Lampiran Keputusan Kepala BPPKB Nomor : 500/ 04 /403.206/2015 Tanggal 19 Januari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGPembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional pada dasarnya adalah upaya perubahan dalam berbagai bidang dan sektor kehidupan masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi, difersifikasi kegiatan sosial-ekonomi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memenuhi hal ini, diperlukan perencanaan yang matang tepat dan dapat dipercaya dengan menggunakan berbagai metode dan prosedur yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dalam aspek legal-formal maupun menjawab tantangan dan permasalahan pembangunan sekaligus akademik. Perencanaan hendaknya mampu menjamin bahwa pembangunan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tuntutan lingkungan internal dan eksternal, berdasarkan potensi sumberdaya yang tersedia. Aktivitas dan produk perencanaan dalam pembangunan daerah merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan di Kabupaten Magetan.
Proses perencanaan dilakukan untuk menghasilkan berbagai dokumen rencana pembangunan baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Implementasi desentralisasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan , Undang-undang RI 32 Tahun 2004 menuntut adanya proses perencanaan pembangunan yang lebih bersifat partisipatif. Perencanaan partisipatif terutama diperlukan untuk melakukan usaha yang lebih sistematik dalam mengantisipasi permasalahan pembangunan sosial ekonomi masyarakat yang mengarah kepada upaya-upaya pertumbuhan pada skala ekonomi yang lebih kecil (mikro, masyarakat/komunitas), yaitu suatu pendekatan kemasyarakatan yang terfokus kepada pemberdayaan dan perluasan kegiatan ekonomi masyarakat pada skala menengah dan kecil. Dalam hal ini, perencanaan
pembangunan daerah perlu dilakukan melalui prosedur dan teknik perencanaan partisipatif.
Dalam peraturan dan perundangan baru, penyusunan rencana memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel; konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana menjadi aspek yang perlu diperhatikan, Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya.
Renstra BPPKB atau Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu dokumen perencanaan resmi daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan BPPKB dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan sebagai salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan tentunya berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan yang mengacu pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 , dan bersifat indikatif. Bersifat indikatif berarti informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum dalam dokumen Renstra ini hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku.
Perencanaan yang disusun dalam Dokumen ini merupakan amanat dari Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Rencana Strategis BPPKB Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan sebagai turunan langsung dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan yang
disusun sesuai dengan kewenangan Daerah sebagai satu kesatuan sistim perencanaan Pembangunan Nasional, dengan menjaga keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan Pembangunan tahun-tahun sebelumnya dan 5 (Lima) Tahun kedepan.Selain itu juga untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaraan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Magetan.
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
1.2.1 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Pemerintah Kabupaten Magetan.
1.2.2 Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
1.2.3 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
1.2.4 Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
1.2.5 Peraturan Pemerintah No 5..tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014.
1.2.6 Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara.
1.2.7 Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
1.2.8 Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.
1.2.9 Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
1.2.10 Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2.11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
1.2.12 Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 77 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Magetan.
1.2.13 Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Magetan 2005-2025.
1.2.14 Dokumen Rancangan RPJMD Kabupaten Magetan 2014-2019 (yang akan dirubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Magetan tentang RPJMD KabupatenMagetan 2013-2018)
1.2.15 Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/14/Kept/403.013/2014 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1. Maksud
1. Merupakan serangkaian rencana strategis, sasaran, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan dengan memperhatikan, mengidentifikasikan dan mengekplorasi berbagai analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada perkembangan visi misi organisasi.
2. Untuk memahami kondisi dan status pencapaian kinerja di masa lampau dan masa kini.
3. Merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, kendala yang ada secara realistis dengan memahami kondisi dan perkembangan pencapaian kinerja masa kini dan masa depan.
4. Proses yang sistematis dan berkelanjutan dari perbuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan
antisipatif, mengorganisir secara sistematis pelaksanaan keputusan tersebut dan mengukur tingkat keberhasilannya.
5. Langkah awal pengukuran akuntabilitas kinerja Badan PP dan KB Kabupaten Magetan.
6. Tahapan perencanaan yang konsisten pada pencapaian hasil atau tujuan dan berkelanjutan tapi dapat mengikuti perubahan dalam arti perbaikan proses strategi pencapaian tujuan.
7. Sejumlah langkah atau taktik yang dirancang sebagai komitmen organisasi.
8. Rencana induk bagaimana suatu organisasi akan mencapai tujuan dengan keunggulan dan kelemahan kompetitifnya.
9. Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran akuntabilitas kinerja Badan PP dan KB Kabupaten Magetan.
1.3.2. Tujuan
Tujuan menyusun rencana strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 adalah:
1. Untuk menetapkan arah pengembangan, memetakan arah perjalanan organisasi, tahapan dan strategi yang di perlukan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan arah kebijakan, strategi, program Pemerintah Kabupaten Magetan.
2. Untuk memantapkan skala prioritas program/kegiatan sehingga dapat meningkatkan episiensi dan efektivitas program/kegiatan.
3. Alat manajerial yang penting.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dokumen Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
Merupakan bab pengantar yang berisikan Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan Latar Belakang
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPPKB
Menggambarkan tentang Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya BPPKB, Kinerja Pelayanan BPPKB serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPPKB
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Berisikan Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPPKB, Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi, dan Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Menguraikan visi misi, tujuan dan sasaran Jangka Menengah BPPKB, serta strategi dan kebijakan.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Menguraikan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, serta kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
BAB VI INDIKATOR KINERJA BPPKB YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Menjelaskan tentang indikator kinerja BPPKB yang sesuai dengan tujuan dan sasaran RPJMD
BAB VII PENUTUP
GAMBARAN PELAYANAN BPPKB
2.1. TUGAS, FUNGSI dan STRUKTUR ORGANISASI 2.1.1 Tugas dan Fungsi
Tugas Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 77 Tahun 2008, tentang Uraian Tugas pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga BerencanaKabupaten Magetan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan PP dan KB Kabupaten Magetan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pengumpulan data guna perumusan kebijakan, melakukan analisa
dan menyusun program pelaksanaan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
2. Pembinaan dan pengembangan organisasi perempuan dan keluaraga berencana;
3. Pembinaan peran serta perempuan dalam pembangunan.
2.1.1.1 Kepala Badan
A. Tugas
Memimpin, melaksanakan koordinasi dan fasilitasi dan melaksanakan perencanaan, koordinasi, pengadaan dan pelaksanaan pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.
B. Fungsi
1. Penyusunan program pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; 2. Penyelenggaraan manajemen dan administrasi serta
melaksanakan koordinasi;
3. Penyelenggaraan peningkatan peran serta masyarakat di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan program bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
5. Pemberian pelayanan rekomendasi pengembangan modal usaha pada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);
6. Penyusunan pedoman teknis koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaksanaan pembangunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 7. Penyelenggaraan peningkatan peran serta keluarga
dalam Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
8. Penyelenggaran pengawasan melekat administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perbekalan, evaluasi, pelaporan serta pengelolaan program Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; dan
9. Pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Bupati.
2.1.1.2 Sekretaris
A. Tugas
Melaksanakan administrasi, koordinasi, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pembinaan administrasi umum, kepegawaian dan perlengkapan rumah tangga.
1. Pengelolaan urusan surat-menyurat, kearsipan, keprotokolan, rumah tangga, ketertiban, keamanan, penyelenggaraan rapat dan perjalanan dinas;
2. Penyusunan perencanaan kegiatan Badan;
3. Pengelolaan barang inventaris dan perlengkapan; 4. Pengelolaan urusan kepegawaian;
5. Pengelolaan urusan keuangan;
6. Pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan; 7. Pengelolaan urusan kesejahteraan pegawai;
8. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan antar bidang; 9. Pengoordinasian penyusunan program setiap bidang; 10. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan pada masing-masing
bidang; dan
11. Pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sekretariat secara struktural membawahi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai tugas yaitu:
1. Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah:
a. Melaksanakan urusan surat – menyurat dan pengetikan;
b. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa;
c. Melaksanakan penyelenggaraan rapatdan keprotokolan;
d. Melaksanakan tugas – tugas rumah tangga dan keamanan kantor;
e. Mengurus dan mencatat barang inventaris dan perlengkapan kantor;
f. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian meliputi pengumpulan data kepegawaian, pembuatan buku induk dan mutasi pegawai;
h. Menyiapkan bahan dalam rangka upaya peningkatan disiplin pegawai;
i. Mengurus kesejahteraan pegawai; dan
j. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
2. Tugas Sub Bagian Keuangan adalah:
a. Mengumpulkan dan mengolah bahan untuk penyusunan anggaran keuangan;
b. Menyiapkan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung;
c. Menyelenggarakan tata usaha keuangan;
d. Menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban keuangan;
e. Menyelenggarakan urusan tata usaha perjalanan dinas; f. Menyelenggarakan tata usaha gaji pegawai;
g. Melaksanakan evaluasi anggaran; dan
h. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
3. Tugas Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan adalah:
a. Merencanakan pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan;
b. Mengoordinasikan penyusunan program kegiatan;
c. Melakukan analisa data dan penyusunan program kegiatan;
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program kegiatan; e. Menyusun laporan hasil kegiatan; dan
f. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
3.A. Tugas
Melaksanakan pengelolaan perlindungan hak - hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
3.B. Fungsi
a. penyusunan rencana kegiatan perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), penanggulangan masalah reproduksi dan peningkatan peserta Keluarga Berencana (KB);
b. penyusunan konsep kebijaksanaan operasional dan petunjuk teknis di bidang perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), penanggulangan masalah reproduksi dan peningkatan peserta Keluarga Berencana (KB);
c. penyusunan konsep – konsep upaya peningkatan pemberian pengayoman perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan penanggulangan masalah reproduksi;
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi – instansi teknis terkait dalam upaya perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), penanggulangan masalah reproduksi dan peningkatan peran serta pria;
e. pemantauan pelaksanaan kegiatan perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), penanggulangan masalah reproduksi dan peningkatan peran serta pria;
f. pelaksanaan kajian hasil kegiatan perlindungan hak – hak reproduksi, jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), penanggulangan masalah reproduksi dan peningkatan peserta Keluarga Berencana (KB); dan
g. pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Keluarga Berencana secara struktural membawahiSub Bidang Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana dan Sub Bidang Perlindungan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi
1. Sub Bidang Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana Mempunyai Tugas
a. Menyusun program jaminan, merumuskan kebijaksanaan dan strategi operasional dan pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana serta peningkatan partisipasi dan peran serta;
b. Merencanakan kebutuhan, alokasi, penanggulangan efek samping dan kegagalan alat kontrasepsi;
c. Melaksanakan upaya keterpaduan, sinkronisasi jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana serta peningkatan partisipasi dan peran serta;
d. Menyiapkan bahan kajian hasil kegiatan pelayanan Keluarga Berencana serta peningkatan partisipasi dan peran serta; dan
e. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana.
2. Sub Bidang Perlindungan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi
Mempunyai Tugas
a. Menyusun program dan rencana pengendalian serta operasional kegiatan upaya perlindungan hak – hak reproduksi, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja;
b. Merumuskan kebijaksanaan teknis dan strategis operasional serta menyusun petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis pembinaan perlindungan hak – hak reproduksi, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja;
c. Mengintegrasikan kegiatan upaya perlindungan hak – hak reproduksi, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja dengan instansi lain dan lembaga kemasyarakatan;
d. Melakukan pengawasan melekat dan pembinaan;
e. Menyiapkan dan melaporkan kajian hasil kegiatan perlindungan hak – hak reproduksi, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja;
f. Menyusun dan melaksanakan program kegiatan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
g. Menyusun kebijaksanaan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis serta strategi pelaksanaan kegiatan peningkatan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
h. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis peningkatan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
i. Melaksanakan kajian hasil dan pelaksanaan kegiatan peningkatan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
j. Melaksanakan upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronikasi kegiatan peningkatan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dengan instansi – instansi teknis terkait serta Lembaga Sosial Kemasyarakatan; dan k. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana. 2.1.1.3 Bidang Advokasi dan Peningkatan Peran Serta
Melaksanakan pengendalian advokasi, motivasi keluarga dan peningkatan peran serta masyarakat.
1.B. Fungsi
a. Pengendalian kegiatan advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat;
b. Penyusunan rencana pengendalian dan operasional advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat;
c. Penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan di bidang advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat;
d. Pelaksanaan bimbingan kepada masyarakat / kelompok dalam rangka pelaksanaan advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat;
e. Pengintegrasian kegiatan upaya advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat;
f. Penyampaian laporan kegiatan advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat; dan
g. Pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Advokasi dan Peningkatan Peran Serta secara struktural membawahi Sub Bidang Advokasi dan Sub Bidang Peningkatan Peran Serta.
1. Sub Bidang Advokasi Mempunyai Tugas
a. Menyusun kegiatan advokasi dan motivasi keluarga; b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis advokasi dan
c. Melaksanakan keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan pengendalian program advokasi dan motivasi keluarga di bidang keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera;
d. Melaksanakan hubungan kerja dengan komponen dan instansi terkait dalam pelaksanaan pengendalian program advokasi dan motivasi keluarga;
e. Mengembangkan kegiatan lain, motode dan prosedur kerja yang berkaitan dengan advokasi dan motivasi keluarga;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan; dan
g. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Advokasi dan Peningkatan Peran Serta.
2. Sub Bidang Peningkatan Peran Serta Mempunyai Tugas
a. melakukan kegiatan pembinaan institusi dan peran serta masyarakat;
b. menyusun rencana pengendalian dan operasional kegiatan pembinaan institusi dan peran serta masyarakat; c. menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan operasional
pembinaan institusi dan peran serta masyarakat;
d. mengintegrasikan kegiatan pembinaan institusi dan peran serta masyarakat dengan instansi lain dan lembaga kemasyarakatan;
e. menyampaikan laporan kegiatan; dan
f. melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Advokasi dan Peningkatan Peran Serta.
2.1.1.4 Bidang Keluarga Sejahtera
Melaksanakan pengendalian pemberdayaan ekonomi keluarga dan pelayanan modal usaha, pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat.
B. Fungsi
a. Pengendalian keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
b. Penyusunan rencana pengendalian dan operasional kegiatan pelayanan keluarga sejahtera;
c. Penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan di bidang keluarga sejahtera;
d. Pengusulan penetapan keputusan tentang pemberian kredit modal kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);
e. Pengintegrasian kegiatan upaya pembinaan keluarga dengan instansi lain dan lembaga kemasyarakatan;
f. Penyampaian laporan kegiatan pengendalian pemberdayaan ekonomi keluarga dan pelayanan modal usaha, pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat; dan g. Pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Badan.
Bidang Keluarga Sejahtera secara struktural membawahi Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Sub Bidang Ketahanan Keluarga yaitu:
1. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Mempunyai Tugas
a. Melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS);
b. Mengusulkan ketetapan keputusan tentang pemberian kredit modal usaha Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS);
c. Menyusun rencana, pedoman pengendalian dan operasional serta pembinaan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga;
d. Mengintegrasikan kegiatan pembinaan pemberdayaan ekonomi keluarga dengan instansi lain dan lembaga kemasyarakatan;
e. Melakukan pengawasan melekat dan pembinaan; f. Menyampaikan laporan kegiatan;
g. Memeriksa kelayakan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS); dan
h. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera.
2. Sub Bidang Ketahanan Keluarga Mempunyai Tugas
a. Melakukan kegiatan pembinaan pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga;
b. Menyusun rencana pengendalian dan operasional kegiatan pembinaan pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga;
c. Menyusun pedoman, petunjuk pelaksanaan kegiatan pembinaan pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga;
d. Mengintegrasikan kegiatan pembinaan pengembangan ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga dengan instansi lain dan lembaga kemasyarakatan;
e. Menyampaikan laporan kegiatan; dan
f. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera.
2.1.1.5 Bidang Pengelolaan Potensi A. Tugas
Melaksanakan pengendalian kegiatan pengelolaan perkembangan potensi keluarga, demografi dan statistik program.
B. Fungsi
a. Pengendalian kegiatan pengelolaan perkembangan potensi keluarga, demografi dan statistik program;
b. Penyusunan kebijaksanaan dalam rangka penyediaan data potensi keluarga dalam program;
c. Pelaksanaan pengelolaan perkembangan potensi keluarga dalam pelaksanaan program;
d. Pelaksanaan bimbingan kepada masyarakat / kelompok dalam rangka pelaksanaan pengelolaan perkembangan potensi keluarga dalam pelaksanaan program;
e. Pengintegrasian kegiatan upaya pengelolaan perkembangan potensi keluarga dalam pelaksanaan program;
f. Pelaksanaan analisa dan penilaian multi indikator dalam operasional pengelolaan perkembangan potensi keluarga dalam pelaksanaan program;
g. Penyampaian laporan kegiatan advokasi dan motivasi keluarga serta upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat; dan
h. Pelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Pengelolaan Potensi secara struktural membawahi Sub Bidang Pengelolaan Potensi dan Sub Bidang Demografi dan Statistik yaitu:
1. Sub Bidang Pengelolaan Potensi Mempunyai Tugas
a. Mengumpulkan dan menyusun rencana kegiatan pengelolaan potensi keluarga dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana ;
b. Melaksanakan pengelolaan pendataan keluarga dan keluarga miskin;
c. Melaksanakan pengelolaan perkembangan potensi keluarga dalam pelaksanaan program keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
d. Menyusun pelaksanaan efek dampak demografi dalam kegiatan program pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana ;
e. Menghimpun, mengklasifikasi dan menelaah aspek demografi dan aspek keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
f. Melaporkan pelaksanaan pengelolaan program pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana ; g. Menyusun segmentasi wilayah dan pemantauan wilayah
kerja petugas lini lapangan; dan
h. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Potensi.
2. Sub Bidang Demografi dan Statistik Mempunyai Tugas
a. Mengumpulkan dan menyusun rencana kegiatan demografi dan statistik;
b. Menyusun data basis program sebagai bahan operasional program keluarga dan pembangunan keluarga sejahtera; c. Menyusun pelaksanaan pengelolaan efek dampak
program keluarga dan pembangunan keluarga sejahtera; d. Menghimpun, mengklasifikasi dan menelaah aspek
demografi dan aspek keluarga sejahtera;
e. Melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan efek dampak dalam format yang baku;
f. Melaksanakan analisa dan penilaian multi indikator dan operasional program keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera;
g. Menyusun segmentasi wilayah dan pemantauan wilayah kerja petugas lini lapangan; dan
h. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Potensi.
2.1.1.6 Bidang Pemberdayaan Perempuan A. Tugas
Melaksanakan pengendalian program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender.
B. Fungsi
a. Pengoordinasian, pengendalian dan fasilitasi program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
b. Pengumpulan bahan dan atau data basis untuk penyusunan rencana dan operasional dalam rangka peningkatan upaya program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
c. Pelaksanaan pengelolaan perkembangan program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
d. Pengadaan bimbingan kepada masyarakat / kelompok dalam rangka peningkatan pengelolaan program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
e. Pengintegrasian kegiatan upaya pengelolaan program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
f. Pelaksanaan analisa dan penilaian program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak serta pengarusutamaan gender;
g. Penyampaian laporan kegiatan program / kegiatan pengelolaan upaya pemberdayaan perempuan dan anak
serta pengarusutamaan gender; danpelaksanaan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Pemberdayaan Perempuan secara struktural membawahi Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak dan Sub Bidang Pengarusutamaan Gender yaitu:
1. Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Mempunyai Tugas
a. Mengumpulkan dan menyusun rencana kegiatan pengelolaan peningkatan peran perempuan dalam pemeliharaan dan perlindungan anak;
b. Melaksanakan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak dalam kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya;
c. Melaksanakan pengelolaan penyelenggaraan kebijakan perlindungan perempuan dan anak terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat;
d. Menyusun pelaksanaan peningkatan pemberdayaan dan peran perempuan dan pemeliharaan anak;
e. Menghimpun, mengklasisfikasi dan menelaah peningkatan pemberdayaan dan peran perempuan dan pemeliharaan anak;
f. Melaporkan pelaksanaan pengelolaan program peningkatan peran perempuan dan pemeliharaan anak; g. Menyusun segmentasi wilayah dan pemantauan wilayah
peningkatan pemberdayaan dan peran perempuan dan pemeliharaan anak; dan
h. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan.
2. Sub Bidang Pengarusutamaan Gender Mempunyai Tugas
a. Mengumpulkan bahan untuk menyusun rencana kegiatan pengarusutamaan gender;
b. Menyusun data basis untuk program kegiatan pengarusutamaan gender;
c. Menyusun pelaksanaan pengelolaan efek dampak program kegiatan pengarusutamaan gender;
d. Menghimpun, mengklasifikasi dan menganalisis gender, perencanaan program dan anggaran yang responsif gender, dan pengembangan materi KIE pengarusutamaan gender;
e. Melaporakan hasil pelaksanaan pengelolaan kegiatan pengarusutamaan gender;
f. Menyusun segmentasi wilayah dan pemantauan wilayah kegiatan pengarusutamaan gender; dan
g. Melaksanakan tugas – tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan.
2.1.1.7 Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas dan kegiatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
1.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini:
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MAGETAN
Perda Kab. Magetan No.5 Th. 2008 tgl. 19-09-2008
2.2 SUMBER DAYA
Dengan memperhatikan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam peyelenggaraan pemerintahan, dan agar dapat terlaksana dengan baik tugas pokok dan fungsi tersebut, serta terwujudnya agenda pembangunan daerah sebagaimana yang diamanatkan di dalam RPJMD, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana harus memiliki potensi sumber daya Manusia yang handal sebagai modal atau suatu kekuatan pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
Adapun sumberdaya manusia sebagai potensi/kekuatan yang dimiliki oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan dapat dilihat di bawah
1.1. Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah Pegawai
I 0 orang
II 9 orang
III 97 orang
IV 10 orang
Jumlah 115 orang 1.2. Berdasarkan Eselon dan Fungsional
Eselon & Fungsional Jumlah Pegawai II/b II/c 2 orang 1 orang III/a 1 orang III/b III/c III/d 7 orang 3 orang 10 orang IV/a IV/b Non Eselon Fungsional (PLKB) 7 orang 1 orang 19 orang 64 orang Jumlah 115 orang
3. Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Pegawai
SLTP 0 orang SLTA D2 30 orang 1 orang D3 3 orang S1 S2 71 orang 10 orang Jumlah 115 orang 4. Berdasarkan Diklat Kepemimpinan
Diklat Pim Jumlah Pegawai
II 0 orang
III 3 orang
IV 16 orang
Jumlah 19 orang
Adapun sumber dana lima tahun belakangan ini bersumber dari Dana DAU dan DAK yang dikucurkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
NO TAHUN ANGGARAN SUMBER
PEMBIAYAAN JUMLAH 1 Tahun 2013 DAU DAK Rp. 2.201644.100,-Rp. 1.055.800.000,-2 Tahun 2014 DAU DAK Rp. 3.191.262.809,-Rp. 1.414.140.000’-2.3 KINERJA PELAYANAN
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa BPPKB Kabupaten Magetan memiliki tugas pokok membantu Bupati Magetan dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan daerah untuk periode 2013-2018. Pemeritah Kabupaten Magetan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 berikut enam agenda pembangunan, yakni (1) agenda Wasis (2) agenda Waras (3) Agenda Wutuh (4) Agenda Wareg. (5) Agend Widodo (6) Agenda Waskito.
Menyikapi keenam agenda tersebut, BPPKB Kabupaten Magetan memberikan konstribusi sesuai tugas pokok dan fungsinya. Dalam menjalankan tugas pokoknya, BPPKB Kabupaten Magetan memiliki fungsi sebagaimana yang telah di sebutkan di atas. Namun demikian dalam mengemban tugas pokok dan fungsi tersebut BPPKB Kabupaten Magetan mengalami berbagai kendala dan terkadang sulit untuk diatasi. Hal ini terkait dengan fungsi koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta faktor-faktor internal dan eksternal lainnya.
Dalam hal perencanaan dapat saja dikatakan berjalan sesuai dengan aturan yang ada dengan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan pembangunan tahun yang akan datang dilaksanakan pada awal tahun yang berjalan. Dimulai dari Musrenbangdes kemudian Musrenbang Kecamatan dilanjutkan dengan Musrenbang Kabupaten, Musrenbang Provinsi dan berakhir pada Musrenbang Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan jadwal yang telah disepakati bersama.
Kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dari Musrenbangdes sampai dengan Musrenbang Nasional dan kemudian dilaksanakan oleh BPPKB Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel berikut ini dengan tingkat pencapaian kinerja berdasarkan sasaran/target Renstra periode 5 (lima) tahun sebelumnya.
Lebih lengkpnya dapat dilihat pada matriks pencapaian kinerja 5 (lima) tahun sebelumnya sebagai berikut :
MATRIKS CAPAIAN KINERJA PELAYANAN BPPKB 2008-2012
N
O PROGRAM KEGIATAN INDIKATORKINERJA
CAPAIAN KINERJA
2008 2009 2010 2011 2012
TARGET PENCP TARGET PENCP TARGET PENCP TARGET PENCP TARGET PENCP
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa dan Pelayanan Administrasi Perkantoran Tercapainya sarana dan jasa yang mendukung kegiatan Program BPPKB 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pembanguna n Gedung Kantor Jumlah Gedung Kantor UPTB yang Dibangun - - - - - 1 unit 1 unit Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional Jumlah Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasion al - - - - - - - - - -Pengadaan Saraana Transportasi Untuk PKB/PLKB dan PPLKB Jumlah Pengadaan Sarana Transportasi - - 60
motor motor-60 motor36 motor36 motor11 motor11 motor11 motor11
Pengadaan Mobil Pelayanan Jumlah Pengadaan Mobil Pelayanan - - - - - -Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor Jumlah Gedung Kantor Yang Terpelihara 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 19 kantor 3 Program
Disiplin
Aparatur Beserta Perlengkapan nya Pakaian Kerja Lapangan 4 Program Keluarga Berencana Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu Jumlah Peserta Pelayanan Pap Smear bagi Ibu-ibu/PUS tdk mampu
400
orang orang460 orang720 orang720 orang360 orang360 orang360 orang360 orang360 orang256
Pembinaan Keluarga Berencana Pelaksanaan Rakerda BPPKB kegiata1 n 1 kegiata n 1
kegiatan kegiatan1 kegiatan1 kegiatan1 kegiatan1 kegiatan1 kegiatan1 kegiatan1 Pembinaan Kelompok Keluarga Berencana (PMKK) Jumlah Peserta Pembinaan bagi institusi/kader/re maja tentang Program KB - - - - - - 1 kegiatan 1 kegiatan - -Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi Bagi Keluarga Miskin Jumlah Pengadaan Implant Kit
- - 10 unit 10 unit 37 set 37 set 50 set 50 set -
-Jumlah Pengadaan Obgyn Bed - - 6 unit 6 unit - - - -Jumlah Pengadaan IUD Kit
- - - - 37 set 37 set 50 set 50 set -
-Sosialisasi Program Keluarga Berencana Jumlah siaran Program KB di media elektronik/radio
36 kali 36 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali
Percepatan Revitalisasi Program KB Jumlah kunjungan dalam kegiatan momentum terkait Program 17 kunjung an 17 kunjung an 17 kunjung an 17 kunjung an 18 Kunjung an 18 Kunjung an 18 Kunjung an 18 Kunjung an 18 Kunjung an 18 Kunjung an
KB 5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Kegiatan Pameran Produk Unggulan Jumlah pameran Produk Unggulan Binaan Dinas KB KS
1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
6 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Sosialisasi Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak Jumlah peserta sosialisasi Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak - - 400
peserta peserta400 peserta832 peserta832 peserta75 peserta75 48 48
Jumlah peserta sosialisasi Kota layak Anak - - - 100 orang 100 orang - -7 Program Kesehatan Reproduksi Remaja Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat Terpasang dan terpeliharanya baleho
- - 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit -
-Advokasi dan KIE Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Jumlah KIE Kit Yang Tersedia Untuk Penyuluhan - - - 1 unit 1 unit 8 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutam aan Gender dan Anak Evaluasi pelaksanaan PUG Jumlah peserta kegiatan pokal point PUG masing-masing SKPD - - - - 200
orang orang200 orang200 orang200 -
-Jumlah peserta sosialisasi PUG - - - - 110 orang 110 orang - - - -Operasional
tingkat Kabupaten Jumlah tempat pelayanan pengaduan kasus KDRT
- - - - 1 lokasi 1 lokasi 1 pos
pelayan an 1 pos pelayan an - -Jumlah seminar / workshop tentang Peningkatan peran Perempuan dalam Pengemabilan keputusan
- - - - 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali -
-Terlaksananya kegiatan Pemberdayaan Lembaga Berbasis Gender
- - - 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
9 Program Pelayanan Kontrasepsi Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB Jumlah peserta KB MOP, IUD dan Implant
943
akseptor akseptor943 akseptor1100 akseptor1070 akseptro1225 aksepto926 r 550 aksepto r 550 aksepto r 920 akseptor r 1207 akseptor 10 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan Perempuan Penyusunan Database Korban Tindak kekerasan Tersedianya data korban kekerasan terhadap anak dan perempuan
- - - 1 buku 1 buku 1 buku
(146 kasus) 1 buku (146 kasus) 11 Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Pembinaan dan peningkatan pengelolaan administrasi kelompok UPPKS Jumlah peserta /pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 6 kali 6 kali 500 kelompo k 500 kelompo k 500 kelompo k 500 kelompo k 100 kelompo k 100 kelompo k 80 kelompo k 80 kelompo k
mandiri pengelolaan modal usaha Pengembang an Potensi PPKBD Pemberian honorarium PPKBD dan Sub PPKBD 235 PPKBD 235 PPKBD 235 PPKBD 235 PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD 235 PPKBD dan 1090 Sub PPKBD Pengembang an Potensi PPKBD Kabupaten Magetan Tersedianya data operasional program (pendataan keluarga) 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa 235 Desa Pembinaan Kelompok Usaha Mandiri Lancarnya sirkulasi modal dari KUKM melalui penyaluran honorarium bagi Tim Pokjanis 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 12 Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan Jumlah peserta pembinaan Kesetaraan Gender - - 940 orang 940 orang - - - - - -Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha Jumlah peserta bimbingan manajemen usaha bagi kaum perempuan yang memiliki usaha
- - 62
-Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Evaluasi dan pembinaan kader P2W-KSS - - - - 50
orang 50 orang 50 orang 50 orang 48 orang orang55 13 Program Pengembanga n Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Terbentuknya Kelompok PIK-Remaja 40 PIK
KRR 42 PIKKRR 2 PIKKRR 2 PIKKRR 5 PIKKRR 5 PIKKRR 2 PIK KRR 2 PIK KRR Remaja3 PIK Remaja3 PIK
14 Program Pengembanga n Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Pengumpulan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Jumlah pengadaan BKB Kit
- - 18 paket 18 paket - - - - 61 paket 61 paket
15 Program Pengembanga n Model Operasional BKB- Posyandu-PADU Pengkajian Pengembang an Model Operasional BKB- Posyandu-PADU Jumlah Pembinaan/ motivasi Kader BKB dalam mengelola BKB 36 kali 36 kali 9
Berdasarkan tabel review pencapaian kinerja BPPKB tahun 2008-2012 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar target kinerja dapat tercapai bahkan ada yang melebihi target kinerja. Namun masih ada 1 target kinerja yang tidak tercapai, yakni Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu dengan indikator Jumlah Peserta Pelayanan Pap Smear bagi Ibu-ibu/PUS tidak mampu sebanyak 360 ibu hanya tercapai 256 ibu. Hal ini disebabkan adanya pembangunan jembatan di Srogo Panekan yang mengakibatkan terganggunya akses jalan menuju tempat pelayanan, sehingga untuk kecamatan Panekan yang semula akan diadakan kegiatan pelayanan pap semar akhirnya dibatalkan, sehingga target peserta pap smear tidak tercapai.
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
Dengan memperhatikan kondisi saat ini dan untuk memenuhi memenuhi tuntutan perkembangan birokrasi yang professional sebagai konsekwensi derasnya arus informasi dan arus globalisasi, sudah selayaknya Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan mengambil langkah-langkah menuju perubahan, serta mempersiapkan hal-hal yang diperlukan guna menyempurnakan kekurangan selama ini Untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang yang sudah barang tentu akan semakin kompleks. Langkah-langkahdan persiapan-persiapan tersebut sangat perlu diambil guna mewujudkan profesionalitas, akuntabilitas, kredibilitas, dan memiliki integritas yang tinggi dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta koordinasi kegiatan. Kekurangan dan kelemahan d imasa lalu dapat disempurnakan pada masa yang akan datang, kualitas perencanaan dapat lebih ditingkatkan, pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi dapat berjalan efektif, efisien dan menyeluruh seperti yang diharapkan, koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan dengan baik dalam suasana yang kondusif dengan mengutamakan rasa saling menghargai dan berupaya mengurangi ego sektoral masing-masing.
Harapan lain yang sama pentingnya adalah adanya tujuan organisasi yang jelas, target kinerja yang terukur serta penilaian kinerja yang rasional dan proporsional dalam kaitannya dengan peningkatan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia aparatur. Tersedianya Sistem Informasi
Manajemen pada masa yang akan datang adalah suatu keharusan, hal ini
diperlukan guna menghasilkan produk perencanaan, pelaksanaan kegiatan yang lebih berkualitas, berimbang dan berkelanjutan, serta terwujudnya monitoring dan evaluasi yang efektif, efisien dan menyeluruh serta terukur.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN
Setelah proses perencanaan dilalui dengan menghasilkan dokumen rencana keuangan tahunan, berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan dari APBD yang dilaksanakan oleh masing-masing Bidang dan Sekretariat pada BPPKB di dalam dokumen Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA).
Sinergi dan koordinasi lintas program di dalam pelaksanaan kegiatan terjalin dengan baik, namun fungsi evaluasi, pencatatan dan pelaporan masing-masing hasil kegiatan masih beberapa kegiatan belum berjalan dengan optimal. Hal ini dimungkinkan karena masih adanya anggapan bahwa fungsi tersebut bukan merupakan bagian dari manajemen.
Di bawah ini akan diuraikan permasalahan yang dihadapi Badan PP dan KB Kabupaten Magetan pada setiap tujuan/sasaran yang ingin dicapai berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan melalui program dan kegiatan.
3.1.1 Peningkatan Keadilan Gender serta Peningkatan Rasa Aman Bagi Perempuan dan Anak.
Permasalahan yang dihadapi untuk mencapai sasaran ini anatara lain adalah pada kegiatan Sosialisasi Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak. Setelah diadakan sosialisasi tentang Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak, diharapkan terjadi pemahaman yang baik tentang Undang-undang kepada masyarakat atau peserta sosialisasi. Tetapi kenyataannya masih banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Magetan. Hal ini perlu dikaji ulang tentang mekanisme sosialisasi UUPA juga peserta sosialisasi.
Selain itu permasalahan yang dihadapi adalah banyak masyarakat korban tindak kekerasan merasa malu untuk melaporkan ke pihak berwewenang, sehingga kasus KDRT semakin meningkat.
3.1.2 Pengaturan Kelahiran melalui Kesertaan ber KB
Di Kabupaten Magetan, pelayanan dan sosialisasi keluarga berencana telah berhasil menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Magetan dan terlihat adanya peningkatan partisipasi peserta KB setiap tahunnya. Pada prinsipnya perempuan dan laki-laki mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi dan pelaksanaan KB ini. Namun masih terlihat adanya kesenjangan dalam partispasi laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan KB dimana jumlah perempuan sebagai akseptor 98.16% dibandingkan akseptor laki-laki sebesar 1,84% selama tahun 2012. Rendahnya persentase partisipasi pria dalam kegiatan KB disebabkan (1) sosialisasi dan pembinaan tentang KB lebih banyak terhadap perempuan, (2) pandangan umum tentang KB lebih banyak ditujukan terhadap perempuan dari pada kepada laki-laki, (3) keterbatasan pilihan alat kontrasepsi untuk laki-laki, (4) belum adanya kesepakatan ulama tentang masalah MOP, dan (5) kurangnya pembinaan dan kontrol terhadap laki-laki dalam hal memutuskan partisipasi untuk ber KB.
Rendahnya kesadaran dan pelaksanaan KB laki-laki maka BPPKB Kabupaten Magetan perlu melakukan reformasi kebijakan dan rencana aksi bersama dengan UPTB seKabupaten Magetan untuk membentuk keluarga berkualitas sejahtera dan bahagia.
3.1.3 Kesadaran Tentang Kesehatan Reproduksi di Kalangan Remaja dan Ibu-ibu
Di Kabupaten Magetan hampir di setiap kecamatan sudah terdapat kelompok-kelompok PIK Remaja baik yang dikelola oleh Desa maupun Sekolah-sekolah. Tetapi akibat kurangnya pembinaan serta fasilitas pendukung yang kurang memadai, maka kelompok PIK Remaja ini belum berfungsi secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus kenakalan remaja dan penyimpangan seksual di kalangan remaja dan siswa.
Untuk Ibu-ibu atau PUS ternyata masih banyak yang belum paham tentang pentingnya deteksi dini kanker leher rahim (pap smear). Hal ini dibuktikan bahwa tidak semua kecamatan melaksanakan kegiatan pap
smear diakibatkan animo masyarakat terhadap kegiatan pap smear masih rendah. Oleh karena itu ke depan perlu koordinasi dan kerja sama yang baik antara BPPKB dengan lintas sektor untuk menyukseskan program pap smear ini.
3.1.4 Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Di kabupaten Magetan sudah terbentuk kelompok Bina Keluarga Balita yang tersebar di setiap Posyandu. Permasalahan yang dihadapi adalah belum optimalnya fungsi kelompok BKB dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini disebabkan kader BKB masih banyak yang belum paham tentang fungsi BKB itu sendiri. Selain itu honor kader BKB oleh pemerintah sangat minim dan belum merata, sehingga dalam bekerja sifatnya hanya sukarela saja. Ke depan BPPKB akan memberikan fasilitas BKB Kit untuk semua kelompok BKB yang ada dan direncanakan setiap kelompok BKB akan mendapat dana operasional. Untuk meningkatkan kesejahteraan peserta KB di Kabupaten Magetan sudah terbentuk kelompok-kelompok UPPKS/KUKM dengan bunga yang rendah. Permasalahan yang dihadapi adalah banyak kelompok UPPKS/KUKM yang pesertanya adalah masyarakat menengah/mampu, dengan kata lain masih banyak kelompok UPPKS yang salah sasaran. Ke depan perlu dikaji ulang tentang penerima kredit ini yang melibatkan lintas sektor.
Disamping hal-hal serta permasalahan yang telah disebutkan, sampai saat ini BPPKB Kabupaten Magetan belum memiliki Sistem Informasi Manajemen yang memadai, sehingga mengalami kesulitan untuk mengetahui rencana apa yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan. Selain itu tujuan organisasi belum dirumuskan bersama dan dituangkan dalam keputusan yang mengikat, target kinerja yang terukur dari unit kerja dan individu belum ditentukan. Dengan demikian penilaian kinerja pun belum terlaksana dengan baik.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi Kabupaten Magetan adalah “Terwujudnya Kesejahteraan
Masyarakat Magetan Yang Adil, Mandiri Dan Bermartabat”.
Misi Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 adalah:
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat;
2. Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi sengat pelaksanaan otonomi daerah;
3. Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program
pengungkit, dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan;
4. Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna menunjang pertumbuhan ekonomi daerah;
5. Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum;
Perwujudan Misi-Misi yang telah diuraikan di atas, akan ditempuh melalui pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penetapan urusan pemerintahan yang mendukung visi dan misi sangat penting, karena dari urusan pemerintahan ini akan dapat dijabarkan tujuan dan sasaran, serta cara (strategi) untuk mencapai tujuan dan sasaran. Perwujudan Visi, Misi ke dalam Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, dapat diuraikansebagai berikut :
Misi 1 : Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, didukung oleh urusan Keagamaan; Misi 2 : Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi sengat pelaksanaan otonomi daerah, didukung oleh 10 urusan: 1) Pemerintahan Umum, 2) Keuangan Daerah, 3) Organisasi dan Tatalaksana, 4) Pengawasan Daerah, 5) Perencanaan Pembangunan, 6) Statistik, 8) Kearsipan, 9) Perpustakaan dan 10) Iptek;
Misi 3 : Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan, didukung oleh 23 urusan: 1) Pendidikan, 2) Kesehatan, 3) Sosial, 4) Kepemudaan dan Olahraga, 5) Kependudukan dan Catatan Sipil, 6) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, 7)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan 8) Komunikasi dan Informatika, 9) Perdagangan, 10) Pertanian, 11) Kelautan dan Perikanan, 12) Peternakan, 13) Kehutanan, 14) Energi dan Sumberdaya Mineral, 15) Pariwisata, 16) Industri, 17) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 18) Ketenagakerjaan, 19) Penanaman Modal, 20) Lingkungan Hidup, dan 21) Pertanahan, 22) Kebudayaan dan 23) Pemberdayaan Masyarakat;
Misi 4 : Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna menunjang pertumbuhan ekonomi daerah, didukung oleh 4 urusan: 1) Pekerjaan Umum, 2) Perhubungan, 3) Penataan Ruang, 4) Perumahan;
Misi 5 : Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum, didukung oleh 2 urusan: 1) Hukum dan 2) Kesatuan dan Politik dalam Negeri;
3.3. TELAHAAN RENSTRA PROVINSI DAN KEMENTRIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat sangat tergantung dari peran serta laki-laki dan perempuan sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pembangunan. Pada pelaksanaannya sampai saat ini peran serta kaum perempuan belum dioptimalkan.
Oleh karena itu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan sebagai Lembaga BPPKB Daerah Provinsi Jawa Timur sesuai PERDA Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan adalah merumuskan kebijakan teknis perencanaan pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender guna meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam semua sektor pembangunan serta penilaian pelaksanaan.
Program strategis untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan dan anak, yang selama ini masih banyak mengalami kendala akibat bias gender yang dapat ditemukan pada semua bidang kehidupan, Pemberdayaan Perempuan merupakan bagian yang tak terpisahkan bahkan mengambil porsi sangat penting dalam pembangunan manusia. Kesejahteraan akan dapat tercapai apabila kualitas hidup perempuan diperhatikan.
Peran Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementrian PP dan PA) berupaya juga untuk mengoptimalkan perempuan dalam keikut-sertaannya di dalam pembangunan. Melalui Peraturan Pemerintah No 47/2009, Tugas pokok dan fungsi Kementrian PP dan PA adalah:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang PP dan PA;
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang PP dan PA; 3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang PP dan PA.
Sementara Arah Prioritas Pembangunan Bidang PP dan PA di Daerah adalah: A. Pelaksanaan PUG,
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di daerah dengan piloting beberapa bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, pertanian dan pekerjaan umum.
B. Perlindungan Perempuan dan Anak,
Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
C. Tumbuh kembang Anak
Pengembangan Kota Layak Anak.
Dalam hal penentuan isu isu strategis ini kita melihat kondisi lingkungan internal dan kondisi lingkungan eksternal pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan ke dalam pola analisis SWOT.
Analisa Lingkungan dengan pola analisis SWOT. 1. Kekuatan (Strengthness)
a. Struktur Organisasi Badan PP dan KB
b. Visi dan Misi dan kegiatan Badan PP dan KB yang objectif dan teragenda dengan jelas
c. Kuantitas SDM yang memadai d. Sistem kerja administrasi yang baik
e. Tersedianya peraturan dan perundang-undangan f. Kewenangan otonomi daerah
g. Tingginya kemauan kerja sebagian besar SDM h. Penerapan informasi Teknologi yang memadai
i. Meningkatnya disiplin waktu kerja sebagian besar aparat pemerintah 2. Kelemahan (Weakness):
a. Pengelolaan manajemen waktu terhadap tugas-tugas kurang tepat b. Pelaksanaan tupoksi belum optimal
c. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan pemberdayaan perempuan dan pelayanan medis KB yang kurang memadai
d. Dana operasional yang terbatas
e. Belum tersedianya data dan informasi yang akurat pada sebagian bidang tertentu
f. Profesionalisme SDM Aparatur Badan PP dan KB belum optimal
g. Kemitraan diantara Badan PP dan KB terhadap organisasi masyarakat belum optimal
h. Masih kurangnya Badan PP dan KB melakukan sosialisasi tentang pengetahuan kesehatan dan gizi pada masyarakat,
i. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Badan PP dan KB terhadap Ibu-ibu tentang pentingnya pemberdayaan ekonomi keluarga,
j. Badan PP dan KB belum efektif di dalam pelaksanaan dan pengendalian program-program pemberdayaan perempuan.
k. Sosialisasi dan pembinaan tentang KB lebih banyak terhadap perempuan, sehingga laki-laki kurang memahami mengikuti ber KB (MOP)
3. Peluang (Opportunity)
a. Respon positif masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah
b. Organisasi Perempuan di Kabupaten Magetan semakin bertambah c. Situasi dan kondisi kondusif.
d. Perkembangan teknologi dan informasi semakin baik, e. Saran, pendapat dan kritikan masyarakat.
4. Ancaman (Threat)
a. Rendahnya pemahaman dan nilai serap terhadap Globalisasi
b. Tingginya perkembangan budaya-budaya yang berasal dari luar Kabupaten Magetan.
c. Masih kurangnya kesempatan berpolitik, birokrasi dan swasta bagi Perempuan
d. Seringnya terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap Perempuan, e. Prioritas pendidikan bagi perempuan masih rendah,
f. Perempuan masih belum berminat untuk bidang IPA,
g. Masih banyak masyarakat belum mengetahui pentingnya pendidikan, h. Masyarakat masih membedakan kesetaraan gender terhadap
perempuan
Berdasarkan hasil analisa lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini adalah pilihan-pilihan strategis yang dapat diambil guna menentukan kebijakan-kebijakansebagai bentuk antisipasi masa yang akan datang serta untuk perbaikankondisi saat ini. Pilihan-pilihan strategis di bawah ini adalah hasil analisa SWOT yangdilakukan berdasarkan analisa lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi Badan PP dan KB Kabupaten Magetan. Penggunaan strategi di bawah ini lebih bergantung dari cara pandang unitkerja dan unit organisasi dalam memandang setiap permasalahan yang dihadapi. Ada beberapa pilihan strategi yang dapat digunakan untuk waktu dan kesempatan yangberbeda. Pilihan-pilihan strategi tersebut antara lain :
1. Strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang. 2. Strategi WO, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
3. Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. 4. Strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Tabel berikut adalah hasil analisa SWOT dan strategi-strategi yang dapat dikembangkan :
Tabel 3.1
Matriks analisa SWOT: Kekuatan (Strength) – Peluang (Opportunities)
Lingkungan Internal
A
n
a
l
i
s
a
Lingkungan Eksternal
Kekuatan (Strength) “S”1. Struktur Organisasi BPP dan KB
2. Visi, misi dan kegiatan BPP dan KB yang objektif dan teragenda dengan jelas.
3. Kuantitas SDM yang memadai.
4. Sistem administrasi kerja yang baik.
5. Tersedianya peraturan dan perunda-undangan
6. Kewenangan otonomi daerah.
7. Kemauan kerja sebagian besar SDM
8. Penerapan informasi dan teknologi yang memedai
9. Disiplin waktu sebagian besar aparat pemerintah meningkat.
Peluang (Opportunities) “O”
1. Respon positif masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah
2. Organisasi Perempuan di Kabupaten Magetan semakin bertambah
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Keputusan
Bupati Magetan Nomor
188/14/Kept/403.013/2014 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan
4. Situasi dan kondisi keamanan kondusif
5. Perkembangan teknologi dan informasi semakin baik,
6. Saran, pendapat dan kritikan masyarakat.
Menggunakan Kekuatan (Strength) “S” untuk mendapatkan Peluang (Opportunities) “O” = “S” + “O”
1.Pendayagunaan Wewenang atas fungsi perencanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.
2.Penyusunan time schedule kegiatan prioritas dengan sumber daya pembangunan untuk proses percepatan tujuan dan penentuan kriteria kendala dan atau permasalahan.
3.Pemanfaatan saran, pendapat dan kritikan masyarakat yang dituangkan dalam peraturan daerah,
4.Pemanfaatan sarana, prasarana dan keteraturan administrasi untuk meningkatkan dan memanfaatkan teknologi dan informasi dalam mendukung fungsi Badan PP dan KB.
5.Realisasi kemauan kerja untuk menginventarisir dan mengelola saran, pendapat dan kritik dari masyarakat sebagai dasar yang kuat untuk penetapan kegiatan perencanaan.
Tabel 3.2
Matriks analisa SWOT: Kelemahan (Weakness) - Peluang (Opportunities)
Lingkungan Internal
A
n
a
l
i
s
a
Lingkungan Eksternal
Kelemahan (Weakness) “W”1. Pengelolaan manajemen waktu terhadap tugas-tugas kurang tepat
2. Pelaksanaan tupoksi belum optimal
3. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan pemberdayaan perempuan dan pelayanan medis KB yang kurang memadai
4. Dana operasional yang terbatas
5. Belum tersedianya data dan informasi yang akurat pada sebahagian bidang tertentu
6. Profesionalisme SDM Apartur Badan PP dan KB belum optimal
7. Kemitraan diantara Badan PP dan KB terhadap organisasi masyarakat belum optimal
8. Masih kurangnya Badan PP dan KB melakukan sosialisasi tentang pengetahuan kesehatan dan gizi pada masyarakat,
9. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Badan PP dan KB terhadap Ibi-ibu tentang pentingnya pemberdayaan ekonomi keluarga,
10. Badan PP dan KB
belum efektif di dalam pelaksanaan dan pengendalian program-program pemberdayaan perempuan.
11. Kurangnya
pembinaan/informasi terhadap laki-laki untuk ber KB
Peluang (Opportunities) “O”
1.
Respon positif masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah2.
Organisasi Perempuan di Kabupaten Magetan semakin bertambah3.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Keputusan Bupati Magetan Nomor188/14/Kept/403.013/2014 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan
4.
Situasi dan kondisi keamanan kondusif5.
Perkembangan teknologi dan informasi semakin baik,Mangatasi Kelemahan (weakness) “W” memenfaatkan Peluang (Opportunities) “O” = “W” + “O”
1. Sosialisasi dan penerapan renstra Badan PP dan KB untuk meningkatkan penghargaan terhadap struktur, koordinasi lintas sektor, pengelolaan pencatatan dan pelaporan dan menciptakan motivasi kerja melalui situasi dan kondisi yang kondusif .
2. Pendidikan dan pelatihan manajemen, teknologi dan informasi, pengetahuan kesehatan dan gizi masyarakat, pemberdayaan ekonomi keluarga serta evaluasi penerapannya untuk meningkatkan kualitas SDM maupun Manajemen kerja/waktu, sehingga tupoksi berjalan lancar.
3. Pemanfaatan teknologi, informasi dan sumber daya lainnya untuk menghasilkan data dan informasi yang akurat.
6.
Saran, pendapat dan kritikan masyarakat.pendapat dan kritikan untuk menciptakan koordinasi, konsistensi dan konsekuensi serta komunikasi yang efektif internal Badan PP dan KB.
5. Menambah dana operasional sehingga akan tersedianya sarana pelayanan PP dan KB dan peningkatan pelayanan P2TP2A di setiap Distrik demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan organisasi perempuan yang semakin bertambah
Tabel 3.3
Matriks analisa SWOT : Kekuatan (Strength) – Ancaman (Threats)
Lingkungan Internal
A
n
a
l
i
s
a
Lingkungan Eksternal
Kekuatan (Strength) “S” e.i.1. StrukturOrganisasi Badan PP dan KB
e.i.2. Visi, misi dan kegiatan Badan PP dan KB yang objektif dan teragenda dengan jelas.
e.i.3. Kuantitas
SDM yang memadai.
e.i.4. Sistem
administrasi kerja yang baik.
e.i.5. Tersedianya
peraturan dan perunda-undangan
e.i.6. Kewenangan
otonomi daerah.
e.i.7. Kemauan
kerja sebagian besar SDM
e.i.8. Penerapan
informasi dan teknologi yang memadai
e.i.9. Disiplin waktu sebagian besar aparat pemerintah meningkat.
Ancaman (Threats)
1. Rendahnya pemahaman dan nilai serap terhadap Globalisasi.
2. Tingginya perkembangan budaya-budaya yang berasal dari luar Kabupaten Magetan.
3. Masih kurangnya kesempatan berpolitik, birokrasi dan swasta bagi Perempuan.
4. Seringnya terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap Perempuan.
5. Prioritas pendidikan bagi perempuan masih rendah.
6. Perempuan masih belum berminat untuk bidang IPA.
7. Masih banyak masyarakat belum mengetahui pentingnya pendidikan
8. Masyarakat masih membedakan kesetaraan
Penggunaan Kekuatan (Strength) “S” untuk mengatasi Ancaman (Threats) “T” = “S” + “T”
1. Memberdayakan Peraturan Daerah dan Kewenangan Otonomi Daerah untuk mengatasi perkembangan budaya dari luar, memberi kesempatan berpolitik bagi Perempuan dan diskriminasi dan kekerasan terhadap Perempuan.
2. Sosialisasi betapa pentingnya pendidikan bagi Perempuan dengan meningkatkan penerapan informasi dan teknologi yang memadai dalam pemahaman nilai serap globalisasi..
3. Pemberdayaan sarana/prasarana dengan dukungan ketersediaan dana untuk meningkatkan pelayanan pembangunan perempuan sekaligus pemahaman nilai