Fungsi
Fungsi
dan
dan
Grafik
Grafik
Oleh: Sudaryatno Sudirham
Open Course
Dalam pelajaran ini disajikan bahasan tentang fungsi dan
grafik sebagai tahap awal dalam mempelajari kalkulus
Bahasan dibatasi pada fungsi-fungsi dengan peubah
bebas tunggal yang berupa bilangan nyata
Cakupan Bahasan
Pengertian Tentang Fungsi
Fungsi Linier
Gabungan Fungsi Linier
Mononom dan Polinom
Bangun Geometris
Fungsi Trigonometri
Gabungan Fungsi Sinus
Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik
Fungsi dalam Koordinat Polar
Pengertian Tentang Fungsi
Fungsi
Apabila suatu besaran y memiliki nilai yang tergantung dari nilai besaran lain x, maka dikatakan bahwa besaran y tersebut
merupakan fungsi besaran x
Contoh: panjang batang logam merupakan fungsi temperatur Pernyataan secara umum ditulis
) (x f y =
disebut peubah tak bebas nilainya tergantung x
disebut peubah bebas bisa bernilai sembarang
dalam pelajaran ini nilai x dibatasi pada nilai bilangan nyata
Walaupun nilai x bisa berubah secara bebas, sementara ruas kiri tergantung dari ruas kanan, namun nilai x tetap harus
Pengertian Tentang Fungsi
Domain
Domain ialah rentang nilai (interval nilai) di mana peubah-bebas x bervariasi
rentang terbuka a b
a < x < b a dan b tidak termasuk dalam rentang
rentang setengah terbuka a b
a ≤≤≤≤ x < b a masuk dalam rentang, tetapi b tidak
rentang tertutup a b
Sistem koordinat x-y atau koordinat sudut-siku
Pengertian Tentang Fungsi
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 P[2,1] Q[-2,2] R[-3,-3] S[3,-2] y x IV I II III sumbu-x sumbu-y
Posisi titik pada bidang dinyatakan dalam koordinat
[x, y] Bidang terbagi dalam 4 kuadran
Kurva dari Suatu Fungsi
Pengertian Tentang Fungsi
x y =0,5
Setiap nilai x akan menentukan satu nilai y
dst. 2 1,5 1 0,5 0 -0,5 y dst. 4 3 2 1 0 -1 x Δ Δ Δ Δx Δ ΔΔ Δy -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 -1 0 1 2 3 4 x y R P Q x y =0,5 Kurva
Titik P, Q, R, terletak pada kurva Kemiringan kurva:
x y ∆ ∆
Kekontinyuan
Pengertian Tentang Fungsi
Suatu fungsi yang kontinyu dalam suatu rentang nilai x tertentu, akan membentuk kurva yang tidak terputus dalam rentang tersebut.
Suatu fungsi y = f(x) yang terdefinisi di sekitar x = c dikatakan kontinyu di x = c jika dipenuhi dua syarat:
(1) fungsi tersebut memiliki nilai yang terdefinisi sebesar f(c) di x = c; (2) nilai f(x) akan menuju f(c) jika x menuju c; pernyataan ini kita
tuliskan sebagai
yang kita baca: limit f(x) untuk x menuju c sama dengan f(c).
) ( ) ( lim f x f c c x = →
Contoh-1.1.
Pengertian Tentang Fungsi
y = 1/x y = 1/x y x -1 0 1 -10 -5 0 5 10 Tak terdefinisikan di x = 0 y x y = u(x) 1 0 0 Terdefinisikan di x = 0
Simetri
Pengertian Tentang Fungsi
1. Jika fungsi tidak berubah apabila x kita ganti dengan −x maka kurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-y;
2. Jika fungsi tidak berubah apabila x dan y dipertukarkan, kurva fungsi tersebut simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III. 3. Jika fungsi tidak berubah apabila y diganti dengan −y, kurva
fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-x.
4. Jika fungsi tidak berubah jika x dan y diganti dengan −x dan −y, kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal [0,0].
Pengertian Tentang Fungsi
Contoh-1.2. -6 -3 0 3 6 -6 -3 0 3 6 y = 0,3x2 y = 0,05x3 y2 + x2 = 9 x ytidak berubah jika x dan y diganti dengan −x dan −y
tidak berubah bila x diganti −x
tidak berubah jika:
x diganti −x
x dan y diganti dengan −x dan −y x dan y dipertukarkan
Pengertian Tentang Fungsi
Pernyataan Fungsi Bentuk Implisit
8
1
1
2 2 2 2 2=
+
+
=
=
=
+
y
xy
x
x
y
xy
y
x
)
(x
f
y =
Pernyataan fungsi bentuk eksplisit:
Pernyataan bentuk
implisit
Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, setiap nilai peubah-bebas x akan memberikan satu atau lebih nilai
peubah-tak-bebas y
dapat diubah ke bentuk eksplisit
/ 1 1 2 x y x y x y = = − = 0 ) 8 ( 2 2 + xy + x − = y 2 ) 8 ( 4 2 2 2 − − ± − = x x x y -8 -4 0 4 8 -4 -2 0 2 4 x y
Fungsi Bernilai Tunggal
Pengertian Tentang Fungsi
Fungsi bernilai tunggal adalah fungsi yang hanya memiliki satu nilai peubah-tak-bebas
untuk setiap nilai peubah-bebas
0 4 8 -1 0 1 2 3 4x y 2 5 , 0 x y = 0 0,8 1,6 0 1 2x y
x
y
=
+
-1,6 -0,8 0 0 1 2 x yy
=
−
x
-0,8 0 0,8 0 1 2 3 4 x yy
=
log
10x
0 2 4 -4 -2 0 2 4x y 2 x x y = = Contoh-1.3.Pengertian Tentang Fungsi
Fungsi Bernilai Banyak
-2 -1 0 1 2 0 1 2 3 x y x y = ±
Fungsi bernilai banyak adalah fungsi yang memiliki lebih dari satu nilai peubah-tak-bebas
untuk setiap nilai peubah-bebas
-10 -5 0 5 10 0 1 2 3 x y x y2 =1/ y = ± 1/ x Contoh-1.3.
Fungsi Dengan Banyak Peubah Bebas
Pengertian Tentang Fungsi
Secara umum kita menuliskan fungsi dengan banyak peubah-bebas: ) , , , , (x y z u v f w =
Fungsi dengan banyak peubah bebas juga mungkin bernilai banyak, misalnya 2 2 2 2 z y x + + = ρ
Fungsi ini akan bernilai tunggal jika dinyatakan sebagai
2 2 2 z y x + + + = ρ
Pengertian Tentang Fungsi
Sistem Koordinat Polar
Selain sistem koordinat sudut-siku di mana posisi titik dinyatakan dalam skala sumbu-x dan sumbu-y, kita mengenal pula sistem
koordinat polar.
Dalam sistem koordinat polar, posisi titik dinyatakan oleh jarak titik ke titik-asal [0,0] yang diberi simbol r, dan sudut yang
terbentuk antara r dengan sumbu-x yang diberi simbol θ Hubungan antara koordinat susut siku dan koordinat polar
θ = sinr y θ = cosr x 2 2 y x r = + ) / ( tan−1 y x = θ x P θ r y rsinθ rcosθ
Fungsi Linier
Fungsi Tetapan
Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari −∞ sampai +∞.
k
y =
x -4 0 5 -5 0 5 y y = 4 5 . 3 − = y Contoh-2.1.Fungsi Linier
Persamaan Garis Lurus yang melalui [0,0]
mx
y =
kemiringan garis lurus
∆ ∆ = = " delta " " delta " : dibaca , kemiringan x y x y m Δ Δ Δ Δx Δ Δ Δ Δy 0 1 2 -1 0 1 2 3 4 x y -6 -4 -2 0 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 4 x y y = 0,5x y = x y = 2x y = -1,5 x m > 0 m < 0 Contoh-2.2.
Fungsi Linier
Pergeseran Kurva dan Persamaan Garis Lurus
y = 2x y − 2 = 2x -4 -2 0 2 4 6 8 10 -1 0 1 2 3 x 4 y
mx
b
y
− )
=
(
y = 2x -4 -2 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 x 4 y 0 y =2(x–1))
(
x
a
m
y
=
−
kurva tergeser sebesarb
ke arah sumbu-y positif kurva tergeser sebesara
ke arah sumbu-x positif titik potong dengan sumbu-y titik potong dengan sumbu-x b mx y = + a mx y = + ′Bentuk umum persamaan garis lurus
pergeseran ke arah sumbu-y
pergeseran ke arah sumbu-x
Fungsi Linier
Contoh-2.3. Persamaan garis: y−4 = −2x 2 0 2 4 0 1 2 1 2 = − − − = − − = ∆ ∆ = x x y y x y m -4 -2 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 x 4 y 0 memotong sumbu y di 4 memotong sumbu x di 2 atau y = −2(x−2) 4 2 + − = x yFungsi Linier
1 2 1 2 x x y y m − − = x x x y y mx y 1 1 1 2 − − = =Persamaan Garis Lurus yang melalui dua titik
[x1,y1] [x2,y2] -4 -2 0 2 4 6 8 -1 0 1 3 x y 2 -4 -2 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 x 4 y 0 [1,4] [3,8] 2 1 3 4 8 1 2 1 2 = − − = − − = x x y y m
persamaan garis: y−b = 2x atau y = 2(x−a) 2 4− b= atau 8= 2(3−a) 2 = b atau a = −1 x y−2 = 2 atau y = 2(x+1) 2 2 + = x y Contoh-2.4.
Fungsi Linier
Perpotongan Garis Lurus
1 1 1 a x b y = + y2 = a2x +b2 2 2 1 1x b a x b a + = + 2 P 2 P 1 P 1 P 2 1 1 2 P atau b x a y b x a y a a b b x + = + = ⇒ − − = ⇒ Contoh-2.5. 8 4 dan 3 2 2 1 = x + y = x − y 5 , 5 8 4 3 2 2 1 = y → x + = x− → x = y 14 3 5 , 5 2 3 2 + = × + = = x y
Koordinat titik potong P harus memenuhi persamaan y1 maupun y2.
Dua garis:
Koordinat titik potong P harus memenuhi: dan -30 -20 -10 0 10 20 30 -10 -5 0 5 10 y x y2 y1 P
x
Py
P Titik potong: P[(5,5),14]Fungsi Linier
Contoh-Contoh Fungsi Linier dalam Peristiwa Nyata
Suatu benda dengan massa
m
yang mendapat gayaF
akan memperoleh percepatana
ma F = v(t) = v0 +at ]]]] anoda katoda l Contoh-2.6. Contoh-2.7. e e m F a =Beda tegangan antara anoda dan katoda dalam tabung katoda adalah V Kuat medan listrik:
l V E =
Gaya pada elektron:
l eV eE
Fe = =
Percepatan pada elektron:
gaya fungsi linier dari V
percepatan fungsi linier dari Fe
Fungsi Linier
Suatu pegas, jika ditarik kemudian dilepaskan akan kembali pada posisi semula apabila tarikan yang dilakukan masih dalam batas elastisitas pegas. Gaya tarikan merupakan fungsi linier dari
panjang tarikan.
Contoh-2.8.
kx F =
Contoh-2.9.
Dalam sebatang konduktor sepanjang
l
, akan mengalir arus listrik sebesari
jika antara ujung-ujung konduktor diberi perbedaantegangan sebesar
V
. Arus merupakan fungsi linier dari tegangan.R V GV i = = R G = 1 A l R = ρ RA V A i j = =
gaya panjang tarikan konstanta pegas konduktansi resistansi kerapatan arus resistivitas G dan R adalah tetapan
Luas penampang konduktor
panjang konduktor
Fungsi Linier
Contoh-2.10. xa x Ca Cx materi masuk di xa materi keluar di x ∆xPeristiwa difusi mencapai keadaan mantap,jika konsentrasi materi Ca dan Cx
bernilai konstan
Inilah Hukum Fick Pertama yang secara formal menyatakan bahwa fluksi dari materi yang berdifusi sebanding dengan gradien konsentrasi.
Peristiwa difusi: materi menembus materi lain
dx dC D Jx = − gradien konsentrasi koefisien difusi
Fluksi materi yang berdifusi merupakan fungsi linier dari gradien konsentrasi
Fluksi materi yang berdifusi ke arah x
Gabungan Fungsi Linier
Fungsi Anak Tangga
)
(
x
a
ku
y
=
−
0 untuk 0 0 untuk 1 ) ( < = ≥ = x x x u)
(x
ku
y =
muncul pada x = 0 amplitudoFungsi ini memiliki nilai yang terdefinisi
di x = 0
Fungsi anak tangga satuan
Fungsi anak tangga secara umum
Contoh-3.1.
Fungsi anak tangga tergeser -4 0 5 0 x 5 y y = 3,5u(x) ) ( 5 , 2 u x y = − -4 0 5 0 x 5 y 1 ) 1 ( 5 , 3 − = u x y
Gabungan Fungsi Linier
Fungsi Ramp
y =
axu
(x
)
0 1 2 3 4 5 6 -1 0 1 2 3 x 4 y y 1 = xu(x) y2 = 2xu(x) y3 = 1,5(x-2)u(x-2) Fungsi ramp tergeser:
y
=
a
(
x
−
g
)
u
(
x
−
g
)
Fungsi ramp satuan :
y =
xu
(x
)
Contoh-3.2.
kemiringan a = 1
kemiringan
Fungsi ini baru muncul pada
x
= 0
karena ada faktor
u
(
x
)
yang didefinisikan muncul padax
= 0
Gabungan Fungsi Linier
Pulsa
Pulsa merupakan fungsi yang muncul pada suatu nilaix
1 tertentu dan menghilang padax
2>
x
1)
(
)
(
x
x
1au
x
x
2au
y
=
−
−
−
:
persamaan
1 2x −
x
:
pulsa
lebar
{
( 1) ( 2)}
2 − − − = u x u x y1=2u(x-1) y2 = −2u(x−
2) y1 + y2 = 2 u(x-1) – 2 u(x-2) lebar pulsa -2 -1 0 1 2 -1 0 1 2 3 x 4 perioda x y Deretan Pulsa: Contoh-3.3.Gabungan Fungsi Linier
Perkalian Ramp dan Pulsa
{
(
)
(
)
}
)
(
x
A
u
x
x
1u
x
x
2mxu
y
=
×
−
−
−
{
u
(
x
x
1)
u
(
x
x
2)
}
mAx
y
=
−
−
−
ramp pulsahanya mempunyai nilai dalam selang lebarnya
y1=2xu(x) y2=1,5{u(x-1)-u(x-3)}
y
3=
y
1y
2 0 2 4 6 8 10 -1 0 1 2 3 4x
5 y Contoh-3.4. y2 = {u(x)-u(x-b)} y1 = mxu(x) y3 = y1 y2 = mx{u(x)-u(x-b)} 0 2 4 6 8 10 -1 0 1 2 3 4 5 y y x b maka y juga akan bernilai dalam selang lebar pulsa sajaGabungan Fungsi Linier
Gabungan Fungsi Ramp
...
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
+
−
1−
1+
−
2−
2+
=
axu
x
b
x
x
u
x
x
c
x
x
u
x
x
y
Contoh-3.4. y1= 2xu(x) y2= −2(x−2)u(x−2) y3= 2xu(x)−2(x−2)u(x−2) y -8 -4 0 4 8 12 0 1 2 3 4 x 5Kemiringan yang berlawanan membuat y3 bernilai konstan mulai dari x tertentu
y1=2xu(x) y2= −4(x−2)u(x−2) y3= 2xu(x)−4(x−2)u(x
−
2) -10 -5 0 5 10 15 0 1 2 3 4 x 5 yy2 lebih cepat menurun dari y1 maka
Gabungan Fungsi Linier
y1= 2xu(x) y2= −4(x-2)u(x-2) y3= {2xu(x)−4(x-2)u(x-2)}{u(x-1)-u(x-3)} -10 -5 0 5 10 15 0 1 2 3 4 x 5 yPulsa ini membuat y3 hanya bernilai dalam selang 1≤ x ≤ 3
Mononom
Mononom
Mononom adalah pernyataan tunggal yang berbentuk
kx
nMononom Pangkat Dua:
y =
kx
2y = x2 y = 3x2 y = 5x2 y 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -3 -2 -1 0 1 2 x 3 -100 -80 -60 -40 -20 0 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 y x 2 10x y = − 2 2x y = − Contoh-4.1.
y memiliki nilai maksimum
Karena x2 ≥ 0,maka jika k > 0 → y > 0
jika k < 0 → y < 0
y1 = 10x2
y2 = 10(x−2)2 y3 = 10(x−2)2 + 30
Pergeseran kurva mononom pangkat dua
0 50 100 -5 -3 -1 1 3 x 5 y Pergeseran ke arah sumbu-x positif Pergeseran ke arah sumbu-y positif
Mononom
Mononom Pangkat Genap pada umumnya
y2 = 2x4 y3 = 2x6 y1 = 2x2 0 1 2 3 y -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 x 1.5 0 2 4 6 8 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 y = x6 y = 3x4 y = 6x2 y xPada mononom berpangkat genap, makin besar pangkat makin melandai
kurva di sekitar titik puncak Jika kurva-kurva ini memiliki nilai k yang sama maka mereka
berpotongan di titik P[1,k]
Koordinat titik potong antara kurva
( )
2 12 3 dan 2 2 3 6 3 dan 6 : Kurva 4 2 4 2 4 2 = = = → = → = = = y x x x x x y x y( )
3 81 dan 3 3 3 3 dan : Kurva 6 2 4 6 4 6 = = = → = → = = = y x x x x x y x y Contoh-4.2.Kurva mononom pangkat genap simetris terhadap sumbu-y
Mononom
Mononom Pangkat Ganjil
-3 -2 -1 0 1 2 3 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 y = 2x y = 2x5 y = 2x3 y xPangkat ganjil terendah: linier
Jika kurva-kurva ini memiliki nilai k yang sama maka mereka
berpotongan di titik P[1,k] Makin tinggi pangkat mononom, makin landai kurva di sekitar titik
[0,0] yaitu titik yang merupakan
titik belok
Kurva mononom pangkat ganjil simetris terhadap titik [0,0]
Mononom
Mononom Pangkat Tiga
-500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 y x 3 3x y = − 3 2x y =Mononom pangkat tiga Simetris terhadap [0,0] y = 10(x−2)3 y = 10(x−2)3 + 100 -600 -400 -200 0 200 400 600 -5 -3 -1 1 3 x 5 y = 10x3 y Pergeseran mononom pangkat tiga ke arah
sumbu-x positif Pergeseran ke arah
sumbu-y positif
Mononom
Polinom Pangkat Dua
Polinom,
Pangkat Duac
bx
ax
y
=
2+
+
y y1=2x2 x y3=13 y2=15x -150 0 150 -10 0 1013
15
2
2+
+
=
x
x
y
y1=2x2 y4 = 2x2+15x x y y2=15x -150 0 150 -10 0 x = −15/2 10 Kurva masing-masing komponen (mononom) dari polinom: Penjumlahan mononompertama dan ke-dua:
y
=
2
x
2+
15
x
Perpotongan dengan sumbu-x
2
15
15
2
y4 = 2x2+15x −15/2 x y -150 0 150 -10 0 sumbu simetri −15/4 10 y4 = 2x2+15x x y -150 0 150 -10 0 sumbu simetri y5 = 2x2+15x+13 10
Sumbu simetri dari
y
=
2
x
2+
15
x
memotong sumbu-x di:4
15
−
=
x
Penambahan komponen y3 = 13 memberikan:x
x
y
=
2
2+
15
13 15 2 2 + + = x x yKoordinat titik puncak:
125 , 15 13 4 15 15 4 15 2 75 , 3 4 / 15 2 − = + − + − = = − = y x
y
=
ax
2+
bx
+
c
x2 y x y = ax2 -50 0 0 − − a ac b 4 4 2Polinom Pangkat Dua secara umum
x1 Sumbu simetri: a b x 2 − = a ac b a b x a c a b a b x a c x a b x a y 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 − − + = + − + = + + = Pergeseran ke arah kiri sumbu-x
Pergeseran ke arah negatif sumbu-y − − a ac b 4 4 2
Penjumlahan: y3 = y1 + y2 -2000 0 2000 -10 0 x 10 y y1 y2
200
80
19
4
3 2 3=
x
+
x
−
x
−
y
Polinom Pangkat Tiga: mononom pangkat tiga +
polinom pangkat dua
d
cx
bx
ax
y
=
3+
2+
+
Mononom pangkat tiga (y1) Dan
Polinom pangkat dua (y2) -2000 0 2000 -10 0 10 y x y1= 4x3 200 80 19 2 2 = x − x − y
y3 memotong sumbu-x di 3 titik Hal ini tidak selalu terjadi Tergantung dari nilai koefisien y1
2000 -10 10 y2 y1 y3 = y1 + y2 -2000
Kasus: a kurang positif Penurunan kurva y1 di daerah x
negatif tidak terlalu tajam Kurva terlihat hanya memotong
sumbu-x di 2 titik
Titik potong ke-3 jauh di sumbu-x negatif -2000 2000 -10 15 y1 y2 y3 = y1+y2
Kasus: a terlalu positif Penurunan y1 di daerah negatif
sangat tajam
Tak ada titik potong dengan sumbu di daerah x negatif
Hanya ada satu titik potong di x positif 3 1
ax
y =
d
cx
bx
ax
y
=
3+
2+
+
3 1ax
y =
Polinom,
Pangkat Tigay
3= y
1+
y
2y
1y
2 -2000 0 -10 0 15 2000d
cx
bx
ax
y
=
3+
2+
+
y
3= y
1+
y
2 -2000 0 2000 -10 0 15kx
ax
y
1=
3=
−
d
cx
bx
y
2=
2+
+
a <
0
Kurva y3 berpotongan dengan sumbu-x di tiga tiga tempat. Akan tetapi perpotongan yang ke-tiga berada jauh di daerah x positif
Jika a terlalu negatif kurva berpotongan dengan sumbu-x di satu tempat
Polinom,
Pangkat Tiga•
jika fungsi tidak berubah apabila x kita ganti dengan −x
maka kurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-y;
•
jika fungsi tidak berubah apabila x dan y dipertukarkan,
kurva funsi tersebut simetris terhadap garis-bagi
kuadran I dan III.
•
jika fungsi tidak berubah apabila y diganti dengan −y,
kurva funsi tersebut simetris terhadap sumbu-x.
•
jika fungsi tidak berubah jika x dan y diganti dengan −x
dan −y, kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal
[0,0].
Simetri
Nilai Peubah
Dalam melihat bentuk-bentuk geometris hanya nilai-nyata dari y dan x yang kita perhatikan
Kita menganggap bahwa bilangan negatif tidak memiliki akar, karena kita belum membahas bilangan kompleks
Contoh-5.1.
1
2 2+ x
=
y
21 x
y
=
±
−
Apabila |x| > 1, maka (1 - x2) < 0Dalam hal demikian ini kita membatasi x hanya pada rentang
Karena kurva ini simetris terhadap garis y = x, maka ia memiliki nilai juga terbatas pada rentang
1
1
≤
≤
−
x
1
1
≤
≤
−
y
Titik Potong Dengan Sumbu Koordinat
Koordinat titik potong dengan sumbu-x dapat diperoleh dengan
memberi nilai y = 0, sedangkan koordinat titik potong dengan sumbu-y diperoleh dengan memberi nilai x = 0. Apabila dengan cara demikian tidak diperoleh nilai y ataupun x maka kurva tidak memotong sumbu-x maupun sumbu-y Contoh-5.2.
1
2 2+ x
=
y
Titik potong dengan sumbu-x adalah P[1,0] dan Q[−1,0]. Titik potong dengan sumbu-y adalah R[0,1] dan S[0,−1]
xy = 1
Kurva fungsi ini tidak memotong sumbu-x maupun sumbu-y
Bangun Geometris,
Karakteristik UmumAsimptot
Suatu garis yang didekati oleh kurva namun tidak mungkin menyentuhnya, disebut asimptot
Contoh-5.3.
10
)
(
2 2 2x
−
x
=
x
+
y
)
1
(
10
2−
+
±
=
x
x
x
y
tidak boleh < 0 agar x(x−1) > 0 haruslah x < 0 atau x > 1 Tidak ada bagian kurva yang berada antara x = 0 dan x = 1.Garis vertikal x = 0 dan x = 1 adalah asimptot dari kurva -4 0 4 -4 0 4 y x
Jarak Antara Dua Titik
Jika P[xp,yp) dan Q[xq,yq], maka 2 2
)
(
)
(
PQ
=
x
p−
x
q+
y
p−
y
qBangun Geometris,
jarak antara dua titikContoh-5.4. -4 -2 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 x 4 y 0 [1,4] [3,8]
20
)
4
8
(
)
1
3
(
PQ
=
−
2+
−
2=
Parabola
Bangun Geometris,
ParabolaBentuk kurva
y =
kx
2 disebut parabola[0,0] y x y=kx2 P[x,y] Q[0,p] R[x,−p]
P terletak pada kurva Q terletak di sumbu-y
y = −p garis sejajar sumbu-x R terletak pada garis y
ada suatu nilai k sedemikian rupa sehingga PQ = PR Q disebut titik fokus parabola
Garis y disebut direktrik
Titik puncak parabola berada di tengah antara titik fokus dan direktriknya x p py y x p y x p 2 2 2 2 2 2 2 2 ) ( ) PR ( PQ + + − = + − = + − = p y ) ( PR = + p y x p py y2 − 2 + 2 + 2 = + p x y 4 2 = p k 4 1 = k p 4 1 = 2
4
1
x
p
y =
Bangun Geometris,
ParabolaContoh-5.4.
Parabola
y =
0
,
5
x
2 dapat kita tuliskan2 2
5
,
0
4
1
2
1
x
x
y
×
=
=
Direktrik:y
= p
−
=
−
0
,
5
Titik fokus: Q[0,(0,5)]Bangun Geometris,
LingkaranLingkaran
Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tertentu
yang disebut titik pusat lingkaran
Jika titik pusat lingkaran adalah [0,0] dan jari-jari lingkaran adalah r
2 2 y x r = + x2 + y2 = r2 persamaan lingkaran berjari-jari r berpusat di [0.0] 2 2 2
)
(
)
(
x
−
a
+
y
−
b
=
r
Pergeseran titikpusat lingkaran sejauh
a
kearah sumbu-x
dan sejauh
b
ke arah sumbu-y
Persamaan umum lingkaran berjari-jari
r
berpusat di(
a,b
)
-1 0,5 1 -1 [0,0] 0,5 1 x y r = 1
1
2 2+
=
y
x
r 2 2 2(
0
,
5
)
)
5
,
0
(
x
−
+
y
−
=
r
Contoh-5.5.Elips
Bangun Geometris,
ElipsElips adalah tempat kedudukan titik yang jumlah jarak terhadap dua titik tertentu adalah konstan
Kedua titik tertentu tersebut merupakan dua titik fokus dari elips
X[x,y] P[-c, 0] Q[c, 0] x y 2 2 ) ( XP= x+ c + y 2 2 ) ( XQ= x−c + y
(
)
a y c x y c x a 2 ) ( ) ( misalkan) kita 2 XQ XP 2 2 2 2 + + − + = + ⇒ = + 2 2 ) (x c y x a c a − = − + 2 2 2 2 2 2 2 ) ( ) ( 4 4 ) (x+ c + y = a − a x− c + y + x −c + y 2 2 2 2 ) ( 2 ) (x+c + y = a− x−c + y 2 2 2 2 2 2 2 2 2 x x cx c y a c cx a − + = − + + 2 2 1 2 2 2 = − + c a y a x kwadratkan kwadratkan sederhanakan 2 2 2 2 XQ XP : PXQ segitiga di + = a> c → a > c 1 2 2 2 2 = + b y a x 2 2 2 c a b = −1 2 2 2 2 = + b y a x X[x,y] P[-c, 0] Q[c, 0] x y
[
−
a
,0]
[
a
,0]
[0,
b
]
[0,−
b
]
sumbu panjang = 2a sumbu pendek = 2b Elips tergeser 1 ) ( ) ( 2 2 2 2 = − + − b q y a p x 1 2 2a = → a = 5 , 0 1 2b= →b= 1 -1 0 -1 0 1 x 2 y 1 5 , 0 ) 25 , 0 ( 1 ) 5 , 0 ( 2 2 2 2 = − + − y x 5 , 0 = p 25 , 0 = qHiperbola
Hiperbola merupakan tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya antara dua titik tertentu adalah konstan
X(x,y) P[-c,0] Q[c,0] y x 2 2 ) ( XP = x +c + y 2 2 ) ( XQ= x− c + y a y c x y c x XQ XP 2 ) ( ) ( + 2 + 2 − − 2 + 2 = = − 2 2 2 2 ) ( 2 ) (x+c + y = a+ x−c + y 2 2 ) ( ) / (c a x−a = x−c + y 1 2 2 2 2 2 = − − a c y a x
Dalam segitiga PXQ, selisih (XP−XQ) < PQ → 2c < 2a → c2 − a2 = b2
1
2 2 2 2=
−
b
y
a
x
kwadratkan dan sederhanakan kwadratkan
persamaan hiperbola
1
2 2 2 2=
−
b
y
a
x
+∞ −∞ X(x,y) -c c y x[-
a
,0]
[
a
,0]
Kurva tidak memotong sumbu-y
Tidak ada bagian kurva yang terletak antara
x =
−
a
danx = a
22 2 c a
b = −
Kurva Berderajat Dua
Bangun Geometris,
Kurva Berderajat DuaParabola, lingkaran, elips, dan hiperbola adalah bentuk-bentuk khusus kurva berderajat dua, atau kurva pangkat dua
Bentuk umum persamaan berderajat dua adalah
0 2 2 + Bxy+Cy +Dx+ Ey+ F = Ax Persamaan parabola: B=C = D= F =0; A=1; E =−4p Lingkaran: B= D = E =0; A=1; C =1; F = −1
Bentuk Ax2 dan Cy2 adalah bentuk-bentuk berderajat dua yang telah sering kita temui pada persamaan kurva yang telah kita bahas. Namun bentuk Bxy yang juga merupakan bentuk berderajat
Bangun Geometris,
Kurva Berderajat DuaPerputaran Sumbu Koordinat
Hiperbola dengan titik fokus tidak pada sumbu-x
P[-a,-a] Q[a,a] y x a a y a x a y a x ) ( ) ( ) ( ) 2 ( + 2 + + 2 − − 2 + − 2 = 2 2 ) ( ) (x a y a a y x + − = − + − 2
2
xy =
a
Mempetukarkan x dengan y tidak mengubah persamaan ini. Kurva persamaan ini simetris terhadap garis y = x, 2 2 2 2 ) ( ) ( 2 ) ( ) (x+a + y+a = a+ x−a + y−a
Kurva hiperbola ini memiliki sumbu simetri yang terputar 45o berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam, dibandingkan dengan sumbu simetri hiperbola sebelumnya, yaitu
sumbu-x. -5
0 5
-5 0 x
Fungsi Trigonometri,
Pengertian-PengertianUntuk menjelaskan fungsi trigonometri, kita gambarkan lingkaran-satuan Fungsi sinus PQ PQ sinθ= = r Fungsi Cosinus OQ OQ cosθ = = r Fungsi Tangent θ θ = = θ cos sin OQ PQ tan θ − = − = ′ = θ − tan OQ PQ OQ Q P ) tan( Fungsi Cotangent θ θ = = θ sin cos PQ OQ cot θ − = − = ′ = θ − cot PQ OQ Q P OQ ) cot( Fungsi Secan Fungsi Cosecan OQ cos 1 sec = r θ = θ PQ sin 1 csc = r θ = θ O P Q θ -1 1 -1 [0,0] 1 x y r = 1 P’ -θ θ + θ = sin2 cos2 1
Fungsi Trigonometri,
Relasi-RelasiRelasi-Relasi
sinα α -1 1 -1 [0,0] 1 x y β cosα cosα cosβ cosα sinβ β sinα sinβ sinα cosβ β α + β α = β +α ) sin cos cos sin
sin( β α + β α = β − α β α − β α = β − α sin sin cos cos ) cos( sin cos cos sin ) sin( β α − β α = β +
α ) cos cos sin sin
cos( Karena β − = β − ) sin sin( β = β − ) cos cos(
Fungsi Trigonometri,
Relasi-Relasi Contoh-6.1: α α = α α + α α =α) sin cos cos sin 2sin cos 2 sin( α − α = α α − α α = α 2 2 sin cos sin sin cos cos ) 2 cos( β α − β α = β − α β α + β α = β + α sin cos cos sin ) sin( sin cos cos sin ) sin( 2 ) sin( ) sin( cos sinα β = α+β + α−β α + α =cos2 sin2 1 α = + α 2 cos 2 1 ) 2 cos( 2 ) cos( ) cos( cos cosα β= α+β + α−β β α − β α = β +
α ) cos cos sin sin
cos( β α + β α = β −
α ) cos cos sin sin
cos( 2 ) cos( ) cos( cos cosα β = − α+β + α−β β α − β α = β +
α ) cos cos sin sin
cos( β α + β α = β −
α ) cos cos sin sin
cos( 1 cos 2 ) 2 cos( α = 2 α− α − = − α 2 sin 2 1 ) 2
Fungsi Trigonometri,
NormalKurva Fungsi Trigonometri Dalam Koordinat x-y
perioda -1 0 1 0 x y 2π π −π x y -1 0 1 0 −π π 2π −2π perioda ) 2 / cos( ) sin( = − π = x x y
pergeseran fungsi cosinus sejauh π/2 ke arah sumbu-x positif
Contoh: o o o o cos(56 90 ) cos34 56 sin = − =
-3 -2 -1 0 1 2 3 -3π/4 -π/2 -π/4 0 π/4 π/2 3π/4 -3 -2 -1 0 1 2 3 0 -3π/4 -π/2 -π/4 π/4 π/2 3π/4 Fungsi Tangent Fungsi Cotangent θ = θ θ = θ cot 1 cos sin tan θ = θ θ = θ tan 1 sin cos cot asimptot Rentang: -π/4 < tanθ < π/4 π/4 < tanθ < 3π/4 dst. Lebar rentang: π/2 Rentang: 0 < tanθ < π/2 -π/2 < tanθ < 0 dst. Lebar rentang: π/2
Fungsi Trigonometri,
NormalFungsi Secan Fungsi Cosecan -3 -2 -1 0 1 2 3 -1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π -3 -2 -1 0 1 2 3 -1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π ) cos( 1 ) sec( x x y = = ) sin( 1 ) csc( x x y = = Rentang: -π/2 < tanθ < π/2 π/2 < tanθ < 3π/2 dst. Lebar rentang: π Rentang: 0 < tanθ < π -π< tanθ < 0 dst. Lebar rentang: π asimptot
Fungsi Trigonometri,
InversiSinus Inversi
x x y 1 sin atau arcsin − = = x y -1 00 1 −π π 2π −2π -0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π -1 -0,5 0 0,5 x 1 y Kurva lengkapKurva nilai utama -π/2 < sin-1x <π/2 -1 < x < 1 y x 1 2 1 x− x y = sin−1 2 2 1 tan 1 cos x x y x y − = − =
Sudut y yang sinusnya = x x
y = sin
Cosinus Inversi
x y -1 0 0 1 −π π 0 0,25π 0,5π 0,75π 1π -1 -0,5 0 0,5 x 1 y Kurva lengkapKurva nilai utama 0 < cos-1x < π -1 < x < 1 x y = cos−1 y x 1 2 1 x− x y = cos−1 x x y x y 2 2 1 tan 1 sin − = − = y x = cos
Tangent Inversi
y
1x
tan
−=
-3 -2 -1 0 1 2 3 -1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π y x -0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π -10 -5 0 5 x 10 y 2 tan 2 1 < π < π − − x Kurva lengkapKurva nilai utama
y x = tan y x 1 2 1 x+ x y = tan−1 2 2 1 1 cos 1 sin x y x x y + = + =
Cotangent inversi
x
y
=
cot
−1dengan nilai utama
π
<
<
cot
−1x
0
0 0,5π 1π -10 -5 0 5 10 y x π < <cot−1x 0Kurva nilai utama
y
x
=
cot
y x 1 2 1 x+ x y = tan−1 2 2 1 cos 1 1 sin x x y x y + = + =Secan Inversi
x
x
y
=
sec
−1=
cos
−11
dengan nilai utama π ≤ ≤sec−1x 0 0 0,25π 0,5π 0,75π π -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 x 4 y π < <sec−1x 0
Kurva nilai utama
y
x
=
sec
y x 1 2 1 x+ x y = sec−1 2 2 1 tan 1 cos 1 sin x y x y x x y + = = + =Cosecan Inversi
x x y = csc−1 =sin−1 1 2 csc 2 1 ≤ π ≤ π − − x y -0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 x 4Kurva nilai utama
dengan nilai utama
2 csc 2 1 ≤ π ≤ π − − x y x = csc y x 1 2 1 x+ x y = csc−1 2 2 1 1 tan 1 cos 1 sin x y x x y x y + = + = =
Gabungan Fungsi Sinus
Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal yang merupakan fungsi waktu, seperti misalnya gelombang cahaya, gelombang radio
pembawa, gelombang tegangan listrik sistem tenaga, dsb
Oleh karena itu kita akan melihat fungsi sinus dengan menggunakan waktu, t, sebagai peubah bebas
Tiga besaran karakteristik fungsi sinus
) 2 sin( ) sin( 0 +θ π = θ + = t f A x A y sudut fasa frekuensi siklus amplitudo
Selain frekuensi siklus, f0, kita mengenal juga frekuensi sudut, ω0, dengan hubungan
2 0
0 = πf
Gabungan Fungsi Sinus
Hubungan antara frekuensi siklus dan perioda adalah:
0 0
1
T f =
Karena fungsi sinus adalah fungsi periodik maka gabungan fungsi sinus juga merupakan fungsi
periodik walaupun tidak berbentuk sinus.
T0 -A 0 A 0 t y Ts T0 -A 0 A 0 t y
Fungsi sinus adalah fungsi periodik yaitu fungsi yang memenuhi hubungan
) ( ) (t T0 f t f − = perioda
Gabungan Fungsi Sinus
Contoh-6.1. y y = 3 cos 2f0t -4 0 4 -5 15 t y y = 1 + 3 cos 2f0t -4 0 4 -5 15 t ) ) 2 ( 2 cos( 2 2 cos 3 1 f0t f0 t y ==== ++++ π −−−− π y t -4 0 4 -5 15 ) 4 / ) 2 ( 2 cos( 2 2 cos 3 1++++ π 0 −−−− π 0 ++++π ==== f t f t y -4 1 -5 15Bentuk kurva gabungan fungsi sinus ditentukan oleh besaran karakteristik fungsi sinus penyusunnya
Perbedaan amplitudo, frekuensi, dan sudut fasa menentukan bentuk gelombang gabungan
Gabungan Fungsi Sinus
Bentuk kurva gabungan fungsi sinus ditentukan juga oleh banyak komponen sinus yang terlibat Komponen-komponen sinus yang terlibat dalam pembentukan gelombang gabungan disebut harmonisa Komponen sinus dengan f0 disebut komponen fundamental
Di atas komponen fundamental adalah Harmonisa ke-2 dengan frekuensi 2f0 Harmonisa ke-3 dengan frekuensi 3f0
Harmonisa ke-4 dengan frekuensi 4f0 dst.
Gabungan fungsi sinus juga mungkin mengandung fungsi tetapan yang disebut komponen searah
Gabungan Fungsi Sinus
a) b)
d)
c)
e)
a). sinus dasar (fundamental).
b). harmonisa-3 dan sinus dasar + harmonisa-3.
c). harmonisa-5 dan sinus dasar + harmonisa-3 + harmonisa-5.
d). harmonisa-7 dan sinus dasar + harmonisa-3 + harmonisa-5 + harmonisa-7. e) hasil penjumlahan yang dilakukan sampai pada harmonisa ke-21.
Contoh-6.2.
Gabungan Fungsi Sinus
Spektrum
Jika gabungan fungsi sinus membentuk gelombang periodik yang tidak berbentuk sinus (non-sinus) maka bentuk gelombang
non-sinus dapat diuraikan menjadi komponen-komponen sinus Komponen-komponen sinus itu membentuk suatu spektrum.
Ada dua spektrum yaitu
Spektrum Amplitudo dan Spektrum Sudut-fasa
Makin tinggi frekuensi harmonisa, makin rendah amplitudonya. Frekuensi tertinggi, fmaks, adalah frekuensi harmonisa yang
amplitudonya sudah dapat diabaikan.
Frekuensi terendah, fmin, adalah frekuensi komponen fundamental yaitu 1, atau 0 jika spektrum mengandung komponen searah
Lebar Pita
Lebar pita frekuensi suatu spektrum adalah selang frekuensi yang merupakan selisih fmaksdan fmin
Contoh-6.3.
Gabungan Fungsi Sinus
) 4 2 cos( 5 , 7 ) 2 / 2 2 cos( 15 ) 2 cos( 30 10 + π 0 + π 0 − π + π 0 + π = f t f t f t y π −π/2 0 − Sudut fasa 7,5 15 30 10 Amplitudo 4 f0 2 f0 f0 0 Frekuensi 0 10 20 30 40 0 1 2 3 4 5 Frekuensi [×f0] A m p lit u d o 0 π/2 2π 0 1 2 3 4 5 S u d u t F a s a Frekuensi [×f0] −π/2 −2π Spektrum Sudut-fasa Spektrum Amplitudo
Gabungan Fungsi Sinus
Deret Fourier
Penguraian suatu sinyal periodik menjadi suatu spektrum sinyal tidak lain adalah pernyataan fungsi periodik kedalam deret Fourier
[
]
∑
π + π + = cos(2 ) sin(2 ) ) (t a0 a nf0t b nf0t f n n fungsi periodik Koefisien Fourier Contoh-6.4. 1 0 ; 2 / ganjil 0 genap; 1 / 2 / 1 2 0 ≠ = = = − π = π = n b A b n a n n A a A a n n n T0 t yContoh-6.6. Contoh-6.5.
Gabungan Fungsi Sinus
T0 A t y n b n a n n A a A a n n n semua untuk 0 ganjil 0 genap; 1 / 4 / 2 2 0 = = − π = π = n n A b n a A a n n semua untuk semua untuk 0 2 / 0 π − = = = T0 A t y
Bilangan Natural
Fungsi Logaritma Natural
Logaritma natural adalah logaritma dengan menggunakan basis bilangan e
Bilangan e ini, seperti halnya bilangan π, adalah bilangan-nyata dengan desimal tak terbatas. Sampai dengan 10 angka di belakang koma, nilainya adalah
e = 2,7182818284
1
ln =
e
a
e
a
e
a= ln
=
ln
Fungsi Logaritma Natural
Kurva y = ln x
Fungsi Logaritma Natural
Definisi ln x x t ln x 1/t 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 y
luas bidang antara fungsi 1/t dan sumbu-x yang dibatasi oleh t = 1 dan t = x
∫
=
xdt
t
x
11
ln
e = 2,7182818284L.. -2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 0 1 2 3 x 4 y e y = ln x1
ln =
e
Sifat-Sifat 1 untuk negatif bernilai ln ln 1 ln ln ln ; ln ln ln ln ln ln < = = = − = + = x x x e e x n x a x a x x a ax x n
Fungsi Eksponensial
Fungsi Eksponensial
Antilogaritma Antilogaritma adalah inversi dari logaritma
y
x
=
ln
Fungsi Eksponensial xe
y =
Fungsi eksponensial yang penting adalah fungsi eksponensial dengan eksponen negatif
0
;
)
(
≥
=
e
−u
x
x
y
axFaktor u(x) membuat fungsi ini muncul pada x = 0 Namun demikian faktor ini biasa tidak lagi dituliskan dengan pengertian bahwa fungsi eksponensial tetap muncul pada t = 0
Kurva Fungsi Eksponensial
Fungsi Eksponensial
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 x 4 y e−x e−2xMakin negatif eksponen fungsi ini, makin cepat ia menurun
mendekati sumbu-x
ax
e
y
=
−Penurunan kurva fungsi eksponensial ini sudah mencapai sekitar 36% dari nilai awalnya (yaitu nilai pada x = 0), pada saat x = 1/a
Pada saat x = 5/a, kurva sudah sangat menurun mendekati sumbu-x, nilai fungsi sudah di bawah 1% dari nilai awalnya
Oleh karena itu fungsi eksponensial biasa dianggap sudah bernilai nol pada x = 5/a
Fungsi Eksponensial
Persamaan umum fungsi eksponensial dengan amplitudo A dengan waktu sebagai peubah bebas adalah
)
(
)
(
t
Ae
/u
t
u
Ae
y
=
−at=
−t τyang dituliskan dengan singkat
y
=
Ae
−at=
Ae
−t/ττ = 1/
a
disebut konstanta waktu makin kecil τ, makin cepat fungsi eksponensial menurunPada saat t = 5τ, nilai fungsi sudah di bawah 1% dari A fungsi eksponensial dianggap sudah bernilai nol pada t = 5τ
Gabungan Fungsi Eksponensial
Fungsi Eksponensial
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 A t/τ 1 / 1 τ tAe
y
====
−−−− 2 / 2 τ tAe
y
====
−−−−((((
e
t/τ1e
t/τ2))))
A
y
====
−−−−−−−−
−−−−Fungsi Hiperbolik
Fungsi Hiperbolik
Definisi
Kombinasi tertentu dari fungsi eksponensial membentuk fungsi hiperbolik, seperti
cosinus hiperbolik (cosh) dan sinus hiperbolik (sinh)
2 sinh ; 2 cosh x x x x e e x e e x − − − = + =
Untuk
sinh
x
dan cosh x terdapat hubungan1 4 4 4 2 4 2 sinh cosh 2 2 2 2 2 2 x− x = e x + +e− x − e x − +e− x = =
sedangkan untuk
sin
x
dancos
x
terdapat hubungan: 1sin
+∞ −∞ v v = 0 P[x,y] y = sinh v x = cosh v -4 -2 0 2 4 0 2 4
Fungsi hiperbolik yang lain
v v v v v v v v e e e e v v v e e e e v v v − − − − − + = = + − = = sinh cosh coth ; cosh sinh tanh v v v v e e v v e e v v − − − = = + = = 2 sinh 1 csch ; 2 cosh 1 sech
Fungsi Hiperbolik
Fungsi Hiperbolik
Beberapa Identitas
1 sinh cosh2 v − 2v = v v 2 2 sech tanh 1− = v v 2 2 1 csch coth − = u e v v + sinh = cosh u e v v − sinh = − coshFungsi Hiperbolik
Kurva-Kurva Fungsi Hiperbolik
x e 2 1 x e− − 2 1 x y = sinh x y -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -2 -1 0 1 2 -1 0 1 2 3 4 -2 -1 0 1 2 x y=sech x y=cosh y x x y=csch x y=sinh x y -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -2 -1 0 1 2 x y=csch x y=coth x y=coth x y=tanh x y -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -2 -1 0 1 2 x y=sinh x y=cosh y x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -2 -1 0 1 2 x e 2 1
Koordinat Polar
Relasi Koordinat Polar dan Koordinat Sudut-siku
θ = sin P r y θ = cos P r x P[r,θ] x y θ [0,0] r xP yP
Koordinat Polar
Persamaan Kurva Dalam Koordinat Polar
Persamaan lingkaran berjari-jari c berpusat di O[a,b] dalam koordinat sudut-siku
2 2
2 ( )
)
(x − a + y −b = c
dalam koordinat polar
2 2 2 ( sin ) ) cos (r θ− a + r θ −b =c [0,0] a x y P[r,θ] θ r b [0,0] a x y P[r,θ] θ r
Koordinat Polar
Contoh-9.1. -3 -2 -1 0 1 2 3 -5 -3 -1 1 y x r θ P[r,θ] cardioid)
cos
1
(
2
−
θ
=
r
θ y x -3 -2 -1 0 1 2 3 -5 -3 -1 1 3 5 r P[r,θ]θ
=
16
cos
2r
-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 -1 0 1 2 x 3 y θ = π θ = 3π θ = 4π θ = 2π r θ P[r,θ] y = 22
=
θ
r
Persamaan Garis Lurus
Koordinat Polar
r θ O y x l1 a P[r,θ]a
r
l
1:
cos
θ
=
r θ O y x l2 b P[r,θ]b
r
l
2:
sin
θ
=
α r β l3 a A O y x θ P[r,θ] a r l3 : cos(β−θ) = r β l4 a O y x θ P[r,θ] a r l4 : cos(θ−β) =Koordinat Polar
Parabola, Elips, Hiperbola
θ − = cos 1 k r Parabola: Eksentrisitas θ + = = cos PD PF r k r es Eksentrisitas: direktriks F D θ r k x A B y P[r,θ] titik fokus
Dengan pengertian eksentrisitas ini kita dapat membahas sekaligus
parabola, elips, dan hiperbola.
Elips: 1 = s e θ − = cos 1 s s e k e r θ + = θ + = e (k rcos ) e k e rcos r s s s 1 < s e θ − = θ − × = cos 2 cos 5 , 0 1 5 , 0 k k r (misal es = 0,5) Hiperbola: es >1 − θ × = cos 2 1 2 k r (misal es = 2)
Lemniskat dan Oval Cassini
Koordinat Polar
F1[a,π] F2[a,0] P[r,θ] r θ θ = 0 θ = π θ = π/2Kurva-kurva ini adalah kurva pada kondisi khusus, yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang hasil kali
jaraknya terhadap dua titik tertentu bernilai konstan
( ) (
) (
)
θ + + = θ + + θ = cos 2 cos sin PF 2 2 2 2 2 1 ar a r r a r( ) (
) (
)
θ − + = θ − + θ = cos 2 cos sin PF 2 2 2 2 2 2 ar a r r a r 2 2 1 PF PF × =b Misalkan(
) (
)
) cos 2 1 ( 2 cos 2 cos 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 θ − + + = θ − + × θ + + = r a a r ar a r ar a r b θ − + = r4 a4 2a2r2 cos2)
1
(
2
cos
2
cos
2 2 4 2 2a
a
k
r
=
θ
±
θ
−
−
Buat b dan a berrelasi
b = ka k4a4 = r4 +a4 −2a2r2cos2θ ) 1 ( 2 cos 2 0= r4 − a2r2 θ+a4 −k4
Koordinat Polar
Lemniskat
2 2cos2 2 cos2 2 (1 4)k a a r = θ± θ − − Kondisi khusus:
k
= 1
θ = 2 2 cos2 2 a r θ = 0 θ = π θ = π/2 -0,6 -0,2 0 0,2 0,6 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5Kondisi khusus:
k
> 1, misal
k
= 1,1
θ = 0 θ = π θ = π/2 -1 -0,5 0 0,5 1 -2 -1 0 1 2 Kurva dengan a = 1
Oval Cassini
Kondisi khusus:
k
< 1
, misalkank
= 0,8
θ = 0 θ = π θ = π/2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 -2 -1 0 1 2