DIREKTORAT
JENDERAL
PEMASYARAKATAN
2018
STANDAR PERAWATAN KESEHATAN
RUJUKAN BAGI NARAPIDANA,
TAHANAN DAN ANAK DI UPT
PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PAS-35.OT.02.02 TAHUN 2018
TENTANG
STANDAR PERAWATAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa perawatan kesehatan rujukan merupakan bagian dari
penyelenggaraan sistem pemasyarakatan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya;
b. Bahwa belum adanya pedoman dan keseragaman dalam memberikan perawatan kesehatan rujukan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan mengakibatkan penyelenggaraan sistem pemasyarakatan belum dapat diwujudkan secara optimal;
c. Bahwa untuk menyeragamkan mekanisme pelaksanaan perawatankesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Standar Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Narapidana,Tahanan dan Anak Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman.
Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3641);
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor. 4456);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999 Tentang Syarat-syarat dan Tatacara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.HH.02.UM.06.04 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia;
10. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PERAWATAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAKDI UPT PEMASYARAKATAN
KESATU : Standar PerawatanKesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatandilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk melakukan pelayanan kesehatan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak sesuai standar yang ditetapkan.
KEDUA : Standar PerawatanKesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan sebagaimana disebut dalam DIKTUM KESATU disusun dengan sistematika sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Norma dan Dasar Hukum
C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan H. Sistem, Mekanisme dan Prosedur I. Jangka Waktu Penyelesaian J. Instrumen Penilaian Kerja Lampiran – Lampiran
KETIGA Standar PerawatanKesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan dan apabila ada perubahan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Paraf Tanggal Kasi Wat Rujukan Kasubdit Watkeslan Dir. Watkeshab Ditetapkan diJakarta
Pada tanggal 28 September 2018
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,
SRI PUGUH BUDI UTAMI NIP. 19620702 198703 2 001
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya,maka Buku Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan dapat disusun dan dapat diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Berdasarkan pasal 28H ayat (1) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, selanjutnya dalam Pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu dalam pasal 14 ayat (1) huruf d Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dituangkan bahwa Narapidana berhak mendapat pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. Adapun pelayanan kesehatan yang dimaksud yaitu perawatan kesehatan dasar, perawatan kesehatan khusus dan rehabilitasi maupun pelayanan kesehatan lanjutan yang dibutuhkan oleh Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan. Untuk memenuhi hak – hak tersebut, maka diperlukan Standar Perawatan Kesehatan Rujukan untuk dijadikan panduan dan acuan bagi Petugas Pemasyarakatan dalam melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan standar yang telah diterbitkan.
Terkait dengan hal tersebut kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun, Narasumber dan semua pihak yang telah memberikan perhatian dan pemikiran dalam proses penyusunan buku standar ini.Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Paraf Tanggal Kasi Wat Rujukan Kasubdit Watkeslan Dir Watkeshab Jakarta, 28 September 2018
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,
SRI PUGUH BUDI UTAMI NIP. 19620702 198703 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, buku Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan dapat t e r s e l e s a i k a n . P e n y u s u n a n B u k u Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan ini dilakukan dalam rangka menjawab ekspektasi masyarakat dan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan di Poliklinik Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman. Oleh karena itu kami berharap melalui buku Standar Perawatan Kesehatan Rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan ini dapat membantu rekan-rekan di UPT Pemasyarakatan dalam rangka mengupayakan peningkatan proses perawatan kesehatan rujukan. Pembuatan buku standar ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks maupun kontennya,untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan ke depan.Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan konstribusi dalam penyusunan buku standar ini. SemogaAllah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini dan semoga buku standar ini bermanfaat baik bagi peningkatan perawatan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di UPT Pemasyarakatan maupun bagi Petugas Pemasyarakatan.
Jabatan Paraf Tanggal Konseptor Kasi Wat Rujukan Kasubdit Watkeslan Jakarta, 27 September 2018
Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi,
Asminan Mirza Zulkarnain NIP. 19580925 198002 1 001
TIM PENYUSUN
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
PENANGGUNG JAWAB:
Asminan Mirza Zulkarnain, Bc.IP, SH, M.Si (Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi)
TIM PENYUSUN:
1. A.Syukri Hidayat, Amd 2. Agus Purwanto, SH 3. Arif Maskuri, SH
4. Dedi Cahyadi, Amd.IP, SH.,M.Si 5. Dewi Sondari, Bc.IP, S.AN, M.Si 6. dr.Astia Murni 7. dr. Handoyo 8. dr. Irvan Ramadhie 9. dr. Izhar Sapawi 10. dr. Meta Ardiana 11. dr. Ummu Salamah 12. dr. Yulius Sumarli 13. dr. Yuniarti 14. dr. Yusman Akbar T 15. drg. Leni Syafitri 16. Eri Astriani, Amd
17. Heru Prasetyo, Bc.IP, S.Sos, MH 18. Imelda Puspitasari, S.Kom 19. Irma Setyapratiwi
20. Junaedi, SE 21. Lusi Utari, S.Pd
22. Mudji Rahardjo, Bc.IP, SH, MM 23. Norma Sultan, A.Md.IP, S.H 24. Oke Tri Komaladewi, SKM 25. Oki Setiawan, Amd.IP, M.M.Si 26. Rangga Permata, Amd.IP, SH, MH 27. Rosiawanti
28. Surantoro, SH
29. Tri Pudji Rahayu, SH, MH 30. Veazanol Kosuma, Amd.P
NARASUMBER/KONTRIBUTOR:
1. dr. Chandra Svaras, Sp.B (Ketua MKEK IDI Cabang Jakarta Timur)
2. dr. Medianti Ellya Permatasari (Asisten Deputi Bidang Pembiayaan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan)
3. dr. Rachmawati Arsyad, MARS (Kepala Bagian Binfung RS Polri Kramat Jati)
4. dr.Asral Hasan,MPH (Kasubdit Pelayanan Penunjang Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI)
DAFTAR ISI
Kata Sambutan iv
Kata Pengantar v
Daftar Tim Penyusun, Narasumber Editor vi
Daftar Isi vii
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 1
C. Definis Global dan Detail Standar 2
D. Maksud dan Tujuan 4
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia 4
F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana 5
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan 6
H. Sistem Mekanisme dan Prosedur 9
I. Jangka Waktu Penyelesaian 35
J. Instrumen Penilaian Kinerja 36
K. Penutup 45
Lampiran – lampiran
Daftar diagnosis gawat darurat yang perlu dirujuk Kriteria rujukan terencana
Daftar rumah sakit rujukan nasional
Daftar Lapas/Rutan tempat penitipan sementara Narapidana/Anak yang dirujuk di luar kota/provinsi
Surat rujukan
Surat pemberitahuan rujuk kepada pihak penahan Surat penitipan Laporan rujukan Daftar Pustaka 46 46 50 50 50 52 53 54 55 56
Daftar Tabel
Table 1 Kebutuhan jumlah dan kompetensi pelaksana kegiatan ... 4
Table 2 Kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan perawatan kesehatan rujukan... ...5
Table 3 Kebutuhan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan rujukan ... 6
Table 4 Kebutuhan biaya pelaksanaan rujukan ... 6
Table 5 SOP Observasi ... 23
Table 6 SOP Rujukan... 26
Table 7 SOP Pasca Rujukan ... 29
Table 8SOP Rujukan Spesimen ... 32
Daftar Alur
Alur 1 Alur sistem rujukan nasional ... 13
Alur 2 Alur rujukan pasien gawat darurat Tahanan/Anak di Lapas, Rutan dan LPKA... 14
Alur 3 Alur rujukan pasien gawat darurat Narapidana/Anak di Lapas, Rutan dan LPKA ... 15
Alur 4 Alur rujukan pasien terencana Tahanan di Rutan dan Tahanan Anak di LPKA ... 16
Alur 5 Alur rujukan pasien terencana Narapidana di Lapas dan Anak di LPKA di satu Kota/Kabupaten dalam satu Provinsi... 17
Alur 6 Alur rujukan pasien terencana Narapidana dan Anak di Lapas/LPKA antar Kota/ Kabupaten dalam satu Provinsi ... 18
Alur 7 Alur rujukan pasien terencana Narapidana dan Anak di Lapas/LPKA antar Provinsi/Wilayah... 20
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN BAGI NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DI UPT PEMASYARAKATAN
A. LatarBelakang
B. Norma dan Dasar Hukum
C. Definisi Global dan Detail Standar
D. Maksud dan Tujuan
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia
F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan
H. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
I. Jangka Waktu Penyelesaian
J. Instrumen Penilaian Kinerja
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Proses layanan kesehatan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan melalui beberapa tahapan dimulai dari awal dari WBP tersebut masuk ke Lapas/Rutan/LPKA, saat di Lapas/Rutan/LPKA maupun menjelang bebas. Salah satu layanan kesehatan tersebut memerlukan proses rujukan sebagaimana ditetapkan didalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS.258.PK.01.06.01 Tahun 2017 tanggal 28 Desember 2017Tentang Rujukan Gawat Darurat dan Terencana bagi WBP dan Tahanan, yang didalamnya diatur alur dan proses mekanisme pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan proses rujukan, salah satunya berbentuk rekomendasi medis (telaah medis), dan dalam rekomendasi tersebut permintaan dari tenaga medis di Lapas, Rutan dan LPKA berkaitan dengan kondisi Tahanan, Narapidana dan Anak yang sakit yang memerlukan perawatan kesehatan lanjutan (rujukan) kepada pejabat yang berwenang, untuk menindaklanjuti menurut hukum dan peraturan perundang-undangan tentang kesehatan.
Berdasarkan Laporan Rujukan Lapas, Rutan, LPKA di Indonesia pada tahun 2017terdapat 2013 WBP yang dirujuk dari Lapas, Rutan, LPKAdan jumlahUPT yang sudah melaksanakan layanan rujukansebanyak 386 UPT.Ini berarti layanan rujukan bagi Tahanan, Narapidana dan Anak di UPT pemasyarakatan sebagai bagian tahapan dari layanan kesehatan sangat penting diperhatikan. Namun dalam pelaksanaan rujukan masih di temukan banyaknya kendala berupa: mekanisme pelaksanaan rujukan baik administratif maupun alur pelaksanaannya,hal ini menjadikanDirektorat Jenderal Pemasyarakatan perlu membuat sebuah standar tentang perawatan kesehatan rujukan bagi Tahanan, Narapidana dan Anak sebagai kebijakan agar dapat digunakan sebagai pedoman atau penjelasan kepada semua pelaksana petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan bagi Tahanan, Narapidana dan Anak di UPT pemsyarakatan.
B. Dasar Hukum
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukanbagi Narapidana, Tahanan, dan Anak diatur dalam :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Rahasia Kedokteran; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Pelaksanaan Hak Wargabinaan Pemasyarakatan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manunsia Republik Indonesia Nomor M.HH-02.UM.06.04 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional
C. Definisi Global dan Detail Standar
1. Standaradalah ketentuan atau karakteristik teknis tentang suatu kegiatan atau hasil kegiatan yang dirumuskan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai acuan baku bagi kegiatan dan transaksi yang mereka lakukan. 2. Perawatanadalah sebuah proses yang berhubungan dengan pencegahan, perawatan,
dan manajemen penyakit dan juga proses stabilisasi mental, fisik dan rohani melalui pelayanan yang ditawarkan oleh organisasi, institusi dan unit profesional kedokteran 3. Sehat adalahkeadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
4. Pelayanan Kesehatan adalahupaya yang diselenggarakan sendiri/ secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau dan ataupun masyarakat.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalahtempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah atau masyarakat.
6. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar, seperti upaya kesehatan promotif, preventif, dan survailans.
7. Gawat darurat adalahsuatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.
8. Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu / kapan saja, terjadi dimana saja, dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu proses medik atau perjalanan suatu penyakit.
9. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah unit/bagian yang memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan. 10. Sistem Rujukan adalah sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). 11. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanankesehatan
perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yangmeliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, danrawat inap di ruang perawatan khusus 12. Sistem Rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas dibagi menjadi:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan lain-lain.
Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap
Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
Rujukan sarana dan logistik, antara lain bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan
Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan kamtibmas dan lain-lain
Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum dan sebagainya.
13. Rujukan Vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan (dari pelayanan yang lebih rendah ke tingakatan yang lebih tinggi).
14. Rujukan Horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan, dapat dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
15. Regionalisasi Rujukan adalah pengaturan sistem rujukan dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan serta ketersediaan sumber daya manusia.
16. Rujukan balik adalah rujukan atas kasus yang dirujuk, fasilitas penerima rujukan akan merujuk balik pasien setelah memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga rujukan berjalan menurut alur yang ditetapkan
17. Rujukan spesimen atau penunjang diagnostik lainnya adalah rujukan pemeriksaan bahan yang berasal dari tubuh manusia untuk tujuan diagnostik, penelitian, pengembangan pendidikan, dan atau analisis lainnya
18. Rujukan parsial adalah adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di fasilitas kesehatan tersebut.
D. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Standar perawatan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada Petugas Kesehatan tentang pelayanan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak dan tata cara pelaksanaanya di Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman.
2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Standar perawatan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak:
a. Memperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang pelayanan kesehatan rujukan bagi Narapidana, Tahanan dan Anak di Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman.
b. Terlaksananya sistem pelayanan rujukan di Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman secara baik, komprehensif, konsisten dan sesuai dengan kebijakan.
E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kebutuhan sumber daya manusia dalam pelaksanaan perawatan kesehatan rujukan mengacu pada standar pelayanan kesehatan rujukan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan standar pelayanan pemasyarakatan bagi Narapidana dan Tahanan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang disesuaikan dengan kondisi UPT pemasyarakatan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1.
Kebutuhan jumlah dan kompetensi pelaksana kegiatan
No Kegiatan Jumlah Pelaksana Kompetensi Pelaksana Objek Pelaksana
an Pendidikan Pelatihan
1. Observasi 1 orang Dokter Dokter Kegawat daruratan
medis
WBP 1 orang perawat DIII Perawat
2. Rujukan 1 orang Tenaga Kesehatan (Dokter/Perawat) Dokter/DIII Perawat Kegawat daruratan medis WBP 2 orang tenaga pengamanan
SMA/Sederajat Bela Diri WBP 1 orang tenaga pengemudi ambulance SMA/Sederajat - WBP 3. Pasca Rujukan
rutin Penjemp utan pasien Dokter/Perawat 2 orang tenaga pengamanan 1 orang tenaga pengemudi ambulance Perawat SMA/Sederajat SMA/Sederajat
F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Kebutuhan sarana dan prasarana guna mendukung pelaksanaan perawatan kesehatan Rujukan bagi Tahanan/Narapidana Lapas, Rutan, LPKA dan RS Pengayoman adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kebutuhan Sarana dan prasarana kegiatan pelayanan kesehatanrujukan
No Sarana dan prasarana Jumlah Keterangan
1. Ambulance 1 Set lengkap dengan peralatan
emergency
2. Emergency Kit 2 Set lengkap
G. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan
Tabel 3
Kebutuhan Biaya Sarana dan Prasarana Pendukung Pelaksanaan Rujukan
No Rincian Harga Kebutuhan Satuan Total Biaya Keterangan
1 Ambulance Rp. 505.000.000 1 Unit Rp. 505.000.000 Harga mengikuti tahun
berjalan a. Lampu Rotary light bar
b. Sirine multi suara lengkap dengan mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan box peralatan
d. Tempat duduk dokter e. Landasan tandu dilengkapi
dengan Scoop Stretcher
f. Tabung pemadam kebakaran
g. Lampu sorot model spot light
h. lampu operasi model digeser 2 buah
i. Modifikasi lantai dari plywood
dilapisi dengan vinil antibakteri
j. Logo dan tulisan standard dari
baham 3M
k. Kaca film 60-80%
l. Lemari peralatan dengan
finishong acrylic
m. Gantungan infuse model digeser
terbuat dari bahan stainless steel
n. Bamper belakang mobil dilapisi
plat stainless steel
o. Extra DC
q. Tabung oxygen 1M3 2 buah
r. Regulator standar 2 buah
s. Selang oxygen tekanan tinggi
dengan sistem press 1 set
t. Pengatur oxygen dengan kran
on/off 1 set
u. Keluaran dinding dengan
tulisan oxygen 1 buah
v. Flowmeter dan humidifier 1 set
w. Nasal cannula 1 buah
x. Masker oxygen 1 buah
2 Emergency Kit Rp. 6.500.000 2 Set Rp. 13.000.000 Harga mengikuti tahun
berjalan a. Diagnostic Instrument
b. Identification Materials c. Resusitator Set/Airway d. Hand Suction Pump e. Airway Instrument f. Emergency Scissor
g. Endotracheal Intubation Set h. Surgical Set
i. IV Catheter, Spuit dan Infusion Set
j. Bandage dan Sanitary Set k. Tabung Oxygen 1 liter
Alumunium l. Tas Emergency m. Cervical Colar
Tabel 4
Kebutuhan Biaya Pelaksanaan Rujukan
No Kegiatan Jumlah Kegiatan Kebutuhan Biaya Keterangan
1 Merujuk
Narapidana/Tahanan/Anak ke RS
1 Kegiatan
Transport @ Rp.(disesuaikan dengan SBM) per orang
H. Sistem Mekanisme dan Prosedur
1. Tahapan dalam pelaksanaan rujukan di Lapas, Rutan, LPKA dan RSU Pengayoman
a. Observasi
Dilakukan diruang observasi klinik UPT Pemasyarakatan
b. Melihat kondisi Tahanan dan WBP (Pemeriksaan fisik lihat kriteria pasien yang dirujuk).
1) Rujukan Rawat Inap (Lapas/Rutan/LPKA) a) Prosedur Klinis
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkan unit pelayanan tujuan rujukan Pasien harus didampingi Dokter/Perawat
Pasien diantar dengan kendaraan ambulans, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
Petugas kesehatan melakukan visite pasien
Pasien dikawal oleh petugas pengamanan UPT Pemasyarakatan, bila perlu oleh Petugas Pengamanan Polri
b) Prosedur Administratif Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan) kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dirikim ke tempat rujukan dan lembar kedua disimpan dalam file pasien di poliklinik
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi (ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan meminta bantuan tenaga pengawalan
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
Melaksanakan proses pengurusan BPJS Kesehatan.Bila belum memiliki BPJSKesehatanmaka diupayakan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait.
2) Rujukan Rawat Jalan Lapas/Rutan/LPKA a) Prosedur Klinis:
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkanunit pelayanan tujuan rujukan Pasien didampingi dokter/perawat
Pasien wajib diantar dengan ambulance Pasien dikawal oleh petugas pengamanan b) Prosedur Administratif:
Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent (persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi (ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan meminta bantuan tenaga pengawalan
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
Melaksanakan proses pengurusan BPJS Kesehatan. Bila belum memiliki BPJS Kesehatan maka diupayakan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait.
3) Rujukan Rawat Inap RS Pengayoman a) Prosedur Klinis:
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkan unit pelayanan tujuan rujukan Pasien didampingi dokter/perawat
Pasien dikawal oleh petugas pengamanan UPT Pemasyarakatan, bila perlu oleh Petugas Pengamanan POLRI
b) Prosedur Administratif: Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis Menulis saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent (persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien 2 rangkap (lembar pertama dikirim ke tujuan rujukan dan lembar kedua disimpan didalm file pasien di poliklinik)
Melakukan kooordinasi terkait persiapan sarana transportasi (ambulance)
Membuat surat pemberitahuan kepada Kepala RS Pengayoman
Mengajukanpermohonan kepada Kepala UPT asal pasien dan meminta bantuan tenaga pengawalan
Melakukan koordinasi dengan Kabid/Kasi Administrasi Kamtib dan Ka. KPLP/KPR/Kasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin serta Kabid/Kasi/Kasubsi Pembinaan/Perawatan
4) Rujukan Rawat Jalan RS Pengayoman a) Prosedur Klinis:
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menetapkan unit pelayanan tujuan rujukan Pasien didampingi dokter/perawat
Pasien wajib diantar dengan ambulance
Pasien dikawal petugas pengamanan UPT Pemasyarakatan, bila perlu bila perlu oleh Petugas Pengamanan POLRI
b) Prosedur Administratif: Melengkapi rekam medis
Menulis hasil pemeriksaan didalam rekam medis Menuliskan saran rujukan didalam rekam medis
Menjelaskan dan memberikan informed consent (persetujuan/penolakan rujukan kepada pasien dan/keluarga)
Membuat surat rujukan pasien 2 rangkap (lembar pertama dikirim ke tujuan rujukan dan lembar kedua disimpan dalam file pasien di poliklinik)
Melakukan koordinasi terkait persiapan sarana transportasi (ambulance)
Mengajukan permohonan ijin kepada Kepala UPT asal pasien dan meminta bantuan tenaga pengawalan
Membuat surat pemberitahuan rujukan kepada Kepala RSU Pengayoman
5) Prosedur rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya a) Prosedur Klinis:
Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.
Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.
Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam pengambilan).
b) Prosedur Administratif:
Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengirim. Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
c. Pasca Rujukan
1) Menerima jawaban konsul/resume medis dan menulis di rekam medis 2) Melaksanakan saran terapi lanjutan yang disampaikan oleh rumah sakit
rujukan
3) Menempatkan pasien setelah rujukan (observasi di klinik/dikembalikan ke kamar hunian).
4) Memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh
5) Membuat laporan rujukan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan cq. Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi.
2. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi di poliklinik UPT Pemasyarakatan
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi di Poliklinik UPT Pemasyarakatan
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu e. Mencantumkan terapi sementara
f. Mencantumkan tindakan yang telah diberikan g. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk h. Pasien didampingi tenaga kesehatan saat merujuk i. Menggunakan ambulance
j. Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan
k. Melakukan komunikasidengan RS/Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim pasien
l. Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakkan 3. Sistem rujukan pelayanan kesehatan
a. Rujukan dapat dilaksanakan apabila mendapat persetujuan dari pasien dan/ atau keluarganya setelah dijelaskan oleh tenaga kesehatan yang berwenang sekurang-kurangnya mengenai:
1) Diagnosis dan terapi dan / atau tindakan medis yang diperlukan 2) Alasan dan tujuan dilakukan rujukan
3) Risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan 4) Transportasi rujukan
5) Resiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan. b. Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:
1) Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan 2) Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat
3) Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan. Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas pasien;
b) Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan
c) Diagnosis kerja
d) Terapi dan atau tindakan yang telah diberikan e) Tujuan rujukan
f) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan 4. Regionalisasi Sistem Rujukan Nasional
ALUR 1
Keterangan:
Poliklinik Lapas /Rutan/LPKA melakukan rujukan ke RS Kabupaten/Kota/Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Narapidana, Tahanan dan Anak dapat dilakukan rujukan regional 2 apabila RS Kabupaten/Kota memberi rekomendasi ke RS Rujukan regional dan seterusnya sampai ke RS Rujukan Nasional.
5. ALUR RUJUKAN DI LAPAS, RUTAN, LPKA DAN RS PENGAYOMAN
ALUR 2 ALUR RUJUKAN PASIEN GAWAT DARURAT
TAHANAN / ANAK DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
Keterangan :
*) Pengawalan awal dilakukan oleh Petugas LAPAS, RUTAN, LPKA, dan Kepolisian (bila diperlukan).
**) Jikadiperlukan Rawat Inap / Rawat Jalan di Rumah Sakit / Fasilitas Pelayanan Kesehatan luar LAPAS, RUTAN dan LPKA, pengawalan dilakukan oleh pihak penahan.
PASIEN GAWAT DARURAT DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KONDISI GAWAT DARURAT DI LAYANAN KESEHATAN LAPAS, RUTAN dan LPKA
DIAGNOSIS DAN REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA KESEHATAN
KEPALA LAPAS, RUTAN dan LPKA MEMBUAT IJIN TERTULIS PENGELUARAN TAHANAN/ANAK ATAS DASAR REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA
KESEHATAN INSTANSI PENAHAN - PEMBERITAHU AN - PERMINTAAN PENGAWALAN
PENDAMPING DARI DOKTER/ TENAGA KESEHATAN
PENGAWALAN KONDISI DARURAT
- PETUGAS KEAMANAN LAPAS, RUTAN
DAN LPKA
- POLISI *)
UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH / RS PENGAYOMAN
KEMBALI KE LAPAS, RUTAN DAN LPKA,
PENGAWALAN RAWAT INAP**)
- PETUGAS INSTANSI PENAHAN - POLISI ATAS PERMINTAAN INSTANSI
PENAHAN
TEMBUSAN: 1. DIRJENPAS 2. KAKANWIL
KEMENKUMHAM
PENGAWALAN RAWAT JALAN**)
- PETUGAS INSTANSI PENAHAN - POLISI ATAS PERMINTAAN INSTANSI
PENAHAN
ALUR 3 ALUR RUJUKAN PASIEN GAWAT DARURAT
NARAPIDANA / ANAK DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
Catatan :
*) Pengawalan awal dilakukan oleh Petugas LAPAS, RUTAN, LPKA, dan Kepolisian (bila diperlukan)
**) Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di Rumah Sakit luar LAPAS, RUTANdan LPKAPetugas kesehatan LAPAS, RUTAN dan LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS, RUTANdan LPKA
PASIEN GAWAT DARURAT DI LAPAS, RUTAN dan LPKA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KONDISI GAWAT DARURAT DI LAYANAN KESEHATAN LAPAS, RUTAN dan LPKA
DIAGNOSIS DAN REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA KESEHATAN
KEPALA LAPAS, RUTAN dan LPKA MEMBUAT IJIN TERTULIS PENGELUARAN NARAPIDANA/ANAK ATAS
DASAR REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA KESEHATAN
TEMBUSAN 1. DIRJENPAS
2. KA.KANWIL KEMENKUMHAM DAN
PENDAMPING DARI DOKTER/TENAGA KESEHATAN
PENGAWALAN
- PETUGAS PENGAMANAN LAPAS, RUTAN dan LPKA - POLISI *)
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH /
RSU PENGAYOMAN
KEMBALI KE LAPAS, RUTAN/ LPKA
RAWAT INAP
- PETUGAS KEAMANAN LAPAS, RUTAN
DANLPKA
- POLISI *)
- PETUGAS KESEHATAN **)
RAWAT JALAN
- PETUGAS KEAMANAN LAPAS, RUTANDAN
LPKA
- POLISI *)
ALUR 4 ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA
TAHANAN DI RUTAN DAN TAHANAN ANAK DI LPKA
*) Pengawalan dilakukan oleh Petugas Pihak penahan dan Kepolisian (bila diperlukan)
PIHAK PENAHAN YANG MELAKSANAKAN RUJUKAN PASIEN POLIKLINIK RUTAN/ LPKA
TAHANAN/ANAK MENGAJUKAN PERMOHONAN KEPADA PIHAK PENAHAN BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN DOKTER LUAR RUTAN
- MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK PENAHAN - MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK KELUARGA PENGAWALAN - PIHAK PENAHAN - POLISI*)
PEMERIKSAAN DAN TERAPI SEMENTARA OLEH DOKTER RUTAN/LPKA
KEPALA UPT MEMBERIKAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN DOKTER
REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER RUTAN / LPKA
DISPOSISI KEPALA RUTAN/LPKA
KEMBALI KE RUTAN dan LPKA
TEMBUSAN : 1. DIRJENPAS 2. KAKANWIL
KEMENKUMH AM
MEMBUAT BERITA ACARA SERAH TERIMA
LAYANAN KESEHATAN DI RS UMUM PEMERINTAH/RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN JAKARTA
RAWAT INAP
- PIHAK PENAHAN RAWAT JALAN
- PIHAK PENAHAN
ALUR 5
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA
NARAPIDANA DI LAPAS DAN NARAPIDANA ANAK DI LPKA DI SATU KOTA / KABUPATEN DALAM SATU PROVINSI
Keterangan:
*) Pengawalan oleh Petugas LAPAS /LPKA danpetugas Kepolisian (bila memungkinkan) **) Apabila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS/LPKAmaka Petugas
kesehatan LAPAS/LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS /LPKA.
PASIEN POLIKLINIK LAPAS/LPKA
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
KEPALA UPT
PENGAWALAN
- PETUGAS PENGAMANAN LAPAS/LPKA - PIHAK KEPOLISIAN*)
PEMERIKSAAN DAN TERAPI SEMENTARA OLEH DOKTER/TENAGA KESEHATAN LAPAS/LPKA
KEPALA LAPAS / LPKA MEMBUAT IJIN TERTULIS PENGELUARAN NARAPIDANA/ANAK ATAS DASAR
REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA KESEHATAN
REKOMENDASI RUJUKAN DOKTERLAPAS /LPKA
DISPOSISI KEPALA LAPAS /LPKA
LAYANAN KESEHATAN DI RS UMUM PEMERINTAH / RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN
MENGINFORMASIKAN KEPADA PIHAK KELUARGA PENDAMPING DARI
DOKTER/TENAGA KESEHATAN
KEMBALI KE LAPAS/LPKA
RAWAT INAP RAWAT JALAN
PENGAWALAN - PETUGAS PENGAMANAN LAPAS,LPKA - PIHAK KEPOLISIAN *) - PETUGAS KESEHATAN LAPAS/LPKA**) TPP UPT TEMBUSAN : 1. DIRJENPAS 2. KAKANWIL KEMENKUMH AM
ALUR 6
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA NARAPIDANA DAN ANAK DI LAPAS/LPKA
ANTAR KOTA / KABUPATEN DALAM SATU PROVINSI
Keterangan:
*) Pengawalan oleh Petugas Kepolisian (bila diperlukan)
**)Pemindahan sementara/Penitipan Narapidana/Anak dilakukan di Lapas/LPKA yang
terdekat dengan rumah sakit rujukan sesuai dengan rekomendasi hasil TPP Kanwil dan melaporkan ke Direktur Jenderal Pemasyarakatan cq. Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi.
Kembali ke Lapas/Rutan Rawat Inap
Rawat Jalan
PASIEN POLIKLINIK LAPAS,/LPKA
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
KEPALA UPT
PENGAWALAN
- PETUGAS PENGAMANAN LAPAS/LPKA - PIHAK KEPOLISIAN *)
PEMERIKSAAN DAN TERAPI SEMENTARA OLEH DOKTER/TENAGA KESEHATAN LAPAS/ LPKA
KEPALA LAPAS /LPKA MENGAJUKAN PERMOHONAN TERTULIS PENGELUARAN NARAPIDANA/ANAK KEPADA KAKANWIL ATAS DASAR REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA
KESEHATAN MELALUI TPP UPT
REKOMENDASI RUJUKAN DOKTERLAPAS/ LPKA
DISPOSISI KEPALA LAPAS /LPKA
LAYANAN KESEHATAN DI RS UMUM PEMERINTAH / RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN JAKARTA
- MENGINFORMASIKAN KEPADA PIHAK KELUARGA MEMBERITAHUKAN KPD UPT TUJUAN NARAPIDANA/ ANAK DITITIPKAN PENDAMPING DARI DOKTER/TENAGA KESEHATAN
KEMBALI KE LAPAS /LPKA
RAWAT INAP RAWAT JALAN
- PEMINDAHAN SEMENTARA/PENITIPAN
NARAPIDANA/ANAK DI LAPAS, RUTAN DANLPKA TERDEKAT DENGAN RSUP RUJUKAN
- PENGAWASAN KESEHATAN DILAKUKAN
PETUGAS KESEHATAN LAPAS /LPKA**)
KAKANWIL MEMBERIKAN IZIN TERTULIS ATAS REKOMENDASI TPP TEMBUSAN DITJENPAS
1. Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS dan LPKAmaka wajib dikawal (dijaga) oleh Petugas LAPAS dan LPKA yang menjadi tempat penitipan dan jika diperlukan dapat meminta bantuan Petugas Kepolisian, Petugas kesehatan LAPAS, dan LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS dan LPKA.
2. Apabila masuk kriteria penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan terus menerus sepanjang hidupnya maka Narapidana dapat dipindahkan secara permanen sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku
3. Apabila Narapidana dinyatakan sembuh dan dikuatkan oleh surat keterangan dokter agar Lapas Tempat Penitipan segera membuat surat kepada UPT asal yang menitipkan untuk segera menjemput Narapidana yang dititipkan.
ALUR 7
ALUR RUJUKAN PASIEN TERENCANA NARAPIDANA DAN ANAK DI LAPAS/LPKA
ANTAR PROVINSI / WILAYAH
Keterangan :
1. Pengawalan oleh Petugas LAPAS /LPKA, dan Kepolisian (bila diperlukan)
PASIEN POLIKLINIK LAPAS, RUTAN DAN LPKA
NARAPIDANA/ANAKMEMERLUKAN PERAWATAN LANJUTAN MELALUI TIM KESEHATAN KEPADA
KEPALA UPT
PENGAWALAN
- PETUGAS PENGAMANAN LAPAS/LPKA - PIHAK KEPOLISIAN (JIKA DIPERLUKAN) *)
PEMERIKSAAN DAN TERAPI SEMENTARA OLEH DOKTER/TENAGA KESEHATAN LAPAS/ LPKA
KEPALA LAPAS/ LPKA MENGAJUKAN PERMOHONAN TERTULIS PENGELUARAN NARAPIDANA/ANAK ATAS DASAR REKOMENDASI RUJUKAN DOKTER/TENAGA KESEHATAN MELALUI
TPP UPT
REKOMENDASI RUJUKAN DOKTERLAPAS/ LPKA
DISPOSISI KEPALA LAPAS, /LPKA
LAYANAN KESEHATAN DI RS UMUM PEMERINTAH / RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN
MENGINFORMASIK AN KEPADA PIHAK KELUARGA DAN MEMBERITAHUKA N KPD UPT TUJUAN NARAPIDANA/ ANAK DITITIPKAN PENDAMPING DARI DOKTER/TENAGA KESEHATAN
KEMBALI KE LAPAS / LPKA PENITIPAN
RAWAT INAP RAWAT JALAN
DIRJENPAS MEMBERIK AN IZIN MELALUI TPP DITJENPAS - PEMINDAHAN SEMENTARA/PENITIPAN
NARAPIDANA/ANAK DI LAPAS, RUTAN DAN LPKA TERDEKAT DENGAN RSUP RUJUKAN
- PENGAWALAN DILAKUKAN PETUGAS
PENGAMANAN LAPAS, RUTANDAN LPKA **) KAKANWIL MENERUSKAN PERMOHONAN IZIN RUJUKAN KEPADA DIRJEPAS KEMELALUI TPP KANWIL
2. Pemindahan/Penitipan sementara Narapidana dan Anak dilakukan di Lapas/Rutan, /LPKA yang terdekat dengan rumah sakit rujukan sesuai dengan rekomendasi hasil TPP Kanwil dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
3. Bila dilakukan Rawat Inap / Rawat Jalan di luar LAPAS dan LPKAmaka wajib dikawal (dijaga) oleh Petugas LAPASdan LPKA yang menjadi tempat penitipan dan jika diperlukan dapat meminta bantuan Petugas Kepolisian, Petugas kesehatan LAPAS, dan LPKA wajib melaksanakan kontrol terhadap pasien secara berkala dan melaporkan perkembangan secara tertulis kepada kepala LAPAS danLPKA
4. Apabila masuk kriteria penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan terus menerus sepanjang hidupnya maka Narapidana dapat dipindahkan secara permanen sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku
5. Apabila Narapidana dinyatakan sembuh dan dikuatkan oleh surat keterangan dokter agar Lapas Tempat Penitipan segera membuat surat kepada UPT asal yang menitipkan untuk segera menjemput Narapidana yang dititipkan.
ALUR 8 ALUR RUJUKAN
PASIEN NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DI RSU PENGAYOMAN CIPINANG
Keterangan:
*)Pengawalan oleh pihak kepolisian
**) Pengamanan pasien selama dirawat di RS Rujukan menjadi tanggung jawab UPT Asal
PASIEN GAWAT DARURAT DI RSU PENGAYOMAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KONDISI GAWAT DARURAT / EMERGENCY DI RSU PENGAYOMAN
STABIL
TIM DOKTER RSU PENGAYOMAN MEMBUAT REKOMENDASI RUJUKAN KEPADA PIHAK LAPAS/RUTAN
/LPKA DIKETAHUI PIMPINAN RSU PENGAYOMAN
TIDAK STABIL/PERBURUKAN KEMBALI KE LAPAS/ RUTAN/ LPKA
PASIEN DIANTAR OLEH PIHAK LAPAS/RUTAN KE RS RUJUKAN KAMAR JENAZAH KEMBALI KE RSU PENGAYOMAN TIM DOKTER MEMBERIKAN
REKOMENDASI RUJUKAN
KEPADA PASIEN YANG
MEMERLUKAN PERAWATAN DAN PENATALAKSANAAN LEBIH KANJUT MANAJEMEN RSU PENGAYOMAN MEMBERITAHUKAN KEPADA UPT ASAL UNTUK
TANGGUNG JAWAB
PENGAMANAN PASIEN DI RS RUJUKAN**)
TIM MEDIS RSU PENGAYOMAN MELAKUKAN MONITORING PASIEN DI RS RUJUKAN SERAH TERIMA KELUARGA/ LAPAS/RUTAN/ LPKA
KEMBALI KE UPT ASAL RAWAT
INAP
MENINGGAL
PASIEN DIANTAR:
- PERAWAT/DOKTER DAN TENAGA PENGAMANAN RSU PENGAYOMAN
Tabel 5. SOP Observasi
SATUAN KERJA
Nomor SOP 01 Tanggal Pembuatan Juli 2018 Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Unit Kerja Nama SOP
SOP Observasi
Lapas/Rutan/LPKA
Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana
1 Undang Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan; 1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
2. Memiliki kemampuan penanganan kasus kegawatdaruratan 3. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang kriteria
rujukan 2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan;
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
4
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
5 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 12/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional; 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Peralatan/perlengkapan:
Keterkaitan: 1. Stetoskop 2. Tensimeter 3. Termometer 4. Pen Light 5. ATK Peringatan
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka pelayanan kesehatan di Lapas/Rutan/LPKA dan RSU Pengayoman tidak optimal menyebabkan kematian
No Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Keterangan Staf
Poliklinik Perawat Dokter Kelengkapan Waktu Output 1
Menerima pendaftaran
Tahanan/WBP
Form pendaftaran,
ATK 2 Menit Pasien terdaftar 2 Mengambil
rekam medis
Rekam medis, ATK 2 Menit Rekam medis
3 Melakukan anamnesa terhadap Tahanan/WBP
Emergency kit 5 Menit Pasien di
anamnesa
4
Melakukan pemeriksaan tanda vital dan BB Tensimeter, stetoskop,timbangan, termometer
5 Menit Tanda vital
diketahui 5 Melakukan pemeriksaan fisik Tensimeter, stetoskop,timbangan, termometer 10 Menit Keluhan pasien diketahui 6 Menganjurkan pemeriksaan Laboratorium
Form laboratorium 2 Menit Form lab diisi
7. Menegakkan diagnosis, memberi resep dan instruksi tindakan
Rekam medis, resep 5 Menit Diagnosis
NO Kegiatan
Pelaksana
Mutu Baku Keterangan
Staf
Poliklinik Perawat Dokter Kelengkapan Waktu Output
8
Menerima catatan perkembangan pasien dari dokter dan menjalankan instruksi dokter Form catatan perkembangan, ATK
2 Menit Instruksi dokter
diterima
9 Observasi selama 1
x 24 jam
Emergency kit,
ATK 24 Jam Pasien diobservasi 10
Melaporkan kondisi hasil observasi 1 x 24 jam kepada dokter
Catatan perawat 5 Menit Hasil observasi dilaporkan 11 Memutuskan untuk rawat inap / rawat jalan dalam Lapas/Rutan/LPKA atau rujuk RS Rujukan/Fasilitas Kesehatan Form rawat inap, form rujukan 5 Menit
Pasien di rawat inap dalam lapas/ Rutan/LPKA atau dirujuk RS Rujukan/fasilitas kesehatan
Tabel 6. SOP Rujukan
SATUAN KERJA
Nomor SOP 01 Tanggal Pembuatan Juli 2018 Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Unit Kerja Nama SOP
SOP Rujukan Lapas/Rutan/LPKA/RSU Pengayoman
Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana
1 Undang Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
2. Memiliki kemampuan penanganan kasus kegawatdaruratan 3. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang kriteria rujukan
2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan
3 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
5
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
Peralatan/perlengkapan: 1. Medical Record 2. Form Rujukan 3. Emergency Kit 4. Kursi Roda 5. Ambulance 6. ATK 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Keterkaitan
Peringatan Apabila SOP tidak dilaksanakan maka pelayanan kesehatan di
Lapas/Rutan/LPKA dan RSU Pengayoman tidak optimal menyebabkan kematian No Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Keterangan Dokter Perawat/ Staf Poliklinik Kepala UPT Kabid/Kasi/ Ka.KPLP/ KPR/ Kasubsi Tenaga Pengamanan
Kelengkapan Waktu Output
1
Membuat surat rujukan dan rekam
medis Form Rujukan, ATK 5 Menit Surat Rujukan dan rekam medis 2 Menyerahkan Surat Rujukan Kepada Kepala UPT Form Surat
Rujukan, ATK 2 Menit
Surat rujukan diterima 3 Memerintahkan Kepada Kabid /Kasi/Ka.KPLP/KaPR /Kasubsi terkait pengawalan rujukan dan untuk mempersiapkan ambulance Form lembar disposisi 2 Menit Surat Perintah dibuat Terkait Pejabat Pelaksana menyesuai kan dengan Orta UPT Pemasyara katan 4
Membuat surat ijin rujukan, pengawalan, dan pengeluaran Tahanan, Narapidana dan Anak atau surat pemberitahuan kepada Instansi Penahan
Surat Perintah 2 Menit Surat ijin
5
Menandatangani surat ijin rujukan dan surat tugas pengawalan serta surat pemberitahuan kepada instansi penahan
Form surat rujukan, surat ijin, surat tugas pengawalandan surat pemberitahuan 1 Menit Surat ijin pengeluaran dan pemberitahuan serta surat tugas ditandatanga ni 6 Melakukan Koordinasi dengan RS tujuan rujukan
Telepon 5 Menit Koordinasi
dilaksanakan 7. Merujuk Pasien
Ambulance, Surat Perintah dan Surat Rujukan
60
Tabel 7. SOP Pasca Rujukan
SATUAN KERJA
Nomor SOP 01 Tanggal Pembuatan Juli 2018 Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Unit Kerja Nama SOP
SOP Pasca Rujukan Lapas/Rutan/LPKA/RSU Pengayoman
Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana 1 Undang Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik 2. Memiliki kemampuan penanganan tindakan medis
2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan
3 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
5
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan
Tahanan; Peralatan/perlengkapan:
1. ATK
2. Resume Rawat/Jawaban Konsul 3. Stetoskop
4. Tensimeter 5. Termometer 6. Timbangan 6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Keterkaitan
No Kegiatan
Pelaksana
Mutu Baku Keterangan
Perawat Dokter
Pejabat
berwenang Kelengkapan Waktu Output
1 Menerima resume rawat/jawaban konsultasi Resume rawat/jawaban konsultasi, ATK 2 Menit Resume rawat/jawaban konsultasi diterima 2 Menyerahkan resume rawat/jawaban konsultasi
Resume Rawat/Jawaban Konsul, ATK 1 Menit Resume rawat/jawaban konsultasi diserahkan 3 Menerima resume rawat/jawaban konsultasi dan pasien pasca rujukan
Resume rawat/ jawaban konsultasi, 1 menit Resume rawat/jawaban konsul dan pasien diterima 4 Membaca resume rawat/jawaban konsultasi dan pasien pasca rujukan
Resume rawat/jawaban konsultasi 5 Menit Resume rawat/jawaban konsul dan pasien dibaca 5 Memeriksa pasien pasca rujukan
Stetoskop, tensimeter, senter, termometer 5 Menit Pasien diperiksa 6 Mencatat hasil resume rawat inap/jawaban konsultasi kedalam rekam medis Resume rawat/jawaban
konsultasi, rekam medis, ATK
5 Menit
Rekam medis tercatat
7 Membuat rekomendasi apakah pasien dikembalikan ke blok/diobservasi di klinik Lapas/Rutan/LPKA
Form Rekomendasi medis 1 Menit
Rekomendasi medis dibuat
8 Membuat laporan
pasca rujukan Form laporan, rekam medis, ATK
10 Menit Laporan 9 Menyerahkan laporan rujukan Laporan 1 menit Laporan diserahkan 10 Menerima laporan rujukan Laporan 1 menit Laporan diterima
Tabel 8. SOP Rujukan Spesimen
SATUAN KERJA
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan Juli 2018 Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Januari 2019
Disahkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Unit Kerja Nama SOP
SOP Rujukan Spesimen
Lapas/Rutan/LPKA/RS Pengayoman
Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana
1 Undang Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik 2. Memiliki Kemampuan Sampling Darah 2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan; Peralatan/perlengkapan:
4
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;
1. Spuit 2. Torniquet 3. Kapas Alkohol 4. Needle, wing needle 5. Vacum tube 6. Blood Container 7. Plester 8. Lancet 9. Pot Urine 10. Pot Sputum 11. Tabung Vacutainer 5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional 6
Keputusan Menteri Kesehatan RI No 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Keterkaitan
No Kegiatan
Pelaksana
Mutu Baku Keterangan
Petugas Administratif/ staf poliklinik Lapas/Rutan
Analis Pihak ketiga Dokter Kelengkapan Waktu Output
1 Menerima Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium Form Permintaan pemeriksaan, ATK 1 Menit Form permintaan pemeriksaan diterima 2 Melakukan verifikasi identitas pasien Form permintaan, ATK 2 Menit Identitas pasien diverifikasi 3 Menyiapkan peralatan pengambilan sampel (darah, urin, sputum) Spuit, Torniquet, kapas alkohol, needle,vacum tube, plester, urin pot 2 Menit Peralatan disiapkan 4 Menuliskan data pasien pada tabung vacutainer, pot sputum steril, pot urin Tabung vacutainer, pot sputum, pot urine 2 Menit Tabung vacutainer/pot sputum, pot urin diberi label data pasien 5 Mengambil sampel pasien (darah, urin, sputum) Spuit, Torniquet, kapas alkohol, needle,vacum 3 Menit Sampel diambil
tube, plester, urin pot 6 Mempersiapkan pengiriman sampel atau spesimen rujukan (darah, urin, sputum) Blood container, spesimen 2 Menit Spesimen dipacking 7. Melakukan pengiriman sampel atau spesimen rujukan ke laboratorium Ambulance, Surat Perintah dan Surat Rujukan 30 Menit Sampel atau spesimen dikirim 8. Menerima hasil pemeriksaan laboratorium dari laboratorium rujukan Hasil pemeriksaan 1 Menit Hasil pemeriksaan diterima 9. Mengarsipkan hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan 1 Menit Hasil pemeriksaan diarsipkan 10. Menyerahkan hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan 1 Menit Hasil pemeriksaan diserahkan 11. Menerima hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan 1 Menit Hasil pemeriksaan diterima
I. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
Jangka Waktu penyelesaian kegiatan perawatan kesehatan rujukan dibagi per kegiatan sebagai berikut:
Table 9. Jangka Waktu Penyelesaian perawatan kesehatan rujukan
No Kegiatan Output Penanggung Jawab Waktu
1 Observasi
1. Pasien terdaftar 2. Rekam medis 3. Pasien dianamnesa 4. Tanda vital diketahui 5. Keluhan pasien diketahui 6. Formulir laboratorium diisi 7. Diagnosis ditegakkan 8. Pasien diobservasi
9. Pasien dirawat inap / rawat jalan di dalam Lapas, Rutan, LPKA atau dirujuk ke RS Rujukan Pemerintah/layanan kesehatan
1. Staf Poliklinik 2. Perawat 3. Dokter
25 Jam 14 menit
2 Rujukan
1. Surat rujukan dan rekam medis 2. Surat perintah
3. Surat ijin rujukan 4. Surat tugas pengawalan 5. Surat pemberitahuan 6. Pasien dirujuk 1. Kepala UPT 2. Kabid/Kasi/Ka.KPLP/KPR/Kasubsi 3. Dokter 4. Perawat/staf poliklinik 5. Tenaga Pengamanan 77 menit 3 Pasca Rujukan 1. Resume rawat 2. Jawaban konsultasi 3. Rekam medis 1. Pejabat berwenang 2. Dokter 3. Perawat 32 menit
J. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (TERLAMPIR)
RANCANGAN INSTRUMEN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN INSTANSI :
Jumlah penghuni :
TAHUN : 2018 Jumlah WBP baru tahun ini :
PENILAIAN PENJELASAN PILIHAN
JAWABAN JAWABA N NIL AI % Data dukung A INPUT (10)
I. SUMBER DAYA MANUSIA (5) 5 5 100%
1 KUANTITAS (2) 2
1 Apakah ada tenaga dokter yang melaksanakan Observasi?
a. Tidak tersedia; (skor 0) b. Tersedia; (skor 1)
c. Tersediatapi dari Puskesmas; (skor 0,75)
A/B/C B 1 SK
2 Apakah ada Tenaga
Perawatanyang melaksanakan Observasi ?
a. Tidak tersedia; (skor 0) b. Tersedia, dari pihak ketiga
(Dinkes/RS/Puskesmas);(skor 0,75)
c. Tersedia, petugas internal dari Lapas/Rutan; (skor 1)
A/B/C C
1
SK
3 Apakah ada tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan rujukan?
a. Tidak tersedia; (skor 0) b. Tersedia, dari pihak ketiga
(Dinkes/RS/Puskesmas); (skor 0,75)
c. Tersedia, petugas internal dari Lapas/Rutan; (skor 1)
4 Apakah ada tenaga pengawalan yang bertugas mengawal rujukan?
a. Tidak tersedia; (skor 0)
b. Tersedia, dari pihak ketiga (Polri/TNI);(skor 0,25)
c. Tersedia, petugas internal dari Lapas/Rutan; (skor 0,75)
d. Tersedia, petugas internal dari Lapas/Rutan/LPKA/RS
Pengayoman dan pihak ketiga (Polri/TNI); (skor 1)
A/B/C/D D 1
SK
5 Apakah ada Tenaga Pengemudi ambulance?
a. Tidak tersedia; (skor 0)
b. Tersedia, namun bukan khusus ambulance); (skor 0,75)
c. Tersedia, tenaga khusus ambulance;(skor 1)
A/B/C C 1 SK
2 KUALITAS (3) 3 4 100%
1 Apakah kualifikasi pendidikan petugas kesehatan yang
melakukan observasi rujukan ?
a. Sesuai standar; (skor 1)
b. Sudah ada tetapi tidak sesuai standar;( skor 0,75)
c. Tidak sesuai standar; (skor 0)
A/B/C A 1
Sertifikasi pendidikan
2 Apakah kualifikasi pendidikan petugas pengawalan yang melaksanakan rujukan sudah sesuai dengan standar ?
a. sesuai standar (minimal SMA); (skor 1)
b. sudah ada tetapi tidak sesuai standar; (skor 0,75)
c. tidak sesuai standar; (skor 0)
A/B/C A 1
Sertifikasi pendidika
n
3 Apakah petugas Pengemudi ambulance yang melaksanakan rujukan mengetahui tatalaksana kegawatdaruratan?
a. pernah mengikuti
pelatihan/magang dan sudah mempunyai sertifikat;(skor 1) b. pernah mengikuti
pelatihan/magang namun belum mempunyai sertifikat; (skor 0,75) c. belum pernah mengikuti
A/B/C A 1
Sertifikasi pelatihan
pelatihan/magang; (skor 0)
4 Apakah tenaga administrasi yang bertugas untuk melakukan pencatatan terhadap layanan rujukan pernah mengikuti pelatihan komputer dasar?
a. pernah mengikuti
pelatihan/magang dan sudah mempunyai sertifikat; (skor 1) b. pernah mengikuti
pelatihan/magang namun belum mempunyai sertifikat;(skor 0,75) c. belum pernah mengikuti
pelatihan/magang; (skor 0)
A/B/C A 1
Sertifikasi Komputer
II. SARANA DAN PRASARANA (3) 3 5 100%
1 KUANTITAS (1,5) 1,5 1,5 100%
1 Apakah ruangan khusus untuk melakukan observasi kesehatan Rujukan sudah tersedia sesuai Standar?
a. Ada, jumlahnya sesuai standar b. Ada, menggunakan ruangan
yang multifungsi c. tidak ada
A/B/C A 1
2 Apakah tersedia formulir Rujukan?
a. Ada
b. tidak ada A/B A 1 Formulir
3 Apakah tersedia Emergency Kit? a. Ada
b. tidak ada A/B A 1 Formulir
4 Apakah tersedia Ambulance? a. Ada
b. tidak ada A/B A 1
5 dalam hal tidak terpenuhinya kuantitas sarana dan prasarana apakah ada upaya lain untuk memenuhi kuantitas tersebut ?
a. bekerja sama dengan donor/pihak ketiga/Pemerintah Daerah
setempat
b. Pengadaan dengan optimalisasi anggaran yang ada
c. tidak terdapat upaya pemenuhan kuantitas