• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mochamad Sufiandi Hasbullah NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mochamad Sufiandi Hasbullah NIM"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun oleh:

Mochamad Sufiandi Hasbullah

NIM

1112091000093

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komputer

Disusun oleh:

Mochamad Sufiandi Hasbullah

NIM

1112091000093

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang betanda tangan di bawah ini :

Nama : Mochamad Sufiandi Hasbullah

NIM : 1112091000093

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul.

ANALISIS PERBANDINGAN WEB SERVER APACHE dan NGINX MENGGUNAKAN APACHE JMETER PADA SERVER APLIKASI AIS

YANG BERBASIS CLUSTERING SERVER

(Studi Kasus di Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya.

Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 23 Oktober 2018

Yang menyatakan

(7)

v

Nginx Menggunakan Apache Jmeter Pada Server Aplikasi Ais Yang Berbasis Clustering Server

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah solusi agar kedepannya sistem informasi akademik berjalan sesuai dengan harapan seluruh warga kampus.

Academic Information Sistem atau AIS merupakan sistem yang memfasilitasi

mahasiswa, dosen, dan staff dalam mengolah data informasi. Namun, pada penggunaan sistem informasi tersebut terdapat beberapa kendala yang rutin dihadapi oleh mahasiswa. Faktor-faktor yang menjadi kendala salah satunya adalah kesulitan mengakses pada momen tertentu yang biasanya banyak mahasiswa mengakses dalam satu waktu. Hal ini yang menjadi kekhawatiran penulis dan menjadikan sebuah penelitian yang baru. Penelitian ini termasuk jenis penelitian baru yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang memiliki dua metode penelitian, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dari beberapa sumber, diantaranya dengan wawancara seputar permasalahan, observasi langsung pada tempat penelitian, studi pustaka dan studi literatur. AIS adalah suatu aplikasi berbasis website yang membutuhkan server, dimana server tersebut harus terkonfigurasi agar AIS berjalan dengan baik. Bagaimana agar sistem akademik berjalan dengan baik?, salah satunya adalah dengan menggunakan web server. AIS memiliki dua web server, diantarnya adalah web server nginx dan apache. Pada penelitian kali ini kedua web server tersebut dianalisa dan diuji yang mana mempunyai kemampuan pengolahan data paling efisien. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah apache

Jmeter yang mempunyai fitur mengeluarkan laporan analisa kedua web server

dalam sajian grafik dan data. Meski dari hasil penelitian web server nginx yang lebih baik, bukan berarti web server apache kalah. Karena teknologi terus

(8)

vi dan Apache.

Jumlah halaman : 111 Jumlah pustaka : 4

(9)

vii

Servers Using Apache Jmeter on Ais Application Servers Based on Server Clustering

ABSTRACT

This study aims to provide solutions that enable the future of academic information systems to run in accordance with the expectations of all campus residents. Academic Information System or AIS is a system that facilitates students, lecturers, and staff in processing information data. However, the use of the information system found some routine by students. The factors that become the wrong term are the difficulty of accessing times that are usually done a lot at a time. This is the author and uses a new study. This research includes a new type of research conducted by Syarief Hidayatullah UIN students in Jakarta who have two research methods, namely data methods and system development methods. Data collection methods in this study were taken from several parts, directly with interviews, directly at the place of research, literature study and literature study. AIS is a website-based application that requires a server, where the server has been configured so that AIS runs properly. How to make the academic system work properly, one of which is to use a web server. AIS has two web servers, including the Nginx and Apache web servers. At this time the two web servers are analyzed and forgotten which has the most efficient data processing capabilities. The software used in this study is Jmeter which has complete report features, both web servers in graphical and data presentation. Even though from the results of better nginx web server research, it doesn't mean the apache web server is losing. Because technology continues to grow, it is hoped that this research can develop along with technological developments.

Keyword : Analysis web server Nginx vs Apache, Apache Jmeter, Nginx and Apache.

(10)
(11)

ix

sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak luput saya haturkan kepada junjungan umat islam Nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN WEB SERVER

APACHE dan NGINX MENGGUNAKAN APACHE JMETER PADA SERVER APLIKASI AIS YANG BERBASIS CLUSTERING SERVER”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam meyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

1. Bapak Andrew Fiade, M.Kom selaku dosen pembimbing 1 sekaligus sebagai fasilitator untuk penelitian di PUSTIPANDA dan Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom sebagai dosen pembimbing 2 skripsi yang mana senantiasa penuh kesabaran dan kesungguhan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Supardi, M.Kom selaku tim developer AIS (Academic Information System) sekaligus fasilitator peneliti. dengan izin beliau peneliti dapat melakukan observasi langsung ke PUSTIPANDA dan melakukan penelitian sampai skripsi selesai.

3. Seluruh dosen di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada peneliti begitu juga para staff fakultas maupun kampus yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dalam proses administrasi.

4. Begitu juga kedua orang tua peneliti yang tidak lelahnya mengingatkan, memberikan semangat dan selalu mendoakan agar skripsi ini berjalan dengan baik dan lancer sebagaimana mestinya.

(12)

x

Jakarta, 19 Oktober 2018

(13)

xi

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... iv ABSTRAK ...v ABSTRACT ... vii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... xi DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Rumusan Masalah ...4

1.3. Batasan Masalah ...4

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...4

1.4.1 Tujuan ...4

1.4.2 Manfaat ...5

1.5. Metodologi Penelitian ...6

1.5.1. Metode pengumpulan data ...6

1.5.2. Metode pengembangan sistem ...6

(14)

xii

2.2 Landasan Teori ...7

2.2.1 Pengertian Jaringan Komputer ...7

2.2.2 Model Hirarki Jaringan ...8

2.2.3 Linux Centos Server ...11

2.2.4 Web Server ...14

2.2.5 Cluster Service ...17

2.2.6 Load Balancer ...17

2.2.7 Web Stress Tool ...18

2.2.8 Apache Jmeter ...18

BAB III ...21

METODOLOGI PENELITIAN ...21

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...21

3.2 Objek Penelitian ...21

3.3 Metode Penelitian ...21

3.3.1 Metode Pengumpulan Data ...21

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ...24

3.4 Kerangka Berpikir ...28

BAB IV ...28

IMPLEMENTASI EKSPERIMEN ...28

4.1 Profil PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data) 28 4.1.1 Sejarah PUSTIPANDA ...28

(15)

xiii

4.3 Reqirements Planning (Perencanaan Syarat Syarat) ...33

4.3.1 Analisis Masalah ...33

4.3.2 Analisa Sistem Berjalan ...35

4.3.3 Sistem Usulan ...36

4.4 Desain Sistem ...36

4.4.1 Spesifikasi Teknis Infrastuktur ...37

4.5 Implementasi Pengujian ...42

4.5.1 Instalasi Apache Jmeter ...43

4.5.2 Konfigurasi Apache Jmeter ...44

4.5.4 Parameter Pengujian ...47

4.5.5 Mekanisme Pengujian Web server nginx ...49

4.5.6 Behavior ...52

BAB V ...53

HASIL DAN PEMBAHSAN ...53

5.1 Bytes Throughput over Time ...53

5.1.1 Nginx ...53

5.1.2 Apache ...54

5.2 Connect Times over Time ...55

5.2.1 Nginx ...56

5.2.2 Apache ...56

5.3 Server Hits Per-second ...57

(16)

xiv

5.4.2 Apache ...61

5.5 Respone Time Distribution ...62

5.5.1 Nginx ...62

5.5.2 Apache ...63

5.6 Table and Tree Report ...63

5.6.1 Nginx ...63

5.6.2 Apache ...65

BAB VI ...67

KESIMPULAN DAN SARAN ...67

6.1 Kesimpulan ...67

6.2 Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ...69

LAMPIRAN 1 ...70

HASIL PENGUMPULAN DATA ...70

LAMPIRAN 2 ...75

(17)

xv

Gambar 4.1 bagan struktur organisasi pustipanda ... 30

Gambar 4.2 analisa sistem berjalan ... 35

Gambar 4.3 sistem usulan ... 36

Gambar 4.4 topologi jaringan ... 37

Gambar 4.5 speed test ISP ... 40

Gambar 4.6 halaman baru Jmeter ... 44

Gambar 4.7 thread group Jmeter ... 45

Gambar 4.8 thread group Jmeter ... 45

Gambar 4.9 membuat HTTP request ... 46

Gambar 4.10 HTTP request ... 47

Gambar 4.11 dashboard pengujian... 48

Gambar 4.12 konfigurasi thread ... 50

Gambar 4.13 pinging server via command prompt... 51

Gambar 4.14 konfigurasi HTTP request ... 51

Gambar 5.1 bytes throughput over time nginx ... 54

Gambar 5.2 bytes throughput over time apache ... 55

Gambar 5.3 connect time over time nginx ... 56

(18)

xvi

Gambar 5.8 response code per-second apache... 61

Gambar 5.9 response time distribution nginx ... 62

Gambar 5.10 response time distribution apache ... 63

Gambar 5.11 hasil pengujian nginx dalam bentuk table ... 65

(19)

xvii

Tabel 2.2 java Jmeter 2.5 ... 20

Tabel 3.1 studi literature ... 23

Tabel 4.1 spesifikasi komputer client ... 37

Tabel 4.2 spesifikasi router ... 38

Tabel 4.3 Internet Service Provider ... 40

Tabel 4.4 spesifikasi server database ... 41

Tabel 4.5 spesifikasi komputer streaming ... 41

Tabel 4.6 spesifikasi komputer web server ... 42

(20)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan jaringan komputer dapat mengimplementasikan seluruh aplikasi berbasis web dengan adanya penyesuaian infrastruktur sesuai kebutuhan. Implementasi seluruh aplikasi berbasis web diperkirakan membutuhkan sebuah konfigurasi server yang handal dan juga dapat mengantisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Pemilihan web server yang tepat menjadi salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dan tingkat ketersediaan web server. Setiap web server mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri untuk mengatasi jumlah lonjakan data yang masuk (request) dan transfer data (respond).

Pengolahan yang menyangkut banyak data membuat kinerja sistem menjadi semakin terbebani. Seperti sistem akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki jumlah mahasiswa per angkatannya mencapai angka 6000 mahasiswa. Peran sistem yang baik dengan kinerja yang efektif sangat mutlak dibutuhkan mengingat banyaknya data yang diproses.

Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah memiliki informasi layanan akademik berbasis digital yaitu Pusat Teknologi dan Pangkalan Data atau PUSTIPANDA yang diperuktukan sebagai kepentingan seluruh warga kampus. Selain kepentngan akademik, PUSTIPANDA yang berkantor di Fakultas Hukum dan Syariah dapat melayani mahasiswa yang mempunyai keluhan seputar sistem, seperti kesalahan input data nilai, tidak dapat mengunggah foto atau dokumen, sulit mendapatkan akses ketika pengisian KRS, dll. Akan tetapi, masalah yang kerap kali muncul adalah banyak mahasiswa yang sulit mendapatkan akses ketika terjadi lonjakan data karena banyaknya mahasiswa yang mengakses dalam waktu

(21)

yang bersamaan. Ada beberapa permasalahan yang terjadi di PUSTIPANDA, diantarnya adalah masalah infrastruktur, query, dan ketersediaan web server. Pada beberapa contoh masalah tersebut, penulis menitik beratkan kepada permasalahan ketersediaan web server, karena

web server memiliki high availablility atau tingkat ketersediaan yang

tinggi dalam suatu sistem informasi. Diantara web server yang tersedia di PUSTIPANDA, ada web server yang khusus menangani aplikasi informasi akademik AIS, dimana aplikasi tersebut adalah aplikasi yang memberikan beban yang paling berat terhadap kinerja server. Academic Information

System (AIS), sudah lama dan setia melayani kebutuhan mahasiswa akan

data dan aktifitas belajar dan mengajar.

AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun terus dikembangkan supaya dapat terus memenuhi kebutuhan mahasiswa dan seluruh warga kampus. Seiring dengan hal tersebut, perlu adanya peningkatan infrastruktur web server untuk mengikuti kebutuhan akan aplikasi AIS. Pada saat ini, AIS sudah terinstal 2 (dua) web server diantaranya adalah

web server Apache dan web server Nginx. Dua web server tersebut sudah

di cluster sehingga beban data tidak tertumpu pada satu server, melainkan beban data dapat di bagi dengan server yang lain sehingga lalu lintas data menjadi stabil dan proses data menjadi efisien. namun, segala proses yang dilakukan web server tersebut belum diuji, yang mana dari kedua web

server tersebut mempunyai kemampuan atau performa yang berbeda.

Untuk itu penulis perlu menganalisa web server tersebut mana yang paling efisien dalam pengoprasiannya.

Untuk memperkuat data mengenai penelitian ini, maka penulis telah melakukan wawancara terhadap pihak PUSTIPANDA yang diwakili oleh Bapak Andrew Fiade M.Kom sebagai koordinator sistem keamanan (security system) tahun 2016. berikut ini point-poin kesimpulan wawancara yang telah dilakukan :

(22)

1. Pustipanda adalah unit yang memfasilitasi sistem akademik kampus 2. Pustipanda mempunyai 20 server online dan beberapa server offline

untuk uji coba sistem baru.

3. Ada beberapa inti masalah yang pustipada hadapi, diantaranya adalah infrastruktur, query coding, dan ketersediaan web server

4. Web Server pada PUSTIPANDA saat ini sudah baik, tetapi masih banyak kendala pada operasi query

5. PUSTIPANDA perlu menganalisa mengenai ketersediaan web server yang sudah ada saat ini.

Ketersediaan web server yang mempunyai peran penting untuk mengatur suatu arus data, pada arti yang lain web server dapat dikatakan sebagai lampu lalu lintas data. Pada tahun 2016, tim developer aplikasi AIS membutuhkan suatu analisa yang akurat mengenai berbagai permasalahan yang terjadi, diantaranya adalah sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan mengisi KRS dalam watu yang bersamaan dan pembatasan login. Perlunya analisa uji coba dan disertai data diharapkan dapat menjadi solusi dalam pemilihan web server. Menurut tim pengembang ais, web server yang baik adalah web server yang mampu menampung request data besar (throughput) dan waktu koneksi (connect

time) yang singkat dan disajikan dalam sekumpulan data. Untuk

memperoleh sajian data tersebut, diperlukan suatu aplikasi web server

stressed. ada beberapa aplikasi web server stressed yang pernah digunakan

dalam penelitian ini, diantaranya adalah web server stressed tool, Http

load, dan Apache jmeter. Karena web server Nginx menggunakan https,

tidak semua tools menyediakan untuk uji web https, hanya Apache jmeter yang mendukung uji web https. Disamping itu, penyediaan laporan sudah baik dengan menggunakan fitur grafik dan tabel.

Setelah melihat dan mempelajari beberapa permasalahan diatas, maka penulis berpendapat bahwasannya perlu dilakukannya penelitian untuk menganalisa kemampuan ketersediaan web server serta metode yang

(23)

digunakan untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan diatas. Maka judul dari skripsi ini adalah “ANALISIS PERBANDINGAN WEB SERVER APACHE dan NGINX MENGGUNAKAN APACHE JMETER PADA SERVER APLIKASI AIS YANG BERBASIS CLUSTERING SERVER

(Studi Kasus di Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menguji dan menganalisa parameter throughput dan connect time pada web server apache dan

nginx?

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka permasalahan yang ada dibatasi sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini hanya menguji 2 web server, diantaranya adalah

web server apache dan nginx

2. Terdapat metode yaitu metode clustering server.

3. Uji performa atau kinerja yang diuji adalah penampung request data yang besar (throughput) dan waktu koneksi (connect time).

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Tujuan

Tujuan yang diperoleh dari penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

(24)

1. Untuk menganalisa kinerja web server yang mampu menampung request lebih banyak serta waktu koneksi yang singkat untuk menunjang kinerja aplikasi akademik kampus.

2. Dapat mensimulasikan user dengan aplikasi Apache Jmeter untuk menguji web server.

1.4.2 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut

a. Bagi user (pengguna)

Mampu menganalisa web server dengan menggunakan metode

clustering server dan mempunyai pengalaman pada bidang web server.

b. Bagi penulis

1) Lebih mengerti dan memahami web server nginx dan apache. 2) Lebih mengerti dan memahami cara menggunakan aplikasi Apache

Jmeter.

3) Lebih mengerti dan memahami kecepatan web server dalam pengolahan data menjadi informasi.

c. Bagi Universitas

1) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang diperoleh selama masa perkuliahan.

2) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya. 3) Sebagai bahan evaluasi.

4) Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diterimanya.

5) Memberikan citra baik terhadap pusat teknologi dan pangkalan data.

untuk mendapatkan solusi serta alternatif pemilihan web server yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan.

(25)

1.5. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1.5.1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan daya yang penulis gunakan sebagai landasan yang dapat mendukung kebenaran materi atau uraian teori pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Studi Pustaka 2) Studi Literatur 3) Wawancara

4) Obsevasi atau Pengamatan Langsung 1.5.2. Metode pengembangan sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu PPDIOO

(prepare, plan, desain, implement, operate, and optimize). Sesuai dengan

kepanjangannya PPDIOO yang telah dikembangkan oleh perusahaan jaringan Cisco mempunya 6 tahapan pengembangan, diantaranya adalah persiapan, perencanaan, desain, implementasi, pengoprasian, dan optimalisasi. Dengan menggunakan metode seperti ini diharapkan siklus hidup layanan yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan komputer. 1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan agar pembaca mendapatkan gambaran secara umum tentang sistematika penyusunan Laporan Skripsi. Sistematika penulisan yang akan disajikan nantinya adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan gambaran umum tentang pemilihan judul, latar belakang pengambilan judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(26)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Berisikan tentang literature apa saja yang digunakan selama penelitian dan teori teori khusus yang berhubungan dengan permasalahan jaringan dan perbandingan kinerja web server.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penjelasan mengenai metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan.

BAB IV IMPLEMENTASI EKSPERIMEN

Menjelaskan penyelesaian permasalahan yang ada menggunakan metodologi yang dipilih.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan hasil yang dilakukan dalam yang dialami selama percobaan berlangsung serta membahas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis permasalahan kinerja web server.

BAB VI PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat membantu

(27)

7 2.1 Tinjauan Pustaka

Mengingat jumlah kebututuhan internet cepat yang semakin banyak menuntut sejumlah provider internet untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang koneksi dan infrastruktur jaringan. Tetapi, itu saja tidak cukup untuk menyediakan layanan internet cepat, maka dari itu dibutuhkan web server dengan komposisi yang baik dan memadai untuk mengatasi arus data yang masuk maupun keluar. Analisa web server perlu dilakukan untuk menentukan tingkat kinerja dan ketersediaan web server.

Penelitian ini sebelumnya sudah pernah dibuat dan digunakan, namun hanya membahas dari segi teknis pembagian jumlah server. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan web server yang pernah dibuat adalah:

Desy Lukitasari dan Ahmad Fali Oklilas (2010) judul penelitian ini adalah Analisis Perbandingan Load Balancing Web Server Tunggal Dengan Web server Cluster Menggunakan Linux Virtual Server. Hasil penelitian ini adalah kecepatan server antara mekanisme tunggal dan

cluster.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, aplikasi maupun berbagi perangkat keras komputer.

(28)

Istilah jaringan komputer sendiri juga dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang terdiri dari dua komputer atau lebih yang saling terhubung.

Tujuan dibangunnya jaringan komputer adalah agar informasi/ data yang dibawa pengirim (transmitter) dapat sampai kepada penerima (receiver) dengan tepat dan akurat.

Jaringan komputer memungkinkan penggunanya dapat melakukan komunikasi satu sama lain dengan mudah. Selain itu, peran jaringan komputer sangat diperlukan untuk mengintegrasi data antar komputer-komputer client sehingga diperolehlah suatu data yang relevan.

2.2.2 Model Hirarki Jaringan

Hierarchical network model adalah sebuah model jaringan hirarki

desain pemecah masalah yang kompleks dari desain jaringan menjadi lebih kecil, masalah lebuh mudah dikelola. Setiap tingkat, atau tingkat dalam hirarki alamat yang berbeda masalah. Hal ini membantu mengoptimalkan perancangan jaringan hardware dan software untuk melakukan peran tertentu.

Model jaringan hirarki terbagi menjadi 3 lapisan:

1) Core layer adalah tulang punggung (backbone) dari jaringan. Lapisan ini biasanya di gunakan untuk menghubungkan jaringan ke internet. Core layer bertanggung jawab atas lalu lintas dalam jaringan. Dalam lapisan ini data – data diteruskan secepatnya dengan menggunakan motode dan protokol jaringan tercepat (high

speed). Misalnya fast ethetnet 100Mbps, Gigabit Ethetnet, FDDI

atau ATM. Pada lalu lintas data digunakan swicth karena penyampaiannya pasti dan cepat. Dalam lapisan ini tidak diperbolehkan melakukan penyaringan atau filter paket data karena

(29)

dapat memperlambat transmisi data dan tidak mendukung wordgroup. Untuk toleransi kesalahan digunakan peralatan jalur ganda. Oleh sebab itu swicth dikonfigurasikan dengan menggunakan Spanning Tree Topology dimana dapat diciptakan jalur ganda tanpa harus memiliki resiko terjadi lingkaran jaringan. Spesifikasi Desain: Yang tidak boleh dilakukan: Tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau

routing VLAN. Tidak diperkenankan mendukung akses workgroup. Tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar. Yang boleh dilakukan: Melakukan desain untuk keandalan yang tinggi (FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM). Melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah. Menggunakan protocol

routing dengan waktu konvergensi yang rendah.

2) Distribution layer disebut juga layer workgroup yang menerapkan titik kumunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utama

distribution layer adalah menyediakan routing, filtering dan untuk

menentukan cara terbaik unutk menangani permintaan layanan dalam jaringan. Setelah distribution layer mentukan lintasan terbaik maka kemudian permintaan diteruskan ke core layer. Core

layer dengan cepat meneruskan permintaan itu ke layanan yang

benar. Distribution layer diterapkan kepada setiap fakultas yang memiliki beberapa jurusan untuk menghubungkan beberapa jurusan-jurusan yang ada kedalam satu workgroup. Dalam lapisan ini diadakan pembagian atau pembuatan segmen-segmen berdasarkan peraturan yang dipakai dalam perusahan atau universitas, dimana jaringan dibagi pada setiap workgroup. Penyaringan atau filter data dalam lapisan ini akan dilakukan untuk pembatasan berdasarkan collision domain, pembatasan dari broadcast dan untuk keamanan jaringan. Pada Layer distibusi VLAN juga dibuat untuk menciptakan segmen - segmen logika.

(30)

Layer ini mendefinisikan daerah dimana manipulasi paket data (packet manipulation) dapat dilakukan. Fungsi Distribution Layer antara lain adalah: Address atau Area Jaringan LAN Akses ke

Workgroup atau Departemen Mendefinisikan Broadcast/multicast domain Routing dari Virtual LAN (VLAN) Titik temu beberapa

media berbeda yang digunakan didalam jaringan Keamanan data dan jaringan (Security) Titik dimana Akses secara Remote ke Jaringan dapat dilakukan Dalam ruang lingkup kecil, distribution

layer biasanya digabung jadi satu dengan core layer.

3) Access layer disebut juga sebagai layer desktop. Access Layer mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya

internetwork. Desain access layer diperlukan untuk menyediakan

fasilitas akses ke jaringan. Fungsi utamanya adalah menjadi sarana bagi suatu titik yang ingin berhubungan dengan jaringan luar. Terjadi juga Penyaringan / filter data oleh router yang lebih spesifik dilakukan unutk mencegah akses ke seuatu komputer. Jarak. Setiap kali sebuah paket melalui router disebut sebagai sebuah hop. RIPv2 mengirimkan semua routing tabel ke

router-router tetangganya yang terhubung secara langsung berkomunikasi

maka pada tiap router tersebut perlu diterapkan konfigurasi protokol routing sehingga paket yang dikirimkan oleh setiap router sampai ke tujuan. Pada layer ini menyediakan akses jaringan untuk

user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut juga desktop layer. Resource yang

paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan

collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti Ethernet switching tampak pada layer ini serta menjadi tempat

dilakukannya routing statis. Fungsi Access Layer antara lain:

Shared bandwidth Switched bandwidth MAC layer filtering Microsegmentation.

(31)

2.2.3 Linux Centos Server

Linux merupakan sistem operasi yang bersifat multi user dan multi-tasking. Artinya lebih dari satu user dapat masuk ke Linux yang sama pada

waktu yang sama dan aplikasi yang berbeda. Linux juga multi-tasking, artinya user dapat mengeksekusi lebih dari satu proses (program) pada waktu yang sama.

Linux menggunakan sebuah license yang bernama GNU General Public License (GNU/GPL).Apa itu GNU GPL? Singkatnya GNU General Public License memungkinkan suatu aplikasi (termasuk sistem

operasi) secara bebas digunakan dan disebarluaskan dimana

pengguna/penerima software berhak menerima kode asal (source code) dari aplikasi tersebut beserta semua hak yang diijinkan oleh penulis asli.

License dari aplikasi yang mengalami perubahan/baru masih tetap

berada pada GNU GPL. Sang penulis asli hanyalah bertanggung jawab atas kode asli dan tidak bertanggung jawab atas perubahan yang telah dibuat. Penyebarluasan aplikasi yang telah dirubah tetap mencantumkan penulis asli, kode asli, kode perubahan yang ditambahkan dan penanggung jawab perubahan tersebut.

Dengan adanya license GNU GPL ini, bukan berarti tidak memungkinkan adanya komersial, paling tidak biaya dapat ditarik dari biaya kopi media distribusi. Jasa layanan seperti dukungan teknis dapat merupakan produk komersial.

CentOS adalah sistem operasi bebas yang didasarkan pada Red Hat

Enterprise Linux (RHEL). Proyek ini berusaha untuk 100% binari

kompatibel dengan produk hulunya (RHEL). Arsip perangkat lunak tambahan menyediakan versi terbaru paket-paketnya, berbasis paket RPM. CentOS singkatan dari Community Enterprise Operating System (Sistem Operasi Perusahaan buatan Komunitas/Masyarakat) yang merupakan proyek independen yang bertujuan untuk menyediakan distribusi

(32)

GNU/Linux yang stabil untuk institusi dan perseorangan yang tidak sangat memerlukan support untuk menjalankan sistem yang mereka miliki.

CentOS, yang merupakan singkatan untuk Community Enterprise

Operating System, adalah hasil dari kelompok kontributor open source dan

pengguna bekerja sama untuk mengembangkan solusi Linux yang tersedia secara bebas untuk pengguna yang tidak memerlukan banyak dukungan komersial untuk mencapai tujuan mereka. CentOS, Yang merupakan singkatan untuk Community Enterprise Operating System, adalah hasil dari kelompok kontributor open source dan pengguna bekerja sama untuk mengembangkan solusi linux yang tersedia secara bebas untuk pengguna banyak yang regular tidak memerlukan dukungan kegiatan tidak langsung untuk mencapai komposisi mereka.

CentOS dedicated server dirancang berdasarkan produk Red Hat,

Red Hat Enterprise Linux. CentOS server dirancang berdasarkan Produk Red Hat, Red Hat Enterprise Linux. Red Hat Linux server seluruhnya

terbuat dari perangkat lunak bebas dan sumber terbuka, hanya didistribusikan kepada publik dalam bentuk biner (termasuk CD-ROM dan DVD-ROM) dengan biaya yang dibayar oleh pelanggan. Red Hat Linux

server seluruhnya terbuat dari perangkat lunak bebas dan sumber terbuka,

didistribusikan kepada publik kesawan bentuk biner (termasuk CD-ROM dan DVD-ROM) biaya artikel baru yang dibuat dibayar pelanggan. Red

Hat tidak merilis kode sumber untuk produk di bawah GNU General Public License, sehingga penggunaan kode untuk penciptaan dari

distribusi Linux CentOS merupakan praktek sepenuhnya valid dan dapat diterima. Distribusi produk CentOS sepenuhnya sesuai dengan kebijakan redistribusi Red Hat. Centos memiliki beberapa fitur diantaranya adalah: 1. Backup – Virtualization

2. DNS Server – Subversion 3. Database Server – Web Server

(33)

4. Squid – Webmin 5. FTP Server – Firewall

6. Email Server – Remote X Sessions 7. Directory Services

8. Diskless Clients 9. Encryption 10. Samba

Kelebihan CentOS

CentOS sangat kompatibel dengan Red Hat.

1) Merupakan OS Freeware yang sangat handal untuk skala Enterpise. 2) Merupakan satu-satunya OS Freeware yang didukung resmi oleh

CPanel.

3) CentOS kompatibel dengan RHEL sehingga drivers RHEL dapat dipakai oleh CentOS.

4) Mudah dipelihara

5) Distribusi yang mandiri, maksudnya adalah distribusi ini bisa

dikembangkan tanpa bantuan yang lainnya dalam proses

pembangunannya

6) Sangat cocok untuk penggunaan jangka panjang, terutama untuk lingkungan produksi bukan eksperimental dan lainnya

7) Mudah digunakan bagi pemelihara paket software dan para pengguna 8) Support jangka panjang dari para developernya

9) Pengembangan yang aktif 10) Infrastruktur berbasis komunitas 11) Management yang terbuka 12) Model bisnis yang terbuka

13) Dukungan komersial, diberikan oleh vendor-vendor partner Kekurangan CentOS

(34)

1. Tergantung pada distro Red Hat. Karena itu CentOS selalu keluar setelah Red Hat.

2. Kata “Enterprise” membuat pemula takut dan memilih Fedora.

3. Penampilan website CentOS yang kurang menarik (CentOS Indonesia sedang mengupayakan untuk update website CentOS.org agar tampil menarik).

2.2.4 Web Server

Web server adalah perangkat lunak yang menjadi tulang belakang

dari world wide web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet

Explorer, Mozilla, dan program brsowser lainnya. Jika ada permintaan

dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke

browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format

SGML (standar general markup language). Data yang berupa format ini kemudian akan ditampilkan oleh browser sesuai dengan kemampuan

browser tersebut.

Pada saat ini ada beberapa macam web server dengan kemampuan dan performa yang berbeda-beda seperti, apache, nginx, apache tomcat

light http, dan lain-lain. Namun, untuk keperluan penelitian saat ini hanya

membahas 2 (dua) web server yaitu Apache dan Nginx. 1. Apache

Di urutan teratas dari jajaran web server yang paling populer dan paling banyak digunakan saat ini adalah Apache web server.

Apache menguasai sekitar 40 persen lebih dari keseluruhan pangsa

pasar web server yang ada di dunia ini, dengan jumlah situs lebih dari 330 juta situs (Robert McCool 1995). Prestasi tersebut sekaligus

(35)

diperhitungkan, bahkan jika dibandingkan dengan web server berbayar sekalipun.

Meskipun pada awalnya apache ini hanya didesain untuk sistem operasi di lingkungan UNIX, tapi pada perkembangannya,

web server yang satu ini juga mendukung sistem operasi Windows.

Dengan adanya dukungan pada berbagai sistem operasi, bersifat gratis dan mudah digunakan inilah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak web master untuk menggunakan web

server besutan Apache Software Foundation yang satu ini.

Server HTTP Apache merupakan server web yang dapat

dijalankan dibanyak sistem operasi yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protocol yang digunakan untuk melayani fasilitas web/www ini menggunakan HTTP.

Apache menyediakan berbagai macam modul multi-processing (biasa di sebut MPMs) yang menentukan bagaimana

permintaan klien ditangani. Pada dasarnya, hal ini memungkinkan administrator untuk menukar koneksi penanganan arsitektur dengan mudah.

1. mpm_prefork

Modul prefork ini membuat child proses dan tiap child

proses hanya mempumyai satu thread dalam waktu yang sama

(non-threaded).

Modul MPM prefork menurut apache cukup stabil dalam melakukan proses, karena tiap request ditangani satu

child proses yang terisolasi dari yang lainnya.

Efek sampingnya adalah penggunaan dana yang lebih besar pada thread yang terjadi bersama sama (concurrent

(36)

akan membuat proses lebih lama, solusinya bisa melakukan perubahan pada Max Request Worker sesuai dengan kemampuan sumber daya server.

Perhatikan juga mod_php yang merupakan non-thread

safe library hanya bekerja dengan MPM Prefork, jika

membutuhkan mod_php gunakan MPM_Prefork 2. mpm-worker

Modul MPM Worker ini dapat mengubah proses

Apache menjadi multi proses. Modul MPM Worker tidak

seperti modul MPM Prefork, tiap child proses modul ini bisa menampung banyak thread. Membuat proses yang terjadi bersama sama (concurrent request) bisa ditangani dengan cepat. Modul ini direkomendasikan untuk menangani web dengan trafik yang cukup besar.

Modul MPM worker juga menggunakan sumber daya RAM yang lebih sedikit. MPM worker hanya

di-support pada apache 2.4.x untuk versi dibawahnya modul

ini bersifat eksperimen. Untuk cek versi apache bisa menggunakan command http -V grep version.

3. mpm-event

Modul MPM Event harus digunakan pada apache versi 2.4 keatas, karena modul tersebut akan membuat peforma server lebih efisien dalam penggunaan sumber daya seperti RAM dan lebih cepat dalam melakukan proses.

MPM event mempunyai kemampuan yang lebih luas lagi dari modul MPM Worker, setiap child proses

mempunyai banyak thread secara bersama sama

(37)

2. Nginx

Jika web server apache mulai dirilis pada tahun 1995, maka web server nginx ini baru dirilis 9 tahun kemudian, atau tepatnya pada 04 Oktober, 2004. Meskipun masih terbilang baru di dunia web server, tapi pengguna web server nginx terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data Netcraft per bulan Mei 2015 menunjukan bahwa nginx menguasai kurang lebih 15 persen dari total pangsa pasar web server.

Dibanding web server lain termasuk apache, nginx terbilang lebih stabil dan hemat resource, sehingga banyak web master yang memiliki spesifikasi server tidak terlalu besar lebih memilih menggunakan nginx dari pada web server gratis lainnya. Selain mendukung sitem operasi Linux seperti Centos,

Red Hat, Debian dan Ubuntu, Nginx juga mendukung beberapa

versi dari sistem operasi Windows dan Solaris. 2.2.5 Cluster Service

Cluster Service merupakan penggunaan lebih dari satu server untuk

menjalankan suatu aplikasi. Cluster Service tidak bisa dilepaskan dari layanan load balancing, dan mempunyai tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna jaringan komputer bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam jaringan komputer mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load balancing ini diimplementasikan maka

cluster service juga diaplikasikan untuk membuat cadangan sistem atau

aplikasi yang berjalan dalam jaringan komputer. Sebuah server farm dengan mengimplementasikan layanan cluster akan meningkatkan faktor ketersediaan, reliablitas dan juga kecepatan akses.

2.2.6 Load Balancer

Load balancer merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

(38)

banyak link maka optimalisasi utilisasi sumber daya, throughput, atau

response time akan semakin baik karena mempunyai lebih dari satu link

yang bisa saling mem-backup pada saat network down dan menjadi cepat. pada saat network normal, jika memerlukan realibilitas tinggi yang memerlukan 100% koneksi uptime, dan yang menginginkan koneksi

upstream yang berbeda dan dibuat saling mem-backup.

2.2.7 Web Stress Tool

Webserver Stress Tool adalah aplikasi yang digunakan untuk

pengujian tingkat stress pada suatu aplikasi web yang melewati media http/https pada waktu yang bersamaan. pengujian ini berlangsung sendiri-sendiri pada setiap user yang diatur untuk mengakses web tersebut mulai dari loading gambar bingkai dan sebagainya. Pada pengujiannya kita dapat mengatur jenis profil dari user pengakses web ini semisal ada yang melihat

tab download ada yang login ada yang melakukan poling. Setiap user akan

direkam dan dilakukan penganalisaan apakah web itu dapat bertahan pada pengujian serempak dan melakukan pelaporan atas proses tersebut.

2.2.8 Apache Jmeter

Apache JMeter adalah perangkat lunak open-source, murni 100%

aplikasi Java yang dirancang untuk melakukan uji fungsional dan mengukur kinerja suatu server perangkat lunak (seperti aplikasi web) dan perlu juga diketahui bahwa JMeter bukanlah browser. Dari sisi

web-service mungkin Jmeter terlihat seperti browser (atau lebih tepatnya

beberapa browser), namun JMeter tidak melakukan semua tindakan layaknya browser pada umumnya. Secara khusus, JMeter tidak mengeksekusi Javascript yang ditemukan di HTML. Juga tidak merender halaman HTML sebagaimana layaknya browser.

(39)

Untuk dapat menjalankan JMeter di komputer anda maka lingkungan komputasi anda harus memenuhi beberapa persyaratan minimum, yaitu:

1) Java version

JMeter membutuhkan JVM yang sepenuhnya kompatibel dengan

JVM 1.5 atau lebih tinggi. 2) OS

JMeter adalah 100% aplikasi Java dan baru dapat berjalan dengan

benar pada sistem yang kompatibel dengan dengan implementasi Java. Berikut beberapa list sistem operasi yang mendukung JMeter, yaitu:

a. Untuk JMeter 2.6(JVM 1.5+)

Tabel 2.1 java Jmeter 2.6

OS JVM

Linux 2.4 Sun JDK 5

Linux 2.6 Sun JDK 5, Sun JDK 6, Sun JDK 7, Open JDK 6

Linux 3 Open JDK 6

Windows XP Sun JDK 5, Sun JDK 6

Windows 7 JDK 6

Mac OS X JDK 6

Mac OS 10.6.8 JDK 6 Solaris Sparc Sun JDK 6

(40)

b. Untuk JMeter 2.5.x (JVM 1.5+)· Tabel 2.2 java Jmeter 2.5

OS JVM

FreeBSD 9.0 Open JDK 6

Linux 2.4 Sun JDK 5

Linux 2.6 Sun JDK 5, Sun JDK 6,Sun JDK 7, Open

JDK 6

Linux 3.1 Open JDK 6, Open JDK 7

Mac OS 10.6.8 JDK 6

(41)

21 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 8 November 2016 sampai Agustus 2017

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah menganalisa dan uji coba kecepatan

Web Server Apache dan Web Server nginx di kantor PUSTIPANDA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3 Metode Penelitian

Ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut nazir (2005) metode pengumpulan data tidak lain merupakan suatu kebutuhan primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang telah dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang telah dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu metode studi pustaka, wawancara, dan observasi atau pengamatan langsung.

(42)

1. Observasi

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi yang dilaksanakan pada:

Nama Instansi: PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat: Jalan H. Juanda Raya Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kantor bertempat di fakultas Syariah lantai dasar

Waktu Pelaksanaan: Observasi ini digunakan untuk mendapatkan dokumen data yang dibutuhlan dalam penelitian.

2. Wawancara

Menurut Nazir (1988) metode pengumpulan data dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara di Kantor PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Bapak Andrew Fiade, M. Kom, bagian data center and security PUSTIPANDA, Bapak Imam Sofi, M. Kom, bagian application development and student research, dan Bapak Supardi, S.Kom.

Berikut ini adalah poin-poin wawancara dengan Bapak Andrew Fiade M. Kom.

a. Pustipanda adalah unit yang memfasilitasi sistem akademik kampus

b. Pustipanda mempunyai 20 server online dan beberapa server

offline untuk uji coba sistem baru.

c. Ada beberapa inti masalah yang pustipada hadapi, diantaranya adalah infrastruktur, query coding dan ketersediaan web server d. Web Server pada PUSTIPANDA saat ini sudah baik, tetapi masih

banyak kendala pada operasi query

e. PUSTIPANDA perlu menganalisa mengenai ketersediaan web

server yang sudah ada saat ini.

Berikut ini adalah poin-poin wawancara dengan Bapak Supardi, S.Kom.

(43)

a. Web server yang akan di teliti adalah web server yang terisi aplikasi AIS (Academic Information System) di dalamnya.

b. Keadaan web server aplikasi AIS saat ini sudah menggunakan salah satu dari web server apache dan nginx.

Berikut ini adalah poin-poin hasil wawancara dengan Bapak Imam Sofi M.Kom.

a. Penelitian mengenai analisa web server ini baru pertama kali dilakukan oleh mahasiswa UIN Jakarta.

b. Parameter pengujian web server harus jelas apa yang akan di uji. 3. Studi Pustaka

Studi kepustakaan merupakan segala usaha yang dilakukan peneliti untuk menghimpun informasi yang relavan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang di teliti. Teknik pengumpulan data ini diperoleh untuk penelitian ini adalah dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, penelitian langsung (studi kasus) maupun media elektronik lainnya.

Pada penelitian kali ini peneliti melakukan studi kasus ke PUSTIPANDA UIN Jakarta dan melakukan pemanfaatan media internet.

4. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mempelajari dan membandingkan dari hasil jurnal ataupun penelitian sebelumnya terhadap penelitian yang akan dibuat. Studi literatur ini merupakan referensi dari jurnal berikut ini :

No. Judul Peneliti Tahun

1 Analisis Perbandingan

Load Balancing Web Server Tunggal Dengan Web server Cluster

Menggunakan Linux

Virtual Server.

Desy Lukitasari dan Ahmad Fali Oklilas

(44)

2 Analisa kinerja web server

E-learning Menggunakan Apache Benchmark dan Httperf

Molavi Arman 2016

Tabel 3.1 Studi literature

Perbedaan yang paling mendasar dari studi literatur diatas dengan penelitian saya terletak pada objek penelitiannya. Dimana studi literatur yang menjadi acuan peneliti hanya membahas tentang uji performa web server tunggal dan web server cluster. Sedangkan penelitian saya ini membahas lebih spesifik tentang uji performa web

server cluster dengan menguji besar throughput dan connect time.

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Pada penelitian kali ini, peneliti mempunyai metode dalam pembuatan penulisan. Pada tahapan ini banyak teknik yang dilakukan seperti observasi atau studi lapangan dan studi pustaka atau tinjauan pustaka. panelitian ini perlu diperhatikan pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah, maka dari itu peneliti menggunakan metode PPDIOO (Prepare, Plan,

Design, Implement, Operate, and Optimize) sebagai kerangka berpikir

dalam penelitian ini.

PPDIOO merupakan metode analisis hingga pengembangan instalasi jaringan komputer yang di kembangkan oleh Cisco pada materi

Designing for Cisco Internetwork Solutions (DCIS) yang mendefinisikan

secara terus menerus siklus hidup layanan yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan komputer.

Fase yang terdapat dalam metode PPDIOO dapat diperlihatkan seperti gambar dibawah ini:

(45)

Gambar 3.1 metodologi PPDIOO

1. Fase Prepare (persiapan):

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi seberapa banyak alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui seberapa besar anggaran yang di perlukan untuk mempersiapkan alat dan bahan tersebut. 2. Fase Plan (perencanaan):

Setelah melakukan identifikasi untuk alat dan bahan peneliti melakukan pengamatan atau observasi langsung ke PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti mengamati dan mencari informasi bagaimana tingkat ketersediaan Web Server sebagai wadah untuk pelayanan kampus. Peneliti juga melakukan wawancara seputar

Web Server apa yang digunakan dan bagaimana kinerja Web Server

(46)

Hal tersebut sangat dibutuhkan agar peneliti dapat melakukan analisis dengan harapan tingkat ketersediaan yang dibutuhkan Web

Server pada PUSTIPANDA meningkat.

3. Fase Design (desain):

Fase ini adalah fase yang membutuhkan kemampuan peneliti untuk merancang infrastruktur yang sesuai mekanisme sistem yang akan berjalan sesuai kebutuhan dan hasil analisis. Kebutuhan awal tahap perencanaan, yakni: mengarahkan kegiatan spesialis desain jaringan. Spesifikasi desain jaringan adalah kemampuan merancang jaringan komputer yang complex (komprehensif) yang mampu memenuhi kebutuhan bisnis dan persyaratan teknis, serta menggabungkan spesifikasi untuk mendukung ketersediaan, keandalan, keamanan, skalabilitas, dan kinerja. Spesifikasi desain merupakan dasar untuk kegiatan pelaksanaan (implementasi).

Dalam fase ini peneliti harus memperhatikan keselarasan tujuan bisnis dan persyaratan teknis yang dapat meningkatkan kinerja jaringan, mendukung ketersediaan yang tinggi, kehandalan, keamanan, dan skalabilitas.

4. Fase Implementation (implementasi):

Merupakan fase penerapan semua hal yang telah direncanakan sesuai desain dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti mengawalinya dengan testing untuk memastikan bahwa sistem siap untuk digunakan, sekaligus menilai berhasil atau gagalnya sistem untuk digunakan setelah berhasil di uji coba sebelumnya. Pada tahap implementasi ini, seluruh perangkat yang telah di persiapkan sebelumnya akan diintegrasikan dengan desain baru tanpa mengorbankan ketersediaan atau kinerja jaringan yang sudah ada. Tahapan yang perlu dilakukan dalam fase ini adalah instalasi, konfigurasi, integrasi, pengujian, dan penggunaan semua sistem. 5. Fase Operate (pengoprasian):

(47)

Setelah proses implementasi selesai ada tahapan untuk menguji sistem secara realtime. Sepanjang fase pengoprasian peneliti memantau secara proaktif terhadap error dan menganalisa perubahan yang terjadi terhadap tingkat ketersediaan web server. Fase pengoprasian ini dapat melibatkan pengguna, karena pengguna yang bersentuhan langsung dengan aplikasi pada web server tersebut. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang sudah dibuat sudah sesuai dengan rancangan dan harapan peneliti. 6. Fase Optimize (pengoptimalan):

Dengan adanya error dan tingkat ketersediaan yang belum

memenuhi harapan, penulis perlu mengindentifikasi dan

menyelesaikan masalah tersebut sebelum muncul masalah baru yang akan mempengaruhi penelitian. Dalam metode PPDIOO, fase optimalisasi dapat meminta untuk mengulang desain apabila terlalu banyak masalah dan kesalahan yang timbul dalam penelitian ini.

(48)

3.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu bentuk proses dari seluruh proses penelitian.

Gambar 3.2 kerangka berpikir Perencanaan Penelitian

Perumusan, Pendefinisian Masalah & Judul Penelitian

Waktu dan

tempat penelitian Metode Pengumpulan Data

Metode Pengembangan Sistem PPDIOO Prepare Plan Design Implementation Operation Optimize Wawancara Observasi Studi Pustaka Studi Literatur Objek Penelitian

(49)

28

Bab ini akan menjelaskan secara detail dan terperinci mengenai analisa web server yang akan diimplementasikan dengan menerapkan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Pada bab sebelumnya telah dibahas bahsawannya metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO atau Prepare, Plan,

Design, Implement, operate, and optimize. Selanjutnya pada bab 4 ini diuraikan

tentang tahapan dalam pengembangan sistem, diantaranya adalah fase persiapan, fase perencanaan, fase desain, fase implementasi, fase pengoprasian, dan fase optimalisasi.

Sebelum membahas tahapan pengembangan sistem tersebut akan dijelaskan dahulu profil umum dimana peneliti melakukan penelitiannya.

4.1 Profil PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data)

4.1.1 Sejarah PUSTIPANDA

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data atau lebih dikenal dengan istilah Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu Unit Pelayanan Terpadu yang memiliki visi “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Digital Kelas Dunia untuk mendukung Integrasi Keilmuan, Keislaman, dan Keindonesiaan”.

Cikal bakal pendirian Pustipanda dimulai tahun 2000. Pada tahun tersebut dibentuk bagian baru dibawah Biro Perencanaan dan Keuangan yaitu bagian Sistem Informasi dengan satu sub bagian Sistem Informasi. Pada masa ini fokus kerja dari bagian Sistem Informasi adalah pada layanan data Akademik, yaitu memproses data nilai yang tadinya manual dengan media kertas ke dalam sebuah sistem komputer.

(50)

Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2002 maka terjadi perubahan pula pada struktur organisasi bagian Sistem Informasi. Untuk merespon kebutuhan UIN akan pemanfaatan sistem dan teknologi informasi yang lebih baik dalam menghadapi persaingan global, pada tahun 2003 dibagian Sistem Informasi dibentuk sub-sub bagian yang lebih spesifik yaitu Hubungan Masyarakat, Pengembangan Sistem, dan Pengolahan Data. Pada sub bagian Pengembangan Sistem inilah yang bertanggung jawab dalam implementasi pemanfaatan teknologi informasi dengan mulai dikembangkan sebuah sistem komputerisasi akademik yang lebih integratif yang menangani seluruh administrasi secara menyeluruh yaitu yang disebut Simperti (Sistem Informasi Perguruan Tinggi).

Pada tahun 2010 Puskom didirikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Februari 2010. Puskom merupakan metamorfosis dari Sub-bag Pengembangan Sistem, Bagian Sistem Informasi, Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem informasi. Pendirian Puskom bertujuan untuk mengakselerasi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung visi UIN Jakarta menjadi World

Class University. Puskom mulai melakukan beberapa pembenahan baik itu

di bidang pengembangan sistem, jaringan dan data center secara global di lingkungan universitas. Dr. Husni Teja Sukmana, M.Sc dilantik sebagai Ketua Pusat Komputer (Puskom) untuk periode 2010-2014. Sesuai dengan perkembangan universitas dan arah pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi maka pada akhir tahun 2013 dilakukan perubahan nama Puskom menjadi Pustipanda (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data). Selain perubahan nama dilakukan pula penambahan dan pengembangan divisi yang ada di dalamnya yaitu yang sebelumnya terdiri dari 3 divisi (Support, Development, Operational) menjadi 5 divisi (IT

Support, IT Development, IT Operation & Networking, IT Security & Data Center, IT Management).

(51)

4.1.2 Bagan Struktur Organisasi

Gambar 4.1 bagan struktur organisasi pustipanda tahun 2016 (Sumber : http://pustipanda.uinjkt.ac.id/organization-chart/)

(52)

4.1.3 Visi, Misi, dan Sasaran Mutu

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data atau lebih dikenal dengan istilah Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu Unit Pelayanan Terpadu yang memiliki:

Visi PUSTIPANDA:

“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menjadi Universitas Digital Kelas Dunia Untuk Mendukung Integrasi Keilmuan, Keislaman, dan Keindonesiaan”

Misi PUSTIPANDA:

Meningkatkan performa sistem informasi perguruan tinggi yang innovative, creative, highavailability, highreliability, secure, fast,info

rmed, documented, and integrated dalam rangka meningkatkan kinerja

dan mutu bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, publikasi ilimiah, pengabdian masyarakat dan organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Meningkatkan mutu tata kelola universitas dengan pemanfaatan teknologi Information and Communications Technology (ICT).

Meningkatkan penelitian di bidang ICT dalam rangka

menjaga business continuity dan knowledge share

pengembangan Information and Communications Technology (ICT). Sasaran Mutu PUSTIPANDA:

1. Membuat sistem Information and Communications Technology (ICT) yang berorientasi kepada kebutuhan stakeholder dan shareholder UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan layanan Information and

Communications Technology (ICT) di lingkungan UIN Syarif

(53)

3. Mengembangkan dan mengimplementasikan tata kelola IT sesuai dengan standarisasi nasional dan internasional.

Adapun core business dari Pustipanda antara lain:

1. Pelaksana pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi 2. Pelaksana pengembangan dan pemeliharaan jaringan

3. Pelaksana pelayanan sistem informasi dan jaringan

4. Pelaksana kerjasama antar pusat komputer dan sistem informasi perguruan tinggi dan / atau badan lain di dalam dan di luar negeri 5. Pelaksana administrasi pusat komputer

Produk-produk yang sudah dibuatkan oleh Pustipanda selama 4 tahun terakhir ini adalah:

2. Academic Information System (AIS), alamat https://ais.uinjkt.ac.id 3. Sistem SPMB Mandiri, alamat http://spmb.uinjkt.ac.id

4. Service Desk UIN Jakarta, alamat http://servicedesk.uinjkt.ac.id 5. E-Journal, alamat http://journal.uinjkt.ac.id

6. Insitutional Repository, alamat http://repository.uinjkt.ac.id 7. Sistem Informasi RBA, alamat http://sirba.uinjkt.ac.id

8. Sistem Laporan Kinerja Pegawai (e-LKP),

alamat http://lkp.uinjkt.ac.id

9. Host to Host Real Time Payment, pembayaran online untuk SPMB, perkuliahan, dll

10. Website pendukung kegiatan UIN:

a. Pustipanda (http://pustipanda.uinjkt.ac.id ) b. Puslitpen (http://puslitpen.uinjkt.ac.id )

c. Bagian Akademik (http://akademik.uinjkt.ac.id )

d. Bagian Kemahasiswaan (http://kemahasiswaan.uinjkt.ac.id ), dll 11. Peningkatan infrastruktur jaringan dan wireless di lingkungan kampus

(54)

4.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

Sesuai dengan metode yang telah dibahas pada bab sebelumnya, teknik pengumpulan data dan informasi yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan observasi langsung dan wawancara. Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa ada beberapa macam kendala yang terdapat pada server yang terinstall aplikasi AIS. Salah satu diantaranya adalah load query yang memungkinkan terjadinya traffic atau arus data yang padat yang mana menjadikan akses menjadi lambat. Tetapi kendala tidak hanya itu, masih ada beberapa parameter yang harus di uji untuk mendapatkan data yang akurat mengenai permasalahan tersebut, seperti penggunaan memori, transfer data atau network traffic, CPU load, dan request and received data. Dari parameter yang sudah disebutkan tadi peneliti masih menganalisa sejauh mana parameter tersebut mempengaruhi atau membebani web server. Perlu diketahui peran web

server ini sangatlah penting dalam pemrosesan data pada browser. dalam kata lain web server adalah perangkat lunak yang menjadi tulang belakang suatu world wide web.

Kali ini peneliti hanya menanalisa 2 (dua) web server yaitu Apache dan

Nginx. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perlu melakukan analisa yang

akurat mengenai ketersediaan web server dalam mengatasi persoalan tersebut. Dari data yang telah diperoleh, untuk menguji web server dibutuhkan sebuah tool untuk memberikan simulasi atau rekayasa user dalam melakukan aktifitas kedalam web server tersebut.

4.3 Reqirements Planning (Perencanaan Syarat Syarat) 4.3.1 Analisis Masalah

Kebutuhan akan sistem informasi yang realtime dan kemudahan akses terutama pada bidang akademisi yang pengelolaannya terpusat menjadi hal yang sangat penting dalam suatu organisasi didalam bidang pendidikan, salah satunya adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

(55)

Jakarta. Lebih dari satu dekade UIN telah menerapkan sistem akademik berbasis website untuk para mahasiswanya sebanyak 5000 mahasiswa, dan seiring berjalannya waktu banyaknya mahasiswa akan bertambah.

Dengan adanya sistem berbasis website tersebut mahasiswa dimanjakan dengan berbagai informasi seputar kampus, tenaga pengajar, jadwal akademik, penilaian, dll. Tidak hanya mahasiswa dosen dan para staf akademik fakultas maupun Universitas merasakan dampak yang signifikan dari sistem akademik ini. Sistem yang dinamakan AIS (Academic Information System) dikelola oleh badan organisasi bagian dari kampus yang berkantor di Fakultas Syariah lantai 1 PUSTIPANDA atau Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data.

Seiring berjalannya waktu dan semakin hari semakin banyak kebutuhan mahasiswa akan informasi dan bertambahnya kuota dari mahasiwa itu sendiri, sudah pasti data yang dibutuhkan akan semakin banyak. Maka dari itu, dibutuhkan server dengan data penyimpanan yang besar dan manage yang baik. Saat ini jumlah server ais kurang lebih 6

server, dengan komposisi 2 data base server, 1 webserver, 3 load balancing node. Pada komputer webserver, sudah ter-install 2 web server

yang sudah digunakan untuk melayani warga kampus dan terus mengalami pengembangan.

Penggunaan web server sebagai manager server yang baik akan menentukan server tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan

stakeholder. Saat ini pustipanda telah menyiapkan 2 webserver yang akan

digunakan oleh aplikasi ais, diantaranya adalah webserver Apache dan

Nginx. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, kedua webserver

tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing - masing dimana dapat mempengaruhi performa dari server tersebut. Sayangnya sampai saat ini pihak dari pustipanda belum menganalisa dari kedua webserver secara valid, hanya melakukan uji coba langsung terhadap kedua

(56)

webserver. Maka dari itu untuk membuktikan webserver yang mempunyai manage yang baik diperlukan analisa yang menghasilkan sebuah data

akurat demi memaksimalkan kinerja server. 4.3.2 Analisa Sistem Berjalan

Berikut ini merupakan gambaran sistem berjalan pada topologi jaringan AIS di PUSTIPANDA:

Gambar 4.2 analisa sistem berjalan

Terlihat pada gambar diatas pada aplikasi AIS terdapat 6 buah server yang mempunyai tugas masing masing, diantaranya 1 buah server utama, 2 buah server database, dan 3 buah application backend. Ketika client memberikan suatu request yang akan memproses adalah server yang sudah ter-install webserver atau sebagai server utama. Server tersebut sudah menggunakan teknik load balancing agar debit data dapat terdistribusi. Webserver yang sudah terinstall nginx tersebut akan meneruskan request kepada server app backend yang terdiri dari 3 node yang selanjutnya dari node tersebut akan meminta data ke database server jika request tersebut memerlukan database.

(57)

Dalam hal ini peneliti tidak menguji semua aplikasi yang tersedia di AIS, dari hasil kesepakatan antara peneliti, dosen pembimbing, serta TIM pengembang AIS, bahwasannya peneliti hanya diberikan Dashboard khusus untuk pengujian. Isi dari Dashboard tersebut akan dijelaskan pada metode implementasi.

4.3.3 Sistem Usulan

Gambar 4.3 sistem usulan

Pada sistem usulan dari peneliti, hanya melakukan pengujian

webserver yang terinstal pada server utama AIS, yaitu webserver nginx

dan apache. 4.4 Desain Sistem

Desain sistem untuk suatu pengujian server AIS kali ini menggunakan aplikasi khusus untuk uji performa server, Jmeter mempunyai fitur sangat banyak diantaranya dapat menampilkan hasil pengujian lewat grafik. Pengujian server AIS dilakukan secara online dengan regulasi client dan jaringan yang sudah ditentukan.

Gambar

Tabel 2.1 java Jmeter 2.6
Tabel 2.2 java Jmeter 2.5
Tabel 3.1 Studi literature
Gambar 3.1 metodologi PPDIOO  1.  Fase Prepare (persiapan):
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir yang berjudul Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gong, Kempur, Jegogan dan Petuk Berbasis Android ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi

i APLIKASI E-VOTING PEMILIHAN PRESIDEN MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BERBASIS WEB Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA BENGKEL PADA CV DIKO DARMAWAN BERBASIS WEBSITE LAPORAN AKHIR Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma

APLIKASI PENGAMBILAN AKTA CERAI PADA PENGADILAN AGAMA KELAS IA PALEMBANG BERBASIS WEBSITE LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada

RANCANG BANGUN SISTEM TANDA TANGAN DIGITAL BERBASIS ANDROID PADA APLIKASI KAMPUS PINTAR LAPORAN AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada

APLIKASI JURNAL PENELITIAN ILMU DAN TEKNOLOGI KOMPUTER BERBASIS WEB DI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER LAPORAN AKHIR Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan

APLIKASI TRANSAKSI ORDER DAN DESAIN PADA CV RADJA PROMOSI PALEMBANG DENGAN METODE CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT CRM BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat

i APLIKASI PENGELOLAAN PENJUALAN DAN STOK OBAT PADA APOTIK INDRA BERBASIS WEBSITE LAPORAN AKHIR Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan