• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Peubah Bebas Bersatuan Derajat - 6 Fungsi Trigonometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "6.1. Peubah Bebas Bersatuan Derajat - 6 Fungsi Trigonometri"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1/11

6. Fungsi Trigonometri

Sudaryatno Sudirham

6.1. Peubah Bebas Bersatuan Derajat

Berikut ini adalah fungsi-fungsi trigonometri dengan sudut θ sebagai peubah-bebas.

.

Untuk menjelaskan fungsi trigonometri, kita gambarkan lingkaran-satuan, yaitu lingkaran berjari-jari satu. Bentuk lingkaran ini diperlihatkan pada Gb.6.1. Kita menggunakan referensi arah positif berlawanan dengan arah jarum jam; artinya sudut θ makin besar jika jari-jari r berputar berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.

Gb.6.1. Lingkaran berjari-jari 1.

Fungsi sinus. Dengan membuat jari-jari r = OP = 1, maka 180o. Sesudah itu PQ menjadi negatif (arah ke bawah) dan mencapai minimum PQ = −1 pada waktu θ = 270o, kemudian meningkat lagi mencapai PQ = 0 pada waktu θ = 360o. Setelah itu keadaan akan berulang, dan satu siklus berikutnya terjadi pada waktu θ = 720o. Kejadian berulang lagi dan demikian seterusnya. Kejadian satu siklus kita sebut satu perioda. Secara singkat kita memperoleh

(2)

2/11 Sudaryatno Sudirham, “Fungsi Trigonometri

Fungsi Cosinus. Karena telah ditetapkan r = 1, maka

OQ Kejadian berulang lagi dan demikian seterusnya. Secara singkat

1 Dari Gb.6.1. dapat kita peroleh juga

θ

Pada segitiga siku-siku OPQ maupun OP’Q sisi tegak selalu lebih kecil dari sisi miring. Oleh karena itulah sinθ maupun cosθ akan bernilai antara −1 dan +1. pula kurva pada Gb.6.5.

(3)

3/11 Sebaliknya cotθ akan menuju −∞ jika θ menuju −0 karena P’Q akan menuju −0; cotθ = 0 jika

θ = −90o karena P’Q menuju −∞. Lihat pula kurva Gb.6.6.

Fungsi Secan dan Cosecan

OQ menuju 0 karena sinθ menuju 0. Lihat pula Gb.6.7.

Relasi-Relasi. Relasi-relasi yang lain dapat kita turunkan dengan mengunakan Gb.6.2., yaitu

6.2. Kurva Fungsi Trigonometri Dalam Koordinat x-y

Bilangan-nyata dengan desimal yang tidak terbatas, π, digunakan untuk menyatakan besar sudut dengan satuan radian. Jumlah radian dalam sudut

θ didefinisikan dengan persamaan

θ dalam sudut 360o adalah 2π. Dengan demikian maka ukuran sudut

(4)

4/11 Sudaryatno Sudirham, “Fungsi Trigonometri” rad. 0,5 adalah 90

θ2= o π rad. ) 180 / ( adalah 1

θ3= o π dst.

Fungsi Sinus. Dengan menggunakan satuan radian, fungsi trigonometri akan kita

gambarkan pada sistem koordinat x-y, yang kita ketahui bahwa sumbu-x adalah sumbu bilangan-nyata, termasuk π. Bentuk kurva fungsi sinus

) sin(x

y= (6.8)

terlihat pada Gb.6.3. yang dibuat untuk nilai x dari −2π sampai +2π.

Fungsi ini mencapai nilai maksimum +1 pada x = π/2 atau θ = 90o, mencapai nilai nol pada x

= π atau θ = 180o, mencapai minimum −1 (arah negatif) pada x = 1,5π atau θ = 270o, kembali nol pada x = 2π atau θ = 360o; inilah satu perioda.

Gb.6.3. Kurva fungsi sinus dalam dua perioda.

Fungsi Cosinus. Kurva fungsi cosinus

) cos(x

y= (6.9)

terlihat pada Gb.6.4. Fungsi ini mencapai nilai maksimum +1 pada x = 0 atau θ = 0o, mencapai nilai nol pada x = π/2 atau θ = 90o, mencapai minimum −1 (arah negatif) pada x =

π atau θ = 180o, kembali nol pada x = 1,5π atau θ = 270o, dan ke nilai maksimum +1 lagi setelah satu perioda, 2π.

Gb.6.4. Kurva fungsi cosinus.

Fungsi sinus maupun fungsi cosinus adalah fungsi periodik dengan perioda sama sebesar 2π, dengan nilai maksimum dan minimum yang sama yaitu +1 dan −1. Perbedaan antara keduanya terlihat, yaitu

) cos( ) cos( sedangkan

) sin( )

sin(x =− −x x = −x (6.10)

Fungsi sinus simetris terhadap titik-asal [0,0], dan disebut memiliki simetri ganjil. Fungsi cosinus simetris terhadap sumbu-y dan disebutmemiliki simetri genap.

perioda

-1,5 -1 -0,5

0 0,5

1 1,5

0 x

y

π −π

x y

-1,5 -1 -0,5

0 0,5 1 1,5

0

−π π 2π

(5)

5/11 Dengan memperbandingkan Gb.6.3. dan Gb.6.4 kita lihat bahwa fungsi sinus dapat dipandang sebagai fungsi cosinus yang tergeser sejajar sumbu-x sebesar π/2. Oleh karena itu fungsi sinus dapat kita nyatakan dalam cosinus

) 2 / cos( )

sin( = −π

= x x

y (6.11)

Fungsi Tangent. Selanjutnya kita lihat fungsi

) cos(

) sin( ) tan(

x x x

y= = (6.12)

Karena cos(x) = 0 pada x = +π/2 dan −π/2, maka tan(x) bernilai tak hingga pada x = +π/2 dan

−π/2.

Fungsi Cotangent. Fungsi ini adalah kebalikan dari fungsi tangent.

) tan(

1 ) sin(

) cos( ) cot(

x x

x x

y= = = (6.13)

Karena sin(x) = 0 pada x = 0, maka cot(x) bernilai tak hingga pada x = 0. Lihat Gb.6.6.

Gb.6.6. Kurva y = cot (x)

Fungsi Secan. Fungsi ini adalah kebalikan fungsi cosinus.

) cos(

1 ) sec(

x x

y= = (6.14.a)

Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.6.7.a. Perhatikan bahwa sec(x) bernilai 1 pada x = 0 karena pada nilai x itu cos(x) juga bernilai 1.

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π y

Gb.6.5. Kurva y====tan(x)

-3 -2 -1 0 1 2 3

(6)

6/11 Sudaryatno Sudirham, “Fungsi Trigonometri

Fungsi Cosecan. Fungsi ini adalah kebalikan fungsi sinus.

) sin(

1 ) csc(

x x

y= = (6.14.b)

Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.6.7.b. csc(x) bernilai ∞ pada x = 0 kara pada nilai x ini sin(x) bernilai 0.

(a) y = sec(x)

(b) y = csc(x)

Gb.6.7. Kurva y = sec(x) dan y = csc(x)

6.3. Fungsi Trigonometri Inversi

Sinus Inversi. Jika fungsi sinus kita tuliskan y=sin(x), maka fungsi sinus inversi dituliskan sebagai

x y

x

y=arcsin atau =sin−1 (6.15) Perhatikan bahwa sin−1x bukan berarti 1/sinx, melainkan inversi sinus x yang bisa kita baca sebagai: y adalah sudut yang sinusnya sama dengan x.

Karena fungsi sinus adalah periodik dari −∞ sampai +∞ maka fungsi y=sin−1x tidaklah bernilai tunggal. Kurva fungsi ini terlihat pada Gb.6.8.a.

Ia akan terlihat bernilai tunggal jika kita membatasi nilai y; kita hanya meninjau fungsi sinus

inversi pada

2 2

π ≤ ≤ π

y . Dengan pembatasan ini maka kita hanya terlibat dengan nilai-nilai

utama dari sin−1x. Jadi nilai utama y=sin−1x terletak pada

2 sin 2

1 π

≤ π

− − x . Kurva fungsi

x

y=sin−1 yang dibatasi ini terlihat pada Gb.6.8.b. -3

-2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π

-3 -2 -1 0 1 2 3

(7)

7/11 Perhatikanlah bahwa pada x = 0, y = sin−1x = 0 karena pada y = 0 sin(y) = 0 = x. Pada x = 1, y = sin−1x = π/2 karena sin(y) = sin(π/2) = 1 = x.

Contoh: y=sin−1(1)=0,5π; π − = −

=sin−1( 1) 0,5

y

6 ) 5 , 0 ( sin 1 =π

= −

y ;

6 ) 5 , 0 (

sin 1 − =−π

= −

y

a) b)

Gb.6.8. Kurva y = sin−1x

Jika kita bandingkan Gb.6.8. (fungsi sinus inversi) dengan Gb.6.3. (fungsi sinus) terlihat bahwa jika sumbu-y pada Gb.6.8. kita gambarkan horizontal sedangkan sumbu-x kita gambarkan vertikal, maka kita akan memperoleh bentuk kurva fungsi sinus pada Gb.6.3.

pada rentang

2 2

π ≤ ≤ π

y , yaitu rentang di mana kita membatasi nilai y pada fungsi sinus inversi, atau rentang nilai utama fungsi sinus inversi.

Cosinus Inversi.Fungsi cosinus inversi kita peroleh melalui hubungan

x x

y 1 sin 1

2 cos− = π− −

= (6.16)

Hubungan ini berasal dari relasi segitiga siku-siku. Jika sudut lancip segitiga siku-siku adalah

α dan β, maka β=π/2−α dan sinα=cosβ. Oleh karena itu jika sinα=x maka cosβ= x sehingga

x

x 1

1 /2 /2 sin

cos− =β=π −α=π − −

Karena dengan pembatasan

2 2

π ≤ ≤ π

y pada fungsi sinus inversi memberikan

2 sin 2

1 π

≤ π

− − x maka nilai-nilai utama dari cos−1x akan terletak pada 0≤cos−1x≤π. Gb.6.9.b. memperlihatkan kurva fungsi cosinus inversi pada nilai utama.

x y

-1 0 0 1

−π π

−2π

-0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π

-1 -0,5 0 0,5 x 1

(8)

8/11 Sudaryatno Sudirham, “Fungsi Trigonometri

Perhatikan bahwa jika sumbu-x digambar vertikal sedang sumbu-y digambar horizontal, kita dapatkan fungsi cosinus seperti pada Gb.6.4. dalam rentang 0xπ.

a) b)

Gb.6.9. Kurva y=cos−1x

Tangent Inversi. Fungsi tangent inversi adalah

x

y=tan−1 (6.17)

dengan nilai utama

2 tan

2

1 < π

< π

− − x

Untuk fungsi ini, nilai y=±(π/2) tidak kita masukkan pada pembatasan untuk y karena nilai tangent akan menjadi tak hingga pada nilai y tersebut. Gb.6.10.a. memperlihatkan kurva

x

y=tan−1 lengkap sedangkan Gb.6.10.b. dibatasi pada nilai −0,5π< y<0.5π.

a) b)

Gb.6.10. Kurvay=tan−1x

Jika kita mempertukarkan posisi sumbu-x dan sumbu-y pada Gb.6.10.b ini, kita akan memperoleh kurva pada Gb.6.5. yaitu kurva fungsi tangent, dalam rentang

2 tan 2

1 < π

< π

− − x

Inilah batas nilai-nilai utama fungsi tangent inversi. x

y

-1 0 0 1

−π π

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π y

x

-0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π

-10 -5 0 5 x 10

y

0 0,25π 0,5π 0,75π

-1 -0,5 0 0,5 x 1

(9)

9/11

Cotangent inversi. Fungsi ini diperoleh melalui hubungan

x x

y 1 tan 1

2 cot− = π− −

= (6.18)

dengan nilai utama 0<cot−1x

0 dan π tidak masuk dalam pembatasan y karena pada nilai tersebut y menjadi tak hingga.

Hubungan (6.18) diperoleh dari segitiga siku-siku. Jika sudut lancip segitiga siku-siku adalah

α dan β, maka β=π/2−α dan tanα=cotβ. Oleh karena itu jika tanα=x maka cotβ=x sehingga

x

x 1

1 /2 /2 tan

cot− =β=π −α=π − −

Kurva fungsi cotangent inversi terlihat pada Gb.6.11.

Gb.6.11. Kurva y=cot−1x

Pertukaran posisi sumbu-x dan sumbu-y Gb.6.11. ini akan memberikan bentuk kurva fungsi cotangent pada Gb.6.6.

Fungsi Secan Inversi. Selanjutnya kita memperoleh fungsi secan inversi

x x

y=sec−1 =cos−11 (6.19)

dengan nilai utama 0sec−1xπ.

Gb.6.12. Kurva y=sec−1x

Fungsi Cosecan Inversi.

x x sin 1

csc−1 = −1 (6.20)

dengan nilai utama

2 csc 2

1 π

≤ π

− − x

Pertukaran posisi sumbu-x dan sumbu-y pada gambar kurva kedua fungsi terakhir ini juga akan memberikan bentuk kurva fungsi non-konversinya.

0 0,5π 1π

-10 -5 0 5 10

y

x

0 0,25

0,5π 0,75π π

(10)

10/11 Sudaryatno Sudirham, “Fungsi Trigonometri” Gb.6.12. Kurva y=csc−1x

6.4. Hubungan Fungsi-Fungsi Inversi.

Hubungan antara fungsi inversi dengan fungsi-fungsi non-inversi dapat kita cari dengan menggunakan gambar segitiga siku-siku.

1). Dari fungsi y=sin−1x, yaitu sudut y yang sinus-nya adalah x dapat kita gambarkan segitiga siku-siku dengan sisi miring sama dengan 1 seperti terlihat di bawah ini.

Dari gambar ini selain fungsi y=sin−1x dan siny=x, kita dapat peroleh

2

1

cosy= −x ,

2

1 tan

x x y

= , dst.

2). Dari fungsi cosinus inversi y=cos−1x dapat kita gambarkan segitiga siku-siku seperti di bawah ini.

Selain cosy=x dari gambar ini kita dapatkan

2

1

siny= −x ,

x x y

2

1

tan = − , dst.

3). Dari fungsi y=tan−1x, kita gambarkan segitiga seperti di bawah ini.

Selain tany=x, kita peroleh

x

1

2 1+ x

y x

1 2

1−x y

x

1

2 1− x y

y

-0,5π -0,25π 0 0,25π

0,5π

(11)

11/11

2

1 sin

x x y

+

= ,

2

1 1 cos

x y

+

= , dst

4). Dari fungsiy=sec−1x kita gambarkan

Dari gambar ini kita peroleh

2

1 tany= −x ,

x x

y 1

sin

2

= , dst.

x

1 2 x y

Referensi

Dokumen terkait

- Pengumpulan data yang terkait dengan penjadwalan produksi yaitu jenis produk, jenis mesin yang digunakan, urutan pekerjaan, waktu produksi, jumlah permintaan

Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kesesuaian Antara ukuran antropometri kaki dengan ukuran sepatu merek Adidas tipe casual namun tidak mengurangi

Tabel 4.24 menyatakan bahwa sebagian besar industri (82%) menyatakan bahwa penggantian HCFC dilakukan karena adanya penerapan peraturan tentang pengurangan konsumsi

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian

Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketepatan perpindahan distributor channel sesuai rancangan, kecepatan sumber hasil pengamatan antara 15 mm/dt sampai 20 mm/detik masih

Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya dalam pengetikan laporan kerja praktek adalah dua spasi. Khususnya untuk judul tabel, dan judul gambar yang lebih

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis implementasi Program Adiwiyata di SMA N 1 Jetis Bantul sehingga berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri pada tahun