• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Pengertian Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dari integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.

B. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur

Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai 3 kegiatan utama yaitu (surat edaran ketua Badan pengawas Pasar modal, pedoman Penyajian Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau perusahaan Publik, 2002)

1) Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. 2) Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi

bahan jadi.

3) Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.

Ketiga kegiatan utama tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur.

(2)

C. Resiko Industri manufaktur

Setiap industri pasti memiliki peluang menghadapi resiko. Resiko-resiko yang melekat pada industri manufaktur adalah sebagai berikut:

1). Resiko sulitnya memperoleh bahan baku, yang disebabkan oleh: a. Kelangkaan bahan baku

b. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor atau pemasok tertentu. 2). Resiko berfluktuasinya nilai tukar rupiah

a. Depresiasi rupiah berakibat buruk bagi perusahaan yang penjualannya mengandalkan pasar lokal dan tergantung pada bahan baku impor. Meningkatnya harga jual produk jadi yang melebihi daya beli masyarakat akan berakibat menurunnya penjualan perusahaan. Pada sisi lain, depresiasi rupiah menguntungkan perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor dan tergantung pada bahan baku yang pengadaannya dalam nilai tukar rupiah.

b. Apresiasi rupiah pada sisi sebaliknya, berpengaruh negatif terhadap perusahaan yang mengandalkan penjualan pada pasar ekspor.

c. Resiko kapasitas produksi tidak terpakai (idle capacity) yang terjadi karena kurangnya daya serap pasar terhadap produk, kompetisi, perubahan teknologi, adanya restriksi pemerintah terhadap produksi barang tertentu.

d. Resiko terjadinya pemogokan atau kerusuhan (riot) yang antara lain dapat terjadi karena ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima, kondisi perekonomian atau kondisi politik yang tidak stabil.

(3)

e. Resiko kekakuan investasi yaitu karena adanya restriksi atau pembatasan pemerintah terhadap investasi pada bidang tertentu.

f. Putusnya hak patent (patent right) atas formula produksi bagi perusahaan yang produknya terkait erat pada hak patent atau formula tertentu akan sangat mempengaruhi pendapatannya.

g. Resiko leverage (leverage risk) yaitu resiko-resiko yang terkait pada

kewajiban perusahaan karena pendanaan yang berasal dari luar perusahaan (eksternal financing).

h. Resiko pemasaran antara lain: tak terjualnya barang jadi, kerusakan dan kehilangan jalur distribusi pada pemasaran, habisnya daur hidup produk.

b. Resiko penelitian dan pengembangan produk meliputi: biaya penelitian dan pengembangan yang gagal menghasilkan produk baru.

c. Resiko dampak usaha terhadap lingkungan yang tercermin dari peringkat analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diberikan oleh Bapedal dan unjuk rasa ketidakpuasan penduduk di lingkungan setempat.

d. Resiko tidak tertagihnya piutang (accounts receivable risk) yaitu resiko yang muncul karena rendahnya kolektabilitas piutang. Resiko ini terkait langsung pada industri manufaktur, karena sistem penjualan pada industri manufaktur umumnya tidak dilakukan secara kas.

(4)

D. Sektor-Sektor Industri di Bursa Efek Indonesia

Semua perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor BEI yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA (Jakarta Stock

Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor BEI tersebut adalah: a. Sektor Utama (Industri Penghasil Bahan Baku)

1. Sektor Pertanian

1.1. Sub Sektor Tanaman Pangan, Sub Sektor Perkebunan 1.2. Sub Sektor Peternakan

1.3. Sub Sektor Perikanan 1.4. Sub Sektor Kehutanan 1.5. Sub Sektor Lainnya 2. Sektor Pertambangan

2.1 Sub Sektor Pertambangan Batubara

2.2 Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 2.3 Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya 2.4 Sub Sektor Pertambangan Batu Batuan

2.5 Sub Sektor Pertambangan Lainnya b. Sektor Kedua (Industri Manufaktur)

1. Sektor Industri Dasar dan Kimia 1.1 Sub Sektor Semen

1.2 Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca 1.3 Sub Sektor Logam dan Sejenisnya

(5)

1.4 Sub Sektor Kimia

1.5 Sub Sektor Plastik dan Kemasan 1.6 Sub Sektor Pakan Ternak

1.7 Sub Sektor Kayu dan Pengolahannya 1.8 Sub Sektor Pulp dan Kertas

1.9 Sub Sektor Lainnya 2. Sektor Aneka Industri

2.1 Sub Sektor Mesin dan Alat Berat

2.2 Sub Sektor Otomotif dan Komponennya 2.3 Sub Sektor Tekstil dan Garmen

2.4 Sub Sektor Alas Kaki 2.5 Sub Sektor Kabel 2.6 Sub Sektor Elektronika 2.7 Sub Sektor Lainnya

3. Sektor Industri Barang Konsumsi

3.1 Sub Sektor Makanan dan Minuman 3.2 Sub Sektor Rokok

3.3 Sub Sektor Farmasi

3.4 Sub Sektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga 3.5 Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga

3.6 Sub Sektor Lainnya c. Sektor Ketiga (Industri Jasa)

(6)

1.1 Sub Sektor Properti dan Real Estate 1.2 Sub Sektor Konstruksi Bangunan 1.3 Sub Sektor lainnya

2. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 2.1 Sub Sektor Energi

2.2 Sub Sektor Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara dan Sejenisnya 2.3 Sub Sektor Telekomunikasi

2.4 Sub Sektor Transportasi

2.5 Sub Sektor Konstruksi Non Bangunan 2.6 Sub Sektor Lainnya

3. Sektor Keuangan 3.1 Sub Sektor Bank 3.2 Lembaga Pembiayaan 3.3 Sub Sektor Perusahaan Efek 3.4 Sub Sektor Asuransi

3.5 Sub Sektor Lainnya

4. Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi

4.1 Sub Sektor Perdagangan Besar Barang Konsumsi 4.2 Sub Sektor Perdagangan Eceran

4.3 Sub Sektor Restoran, Hotel dan Pariwisata

4.4 Sub Sektor Advertising Printing dan Media Kesehatan 4.5 Sub Sektor Kesehatan

(7)

4.7 Sub Sektor Perusahaan Investasi 4.8 Sub Sektor Lainnya

E. Sektor-Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Daftar perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) meliputi: a. Sektor Industri Dasar dan Kimia

1. Sub Sektor Semen

Indocement Tunggal Prakasa Tbk, Semen gresik (Persero) Tbk, dan Holcim Indonesia Tbk, Semen Baturaja (Persero) Tbk, Wijaya Karya Beton Tbk.

2. Sub Sektor Keramik, Porselin dan Kaca

Mulia Industrindo Tbk, Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, Surya Toto Indonesia Tbk, Arwana Citramulia Tbk, Intikeramik Alam Asri Industri Tbk, Asahimas Flat Glass Tbk.

3. Sub Sektor Logam dan Sejenisnya

Alaska Industrindo Tbk, Alumindo Light Metal Industry Tbk, Sarana Central Bajatama Tbk, Betonjaya Manunggal Tbk, Citra Tubindo Tbk, Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Indal Alumunium Industry Tbk , Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk, Jakarta Kyoie Steel Work LTD Tbk, Jaya Pari Steel Tbk, Krakatau Steel Tbk, Lion Mesh Prima Tbk, Lion Metal Works Tbk, Pelat Timah Nusantara Tbk, Pelangi Indah Canindo Tbk, Tembaga Mulia Semanan Tbk.

(8)

4. Sub Sektor Kimia

Budi Acid Jaya Tbk, Duta Pertiwi Nusantara TBk, Ekadharma International Tbk, Eterindo Wahanatama Tbk, Intan Wijaya International Tbk, Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, Indo Acitama Tbk, Chandra Asri Petro Chemical Tbk, Barito Pasific Tbk, dan Unggul Indah Cahaya Tbk.

5. Sub Sektor Plastik dan Kemasan

Alam Karya Unggul Tbk, Argha Karya Prima Industry Tbk, Asiaplast Industries Tbk, Berlina Tbk, Titan Kimia Nusantara Tbk, Champion Pasific Indonesia Tbk, Indopoly Swakarsa Industry Tbk, Sekawan Intipratama Tbk, Siwani Makmur Tbk, Tunas Alfin Tbk, Trias Sentosa Tbk, Yana Prima Hasta Tbk.

6. Sub Sektor Pakan Ternak

Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Malindo Feedmil Tbk, Siearad Produce Tbk.

7. Sub Sektor Kayu dan Pengolahannya

Sumalindo Lestari Jaya Tbk, Tirta Mahakam Tbk 8. Sub Sektor Pulp dan Kertas

Alkindo Naratama Tbk, Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, Fajar Surya Wisesa Tbk, Indah Kiat Pulp & Paper, Toba Pulp Lestari, Kertas basuki RahmatIndonesia Tbk, Suparma Tbk, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.

(9)

b. Sektor Aneka Industri

1. Sub Sektor Otomotif dan Komponen

Astra International Tbk, Astra Otoparts Tbk, Indo Kordsa Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Gajah Tunggal Tbk, Indomobil Sukses International Tbk, Indospring Tbk, Multi Prima Sejahtera Tbk, Multi Strada arah Sarana Tbk, Nipres Tbk, Prima Alloy Steel Universal Tbk, Selamat Sempurna Tbk.

2. Sub Sektor Tekstil dan Garment

Polychem Indonesia Tbk, Argo Pantes Tbk, Century Textile Industry Tbk, Eratex Djaya Tbk, Ever Shine Tex Tbk, Panasia Indo Resources Tbk, Indo Rama Synthetic Tbk, Apac Citra Centertex, Pan Brothers Tbk, Asia Pasific Fibers Tbk, Ricky Putra Globalindo Tbk, Sri Rejeki Isman Tbk, Sunson Textile Manufacturer Tbk, Star Petrochem Tbk, Tifico Fiber Indonesia Tbk, Trisula International Tbk, Nusantara Inti Corpora Tbk, Unitex Tbk

3. Sub Sektor Alas Kaki

Sepatu Bata Tbk, Primarindo Asia Infrastructure Tbk. 4. Sub Sektor Kabel

Sumi Indo Kabel Tbk, Jembo Cable Company Tbk, KMI Wire and Cable Tbk, Kabelindo Murni Tbk, Supreme Cable manufacturing and Commerce Tbk, Voksel Electric Tbk.

5. Sub Sektor Elektronika Sat Nusa Persada Tbk.

(10)

c. Sektor Industri Barang Konsumsi 1. Sub Sektor Makanan dan Minuman

Akasha Wira International Tbk, Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Tri Banyan Tirta Tbk, Cahaya Kalbar Tbk, Davomas Abadi Tbk, Delta Djakarta Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Multi Bintang Indonesia Tbk, Mayora Indah Tbk, Prashida Aneka Niaga Tbk, Nippon Indosari Corporindo Tbk, Sekar Bumi Tbk.

2. Sub Sektor Rokok

Gudang Garam Tbk, Handjaya Mandala Sampoerna Tbk, Bentoel International Investama Tbk, Wismilak Inti Makmur Tbk.

3. Sub Sektor Farmasi

Darya varia Laboratoria Tbk, Indofarma (Persero) Tbk, Kimia Farma (Persero) Tbk, Kalbe Farma Tbk, Merck Tbk, Pyridam Farma Tbk, Schering Plough Indonesia Tbk, Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk, Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, Tempo Scan Pasific Tbk.

4. Sub Sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga

Martina Berto Tbk, Mustika ratu Tbk, Mandom Indonesia Tbk, Unilever Indonesia Tbk.

5. Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga

Chitose international Tbk, Kedawung Setia Industrial Tbk, Kedaung Indah Can Tbk, Langgeng Makmur Industri Tbk.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pada Maintaining access ini peneliti akan menambal lubang keamanan dalam sistem tersebut dari ancaman penyusup lainnya, dengan membuat portal rahasia untuk mendapatkan

Alur pelayaran diperoleh dari sinkronisasi data kedalaman hasil perum dengan data pasut berupa level muka air laut saat pemeruman, titik kritis yang mengancam alur kapal,

dari hewan yang dapat bergerak seperti cacing Tubifex sp, Artemia sp, Dhapnia sp, Monia sp, dan jentik nyamuk, karena pakan tersebut selain memiliki jumlah protein

Tämä vaatii sotilaan kestävyyssuorituskykyyn vaikuttavien kuormitusfysiologisten perusteiden tun- temista, maksimaalisen hapenottokyvyn liittämistä sotilaan suorituskykyyn,

(1) Bidang Keluarga Sejahtera mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dibidang pemberdayaan ekonomi keluarga,

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam sistem biaya standar, biaya produksi dikenakan biaya berdasarkan standar, biaya produksi dikenakan biaya berdasarkan jumlah sumber daya yang

bahwa berdasarkan Pasal 127 huruf a, huruf f, huruf i dan huruf k Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi

Sebab pada masa pemerintahan Umar ibn Khaththab terjadi perluasan wlayah Islam yang sangat luas, yaitu ke fron timur, utara dan barat, suatu penaklukan yang luar