• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Silver Dollar (Metynnis hypsauchen) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang berasal dari perairan Amerika Selatan. Sistem resirkulasi dalam pembenihan dapat meningkatkan padat tebar serta sintasan dan pertumbuhan benih ikan silver dollar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan silver dollar (Metynnis hypsauchen) dalam sistem resirkulasi. Ikan uji yang digunakan adalah benih berukuran panjang 2,13±0,02 cm dengan bobot 0,22±0,02 g. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan A (1 ekor/ L), B (2 ekor/L), C (3 ekor/L), dan D (4 ekor/L) dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Ikan dipelihara dalam akuarium resirkulasi berukuran 40 cm x 25 cm x 40 cm dan diberi pakan pelet sebanyak 5% biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 3x/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan kepadatan tidak memberikan pengaruh terhadap sintasan, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan dan sintasan terbaik adalah perlakuan A (kepadatan 1 ekor/L).

KATA KUNCI: Metynnis hypsauchen, resirkulasi, padat tebar, pertumbuhan, sintasan PENDAHULUAN

Ikan silver dollar (Metynnis hypsauchen), atau striped silver dollar merupakan salah satu ikan hias air tawar yang berasal dari perairan Amerika Selatan, mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dan digemari oleh pecinta ikan hias, hal ini disebabkan karena bentuk tubuhnya yang unik seperti piran-ha (Anonymous, 2010a; Bellies, 2010; Willson, 2010) dan warna yang menarik yaitu keperakan dan bervariasi dengan warna kemerahan pada sirip-siripnya. Selain itu, ikan silver dollar juga merupakan komoditas ekspor, sehingga ikan silver dollar ini mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan sebagai ikan komersil.

Ikan dari daerah tropis ini memiliki gerakan yang khas yaitu bergerombol/berkelompok 5–6 ekor dan bisa melompat spontan ke luar akuarium bila terkejut silver dollar dapat hidup optimal pada pH air 6,0–7,5 dan suhu optimal 24°C–28°C (Bellies, 2010; Willson, 2010). Silver dollar menyukai perairan yang lembut dengan hardness 15dGH (Bellies, 2010), kandungan amonia dan nitrit nol (Willson, 2010). Ikan yang termasuk family Characidae ini adalah jenis ikan vegetarian/herbivora (Foster & Smith, 2010; Bellies, 2010; Willson, 2010; Anonymous, 2010c) meskipun ada yang menggolongkan sebagai omnivora (Anonymous, 2010(1); Anonymous, 2010(2)).

Menurut Bellies (2010), klasifikasi ikan silver dollar adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata

Classes: Actinopterygii Ordo : Characiformes Familia: Characidae

Genus : Metynnis

Species: Metynnis hypsauchen

Perbedaan antara ikan jantan dan betina, yaitu jantan memiliki tubuh yang lebih langsing dan ditandai dengan warna sirip anal yang sedikit kemerahan, sedangkan pada ikan betina memiliki sirip anal yang berwarna lebih merah. Menurut Yeo (1982), metynnis mencapai dewasa pada umur kurang lebih 12 bulan dengan panjang 7,6–8,9 cm dan satu ekor induk silver dollar ketika memijah bisa

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH

IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI

Tutik Kadarini*), Lili Sholichah*), dan Marendra Gladiyakti**) *) Balai Riset Budidaya Ikan Hias

Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok E-mail: lili.bihatdepok@gmail.com **) Universitas Diponegoro, Semarang

(2)

menghasilkan 2000 telur (Bellies, 2010). Silver dollar di alam merupakan ikan yang hidup di sungai dan dapat dipelihara pada perairan yang tenang, kolam, dan akuarium (Richard, 2004).

Budidaya ikan silver dollar (Metynnis hypsauchen) ini telah berkembang di Indonesia terutama setelah diintroduksi sebagai ikan hias yang berasal dari Amerika Selatan. Pengembangan usaha budidaya ikan silver dollar masih banyak mengalami kendala, di antaranya adalah rendahnya produksi benih yang dihasilkan oleh para petani. Hal ini karena para petani ikan memiliki sarana dan prasarana produksi yang terbatas.

Peningkatan produksi benih ikan silver dollar dapat dilakukan melalui pengaturan padat penebaran dengan sistem resirkulasi. Menurut Zonneveld et al., 1991, sistem resirkulasi merupakan aplikasi lanjutan dari sistem budidaya air mengalir, yaitu sistem pemeliharaan ikan di mana air yang sudah dipakai tidak dibuang melainkan diolah kembali sehingga bisa dimanfaatkan lagi. Penggunaan sistem resirkulasi diharapkan bisa meningkatkan daya dukung media budidaya, karena air yang digunakan dapat terkontrol dengan baik, efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan untuk kehidupan maupun pertumbuhan ikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan silver dollar (Metynnis hypsauchen) dalam sistem resirkulasi.

BAHAN DAN METODE Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih silver dollar (Metynnis hypsauchen) yang berumur satu bulan dengan panjang rata-rata 2,13±0,02 cm dengan bobot 0,22±0,02 g. Benih ikan uji diperoleh dari petani ikan di daerah Depok. Penelitian ini terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan

A = padat tebar 1 ekor/L B = padat tebar 2 ekor/L C = padat tebar 3 ekor/L D = padat tebar 4 ekor/L

Wadah Pemeliharaan

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan benih ikan silver dollar adalah 12 buah akuarium dengan ukuran 40 cm x 25 cm x 40 cm dan 2 buah tangki plastik sebagai unit pengolahan air. Setiap akuarium diisi air sebanyak 36 L dan dilengkapi dengan aerasi. Air yang digunakan berasal dari air sumur yang sebelumnya sudah diendapkan dan diaerasi dalam bak-bak tandon selama 24 jam.

Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan dengan menggunakan sistem resirkulasi. Pada sistem ini, air dari akuarium dialirkan menuju filter fisik melalui pipa saluran pengumpul. Air akan disaring di dalam filter fisik dengan volume 120 L yang berupa dakron, arang, zeolit, dan kerikil, kemudian dipompa kembali masuk ke akuarium dengan debit air 1 L/menit. Sebelum digunakan, sistem resirkulasi dijalankan terlebih dahulu satu minggu, agar bakteri pengurai dalam filter budidaya tumbuh dan berkembang.

Pakan

Pakan yang diberikan pada ikan uji adalah pakan buatan dengan merek dagang “Charoen pokphand” berbentuk butiran pelet kecil ukuran 1,8–2,0 mm dengan kandungan protein 40%, lemak 6%, serat kasar 3%, dan kadar air 11%. Persentase pemberian pakan sebanyak 5% dari bobot total ikan uji, dengan frekuensi tiga kali sehari.

Parameter yang Diamati

Sampling pertama dilakukan pada awal percobaan dan selanjutnya setiap 10 hari sekali sampai 50 hari pemeliharaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah sintasan, pertumbuhan mutlak,

(3)

pertumbuhan panjang total, laju pertumbuhan spesifik, dan kualitas air. Pengukuran terhadap pa-rameter yang diamati adalah sebagai berikut:

Sintasan/SR (Zonneveld, 1991)

Keterangan: SR = Sintasan (%)

Nt = Jumlah benih pada akhir penelitian (ekor) No = Jumlah benih pada awal penelitian (ekor)

Pertumbuhan bobot mutlak (Effendie, 1997)

Keterangan:

∆W = Pertambahan bobot (g)

Wt = Bobot ikan pada akhir penelitian (g) Wo = Bobot ikan pada awal penelitian (g)

Laju pertumbuhan spesifik (Effendie, 1997)

Keterangan:

SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) Wt = Bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g) Wo = Bobot ikan pada awal pemeliharaan (g) t = Lama pengamatan (hari)

Pertumbuhan Panjang Total (Effendie, 1997)

Keterangan:

∆L = Pertambahan panjang (cm)

Lt = Panjang ikan pada akhir penelitian (cm) Lo = Panjang ikan pada awal penelitian (cm)

Kualitas Air

Suhu air diamati setiap hari (pagi, siang, dan sore), sedangkan oksigen terlarut, pH, dan amoniak diamati setiap sampling (setiap 10 hari).

Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sintasan, pertumbuhan bobot individu mutlak, pertumbuhan panjang total dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan silver dollar dalam bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan program SPSS 12.0. Sedangkan data kimia air akan dianalisis secara deskriptif. Apabila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01) akibat perlakuan yang diberikan maka dilakukan uji pembanding wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antar perlakuan.

100% x No Nt SR = Wo Wt W = ∆ 100% x t Wo ln Wt ln SGR = Lo -Lt L = ∆

(4)

HASIL DAN BAHASAN Sintasan (SR)

Nilai rata-rata sintasan berkisar dari 96,30% sampai 98,15%. Sintasan perlakuan A, B, C, dan D berturut-turut sebesar 98,15%; 97,22%; 96,91%; dan 96,30%. Hasil dari perlakuan padat penebaran selama penelitian didapatkan bahwa sintasan ikan silver dollar tergolong tinggi, yaitu berkisar antara 96,30% sampai 98,15% hal ini disebabkan oleh adanya sistem resirkulasi yang baik. Menurut Satyani (2001), kualitas air untuk budidaya akan terjaga mutunya melalui penerapan sistem resirkulasi, selain itu, dengan sistem ini dapat memperpendek waktu panen dan tingkat sintasan ikan akan semakin tinggi. Dari hasil pengamatan, kualitas air semua perlakuan relatif baik, hal ini disebabkan sistem resirkulasi menyaring air pemeliharaan yang sudah kotor dengan filter agar menjadi air bersih yang layak untuk digunakan kembali.

Kematian yang terjadi selama penelitian, diduga oleh sifat ikan silver dollar yang agresif dan kanibal terhadap ikan silver dollar lainnya yang lebih lemah. Selain itu, kematian disebabkan oleh ruang gerak ikan semakin sempit yang menyebabkan terjadi persaingan hidup dan mencari makan. Hal ini sesuai dengan pendapat Stickney (1979), yang mengatakan bahwa semakin meningkatnya padat penebaran dari ikan yang dipelihara maka persaingan di antara individu juga akan meningkat, terutama persaingan untuk memperebutkan ruang gerak sehingga individu yang kalah akan terganggu sintasannya.

Pertumbuhan Bobot Mutlak

Nilai rata-rata pertumbuhan bobot mutlak berkisar dari 3,79 sampai 4,46 g. Pertumbuhan bobot mutlak benih silver dollar perlakuan A, B, C, dan D berturut-turut sebesar 4,46 g; 3,96 g; 3,93 g; dan 3,79 g. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan kepadatan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot ikan silver dollar. Setelah diketahui bahwa perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata, kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diujicobakan.

Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan input energi yang berasal dari makanan yang akan digunakan oleh tubuh untuk pergerakan, metabolisme dasar, proteksi organ seksual, perawatan bagian tubuh, dan mengganti sel-sel yang telah rusak (Effendie, 1997).

Kompetisi ruang gerak dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, dikarenakan dengan padat tebar berbeda dalam wadah yang luasannya sama pada masing-masing perlakuan, dimungkinkan terdapat persaingan dalam hal kesempatan mendapatkan pakan. Pada perlakuan dengan padat tebar yang tinggi, penurunan pertumbuhan ikan silver dollar diduga dipengaruhi oleh ruang gerak yang semakin sempit, sehingga peluang memperoleh pakan akan semakin kecil, walaupun jumlah pakan yang diberikan pada semua perlakuan sama yaitu 5% x bobot badan/hari. Keadaan tersebut menyebabkan kondisi ikan lemah sehingga pemanfaatan pakan tidak optimal, hal ini mengakibatkan pertumbuhan ikan terganggu dan akhirnya menjadi lambat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handajani (2002),

Tabel 1. Data sintasan (%) benih ikan silver dollar (M. hypsauchen) pada padat penebaran yang berbeda

(5)

bahwa peningkatan kepadatan mempengaruhi proses fisiologi dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologi ikan, hal ini menyebabkan pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan sintasan mengalami penurunan.

Pertumbuhan Panjang Total (cm)

Nilai rata-rata pertumbuhan panjang total berkisar dari 3,31 sampai 3,70 cm. Pertumbuhan panjang total perlakuan A, B, C, dan D berturut-turut sebesar 3,70 cm; 3,35 cm; 3,32 cm; dan 3,31 cm. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan kepadatan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang total ikan silver dollar. Setelah diketahui bahwa perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata, kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diujicobakan (Tabel 4).

Uji wilayah ganda Duncan memperlihatkan bahwa adanya perlakuan padat penebaran memberikan pengaruh nyata antara perlakuan A terhadap perlakuan B, perlauan C dan perlakuan D. Sedangkan

Tabel 2. Pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan silver dollar (M. hypsauchen) pada padat penebaran yang berbeda

1 2 3

A (1 ekor/L) 4,60 4,44 4,33 4,46a ± 0,14

B (2 ekor/L) 3,78 3,85 4,25 3,96b ± 0,25

C (3 ekor/L) 3,95 3,82 4,02 3,93b ± 0,10

D (4 ekor/L) 4,04 3,64 3,70 3,79bc ± 0,22

Perlakuan Ulangan Rataan ± SD

Huruf superscript yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (a) (P<0,05) dan sangat nyata (bc) (P<0,01), sedang huruf (b) yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)

Tabel 3. Pertumbuhan panjang total (cm) benih ikan silver dollar (M. hypsauchen) pada padat penebaran yang berbeda

1 2 3

A (1 ekor/L) 3,71 3,77 3,62 3,70a ± 0,08

B (2 ekor/L) 3,29 3,41 3,34 3,35b ± 0,06

C (3 ekor/L) 3,28 3,42 3,26 3,32b ± 0,08

D (4 ekor/L) 3,54 3,04 3,34 3,31b ± 0,25

Perlakuan Ulangan Rataan ± SD

Huruf superscript yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (a) (P<0,05) dan sangat nyata (bc) (P<0,01), sedang huruf (b) yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)

Tabel 4. Uji wilayah ganda Duncan pertumbuhan panjang total benih ikan silver dollar (M. hypsauchen) pada padat penebaran yang berbeda

Perlakuan Rataan A 3,700 A B 3,346 0,354* B C 3,320 0,380* 0,026 C D 3,309 0,391* 0,037 0,011 D * : berpengaruh nyata ** : berpengaruh sangat nyata

(6)

antara perlakuan B terhadap perlakuan C dan D tidak berpengaruh nyata dan perlakuan C terhadap perlakuan D tidak berpengaruh nyata.

Padat penebaran selain dapat menyebabkan kompetisi ruang gerak dan perebutan oksigen terlarut pada ikan, juga dapat menyebabkan ikan mengalami stres sosial pada padat penebaran yang tinggi, sehingga menghambat metabolisme dan mengakibatkan nafsu makan ikan menurun. Ikan yang mengalami stres sosial diduga karena ikan tidak dapat menerima kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk sintasannya, misalnya: pada padat penebaran yang tinggi, ikan akan berkompetisi untuk mendapatkan ruang gerak, pakan, dan kebutuhan oksigen antar individu yang menyebabkan ikan stres. Dalam jangka waktu yang lama, keadaan ikan yang stres terus-menerus menyebabkan fungsi normal ikan akan terganggu sehingga pertumbuhan ikan menjadi lambat dan dalam keadaan lebih fatal dapat menyebabkan ikan banyak yang mati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Satyani (2001), bahwa respons terhadap stres pada ikan umumnya kurang baik atau kurang cocok dengan reaksi stresor lingkungan yang kronis atau berkesinambungan, lingkungan yang tidak sesuai atau semakin buruk tersebut menyebabkan fungsi normal ikan akan terganggu sehingga pertumbuhan ikan akan lambat dan dalam keadaan yang lebih fatal menyebabkan ikan banyak yang mati.

Laju Pertumbuhan Spesifik(SGR)

Nilai rata-rata laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 5,80% sampai 6,11%/hari. Persentase laju pertumbuhan spesifik ikan silver dollar perlakuan A, B, C, dan D berturut-turut sebesar 6,11%; 5,88%; 5,87%; dan 5,80%/hari. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan kepadatan memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan silver dollar. Setelah diketahui bahwa perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata, kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diujicobakan.

Uji wilayah ganda Duncan memperlihatkan bahwa perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C bahkan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan D. Perlakuan B tidak berbeda nyata terhadap perlakuan C dan D, dan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi kepadatan maka semakin rendah pertambahan bobotnya, hal ini bisa terjadi karena adanya kompetisi ruang gerak, oksigen, dan pakan, diperkuat dengan pendapat Hickling (1971), yang menyatakan bahwa dalam batas-batas tertentu padat penebaran yang tinggi akan menyebabkan bertambahnya produksi total, tetapi dapat menyebabkan menurunnya ukuran bobot dan besar setiap individu ikan yang dihasilkan.

Kualitas Air

Kualitas air memegang peranan penting sebagai pendukung kehidupan ikan silver dollar. Beberapa parameter kualitas air yang diukur pada akuarium pemeliharaan selama penelitian memiliki nilai yang relatif sama karena berasal dari sumber yang sama dan air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan sebelumnya telah mengalami resirkulasi dan filterisasi secara terus-menerus.

Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi: suhu, pH, oksigen terlarut, dan amonia. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Laju pertumbuhan spesifik (%) benih ikan silver dollar (M. hypsauchen) pada padat penebaran yang berbeda

1 2 3

A (1 ekor/L) 6,17 6,1 6,05 6,11a ± 0,06

B (2 ekor/L) 5,79 5,83 6,02 5,88b ± 0,12

C (3 ekor/L) 5,88 5,82 5,91 5,87b ± 0,05

D (4 ekor/L) 5,92 5,72 5,76 5,80bc ± 0,11

Perlakuan Ulangan Rataan ± SD

Huruf superscript yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (a) (P<0,05) dan sangat nyata (bc) (P<0,01), sedang huruf (b) yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)

(7)

Suhu pada penelitian berkisar antara 25°C–30°C, sedangkan menurut Satyani (2002), suhu opti-mal bagi pertumbuhan ikan silver dollar berkisar antara 24°C–28°C. Suhu air mempengaruhi pertumbuhan ikan karena akan mempengaruhi nafsu makan ikan. Kenaikan suhu akan meningkatkan kebutuhan energi pemeliharaan dan ikan akan aktif mencari makanan (Goddard, 1996).

Menurut Satyani (2001), kadar oksigen terendah agar ikan bisa hidup dengan baik adalah lebih dari 5 mg/L, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang kandungan oksigen terlarutnya 6,6–7,99 mg/ L. Sedangkan nilai pH berkisar antara 6,0–7,5 dan menurut Satyani (2002), pH optimum untuk kehidupan ikan silver dollar berkisar antara 5,5–7,5. Tinggi rendahnya pH dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah kotoran dalam lingkungan perairan, khususnya sisa pakan dan hasil metabolisme (Sumpeno, 2005). Menurut Effendie (2000), kadar amonia dalam perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mg/L hal ini sesuai dengan hasil penghitungan amonia penelitian yaitu berkisar 0,0040–0,0191 mg/L.

Berdasarkan hasil pengukuran dari kualitas air yang diamati selama penelitian terlihat bahwa kualitas air selama penelitian secara umum masih berada dalam batas-batas yang mendukung sintasan dan pertumbuhan ikan silver dollar. Dari data di atas terlihat bahwa kisaran nilai parameter suhu, pH, oksigen terlarut, dan amonia dari media pemeliharaan selama penelitian dalam kondisi yang baik untuk mendukung sintasan dan pertumbuhan dari ikan silver dollar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemeliharaan ikan silver dollar dengan kepadatan yang berbeda dan menggunakan sistem resirkulasi tidak berpengaruh pada sintasan tetapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan. Perlakuan A dengan padat penebaran 1 ekor/L memberikan hasil pertumbuhan terbaik sebesar 4,46±0,14 g dan sintasan sebesar 98,15%.

DAFTAR ACUAN

Foster & Smith. 2010. Tropical fish for freshwater aquariums silver dollar. http:\\LiveAquaria.com. Quality aquatic live direct to your door. Wisconsin. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Anonymous. 2010a. Silver dollar pet solutions. http:\\petsolutions.com. America’s best value in pet supplies since 1950. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Anonymous. 2010b. Red hook silver dollar. http:\\petsolutions.com. America’s best value in pet sup-plies since 1950. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Anonymous. 2010c. http:\\ Silver dollar tropical fish.mht. All about aquarium fish silver dollar tropical fish. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Bellies, H. 2010. Metynnis argenteus. http:\\wikipedia.com. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Willson, N. 2010.How to care for silver dollar fish. http:\\wikiHow.com. the how to manual that you can edit. Diakses tanggal 26 Maret 2010.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta, hlm. 92–100. Effendie, H. 2000. Telaah Kualitas Air. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan

dan ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Goddard, S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall, USA. Satyani, D. 2002. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta, hlm. 7–37.

Tabel 6. Parameter kualitas air selama pemeliharaan silver dollar

Suhu (°C) pH DO (mg/L) Amonia (mg/L) A 25–27 6,0–7,0 7,58–7,99 0,0011–0,0089 B 25–27 6,0–7,0 7,09–7,94 0,0016–0,0099 C 25–27 6,0–7,5 7,13–7,88 0,0019–0,0167 D 25–27 6,0–7,5 6,60–7,74 0,0031–0,0191 Parameter Perlakuan

(8)

Satyani, D. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta, hlm. 45–50. Ornamental-Fish Information Service Highlight. 2003. Syarat Hidup Lobster Air Tawar Red Claw.

Mas-ter O-Fish, htm-O-Fish, 32 pp.

Richard. 2004. Silver Dollar. http:\\www.user.bigpond.com/rjeb/dollar.html. Diakses 15 Juli 2008. Sumpeno, D. 2005. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) pada Padat

Penebaran 15, 20, 25, dan 30 ekor/liter dalam Pendederan secara Indoor dengan Sistem Resirkulasi. Skripsi. Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB. Bogor, 35 hlm.

Yeo, R.R. 1982. Silver Dollar Fish for Biological Control of Submersed Aquatic Weeds in Weeds.Journal of the Weed Society of America, 15(1).

Zonneveld, N., Huisman, E.A., & Boon, J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, hlm. 49–213.

Gambar

Tabel  1. Data  sintasan  (%)  benih  ikan  silver  dollar  (M. hypsauchen) pada padat  penebaran  yang  berbeda
Tabel 4. Uji wilayah ganda Duncan pertumbuhan panjang total benih ikan silver dollar (M
Tabel 5. Laju pertumbuhan spesifik (%) benih ikan silver dollar (M.
Tabel 6. Parameter kualitas air selama pemeliharaan silver dollar

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Clownfish Jenis Amphiprion percula Dalam Sistem Flow

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh padat penebaran 10, 20, 30 dan 40 ekor/liter benih bawal ukuran 1,78 cm, terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa nilai padat penebaran yang berbeda antara perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot, pertumbuhan spesifik (SGR) dan

Mengingat perlu adanya sebuah informasi tentang padat penebaran yang baik untuk pertumbuhan ikan lele sangkuriang tersebut, maka Penulis tertarik untuk

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama 28 hari pemeliharaan disimpulkan, bahwa perlakuan padat tebar 10, 15 dan 20 ekor/L benih ikan gurami (Osphronemus gouramy

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui padat tebar terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup dalam pemeliharaan Ikan Bawal Air Tawar adalah perlakuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh padat penebaran 10, 20, 30 dan 40 ekor/liter benih bawal ukuran 1,78 cm, terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih

Pada kepadatan 30, 40, dan 50 ekor/l ruang gerak ikan yang semakin sempit dengan meningkatnya padat penebaran, sehingga mempengaruhi kompetisi pakan dan kondisi fisiologis