• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

EFEK BERAGUN ASET

DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Aset Bank

Rekening Titipan

Investasi dalam Deposito Berjangka Piutang Kredit Pemilikan Rumah Piutang Bunga

Jumlah Aset

Liabilitas dan Aset Bersih Liabilitas

Liabilitas Jangka Pendek Hutang Bunga

Hutang Pajak

Biaya yang Masih Harus Dibayar

Liabilitas Jangka Panjang Hutang Lain-lain

Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas A Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas B

Jumlah Liabilitas

Aset Bersih

Jumlah Liabilitas dan Aset Bersih

22.756.982.155 13.679.081.882 653.023.625 840.578.068.802 796.101.632 623.954.878.659 401.492.271 660.792.434.967 22.140.756.279 75.000.005.977 638.651.678.688 660.792.434.967 2013 25.274.911.978 1.190.899.345 15.000.000.000 799.112.257.479 840.578.068.802 Catatan 882.142.045 2.945.155.040 635.706.523.648 2c, 11, 18 2c, 12, 18 2014 547.027.435.790 16.190.899.345 714.126.954.617 75.000.005.977 10.031.480.906 333.981.346 11.161.563.884 1.409.989.370 816.479.423.823 805.317.859.939 2c, 9, 18 2c, 10, 18 13.679.081.881 24.098.644.979 2c, 3, 18 2c, 4, 18 2c, 5, 18 2c, 6, 18 2c, 7, 18 2c, 8, 18 2c, 2e, 16

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan 1

(9)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Pendapatan Investasi Bunga

Denda Keterlambatan

Jumlah Pendapatan Investasi Beban Investasi

Bunga EBA Kelas A Bunga EBA Kelas B Jasa Penunjang Biaya Lain-lain

Jumlah Beban Investasi

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan

Pajak Kini

Laba (Rugi) Tahun Berjalan

Pendapatan (Beban) Komprehensif Lainnya Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan

119.024.332.982 66.850.699.973 6.842.104.602 1.230.000 1.305.000 97.281.867.559 22.295.394.877 5.973.133.348 (8.954.647.326) (1.957.888.700) 42.232.246.646 25.477.142.327 16.282.113.027 6.996.758.626 80.999.754.532 (11.171.683.554) (8.073.631.793) 115.926.281.221 3.098.051.761 17.403.510.534 2d, 13 2d, 13 118.263.405.391 760.927.591 2013 2014 96.437.397.835 844.469.724 Catatan 2d, 14 2d, 15 2d 2e, 16 52.729.921.307 2d, 14 (9.285.354.401)

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan 2

(10)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Laporan Perubahan Aset Bersih

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Saldo per 01 Januari 2013 Laba Komprehensif Tahun 2013 Saldo per 31 Desember 2013

Rugi Komprehensif Tahun Berjalan Saldo per 31 Desember 2014

24.098.644.979

- 24.098.644.979 Laba Ditahan Komponen Aset

Bersih Lainnya Jumlah Aset Bersih 17.403.510.534 - 17.403.510.534 6.695.134.445 6.695.134.445 (1.957.888.700) 22.140.756.279 - 22.140.756.279 (1.957.888.700)

-Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan 3

(11)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi:

Penerimaan Piutang Kredit Pemilikan Rumah Penerimaan Bunga

Pembayaran Hutang Sertifikat KIK EBA Pembayaran Jasa Penunjang

Pembayaran Pajak Pembayaran Bunga

Arus Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penurunan Bersih Bank

Bank pada Awal Periode Bank pada Akhir Periode

(7.044.732.539) (17.906.845.939) (2.850.506.619) - - (7.675.402.118) (112.269.483.876) 32.950.314.096 25.274.911.978 (2.517.929.823) 2014 175.157.378.820 180.833.973.182 2013 (185.395.903.056) 119.051.250.790 96.880.375.288 (75.168.394.191) - (176.054.166.153) (5.426.277.648) 22.756.982.155 - 25.274.911.978 (2.517.929.823) (7.675.402.118)

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan 4

(12)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

2a

2b

PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri”

PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” b. Dasar

Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep harga historis, kecuali laporan arus kas dan beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dibulatkan dan disajikan dalam mata uang Rupiah (Rp), kecuali bila dinyatakan secara khusus.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan Manajer Investasi menggunakan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

Standar baru, revisi dan intepretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut: 1. UMUM

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Danareksa BTN03 KPR BTN ("KIK EBA") (selanjutnya disebut "Entitas") adalah Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) bersifat terbuka berdasarkan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.28 tahun 2003 tentang Pedoman Kontrak Investasi Efek Beragunan Aset.

Perjanjian Entitas antara PT Danareksa Investment Management sebagai Manajer Investasi dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ("Mandiri"), sebagai Bank Kustodian dituangkan dalam Akta No.45 tanggal 17 Oktober 2012 di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., di Jakarta sebagaimana diubah dengan Akta No.38 tanggal 14 November 2012 dibuat di hadapan notaris yang sama. Entitas telah memperoleh pernyataan efektif berdasarkan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No.S-13867/BL/2012 tanggal 5 Desember 2012.

Entitas berisi kumpulan tagihan Kredit Pemilikan Rumah yang awalnya dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ("BTN") yang telah dijual kepada Entitas sebesar Rp 1.000.000.005.977 (Satu triliun lima ribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh rupiah). PT Danareksa Investment Management sebagai Manajer Investasi melakukan Penawaran Umum atas Entitas dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,75% per tahun untuk pemegang sertifikat kelas A. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI).

(13)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Penerapan dini revisi dan standar baru di atas sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan.

Pada saat penerbitan laporan keuangan, Manajer investasi masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Entitas.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dan instrumen keuangan di dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan dan PSAK No.60 mengatur tentang pengungkapan informasi dan instrumen keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dan instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dan hubungan lindung nilai.

Entitas menyajikan aset keuangan, liabilitas keuangan pada nilai wajarnya, sehingga tidak ada efek kumulatif dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut.

“Laporan keuangan konsolidasian”

PSAK 66 “Pengaturan bersama”

PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain”

PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar”

ISAK 26 "Penilaian ulang derivative melekat" PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”

PSAK 46 (revisi 2013) “Pajak Penghasilan” PSAK 48 (revisi 2013) “Penurunan nilai asset”

PSAK 50 (revisi 2013) “Instrumen keuangan: penyajian”

PSAK 55 (revisi 2013) “Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran” PSAK 60 (revisi 2013) “Instrumen keuangan: pengungkapan”

PSAK 65

c. Instrumen Keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2010) diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan Entitas terdiri dari bank dan piutang, sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, keuntungan dan kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilal,serta melalui proses amortisasi.

Aset Keuangan

Pengakuan dan Pengukuran Awal

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Entitas Menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) "Instrumen keuangan: Penyajian", PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No.60, "Instrumen keuangan: Pengungkapan".

c.i.

(14)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara:

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau mana yang berlaku sebagai bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) dihentikan pengakuannya pada saat:

Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau 2.

Cadangan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang objektif bahwa Entitas tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam catatan di bawah.

Pada saat tanggal laporan posisi keuangan, Entitas melakukan pengakuan awal pada biaya perolehan dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan cadangan belum dibentuk selama tidak terdapat bukti objektif yang telah terjadi.

Penghentian Pengakuan

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

Entitas mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Apabila Entitas mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan dan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut dan juga tidak mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Entitas sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.

2. Jumlah dari (a) pembayaran yang diterima (termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang ditanggung) dan (b) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain.

Penurunan Nilai

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut ("peristiwa yang merugikan") dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Keterlibatan berkelanjutan berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer, diukur sebesar jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dan nilal maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Entitas.

1.

1. Jumlah tercatat dan

Diakui dalam laba rugi

(15)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara bersih atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan, tanpa pengurangan untuk biaya transaksi.

Jika Entitas menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilal atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilal kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilal secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilal diakui atau terus diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Liabilitas Keuangan

Pengakuan Awal dan Pengukuran

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau hutang dan pinjaman. Entitas menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Aset Keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian yang diizinkan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dengan mengacu pada transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm's length transaction ); mengacu kepada nilal wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto atau model penilaian lainnya.

c.ii.

Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dan pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda atau bila persyaratan dan liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilal tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Pengakuan awal liabilitas keuangan dicatat pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal laporan posisi keuangan, Entitas memiliki liabilitas keuangan.

Penghentian Pengakuan

Sebuah liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Entitas pertama kali menentukan secara individual apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilal atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

(16)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

2d

2e

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Rekening Koleksi

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rekening Koleksi Bunga Rekening Koleksi Pokok

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rekening Cadangan

Rekening Penyedia Jasa d. Pengakuan

Pendapatan dan Beban

13.679.081.882

4. Rekening Titipan merupakan rekening-rekening yang dibentuk oleh pihak pendukung kredit yang terdapat di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Perjanjian Pendukung Kredit No.032/PPK/KIK-DBTN03/XI/2012 per tanggal 12 November 2012 dan penyedia jasa berdasarkan perjanjian No.09/PKS/TSRD/2012 per tanggal 14 November 2012.

REKENING TITIPAN

Rekening titipan per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 2014

118.096.998

Pendapatan denda keterlambatan diakui pada saat diterima oleh Entitas dan beban diakui pada saat terjadinya secara akrual.

BANK

3. Akun ini merupakan rekening giro milik Entitas yang terdapat di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang dikelola oleh Bank Kustodian per 31 Desember 2014 dan 2013 dengan rincian sebagai berikut:

e. Pajak Penghasilan

Pendapatan bunga dari Kredit Pemilikan Rumah dan penempatan pada deposito diakui secara akrual berdasarkan proporsi waktu, nilai nominal dan tingkat bunga yang berlaku yang memperhitungkan hasil efektif aset tersebut.

1.190.899.345 836.952.971 21.801.932.186 22.756.982.155 2014 12.796.859.028 882.222.854 2013 353.427.421 837.471.924 2013 637.758.392 68.308.126 24.568.845.460 25.274.911.978 Entitas berbentuk kontrak investasi kolektif adalah subyek pajak yang diperlakukan sebagai persekutuan, kongsi atau firma. Obyek pajak penghasilan Entitas diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-147/PJ/2003 Tanggal 13 Mei 2003 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Entitas dan para investornya, serta ketentuan pajak yang berlaku. Obyek pajak penghasilan terbatas hanya pada penghasilan yang diterima oleh Entitas, sedangkan pembayaran imbal hasil yang dibayarkan Entitas kepada pemegang EBA dengan arus kas tetap merupakan obyek pajak penghasilan final. Perhitungan pajak penghasilan Entitas mengikuti norma perhitungan pajak penghasilan badan pasal 29, sementara pajak atas imbal hasil yang dibayarkan kepada para pemegang Entitas dengan arus kas tidak tetap bukan merupakan objek pajak.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan pada periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Pajak tangguhan tidak diakui karena tidak terdapat perbedaan temporer yang berdampak terhadap pengakuan aset atau liabilitas tangguhan.

(17)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Biaya Jasa Registrar

Dana cadangan - Penjamin Kredit Dana transisi - Penyedia Jasa

13.679.081.881

Hutang lain-lain merupakan akun yang digunakan untuk mencatat dana cadangan dari penjamin kredit dan dana transisi penyedia jasa dari penyedia jasa. Rincian hutang lain-lain per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Biaya Jasa Penyedia Layanan 719.676.218 BIAYA YANG

MASIH HARUS DIBAYAR

Sesuai dengan Perjanjian Entitas dalam akta No. 38 tanggal 14 November 2012 Pasal 12.2, menyatakan bahwa Bank Kustodian dapat menginvestasikan semua dana yang ada di Rekening Koleksi Bunga, Rekening Koleksi Pokok, Rekening Cadangan, Rekening Dana Transisi Penyedia Jasa dan Rekening Pajak atas instruksi dari Manajer Investasi ke dalam Investasi Yang Memenuhi Syarat pada Institusi Yang Memenuhi Syarat atas nama Entitas, untuk kepentingan para Pemegang EBA.

Jumlah piutang secara terus menerus akan menurun sesuai dengan pelunasan pokok hutang dari Kredit Pemilikan Rumah yang dilakukan oleh para debitur dengan saldo per 31 Desember 2014 sebesar Rp 623.954.878.659 dan per 31 Desember 2013 sebesar Rp 799.112.257.479.

Akun ini merupakan biaya yang masih harus dibayar dengan rincian sebagai berikut:

2014 7.

6. Piutang Kredit Pemilikan Rumah merupakan aset Kredit Pemilikan Rumah yang dibeli dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berdasarkan perjanjian No.45 tanggal 17 Oktober 2012 yang mengalami perubahan sesuai dengan perjanjian No.38 tanggal 14 November 2012 antara Entitas dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

10. HUTANG LAIN-LAIN 5. INVESTASI DALAM DEPOSITO BERJANGKA 8. HUTANG BUNGA 882.222.853 9. 27.500.000

Biaya Jasa Audit

Biaya Jasa Agen Pembayar Biaya Jasa Pemeringkat

96.000.000 2014 6.536.766 882.142.045 Biaya Jasa Kustodian

Biaya Jasa Listing

Biaya Jasa Pendukung Kredit

6.438.090 6.248.734 2.750.000 2.317.181 12.796.859.028 PIUTANG BUNGA 16.190.899.345 2.500.000 6.994.075 6.788.368 2.568.070 2.500.000 333.981.346 2013 15.353.427.421 837.471.924 PIUTANG KREDIT PEMILIKAN RUMAH

Investasi dalam deposito berjangka per 31 Desember 2013 sebesar Rp 15.000.000.000.

Biaya Jasa Manajemen

2013 245.688.455 26.000.000 25.000.000 15.942.378 14.675.056

Piutang bunga merupakan pendapatan bunga yang masih harus diterima oleh KIK EBA DBTN03 per 31 Desember 2014 sebesar Rp 401.492.272.

Hutang bunga merupakan bunga terutang kepada Pemegang Sertifikat Entitas Kelas A per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 653.023.625 dan Rp796.101.632.

(18)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

PT Taspen (Persero)

BPJS Ketenagakerjaan-BPJS BPJS Ketenagakerjaan-JKK Dana Pensiun BRI

DPLK Bank Rakyat Indonesia Dana Pensiun Bank Mandiri Empat PT Bank Harda International

BPJS Ketenagakerjaan-JK PT Asuransi Binagriya Upakara Dana Pensiun Perhutani

Dana Pensiun BTN

Dana Pensiun Pegawai PERUM Peruri Yayasan Kesejahteraan Pegadaian Permata YKK PT Pembangunan Perumahan

Dana Pensiun BPD Jabar

PT Jamsostek (Persero) 11.580.437.102 138.965.245.222 2013 60.000.005.977 12.500.000.000 714.126.954.617 2014 Yayasan Kesejahteraan Pegawai 29.569.050.584 14.784.525.293 2.956.905.059 1.774.143.035 7.720.291.400 3.860.145.701 3.860.145.701 2.316.087.420 5.913.810.116

Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI

1.544.058.280 1.544.058.280 772.029.140 579.021.855

YKP Bank Tabungan Negara

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 60.000.005.977 12.500.000.000 2.500.000.000 75.000.005.977 547.027.435.790 5.913.810.116 2.956.905.059 1.182.762.023 70.173.160.602 1.182.762.023 8.870.715.176 443.535.758 3.008.092.215 33.267.329.282

PT Asuransi Binagriya Upakara

591.381.011

2014 295.690.505.832

PT Sarana Multigriya Finansial 68.748.042.606

2.500.000.000 75.000.005.977

Rincian hutang sertifikat KIK EBA kelas A per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Hutang Sertifikat KIK EBA kelas A akan dibayarkan sesuai dengan hasil koleksi pokok piutang KPR setiap tiga bulan sekali (per triwulan).

12. HUTANG SERTIFIKAT KIK EBA KELAS B

11. Hutang sertifikat KIK EBA kelas A merupakan liabilitas kepada pemegang sertifikat KIK EBA kelas A. Hutang ini dikenakan bunga sebesar 7,75% per tahun.

Rincian hutang sertifikat KIK EBA kelas B per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Hutang sertifikat KIK EBA kelas B merupakan liabilitas kepada pemegang sertifikat KIK EBA kelas B, dimana pembayarannya dilakukan setelah:

a. Menutup kekurangan, bila ada, untuk keperluan pajak, biaya-biaya senior atau jasa pendukung, imbalan jasa penyedia jasa, bunga EBA kelas A.

b. Pokok EBA kelas A sampai dibayar penuh seluruhnya.

c. Pemulihan dana dalam rekening cadangan sampai dengan jumlah maksimum ambang batas rekening cadangan.

HUTANG SERTIFIKAT KIK EBA KELAS A 2013 386.014.570.065 89.748.387.540 38.601.457.007 19.300.728.504 7.720.291.400 11

(19)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Pendapatan Bunga-Kredit Pemilikan Rumah

Denda Keterlambatan

Jasa Penyedia Jasa Jasa Manajemen Jasa Kustodian

Jasa Pendukung Kredit Jasa Listing

Jasa Pemeringkat Jasa Audit

Jasa Agen Pembayar Jasa Registrar

760.927.591

97.281.867.559

119.024.332.982 Pendapatan Bunga-Rekening Pokok

844.469.724

1.171.915.725

Pendapatan Bunga-Rekening Bunga Pendapatan Bunga Deposito Berjangka

2013 116.573.590.822 1.689.814.569

Beban bunga KIK EBA kelas A merupakan beban bunga yang dibayarkan kepada pemegang sertifikat A dengan tingkat bunga 7,75% per tahun untuk tahun 2014 dan 2013 masing masing sebesar Rp 52.729.921.307 dan Rp 66.850.699.973. 2014 95.001.307.535 679.846.552 11.250.001 146.565.674 35.042.912 5.973.133.348 15. BEBAN JASA PENUNJANG

Akun ini terdiri dari: 14. BEBAN BUNGA

KIK EBA

176.327.203

Beban bunga KIK EBA kelas B merupakan beban bunga yang dibayarkan kepada pemegang sertifikat B yang pembayarannya dilakukan setelah pembayaran:

13. 87.847.372 2014 3.481.102.855 92.030.000 1.194.761.121 112.500.000 220.034.233 PENDAPATAN BUNGA

Akun ini terdiri dari:

i. Hasil investasi atas dana dalam rekening cadangan kepada pendukung kredit

j. Membayar ke pendukung kredit atas tiap jumlah yang dikeluarkan dari rekening cadangan umum melebihi jumlah maksimum ambang batas rekening cadangan

k. Biaya-biaya junior

Beban bunga yang dibagikan kepada pemegang sertifikat KIK EBA kelas B untuk tahun 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp 22.295.394.877 dan Rp 42.232.246.646.

f. Menutup tagihan yang tertunggak selama 3 periode dan tagihan tertunggak yang belum tergantikan

g. Pembayaran kembali rekening koleksi pokok yang digunakan untuk menutup kekurangan pembayaran bunga

h. Imbalan jasa pendukung kredit a. Pajak

b. Biaya-biaya senior atau jasa pendukung c. Imbalan jasa penyedia jasa

d. Bunga EBA kelas A

e. Pemulihan dana dalam rekening cadangan sesuai dengan jumlah maksimum ambang batas rekening cadangan

2013 3.285.948.520 1.453.284.355 637.569.912 901.912.013 154.720.848 129.444.444 237.000.000 29.557.844 12.666.666 6.842.104.602 12

(20)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Laba bersih sebelum pajak Beda tetap:

Taksiran Penghasilan Kena Pajak Beban Pajak Penghasilan 2014:

Beban Pajak Penghasilan 2013:

Dikurangi Kredit Pajak Penghasilan Taksiran Kurang Bayar Pajak PPh 29

11.171.683.554 (1.140.202.648) 10.031.480.906 17. a. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 9.285.354.401 (8.806.338.661) 479.015.740 b. Konsentrasi Geografis Atas Aset

Portofolio aset tidak tersebar secara merata, dimana penyebaran asset lebih dari 50% berada di wilayah kantor cabang Bekasi, Jakarta Harmoni, Bogor, Surabaya dan Malang. Apabila kedua daerah tersebut mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan ekonomi secara regional dan peningkatan kerugian serta delinquency pinjaman secara umum dalam pasar properti maka dapat mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan bagi pemegang Entitas.

2014 25% x Rp 37.141.417.604 11.171.683.554 1.409.989.370 10.031.480.906 16. Taksiran pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah

sebagai berikut:

Risiko terbesar dari aset yang disekuritisasi yang berasal dari kredit perumahan yang dimiliki oleh BTN sebagai suatu bank adalah risiko kredit yang timbul apabila kelancaran pembayaran kembali pokok pinjaman dan/atau bunga pinjaman mengalami gangguan.

Risiko Kredit Dan Kerugian Berhubungan Dengan Penurunan Nilai Properti 25% x Rp 44.686.734.215

Penghasilan yang pajaknya bersifat final PERPAJAKAN

37.141.417.604

20.859.304.577

Biaya mendapat, menagih, memelihara 22.295.394.877

2013 3.098.051.761 42.232.246.646 1.046.250.377 (1.689.814.569) 41.588.682.454 16.282.113.027 (1.436.090.300) 9.285.354.401

penghasilan yang pajaknya bersifat final

Risiko yang akan dihadapi antara lain penurunan nilai properti. Tidak ada jaminan yang dapat diberikan untuk memastikan nilai dan aset tetap sama atau akan tetap pada tingkat di saat penetapan awal. Jika dalam keadaan tertentu pasar properti perumahan di Indonesia mengalami penurunan maka nilai dari Entitas atas aset akan mengalami penurunan yang signifikan dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kerugian kepada pemegang Entitas.

Beban Pajak Penghasilan yang bukan obyek pajak

Biaya mendapat, menagih, memelihara

-44.686.734.215

b. Pajak Kini

a. Utang Pajak 2014 2013

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 Pajak Penghasilan (PPh) pasal 29

930.973.630 479.015.740 10.031.480.906 13

(21)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Instrumen KIK EBA Kelas A ini pun memiliki risiko pelunasan lebih awal yang disebabkan karena hak atau opsi yang dimiliki oleh Penyedia Jasa untuk melakukan Clean-up Call apabila Jumlah Pokok Terhutang atas Kumpulan Tagihan telah berkurang sampai 10% (sepuluh persen) atau kurang dan jumlah pokok terhutang atas kumpulan tagihan pada Tanggal Cut-Off Final . Pelaksanaan Clean-up Call oleh Penyedia Jasa memiliki pengaruh sama seperti pelunasan dini KPR.

f. Risiko Yang Berkaitan Dengan Segi Hukum

Transaksi sekuritisasi kumpulan tagihan KPR BTN ini mempunyai risiko hukum yang secara umum dapat terjadi sehubungan dengan adanya perselisihan di antara para Pihak Bertransaksi dan perselisihan dengan para Debitur.

Apabila terjadi risiko di atas, maka hal ini dapat mengurangi performa Entitas tersebut. d. Risiko

Likuiditas Efek Beragun Aset

Risiko likuiditas adalah risiko finansial yang dimiliki KIK EBA kelas A sebagai instrumen investasi pasar modal. Risiko yang dapat menyebabkan investor tidak dapat menjual kepemilikan KIK EBA kelas A di pasar dengan mudah yang bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kondisi pasar dan kondisi ekonomi.

e. Prepayment risk atau pelunasan lebih awal adalah risiko yang diasosiasikan dengan pembayaran atau pelunasan lebih awal, dimana pelunasan tersebut menyimpang dari jadwal pembayaran atau pelunasan yang sebelumnya telah ditentukan. Risiko seperti ini pada umumnya terdapat pada instrumen obligasi seperti efek beragun aset dimana debitur KPR memiliki opsi untuk melakukan pelunasan lebih awal.

Risiko Pelunasan Awal Atas Aset Keuangan Dalam Portfolio KIK EBA Sebelum Jatuh Tempo (Prepayment Risk)

Pelunasan lebih awal ini bisa terjadi kapan saja dan apabila pelunasan lebih awal ini terjadi, maka aliran kas masa depan akan berubah sehingga dapat mempengaruhi performa KIK EBA Kelas A karena proyeksi arus kas imbal hasil investasi menjadi tidak tercapai. Tingkat pelunasan lebih awal bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti faktor kondisi perekonomian secara umum, mobilitas debitur dan lembaga pembiayaan satu ke lembaga pembiayaan yang lainnya atau bisa juga disebabkan oleh kondisi kelayakan kredit dari debitur, tingkat suku bunga dan berbagai macam faktor lainnya.

Setiap bagian dan kredit perumahan yang masuk dalam aset yang disekuritisasi memiliki potensi untuk dilunasi lebih awal oleh para debitur-nya.

Meskipun diperdagangkan di bursa, instrumen Entitas adalah instrumen baru yang diperkenalkan bagi para investor pasar modal, sehingga memiliki risiko kurang likuid. Hal ini dapat menjadi hambatan dan pemegang KIK EBA Kelas A untuk dapat menjual kembali KIK EBA kelas A-nya melalui mekanisme pasar di bursa. Di dalam kondisi kredit macet yang menyebabkan eksekusi jaminan terhutang, dimana didalam proses tersebut membutuhkan waktu, dapat mengakibatkan tidak tercapainya pembayaran pokok hutang ataupun bunga kepada investor sesuai jadwal.

c. Risiko Yang Berhubungan Dengan Kenaikan Tingkat Suku Bunga

Portofolio aset akan mencakup tingkat suku bunga pinjaman yang dihitung dengan mengacu pada tingkat suku bunga yang terdiri dari floating rate (yang akan bervariasi dari waktu ke waktu) ditambah margin, sebagaimana ditetapkan oleh BTN. Sebagai akibat dan perbedaan floating rate yang ditetapkan oleh BTN sebagai standar dan penetapan suku bunga, tingkat suku bunga atas aset tersebut bersifat fluktuatif dan Penerbit dapat terkena risiko gagal bayar oleh debitur.

Untuk mengantisipasi terjadinya gagal bayar oleh debitur, Pendukung Kredit menyediakan dana cadangan untuk melakukan bunga KIK EBA kelas A yang jatuh tempo.

(22)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

Aset keuangan Bank

Rekening Titipan

Piutang - Kredit Pemilikan Rumah

Liabilitas keuangan Hutang Bunga

Biaya yang masih harus dibayar Hutang Lain-lain

Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas A Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas B

Aset keuangan Bank

Rekening Titipan

Investasi dalam Deposito Berjangka Piutang - Kredit Pemilikan Rumah Liabilitas keuangan

Hutang Bunga

Biaya yang masih harus dibayar Hutang Lain-lain

Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas A

Hutang Sertifikat KIK EBA Kelas B 75.000.005.977

18. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tercatat untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dengan rincian sebagai berikut:

g. Risiko Operasional Dalam Pelaksanaan Kegiatan Manajer Investasi, Bank Kustodian Dan Penyedia Jasa

Bank Kustodian, dalam hal ini PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., adalah bank umum yang dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari risiko operasional.

BTN sebagai bank umum memiliki risiko operasional terjadi karena tidak lengkapnya dan tidak berfungsinya sistem, prosedur dan pengawasan dalam lingkungan BTN sehingga akan menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja BTN. Di samping itu resiko ini juga timbul karena kurang tersedianya tenaga yang terampil dan berpengalaman serta sarana komunikasi atau infrastruktur yang kurang menunjang jaringan operasi BTN.

653.023.625 882.142.045 22.756.982.155 13.679.081.881 563.549.930.791 75.000.005.977 16.190.899.345 739.604.096.944 2013 Nilai Tercatat 25.274.911.978 1.190.899.345 75.000.005.977 799.112.257.479 13.679.081.881 547.027.435.790 75.000.005.977 Nilai Wajar 25.274.911.978 1.190.899.345 15.000.000.000 799.112.257.479 796.101.632 10.031.480.906 16.190.899.345 714.126.954.617 796.101.632 10.031.480.906 623.954.878.659 653.023.625 882.142.045 13.679.081.882

Risiko Operasional Bank Kustodian

Risiko Penyedia Jasa

Perkembangan bisnis dan operasional perbankan sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Efektifitas operasional BTN tergantung dari kemampuan mendapatkan akses yang akurat dan dapat dipercaya serta tepat waktu, serta pengelolaan likuiditas dan operasional produk consumer banking. Ketidakmampuan BTN dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi menggangu kelancaran operasional dan mutu pelayanan kepada nasabah di samping menciptakan kondisi rawan terhadap kejahatan perbankan sehingga mempengaruhi pendapatan usaha BTN.

2014 Nilai Tercatat 15.000.000.000 Nilai Wajar 22.756.982.155 13.679.081.882 623.954.878.659 15

(23)

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Catatan atas Laporan Keuangan - Lanjutan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah)

a. Bank dan rekening titipan

Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dan aset keuangan tersebut.

19. Pengelola Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 18 Maret 2015.

b. Piutang Kredit Pemilikan Rumah

Piutang Kredit Pemilikan Rumah dilakukan penilaian kembali atas nilai wajarnya mengunakan pendekatan pendapatan, dimana terdapat penurunan nilai dan nilai tercatat. Penurunan nilai tersebut tidak dilakukan pencadangan pada tahun 2013 dikarenakan belum terdapat histori dan tingkat gagal bayar yang telah terjadi pada periode sebelumnya. c. Hutang bunga, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang lain-lain.

Seluruh kewajiban keuangan di atas merupakan kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan sehingga nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari kewajiban keuangan tersebut.

d. Hutang sertifikat KIK EBA kelas A dan hutang sertifikat KIK EBA kelas B

Hutang sertifikat KIK EBA kelas A dinilai dengan menggunakan model penilaian yang dilakukan oleh Indoneia Bond Pricing Agency (IBPA) sebagai lembaga penilai surat berharga independen, dengan harga bersih tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 97,07% dan 96,55%, sedangkan Nilai Sertifikat KIK EBA kelas B adalah sama sampai akhir periode.

Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dan setiap golongan instrumen keuangan Entitas:

PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ngapa dalam memahai masalah utama dari berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif pada aspek where (dimana) secara klasikal

Dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka penulis menyusun laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Jasa Servis Mobil Pada Bengkel Adi Jaya

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, hal ini dapat dipahami

Secara umum, peningkatan konsentrasi PPC organik meningkatkan pertumbuhan bibit gaharu dimulai dari konsentrasi PPC organik 0 ml/L air sampai dengan 2 ml/L air yang

Dalam penerapan hukum tipu muslihat kepada agama anak orang Islam untuk memilih agama lain menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sudah sesuai, hal

pimpinan sekolah Katolik di Blitar , April 2013, wawancara dengan kepala sekolah Katolik Batam, Juli, 2013. guru yang beragama Kristen. Selain itu SMA Muhammadiyah dinilai

Kemudian dilakukan pembuatan model gigi.. tiruan dengan mencampurkan serbuk HA dari gigi sapi dengan mencapurkan resin, dilanjukan pengujian struktur mikro,

Kami ini datang dari YAKRIS bermaksud untuk berdoa bersama Bapak/Ibu, merenungkan Firman bersama Bapak/Ibu, dan menemani Bapak/Ibu bila kita hendak mendoakan