• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dewi Juliana Siregar. NIM 5123311005. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Prompting untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi. Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa hasil belajar mekanika teknik dengan menggunakan model probing prompting dengan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-B sebanyak 35 orang siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata kumulatif hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 70 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas 75 % siswanya tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dapat dikategorikan tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase 31,42% dan tidak tuntas sebanyak 24 orang dengan persentase 68,58 %, kemudian meningkat pada siklus II menjadi kategori tuntas sebanyak 30 orang dengan persentase 85,72 % dan tidak tuntas sebanyak 5 orang dengan persentase 14,28 %. Hasil tersebut menunjukkan persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 54,4 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mekanika teknik kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

(2)

ABSTRACT

Dewi Juliana Siregar. NIM 5123311005. Application of Cooperative Learning Model Probing Prompting to Improve Learning Outcomes Class X Mechanics Mechanical Engineering Program Image Building SMK Negeri 1 Lubukpakam. Essay. Faculty of Engineering - University of Medan. 2016.

This study aims to prove that the learning outcomes of engineering mechanics using models probing prompting with the subjects in this study were all students of class XB as many as 35 students.

This research is a classroom action research consisted of two cycles where in each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of the stages of planning, implementation, observation and reflection. The study is successful is measured by the cumulative average learning outcomes of students get a minimum of 70 and finished in the classical if the entire class 75% of students complete.

The results showed that results for students in the first cycle can be considered complete as many as 11 people with a percentage of 31.42% and did not complete as many as 24 people with a percentage of 68.58%, and then increased in the second cycle be completed as many as 30 categories of people with a percentage of 85, 72% and did not complete as many as 5 people with a percentage of 14.28%. The results show the percentage of mastery learning students has increased by 54.4%. Based on the results of this study concluded that with the implementation of cooperative learning model probing prompting can improve student learning outcomes in subjects of engineering mechanics basic competence to apply vector to present styles, moments, and coupling in class X Program Expertise Architecture Engineering SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM

KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1

LUBUK PAKAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperolah Sarjana Pendidikan

Oleh

DEWI JULIANA SIREGAR NIM. 5123311005

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Hakikat Hasil Belajar Mekanika Teknik ... 11

2. Hakikat Aktivitas Belajar ... 15

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Prompting ... 20

3.1Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

3.2Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 22

3.3Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Prompting ... 27

3.3.1 Model Pembelajaran Probing Prompting ... 27

3.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Probing Prompting ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Konseptual ... 35

1. Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Pembelajaran ... 35

2. Peningkatan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran ... 37

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

C. Partisipan Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

E. Rancangan Penelitian ... 41

F. Prosedur Penelitian ... 42

G. Teknik dan Alat Penelitian ... 45

H. Uji Coba Instrumen ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pertama ... 56

B. Siklus Kedua ... 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Implikasi ... 77

C. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mekanika Teknik ... 5

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Uji Instrumen Siklus I ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Uji Instrumen Siklus II ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tes ... 40

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 41

Tabel 4.1 Siklus Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 53

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 55

Tabel 4.4 Indikator Keberhasilan Aktivitas Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.5 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar Siklus I ... 56

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.7 Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 62

Tabel 4.8 Indikator Keberhasilan Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Prompting terhadap Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, FT, Universitas Negeri Medan . Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moril dan informasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Drs. Sorgang Siagian, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan nasihat, dorongan, dan bimbingan serta masukan dan saran yang sangat berharga dalam penulisan proposal ini.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Asri Lubis, S.T, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Drs. Nono Sebayang, S.T. M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai dosen narasumber saya.

6. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

7. Drs. Parulian Purba, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

8. Sutrisno, S.T., M.T selaku dosen narasumber saya.

(12)

10.Staf Tata Usaha dan pegawai Fakultas Teknik Unimed.

11.Arnawati Lubis, S.E selaku administrasi Jurusan Teknik Bangunan.

12.Drs. Kineken, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang telah bersedia untuk menerima penulis melakukan observasi dan penelitian.

13.Jadarwan Damanik selaku Kepala Bagian Tata Usaha di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang telah bersedia membantu selama penelitian.

14.Teristimewa buat kedua orangtua saya M. Siregar dan B. Rajagukguk yang selalu memberikan dukungan moril dan material sampai saat ini.

15.Dan teman-teman seperjuangan juga PTB Eks’12 Dina, Martini, Riris, Widya dan teman-teman PPLT saya Roito, Sri, Mega, Juju, Valda, Mamski Novita, B’Omser, Setiawan, Prisna, Rosmelati, Diego dan teman-teman kerja yang selalu banyak memberikan saran dan semangat kepada saya Kak Eva Suranta, Kak Eva Arnas, Kak Mei Debora, Kak Cristina, Kak Gusti, Vivi Piolita, Elfrida, Bg Jimmy, Koko dan tidak lupa juga kepada teman-teman kost 37 A Kak Endang, Yovika, Sevi, Septi, Evi, Vanni, Dena dan Oppung R. Pasaribu sebagai ibu kost saya serta teman-teman lainnya yang tidak bisa saya ungkapkan satu per satu yang sudah memberikan dukungan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih teman-teman untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna adanya. Disana-sini mungkin masih banyak dijumpai kelemahan baik itu dari segi materi, bentuk, sistematika dan juga ejaan. Sebagaimana peribahasa yang mengatakan ”Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Dalam Pembelajaran ... 36

Gambar 4.1 Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 54

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 56

Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 61

Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 62

Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 65

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mekanika Teknik ... 83

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 ... 86

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 ... 93

Lampiran 4. Materi Siklus I ... 101

Lampiran 5. Materi Siklus II ... 106

Lampiran 6. Tes Mekanika Teknik Siklus I ... 113

Lampiran 7. Tes Mekanika Teknik Siklus II ... 117

Lampiran 8. Kunci Jawaban ... 122

Lampiran 9. Lembar Jawaban ... 123

Lampiran 10 Perhitungan Uji Validitas pada Siklus I ... 124

Lampiran 11. Perhitungan Indeks Kesukaran pada Siklus I ... 126

Lampiran 12. Perhitungan Daya Pembeda pada Siklus I ... 127

Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Soal pada Siklus I ... 129

Lampiran 14. Perhitungan Uji Validitas pada Siklus II ... 130

Lampiran 15. Perhitungan Indeks Kesukaran pada Siklus II ... 134

Lampiran 16. Perhitungan Daya Pembeda pada Siklus II ... 137

Lampiran 17. Perhitungan Reliabilitas Soal pada Siklus II ... 138

Lampiran 18. Perhitungan Hasil Belajar Siswa ... 139

Lampiran 19. Perhitungan Nilai Aktivitas Siswa ... 144

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses perubahan atau pendewasaan

manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari

tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan

dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan

yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau mendapat

pendidikan dengan baik dan benar sehingga kehidupan manusia akan menjadi

lebih terarah. Interaksi dalam bentuk pergaulan sehari-hari yang berlangsung

spontan dan alamiah, interaksi dalam pembelajaran maupun dalam pergaulan

pendidikan didasarkan pada nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai ini akan

menggerakkan situasi menjadi lebih positif dan diharapkan juga akan membuat

dunia berputar ke arah yang lebih baik. Nilai kejujuran, kasih sayang, ketulusan,

kesabaran dan tanggung jawab merupakan beberapa bentuk nilai pendidikan

tersebut.

SMK adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan

mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK memiliki banyak program

keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

kebutuhan dunia kerja yang ada. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap

untuk langsung bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK

(16)

2

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: (a)

menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (b)

menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (c) membekali peserta didik

dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di

kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, dan (d) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang

sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Sejalan dengan uraian di atas maka tujuan SMK yang tercantum dalam

GBPP Kurikulum SMK Negeri 1 Lubuk Pakam adalah menjadi warga SMK yang

produktif, adaktif, dan kreatif sebagai salah satunya. SMK Negeri 1 Lubuk Pakam

merupakan salah satu SMK yang memiliki Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan yang melaksanakan serangkaian kegiatan yang meliputi mata pelajaran

keteknikan dan Mekanika Teknik adalah salah satu mata pelajaran program

produktif yang diterima siswa di sekolah tersebut.

Sesuai dengan hasil observasi awal peneliti di SMK Negeri 1 Lubuk

Pakam, terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

pada mata pelajaran Mekanika Teknik kompetensi dasar menerapkan besaran

vektor untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel. Peneliti menemukan

(17)

3

pelajaran 2013/2014 dan 2014/2015 masih terdapat beberapa siswa yang tidak

kompeten, mengingat bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SMK

Negeri 1 Lubuk Pakam yaitu 70. Hal ini dapat dilihat melalui persentase hasil

belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Mekanika Teknik kompetensi dasar

menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel

sebagai berikut.

Tabel 1.1

Daftar hasil belajar Mekanika Teknik kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel Siswa

Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Sumber : Nilai Ujian Harian dari Guru Mata Pelajaran Mekanika Teknik SMK N 1 Lubuk Pakam

Dari persentase hasil belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun

ajaran 2013/2014 siswa yang tidak kompeten sebanyak 20%, siswa yang cukup

kompeten 50%, siswa yang kompeten 23,34%, sedangkan siswa yang sangat

(18)

4

kompeten sebanyak 40%, cukup kompeten 51,43%, siswa yang kompeten 8,57%

dan siswa yang sangat kompeten belum ada. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa nilai yang dicapai belum optimal, dan perlu mendapat perbaikan. Dari hasil

observasi dan wawancara yang dilakukan penulis, metode yang digunakan selama

ini adalah ceramah, pemberian tugas dan diskusi kelompok. Melalui metode yang

diterapkan selama ini, siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga nilai yang dicapai belum optimal. Padahal dengan

mendapatkan nilai yang tinggi pada mata pelajaran ini akan sangat membantu para

siswa agar siap untuk bekerja setelah lulus nantinya.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti banyak faktor yang berhubungan

dengan rendahnya hasil belajar Mekanika Teknik seperti minat belajar siswa,

keaktifan siswa dalam belajar dan model yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas proses

pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,

proses belajar siswa harus berlangsung dengan baik dan berdaya guna yang

mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik akan mampu meningkatkan

semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang akhirnya akan

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Oleh karena itu agar pembelajaran lebih menarik serta siswa aktif dalam

pembelajaran serta mampu mengembangkan kemampuan berfikirnya serta

membangun pengetahuannya sendiri (konstruktivisme), selama proses belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Salah satunya dengan cara

(19)

5

keaktifan peserta didik dalam perkembangan daya nalar dan kreativitas peserta

didik. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil mengkonstruksi pengetahuan sendiri

akan menjadi pengetahuan yang bermakna bagi siswa tersebut karena mereka

menemukannya berdasarkan ide-ide dan pengetahuan dasar yang dimilikinya yang

dikaitkan dengan pengetahuan barunya sehingga, pembelajaran seperti ini yang

akan nantinya memiliki arti bagi siswa yang lebih lama dalam ingatannya,

pembelajaran seperti ini berpusat kepada siswa. Sedangkan pengetahuan yang

diperoleh dari hasil transfer pengetahuan akan diingat sementara dan setelah itu

dilupakan. Sering kali siswa tidak memberikan jawaban yang sesuai dengan

maksud atau kehendak pertanyaan yang telah disampaikan.

Seorang guru yang professional harus memiliki beberapa keterampilan

dalam mengajar. Keterampilan dasar salah satunya adalah keterampilan bertanya.

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang. Dan

respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai ke hal-hal yang

merupakan hasil pertimbangan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bertanya

menjadi peranan penting karena merupakan stimulus efektif yang mendorong

kemampuan berfikir siswa.

Keterampilan bertanya dibedakan menjadi keterampilan bertanya dasar

dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai

beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis

pertanyaan. Komponen yang dimaksud adalah pengungkapan pertanyaan secara

jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran,

(20)

6

bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih

mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir siswa, memperbesar

partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan

bertanya lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen

keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut

adalah pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,

pengaturan urutan pertanyan, penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan

terjadinya interaksi. Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk ke dalam kemampuan

dasar bertanya diantaranya adalah pertanyaan menggali (probing question) dan

pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question). “Penggunaan

model probing dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa

dimana proses probing dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan konsep yang

disampaikan menjadi lebih mudah dipelajari karena penciptaan suasana belajar

yang penuh tantangan”.

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa merupakan

bidang ilmu utama untuk perilaku struktur, atau mesin terhadap beban yang

bekerja padanya. Perilaku struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan

gaya-gaya (gaya-gaya reaksi dan gaya-gaya internal). Dengan mengetahui gaya-gaya-gaya-gaya dan lendutan

yang terjadi maka selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau

diproporsikan dimensinya berdasarkan material yang digunakan sehingga aman

dan nyaman (lendutannya tidak berlebihan) dalam menerima beban tersebut.

Untuk merencanakan sebuah struktur dalam pelajaran ini seringkali harus melalui

(21)

7

hasilnya juga didapat. Dalam penyelesaian setiap persoalan yang ada dalam

mekanika teknik seringkali siswa tidak memahami langkah-langkah

penyelesaiannya sehingga mereka tidak mendapatkan hasil yang benar. Untuk

membantu para siswa dalam penyelesaian sebuah persoalan ada baiknya dalam

setiap langkah kita sebagai guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan

tujuan membantu mereka mencari hasil penyelesaiannya, dan hal ini juga akan

membuat siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dikemukakan, merujuk kepada

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Probing Prompting untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mekanika

Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK

Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar Mekanika Teknik.

2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikana guru.

3. Pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru (teacher

centered) sehingga siswa pasif dalam belajar.

(22)

8

5. Metode pembelajaran konvensional yang diterapkan selama ini belum

memaksimalkan hasil belajar siswa SMK Negei 1 Lubuk Pakam.

6. Kurangnya minat siswa dalam belajar Mekanika Teknik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, serta mempertimbangkan keterbatasan

waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah yang diteliti

dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

mata pelajaran Mekanika Teknik pada kompetensi dasar menerapkan

besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel.

2. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam semester ganjil Tahun

Ajaran 2016/2017.

3. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe probing prompting.

4. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah visual activities

(memperhatikan pembelajaran), oral activities (mengemukakan pendapat),

drawing activities (menggambar), dan mental activities (memecahkan soal,

bekerja sama).

5. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar

mekanika teknik pada materi penerapan konsep gaya pada momen dan

kopel, menyusun dan menguraikan gaya, kopel dan momen kopel dan

(23)

9 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe probing

prompting dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran

Mekanika Teknik kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk

mempresentasikan gaya, momen dan kopel pada siswa semester ganjil

kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1

Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe probing

prompting dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Mekanika Teknik pada kompetensi dasar menerapkan besaran vektor

untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel pada siswa semester

ganjil kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri

1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada mata pelajaran

Mekanika Teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017 dengan

(24)

10

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Mekanika Teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017 dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting.

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka

perbaikan kualitas pembelajaran yang berkenaan dengan peningkatan mutu

pendidikan sekolah.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi guru mekanika teknik

untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe probing

prompting dalam kegiatan belajar.

3. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk lebih dapat memahami pelajaran

Mekanika Teknik pada kompetensi dasar menerapkan besaran vektor

untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

4. Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti sebagai

guru dalam mengajar di Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di

(25)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan,

yaitu:

1. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe probing prompting dapat

meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik. Hal ini

dapat dilihat dari perolehan nilai aktivitas siswa pada siklus I dengan penilaian

kategori tidak aktif sebanyak 20 orang (57,14%), kategori cukup aktif

sebanyak 11 orang (31,42%), kategori aktif sebanyak 4 orang (11,44%) dan

kategori sangant aktif belum ada mengalami peningkatan di siklus II dengan

kategori tidak aktif tidak ada, kategori cukup aktif 16 orang (45,71%),

kategori aktif 15 orang (42,85%) dan kategori sangat aktif sebanyak 4 orang

(11,44%).

2. Hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe probing prompting mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I

dengan rata-rata 68,00 meningkat menjadi rata-rata 81,25 pada siklus II,

mengalami peningkatan sebesar 13,25. Dari hasil peningkatan hasil belajar

tersebut berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe probing

prompting pada pelajaran Mekanika Teknik mengalami peningkatan. Oleh

(26)

77

dapat meningkatkan hasil belajar Mekanika Teknik siswa SMK Negeri 1

Lubuk Pakam.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif

antara model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting terhadap aktivitas

dan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan

SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Hasil penelitian menunjukan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe probing prompting dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan

SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe probing prompting dapat diterapkan pada mata

pelajaran Mekanika Teknik, terutama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting sangat

tepat dalam meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran.

model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting dapat mengajak dan

membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan

individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki,

bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu

dalam mengikuti proses pembelajaran karena model pembelajaran kooperatif tipe

probing prompting ini berpusat pada siswa (student centered) dan siswa dilatih

(27)

78

melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka dapat berdiskusi,

menyampaikan gagasan dan konsep.

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan

informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran melalui proses

belajar mengajar. Apabila model pembelajaran kooperatif tipe probing prompting

diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan

belajar-mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif

dalam memberi jawaban dari pertanyaan guru mengenai meteri yang diajarkan,

antusias dalam melakukan percobaan menjawab soal soal yang diberikan , dan

aktif dalam diskusi kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe probing prompting memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar Mekanika Teknik, terlihat dari

rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. Saran

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian kali ini yang membuktikan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe probing

prompting dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar karena siswa telah

melakukan belajar bermakna dalam pembelajaran Mekanika Teknik, maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa setiap kali

(28)

79

2. Sebaiknya guru mendorong keberanian siswa dalam menjawab dan

mengajukan pertanyaan yang dapat dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan yang jelas dan singkat dan pemberian waktu berfikir untuk

menjawab.

3. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model

pembelajaran kooperatif probing prompting sebagai suatu alternatif dalam

mata pelajaran Mekanika Teknik untuk mengingkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa.

4. Pihak sekolah harus menambah referensi materi pembelajaran sehingga

perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran dalam meningkatkan

(29)

80

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi,dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Muldjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Frick,Heinz.1978. Mekanika Teknik 1 Statika dan Keguanaanya. Jogjakarta : Kanisius.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Himmatul Ulya, Masrukan, Kartono. 2012. Keefektipan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Prompting dengan Penilaian

Produk. [Online].

Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme. journal of Mathemathics Education 1 (1) 2012

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Jakarta: Kencana

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia No 22 Tahun 2009 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada

Setiawan Deny. 2013. Metode Penelitian Teknik Penulisan Skripsi. Medan: UNIMED

Sucahyono Bagyo, Dian. 1999. Mekanika Teknik. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Hal; 19-40

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

(30)

81

Slameto. 1990. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Usman Ardhi, Fauzi. 2012. Aktivitas Belajar (Online),

(http://eprints.uny.ac.id/8442/3/bab%202.pdf, diakses 16 Januari 2014).

Usman, Moh.Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Gambar

Gambar 3.1        Siklus Dalam Pembelajaran   ...............................................
Tabel 1.1 Daftar hasil belajar Mekanika Teknik kompetensi dasar menerapkan
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam semester ganjil Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Jadi pada saat beban luar bernilai nol maka hanya beban awal Fi, yang bekerja pada sambungan seperti terlihat pada gambar 8.21(a) Pada saat beban maksimum, Pmax, maka beban

Aktivitas guru dalam pembelajaran model kooperatif tipe think pair share dengan menggunakan peta konsep pada siklus I secara keseluruhan mendapat nilai rata-rata

Memandangkan kajian ini yang lebih spasefik terhadap otot tangan menerusi latihan bebanan, pengkaji telah menjadikan ujian 25 meter speed swimm sebagai kayu ukur dalam

Naiknya tekanan darah ini kandungan kalium pada daging sapi lebih tinggi daripada daging kambing, dan kandungan natrium lebih tinggi pada daging kambing daripada

Secara umum, tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

3.3.2.3 Diagram aktifitas untuk memilih menu rumus bangun datar Pada Gambar 3.6 aktifitas dimulai ketika pengguna sudah masuk kedalam menu utama, aktifitas selanjutnya memilih

Jogja merupakan daerah istimewa yang paling dulu hadir bahkan sejak awal revolusi menjadi modal perjuangan bagi bangsa ini. Bung Kamo juga beberapa kali memberi

Saat peradangan, dinding kapiler tersebut menjadi lebih permeabel dan lebih mudah dilalui oleh leukosit dan protein terutama albumin, yang diikuti oleh molekul yang lebih