• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PROGRAM AKSI PERBIBITAN KERBAU DI KABUPATEN TANA TORAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PROGRAM AKSI PERBIBITAN KERBAU DI KABUPATEN TANA TORAJA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PROGRAM AKSI PERBIBITAN KERBAU

DI KABUPATEN TANA TORAJA

I.M.ALLOSOMBA

Sub Dinas Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Tana Toraja

ABSTRAK

Tana Toraja merupakan salah satu tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi turis manca negara maupun domestik. Disamping daya tarik berupa keindahan alamnya, Tana Toraja juga memiliki plasma nutfah yang lebih menarik yaitu kerbau Belang. Bagi masyarakat Tana Toraja kerbau Belang mempunyai peran yang sangat penting dalam acara adat terutama pemakaman, yang ditandai dengan pemotongan kerbau berbagai tipe (Belang, Pudu’, Todi’, Sambau dan Balian). Dalam kegiatan acara adat tersebut, pemotongan kerbau dapat mencapai 8.500 ekor/tahun. Angka pemotongan tersebut cukup tinggi sehingga menyebabkan penurunan populasi karena angka kelahiran belum dapat mengimbangi permintaan. Dalam upaya peningkatan populasi dan produktivitas kerbau di daerah Tana Toraja, sejak tahun 2006 dilakukan program aksi perbibitan ternak kerbau. Dalam merealisasikan program tersebut sejak tahun 2006 telah diupayakan penyebaran ternak kerbau kepada peternak dengan melibatkan kelompok-kelompok peternak pembibit potensial, yaitu kelompok Penanian di Ratte, Kecamatan Masanda dan kelompok Siporanmu di Bau, Kecamatan Bittuang. Selanjutnya dalam tahun 2007 untuk kegiatan yang sama, telah melibatkan 12 kelompok peternak di 11 kecamatan, dan dalam tahun 2008 melibatkan kelompok peternak yang lebih banyak lagi (17 kelompok) di 17 kecamatan. Untuk mendukung program tersebut, diberikan bimbingan teknis dari dinas peternakan setempat dan pembukaan areal kebun hijauan makanan ternak (HMT) seluas 45 ha dan konservasi lahan seluas 25 ha untuk memotivasi peternak mengembangkan tanaman pakan unggul. Program aksi yang diluncurkan sejak tahun 2006 telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, terlihat dari jumlah kelahiran anak dan angka kebuntingan di tahun 2009 ini. Sementara itu, para anggota kelompok tetap aktif dan semangat melakukan aktivitas usaha budidaya pertanian dan ternak kerbau serta pengembangan hijauan makanan ternak.

Kata kunci: Kerbau Belang, program aksi perbibitan, penyebaran kerbau, kelompok peternak, HMT

PENDAHULUAN

Tana Toraja sebagai daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik tersendiri bagi turis mancanegara maupun domestik, di antaranya adalah (1) Karena panoramanya yang indah, (2) Sumber plasma nutfah kerbau Belang. (3) Budaya yang unik dengan ritual upacara adat (4) Adanya pasar hewan (kerbau) yang selalu ramai setiap pekan dan merupakan pasar hewan (kerbau) terbesar di Indonesia, serta (5) Masayarakatnya menjadikan beban sebagai komoditas penting dalam hidup berbudaya.

Bagi masyarakat Toraja komoditas kerbau mempunyai peran yang sangat urgen dalam kaitan dengan ritual upacara pemakaman yang ditandai dengan pemotongan kerbau berbagai tipe (Belang, Pudu, Todi, Sambao, Balian)

Tana Toraja mencapai angka ± 8.500 ekor setiap tahun.

Kondisi ini menyebabkan tren perkembangan populasi sejak tahun 2000 mengalami penurunan karena kelahiran belum dapat mengimbangi permintaan pasar yang cenderung meningkat. Sekitar 70% kebutuhan sudah dipasok dari luar kabupaten, seperti dari NTT, NTB, Kalimantan, Ambon, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara sehingga diperlukan kegiatan pengembangan kerbau di Tana Toraja.

Sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dengan dicanangkannya Revitalisasi Pertanian oleh presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 dengan menetapkan pembangunan aspek pembibitan sebagai salah satu kegiatan yang mendapat prioritas. Sebelumnya di Tana Toraja sudah dirintis pengembangan kerbau pola kawin

(2)

Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau 2008

Untuk operasionalisasi program aksi perbibitan ternak kerbau di Tana Toraja selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 melalui dana APBN, DAU dan DAK telah disebar sebanyak 241 ekor betina dan 37 ekor pejantan serta pengembangan areal hijauan pakan sebanyak 110 ha dan pengembangan irigasi air permukaan, pembuatan embung dan pembuatan irigasi tanah dangkal untuk mendukung program aksi perbibitan masing-masing sebanyak 1 unit.

KEGIATAN PROGRAM AKSI PERBIBITAN

Dalam rangka meningkatkan kinerja sekaligus menstimulir partisipasi kelompok-kelompok peternak pembibit potensial di Tana Toraja maka pada tahun 2006 dilaksanakan paket program pembibitan kerbau. Kegioatan ini dilaksanakan oleh kelompok Penanian di Ratte, Kecamatan Masanda dan kelompok Siporannu di Bau, Kecamatan Bittuang sebanyak 43 ekor betina dan 7 ekor jantan dengan alokasi dana sebesar Rp 476.000 melalui dana DAK dan Stimulan dengan rincian seperti pada Tabel 1.

Kegiatan program perbibitan pada tahun 2007 dianggarkan melalui dana DAK pada 10 kelompok sebanyak 100 ekor kerbau, serta melalui dana DAU pada 1 kelompok tani pengembangan dengan paket 9 ekor betina dan 1 paket untuk kelompok penggemukan sebanyak 10 ekor dengan total Alokasi dana sebesar Rp 927.675.000 (Tabel 2).

Untuk tahun anggaran 2008 dialokasikan pengembangan kerbau sebanyak 100 ekor pada 17 kelompok dengan jumlah dana sebanyak Rp 1.316.000.000 melalui dana DAK dan DAU, dan melalui dana APBN pada 1 kelompok dengan alokasi dana sebanyak Rp189.645.000 (Table 3).

Selain itu, untuk mendukung kegiatan aksi perbibitan juga telah diprogramkan pembukaan areal kebun HMT seluas 45 ha dan konservasi lahan 5 ha untuk memotivasi masyarakat mengembangkan pakan ternak unggul pada 19 desa.

PERKEMBANGAN PROGRAM AKSI PERBIBITAN

Dari 43 ekor betina bibit yang disebar pada tahun 2006 elah 25 ekor anak dan 50% dalam keadaan bunting sehingga diharapkan dalam tahun 2009 sudah melahirkan anak yang kedua, bahkan 3 ekor di antaranya adalah kerbau Belang yang mempunyai nilai sosial Iebih tinggi dan harga lebih mahal. Kondisi ternak juga dalam keadaan gemuk karena para petani telah memanfaatkan dengan baik hijauan unggul dari kebun HMT.

Pertemuan-pertemuan juga telah dilakukan oleh anggota kelompok dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh peternak dengan difasilitasi oleh penyuluh yang ada di lokasi.

Khusus untuk paket penyebaran tahun 2007, belum ada kelahiran akan tetapi 70% sudah dalam keadaan bunting, oleh karena pengadaannya baru direalisasi pada akhir anggaran 2007. Sementara itu para anggota kelompok tetap aktif mengadakan aktivitas dalam usaha budidaya pertanian dan pemeliharaan ternak serta pengembangan hijauan pakan ternak. Disamping itu, terdapat kegiatan untuk ternak penggemukan sebanyak 10 ekor yang lima sudah dijual dan telah diganti dengan ternak bakalan baru. Sedangkan untuk program kegiatan tahun 2008, direncanakan penyebaran 119 ekor.

Selanjutnya untuk kegiatan pengem-bangan sebelum pencanangan yang disebar tahun 2002 dan 2003 melalui dana APBN (Dana Dekonsentrasi) sebanyak 70 ekor telah beranak 102 ekor di antaranya ada kerbau Belang bahkan ada yang telah terjual seharga Rp 62.000.000.

PERMASALAHAN

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ternak kerbau di Tana Toraja, sebagai berikut:

1. Belum ditemukannya cara yang efektif dalam penanganan penyakit kerbau, yang

(3)

Tabel 1. Kegiatan perbibitan ternak kerbau tahun 2006

No. Kecamatan/Lembang Nama kelompok

Jumlah dana yang diterima

Jumlah dana yang

dikembalikan Paket kegiatan 1. Masanda/Ratte Penanian Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 - Kerbau 30 ekor

- HMT 10 ha 2. Bittuang/Bau Siporannu Rp 226.000.000 Rp 226.000.000 - Kerbau 20 ekor

- HMT 10 ha

Tabel 2. Kegiatan perbibitan ternak kerbau tahun 2007

No. Kecamatan/Lembang Nama kelompok Jumlah dana Paket kegiatan Keterangan 1 Sanggalangi' Permata Rp 83.500.000 Kerbau 10 ekor Dana DAK

2 Sa'dan /Ulusalu Turunan Sda Sda

3 Bittuang /Pali' Kata'pu Sda Sda

4 Bittuang/ Balla Dennoupa' Sda Sda

5 Balusu/ Karua Sikamali Sda Sda

6 Mengkendek/Tampo Buntu Tampo Sda Sda

7 RindingAllo/Pangala' Limbong Sda Sda

8 Rantebua/Rantebua Sangkutu Banne Sda Sda

9 Masanda/Ratte Ratte Sda Sda

10 Nanggala/Basokan Belolangi' Sda Sda

11 Mengkendek Bina Karya Rp 58.500.000 Kerbau 9 ekor DAU

12 Kesu'/Ba'tan Ansteglo Rp91.000.000 Kerbau jantan

(4)

Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau 2008

Tabel 3. Kegiatan perbibitan ternak kerbau tahun 2008

Jumlah ternak

No. Kecamatan Desa Nama Kelompok

Betina Jantan

Keterangan

1 Mengkendek Pakala Pakala 5 1 Dana DAK

2 Makale Selatan Buntu Sisong Bunga Mellolok 5 1

3 Rantetayo 1. Madandan Madandan 5 1

2. Tapparan Utara Pada Kita 5 1

4 Bittuang Buttu Limbong Buttu 4 1

5 Saluputti Salu Tandung Sanginawa 5 1

6 Kurra Limbong Sangpolo Bukit Limbong 5 1

7 Sopai Marante Sanik 5 1

8 Kesu' Tadongkon Sipatuo 4 1

9 Rantepao Saloso Tunas Mekar 5 1

10 Sangalla Kaero Suaya 5 1

11 Sesean Suloara Suloara Batutumonga 5 1

12 Sesean Deri Padaelo 5 1

13 Sa'dan Sa'dan Matallo Bobata 5 1

14 Sangalla Selatan Batualu Sikamali' 5 1

15 Rantebua Sumalu Sejati 5 1

16 Rinding Allo Pangala Tankal 5 1

17 Kesu' Pantanakan Lolo Bua kayu 16 3 Dana APBN

berasal dari Nusa Tenggara. Beberapa ekor kerbau dari Nusa tenggara memiliki gejala yang diawali demam tinggi, nafsu makan menurun, kadang disertai keluarnya penis dan akhirnya mati.

2. Terbatasnya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk perbibitan kerbau dalam rangka percepatan program aksi perbibitan kerbau di Tana Toraja untuk

PENUTUP

Diharapkan dengan diadakannya seminar dan Iokakarya Kerbau Nasional di Tana Toraja akan dikelurkan rumusan-rumusan baru dan langkah konkrit untuk pengembangan kerbau Nasional sehingga dapat Iebih memotivasi peningkatan peran kerbau dalam mendukung kebutuhan daging.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang akan diberikan melalui penelitian ini adalah (1) Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan sebagai acuan untuk mempertahankan posisinya di

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Pasal 8 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perusahaan Daerah

Faktor penghambat strategi penyelesaian pembiayaan murabhaah yang bermasalah di BMT UGT Sidogiri Capem Kraksaan adalah pihak AOA/AOP yang tidak tegas dalam menjalankan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan MacLeod dan Hagan (1991) menunjukkan bahwa untuk individu-individu non-klinis, attentional bias terjadi ketika individu tidak sempat untuk dapat

Sebagai tenaga pendidik dalam mata pelajaran sejarah, guru harus mampu menghadirkan sesuatu yang baru baik terkait dengan model, stretegi, metode, sampai pada

Dengan adanya Good Corporate Governance, kinerja keuangan, dan ukuran perusahaan yang baik, diharapkan dapat membuat nilai perusahaan akan dinilai lebih baik oleh

Perlu dipertimbangkan untuk membuat daftar unit kerja yang sudah terfasilitasi dengan sistem aplikasi (sesuai dengan permintaannya) lengkap dengan jenis

Satuan amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (dalam Ihalauw, 2003:174) dan yang