• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan di bumi ini. Sehingga tanah. memberi perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan di bumi ini. Sehingga tanah. memberi perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketergantungan manusia yang besar terhadap tanah, baik untuk kebutuhan tempat pemukiman maupun sebagai sumber mata pencaharian, namun persediaan tanah sangat terbatas baik jumlah maupun luasnya tetap dan tidak bertambah dalam segala dimensi kebutuhan manusia. Kebutuhan tanah tidak hanya dikenal pada masa sekarang tetapi sejak manusia diciptakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan di bumi ini. Sehingga tanah merupakan sarana dan kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan manusia.

Untuk melindungi hak-hak kepemilikan tanah oleh pemerintah dilakukan sistem pendaftaran tanah guna memberikan kepastian hukum, memberi perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah, memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan serta terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Pendaftaran tanah diatur Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dalam ketentuan Pasal 19. Kegiatan pendaftaran tanah meliputi kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dan kegiatan pemeliharaan data yang tersedia. Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan mendaftarkan pertama kalinya sebidang tanah yang semula belum didaftarkan menurut ketentuan peraturan pendaftaran tanah yang

(2)

bersangkutan.1 Kegiatan pemeliharaan data tanah dilaksanakan apabila

terjadi perubahan data fisik atau yuridis pada objek pendaftaran tanah yang sudah didaftarkan.

Dengan terselenggaranya pendaftaran tanah memungkinkan bagi para pemegang hak atas tanah dapat dengan mudah membuktikan hak atas tanah yang dikuasainya. Bagi para pihak yang berkepentingan, seperti calon pembeli dan calon kreditur dapat dengan mudah untuk memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah yang menjadi objek perbuatan hukum yang akan dilakukan. Bagi pemerintah dapat membantu dalam melaksanakan kebijakan di bidang pertanahannya.

Faktanya, meskipun pendaftaran tanah di Indonesia telah diatur sedemikian rupa, namun masih saja terdapat permasalahan dalam hal kepemilikan sebidang tanah, misalnya saja terhadap sebidang tanah yang sudah dikuasai oleh subjek hukum selama bertahun-tahun dan telah dilengkapi dengan sertipikat. Terhadap tanah itu masih ada pihak luar yang menuntut hak atas tanah tersebut. Permasalahan ini sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan ini dikeluarkanlah peraturan mengenai pendaftaran tanah yang baru yaitu PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yang merupakan penyempurnaan dari ruang lingkup kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 19 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 yang hanya meliputi: pengukuran,

(3)

pemetaan dan pembukuan tanah, pendaftaran dan peralihan hak atas tanah serta pemberian tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat.

PP Nomor 24 Tahun 1997 tetap mempertahankan tujuan dan sistem yang digunakan dalam Pasal 19 UUPA jo PP Nomor 10 Tahun 1961. PP Nomor 24 Tahun 1997 merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya sehingga banyak terdapat tambahan, hal ini terlihat dari jumlah pasal yang lebih banyak dan isi PP tersebut yang lebih memberikan jaminan kepastian hukum dalam hal kepemilikan tanah. Salah satunya terdapat dalam Pasal 32 yang mengatur bahwa :

(1) Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan.

(2) Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka waktu (5) lima tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut.

Ayat (1) pasal ini mengandung makna bahwa sertipikat merupakan alat pembuktian yang kuat dan selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya maka data fisik dan data yuridis yang tercantum dalam sertipikat harus diterima sebagai data yang benar. Sedangkan ayat (2) pasal ini lebih menegaskan lagi jaminan kepastian dan perlindungan hukum bagi pemegang sertipikat tanah, dimana mengandung beberapa syarat, diantaranya :

(4)

1. Sertipikat tanah diperoleh dengan itikad baik;

2. Pemegang hak atas tanah harus menguasai secara fisik tanahnya selama jangka waktu tertentu yaitu sejak lima tahun diterbitkannya sertipikat tanah tersebut;

3. Sejak lima tahun diterimanya sertipikat hak atas tanah bila tidak adanya keberatan dari pihak ketiga maka keberadaan sertipikat tanah tersebut tidak dapat diganggu gugat lagi;

Ketentuan dalam Pasal 32 ayat (2) tersebut sebenarnya bukan merupakan suatu ketentuan baru, karena konsep dari pasal ini merupakan konsep yang dipakai dalam menyelesaikan sengketa tanah pada hukum adat sebelum berlakunya PP Nomor 24 tahun 1997. Konsep yang digunakan dalam pasal ini adalah “rechtsverwerking” yang sudah diterapakan sebelum PP 24 tahun 1997 berlaku bahkan jauh sebelum UUPA ada.2

Sampai dengan saat ini Pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997 yang seharusnya dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan di atas masih mendapatkan banyak pro dan kontra. Mengingat keberadaan pasal ini tidak sesuai dengan sistem publikasi negatif yang dianut oleh pendaftaran tanah di Indonesia, dimana sertipikat bukanlah merupakan alat bukti yang mutlak melainkan sertipikat merupakan alat bukti yang kuat.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dan membahas sejauh mana implementasi dan keberadaan dari Pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997 ini terhadap permasalahan pendaftaran tanah

2 A.P. Parlindungan. 1999. Pendaftaran Tanah di Indonesia. Cetakan I. Bandung. Mandar Maju.

(5)

dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya perkara Nomor: 450 K/TUN/2013 . Oleh sebab itu penulis menuangkan sebuah karya ilmiah yang berbentuk penulisan hukum dengan judul “Implementasi Pasal 32 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Putusan Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dapat didefinisikan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini, yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013 Mengenai Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Di Tinjau Dari Segi Asas Kepastian Dan Keadilan ?

2. Bagaimana Akibat Hukum Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Putusan Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013 Berdasarkan Ketentuan Pasal 32 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 ?

(6)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013 mengenai pembatalan sertipikat hak atas tanah di tinjau dari segi asas kepastian dan keadilan.

b. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah dalam Putusan Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013 berdasarkan ketentuan pasal 32 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

2. Tujuan Subyektif

a. Menyusun skripsi Penulisan Hukum untuk memenuhi persyaratan memper oleh gelar sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Mengetahui kesesuaian antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan dalam kehidupan masyarakat.

(7)

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang bisa di ambil dalam penelitian ini, manfaat dalam penelitian ini bisa di bagi dua manfaat yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pemahaman kepada mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas mengenai pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah mengenai kebenaran fakta dan peristiwa dalam pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali serta pengembangan ilmu yang diterima selama bangku perkuliahan.

b. Memberikan masukan pemikiran dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusus dalam bidang hukum perdata khususnya hukum agraria terutama mengenai pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat.

b. Memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

c. Guna mengembangkan penalaran dan pembentukan pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

(8)

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah yang diteliti dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai mengenai pembatalan sertipikat.

E. Metode Penulisan

Sebuah penelitian tidak terlapas dari metode yang dipergunakan dalam rangka mencari dan memperoleh data yang akurat dimana metode tersebut yang nantinya akan menentukan keakuratan dalam menganalisa data. Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Normatif, yang dimaksud dengan pendekatan yuridis adalah suatu cara yang digunakan dalam suatu penelitian yang mempergunakan asas-asas serta peraturan perundang-undangan guna meninjau, melihat serta menganalisa permasalahan, sedangkan metode pendekatan normatif merupakan kerangka mengidentifikasi norma-norma hukum untuk memastikan suatu kebenaran3.

Sehingga yang dimaksud dengan Yuridis Normatif adalah suatu penelitian dengan cara menganalisis data didasarkan pada asas-asas

3 Hilman Hadikusuma. 1995. Metode Pembuatan Proposal Penulisan Hukum Ilmu Hukum.

(9)

hukum dan perbandingan-perbandingan hukum yang ada dalam masyarakat.4

2. Jenis Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam bahan hukum, yaitu:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas.5 Bahan Hukum dalam penulisan ini terdiri dari:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

3) Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara 1960 Nomor 104 - Tambahan Lembaran-Negara Nomor 2043);

4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59 - Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);

4 Waluyo Bambang. 1996. Penelitian Hukum dalam Praktek. Jakarta. Sinar Grafika. Hal. 15-16. 5 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2012. Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris.

(10)

5) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

6) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara;

7) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan;

8) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan;

9) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Bentuk Dan Isi Sertifikat Hak Atas Tanah;

10) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan;

(11)

11) Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013.

12) Kepustakaan atau literatur yang berhubungan dengan Hukum Agraria.

13) Referensi-referensi yang relevan dengan Hukum Agraria. b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.6 Bahan hukum sekunder dalam penulisan ini adalah: data pelengkap yang diperoleh dari dari literatur, laporan-laporan, dokumen-dokumen, buku, jurnal, majalah, buletin, peraturan perundang-undangan, maupun berita-berita sajian media cetak yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Pustaka

Studi kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mengutip buku-buku literatur dan menelaah data yang ada kaitannya dengan pokok bahasan mengenai perbuatan melawan hukum

6 Peter Mahmud Marzuki. 2013. Penelitian Hukum (Edisi Revisi). Jakarta. Prenada Media

(12)

dalam kasus sengketa tanah, termasuk dalam hal ini studi dokumen dengan menelaah dan mencatat hal-hal yang dituangkan dalam Putusan Pengadilan Nomor 450 K/TUN/2013. b. Studi Dokumen

Yaitu dengan mempelajari dokumen yang berupa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013. Teknik yang digunakan adalah membaca putusan tersebut kemudian dilakukan penganalisaan terhadap isi putusan. 4. Pengolahan Data

Setelah melalui tahap pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data, sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang akan diteliti.dalam melakukan pengolahan data dilalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pemeriksaan data, yaitu menentukan data yang sesuai dengan pokok bahasan, dan apabila ada kekurangan atau kekeliruan maka akan dilengkapi dan diperbaiki.

b. Klasifikasi data, yaitu menggolongkan atau mengelompokkan data menurut kerangka bahasan yang telah ditentukan.

c. Penyusunan data, yaitu menempatkan data pada tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan penafsiran data.

(13)

5. Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan adalah analisis isi (konten) terhadap isi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor 68/G/2012/PTUN.SBY. jo. 83/B/2013/PT.TUN.SBY jo. 450 K/TUN/2013. Mengenai sengketa tanah, yang selanjutnya diuraikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis, kemudian dilakukan pembahasan dan penafsiran yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang masalah-masalah yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, sistematika penulisannya secara singkat adalah sebagai berikut :

BAB I Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari penulisan penulisan dan sekaligus menjadi pengantar umum di dalam memahami penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Sebagai bab kajian teori yang kemudian akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. Di dalam bab ini akan diuraikan pengertian serta pembahasan terhadap beberapa pokok permasalahan.

(14)

BAB III Sebagai bab hasil penelitian dan analisa. Dimana peneliti akan menelaah data-data yang telah didapat, yang kemudian akan dianalisa secara terperinci dan jelas terkait permasalahan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

BAB IV Sebagai bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran atas hasil dari analisa permasalahan yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hal yang menarik untuk diteliti adalah apabila emiten melakukan wanprestasi di dalam penerbitan obligasi maka harus dilihat sejauh mana wali amanat bertanggung jawab

Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan sebelum memilih salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda.. Jawablah dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Pauli (dalam Indrawati, 2013: 218) menyatakan bahwa kemampuan numerik akan membantu pemahaman dan nalar peserta didik dibidang yang berkaitan dengan angka-angka. Adapun

Dengan memperhatikan pendapat dua tokoh kualitas di atas, nampak bahwa mereka menawarkan beberapa pandangan yang penting dalam bidang kualitas, pada intinya dapat

(2) Kebijakan peningkatan kualitas prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata untuk mendukung pertumbuhan dan daya saing destinasi pariwisata sebagaimana dimaksud

Agar informasi dalam tabel, diagram, atau grafik dapat dengan cepat kamu ketahui, ada beberapa teknik yang harus kamu perhatikan.. Teknik membaca tabel, diagram, atau grafik

Berdasarkan hasil analisis datanya menunjukan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan soal berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking