Kebun Tanjung Kasau ±9 m s/d ±12 m di atas permukaan laut.
PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung kasau Terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki batasan sebagai berikut:
1. Sebelah barat berbatasan dengan PT.. Gotong Royong. 2. Sebelah timur berdasarkan dengan PT.. Moeis.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan PT.PN. 3 Sei Seujumur. 4. Sebalah utara berbatasan dengan Sungai Merah.
2.4. Organisasi dan Manajemen
2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Struktur organisasi pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau adalah struktur organisasi fungsional. Pada organisasi fungsional, wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada para pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian. Struktur organisasi fungsiona ini akan membuat spesialisai yang maksimal dalam organisasi sehingga penyampaian informasi dan ide menjadi lebih kompleks. Gambar struktur organisasi pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Kepala Tata Usaha Manajer Masinis Kepala Asisten Pengolahan Koordinator Pengamanan Bengkel Mandor Pengolahan Sortase Karyawan Sortase Karyawan Pengolahan Karyawan Bengkel Satpam Tata Usaha Umum Tata Usaha Timbangan Tata Usaha Pembukuan Tata Usaha Gudang Tata Usaha Upah Tata Usaha Produksi Tata Usaha Laboratorium Pembantu Tata Usaha Umum Pembantu Tata Usaha Timbangan Pembantu Tata Usaha Pembukuan Pembantu Tata Usaha Gudang Pembantu Tata Usaha Upah Pembantu Tata Usaha Produksi Pembantu Tata Usaha Laboratorium Mandor Kolam Limbah Karyawan Limbah Mandor Laboratorium Karyawan Laboratorium
Sumber : Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit
Kebun Tanjung Kasau
Gambar 2.1. Struktur Organisai Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau
2.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab
Menurut data bagian kantor Pabrik Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau, pembagian tugas dan wewenang berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di Pabrik Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau adalah sebagai berikut.
1. Manager
Tugas :
a. Mengkoordinasi penyusunan perencanaan anggaran belanja tahunan. b. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
c. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional). Tanggung Jawab :
a. Manager pabrik bertanggung jawab terhadap direksi dalam memberikan bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
Wewenang :
a. Menyusun dan membuat rencana kerja dan anggaran perusahaan (RCAP) pabrik.
b. Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pabrik.
c. Melakukan pengawasan, penganalisaan, dan melakukan tindakan perbaikan dibidang pengolahan, administrasi dan keuangan.
d. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait (Kepolisian, Militer, Pemuka Masyarakat) dalam pembinaan wilayah untuk pengamanan asset perusahaan.
Kewajiban :
a. Membantu direksi melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan.
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan, dan pengawasan di pabrik,guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.
c. Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan direksi dan pengambil keputusan.
2. KTU
Tugas :
a. Membuat draft RKAP Unit pabrik
b. Membuat pengajuan PMK bulanan
c. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan mitra kerja
d. Mengendalikan cash flow unit pabrik
e. Menyiapkan pengajuan permintaan barang ke kantor pusat sesuai permintaan unit pabrik
f. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik
g. Melakukan seluruh administrasi keuangan
h. Menyiapkan laporan manajemen
Wewenang :
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.
b. Bersama dinas/bagian lain menyusun rencana kerja tahunan.
c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
d. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
e. Menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan.
f. Melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan pabrik/kebun.
g. Pengamanan terhadap aset perusahaan
3. Maskep
Tugas :
a. Membuat Menyusun RKAP pengelolaan dan pemeliharaan instalasi.
b. Program kerja pengolahan dan perawatan instalasi pabrik.
c. Mengawasi proses pengolahan di pabrik sesuai dengan standar proses dan standar mutu.
d. Mengawasi pemeliharaan seluruh mesin dan instalasi pabrik dan sarana pendukung.
e. Mengawasi proses pengolahan limbah.
f. Mengawasi biaya produksi pabrik.
g. Berkoordinasi dalam panen-angkut-olah.
h. Mengkoordinasi pengolahan, mutu, dan keteknikan.
i. Membuat laporan kerja ke Menejer Pabrik.10.
Wewenang :
a. Membuat rencana jangka pendek untuk pemeliharan dan pengoperasian mesin dan instalasi.
b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif dan efisien.
c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional di pabrik.
4. Asisten TK, TB, dan TM
Tugas:
a. Memberikan tugas terhadap Mandor dan divisi kebun
b. Mengendalikan kegiatan operasional kebun
Tanggung Jawab
5. Asisten Pengolahan
Tugas :
a. Membuat rencana program kerja pengolahan
b. Melaksanakan dan mengendalikan proses pengolahan sesuai standar
c. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan
Tanggung jawab :
a. Asisten pengolahan bertanggung jawab kepada Maskep
Wewenang :
a. Membantu rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk memelihara dan mengoperasi mesin peralatan.
b. Memantau,mengevaluasi dan membantu tindakan perbaikan tehadap mesin.
6. Koord Pengamanan Tugas :
a. Menjaga keamanan pabrik dan aset –aset yang dimilikinya.
Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada administrasi di kantor direksi.
Kewajiban :
a. Membantu manager pabrik/ administrasi dalam melaksanakan tugasnya di bidang keamanan.
b. Melakukan patroli/ inspeksi secara sistematis.
c. Pengamanan terhadap aset perusahaan, tenaga kerja beserta keluarganya.
d. Menganalisa dan memperbaiki serta miningkatkan hasil kerja dibidang keamanan.
7. Mandor
Sebagai pembantu asisten mandor bertugas mengawasi para pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan membantu tugas dari asisten
8. Kr. Divisi
Tugas:
a. Melaporkan kondisi lapangan kepada asisten
b. Membantu manager dan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan
9. Mandor Pengolahan
Mandor pengolahan bertugas membantu Asisten pengolahan untuk mengawasi para pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan membantu tugas dari asisten
10. Bengkel
Bagian bengkel bertugas untuk melakukan perbaikan dan perawatan terhadap semua mesin
11. Sortase
Tugas dari bagian sortase adalah mengawasi dan mengkoordinir TBS yang akan diproduksi apakah telah sesuai dengan standar perusahaan
12. TU Umum
Tugas:
a. Membantu KTU dalam membuat laporan administrasi dan laporan manajemen
b. Membantu KTU membuat PMK bulanan
c. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja
13. TU Gudang
Tugas:
a. Mencatat dan membuat laporan pengajuan permintaan barang
b. Mencatat dan membuat laporan jumlah barang yang tersedia di gudang
14. TU Pembukuan
Tugas:
a. Membantu KTU dalam membuat laporan keuangan pabrik mulai dari produksi, laboratorium dan kantor
15. TU Produksi
Tugas:
a. Membuat catatan dan laporan hasil produksi
b. Membuat laporan kondisi mesin dan perawatan yang dilakukan
16. TU Upah
Tugas:
a. Membantu KTU membuat PMK bulanan
b. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap gaji pekerja
17. Kepala Klinik
Tugas:
a. Menyediakan obat-obat yang diperlukan
b. Menjalankan program chek-up kesehatan kepada seluruh pekerja
c. Membuat laporan kesehatan pekerja untuk kantor pusat
18. TU Lab
Tugas:
a. Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.
b. Membuat program perawatan alat – alat laboratorium dan unit pengelolahan limbah.
d. Pengendalian biaya laboratorium.
19. TU Timbangan
Tugas:
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganaan peralatan pada stasiun timbangan
b. Melaksanakan standar fisik, biaya, dan mutu yang telah ditetapkan untuk proses penimbangan bahan ataupun produk.
c. Melakukan inventaris fisik.
d. Memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan di stasiun timbangan
e. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasu adalah 148 orang. Tenaga kerja terbagi atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Staff
2. Pegawai
3. Karyawan
Rincian tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara
No Departemen Jumlah 1 Manager 1 2 KTU 1 3 Pegawai 11 4 Karyawan 135 Total Pekerja 148
Sumber: Data Tenaga Kerja PMKS PT.. Perkebunan Sumatera Utara
2.4.3.2. Jam Kerja
Pabrik rata-rata beroperasi 18 jam, terbagi ke dalam 2 shift kerja, 9 jam hari. Jika lebih dari jam yang ditentukan maka dianggap lembur. Jam kerja di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau adalah sebagai berikut :
1. Kantor
Tabel 2.2. Jam Kerja di Kantor
No. Hari Pukul Keterangan
1. Senin - Kamis dan Sabtu
08.00-12.00 Bekerja
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Bekerja
2. Jumat 08.00-12.00 Bekerja
2. Pabrik
Untuk pekerja yang bertugas di pabrik pada masa produksi, jam kerjanya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja di Pabrik
No. Shift Pukul Keterangan
1. I 07.00-12.00 Bekerja 12.00-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Bekerja 2. II 17.00-18.00 Bekerja 18.00-19.00 Istirahat
19.00-Selesai Bekerja
2.4.3.3. Sistem Pengupahan
Pembayaran upah kepada karyawan pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau dilakukan sekali setiap bulan. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian. Bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal akan diberikan upah lembur.
Selain gaji pokok dan upah lembur, karyawan juga mendapat tunjangan kesejahteraan dan jaminan sosial.
1. Gaji dan Tunjangan Pegawai Bulanan
Gaji dan tunjangan pegawai bulanan terdiri atas tunjangan-tunjanga berikut : a. Gaji b. Upah Lembur c. Sewa Rumah d. Tunjangan Beras e. Tunjangan Istri f. Tunjangan Anak 2. Biaya Sosial
a. Biaya Pengobatan dan Perawatan
b. Biaya Hari Raya dan Tahun Baru
c. Biaya Iuran Pensiun
d. Sewa Rumah
e. Biaya Pendidikan
f. Biaya Pemakaman/Kematian
g. Kemalangan
h. Biaya Uang Pesangon
3. Perhitungan
a. Iuran Askes
Keterangan : Jaminan Kecelakaan Kerja 0,54% dari gaji sebulan - Jaminan Hari Tua 5,7% dari gaji sebulan
- Jaminan Kematian 0,3% dari gaji sebulan - Jaminan Kesehatan 6% dari gaji sebulan
b. Iuran Hari Tua 3,7% oleh pengusaha dan 2% oleh tenaga kerja 4. Santunan kematian antar karyawan Rp. 150,00 dari gaji bulanan 5. Beras (sama untuk semua golongan)
Pembagian tunjangan untuk beras dibagikan untuk setiap anggota keluarga seperti keterangan berikut ini :
b. Istri : 9 Kg
c. 1 anak : 7.5 Kg
d. 2 anak : 15 Kg
e. 3 anak : 22 Kg
6. Tunjangan Khusus : Tunjangan Struktural 50 % dari gaji pokok dan fungsional.
2.5. Bahan yang Digunakan 2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku utama adalah Tandan Buah Segar (TBS). Pabrik Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau mampu mengolah TBS dengan kapasitas olah 24 ton TBS/jam atau 430 ton/hari. TBS yang digunakan pada PMKS.
2.5.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau tidak menggunakan bahan tambahan selama proses produksi.
2.5.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan pada pabrik ini antara lain:
1. Air yang digunakan dalam proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS) dan sebagai air umpan boiler.
2. Cangkang inti kelapa sawit dan serabut (fiber) digunakan sebagai bahan bakar
boiler.
3. CaCO3 sebagai media pada proses pemisahan inti dari cangkang pada
Claybath.
2.6. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau diuraikan secara rinci dibawah ini. 1. Stasiun Penerimaan Buah
Pada stasiun ini terdapat 3 kegiatan, yaitu sebagai berikut: a. Penimbangan
TBS yang di terima di PMKS Tanjung Kasau berasal dari Kebun Tanjung Kasau, Kebun Sei Kari dan TBS Kebun Luar (Kebun Rakyat). TBS di angkut dari perkebunan dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini TBS ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada
jembatan timbang. Pada stasiun ini akan diperoleh berat kotor (bruto). TBS selanjutnya dikirim ke loading ramp.
b. Penimbunan dan Pemindahan buah (Loading Ramp)
Loading ramp merupakan tempat penimbunan TBS sementara untuk
mempermudah pemidahan tandan buah segar ke dalam lori rebusan.
Loading ramp dilengkapi 8 pintu keluaran yang digerakan secara hidrolis
sehingga memudahkan pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Kapasitas maksimum loading ramp ini adalah 120 ton. Sebelum TBS dimasukkan ke dalam Loading Ramp, TBS disortasi terlebih dahulu untuk memilih fraksi-fraksi yang sesuai dengan kriteria matang panen. Pengisian TBS jangan terlalu penuh (tidak melebihi kapasitas) karena mengakibatkan:
1) Pintu penahan TBS pada loading ramp dapat bengkok. 2) TBS dan brondolan dapat jatuh ke luar stasiun kerja. 3) Kesulitan untuk memuat TBS ke lori rebusan. c. Lori Rebusan
TBS dari Loading Ramp diisi ke lori rebusan. Lori rebusan digunakan untuk mengangkut dan tempat merebus buah. Lori rebusan mampu memuat TBS dengan kapasitas 3,5 Ton TBS/Lori.
2. Stasiun Perebusan (Sterillizing Station)
Lori dipindahkan melalui transfer carriage ke jalur rail track rebusan. Kemudian lori ditarik dengan menggunakan alat penarik (capstand) ke stasiun rebusan (sterillizier). Rebusan ini digunakan untuk merebus TBS
dengan isi 6 lori dengan kapasitas ±21 ton dalam satu sterilizer dengan sekali perebusan. Waktu perebusan dilakukan selama 90 menit pada temperatur 140oC-145oC yang dioperasikan oleh operator rebusan. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak (triple peak). Metode perebusan dengan menggunakan sistem triple peak antara lain:
a. Steam (uap) dimasukkan ke sterillizer dan dilakukan deaerasi selama 2 menit.
b. Steam masuk selama 10 menit hingga mencapai tekanan 2.0 kg/cm2. c. Steam dibuang bersamaan dengan air kondensat dari dalam rebusan selama
3 menit dan tekanan turun menjadi 0 kg/cm2.
d. Steam dimasukkan kembali selama 15 menit hingga tekanan naik sampai 2,5 kg/cm2.
e. Steam dibuang bersamaan dengan air kondensat dari dalam rebusan selama 3 menit dan tekanan turun kembali menjadi 0 km/cm2.
f. Steam dimasukkan kembali selama 10 menit hingga tekanan naik mencapai 2,8 kg/cm2.
g. Steam dipertahankan selama 45 menit.
h. Steam dibuang beserta air kondensat dari dalam rebusan sampai habis selama 5 menit sampai tekanan turun menjadi 0 kg/cm2.
Tujuan perebusan yaitu :
a. Menghentikan aktivitas enzim lipase dan oksidase untuk mencegah berlanjutnya kenaikan asam lemak bebas (ALB).
Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah, sebelum enzim itu dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas (ALB). Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami memar (luka). Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS, diusahakan agar kememaran dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif pada suhu 50C.
b. Melunakkan buah segar agar berondolan mudah terlepas dari tandannya.
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti kelapa sawit buah perlu dilepaskan dari spiklet. Buah dapat terlepas dari spiklet melalui cara hidrolisasi dan pektin terhadap pangkal buah.
c. Mengurangi kadar air.
Sterilisasi buah menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong yang mempermudah proses pengempaan.
Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air pada biji akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya menjadi berkurang.
e. Memudahkan proses pelunakan brondolan didalam digester.
Selama proses perebusan, kadar air oleh buah akan berkurang karena proses penguapan. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah berubah. Perubahan tersebut memberikan efek positif yaitu mempermudah proses pelunakan brondolan digester sehingga mempermudah pengambilan minyak selama proses penguapan.
f. Mempermudah proses pemisahan minyak dari serabut.
Sel-sel minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas pada saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).
3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) a. Penebah (Thresher drum)
Buah masak yang telah keluar dari rebusan ditarik dengan capstan dan dipindahkan dengan transfer carriage untuk masuk kedalam trippler. Dari mesin trippler selanjutnya akan dikirim ke threser drum. Mesin threser
drum digunakan untuk memisahkan buah dari tandan.
Prosedur kerja mesin threser drum adalah sebagai berikut:
1) Berondolan TBS masuk ke dalam thresher drum yang berputar dengan kecepatan kurang lebih 22 rpm, dengan bantuan tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga
membanting-banting TBS tersebut dan memyebabkan brondolan lepas dari tandannya
2) Pada bagian dalam dari thresher drum, dipasang batang-batang besi perantara sehinga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher drum
b. Fruit conveyor dan fruit elevator
Fruit conveyor dan fruit elevator dipasang dibawah bantingan untuk
menampung brondolan yang telah dipisahkan untuk selanjutnya ditampung di fruit elevator untuk dikirim ke digester.
c. Fruit Distributing Conveyor
Fruit Distributing Conveyor berfungsi untuk mentransfer dan
mendistribusikan brondolan masak dari fruit elevator ke masing-masing
digister.
d. Empty Bunch Conveyor
Tandan (janjang kosong) yang keluar dari bagian belakang thresher drum di tampung oleh empty bunch conveyor. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke incinerator untuk dibakar menjadi abu yang kemudian dijadikan pupuk. 4. Station Pengempa (Pressing Station)
Stasiun pengempa adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan cara melumat dan mengempa berondolan untuk memisahkan minyak dengan serabut (fiber). Pada stasiun ini terdapat dua alat untuk mendukung proses proses produksi yaitu sebagai berikut:
Bejana pengaduk berfungsi untuk melumat berondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji dan serat. Bejana pengaduk ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri di dalamnya di pasang pisau-pisau pengaduk (stirring
arms) sebanyak 5 tingkat yang diikatkan pada poros dan di gerakkan oleh
motor listrik. Empat tingkat pisau bagian atas di pakai sebagai pengaduk atau pelumat dan pisau bagian bawah (strirring arms bottom) selain digunakan sebagai pengaduk atau pelumat juga di pakai untuk mendorong buah tersebut keluar dari ketel adukan ke bagian pengempa. Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut:
1) Bejana pengaduk selalu dalam keadaan penuh atau ¾ dari volumenya. 2) Temperature pemanasan awal olah TBS 90 oC.
3) Waktu pengadukan selama 15-20 menit.
4) Tekanan steam yang masuk ke dalam bejana 2-3 kg/cm2 .
5) Jika kondisi ini tidak terpenuhi, massa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan akibatnya kuantitas kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat.
b. Pengempa (Screw Press)
Pengempaan di pakai untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dan daging buah (pericarp). Pengempaan terdiri dari sebuah silinder (Press
Cylinder) yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah ulir
yang berputar berlawanan arah.
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar hasil pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi (Crude Palm Oil). Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, centrifuge, dan penguapan. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak terjadi beberapa tahapan proses yaitu :
a. Pengenceran
Pengenceran bertujuan agar proses pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu pengenceran 90-95oC. Jumlah air pengenceran yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flowmeter. Jumlah air pengenceran yang dianjurkan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dengan screw
press, pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan
kualitas unit pengolahan kelapa sawit terutama pada alat klarifikasi. Air pengenceran yang diberikan berguna untuk :
1) Untuk menurunkan viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BJ>1,0 akan mudah mengendap, sedangkan zat yang memiliki BJ<1,0 akan mengapung.
2) Untuk memudahkan pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan polaritas.
3) Untuk memecahkan emulsi minyak dalam butiran halus. b. Tangki Pemisah pasir (Sand Trap Tank)
Minyak mengalir ke Sand Trap Tank melalui talang minyak (oil gutter) yang dipasang di bawah screw press. Alat ini digunakan untuk menangkap pasir yang ada dalam minyak kasar yang berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus dipanaskan dengan suhu 95oC yang diperoleh dengan menginjeksikan uap.
c. Ayakan Getar (Vibrating Screen).
Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut dalam minyak kasar. Benda padat tersebut berupa ampas yang akan dikembalikan ke conveyor fruit untuk diproses kembali. Minyak hasil ayakan ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank). Ayakan getaran terdiri dari dua lapisan saringan dengan ukuran masing-masing 1,5 m dan tingkat atas memakai mesh 30, sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan ayakan getaran tersebut di siram dengan air panas.
d. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank).
Tangki ini menampung minyak yang telah disaring. Di sini minyak dipanaskan dengan menginjeksikan uap ke dalamnya. Tangki ini dilengkapi dengan kran untuk membuang kotoran atau pasir yang telah mengendap di dasar tangki. Suhu dari COT ini adalah berkisar antara ± 90-95º C. Pemanasan ini dilakukan agar minyak senantiasa dalam keadaan cair. Minyak kasar yang telah di saring masuk ke dalam crude oil tank akan dipompakan ke dalam tangki pemisah (Continuous Settling Tank) dengan pompa minyak kasar (Crude Oil Pump). Untuk menjaga suhu
cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan steam pada temperature 95 oC.
e. Tangki Pemisah (Continuous Settling Tank)
Minyak yang berasal dari bak crude oil tank dialirkan ke tangki pemisah atau yang disebut Continius Settling Tank (CST). Minyak yang dipompakan akan dipanaskan lalu diendapkan. Bagian atas adalah minyak dan bagian bawah adalah endapan pasir atau lumpur. Pemanasan dipertahankan pada suhu 92ºC. Berdasarkan perbedaan berat jenis, minyak memiliki berat jenis yang kecil dibandingkan dengan slugde (lumpur) sehingga minyak akan naik ke atas melalui skimmer (payung pengutipan minyak) dan masuk ke dalam Oil Tank, sedangkan sludge masuk ke dalam
sludge tank.
f. Tangki Masakan (Oil Tank)
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah (Continuous Settling
Tank) ditampung dalam oil tank untuk dipanaskan lagi sebelum diolah
lebih lanjut pada sentrifusi minyak. g. Oil Purifire
Oil Purifire bertujuan untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki
masakan yang masih mengandung air 0,40-0,60% dan kadar kotoran 0,05-0,10 % digunakan Sentrifuge Minyak (Oil Purifire) yang berputar ± 8000 ppm.
Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Minyak terhisap kedalam tabung melalui pemercik (nozzle), akibat adanya hampa udara, dan terpancar ke dalam tabung hampa. Lalu uap air yang terpisah dihisap oleh vacuum friying untuk di buang ke tempat pembuangan. Minyak di tampung di tangki produksi dan selanjutnya dipompakan ke tangki timbun.
i. Tangki Timbun (Storage Tank)
Sebelum minyak dikirim untuk diolah maka ditimbun sementara di tangki timbun. Pada tangki timbunan, minyak dipanasi dengan steam untuk mempertahankan temperaturnya 50-60 oC, yang bertujuan untuk menjaga agar asam lemak bebas (ALB) minyak tidak naik. Jumlah tangki timbun ada 2 tangki, dengan kapasitas masing-masing tangki adalah 500 ton. j. Saringan getar (Vibrating Screen)
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut-serabut yang terdapat dalam sludge separator. Cairan yang telah tersaring masuk ke sludge tank sedangkan serabut atau sampah dibuang ke solid conveyor.
k. Tangki Lumpur (Sludge Tank)
Lumpur yang keluar dari tangki pemisah ditampung dalam sludge tank dipergunakan untuk penampungan sludge yang masih mengandung minyak 5-7%.
Sludge yang berasal dari sludge tank dipompakan ke balance tank. Balance tank merupakan tempat penampungan sementara sebelum masuk
ke sludge sentrifuge.. m. Slude Setrifuge
Cairan sludge yang telah melalui balance tank dialirkan ke dalam sludge
sentrifuge untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang
berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui pipa outlet yang di tampung di collection tank kemudian dipompakan ke tangki pemisah CST. Cairan dan sludge yang mempunyai berat jenis lebih berat dari pada minyak, terdorong ke bagian dinding bowl, dan keluar melalui Nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dibersihkan /dicuci secara manual.
n. Fat Fit
Endapan-endapan dari tangki pemisah, tangki masakan minyak, tangki sludge, yang dibersihkan setiap pagi sebelum digunakan, ditampung didalam tangki fat pit. Tangki ini dilengkapi dengan system pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ketangki pemisah minyak (Continous Settling Tank).