Analisis
Analisis
Harmonisa
Harmonisa
Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. Arus yang
mengalir diharapkan juga berbentuk gelombang sinus pula.
Pengantar
Namun perkembangan teknologi yang terjadi di sisi
beban membuat arus beban tidak lagi berbentuk
gelombang sinus.
Bentuk-bentuk gelombang arus ataupun tegangan yang
tidak berbentuk sinus, namun tetap periodik, tersusun dari
gelombang-gelombang sinus dengan berbagai frekuensi;
bentuk gelombang ini tersusun dari harmonisa-harmonisa
Sinyal Nonsinus
Pembebanan Non Linier
Tinjauan Di Kawasan Fasor
Dampak Harmonisa Pada Piranti
Harmonisa Pada Sistem Tiga Fasa
Kita akan menggunakan istilah sinyal nonsinus untuk
menyebut secara umum sinyal periodik yang tidak
berbentuk sinus. Kita sudah mengenal bentuk gelombang
seperti ini misalnya bentuk gelombang gigi gergaji dan
sebagainya, namun dalam istilah ini kita masukkan pula
pengertian
sinus terdistorsi
yang terjadi di sistem tenaga
Apabila persamaan sinyal nonsinus diketahui, tidaklah terlalu sulit
mencari spektrum amplitudo dan spektrum sudut fasa
Apabila persamaan sinyal nonsinus sulit dtentukan, maka
kita menentukan spektrum amplitudo sinyal dengan
[
]
∑
π
+
π
+
=
cos(
2
)
sin(
2
)
)
(
t
a
0a
nf
0t
b
nf
0t
f
n n[
cos(
)
]
)
(
1 0 2 2 0∑
∞ =ϕ
−
ω
+
+
=
n n n nb
n
t
a
a
t
f
n n na
b
=
ϕ
tan
Jika
f(t)
adalah fungsi periodik yang memenuhi persyaratan Dirichlet, maka
f(t)
dapat dinyatakan sebagai deret Fourier:
∫
−=
/2 2 / 0 0 0 0)
(
1
T Ty
t
dt
T
a
∫
−ω
>
=
/2 2 / 0 0 0 00
;
)
sin(
)
(
2
T T ny
t
n
t
dt
n
T
b
0
;
)
cos(
)
(
2
/2 2 / 0 0 0 0>
ω
=
∫
−y
t
n
t
dt
n
T
a
T T nSinyal Nonsinus,
Pendekatan Numerik
Pendekatan Numerik Spektrum Sinyal Nonsinus
∫
−=
/2 2 / 0 0 0 0)
(
1
T Ty
t
dt
T
a
Koefisien Fourier
luas bidang yang dibatasi oleh kurva
y(t)
dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda
luas bidang yang dibatasi oleh kurva dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda
)
cos(
)
(
t
n
0t
y
ω
luas bidang yang dibatasi oleh kurva dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda
)
sin(
)
(
t
n
0t
y
ω
∫
−ω
>
=
/2 2 / 0 0 0 00
;
)
sin(
)
(
2
T T ny
t
n
t
dt
n
T
b
0
;
)
cos(
)
(
2
/2 2 / 0 0 0 0>
ω
=
∫
−y
t
n
t
dt
n
T
a
T T nDengan penafsiran bentuk integral sebagai luas bidang, setiap bentuk sinyal periodik
dapat dicari koefisien Fourier-nya, yang berarti pula dapat ditentukan spektrumnya
Dalam praktik, sinyal nonsinus diukur dengan menggunakan alat ukur elektronik yang dapat menunjukkan langsung
-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 0,02 y[volt] t[detik]
CONTOH-1.1.
-0,78 29,92 Ampli-3, ϕ3 1,57 150,05 Ampli-1, ϕ1 21,13 −21,18 a3, b3 150,05 0,36 a1, b1 19,90 a0 0,211 -0,212 1,501 0,004 0,398 Jumlah Lk -0,001 0,014 -0,001 0,014 0,014 50 0,02 -0,001 0,003 0,000 0,003 0,003 20 0,0196 0,005 -0,003 0,002 -0,006 -0,006 -5 0,0192 : : : : : : : 0,035 0,025 0,014 0,042 0,044 120 0,0012 0,019 0,029 0,007 0,034 0,035 100 0,0008 0,006 0,024 0,002 0,025 0,025 75 0,0004 50 0 Lkb3 Lka3 Lkb1 Lka1 Lka0 Ak t Harmonisa ke-3 Fundamental f0= 1/T0 = 50 Hz Komp. searah T0= 0,02 s ∆tk = 0,0004 sAnalisis Harmonisa Sinyal Nonsinus pada Contoh
78 , 0 ) 18 , 21 / 13 , 21 ( tan 92 , 29 13 , 21 ) 18 , 21 ( 13 , 21 ; 18 , 21 57 , 1 ) 36 , 0 / 05 , 150 ( tan 05 , 150 05 , 150 36 , 0 05 , 150 ; 36 , 0 90 , 19 1 3 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 1 1 0 − = − = ϕ = + − = ⇒ = − = = = ϕ = + = ⇒ = = = − − A b a A b a a
Elemen Linier
dan
CONTOH-1.2.
Satu kapasitor C = 30 µF mendapatkan tegangan nonsinus pada frekuensi f = 50 Hz dt dv C iC =
)
5
,
1
5
sin(
10
)
2
,
0
3
sin(
20
)
5
,
0
sin(
100
ω
+
+
ω
−
+
ω
+
=
t
t
t
v
C{
}
A ) 5 , 1 5 cos( 50 ) 2 , 0 3 cos( 60 ) 5 , 0 cos( 100 ) 5 , 1 5 sin( 10 ) 2 , 0 3 sin( 20 ) 5 , 0 sin( 100 + ω ω + − ω ω + + ω ω = + ω + − ω + + ω = t C t C t C dt t t t d C iC detik [V] vC iC -150 -100 -50 0 50 100 150 0 0.005 0.01 0.015 0.02 [A] 5 2,5 0 −5 −2,5Relasi tegangan-arus elemen-elemen linier berlaku pula
untuk sinyal nonsinus.
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus
Nilai Rata-Rata
rr =∫
Ty t dt T Y 0 0 ) ( 1Nilai Efektif
=∫
T rms y t dt T Y 0 2 0 ) ( 1Untuk sinyal sinyal nonsinus
∑
∞ = θ + ω + = 1 0 0 sin( ) ) ( n n mn n t Y Y t y
∫
∑
       θ + ω + = ∞ = T n n mn rms Y Y n t dt T Y 0 2 1 0 0 0 ) sin( 1∫
∑
       θ + ω + = ∞ = T n n mn rms Y Y n t dt T Y 0 2 1 0 0 0 2 ) sin( 1∑ ∫
∫
∞ =θ
+
ω
+
+
=
1 0 0 2 2 0 2 0 2)
(
sin
1
...
...
1
n T n nm t rmsY
n
t
dt
T
dt
Y
T
Y
∑
∞ =+
=
1 2 2 0 2 n nrms rmsY
Y
Y
bernilai nol∑
∞ =+
=
1 2 2 0 2 n nrms rmsY
Y
Y
∑
∞ =+
+
=
2 2 2 0 2 1 2 n nrms rms rmsY
Y
Y
Y
2 hrmsY
2 2 1 2 hrms rms rmsY
Y
Y
=
+
Kwadrat nilai rms
harmonisa total
Kwadrat nilai rms
komponen fundamental
Kwadrat nilai rms
sinyal nonsinus
Di sini sinyal nonsinus
dipandang sebagai terdiri
dari 2 komponen yaitu:
komponen fundamental
dan
Contoh-1.3.
T0= 0,05 s 200 V t vV
7
sin
909
,
0
6
sin
061
,
1
5
sin
273
,
1
4
sin
592
,
1
3
sin
122
,
2
2
sin
183
,
3
sin
366
,
6
10
)
(
0 0 0 0 0 0 0t
t
t
t
t
t
t
t
v
ω
−
ω
−
ω
−
ω
−
ω
−
ω
−
ω
−
=
V
5
,
4
2
366
,
6
1rms=
≈
V
V
7
,
10
2
909
,
0
2
061
,
1
2
273
,
1
2
592
,
1
2
122
,
2
2
183
,
3
10
2 2 2 2 2 2 2+
+
+
+
+
+
≈
=
hrmsV
V
6
,
11
7
,
10
5
,
4
2 2 2 2 1+
=
+
≈
=
rms hrms rmsV
V
V
Uraian suatu sinyal gigi gergaji sampai harmonisa ke-7 adalah:
Maka:
Nilai efektif komponen fundamental
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus
fundamental
harmonisa total
Nilai efektif komponen harmonisa total
Nilai efektif sinyal nonsinus Nilai efektif harmonisa jauh lebih
Contoh-1.4.
Uraian dari penyearahan setengah gelombang arus sinus
A
sin
0t
i
=
ω
sampai dengan harmonisa ke-10 adalah
A
354
,
0
2
5
,
0
1rms=
=
I
A
54
3
0,
2
007
,
0
2
01
,
0
2
018
,
0
2
042
,
0
2
212
,
0
318
,
0
2 2 2 2 2 2+
+
+
+
+
=
=
hrmsI
A
5
,
0
354
,
0
354
,
0
2 2 2 2 1+
=
+
≈
=
rms hrms rmsI
I
I
A
)
10
cos(
007
.
0
)
8
cos(
010
.
0
)
6
cos(
018
,
0
)
4
cos(
042
,
0
)
2
cos(
212
,
0
)
57
,
1
cos(
5
,
0
318
,
0
)
(
0 0 0 0 0 0t
t
t
t
t
t
t
i
ω
+
ω
+
ω
+
ω
+
ω
+
−
ω
+
=
Pada penyearahan setengah gelombang nilai efektif komponen
fundamental sama dengan nilai efektif komponen harmonisanya
t
v
1=
200
sin
ω
v
15=
20
sin
15
ω
t
pada frekuensi 50 Hz.
Tegangan pada sebuah kapasitor 20 µF terdiri dari dua
komponen, yaitu komponen fundamental dan harmonisa ke-15
t
t
dt
dv
i
1=
20
×
10
−6 1/
=
20
×
10
−6×
200
×
100
π
cos
100
π
=
1
,
257
cos
100
π
A
89
,
0
2
257
,
1
1rms=
=
I
t
t
dt
dv
i
15=
20
×
10
−6 15/
=
20
×
10
−6×
20
×
1500
π
sin
1500
π
=
1
,
885
cos
1500
π
A
33
,
1
2
885
,
1
15rms=
=
I
A
60
,
1
33
,
1
89
,
0
2 2 2 15 2 1+
=
+
=
=
rms rms rmsI
I
I
Contoh-1.5.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 detik A i i1 i15
Arus kapasitor
i
berupa arus berfrekuensi harmonisa
ke-15 yang berosilasi pada frkuensi fundamental
A
3
sin
2
,
0
sin
2
t
t
i
=
ω
+
ω
V
3
cos
3
,
0
cos
3
sin
20
sin
200
t
t
t
t
dt
di
L
iR
v
v
v
=
R+
L=
+
=
ω
+
ω
+
ω
ω
+
ω
ω
-600 -400 -200 0 200 400 600 0 0.005 0.01 0.015 0.02 2 4 0 −2 −4 A V detik v iA
42
,
1
2
2
,
0
2
2
2 2 2 3 2 1+
=
+
=
=
rms rms rmsI
I
I
V
272
2
)
3
,
0
(
2
2
20
2
200
2 2 2 2=
ω
+
ω
+
+
=
rmsV
Contoh-1.6.
Pada sinyal nonsinus, bentuk kurva tegangan kapasitor berbeda dengan bentuk kurva arusnya. Pada sinyal sinus hanya berbeda sudut fasanya.
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus
0,5 H
100 Ω i
vR v
L
Daya Pada Sinyal Nonsinus
Pengertian daya nyata dan daya reaktif pada sinyal sinus berlaku
pula pada sinyal nonsinus
Daya nyata memberikan transfer energi netto, sedangkan daya
reaktif tidak memberikan transfer energi netto
Jika resistor R
bmenerima arus berbentuk gelombang nonsinus
h Rb
i
i
i
=
1+
2 2 1 2 hrms rms RbrmsI
I
I
=
+
b hrms b rms b Rbrms RbI
R
I
R
I
R
P
=
2×
=
12+
2Daya nyata yang diterima oleh R
badalah
arus efektifnya adalah
Relasi ini tetap berlaku sekiranya resistor ini terhubung seri dengan induktansi, karena dalam bubungan seri tersebut daya nyata diserap oleh resistor, sementara induktor menyerap daya reaktif.
Contoh-1.7.
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus
A
3
sin
2
,
0
sin
2
t
t
i
=
ω
+
ω
0,5 H 100 Ω i vR v L vA
42
,
1
=
rmsI
(contoh-1.6.)
W
202
100
)
42
,
1
(
2 2=
×
=
=
I
R
P
R rmsP
rata2= 202 W
p = vi
p
R= i
2R = v
Ri
R -400 -200 0 200 400 600 0 0.005 0.01 0.015 0.02 W detik(kurva daya yang
diserap R, selalu positif) (kurva daya masuk ke rangkaian,
kadang positif kadang negatif)
daya negatif = diberikan oleh rangkaian
(daya reaktif)
daya positif = masuk ke rangkaian
Contoh-1.8.
100 Ω50 µF
i
st
t
v
=
100
sin
ω
+
10
sin
3
ω
t
t
R
v
i
R=
=
sin
ω
+
0
,
1
sin
3
ω
(
t
t
)
dt
dv
C
i
C=
=
50
×
10
−6100
ω
cos
ω
+
30
ω
cos
3
ω
t
t
t
t
i
s=
sin
ω
+
0
,
1
sin
3
ω
+
0
,
005
cos
ω
+
0
.
0015
ω
cos
3
ω
A
71
,
0
2
1
,
0
2
1
2 2=
+
=
RrmsI
P
R=
0
,
71
2×
100
=
50
W
Resonansi
Sinyal Nonsinus,
Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus
Karena sinyal nonsinus mengandung harmonisa dengan
berbagai macam frekuensi, maka ada kemungkinan salah
satu frekuensi harmonisa bertepatan dengan frekuensi
resonansi dari rangkaian
Frekuensi resonansi
LC
r1
=
ω
4 , 2828 10 5 025 , 0 1 1 6 = × × = = ω − LC rCONTOH-1.9.
Generator 50 Hz dengan induktansi internal 0,025 H mencatu daya melalui kabel yang memiliki kapasitansi total sebesar 5 µF Frekuensi resonansi Hz 450 2 4 , 2828 = π = r fTinjauan Sisi Beban
Dan
Tinjauan Di Sisi Beban
i
nonsinus Rb vs + − p.i. Rs Tegangan sumber sinusoidal Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal h Rbi
i
i
=
1+
)
sin(
0 1 1 1=
I
ω
t
+
θ
i
m∑
=θ
+
ω
+
=
k n n nm hI
I
n
t
i
2 0 0sin(
)
b hrms b rms RbI
R
I
R
P
=
12+
2Tinjauan Di Sisi Sumber
i
nonsinus Rb vs + − p.i. Rs Tegangan sumber sinusoidal Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal(
)
       θ + ω + ω + θ + ω ω = =∑
= k n n n s s s s s t n I I t V t I t V t i t v p 2 0 0 0 1 0 10 ) sin( ) sin sin( )
sin ( ) ( ) ( ) 2 cos( 2 cos 2 0 1 1 1 1 1 = θ − ω t+θ I V I V ps s s
∑
[
]
∞ = ω θ + ω + ω = 2 0 0 00sin sin( )sin
n n n s s sh V I t V I n t t p
nilai rata-rata nol nilai rata-rata nol
tidak memberikan transfer energi netto memberikan transfer energi netto
sh s
s
p
p
p
=
1+
sh s
s
p
p
p
=
1+
memberikan transfer energi netto
1 1 1 1 1
cos
cos
2
θ
=
θ
=
s srms rms sV
I
I
V
P
tidak memberikan transfer energi netto
Daya reaktif
beda susut fasa antara vs dan i1
P
s1haruslah diserap oleh R
bdan R
svs
i
nonsinusRb
Contoh-2.1.
v
s R sinusoidali
R vs is iR pR 0 0 90 180 270 360 450 540 630 720 Vs −Vs vs pR pR ωt [o]Resistor menyerap daya hanya dalam selang
dimana ada tegangan dan ada arus
Contoh-2.2.
i
bV
sin
380
0t
v
s=
ω
3,8 Ω A 100 8 , 3 380 = = maks I A ) 6 cos( 8 , 1 ) 4 cos( 2 , 4 ) 2 cos( 2 , 21 ) 57 , 1 cos( 50 8 , 31 ) ( 0 0 0 0       ω + ω + ω + − ω + = t t t t t i A; 31 , 35 2 8 , 1 2 2 , 4 2 2 , 21 8 , 31 A; 2 50 2 2 2 2 1 = + + + = = bhrms rms b I I(
)
kW 5 , 9 W 9488 8 , 3 2 2 1 2 ≈ = × + = = IrmsRb Ib rms Ibhrms P t t i i1s = 1Rb =50cos(ω0 −1,57) =50sinω0 A 2 / 50 1srms = I kW 5 , 9 2 50 2 380 rms 1 rms 1 = s s = × = s V I Pt [det]
W
p
s0p
s1p
sh2 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 0 0.005 0.01 0.015 0.02Kurva daya komponen fundamental selalu positif
Kurva daya komponen searah, sinusoidal, nilai rata-rata nol Kurva daya komponen harmonisa
mulai harmonisa ke-2, simetris terhadap sumbu
t
, nilai rata-rata nolPembebanan Non-Linier,
Perambatan Harmonisa
Perambatan Harmonisa
R
bR
ai
ai
b= i
b1+i
bhi
sR
sA
B
t V vs = sm sin ω0 ) ( b1 bh a s a s s a s a A i i R R R R v R R R v + + − + = ) ( b1 bh a s s a s s a A a i i R R R R R v R v i + + − + = = ) ( ) ( ) ( 1 1 1 bh b a s a a s s bh b bh b a s s a s s b a s i i R R R R R v i i i i R R R R R v i i i +       + + + = + + + + − + = + =Semua piranti yang terhubung ke titik A,
yaitu titik bersama, terpengaruh oleh
Ukuran Distorsi Harmonisa
Pembebanan Non-Linier,
Ukuran Distorsi Harmonisa
Crest Factor
efektif
nilai
puncak
nilai
factor
=
crest
Total Harmonic Distortion (THD)
Untuk tegangan
rms hrms VV
V
THD
1=
Untuk arus
rms hrms II
I
THD
1=
CONTOH-2.3.
i
bV
sin
380
0t
v
s=
ω
3,8 Ω A 100 8 , 3 380 = = maks I A ) 6 cos( 8 , 1 ) 4 cos( 2 , 4 ) 2 cos( 2 , 21 ) 57 , 1 cos( 50 8 , 31 ) ( 0 0 0 0       ω + ω + ω + − ω + = t t t t t i A 31 , 35 2 8 , 1 2 2 , 4 2 2 , 21 8 , 31 A; 2 50 2 2 2 2 1 = + + + = = bhrms rms b I I A 7 , 49 31 , 35 2 / 502 + 2 = = rms ICrest factor
2 2 , 49 100 . .f = = cTHD
I 1 2 / 50 31 , 35 1 ≈ = = rms hrms I I I THD atau 100%CONTOH-2.4.
i
s 10 Ω +− Rs p.i. V sin 2 1000 0t v = ω is(t) vs(t)/5 [V] [A] [detik] -300 -200 -100 0 100 200 300 0 0,01 0,02Pendekatan numerik spektrum amplitudo sampai harmonisa ke-11:
A 4 , 69 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 2 79 , 83 0 2 2 2 2 2 2 = + + + + + + = brms I
Nilai puncak arus terjadi pada t = 0,005 detik;
ibm = 141,4 A 2 4 , 69 4 , 141 . . = = = brms bm I I f c A 25 , 59 2 79 , 83 1rms = = I % 60 atau 6 , 0 25 , 59 14 , 36 ≈ = I THD A 0.00 83.79 44.96 14.83 14.83 8.71 8.71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 1 3 5 7 9 11 2 3 4 5 6 7 harmonisa A 14 , 36 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 0 2 2 2 2 2 = + + + + + = hrms I
Fasor digunakan untuk menyatakankan sinyal sinus. Dengan fasor, dapat
dihindari operasi diferensial dan integral dalam analisis rangkaian listrik
yang mengandung elemen-elemen dinamis. Fasor diturunkan dengan
anggapan bahwa seluruh bagian rangkaian memiliki frekuensi sama
Sinyal non-sinus terbangun dari sinyal-sinyal sinus dengan
berbagai frekuensi. Oleh karena itu satu sinyal non-sinus
tidak dapat diwakili oleh hanya satu fasor
Setiap komponen harmonisa memiliki fasor sendiri, berbeda
amplitudo dan sudut fasa dari komponen harmonisa lainnya karena
mereka berbeda frekuensi
n n n n
=
a
2+
b
2∠
−
θ
I
n na
b
1tan
−=
θ
t
n
b
t
n
a
t
i
n(
)
=
ncos
ω
+
nsin
ω
Fasor:t
b
t
n
a
t
i
n(
)
=
ncos
ω
+
nsin
ω
n n n n=
a
2+
b
2∠
−
θ
I
n na
b
1tan
−=
θ
θ − ∠ + = 2 2 n n n a b I Im Re θ an > 0 dan bn > 0 n a n b Im Re θ ) 180 ( o 2 2 + ∠ −θ = n n n a b I an < 0 dan bn > 0 n a − n b ) 180 ( o 2 2 + ∠ +θ = n n n a b I Im Re θ an < 0 dan bn < 0 n a − n b − θ ∠ + = 2 2 n n n a b I Im Re θ an > 0 dan bn < 0 n b − n aKoefisien FOURIER dan diagram fasor
Fasor dan Impedansi
Fasor sinyal sinus dan cosinus
beramplitudo 1 Im Re
t
b
= sin
ω
t
a
= cos
ω
a
b
CONTOH-3.1.
A ) 10 cos( 007 . 0 ) 8 cos( 010 . 0 ) 6 cos( 018 , 0 ) 4 cos( 042 , 0 ) 2 cos( 212 , 0 ) 57 , 1 cos( 5 , 0 318 , 0 ) ( 0 0 0 0 0 0           ω + ω + ω + ω + ω + − ω + × = t t t t t t I t i m ; 0 2 007 , 0 ; 0 2 010 , 0 ; 0 2 018 , 0 ; 0 2 042 , 0 ; 0 2 212 , 0 ; 90 2 5 , 0 ; 318 , 0 o 10 o 8 o 6 o 4 o 2 o 1 0 ∠ = ∠ = ∠ = ∠ = ∠ = − ∠ = = m m m m m m m I I I I I I I I I I I I I II
1I
2I
4gambar
fasor
Impedansi
Fasor dan Impedansi
Karena setiap komponen harmonisa memiliki frekuensi berbeda maka
pada satu cabang rangkaian yang mengandung elemen dinamis akan
terjadi impedansi yang berbeda untuk setiap komponen
CONTOH-3.2.
t
t
t
i
=
200
sin
ω
0+
70
sin
3
ω
0+
30
sin
5
ω
020 µF
5 Ω
i
f =50 Hz 15 , 159 ) 10 20 50 2 /( 1 6 1 = π× × × − = C X Z1 = 52 +159,152 =159,23 ΩUntuk komponen fundamental
Untuk harmonisa ke-3
Tegangan puncak V1m = Z1 ×I1m =159,23×200≈31,85 kV 05 , 53 3 / 1 3 = C = C X X Z3 = 52 +53,052 =53,29 Ω Tegangan puncak V3m = Z3 ×I3m =53,29×70=3,73 kV 83 , 31 5 / 1 5 = C = C X X Z5 = 52 +31,832 =32,22 Ω
Untuk harmonisa ke-5
Daya dan Faktor Daya
Daya Kompleks
Sisi Beban
S
b=
V
brms×
I
brmsVA
*VI
=
S
Definisi adalah untuk sinyal sinus murni.
Untuk sinyal nonsinus kita tidak menggambarkan fasor arus harmonisa total sehingga mengenai daya kompleks hanya bisa dinyatakan besarnya, tetapi segitiga daya tidak dapat digambarkan
Sisi Sumber
VA
2
srms sm srms srms sI
V
I
V
S
=
×
=
×
A
2 2 1rms shrms s srms
I
I
I
=
+
Tegangan sumber sinusoidal
Vbrms
Vsrms
Isrms
Ibrms
∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
Daya Nyata
Sisi Beban
P
b=
I
brms2R
b=
(
I
b21rms+
I
bhrms2)
R
bW
arus efektif fundamental arus efektif harmonisa total
Sisi Sumber
cos
W
1 1
1
=
srms rmsϕ
s
V
I
P
Daya nyata dikirimkan melalui komponen fundamental Komponen arus harmonisa sumber tidak memberikan transfer energi netto
beda sudut fasa antara tegangan dan arus fundamental sumber
cosϕϕϕϕ1 adalah faktor daya pada komponen fundamental yang disebut displacement power factor
Vbrms
Vsrms
Isrms
Ibrms
∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
Faktor Daya
Sisi Beban
b bS
P
=
beban
f.d.
Sisi Sumber
s s sS
P
1.
d
.
f
=
Impedansi Beban
=
Ω
brms brms bI
V
Z
Vbrms Vsrms Isrms Ibrms∼∼∼∼
Piranti pengubah arus
p.i. 1 1 1
.
d
.
f
s s sS
P
=
(f.d. total dilihat sumber)
(f.d. komponen fundamental) (f.d. total di beban)
Impedansi beban adalah rasio antara tegangan efektif dan arus efektif beban
rasio antara daya nyata dan daya kompleks yang diserap beban
CONTOH-3.3.
0,5 H 10 Ω i vR v L vbV
sin
2
200
100
0t
v
b=
+
ω
f =50 Hz V 100 0 = V o 1 = 200∠−90 V A 10 10 / 100 / 0 0 = b = = b V R I A 74 , 10 ) 05 , 0 100 ( 10 200 2 2 1 1rms = × π + = = b rms b Z V I A 14,68 74 , 10 102 2 2 1 2 0 + = + = = b b rms brms I I I W 2154 10 68 , 14 2 2 = × = = brms b Rb I R PTegangan pada beban terdiri dari dua komponen yaitu komponen searah dan komponen fundamental
V 5 100 200 1002 2 2 1 2 0 + = + = = rms brms V V V = = =15,24Ω 68 , 14 5 100 brms brms beban I V Z VA 3281 68 , 14 5 100 × = = × = brms brms b V I S 0,656 3281 2154 f.d. = = = b b beban S P Rangkaian beban
CONTOH-3.4.
Imaks =100 2 ATeorema Tellegen: Ps =VsrmsI1rms cos ϕ1
Komponen fundamental sisi sumber:
i
b 10 ΩV
sin
2
1000
t
v
s=
ω
vs ib v, i t A 45.00 70.71 30.04 6.03 2.60 1.46 0.94 0 10 20 30 40 50 60 70 80 10 1 2 4 6 8 2 3 4 5 6 10 7 harmonisa A 50 7 , 0 1 8 , 1 3 , 4 2 , 21 8 , 31 2 2 2 2 2 2 2 = + + + + + × = hrms I A 7 , 70 50 502 2 2 2 1 + = + = = rms shrms rms I I I kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = × = srms rms s V I S kW 50 10 67 , 70 2 2 = × = = = b rms b s P I R P 7 , 0 7 , 70 / 50 / / = = = = s s b s s P S P S f.d. 1 50 1000 50000 cos 1 1 = = × = ϕ rms srms s I V P 100% atau 1 50 50 1 = = = rms hrms I I I THD 7 . 0 ; 1 ; 8 , 1 ; 3 , 4 dst ; 2 , 21 2 04 . 30 ; 50 2 71 . 70 ; 45 10 8 6 4 2 1rms 0 = = = = = = = = = rms rms rms rms rms I I I I I I IDaya dan Faktor Daya
CONTOH-3.5.
Rb 10 Ω vs Vsrms =1000 V is saklar sinkron iRb∼∼∼∼
-300 -200 -100 0 100 200 300 0 0,01 0,02 iRb(t)vs(t)/5 [V] [A] [detik] 0.00 83.79 44.96 14.83 14.83 8.71 8.71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 1 3 5 7 9 11 2 3 4 5 6 7 harmonisa A 59,25 A 2 79 , 83 1rms = = I A 14 , 36 2 71 , 8 2 71 , 8 2 83 , 14 2 83 , 14 2 96 , 44 0 2 2 2 2 2 = + + + + + = hrms I A 4 , 69 14 , 36 25 , 59 2 + 2 = = rms I kVA 4 , 69 4 , 69 1000× = = = srms rms s V I S kW 17 , 48 10 4 , 69 2 2 = × = = = b rms b s P I R P 69 , 0 4 , 69 / 17 , 48 / = = = s s s P S f.d. 1 1 cos ϕ = srms rms s V I P 813 , 0 25 , 59 1000 48170 cos . . 1 1 1 = ϕ = = × = rms srms s s I V P d f 61% atau 61 , 0 25 , 59 14 , 36 1 = = = rms hrms I I I THDKomponen fundamental sisi sumber: Teorema Tellegen:
Perhitungan pada Contoh-3.5 dilakukan dengan mengandalkan spektrum amplitudo yang hanya sampai harmonisa ke-11 di mana nilainya masih 10% dari fundamental.
Hal ini sangat berbeda dengan Contoh-3.4 di mana harmonisa ke-10 sudah tinggal 1% dari komponen fundamental
(
0.5cos( ) 0,7sin( ))
)
( 0 0
1 t I t t
i = m − ω + ω
Koreksi dilakukan dengan melihat persamaan arus fundamental dalam uraian deret Fourier
o 1 6 , 57 ) 5 . 0 / 7 . 0 ( tan = = θ − Im Re θ ) 180 ( o 2 2 + ∠ −θ = n n n a b I an < 0 dan bn > 0 n a − n b 844 , 0 ) 4 , 32 cos( cos . .d s1 = ϕ1 = o = f o 1
=
32
,
4
ϕ
ϕ1 kW 50 844 . 0 4 , 59 1000 cos 1 1 = × × = ϕ = srms rms s V I PIni harus sama dengan yang diterima Rb
s b rms b I R P P = 2 = A 7 , 70 10 / 50000 / = = = s b rms P R I koreksi kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = = srms rms s V I S 7 , 0 7 , 70 / 50 / . .d s =Ps Ss = = f 65% atau 65 , 0 25 , 59 63 , 38 = = I THD
Koreksi pada CONTOH-3.5.
Transfer Daya
b bhrms b rms b b bhrms rms b RbI
I
R
I
R
I
R
P
=
(
21+
2)
=
21+
2Daya nyata diserap beban:
Daya nyata yang diserap beban melalui komponen
fundamental selalu lebih kecil dari daya nyata yang dikirim
oleh sumber yang hanya melalui arus fundamental
Beban menerima daya nyata juga melalui komponen harmonisa
Padahal dilihat dari sisi sumber komponen harmonisa tidak memberikan transfer daya nyata
Rb 10 Ω vs Vsrms =1000 V
is
iRb
∼∼∼∼
Piranti ini menerima daya nyata dari sumber, meneruskan sebagian langsung ke beban dan mengubah sebagian menjadi komponen harmonisa baru diteruskan ke beban Dalam mengubah sebagian daya nyata menjadi komponen harmonisa terjadi daya reaktif yang dikembalikan ke sumber
Perbandingan penyearah setengah gelombang dan saklar sinkron
vs ib v, i t ib vs v, i t kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = × = srms rms s V I S kW 50 10 67 , 70 2 2 = × = = = b rms b s P I R P 7 , 0 7 , 70 / 50 / / = = = = s s b s s P S P S f.d. 1 50 1000 50000 cos 1 1 = = × = ϕ rms srms s I V P 100% atau 1 50 50 1 = = = rms hrms I I I THDi
b 10 Ω V sin 2 1000 t vs = ω R b 10 Ω vs Vsrms =1000 V saklar sinkron iRb∼∼∼∼
kVA 7 , 70 7 , 70 1000× = = = srms rms s V I S 7 , 0 7 , 70 / 50 / . .d s =Ps Ss = = f 65% atau 65 , 0 25 , 59 63 , 38 = = I THD 844 , 0 ) 4 , 32 cos( cosϕ1 = o = kW 50 844 . 0 4 , 59 1000 cos 1 1 = × × = ϕ = srms rms s V I P Setelah dikoreksi CONTOH-3.4. CONTOH-3.5.Kompensasi Daya Reaktif
saklar sinkron Penyearah setengah gelombang
Daya reaktif yang masih ada merupakan akibat dari arus harmonisa. Oleh karena itu upaya
yang harus dilakukan adalah menekan arus harmonisa melalui
penapisan.
Arus fundamental sudah sefasa dengan tegangan sumber,
cosϕ1=1,
perbaikan faktor daya tidak terjadi dengan cara kompensasi daya reaktif
Padahal faktor daya total masih lebih kecil dari satu
f.d.sumber= 0,7
Arus fundamental lagging terhadap tegangan fundamental,
cosϕ1=0.844,
perbaikan faktor daya masih mungkin dilakukan melalui kompensasi daya reaktif
Faktor daya total lebih kecil dari satu
f.d.sumber= 0,7
Dengan menambah kapasitor paralel
C = 100 µF
faktor daya total akan menjadi
f.d.sumber = 0,8
Penjelasan lebih rinci
ada dalam buku.
Adanya harmonisa menyebabkan terjadinya peningkatan susut energi yaitu energi “hilang” yang tak dapat dimanfaatkan, yang secara alamiah berubah menjadi panas
Dampak Pada Sistem
Harmonisa juga menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur pada konduktor kabel, pada kapasitor, induktor, dan transformator, yang
memaksa dilakukannya derating pada alat-alat ini dan justru derating ini membawa kerugian (finansial) yang lebih besar dibandingkan dengan dampak langsung yang berupa susut energi
Harmonisa dapat menyebabkan kenaikan tegangan yang dapat menimbulkan
micro-discharges bahkan partial-discharges dalam piranti yang memperpendek
umur, bahkan mal-function bisa terjadi pada piranti.
Pembebanan nonlinier tidaklah selalu kontinyu, melainkan fluktuatif. Oleh karena itu pada selang waktu tertentu piranti terpaksa bekerja pada batas tertinggi temperatur kerjanya bahkan mungkin terlampaui pada saat-saat tertentu. Hal ini akan mengurangi umur ekonomis piranti.
Harmonisa juga menyebabkan overload pada penghantar netral; kWh-meter memberi penunjukan tidak normal; rele proteksi juga akan terganggu, bisa tidak mendeteksi besaran rms bahkan mungkin gagal trip.
Dampak Harmonisa
Dampak Pada Instalasi di Luar Sistem
Harmonisa menimbulkan noise pada instalasi telepon dan
komunikasi kabel.
Digital clock akan bekerja secara tidak normal.
Dalam kuliah ini hanya akan dibahas
Dampak Pada Sistem
Dampak Tidak Langsung
Selain dampak pada sistem dan instalasi di luar sistem yang
merupakan dampak teknis, terdapat dampak tidak langsnug
yaitu dampak ekonomi.
Konduktor
Dampak Harmonisa,
Konduktor
(
)
2(
2)
1 2 2 1 21
I s rms s hrms rms s rms sI
R
I
I
R
I
R
THD
P
=
=
+
=
+
Daya diserap konduktor Resistansi konduktor Menyebabkan kenaikan temperatur / susut energiTemperaratur konduktor tanpa arus sama dengan temperatur sekitar, T
sKonduktor dialiri arus mengalami
kenaikan temperatur
sebesar
∆T
Temperaratur konduktor di aliri arus adalah T
s+
∆T
= cp × I2R
Kapasitas panas pada tekanan konstan
Konduktor dialiri arus non-sinus:
CONTOH-4.1.
Kabel: resistansi total 80 mΩ, mengalirkan arus 100 A frekuensi 50 Hz, temperatur 70o C, pada suhu sekitar 25o C.
Perubahan beban menyebabkan munculnya harmonisa 350 Hz dengan nilai efektif 40 A
W 800 08 , 0 1002 1 = × = P
Susut daya semula (tanpa harmonisa):
W 128 08 , 0 402 7 = × = P
Susut daya tambahan karena arus harmonisa:
W 928 128 800+ = = kabel P
Susut daya berubah menjadi:
Terjadi tambahan susut daya sebesar 16%
70o− 25o= 45o C Kenaikan temperatur semula:
C 52 C 2 , 7 C 45o + o ≈ o = T
Kenaikan temperatur akibat adanya hormonisa:
C 77 52 25o + o = o = ′ T
Temperatur kerja akibat adanya harmonisa:
C 2 , 7 45 16 , 0 × o = o = ∆T
Pertambahan kenaikan temperatur:
CONTOH-4.2.
W 80 2 , 0 202× = = kabel P resistif 0,2 ΩΩΩΩ kabel Irms= 20 A I = I1rms = 20 AJika daya tersalur ke beban dipertahankan:
THDI = 100% (penyearah ½ gel)
( )
1 1 160 W 2 , 0 202× + 2 = = ′ kabel P resistif 0,2 ΩΩΩΩ kabel I Susut naik 100%Jika susut daya di kabel tidak boleh meningkat:
W 80 2 , 0 202 × = = k P I = Irms= 20 A rms ms hms ms rms I I I THD I I2 = 12 + 2 = 12 (1+ 2) =2× 1 2 / 20 1rms = I
Arus fundamental turun menjadi 70%
Daya tersalur ke beban harus diturunkan menjadi 70% Susut tetap
derating kabel
Kapasitor
Dampak Harmonisa,
Kapasitor
Pengaruh Frekuensi Pada
εεεε
rfrekuensi
frekuensi listrik frekuensi optik power audio radio εr loss factor εr εrtanδ Im Re IRp IC Itot δ VC δ = = C Rp VCrmsICrms tan P V I δ ε = δ ε =( rV0)(ωCV0)tan 2πfV02C r tan P
Diagram Fasor Kapasitor
faktor kerugian (loss factor) faktor desipasi (loss tangent) fC XC π = 2 1 d A C = ε0εr
ε
r menurun dengan naiknya frekuensiC menurun dengan naiknya frekuesi.
Namun perubahan frekuensi lebih dominan dalam menentukan reaktansi dibanding dengan penurunan
ε
r; oleh karena itu dalam analisis kita menganggap kapasitansi konstan.CONTOH-4.3.
f = 50 Hz 500 µF v = 150 sinωt + 30 sin5ωt Vv
t t vC =150sin100π + 30sin300π t t iC =150×500×10−6×100πcos100π +30×500×10−6×500πcos500π -200 -100 0 100 200 0 0.005 0.01 0.015t [detik]0.02 [V] [A] vC iCKurva tegangan dan kurva arus kapasitor berbeda bentuk pada tegangan non-sinus
Peran tegangan dan peran arus pada kapasitor perlu ditinjau secara terpisah
CONTOH-4.4.
f = 50 Hz
500 µF
v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V
v
Rating110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W Ω = × × × π = − 6,37 10 500 50 2 1 6 1 C X 16,7 A 37 , 6 2 / 150 1rms = = C I Ω = = 2,12 3 1 3 C C X X 2,12 10 A 2 / 30 3rms = = C I Ω = = 1,27 5 1 5 C C X X 2,8 A 27 , 1 2 / 5 5rms = = C I 62% atau 62 , 0 7 , 16 8 , 2 102 2 1 = + = = rms C hrms I I I THD % 20 atau 20 , 0 106 5 , 21 2 / 150 2 5 2 302 2 1 = = + = = rms hrms V V V THD V 2 150 1rms = V V 2 30 3rms = V V 2 5 5rms = V
Rugi daya dalam dielektrik
Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan δ
ε =2πfV02C r tan
P
f = 50 Hz
500 µF
v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V
v
Rating110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W
W
6
,
0
V 110 , Hz 50=
P
W
134
,
0
6
,
0
110
30
50
150
2 V 30 , Hz 150
×
=
×
=
P
W
006
,
0
6
,
0
110
5
50
250
2 V 5 , Hz 250
×
=
×
=
P
Losses dielektrik total:
W
74
,
0
006
,
0
134
,
0
6
,
0
+
+
=
=
totalP
Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan
Induktor
Diagram Fasor Induktor Ideal
V=Ei If =Iφ Φ L j * j f i I E V = = ω Φ = ω L If + Ei -+ V
-CONTOH-4.5.
v = 150 sinωt + 30 sin3ωt + 30 sin3ωt V V = Ei= 75 V rmsf = 50 Hz V 11100 50 50 44 , 4 1 L L VL rms = × × × = × V 6660 10 150 44 , 4 3 L L VL rms = × × × = × V 5550 5 250 44 , 4 5 L L VL rms = × × × = × 75 V V 3 , 14084 5550 6660 111002 2 2 = × = + + × = L L VLrms H 0053 , 0 3 , 14084 75 = = L 2 2 fπ = L= ?
Fluksi Dalam Inti
* f Vrms m = × × φ 44 , 4nilai puncak fluksi jumlah lilitan
nilai efektif tegangan sinus
Bagaimana jika non-sinus?
CONTOH-4.6.
v L 1200 lilitan ) 135 5 sin( 2 50 sin 2 150 ω0 + ω0 − o = t t vL Wb 563 1200 50 44 , 4 150 1 = × × = µ φ m φ1 =563sin(ω0t −90o) µWb Wb 6 , 62 1200 50 3 44 , 4 50 3 = × × × = µ φ m Wb ) 225 3 sin( 6 , 62 ) 90 135 3 sin( 6 , 62 o 0 o o 0 3 µ − ω = − − ω = φ t t Wb ) 225 3 sin( 6 , 62 ) 90 sin( 563 0 o 0 µ − ω + − ω = φ t t -600 -400 -200 0 200 400 600 0 0.01 0.02 0.03 0.04 t [detik] [V] [µWb] φφφφ vLBentuk gelombang fluksi berbeda dengan bentuk gelombang tegangan
Rugi-Rugi Inti
Iφ Φ Ic If γ V=EiAdanya rugi inti menyebabkan fluksi magnetik Φ tertinggal dari arus magnetisasi
I
f sebesarγ
yang disebut sudut histerisis.)
90
cos(
o−
γ
=
=
c f cI
V
V
I
P
Arus untuk mengatasi rugi inti
Arus magnetisasi Arus untuk membangkitkan fluksi
rugi arus pusar
Formulasi empiris untuk frekuensi rendah
(
n)
m hh vf K B
P = Pe = Ke f 2Bm2τ2v Bm: nilai kerapatan fluksi maksimum, τ : ketebalan laminasi inti, dan
v : adalah volume material inti
luas loop kurva histerisis
rugi histerisis
f
v
w
P
h=
h frekuensi volumeRugi Tembaga
Daya masuk yang diberikan oleh sumber, untuk mengatasi rugi-rugi inti, Pc
untuk mengatasi rugi-rugi tembaga, Pcu
θ
=
+
=
+
=
c cu c 2f 1 fcos
inP
P
P
I
R
V
I
P
Iφ Φ Ic If If R V θ EiArus untuk mengatasi
rugi tembaga
Arus magnetisasi
Arus untuk membangkitkan fluksi
Tegangan jatuh pada belitan
R
I
P
cu=
2fTransformator
Dampak Harmonisa,
Transformator
Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor
∼∼∼∼
Re= R2+R′
1 jXe = j(X2+ X′1) I2 = I′1 V1/a V2 I2 I2Re V2 V1/a jI2XeRugi-Rugi Pada Belitan
Selain rugi-rugi tembaga terjadi rugi-rugi tambahan arus pusar,
P
l , yang ditimbulkan oleh fluksi bocor.Fluksi bocor selain menembus inti juga menembus konduktor belitan. Rugi arus bocor timbul baik di inti maupun di konduktor belitan.
Rugi arus pusar pada belitan (stray losses): P =l Kl f 2Bm2
Fluksi Dan Rugi-Rugi Karena Fluksi
Fluksi magnetik, rugi-rugi histerisis, dan rugi-rugi arus
pusar pada inti dihitung seperti halnya pada induktor
Namun formula ini tak digunakan
Rugi arus pusar dihitung sebagai proporsi dari rugi tembaga, dengan tetap mengingat bahwa rugi arus pusar sebanding dengan kuadrat ferkuensi.
Proporsi ini berkisar antara 2% sampai 15% tergantung dari ukuran transformator
CONTOH-4.7.
Resistansi belitan primer 0,05 Ω
I
I
rms= 40 A
Arus ini menimbulkan juga fluksi bocor.
Fluksi bocor ini menembus konduktor belitan dan menimbulkan rugi arus pusar di konduktor belitan. Rugi arus pusar ini = 5% dari rugi tembaga
W
80
05
,
0
40
2×
=
=
cuP
W
4
80
05
.
0
%
5
×
P
cu=
×
=
Rugi tembaga Rugi arus pusarRugi daya total pada belitan 80 + 4 = 84 W.
Rugi arus pusar diperhitungkan 10% dari rugi tembaga
CONTOH-4.8.
Resistansi belitan primer 0,05 Ω
I
I1rms = 40 A I7rms = 6 AW
8
,
81
05
,
0
)
6
40
(
2 2 2=
+
×
=
=
I
R
P
cu rmsW
8
05
,
0
40
1
,
0
1
,
0
12 2 1=
×
I
R
=
×
×
=
P
l rmsW
8
,
8
05
,
0
6
7
1
,
0
7
1
,
0
2 72 2 2 7=
×
×
I
R
=
×
×
×
=
P
l rmsW
6
,
98
8
,
8
8
8
,
81
7 1+
=
+
+
=
+
=
cu l l totalP
P
P
P
Rugi tembaga total:
Rugi arus pusar komponen fundamental:
Rugi arus pusar harmonisa ke-7:
Faktor K
Faktor K digunakan untuk menyatakan adanya rugi arus pusar
pada belitan. Ia menunjukkan berapa rugi-rugi arus pusar yang
timbul secara keseluruhan.
Nilai efektif total arus nonsinus
A
1 2
∑
==
k n nrms TrmsI
I
W
1 2 2 0∑
==
k n nrms KgR
n
I
P
proporsi terhadap rugi tembaga Rugi tembaga total
W
2 0 1 2 0 2 0 Trms k n nrms rms cuR
I
R
I
R
I
P
=
=
∑
=
=Rugi arus pusar total
Resistansi belitan 2 1 2 2 Trms k n nrms