• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (PKTI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (PKTI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINAI"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (PKTI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINAI

(3)

ii Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Universitas Muhammadiyah Sinjai Pengarah

Dr. Umar Congge, S. Sos., M. Si Dr. Asriadi AR, S.IP., S. Pd., M. Pd Dr. Dian Yustisia, SP.,MP

Mochamat Nurdin, S. Ip., M.A Penyusun

Sumardi, S. Ip., M.I.P Editor & Layout Sumardi, S. Ip., M.I.P Desain Cover Akmal Maulana Produksi dan Sirkulasi Syamsuddin, S. Sos., M. Si

Hak Cipta 2020 pada Tim Penyusun

Dilarang menggandakan pedoman ini tanpa izin dari tim penyusun Edisi 1, November 2020

56 hlm: 14,8 x 21 cm Penerbit

UMSI PRESS

Lantai 3 Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sinjai, Jl. Teuku Umar, No. 8 Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Indonesia

Email. umsipress@gmail.com website. http://press.umsi.ac.id/ Telp. (0482) 22954 / +6285 2999 76005

(4)

SAMBUTAN REKTOR

Bissmillahirrahmanirrahim.

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Segala puji dan kemuliaan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah di lingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSI) ini dapat diterbitkan melalui serangkaian proses dan tahapan penyusunan. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa menginspirasi serta mengarahkan langkah kita hingga mampu menjadi intelektual yang penuh dedikasih terhadap nilai-nilai islam, persyarikatan, bangsa, dan kemajuan pendidikan di negara ini.

Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sinjai menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Penyusun dan segenap pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyusunan Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Panduan ini wajib digunakan sebagai acuan oleh seluruh civitas akademika di lingkup Universita Muhammadiyah Sinjai dalam pembuatan karya ilmiah.

Penyempurnaan panduan ini tentuny akan dilakukan secara periodik sehingga saran dan kritik sangat diharapkan, semoga panduan ini memberi manfaat bagi semua kalangan terutama bagi civitas akademik Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahzanal Jaza. Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Sinjai, Oktober 2020 Rektor

Dr. Umar Congge, S. Sos., M. Si NBM. 876863

(5)

iv PRAKATA

Bissmillahirrahmanirrahim.

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Segala puji dan syukur, kami haturkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, telah melimpahkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga dapat terwujud Buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) Universitas Muhammadiyah Sinjai ini. Semoga panduan ini, makin memperkuat dan mengembangkan nafas ilmu, amal dan ilmiah persyarikatan menuju peningkatan kualitas pendidikan terutama bagi civitas Universitas Muhammadiyah Sinjai.

PKTI ini disusun tentu sangat beralasan, selain karena upaya dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Sinjai, sebagimana ditegaskan dalam Surat Keputusan Rektor Nomor: 072.a/KEP/II.3.AU/A/2020 tentang Penetapan Visi Misi dan Tujuan Unversitas Muhammadiyah Sinjai dan Surat Keputusan Rektor Nomor: 074/KEP/II.3.AU/A/2020 tentang Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Muhammadiyah Sinjai, tentunya menjadi langkah dan komitmen kami dalam menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta pemacu gairah penulisan karya ilmiah melalui rambu-rambu yang telah diatur di dalamnya.

PKTI ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis di antara para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini atas nama Bagian Publikasi, Biro Kemahasiswaan, Publikasi, Kerjasama dan Alumni Universitas Muhammadiyah Sinjai menyemapaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya, terutama kepada para pihak:

(6)

1. Rektor, Wakil Rektor I, II, III Universitas Muhammadiyah Sinjai atas segala arahan dan amanahnya yang diberikan untuk menyusun PKTI ini

2. Para Kepala Biro, Kepala Bagian, Ketua beserta Sekretaris Lembaga lingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai yang senantiasa mendukung proses penyusunan PKTI ini

3. Para Dekan dan Wakil Dekan Lingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai, atas pertimbangan-pertimbangannya dalam rangka penyempurnaan penyusunan PKTI ini.

4. Para Ketua dan Sekretaris Prodi tingkat Fakultas, terima kasih telah atas segala saran dan ide-idenya selama proses penyusunan PKTI ini Akhir kata, tiada usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil. Semoga panduan PKTI ini bermanfaat, terutama bagi civitas Universitas Muhammadiyah Sinjai. Sebagai Penanggung Jawab dan Penerbit Panduan ini, kami sangat berharap adanya kritik yang lebih konstruktif untuk penyempurnaan lebih lanjut Panduan ini

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahzanal Jaza. Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Sinjai, November 2020

(7)
(8)
(9)

viii

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.. ... i

Sambutan Rektor ... iii

Prakata ... iv

SK Penetapan Visi, Misi dan Tujujuan UMSI ... vi

SK Pedoman Penuisan Karya Tulis Ilmiah UMSI ... viii

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Dasar Pikiran... 1

1.2 Ruang Lingkup ... 11

1.3 Kode Etik ... 13

BAB II HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH ... 15

2.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah ... 15

2.2 Karakteristik Karya Tulis Ilmiah ... 16

2.3 Jenis Karya Tulis Ilmiah ... 17

2.4 Kriteria Karya Tulis Ilmiah ... 18

BAB III TATA CARA PENULISAN NASKAH ... 20

3.1 Ragam Ilmiah ... 20 3.2 Paragraf ... 20 3.2.1 Paragraf Deskripsi... 21 3.2.2 Paragraf Eksposisi... 22 3.2.3 Paragraf Argumentasi ... 23 3.3 Kalimat ... 23

3.3.1 Kalimat Berdasarkan Unsur ... 24

3.3.2 Kalimat Berdasarkan Jenis ... 25

3.3.3 Kalimat Berdasarkan Penampilan ... 25

3.3.4 Kalimat Berdasarkan Fungsi ... 26

3.4 Bahan dan Ukuran ... 26

3.5 Cara Penulisan ... 28

3.6 Pemberian Tanda Urut ... 30

3.7 Tabel, Gambar atau Grafik ... 31

(11)

x

BAB IV STRUKTUR PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH ... 35

4.1 Esai ... 35 4.2 Paper/Makalah ... 35 4.3 Artikel ... 36 4.4 Buku ... 38 4.5 Proposal ... 39 4.6 Skripsi ... 39

BAB V MANAJEMEN REFERENSI DAN PLAGIARISME ... 41

5.1 Sumber Referensi ... 41

5.2 Tata Cara Pengutipan ... 42

5.2.1 Prinsip Pengutipan ... 42

5.2.2 Tata Cara Pengutipan ... 43

5.3 Manajemen Referensi ... 47

5.4 Penulisan Daftar Pustaka ... 47

5.5 Plagiarisme ... 49

5.5.1 Bentuk-Bentuk Plagiasi ... 50

5.5.2 Jenis-Jenis Plagiasi ... 50

BAB V KESIMPULAN ... 54

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. DASAR PIKIRAN

Disadari bahwa dalam dunia pendidikan beragam kebijakan telah mendasari upaya pengembangan mutu pendidikan secara nasional antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi 5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Republik Indeonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dikti No,or 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Tinggi

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Perguruan tinggi Berbadan Hukum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi

10. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/PED/I.O/B/2012 tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah

(13)

12 Kompleksitas kebijakan tersebut tentunya berangkat dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada peningkatan keilmuan, ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkuat akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan beradaban, kesejahteraan umat manusia serta persyarikatan.

Sehingga tidak keliru kemudian, ketika karya tulis ilmiah diyakini sebagai salah satu dan bagian integral dengan peranan dan kedudukannya sangat penting bahkan menjadi bagian dari tuntutan formal akademik. Espektasi keberhasilan Perguruan Tinggi misalnya dalam melahirkan lulusan setiap tahunnya, tentu saja tidak hanya menggunakan ukuran nilai atau Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiwa, melainkan kemampuan dan espektasi dalam menghasilkan karya ilmiah, tolak ukur tersebut tentu bagi sebagian besar mahasiwa merupakan problem karena bukan pekerjaan instan dan sederhana artinya wajib memenuhi standar keilmuan baik teoritis maupun metodologi artinya sekurang-kurangnya memuat unsur ontologi, epistimologi, aksiologi dan metodologi maupun kaidah-kaidah yuridis, sosiologi dan historis.

Bahkan dalam Undang-Undang di atas juga menegaskan bahwa karya tulis ilmiah adalah salah satu bentuk penerapan dan ukuran pencapaian Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dihasilkan oleh civitas akademika serta wajib mempertanggungjawabkan secara ilmiah, sebagaimana asas Pendidikan Tinggi yang memegang teguh marwah kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuan, keadilan, manfaat, kebajikan, tanggung jawab, kebhinekaan dan keterjangkauan.

1.2. RUANG LINGKUP

Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) Universitas Muhammadiyah Sinjai ini sebagai upaya dalam rangka:

1. Merefleksikan budaya ilmiah yang senantiasa menjunjung tinggi kebenaran, objektivitas, kejujuran, kritik konstruktif, terbuka,

(14)

kreatif dan inovatif serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi

2. Mengintegrasikan dan menjadi media komunikasi antar civitas akademika dengan masyarakatd dalam rangka pengembangan 3. Menjadi salah satu indikator perkembangan dan peningkatan

mutu penyelenggaran pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Sehingga PKTI ini tidak sebatas memberikan acuan dalam membuat karya tulis tetapi diharapkan mampu berkonstribusi terhadap lulusan Universitas Muhammadiyah Sinjai yang lebih profesional memiliki subjek dan perspektif dalam menyikapi setiap problem kehidupan ditengah situasi dan daya saing global.

Dengan demikian garis besar PKTI Universitas Muhammadiyah Sinjai ini bertujuan sebagi:

1. Landasan utama lintas fakultas dan program studi dalam membuat dan menyusun aturan turunan terutama dalam menyusun Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi.

2. Rujukan umum bagi tenaga pengajar/dosen internal Universitas Muhammadiyah Sinjai dalam memberikan penugasan akademik kepada mahasiswa.

3. Tambahan referensi bagi civitas akademika dalam menyusuna berbagai macam karya tulis ilmiah.

4. Melatih mahasiswa mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah secara sistematis dan metodologis.

5. Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa agar tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen pemikiran ilmiah pada disiplin ilmu masing-masing

6. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah.

7. Pengembangkan dan meningkatkan nafas ilmu, amal dan ilmiah di Universitas Muhamamadiyah Sinjai.

(15)

14 1.3. KODE ETIK

Kode etik adalah seperangkat norma yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa, baik artikel, paper/makalah essai, buku, proposal penelitian dan skripsi.. Norma-norma yang harus diperhatikan dan ditaati dalam penyusunan PKTI, di antaranya (1) penggunaan Bahasa Indonesia baku dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), (2) bentuk dan format, (3) struktur isi, (4)ukuran kertas dan huruf, (5) pengutipan dan rujukan, (6) perijinan atas penggunaan bahan, (7) penyebutan nama atau sumber informasi, (8) penggunaan referensi yang jelas dan berupatasi, dan (9 kaidah penulisan karya ilmiah lain.

Prinsip Penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah, harus jujur menyebutkan rujukan bahan atau pikiran yang diambil dari sumber atau orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari sumber orang lain, tanpa disertai rujukan termasuk dalam kategori penyelahgunaan akademik, sebab mengakui tulisan, temuan, atau hasil pemikiran orang lain sebagai karya intelektual sendiri. Kemudian dalam hal penyebutan nama sumber atau informan harus mempertimbangkan untung ruginya, apabila penyebutan nama sumber atau informan dapat merugikan, sebaikan diganti dengan kode tertentu.

Penulis yang melakukan kecurangan atau tidak jujur dalam menulis karya ilmiah dikanakan sanksi administrasi, sanksi-sanksi yang diperlakukan di lingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai sekaitan dengan pelanggaran tersebut di antarnya:

a. Bagi tenaga pengajar/dosen berupa penundaan pengusulan jabatan fungsional dan kepangkatan

b. Bagi pejabat struktural berupa pembatalan kenaikan pangkat dan pemotongan insentif dan gaji pokok yang ketentuannya disesuaikan dengan keputusan pimpinan.

c. Bagi mahasiswa aktif berupa penundaan nilai akademik d. Bagi mahasiswa yang telah selesai menyusun proposal maupun

skripsi namun terbukti karyanya adalah hasil duplikasi atau plagirisme, maka dilakukan penundaan Seminar Proposal dan Ujian Akhir, serta diwajibkan bagi mahasiswa tersebut menyusun kembali proposal dan skripsi yang baru.

(16)

e. Bagi mahasiswa yang telah lulus dan terbukti melakukan duplikasi atau plagirisme, maka dilakukan penundaan penyerahan dan pengambilan transkrip nilai serta ijazah kemudian mahasiswa tersebut diwajibkan menyusun ulang skripsi sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Sinjai.

(17)

BAB II

HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH

2.1. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya ilmiah atau scientific paper pada hakikatnya merupakan laporan tulisan yang berisi hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan oleh individu maupun kelompok tanpa mengabaikan kaidah dan etika keilmuan sehingga memiliki kebenaran ilmiah dengan kata lain kebenaran pengetahuan yang berasal dari anggapan atau permasalahan yang telah teruji dengan data, diperoleh melalui prosedur dan metodologi, sehingga menghasilkan pernyataan ilmiah. Penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan, tersistematis, cara sitasi hingga penyusunan bibliografi atau daftar pustaka memenuhi unsur dan kriteria penulisan yang original.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada umumnya memiliki dan memenuhi unsur ilmu:

a. Ontologi, artinya memiliki objek yang menjadi substansi keilmuan.

b. Epistemologi, berkaitan dengan pendekatan, metode dan cara dalam rangka memenuhi unsur ontologi dengan kata lain karya tulis ilmiah senantiasa disusun secara sistematis, mengikuti pole tertentu.

c. Aksiologi, artinya berorientasi terhadap tujuan dan manfaat setelah ontologi itu diperoleh.

KTI pada hakikatnya adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu, bersifat ilmiah berarti karya tulis menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoritis sehingga para pembacanya dapat merunut atau melacak kebenaran bukti empirik/teoritik yang mendukung gagasan tersebut.

Atas dasar pendapat tersebut karya ilmiah dapat berwujud ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi

(18)

penulisan yang benar dan baik. Dalam hal ini ciri khusus karya ilmiah, karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karangan ilmiah itu adalah ebenaran yang objektif-positif sesuai dengan data dan fakta di lapangan dan bukan kebenaran yang normatif. Dalam konteks ini kebenaran ilmiah tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris.

Rasionalisme dan empirisme inilah yang menjadi tumpuan berpikir oleh peneliti/ penulis. Rasionalisme mengandalkan kemampuan otak atau penalaran, sedangkan empirisme mengandalkan bukti-bukti atau fakta nyata. Penggabungan kedua cara berpikir tersebut dinamakan berpikir ilmiah. Oleh sebab itu, dalam karya tulis ilmiah penulis mendeskripsikan dan menjelaskan objek atau peristiwa sebagai bukti yang mendasari penyimpulan sebuah teori. Sehingga tugas penulis adalah menganalisis fenomena berdasarkan teori tertentu untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena itu secara sistematis agar dapat dipahami oleh pembaca.

2.2. KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH

Dalam karya tulis ilmiah, penulis berusaha menonjolkan ekspresi akal pikiran, artinya penulis bebas memberikan analisis secara logis dan objektif tanpa mengabaikan substansi karakteristik-karakteristik kerya ilmiah itu sendiri.

a. Objektif, adalah menilai sesuatu berdasarkan fakta dan data sebenarnya, tidak manipulasi, setiap pernyataaan atau simpulan disampaikan disertai bukti-bukti yang mampu dipertanggungjawabkan. Sehingga siapapun dapat mengecek kebenaran dan keabsahannya.

b. Natral, adalah bebas dari segala macam kepentingan, artinya memprosisikan diri sebagai peneliti atau penulis wajib menghindari hal-hal subjektif atau kepentingan-kepentingan tertentu.

c. Sistematis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah tersusun secara sitematis, mengikuti pola-pola pengembangan yang yang di tentukan, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas dan

(19)

18 sebagainya. Sehingga karya tulis yang telah disusun dapat dipahami oleh pembaca.

d. Logis, artinya mengunakan nalar dan narasi yang relevan dan sistemik, artinya pola nalar dapat bersifat umum-khusus atau sebaliknya.

e. Faktual, artiny stiap pernyataan, uraian atau kesimpulan dalam karya ilmiah disajikan berdasarkan fakta.

f. Berlandarkan Teori, artinya setiap proposisi yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah semaksimal mungkin diserta teori sebagai landasan berpikir dalam pembahasan suatu masalah. g. Efektif, peneliti/ penulis menggunakan bahasa lugas, padat dan

ringkas

h. Efisien, peneliti/ penulis menggunkan kata, frasa, klausa, kalimat, pargaraf menurut kaidah keabsahan yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan karancuan dan mudah dipahami oleh pembaca.

2.3. JENIS KARYA TULIS ILMIAH

Berbagai jenis karya tulis ilmiah di Internal Universitas Muhammadiyah Sinjai, selain tugas akhir mahasiwa seperti proposal dan skripsi seluruh civiatas akademika juga diharapkan memproduksi karya tulis baik berupa makalah, artikel, buku dan karya tulis lainnya.

a. Esai, adalah salah satu bentuk tulisan lepas, yang lebih luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide mengenai sebuah topik, memiliki karakter minimal 300-600 karakter atau lebih menyesuaikan kebutuhan. Struktur esai minimal memuat pendahuluan, bagian inti, Kesimpulan dan Daftar Pustaka. b. Makalah (paper) merupakan suatu karya ilmiah yang berdasar

pada pembahasan masalah sesuai dengan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah terdiri atas Pendahuluan, Pembahasan, Simpulan, dan Daftar Pustaka

c. Artikel (article) adalah karya ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian baik skripsi, tesis dan desertasi maupun hasil riset mandiri dan kelompok serta hasil pengabdian

(20)

masyarakat yang berisi gambaran ide, gagasan, pemikiran sebagai alternatif solusi dalam memecahkan permasalahan atau hasil uji hipotesis tentang suatu teori. Artikel dirancang dan dimuat dalam sebuah jurnal atau buku kumpulan artikel dengan mengikuti tata cara atau pedoman penulisan yang telah disepakati. Artikel sekurang-kurangnya terdiri atas Judul, Nama Penulis, Afiliasi, Abstrak, Kata kunci, Pendahuluan (Latar belakang, telaah hasil penelitian sebelumnya, tujuan, dan manfaat), Temuan dan Pembahasan, Penutup (Simpulan dan saran), dan Daftar Pustaka

d. Buku (book) adalah buah pikiran yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum secara tertulis, disusun dengan bahasa sederhana, menarik dan dilengkapi data serta daftar pustaka.

e. Proposal (propose) adalah karya tulis yang disusun oleh mahasiswa yang memuat tentang gambaran dan perencanaan penerlitian yang akan dilakukan, berisi pendahuluan, rumusan masalah, literatur review, tinjauan teori, metode penelitian dan daftar pustaka

f. Skripsi adalah karya ilmiah mahasiswa dalam menyelesaikan Jenjang Strata 1 (S1) Skripsi adalah karya ilmiah yang merupakan bukti unjuk kemampuan akademik mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang disusun berdasarkan kerangka teoretis dan metodologi tertentu (sesuai dengan bidang keilmuan atau program studi) dan dipertahankan di depan sidang penguji sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana. Penyusunan skripsi harus disertai dengan atau menghasilkan artikel yang siap diunggah pada jurnal, baik jurnal Internal UMSI maupun jurnal skala nasional dan internasional.

2.4. KRITERIA KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah selain selain dengan pertimbangan up to date juga penting memperhatikan kriteria-kriteria lainya sebagai berikut:

(21)

20 a. Karya ilmiah hendaknya memiliki fokus pada topik tertentu,

yang khusus sifatnya

b. Masalah. Berdasarkan topik, hendaknya ada rumusan masalah yang hendak dipecahkan melalui kegiatan penelitian.

c. Teori dan Kajian Pustaka Karya ilmiah hendaknya didasarkan pada teori yang diperoleh melalui kajian atau telaah pustaka dalam upaya pemecahan masalah.

d. Metodologi Pemecahan masalah diperlukan metodologi yang tepat

e. Data dan Fakta. Karya ilmiah hendaknya menyajikan data dan fakta yang diperoleh melalui penerapan metodologi yang tepat.

f. Alternatif Pemecahan. Karya ilmiah hendaknya berusaha mengaitkan temuan atau hasil yang diperoleh melalui penelitian dengan konsep atau teori yang melandasinya.

g. Simpulan dan rekomendasi. Berdasarkan pembahasan dapat dirumuskan simpulan. Selanjutnya, dari simpulan dapat disusun rekomendasi.

h. Referensi Karya ilmiah hendaknya dilengkapi dengan referensi yang memadai

(22)

BAB III

TATA CARA PENULISAN NASKAH

3.1. RAGAM ILMIAH

Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa yang berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam kegiatan yang sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus memenuhi syarat seperti benar, logis, cermat, efektif, efisien, dan sistematis:

Karakteristik bahasa ragam ilmiah adalah sebagai berikut.

a. Baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa yang baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Pemilihan dan penulisan kata istilah sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.

b. Logis. Ide atau pesan dalam karya ilmiah yang disampaikan menggunakan bahasa ragam ilmiah dapat diterima akal. c. Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat

dapat diukur secara pasti dan tidak menimbulkan keraguan dan kerancuan makna.

d. Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda. e. Denotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti

yang sesungguhnya dan bebas dari keikutsertaan unsur perasaan karena sifat ilmu yang objektif.

f. Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam bentuk klausa, kalimat maupun paragraf yang masing-masing mengemban satu ide atau satu pokok bahasan

3.2. PARAGRAF

Paragraf (paragraph) merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan idenya sehingga membentuk suatu topik bahasan. Dalam satu paragraf terdapat

(23)

22 sejumlah kalimat, yaitu kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang membentuk suatu gagasan yang koheren. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.Suatu karya ilmiah terdiri atas berjenis-jenis paragraf. Di antara jenis-jenis itu, yang lazim ditemukan dalam karya ilmiah adalah paragraf deskripsi, paragraf eksposisi, dan paragraf argumentasi.

3.2.1 Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi ialah paragraf yang berisi gambaran suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Penulis berusaha membuat pembaca melihat, mendengar, dan merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.

Berikut adalah ciri-ciri paragraf deskripsi.

a. Paragraf berisi gambaran suatu objek, tempat, atau suasana tertentu.

b. Penggambaran dilakukan dengan melibatkan pancaindera (pendengaran, pelihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).

c. Paragraf bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsi.

d. Kalimat-kalimat dalam paragraf berisi penjelasan karakteristik objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.

Di dalam paragraf deskripsi terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu pola spasial dan pola sudut pandang. Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis pada saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang dapat berupa pola subjektif atau pola objektif. Pola subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran disertai kesan atau opini dari penulis. Pola objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis

(24)

3.2.2 Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pembaca memerlukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.

Berikut adalah ciri-ciri paragraf eksposisi.

a. Pagraf eksposisi berisi paparan definisi, langkah-langkah atau metode, atau pelaksanaan suatu tindakan.

b. Paragraf eksposisi bersifat informatif.; paragraf jenis ini berisi informasi tentang sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera.

c. Paragraf eksposisi umumnya merupakan jawaban pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.

Paragraf eksposisi terbagi ke dalam beberapa jenis sebagai berikut: a. Eksposisi definisi berisi pengertian suatu topik dengan fokus

pada karakteristik topik itu sendiri.

b. Eksposisi klasifikasi berupa paragraf yang berisi gambaran sesuatu dan pengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. c. Eksposisi ilustrasi berupa sajian gambaran sederhana atau

bentuk konkret dari suatu ide. Paragraf jenis ini berisi ilustrasi tentang sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.

d. Eksposisi pertentangan berisi sajian tentang pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain.

e. Eksposisi perbandingan berisi penjelasan tentang suatu ide dalam kalimat utama dan pembandingkannya dengan ide atau hal lain.

f. Eksposisi analisis berisi elaborasi suatu konsep atau fenomena dengan memisahmisahkan gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian tiap-tiap subbagian dikembangkan secara berurutan.

(25)

24 Paragraf argumentasi memiliki pola-pola sebagai berikut:

a. Pola analogi adalah pola penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.

b. Pola generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik simpulan berdasarkan sejumlah data.. c. Pola hubungan sebab-akibat adalah paragraf yang dimulai

dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

3.2.3 Paragraf Agrumentasi

Paragraf argumentasi ialah jenis paragraf yang berisi ungkapan ide, gagasan, atau pendapat disertai bukti dan fakta. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah sebagai berikut:

a. berisi penjelasan suatu pendapat agar pembaca yakin;

b. memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll. ;

c. menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian;

d. penutup berisi simpulan.

3.3. KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang berisi ungkapan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik, turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi atau proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulis berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalimat dibangun atas unsur wajib dan unsur tidak wajib. Unsur wajib kalimat minimal terdiri atas unsur predikat dan subjek. Kedua unsur itu merupakan unsur yang kehadirannya selalu wajib. Di samping kedua unsur itu, dalam suatu kalimat kadang -kadang

(26)

ada kata atau kelompok kata yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi status bagian yang tersisa sebagai kalimat, tetapi ada yang tidak. Jika unsur berupa subjek dan predikat, unsur yang tidak wajib dalam kalimat adalah objek, pelengkap, dan ketera ngan. Dengan demikian, unsur wajib kalimat merupakan unsur yang tidak dapat dihilangkan keberadaanya, sedangkan unsur tidak wajib merupakan unsur yang dapat dihilangkan.

3.3.1 Kalimat Berdasarkan Unsur

Untuk memahami keseluruhan unsur dalam kalimat, berikut ini dijelaskan unsur kalimat, baik yang wajib dan unsur tak wajib:

a. Predikat (P) merupakan unsur pokok kalimat yang disertai unsur subjek di sebelah kiri dan, jika ada, unsur objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat biasanya berupa verba, frasa verbal atau frasa adjektival. Pada kalimat dasar yang terdiri atas SP, predikat dapat berupa nomina, frasa nominal, numeralia, frasa numeral, atau frasa preposisional.

b. Subjek (S) merupakan unsur terpenting yang kedua setelah predikat. Umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.

c. Objek (O) bisanya terletak sesudah predikat, dapat dikatakan objek merupakan

d. keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Akan tetapi, pada kalimat pasif objek menjadi subjek.

e. Pelengkap (Pel) disebut juga komplemen dan berwujud nomina. Letaknya seringnya sama dengan objek, yakni di belakang verba yang menduduki predikat. Jika predikatnya membutuhkan objek, pelengkap berada setelah objek.

f. Keterangan (K) merupakan unsur kalimat yang paling beragam dan paling mudah

g. berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya,

(27)

26 kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Keterangan biasanya berupa frasa nominal, atau frasa adverbial. 3.3.2 Kalimat Berdasarkan Jenis

Berdasarkan jenisnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif, sebagaimana pada penjelasan berikut:

a. Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya melakukan aktivitas, atau subjek melakukan tindakan terhadap objek. Ciri khusu kalimat aktif adalah subjek sebagai pelaku dan kalimat ini memiliki jenis-jenis sebagai berikut:

1. Kalimat tak transitif merupakan kalimat yang tak berobjek dan tak berpelangkap. Kalimat yang termasuk jenis ini merupakan kalimat yang hanya memiliki dua unsur wajib, yakni subjek dan predikat. Umumnya, urutan katanya adalah subjek-predikat.

2. Kalimat ekatransitif merupakan kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap. Kalimat ini mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek.

3. Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang berobjek dan berpelengkap. Kalimat ini mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, objek, dan pelengkap

b. Kalimat pasif merupakan kalimat yang memiliki keterkaitan antara subjek dan kata kerja artinya subjek menerima tindakan dari kata kerja, kemudian dilengkapi dengan imbuhan kata misalnya “ter-“, “di-“, “ke-an”, dan “ter-kan” sehingga kalimat pasif merupakan objek pada kalimat aktif.

3.3.3 Kalimat Berdasarkan Penampilan

Berdasarkan penampilannya, kalimat memiliki dua macam, yaitu kalimat langsung dan tidak langsung sebagaimana pada penjelasan berikut:

a. Kalimat langsung adalah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pendapat atau tulisan orang yang sama pesrsis atau tanpa melakukan parafrase kalimat. Ciri-ciri kalimat langsung

(28)

b. Kalimat tidak langsung merupakan bagian dari kalimat yang menceritakan kembali pembicaraan seseorang, pikiran, opini, keputusan, pendapat dan argumen-argumen orang dengan cara memparafrase, sehingga ciri umum pada kalimat tidak langsung sama seperti dalam penulisan berita.

3.3.4 Kalimat Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsisnya, kalimat dibedakan menjadi 4 bagian sebagai berikut:

a. Kalimat perintah merupakan kalimat yang berfungsi untuk memberikan perintah kepada orang lain, tujuannya agar orang tersebut melakukan tindakan sesuai dengan perintah. Dalam penulisannya kalimat perintah harus diakhiri dengan tanda (!). b. Kalimat tanya merupakan kalimat yang berfungsi untuk

memperoleh tanggapan, informasi, atau jawaban. Dalam penulisannya, kalimat ini di akhiri dengan tanda tannya (?). c. Kalimat berita merupakan kalimat yang berisi pemberitahuan

suatu hal, penulisannya diakhiri dengan tanda tanda tanya baca titik (.).

d. Kalimat seru merupakan kalimat yang fungsinya untuk mengungkapkan perasaan atau sesuatu yang mendadak. Kaliamt seruan dalam penulisannya biasanya diakhiri tada seru (!) atau titik (.).

3.4. BAHAN DAN UKURAN

Bagian ini menguraikan ketentuan-ketentuan umum dalam berbagai jenis karya tulis ilmiah di UMSi termasuk teknik pengetikan naskah, size, margins, spasi hal-hal lainya.

a. Pengetikan Naskah

Setiap jenis karya tulis diketik dengan menggunakan aplikasi komputer program pengolah kata (word processor). Huruf yang digunakan pada umunya ialah Time New Roman ukuran 12. Namun pada prinsipnya dapat menyesuaikan terhadap jenis karya tulis tertentu seperti Artikel, Buku dan

(29)

28 Penelitian dan Pengabdian Manyarakat dengan ketentuan diatur dalam pedoman masing-masing. Kata-kata judul pada sampul, judul bab menggunakan huruf ukuran 14 dan ditebalkan (bold). Bilamana perlu, kata, kalimat atau istilah penting dapat dicetak tebal dengan tujuan memberikan untuk memperjelas makna. b. Batas Sembir/ Margins

Batas-batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur dengan jarak tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm dan tepi kanan 3 cm. Nomor halaman dicetak di kanan atas di luar batas sembir. Nomor halaman tidak dicetak pada halaman pertama (awal) setiap bab tetapi tetap diperhitungkan.

c. Pengisian Ruang Tulis

Ruang tulis, yaitu bagian halaman yang terdapat di sebelah dalam batas sembir, sedapat mungkin diisi penuh, artinya penulisan dimulai dari batas sembir kiri sampai ke batas sembir kanan tanpa ada ruang yang terbuang. Pengecualian hal tersebut berlaku jika akan memulai alinea baru, persamaan, daftar, rincian ke bawah, gambar, subjudul atau hal-hal yang khusus. d. Pencetakan

Naskah dicetak dengan mesin pencetak (printer) bukan dot matrix diatas kertas HVS 80 gram ukuran A4 (21 x 29,7 cm), berwarna putih dengan menggunakan tinta berwarna hitam pada satu muka (tidak bolak-balik). Bila diperlukan, gambar, skema, foto dan peta dapat dicetak berwarna dengan pemilihan warna yang kontras dan jelas.

e. Sampul

Ketentuan sampul masing-masing karya tulis ilmiah lebih lanjut diatur dalam pedoman masing-masing.

f. Jarak dan Spasi

Penulisan teks menggunakan spasi ganda kecuali untuk penulisan abstrak, kutipan langsung, judul dan daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar, daftar lampiran serta pustaka yang lebih dari 1 baris.

(30)

3.5. CARA PENULISAN

Salah satu bagian urgen dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah tata cara penulisan itu sendiri, sehingga berikut ini secara runut menguraikan cara menulis naskah sebagai berikut:

a. Bilangan dan Satuan

Lambang bilangan ditulis dengan angka, penulisan kata/kalimat dalam tanda kurung kecuali pada awal kalimat. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa tanda titik dibelakangnya. Jika belum ada singkatan resmi, maka satuan ditulis secara lengkap. Contoh: 5 m, 10 kg, 1 jam 20 menit. Berikut adalah contoh yang salah: 5 (lima), 100 (seratus). b. Paragraf dan Awal Kalimat

Penulisan karya ilmiah hendaknya mengikuti struktur paragraf yang benar. Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membentangkan satu kesatuan pokok pikiran atau mengandung satu tema dan kesatuan susunan. Sebuah paragraf sekurang-kurangnya terdiri dari kalimat topik dan kalimat penjelasan. Alinea baru mengawali sebuah paragraf dan dimulai dari ketukan ke-6 dari batas sembir kiri. Bilangan, lambang atau rumus kimia yang mengawali suatu kalimat harus dieja. Misalnya: Lima puluh orang tewas dalam kecelakaan itu. Kata sambung tidak boleh menjadi awal paragraf.

c. Judul, Subjudul, Anak-Subjudul dan Seterusnya

1. Judul digunakan untuk kepala bab yang ditulis pada halaman baru. Tulisan BAB dan nomornya ditulis dengan huruf kapital dan angka Romawi yang ditebalkan dan diletakkan di tengah halaman tepat pada sembir atas. Judul juga selengkapnya ditulis dengan huruf kapital yang ditebalkan dan diletakkan di tengah halaman 3 spasi di bawah tulisan BAB. Kalimat pertama sesudah judul dimulai dengan alinea baru, 3 spasi di bawah baris akhir dari judul. Penulisan bab dengan font Time New Roman 14 ditebalkan.

2. Subjudul ditulis simetris di tengah-tengah, 3 spasi di bawah baris sebelumnya, semua kata dimulai dengan huruf kapital

(31)

30 kecuali kata hubung dan kata depan, kata demi kata ditebalkan dan tanpa diakhiri tanda titik. Digunakan font Time New Roman 12 ditebalkan. Kalimat pertama sesudah subjudul dimulai dengan alinea baru, 3 spasi di bawah subjudul.

3. Anak-subjudul ditulis mulai dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata pertama, setiap kata ditebalkan tanpa diakhiri dengan tanda titik. Kalimat

4. pertama sesudah anak-subjudul dimulai dengan alinea baru 2½ spasi di bawah anak-subjudul.

5. Sub-anak-subjudul ditulis mulai dari ketukan ke-6 dari batas sembir kiri, setiap kata ditebalkan dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke belakang pada baris yang sama dengan sub-anak-subjudul. Baris kedua seterusnya ditulis pada batas sembir kiri.

6. Selain itu, sub-anak-subjudul dapat juga ditulis sebagai bagian/anak kalimat yang ditempatkan di depan dengan diberi garis bawah. Contoh penulisan judul, subjudul, dan seterusnya.

d. Perincian Kebawah

Jika pada penulisan naskah perlu ada perincian yang harus disusun ke bawah, maka tata cara penulisannya adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tanda urut rincian dipakai angka atau huruf abjad sesuai dengan derajat rinciannya, diikuti oleh tanda titik atau diapit tanda kurung tanpa titik.

2. Huruf atau angka tanda urut rinciannya ditulis pada ketukan ke-6 dari batas sembir kiri.

3. Jika rincian tidak cukup ditulis dalam 1 baris maka huruf pertama baris kedua dan seterusnya di tulis tepat di bawah huruf pertama baris pertama.

(32)

e. Pemberian Contoh

Pemberian contoh untuk memperjelas suatu kalimat dapat berupa istilah, nama atau kata dan kalimat. Untuk rincian contoh yang berupa istilah, nama atau kata cukup ditulis dalam baris yang menerus. Contoh: Program studi yang ada pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai antara lain Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Publik. Adapun rincian yang berupa sejumlah kalimat harus ditulis ke bawah. Contoh: Mazhab Timoho dalam Kajian Pemerintahan meliputi: 1. Goverment, yaitu mazhab yang memandang bahwa

Pemerintahan lahir, tumbuh dan berkembang akibat adanya dinamika rakyat, demokrasi dan kearifan lokal

2. Governing, yaitu menjelaskan perihal perbuatan pemerintaht termasuk dalam membuat kebijakan.

3. Governabilitas, yaitu mazhab yang melihat kemampuan adanya kekuatan (power) yang dimilki oleh pemerintah untuk hadir di tengah-tengah situasi dan kondisi apapun. 4. Governance, yaitu mazhab ini mengkaji tata kelola, relasi

pemerintah dengan negara dan warga negara/masyarakat. Penggunaan tanda hubung (-) atau simbol lainnya seperti tanda pagar (#), bintang (*), bullets dan tanda lainnya sebagai tanda rincian tidak dibenarkan.

f. Letak Simetris

Letak gambar, tabel, daftar, persamaan, judul dan subjudul harus ditulis simetris terhadap sembir kiri dan kanan ruang tulis.

3.6. PEMBERIAN TANDA URUT

Bagian ini meliputi tata cara pemberian tanda urut untuk halaman naskah, tabel, gambar, persamaan serta judul/subjudul/anak sub judul. Pemberian tanda urut dilakukan dengan penomoran menggunakan angka Romawi atau angka Arab atau dengan pengabjadan menggunakan huruf kapital atau huruf biasa.

(33)

32 a. Halaman

Bagian awal KTI, mulai dari prakata sampai dengan akhir daftar, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil. Mulai dari Bab I Pendahuluan sampai lampiran diberi nomor halaman dengan angka, ditempatkan di sebelah kanan atas. Pada aplikasi pengolah kata, gunakan perintah insert lalu page numbers kemudian pilih top page. Nomor halaman tidak ditulis pada awal setiap bab.

b. Tabel

Tabel diberi tanda urut dengan angka. Nomor tabel berurut dari awal sampai akhir. Di bawah tabel dapat ditulis sumber tabel dan keterangan lain yang perlu misalnya singkatan, probabilitas statistik dan lainnya.

c. Gambar

Yang termasuk dalam gambar adalah bagan, skema, peta, dan foto. Gambar diberi tanda urut dengan angka. Nomor gambar berurut dari nomor 1 sampai akhir dan dilengkapi dengan keterangan

d. Judul, Subjudul dan Seterusnya

Tanda urut bab, subbab, judul, subjudul, anak-subjudul, sub-anak-subjudul dan seterusnya berturut-turut menggunakan angka Romawi, huruf kapital, angka Arab, huruf biasa dan angka berkurung.

3.7. TABEL, GAMBAR ATAU GRAFIK a. Tabel

Tabel adalah uraian dalam bentuk kolom dan baris yang sistematik dan ringkas. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan lebih mudah memahami suatu pernyataan dalam karya tulis yang kita buat, termasuk penyajian data-data penelitian.

Penyajian tabel dengan ketentuan, judul munggunakan Capitalize Each Word, Bold, tabel harus berada di atas tabel, kemudian isian tabel dengan size 10, spasi 1, dapat diperhatikan contoh format berikut:

(34)

Tabel 1.1 Frekuensi Umur Responden di Kabupaten Bulukumba, Sinjai dan Bone Sulawesi Selatan

Kategori Frekuensi Umur Responden

Bulukumba Sinjai Bone

<30 Tahun 11 7 10

31-40 Tahun 21 15 23

41-50 Tahun 33 41 44

>50 Tahun 35 37 23

Total 100 100 100

Sumber: (Diolah oleh Penulis,, 2020)

Tabel harus utuh, tidak boleh dipenggal oleh pergantian halaman. Jika karena panjang tabel melampaui satu halaman, maka bagian awal tabel dimulai pada baris pertama suatu halaman. Pada halaman lanjutannya harus dicantumkan kata Lanjutan Tabel diikuti nomor tabel, tanpa disertai judulnya lagi, tetapi nama-nama kolom tabel harus ditulis kembali.

Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara kolom yang satu dan yang lainnya cukup tegas dapat dibuat dengan atau tanpa garis pemisah kolom. Jarak antar baris adalah 1½ spasi, sedangkan jika lajur tidak cukup ditulis dalam 1 baris dalam kolom yang bersangkutan, maka jarak antarbaris dalam satu lajur adalah 1 spasi.

Jika tabel lebih lebar daripada ukuran lebar kertas naskah yang A4 maka harus dibuat memanjang kertas yang dalam aplikasi computer disebut landscape. Bagian atas tabel diletakkan di sebelah kiri kertas atau di sisi jilidan. Tabel yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan, dengan cara menulis sumbernya pada akhir judul tabel seperti cara pengacuan sumber pustaka dalam uraian. Bilamana masih diperlukan keterangan tambahan, ia dapat diletakkan di bawah tabel.

(35)

34 b. Gambar

Selain teks, dapat berupa gambar. Bagan, grafik, peta dan foto termasuk dalam kategori gambar. Gambar atau visualisasi tersebut dipastikan memiliki kualitas, artinya terlihat atau dapat dibaca dengan jelas, judul gambar diletakkan di bawah gambar, sebagimana pada contoh berikut:

Gambar 1.1 Membangun Indonesia Dari Desa Gambar tidak boleh dipenggal; jika terpaksa karena ukuran gambar lebih luas dari 1 halaman A4, maka gambar dapat menggunakan kertas A3 lalu dilipat rapi. Bila gambar dilukis memanjang halaman naskah, maka bagian atas gambar diletakkan di sebelah kiri di sisi jilidan.

3.8. BAHASA

a. Bahasa yang dipakai

Bahasa yang dipakai untuk penulisan karya tulis ilmiah di Universitas Muhammadiyah Sinjai selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, bahasa daerah dan Asing lainnya juga diperbolehkan dengan syarat dan mekanisme lain sebagai berikut:

(36)

1. Bernada formal, bernalar, dan objektif.

2. Gagasan atau paham dikomunikasikan secara lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah atau ungkapan yang dipakai tidak bermakna ganda.

3. Lazim dipakai titik pandang nara ketiga dengan kalimat berbentuk pasif. Oleh karena itu, tidak digunakan kata ganti orang pertama atau kedua seperti saya, aku, kami, kita, engkau, peneliti dan lain-lainnya. Pada penyajian ucapan terima kasih dalam prakata, saya diganti dengan penulis. 4. Dihindari ungkapan-ungkapan yang berlebihan, mubazir,

dan emosional.

5. Berbentuk prosa dengan corak pemaparan (eksposisi). 6. Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang.

7. Format dan tata cara penulisan harus konsisten. b. Istilah

Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang telah diindonesiakan. Pengindonesiaan istilah asing berpedoman kepada Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975, No. 0196/U/1975).

Jika terpaksa harus memakai istilah asing, istilah ini ditulis dengan huruf miring. Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan, asal konsisten. Pada penggunaannya yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing diapit tanda kurung dengan huruf miring. Jika istilah baru ini cukup banyak jumlahnya, sebaiknya dibuatkan daftar istilah pada lampiran.

(37)

BAB IV

STRUKTUR PENYUSUNAN KARYA TULISAN ILMIAH

4.1. ESAI

Karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya, maka itulah yang disebut esai. Beragam tipe esai mulai dari personal/pribadi, deskriptif, naratif, persuasif/argumentatif, reflektif, kritik, cukilan watak, ekspositoris dan dokumentatif, namun secara kesuluruhan setiap tipe esai dalam penyusunannya memuat struktur dan sistematika sebagai berikut.

a. Pendahuluan, pendahuluan/latar belakang memuat gambaran dan pernyataan umum perihal fenomena dan problom yang diamati

b. Isi/tubuh, memuat argumen-argumen subtopik yang diperkuat oleh fakta, data dan menyajikan seluruh informasi atas subjek c. Penutup, kesimpulan, sistesis atau komentar penutup adalah

bagian penting dalam tisetiap jenis karya tulis ilmiah termasuk esai

d. Daftar Pustaka, sumber kutipan, data serta referensi lainnya yang digunakan wajib ditulis pada bagian akhir esai

Setelah mengetahui secara detail struktur penyusunan esai, maka selanjutnya adalah strategi penulisan esai penting untuk diketahui antara lain merumuskan gagasan pokok, berpikir serta merumuskan ide utama yang dapat mendukung gagasan pokok tersebut, kemudian mengembangkan dan menggali fakta-fakta pada setiap ide/pikiran utama, membangun paragraf dari pikiran pokok, paragram penunjang termasuk isi simplifikasinya, kemudian paragraf penarikan kesimpulan dengan memperhatikan maksud serta tujuan yang ingin dicapai di dalam esai yang ditulis.

4.2. PAPER/MAKALAH

Paper yang selama ini dibuat oleh mahasiwa acap kali ambigu, selain penyusunannya yang tidak terstruktur, juga cenderung mengalami distkursus pembahasan, artinya antara permasalahan, judul, pembahasan

(38)

serta peanrikan kesimpulan terkadang tumpang tindih, kasarnya tidak nyambung. Ini bukan sepenuhnya kesalahan mashasiswa namun boleh jadi disebabkan karena tikda adanya aturan baku dari institusi yang dapat dijadikan rujukan oleh dosen beserta mahasiswa. Sehingga dalam proses pembutana makalah setiap semesternya terlihat corak yang beragam. Oleh karena itu problem tersebut perlu diatasi dengan penyamaan persepsi terhadap strukturisasi penyusunan dan penulisan makalah/paper dilingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai sebagai berikut:

a. Sampul, berisi Judul Makalah, Logo Universitas, Nama dan Nim Mahasiwa , Program Studi, Fakultas, Universitas serta Serta Tahun Akademik.

b. Kata Pengantar, Penulis memberikan gambaran umum terkait hal-hal yang dibahas dalam malakahnya

c. Daftar Isi, mulai dari sampul, sampai daftar pustaka atau lampiran (jika ada) dimasukkan di dalam daftar isi.

d. Bab I Pendahuluan, Memuat sub Item latar belakang, maksud dan tujuan penulisan makalah

e. Bab II Pembahasan, Minimal memuat kajian-kajian terdahulu sebagai bahan perbandingan, kemudian memberikan kerangka teori dan konsep serta strukturisasi kajian termuat di dalam pembahasan.

f. Bab III Penutup, bagian ini berisi sub item kesimpulan, saran atau rekomendasi hasil dari pemataan pada pembahasan bab-bab sebelumnya.

g. Daftar Pustaka, diwajibkan kepada seluruh penulis paper untuk menulis secara lengkap sumber referensi yang digunakan di dalam makalahanya, dengan tetap memastikan penggunaan manajemen referensi (mendeley) seperti yang akan dibahas pada bab berikutnya.

4.3. ARTIKEL

Penulisan artikel adalah kewajiban bagi Dosen dalam meningkatkan produktvitasnya sebagai tenaga pengajar. Terhadap dosen/tenaga pengajar di Universitas Muhammadiyah Sinjai baik yang berstatus

(39)

38 sebagai dosen tetap yayasan maupun dosen tidak tetap yayasan diwajibkan memproduksi minimal 2 Artikel Ilmiah dalam satu semester serta memastikan terpublikasi baik di dalam jurnal nasional maupun internasional. Selain itu, dosen memiliki hak untuk melakukan penulisan artikel kerjama bersama mahasiwa maupun sesama pengajar, artinya dosen-dosen pada setiap mata kuliahnya diharpakan mengarahkan mahasiwanya untuk menyusun artikel ilmiah sesuai mata kuliah yang diampuh. Terlepas dari itu, mahasiwa dalam proses penyelesaian studi wajib membuat artikel dari hasil penelitian skripsinya dan mempublikasikan di jurnal baik pada jurnal yang dimiliki oleh Universitas Muhamamdiyah Sinjai maupun jurnal manapun.

Adapun struktur penulisan artikel yang perlu dipahami dan dijadikan rujukan oleh penulis baik oleh mahasiswa maupun dosen serta civitas Univarsitas Muhammadiyah Sinjai adalah sebagai berikut:

a. Judul, ditulis dengan lengkap diserta studi kasus jika ada b. Identitas Penulis (Nama, Profesi/Status, Institusi, alamat

email)

c. Abstrak, menguraikan secara singkat substansi kajian/penelitian, teori/konsep, metode, hasil/temuan serta batasannya.

d. Pendahuluan, menggambarkan detail permasalahan (gap) baik melalui pola deduktif-induktif maupun sebalikanya dengan tetap memperhatikan aspek yuridis, historis dan sosiologi kajian

e. Literatur Review, memuat hasil-hasil kajian/penelitian terahulu, sebagai bahan perbandingan dengan artikel yang disusun, serta membuat rumusan dan grand teori/konsep yang relevan.

f. Metodologi, uraian terkait metode dan pendekatan penelitian yang digunakan, serta struktur metodologi lainnya.

g. Hasil dan Diskusi, mengintegrasikan temuan/hasil kajian dengan grand teori/konsep yang digunakan.

(40)

h. Kesimpulan, menguraikan poin-poin hasil/temuan dari hasi kajian/penelitian sekaligus pengetahun baru dari kajian/penelitian tersebut

i. Daftar Pustaka, menggunakan literatur perlu mempertimbangkan kebaharuan, dalam artian up to date, disarankan minimal terbitan 10 tahun terakhir.

4.4. BUKU

Pengembanagn Masyarakat ilmiah dan kekayaan intelektual di Universitas Muhammadiyah Sinjai akan terus meningkat seiring dengan kesadaran dosen dan mahasiswa serta civitas akademika untuk menulis dan menerbitkan karyanya, salah satunya adalah produksi buku. Dengan adanya Unit/Lembaga Penebitan Universitas Muhamamdiyah Sinjai bernama UMSI Press, maka seluruh karya tulisan buku baik berupa modul, buku ajar, teks/referensi, monografi maupun prosiding dapat diterbitkan melalui UMSI Press disertai ISBN (International Standar/Series Book Number). Stuktur penyusunan buku sebagai berikut:

a. Bagian awal memuat: 1. Halaman judul (sampul) 2. Halaman katalog

3. Halaman persembahan (jika ada) 4. Kata Pengantar

5. Prakata (jika ada) 6. Daftar isi

7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar gambar (jika ada) b. Bagian inti

Penyajian isi dari modul, buku, dan monografi. Secara umum, tata tulis dalam bagian ini dapat diatur sendiri oleh penulis sepanjang tata tulis tersebut digunakan secara konsisten. Penulis dapat menyajikan isi modul, buku, dan monografi menurut bagian dan/atau bab. Jumlah bagian dan bab dalam modul, buku, dan monografi disesuaikan dengan materi yang akan ditulis

(41)

40 c. Bagian akhir memuat:

1. Daftar istilah (jika ada) 2. Daftar pustaka

3. Lampiran (Jika ada)

4. Halaman Sampul belakang (luar)

4.5 PROPOSAL

Proposal skripsi adalah salah satu karya tulis wajib bagia mahasiswa sebelum masuk pada tahap penelitian dan penyusunan skripsi. Sistematika dan teknisnya diataur lebih lanjut melalui pedoman penulisan skripsi. Namun secara umum struktur penulisan proposal skripsi sebagai berikut:

a. Bagian awal memuat: 1. Cover/Sampul 2. Halaman judul

3. Lembar persetujuan proposal 4. Lembar pengesahan proposal 5. Kata Pengantar

6. Daftar isi

7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar gambar (jika ada) b. Bagian inti

1. Pendahuluan

2. Tinjauan Pustaka/ Tinjaun Teori 3. Metode Penelitian

c. Bagian akhir memuat: 1. Daftar pustaka 2. Cover Belakang

4.6 SKRIPSI

Jika mahasiswa telah menyelesaikan kewajiban administrasi proposal termasuk, seminar dan penelitian, maka tahap berikutnya adalah penyusunan skripsi, Sistematika dan teknisnya diatur lebih lanjut melalui

(42)

pedoman penulisan skripsi. Namun secara umum struktur penulisan skripsi sebagai berikut:

a. Bagian awal memuat: 1. Cover/Sampul 2. Halaman judul

3. Lembar persetujuan skripsi 4. Lembar pengesahan skripsi 5. Lembar Pernyataan Keaslian 6. Daftar isi

7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar gambar (jika ada) 9. Daftar Lampiran (jika ada) 10. Kata Pengantar

11. Abstrak b. Bagian inti

1. Pendahuluan

2. Tinjauan Pustaka/ Tinjaun Teori 3. Metode Penelitian

4. Pembahasan hasil penelitian 5. Penutup

c. Bagian akhir 1. Daftar pustaka 2. Lampiran-Lampiran

(43)

BAB V

MANAJEMEN REFERENSI DAN PLAGIARISME

5.1. SUMBER REFERENSI

Penyusunan karya tulis ilmiah tidak semudah dengan menulis buku harian, yang bebas narasi. Tetapi harus dilengkapi dengan perbandingan issu atau topik penulisan yang disusun, argumen, kritik serta asumsi yang dikemukakan dalam karya tulis kita, wajib dilengkapi dan diperkuat oleh data, fakta, teori dan temuan-temuan lain yang telah ditulis oleh penulis lainnya. Sehingga di dalam mencari, mengoleksi dan menggunakan referensi hendaknya berasal dari sumber yang jelas, terpercaya, original atau tidak berasal dari sumber yang abal-abal/abstrak.

Untuk para penulis karya tulis ilmiah Lingkup Universitas Muhammadiyah Sinjai terutama bagi mahasiswa dalam proses penyusunan paper, artikel, proposal maupun skripsi disarankan menggunakan literatur/referensi yang bersumber dari:

a. http://garuda.ristekbrin.go.id/journal b. https://scholar.google.co.id/ c. https://archive.org/ d. https://www.academia.edu/ e. https://www.researchgate.net/ f. https://www.scopus.com/ g. https://www.emeraldpublishing.com/ h. https://www.scimago.com/ i. https://www.elsevier.com/ j. https://www.doaj.org/ k. https://e-resources.perpusnas.go.id/ l. http://lipi.go.id/ m. http://ijern.com/ n. https://www.sciencedirect.com/ o. http://freefullpdf.com/ p. https://academic.microsoft.com/home q. https://www.proquest.com/ r. https://www.ebsco.com/

(44)

s. https://www.sciencedirect.com/ t. https://iopscience.iop.org/ u. https://www.atlantis-press.com/ v. https://taylorandfrancis.com/ w. https://search.crossref.org/

Perlu diketahui bahwa sumber-sumber di atas tidak membatasi setiap penulis untuk menambah penggunakan sumber literatur/referensi lainnya sepanjang dapat dipertanggung jawabkan kredibilitas dan keaslian sumbernya dengan tetap memperhatikan kebaharuan dari setiap literatur yang digunakan.

Kemudian dalam proses pengutipan seperti pada penjelasan berikutnya, maka penting diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah yang bisa dijadikan sebagai sumber referensi antara lain adalah:

a. Buku dan e-book

b. Monografi: karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi

c. Prosiding dan paper dari hasill simposium atau konferensi atau pertemuan ilmiah lain

d. Laporan atau naskah penerbitan suatu badan atau lembaga resmi e. Media elektronik misalnya website resmi pemerintah pusat, regional dan daerah, termasuk dari Badan Pusat Statistik dan sebagianya.

f. Resensi : adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut bagi pembaca

g. Media massa, misalnya BBC News, Global News, Kompas, Tempo, CNN, Detik.New, Narasi serta media kredibel nasional dan internasional lainnya

5.2 TATA CARA PENGUTIPAN 5.2.1 Prinsip Pengutipan

Mengutip pada dasarnya adalah meminjam atau menggunakan gagasan orang lain untuk memperkuat argumen yang hendak dibangun (Fisipol UGM, 2010: 43). Kutipan dalam penulisan karya ilmiah

(45)

44 dilakukan untuk mengetahui pendapat-pendapat terkini mengenai suatu topik pembahasan. Informasi yang didapatkan dari hasil membaca tersebut dapat digunakan oleh penulis untuk mendukung argumentasi dalam tulisan ilmiahnya. (Fadilla, 2006: 1).

Pengutipan dari suatu karya tulis dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengutipan langsung adalah pengutipan yang dilakukan dengan cara memindahkan suatu kalimat atau paragraf yang ada dalam sebuah sumber kutipan tanpa mengurangi satupun kata, tanda baca, ataupun atribut lain yang yang ada dalam sumber kutipan. Sementara pengutipan tidak langsung adalah peminjaman gagasan atau temuan ilmiah dari sebuah sumber kutipan dengan cara menuliskan ulang menurut rumusan kalimat penulis sendiri.

Dalam mengutip gagasan orang lain dalam penulisan karya ilmiah, diperlukan teknik memilih referensi dan menuliskannya dalam body text dan daftar pustaka. Hal ini karena empat hal. Pertama, dengan merujuk ke referensi yang tepat maka argumentasi penulis akan lebih kuat dan terpercaya. Kedua, pembaca bisa melacak dan menilai akurasi pernyataan penulis. Ketiga, pembaca dapat mengakses lebih lanjut dari sumber yang penulis rujuk untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Keempat, dengan mengikuti teknik referensi secara tepat menghindari tindakan plagiarism (Fisipol UGM, 2010: 37.)

5.2.2 Tata Cara Pengutipan

Tata cara pengutipan dalam karya tulis ilmiah di Universitas Muhamamdiyah Sinjai menggunakan sistem Harvard dan APA (Amrican Psychological Association), dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kutiapan langsung adalah meminjam gagasan orang lain dengan mencantumkan secara persis sama dan tanpa merubah sedikit pun dengan sumber aslinya. Kutipan ini domasukkan ke dalam teks dengan kaidah yang tepat

1. Kutipan langsung sepanjang duan baris atau kurang dimasukkan ke dalam teks denggunakan kutip (“...”).

Contoh:

Sebagaimana dikemukakan oleh Sztompka, P (2010: 73) “Perubahan tradisi juga disebabkan banyaknya tradisi dan bentrokan antara tradisi yang satu dengan saingannya”.

(46)

2. Kutipan yang terdiri dari tiga baris atau lebih ditulis terpisah dari teks dengan jarak satu spasi (single). Bila dalam kutipan ada paragraf baru maka dimulai dengan jarak tujuh ketukan dari margin kiri.

3. Kutipan langsung juga dapat berupa meminjam gagasan orang lain yang dikutip tidak secara langsung dari buku/sumber aslinya, tetapi melalui tulisan orang lain (kutipan sekunder)

4. Kutipan langsung sedapat mungkin tidak lebih dari separuh halaman, kecuali bila skripsi adalah studi naskah yang harus mengetik teks asli secara lengkap dan membutuhkan tempat yang lebih banyak

b. Kutiapan tidak langsung adalah meminjam gagasan orang lain dengan menggunakan kalimat yang kita susun sendiri atau dengan kata lain merafrasa tanpa merubah makna dan gagasan yang dikutip

Contoh :

Hal tersebut dikemukakan oleh Nugroho (2009: 170) bahwa:

“Analisis kebijakan mendapatkan tempat yang terhormat pada abad pertengahan ketika muncul profesi spesialis kebijakan yang diangkat para raja dan bangsawan untuk memberikan nasehat mengenai teknis kebijakan karena para raja dan bangsawan tersebut tidak mampu dalam suatu bidang tertentu”.

Contoh:

pendapat yang dikemukakan oleh Tiryakian (dikutip dalam Sztompka, 2010: 129) “bahwa kemunduran diferensiasi, homogenisasi, dan disorganisasi berskala luas merupakan fakta historis umum … dst”.

(47)

46 Alternatif lainnya dapat disajikan dalam bentuk berikut:

Teknik-teknik lainnya yang sangat penting diperhatikan dalam kaidah pengutipan Harvard maupun APA Style adalah penulis yang tulisannya diacu dalam uraian disebutkan nama akhirnya saja. Jika terdapat dua penulis yang mempunyai nama akhir yang sama dan menulis pada tahun yang sama maka untuk membedakannya di belakang tahun diberi huruf kecil a, b dan seterusnya.

Jika penulisnya dua orang maka kedua nama akhir dituliskan dengan menyelipkan kata & di antara kedua nama tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk atau et al. (Namun ketentuan ini sekali lagi secara otomatis jika menggunakan Mendeley Dekstop

Jika rujukan bersumber dari buku suntingan atau risalah (proceding), yang ditulis adalah nama penulis asli bukan nama penyuntingnya. Jika rujukan diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti undang-undang, peraturan pemerintah, garis-garis besar haluan negara, peraturan daerah, surat keputusan dan Koran, nama sumber ditulis sebagai pengganti nama penulis. Misalnya :

a. Satu Penulis

Ilmu Pemerintahan (IP) adalah khas Indonesia yang tidak dikenal di belahan dunia lain tetapi ilmu pemerintahan selalu memperoleh stimulus eksternal: kolonialisme, developmentalisme dan neoliberalisme (Yunanto, S.E, 2020)

Contoh:

Sutoro Eko (2006: 16-18) mengungkapkan partai politik di Indonesia sejak merdeka sampai sekarang lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang membawa manfaat bagi kepentingan rakyat.

partai politik di Indonesia sejak merdeka sampai sekarang lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang membawa manfaat bagi kepentingan rakyat (Sutoro Eko, 2006: 16-18).

(48)

b. Dua Penulis

Transformasi birokrasi pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi memiliki indikator yaitu: a). Visi dan Kebijakan, b). Struktur Organisasi, c). Budaya Organisasi dan d). Inovasi dan Penerapan Teknologi (Sumardi & Nurmandi, A , 2020)

c. Tiga atau lebih penulis

Presiden Jokowi maupun para gubernur, menggunakan media sosial Twitter sebagai sarana komunikasi dan koordinasi penanganan covid-19 di Indonesia (Lutfi, M, et.al, 2020) bahkan menurut temuan mereka menjelaskan bahwa instruksi Presiden Jokowi agar para pejabat dari tingkat pusat hingga daerah beserta seluruh lapisan masyarakat bersatu dan bekerjasama dalam mempercepat penanganan Covid-19.

d. Regulasi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, 2015 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu

e. Laporan Organisasi/Lembaga/Dinas dan sejenisnya

Data penyalahgunaan Anggaran Dana Desa sebagaimana yang dirilis oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) sejak tahun 2015 hingga 2018 Dana Desa yang di alokasikan oleh Pemerintah berjumlah 186 Triliun dan disalurkan ke 74.954 Desa diseluruh Wilayah Indonesia

f. Media Massa

Kerugian negara akibat unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta kerja mencapai triliunan rupiah (Kompas, 7 Oktober 2020).

Gambar

Tabel  harus  utuh,  tidak  boleh  dipenggal  oleh  pergantian  halaman.  Jika  karena  panjang  tabel  melampaui  satu  halaman,  maka  bagian  awal  tabel  dimulai  pada  baris  pertama  suatu  halaman
Gambar 1.1 Membangun Indonesia Dari Desa  Gambar tidak boleh dipenggal; jika terpaksa karena ukuran  gambar  lebih  luas  dari  1  halaman  A4,  maka  gambar  dapat  menggunakan  kertas  A3  lalu  dilipat  rapi

Referensi

Dokumen terkait

Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari daftar pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan idensi gantung (jarak antara referensi dengan spasi

Halaman sampul merupakan halaman identitas laporan ahir/skripsi/tesis/disertasi yang sedikitnya menyantumkan: judul tugas akhir, jenis karya ilmiah (laporan

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Akademi Analis Kesehatan Malang 2016 8 Daftar lampiran memuat nomor urut gambar, judul gambar dengan nomor.. halamannya.Penulisan

Karya ilmiah merupakan satu di antara jenis karya tulis yang berisi berbagai informasi. Adapun informasi yang ada dalam karya ilmiah merupakan hasil dari sebuah pengamatan dan

Terkait sifatnya yang fokus, Mack (2014) menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara jurnal ilmiah dengan berbagai tulisan lainnya adalah cakupan yang sangat terbatas. Cakupan

Adalah karya tulis yang berisi pembahasan masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis, runtut dengan analisis yang logis dan objektif untuk disajikan dalam forum

Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan karakter penulis).. Berlatih menulis karya ilmiah mesti

Lampiran dalam karya tulis ilmiah dapat berupa surat keterangan, artikel melalui fotocopy koran atau majalah, daftar pertanyaan wawancara, angket, tabel yang tidak termasuk